bab iii data desa madyocondro ii

48
BAB III DATA UMUM DESA MARYOCONDRO III. A. Keadaan Geografis III. A. 1. Letak Wilayah Desa Madyocondro terletak di wilayah Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Desa Madyocondro terdiri dari 8 Dusun. Dusun tersebut adalah Dusun Mertan, Dusun Kalikotes, Dusun Dawunan (Dawunan dan Sandon), Dusun Harjosari, Dusun Mladen, Dusun Tanduran, Dusun Catak, Dusun Sandangsari (Sandangsari dan Jomblang). III. A. 2. Batas Wilayah Wilayah Desa Madyocondro dibatasi oleh: a. Sebelah Utara : Desa Ngabean b. Sebelah Timur : Desa Madusari c. Sebelah Selatan : Desa Ngadirojo d. Sebelah Barat : Desa Bengkal

Upload: aisyah-khumairah

Post on 17-Nov-2015

75 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

data umum

TRANSCRIPT

BAB IIIDATA UMUM DESA MARYOCONDRO

III. A. Keadaan GeografisIII. A. 1. Letak WilayahDesa Madyocondro terletak di wilayah Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Desa Madyocondro terdiri dari 8 Dusun. Dusun tersebut adalah Dusun Mertan, Dusun Kalikotes, Dusun Dawunan (Dawunan dan Sandon), Dusun Harjosari, Dusun Mladen, Dusun Tanduran, Dusun Catak, Dusun Sandangsari (Sandangsari dan Jomblang).III. A. 2. Batas WilayahWilayah Desa Madyocondro dibatasi oleh:a. Sebelah Utara: Desa Ngabeanb. Sebelah Timur: Desa Madusaric. Sebelah Selatan: Desa Ngadirojod. Sebelah Barat: Desa Bengkal Gambar 1. Peta Wilayah Desa MadyocondroIII. A. 3. Luas WilayahLuas wilayah Desa Madyocondro berdasarkan data statistik bulan Agustus tahun 2014 adalah 1125,26 Ha.III. B. Keadaan DemografiIII. B. 1. Jumlah PendudukJumlah penduduk Desa Madyocondro pada bulan Agustus tahun 2014 berdasarkan data statistik kantor Desa Madyocondro adalah 5352 jiwa. III. B. 2. Data PendudukDaftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa Madyocondro menurut jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan pendidikan.

Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Madyocondro menurut Usua dan Jenis KelaminUmur Laki - LakiPerempuanJumlah

0 4182163345

5 9158154312

10 14158172330

15 19171200371

20 24209183392

25 29201191392

30 39349414763

40 49367370737

50 59312377689

60 +4635581021

Jumlah257027825352

(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Madyocondro, Agustus 2014)

Tabel 2. Data Mata Pencaharian Penduduk Desa MadyocondroMata PencaharianJumlah

Petani 175

Buruh tani228

PNS131

Pedagang Keliling104

Montir 6

Dokter swasta2

Bidan swasta3

Perawat swasta5

Pembantu rumah tangga28

TNI/POLRI36

Pensiunan115

Arsitektur 1

Jasa pengobatan alternatif1

Total 835

(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Madyocondro, Agustus 2014)

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut PendidikanPendidikan Jumlah

Tidak sekolah179

Belum tamat SD978

Tidak tamat SD351

Tamat SD/sederajat677

Tamat SLTP/ sederajat839

Tamat SLTA/ sederajat881

Tidak tamat SLTP/SLTA628

Tamat Perguruan Tinggi/ Akademi426

Total 4959

(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Madyocondro, Agustus 2014)

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Agama AgamaJumlah

Islam 5239

Kristen 25

Katolik 16

Hindu -

Budha -

(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Madyocondro, Agustus 2014)

III. C. Profil Dusun MertanDusun Mertan berada di Desa Madyocondro, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang dengan batas-batas wilayah: Sebelah Utara: Desa Ngabean Sebelah Barat: Dusun Tanduran Sebelah Timur: Dusun Kalikotes Sebelah Selatan: Dusun CatakPada Dusun Mertan terdapat 121 Kepala Keluarga, yang terdiri dari : 43 Kepala Keluarga pada RT 1, 39 Kepala Keluarga pada RT 2, 49 Kepala Keluarga pada RT 3. Dan jumlah penduduk Dusun Mertan sebanyak 521 jiwa dengan jumlah laki-laki 267 jiwa dan perempuan 251 jiwa.

