bab iii gambaran keuangan daerah 3.1 kinerja keuangan …

36
-201- BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Pembahasan mengenai kinerja keuangan masa lalu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi, dan perkembangan kemampuan keuangan daerah untuk beberapa tahun yang telah lalu, dalam hal ini adalah 5 (lima) tahun yang lalu yaitu Tahun Anggaran 2013-2017. Pembahasan dan analisis terhadap kinerja keuangan Kabupaten Tangerang mencakup kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan neraca daerah. Kinerja keuangan daerah dalam hal ini APBD tidak terlepas dari pencermatan terhadap struktur keuangan yang mencakup pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Sebagaimana dituangkan pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dalam pengelolaan keuangan daerah harus menerapkan azas tertib, taat pada peraturan perundang- undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan kemanfaatan untuk masyarakat. 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Struktur APBD terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Asumsi dasar sebagai bahan penyusunan APBD dari tahun 2013 sampai dengan 2017, yaitu dengan memperkirakan faktor ekonomi makro yang bepengaruh, antara lain; 1) Trend kebijakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan bahan bakar minyak (BBM); 2) Perkembangan perekonomian internasional yang berdampak pada kondisi perekonomian nasional yang berimbas pada kondisi perekonomian daerah; 3) Laju tingkat inflasi; 4) Stabilitas harga bahan pokok/dasar dan sosial politik lokal; 5) Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB); 6) Kebijakan-kebijakan terkait

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-201-

BAB III

GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan

uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak

dan kewajiban daerah. Pembahasan mengenai kinerja keuangan masa

lalu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi, dan perkembangan

kemampuan keuangan daerah untuk beberapa tahun yang telah lalu,

dalam hal ini adalah 5 (lima) tahun yang lalu yaitu Tahun Anggaran

2013-2017. Pembahasan dan analisis terhadap kinerja keuangan

Kabupaten Tangerang mencakup kinerja pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan neraca daerah.

Kinerja keuangan daerah dalam hal ini APBD tidak terlepas dari

pencermatan terhadap struktur keuangan yang mencakup pendapatan

daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Sebagaimana

dituangkan pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, dalam pengelolaan keuangan daerah

harus menerapkan azas tertib, taat pada peraturan perundang-

undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab

dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan kemanfaatan

untuk masyarakat.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD

Struktur APBD terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah

dan Pembiayaan Daerah. Asumsi dasar sebagai bahan penyusunan

APBD dari tahun 2013 sampai dengan 2017, yaitu dengan

memperkirakan faktor ekonomi makro yang bepengaruh, antara lain; 1)

Trend kebijakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan bahan bakar

minyak (BBM); 2) Perkembangan perekonomian internasional yang

berdampak pada kondisi perekonomian nasional yang berimbas pada

kondisi perekonomian daerah; 3) Laju tingkat inflasi; 4) Stabilitas harga

bahan pokok/dasar dan sosial politik lokal; 5) Laju pertumbuhan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB); 6) Kebijakan-kebijakan terkait

Page 2: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-202-

dana transfer ke daerah; 7) Pertumbuhan APBD selama 5 (lima) tahun

yang lalu.

Selama kurun waktu lima tahun (tahun 2013-2017) APBD

Kabupaten Tangerang menunjukkan tren kenaikan setiap tahunnya.

Rata-rata pertumbuhan realisasi APBD setiap tahunnya 11,15%.

Gambar 3.1 Tren Pertumbuhan APBD Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Persentase defisit APBD selama kurun waktu lima tahun (tahun 2013-

2017) rata-rata 17,13%. Sekalipun defisit tersebut selalu mampu ditutup

dengan net pembiayaan terutama silpa tahun-tahun sebelumnya, persentase

defisit tersebut tergolong relatif besar jika dibandingkan dengan yang

disarankan oleh peraturan menteri keuangan yaitu sebesar 6%. Hal ini

menunjukkan perencanaan penganggaran yang tidak optimal.

Gambar 3.2 Tren APBD Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Page 3: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-203-

Gambar 3.3 Tren Defisit APBD Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

a. Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan.

Besar kecilnya pendapatan daerah sangat berpengaruh terhadap

kemampuan suatu daerah dalam mendanai program dan kegiatan

pembangunan daerah. Penentuan kinerja pendapatan APBD dilakukan

dengan mengukur dan membandingkan pertumbuhan pada masing-

masing sumber pendapatan. Sumber-sumber pendapatan Kabupaten

Tangerang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan

dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Selama kurun waktu lima

tahun yang lalu pendapatan daerah Kabupaten Tangerang mengalami

pertumbuhan rata-rata setiap tahunnya sebesar 11,32%, dengan rata-rata

pertumbuhan tertinggi pada pos Pendapatan Asli Daerah dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar 23,75%. Rata-rata pertumbuhan pendapatan

Kabupaten Tangerang selama 5 (lima) tahun yang lalu (tahun 2013-2017)

dapat dilihat pada table 3.1 di bawah ini:

Page 4: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-204-

Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

No Uraian Realisasi Rata-rata

Pertumbuhan (%) 2013 2014 2015 2016 2017

1 PENDAPATAN 3,465,356,511,564 3,698,374,252,841 4,229,034,302,499 4,799,673,684,723 5,314,690,504,688 11,32

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,218,576,390,249 1,576,315,878,393 1,851,195,176,763 2,054,715,995,931 2,819,272,262,290 23,75

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 803,097,821,528 1,015,714,352,255 1,162,526,854,157 1,301,030,413,072 1,836,701,036,018 23.50

1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 107,837,109,627 130,036,896,666 116,172,380,833 161,671,267,340 97,333,570,576 2.32

1.1.3 Hasil Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan 19,806,975,025 22,594,813,361 45,946,059,477 51,862,903,163 54,513,984,729 33.85

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 287,834,484,069 407,969,816,111 526,549,882,296 540,151,412,356 830,723,670,967 31.80

1.2 DANA PERIMBANGAN 1,498,947,577,711 1,461,378,798,130 1,496,375,510,959 1,843,722,483,359 1,897,655,392,203 6,51

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan

Pajak 293,557,607,711 143,608,555,130 116,925,350,959 161,836,546,359 190,038,192,252 (3.46)

1.2.2 Dana Alokasi Umum 1,115,364,627,000 1,213,857,913,000 1,212,934,842,000 1,196,642,873,000 1,175,621,706,000 1.41

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 90,025,343,000 103,912,330,000 91,387,270,000 316,483,250,000 316,323,761,951 62.41

1.2.4 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya - - 75,128,048,000 168,759,814,000 215,671,732,000 76.21

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG

SAH 747,832,543,604 660,679,576,318 881,463,614,777 901,235,205,433 597,762,850,195 (2.42)

1.3.1 Pendapatan Hibah - 8,000,000,000 - 272,512,004,000 9,264,000,000 (96.60)

1.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

303,536,493,604 418,787,203,318 460,419,744,527 479,455,379,433 500,998,850,195 14.13

1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 226,592,480,000 225,371,373,000 304,041,731,000 38,789,567,000 7,500,000,000 (33.38)

1.3.4 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

217,703,570,000 8,521,000,000 117,002,139,250 110,478,255,000 80,000,000,000 285.96

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Page 5: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-205-

Dari beberapa komponen pendapatan yang terdiri atas PAD, Dana

Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah, maka PAD mengalami

pertumbuhan yang paling akseleratif. Akselerasi peningkatan PAD tersebut

terutama didukung oleh peningkatan Pajak Daerah, Lain-lain Pendapatan

Asli Daerah yang Sah, dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan. Sedangkan Retribusi Daerah tumbuhnya paling lambat, yaitu

rata-rata setiap tahunnya hanya tumbuh sekitar 2,32%.

