bab iii gambaran umum yayasan sosial...

23
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL KEAGAMAAN PADA MASYARAKAT MISKIN DI SEMARANG Bab ini menguraikan lebih jauh tentang gambaran umum Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan Agung Semarang meliputi sejarah singkat berdirinya, dan gambaran organisasinya serta macam-macam kegiatannya dalam mengembangkan pelayanan sosial keagamaan pada masyarakat miskin di Kota Semarang. A. GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG 1. Sejarah Berdirinya Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan Agung Semarang Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan Agung Semarang adalah suatu lembaga swadaya masyarakat yang berada di bawah naungan Keuskupan Agung Semarang. Yayasan ini didirikan untuk melanjutkan semangat Monsingjur (Mgr.) Albertus Soegijapranata S.J dalam membela dan melayani para penyandang masalah sosial. Mgr. Albertus Soegijapranata S.J dilahirkan di Surakarta tahun 1896 dari keluarga Islam abangan dan abdi dalem keraton. Kemudian ia pindah ke Yogyakarta, melamar dan diterima di sekolah Katolik di Muntilan. Walaupun ia tegas- tegas menolak untuk menjadi Kristen (1909) akhirnya dia dibaptis pada tahun 1910 dan kemudian menjadi guru di Muntilan (1915). Dari sini, dia kemudian belajar bahasa Latin Yunani karena ingin menjadi imam Yesuit. Pada tahun 1940 ia diangkat Paus Pius XII menjadi vikalis Apostolik Semarang yang pertama. Adanya kerusakan materiil dan kelesuan rohani vikariat Semarang menjadi beban berat baginya, oleh karena itu beliau berusaha mengadakan pemulihan, selain itu beliau juga merasakan perlu meletakkan dasar yang kuat bagi perkembangan umat

Upload: lamhuong

Post on 02-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA

DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL KEAGAMAAN

PADA MASYARAKAT MISKIN DI SEMARANG

Bab ini menguraikan lebih jauh tentang gambaran umum Yayasan Sosial

Soegijapranata Keuskupan Agung Semarang meliputi sejarah singkat berdirinya,

dan gambaran organisasinya serta macam-macam kegiatannya dalam

mengembangkan pelayanan sosial keagamaan pada masyarakat miskin di Kota

Semarang.

A. GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA

KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

1. Sejarah Berdirinya Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan Agung

Semarang

Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan Agung Semarang

adalah suatu lembaga swadaya masyarakat yang berada di bawah naungan

Keuskupan Agung Semarang. Yayasan ini didirikan untuk melanjutkan

semangat Monsingjur (Mgr.) Albertus Soegijapranata S.J dalam membela

dan melayani para penyandang masalah sosial. Mgr. Albertus

Soegijapranata S.J dilahirkan di Surakarta tahun 1896 dari keluarga Islam

abangan dan abdi dalem keraton. Kemudian ia pindah ke Yogyakarta,

melamar dan diterima di sekolah Katolik di Muntilan. Walaupun ia tegas-

tegas menolak untuk menjadi Kristen (1909) akhirnya dia dibaptis pada

tahun 1910 dan kemudian menjadi guru di Muntilan (1915). Dari sini, dia

kemudian belajar bahasa Latin Yunani karena ingin menjadi imam

Yesuit. Pada tahun 1940 ia diangkat Paus Pius XII menjadi vikalis

Apostolik Semarang yang pertama. Adanya kerusakan materiil dan

kelesuan rohani vikariat Semarang menjadi beban berat baginya, oleh

karena itu beliau berusaha mengadakan pemulihan, selain itu beliau juga

merasakan perlu meletakkan dasar yang kuat bagi perkembangan umat

Page 2: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

34

Katolik di negara merdeka dengan tuntutan zaman yang baru, khususnya

integrasi di masyarakat Indonesia. Berbagai usaha beliau lakukan dalam

memberikan perhatian dan dukungan terhadap orang-orang miskin, beliau

juga menyerukan agar umat Katolik berjuang dalam kesejahteraan

bersama tanpa pamrih. Mgr. Albertus Soegijapranata diangkat menjadi

Uskup Agung Semarang yang I (1961) dan mengikuti sidang I Konsili

Vatikan II (1962). Sangat disayangkan karena kesibukannya yang padat,

beliau sakit dan meninggal dunia pada tanggal 6 Juli 1963. Atas perintah

Presiden, beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal

Semarang, dalam upacara kemiliteran. Sebagai Uskup ABRI yang

pertama, ia diberi pangkat Jendral (Anumerta) dan dinyatakan sebagai

Pahlawan Nasional.1

Demikian nama Mgr. Albertus Soegijapranata S.J. diabadikan

untuk menjadi nama Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan Agung

Semarang. Sebagai langkah awal, sisa pembuatan cungkup Mgr. A.

Soegijapranata S.J. dipakai modal untuk mendirikan yayasan dan

kegiatan-kegiatannya dalam membantu rakyat yang kekurangan pangan

karena paceklik, hama dan muslim kering. Penggunaan dana tanpa

disertai pemasukan mengakibatkan makin menipisnya dana sisa

pembuatan cungkup. Oleh karena itu, Yayasan Sosial Soegijapranata

berusaha untuk mencari dana ke Gereja dan orang-orang yang mampu

untuk dapat melanjutkan kegiatan yayasan. Ketua pelaksana yayasan yang

pertama adalah Romo (Rm.) J. Harsasusanta, Pr. Tetapi karena tugas

beliau semakin banyak, kedudukannya sebagai ketua Yayasan Sosial

Soegijapranata diserahkan kepada Bruder (Br.) Servasius, FIC. Beliau

adalah seorang biarawan yang memiliki semangat tinggi dalam membela

yang lemah, serasi dengan semangat Yayasan Sosial Soegijapranata

dalam mewujudkan jiwa sosial Mgr. Albertus Soegijapranata. Hal ini

terbukti dengan kemampuannya membuka jaringan yang luas dalam

1 Adolf Heuken S.J., Ensiklopedia Gereja, Jilid IV, (Jakarta : Cipta Loka Caraka, 1991),

hlm. 426-432

Page 3: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

35

menghimpun dana untuk memperkenalkan dan demi kelangsungan

Yayasan Sosial Soegijapranata. Kepemimpinannya berakhir setelah beliau

meninggal dunia pada bulan Januari 1999.2 Saat ini Yayasan Sosial

Soegijapranata beralamat di Jl. Pandanaran II Semarang.