III. D. Data Khusus Balita yang di Deteksi Tumbuh Kembang di Dusun Mertan Desa Madyocondro Periode Januari Februari 2015

Tabel 5. Hasil cangkupan balita yang di deteksi tumbuh kembang di Dusun Mertan Desa Madyocondro Periode Januari Februari 2015DDTK di Dususn MertanJanuariFebruariCakupanPencapaian

JanFebJanFeb

Jumlah anak 1-6 tahun yang mendapatkan DDTK 101533,3%45,4%35%47,7%

Jumlah anak balita dan prasekolah3033

Dari tabel 5 didapatkan cakupan balita yang di deteksi tumbuh kembang di Dusun Mertan Desa Madyocondro Bulan Januari 2015 cakupan sebesar 33,3% dan pencapaian 35%, sedangkan pada Bulan Februari 2015 didapatkan cakupan 35%% dan pencapaian sebesar 47,7%

BAB IVHASIL SURVEI

IV.1 Data Hasil Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dan Prasekolah Periode Januari Februari 2015

IV.1.1 Cangkupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dan Prasekolah Periode Januari Februari 2015Cangkupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah merupakan perbandingan antara jumlah anak balita dan prasekolah yang di DDTK dengan jumlah sasaran seluruh anak balita dan prasekolah usia (1-6 tahun) per periode januari februari 2015 di Posyandu Dusun Mertan Desa Madyocondro dikalikan 100%.Rumus :Cakupan : Jumlah anak balita dan prasekolah yang di DDTK Jumlah anak balita dan prasekolah (1-6 tahun) Sasaran jumlah anak balita dan prasekolah usia (1-6 tahun) di Dusun Mertan Desa Madyochondro pada bulan berjalan bulan Februari 2015 sebesar 33 anak Jumlah anak balita dan prasekolah yang di DDTK di Dusun Mertan Desa Madyochondro pada bulan Februari 2015 sebesar 15 anak Persentase cangkupan deteksi dini tumbuh kembang di Dusun Mertan Desa Madyochondro bulan Februari 2015 sebesar 45,4% Target pencapaian deteksi dini tumbuh kembang selama 1 tahun (target DINKES Magelang) sebesar 95% Besar pencapaian bulan berjalan 47,7%, sehingga pencapaian deteksi dini tumbuh kembang masih sangat rendah jauh dari targer sebesar 95%.

IV.2 Deskripsi Hasil KuosionerKuosioner diberikan ibu yang memiliki anak balita dan prasekolah usia 1-6 tahun pada bulan Februari 2015 serta masih menetap di Dusun Mertan Desa Madyochondro. Penyebaran kuosioner ini dimaksudkan untuk melihat apakah semua ibu mengerti tentang deteksi dini tumbuh kembang dan mengetahui apakah proses pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang berjalan di posyandu tersebut.A. Pendidikan ibu yang memiliki anak balita dan prasekolah usia 1-6 tahunTabel 6. Pendidikan ibu SDSMPSMAPendidikan tinggiJumlah Responden

866020

40%30%30%0%100%

Dari tabel diatas, tingkat pendidikan ibu di Dusun Mertan dengan pendidikan SD sebanyak 8 orang (40%), SMP sebanyak 6 orang (30%), dan SMA sebanyak 6 orang (30%).

B. Ibu yang memiliki usia balita dan prasekolah usia 1-6 tahunTabel 7. Jumlah ibu yang memiliki anak balita dan prasekolahYaTidakJumlah

20020

100%0%100%

Dari tabel diatas sebanyak 20 ibu yang datang keposyandu memiliki balita dan anak prasekolah

C. Apakah anak ibu dibawa ke posyandu setiap bulanTabel 8. Kedatangan ke posyanduYaTidakJumlah

20020

100%0%100%

Berdasarkan tabel, menunjukkan kepatuhan ibu untuk ke posyandu baik.

D. Apakah di Posyandu anak ibu ditimbang berat badannya?Tabel 9. Penimbangan di posyanduYaTidakJumlah

20020

100%0%100%

Berdasarkan tabel, semua bayi yang datang keposyandu ditimbang

E. Apakah di posyandu anak ibu diukur tinggi badannya?Tabel 10. Penggukuran tinggi badan di posyanduYaTidakJumlah

20020

100%0%100%

Berdasarkan tabel, semua balita yang datang ke posyandu dilakukan penggukuran tinggi badan

F. Apakah anak ibu di posyandu diukur lingkar kepalanya?Tabel 11. Pengukuran lingkar kepalaYaTidakJumlah

41620

30%70%100%

Berdasarkan tabel, semua balita yang datang ke posyandu dilakukan penggukuran lingkar kepalanya hanya 30%

G. Apakah di posyandu anak ibu diukur lingkar lengannya?Tabel 12. Penggukuran lingkar lenganYaTidakJumlah

31720

15%85%100%

Berdasarkan tabel, semua balita yang datang ke posyandu dilakukan penggukuran lingkar lengan.hanya 15%