Gambar 3.4 Tren Pendapatan APBD Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Sedangkan untuk Dana Perimbangan pertumbuhannya relatif landai,

yaitu rata-rata pertumbuhannya hanya 6,51%. Hal ini disebabkan oleh DAU

sebagai komponen utama dana perimbangan pertumbuhannya relatif rendah

setiap tahunnya, yaitu rata-rata hanya berkisar 1,41%.

Gambar 3.5 Tren DAU terhadap Pendapatan APBD Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Page 6: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-206-

Kemudian pada komponen Lain-lain pendapatan yang sah justru

mengalami pertumbuhan negatif, yaitu rata-rata per tahunnya turun 2,42%.

Hal ini disebabkan karena bantuan keuangan dari provinsi semakin

berkurang. Oleh karena itu proporsi Lain-lain pendapatan yang sah di dalam

APBD semakin kecil yaitu hanya 11% daritotal pendapatan.

Gambar 3.6 Proporsi Pendapatan APBD Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang

diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam daerah, yang terdiri dari

penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang Sah.

Gambar 3.7 Perbandingan Tren Realisasi dan Rencana PAD

Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Page 7: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-207-

Pada kurun waktu 2013-2017 realisasi Pendapatan Asli Daerah

mempuyai rata-rata kenaikan sebesar 23,75% dan selalu mampu melebihi

target. Kenaikan ini paling besar dibandingkan kenaikan komponen

pendapatan yang lain. Kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah

sendiri paling dominan, yaitu sebesar 53%. Uraian dari jenis penerimaan

Pendapatan Asli Daerah adalah sebagi berikut:

a. Pajak Daerah

Pajak daerah terdiri terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak

Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan

Bahan Galian Golongan C, Pajak Air Tanah, Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan, Pajak BPHTB.

b. Retribusi Daerah

Retribusi daerah terdiri dari retribusi Pelayanan Kesehatan, Pelayanan

Persampahan, Penggantian Biaya Akta Pencatatan Sipil dan KTP,

Pelayanan Parkir di Tepi Jalan, Pelayanan Pasar, Pengujian Kendaraan

Bermotor, Pengendalian Menara Telekomunikasi, Pemakaian kekayaan

daerah, Tempat Pelelangan Ikan, Jasa Usaha Terminal, Jasa Usaha

Tempat Khusus Parkir, Jasa Usaha Tempat Penginapan/Villa, Usaha

Tempat Rekreasi dan Olah Raga, Jasa Usaha Penjualan Produksi Usaha

Daerah, Ijin Mendirikan Bangunan, Ijin Gangguan, dan Ijin Trayek.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Terdiri dari penerimaan laba atas penyertaan modal di BUMD.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Terdiri dari penerimaan PAD yang tidak termasuk dalam jenis Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah.

2. Dana Perimbangan

Dari Tahun 2013-2017 ketepatan proyeksi Dana Perimbangan semakin

tidak sesuai dengan realisasinya dan rata-rata realisasinya hanya

tumbuh 6,51% setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2017 justru

dibawah dari yang direncanakan.

Page 8: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-208-

Gambar 3.8 Perbandingan Tren Realisasi dengan Anggaran Dana

Perimbangan Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah, Dana Perimbangan terdiri dari:

a. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yaitu dana yang bersumber

dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah

berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah

dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Dana Bagi Hasil yang

dibagihasilkan kepada Daerah berdasarkan angka persentase

tertentu dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. Dana bagi

hasil dibagi menjadi:

1. Bagi Hasil Pajak, terdiri dari :

Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan yaitu : DBH PBB

sektor Pertambangan dan Non Migas, Penerimaan Biaya

Pemungutan dan Bagian Pemerintah Pusat

Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29

wajib pajak orang Pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21

2. Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, terdiri dari :

Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan

Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan

Bagi Hasil dari Cukai Tembakau

b. Dana Alokasi Umum, dasar penghitungannya meliputi data jumlah

pegawai, jumlah penduduk, Indeks Kemahalan Konstruksi, luas

wilayah, serta jumlah penduduk miskin. DAU dipergunakan hampir

semuanya untuk membiayai gaji pegawai.

Page 9: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-209-

c. Dana Alokasi Khusus, berupa DAK fisik dan non fisik yang

dialokasikan berdasarkan mekanisme pengusulan program dan

kegiatan kepada Kementerian terkait, yang secara internal telah

dikoordinasikan dengan Perangkat Daerah pada lingkup Pemerintah

Kabupaten Tangerang.

3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, terdiri dari:

a. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi terdiri dari Bagi Hasil dari Pajak

Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor, Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,

Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan

dan Bagi hasil pajak rokok

b. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, yaitu Dana desa.

c. Bantuan Keuangan dari Provinsi yaitu bantuan keuangan yang

bersifat umum dan bersifat khusus

Gambar 3.9 Perbandingan Tren Realisasi dengan Anggaran Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Tahun 2013-2017 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah mengalami

fluktuasi baik dari sisi anggaran maupun realisasinya. Namun

demikian mulai tahun 2017 terlihat realisasinya tidak mencapai

jumlah yang diharapkan dalam penganggaran.

b. Belanja

Untuk mengetahui kinerja keuangan daerah, selain dari sisi pendapatan

juga perlu melihat pertumbuhan belanja. Belanja daerah adalah semua

kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.

