bab iii deskripsi wilayah 3.1 gambaran umum kabupaten …eprints.umm.ac.id/46851/4/bab iii.pdf ·...
TRANSCRIPT
37
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
3.1 Gambaran Umum Kabupaten Malinau
Kabupaten Malinau merupakan salah satu dari 5 kabupaten yang menjadi
bagian dari Provinsi Kalimantan Utara berdasarkan UU nomor 20 Tahun 2012
tanggal 16 November 2012. Secara administrasi, Kabupaten Malinau merupakan
salah satu daerah hasil pemekaran wilayah Kabupaten Bulungan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999.22
Kabupaten Malinau merupakan kabupaten terluas di Kalimantan Utara dengan
luas 39.799,90 km2 serta berpenduduk terkecil kedua setelah Kabupaten Tana Tidung
yaitu 62.423 jiwa. Malinau berpusat di Kecamatan Malinau Kota yang berpenduduk
sekitar 50% dari jumlah penduduk total. Kabupaten Malinau berada di wilayah
pedalaman yang pada umumnya merupakan pemukiman bagi suku Tidung dan suku
Dayak. Malinau juga merupakan satu dari dua kabupaten yang berbatasan langsung
dengan Negara tetangga yaitu Malaysia. Kabupaten tersebut juga memiliki satu
Bandar udara yaitu Bandar Udara Kolonel Robert Atty Bessing dan banyak Bandar
udara perintis perbatasan salah satunya yaitu Bandar Udara Long Apung.23
3.2 Letak Geografis dan Demografis Kabupaten Malinau
Secara astronomis, wilayah Kabupaten Malinau terletak antara 114 35’22”
sampai dengan 116 50’55” Bujur Timur dan 1 21’36” sampai dengan 4 10’55”
Lintang Utara. Secara geografis, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
22Bapeda, Data Pembangunan Daerah Kabupaten Malinau. 2017 hal.3 23 Provinsi Kalimantan Utara menjadi Provinsi ke-34 di Indonesia, diakses melalui https://saripedia.wordpress.com/tag/kabupaten-malinau/, tanggal 6 Februari 2019 pukul 21.30
38
Nunukan ; Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bulungan, Tanah Tidung,
Berau dan Kutai Timur; sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat,
Mahakam Hulu, dan Kutai Kartanegara; dan sebelah barat berbatasan dengan Negara
Malaysia Timur (Serawak).
Kabupaten Malinau Malinau mempunyai garis perbatasan negara di daratan
yang terpanjang di Kalimantan Utara sehingga dapat dikatakan Kabupaten Malinau
Merupakan Beranda terdepan negara karena berbatasan langsung dengan negara
tetangga (Malaysia). Kabuapetan Malinau tidak memiliki garis pantai sehingga
seluruh desa yang ada di Kabupaten Malinau merupakan desa bukan pesisir.
Topografi Kabupaten Malinau sangat bervariasi, terlihat dari ketinggian di atas
permukaan laut yang memiliki rentang yang panjang yaitu antara 62-744,4 m.
