bab iii arab -...

30
29 BAB III PENCIPTAAN ALAM DALAM PERJANJIAN LAMA DAN AL-QUR'AN A. Penciptaan Alam menurut Perjanjian Lama Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi Perjanjian Lama ini merupakan suatu pujian besar untuk meluhurkan Allah beserta karya- karyanya. Di dalam penciptaan yang sangat mengesankan ini terdapat di dalam kitab Kejadian I ayat 1-31, Perjanjian Lama menaruh perhatian besar akan kosmos seluruhnya. Ayat penciptaan tentang alam terdapat di awal Bibel dalam Kejadian I ayat 1 dan 2 yang berbunyi : 1. Bahwa pada mula pertama dijadikan Allah akan Langit dan Bumi 2. Maka Bumi itu lagi campur baur adanya, yaitu suatu hal yang ketutupan kelam kabut; maka roh Allah melayang-layang di atas muka air. 1 Dalam Kejadian I ayat 1 yang berbunyi: “Pada mulanya Allah menciptakan Langit dan Bumi.” Karya ciptaan Allah diberitakan sebagai permulaan dari sejarah perjanjian Allah. Ayat di atas adalah untuk menggambarkan keadaan Bumi ketika mula-mula diciptakan Allah. Bumi pada waktu itu adalah suatu yang tidak mempunyai bentuk, dan ini sesuai dengan kata-kata Creatio ex Nihilo yang artinya menciptakan tanpa menggunakan sesuatu, menciptakan dari yang tidak ada. 2 Pada ayat 1, “ pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi “ ayat di atas dianggap sebagai judul seluruh bab ini. Kemudian pada akhir ayat 2: “Roh Allah melayang-melayang di atas permukaan air”, maksudnya adalah persiapan untuk menciptakan yang dilakukan oleh Allah. 3 1 Lembaga Al-Kitab Indonesia, Kitab Perjanjian Lama I, Percetakan Lembaga Al-Kitab Indonesia, Jakarta, 1996, hlm. 9 2 Abineno, Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen, Gunung Mulia, Jakarta, 1993, hlm. 33 3 F.L Bakker, Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Lama, Gunung Mulia, Jakarta, 1993, hlm. 33

Upload: dinhhanh

Post on 14-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

29

BAB III

PENCIPTAAN ALAM DALAM

PERJANJIAN LAMA DAN AL-QUR'AN

A. Penciptaan Alam menurut Perjanjian Lama

Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi Perjanjian Lama ini

merupakan suatu pujian besar untuk meluhurkan Allah beserta karya-

karyanya. Di dalam penciptaan yang sangat mengesankan ini terdapat di

dalam kitab Kejadian I ayat 1-31, Perjanjian Lama menaruh perhatian besar

akan kosmos seluruhnya.

Ayat penciptaan tentang alam terdapat di awal Bibel dalam Kejadian I

ayat 1 dan 2 yang berbunyi :

1. Bahwa pada mula pertama dijadikan Allah akan Langit dan Bumi 2. Maka Bumi itu lagi campur baur adanya, yaitu suatu hal yang

ketutupan kelam kabut; maka roh Allah melayang-layang di atas muka air.1

Dalam Kejadian I ayat 1 yang berbunyi: “Pada mulanya Allah

menciptakan Langit dan Bumi.” Karya ciptaan Allah diberitakan sebagai

permulaan dari sejarah perjanjian Allah. Ayat di atas adalah untuk

menggambarkan keadaan Bumi ketika mula-mula diciptakan Allah. Bumi

pada waktu itu adalah suatu yang tidak mempunyai bentuk, dan ini sesuai

dengan kata-kata Creatio ex Nihilo yang artinya menciptakan tanpa

menggunakan sesuatu, menciptakan dari yang tidak ada.2

Pada ayat 1, “ pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi “ ayat

di atas dianggap sebagai judul seluruh bab ini. Kemudian pada akhir ayat 2:

“Roh Allah melayang-melayang di atas permukaan air”, maksudnya adalah

persiapan untuk menciptakan yang dilakukan oleh Allah.3

1Lembaga Al-Kitab Indonesia, Kitab Perjanjian Lama I, Percetakan Lembaga Al-Kitab

Indonesia, Jakarta, 1996, hlm. 9 2Abineno, Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen, Gunung Mulia, Jakarta, 1993, hlm. 33 3F.L Bakker, Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Lama, Gunung Mulia, Jakarta, 1993,

hlm. 33

Page 2: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

30

Selanjutnya riwayat penciptaan yang sebenarnya adalah mulai dalam

Kejadian I : 3-5 yang berbunyi :

3. Berfirmanlah Allah : “ Jadilah terang.” Lalu terang jadi 4. Allah melihat bahwa terang baik, lalu dipisahkannyalah terang itu

dari gelap. 5. Dan Allah menamai terang itu siang dan gelap itu malam. Jadilah

petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.4 Pada ayat 3 maksudnya adalah suatu susunan penciptaan terjadi oleh

perintah eksekutif. Sedangkan pada ayat 4,5, maksudnya terang siang hari,

sesuai tujuan Allah seperti dinyatakan di dalam nama, yang diberikan oleh-

Nya (Bnd Ayb 38: 12-15,…19), diantarkan bukan untuk meniadakan

kegelapan bumi, melainkan untuk menyelingi kegelapan itu dengan terang,

dalam urutan-urutan yang baik tentang siang dan malam.5

Selanjutnya Allah memisahkan terang itu dari gelap dan Allah

menyebutkan terang itu pagi dan gelap itu malam. Jadi kegelapan tidaklah

lenyap sama sekali. Tetapi gelap itu menjadi malam ini berarti bahwa gelap itu

kehilangan sengatnya. Kehilangan sifatnya yang berbahaya, gelap itu tidak

lagi berbahaya, sebab malam sudah selalu diikuti dan diganti oleh fajar siang.

Dan kemudian Allah menciptakan Bulan dan Bintang-bintang yang akan

menguasi malam. Jadi tidak pernah lagi gelap segelap-gelapnya dibumi.6

Selanjutnya para ahli Kitab Kejadian I pada ayat 6-8, menerangkan

hari kedua.

6. Maka Firman Allah : “Hendaklah ada suatu bentangan pada sama tengah air itu supaya diceraikan dengan air.”

7. Maka dijadikan Allah akan bentangan itu serta diceraikanlah air yang dibawah bentangan itu dari air yang diatas bentangan. Maka jadilah demikian.

8. Lalu Allah menamai akan bentangan itu langit. Setelah petang dan pagi maka itulah hari yang kedua.7

4Lembaga Al-Kitab Indonesia, op. cip., hlm. 9 5Soedarmo, Tafsiran al-Kitab Masa Kini, Gunung Mulia, Jakarta, 1982, hlm. 81 6F.L Bakker, op. cit., hlm. 9 7Lembaga Al-Kitab Indonesia, op. cit., hlm. 9

Page 3: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

31

Pada ayat 6 menjelaskan cakrawala sebagai semacam kubah kokoh

yang menahan air yang ada di atasnya melalui tingkap-tingkap di cakrawala

itu turunlah air yang menyebabkan air bah.8

Di dalam tafsiran Perjanjian Lama tentang ayat 6-8 menjelaskan

cakrawala menunjuk kepada langit seperti penampakannya sebagai sebuah

tutup atau kemah yang besar, dibentangkan oleh Allah di atas kamar-Nya (Bnd

Mzm: 2, Ams 8: 27, Yes 40: 22). Untuk memisahkan air dari air. Dengan

pemisahan ini dibedakanlah antariksa dengan air di bumi, langkah pertama

dalam membatasi samudra raya. Pada ayat 7, air di bawah menuntut

pembatasan lebih lanjut (Bnd ayat 9). Air di atas adalah awan-awan (Bnd-

Ams-8:28). Atau dalam bahasa sajak, wadah hujan dalam ‘kamar-kamar

loteng’ Allah (Mzm: 13).9

Selanjutnya para ahli Kitab Kejadian I pada ayat 9-13 menerangkan

hari ketiga.

9. Maka Firman Allah : “Hendaklah segala air yang di bawah langit itu berkumpul pada suatu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian.

10. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamainya laut. Allah melihat bahwa semuanya baik.

11. Berfirmanlah Allah : Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segela jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji supaya ada tumbuh-tumbuhan dibumi. Dan jadilah demikian.

12. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda segala jenis tumbu-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohanan yang menghasilkan buah berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

13. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.10

Pada hari yang ketiga Allah memisahkan laut dari tanah kering. Allah

memerintahkan supaya segala air yang ada di bawah langit itu berkumpul pada

8Lembaga Biblika Indonesia, Kitab Suci Perjanjian Lama, Percetakan Lembaga Al-Kitab

Indonesia, Jakarta, 1975, hlm. 27 9Soedarmo. op. cit., hlm. 81 10Lembaga Al-Kitab Indonesia, op. cit., hlm. 9

Page 4: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

32

satu tempat. Pada satu tempat dalam terjemahan Yunani artinya menjadi satu

kumpulan.