Page 10: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-210-

Tabel 3.2 Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2013 – 2017

No Uraian

Realisasi

2013 2014 2015 2016 2017

1 Belanja 3,277,526,096,684 3,512,778,491,741 4,179,069,902,022 4,535,329,446,273 4,985,047,758,815

1.1 Belanja Tidak Langsung

1,174,717,850,787 1,267,148,584,257 1,488,456,778,648 1,684,422,408,631 1,789,052,304,749

1.1.1 Belanja Pegawai

(BTL) 992,172,258,604 1,080,361,390,298 1,228,564,901,444 1,315,932,814,660 1,235,308,077,936

1.1.2 Belanja Hibah 90,334,316,000 110,164,906,835 75,703,744,122 70,339,132,724 123,827,800,000

1.1.3 Belanja Bantuan Sosial

27,685,983,725 11,870,635,000 12,574,200,000 25,552,292,400 23,968,696,000

1.1.4 Belanja Bagi Hasil - - 23,486,217,305 45,841,341,487 56,907,081,242

1.1.5 Belanja Bantuan Keuangan

55,558,728,384 60,990,883,066 144,350,135,846 225,291,256,389 335,940,646,046

1.1.6 Belanja Tidak Terduga

8,966,564,074 3,760,769,058 3,777,579,931 1,465,570,971 13,100,003,525

1.2 Belanja Langsung 2,102,808,245,897 2,245,629,907,484 2,690,613,123,374 2,850,907,037,642 3,195,995,454,066

1.2.1 Belanja Pegawai 150,688,531,640 148,203,736,422 161,988,973,373 189,012,460,318 226,567,049,110

1.2.2 Belanja Barang dan Jasa

820,619,970,941 845,891,236,995 942,713,022,732 1,251,517,856,367 1,438,768,054,692

1.2.3 Belanja Modal 1,131,499,743,316 1,251,534,934,067 1,585,911,127,269 1,410,376,720,957 1,530,660,350,264

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Page 11: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-211-

Dari tabel 3.2 tersebut di atas dapat diketahui bahwa belanja

daerah dari tahun 2103 sampai dengan 2017 terus mengalami

peningkatan, dengan rata-rata peningkatan per tahunnya 11,15%. Tren

Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung terus mengalami

peningkatan, namun tidak sebanding dengan tren peningkatan DAU

yang rata-rata hanya meningkat 1,41% setiap tahunnya.

Gambar 3.10 Perbandingan Belanja Langsung dengan Belanja Tidak Langsung Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Gambar 3.11 Perbandingan Tren Realisasi Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Pada belanja pegawai dalam kelompok Belanja Langsung maupun

Belanja Tidak Langsung terjadi tren kenaikan dari tahun 2013 sampai

dengan tahun 2016, namun kemudian terjadi penurunan pada tahun

2017. Gap antara tren belanja pegawai (BTL + BL) dengan tren DAU

Page 12: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-212-

semakin melebar, artinya proporsi DAU untuk membiayai gaji pegawai

akan semakin besar.

Gambar 3.12 Perbandingan Tren Realisasi Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Proporsi belanja modal telah memenuhi ketentuan minimal 30%

dari total belanja, sehingga menjadi nilai plus bagi Pemerintah

Kabupaten Tangerang untuk medukung pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan di daerah. Namun demikian proporsi belanja modal dalam

kurun waktu 2013-2017 semakin kecil walau masih di atas 30%.

Gambar 3.13 Perbandingan Tren Realisasi Belanja Modal terhadap Total Belanja Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

Page 13: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-213-

Gambar 3.14 Tren Realisasi Proporsi Belanja Modal terhadap Total Belanja Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)

3.1.2 Neraca Daerah

Neraca merupakan laporan yang menyajikan posisi keuangan

pemerintah pada tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi

keuangan adalah posisi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas. Aset

mencakup seluruh sumber daya yang memberikan manfaat ekonomi

dan/atau sosial yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh Pemerintah

Daerah. Kewajiban merupakan utang yang harus diselesaikan oleh

Pemerintah Daerah di masa yang akan datang. Ekuitas mencerminkan

kekayaan bersih Pemerintah Daerah, yaitu selisih antara aset dan

kewajiban.

Page 14: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-214-

Tabel 3.3 Neraca Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

1 Aset 8,481,776,629,084.62 16.739.727.008.753,60 9,190,940,113,542.20 10,181,098,127,137.56 11,244,028,094,308.15

1.1 Aset lancar 852,635,614,825.16 1,716,482,511,695.16 1,439,745,338,134.46 1,225,978,203,370.94 1,380,633,589,947.24

Kas 700,264,181,133.16 102,044,822,488.00 913,344,215,829.16 884,879,581,341.16 1,057,914,307,598.16

Investasi Jangka Pendek 0 0 0 0 0

Piutang Pendapatan 53,368,427,912.00 811,082,939,794.00 860,650,218,807.00 752,303,989,580.00 818,318,977,611.00

Piutang Lainnya 58,786,710,997.00 10,100,000.00 0 0 0

Penyisihan Piutang 0 (18,446,432,834.00) (384,367,601,661.33) (475,698,378,636.33) (564,839,280,224.00)

Beban Dibayar Dimuka 0 0 354,407,577.00 247,821,167.00 103,658,636.33

Persediaan 40,216,294,783.00 45,356,323,492.00 49,735,833,445.63 64,160,452,674.11 66,955,458,829.75

Pendapatan Yang Masih Harus Diterima

0 0 28,264,137.00 84,737,245.00 2,180,467,496.00

1.2 Investasi Jangka Panjang 355,287,262,859.44 443,006,907,712.14 510,736,197,631.82 567,537,542,445.53 587,342,598,601.63

Investasi Non Permanen (Dana Bergulir)

18,523,058,692.00 33,565,164,785.00 48,624,532,303.00 63,720,740,892.00 68,983,274,013.00

Investasi Permanen (Penyertaan Modal Pemda)

336,764,204,167.44 409,441,742,927.14 462,111,665,328.82 503,816,801,553.53 518,359,324,588.63

1.3 Aset tetap 7,221,825,159,981.62 8,863,157,612,597.85 6,736,900,468,698.94 7,833,279,494,344.53 8,799,874,343,851.15

Tanah 1,221,438,065,348.00 1,808,699,118,338.00 2,436,869,377,453.00 2,983,534,291,315.00 3,148,745,743,325.00

Peralatan dan Mesin 607,125,987,502.54 748,255,287,999.54 853,517,003,854.50 986,746,201,587.55 1,202,140,873,457.80

Gedung dan Bangunan 1,765,627,318,735.97 2,055,584,226,408.51 2,677,239,189,513.87 2,831,796,116,313.52 3,177,976,155,403.52

Jalan, Irigasi, dan Jaringan 3,125,777,297,764.34 3,739,066,398,511.99 4,154,342,527,647.23 4,746,617,400,902.00 5,312,024,441,271.59

Aset Tetap Lainnya 72,382,724,884.73 76,034,553,435.81 52,187,842,648.74 50,906,501,625.59 58,310,631,237.61

Konstruksi Dalam Pengerjaan

482,630,544,934.00 503,469,401,987.00 148,571,436,046.00 238,070,832,874.00 492,751,915,204.00

Page 15: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-215-

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

Akumulasi Penyusutan (53,156,779,187.96) (67,951,374,083.00) (3,585,826,908,464.40) (4,004,391,850,273.13) (4,592,075,416,048.37)

Dana Cadangan 141,000,000,000.00

1.4 Asset lainnya 52,028,591,418.40 5,717,079,976,748.40 503,558,109,077.00 554,302,886,976.56 335,177,561,908.13

Tagihan Piutang Penjualan Angsuran

88,863,000.00 0 88,863,000.00 88,863,000.00 88,863,000.00

Tuntutan Ganti Rugi 536,138,000.00 657,917,980.00 503,554,980.00 365,300,000.00 425,300,000.00

