bab iii gambaran keuangan daerah 3.1 kinerja keuangan …
TRANSCRIPT
-201-
BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban daerah. Pembahasan mengenai kinerja keuangan masa
lalu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi, dan perkembangan
kemampuan keuangan daerah untuk beberapa tahun yang telah lalu,
dalam hal ini adalah 5 (lima) tahun yang lalu yaitu Tahun Anggaran
2013-2017. Pembahasan dan analisis terhadap kinerja keuangan
Kabupaten Tangerang mencakup kinerja pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan neraca daerah.
Kinerja keuangan daerah dalam hal ini APBD tidak terlepas dari
pencermatan terhadap struktur keuangan yang mencakup pendapatan
daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Sebagaimana
dituangkan pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, dalam pengelolaan keuangan daerah
harus menerapkan azas tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan kemanfaatan
untuk masyarakat.
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD
Struktur APBD terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah
dan Pembiayaan Daerah. Asumsi dasar sebagai bahan penyusunan
APBD dari tahun 2013 sampai dengan 2017, yaitu dengan
memperkirakan faktor ekonomi makro yang bepengaruh, antara lain; 1)
Trend kebijakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan bahan bakar
minyak (BBM); 2) Perkembangan perekonomian internasional yang
berdampak pada kondisi perekonomian nasional yang berimbas pada
kondisi perekonomian daerah; 3) Laju tingkat inflasi; 4) Stabilitas harga
bahan pokok/dasar dan sosial politik lokal; 5) Laju pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB); 6) Kebijakan-kebijakan terkait
-202-
dana transfer ke daerah; 7) Pertumbuhan APBD selama 5 (lima) tahun
yang lalu.
Selama kurun waktu lima tahun (tahun 2013-2017) APBD
Kabupaten Tangerang menunjukkan tren kenaikan setiap tahunnya.
Rata-rata pertumbuhan realisasi APBD setiap tahunnya 11,15%.
Gambar 3.1 Tren Pertumbuhan APBD Kabupaten Tangerang
Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
Persentase defisit APBD selama kurun waktu lima tahun (tahun 2013-
2017) rata-rata 17,13%. Sekalipun defisit tersebut selalu mampu ditutup
dengan net pembiayaan terutama silpa tahun-tahun sebelumnya, persentase
defisit tersebut tergolong relatif besar jika dibandingkan dengan yang
disarankan oleh peraturan menteri keuangan yaitu sebesar 6%. Hal ini
menunjukkan perencanaan penganggaran yang tidak optimal.
Gambar 3.2 Tren APBD Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
-203-
Gambar 3.3 Tren Defisit APBD Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
a. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan.
Besar kecilnya pendapatan daerah sangat berpengaruh terhadap
kemampuan suatu daerah dalam mendanai program dan kegiatan
pembangunan daerah. Penentuan kinerja pendapatan APBD dilakukan
dengan mengukur dan membandingkan pertumbuhan pada masing-
masing sumber pendapatan. Sumber-sumber pendapatan Kabupaten
Tangerang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan
dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Selama kurun waktu lima
tahun yang lalu pendapatan daerah Kabupaten Tangerang mengalami
pertumbuhan rata-rata setiap tahunnya sebesar 11,32%, dengan rata-rata
pertumbuhan tertinggi pada pos Pendapatan Asli Daerah dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 23,75%. Rata-rata pertumbuhan pendapatan
Kabupaten Tangerang selama 5 (lima) tahun yang lalu (tahun 2013-2017)
dapat dilihat pada table 3.1 di bawah ini:
-204-
Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
No Uraian Realisasi Rata-rata
Pertumbuhan (%) 2013 2014 2015 2016 2017
1 PENDAPATAN 3,465,356,511,564 3,698,374,252,841 4,229,034,302,499 4,799,673,684,723 5,314,690,504,688 11,32
1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,218,576,390,249 1,576,315,878,393 1,851,195,176,763 2,054,715,995,931 2,819,272,262,290 23,75
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 803,097,821,528 1,015,714,352,255 1,162,526,854,157 1,301,030,413,072 1,836,701,036,018 23.50
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 107,837,109,627 130,036,896,666 116,172,380,833 161,671,267,340 97,333,570,576 2.32
1.1.3 Hasil Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan 19,806,975,025 22,594,813,361 45,946,059,477 51,862,903,163 54,513,984,729 33.85
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 287,834,484,069 407,969,816,111 526,549,882,296 540,151,412,356 830,723,670,967 31.80
1.2 DANA PERIMBANGAN 1,498,947,577,711 1,461,378,798,130 1,496,375,510,959 1,843,722,483,359 1,897,655,392,203 6,51
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan
Pajak 293,557,607,711 143,608,555,130 116,925,350,959 161,836,546,359 190,038,192,252 (3.46)
1.2.2 Dana Alokasi Umum 1,115,364,627,000 1,213,857,913,000 1,212,934,842,000 1,196,642,873,000 1,175,621,706,000 1.41
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 90,025,343,000 103,912,330,000 91,387,270,000 316,483,250,000 316,323,761,951 62.41
1.2.4 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya - - 75,128,048,000 168,759,814,000 215,671,732,000 76.21
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH 747,832,543,604 660,679,576,318 881,463,614,777 901,235,205,433 597,762,850,195 (2.42)
1.3.1 Pendapatan Hibah - 8,000,000,000 - 272,512,004,000 9,264,000,000 (96.60)
1.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
303,536,493,604 418,787,203,318 460,419,744,527 479,455,379,433 500,998,850,195 14.13
1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 226,592,480,000 225,371,373,000 304,041,731,000 38,789,567,000 7,500,000,000 (33.38)
1.3.4 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
217,703,570,000 8,521,000,000 117,002,139,250 110,478,255,000 80,000,000,000 285.96
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
-205-
Dari beberapa komponen pendapatan yang terdiri atas PAD, Dana
Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah, maka PAD mengalami
pertumbuhan yang paling akseleratif. Akselerasi peningkatan PAD tersebut
terutama didukung oleh peningkatan Pajak Daerah, Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah, dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan. Sedangkan Retribusi Daerah tumbuhnya paling lambat, yaitu
rata-rata setiap tahunnya hanya tumbuh sekitar 2,32%.
Gambar 3.4 Tren Pendapatan APBD Kabupaten Tangerang
Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
Sedangkan untuk Dana Perimbangan pertumbuhannya relatif landai,
yaitu rata-rata pertumbuhannya hanya 6,51%. Hal ini disebabkan oleh DAU
sebagai komponen utama dana perimbangan pertumbuhannya relatif rendah
setiap tahunnya, yaitu rata-rata hanya berkisar 1,41%.