Dalam ayat 9-13, para ahli kitab menafsirkan pada hari ketiga yakni

dalam pengaturan lebih lanjut terhadap samudra yang pertama itu muncullah

daratan sebagai kawasan bumi yang lain (Bnd Ams 8: 25, 29, Mzm 104: 7-9).

Sepuluh kawasan air di bawah (Bnd ayat 6-7) sekarang bersifat tanah yang

dibasahi air atau laut. Ayat 11, 12 sarana-sarana yang kodrati untuk

mendukung hidup disediakan (Bnd 2:5). Penabur Ilahi menaburkan benih

firmannya yang mengandung daya cipta dan bumi pada kakinya menghasilkan

tumbuh-tumbuhan.11 Setalah laut dan darat dipisahkan maka Allah melihat

pekerjaannya itu dan menganggapnya itu baik. Sekaranglah baru air itu

ditekan betul-betul. Air yang ada di atas telah ditahan oleh cakrawala, sedang

air yang ada di bawah sudah menjadi laut, maksudnya tempat tinggal bagi

manusia sudah siap. Hanya perlengkapan belum ada, oleh sebab itu Allah

memerintahkan supaya tanah itu memancarkan tunas-tunas muda, tumbuh-

tumbuhan yang berbiji, pohon buah-buahan yang menurut jenisnya

berbuahkan buah yang berbiji. Sekarang satu kata sudah cukup dan dengan

taat bumi itu memancarkan tumbuh-tumbuhan.12

Selanjutnya, para ahli Kitab Kejadian I ayat 14-19 menerangkan hari

keempat.

14. Berfirmanlah Allah : “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang jadi malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan massa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun.”

15. Dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi. Dan jadilah demikian.

16. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasi siang dan yang lebih kecil untuk menguasi malam, dan menjadikan hujan bintang-bintang.

17. Allah menaruh semuanya itu dicakrawala untuk menerangi bumi 18. Dan untuk menguasi siang dan malam, dan memisahkan terang

dari gelap Allah melihat bahwa semua itu baik.

11Soedarmo. op. cit., hlm. 81 12F.L Bakker, op. cit., hlm. 12

Page 5: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

33

19. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.13 Pada hari keempat yang terdapat pada ayat 14-19, menguraikan sistem

kosmis, melalui mana hasil-hasil yang diuraikan pada hari pertama

didapatkan. Secara kronologis hal menjadikan penerangan-penerangan langit

ini (pekerjaan hari keempat) dimulai pada mulanya ketika Allah menjadikan

langit dan penciptaan itu diteruskan bersama-sama dengan penghiasan bumi

yang selanjutnya, yang diuraikan dalam tiga hari pertama.14

Pada ayat di atas sinar baru diciptakan pada hari keempat, untuk

memisahkan siang dan malam, ayat tersebut merupakan tempat dan letaknya

dalam hikayat penciptaan alam seluruhnya. Bahwa matahari menjadi bintang

yang bersinar setelah bumi muncul sebagaimana hal ini dinyatakan dalam

Bibel. Asal usul matahari dan bulan tidak dapat dipisahkan dari asal usul

bumi.

Selanjutnya, para ahli Kitab Kejadian I ayat 20-23 menerangkan hari

kelima.

20. Berfirmanlah Allah : “Hendaklah dalam air berkeriapan mahluk yang hidup, dan hendaklah burung berterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.

21. Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis mahluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air dan segala jenis burung yang bersayap Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

22. Lalu Allah memberkati semua itu , Firmanya : “ Berkembang biaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut dan hendaklah burung-burung dibumi dan bertambah banyak “.

23. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.15

Pada hari kelima pada ayat 20-23 muncul ikan di laut dan burung di

udara (Bnd ayat 26, 28 30) mahluk-mahluk hidup yang memenuhi kawasan-

kawasan yang diuraikan dalam hari kesejajarannya, yaitu hari kedua. Secara

kronologis bagian pertama dari penciptaan pada hari kelima mendahului

paling sedikit perkembangan terakhir yang diuraikan dalam hari ketiga.

13Lembaga Al-Kitab Indonesia, op. cit., hlm. 9 14Soedarmo. op. cit., hlm. 81

Page 6: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

34

Hendaklah dalam air berkeriapan mahluk (Ayb : 20, Bnd Mzm 104 : 25-26),

menguraikan hasil yang berkesimpulan, bukan caranya menciptakan mahluk.

Selanjutnya para ahli Kitab Kejadian I ayat 24 - 31 menerangkan hari keenam.

24. Berfirman Allah : “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis mahluk yang hidup, ternak dan bintang melata dan segala jenis binatang liar. Dan jadilah demikian.

25. Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis binatang ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

26. Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita. Supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burug-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melatang yang merayap di bumi.

27. Maka Allah menciptaka manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah di ciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

28. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka : Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang menyerap di bumi.

29. Berfirmanlah Allah : “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji diseluruh bumi dan segala pohon-pohanan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.

15Lembaga Al-Kitab Indonesia, op. cit., hlm. 9

Page 7: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

35

30. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.

31. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat biak. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.16

Pada ayat 24-31 berisikan dua pekerjaan, masing-masing diakhiri

dengan pengakuan Allah tentang tujuan yang sudah dipenuhi (Ayb : 25, 31,

Bnd ayat 9,11). Sesuai dengan tanah yang kering dengan tunas-tunasnya, yang

merupakan Karya Baru dari hari ketiga itu adalah mahluk-mahluk daratan dari

hari keenam, yang memakan hasil bumi (Lih Ayb : 29-30). Maksud dari ayat

di atas adalah gambaran selesainya penciptaan alam.

Selanjutnya pada ayat 26 dijadikan manusia menurut gambarnya dan

rupa kita, dalam ayat tersebut tersingkap rahasia Allah Tri Tunggal. Dalam hal

ini harus di jelaskan, bahwa kata manusia di sini mempunyai arti kolektif

(umat manusia), sebab seterusnya dikatakan: Supaya mereka berkuasa

menurut gambar dan rupa istilah “ rupa” agaknya mau memperlemahkan arti

istilah “gambar” dan mencegah pengertian kesamaan. Istilah “gambar“

mengan-daikan suatu keserupaan badaniah, seperti antara Adam dan Anaknya.

Keserupaan manusia dengan Allah itulah yang membedakan manusia dengan

binatang.17 Kemudian istilah itu mengandaikan suatu keserupaan menyeluruh

dalam kodrat: Akal, kehendak (bebas) kekuasaan. Berkat sifat-sifat inilah

manusia menjadi pribadi. Keserupaan kodrati yang terungkap di sini

menyiapkan wahyu tentang penyertaan manusia dalam kodrat Allah yang

dianugrahkan.

Pada ayat selanjutnya penuhilah bumi dan taklukkanlah itu. Kuasa

manusia untuk memerintahkan kehidupannya sebagai raja yang menyerupai

Allah, dimulai dengan kawasan yang kodrati, yang daratan kering yang

muncul pada hari ketiga. Kemudian ayat 30 menggambarkan suatu keadaan

bahagia pada awal mula manusia berdamai dengan semua binatang dan sama-

16Ibid., hlm. 9-10 17Lembaga Biblika Indonesia, op. cit., hlm. 28

Page 8: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

36

sama mereka memakan tumbuh-tumbuhan. Dalam Kejadian 9:3 mulailah

zaman baru: Manusia memakan daging binatang.18

Riwayat Penciptaan alam selesai dengan tiga ayat pertama dari

pasal II :

1. Demikianlah diselesaikanlah langit dan bumi dan segala isinya 2. Ketika Allah pada hari ke tujuh telah menyelesaikan pekerjaan

yang dibuatnya itu berhentilah ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuatnya itu.

3. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatnya itu.

4. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.19

Menurut Kitab Kejadian II ayat 2, penyelesaian pekerjaan Allah pada

hari ketujuh ini bukan penciptaan lanjutan, sebab penyelesaian itu sejajar

dengan perhentian Allah. Kedua penyelesaian dan perhentian dipandang

secara positif dan memberi sifat pada hari ketujuh hari ketujuh sebagai suatu

keadaan penuh penyempurnaan yang memenangkan bagi sang Pencipta.

Keadaan ini memiliki awalnya di dalam waktu, tapi tidak berakhir (perhatikan

tidak adanya rumusan petang, pagi bagi hari itu). Namun keadaan itu disebut

suatu “hari”. Dengan demikian hal ini menyarankan bahwa hari-hari dari

cerita penciptaan ini dimaksud secara kiasan.20

Dalam ayat yang kedua mengandung kata, “berhentilah ia pada

pekerjaannya”. Yang dimaksudkan adalah beristirahatlah, sebagai terjemahan

dari bahasa Ibrani “Sabat”. Dan sampai hari ini, hari Sabtu merupakan hari

istirahat bagi orang Yahudi.