Aset Tak Berwujud 0 0 0 0 0

Aset Lain-lain 51,403,590,418.40 5,716,422,058,768.40 502,965,691,097.00 671,758,915,340.05 369,408,043,732.84

Akumulasi Penyusutan

Barang Rusak Berat 0 0 0 (117,910,191,363.49) (34,744,644,824.71)

2 Kewajiban 43,907,870,492.00 55,039,205,641.00 87,647,023,794.02 35,170,879,034.70 76,068,384,198.70

2.1 Kewajiban jangka pendek 43,907,870,492.00 55,039,205,641.00 87,647,023,794.02 35,170,879,034.70 76,068,384,198.70

Pendapatan Diterima Dimuka

0 0 3,801,403,568.00 3,627,188,012.00 4,650,328,203.00

Utang Belanja 0 0 4,330,749,861.00 0 170,100,000.00

Utang Jangka Pendek Lainnya

43,907,870,492.00 55,039,205,641.00 79,514,870,365.02 31,543,691,022.70 71,247,955,995.70

3 Ekuitas 8,437,868,758,592.62 16,684,687,803.112.60 9,103,293,089,748.20 10,145,927,248,102.86 11,167,959,710,109.45

4 Kewajiban dan Ekuitas 8,481,776,629,084.62 16,739,727,008,753.60 9,190,940,113,542.22 10,181,098,127,137.56 11,244,028,094,308.15

Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, Tahun 2013-2017 (data diolah)

Page 16: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-216-

Dengan mulai diberlakukannya sistem accrual basis pada tahun 2015,

maka kondisi Neraca Kabupaten Tangerang mengalami perubahan cukup

signifikan di beberapa akunnya. Hal tersebut dapat dicermati pada akun

persediaan yang mengalami peningkatan menjadi Rp49,735,833,445.63 yang

disebabkan karena reklasifikasi dari akun persediaan.

Piutang pendapatan meningkat menjadi Rp860,650,218,807.00 karena

meski belum ditetapkan akan tetapi sudah diakui sebagai pendapatan.

Pada tahun 2015 aset daerah secara keseluruhan turun menjadi

Rp9,190,940,113,542.20 disebabkan karena penurunan Aset lainnya yang

sangat signifikan menjadi Rp503,558,109,077.00 karena diperhitungkannya

akumulasi penyusutan serta akumulasi amortisasi aset tak berwujud yang

timbul karena adanya penyusutan aset tak berwujud yang selama ini belum

diperhitungkan sebelum berlakunya sistem accrual basis. Kewajiban

Pemerintah Tangerang meningkat tajam akibat diterapkannya pelaporan

keuangan berbasis akrual. Pada tahun 2015 total kewajiban Pemerintah

Tangerang menjadi Rp87,647,023,794.02. Hal ini disebabkan karena

pembayaran yang dilakukan pada bulan berikutnya seperti rekening listrik,

telepon, air, langganan surat kabar/majalah diakui menjadi kewajiban jangka

pendek. Kinerja keuangan Kabupaten Tangerang dapat diketahui dari

beberapa Analisa Rasio Keuangan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Analisa Rasio Keuangan Kabupaten Tangerang

Tahun 2013-2017

NO Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

(%) (%) (%) (%) (%)

1. Rasio lancar (current ratio)

19.42 31.19 16.43 34.86 18.15

2. Rasio quick (quick ratio)

18.50 30.36 15.86 33.03 17.27

3.

Rasio total hutang terhadap total aset

0.5177 0.3288 0.9536 0.3455 0.6765

4. Rasio hutang terhadap modal

0.5204 0.3299 0.9628 0.3467 0.6811

Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2013-2017 (data diolah)

Current Ratio (Rasio Lancar) digunakan untuk mengukur kemampuan

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki. Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus

dipenuhi dengan aktiva lancar, untuk tahun 2017 adalah setiap Rp1 hutang

lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp1.815 yang berarti bahwa kondisi

keuangan Pemerintah Kabupaten Tangerang sangat liquid.

Page 17: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-217-

Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan membayar

kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid

dengan dikurangi persediaan. Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :

aktiva lancar dikurangi persediaan dibandingkan dengan hutang lancarnya.

Dalam ratio ini kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten Tangerang masih

sangat liquid.

Rasio Solvabilitas mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh

Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan dana yang dipinjam. Rasio ini

dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan

dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari

para pemberi pinjaman (Bank). Salah satu Rasio yang tergabung dalam Rasio

Leverage adalah

Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka

panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa

bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Dalam hal ini

karena kewajiban yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Tangerang sangat

kecil, maka besarnya ratio kurang dari 1 yang berarti bahwa sebagian besar

pendanaan untuk pembangunan berasal dari dana transfer pusat, bantuan

keuangan Provinsi dan PAD.

Rasio hutang terhadap modal pada kemampuan keuangan Pemerintah

Kabupaten Tangerang juga selalu lebih kecil dari 1 (satu). Pada tahun 2017

rasio sebesar 0,68% yang berarti bahwa hutang sebesar Rp0,68 dijamin oleh

modal sebesar Rp1.

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Kondisi kemampuan keuangan daerah mempunyai posisi yang sangat

penting dalam perencanaan pembangunan. Untuk itu analisis terhadap

kondisi dan proyeksi keuangan daerah harus dilakukan untuk mengetahui

kemampuan daerah dalam mendanai/ membiayai program dan kegiatan

pembangunan. Kebutuhan pemenuhan aparatur diperoleh dari Belanja

Pegawai yang bersumber dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.

Page 18: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-218-

Tabel 3.5 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

No Uraian Realisasi

2013 2014 2015 2016 2017

1 Belanja Pegawai (BTL)

992,172,258,604 1,080,361,390,298 1,228,564,901,444 1,315,932,814,660 1,235,308,077,936

2 Belanja Pegawai (BL)

150,688,531,640 148,203,736,422 161,988,973,373 189,012,460,318 226,567,049,110

Jumlah 1,142,860,790,244 1,228,565,126,720 1,390,553,874,817 1,504,945,274,978 1,461,875,127,046

Sedangkan untuk menganalisis efisiensi pemenuhan kebutuhan aparatu

dibandingkan dengan total pengeluaran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6 Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

No. Uraian

Total Belanja

Untuk

Pemenuhan

Kebutuhan

Aparatur (Rp)

Total Pengeluaran

(Belanja+Pembiayaan

Pengeluaran)

(Rp)

Persentase

1 Tahun Anggaran 2013

1,142,860,790,244 3,285,526,096,684 34.78%

2 Tahun

Anggaran 2014 1,228,565,126,720 3,543,478,491,741 34.67%

3 Tahun

Anggaran 2015 1,390,553,874,817 4,194,069,902,022 33.16%

4 Tahun

Anggaran 2016 1,504,945,274,978 4,831,283,298,094 31.15%

5 Tahun

Anggaran 2017 1,461,875,127,046 5,140,047,758,815 28.44%

Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2013-2017 (data diolah)

Dari tabel 3.5 dapat diketahui bahwa prosentase belanja aparatur dari

tahun 2013 sampai dengan 2017 secara terus menerus mengalami penurunan

hingga mencapai 28,44%, yang berarti bahwa struktur APBD mengalami

pergeseran ke arah yang lebih baik dengan berkurangnya belanja pegawai dari

tahun ke tahun untuk membiayai belanja yang lebih prioritas.