2. Gambaran Organisasi Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang

a. Akta Pendirian Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang

Kata yayasan dalam kamus Bahasa Indonesia mengandung

artian suatu (organisasi) yang mengusahakan sesuatu dan telah

dikuatkan secara hukum.3 Yayasan Sosial Soegijapranata yang

didirikan pada tanggal 22 Juli 1963 telah syah secara hukum sebagai

yayasan dengan Akta Notaris RM Suprapto Nomor 06, tanggal 2

September 1963.

Akta tersebut telah diperbaharui :

1) Akta Notaris K. Gondodiwiryo dengan nomor 30, tanggal 21

Agustus 1967

2) Akta Notaris Siswandi Aswin dengan nomor 42, tanggal 18 Maret

1985

3) Akta Notaris Angeligue Tedjajuwono, SH dengan nomor 34,

tanggal 7 Oktober 1995.4

Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang mencita-citakan

terwujudnya masyarakat yang berdaya dan mandiri dengan semangat

cinta kasih Allah, terutama masyarakat kecil, lemah, miskin dan

tersingkir.

b. Pengurus Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang

Salinan dari Akta Notaris tentang pengurus Yayasan Sosial

Soegijapranata yang pertama :

2 Paulus Mujiran, Pedoman Kerja Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan Agung

Semarang, 1991, hlm. 1-2 3 Sukhan Yasyin (ed.), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : Amanah, 1997),

hlm. 508 4 Paulus Mujiran, op.cit., hlm. 3

Page 4: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

36

1) Dewan pengurus yayasan yang pertama terdiri dari 5 orang,

masing-masing dalam kedudukannya sebagai : Ketua, Panitera,

Bendahara dan Anggota-anggota.

2) Mereka diangkat dan diberhentikan oleh wali Gereja Semarang

atau wakilnya.

3) Bendahara yayasan haruslah seorang pastor

4) Sesuai dengan ketentuan tersebut dalam ayat-ayat di atas dalam

pasal ini maka pengurus pertama yayasan ini adalah :

Ketua : Tuan Augustinus Ismantono Sardjana Hukum,

Partikular, bertempat tinggal di Jl. Gunung Bolo 19

Semarang

Penulis : Tuan Apolinarin Soepriyo, Wakil Pemimpin Umum

Harian “Suara Merdeka”, bertempat tinggal di Jl.

Mrican 7 Semarang

Bendahara : Tuan Yustinus Darmojuwono

Anggota : Tuan Paulus Soetarto, Partikuler, bertempat tinggal

di Jl. Sumur Bong 642 Semarang, Tuan Antonius

Ignatius Gam Siauw Tang, Partikuler, bertempat

tinggal di Jl. Pandanaran 34 Semarang.

Page 5: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

37

STRUKTUR ORGANISASI

YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Nama-nama pengurus Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan Agung

Semarang periode tahun 2003-2004, sebagai berikut :

Badan Pembina : 1. Mgr. Ignatius Suharyo

Alamat : Jl. Pandanaran No. 13

2. RM. J. Sukardi, Pr

Alamat : Jl. Pandanaran No. 09

Badan Pengawas : 1. RM. Puja Sumarta, Pr

Alamat : Jl. Pandanaran No. 13

2. Ny. DR. Agnes Widanti, SH. CN

Alamat : Jl. Erlangga Barat V No. 6

3. Bpk. F. Supono HN

Alamat : Jl. Genuk Perbalan

Badan Pengurus : 1. Ketua : RM. Aloysius Gonzaga Luhur Priadi, Pr

Alamat : Jl. Pandanaran No. 09

Badan Pembina

Badan Pengurus

Badan Pengawas

Direktur

Personalia Operasional Humas KeuanganSekretariat

Page 6: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

38

2. Sekretaris : Ny. AM. Liliek Hardianti, SH

Alamat : Jl. Singosari H. No. 57

3. Bendahara : Bpk. St. M. Haris Budi Sutyono

Alamat : Jl. Tanah Mas

4. Anggota : - Ny. MC. Wiwiek Purwaningsih

Alamat : -

- Bpk. Budi Hendrawan

Alamat : Jl. Puri Anjasmoro

- Bpk. Aryanto

Alamat : Jl. Taman Kelud II A

Direktur : Br. Paulus Mujiran, FIC

Alamat : Jl. DR. Sutomo No. 04

Sekretariat : Ignatia Tyas Mulyani, AMd

Alamat : Jl. Wonidri Baru Gang III No. IB

Keuangan : Susana Susi Kristiana

Alamat : Jl. Wato-wato Perum. Bukit Permata Puri

Ngaliyan

Personalia : Ibu Rosa Parni

Alamat : Perum Puri Satria Gunung Pati

Operasional : Bpk. Y.P. Soetomo

: Alamat : Jl. Sriwibowo Dalam

Humas : Bapak. F. Budiyono

Alamat : Jl. Tlaga Sarangan No. 24

Sebagaimana organisasi-organisasi lain, masalah pendanaan selalu

menjadi hal yang utama. Untuk mendapatkan pemasukan bagi organisasi,

maka yayasan mengadakan kerjasama dengan beberapa pihak, diantaranya

sebagai berikut :5

1. Departemen pendidikan dan kebudayaan

2. Departemen sosial

5 Susana Susi Kristiana, Staf Keuangan Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang,

Wawancara di Kantor Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang, tanggal 29 Juli 2003

