bab iii data pt astra international tbk iii.1 latar...

38
43 BAB III DATA PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk III.1 Latar Belakang PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk (selanjutnya disebut Perseroan) didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Perseroan didirikan dengan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari 1957 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/53/5 tanggal 1 Juli 1957. Pada tahun 1990, Perseroan merubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat berlokasi di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta Utara. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, jasa pertambangan, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi. Perseroan memulai usahanya pada tahun 1957 sebagai perusahaan perdagangan yang berpusat di Jakarta dan dimulai dengan perdagangan hasil bumi. Sekarang Perseroan merupakan salah satu grup perusahaan terbesar di Indonesia. Kini sebagai perusahaan publik, Perseroan memiliki enam bidang usaha, yaitu Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Teknologi Informasi, dan Infrastruktur. Sejak 4 April 1990, Perseroan menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Perseroan telah mendiversifikasi pemegang sahamnya

Upload: donga

Post on 07-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

43

BAB III

DATA PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

III.1 Latar Belakang PT Astra International Tbk

PT Astra International Tbk (selanjutnya disebut Perseroan) didirikan pada tahun

1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Perseroan didirikan dengan

Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari 1957 dan disahkan oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/53/5 tanggal

1 Juli 1957. Pada tahun 1990, Perseroan merubah namanya menjadi PT Astra

International Tbk.

Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat berlokasi di Jl.

Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta Utara. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar

Perseroan ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian,

jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa konsultasi. Ruang

lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil,

sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, jasa

pertambangan, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi.

Perseroan memulai usahanya pada tahun 1957 sebagai perusahaan perdagangan

yang berpusat di Jakarta dan dimulai dengan perdagangan hasil bumi. Sekarang

Perseroan merupakan salah satu grup perusahaan terbesar di Indonesia. Kini sebagai

perusahaan publik, Perseroan memiliki enam bidang usaha, yaitu Otomotif, Jasa

Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Teknologi Informasi, dan Infrastruktur.

Sejak 4 April 1990, Perseroan menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa

Efek Jakarta dan Surabaya. Perseroan telah mendiversifikasi pemegang sahamnya

44

yangdimana di dalamnya termasuk pemegang saham luar negeri dengan kepemilikan

yang substansial. Nilai kapitalisasi pasar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006

sekitar Rp. 63,9 Triliun atau USD 7,1 Miliar dengan 4.253 jumlah pemegang saham.

Pada akhir tahun 2006, jumlah karyawan Grup Perseroan mencapai hampir 120.000

orang yang tersebar di sekitar 130 anak perusahaan dan afiliasi.

III.2 Visi Perseroan

Visi Perseroan adalah:

1. Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik

dengan penekanan pada pembangunan kompetensi melalui pengembangan

sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasaan pelanggan

dan efisiensi.

2. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah

lingkungan.

III.3 Struktur Sistem Nilai Perseroan

Perseroan memiliki struktur sistem nilai sebagaimana tergambar dibawah ini:

45

Keterangan:

AMS : Astra Management System (Sistem Manajemen Astra)

AHRM : Astra Human Resources Management (Manajemen Sumber Daya

Manusia Astra

Lainnya : Sistem Manajemen Astra yang lain, contohnya Sistem Manajemen

Pabrik, Sistem Manajemen Pemasaran, dll.

III.3.1 Filosofi Perseroan

Filosofi Perseroan adalah Catur Dharma, merupakan sumber dari segala

sistem yang menjadi acuan dari semua nilai-nilai, prinsip-prinsip, etika, dan

kebijakan perusahaan dalam Grup Perseroan maupun functional policies/

kebijakan-kebijakan segenap bidang manajemen.

46

Catur Dharma terdiri dari:

1. Menjadi Milik yang Bermanfaat Bagi Bangsa dan Negara.

2. Memberikan Pelayanan Terbaik Kepada Pelanggan.

3. Menghargai Individu dan Membina Kerjasama.

4. Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik.

Catur Dharma disusun secara ringkas dan dijabarkan lebih lanjut ke dalam

Prinsip-Prinsip Dasar Perseroan.

III.3.2 Prinsip-Prinsip Dasar Perseroan

Prinsip-Prinsip Dasar Perseroan merupakan penjabaran lebih lanjut dari

Filosofi Perseroan (Catur Dharma).

Prinsip-Prinsip Dasar Perseroan terdiri dari:

1. Menjadi warga usaha yang baik akan melanggengkan bisnis Astra.

2. Sikap kerja profesional dan beretika akan meningkatkan nilai stakeholder.

3. Proses kerja yang terbaik dan unggul akan menghasilkan produk dan jasa

berkualitas tinggi untuk memberikan nilai terbaik bagi pelanggan.

4. Kesempatan yang sama tanpa membedakan senioritas, gender, suku, ras,

agama dan antar golongan akan menumbuhkan transparansi, kreatifitas,

inovasi, dan peningkatan pribadi.

5. Peraih prestasi terbaik layak mendapatkan penghargaan tertinggi.

6. Karyawan dengan motivasi dan kompetensi tinggi yang bekerja sebagai tim

akan menghasilkan kinerja yang luar biasa.

7. Aliran kompetensi dan karyawan tanpa batas dalam lingkungan Grup Astra

akan mempercepat tercapainya Astra Excellence.

47

III.3.3 Ruang Lingkup Etika

Ruang lingkup etika dapat digambarkan sebagai diagram di bawah ini:

Etika Bisnis mengatur hubungan antara Perseroan (di dalam pengertian

ini adalah Perseroan sebagai Institusi, Direksi, Manajemen dan Karyawan) dan

pihak-pihak luar di lingkungannya. Etika Bisnis Perseroan, yaitu hubungan

Perseroan dengan publik yang terdiri dari:

a. Pelanggan

Etika Perseroan dalam berinteraksi dengan pelanggan, yaitu pembeli atau

pemakai produk atau jasa yang diproduksi dan atau dipasarkan Perseroan.

b. Pesaing

48

Etika Perseroan dalam menghadapi pesaing, yaitu perusahaan di luar

Grup Perseroan, yang memproduksi atau memasarkan barang dan jasa

yang sama atau yang bersifat sebagai pengganti dari barang dan jasa yang

diproduksi atau dipasarkan oleh Grup Perseroan.