H. Apakah hasil pemeriksaan yang dilakukan di posyandu dicatat oleh bidan atau kader?Tabel 13. Pencatatan hasil pemeriksaanBidanKaderJumlah

20020

100%0%100%

Berdasarkan tabel, semua pencatatan di catat oleh bidan

I. Apakah ibu menerima hasil pencatatan?Tabel 14. Penerimaan catatanYaTidakJumlah

20020

100%0%100%

Berdasarkan tabel, semua responden menerima hasil pencatatanJ. Hasil pencatatan dicatat pada?Tabel 15. PencatatanKMS/KIASelain KMS/KIAJumlah

20020

100%0%100%

Berdasarkan tabel, hasil pencatatan dicatat di buku KMS

K. DDTK adalah?Tabel 16. Pengetahuan ibu tentang DDTKYaTidakJumlah

21820

10%80%100%

Berdasarkan tabel, hanya 10% ibu yang mengerti tentang DDTK.

IV.3 Hasil Wawancara Tenaga KesehatanHasil wawancara dengan tenaga kesehatan dalam hal ini dengan bidan di Posyandu Mertan didapatkan hasil sebagai berikut:Tabel 17. Hasil wawancara tenaga kesehatan (Bidan Posyandu Mertan)InputPertanyaanJawaban

Man1. Siapa saja yang membantu proses pemeriksaan DDTK di Posyandu?2. Apakah program DDTK berjalan di posyandu? Pemeriksaan apa saja yang dilakukan?3. Apakah jumlah bidan desa di dusun mertan memadai?4. Apakah bidan dibantu kader dalam proses posyandu?Bidan dan kader

Berjalan, dilakukan berupa penimbangan, penggukuran TBYa

Ya

Money1. Dariana sumber dana untuk berlangsungnya posyandu?2. Apakah dana yang ada sudah memadai?Dari perserta posyandu

Kurang memadai

Machine1. Apakah peralatan yang ada sudah memadai? Seperti timbangan dan meteran?Sudah memadai

Material1. Sejauh ini apakah perlengkapan sudah memadai? (buku KIA, pedoman DDTK, formulir laporan kesehatan, formulir rekapitulasi laporan kesehatan balita dan anak prasekolah.Belum Memadai

MethodeMetode apa saja yang digunakan dalam pelayanan kesehatan program DDTK?Pemeriksaan DDTK di posyandu

Lingkungan1. Menurut ibu tingkat pengetahuan dan kesadaran warga tentang pertumbuhan dan perkembangan nak balita dan prasekolah bagaimana2. Menurut ibu apakah warga tahu tentang DDTK?Masih kurang

Tidak

Perencanaan (P1)1. Apakah terdapat penjadwalan tentang hari pelaksanaan posyandu?2. Apakah terdapat jadwal tentang pemeriksaan DDTK di posyandu ataupun di TK?Ada

Tidak

Pelaksanaan (P2)1. Untuk kegiatan yang sudah direncanakan apakah sudah terlaksana semua?Belum

Pemgawan, pengendalian, dan penilaian (P3)1. Bagaimana sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kegiatan DDTK?Dicatat dalam fomat yang diberikan DINKES Magelang dan dilaporkan ke puskesmas pusat.

Berdasarkan pengisian kuosioner dan wawancara bidan dusun mertan mengakui tidak berjalannya program DDTK di dusun mertan menurutnya karena terlalu banyak pemeriksaan yang harus dilakukan, hal ini dirasa sedikit merepotkan, sehingga program DDTK dipersingkat dengan langsung melihat ada atau tidaknya kelainan pada anak balita dan prasekolah tanpa memalui tahap pemeriksaan yang seharusnya. Bidan hanya mencatat dan melaporkan anak yang memiliki kelainan. Menurutnya, pengetahuan kader yang rendah tentang DDTK sehingga peran kader dalam profram ini menjadi sangat sedikit. Dana untuk kegiatan pun hanya bergantung dari peserta posyandu. IV. 4 Hasil Wawancara dengan bidan koordinator Program DDTKBerdarakan hasil wawancara dengan bidan koordinator program DDTK diketahui tidak berjalannya program DDTK hampir diseluruh desa wilayah kerja puskesmas secang 1, hal ini di karenakan bidan desa kerepotan dengan program tersebut sehingga pencatatan dan hasil laporan tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Hampir seluruh bidan desa mencatat anak yang memiliki kelainan saja, sehingga laporan yang dihasilkan tidak sesuai dengan indikator yang seharusnya.