Selanjutnya untuk mengetahui kondisi pengeluaran wajib mengikat

dapat dalam tabel 3.6 dapat dilihat perbandingan pertumbuhan rata-rata

belanja langsung sebesar 21,79% dan belanja tidak langsung sebesar 9,02%.

Sedangkan untuk rata-rata pembiayaan pengeluaran mengalami pertumbuhan

signifikan karena adanya penyertaan modal pada PT. BJB, PD. BPR KR, dan

PT. LKM Arta Kerta Raharja.

Page 19: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-219-

Tabel 3.7 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

No Uraian

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Rata-rata Pertumbuhan

[%] (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

A Belanja Tidak Langsung 1,174,717,850,787 1,267,148,584,257 1,488,456,778,648 1,684,422,408,631 1,789,052,304,749 11.18

Belanja Pegawai 992,172,258,604 1,080,361,390,298 1,228,564,901,444 1,315,932,814,660 1,235,308,077,936 5.90

B Belanja Langsung 2,102,808,245,897 2,245,629,907,484 2,690,613,123,374 2,850,907,037,642 3,195,995,454,066 11.17

Belanja Pegawai 150,688,531,640 148,203,736,422 161,988,973,373 189,012,460,318 226,567,049,110 11.05

Belanja Barang Jasa 820,619,970,941 845,891,236,995 942,713,022,732 1,251,517,856,367 1,438,768,054,692 15.56

Belanja Modal 1,131,499,743,316 1,251,534,934,067 1,585,911,127,269 1,410,376,720,957 1,530,660,350,264 8.70

C Pengeluaran Pembiayaan 8,000,000,000 30,700,000,000 15,000,000,000 295,953,851,821 155,000,000,000 514.50

Pembentukan Dana Cadangan

- - - - 141,000,000,000 -

Penyertaan Modal (Investasi)

Pemeritah Daerah 8,000,000,000 30,700,000,000 15,000,000,000 295,312,004,000 14,000,000,000 501.52

Pembayaran Pokok Utang - - - 641,847,821 - -

Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - -

Penyelesaian Kegiatan DPA-L

- - - - - -

Pembayaran Kewajiban

Tahun Lalu Yang Belum Terselesaikan

- - - - - -

Total (A+B+C) 3,285,526,096,684 3,543,478,491,741 4,194,069,902,022 4,831,283,298,094 5,140,047,758,815 11.95

Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2013-2017 (data diolah)

Page 20: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-220-

3.2.1. Analisis Pembiayaan

Tabel 3.8 Tabel Surplus (Defisit) Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2015 Tahun 2017 Rata rata

pertumbuhan (%)

A Realisasi Pendapatan

3,465,356,511,564.00 3,698,374,252,841.00 4,229,034,302,499.00 4,799,673,684,723.00 5,314,690,504,688.00 11.32

dikurangi

B1 Realisasi Belanja

Daerah 3,277,526,096,684.00 3,512,778,491,741.00 4,179,069,902,022.00 4,535,329,446,273.00 4,985,047,758,815.00 11.15

B2 Belanja Transfer - - - - -

C=B1+B

2

Jumlah Belanja Daerah dan

Transfer

3,277,526,096,684.00 3,512,778,491,741.00 4,179,069,902,022.00 4,535,329,446,273.00 4,985,047,758,815.00 11.15

D Pengeluaran Pembiayaan

8,000,000,000.00 30,700,000,000.00 15,000,000,000.00 295,953,851,821.00 155,000,000,000.00 614.50

E=A-C-D

Defisit Riil Daerah 179,830,414,880.00 154,895,761,100.00 34,964,400,477.00 (31,609,613,371.00) 174,642,745,873.00 133.55

Sumber: BPKAD Kabupaten Tangerang, 2013-2017 (data diolah)

Page 21: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-221-

Tabel 3.9 Penutup Defisit Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2015 Tahun 2017

Rata rata

pertumbuhan

(%)

1 Sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun

anggaran sebelumnya

491,592,027,772 700,200,814,430 878,379,815,152 913,344,215,629 881,734,602,258 17.10

2 Pencairan Dana

Cadangan - - - - - -

3

Hasil Penjualan

kekayaan Daerah Yang

dipisahkan

28,778,371,778 23,283,239,622 - - - -

4 Penerimaan pinjaman daerah

- - - - - -

5

Penerimaan kembali

pemberian pinjaman

daerah

- - - - - -

6 Penerimaan piutang

daerah - - - - - -

Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2013-2017 (data diolah)

Page 22: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-222-

Tabel 3.10 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017

No Uraian

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Rata rata

pertumbuhan (%)

Rp % dari SILPA

Rp % dari SILPA

Rp % dari SILPA

Rp % dari SILPA

Rp % dari SILPA

1 Jumlah SILPA 700,200,814,430

878,379,815,152

913,344,215,629

881,734,602,258

1,056,377,348,131

11.44

2

Pelampauan

penerimaan PAD

(335,787,728,312) -47.96 (204,298,918,67) -23.26 (265,262,080,327) -29.04 (299,634,529,80) -33.98 (638,107,512,429) -60.41

3

Pelampauan

penerimaan Dana

Perimbangan

87,189,571,066 12.45 8,401,565,411 0.96 69,341,158,041 7.59 (156,007,489,34)

-17.69

141,277,627,569 13.37

4

Pelampauan penerimaan

Lain lain pendapatan

daerah yang sah

(209,196,595,262) -29.88 9,122,809,199 1.04 (22,742,507,808) -2.49 (3,524,277,909) -0.40 47,848,883,535 4.53

5

Sisa

Penghematan belanja atau

akibat lainnya

213,627,690,144.41 30.51 668,322,031,460.59 76.09 688,680,785,535 75.40 422,511,756,001 47.92 605,634,712,685 57.33

6

Kewajiban

kepada pihak ke tiga sampai dengan akhir tahun belum

terselesaikan

- - - - - - - - - - -

7 Kegiatan Lanjutan

- - - - - - - - - - -

Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2013-2017 (data diolah)

Page 23: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-223-

3.3 Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan keuangan daerah mencakup pendapatan daerah,

belanja daerah dan pembiayaan daerah. Kemampuan keuangan daerah

dimaksudkan sebagai sumber pendanaan dalam implementasi program-

kegiatan. Pendanaan program kegiatan yang akan diakomodir dalam periode

tahun anggaran 2018-2023 harus dikaji secara mendalam agar dapat menjadi

dasar perencanaan program kegiatan pembangunan secara lebih tepat,

terukur, dan mendasarkan pada kebijakan prioritas yang telah ditetapkan,

dengan tertumpu pada visi misi oleh bupati terpilih yaitu “Mewujudkan

Masyarakat Kabupaten Tangerang Yang Cerdas, Makmur, Religius, Dan

Berwawasan Lingkungan”. Kemampuan keuangan daerah Kabupaten

Tangerang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan hal ini seiring

dengan meningkatnya pendapatan baik yang berasal dari PAD, dana

perimbangan maupun lain-lain pendapatan yang sah. Peningkatan ini diikuti

dengan meningkatnya belanja daerah yang dipergunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Berdasarkan hasil analisis gambaran umum pengelolaan keuangan

daerah pada periode tahun anggaran 2013-2017, maka dapat disusun suatu

analisis dalam rangka pendanaan program kegiatan pada periode tahun 2018-

2023.