c. Pemasok

Etika Perseroan dalam pengadaan barang dan atau jasa dari pemasok,

yaitu mitra usaha yang bergerak di bidang usaha penyediaan barang dan

atau jasa. Termasuk dalam arti yang sama dipakai juga istilah vendor,

kontraktor, konsultan, dan leveransir.

d. Penyalur (Dealer)

Etika Perseroan dalam bekerja sama dengan dealer, yaitu mitra usaha

yang memasarkan dan menjual produk barang dan atau jasa yang

diproduksi atau dipasarkan oleh Perseroan.

e. Pemegang Saham

Etika Perseroan dalam segala bentuk interaksi dengan pemegang saham,

yaitu setiap individu atau lembaga yang tercatat dalam Daftar Pemegang

Saham (DPS).

f. Perusahaan Afiliasi

Etika Perseroan dalam berhubungan dengan perusahaan afiliasi, yaitu

perusahaan-perusahaan yang ada keterkaitan kepemilikan dengan

Perseroan, baik langsung maupun tidak langsung.

49

g. Prinsipal

Etika Perseroan dalam menjalin kerjasama dengan prinsipal, yaitu mitra

usaha selaku pemilik teknologi dan lisensi atas barang atau jasa, dimana

produksi atau pemasarannya dilakukan oleh dan atau bersama Perseroan.

h. Investor

Etika Perseroan dalam berinteraksi dengan investor, yaitu individu atau

lembaga yang berpotensi untuk ikut serta baik langsung maupun tidak

langsung dalam kepemilikan saham Perseroan, antara lain Analis dan

Fund Manager.

i. Penyelenggara Negara

Etika Perseroan dalam berinteraksi dengan penyelenggara negara, yaitu

institusi pelaksana kenegaraan beserta aparaturnya, yang meliputi

legislatif, eksekutif, yudikatif, dan lembaga lainnya, baik di tingkat pusat

maupun daerah.

j. Masyarakat

Etika Perseroan dalam berinteraksi dengan masyarakat, yaitu individu

atau kelompok di luar Perseroan yang mempunyai hubungan langsung

maupun tidak langsung dalam kegiatan Perseroan.

k. Media Massa

Etika Perseroan dalam berinteraksi dengan media massa, yaitu institusi

medium komunikasi massa yang meliputi media cetak dan elektronik

50

yang berfungsi memberikan informasi, edukasi, promosi, kontrol sosial

dan hiburan.

Etika Kerja mengatur hubungan antara karyawan dan Perseroan. Etika

kerja menjelaskan bagaimana seharusnya seorang karyawan bersikap,

berperilaku, dan berhubungan dengan pihak-pihak di dalam Perseroan.

Etika Kerja Perseroan meliputi hal-hal berikut ini:

a. Sikap karyawan dalam Perseroan.

b. Sikap karyawan dengan wewenang dan jabatannya di Perseroan.

c. Hubungan karyawan dengan atasan dan dengan bawahannya.

d. Hubungan karyawan dengan sesama karyawan.

III.4 Struktur Bisnis Perseroan

Sejak awal berdirinya sebagai perusahaan perdagangan di tahun 1957, Perseroan

terus berkembang menjadi Grup yang memiliki enam bidang usaha, yaitu: Otomotif,

Jasa Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Teknologi Informasi, dan Infrastruktur.

III.4.1 Otomotif (Automotive)

Bidang usaha divisi Otomotif Perseroan terbagi lagi ke dalam 4 sektor

bidang usaha, yaitu:

1. Grup Mobil (Automobile Group)

Bisnis automobile group milik Perseroan meliputi aktivitas manufaktur,

distribusi dan penjualan dari berbagai merek mobil, yaitu:

a. Toyota

b. Daihatsu

c. Isuzu

51

d. Nissan Diesel Trucks

e. Peugeot

f. BMW

2. Grup Sepeda Motor (Motorcycle Group)

Usaha Perseroan di sektor sepeda motor dikelola melalui PT Astra Honda

Motor (AHM), sebuah perusahaan patungan 50:50 antara Perseroan

dan Honda Motor Company Ltd., Japan.

3. Komponen (Components)

Usaha Perseroan di sektor komponen dikelola melalui PT Astra Otoparts

Tbk, sebuah perusahaan yang sahamnya dimiliki sebesar 86,72% oleh

Perseroan.

4. Lain-lain (Others)

Usaha lain-lain Perseroan yang mendukung usaha di bidang otomotif

Perseroan, adalah:

a. AstraWorld yang mendukung dalam pengelolaan Customer Care.

b. TRAC yang mendukung dalam layanan penyewaan mobil dan

truk.

c. Mobil 88 yang mendukung dalam unit usaha mobil bekas.

III.4.2 Jasa Keuangan (Financial Services)

Bidang usaha Divisi Jasa Keuangan Perseroan terbagi lagi ke dalam 4

sektor bidang usaha, yaitu:

52

1. Pembiayaan Mobil (Automobile Financing)

Bidang usaha Pembiayaan Mobil dikelola oleh Astra Credit

Companies (ACC) dan PT Toyota Astra Financial Services (TA Finance).

2. Pembiayaan Sepeda Motor (Motorcyle Financing)

Bidang usaha Perseroan di sektor pembiayaan sepeda motor dikelola

melalui PT Federal International Finance (FIF) merupakan anak

perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Perseroan.

3. Perbankan (Banking)

Bidang usaha Perseroan di bidang perbankan dikelola melalui PT Bank

Permata Tbk (Permata Bank). Perseroan dan Standard Chartered Bank

(SCB) merupakan pemegang saham mayoritas dari PT Bank Permata

Tbk dengan total kepemilikan sebesar 44,51%.

4. Asuransi Kerugian (General Insurance)

Bidang usaha Perseroan di bidang Asuransi Kerugian dikelola melalui

PT Asuransi Astra Buana (AAB). AAB merupakan perusahaan asuransi

kerugian yang dimiliki Perseroan sebesar 95,70%.

5. Asuransi Jiwa (Life Insurance)

Bidang usaha Perseroan di bidang Asuransi Jiwa Perseroan dikelola

melalui PT Astra CMG Life (ACMGL).