IV. 5 Hasil Wawancara dengan kader Posyandu Dusun MertanDilakukan wawancara terhadap kader posyandu dusun mertan desa Madyochondro. Total sebanyak 5 kader dan semuanya aktif mengikuti kegiatan posyandu. Karena terbatasnya waktu, maka penulis hanya mewawancara 1 jader saja yang mewakili kader lainnya.NOPertanyaanJawaban

1Apakah anda tahu tentang DDTKTidak

2Apakah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahu perkembangan anak diposyandu?Hanya penimbangan berat badan saja

3Apakah anda pernah mengikuti pelatihan DDTK?Tidak

Berdasarkan hasil wawancara, dari tiga pertanyaan yang diajukan, tamapak pengetahuan kader tentang DDTK sangat rendah. Hal ini bisa dikarenakan tidak pernah mengikuti pelatihan DDTK atau bisan sendiri tidak memberikan pengetahuan tentang DDTK. Bahkan kader juga meyatakan pemeriksaan untuk mengetahui DDTK ganya penimbangan berat badan.

BAB VANALISIS MASALAH

V.1 Kerangka Pikir Pemecahan MasalahDalam pemecahan masalah, langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah yang ada, lalu menganalisis penyebab masalah dengan cara menggali berdasarkan data atau kepustakaan. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab masalah digunakan diagram Fish Bone, kemudian mencari penyebab dilakukan dengan mengkonfirmasi kemungkinan penyebab yang ditemukan pada bagian program tersebut. Setelah itu, dicari penenaggulangan penyebab masalah dengan menyusun alternatif pemecahan masalah. Selanjutnya, menetapkan pemecahan masalah terpilih dengan kriteria matriks. Setelah menemukan urutan pripritasnya, disusunlah Plan Of Action (POA).

Gambar 6. Siklus Pemecahan Masalah

V.2 Identifikasi MasalahIdentifikasi masalah ini dilakukan menggunakan SPM Puskesmas Secang 1 dimana jumlah cangkupan untuk program deteksi dini tumbuh kembang anak balita untuk bulan Januari Desember 2014 sebesar 1267 dengan besar cakupan 44,49% dimana target yang ditetapkan Dinkes Kabupaten Magelang sebesar 95%. Sehingga pencapaiannya adalah 46,83% dari target dinkes.Sementara itu, di Dusun Mertan, Desa Madyochondro jumlah cangkupan balita bulan Februari 2015 45,4% dengan pencapaian 47,7%. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan di dusun Mertan desa Madyochondro masih rendah dari target yang diharapkan.V.3 Analisis Penyebab MasalahDalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah. Dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan munculnya masalah di dusun Mertan Desa madyochondro Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Adapun sistem yang diutarakan disini adalah sisitem terbuka pelayanan kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 7. Kerangka Pikir Pendekatan SistemMasalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak sesuai standart minimal.

V.4 Kemungkinan penyebab MasalahTabel 18. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Ditinjau dari Faktor InputInputKelebihanKekurangan

Man1. Terdapat bidan desa untuk melaksanakan program DDTK di posyandu2. Terdapat kader yang dapat membantu proses pencatatan dan pemeriksaan DDTK1. Bidan tidak melaksanakan pemeriksaan DDTK seperti seharusnya2. Rendahnya pengetahuan kader tentang program DDTK

Money1. Warga masih mau membayar sebesar 1000 rupiah tiap kali mengikuti posyandu untuk dana kegiatan1. Terbatasnya dana dikarenakan puskesmas tidak memberikan dana rutin untuk kegiatan2. Tidak adanya dana untuk penyuluhan

Method1. Melalui posyandu pemeriksaan tumbuh kembang naka menjadi berkesinambungan1. Banyaknya poin pemeriksaan DDTK sehingga dianggap merepotkan dan kurang sesuai dengan terbatasnya waktu pelaksanaan2. Masih kurangnya penyuluhan tentang pentingnya DDTK bagi balita

Material1. Lokasi Posyandu dirumah kepala dusun1. Belum optimalnya kegiatan posyandu terutama untuk pemeriksaan DDTK2. Tidak terdapatnya buku pedoman DDTK, formulir laporan kesehatan dan formulir rekapitulasi laporan kesehatan balita dan anak prasekolah

Machine1. Terdapatnya alat-alat untuk pemeriksaan DDTK (timbangan dan meteran)1. Timbangan terbatas hanya timbangan gantung2. Meteran yang dimiliki hanya 1

Tabel 19. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah ditinjau dari Faktor Proses dan LingkunganProsesKelebihanKekurangan

P11. Posyandu sudah dijadwal tiap bulannya2. Dipersiapkan alat yang dibutuhkan

P21. Anak ditimbang2. Dilakukan pencatatan KMS3. Pencatatan dibuku kader4. Terdapat pelayanan kesehatan1. Masih kurangnya kegiatan penyuluhan untuk ibu-ibu mengenai pentingnya DDTK balita secara rutin di posyandu2. Pemeriksaan tumbuh kembang anak balita dan prasekolah hanya sebatas penimbangan berat badan dan tinggi badan saja3. Pemeriksaan lingkar kepala dan lingkar lengan dilakukan apabila terdapat kelainan4. Kelainan yang ditemukan hanya berdasarkan pengelihatan saja