Page 7: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

39

3. Lembaga-lembaga swadaya masyarakat

4. Gubernur Jawa Tengah

5. Para donatur tetap tiap bulan

6. Kontribusi-kontribusi (peminjaman mobil Yayasan Sosial Soegijapranata)

7. Keuskupan Agung Semarang

8. Bantuan Insidental dari Masyarakat

9. Dan lain-lain

Hal yang utama adalah mencari dana sebanyak mungkin demi

kelangsungan yayasan dalam melaksanakan pelayanan pada mereka yang

miskin dan tidak mampu. Oleh karenanya Yayasan Sosial Soegijapranata

menjalin kerjasama yang kuat dengan pemerintah, serta ditumbuhkan

kerjasama dengan negara lain.

Untuk menjamin kelangsungan karya Yayasan Sosial Soegijapranata

Keuskupan Agung Semarang, maka harus selalu dijaga antara jumlah

karyawan yang meninggalkan dan yang masuk ke yayasan. Oleh karena itu

penambahan dapat dilakukan untuk mengganti maupun memperluas lapangan

pekerjaan sebagai wujud nyata dari perluasan kegiatan pelayanan. Syarat

keanggotaan Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan Agung Semarang :

(tahap-rekruitmen) :

1. Seleksi, setiap calon tenaga kerja yang berkeinginan bekerja diangkat

menjadi pegawai di Yayasan Sosial Soegijapranata harus mengajukan

lamaran dengan syarat :

a. Fotocopy ijazah terakhir

b. Surat keterangan kesanggupan ditempatkan di semua unit pekerjaan

yayasan

c. Fotocopy surat baptis (bagi yang beragama katolik)

2. Orientasi, tahap orientasi merupakan kesempatan pada calon penerima

pekerjaan untuk menyelesaikan diri dengan tugas dan situasi kerja,

selama 3 bulan.

Page 8: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

40

3. Pengangkatan, jika calon karyawan lulus dalam tahap orientasi, maka ia

akan diangkat menjadi karyawan Yayasan Sosial Soegijapranata.6

Demikian dapat disimpulkan bahwa keanggotan dari Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan Agung Semarang melalui tahap-tahap, dan syarat keanggotaan dari pemeluk Agama Katolik tidak menjadi prioritas utama. Hal ini terbukti dengan diterimanya pemeluk agama lain seperti seorang muslim menjadi karyawan Yayasan Sosial Soegijapranata. Keanekaragaman agama pada karyawan Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang tidak menghambat karya pengembangan dan pelayanan dari organisasi. Berikut daftar karyawan Yayasan Sosial Soegijapranata yang beragama selain Agama Katolik melainkan Islam, diantaranya : 1. Ibu Khamidah, beralamat di Jl. Lepdosari Semarang

2. Ibu Rokhayati, beralamat di Jl. Rumpun Diponegoro Banyumanik

3. Ibu Endah, beralamat di Jl. Srikuncoro Kalibanteng Semarang

4. Ibu Umanah, beralamat di Jl. Grobogan Semarang

5. Ibu Narni, beralamat di Jl. Sambiroto Semarang

6. Ibu Edi, beralamat di Jl. Banyumanik

7. Pak Sujadi, beralamat di Jl. Mukti Harjo Kidul.7

Dengan melihat para karyawan-karyawan muslim tersebut

menampakkan adanya bentuk kerjasama antara para pemeluk agama dalam

membantu dan menolong mereka yang miskin dan hal itu merupakan wujud

nyata dari misi Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang.

B. POLA PENGEMBANGAN SOSIAL KEAGAMAAN YAYASAN SOSIAL

SOEGIJAPRANATA KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG PADA

MASYARAKAT MISKIN

1. Masyarakat Miskin Menurut Yayasan Sosial Soegijapranata

Yayasan Sosial Soegijapranata adalah sebuah lembaga swadaya

(LSM) yang bernaung di bawah Keuskupan Agung Semarang yang

bergerak dalam pelayanan kepada masyarakat penyandang masalah sosial

6 Ibid 7 Bapak Sujadi, Karyawan Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang, Wawancara di Kantor

Yayasan Sosial Soegijapranata, tanggal 30 Juli 2003

Page 9: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

41

terutama mereka yang miskin. Miskin di sini meliputi mereka yang kecil,

lemah, terlantar dan hidup di jalanan, orang yang kekurangan pangan dan

sandang. Dalam mengadakan pelayanan terhadap mereka Yayasan Sosial

Soegijapranata tidak membedakan suku, ras, golongan maupun agama.