III.4.3 Alat Berat (Heavy Equipment)

Bidang usaha Divisi Alat Berat Perseroan terbagi lagi ke dalam 2 sektor

bidang usaha, yaitu:

53

1. Mesin Konstruksi (Construction Machinery)

Bidang usaha Perseroan di bidang Mesin Konstruksi dikelola melalui PT

United Tractors Tbk dan PT Tractor Nusantara.

2. Kontraktor Penambangan (Mining Contractor)

Bidang usaha Perseroan di bidang Kontraktor Penambangan dikelola

melalui PT Pamapersada Nusantara (Pama) yang merupakan anak

perusahaan PT United Tractors Tbk.

III.4.4 Agribisnis (Agribusiness)

Bidang usaha Divisi Agribisnis dikelola melalui PT Astra Agro

Lestari Tbk (AAL) dengan kepemilikan sebesar 79,68%. Aktivitas utama AAL

meliputi penanaman, pemanenan serta pengolahan minyak sawit.

III.4.5 Teknologi Informasi (Information Technology)

Bidang usaha Divisi Teknologi Informasi terbagi lagi ke dalam 2 (dua)

sektor bidang usaha, yaitu:

1. Document Solution

Usaha Perseroan di bidang Document Solutions dikelola melalui PT

Astra Graphia Tbk (AG) dengan kepemilikan sebesar 76,87%.

2. IT Solutions

54

Usaha Perseroan di bidang IT dikelola melalui PT SCS Astragraphia

Technologies (SAT) yang merupakan perusahaan patungan dengan

Singapore Computer Systems Ltd.

III.4.6 Infrastruktur (Infrastructure)

Bidang usaha Divisi Infrastruktur dikelola oleh anak-anak perusahaan

Perseroan, yaitu PT Astratel Nusantara (Astratel) dan PT Intertel Nusaperdana

(Intertel). Melalui dua anak perusahaan yang dimiliki penuh oleh Perseroan,

Perseroan menjalankan usaha di bidang telekomunikasi, jalan tol, pengolahan

dan pengadaan air bersih serta logistik.

III.5 Struktur Kepemilikan Saham Perseroan

Tabel 3.1 : Struktur Kepemilikan Saham Perseroan Sumber: Laporan Tahunan 2006

Stockholders Number of

Shares

%

Jardine Cycle & Carriage Ltd 2.028.825.504 50,11%

Anthony J.L. Nightingale (Commissioner) 600.000 0,01%

Budi Setiadharma (President Commissioner) 564.000 0,01%

Others (each ownership less than 5%) 2.018.365.810 49,87%

Total 4.048.355.314 100,00%

III.6 Penghargaan-penghargaan tahun 2006

55

Penghargaan-penghargaan yang diperoleh oleh Perseroan selama tahun 2006

adalah:

a. Bulan Februari 2006 yang diberikan oleh:

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI): PWI Award 2006

b. Bulan April 2006 yang diberikan oleh:

Majalah Business Review: Perusahaan Publik dengan Kinerja Keuangan Terbaik

Tahun 2005

Majalah Investor: Top Perfoming Listed Companies 2006

Emiten Terbaik Sektor Aneka Industri

c. Bulan Mei 2006 yang diberikan oleh:

Majalah Finance Asia: Asia’s Best Companies

No. 1 Best Managed Company

No. 1 Best Corporate Governance

No. 2 Best Investor Relations

CFO Terbaik: Simon J. Mawson

d. Bulan Juli 2006 yang diberikan oleh:

Dunamis, Jakarta Stock Exchange & Teleos: Pemenang Indonesia Most Admired

Knowledge Enterprise (MAKE)

Study Award 2006

e. Bulan Oktober 2006 yang diberikan oleh:

Majalah Warta Ekonomi: CEO Idaman 2006 - Peringkat 1: Michael D. Ruslim

Perusahaan Idaman 2006

Majalah SWA: Best CEO 2006 - Peringkat 1: Michael D. Ruslim

Swanetwork: HR Excellence Award 206

56

Kategori: Management SDM dan Management Pelatihan

Asian Wall Street Journal: Asia’s Leading Companies

Kategori: Management has Long-term vision

f. Bulan November 2006 yang diberikan oleh:

Ikatan Akuntan Idonesia: The Best Social and Environmental Reporting

Majalah Asiamoney: Best Managed Overall Company Large-Cap

Best Company for Dislosure and Transparency

Best Investor Relations Officer: Richard Santosa

No. 2 Best Corporate Governance

g. Bulan Desember 2006 yang diberikan oleh:

The Indonesia Institute Corporate Governance (IICG) dan Majalah SWA:

Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award - Kategori: Perusahaan

terbaik di sektor Aneka Industri.

III.7 Struktur Organisasi Perseroan

Struktur organisasi Perseroan per 31 Desember 2006 dapat dilihat pada halaman

berikutnya.

57

Board of Commissioners

Board Of Directors

Chief Executive Officer

Audit Committee

Executive Committee

Remuneration & Nomination Committee

Michael D. Ruslim

Director in Charge Corporate Functions

Corporate Secretary

Corporate Legal

Corporate Planning

Corporate Organisation & Human Capital Development

Corporate Communication

Corporate Security, Environment and Social Responsibility

Corporate Business Process

Michael D. Ruslim

Group Internal Audit & Risk Management

Group Treasury

Corporate Finance, Accounting & Tax

Corporate Information System & Technology

Simon J. Mawson

Sumber: Laporan Tahunan 2006

Gambar 3.3 : Gambar Struktur Organisasi PT Astra International Tbk

58

Board of Commissioners

Board Of Directors

Chief Executive Officer

Audit Committee

Executive Committee

Remuneration & Nomination Committee

Michael D. Ruslim

Director in Charge Corporate Operations

Toyota Sales Operation

Honda Sales Operation

Daihatsu Sales Operation

Isuzu Sales Operation

Nissan Diesel Sales Operation

BMW Sales Operation

Peugeot Sales Operation

Prijono Sugiarto

AstraWorld

Serasi Autoraya

Shared Services

Yayasan Dharma Bhakti Astra Michael D. Ruslim

Johnny Darmawan

Gunawan .G

Johnny Darmawan

Astra Foundations

Koperasi Astra International

Dana Pensiun Astra

Yayasan Bina Ilmu

Gunawan. G

Prijono Sugiarto

Sumber: Laporan Tahunan 2006

59

Tabel 3.2: Board of Commissioners

President Commisioner Budi Setiadharma

Independent Commissioner

Independent Commissioner

Independent Commissioner

Independent Commissioner

Independent Commissioner

Commissioner

Commissioner

Commissioner

Commissioner

Djunaedi Hadisumarto

Motonobu Takemoto

Patrick Morris Alexander

Muhamad Chatib Basri

Soemadi Djoko Moerjono B.