P31. Adanya laporan bulanan rekapitulasi hasil posyandu tentang DDTK1. Laporan rekapitulasi di puskesmas tidak mencantumkan cangkupan masing-masing desa, sehingga sulit untuk menlakukan pengawasan terhadap desa yang cangkupannya lebih rendah.2. Laporan mencapaian dan cakupan sangat rendah dikarenakan proses pencatatan yang salah. (bidan desa hanya mencatat dan melaporkan anak yang memiliki kelainan saja, seharunya seluruh anak yang sideteksi sehingga cakupan dan pencapaian sangat rendah)3. Kurangnya pengawasan kinerja petugas lapangan dan kurangnya pemantauan terhadap tata cara pemeriksaan DDTK yang benar.

Lingkungan1. Terjangkaunya sarana pelayanan dan kesehatan (posyandu) dari wilayah tenpat tinggal masyarakat2. Lebih banyak ibu yang memiliki sikap yang baik terhadap kegiatan posyandu1. Pengetahuan ibu tentang program DDTK rendah, sehingga sebagian ibu cukup puas hanya dengan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

V.5 Daftar Penyebab MasalahSeetelah dilakukan analisis penyebab masalah, didaptkan daftar penyebab masalah sebagai berikut:1. Bidan tidak melaksanakan pemeriksaan DDTK seperti seharusnya2. Rendahnya pengetahuan kader tentang program DDTK3. Terbatasnya dana dikarenakan puskesmas tidak memberikan dana secara rutin untuk kegiatan4. Tidak adanya dana untuk penyuluhan5. Banyaknya poin pemeriksaan DDTK yang dianggap merepotkan dan kurang sesuai dengan terbatasnya waktu pelaksanaan posyandu6. Masih jurangnya penyuluhan tentang pentingnya DDTK bagi balita7. Belum optimalnya kegiatan posyandu terutam pemeriksaan DDTK8. Tidak terdapatnya buku pedoman DDTK, formulir laporan kesehatan dan formulir rekapitulasi laporan kesehatan balita dan anak prasekolah9. Masih kurangnya kebuku pedoman DDTK, formulir laporan kesehatan dan formulir rekapitulasi laporan kesehatan balita dan anak prasgiatan penyuluhan untuk ibu-ibu mengenai pentingnya DDTK balita secara rutin diposyandu10. Pemeriksaan tumbuh kembang anak balita dan prasekolah hanya sebatas penimbangan berat badan dan tinggi badan saja.11. Pemeriksaan lingkar kepala dan lengan atas dilakukan jika anak tersebut memiliki kelainan12. Pencatatan dilakukan hanya jika terdapat anak yang kelainan13. Kelainan yang ditemukan hanya bedasarkan pengelihatan14. Laporan rekapitulasi dipuskesmas tidak mencantumkan cakupan masing-masing desa, sehingga sulit untuk melakukan pengawasan15. Laporan cakupan dan pencapaian sangat rendah dikarenakan proses pencatatan yang salah (bidan hanya mencatat dan melaporkan yang hanya memiliki kelainan)16. Kurangnya pengawasan kinerja petugas lapangan dan kurangnya pemantauan terhadap tata cara pemeriksaan DDTK yang benar17. Pengetahuna ibu tentang DDTK rendah, sehingga sebagaian besar ibu cukup puas dengan hanya melakukan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan untuk memantaiu pertumbuhan dan perkembangan anak.