Gambar 3.5 Tren DAU terhadap Pendapatan APBD Kabupaten Tangerang
Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
-206-
Kemudian pada komponen Lain-lain pendapatan yang sah justru
mengalami pertumbuhan negatif, yaitu rata-rata per tahunnya turun 2,42%.
Hal ini disebabkan karena bantuan keuangan dari provinsi semakin
berkurang. Oleh karena itu proporsi Lain-lain pendapatan yang sah di dalam
APBD semakin kecil yaitu hanya 11% daritotal pendapatan.
Gambar 3.6 Proporsi Pendapatan APBD Kabupaten Tangerang
Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
1. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang
diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam daerah, yang terdiri dari
penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah.
Gambar 3.7 Perbandingan Tren Realisasi dan Rencana PAD
Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
-207-
Pada kurun waktu 2013-2017 realisasi Pendapatan Asli Daerah
mempuyai rata-rata kenaikan sebesar 23,75% dan selalu mampu melebihi
target. Kenaikan ini paling besar dibandingkan kenaikan komponen
pendapatan yang lain. Kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah
sendiri paling dominan, yaitu sebesar 53%. Uraian dari jenis penerimaan
Pendapatan Asli Daerah adalah sebagi berikut:
a. Pajak Daerah
Pajak daerah terdiri terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan
Bahan Galian Golongan C, Pajak Air Tanah, Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan, Pajak BPHTB.
b. Retribusi Daerah
Retribusi daerah terdiri dari retribusi Pelayanan Kesehatan, Pelayanan
Persampahan, Penggantian Biaya Akta Pencatatan Sipil dan KTP,
Pelayanan Parkir di Tepi Jalan, Pelayanan Pasar, Pengujian Kendaraan
Bermotor, Pengendalian Menara Telekomunikasi, Pemakaian kekayaan
daerah, Tempat Pelelangan Ikan, Jasa Usaha Terminal, Jasa Usaha
Tempat Khusus Parkir, Jasa Usaha Tempat Penginapan/Villa, Usaha
Tempat Rekreasi dan Olah Raga, Jasa Usaha Penjualan Produksi Usaha
Daerah, Ijin Mendirikan Bangunan, Ijin Gangguan, dan Ijin Trayek.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Terdiri dari penerimaan laba atas penyertaan modal di BUMD.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Terdiri dari penerimaan PAD yang tidak termasuk dalam jenis Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
2. Dana Perimbangan
Dari Tahun 2013-2017 ketepatan proyeksi Dana Perimbangan semakin
tidak sesuai dengan realisasinya dan rata-rata realisasinya hanya
tumbuh 6,51% setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2017 justru
dibawah dari yang direncanakan.
-208-
Gambar 3.8 Perbandingan Tren Realisasi dengan Anggaran Dana
Perimbangan Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah, Dana Perimbangan terdiri dari:
a. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yaitu dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah
berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah
dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Dana Bagi Hasil yang
dibagihasilkan kepada Daerah berdasarkan angka persentase
tertentu dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. Dana bagi
hasil dibagi menjadi:
1. Bagi Hasil Pajak, terdiri dari :
Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan yaitu : DBH PBB
sektor Pertambangan dan Non Migas, Penerimaan Biaya
Pemungutan dan Bagian Pemerintah Pusat
Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29
wajib pajak orang Pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21
2. Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, terdiri dari :
Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan
Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan
Bagi Hasil dari Cukai Tembakau
b. Dana Alokasi Umum, dasar penghitungannya meliputi data jumlah
pegawai, jumlah penduduk, Indeks Kemahalan Konstruksi, luas
wilayah, serta jumlah penduduk miskin. DAU dipergunakan hampir
semuanya untuk membiayai gaji pegawai.
-209-
c. Dana Alokasi Khusus, berupa DAK fisik dan non fisik yang
dialokasikan berdasarkan mekanisme pengusulan program dan
kegiatan kepada Kementerian terkait, yang secara internal telah
dikoordinasikan dengan Perangkat Daerah pada lingkup Pemerintah
Kabupaten Tangerang.
3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, terdiri dari:
a. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi terdiri dari Bagi Hasil dari Pajak
Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor, Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,
Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan
dan Bagi hasil pajak rokok
b. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, yaitu Dana desa.
c. Bantuan Keuangan dari Provinsi yaitu bantuan keuangan yang
bersifat umum dan bersifat khusus
Gambar 3.9 Perbandingan Tren Realisasi dengan Anggaran Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
Tahun 2013-2017 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah mengalami
fluktuasi baik dari sisi anggaran maupun realisasinya. Namun
demikian mulai tahun 2017 terlihat realisasinya tidak mencapai
jumlah yang diharapkan dalam penganggaran.
b. Belanja
Untuk mengetahui kinerja keuangan daerah, selain dari sisi pendapatan
juga perlu melihat pertumbuhan belanja. Belanja daerah adalah semua
kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
-210-
Tabel 3.2 Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2013 – 2017
No Uraian
Realisasi
2013 2014 2015 2016 2017
1 Belanja 3,277,526,096,684 3,512,778,491,741 4,179,069,902,022 4,535,329,446,273 4,985,047,758,815
1.1 Belanja Tidak Langsung
1,174,717,850,787 1,267,148,584,257 1,488,456,778,648 1,684,422,408,631 1,789,052,304,749
1.1.1 Belanja Pegawai
(BTL) 992,172,258,604 1,080,361,390,298 1,228,564,901,444 1,315,932,814,660 1,235,308,077,936
1.1.2 Belanja Hibah 90,334,316,000 110,164,906,835 75,703,744,122 70,339,132,724 123,827,800,000
1.1.3 Belanja Bantuan Sosial
27,685,983,725 11,870,635,000 12,574,200,000 25,552,292,400 23,968,696,000
1.1.4 Belanja Bagi Hasil - - 23,486,217,305 45,841,341,487 56,907,081,242
1.1.5 Belanja Bantuan Keuangan
55,558,728,384 60,990,883,066 144,350,135,846 225,291,256,389 335,940,646,046
1.1.6 Belanja Tidak Terduga
8,966,564,074 3,760,769,058 3,777,579,931 1,465,570,971 13,100,003,525
1.2 Belanja Langsung 2,102,808,245,897 2,245,629,907,484 2,690,613,123,374 2,850,907,037,642 3,195,995,454,066
1.2.1 Belanja Pegawai 150,688,531,640 148,203,736,422 161,988,973,373 189,012,460,318 226,567,049,110
1.2.2 Belanja Barang dan Jasa
820,619,970,941 845,891,236,995 942,713,022,732 1,251,517,856,367 1,438,768,054,692
1.2.3 Belanja Modal 1,131,499,743,316 1,251,534,934,067 1,585,911,127,269 1,410,376,720,957 1,530,660,350,264
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
-211-
Dari tabel 3.2 tersebut di atas dapat diketahui bahwa belanja
daerah dari tahun 2103 sampai dengan 2017 terus mengalami
peningkatan, dengan rata-rata peningkatan per tahunnya 11,15%. Tren
Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung terus mengalami
peningkatan, namun tidak sebanding dengan tren peningkatan DAU
yang rata-rata hanya meningkat 1,41% setiap tahunnya.
