bab iii bahan dan metode evaluasi

13
BAB III BAHAN DAN METODE EVALUASI 3.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan : 1. Data primer Data primer dikumpulkan dengan wawancara pada penanggung jawab program Imunisasi dasar di Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas Perumnas II Kota Pontianak 2. Data sekunder Data sekunder dikumpulkan dengan mempelajari dokumentasi Puskesmas yaitu laporan program Imunisasi Dasar Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas Perumnas II Kota Pontianak 3.2. Indikator dan Tolok Ukur Penilaian Evaluasi dilakukan pada program Imunisasi Dasar di Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas Perumnas II Kota Pontianak. Rujukan tolok ukur penilaian yang digunakan adalah : 1. Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 2 Tahun 1999 2. SK Mentri Kesehatan RI No. 1457/Menkes/SK/2003, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi 4. Laporan Program Imunisasi Unit Pelayanan Kesehatan Puskemas Perumnas II Kota Pontianak 5. Stratifikasi Puskesmas tahun 2010

Upload: tiyadika

Post on 25-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

evapro imunisasi

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III Bahan Dan Metode Evaluasi

BAB III

BAHAN DAN METODE EVALUASI

3.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan :

1. Data primer

Data primer dikumpulkan dengan wawancara pada penanggung jawab program Imunisasi

dasar di Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas Perumnas II Kota Pontianak

2. Data sekunder

Data sekunder dikumpulkan dengan mempelajari dokumentasi Puskesmas yaitu laporan

program Imunisasi Dasar Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas Perumnas II Kota

Pontianak

3.2. Indikator dan Tolok Ukur Penilaian

Evaluasi dilakukan pada program Imunisasi Dasar di Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas

Perumnas II Kota Pontianak. Rujukan tolok ukur penilaian yang digunakan adalah :

1. Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 2 Tahun 1999

2. SK Mentri Kesehatan RI No. 1457/Menkes/SK/2003, tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005

Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi

4. Laporan Program Imunisasi Unit Pelayanan Kesehatan Puskemas Perumnas II Kota

Pontianak

5. Stratifikasi Puskesmas tahun 2010

Tabel 3.1. Indikator dan Tolok Ukur Program Imunisasi Dasar

No Variabel Tolak ukur

1. Cakupan Imunisasi Dasar Bayi : Menggambarkan pencapaian pelayanan atau realisasi pelayanan(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Imunisasi)

Page 2: BAB III Bahan Dan Metode Evaluasi

BCGDPT-HB 1DPT-HB 2DPT-HB 3Polio 1Polio 2Polio 3Polio 4Campak

100%100%95%90%100%97%94%90%90%

2. Rasio Jumlah bayi yang diimunisasi dasar lengkap

(Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 2 Tahun 1999)

80%

3. Rasio Jumlah Desa/Kelurahan UCI Wilayah Kerja

Puskesmas (Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 2

Tahun 1999)

100%

4. Rasio Jumlah Posyandu Balita dengan jumlah RW

cakupan wilayah Puskesmas (Stratifikasi Puskesmas

tahun 2010)

100%

5. Monitoring / Pemantauan Wilayah Setempat

(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Imunisasi)

Mengukur tingkat perlindungan (Efektifitas

program)

Target Efektifitas

Program = 95%

Polio 3 = Jumlah imunisasi Polio 3 x 100% Jumlah bayi lahir dalam 1 tahun

Rasio Jumlah bayi yang diimunisasi dasar lengkap=Jumlah bayi yang diimunisasix 100%Jumlah bayi cakupan puskemas

Rasio Jumlah Desa/Kelurahan UCI=Jumlah Desa / Kel UCI x 100% Jumlah Desa cakupan puskemas

Rasio Jumlah Posyandu dengan jumlah Desa/RW=Jumlah Posyandu x 100% Jumlah Desa/RWcakupan puskemas

Page 3: BAB III Bahan Dan Metode Evaluasi

Untuk mengukur jangkauan program (pemerataan

pelayanan)

Untuk mengukur manajemen program (efisiensi

program)

Target Jangkauan

Program = 98%

Target Efisiensi

Program (DO) = 3,1%)