3.3.1 Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah

Pendapatan merupakan komponen penting dalam struktur

APBD, karena pendapatan merupakan sumber pendanaan untuk

membiayai penyelenggaraan jalannya roda pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan. Dalam hal ini pendapatan terdiri atas

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah.

3.3.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah merupakan komponen penting

dalam pendapatan daerah, besar kecilnya PAD merupakan

indikator tingkat kemandirian daerah. Unsur Pendapatan

daerah pada hakikatnya diperoleh melalui mekanisme pajak

dan retribusi atau pungutan lainnya yang dibebankan pada

seluruh masyarakat. Keadilan atau kewajaran dalam

perpajakan terkait dengan prinsip kewajaran “horisontal” dan

Page 24: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-224-

kewajaran “vertikal”. Prinsip dari kewajaran horisontal

menekankan pada persyaratan bahwa masyarakat dalam

posisi yang sama harus diberlakukan sama, sedangkan prinsip

kewajaran vertikal dilandasi pada konsep kemampuan wajib

pajak/non pajak (retribusi) untuk membayar, artinya

masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk membayar

tinggi diberikan beban pajak yang tinggi pula. Tentunya untuk

menyeimbangkan kedua prinsip tersebut pemerintah daerah

dapat melakukan diskriminasi tarif secara rasional untuk

menghilangkan rasa ketidakadilan

Kebijakan yang ditempuh untuk mendorong kenaikan

Pendapatan Asli Daerah antara lain :

1. Mengevaluasi regulasi daerah yang berkaitan dengan

pendapatan daerah.

2. Penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi

pemungutan pajak dan retribusi daerah.

3. Meningkatkan kesadaran dan ketaatan wajib pajak dan

pembayar retribusi daerah.

4. Optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah

(intensifikasi) dan mengupayakan sumber pendapatan

baru (ekstensifikasi).

5. Mendayagunakan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan

dan belum dimanfaatkan, untuk dikelola atau

dikerjasamakan dengan pihak ketiga dalam rangka

meningkatkan PAD.

6. Pemantapan kelembagaan dan sistem pemungutan

pendapatan daerah;

7. Inventarisasi, pemetaan dan peningkatan kualitas data

dasar seluruh potensi sumber-sumber pendapatan

daerah;

8. Peningkatan peran dan fungsi petugas yang ada di

kecamatan dalam pelayanan dan pengamatan potensi

yang ada;

9. Peningkatan koordinasi dan pengawasan terhadap

pemungutan pendapatan daerah;

Page 25: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-225-

10. Peningkatan sinergitas dan koordinasi pendapatan asli

daerah dengan instansi terkait.

11. Peningkatan pelayanan publik (masyarakat) baik

kecepatan pelayanan pembayaran maupun kemudahan

untuk memperoleh informasi dan kesadaran masyarakat

wajib pajak/retribusi daearah;

12. Peningkatan kualitas dan kapasitas SDM pengelola

pendapatan daerah

13. Penerapan pola insentif dan disinsentif

14. Peningkatan koordinasi dalam pengelolaan pendapatan

daerah

15. Peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung

peningkatan pendapatan daerah

3.3.1.2. Dana Perimbangan

Pengalokasian dana perimbangan dimaksudkan untuk

mempersempit “gap” atau ketimpangan keuangan antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dana perimbangan

ini mencakup; Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi

Khusus (DAK), dan Bagi hasil pajak/bukan pajak.

Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana transfer

yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi masalah

ketimpangan horizontal (antar Daerah) dengan tujuan utama

pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah. Jumlah DAU

setiap daerah kabupaten dipengaruhi oleh jumlah keseluruhan

DAU untuk daerah kabupaten, bobot daerah kabupaten yang

bersangkutan dan jumlah bobot dari seluruh daerah

kabupaten.

Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada

Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai

kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai

dengan prioritas nasional.

Page 26: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-226-

Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak merupakan bagian dana

perimbangan untuk mengatasi masalah ketimpangan vertikal

(antara Pusat dan Daerah) yang dilakukan melalui pembagian

hasil antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil, dari

sebagian penerimaan perpajakan. Kebijakan yang ditempuh

dalam upaya peningkatan dana perimbangan yaitu :

1. Meningkatkan koordinasi ke pemerintah pusat dan provinsi

dalam rangka peningkatan alokasi atau bagian yang akan

diterima oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk setiap

obyek dari dana perimbangan sebagaimana peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Mengintensifkan komunikasi dengan lembaga ditingkat

pusat dan provinsi khususnya pada lembaga yang

berwenang mengatur dan mengalokasikan dana

perimbangan bagi kabupaten/kota.

3. Merencanakan dan mendukung berbagai program yang telah

ditetapkan oleh Provinsi Banten dan pemerintah pusat

untuk memperoleh alokasi anggaran kegiatan yang berlokasi

di Kabupaten Tangerang sekaligus mendukung pencapaian

visi dan misi dari Pemerintah Provinsi Banten.

3.3.1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah di dalamnya

mencakup dana hibah baik dari kementerian/lembaga

maupun dana penyesuaian dan otonomi khusus yang antara

lain dana untuk sertifikasi pendidik. Kebijakan yang ditempuh

dalam upaya peningkatan dana ini yaitu memperkuat jalinan

koordinasi dengan pemerintah pusat terutama kementerian

lembaga.

Sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak

dan retribusi walaupun proporsinya paling besar dalam

pendapatan daerah, masih perlu ditingkatkan, namun tetap

mempertimbangkan kemampuan masyarakat serta tidak

membebani perkembangan dunia usaha. Demikian pula halnya

dengan sumber-sumber pendapatan lainnya juga perlu

ditingkatkan, diantaranya Lain-lain Pendapatan yang sah,

Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan

Page 27: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-227-

Pajak. Kebijakan yang ditempuh dalam upaya peningkatan

Lain-lain Pendapatan yang Sah, mencakup:

1. Memperkirakan lebih akurat penerimaan bagi hasil yang

diterima dari provinsi.