Gambar 3.10 Perbandingan Belanja Langsung dengan Belanja Tidak Langsung Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
Gambar 3.11 Perbandingan Tren Realisasi Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
Pada belanja pegawai dalam kelompok Belanja Langsung maupun
Belanja Tidak Langsung terjadi tren kenaikan dari tahun 2013 sampai
dengan tahun 2016, namun kemudian terjadi penurunan pada tahun
2017. Gap antara tren belanja pegawai (BTL + BL) dengan tren DAU
-212-
semakin melebar, artinya proporsi DAU untuk membiayai gaji pegawai
akan semakin besar.
Gambar 3.12 Perbandingan Tren Realisasi Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Kabupaten Tangerang
Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
Proporsi belanja modal telah memenuhi ketentuan minimal 30%
dari total belanja, sehingga menjadi nilai plus bagi Pemerintah
Kabupaten Tangerang untuk medukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan di daerah. Namun demikian proporsi belanja modal dalam
kurun waktu 2013-2017 semakin kecil walau masih di atas 30%.
Gambar 3.13 Perbandingan Tren Realisasi Belanja Modal terhadap Total Belanja Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
-213-
Gambar 3.14 Tren Realisasi Proporsi Belanja Modal terhadap Total Belanja Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
Sumber : BPS, Kabupaten Tangerang Dalam Angka, 2013-2017 (data diolah)
3.1.2 Neraca Daerah
Neraca merupakan laporan yang menyajikan posisi keuangan
pemerintah pada tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi
keuangan adalah posisi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas. Aset
mencakup seluruh sumber daya yang memberikan manfaat ekonomi
dan/atau sosial yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh Pemerintah
Daerah. Kewajiban merupakan utang yang harus diselesaikan oleh
Pemerintah Daerah di masa yang akan datang. Ekuitas mencerminkan
kekayaan bersih Pemerintah Daerah, yaitu selisih antara aset dan
kewajiban.
-214-
Tabel 3.3 Neraca Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
1 Aset 8,481,776,629,084.62 16.739.727.008.753,60 9,190,940,113,542.20 10,181,098,127,137.56 11,244,028,094,308.15
1.1 Aset lancar 852,635,614,825.16 1,716,482,511,695.16 1,439,745,338,134.46 1,225,978,203,370.94 1,380,633,589,947.24
Kas 700,264,181,133.16 102,044,822,488.00 913,344,215,829.16 884,879,581,341.16 1,057,914,307,598.16
Investasi Jangka Pendek 0 0 0 0 0
Piutang Pendapatan 53,368,427,912.00 811,082,939,794.00 860,650,218,807.00 752,303,989,580.00 818,318,977,611.00
Piutang Lainnya 58,786,710,997.00 10,100,000.00 0 0 0
Penyisihan Piutang 0 (18,446,432,834.00) (384,367,601,661.33) (475,698,378,636.33) (564,839,280,224.00)
Beban Dibayar Dimuka 0 0 354,407,577.00 247,821,167.00 103,658,636.33
Persediaan 40,216,294,783.00 45,356,323,492.00 49,735,833,445.63 64,160,452,674.11 66,955,458,829.75
Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
0 0 28,264,137.00 84,737,245.00 2,180,467,496.00
1.2 Investasi Jangka Panjang 355,287,262,859.44 443,006,907,712.14 510,736,197,631.82 567,537,542,445.53 587,342,598,601.63
Investasi Non Permanen (Dana Bergulir)
18,523,058,692.00 33,565,164,785.00 48,624,532,303.00 63,720,740,892.00 68,983,274,013.00
Investasi Permanen (Penyertaan Modal Pemda)
336,764,204,167.44 409,441,742,927.14 462,111,665,328.82 503,816,801,553.53 518,359,324,588.63
1.3 Aset tetap 7,221,825,159,981.62 8,863,157,612,597.85 6,736,900,468,698.94 7,833,279,494,344.53 8,799,874,343,851.15
Tanah 1,221,438,065,348.00 1,808,699,118,338.00 2,436,869,377,453.00 2,983,534,291,315.00 3,148,745,743,325.00
Peralatan dan Mesin 607,125,987,502.54 748,255,287,999.54 853,517,003,854.50 986,746,201,587.55 1,202,140,873,457.80
Gedung dan Bangunan 1,765,627,318,735.97 2,055,584,226,408.51 2,677,239,189,513.87 2,831,796,116,313.52 3,177,976,155,403.52
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 3,125,777,297,764.34 3,739,066,398,511.99 4,154,342,527,647.23 4,746,617,400,902.00 5,312,024,441,271.59
Aset Tetap Lainnya 72,382,724,884.73 76,034,553,435.81 52,187,842,648.74 50,906,501,625.59 58,310,631,237.61
Konstruksi Dalam Pengerjaan
482,630,544,934.00 503,469,401,987.00 148,571,436,046.00 238,070,832,874.00 492,751,915,204.00
-215-
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
Akumulasi Penyusutan (53,156,779,187.96) (67,951,374,083.00) (3,585,826,908,464.40) (4,004,391,850,273.13) (4,592,075,416,048.37)
Dana Cadangan 141,000,000,000.00
1.4 Asset lainnya 52,028,591,418.40 5,717,079,976,748.40 503,558,109,077.00 554,302,886,976.56 335,177,561,908.13
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
88,863,000.00 0 88,863,000.00 88,863,000.00 88,863,000.00
Tuntutan Ganti Rugi 536,138,000.00 657,917,980.00 503,554,980.00 365,300,000.00 425,300,000.00
Aset Tak Berwujud 0 0 0 0 0
Aset Lain-lain 51,403,590,418.40 5,716,422,058,768.40 502,965,691,097.00 671,758,915,340.05 369,408,043,732.84
Akumulasi Penyusutan
Barang Rusak Berat 0 0 0 (117,910,191,363.49) (34,744,644,824.71)
2 Kewajiban 43,907,870,492.00 55,039,205,641.00 87,647,023,794.02 35,170,879,034.70 76,068,384,198.70
2.1 Kewajiban jangka pendek 43,907,870,492.00 55,039,205,641.00 87,647,023,794.02 35,170,879,034.70 76,068,384,198.70
Pendapatan Diterima Dimuka
0 0 3,801,403,568.00 3,627,188,012.00 4,650,328,203.00
Utang Belanja 0 0 4,330,749,861.00 0 170,100,000.00
Utang Jangka Pendek Lainnya
43,907,870,492.00 55,039,205,641.00 79,514,870,365.02 31,543,691,022.70 71,247,955,995.70
3 Ekuitas 8,437,868,758,592.62 16,684,687,803.112.60 9,103,293,089,748.20 10,145,927,248,102.86 11,167,959,710,109.45
4 Kewajiban dan Ekuitas 8,481,776,629,084.62 16,739,727,008,753.60 9,190,940,113,542.22 10,181,098,127,137.56 11,244,028,094,308.15
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, Tahun 2013-2017 (data diolah)
-216-
Dengan mulai diberlakukannya sistem accrual basis pada tahun 2015,
maka kondisi Neraca Kabupaten Tangerang mengalami perubahan cukup
signifikan di beberapa akunnya. Hal tersebut dapat dicermati pada akun
persediaan yang mengalami peningkatan menjadi Rp49,735,833,445.63 yang
disebabkan karena reklasifikasi dari akun persediaan.