Pada ayat 3, Allah memberkati hari ketujuh. Sejarah manusia juga

berlangsung dari pekerjaan yang dimulai sampai pekerjaan yang diselesaikan

dan jabatan raja yang disempurnakan. Allah memperluas janji masuk ke Sabat

Ilahi (Bnd, Lbr 4:1) Dengan memeteraikan pola penjadian dari tujuh hari

sebagai lingkaran simbolis yang muncul terus menerus pada keberadaan

18Ibid., hlm. 29 19Lembaga Al-Kitab Indonesia, op. cit., hlm. 10

Page 9: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

37

manusia sehari-hari. Hari Sabat ini secara khusus dikuduskan untuk menjadi

sumber berkat yang tetap bagi manusia sebagai tanda harapanya yang kekal.

Dengan demikian pemegang gambar raja untuk mengikuti jejak penciptaanya

(Bnd Kel 20; 8-11). Hari Sabat itu memanggil manusia untuk terus menerus

mempersembahkan kembali jabatan raja yang melayani kepada kemulyaan

raja penciptanya.

Setelah dijelaskan di atas tentang penciptaan alam semesta dalam

Kitab Kejadian I. Di sini akan diterangkan tentang penciptaan yang telah

diuraikan di dalam Kitab di luar Kitab Kejadian.

1. Berita dalam Yohanes 40 : 22

Di dalam ayat itu disebutkan, bahwa Tuhan Allah bertahta di atas

bulat bumi, Dia-lah yang membentangkan langit, dan bumi

digambarkan sebagaimana kubah (koepel) yang besar.21

2. Berita dalam Mazmur 104 : 3

Di sini disebutkan, bahwa Tuhan Allah mendirikan kamar-kamar

loteng-Nya di air (Bnd. Am 9 : 6). Menurut bagian al-kitab ini di atas

bumi masih ada air, yang menjadi atas tempat kediaman Tuhan Allah,

atau dapat juga dikatakan bahwa air itu mendukung surga.22

3. Berita dalam Mazmur 24 : 2

Dalam ayat ini disebutkan, bahwa Tuhan Allah telah mendasar

bumi di atas lautan dan menggerakkan di atas sungai-sungai.

Sebagaimana bumi terapung-apung di atas lautan, atau seperti kapal

selam di dalam lautan, namun bumi tidak goyah, melainkan tetap,

kokoh, bukan diombang-ambingkan oleh lautan. Hal ini disebabkan

oleh Tuhan Allah telah mendasarkan bumi atau telah memberikan

dasar kepadanya. Dalam Kitab Mazmur dijelaskan, bahwa dunia yang

berakhir itu (kosmos) sebenarnya keluar atau muncul dari suatu

kekacauan, atau di atur dari suatu keadaan yang semula kacau, di mana

20Soedarmo. op. cit., hlm. 82 21 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, Gunung Mulia, Jakarta, 1995, hlm. 156

Page 10: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

38

tidak ada kemungkinan hidup, berita tentang penjadian yang demikian

itu masih juga menggema dalam Mazmur 33 : 6,7, yang mengatakan,

bahwa oleh firman Tuhan langit telah dijadikan oleh nafas dari

mulutnya segala tentaranya, dan bahwa Tuhan telah mengumpulkan air

laut seperti dalam bendungan, dan menaruh samudera raya kedalam

wadah.23

4. Berita dalam Mazmur 104

Dalam ayat 1–2a menyaksikan bahwa Tuhan berselimutkan

terang seperti kain, yang dimaksud dengan “terang” disini sudah

barang tentu terang yang biasa, yang dilihatnya. Terang bercahaya

sebagai buah ciptaan Allah itu seolah-seolah mewujudkan selimut atau

jubah Tuhan Allah.

Dalam ayat 2b–4 disebutkan bahwa langit biru yang ada di atas

segala awan itu juga buah karya Allah. Tuhan Allah telah

membentangkan langit seperti tenda, yang menutupi bumi di atas

langit itu Tuhan Allah mendirikan kamar-kamar-Nya di air, yaitu di air

samudera. Jadi langit itu memisahkan air yang di bawah dan yang di

atas.

Dalam ayat 19–23 disebutkan bahwa pandangan juru Mazmur

kembali diarahkan ke angkasa dan melihat bulan dan matahari yang

menjadi penentu waktu. Bulan menentukan malam, sedang matahari

menentukan siang. Kedua benda langit itu adalah hasil penjadian

Tuhan Allah.24

22Ibid., hlm. 156 23Ibid., hlm. 157 24Ibid., hlm. 159

Page 11: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

39

Dalam Kitab Kejadian I, penciptaan itu terjadi karena :

a. MULA-MULA TUHAN ALLAH MENCIPTAKAN BAHAN-BAHAN YANG

AKAN DIJADIKAN LANGIT DAN BUMI.

b. Bahan-bahan itu diatur dalam enam hari

c. BUMI DICIPTAKAN TERLEBIH DAHULU, SESUDAH ITU BARULAH DI

CIPTAKAN MATAHARI, BULAN DAN BINTANG-BINTANG.25

B. PENCIPTAAN ALAM MENURUT AL-QUR'AN

AL-QUR'AN ADALAH PEDOMAN YANG BUKAN HANYA DITUJUKAN

KEPADA MANUSIA, TETAPI JUGA DITUJUKAN KEPADA SELURUH CIPTAAN ALLAH

SWT. DALAM BANYAK AYAT ALLAH SENDIRI BERSUMPAH ATAS NAMA

BERBAGAI CIPTAAN-NYA,26 SEPERTI MATAHARI, BULAN DAN BERMACAM-

MACAM BUAH-BUAHAN, SEHINGGA ALLAH MENYURUH MANUSIA AGAR

MELIHAT “KEBIJAKSANAAN LUAR BIASA” YANG TERDAPAT DALAM CIPTAAN-

NYA. ITULAH SEBABNYA, BAIK AYAT-AYAT AL-QUR'AN MAUPUN FENOMENA

ALAM YANG ADA DALAM JIWA MANUSIA MAUPUN CIPTAAN-NYA SEBAGAI

TANDA ATAU ISYARAT YANG MENGABARKAN HAKIKAT ATAU REALITAS ALLAH.

SEBAGAIMANA FIRMAN ALLAH YANG BERBUNYI :

ARTINYA : KAMI AKAN MEMPERLIHATKAN KEPADA MEREKA TANDA-TANDA (KEKUASAAN) KAMI DI SEGENAP UFUK DAN PADA DIRI MEREKA SENDIRI, SEHINGGA JELASLAH BAGI MEREKA BAHWA AL QUR'AN ITU ADALAH BENAR, DAN APAKAH TUHANMU TIDAK CUKUP (BAGI KAMU) BAHWA SESUNGGUHNYA DIA MENYAKSIKAN SEGALA SESUATU? (Q.S. FUSHILAT : 53)27

25HARUN HADIJONO, OP.CIT., HLM. 160 26HERI PURNAMA, ILMU ALAMIAH DASAR, RINEKA CIPTA, JAKARTA, 1997, HLM 138 27DEPAG RI, AL-QUR'AN DAN TERJEMAHNYA, YAYASAN PENYELENGGARA

PENERJEMAH/PENAFSIR, SURYA CIPTA AKSARA, SURABAYA, 1993, HLM. 781

Page 12: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

40

DENGAN DEMIKIAN, AL-QUR'AN ADALAH WAHYU YANG DITURUNKAN

DENGAN LAMBANG BAHASA DAN KATA YANG TERHIMPUN (THE RECORDED

QUR’AN), MAKA SESUNGGUHNYA ALAM INI JUGA MERUPAKAN HAMPARAN

WAHYU (QUR’AN OF CREATION) YANG MEMILIKI NILAI DAN SUMBER YANG

SAMA. DENGAN KATA LAIN, AL-QUR'AN DITURUNKAN ALLAH DALAM BAHASA

ARAB SEBAGAI WADAH PENGEKSPRESIAN FIRMAN-FIRMAN-NYA. PERNYATAAN

INI DIINFORMASIKAN AL-QUR'AN SECARA EKSPLISIT DALAM DUA BENTUK.