Selain itu, Perkembangan kondisi kependudukan mengambarkan dinamika
pembangunan daerah yang diukur dari tingkat kelahiran, kematian dan mutasi
penduduk. Pemahaman tentang perkembangan jumlah penduduk, struktur penduduk,
serta penyebaran penduduk di Kabupaten Malinau akan sangat penting dalam
merumuskan langkah-langkah yang terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Secara Geografis, Kabupaten Malinau berbatasan dengan :
1. Sebelah Utara :Kabupaten Nunukan
2. Sebelah Timur :Kabupaten Tanah Tidung, Berau dan Bulungan
dan Kutai Timur
3. Sebelah Barat :Serawak Malaysia Timur
39
4. Sebelah Selatan :Kabupaten Kutai Barat, Mahakam Hulu dan
Kutai Kertanegara
Gambar 1. Peta Kabupaten Malinau
Sumber Data : Peta Kabupaten Malinau diakses melalui malinau.go.id
Berdasarkan Topografinya Kabupaten Malinau berada diketinggian antara 0 -
2000 mdpl di atas permukaan laut. Daerah dataran rendah yang subur pada umumnya
dijumpai dikawasan sepanjang sungai khususnya di Kecamatan Malinau, Kecamatan
Malinau Utara, Kecamatan Malinau Barat, Kecamatan Malinau Selatan, sepanjang
sungai Malinau, sungai Semendurut, sungai Sembuak, Salap dan sebagian di Ibu Kota
Kecamatan Mentarang. Kabupaten Malinau terdapat dataran tinggi yang terjal yang
40
ditumbuhi hutan belantara yaitu sebagian Kecamatan Mentarang, Kecamatan
Mentarang Hulu, Kecamatan Pujungan, Kecamatan Kayan Hilir, Kecamatan Kayan
Hulu, Kecamatan Bahau Hulu, Kecamatan Kayan Selatan dan Kecamatan Sungai
Boh meliputi dataran tinggi, perbukitan dengan pegunungan dengan ketinggian ± 500
- 2000 m di atas permukaan laut (Badan Pusat Statistik, 2013).
Kabupaten Malinau mempunyai garis perbatasan Negara di daratan yang
terpanjang di Kalimantan Utara. Kabupaten Malinau tidak memiliki garis pantai
sehingga seluruh desa yang ada di Kabupaten Malinau merupakan desa bukan pesisir.
Seluruh wilayah Kabupaten Malinau merupakan daratan dengan luas 40.088,38 km²
sehingga menjadikan Malinau kabupaten terluas di Provinsi Kalimantan Utara.24
3.2.1 Topografi Kabupaten Malinau
Wilayah Kabupaten Malinau sebagian besar merupakan daerah dengan
topografi bergelombang dengan ketinggian berkisar antara 0-2.000 meter di
atas permukaan laut. Daerah dataran rendah yang subur pada umumnya di
kawasan sepanjang sungai, khususnya di Kecamatan Malinau Kota,
Kecamatan Malinau Utara, Kecamatan Malinau Barat, Kecamatan Malinau
Selatan,sepanjang kiri kanan Sungai Malinau, kiri kanan Sungai Semendurut,
SungaiSembuak dan Salap, serta sebagian di sekitar ibukota Kecamatan
Mentarang.
24 Ibid hal. 3
41
Wilayah Kabupaten Malinau berupa dataran tinggi, perbukitan dan
pegunungan dengan ketinggian 500-2.000 meter di atas permukaan laut
sebagian besar ditumbuhi hutan belantara yang berada di Kecamatan
Mentarang, Kecamatan Mentarang Hulu, Kecamatan Pujungan, Kecamatan
Kayan Hilir, Kecamatan Kayan Hulu, Kecamatan Bahau Hulu, Kecamatan
Kayan Selatan dan Kecamatan Sungai Boh Kemiringan tanah di Malinau
cukup bervariasi dari 0-2 persen sampai lebih dari 40 persen. Dataran rendah
terdapat di daerah Kecamatan Malinau Kota,Kecamatan Malinau Utara,
Malinau Barat yang terletak di pinggiran aliran sungai. Sedangkan sebagian
besar dataran tinggi terdapat di Kecamatan Pujungan, Kayan Hulu, Kayan
Hilir, Kayan Selatan, Bahau Hulu, Sungai Boh dandan sebagian Kecamatan
Mentarang serta Kecamatan Mentarang Hulu, mulai dari Paking, Semamu,
Long Berang sampai dengan Long Pala.
Daerah dengan kemiringan lahan kurang dari 2 persen jarang terjadi
erosidan sangat berpotensi untuk pengembangan tanaman pangan, terutama
padi dan palawija. Namun lahan dengan kemiringan kurang dari 2 persen
ternyata luasnya relatif kecil. Sementara pemanfaatan lahan rawa yang
tergenang permanen harus memerlukan rekayasa lahan melalui pembuatan
kanal atau saluran drainase.