Anthony John Liddell Nightingale

Neville Barry Venter

Adam Phillip Charles Keswick

Mark Spenser Greenberg

Tabel 3.3: Board of Directors

President Director Michael Dharmawan Ruslim

Directors Prijono Sugiarto

Gunawan Geniusahardja

Tossin Himawan

Johnny Darmawan Danusasmita

Maruli Gultom

Simon John Mawson

Tabel 3.4: Audit Committee

Chairman Patrick Morris Alexander

Members Fred B.G. Tumbuan

Kanaka Puradiredja

Sumber: Laporan Tahunan 2006

60

Tabel 3.5: Executive Committee

Sumber: Laporan Tahunan 2006

Chairman Anthony John Liddell Nightingale

Members Adam Phillip Charles Keswick

Neville B. Venter

Budi Setiadharma

Michael D. Ruslim

Simon John Mawson

Tabel 3.6: Remuneration & Nomination Committee

Sumber: Laporan Tahunan 2006

Chairman Anthony John Liddell Nightingale

Members Adam Phillip Charles Keswick

Michael D.Ruslim

III.8 Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Sebagai perusahaan dengan jumlah karyawan hampir 120.000 orang, tantangan

terbesar yang dihadapi oleh Grup Perseroan adalah membangun organisasi yang efektif

dengan budaya yang dapat memupuk hubungan kerja yang harmonis dengan dasar saling

menghormati. Untuk dapat mencapai sasaran tersebut, Perseroan sangat mempercayai

pentingnya merekrut talenta terbaik dari berbagai disiplin, terus mendorong

karyawannya untuk meningkatkan potensinya serta mengembangkan mereka untuk

menjadi pemimpin bisnis dengan jenjang karir yang jelas. Selain itu, Perseroan juga

dituntut untuk membangun lingkungan kerja yang mendorong terbentuknya komunikasi

yang positif, kerjasama dan saling menghargai.

61

Membangun lingkungan kerja yang mendukung merupakan salah satu aspek

kunci dari kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, dan untuk itu Perseroan

senantiasa melakukan berbagai upaya untuk memastikan proses tersebut berjalan dengan

baik. Di bawah koordinasi Departemen Hubungan Industrial, setiap tahun Perseroan

menyelenggarakan Astra Industrial Relations Assessment (AIRA).

III.8.1 Astra Management Development Instiute (AMDI)

AMDI merupakan wujud komitmen Perseroan untuk memberikan

pelatihan terbaik bagi para karyawannya. AMDI menawarkan beragam program

pelatihan bagi setiap jajaran manajemen, mulai dari tingkat management trainee,

penyelia hingga manajemen senior. Agar dapat mengembangkan program

pelatihan terbaik, AMDI bekerjasama dengan berbagai institusi pendidikan

ternama seperti Prasetya Mulia, Asia Institute of Management (AIM), Filipina

dan INSEAD Asia Campus di Singapura.

III.8.2 Dana Pensiun Astra (DPA)

DPA menyediakan manfaat pensiun bagi karyawan Perseroan purnabakti

atau ahli awarisnya. Program pensiun ini telah diperbaharui pada tahun 2005

untuk menyeimbangkan antara kebutuhan karyawan untuk mendapatkan dana

pensiun yang wajar dan mencukupi, dengan kebutuhan Perseroan dalam

menentukan dan memastikan bagian kontribusinya. Dengan progaram baru ini,

karyawan yang terdaftar sebelum atau pada tanggal 20 April 1992 tetap

melanjutkan Program Manfaat Pasti (dinamakan DPA Satu), sedangkan

62

karyawan yang terdaftar setelah tanggal tersebut mengikuti Program Pensiun

Iuran Pasti (DPA Dua).

III.8.3 Koperasi Astra International (KAI)

KAI didirikan untuk menjadi mitra strategis Perseroan dalam

meningkatkan kesejahteraan para anggotanya, yang merupakan karyawan dari

perusahaan-perusahaan dalam Grup Perseroan. Fokus utama KAI adalah

pengembangan kesejahteraan karyawan dan pembangunan bisnis dengan nilai

strategis. Untuk memberikan dukungan pada para anggotanya, KAI menawarkan

fasilitas simpan pinjam dan beasiswa bagi anak para anggotanya.

III.9 Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Environment, Health, and

Safety)

Di tengah kondisi lingkungan usaha yang semakin kompleks dan mendunia, agar

dapat menjaga kesinambungan usahanya, setiap perusahaan dituntut untuk

menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi, lingkungan dan sosial. Sesuai dengan

prinsip Triple Bottom Line (Sukses bisnis diukur dengan adanya sukses di tiga bidang,

yaitu Sukses ekonomi, lingkungan, dan sosial), Perseroan dengan filosofi dasar dan

visinya berusaha untuk menjaga lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja serta

bertanggungjawab secara sosial terhadap pihak-pihak yang terkait erat dengan

kelangsungan bisnisnya.

Komitmen Perseroan di bidang pengelolaan lingkungan, keselamatan dan

kesehatan kerja (LK3) diwujudkan dalam Astra Green Company (AGC). AGC

memberikan panduan kepada manajemen seluruh perusahaan di Grup Perseroan

63

mengenai pengelolaan LK3 dengan berfokus pada strategi, proses, produk, dan

karyawannya dalam kegiatan operasionalnya sehari-hari. Hal tersebut direfleksikan

dalam 4 pilar yang membangun AGC, yaitu Green Strategy, Green Process, Green

Product, dan Green Employee.