BENTUK PERTAMA DENGAN UNGKAPAN QUR’AN ‘ARABIYY (AL-QUR'AN YANG

BERBAHASA ARAB) SEBANYAK ENAM KALI.28 SEMENTARA BENTUK KEDUA

DENGAN UNGKAPAN LISAN ’ARABIYY (DENGAN BAHASA ARAB) SEBANYAK

TIGA KALI. NAMUN SECARA IMPLISIT ALLAH JUGA MENYEBUTKANNYA DALAM

AL-QUR'AN SEBANYAK TIGA KALI.29

DALAM AL-QUR'AN TERDAPAT 750 AYAT YANG MERUJUK KEPADA

FENOMENA ALAM. HAMPIR SELURUH AYAT INI MEMERINTAHKAN MANUSIA

UNTUK MEMPELAJARI KITAB (HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN) DENGAN

PENCIPTAAN DAN MERENUNGKAN ISINYA.30

BERDASARKAN DALAM BAB DUA, PENULIS AKAN MENGUNGKAPKAN

PENGERTIAN PENCIPTAAN DALAM AL-QUR'AN, MENJELASKAN SELURUH PROSES

ALAM YANG DISEBUT DENGAN TUJUH KATA, YAITU KHALIQ, BAD’I, FATHR,

SHUN, JA’L, AMR, NASY.

a. KHALQ

KATA KHALQ YANG BERARTI PENCIPTAAN DALAM AL-QUR'AN KATA

KHALQ MERUPAKAN BENTUK DAN TAFSIRAN DALAM KUMPULAN WAHYU

ALLAH (AL-QUR'AN). KATA KHALQ DISEBUT DALAM AL-QUR'AN SEBANYAK

28LIHAT AL-QUR’AN DANTERJEMAHNYA (Q.S YUSUF : 2, TOHA : 113, ZUMAR : 28,

FUSHSILAT : 3, SYU’ARA : 7, DAN ZUKHRUF : 3) DI AMBIL DARI BUKU SIRAJUDDIN ZAR, KONSEP PENCIPTAAN ALAM DALAM PEMIKIRAN ISLAM, SAINS DAN AL-QUR'AN, PT. RAJA GRAFINDO PERSADA, JAKARTA, 1994, HLM. 47

29LIHAT AL-QUR’AN DAN TERJEMAHNYA (Q.S FUSHSILAT : 44, AL-ROD : 37, DAN MARYAM : 97) IBID., HLM. 48

30ABDUL RAHMAN ABDULLAH, AKTUALISASI KONSEP DASAR PENDIDIKAN ISLAM (REKONSTRUKSI PEMIKIRAN DALAM TINJAUAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM), UII PRESS, YOGYAKARTA, 2002, HLM. 153

Page 13: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

41

261 KALI YANG TERDAPAT DALAM 75 SURAT.31 KATA TERSEBUT APABILA

OBYEKNYA SELAIN ALAM SEMESTA, SEPERTI MANUSIA JIN ATAU IBLIS DAN

HEWAN DISEBUTKAN SECARA EKSPLISIT BAHWA IA DICIPTA DARI MATERI

YANG SUDAH ADA. TAPI BILA OBYEKNYA ALAM SEMESTA, MAKA AL-QUR'AN

TIDAK MENJELASKAN SECARA RINCI. APAKAH TERCIPTA DARI MATERI YANG

SUDAH ADA ATAU DARI KETIADAAN, PADA DASARNYA PEMAKAIAN KATA INI

MENUNJUKKAN PADA KEHEBATAN CIPTAAN ALLAH YANG SULIT DI NALAR

SEBAB-SEBABNYA OLEH MANUSIA. SELAIN ITU, KATA KHALQ INI

MENGANDUNG MAKSUD PENCIPTAAN FISIK ATAU MATERI, BUKAN NON

FISIK.32

b. BAD’I

MENURUT AL-RAGHIB, KATA BAD’I BERARTI MENCIPTAKAN ATAU

MENGADAKAN PERBUATAN TANPA ADA CONTOH SEBELUMNYA. JADI

PERBUATAN TERSEBUT ADALAH PERBUATAN BARU, PERTAMA KALI DAN

MULA-MULA YANG BELUM PERNAH ADA SEBELUMNYA. DALAM AGAMA

SERING DIDENGAR ISTILAH BID’AT, YANG BERARTI SESUATU (PERKATAAN,

PERBUATAN) YANG DIADA-ADAKAN DALAM AGAMA TANPA DISYARI’ATKAN

OLEH PEMBAWA SYARI’AT (ROSUL) SEBELUMNYA.

DALAM AL-QUR'AN KATA BAD’I DITEMUKAN SEBANYAK EMPAT KALI

DALAM EMPAT SURAT.33 S. AL-BAQARAH 2 : 117, AL-AN’AM 6 : 101, AL-

AHQOF 46:9 DAN AL-HADID 57 : 27.34 DUA YANG PERTAMA MENGANDUNG

ARTI PENCIPTAAN YANG DIPAKAIKAN KEPADA ALLAH SWT, ATAU TIDAK

DIJUMPAI PENJELASAN YANG TEGAS, APAKAH ALAM INI DICIPTAKAN DARI

MATERI YANG SUDAH ADA ATAU DARI KETIADAAN.35

SEMENTARA DUA LAINNYA, PENEKANAN ARTINYA LAIN DARI DUA

YANG PERTAMA, NAMUN IA TIDAK TERLEPAS DARI ARTIAN BAD’I PADA

31SIRAJUDDIN ZAR, OP.CIT., HLM. 49 32SIRAJUDDIN ZAR, MENAFSIRKAN KEMBALI KOSMOLOGI AL-QUR'AN, ULUMUL QUR’AN,

JAKARTA, NO. 3, VOL. 5, 1995, HLM. 51 33SIRAJUDDIN ZAR, KONSEP PENCIPTAAN ALAM DALAM PEMIKIRAN ISLAM, SAINS DAN AL-

QUR'AN, OP.CIT., HLM. 68 34IBID., HLM. 68 35LIHAT AL-QUR'AN DAN TERJEMAHNYA, OP.CIT., HLM. 31 DAN 204

Page 14: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

42

UMUMNYA KARENA MEMANG BERASAL DARI AKAR KATANYA DAN IA

DIPAKAIKAN KEPADA SELAIN ALLAH.

c. FATHR

KATA FATHR DITEMUKAN DALAM AL-QUR'AN SEBANYAK 20 KALI YANG

TERGELAR DALAM 17 SURAT. PENGGUNAAN KATA FATHR MENUNJUKKAN

PENEKANANNYA PADA PENCIPTAANNYA DARI PERMULAAN, SEJAK AWAL

TANPA ADA CONTOH SEBELUMNYA, SEMENTARA TITIK TEKANNYA KATA

FATHR ADALAH PENCIPTAANNYA DARI PERMULAAN.

d. SHUN’

KATA SHUN’ MENGANDUNG ARTI MEMBUAT BAIK PERBUATAN (IJADAT

AL-FI’L)36 DALAM AL-QUR'AN KATA SHUN’ DISEBUTKAN SEBANYAK 20 KALI

DALAM 14 SURAT.

TELAH DIKEMUKAKAN SEBELUMNYA, KATA SHUN’ MENUNJUKKAN

PADA PERBUATAN YANG TELAH MENGAKAR PADA JIWA DAN TIDAK

MUNGKIN BERUBAH. KATA SHUN’ MENGANDUNG ARTI PENCIPTAAN SATU

BENTUK BARU DARI BEBERAPA BAHAN ATAU MATERI YANG SUDAH ADA

SEBELUMNYA. AKAN TETAPI DALAM AL-QUR'AN PENCIPTAAN DENGAN

MENGGUNAKAN KATA SHUN’ TIDAK ADA YANG MENERANGKAN TENTANG

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA ATAU JAGAT RAYA.37.

e. JA’L

JA’L ADALAH LAFAL ATAU KATA-KATA YANG MENUNJUKKAN SECARA

UMUM TENTANG SELURUH PERBUATAN. DALAM AL-QUR'AN KATA JA’L

DISEBUT SEBANYAK 346 KALI DALAM 66 SURAT. KATA JA’L YANG

TERDAPAT DALAM AL-QUR'AN PADA UMUMYA MENGANDUNG ARTI

PENCIPTAAN DARI SESUATU YANG SUDAH ADA SEBELUMNYA. KATA JA’L

TIDAK PERNAH MENYERTAI ATAU MENGIRINGI KATA AL-SAMAWAT WA AL-

ARADH (ALAM SEMESTA).38

f. AMR

36SIRAJUDDIN ZAR, KONSEP PENCIPTAAN ALAM DALAM PEMIKIRAN ISLAM, SAINS, DAN AL-

QUR'AN, OP.CIT., HLM. 82 37IBID., HLM. 92 38IBID., HLM. 101

Page 15: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

43

AMR DENGAN JAMAK UMUR MENGANDUNG ARTI PENCIPTAAN, AMR

PENCIPTAAN INI DIISTILAHKAN DENGAN AMR TAKWINIY. ADAPUN YANG

DIMAKSUD DENGAN AMAR TAKWINIY IALAH KATA AMR DALAM ARTI

PENCIPTAAN DAN LAFAL AMR YAKNI KARENA YANG BERFUNGSI SEBAGAI

ISYARAT KEPADA PENCIPTAAN. KATA AMR DALAM AL-QUR'AN DISEBUT

SEBANYAK 68 KALI DALAM 20 SURAT.39

PENCIPTAAN DENGAN MENGGUNAKAN AMR TAKWINIY

MENGGAMBARKAN KEMAHAKUASAAN ALLAH DALAM MENCIPTAKAN

SESUATU DAN SEGALA YANG DIKEHENDAKI-NYA PASTI TERJADI SESUAI

DENGAN IBADAH-NYA TANPA ADA BANTUAN PIHAK LAIN, HALANGAN-

KESULITAN DAN KETERLAMBATAN.

g. NASY’

