bab iii kerangka konsep dan hipotesis 3.1 kerangka …eprints.umm.ac.id/45706/4/bab 3.pdfpersaingan...

6
29 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep Konsep merupakan abstraksi suatu realitas sehingga dapat dikomunikasikan dan membentuk teori yang menjelaskan mengenai adanya keterkaitan variabel, baik yang diteliti maupun variabel yang tidak diteliti. Kerangka konsep membantu peneliti untuk menghubungkan antara teori dan hasil penemuan (Nursalam, 2008). Sedangkan pengertian kerangka konsep adalah dasar pembuktian ilmiah oleh peneliti terhadap penelitian yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan sebagai dasar landasan suatu topik yang menyesuaikan dengan identifikasi masalah. Kerangka konsep ini akan menyajikan beberapa konsep dan teori dalam bentuk kerangka konsep dari penelitian yang disajikan dalam bentuk diagram. Kerangka konsep sendiri akan lebih mengacu pada variabel yang akan diteliti (Hidayat, 2008)

Upload: trinhdat

Post on 21-Jun-2019

267 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka …eprints.umm.ac.id/45706/4/bab 3.pdfpersaingan dan kecemburuan sangat minim terjadi. Namun, jika perbedaan usia kecil, Namun, jika

29

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Konsep merupakan abstraksi suatu realitas sehingga dapat dikomunikasikan

dan membentuk teori yang menjelaskan mengenai adanya keterkaitan variabel, baik

yang diteliti maupun variabel yang tidak diteliti. Kerangka konsep membantu peneliti

untuk menghubungkan antara teori dan hasil penemuan (Nursalam, 2008).

Sedangkan pengertian kerangka konsep adalah dasar pembuktian ilmiah oleh peneliti

terhadap penelitian yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan sebagai dasar landasan

suatu topik yang menyesuaikan dengan identifikasi masalah. Kerangka konsep ini

akan menyajikan beberapa konsep dan teori dalam bentuk kerangka konsep dari

penelitian yang disajikan dalam bentuk diagram. Kerangka konsep sendiri akan lebih

mengacu pada variabel yang akan diteliti (Hidayat, 2008)

Page 2: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka …eprints.umm.ac.id/45706/4/bab 3.pdfpersaingan dan kecemburuan sangat minim terjadi. Namun, jika perbedaan usia kecil, Namun, jika

30

Faktor Penyebab Sibling Rivalry

Internal Eksternal

Perbedaan usia

Jumlah Saudara

Urutan Kelahiran

Jarak Kelahiran

Pola Asuh

≥5 tahun

Sibling Rivalry

Kanak-kanak menengah akhir (kedekatam teman sebaya)

Masa Usia Bayi dan Usia Dini (ketergantungan dan takut berpisah dengan pengasuh)

Remaja (puncak konflik emosional dan

pengabaian peraturan)

Kanak-kanak awal (puncak konflik saudara, agresif

fisik dan verbal)

Dampak Tanda-tanda

Positif

Dapat mengatasi

perbedaan,

menghargai nilai dan

pandangan orang

lain, kompromi,

negosiasi, dapat

mengontrol sifat

agresif

Negatif

Egois, minder,

merasa tidak

dihargai, stress,

tempramen, agresif,

regresi, merasa

dendam, dan dengki

1. Perasaan cemburu 2. Perubahan perilaku

1. Perasaan bersaing 2. Pertengkaran

Reaksi langsung :

Membuat kenakalan,

berpura-pura sakit, menangis

tanpa sebab, melakukan hal

yang sudah lama tidak

dilakukan

Reaksi tidak langsung :

Memukul, mencubit, menendang, membunuh

≤2 tahun Proses Tumbuh Kembang

>2 - <5 tahun

Page 3: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka …eprints.umm.ac.id/45706/4/bab 3.pdfpersaingan dan kecemburuan sangat minim terjadi. Namun, jika perbedaan usia kecil, Namun, jika

31

Keterangan gambar :

: Variabel diteliti

: Variabel tidak diteliti

: Pengaruh

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep

Dari gambaran kerangka konsep diatas dapat diketahui bahwa sibling rivalry

memiliki beberapa penyebab yang diantaranya adalah faktor internal dan faktor

eksternal, faktor internal yaitu perbedaan usia, jenis kelamin, urutan kelahiran, dan

jumlah saudara kandung. Sedangkan faktor eksternal yaitu pola asuh orang tua

(Hanum & Hidayat, 2015). Perbedaan usia atau jarak kelahiran adalah salah satu

faktor yang dapat mencetuskan kejadian sibling rivalry, hal tersebut memiliki alasan

apabila jarak kelahiran anak yang sangat dekat, maka pengaruh yang akan terjadi

diantara mereka akan semakin besar terutama mengenai karakteristik dan juga emosi.