Daerah dengan kemiringan lahan 3-15 persen adalah kawasan yang
potensial untuk pengembangan pertanian pangan dan perkebunan dengan
pembuatan teras gulud atau teras bangku. Sedangkan peruntukan daerah
42
dengan kemiringan lahan 15-40 persen terbatas hanya untuk perkebunan
dengan konservasi tanah. Potensi hidrologi di Kabupaten Malinau sangat
besar terutama dengan adanya aliran sungai seperti Sungai Sesayap, Sungai
Malinau, Sungai Kayan, Sungai Mentarang, Sungai Tubu, Sungai Boh, Sungai
Bengalun dan sungai- sungai besar lainnya beserta anak-anak sungainya.
Aliran sungai besar ini sangat penting dalam menunjang kebutuhan airbaku,
transportasi dan kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
3.2.2 Geologi
Wilayah Kabupaten Malinau sebagian besar merupakan kawasan
hutan yang dapat menyerap air dalam jumlah sangat besar yang selanjutnya
menghasilkan potensi air sangat besar melalui aliran sungai dan anak-anak
sungai. Sungai Malinau berfungsi sebagai sumber air baku dan penyediaan air
minum bagi penduduk di sepanjang wilayah sungai, serta transportasi air yang
menghubungkan antar desa di kecamatan (transportasi lokal) dan antar
wilayah (transportasi regional).25
3.2.3 Hidrologi
Wilayah aliran sungai di Kabupaten Malinau terdapat dataran rendah
khususnya di Kecamatan Malinau sepanjang kiri dan kanan Sungai Malinau,
Sungai Simendurut, Sungai Sembuak dan Sungai Salap dan sebagian
kecamatan di sekitar ibukota Kecamatan Mentarang. Selanjutnya kawasan
perbukitan terjal terdapat di sebelah Utara Bagian Barat, perbukitan sedang di
25Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malinau 2016-2021
43
bagian Tengah dan dataran bergelombang landai di bagian Timur. Perbukitan
terjal di sebelah Utara bagian Barat merupakan jalur pegunungan dengan
ketinggian 1.500 m-3.000 m di atas permukaan laut, sedangkan perbukitan di
sebelah Selatanbagian Tengah ketinggiannya berkisar antara 500 m-1.500 m
di atas permukaan laut.26
3.2.4 Klimatologi
Suhu udara ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari
permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Karakteristik iklim di Kabupaten
Malinau termasuk iklim tropika humida dengan curah hujan berkisar antara
2500 gt; 4500 milimeter per tahun.Temperatur udara rata-rata 26 o C dengan
perbedaan temperatur siang dan malam yang cukup tinggi. Temperatur
minimum umumnya terjadi pada bulan November sampai dengan Januari,
sedangkan temperatur maksimum terjadi antara bulan April sampai dengan
bulan Oktober. Distribusi curah hujan di Kabupaten Malinau dapat dibagi
menjadi 4 (empat) zone, yaitu:
1. Zone 1 : Zone dengan curah hujan antara 2.500-3.000 mm/tahun
membujur mulai sebelah selatan Kecamatan Mentarang ke arah
Kecamatan Malinau.
2. Zone 2 : Zone dengan curah hujan antara 3.000-3.500 mm/tahun
membujur mulai dari sebelah utara Mentarang ke arah timur
Kecamatan Pujungan sampai barat daya Kecamatan Malinau.
26Ibid hlm 2
44
3. Zone 3 : Zone dengan curah hujan antara 3.500-4.000 mm/tahun
membujur mulai dari Kecamatan Malinau sampai Kecamatan
Sembakung, Kabupaten Nunukan, serta membujur mulai dari
Kecamatan Pujungan ke arah timur Kecamatan Kayan Hilir.