KATA NASY’ DAN NASY’AT DISEBUTKAN DALAM AL-QUR'AN SEBANYAK

28 KALI YANG TERGELAR DALAM 14 SURAT. KATA INSYA’ DIPAKAIKAN

KEPADA PENCIPTAAN SECARA KESELURUHAN (MATERI DAN IMMATERI) BAIK

DARI ADA MAUPUN TIADA. ADAPUN PENCIPTAAN YANG BERUNSUR MATERI

MENGALAMI PROSES GRADUAL SEDANGKAN YANG UNSUR IMATERI TIDAK

MENGALAMI PROSES GRADUAL.40

1. PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM AL-QUR'AN

GAMBARAN ALAM SEBAGAIMANA DIISYARATKAN DALAM S. AL-

ANBIYA’ : 30 YANG BERBUNYI:

AYAT DI ATAS MENJELASKAN BAHWA LANGIT (RUANG ALAM) DAN

BUMI (MATERI ALAM) SEBELUM DIPISAHKAN MERUPAKAN SUATU YANG

39IBID., HLM. 102 40IBID., HLM. 110

Page 16: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

44

PADU.41 HAL INI BERARTI BAHWA SEBELUM SISTEM TATA SURYA

TERBENTUK, ALAM MERUPAKAN SUATU KUMPULAN, KESATUAN. KATA RATK

DITERJEMAHKAN SEBAGAI “SUATU YANG PADU” YANG BERARTI

“BERCAMPUR, BERSATU” DALAM KAMUS BAHASA ARAB. KATA ITU

DIGUNAKAN UNTUK MERUJUK DUA ZAT YANG BERBEDA YANG MENJADI

SATU, FRASA “KAMI PISAHKAN” DITERJEMAHKAN DARI KATA KERJA BAHASA

ARAB, FATK YANG MENGANDUNG MAKNA BAHWA SESUATU TERJADI

DENGAN MEMISAHKAN ATAU MENGHANCURKAN STRUKTUR RATK.42 JADI

KESIMPULANNYA ADALAH SEBELUM TERJADI RUANG ALAM (AL-SAMA’) DAN

MATERI (AL-ARDH) SEPERTI SEKARANG, ALAM SEMESTA MERUPAKAN SATU

KESATUAN YANG BERSIFAT PADU.

PROSES ALAM BERIKUTNYA SETELAH PEMISAHAN, ALAM KEMUDIAN

MENGALAMI TRANSISI FASE DALAM BENTUK DUKHAN. DALAM HAL INI

DITANGKAP DARI PERNYATAAN SURAT FUSHSHILAT : 11 “KEMUDIAN ALLAH

MENUJU PENCIPTAAN RUANG ALAM (AL-SAMA’), YANG KETIKA ITU PENUH

“EMBUNAN”. “DALAM AL-QUR'AN KATA DUKHAN HANYA DITEMUKAN DUA

KALI DALAM 2 SURAT (FUSHSHILAT : 11, DAN AL-DUKHAN : 10). TETAPI

KATA DUKHAN YANG TERDAPAT DALAM SURAT YANG DISEBUT KEDUA

TIDAK BERBICARA TENTANG PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA SEPERTI

DALAM SURAT YANG PERTAMA. KATA DUKHAN DALAM SUSUNAN AYAT

DUKHAN BUKANLAH MENUNJUKKAN ثُم استوى ِإلَى السماِء وِهي دخانٌ

MATERI ASAL RUANG ALAM (AL-SAMA’), AKAN TETAPI MENJELASKAN

TENTANG BENTUK ALAM SEMESTA KETIKA BERLANGSUNGNYA FASE AWAL

PENCIPTAANNYA.43 HAL INI DI PERKUAT DENGAN HASIL TEMUAN ILMUWAN

BAHWA PADA SUATU KETIKA DALAM PENCIPTAAN TERJADINYA EKSPANSI

YANG SANGAT CEPAT SEHINGGA MUNCUL “KONDENSASI” DIMANA ENERGI

BERUBAH MENJADI MATERI.

41LIHAT AL-QUR'AN DAN TERJEMAHNYA, OP.CIT., HLM. 499 42HARUN YAHYA, PENCIPTAAN ALAM RAYA, DZIKRA, BANDUNG, 2001, HLM. 20 43 SIRAJUDDIN ZAR, KONSEP PENCIPTAAN ALAM DALAM PEMIKIRAN ISLAM, SAINS DAN AL-

QUR'AN, OP.CIT., HLM. 137

Page 17: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

45

KATA DUKHAN DALAM AL-QUR'AN MENERANGKAN BAHWA ZAT ALIR

ATAU SOP KOSMOS (AL-MA’) TELAH ADA SEBAGAI SALAH SATU KONDISI

TERWUJUDNYA ALAM SEMESTA. DENGAN KATA LAIN, SEBELUM ALAM

SEMESTA TERBENTUK SEPERTI SEKARANG INI, IA MENGALAMI BENTUK ATAU

SIFAT SEMACAM ZAT ALIR ATAU SOP KOSMOS. SEPERTI YANG TELAH

DIJELASKAN SEBELUMNYA, DALAM AL-QUR’AN SURAT HUD : 744 JUGA

MENUNJUKAN BAHWA “ZAT ALIR” ATAU “SOP KOSMOS” (AL MA’). HAL INI

ERAT KAITANNYA DENGAN PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA, SEDANG

SURAT AL-ANBIYA : 30 MELUKISKAN AL-MA’ (AIR) SANGAT DIBUTUHKAN

DALAM “KEHIDUPAN ATAU DARI AIR YANG DICIPTAKAN SEKALIAN

MAKHLUK HIDUP”.45 HAL INI DAPAT DIPERKUAT OLEH SURAT AN-NUR : 45,

BAHWA ALLAH TELAH MENCIPTAKAN SEMUA JENIS HEWAN DARI AIR, KATA

AL-MA’ DALAM AL-QUR’AN DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI JALAN PROSES

PENCIPTAAN, DAN IA JUGA MERUPAKAN SYARAT MUTLAK UNTUK

TERJADINYA KEHIDUPAN.46

PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA SELANJUTNYA SEBAGAIMANA

DIJELASKAN DALAM SURAT ADZ-DZARIYAT : 47. BAHWA RUANG DAN (AL-

SAMA’) BERSIFAT MELUAS, MELEBUR DAN MEMUAI. HAL INI MUNCUL

SETELAH TERJADINYA PEMISAHAN OLEH ALLAH ANTARA RUANG ALAM (AL-

SAMA) DAN MATERI (AL-ARDH). MENURUT BAEQUNI YANG DIMAKSUD

DENGAN BANAYNAHA BI ‘AIDIN OLEH AYAT INI IALAH KETIKA LEDAKAN

BESAR TERJADI DAN INFLASI MELANDA, SEHINGGA BEBERAPA DIMENSINYA

MENJADI TERBENTANG SEDANGKAN YANG DIMAKSUD DENGAN INNA

LANUSI’UN ADALAH TUHAN YANG MEMBUAT ALAM ITU BEREKSPANSI.47

DENGAN DEMIKIAN SIFAT MEMUAI AL-SAMA’ BERSIFAT TERUS

MENERUS SAMPAI SEKARANG HINGGA WAKTU YANG TAK TERBATAS SELAMA

BELUM DATANG KETENTUAN LAIN SEBAGAIMANA DIJELASKAN OLEH SURAT

44 LIHAT AL-QUR'AN DAN TERJEMAHNYA, OP.CIT., HLM. 327 45 IBID., HLM. 499 46 IBID., HLM. 552 47 AHMAD BAIQUNI, AL-QUR'AN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI, PT. DANA BHAKTI

WAKAF, JAKARTA, 1994, HLM. 47

Page 18: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

46

AL-ANBIYA : 104 YANG ARTINYA: “(YAITU) PADA HARI KAMI GULUNG

LANGIT SEPERTI MENGGULUNG LEMBARAN KERTAS SEBAGAIMANA KAMI

TELAH MEMULAI PENCIPTAAN PERTAMA BEGITULAH KAMI AKAN

MENGULANGINYA. ITULAH JANJI YANG PASTI KAMI TEPATI”.

SESUNGGUHNYA KAMILAH YANG AKAN MELAKSANAKANNYA.48

KATA LANGIT (SAMA’) DALAM AL-QUR’AN DISEBUTKAN 120 KALI

DALAM BENTUK TUNGGAL, DAN DALAM BENTUK JAMAK DISEBUTKAN 190

KALI. DAN KATA BUMI (ARDH) DALAM AL-QUR’AN DISEBUTKAN 460 KALI.49

UNGKAPAN “LANGIT-LANGIT DAN BUMI” DIKEMUKAKAN LEBIH DARI 200

KALI DALAM AL-QUR’AN.