Green Company adalah perusahaan yang manajemennya secara sadar

menekankan pertimbangan dalam setiap keputusan bisnis yang diambil untuk

melindungi dan mengembangkan aspek lingkungan, keselamatan, dan kesehatan kerja

dari para stakeholder-nya, sebagai bentuk tanggung jawab dan usaha yang terus menerus

dalam memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat dan pembangunan yang

berkelanjutan. Implementasi dari empat pilar yang mendukung keberhasilan AGC

adalah:

a. Pada pilar Green Strategy: Perseroan telah memastikan bahwa aspek LK3

telah terintegrasi dalam kegiatan bisnis Perseroan.

b. Pada pilar Green Process: Perseroan menjamin bahwa semua proses dan

prosedur telah secara efisien memenuhi aspek LK3 yang diatur dalam

peraturan dan standar LK3 baik di tingkat nasional maupun international.

c. Pada pilar Green Product: Perseroan telah menghasilkan jasa dan produk

yang tidak merusak lingkungan, aman bagi pengguna, hemat energi dan

sumber daya alam.

d. Pada pilar Green Employee: Perseroan telah melakukan program pelatihan

dan awareness yang mampu menjamin bahwa semua karyawan dan pihak

yang terkait dalam setiap proses kegiatan bisnis telah menjadikan aspek

LK3 sebagai bagian penting dan tidak terpisahkan dalam bekerja.

64

III.10 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)

Untuk mewujudkan visi “Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab

sosial serta ramah lingkungan”, Perseroan senantiasa menempatkan isu-isu tanggung

jawab sosial sebagai bagian integral dari aktivitas usahanya. Perseroan sebagai entitas

bisnis mempercayai bahwa sepanjang perusahaan berdiri, Perseroan akan selalu

berinteraksi dengan pihak-pihak lain dan mempunyai tanggung jawab secara sosial

terhadapnya.

Untuk pelaksanaan aspek sosial dalam konsep Triple Bottom Line, Perseroan

memiliki Astra Friendly Company yang merupakan basis dan panduan seluruh

perusahaan di Grup Perseroan mengenai strategi yang perlu diambil agar operasional

bisnisnya ramah terhadap lingkungan dan diterima secara sosial serta berkontribusi

terhadap pembangunan yang berkelanjutan.

Astra Friendly Company mempunyai makna perusahaan yang mengintegrasikan

aspek “sosial” ke dalam setiap keputusan bisnisnya, dengan berlandaskan Catur Dharma

serta melaksanakan program kerja yang sistematis untuk memenuhi “Kontrak Sosial”

(dalam rangka pemenuhan hak stakeholder). Keterlibatan Grup Perseroan di area ini

direalisasikan melalui berbagai aktivitas di bidang:

1. Bidang Pendidikan

Perseroan melalui Yayasan Toyota & Astra (YTA) memiliki visi untuk ikut

berpartisipasi di bidang pendidikan Indonesia melalui penyediaan beasiswa bagi

para siswa sekolah dasar hingga tingkat master, serta menyediakan pendanaan

bagi kegiatan riset ilmiah, penyediaan alat bantu pendidikan serta pelatihan.

Melalui Yayasan Astra Bina Ilmu yang merupakan yayasan Perseroan turut

mendukung pengembangan pendidikan di Indonesia melalui Politeknik

65

Manufaktur Astra (Polman Astra) dan program BERNAS (Bantuan Edukasi dan

Transformasi Bagi Anak dan Sekolah)

2. Bidang Pengembangan Masyarakat

Kepeduliaan Perseroan pada lingkungan sekitar kantor pusatnya tercermin dari

berbagai kegiatan pengembangan masyarakat, termasuk kegiatan pengelolaan

sampah, kesehatan masyarakat dan anak-anak, penghijauan, beasiswa serta

pemberian sumbangan paket sembako.

3. Bidang Konservasi Lingkungan

Perseroan melalui Program Sunter Nusa Dua yang dimulai pada tahun 2001

bertujuan untuk membangun lingkungan yang layak, bersih, aman, dan nyaman

di sekitar kantor pusat dan lokasi manufaktur Perseroan. Program tersebut

mencakup kegiatan penyempurnaan sistem drainase, trotoar dan lampu jalan,

penghijauan dan pembangunan Masjid Perseroan serta pembentukan tim

penyelamat dan posko-posko selama terjadi bencana banjir pada bulan Februari

2007.

4. Bidang Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah

Perseroan melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) secara konsisten

menyediakan bantuan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam

pendampingan manajemen, penguasaan teknologi, pengembangan SDM dan

pemasaran serta akses finansial.

5. Bidang Keagamaan

Perseroan bekerja sama dengan Yayasan Amaliah Astra (YAA) yang merupakan

mitra yang aktif dalam pengembangan masyarakat di bidang keagamaan, sosial

dan kemanusiaan.

66

6. Bidang Kemanusiaan

Sebagai bagian dari bantuan kemanusiaannya di Aceh, Perseroan telah

menyelesaikan pembangunan dua sekolah dasar di Meulaboh, Aceh Barat pada

bulan September 2006. Perseroan juga terlibat aktif memberikan bantuan

kemanusiaan setelah terjadinya gempa hebat di Yogyakarta dan Jawa Tengah

pada bulan Mei 2006.

III.11 Penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada PT Astra

International Tbk

III.11.1 Sejarah Penerapan GCG Perseroan

Dalam penerapan GCG hingga saat ini, Perseroan telah melalui beberapa

periode penting berikut ini:

1. Periode 1984 - 1990 (Kepemilikan saham mayoritas oleh keluarga)

Pada tahun 1984 - 1990, meskipun belum muncul istilah GCG, tetapi

dalam penerapannya telah dijalankan, antara lain:

a. Disetujui dan disosialisasikannya Corporate Philosophy dan

uraiannya.

b. Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja disosialisasikan.

c. Adanya Visi, Misi, dan Objektif Perusahaan.

d. Sistem di bidang Bisnis dan Manajemen, antara lain: Review bulanan

oleh Komisaris, Review Divisi oleh Direksi, Review Departemen

oleh Divisi, Implementasi Astra TQC (Total Quality Control), dan

Prinsip QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety, and Morale).

67

e. Peraturan perusahaan / karyawan, penalty and reward, jenjang karir,

kesejahteraan, dan recruitment karyawan.

f. Karyawan yang berprestasi baik pria atau wanita akan memperoleh

pengakuan / penghargaan yang sama.

g. Tanggung jawab sosial, antara lain YTA (Yayasan Toyota Astra),

YDBA (Yayasan Dharma Bhakti Astra), Yayasan UMS’80 (Bidang

Olahraga).

h. Mengangkat Sekretaris Perusahaan.