Sedangkan jika semakin jauh maka pengaruh orang tua akan lebih dominan

dibandingkan dengan saudara kandung (Wong, et.al, 2009). Woolfson (2004, dalam

Triwijayanti & Sari, 2014) juga menyebutkan bahwa jika jarak kelahiran atau

perbedaan usia anak jauh, akan terjadi tahap perkembangan yang jauh sehingga rasa

persaingan dan kecemburuan sangat minim terjadi. Namun, jika perbedaan usia kecil,

akan timbul rasa bersaing, membenci dan perasaan tidak nyaman oleh anak pertama.

Perbedaan usia atau jarak kelahiran akan berhubungan dengan proses tumbuh

kembang anak dimana anak-anak dengan usia kurang ≤2 tahun cenderung memiliki

kelekatan yang besar dengan orang tua atau pengasuhnya. Dalam hal ini konsep diri

belum terbentuk secara matang. Oleh sebab itu, anak akan menganggap sebagai suatu

ancaman jika terdapat anggota keluarga baru pada usia ini (Hanum & Hidayat, 2015).

Pada usia >2 sampai <5 tahun anak akan mengalami masa puncak konflik dengan

Page 4: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka …eprints.umm.ac.id/45706/4/bab 3.pdfpersaingan dan kecemburuan sangat minim terjadi. Namun, jika perbedaan usia kecil, Namun, jika

32

saudara kandungnya (Santrock, 2011). Sedangkan jika anak memiliki perbedaan usia

≥5 tahun maka rasa kecemburuan terhadap kehadiran anggota keluarga baru akan

berkurang, hal ini disebabkan anak sudah mulai nyaman bermain dengan teman

sebayanya. Namun bisa saja konflik akan muncul ketika anak berusia remaja, karena

ketika masa tumbuh kembang, emosional anak akan semakin tidak sederhana. Pada

usia remaja konflik emosional akan semakin memanas, dimana anak akan

mengancam, menghina, atau bahkan melakukan hal lain yang diperlukan agar

mendapatkan kontrol (Santrock, 2011).

Dampak yang akan terjadi jika sibling rivalry tidak diatasi dengan baik adalah

anak akan bertingkah laku regresi (tingkah laku pada proses tumbuh kembangnya

yang terdahulu), memiliki self efficacy yang rendah, bertindak untuk membahayakan

saudaranya, dan bersifat dendam atau dengki terhadap saudaranya (Sulistyawati, 2009,

dalam Nugraheny, et.al, 2014). Selain itu hal yang mungkin akan terjadi adalah anak

menjadi egois, minder, dan merasa tidak dihargai. Selain kenakalan anak dirumah

yang dilakukan terhadap adiknya, sibling rivalry juga dapat berpengaruh pada hubungan

anak tersebut dengan teman-temannya di sekolah, bila terjadi ketidakadilan di rumah

yang membuat anak menjadi stress, bisa membuat anak menjadi lebih tempramen

dan agresif dalam kelakuannya di lingkungan luar dan di sekolah (Noviani & Hanuka,

2008, dalam Magfuroh, 2012).

Hal yang sebaliknya justru akan terjadi jika sibling rivalry dapat diatasi dengan

baik karena sibling rivalry dapat mendorong anak untuk mengatasi perbedaan karena

mereka akan lebih terampil untuk menghargai nilai dan pandangan orang lain. Selain

itu dengan sibling rivalry anak juga akan belajar untuk berkompromi dan bernegosiasi

serta mengontrol sifat agresif (Wulandari & Handayani, 2011).

Page 5: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka …eprints.umm.ac.id/45706/4/bab 3.pdfpersaingan dan kecemburuan sangat minim terjadi. Namun, jika perbedaan usia kecil, Namun, jika

33

Anak-anak biasa menunjukkan tanda-tanda sibling rivalry secara langsung dan

tidak langsung. Reaksi langsung adalah reaksi yang sudah dilakukan menggunakan

kekerasan fisik, misalnya saja memukul, mencubit, atau menendang. Hal ini didasari

oleh rasa persaingan terhadap saudaranya. Sedangkan reaksi secara tidak langsung

adalah reaksi yang muncul akibat rasa kecemburuan terhadap saudaranya, dalam hal

ini meliputi membuat kenakalan, berpura-pura sakit, menangis tanpa sebab, dan

melakukan hal yang sudah lama atau tidak pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini

dilakukan semata-mata untuk mencari perhatian orang tua yang dirasa telah direbut

oleh saudaranya (Sulistyawati, 2009, dalam Nugraheny, et.al, 2014)

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah:

H1 : Ada hubungan antara jarak kelahiran dengan sibling rivalry pada remaja di

SMK Negeri 9 Malang.

Page 6: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka …eprints.umm.ac.id/45706/4/bab 3.pdfpersaingan dan kecemburuan sangat minim terjadi. Namun, jika perbedaan usia kecil, Namun, jika