Piutang pendapatan meningkat menjadi Rp860,650,218,807.00 karena
meski belum ditetapkan akan tetapi sudah diakui sebagai pendapatan.
Pada tahun 2015 aset daerah secara keseluruhan turun menjadi
Rp9,190,940,113,542.20 disebabkan karena penurunan Aset lainnya yang
sangat signifikan menjadi Rp503,558,109,077.00 karena diperhitungkannya
akumulasi penyusutan serta akumulasi amortisasi aset tak berwujud yang
timbul karena adanya penyusutan aset tak berwujud yang selama ini belum
diperhitungkan sebelum berlakunya sistem accrual basis. Kewajiban
Pemerintah Tangerang meningkat tajam akibat diterapkannya pelaporan
keuangan berbasis akrual. Pada tahun 2015 total kewajiban Pemerintah
Tangerang menjadi Rp87,647,023,794.02. Hal ini disebabkan karena
pembayaran yang dilakukan pada bulan berikutnya seperti rekening listrik,
telepon, air, langganan surat kabar/majalah diakui menjadi kewajiban jangka
pendek. Kinerja keuangan Kabupaten Tangerang dapat diketahui dari
beberapa Analisa Rasio Keuangan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Analisa Rasio Keuangan Kabupaten Tangerang
Tahun 2013-2017
NO Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
(%) (%) (%) (%) (%)
1. Rasio lancar (current ratio)
19.42 31.19 16.43 34.86 18.15
2. Rasio quick (quick ratio)
18.50 30.36 15.86 33.03 17.27
3.
Rasio total hutang terhadap total aset
0.5177 0.3288 0.9536 0.3455 0.6765
4. Rasio hutang terhadap modal
0.5204 0.3299 0.9628 0.3467 0.6811
Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2013-2017 (data diolah)
Current Ratio (Rasio Lancar) digunakan untuk mengukur kemampuan
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki. Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar, untuk tahun 2017 adalah setiap Rp1 hutang
lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp1.815 yang berarti bahwa kondisi
keuangan Pemerintah Kabupaten Tangerang sangat liquid.
-217-
Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid
dengan dikurangi persediaan. Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
aktiva lancar dikurangi persediaan dibandingkan dengan hutang lancarnya.
Dalam ratio ini kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten Tangerang masih
sangat liquid.
Rasio Solvabilitas mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh
Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan dana yang dipinjam. Rasio ini
dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari
para pemberi pinjaman (Bank). Salah satu Rasio yang tergabung dalam Rasio
Leverage adalah
Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka
panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa
bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Dalam hal ini
karena kewajiban yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Tangerang sangat
kecil, maka besarnya ratio kurang dari 1 yang berarti bahwa sebagian besar
pendanaan untuk pembangunan berasal dari dana transfer pusat, bantuan
keuangan Provinsi dan PAD.
Rasio hutang terhadap modal pada kemampuan keuangan Pemerintah
Kabupaten Tangerang juga selalu lebih kecil dari 1 (satu). Pada tahun 2017
rasio sebesar 0,68% yang berarti bahwa hutang sebesar Rp0,68 dijamin oleh
modal sebesar Rp1.
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Kondisi kemampuan keuangan daerah mempunyai posisi yang sangat
penting dalam perencanaan pembangunan. Untuk itu analisis terhadap
kondisi dan proyeksi keuangan daerah harus dilakukan untuk mengetahui
kemampuan daerah dalam mendanai/ membiayai program dan kegiatan
pembangunan. Kebutuhan pemenuhan aparatur diperoleh dari Belanja
Pegawai yang bersumber dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.
-218-
Tabel 3.5 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
No Uraian Realisasi
2013 2014 2015 2016 2017
1 Belanja Pegawai (BTL)
992,172,258,604 1,080,361,390,298 1,228,564,901,444 1,315,932,814,660 1,235,308,077,936
2 Belanja Pegawai (BL)
150,688,531,640 148,203,736,422 161,988,973,373 189,012,460,318 226,567,049,110
Jumlah 1,142,860,790,244 1,228,565,126,720 1,390,553,874,817 1,504,945,274,978 1,461,875,127,046
Sedangkan untuk menganalisis efisiensi pemenuhan kebutuhan aparatu
dibandingkan dengan total pengeluaran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.6 Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
No. Uraian
Total Belanja
Untuk
Pemenuhan
Kebutuhan
Aparatur (Rp)
Total Pengeluaran
(Belanja+Pembiayaan
Pengeluaran)
(Rp)
Persentase
1 Tahun Anggaran 2013
1,142,860,790,244 3,285,526,096,684 34.78%
2 Tahun
Anggaran 2014 1,228,565,126,720 3,543,478,491,741 34.67%
3 Tahun
Anggaran 2015 1,390,553,874,817 4,194,069,902,022 33.16%
4 Tahun
Anggaran 2016 1,504,945,274,978 4,831,283,298,094 31.15%
5 Tahun
Anggaran 2017 1,461,875,127,046 5,140,047,758,815 28.44%
Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2013-2017 (data diolah)
Dari tabel 3.5 dapat diketahui bahwa prosentase belanja aparatur dari
tahun 2013 sampai dengan 2017 secara terus menerus mengalami penurunan
hingga mencapai 28,44%, yang berarti bahwa struktur APBD mengalami
pergeseran ke arah yang lebih baik dengan berkurangnya belanja pegawai dari
tahun ke tahun untuk membiayai belanja yang lebih prioritas.