48 LIHAT AL-QUR'AN DAN TERJEMAHNYA, OP.CIT., HLM. 508 49 SACHIKO MURATA, THE TAO OF ISLAM (KITAB RUJUKAN TENTANG RELASI GENDER

DALAM KOSMOLOGI DAN TEOLOGI ISLAM), MIZAN, BANDUNG, 1999, HLM. 167

Page 19: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

47

KEMUDIAN DALAM PROSES PENCIPTAAN ALAM, AL-QUR’AN

MENJELASKAN BAHWA ALAM SEMESTA DICIPTAKAN SELAIN ENAM TAHAP

ATAU PERIODE SECARA GLOBAL PENTAHAPAN 6 MASA DISEBUTKAN DALAM

SURAT HUD : 7. AL-QUR’AN MENYATAKAN “DAN DIA-LAH YANG

MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI DALAM 6 HARI (MASSA)”,50 SELANJUTNYA

DALAM AL-QUR’AN DISEBUTKAN DALAM SURAT SAJDAH : 4 “ALLAH-LAH

YANG MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI DAN APA YANG ADA DI ANTARA

KEDUANYA DALAM ENAM HARI”.51 KEMUDIAN DIULANG LAGI DENGAN

PERLAMBATAN KATA-KATA SA-MA’ BAYNAHUMA’ (APA YANG ADA DIANTARA

KEDUA RUANG ALAM DAN MATERI).

MENURUT TAFSIR AL-AZHAR, ENAM HARI PENCIPTAAN

DITERANGKAN DALAM SURAT HUD : 7 YANG JUGA DITAFSIRKAN PADA

SURAT YUNUS : 3 BAHWASANYA BILANGAN ENAM HARI BAGI ALLAH YANG

PENCIPTAAN-NYA MELINGKUPI SEMUA LANGIT YANG TINGGI, BERSAMA

BUMI SEBAGAI TEMPAT TINGGAL MANUSIA. DALAM HAL INI, ENAM HARI

YANG DIMAKSUD ADALAH BILANGAN AHAD, SENIN, SELASA, RABU, KAMIS,

JUM’AT, LALU ISTIRAHAT DI HARI SABTU. SANGAT BESAR KEMUNGKINAN

BAHWA YANG DIMAKSUD DENGAN ENAM HARI BUKANLAH ENAM HARI

PERHITUNGAN PEREDARAN DI BUMI, YANG MENGELILINGI MATAHARI 24 JAM

SEHARI SEMALAM. KARENA SELAIN DARI BUMI INI ADA LAGI BINTANG

SATELIT MATAHARI YANG LAIN, YANG EDARANNYA MENGELILINGI

MATAHARI BUKANLAH 24 JAM BILANGAN DI BUMI MALAHAN BERTAHUN-

TAHUN DAN BERJUTA-JUTA LAGI BINTANG DI CAKRAWALA, DIRUANG

ANGKASA JAUH YANG PERKELILINGANNYA BERIBU-RIBU TAHUN. JADI

BILANGAN ENAM HARI DALAM PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI DISERAHKAN

SAJA PADA ILMU ALLAH TA’ALA.52 OLEH KARENA ITU, TIDAK TEPAT

APABILA HARI-HARI ALLAH DIBANDINGKAN DENGAN HARI-HARI DI BUMI.

50 LIHAT AL-QUR'AN DAN TERJEMAHNYA, OP.CIT., HLM. 327 51 IBID., HLM. 660 52HAMKA, TAFSIR AL-AZHAR JUZ XII, PUSTAKA PANJIMAS, JAKARTA, 1982, HLM. 18

Page 20: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

48

HAL INI DIPERKUAT DENGAN FIRMAN ALLAH Q.S AL-HAJJ : 47, SAJDAH : 5,

DAN AL-MA’RIJ : 4.53

DALAM SURAT FUSHSHILAT : 9-12 DIJELASKAN ENAM TAHAPAN ATAU

PERIODE DENGAN PENJELASAN YANG LEBIH RINCI DARI DUA SURAT

SEBELUMNYA, ENAM TAHAP ATAS PERIODE BUKANLAH MENUNJUKAN URUT-

URUTAN DALAM PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI SERTA LAINNYA. TETAPI

HARUS DIPANDANG SEBAGAI TAHAPAN ATAU PERIODE PENCIPTAAN ALAM

SEMESTA SECARA KESELURUHAN DALAM WAKTU YANG SAMA PENJELASAN

DALAM SURAT FUSHSHILAT DIDUKUNG OLEH SEJUMLAH AYAT, YAITU SURAT

AL-A’ROF : 54, YUNUS : 3, AL-FURQON : 59, QOF : 38, AL-HADID : 4.54

MENURUT ENSIKLOPEDI ISLAM DINYATAKAN PROSES PENCIPTAAN

ALAM YANG DISEBUT JUGA ALAM SEMESTA BERDASARKAN FIRMAN ALLAH

(Q.S. 21:30), SELANJUTNYA ALLAH MENJELASKAN KESELURUHAN PROSES

KEJADIANNYA DALAM ENAM HARI (MASA) SEBAGAIMANA (Q.S. 25: 59, 32:

4, 5: 38, DAN 57: 4). SEBAGIAN MEMBERI MAKNA UKURAN ENAM HARI DAN

SEBAGIAN YANG LAIN MEMBERI MAKNA ENAM PERIODE.55 YANG DIMAKSUD

DENGAN ENAM PERIODE ADALAH BAHWA PENCIPTAAN BUKAN SEKETIKA,

KARENA SETIAP SESUATU MEMPUNYAI BATAS DAN WAKTU TERTENTU.

KEDUA PENDAPAT TERSEBUT BERDASARKAN PADA REKAAN YANG TIDAK

MUDAH UNTUK MENETAPKAN MANA YANG KUAT. NAMUN KEDUA PENDAPAT

TERSEBUT DISEPAKATI DENGAN MEMBERI MAKNA “PERIODE” ATAU “TAHAP”

AKAN TETAPI “ENAM HARI” YANG DIMAKSUD ADALAH BERDASARKAN

PERHITUNGAN HARI ALLAH SWT YANG TIDAK DAPAT DIBANDINGKAN

DENGAN PERHITUNGAN HARI DI BUMI.56

PENGERTIAN HARI DALAM FIRMAN TUHAN ITU TENTU TIDAK SAMA

DENGAN PENGERTIAN HARI YANG DI KENAL SEKARANG. HARI YANG DI

KENAL SEKARANG ADALAH HARI SETELAH MUNCUL MATAHARI, BUMI,

53AHMAD MUSHTHOFA AL-MAROGHI, TAFSIR AL-MAROGHI JUZ XII, TOHA PUTRA

SEMARANG, 1988, HLM. 4 54SIRAJUDDIN ZAR, KONSEP PENCIPTAAN ALAM DALAM PEMIKIRAN ISLAM, SAINS DAN AL-

QUR'AN, OP.CIT., HLM. 139 55KAFRAWI RIDWAN, ENSIKLOPEDI ISLAM, IKHTIAR BARU VAN HOEVE, JAKARTA, 1994,

HLM. 320

Page 21: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

49

BULAN DAN MANUSIA. DENGAN KATA LAIN HARI YANG SEKARANG INI

ADALAH HARINYA MANUSIA, SEDANG HARI YANG DIMAKSUD DALAM

FIRMAN TUHAN ITU TENTU HARINYA TUHAN DALAM HAL INI DIJELASKAN

DALAM AL-QUR’AN BAHWA : MASSA (WAKTU) ITU SANGAT RELATIF ;

SEHARI PERHITUNGAN ALLAH SAMA DENGAN SERIBU TAHUN PERHITUNGAN

MANUSIA.(AS-SAJDAH : 5), DAN SATU HARI TUHAN SAMA DENGAN LIMA

RIBU TAHUN (AL-MA’ARIJ : 4) JADI SATU HARI TUHAN ITU BISA BERARTI

JUTAAN TAHUN DALAM PERHITUNGAN MANUSIA.57

KATA YAUM DALAM JAMAKNYA AYYAN (TAHAPAN ATAU PERIODE)

DALAM AL-QUR’AN BUKANLAH DIMAKSUD BATASAN WAKTU ANTARA

TERBENAMNYA MATAHARI HINGGA TERBENAM LAGI ESOKNYA SEPERTI HARI

BUMI. JIKA DIPAHAMI DENGAN “SATU HARI” SELAIN TIDAK LOGIS JUGA

BERTENTANGAN DENGAN AYAT-AYAT LAIN.

1). SURAT AL-HAJJ : 47

ARTINYA : DAN MEREKA MEMINTA KEPADAMU AGAR AZAB ITU DIGERAKKAN, PADAHAL ALLAH SEKALI-KALI TIDAK AKAN MENYALAHI JANJI-NYA. SESUNGGUHNYA SEHARI DISISI TUHANMU ADALAH SERIBU TAHUN DARI TAHUN-TAHUN YANG KAMU HITUNG. (QS AL-HAJJ : 47).58

2). SURAT AL-SAJDAH : 5

ARTINYA : DIA MENGATUR URUSAN DARI RUANG ALAM KE MATERI

(ARAH) KEMUDIAN URUSAN ITU NAIK KEPADANYA DALAM

56IBID., HLM. 320 57CHAIRUDDIN HADHIRI, KLARIFIKASI KANDUNGAN AL-QUR’AN, GEMA INSANI PRESS,

JAKARTA, 1996, HLM. 49 58 LIHAT AL-QUR'AN DAN TERJEMAHNYA, OP.CIT., HLM. 519

Page 22: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

50

SATU HARI YANG KADARNYA ADALAH SERIBU TAHUN MENURUT PERHITUNGANMU. (Q.S. AL-SAJDAH : 5)59

SURAT AL-MAARIIJ : 4

ARTINYA : PARA MALAIKAT DAN JIBRIL NAIK (MENGHADAP) KEPADA TUHAN DALAM SEHARI YANG KADARNYA LIMA PULUH RIBU TAHUN. (Q.S. AL-MAARIIJ : 4)60

DALAM AYAT-AYAT DI ATAS DIKATAKAN SATU HARI SAMA

KADARNYA DENGAN SERIBU TAHUN DAN LIMA PULUH RIBU TAHUN

MENURUT PERHITUNGAN HARI DIBUMI. JADI KATA SERIBU TAHUN DAN LIMA

PULUH RIBU TAHUN DISINI TIDAK MENUNJUKKAN BATAS WAKTU YANG

NYATA, MELAINKAN IA MERUPAKAN SUATU MASA YANG SANGAT PANJANG.