Bantuan yang diberikan adalah bantuan yang memberdayakan

masyarakat, meski tidak tertutup kemungkinan terhadap bantuan-bantuan

yang bersifat kharitatif. Untuk kepentingan tersebut, Yayasan Sosial

Soegijapranata menerapkan beberapa kriteria penerima bantuan sebagai

berikut :8

a. Seseorang yang hendak mengajukan permohonan bantuan hendaknya

datang sendiri ke kantor Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan

Agung Semarang

b. Seseorang yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis

dengan menyertakan latar belakang pengajuan permintaan bantuan

kondisi sosial ekonomi keluarga, prioritas masalah, serta indikator

bilamana bantuan tersebut diberikan seperti dampaknya bagi keluarga

dan masyarakat. Sebagai contoh : seseorang yang mengajukan

beasiswa untuk anak sekolah diharapkan setelah yang bersangkutan

menerima bantuan ada peningkatan kualitas belajar, kenaikan nilai

dan rajin dalam belajar.

c. Bantuan hanya akan diberikan untuk hal-hal yang sifatnya menunjang

kelangsungan hidup masyarakat, keluarga, kesehatan, sekolah, janda,

jompo dan anak-anak terlantar serta yatim piatu. Sedangkan bantuan

yang sifatnya fisik seperti merenovasi rumah, membangun rumah,

membeli atau mereparasi kendaraan, penyertifikatan tanah, membayar

hutang, dan sebagainya tidak dilayani oleh Yayasan Sosial

Soegijapranata.

d. Bantuan bisa diberikan dalam bentuk hibah murni atau pinjam

meminjam tergantung dari kesepakatan antara yayasan dan ketua

pelaksana dengan klien yang bersangkutan.

8 Ibid., hlm. 45

Page 10: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

42

e. Bantuan beasiswa hanya diperuntukan bagi mereka yang bersekolah,

hanya untuk membayar SPP sejumlah 50 % separo dari yang

seharusnya dibayar.

f. Bantuan untuk modal usaha diharapkan dapat dilayani oleh Unit

Kredit Candak Kulak.

g. Permohonan Bantuan untuk tempat tinggal dapat dilayani oleh bagian

pemukiman.

h. Karena situasi darurat atau bencana alam atau musibah atau

kecelakaan atau kematian mendadak, yayasan dapat memberikan

bantuan semampunya sesuai dengan kondisi keuangan Yayasan Sosial

Soegijapranata.

Karya kerasulan sosial Yayasan Sosial Soegijapranata

dimaksudkan untuk melayani semua manusia dalam konteks seluas-

luasnya tanpa membedakan suku, agama dan golongan demi mengantar

manusia kepada Tuhan dan tujuan keselamatan manusia. Karya pelayanan

sosial ini diharapkan :

a. Karya pelayanan sosial hendaknya lebih diarahkan pada pembentukan

sikap manusia dengan memberikan semangat, motivasi, kemandirian,

kejujuran dan ketahanan diri.

b. Karya pelayanan sosial juga menjadikan terbentuknya moral yang

baik, berbudi pekerti yang baik, memiliki integritas moral yang baik,

bertaqwa kepada Tuhan. Jelasnya bukan menjadikan masyarakat

miskin sebagai obyek pekerjaan pelayanan sosial melainkan bersama

menuju Tuhan.

c. Pelayanan sosial tidak terlepas dari masalah iman dan moral. Oleh

karenanya secara periodik dan berkala semua pelayanan sosial baik

karyawan, relawan maupun pekerja sosial mendalami sabda Tuhan

dan merenungkannya, sehingga kesatuan dan persaudaraan sejati

tumbuh dengan subur. Do’a menjadi kekuatan dalam menjalankan

karya kerasulan sosial.

Page 11: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

43

d. Pelayanan sosial dilaksanakan dengan meneladani Ibu Maria, dengan

melampaui batas-batas keagamaan, suku, budaya, ras. Kasih

persaudaraan menjangkau semua manusia.

e. Orang miskin, lemah dan cacat serta kekurangan menjadi prioritas

utama karya pelayanan Yayasan Sosial Soegijapranata.9

2. Pola-pola Pengembangan Sosial Keagamaan pada Masyarakat Miskin di

Semarang.

Dalam bagian ini akan disebutkan beberapa dari bentuk

pengembangan sosial yang dilakukan oleh Yayasan Sosial Soegijapranata

Semarang. Sedangkan pola pengembangan keagamaan yang dimaksud

adalah bukan pengembangan agama dalam arti misionari Kristen,

melainkan lebih ditekankan pada penerapan ajaran agama terutama

keteladanan Yesus dalam membantu dan menolong masyarakat miskin di

kota Semarang.

Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan Agung Semarang

merupakan yayasan yang kegiatannya dijiwai oleh semangat cinta kasih

Kristiani serta dilandasi oleh semangat Injil. Sebagaimana yayasan-

yayasan sosial lain, Yayasan Sosial Soegijapranata pun memberikan

pelayanan di beberapa bidang, diantaranya :

a. Pemberdayaan Anak Jalanan

Kegiatan ini ditujukan untuk mendampingi dan menemani

anak-anak jalanan yang tersebar di Kota Semarang. Oleh karenanya

Yayasan Sosial Soegijapranata Keuskupan Agung Semarang sebagai

lembaga sosial masyarakat pelaksana Pilot Project Rumah Singgah di

Jawa Tengah (sebagaimana pelaksana proyek INS / 94 / 007)

kerjasama antara Departemen Sosial RI dengan UNDP (United

Nations Development Programme), maka didirikan Rumah Singgah :

“Anak Bangsa” di Semarang. Proyek ini dimulai 1 April 1997, berikut

dasar penyelenggaraan Rumah Singgah :

9 Ibid., hlm. 42

Page 12: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

44

1) Surat keputusan bina kesejahteraan sosial Departemen Sosial RI

No. 097 / FM / 94 / 007 tertanggal 17 Februari 1997

2) Surat keputusan kepala kantor wilayah Departemen Sosial

Propinsi Jawa Tengah No. 32.9 / AJ.01 / IV / 97 tertanggal 1 April

1997.10

Ditunjuknya Yayasan Sosial Soegijapranata sebagai pelaksana

Rumah Singgah Anak Bangsa ini karena yayasan ini mempunyai

pengalaman menangani tunawisma termasuk anak-anak terlantar.