P3Kurangnya koordinasi pencatatan terhadap ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe karena memeriksakan kehamilannya di RS atau praktek dokterP2Kurangnya edukasi petugas kesehatan kepadaa ibu hamil mengenai pentingnya pemberian Fe pada ibu hamil dan dampak yang ditimbulkan dari kekurangan zat besiMedia promosi yang disampaikan oleh bidan dan kader kurang menarikP1Belum adanya penjadwalan yang rutin untuk kunjungan rumah bagi ibu hamil yang tidak memeriksa kehamilannya di Posyandu setempat atau bidan desa Belum efektifnya pendistribusiaan tablet Fe oleh bidam desa kepada ibu hamilKurang adanya promosi penyuluhan manfaat tablet Fe bagi ibu hamil pada wargaManBidan desa kurang berperan aktif dalam melakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil yang tidak memeriksa kehamilannya di Posyandu setempat atau bidan desaKurang terlatihnya kader desa untuk mengenali gejala-gejala dini anemia pada ibu hamil yang harus diwaspadaiMoneyKurangnya pendanaan untuk penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya pemberian tablet Fe pada ibu hamil secara berkalaMethodBelum adanya Standar Operasional Prosedur yang spesifik tentang pemberian tablet Fe pada ibu hamilBelum adanya jadwal kunjungan rumah oleh bidan desa kepada ibu hamilMachinePersediaan tablet Fe di setiap posyandu tidak sesuai dengan kebutuhan (jumlah terbatas)Kurangnya brosur, leaflet, dan poster yang berkaitan dengan pentingnya pemberian tablet Fe dan gejala-gejala anemia yang harus diwaspadai pada ibu hamilMaterialAdanya Posyandu tidak membuka pelayanan kesehatan setiap bulan dan belum dimanfaatkan secara optimal oleh petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan pentingnya pemberian zat besi pada ibu hamil secara lebih dekat pada masyarakatLingkunganMasih rendahnya pengetahuan dan pemahaman ibu hamil dan keluarganya mengenai manfaat pemberian 90 tablet Fe pada saat hamilSebagian kecil ibu hamil melakukan pemeriksaan pada dokter ataupun bidan swasta lainnya dan tidak terdata oleh bidan desaEfek samping mual dari tablet Fe menyebabkan beberapa ibu hamil menolak meminum tablet FeINPUTRendahnya cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe di Desa Madyocondro sebesar 61% masih jauh dengan target dinkes sebesar 90%

V.6 Penyebab masalah Ynag Paling MungkinSeetelah dilakukan konfirmasi kepada bagian KIA, bidan desa, kader, serta ibu yang datang ke posyandu, maka didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin yaitu:1. Laporan cakupan dan pencapaian sangat rendah dikarenakan proses pencatatan yang salah2. Bidan tidak melaksanakan pemeriksaan DDTK seperti yang seharusnya3. Rendahnya pengetahuan kader tentang program DDTK4. Masih kurangnya kegiatan penyuluhan untuk ibu-ibu mengenai pentingnya DDTK balita secara rutin di posyandu5. Tidak terdapatnya buku pedoman DDTK, formulir laporan kesehatan dan formulir rekapitulasi laporan kesehatan balita dan anak prasekolah6. Kurangnya pengawasan kinerja petugas lapangan dan kurangnya pemantauan terhadap tata cara pemeriksaan DDTK yang benar

BAB VIALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

VI.1. Analisis Alternatif Pemecahan MasalahSetelah diperoleh daftar masalah, dilakukan langkah selanjutnya yaitu dibuat alternatif pemecahan masalah. Berikut ini laternatif pemecahan masalah :Tabel 19. Alternatif Pemecahan MasalahNoPenyebab MasalahAlternatif Pemecahan Masalah

1Laporan cakupan dan pencapaian sangat rendah dikarenakan proses pencatatan yang salahKoordinasi antara bidan koordinator program DDTK dengan seluruh bidan desa, untuk menyamakan persepsi tentang indikator program DDTK sesuai dengan yang ada di SPM

2Bidan tidak melaksanakan pemeriksaan DDTK seperti yang seharusnyaKoordinasi antara bidan koordinator dengan bidan desa untuk mencari cara yang mudah dalam pelaksanaannya, dan bidan mau melakukan proses DDTK sebagaimana mestinya

3Rendahnya pengetahuan kader tentang program DDTKPenyuluhan kepada para kader mengenai program DDTK dan peran sertanya dalam membantu pelaksanaan program tersebut

4Masih kurangnya kegiatan penyuluhan untuk ibu-ibu mengenai pentingnya DDTK balita secara rutin di posyanduPengadaan penyuluhan mengenai tumbuh kembang anak dan mengenai program DDTK

5Tidak terdapatnya buku pedoman DDTK, formulir laporan kesehatan dan formulir rekapitulasi laporan kesehatan balita dan anak prasekolahPengadaan buku pedoman DDTK, formulir laporan kesehatan, formulir rekapiyulasi laporan kesehatan anak balita dan prasekolah

6Kurangnya pengawasan kinerja petugas lapangan dan kurangnya pemantauan terhadap tata cara pemeriksaan DDTK yang benarMemberikan pengarahan dan pelatihan kepada bidan koordinator agar dapat melakukan pengawasan dan dapat memantau DDTK di lapangan

VI. 2. Penggabungan Pemecahan MasalahTabel 20. Penggabungan alternatif pemecahan masalah

Koordinasi anatara bidan koordinator program DDTK dengan seluruh bidan desa, untuk menyamakan persepsi tentang indikator program DDTK serta membicarakan pelaksanaan DDTKLaporan cakupan dan pencapaian sangat rendah dikarenakan proses pencatatan yang salah