2. Periode 1990 - 1997 (Pasca go publik hingga awal krisis moneter)

Pada periode ini masih belum ada istilah GCG, tetapi Perseroan sudah

mulai melakukan penyempurnaan dan penambahan praktik Corporate

Governance, antara lain:

a. Rapim, President Message, dan President Letter setiap tahun,

sehingga kondisi, arah, dan target bisnis semakin jelas.

b. Annual Report terbit tepat waktu.

c. Transparansi: Publikasi Laporan Keuangan, Investasi, Kegiatan

Manajemen, Produk Baru, Kegiatan Sosial, dan lain-lain.

d. Mematuhi dan menjalankan peraturan pasar modal dan instansi terkait

lainnya.

e. Bekerja keras untuk meningkatkan kinerja perusahaan, serta berusaha

menumbuhkan kepercayaan yang luas atas kemampuan manajemen

mengelola perusahaan dan membangun nilai jangka panjang bagi

stakeholders.

68

3. Periode 1997 - 2000 (Periode krisis moneter dan pemulihan)

Pada era ini mulai dikenal istilah GCG di Perseroan. Tantangan paling

berat bagi Perseroan dalam implementasi GCG adalah pada waktu krisis

ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998. Langkah-langkah yang

dilakukan Perseroan dalam menghadapi krisis tersebut adalah:

1. Bentuk Crisis Team

2. Fact Finding (SWOT) kondisi Perseroan

3. Activity Plan:

a. Efisiensi di segala bidang.

b. Pengurangan jumlah karyawan dengan imbalan yang baik.

c. Penurunan gaji Executive Grup Perseroan.

d. Sosialisasi Sense of Crisis.

e. Restrukturisasi hutang.

f. Divestasi.

g. Secara periodik dan konsisten menyampaikan informasi penting

mengenai Perseroan seperti proses pengembangan restrukturisasi

hutang Perseroan.

h. Meningkatkan kontrol dan review Grup Perseroan, antara lain

pertemuan rutin dari Board of Director 1 x 1 minggu menjadi 2 x 1

minggu.

i. Pemberian Executive Stock Option Program (ESOP) pada jajaran

Eksekutif agar mau bertahan di Perseroan sehingga Perseroan dapat

survive di masa krisis.

69

4. Periode 2000 (Pasca pemulihan hingga sekarang)

Tahun 2000 hingga sekarang, GCG telah diimplementasikan, dimengerti,

di-review pelaksanaannya, dan secara konsisten terus ditingkatkan

implementasinya di Grup Perseroan.

Saat ini Perseroan telah memiliki pedoman dan prosedur tertulis,

membentuk fungsi untuk mengendalikan pelaksanaan GCG serta melakukan

pemantauan dan evaluasi penerapannya. Pedoman GCG Perseroan (GCG

Code of Conduct of PT Astra International Tbk) yang terdiri dari:

1. Pedoman Direksi dan Dewan Komisaris.

2. Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja.

3. Sekretaris Perusahaan.

4. Sistem Audit dan Manajemen Risiko.

5. Pedoman Transaksi Benturan Kepentingan.

6. Securities Dealing Rules.

7. Pelestarian Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial.

8. Kebijakan Donasi.

Perseroan telah membentuk komite-komite penunjang dalam perusahaan,

memiliki mekanisme dan sistem pemantauan pelaksanaan fungsi dan tugas

komite, serta melakukan evaluasi kinerja komite. Perseroan dalam hal ini

juga telah memiliki fungsi Komite Nominasi dalam menyusun sistem,

kriteria seleksi, serta prosedur nominasi bagi Dewan Komisaris, Direksi,

dan eksekutif lainnya. Komite Remunerasi juga telah dibentuk untuk

memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai remunerasi

bagi Direksi untuk dapat disampaikan kepada RUPS.

70

Terkait dengan fungsi dan peran Direksi, secara umum, Perseroan telah

memiliki dan melakukan mekanisme pengangkatan Direksi, memiliki sistem

pemantauan pelaksanaan fungsi dan tugas Direksi, serta melakukan evaluasi

terhadap kinerja Direksi dengan sangat baik.

Dalam hal transparansi, Perseroan telah melaksanakannya dengan sangat

baik. Perseroan memiliki mekanisme dan sistem penyampaian informasi

yang berkaitan dengan kepentingan pemegang saham dan atau pihak-pihak

yang terkait, mampu mengendalikan kualitas informasi dan materi yang

disampaikan kepada pemegang saham dan atau pihak-pihak yang terkait

seperti paparan publik secara berkala yang selalu mengungkapkan aspek

ROA dan ROE, serta telah mengelola media atau sarana tertentu untuk

menyampaikan informasi secara lengkap, seperti situs bilingual yang selalu

diperbarui, dan lainnya.

RUPS di Perseroan juga memiliki mekanisme sistem penyampaian

informasi dan materi yang berkualitas kepada pemegang saham dan atau

pihak-pihak yang terkait. Namun proses pemilihan Komisaris Independen di

dalam RUPS sebagian masih diusulkan oleh pemegang saham dan dipilih

oleh pemegang saham pengendali dalam RUPS.

Hubungan Perseroan dengan stakeholder sangat baik. Perseroan telah

memiliki panduan kebijakan perlakuan yang sama terhadap pihak-pihak yang

terkait, memiliki bentuk-bentuk program tanggung jawab sosial perusahaan,

serta memiliki berbagai program pengembangan komunitas yang

terintegrasi dengan aktivitas perusahaan. Etika kerja dan Etika bisnis pun

telah dibuat dan disebarluaskan namun penerapannya sebagian kecil masih

71

ada yang belum dievaluasi. Setiap karyawan diharapkan dapat mematuhi

prinsip-prinsip yang dijabarkan dalam budaya dan lingkungan kerja di Grup

Perseroan. Publikasi Buku Pedoman Etika Kerja dan Etika Bisnis merupakan

petunjuk lugas dan praktis bagi karyawan untuk melakukan tugasnya

termasuk dalam berhubungan dengan pihak ketiga dan masyarakat pada

umumnya yang harus dilakukan secara profesional.