Selanjutnya untuk mengetahui kondisi pengeluaran wajib mengikat
dapat dalam tabel 3.6 dapat dilihat perbandingan pertumbuhan rata-rata
belanja langsung sebesar 21,79% dan belanja tidak langsung sebesar 9,02%.
Sedangkan untuk rata-rata pembiayaan pengeluaran mengalami pertumbuhan
signifikan karena adanya penyertaan modal pada PT. BJB, PD. BPR KR, dan
PT. LKM Arta Kerta Raharja.
-219-
Tabel 3.7 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
No Uraian
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Rata-rata Pertumbuhan
[%] (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
A Belanja Tidak Langsung 1,174,717,850,787 1,267,148,584,257 1,488,456,778,648 1,684,422,408,631 1,789,052,304,749 11.18
Belanja Pegawai 992,172,258,604 1,080,361,390,298 1,228,564,901,444 1,315,932,814,660 1,235,308,077,936 5.90
B Belanja Langsung 2,102,808,245,897 2,245,629,907,484 2,690,613,123,374 2,850,907,037,642 3,195,995,454,066 11.17
Belanja Pegawai 150,688,531,640 148,203,736,422 161,988,973,373 189,012,460,318 226,567,049,110 11.05
Belanja Barang Jasa 820,619,970,941 845,891,236,995 942,713,022,732 1,251,517,856,367 1,438,768,054,692 15.56
Belanja Modal 1,131,499,743,316 1,251,534,934,067 1,585,911,127,269 1,410,376,720,957 1,530,660,350,264 8.70
C Pengeluaran Pembiayaan 8,000,000,000 30,700,000,000 15,000,000,000 295,953,851,821 155,000,000,000 514.50
Pembentukan Dana Cadangan
- - - - 141,000,000,000 -
Penyertaan Modal (Investasi)
Pemeritah Daerah 8,000,000,000 30,700,000,000 15,000,000,000 295,312,004,000 14,000,000,000 501.52
Pembayaran Pokok Utang - - - 641,847,821 - -
Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - -
Penyelesaian Kegiatan DPA-L
- - - - - -
Pembayaran Kewajiban
Tahun Lalu Yang Belum Terselesaikan
- - - - - -
Total (A+B+C) 3,285,526,096,684 3,543,478,491,741 4,194,069,902,022 4,831,283,298,094 5,140,047,758,815 11.95
Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2013-2017 (data diolah)
-220-
3.2.1. Analisis Pembiayaan
Tabel 3.8 Tabel Surplus (Defisit) Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2015 Tahun 2017 Rata rata
pertumbuhan (%)
A Realisasi Pendapatan
3,465,356,511,564.00 3,698,374,252,841.00 4,229,034,302,499.00 4,799,673,684,723.00 5,314,690,504,688.00 11.32
dikurangi
B1 Realisasi Belanja
Daerah 3,277,526,096,684.00 3,512,778,491,741.00 4,179,069,902,022.00 4,535,329,446,273.00 4,985,047,758,815.00 11.15
B2 Belanja Transfer - - - - -
C=B1+B
2
Jumlah Belanja Daerah dan
Transfer
3,277,526,096,684.00 3,512,778,491,741.00 4,179,069,902,022.00 4,535,329,446,273.00 4,985,047,758,815.00 11.15
D Pengeluaran Pembiayaan
8,000,000,000.00 30,700,000,000.00 15,000,000,000.00 295,953,851,821.00 155,000,000,000.00 614.50
E=A-C-D
Defisit Riil Daerah 179,830,414,880.00 154,895,761,100.00 34,964,400,477.00 (31,609,613,371.00) 174,642,745,873.00 133.55
Sumber: BPKAD Kabupaten Tangerang, 2013-2017 (data diolah)
-221-
Tabel 3.9 Penutup Defisit Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2015 Tahun 2017
Rata rata
pertumbuhan
(%)
1 Sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun
anggaran sebelumnya
491,592,027,772 700,200,814,430 878,379,815,152 913,344,215,629 881,734,602,258 17.10
2 Pencairan Dana
Cadangan - - - - - -
3
Hasil Penjualan
kekayaan Daerah Yang
dipisahkan
28,778,371,778 23,283,239,622 - - - -
4 Penerimaan pinjaman daerah
- - - - - -
5
Penerimaan kembali
pemberian pinjaman
daerah
- - - - - -
6 Penerimaan piutang
daerah - - - - - -
Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2013-2017 (data diolah)
-222-
Tabel 3.10 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2017
No Uraian
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Rata rata
pertumbuhan (%)
Rp % dari SILPA
Rp % dari SILPA
Rp % dari SILPA
Rp % dari SILPA
Rp % dari SILPA
1 Jumlah SILPA 700,200,814,430
878,379,815,152
913,344,215,629
881,734,602,258
1,056,377,348,131
11.44
2
Pelampauan
penerimaan PAD
(335,787,728,312) -47.96 (204,298,918,67) -23.26 (265,262,080,327) -29.04 (299,634,529,80) -33.98 (638,107,512,429) -60.41
3
Pelampauan
penerimaan Dana
Perimbangan
87,189,571,066 12.45 8,401,565,411 0.96 69,341,158,041 7.59 (156,007,489,34)
-17.69
141,277,627,569 13.37
4
Pelampauan penerimaan
Lain lain pendapatan
daerah yang sah
(209,196,595,262) -29.88 9,122,809,199 1.04 (22,742,507,808) -2.49 (3,524,277,909) -0.40 47,848,883,535 4.53
5
Sisa
Penghematan belanja atau
akibat lainnya
213,627,690,144.41 30.51 668,322,031,460.59 76.09 688,680,785,535 75.40 422,511,756,001 47.92 605,634,712,685 57.33
6
Kewajiban
kepada pihak ke tiga sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan
- - - - - - - - - - -
7 Kegiatan Lanjutan
- - - - - - - - - - -
Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2013-2017 (data diolah)
-223-
3.3 Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan keuangan daerah mencakup pendapatan daerah,
belanja daerah dan pembiayaan daerah. Kemampuan keuangan daerah
dimaksudkan sebagai sumber pendanaan dalam implementasi program-
kegiatan. Pendanaan program kegiatan yang akan diakomodir dalam periode
tahun anggaran 2018-2023 harus dikaji secara mendalam agar dapat menjadi
dasar perencanaan program kegiatan pembangunan secara lebih tepat,
terukur, dan mendasarkan pada kebijakan prioritas yang telah ditetapkan,
dengan tertumpu pada visi misi oleh bupati terpilih yaitu “Mewujudkan
Masyarakat Kabupaten Tangerang Yang Cerdas, Makmur, Religius, Dan
Berwawasan Lingkungan”. Kemampuan keuangan daerah Kabupaten
Tangerang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan hal ini seiring
dengan meningkatnya pendapatan baik yang berasal dari PAD, dana
perimbangan maupun lain-lain pendapatan yang sah. Peningkatan ini diikuti
dengan meningkatnya belanja daerah yang dipergunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Berdasarkan hasil analisis gambaran umum pengelolaan keuangan
daerah pada periode tahun anggaran 2013-2017, maka dapat disusun suatu
analisis dalam rangka pendanaan program kegiatan pada periode tahun 2018-
2023.