2. Memperkirakan lebih cermat penerimaan hibah berupa uang

dalam APBD Kabupaten Tangerang yang didasarkan kepada

Naskah Perjanjian Hibah (NPH).

Page 28: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-228-

Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2018-2023

KODE URAIAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDAPATAN DAERAH 5,183,337,186,38

5 5,375,509,029,22

3 6,028,153,920,02

0 6,623,164,674,905.6

6 7,351,712,789,145.2

8 8,160,401,195,951.26

1.1 Pendapatan Asli Daerah

2,494,578,526,844

2,307,403,566,612

2,622,556,856,522

2,842,951,934,423 3,155,676,647,209 3,502,801,078,402

1.1.1 Pajak Daerah 1,548,761,000,000 1,637,340,321,324 1,924,875,855,620 2,017,367,009,903 2,239,277,380,993 2,485,597,892,902

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 116,032,775,420 103,950,501,000 108,293,511,000 128,077,412,282 142,165,927,633 157,804,179,673

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

54,038,403,306 54,775,723,548 58,953,414,858 67,489,168,983 74,912,977,572 83,153,405,105

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

775,746,348,118 511,337,020,740 530,434,075,044 630,018,343,254 699,320,361,012 776,245,600,723

1.2 Dana Perimbangan 2,045,533,566,00

0 2,157,708,306,00

0 2,395,056,219,66

0 2,658,512,403,823 2,950,948,768,243 3,275,553,132,750

1.2.1 Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak

211,395,231,000 219,172,240,000 243,281,186,400 270,042,116,904.00 299,746,749,763.44 332,718,892,237.42

1.2.2 Dana Alokasi Umum 1,178,485,856,000 1,222,971,999,000 1,357,498,918,890 1,506,823,799,967.90 1,672,574,417,964.37 1,856,557,603,940.45

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 412,981,147,000 434,982,231,000 482,830,276,410 535,941,606,815.10 594,895,183,564.76 660,333,653,756.89

1.2.4 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya

242,671,332,000 280,581,836,000 311,445,837,960 345,704,880,135.60 383,732,416,950.52 425,942,982,815.07

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

643,225,093,541 910,397,156,611 1,010,540,843,83

8 1,121,700,336,660.4

1 1,245,087,373,693.0

6 1,382,046,984,799.29

1.3.1 Pendapatan Hibah 9,000,000,000 272,601,530,070 302,587,698,378 335,872,345,199.25 372,818,303,171.16 413,828,316,519.99

1.3.2

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

Lainnya

546,725,093,541 546,725,093,541 606,864,853,831 673,619,987,751.87 747,718,186,404.57 829,967,186,909.07

1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

17,500,000,000 26,070,533,000 28,938,291,630 32,121,503,709.30 35,654,869,117.32 39,576,904,720.23

1.3.4

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah

Lainnya

70,000,000,000 65,000,000,000 72,150,000,000 80,086,500,000.00 88,896,015,000.00 98,674,576,650.00

Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2017 (data diolah

Page 29: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-229-

3.3.2 Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah

Belanja daerah sebagai komponen keuangan daerah diharapkan

dapat memberikan dorongan atau stimulan terhadap perkembangan

ekonomi daerah secara makro ke dalam kerangka pengembangan yang

lebih memberikan efek multiplier yang lebih besar bagi peningkatan

kesejahteraan rakyat secara merata. Untuk itu, kebijakan dalam

pengelolaan keuangan daerah perlu disusun secara cermat, sistematis

dan terpola.

Sebagai komponen APBD, belanja daerah diharapkan mampu

mendorong perkembangan ekonomi daerah. Belanja daerah

dimaksudkan untuk mendanai program dan kegiatan pembangunan

yang langsung memberikan manfaat sebagai upaya mewujudkan

kesejahteraan masyarakat, untuk mendukung pencapaian visi dan misi

pembangunan daerah yang merupakan penjabaran visi dan misi kepala

daerah dan wakil kepala daerah terpilih.

Dalam pengelolaan belanja harus menerapkan prinsip efektifitas,

efisiensi, transparan dan akuntabel mulai dari tahapan perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan.

Efektifitas dan efisiensi dimaksudkan dana yang tersedia harus

dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan

pelayanan pada masyarakat dan harapan selanjutnya adalah

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan

masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi

sumber daya manusia aparatur daerah, terutama yang berhubungan

langsung dengan kepentingan masyarakat.

Sedangkan yang dimaksud transparan dan akuntabel yaitu setiap

pengeluaran belanja dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan berarti pula masyarakat

mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam mengakses informasi

belanja. Pelaporan dan pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari

aspek administrasi keuangan, tetapi menyangkut pula proses, keluaran

dan hasil.

Page 30: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-230-

Arah pengelolaan belanja daerah adalah sebagai berikut:

1. Belanja dialokasikan untuk belanja wajib dan mengikat sesuai

ketentuan perundangan

2. Belanja dialokasikan untuk program dan kegiatan prioritas yang

memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

3. Belanja dialokasikan untuk program dan kegiatan yang memiliki

daya ungkit ataupun memiliki multiplier effects dalam peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

4. Belanja dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan OPD

sesuai tugas dan fungsi dalam rangka pencapaian sasaran OPD dan

sasaran daerah.

5. Penghematan dan rasionalisasi terhadap belanja personil pada

belanja langsung secara selektif

Page 31: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-231-

Tabel 3.12 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2018-2023

KODE URAIAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023

1 2 3 4 5 6 7 8

2 BELANJA DAERAH 6,371,311,481,634 5,930,509,029,223 6,323,153,920,021 6,918,164,674,906 7,646,712,789,145 8,455,401,195,951

2.1 Belanja Tidak Langsung

2,335,664,683,785 2,542,183,476,310 2,807,826,760,097 3,113,174,103,708 3,441,020,755,115 3,804,930,538,178

2.1.1 Belanja Pegawai (BTL) 1,455,418,721,050 1,776,629,961,178 1,972,745,710,207 2,022,064,352,962.64 2,072,615,961,786.70 2,124,431,360,831.37

2.1.4 Belanja Hibah 289,994,779,466 141,346,002,000 45,874,701,340 60,109,957,607 75,527,627,500 92,880,148,999

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial

28,186,000,000 8,199,085,500 2,513,107,151 3,292,942,731 4,137,553,275 5,088,158,829

2.1.6 Belanja Bagi Hasil 166,322,457,069 174,129,082,232 53,200,283,363 69,708,721,457 87,588,388,967 107,711,878,251

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan

384,742,726,200 431,879,345,400 723,492,958,035 947,998,128,950 1,191,151,223,587 1,464,818,991,268

2.1.8 Belanja Tidak Terduga

11,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000

2.2 Belanja Langsung 4,035,646,797,849 3,388,325,552,913 3,515,327,159,924 3,804,990,571,198.11 4,205,692,034,029.90 4,650,470,657,773.19

2.2.1 Belanja Pegawai 217,942,415,931 161,990,350,977 167,277,197,567 181,910,429,936 201,067,317,191 201,067,317,191

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa

1,929,356,792,292 1,840,672,430,951 1,900,746,087,850 2,067,021,345,812 2,284,698,226,076 2,284,698,226,076

2.2.3 Belanja Modal 1,888,347,589,626 1,385,662,770,985 1,447,303,874,506 1,556,058,795,450 1,719,926,490,763 1,719,926,490,763

Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang Tahun 2017 (data diolah)

Page 32: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-232-

3.3.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang

dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan

belanja daerah. dalam hal terjadi defisit anggaran. Sumber pembiayaan

dapat berasal dari sisa Lebih perhitungan anggaran tahun lalu,

penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan, dan hasil

penjualan aset daerah yang dipisahkan serta penerimaan piutang.