6 Penyimpanan vaksin Sesuai rantai dingin

7 Standar Tenaga dan Pelatihan Teknis

- Penyuluhan dilakukan sebelum imunisasi 1 bulan 1x. 1x/pasien

- Pelatihan Kader Terjadwal dan

dilakukan

8 Pencatatan dan pelaporan Teratur, sistematis, dan

akurat

9 Sweeping Imunisasi Teratur, sistematis, dan

terjadwal

3.3. Cara Analisis

3.3.1. Menetapkan MasalahMasalah dalam pendekatan sistem adalah kesenjangan antara tolok ukur dengan hasil

pencapaian pada unsur keluaran. Adanya masalah diidentifikasi dengan membandingkan

keluaran pada program dengan tolok ukur.20 Tolok ukur program imunisasi dasar dapat

dilihat pada Tabel 3.1.

3.3.2. Menetapkan Prioritas MasalahJika terdapat lebih dari satu masalah, maka harus ditentukan prioritas masalah. Hal ini

disebabkan oleh adanya keterbatasan dan dan sumber daya, serta kemungkinan masalah-

masalah tersebut berkaitan saling berkaitan. Masalah yang menjadi prioritas adalah masalah

yang dianggap paling besar, mudah diintervensi, dan paling penting, dimana jika masalah

tersebut diatasi maka masalah-masalah lain juga dapat teratasi. Penentuan prioritas masalah

dilakukan menggunakan teknik kriteria matriks (criteria matrix technique). Kriteria ini terdiri

dari 3 komponen. 20

1. Pentingnya masalah (Importancy = I ) yang terdiri dari :

DPT 1 = Jumlah imunisasi DPT 1 x 100% Jumlah bayi lahir dalam 1 tahun

DO = DPT 1 – Polio 3 x 100%DPT 1

Page 4: BAB III Bahan Dan Metode Evaluasi

a. Besarnya masalah (Prevalence = P)

b. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (Severity = S)

c. Kenaikan besarnya masalah (Rate of Increase = RI)

d. Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (Degree of unmeet need = DU)

e. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (Social Benefit = SB)

f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (Public Concern = PO)

g. Suasana politik (Political Climate = PC)

2. Kelayakan teknologi (Technology = T)

Makin layak teknologi yang tersedia dan dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin

diprioritaskan masalah tersebut. 20

3. Sumber daya yang tersedia (Resources = R)

Terdiri dari tenaga (man), dana (money), dan sarana (material). Makin tersedia sumber

daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah makin diprioritaskan masalah

tersebut.20

Beri nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) pada tiap kotak dalam

matriks sesuai dengan jenis masalah masing-masing. Masalah yang dipilih sebagai prioritas

adalah yang memiliki nilai I x T x R tertinggi. 20

3.3.3. Penentuan Penyebab Masalah

Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan membandingkan antara tolok ukur/standar

komponen-komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik dengan pencapaian di

lapangan. Bila terdapat kesenjangan maka ditetapkan sebagai penyebab masalah yang

diprioritaskan tadi. 20

3.3.3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dibuat untuk menentukan penyebab masalah yang telah diprioritaskan. Hal

ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor penyebab masalah yang telah diprioritaskan

tadi yang berasal dari komponen sistem yang lainnya, yaitu komponen input, proses,

lingkungan dan umpan balik. Dengan menggunakan kerangka konsep diharapkan semua

faktor penyebab masalah dapat diketahui dan diidentifikasi sehingga tidak ada yang

tertinggal. 20

Page 5: BAB III Bahan Dan Metode Evaluasi

3.3.3.2 Identifikasi Penyebab Masalah

Selanjutnya berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep

diidentifikasikan. Identifikasi dilakukan dengan mengelompokkan faktor-faktor dalam unsur

masukan, proses, umpan balik, dan lingkungan yang diperkirakan berpengaruh terhadap

prioritas masalah. Masing-masing faktor ditentukan indikator serta tolok ukur kemudian

membandingkannya. Suatu faktor ditetapkan menjadi penyebab masalah jika ada kesenjangan

antara pencapaian indikator dengan tolok ukur. Diperlukan pengumpulan data baik data

berupa dokumentasi puskesmas, maupun data dari wawancara atau kuesioner untuk

mengatahui pencapaian di lapangan.20 Tolok ukur pada komponen masukan, proses,

lingkungan, dan umpan balik dapat dilahat pada Tabel 3.2, Tabel 3.3 dan Tabel 3.4.