3.3.1 Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Pendapatan merupakan komponen penting dalam struktur
APBD, karena pendapatan merupakan sumber pendanaan untuk
membiayai penyelenggaraan jalannya roda pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan. Dalam hal ini pendapatan terdiri atas
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah.
3.3.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan asli daerah merupakan komponen penting
dalam pendapatan daerah, besar kecilnya PAD merupakan
indikator tingkat kemandirian daerah. Unsur Pendapatan
daerah pada hakikatnya diperoleh melalui mekanisme pajak
dan retribusi atau pungutan lainnya yang dibebankan pada
seluruh masyarakat. Keadilan atau kewajaran dalam
perpajakan terkait dengan prinsip kewajaran “horisontal” dan
-224-
kewajaran “vertikal”. Prinsip dari kewajaran horisontal
menekankan pada persyaratan bahwa masyarakat dalam
posisi yang sama harus diberlakukan sama, sedangkan prinsip
kewajaran vertikal dilandasi pada konsep kemampuan wajib
pajak/non pajak (retribusi) untuk membayar, artinya
masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk membayar
tinggi diberikan beban pajak yang tinggi pula. Tentunya untuk
menyeimbangkan kedua prinsip tersebut pemerintah daerah
dapat melakukan diskriminasi tarif secara rasional untuk
menghilangkan rasa ketidakadilan
Kebijakan yang ditempuh untuk mendorong kenaikan
Pendapatan Asli Daerah antara lain :
1. Mengevaluasi regulasi daerah yang berkaitan dengan
pendapatan daerah.
2. Penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi
pemungutan pajak dan retribusi daerah.
3. Meningkatkan kesadaran dan ketaatan wajib pajak dan
pembayar retribusi daerah.
4. Optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah
(intensifikasi) dan mengupayakan sumber pendapatan
baru (ekstensifikasi).
5. Mendayagunakan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
dan belum dimanfaatkan, untuk dikelola atau
dikerjasamakan dengan pihak ketiga dalam rangka
meningkatkan PAD.
6. Pemantapan kelembagaan dan sistem pemungutan
pendapatan daerah;
7. Inventarisasi, pemetaan dan peningkatan kualitas data
dasar seluruh potensi sumber-sumber pendapatan
daerah;
8. Peningkatan peran dan fungsi petugas yang ada di
kecamatan dalam pelayanan dan pengamatan potensi
yang ada;
9. Peningkatan koordinasi dan pengawasan terhadap
pemungutan pendapatan daerah;
-225-
10. Peningkatan sinergitas dan koordinasi pendapatan asli
daerah dengan instansi terkait.
11. Peningkatan pelayanan publik (masyarakat) baik
kecepatan pelayanan pembayaran maupun kemudahan
untuk memperoleh informasi dan kesadaran masyarakat
wajib pajak/retribusi daearah;
12. Peningkatan kualitas dan kapasitas SDM pengelola
pendapatan daerah
13. Penerapan pola insentif dan disinsentif
14. Peningkatan koordinasi dalam pengelolaan pendapatan
daerah
15. Peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan pendapatan daerah
3.3.1.2. Dana Perimbangan
Pengalokasian dana perimbangan dimaksudkan untuk
mempersempit “gap” atau ketimpangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dana perimbangan
ini mencakup; Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK), dan Bagi hasil pajak/bukan pajak.
Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana transfer
yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi masalah
ketimpangan horizontal (antar Daerah) dengan tujuan utama
pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah. Jumlah DAU
setiap daerah kabupaten dipengaruhi oleh jumlah keseluruhan
DAU untuk daerah kabupaten, bobot daerah kabupaten yang
bersangkutan dan jumlah bobot dari seluruh daerah
kabupaten.
Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional.
-226-
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak merupakan bagian dana
perimbangan untuk mengatasi masalah ketimpangan vertikal
(antara Pusat dan Daerah) yang dilakukan melalui pembagian
hasil antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil, dari
sebagian penerimaan perpajakan. Kebijakan yang ditempuh
dalam upaya peningkatan dana perimbangan yaitu :
1. Meningkatkan koordinasi ke pemerintah pusat dan provinsi
dalam rangka peningkatan alokasi atau bagian yang akan
diterima oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk setiap
obyek dari dana perimbangan sebagaimana peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Mengintensifkan komunikasi dengan lembaga ditingkat
pusat dan provinsi khususnya pada lembaga yang
berwenang mengatur dan mengalokasikan dana
perimbangan bagi kabupaten/kota.
3. Merencanakan dan mendukung berbagai program yang telah
ditetapkan oleh Provinsi Banten dan pemerintah pusat
untuk memperoleh alokasi anggaran kegiatan yang berlokasi
di Kabupaten Tangerang sekaligus mendukung pencapaian
visi dan misi dari Pemerintah Provinsi Banten.
3.3.1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah di dalamnya
mencakup dana hibah baik dari kementerian/lembaga
maupun dana penyesuaian dan otonomi khusus yang antara
lain dana untuk sertifikasi pendidik. Kebijakan yang ditempuh
dalam upaya peningkatan dana ini yaitu memperkuat jalinan
koordinasi dengan pemerintah pusat terutama kementerian
lembaga.
Sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak
dan retribusi walaupun proporsinya paling besar dalam
pendapatan daerah, masih perlu ditingkatkan, namun tetap
mempertimbangkan kemampuan masyarakat serta tidak
membebani perkembangan dunia usaha. Demikian pula halnya
dengan sumber-sumber pendapatan lainnya juga perlu
ditingkatkan, diantaranya Lain-lain Pendapatan yang sah,
Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan
-227-
Pajak. Kebijakan yang ditempuh dalam upaya peningkatan
Lain-lain Pendapatan yang Sah, mencakup:
1. Memperkirakan lebih akurat penerimaan bagi hasil yang
diterima dari provinsi.
2. Memperkirakan lebih cermat penerimaan hibah berupa uang
dalam APBD Kabupaten Tangerang yang didasarkan kepada
Naskah Perjanjian Hibah (NPH).