4. Zone 4 : Zone dengan curah hujan > 4.000 mm/tahun
membujur mulai dari Kecamatan Kayan Hilir ke arah Kecamatan
Kayan Hulu.
Saat ini kondisi iklim di Kabupaten Malinau, baru dapat diamati dari
stasiun meteorologi yang ada di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan. Secara
rata-rata, pada tahun 2016 curah hujan di sekitar Kabupaten Malinau adalah
sebesar 299,8 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada September 2016
(510,1mm) dan terendah pada April 2016 (98,5).27
3.3 Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya merupakan ruang wilayah Kabupaten Malinau di
Luarkawasan lindung yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas
dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya
buatan. Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud terdiri atas kawasan Budidaya
Kehutanan dengan luas kurang lebih 1.969.640 Ha dan Kawasan Budidaya Non
Kehutanan atau areal Penggunaan lain dengan luaskurang lebih 335.522 Ha.Rencana
pengelolaan kawasan budidaya sebagaimana diatur dalam Perda Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Malinau No. 11Tahun 2012, Bagian Ketiga mengenai
Kawasan Budidaya yakni terdiri atas :
27Ibid hlm 2
45
3.3.1 Kawasan peruntukan perikanan
1. Perikanan tangkap adalah kegiatan perikanan tangkap diperairan umum
yang terdapat pada sungai-sungai besar dan kecil yang tersebar diseluruh
wilayah Kabupaten Malinau.
2. Budidaya perikanan meliputi;
a. kawasan budidaya perikanan darat (kolam) yang diprioritaskan
dikembangkan di daerah yang tersedia pasokan air yang cukup dan
diarahkan ke kecamatan Malinau Utara, Malinau Kota, Malinau Barat
dan Kecamatan Metarang.
b. Pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) di Kaliamok Kecamatan
Malinau Utara.
c. pengembangan kawasan minapolitan di Malinau seberang Kecamatan
Malinau Utara dengan luas kurang lebih 112 Ha.
d. Pembangunan unit pembenihan rakyat (UPR) di Respen Tubuh
Kecamatan Malinau Utara, Long Loreh Kecamatan Malinau Selatan
dan Lidung Keminci di Kecamatan Mentarang.
e. Penyediaan pakan ikan yang tergabung dalam unit pabrik pakan ternak
di Batu Lidung Kecamatan Malinau Kota dengan luas kurang lebih 1
Ha.
3. Pengelolaan ikan yakni diarahkan kepada industri pengolahan rumah
tangga untuk mempertahankan mutu ikan dan meningkatkan harga jual.28
28 Ibid hlm 2
46
3.3.2 Kawasan peruntukan pertambangan
Kawasan yang memiliki potensi mineral logam jenis emas yang
terdapat di Kecamatan Sungai Boh, Kecamatan Kayan Selatan, Kecamatan
Kayan Hulu dan Kecamatan Kayan Hilir dengan luas kurang lebih 51.991 Ha
dan kawasan pertambangan mineral bukan logam eksisting batu bara yang
terdapat di Kecamatan Malinau Selatan dan Kecamatan Malinau Barat dengan
luas kurang lebih 29.143 Ha dan pertambangan bahan galian c berupa
sirtu,batu gunung, batu padas, tanah liat dan bahan urugan lainnya yang
tedapat diseluruh wilayah Kabupaten.29
3.3.3 Kawasan Peruntukan Sumberdaya Air
Kawasan perairan umum yang meliputi sungai besar dan sungai kecil
yang tersebar diseluruh wilayah kecamatan dengan luas kurang lebih 12.595
Ha. Adapun pemanfaatan sumber daya air untuk kepentingan sumber air baku,
transportasi sungai, pembangkit listrik dan keperluan pertanian serta
perikanan dan perlindungan DAS serta pengendalian kegiatan budidaya atau
aktifitas masyarakat yang berisiko menurunkan kualitas air sungai.30
1.3.4 Kawasan Peruntukan industri
1. Industri kecil berupa industri kerajinan rumah tangga terdapat diseluruh
ibu kota Kecamatan.