Penyuluhan kepada para kader dan ibu-ibu yang mempunyai anak balita dan prasekolah mengenai program DDTK dan peran sertanya dalam membantu pelaksanaan program tersebutPengadaan buku pedoman DDTK, formulir laporan kesehatan, formulir rekapiyulasi laporan kesehatan anak balita dan prasekolahMemberikan pengarahan dan pelatihan kepada bidan koordinator agar dapat melakukan pengawasan dan dapat memantau DDTK di lapanganKurangnya pengawasan kinerja petugas lapangan dan kurangnya pemantauan terhadap tata cara pemeriksaan DDTK yang benarTidak terdapatnya buku pedoman DDTK, formulir laporan kesehatan dan formulir rekapitulasi laporan kesehatan balita dan anak prasekolahMasih kurangnya kegiatan penyuluhan untuk ibu-ibu mengenai pentingnya DDTK balita secara rutin di posyanduBidan tidak melaksanakan pemeriksaan DDTK seperti yang seharusnyaRendahnya pengetahuan kader tentang program DDTK

VI. 3. Penentuan Priorotas Pemecahan MasalahSetelah menemukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan penentuan priorotas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matriks. Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan Kriteria Matriks.Menggunakan rumus : M. I. V C1. Efektivitas programPedoman untuk mengukur efektivitas program:1. Magnitude ( m ) Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan.Semakin banyak penyebab masalah yang teratasi maka nilainya semakin efektif1. Importancy ( I ) Pentingnya cara penyelesaian masalahSemakin penting masalah diselesaikan maka nilainya semakin efektif1. Vulnerability ( v ) Sensitifitas cara penyelesaian masalahKriteria m, I, dan v kita beri nilai 1-5Bila makin magnitude maka nilai nya makin besar, mendekati 5. Bila makin importancy maka nilai nya makin besar, mendekati 5.Bila makin vulnerability maka nilai nya makin besar, mendekati 5.2. Efisiensi pogramBiaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah ( cost )Kriteria cost ( c ) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matrix.Tabel 21. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan MasalahPenyelesaian MasalahNilai KriteriaHasil AkhirUrutan

MIVCM.I.V/C

1. Koordinasi antara bidan koordinator program DDTK dengan seluruh bidan desa, untuk menyamakan persepsi tentang indikator program DDTK serta membicarakan pelaksanaan DDTK4431481

2. Penyuluhan kepada para kader dan ibu-ibu yang mempunyai anak balita dan prasekolah mengenai program DDTK dan peran sertanya dalam membantu pelaksanaan program tersebut442216III

3. Pengadaan buku pedoman DDTK, formulir laporan kesehatan, formulir rekapitulasi laporan kesehatan anak balita dan prasekolah22428IV

4. Memberikan pengarahan dan pelatihan kepada bidan koordinator agar dapat melakukan pengawasan dan dapat memantau DDTK di lapangan353222,5II

VI. 4 Plan Of ActionDalam Plan of Action akan disajikan perencanaan kegiatan pemecahan masalah.

Tabel 22. Plan of Actions (POA)NOKegiatanTujuanSasaranWaktuDanaLokasiPelaksanaMetodeTolak Ukur

1Meningkatkan evaluasi data ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di tenaga kesehatan swasta di Desa MadyocondroMeningkatkan jumlah kunjungan ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya Ibu hamilMenyesuaikan dengan jadwal puskesmasDana operasional puskesmasPuskesmas Secang IKoordinator promkes, KIA dan GizidiskusiJadwal promosi kesehatan

2Melakukan evaluasi terhadap kinerja kader, bidan desa, dan petugas gizi dalam pelayanan terhadap pemberian 90 tablet Fe pada ibu hamil di Desa MadyocondroMeningkatnya kinerja kader, bidan desa dan petugas giziKader, Bidan Desa, dan Petugas Gizi1 x/ tahunSwadaya Puskesmas Secang 1Balai Desa PuskesmasBidan koordinator, Kepala puskesmasRapat evaluasiMeningkatnya kinerja kader, bidan desa dan petugas gizi

3Membuat rencana kegiatan penyuluhan bulanan dan format laporannya lalu dilaporkan setiap bulannyaMeningkatkan pendataan yang lebih lengkap di Desa Madyocondro mengenai kunjungan ibu hamilBidan Desa, Kader, petugas KIA, Gizi dan PromkesMenyesuaikan dengan jadwal kegiatan di PosyanduDana Operasional Puskesmas Secang IPuskesmas Secang 1Koordinator KIA (beserta bidan desa), serta dokter puskesmasPendataan kunjungan ibu hamilKunjungan ibu hamil yang sama

4Meningkatkan kerjasama antara koordinator Promkes dengan Koordinator KIA (mencakup bidan desa)Mengetahui kunjungan ibu hamik dan sebagai pelengkap register ibu hamilPetugas KIA, Gizi dan PromkesMenyesuaikan dengan jadwal kegiatan di PosyanduDana Operasional Puskesmas Secang IPuskesmas Secang 1Koordinator KIA (beserta bidan desa), serta dokter puskesmasdiskusiKunjungan ibu hamil yang sesuai target

5Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil dan keluarganyaMelengkapi data kunjungan ibu hamilBidan DesaMinimal sebulan sekali-Puskesmas Koordinator PromkesPertemuan Diperoleh dana untk pembuatan media promosi

6Pembuatan proposal pengadaan media promosi sederhana dan jelasMengetahui penyebab ibu hamil tidak melakukan pemeriksaanBidan DesaSeminggu sekaliDana Operasional Puskesmas Secang IRumah ibu hamilKoordinator gizi dan promkesPertemuan Data kunjungan ibu hamil dilaporkan secara lengkap

VI. 5. Gann ChartTabel 23. Gann ChartKegiatan2015

JanFebMarAprMeiJunJulAgustSeptOktNovDes

Meningkatkan evaluasi data ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di tenaga kesehatan swasta di Desa Madyocondro

Melakukan evaluasi terhadap kinerja kader, bidan desa, dan petugas gizi dalam pelayanan terhadap pemberian 90 tablet Fe pada ibu hamil di Desa Madyocondro

Membuat rencana kegiatan penyuluhan bulanan dan format laporannya lalu dilaporkan setiap bulannya

Meningkatkan kerjasama antara koordinator Promkes dengan koordinator KIA (mencakup bidan desa)

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil dan keluarganya

Pembuatan proposal pengadan media promosi sederhana dan jelas

BAB VIIPENUTUP7.1KesimpulanSalah satu penyebab tersering kematian Ibu di Indonesia adalah anemia. Di Desa Madyocondro, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang periode Januari Februari 2015 cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe sebesar 61%. Hal ini menunjukan cakupan, pencapaian kurang dari 100%.Berdasarkan pengamatan, wawancara dengan bidan desa yang dikonfirmasi kepada ibu hamil terdapat sebanyak 20 kemungkinan penyebab masalah. Kemungkinan penyebab masalah tersebut dikonfirmasikan kepada bidan Desa Madyocondro sehingga didapatkan 6 penyebab masalah yang paling mungkin menyebabkan rendahnya cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe di Desa Madyocondro, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang periode Januari Februari 2015. Berdasarkan 6 penyebab masalahtersebut dibuat 8 alternatif pemecahan masalah yang sama didapatkan 6 alternatif pemecahan masalah. Dengan menggunakan metode miv/c untuk menentukan prioritas alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan rendahnya cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe di Desa Madyocondro, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang didapatkan urutan pertama adalah meningkatkan evaluasi data ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di tenaga kesehatan swasta di Desa Madyocondro, meningkatkan kinerja bidan desa, kader dan petugas gizi dalam pelayanan terhadap pemberian 90 tablet Fe kepada ibu hamil di Desa Madyocondro, setiap koordinator membuat rencana kegiatan penyuluhan bulanan dan format laporannya lalu dilaporkan setiap bulannya, meningkatkan kerjasama antara koordinator Promkes dengan koordinator KIA (mencakup bidan desa) mengenai strategi promosi penyuluhan manfaat tablet Fe pada ibu hamil pada warga, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil dan kelurganya mengenai manfaat tablet Fe pada ibu hamil dan mengenai akibat yang ditimbulkan kekurangan Fe, dan pembuatan proposal pengadaan media promosi sederhana seperti poster dan leaflet tentang penyuluhan manfaat tablet Fe pada ibu hamil yang menarik, isi pesan menarik. Dengan memperbaiki input dan proses dari kegiatan ini diharapkan cakupan bulan/tahun yang akan datang dapat lebih baik/ dapat ditingkatkan. 7.2SaranTerhadap Kepala Desa Madyocondro dan Bidan Desa :1. Menggiatkan program penyuluhan kepada masyarakat melalui petugas kesehatan dan tokoh masyarakat tentang kegunaan dan penggunaan tablet Fe pada ibu hamil.2. Menggiatkab program penyuluhan berkesinambungan dengan posyandu sebagai penggerak masyarakat akan program pemberian 90 tablet Fe pada ibu hamil.3. Mengkoordinasikan pembuatan dan penyebaran brosur atau papan informasi mengenai kegunaan, penggunaan, efek samping tablet Fe dan akibat yang ditimbulkan akibat kekurangan zat besi terhadap ibu hamil.Terhadap Masyarakat :1. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur dan mengkonsumsi tablet Fe secara teratur2. Mendukung program penyuluhan kesehatan sebagai salah satu cara meningkatkan kesadaran akan pentingnya masyarakat3. Menggiatkan iuran dana sehat sebagai salah satu cara meningkatkan pelayanan kesehatan.