Rumah Singgah Anak Bangsa atau disingkat RSAB, yang

dikoordinir pertama kali oleh Bapak T. Yos Soetopo, pertama kali

didirikan di Jalan Letnan Jendral Soeprapto No. 52 A Semarang.

Kemudian pada tahun 1999 berpindah lokasi di Jl. Poncowolo Timur

I/422 Semarang. Dan mulai tahun 2002 sampai sekarang pindah ke Jl.

Emplak No. I Semarang. RSAB dari tahun 1997 hingga sekarang

telah berhasil mendampingi anak jalanan sebanyak 1.750 anak.

Adapun tujuan didirikannya Rumah Singgah Anak Bangsa,

diantaranya :

1) Memberdayakan keluarga anak jalanan dan lingkungan sosial

masyarakat ke arah terwujudnya kepedulian, kesadaran dan

dukungan terhadap program penanggulangan permasalahan anak

jalanan.

2) Membentuk kembali sikap dan perilaku anak sesuai dengan nilai

dan norma yang berlaku di masyarakat

3) Mengembangkan ajaran cinta kasih dalam merealisasi karya

pelayanan dalam pendampingan terhadap anak jalanan.

Menurut Ibu Resti, pengurus Rumah Singgah Anak Bangsa

(RSAB), ada beberapa program yang dilakukan RSAB menangani

anak jalanan di Semarang. Berikut program-program tersebut :

1) Program SPSDP I (Social Protection Sector Development

Program I) tahun 1998-1999, dalam program ini memberikan

10 T. Yos Soetopo, Pedoman Kerja Rumah Singgah Anak Bangsa, 2002, hlm. 1

Page 13: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

45

beasiswa pada 217 anak. Karena masih adanya para pendonor

dana maka program ini masih berlangsung sampai sekarang.

2) Program HNSDP (Health and Nutrition Sector Development

Program) tahun 2000-2001, program ini pun masih berlanjut

sampai sekarang. Dalam HNSDP ini di mana yang ditangani tidak

hanya anak jalanan saja tetapi sampai kepada keluarga mereka.

Program ini diberikan pada 40 anak jalanan yang mendapatkan

beasiswa sekaligus termasuk keluarganya (40 keluarga). Selain

pemberian beasiswa juga dalam hal kesehatan serta makanan yang

bergizi.

3) Program APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) tahun

2001. Dalam program ini yang ditangani ada 200 anak jalanan

dengan 50 anak pemberdayaan atau pemberian keterampilan.11

Untuk pertama kalinya Rumah Singgah Anak Bangsa

mengambil 150 anak jalanan didampingi dari berbagai komunitas

yang ada di Semarang. Berikut metode pemdampingan terhadap anak-

anak jalanan tersebut :

1) Penjangkauan

Penjangkauan dilakukan untuk mengadakan perkawanan,

pengenalan dan mengetahui keadaan anak di lapangan serta dapat

memperoleh data yang dibutuhkan rumah singgah. Dari data

penerima beasiswa banyak anak yang sudah lulus, pindah atau

drop out sehingga diperlukan penggantinya.

2) Identifikasi

Pekerja sosial identifikasi ulang penerima beasiswa ke

rumah anak jalanan untuk memperoleh data yang akurat. Selain

itu kegiatan ini berupa menginventarisasi dan pengkajian tentang

riwayat hidup anak, potensi dan kehidupan anak, serta kebutuhan

hidupnya.

11 Resti Lusila, Pengurus Rumah Singgah Anak Bangsa (RSAB), wawancara di Kantor

RSAB, tanggal 17 Juli 2003

Page 14: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

46

3) Problem assesment

Bagi anak jalanan yang mendapat permasalahan, sedapat

mungkin dari RSAB memberikan solusi atau pemecahan dari

permasalahan tersebut.

4) Pelayanan meliputi :

Pelayanan kesehatan, bagi anak-anak yang sakit diberikan

pelayanan pemeriksaan dan pengobatan

Advokasi, bagi anak jalanan yang mendapat masalah dalam

hal atau yang bersangkutan dengan kepolisian maka sebisa

mungkin diadakan pelayanan ini. RSAB akan membantu anak

jalanan tersebut secara hukum.

5) Bantuan :

Beasiswa

Bagi anak jalanan yang masih sekolah dan kekurangan

biaya, maka bisa datang ke RSAB untuk mengajukan

permohonan beasiswa. Beasiswa diberikan sebesar 50 %

separo dari biaya SPP sekolah. Tiap bulan selama masa

proyek, maksimal sebesar Rp. 35.000 per bulan per anak

selama kurun waktu 6-12 bulan.

Makan

Makan secara gratis diberikan untuk membantu anak

jalanan yang singgah ke RSAB. Bentuk makanan sesuai dari

donatur yang menyediakan.

Wirausaha

Bagi keluarga anak jalanan ataupun dari anak jalanan

sendiri dibantu dengan pinjaman uang agar mereka dapat

berwirausaha.

6) Pendampingan anak

Bimbingan moral

Anak jalanan selain mendapatkan bimbingan secara

fisik seperti pendampingan belajar dan keterampilan, yang

Page 15: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

47

lebih diutamakan adalah bimbingan secara moral. Bimbingan

moral ini merupakan upaya mengenalkan kembali norma,

situasi dan kehidupan bermasyarakat bagi anak jalanan. Hal ini

dimaksudkan agar anak jalanan mampu membetulkan sikap

dan perilaku sehari-hari yang akhirnya akan mampu

menumbuhkan keberfungsisosialan anak.

Pendalaman iman

Pendalaman iman perlu dilakukan untuk menjadikan

anak bisa mengenal dan mendalami agama yang dianutnya.