PROSES PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI DIJELASKAN DALAM SURAT

FUSHSHILAF : 9-12, DAN ASAL USUL PEMBENTUKAN LANGIT BAN BUMI

DITEGASKAN DALAM Q.S AL-ANBIYA’:30. DALAM AYAT-AYAT TERSEBUT

DAPAT DIAMBIL BEBERAPA HAL YANG PENTING, YAITU :

a. PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI BERASAL DARI ASAP (DUKHAN).

b. ASAP PADA MULANYA BERSATU PADU, KEMUDIAN MEMECAH. DARI

BAGIAN PECAHAN ITU TERJADILAH LANGIT DAN BUMI.

c. PENCIPTAAN BUMI BERLANGSUNG DALAM DUA MASA DAN PENCIPTAAN

ISINYA (GUNUNG, TUMBUH-TUMBUHAN, DAN HEWAN-HEWAN)

BERLANGSUNG DALAM DUA MASA. SEHINGGA GENAP EMPAT MASA.

d. SEKALIAN YANG HIDUP BAIK TUMBUH-TUMBUHAN DAN HEWAN-HEWAN

DICIPTAKAN DARI AIR.61

ADAPUN MASA PENCIPTAAN ALAM SEBAGAI FUNGSI ENAM PERIODE,

HARI, MASA ATAU TAHAP DI ATAS DAPAT DIURAIKAN KEMBALI SEBAGAI

BERIKUT :

a. MASA PERTAMA, ASAP (DUKHAN) YANG MEMECAH.

b. MASA KEDUA, TIMBUL AIR YANG BERASAL DARI ASAP.

59 IBID., HLM. 660 60IBID., HLM. 973 61KAFRARI RIDWAN, OP.CIT., HLM. 320-321

Page 23: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

51

c. MASA KETIGA, TERPANCANG BUKIT DAN GUNUNG-GUNUNG.

d. MASA KEEMPAT, TERCIPTANYA KEHIDUPAN YANG BERASAL DARI AIR,

YAITU TUMBUH-TUMBUHAN DAN HEWAN-HEWAN.

e. MASA KELIMA, PENCIPTAAN LANGIT.

f. MASA KEENAM, PENCIPTAAN BENDA-BENDA LANGIT.62

DARI URAIAN DI ATAS DIJELASKAN DALAM HADIST NABI SAW

TENTANG PENCIPTAAN ALAM.

كان ىف عماء مافوقه هوأ : اين كان ربنا قبل خلق السموات واالرض ؟ قال شئ مث مث خلق العرش على ماء كتب جل ثناؤه ىف الذكر كل . وما حتته هوأ

خلق السماوات واال رض

Artinya : Rasulullah pernah ditanya oleh Sahabat “Dimanakah Tuhan kita sebelum langit dan bumi ada? jawab Beliau,” Tuhan berada disatu posisi yang diatasnya udara dan dibawahnya udara. Lalu ia menciptakan ‘Arsy (singgasana Allah) di atas air, Allah menulis segala sesuatu dalam lauhul mafuzh. Setelah itu menciptakan langit dan bumi. (H.R. al-Baihaqy).63

Allah menciptakan bumi selama dua hari (hari disini menurut versi

Allah) lalu dia menciptakan langit dan berbentuk awan. Dan dari awan ini dia

menciptakan benda-denda langit selama empat hari.

Demikianlah proses penciptaan langit dan bumi serta segala sesuatu di

antara keduanya, yang diterangkan Allah SWT di dalam kitab suci al-Qur’an.

Proses tersebut berlangsung jutaan tahun bagi umat islam harus diterima dan

diyakini dengan iman.

2. Ayat-ayat tentang Penciptaan Alam

Telah dijelaskan sebelumnya, al-Qur'an berbicara tentang alam semesta

ditemukan dalam ayat-ayatnya yang tergelar dalam beberapa surat. Akan

tetapi alam semesta itu hanya bersifat garis-garis besar atau prinsip-prinsip

dasar saja, karena al-Qur'an bukanlah buku-buku kosmologi atau buku-buku

62Ibid., hlm. 320-321 63Muh. Faiz Al-Math, Keistimewaan Islam, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, hlm. 63

Page 24: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

52

ilmu pengetahuan umumnya yang menguraikan penciptaan alam semesta

secara sistematis.

Informasi yang pertama tentang penciptaan alam semesta dapat

ditangkap dari sub bab sebelumnya yang menjelaskan tentang tujuh bentuk

kata pengungkapan penciptaan dalam Al-Qur'an. Tiga bentuk di antaranya

Khalq, Badi’ dan Fathr yang mengandung tentang penciptaan alam semesta.

Berikut ini penulis akan menukilkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

penciptaan alam semesta yang dimaksud. Adapun ayat-ayat tersebut penulis

susun sebagai berikut :

a. Q.S. HUD : 7

ARTINYA : DAN DIALAH YANG MENCIPTAKAN RUANG ALAM (AL-SAMA’)

DAN MATERI (AL-ARDH) DALAM ENAM TAHAPAN ATAU PERIODE DAN ADALAH SINGGASANA-NYA (SEBELUM ITU) DI ATAS ZAT ALIR (AL-MA’), AGAR DIA MENGUJI SIAPAKAH DIANTARA KAMU YANG LEBIH BAIK AMALNYA, DAN JIKA KAU BERKATA (KEPADA PENDUDUK MAKKAH): “SESUNGGUHNYA KAMU AKAN DIBANGKITKAN SESUDAH MATI,” NISCAYA ORANG-ORANG YANG KAFIR ITU AKAN BERKATA: “INI TIDAK LAIN HANYALAH SIHIR YANG NYATA.64

DALAM SURAT HUD : 7 DI ATAS BERKENAAN DENGAN PENCIPTAAN

ALAM SEMESTA SELAMA ENAM TAHAPAN ATAU PERIODE DAN ‘ARASY ATAU

SOP KOSMOS (AL-MA’). UNGKAPAN TENTANG KANA ARSYAH ALA AL-MA’, SINGGASANA-NYA DI ATAS ZAT ALIR ATAU SOP KOSMOS, MERUPAKAN

KINAYAH ATAU KIASAN. KATA AL-SAMA’, YANG LAZIM DIARTIKAN DENGAN

LANGIT HARUS DIPAHAMI SEBAGAI RUANG ALAM YANG DIDALAMNYA

TERDAPAT GALAKSI-GALAKSI BINTANG-BINTANG DAN LAINNYA. SEDANGKAN KATA AR-ARDH YANG BIASA DIARTIKAN BUMI DISINI LEBIH

Page 25: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

53

TEPAT DIPAHAMI DENGAN MATERI . YAKNI BAKAL BUMI, YANG SESUDAH

ADA SESAAT SETELAH ALLAH MENCIPTAKAN JAGAT RAYA.65 KATA AL-MA’

YANG TERDAPAT DALAM SURAT HUD : 7 LEBIH TEPAT DIARTIKAN DENGAN

ZAT ALIR ATAU SOP KOSMOS KETIMBANG DENGAN AIR.