2. Industri menengah berupa industri pengolahan batubara,penggilingan
batu, pengolahan air mineral, pakan ternak dan kayu olahan yang terdapat
29 Ibid hlm 2 30 Ibid hlm 2
47
di Kecamatan Malinau Kota, Kecamatan Malinau Utara, Kecamatan
Malinau Barat dan Kecamatan Malinau Selatan.
3. Kawasan industri pengolahan batubara yakni kawasan pengolahan dan
tempat penimbunan sementara batubara di Kecamatan Malinau Kota
dengan luas kurang lebih 1.047 Ha.31
3.3.5 Kawasan peruntukan pariwisata
1. Kawasan wisata budaya, meliputi ;
a. Kawasan rumah adattradisional/Lamin di Kecamatan Kayan Hilir,
Kayan Hulu, Sungai Boh, Bahau Hulu dan Kecamatan Pujungan.
b. Desa Budaya, Long Alango dan Apau Ping di Kecamatan Bahau Hulu,
Sungai Barang di Kecamatan Kayan Selatan, Setulang di Kecamatan
Malinau Selatandan Pulau Sapi di Kecamatan Mentarang.
2. Kawasan wisata alam, meliputi ;
a. air terjun Sungai Jempolon, air panas Sekelibon, dan arung jeram
Giram Kayan di Kecamatan Menatarang,
b. padang rumput Long Tua dan kuburan kuno Berinidan Apau Ping di
Kecamatan Bahau Hulu,
c. air terjun Marthin Billa, air terjun Sungai Udang, arung jeram Sungai
Semuda dan hutan lindung Tana Ulen Setulang di Kecamatan Malinau
Selatan.
d. arung jeram Sungai Bahau di Kecamatan Bahau Hulu dan Sungai
Pujungan di Kecamatan Pujungan.
31 Ibid hlm 2
48
e. hutan penelitian Lalut Birai diKecamatan Bahau Hulu dan hutan
penelitian/arboretum KM.8Tanjung Lapang Kecamatan Malinau
Barat.32
3.4 Profil Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malinau
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malinau melaksanakan tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di Bidang Tata
Lingkungan, Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkunga Hidup serta Penataan Hukum Lingkungan dan Peningkatan
Kapasitas Lingkungan Hidup.
Untuk menjalankan tugasnya, DLH Kabupaten Malinau memiliki 4 bidang
kerja yaitu: Bidang Tata Lingkungan, Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Bidang Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan, dan Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan
Hidup.
Ini adalah Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Malinau
32 Ibid hlm 2
49
Tabel 2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Linggkungan Hidup Kabupaten
Malinau
Sumber: Arsip Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malinau
3.5 Visi Misi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malinau
Visi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malinau dirumuskan dengan
memperhatikan Visi Kabupaten Malinau. Berdasarkan visi tersebut dan dengan
memperhatikan berbagai permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di
Kabupaten Malinau maka Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malinau
merumuskan visi sebagai berikut :“Terwujudnya Kualitas Lingkungan Hidup
50
Dengan Upaya Pelestarian dan Kearifan Lokal Melalui Gerakan Desa
Membangun”
Visi tersebut mengandung pengertian :
1. Terwujudnya kualitas lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk
menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan meliputi kebijakan,
penataan, pengelolaan, pemanfaatan, pengembangan, pemulihan,
pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.
2. Upaya pelestarian dan kearifan lokal adalah upaya sadar dan terencana
yang memadukan usaha-usahauntuk menjaga dan melindungi
lingkungan hidup dan nilai-nilai budayamasyarakat lokal, dalam
pemanfaatan sumber daya alam kedalam prosespembangunan untuk
menjamin kelestarian lingkungan hidup gunameningkatkan kualitas
hidup generasi masa kini dan masa depan.