Pendampingan dalam pendalaman iman ini disesuaikan

dengan agama dari masing-masing anak jalanan. Iman Katolik

untuk mereka yang beragama Katolik dengan mengutamakan

kasih sayang serta cinta kasih dalam membina persahabatan

dan bermasyarakat. Bagi pengurus RSAB pada masa-masa

tertentu misalnya pada waktu APP (Aksi Puasa Pembangunan)

atau pada saat adven menjelang Natal diselenggarakan

pendalaman iman tingkat unit atau kantor. Hal ini bisa berupa

pembinaan, sharing pengalaman,dan bentuk-bentuk lain yang

disepakati bersama.

Pelatihan keterampilan

Pelatihan keterampilan yang diberikan pada anak

jalanan berupa keterampilan yang mudah laku atau selalu

dibutuhkan oleh masyarakat. Misalnya ketrampilan menjahit,

bengkel dan alat musik.

b. Panti Asuhan Cacat Ganda Bhakti Asih

Atas dukungan berbagai pihak baik instansi pemerintah

maupun badan atau yayasan sosial yang ada di Jawa Tengah,

khususnya restu serta bantuan Bapak Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Jawa Tengah pada tanggal 11 Maret 1985 Panti Asuhan

Cacat Ganda Bhakti Asih resmi didirikan di Rembang (Jawa Tengah).

Gagasan tersebut di atas merupakan ide dari Bapak Kardoyo

Page 16: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

48

Karyosumarto (Mantan Kakanwil Departemen Sosial Jawa Tengah)

selaku Ketua I BKKKS (Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan

Sosial) propinsi Dati II Jawa Tengah dengan masa jabatan sampai

dengan periode tahun 1988.

Dalam perkembangan selanjutnya, mengingat pelayanan anak

cacat ganda memerlukan pembinaan dan pengawasan maka PACG

“Bhakti Asih” diputuskan untuk pindah ke Semarang pada tanggal 12

April 1986 dengan menyewa pada Asrama Putri Yayasan Gedung

Wanita Semarang selama dua tahun empat bulan yang berlokasi di

Jalan Pahlawan No. 153 Semarang. Hal ini guna memperlancar

pembinaan, pengawasan serta mendekatkan fasilitas kesehatan juga

fasilitas-fasilitas lain yang lebih memadai di Ibukota Propinsi.

Pada tanggal 27 Mei 1988 PACG “Bhakti Asih” pindah menempati gedung baru yang dibangun Yayasan Sosial Soegijapranata yang berlokasi di Jl. Dr. Ismangil No. 18 Bongsari Semarang Barat. Kemudian pada tanggal 17 September 1988 resmi diserahkan pada Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang. Pelaksanaan peresmian ini dilakukan oleh Ibu Gubernur Jawa Tengah (Ibu Ismail) selaku penyantun BKKKS Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Kapasitas PCAG Bhakti Asih sebanyak 30 orang dengan sasaran pelayanan anak usia 1-12 tahun baik putra maupun putri yang menderita cacat mental, dan cacat fisik berat (un udecable).

Kegiatan atau proses pelayanan dalam Panti Asuhan Cacat

Ganda Bhakti Asih Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang :

1) Seleksi atau penempatan

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengadakan seleksi baik

administratif maupun keadaan calon anak cacat

2) Asuhan dan perawatan

a) Asuhan, meliputi : pengawasan, pemberian makan,

pemeriksaan dan pengobatan

b) Perawatan, meliputi : perawatan fisik, fisio terapi, pembinaan

mental atau kasih sayang

Page 17: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

49

3) Case Conference (C.C)

Case conference (studi kasus) di sini terutama untuk mempelajari

sebab-sebab dari sudut sosial psikologis serta kemungkinan

rehabilitasi pada anak-anak cacat.

4) Pembinaan lanjut

Pembinaan lanjut ditujukan kepada klien (anak cacat) yang telah

kembali pada keluarganya agar tetap mendapatkan perhatian dan

kasih sayang sebagaimana mestinya.12

ACARA KEGIATAN HARIAN

PANTI ASUHAN CACAT GANDA “BHAKTI ASIH”

Jam 05.00 : Memandikan anak

(setelah mandi anak dipindahkan ke teras

belakang atau ruang rekreasi)

06.00 : Makan pagi (setelah makan anak

dipindahkan ke teras bermain)

08.00 : Fisioterapi

09.30 : Makan snack

10.00 : Terapi belajar atau bermain atau santai

12.00 : Makan siang (setelah makan anak dipindah

ke kamar atau box)

13.00 : Istirahat siang

14.30 : Makan buah

15.00 : Mandi sore (setelah mandi anak dipindah ke

ruang rekreasi)

16.00 : Makan sore (setelah makan anak dipindah

ke kamar atau box)

18.00 –

20.00

: Anak diberi minum susu (kalau perlu

malam hari anak lapar diberi biskuit)

20.00 : Tidur

12 Pedoman Kerja Panti Asuhan Cacat Ganda Bhakti Asih, hlm. 1&4

Page 18: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

50

Berdasarkan pada kegiatan anak-anak cacat ganda tersebut,

adapun unsur pendalaman iman atau bimbingan beragama kurang bisa

dilaksanakan. Hal ini disebabkan adanya cacat mental pada anak-anak

tersebut sehingga sulit berkomunikasi dengan baik. Dari pihak PACG

Bhakti Asih Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang mencoba

mendampingi mereka dengan pedoman ajaran kasih sayang yang

diajarkan Yesus untuk menyayangi serta membantu mereka yang tak

berdaya, lemah atau terlantar. Berikut motto PACG Bhakti Asih YSS

Semarang : “Bawalah cinta kasih yang anda terima dari Tuhan

secara tulus tanpa pamrih, dan salurkan pada anak-anak asuh kami

yang merindukan belaian cinta kasih sayang”. Dari motto tersebut

jelaslah bahwa PACG Bhakti Asih menerapkan ajaran cinta kasih

yang diteladankan Yesus dalam membantu dan membimbing mereka

yang cacat fisik dan mental.