III.11.2 Prinsip-Prinsip GCG Perseroan

Prinsip GCG yang berlaku umum dan dianut oleh Perseroan dalam

pengelolaan perusahaan adalah:

1. Transparansi (Transparency)

Perseroan harus memberikan informasi kepada pemegang saham dan

publik mengenai kejadian penting yang berhubungan dengan Perseroan,

termasuk kinerja keuangan dan kondisi Perseroan secara akurat dan tepat

waktu, agar pemegang saham dan pemangku kepentingan dapat menilai

kinerja dan risiko yang dapat dihadapi Perseroan.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab organ Perseroan, yaitu

Direksi, Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham harus

sesuai dengan kewenangan yang dimiliki masing-masing. Direksi

bertanggungjawab atas pengurusan Perseroan, Dewan Komisaris

bertanggungjawab atas pengawasan tindakan Direksi dan RUPS

bertanggungjawab untuk melakukan kewenangan yang tidak diserahkan

72

kepada Direksi dan Komisaris, sehingga pengelolaan Perseroan berjalan

secara efektif.

3. Responsibilitas (Responsibility)

Perseroan patuh terhadap ketentuan anggaran dasar, peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan prinsip GCG, serta melaksanakan tanggung

jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.

4. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Perseroan harus senantiasa memperhatikan hak dan kepentingan

pemegang saham dan pemangku kepentingan berdasarkan prinsip

kewajaran dan kesetaraan. Perseroan memberikan perlakuan yang wajar

dan setara terhadap pemegang saham mayoritas maupun pemegang

saham minoritas dengan memperhatikan peraturan yang berlaku dan

Anggaran Dasar Perseroan.

III.11.3 Tugas, Wewenang, dan Pertanggungjawaban Direksi

Direksi sebagai organ Perseroan bertugas dan bertanggungjawab secara

kolegial dalam mengelola Perseroan. Dengan demikian, masing-masing anggota

Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan

pembagian tugas dan wewenangnya, namun pelaksanaan tugas oleh masing-

masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama. Kedudukan

masing-masing anggota Direksi termasuk Presiden Direktur adalah setara. Tugas

Presiden Direktur adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi.

73

Tugas Direksi adalah dengan itikad baik dan bertanggungjawab penuh

memimpin dan mengurus Perseroan untuk mencapai maksud dan tujuan

Perseroan, yang meliputi antara lain:

1. Mengelola Perseroan sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya

sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar, peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip GCG.

2. Menyusun visi, misi, dan nilai-nilai serta rencana strategis Perseroan

dalam bentuk rencana korporasi (corporate plan) dan rencana bisnis

(business plan).

3. Menyelenggarakan Rapat Direksi Perseroan secara berkala dan dengan

waktu yang memadai.

4. Menetapkan struktur organisasi Perseroan lengkap dengan rincian tugas

setiap divisi dan unit usaha.

5. Mengendalikan sumber daya yang dimiliki Perseroan secara efektif dan

efisien.

6. Mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham dan Daftar

Kepemilikan Saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta

keluarganya (isteri/suami dan anak-anak) pada Perseroan dan perseroan

lainnya (Daftar Khusus).

7. Membentuk sistem pengendalian internal Perseroan dan manajemen

risiko.

8. Memperhatikan kepentingan yang wajar dan pemangku kepentingan

Perseroan.

74

Direksi berwenang untuk melakukan hal-hal yang antara lain, adalah

sebagai berikut:

1. Mewakili dan mengikat Perseroan dengan pihak-pihak lain serta

menjalankan segala tindakan kepengurusan dan kepemilikan.

2. Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan

memberikan surat kuasa untuk tindakan-tindakan tertentu.

3. Mengatur sumber daya manusia Perseroan termasuk pengangkatan dan

pemberhentian karyawan, penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua

dan penghasilan lain bagi karyawan Perseroan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan atau keputusan RUPS.

Pertanggungjawaban Direksi adalah:

1. Menyusun pertanggungjawaban pengelolaan Perseroan dalam bentuk

laporan tahunan yang memuat antara lain laporan keuangan, laporan

kegiatan Perseroan dan laporan pelaksanaan GCG.

2. Laporan tahunan harus memperoleh persetujuan RUPS, sedangkan

laporan keuangan harus memperoleh pengesahan RUPS.

3. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS merupakan perwujudan

akuntabilitas pengelolaan Perseroan dalam rangka pelaksanaan prinsip

GCG.

III.11.4 Tugas, Wewenang, dan Pertanggungjawaban Komisaris

Dewan Komisaris Perseroan bertugas dan bertanggungjawab secara

majelis atau kolektif dalam mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan Perseroan

75

melaksanakan prinsip-prinsip GCG. Kedudukan masing-masing anggota Dewan

Komisaris, termasuk Presiden Komisaris adalah setara. Tugas Presiden

Komisaris adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris.

Tugas Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai pengawas dan

penasihat Direksi dan dilaksanakan dengan itikad baik dan penuh tanggung

jawab untuk kepentingan Perseroan:

1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam menjalankan

kepengurusan Perseroan, fungsi mana mencakup tindakan pencegahan,

perbaikan hingga pemberhentian sementara anggota Direksi.

2. Melakukan pengawasan atas risiko usaha Perseroan dan upaya manajemen

melakukan pengendalian internal.

3. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan GCG dalam kegiatan usaha

Perseroan.

4. Memberikan nasihat kepada Direksi berkaitan dengan tugas dan kewajiban

Direksi.

5. Memberikan tanggapan dan rekomendasi atas usulan dan rencana

pengembangan strategis Perseroan yang diajukan Direksi.

6. Memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan kepentingan stakeholders

(pemangku kepentingan).

Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris Perseroan tidak

boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Keputusan Dewan

Komisaris mengenai hal yang diatur dalam anggaran dasar dan peraturan

perundang-undangan dilakukan dalam fungsinya sebagai pengawas, sehingga

keputusan kegiatan operasional tetap menjadi tanggung jawab Direksi.

76

Dewan Komisaris Perseroan berwenang untuk melakukan hal-hal

sebagai berikut:

1. Memeriksa catataan dan dokumen lain serta kekayaan Perseroan.

2. Meminta dan menerima keterangan yang berkenaan dengan Perseroan dan

Direksi.

3. Memberhentikan untuk sementara anggota Direksi apabila anggota Direksi

tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan dan atau

peraturan perundangan yang berlaku.