Sedangkan pengeluaran pembiayaan mencakup pembentukan dana

cadangan, penyertaan modal pemerintah daerah dan pembayaran

pokok utang.

Arah kebijakan pembiayaan daerah adalah sebagai berikut :

1. Mengupayakan penurunan SILPA secara bertahap dengan

memperbaiki kualitas perencanaan dan penganggaran.

2. Efisiensi dan penghematan pada pelaksanaan program kegiatan

dengan sesuai dengan standarisasi harga barang dan jasa secara

ketat, dengan tetap memperhatikan output dan outcome.

3. Mengupayakan pemanfaatanya untuk kesejahteraan masyarakat,

pemenuhan kewajiban daerah, dan penguatan kemampuan

keuangan daerah.

Penerimaan pembiayaan diarahkan untuk menutup defisit

dengan SILPA sedangkan pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk

penyertaan modal secara bertahap.

Page 33: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-233-

Tabel 3.13 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2018-2023

KODE URAIAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023

1 2 3 4 5 6 7 8

3 PEMBIAYAAN DAERAH 623,033,847,762 378,440,000,000 352,940,000,000 424,511,000,000 459,151,000,000 500,368,000,000

3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 626,875,669,414 383,440,000,000 357,940,000,000 429,511,000,000 464,151,000,000 505,368,000,000

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya

485,875,669,414 383,440,000,000 357,940,000,000 429,511,000,000 464,151,000,000 505,368,000,000

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 141,000,000,000 - - - - -

3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

- - - - - -

3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 3,841,821,652 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - - - - - -

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

3,841,821,652 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000

3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - - - - - -

Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang Tahun 2017 (data diolah)

Page 34: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-234-

Tabel 3.14 Proyeksi Pengeluaran Wajib dan Mengikat Kabupaten Tangerang Tahun 2018-2023

KODE URAIAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023

1 2 3 4 5 6 7 8

2.1 Belanja Tidak Langsung

2,269,949,947,504 2,271,326,000,000 2,321,269,000,000 2,376,783,000,000 2,412,613,000,000 2,449,043,000,000

2.1.1 Belanja Pegawai (BTL)

1,431,809,897,240 1,512,844,000,000 1,540,000,000,000 1,570,000,000,000 1,580,000,000,000 1,590,000,000,000

2.1.4 Belanja Hibah 260,357,780,000 136,155,000,000 140,000,000,000 145,000,000,000 150,000,000,000 155,000,000,000

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial

25,516,000,000 7,052,000,000 7,404,000,000 7,775,000,000 8,613,000,000 9,043,000,000

2.1.6 Belanja Bagi Hasil

158,623,982,091 174,157,000,000 182,865,000,000 192,008,000,000 201,000,000,000 211,000,000,000

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan

381,642,288,173 431,118,000,000 441,000,000,000 452,000,000,000 463,000,000,000 474,000,000,000

2.1.8 Belanja Tidak Terduga

12,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000

3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah

3,841,821,652 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan

- - - - - -

3.2.2

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

3,841,821,652 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000

3.2.3 Pembayaran Pokok Utang

- - - - - -

JUMLAH 2,273,791,769,156 2,276,326,000,000 2,326,269,000,000 2,381,783,000,000 2,417,613,000,000 2,454,043,000,000

Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang Tahun 2017 (data diolah)

Page 35: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-235-

Belanja daerah diarahkan untuk mendanai prioritas pembangunan dalam

upaya pencapaian visi, misi, ujuan dan sasaran pembangunan. Proporsi

untuk belanja masing-masing prioritas dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 3.15 Proporsi untuk Belanja menurut Prioritas

Prioritas I : terdiri atas program pembangunan daerah yang menjadi

unggulan kepala daerah terpilih, anggaran yang menjadi amanat/kebijakan nasional diantaranya untuk anggaran pendidikan sebesar 20%, anggaran kesehatan sebesar 10%,

serta Alokasi Dana Desa. Dalam prioritas I juga termasuk belanja yang bersifat wajib dan mengikat diantaranya

anggaran untuk gaji pegawai (termasuk di dalamnya untuk gaji PNS, Gaji dan tujangan Bupati-wakil bupati, DPRD, tambahan penghasilan PNS), kebutuhan administrasi

perkantoran di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Prioritas II : terdiri atas program-program prioritas di tingkat Perangkat Daerah yang merupakan penjabaran dari hasil analisis

kebutuhan dan sasaran yang akan dicapai pada masing- masing urusan pemerintah daerah dan belanja tidak

terduga.

Prioritas III : merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja- seperti : belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, dan belanja bantuan keuangan

kepada pemerintah desa. Pengalokasian dana pada prioritas III harus memperhatian pemenuhan dana pada prioritas I dan II

Adapun rincian besaran setiap prioritas disajikan pada tabel berikut:

Page 36: BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Kinerja Keuangan …

-236-

Tabel 3.16 Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah

No. Jenis Dana Alokasi

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023

% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Prioritas I : 68.25 3,842,455,274,434 69.65 3,962,520,600,000 69.30 4,075,289,800,000 68.71 4,217,121,200,000 67.97 4,327,645,200,000 67.24 4,445,417,200,000

Belanja Tidak Langsung

1,590,433,879,331

1,687,001,000,000

1,722,865,000,000

1,762,008,000,000

1,781,000,000,000

1,801,000,000,000

Belanja Langsung

2,252,021,395,103

2,275,519,600,000

2,352,424,800,000

2,455,113,200,000

2,546,645,200,000

2,644,417,200,000

2 Prioritas II 19.68 1,108,082,145,150 20.07 1,141,953,400,000 20.53 1,207,368,200,000 21.28 1,305,886,800,000 22.11 1,407,354,800,000 22.96 1,517,582,800,000

3 Prioritas III 12.07 679,516,068,173 10.27 584,325,000,000 10.18 598,404,000,000 10.02 614,775,000,000 9.92 631,613,000,000 9.80 648,043,000,000

Total 100 5,630,053,487,757 100 5,688,799,000,000 100 5,881,062,000,000 100 6,137,783,000,000 100 6,366,613,000,000 100 6,611,043,000,000

Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2017 (data diolah)