Dalam melaksanakan pelayanan tersebut tentunya tidak lepas

dari kerja sama dengan pihak-pihak lain, seperti dalam bantuan dana,

PACG Bhakti Asih memperolehya dari :

1) Subsidi Gubernur Propinsi Jawa Tengah

2) Kanwil Depsos Propinsi Jawa Tengah

3) P.I.K.A Semarang, berupa peralatan fisioterapi (kursi, meja,

kereta)

4) BKKKS Propinsi Jawa Tengah, berupa peralatan-peralatan panti

5) Yayasan Sosial Soegijapranata pusat, berupa perawatan dan

pemeliharaan gedung

6) Bantuan insidental masyarakat.13

c. Karya Pemukiman Yayasan Sosial Soegijapranata

Karya pemukiman ini merupakan karya yang sebenarnya

dalam tahap penyelesaian atau sudah tidak begitu aktif dilakukan lagi

oleh Yayasan Sosial Soegijapranata. Karya ini berawal pada tahun

13 Yohana, Bendahara Panti Asuhan Cacat Ganda Bhakti Asih, Wawancara di Kantor

PACG Bhakti Asih, tanggal 24 Juli 2003

Page 19: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

51

1963, ketika itu Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) Semarang

sedang mencari program untuk bantuan pangan kepada masyarakat

miskin, lemah dan terlantar. Pada saat itu Yayasan Sosial

Soegijapranata mendapat bantuan program dari Catholic Relief

Service (CRS). Begitu Yayasan Sosial Soegijapranata mendapat

program dari CRS, Br. Servas bersama para karyawan Yayasan Sosial

Soegijapranata berkeliling mencari para gelandangan untuk dibagikan

bahan pangan dari CRS tersebut. Dari hasil keliling itu ternyata

banyak gelandangan yang mengeluh kepada Bruder bahwa yang

paling penting dan mendesak adalah rumah sebagai tempat tinggal.

Hal ini mereka rasakan karena sebelumnya mereka hidup di kolong

jembatan, di jalanan dan di pinggir-pinggir rel kereta api, serta di

emperan toko dan pasar. Menanggapi permasalahan ini, Burder

Servas tersentuh untuk segera menolong para gelandangan tersebut

dengan cara bertransmigrasi swakarsa ke Sumatera dan Kalimantan.

Sebelum mereka diberangkatkan, Yayasan Sosial Soegijapranata

mencari lahan sebagai tempat penampungan sementara di daerah

Tanggulrejo, Gunung Brintik, Barutikung dan Tambak Dalam.

Lahan sebagai tempat penampungan itu merupakan lahan

gratis yang diberikan oleh pemerintah dan kemudian Yayasan Sosial

Soegijapranata mulai mendirikan rumah sederhana berukuran 4 X 6

meter yang dibangun dari bahan bambu. Para gelandangan ditampung

di rumah tersebut sekitar satu tahun, baru kemudian dilaksanakan

program transmigrasi ke Sumatera dan Kalimantan. Pada saat

penampungan, ternyata sebagian dari para gelandangan tersebut

merasakan kerasan dan betah untuk tetap tinggal di tempat

penampungan. Oleh karenanya mereka tetap tinggal dan tidak

mengikuti program transmigrasi.

Berangkat dari permasalahan inilah, kemudian Yayasan Sosial

Soegijapranata membeli lahan di Muktiharjo, Sambiroto, Mayangsari,

Deliksari, Kalionong, dan Kuripan yang dibeli secara bertahap. Di

Page 20: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

52

Muktiharjo terdapat tiga wilayah yakni Muktiharjo I, II dan III.

Jumlah penduduk (para gelandangan) di sana kurang lebih ada 1100

orang dengan 327 rumah. Dengan adanya perumahan yang semula

hanya sebagai tempat penampungan sementara dan akhirnya menjadi

tempat tinggal itu, menjadikan Yayasan Sosial Soegijapranata

memiliki kelompok pendampingan. Di mana para gelandangan yang

menetap di penampungan diminta untuk membeli rumah dengan cara

mengangsur. Jumlah angsuran yang dibebankan disesuaikan dengan

kamampuan para gelandangan.

Rumah sederhana beserta pekarangan seluas sekitar 12 X 4

meter dan 10 X 10 meter untuk keluarga itu dibeli dengan harga Rp.

60.000 dengan sistem mengangsur Rp. 50 setiap harinya. Karena dari

kelompok pendampingan Yayasan Sosial Soegijapranata terlalu

dibebankan dengan kesibukan menarik angsuran setiap harinya, maka

dimusyawarahkan dan akhirnya disepakati angsuran tiap bulan

sebesar Rp. 1.500.