64 LIHAT AL-QUR'AN DAN TERJEMAHNYA, OP.CIT., HLM. 327 65 SIRAJUDDIN ZAR, KONSEP PENCIPTAAN ALAM DALAM PEMIKIRAN ISLAM, SAINS DAN AL-

QUR'AN, OP.CIT., HLM. 127

Page 26: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

54

b. Q.S. AL-ANBIYA’ : 30

Atinya : Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa-sannya ruang alam dan materi (al-ardh) itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air (al-ma’) kami jadikan segala sesuatu yang hidup, maka mengapakah mereka tiada juga beriman?66

Dalam Q.S. Hud : 7 seperti telah dijelaskan di atas tentang al-ma’

yang lebih tepat diartikan dengan zat alir atau sop kosmos , dikaitkan

dengan fase penciptaan alam semesta. Sedangkan dalam surat Al-Anbiya’

: 30 kata al-ma’ dalam surat Al-Anbiya’ : 30 yang dimaksud adalah yang

terdiri dari atom oksigen dan atom hidrogen.

c. Q.S. AL-SAJDAH : 4

ARTINYA : ALLAH-LAH YANG MENCIPTAKAN RUANG ALAM (AL-SAMA’) DAN MATERI (AL-ARDH) DAN APA YANG DIANTARA KEDUANYA DALAM ENAM TAHAPAN ATAU PERIODE KEMUDIAN DIA BERSEMAYAM DI ‘ARASY. TIDAK ADA LAGI KAMU SELAIN DARI PADA SESEORANG PENOLONGPUN DAN TIDAK (PULA) SEORANG PEMBERI SYAFAAT, MAKA APAKAH KAMU TIDAK MEMPER-HATIKAN?67

JIKA DIBANDINGKAN ANTARA SURAT HUD : 7 DAN SURAT AL-SAJDAH

: 4 TENTANG TAHAPAN ATAU PENCIPTAAN ALAM SEMESTA SEOLAH-OLAH

TERJADI PENGULANGAN. DALAM SURAT HUD : 7 PEMBICARAAN ENAM

TAHAPAN ATAU PERIODE PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DIKAITKAN DENGAN

ZAT ALIR ATAU SOP KOSMOS (AL-MA’) SEBAGAI KEADAAN ALAM DALAM

66 Lihat al-Qur'an dan Terjemahnya, op.cit., hlm. 449

Page 27: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

55

FASE PENCIPTAANNYA. SEDANGKAN DALAM SURAT AL-SAJDAH:4

PEMBICARAAN ENAM TAHAPAN ATAU PERIODE PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

DIHUBUNGKAN DENGAN KE MAHA KUASAAN ALLAH ATAS SELURUH ALAM

SEMESTA BERSERTA SEGALA APA YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA.

d. Q.S. ADZ-DZARIYAT : 47

Artinya : Ruang alam (al-sama’) itu kami bangun dengan kekuasaan kami

dan sesungguhnya kami yang menunaikannya.68

Dalam surat Adz-Dzariyat : 47 menunjukkan bahwa ruang alam (al

sama’) mengembang atau berekspansi. Pengembangan ini sesuai dengan

kehendak hukum Allah di alam ini.

e. Q.S. FUSHSHILAT : 9-12

ARTINYA :

67 IBID., HLM. 660 68 Ibid., hlm. 862

Page 28: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

56

(9) KATAKANLAH SESUNGGUHNYA PATUTKAH KAMU KAFIR KEPADA YANG MENCIPTAKAN BUMI DALAM DUA MASSA DAN KAMU ADAKAN SEKUTU-SEKUTU BAGI-NYA? (YANG BERSIFAT) DEMIKIAN ITULAH TUHAN SEMESTA ALAM.

(10) DAN DIA MENCIPTAKAN DIBUMI ITU GUNUNG-GUNUNG YANG KOKOH DIATASNYA. DIA MEMBERKAHINYA DAN DIA MENENTUKAN PADANYA KADAR MAKANAN-MAKANAN (PENGHUNI) NYA DALAM 4 MASSA, (PENJELASAN ITU SEBAGAI JAWABAN) BAGI ORANG-ORANG YANG BERTANYA.

(11) KEMUDIAN IA MENUJU LANGIT DAN LANGIT ITU MASIH MERUPAKAN ASAP. LALU IA BERKATA KEPADANYA DAN KEPADA BUMI: “DATANGLAH KAMU KEDUANYA MENURUT PERINTAHKU DENGAN SUKA HATI.”

(12) MAKA DIA MENJADIKANNYA TUJUH LANGIT DALAM DUA MASSA DAN DIA MEWAHYUKAN PADA TIAP LANGIT URUSANNYA. DAN KAMI HIASI LANGIT YANG DEKAT DENGAN BINTANG-BINTANG YANG CERMELANG DAN KAMI MEMELIHARA-NYA DENGAN SEBAIK-BAIKNYA. DEMIKIAN KETENTUAN YANG MAHA PERKASA LAGI MAHA MENGETAHUI.69

DALAM SURAT FUSHSHILAF AYAT 9 DITERANGKAN, SEBAGIAN AHLI

TAFSIR BERPENDAPAT BAHWA YANG DIMAKSUD DENGAN MENJADIKAN BUMI

DALAM AYAT INI IA MENCIPTAKAN WUJUDNYA DAN YANG DIMAKSUD

DENGAN “HARI” DALAM AYAT INI ADALAH WAKTU, KARENA HARI DAN

MALAM BELUM ADA DIWAKTU LANGIT DAN BUMI DIADAKAN.70

DALAM AYAT 10 DIJELASKAN ALLAH SWT MENERANGKAN BAHWA

MENCIPTAKAN BUMI DAN GUNUNG-GUNUNG YANG ADA PADANYA ITU IALAH

DALAM DUA MASSA DAN MENCIPTAKAN KEPERLUAN-KEPERLUAN, MAKAN

DAN SEBAGAINYA ITU DUA MASSA PULA. SEMUANYA DILAKUKAN DALAM 4

MASSA. DALAM WAKTU 4 MASSA ITU TERCIPTALAH SEMUANYA DAN DASAR-

DASAR DARI SEGALA SESUATU YANG ADA DI DALAM INI, SESUAI DENGAN

MASSA DAN KEADAAN DALAM PERKEMBANGAN SELANJUTNYA.

DALAM AYAT 11 DIJELASKAN SETELAH PENCIPTAAN BUMI PADA AYAT

YANG LALU. MAKA PADA AYAT INI ALLAH SWT MENERANGKAN KEADAAN

LANGIT. SETELAH ALLAH MENCIPTAKAN BUMI DIA MENUJU KELANGIT

WAKTU ITU LANGIT BERUPA ASAP.71 SETELAH ALLAH SELESAI

69 IBID., HLM. 774 70 DEPAG RI, AL-QUR'AN DAN TAFSIRNYA, JILID, VIII, 1990, HLM. 635 71 IBID., HLM. 637

Page 29: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

57

MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI BERSERTA SEGALA ISINYA, MAKA DIA

MEMERINTAHKAN KEPADA KEDUANYA, “DATANGLAH KAMU BERDUA

KEPADAKU, BAIK DALAM KEADAAN SENANG HATI MAUPUN TERPAKSA”.

MAKA LANGIT DAN BUMI ITU MENJAWAB: “KAMI AKAN DATANG TUNDUK

DAN PATUH.” KEMUDIAN ALLAH BERTITAH KEPADA ALAM LANGIT:

“PERHATIKANLAH SINAR MATAHARIMU, CAHAYA BULANMU, CAHAYA

GEMERLAPAN DARI BINTANG-BINTANG, HEMBUSKANLAH ANGIMU,

EDARKANLAH AWANMU, SEHINGGA DAPAT MENURUNKAN HUJAN.” DAN DIA

BERKATA PADA BUMI“ : ALIRKANLAH SUNGAI-SUNGAIMU, TUMBUHKANLAH

TANAMAN-TANAMAN DAN POHON-POHONMU.” MAKA KEDUANYA

MENJAWAB: “KAMI PENUHI SEGALA PERINTAH-MU DENGAN PATUH DAN

TAAT.”

DALAM AYAT 12 MENJELASKAN SETELAH ALLAH SWT MENCIPTAKAN

LANGIT DAN BUMI, SEPERTI YANG DITERANGKAN PADA AYAT YANG LAIN,

MAKA PADA AYAT INI DITERANGKAN KEADAAN KEDUANYA SETELAH

PENCIPTAAN ITU. DITERANGKAN BAHWA ALLAH MENYEMPURNAKAN

LANGIT ITU DENGAN MENJADIKAN TUJUH LANGIT DALAM DUA MASA:

DENGAN DEMIKIAN, LAMANYA ALLAH SWT MERENCANAKAN PENCIPTAAN

LANGIT DAN BUMI IALAH SELAMA ENAM MASA.72

f. Q.S. AL-THALAQ : 12

ARTINYA : ALLAH-LAH YANG MENCIPTAKAN TUJUH LANGIT DAN SEPERTI ITU PULA BUMI PERINTAH ALLAH BERLAKU PADA MASING-MASING, AGAR KAMI MENGETAHUI BAHWASANNYA ALLAH MAHA KUASA ATAS SEGALA SESUATU, DAN SESUNGGUHNYA ALLAH, ILMUNYA BENAR-BENAR MELIPUTI SEGALA SESUATU.73

DALAM SURAT AT-THALAQ : 12 DIKAITKAN DENGAN

KEMAHAKUASAAN ALLAH DAN KELUWESAN ILMU-NYA YANG MELIPUTI

72 IBID., HLM. 638

Page 30: BAB III arab - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-nn4199084-1578-bab... · Kisah penciptaan yang terdapat di dalam tradisi

58

SEGALA SESUATUNYA. TIADA SESUATU YANG TERSEMBUNYI BAGI ALLAH

BAGAIMANA PUN KECILNYA. PENGAITAN INI DAPAT DIARTIKAN BAHWA

TIADA SESUATUPUN YANG TERLEPAS DAN MENYIMPANG DARI PERATURAN

ATAU UNDANG-UNDANG YANG TELAH DITETAPKAN ALLAH SWT.

73 LIHAT AL-QUR'AN DAN TERJEMAHNYA, OP.CIT., HLM. 947