Tabel 3.2. Tolok Ukur Pada Komponen Masukan

No Variabel Tolok Ukur

1. Tenaga Tenaga pelaksana minimal : 1 dokter, 1 perawat, 1 petugas

administrasi,1 bidan, 9 orang kader terlatih setiap posyandu, tokoh

masyarakat

2. Dana Tersedianya dana khusus untuk pelaksanaan program yang berasal dari

APBD dan APBN

3. Sarana Tersedianya sarana:

a. Sarana medis : peralatan suntik, cold chain, vaksin, alat dan obat

KIPI

b. Sarana non medis: Gedung puskesmas, posyandu, KMS balita,

buku pencatatan hasil imunisasi, buku catatan stok vaksin, kartu

pencatatan suhu lemari es, kartu pencatatan suhu freezer

c. Sarana penyuluhan: leaflet, brosur, poster

4. Metode Pemberian imunisasi sesuai kebijakan imunisasi dasar di Puskesmas

maupun Posyandu

- BCG:Diberikan sebanyak 1 kali dengan dosis 0,05 cc, intrakutan di

deltoid l lengan atas kanan.

- DPT: Diberikan sebanyak 3 kali dengan dosis 0,5 cc, IM/SC

dalam, di anterolateral paha atas, pada umur 2 bulan kemudian

diberikan lagi dengan interval paling cepat 4 minggu (1 bulan).

Page 6: BAB III Bahan Dan Metode Evaluasi

- Polio: Diberikan sebanyak 4 kali, diberikan 2 tetes secara oral

dengan interval 4 minggu (1 bulan).

- Hepatitis B: Diberikan sebanyak 3 kali dengan dosis 0,5 cc, IM/SC

dalam, di anterolateral paha atas, dosis berikutnya dengan interval

minimal 4 minggu (1 bulan).

- Campak: Diberikan 1 kali dengan dosis 0,5 cc, IM, di lengan kiri

atas.

* Vaksin DPT dan Hepatitis B dalam bentuk vaksin kombo

Penyuluhan kesehatan

a. Perorangan : Dengan wawancara

b. Kelompok : Dengan ceramah

c. Masyarakat : Melalu spanduk, poster, leaflet

d. Pemantauan (monitoring) : Dengan Pemantauan Wilayah Setempat

(PWS) bulanan

e. Pencatatan : setiap bulan

f. Pelaporan : setiap bulan

g. Penatalaksanaan KIPI : jika ada kasus

Tabel 3.3. Tolok ukur pada komponen proses

No Variabel Tolok ukur

1. Perencanaan Menentukan besarnya sasaran dan target cakupan imunisasi

dasar. Besarnya sasaran: ditentukan oleh Puskesmas

Perumnas II (857 bayi)

Membuat jadwal pelayanan imunisasi dasar

Merencanakan logistik imunisasi dasar

Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain

Memberikan penyuluhan mengenai imunisasi dasar

Mengadakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral:

12 x setahun

Melakukan monitoring : 12 x dalam setahun

Melaksanakan pencatatan: setiap akhir bulan

Page 7: BAB III Bahan Dan Metode Evaluasi

Melaksanakan pelaporan: setiap awal bulan

Merencanakan penatalaksanaan KIPI

2. Pengorganisasian a. Adanya struktur pelaksana program

b. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas

3. Pelaksanaan - Menentukan Besar Sasaran

- Menentukan Target Cakupan:

BCG : 90 %

DPT-1 : 95 %

DPT-2 : 90%

DPT-3 : 85 %

Polio-1 : 95 %

Polio-2 : 90 %

Polio-3 : 85 %

Polio-4 : 90 %

Hepatitis B-1 : 90 %

Hepatitis B-2 : 90 %

Hepatitis B-3 : 85%

Campak : 90 %

- Menentukan jadwal pelayanan imunisasi dasar

- Logistik imunisasi dasar (Mengambil stok vaksin dan

alat suntik dari Dinas Kesehatan setiap kali habis stok)

- Pengelolaan vaksin dan peralatan vaksin

- Penyuluhan mengenai imunisasi dasar

4. Pencatatan dan

pelaporan

a. Penilaian kegiatan dalam bentuk laporan tertulis secara

periodik (bulanan, triwulan, semester, tahunan)

b. Pengisian laporan tertulis yang lengkap

c. Penyimpanan laporan tertulis yang benar

5. Pengawasan Adanya pengawasan eksternal maupun internal

Tabel 3.4. Tolok ukur komponen lingkungan dan umpan balik

Page 8: BAB III Bahan Dan Metode Evaluasi

No Variabel Tolok Ukur

1. Lingkungan a. Tingkat pendidikan menengah atau tinggi menunjang

keberhasilan program imunisasi dasar

b. Tingkat sosial ekonomi menengah atau tinggi menunjang

keberhasilan program imunisasi dasar

2. Umpan balik Masukan hasil pencatatan dan pelaporan untuk perbaikan

program selanjutnya.

Penyebab masalah bisa lebih dari satu. Namun tidak semua penyebab dapat diselesaikan

karena mungkin ada masalah yang saling berkaitan dan adanya keterbatasan kemampuan

dalam menyelesaikan semua penyebab masalah.

3.3.4. Alternatif Pemecahan Masalah dan Pemecahan Masalah Terpilih

3.3.4.1. Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengetahui penyebab masalah, tindakan selanjutnya adalah membuat beberapa

alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah ini dibuat dengan

memperhatikan kemampuan serta situasi dan kondisi Puskesmas. Alternaif pemecahan

masalah dibuat secara rinci, meliputi tujuan, sasaran, target, metode, jadwal kegiatan, serta

rincian dananya. 20

3.3.4.2. Pemecahan Masalah Terpilih

Berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, dipilih satu cara pemecahan

masalah yang dianggap paling baik dan memungkinkan. Pemilihan prioritas cara pemecahan

masalah ini dengan memakai teknik kriteria matriks. Dua kriteria yang lazim digunakan

adalah efektivitas dan efisiensi jalan keluar. 20

1. Efektivitas jalan keluar

Tetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar dengan memberikan angka 1

(paling tidak efektif) sampai dengan angka 5 (paling efektif). Prioritas jalan keluar adalah

yang nilai efektifitasnya paling tinggi. Untuk menentukan efektifitas jalan keluar

digunakan kriteria tambahan yand dapat dilihat di bawah ini. 20

a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (Magnitude)

Makin besar masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.

Page 9: BAB III Bahan Dan Metode Evaluasi

b. Pentingnya jalan keluar (Importancy)

Pentingnya jalan keluar dikaitkan dengan kelanggengan masalah. Makin lama masa

bebas masalahnya, makin penting jalan keluar tersebut.

c. Sensitivitas jalan keluar (Vulnerability)

Sensitivitas dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi masalah. Makin cepat

masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar tersebut.

2. Efisiensi jalan keluar

Tetapkan nilai efisiensi untuk setiap alternatif jalan keluar. Nilai efisiensi ini

biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar.

Makin besar biaya yang diperlukan, makin tidak efisien jalan keluar tersebut. Berikan

angka 1 (biaya paling sedikit) sampai dengan angka 5 (biaya paling besar).

Nilai prioritas (P) untuk setiap alternatif jalan keluar ditentukan dengan membagi

nilai hasil perkalian M x I x V dengan C. Alternatif jalan keluar dengan nilai P tertinggi

adalah prioritas jalan keluar yang terpilih. Lebih jelas rumus untuk menghitung prioritas

jalan keluar dapat dilihat di bawah ini20:

P = M x I x V

C

Keterangan : P = Priority; M = Magnitude; I= Importancy; V= Vulnerability; C =

Cost