Sekarang, di daerah Muktiharjo terdapat banyak perumahan

dari para gelandangan. Kehidupan mereka sebagaimana masyarakat

lainnya. Mengenai kehidupan beragama, atas prakarsa dan swadaya

serta bantuan dari pemerintah, mereka berhasil mendirikan sebuah

masjid, untuk keperluan beribadat mereka karena sebagian besar dari

para gelandangan tersebut beragama Islam. Terlepas dari perbedaan

agama, Yayasan Sosial Soegijapranata masih tetap memberikan

pendampingan pada mereka. Bahkan Yayasan Sosial Soegijapranata

kemudian memperluas pemukiman untuk para gelandangan di Kota

Semarang. Tujuan dari yayasan adalah agar para gelandangan bisa

kembali lagi berbaur dengan masyarakat, tanpa menerapkan asas

Kristiani pada mereka melainkan dengan tetap menghormati agama

dari para gelandangan tersebut. Perumahan yang didirikan bukan

tujuan akhir dari Yayasan Sosial Soegijapranata, tetapi langkah awal

untuk melakukan pendampingan, agar para gelandangan bisa

Page 21: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

53

membentuk masyarakat yang baik. Dengan menempati perumahan

yang sederhana, para gelandangan yang berasal dari urban datang ke

Semarang untuk mengadu nasib tetapi gagal, dapat memiliki status

jelas sebagai warga Indonesia dan mampu kembali ke masyarakat.

Dalam melakukan program pendampingan kepada para

gelandangan yang sudah bermukim ini, yang juga merupakan karya

Yayasan Sosial Soegijapranata yang pertama, Yayasan Sosial

Soegijapranata bekerjasama dengan Babinsa (koramil ditingkat

kecamatan), kecamatan dan kelurahan. Dengan adanya pemukiman

yang dibina Yayasan Sosial Soegijapranata, ternyata pemukiman

tersebut menjadi ajang percontohan bagi warga lain.14

d. Beasiswa

Program beasiswa Yayasan Sosial Soegijapranata muncul

sebagai respon atas krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda

Bangsa Indonesia. Khususnya masyarakat di Kota Semarang. Banyak

anak-anak usia sekolah yang terpaksa drop out dan tidak mempunyai

kesempatan memperoleh pendidikan. Situasi inilah yang mendorong

Yayasan Sosial Soegijapranata untuk membantu anak-anak usia

sekolah agar mendapatkan haknya menikmati pendidikan. Dalam

melaksanakan program beasiswa ini Yayasan Sosial Soegijapranata

mencoba mencari dana dari berbagai pihak. Dan ketika Yayasan

Sosial Soegijapranata membutuhkan dana, beberapa lembaga dana

mengeluarkan bantuan untuk mendukung anak-anak yang tidak

mampu. Dengan mengetuk hati para dermawan, Yayasan Sosial

Soegijapranata memberikan beasiswa berupa uang sebesar biaya SPP

bagi anak-anak sekolah yang kurang mampu secara ekonomi.

Keprihatinan Yayasan Sosial Soegijapranata ini mendapat

tanggapan positif dari Yayasan Toyota dan Astra, dan melalui

kerjasama dengan Yayasan Toyota dan Astra inilah Yayasan Sosial

14 Bp. Sujadi, Penanggung Jawab Karya Pemukiman Yayasan Sosial Soegijapranata,

Wawancara di Kantor Yayasan Sosial Soegijapranata, tanggal 28 Juli 2003

Page 22: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

54

Soegijapranata melaksanakan program beasiswa. Tujuan dari program

ini adalah memberikan kesempatan bagi anak-anak usia sekolah untuk

memperoleh hak wajib belajar. Kriteria anak yang mendapat bantuan

diantaranya : anak yang berprestasi, berasal dari keluarga yang belum

mampu berdasarkan pendapatan keluarga per bulan, dan anak dari

buruh-buruh seperti tukang becak, tukang batu, dan lain-lain.

Kegiatan dari program beasiswa ini meliputi membagikan

beasiswa setiap tanggal 11 sampai 15 setiap bulan, mengadakan

evaluasi dengan donatur setiap satu tahun sekali dan melakukan

monitoring cara belajar anak dengan cara kunjungan ke rumah.

Pemberian beasiswa ini tidak diberikan pada anak-anak yang

sekolah di sekolah Katolik saja, melainkan pada mereka yang sekolah

dimanapun asal saja mereka dari kalangan miskin atau kurang mampu

secara ekonomi. Yayasan Sosial Soegijapranata tidak membedakan

adanya perbedaan agama dalam melaksanakan karya ini.15

Demikian beberapa pola pengembangan sosial yang dilakukan

oleh Yayasan Sosial Soegijapranata dalam mewujudkan visinya yaitu

Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang mencita-citakan terwujudnya

masyarakat yang berdaya dan mandiri dengan semangat cinta kasih Allah,

terutama masyarakat kecil, lemah, miskin dan tersingkir. Adapun ada

anggapan bahwa pengembangan keagamaan pada setiap karya-karya

sosial Yayasan Sosial Soegijapranata, di mana selain melaksanakan

pengembangan sosial dengan membantu masyarakat lemah, miskin dan

terlantar, Yayasan Sosial Soegijapranata juga berusaha melakukan

pelayanan serta bantuan dalam hal ibadah. Sesungguhnya karya yang

dilakukan oleh Yayasan Sosial Soegijapranata meskipun mereka berasas

pada Agama Katolik dan menerapkan ajaran cinta kasih Katolik pada

setiap pengembangan karya sosialnya, Yayasan Sosial Soegijapranata

tidak membedakan adanya perbedaan agama pada obyek dari setiap

15 Susana Susi Kristiana, Staff Keuangan Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang,

Wawancara di Kantor Yayasan Sosial Soegijapranata Semarang, tanggal 29 Juli 2003

Page 23: BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1...BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA DAN POLA PENGEMBANGAN SOSIAL

55

karyanya, tujuan utama dari Yayasan Sosial Soegijapranata adalah

menerapkan ajaran Agama Katolik sebagai wujud nyata dari keimanan

mereka, untuk membantu masyarakat kecil, lemah dan terlantar menjadi

masyarakat yang lebih baik secara fisik dan rohani.