-228-
Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2018-2023
KODE URAIAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDAPATAN DAERAH 5,183,337,186,38
5 5,375,509,029,22
3 6,028,153,920,02
0 6,623,164,674,905.6
6 7,351,712,789,145.2
8 8,160,401,195,951.26
1.1 Pendapatan Asli Daerah
2,494,578,526,844
2,307,403,566,612
2,622,556,856,522
2,842,951,934,423 3,155,676,647,209 3,502,801,078,402
1.1.1 Pajak Daerah 1,548,761,000,000 1,637,340,321,324 1,924,875,855,620 2,017,367,009,903 2,239,277,380,993 2,485,597,892,902
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 116,032,775,420 103,950,501,000 108,293,511,000 128,077,412,282 142,165,927,633 157,804,179,673
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
54,038,403,306 54,775,723,548 58,953,414,858 67,489,168,983 74,912,977,572 83,153,405,105
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
775,746,348,118 511,337,020,740 530,434,075,044 630,018,343,254 699,320,361,012 776,245,600,723
1.2 Dana Perimbangan 2,045,533,566,00
0 2,157,708,306,00
0 2,395,056,219,66
0 2,658,512,403,823 2,950,948,768,243 3,275,553,132,750
1.2.1 Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
211,395,231,000 219,172,240,000 243,281,186,400 270,042,116,904.00 299,746,749,763.44 332,718,892,237.42
1.2.2 Dana Alokasi Umum 1,178,485,856,000 1,222,971,999,000 1,357,498,918,890 1,506,823,799,967.90 1,672,574,417,964.37 1,856,557,603,940.45
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 412,981,147,000 434,982,231,000 482,830,276,410 535,941,606,815.10 594,895,183,564.76 660,333,653,756.89
1.2.4 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya
242,671,332,000 280,581,836,000 311,445,837,960 345,704,880,135.60 383,732,416,950.52 425,942,982,815.07
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
643,225,093,541 910,397,156,611 1,010,540,843,83
8 1,121,700,336,660.4
1 1,245,087,373,693.0
6 1,382,046,984,799.29
1.3.1 Pendapatan Hibah 9,000,000,000 272,601,530,070 302,587,698,378 335,872,345,199.25 372,818,303,171.16 413,828,316,519.99
1.3.2
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya
546,725,093,541 546,725,093,541 606,864,853,831 673,619,987,751.87 747,718,186,404.57 829,967,186,909.07
1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
17,500,000,000 26,070,533,000 28,938,291,630 32,121,503,709.30 35,654,869,117.32 39,576,904,720.23
1.3.4
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
Lainnya
70,000,000,000 65,000,000,000 72,150,000,000 80,086,500,000.00 88,896,015,000.00 98,674,576,650.00
Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2017 (data diolah
-229-
3.3.2 Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah
Belanja daerah sebagai komponen keuangan daerah diharapkan
dapat memberikan dorongan atau stimulan terhadap perkembangan
ekonomi daerah secara makro ke dalam kerangka pengembangan yang
lebih memberikan efek multiplier yang lebih besar bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat secara merata. Untuk itu, kebijakan dalam
pengelolaan keuangan daerah perlu disusun secara cermat, sistematis
dan terpola.
Sebagai komponen APBD, belanja daerah diharapkan mampu
mendorong perkembangan ekonomi daerah. Belanja daerah
dimaksudkan untuk mendanai program dan kegiatan pembangunan
yang langsung memberikan manfaat sebagai upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat, untuk mendukung pencapaian visi dan misi
pembangunan daerah yang merupakan penjabaran visi dan misi kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
Dalam pengelolaan belanja harus menerapkan prinsip efektifitas,
efisiensi, transparan dan akuntabel mulai dari tahapan perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan.
Efektifitas dan efisiensi dimaksudkan dana yang tersedia harus
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan
pelayanan pada masyarakat dan harapan selanjutnya adalah
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan
masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi
sumber daya manusia aparatur daerah, terutama yang berhubungan
langsung dengan kepentingan masyarakat.
Sedangkan yang dimaksud transparan dan akuntabel yaitu setiap
pengeluaran belanja dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan berarti pula masyarakat
mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam mengakses informasi
belanja. Pelaporan dan pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari
aspek administrasi keuangan, tetapi menyangkut pula proses, keluaran
dan hasil.
-230-
Arah pengelolaan belanja daerah adalah sebagai berikut:
1. Belanja dialokasikan untuk belanja wajib dan mengikat sesuai
ketentuan perundangan
2. Belanja dialokasikan untuk program dan kegiatan prioritas yang
memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
3. Belanja dialokasikan untuk program dan kegiatan yang memiliki
daya ungkit ataupun memiliki multiplier effects dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
4. Belanja dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan OPD
sesuai tugas dan fungsi dalam rangka pencapaian sasaran OPD dan
sasaran daerah.
5. Penghematan dan rasionalisasi terhadap belanja personil pada
belanja langsung secara selektif
-231-
Tabel 3.12 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2018-2023
KODE URAIAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 5 6 7 8
2 BELANJA DAERAH 6,371,311,481,634 5,930,509,029,223 6,323,153,920,021 6,918,164,674,906 7,646,712,789,145 8,455,401,195,951
2.1 Belanja Tidak Langsung
2,335,664,683,785 2,542,183,476,310 2,807,826,760,097 3,113,174,103,708 3,441,020,755,115 3,804,930,538,178
2.1.1 Belanja Pegawai (BTL) 1,455,418,721,050 1,776,629,961,178 1,972,745,710,207 2,022,064,352,962.64 2,072,615,961,786.70 2,124,431,360,831.37
2.1.4 Belanja Hibah 289,994,779,466 141,346,002,000 45,874,701,340 60,109,957,607 75,527,627,500 92,880,148,999
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial
28,186,000,000 8,199,085,500 2,513,107,151 3,292,942,731 4,137,553,275 5,088,158,829
2.1.6 Belanja Bagi Hasil 166,322,457,069 174,129,082,232 53,200,283,363 69,708,721,457 87,588,388,967 107,711,878,251
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan
384,742,726,200 431,879,345,400 723,492,958,035 947,998,128,950 1,191,151,223,587 1,464,818,991,268
2.1.8 Belanja Tidak Terduga
11,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000
2.2 Belanja Langsung 4,035,646,797,849 3,388,325,552,913 3,515,327,159,924 3,804,990,571,198.11 4,205,692,034,029.90 4,650,470,657,773.19
2.2.1 Belanja Pegawai 217,942,415,931 161,990,350,977 167,277,197,567 181,910,429,936 201,067,317,191 201,067,317,191
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa
1,929,356,792,292 1,840,672,430,951 1,900,746,087,850 2,067,021,345,812 2,284,698,226,076 2,284,698,226,076
2.2.3 Belanja Modal 1,888,347,589,626 1,385,662,770,985 1,447,303,874,506 1,556,058,795,450 1,719,926,490,763 1,719,926,490,763
Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang Tahun 2017 (data diolah)
-232-
3.3.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang
dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan
belanja daerah. dalam hal terjadi defisit anggaran. Sumber pembiayaan
dapat berasal dari sisa Lebih perhitungan anggaran tahun lalu,
penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan, dan hasil
penjualan aset daerah yang dipisahkan serta penerimaan piutang.