4. Membentuk komite audit, nominasi, remunerasi dan atau komite lainnya.

Pertanggungjawaban Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai

pengawas, menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengawasan atas

pengelolaan Perseroan oleh Direksi. Laporan pengawasan Dewan Komisaris

disampaikan kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan. Pertanggungjawaban

Dewan Komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas

pengawasan atas pengelolaan Perseroan dalam rangka pelaksanaan prinsip GCG.

III.11.5 Komite dan Departemen Fungsional Penunjang GCG

Perseroan memiliki sejumlah Komite dan Departemen fungsional yang

bertugas memonitor, mengkaji ulang dan menyempurnakan efektivitas kegiatan

GCG di dalam Grup Perseroan. Adapun komite-komite dan departemen tersebut

adalah:

1. Komite Audit (KA)

Dibentuk pada tahun 2000, KA adalah komite yang ditunjuk dan bertanggung

jawab kepada Dewan Komisaris. Seluruh anggota KA merupakan pihak

77

independen dengan Ketua KA merangkap sebagai Komisaris Independen.

Secara independen KA memeriksa kualitas informasi yang diterima dan

mendiskusikannya bersama dengan Manajemen dan Auditor Eksternal mengenai

kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi, peraturan dan

persyaratan pelaporan serta kebijakan akuntansi yang diterapkan. KA memeriksa

cakupan audit dan rencana audit dari Auditor Internal maupun Eksternal.

2. Komite Remunerasi dan Nominasi

Komite ini didirikan untuk menetapkan kebijakan remunerasi dan bonus bagi

anggota Direksi, menetapkan tugas anggota Direksi serta mengkaji potensi dan

hal-hal lain tentang para eksekutif Perseroan satu level di bawah Direksi.

3. Komite Eksekutif

Komite Eksekutif bertugas melakukan kajian atas semua keputusan bisnis

penting yang membutuhkan persetujuan Dewan Komisaris. Untuk melaksanakan

tugas-tugasnya, Komite Eksekutif menyelenggarakan rapat rutin setiap bulan

serta kajian kinerja setiap kuartal.

4. Grup Audit Internal (Internal Audit Group-IAG)

Tugas utama IAG adalah memberikan jaminan secara independen terhadap

efektivitas dan kehandalan sistem pengawasan internal Perseroan. IAG terdiri

dari Audit Sales Operation, Audit Grup dan Audit TI.

Dalam menjalankan tugasnya IAG berpedoman pada Internal Audit Charter

yang memberi wewenang kepada IAG untuk menjalankan berbagai kegiatan

audit internal. Rencana Audit yang mengatur fokus dan arah kegiatan audit

dikembangkan setelah konsultasi ekstensif dengan manajemen, Direksi dan

78

Komite Audit. Kegiatan audit kemudian dimonitor berdasarkan rencana ini,

dan jika dibutuhkan, dapat direvisi sesuai dengan perubahan pada profil risiko.

Perseroan menggunakan sistem penilaian tiga tingkat, yaitu ‘efektif’, ‘perlu

perbaikan’, dan ‘lemah’ untuk mengukur dan membandingkan efektivitas sistem

pengendalian internalnya. Hal-hal yang memerlukan perbaikan diidentifikasi dan

ditindaklanjuti guna memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan telah benar-

benar dijalankan. Sepanjang tahun, diskusi yang ekstensif diadakan di semua

tingkat manajemen guna membahas masalah-masalah audit dan jalan keluarnya.

5. Grup Manajemen Risiko (Risk Management Group-RMG)

RMG berperan dalam memberikan layanan konsultasi manajemen risiko,

rencana kelangsungan bisnis, pembiayaan risiko dan memberikan jaminan

akan kelangsungan bisnis bagi Direksi Grup Perseroan. RMG memberikan

fasilitas konsultasi dan advise dalam pelaksanaan manajemen risiko dan hal-hal

lain yang terkait kepada Grup Perseroan.

6. Komunikasi Karyawan

Komunikasi karyawan merupakan salah satu aspek penting dari praktik GCG

Perseroan. Sepanjang tahun, Perseroan menyelenggarakan berbagai kegiatan

guna meningkatkan komunikasi internal serta menciptakan iklim kerja yang

kondusif. Setiap tahun, Presiden Direktur Perseroan menyampaikan pesannya

kepada seluruh karyawan melalui President’s Letter yang menjelaskan target dan

strategi utama Perseroan, iklim bisnis, serta prakiraan kondisi makro ekonomi.

Untuk membantu penyebarluasan informasi tersebuat, Direksi menyelenggarakan

forum-forum komunikasi dengan karyawan tingkat manajemen dari seluruh Grup

Perseroan.

79

7. Sekretaris Perseroan

Sekretaris Perseroan bertanggungjawab untuk memastikan kepatuhan

Perseroan pada peraturan dan kebijakan pasar modal serta memastikan bahwa

Direksi selalu memperoleh inforamsi mengenai perubahan peraturan beserta

implikasinya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya, Sekretaris Perseroan

bekerjasama dengan Investor Relations, Public Relation dan Divisi

Hukum Korporat. Sekretaris Perusahaan juga wajib memastikan adanya

komunikasi yang sejajar, transparan dan konsisten dengan pihak otoritas dan para

pelaku pasar modal tentang hal-hal yang berkaitan dengan GCG maupun

informasi lainnya tentang transaksi material dan tindakan korporasi.

Sekretaris juga ikut serta dalam mengkomunikasikan nilai-nilai, filosofi,

budaya dan program pengembangan masyarakat Perseroan kepada para

karyawan melalui sarana publikasi internal dan kegiatan lainnya.

8. Hubungan Masyarakat (Public Relation-PR)

PR bertanggung jawab untuk menjaga transparansi dan keterbukaan kepada

para pemangku kepentingan dengan mengembangkan hubungan internal yang

erat dalam lingkup Grup dan hubungan eksternal yang baik dengan media,

pemerintah dan masyarakat luas.

9. Hubungan Investor (Investor Relation-IR)

IR berfungsi membantu manajemen dalam mengkomunikasikan kinerja dan

prospek Perseroan kepada para pelaku pasar modal serta memelihara komunikasi

dengan para investor melalui berbagai forum.

Kegiatan-kegiatan lainnya seperti pendistribusian informasi, telekonferensi

dan berbagai kegiatan kunjungan ke perusahaan sekuritas, pabrik dan dealer

80

secara rutin juga diselenggarakan untuk meningkatkan komunikasi dan hubungan

dengan para analis dan investor.