3. Melalui Gerakan Desa Membangun adalah perpaduan pengelolaan
lingkungan hidup dan gerakan desa membangun melalui pemantauan,
pengawasan dan pengendalian terhadap kelestarian lingkungan hidup
sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan yang ramah
lingkungan.
Misi : Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan oleh Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Malinau, maka perlu dijabarkan ke dalam misi. Misi
merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan
menjelaskan mengapa Dinas Lingkungan Hidup ada, apa yang dilakukan, dan
51
bagaimana melakukan. Adapun 12 dari Misi RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah) Kabupaten Malinau 2016-2021, maka Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Malinau mendukung Misi ke 8, yaitu: Meningkatkan kualitas
lingkungan hidup serta mewujudkan keefektifan dan efesiensi penggunaan
sumberdaya alam dalam dimensi Kabupaten Malinau sebagai Kabupaten
Konservasi dengan semboyan: “Kebun untuk masyarakat dan memasyarakatkan
kegiatan berkebun”. Untuk itu ditetapkanlah Misi Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Malinau sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan dan kapasitas kelembagaan di bidang
pengelolaan lingkungan hidup.
2. Mewujudkan perlindungan dan pengendalian pencemaran Sumber Daya
Alam dan lingkungan hidup.
3. Mewujudkan pemulihan, pemeliharaan dan pengawasan serta penegakan
hukum dalam pengelolaan lingkungan hidup.
4. Meningkatkan kerjasama atau kemitraan dengan pihak-pihak terkait
lainnya dalam pengelolaan lingkungan hidup.
3.6 Inventarisasi Sungai di Kabupaten Malinau
Ada beberapa sungai yang ada di Kabupaten Malinau, menurut data terdapat
24 sungai yang melewati Kabupaten Malinau tersebut. Berikut peneliti menyajikan
data inventarisasi sungai :
52
Tabel 3. Inventarisasi Sungai di Kabupaten Malinau Tahun 2018
No. Nama Sungai
Panjang Lebar (m) Kedalam
an Debit (m3/dtk)
(km) Permuka
an Dasar (m) Maks Min
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Kayan 576 - - - - -
2. Bahau 622 - - - - -
3. Lurah 50 - - - - -
4. Pujungan 70 - - - - -
5. Kat 38 - - - - -
6. Nawang 82 - - - - -
7. Tekwan 18 - - - - -
8. Danun 24 - - - - -
9. Irumal 91 - - - - -
10. Kayanon Biu 16 - - - - -
11. Kajanak 140 - - - - -
12. Kayaket 112 - - - - -
13. Lanau 42 - - - - -
14. Lui 28 - - - - -
15. Batu Isuy 26 - - - - -
16. Paku 45 - - - - -
17. Pangenau 242 - - - - -
18. Kaburan 38 - - - - -
19. Mentarang 176 - - - - -
20. Jempulan 15 - - - - -
21. Tubu 98 - - - - -
22. Kaku 40 - - - - -
23. Malinau 131 - - - - -
24. Bengalun 60 - - - - -
Keterangan : Lebar dan kedalaman dihitung rata-ratanya
Sumber : Data Pembangunan Daerah 2017, Bapeda
53
3.7 Perusahaan yang mendapat ijin mengelola limbah B3
Tabel 4. Daftar perusahaan mengelola limbah B3
No. Nama Perusahaan Jenis Kegiatan/Usaha Jenis Izin Nomor Izin
(1) (2) (3) (4) (5)
1. PT. KPUC Izin Penyimpanan
semantara Limbah B3 660.3/K.782/2010 PT. KPUC
2. PT. BDMS Izin Penyimpanan
semantara Limbah B3
660 / K.177 /
2011 PT. BDMS
3. PT. BDMS Izin Penyimpanan
semantara Limbah B3
660 / K.177 /
2011 PT. BDMS
Keterangan : *)Penyimpanan, pengumpulan, pengolahan, pemanfaatan, dan
pemusnahan
Sumber : PT. KPUC dan PT. BDMS tahun 2018