Sedangkan pengeluaran pembiayaan mencakup pembentukan dana
cadangan, penyertaan modal pemerintah daerah dan pembayaran
pokok utang.
Arah kebijakan pembiayaan daerah adalah sebagai berikut :
1. Mengupayakan penurunan SILPA secara bertahap dengan
memperbaiki kualitas perencanaan dan penganggaran.
2. Efisiensi dan penghematan pada pelaksanaan program kegiatan
dengan sesuai dengan standarisasi harga barang dan jasa secara
ketat, dengan tetap memperhatikan output dan outcome.
3. Mengupayakan pemanfaatanya untuk kesejahteraan masyarakat,
pemenuhan kewajiban daerah, dan penguatan kemampuan
keuangan daerah.
Penerimaan pembiayaan diarahkan untuk menutup defisit
dengan SILPA sedangkan pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk
penyertaan modal secara bertahap.
-233-
Tabel 3.13 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2018-2023
KODE URAIAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 5 6 7 8
3 PEMBIAYAAN DAERAH 623,033,847,762 378,440,000,000 352,940,000,000 424,511,000,000 459,151,000,000 500,368,000,000
3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 626,875,669,414 383,440,000,000 357,940,000,000 429,511,000,000 464,151,000,000 505,368,000,000
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya
485,875,669,414 383,440,000,000 357,940,000,000 429,511,000,000 464,151,000,000 505,368,000,000
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 141,000,000,000 - - - - -
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
- - - - - -
3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 3,841,821,652 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - - - - - -
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
3,841,821,652 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - - - - - -
Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang Tahun 2017 (data diolah)
-234-
Tabel 3.14 Proyeksi Pengeluaran Wajib dan Mengikat Kabupaten Tangerang Tahun 2018-2023
KODE URAIAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 5 6 7 8
2.1 Belanja Tidak Langsung
2,269,949,947,504 2,271,326,000,000 2,321,269,000,000 2,376,783,000,000 2,412,613,000,000 2,449,043,000,000
2.1.1 Belanja Pegawai (BTL)
1,431,809,897,240 1,512,844,000,000 1,540,000,000,000 1,570,000,000,000 1,580,000,000,000 1,590,000,000,000
2.1.4 Belanja Hibah 260,357,780,000 136,155,000,000 140,000,000,000 145,000,000,000 150,000,000,000 155,000,000,000
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial
25,516,000,000 7,052,000,000 7,404,000,000 7,775,000,000 8,613,000,000 9,043,000,000
2.1.6 Belanja Bagi Hasil
158,623,982,091 174,157,000,000 182,865,000,000 192,008,000,000 201,000,000,000 211,000,000,000
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan
381,642,288,173 431,118,000,000 441,000,000,000 452,000,000,000 463,000,000,000 474,000,000,000
2.1.8 Belanja Tidak Terduga
12,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000
3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah
3,841,821,652 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan
- - - - - -
3.2.2
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
3,841,821,652 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang
- - - - - -
JUMLAH 2,273,791,769,156 2,276,326,000,000 2,326,269,000,000 2,381,783,000,000 2,417,613,000,000 2,454,043,000,000
Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang Tahun 2017 (data diolah)
-235-
Belanja daerah diarahkan untuk mendanai prioritas pembangunan dalam
upaya pencapaian visi, misi, ujuan dan sasaran pembangunan. Proporsi
untuk belanja masing-masing prioritas dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 3.15 Proporsi untuk Belanja menurut Prioritas
Prioritas I : terdiri atas program pembangunan daerah yang menjadi
unggulan kepala daerah terpilih, anggaran yang menjadi amanat/kebijakan nasional diantaranya untuk anggaran pendidikan sebesar 20%, anggaran kesehatan sebesar 10%,
serta Alokasi Dana Desa. Dalam prioritas I juga termasuk belanja yang bersifat wajib dan mengikat diantaranya
anggaran untuk gaji pegawai (termasuk di dalamnya untuk gaji PNS, Gaji dan tujangan Bupati-wakil bupati, DPRD, tambahan penghasilan PNS), kebutuhan administrasi
perkantoran di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang.
Prioritas II : terdiri atas program-program prioritas di tingkat Perangkat Daerah yang merupakan penjabaran dari hasil analisis
kebutuhan dan sasaran yang akan dicapai pada masing- masing urusan pemerintah daerah dan belanja tidak
terduga.
Prioritas III : merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja- seperti : belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, dan belanja bantuan keuangan
kepada pemerintah desa. Pengalokasian dana pada prioritas III harus memperhatian pemenuhan dana pada prioritas I dan II
Adapun rincian besaran setiap prioritas disajikan pada tabel berikut:
-236-
Tabel 3.16 Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah
No. Jenis Dana Alokasi
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023
% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Prioritas I : 68.25 3,842,455,274,434 69.65 3,962,520,600,000 69.30 4,075,289,800,000 68.71 4,217,121,200,000 67.97 4,327,645,200,000 67.24 4,445,417,200,000
Belanja Tidak Langsung
1,590,433,879,331
1,687,001,000,000
1,722,865,000,000
1,762,008,000,000
1,781,000,000,000
1,801,000,000,000
Belanja Langsung
2,252,021,395,103
2,275,519,600,000
2,352,424,800,000
2,455,113,200,000
2,546,645,200,000
2,644,417,200,000
2 Prioritas II 19.68 1,108,082,145,150 20.07 1,141,953,400,000 20.53 1,207,368,200,000 21.28 1,305,886,800,000 22.11 1,407,354,800,000 22.96 1,517,582,800,000
3 Prioritas III 12.07 679,516,068,173 10.27 584,325,000,000 10.18 598,404,000,000 10.02 614,775,000,000 9.92 631,613,000,000 9.80 648,043,000,000
Total 100 5,630,053,487,757 100 5,688,799,000,000 100 5,881,062,000,000 100 6,137,783,000,000 100 6,366,613,000,000 100 6,611,043,000,000
Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, 2017 (data diolah)