bab iii analisis deskriptif 3.1 data umum 3.1.1 overview
TRANSCRIPT
30
BAB III
ANALISIS DESKRIPTIF
3.1 Data Umum
Data umum terkait HTC Training & Consulting yang dapat diperoleh
selama pelaksanaan magang antara lain sebagai berikut :
3.1.1 Overview HTC Training & Consulting
HTC Training & Consulting (HTC) merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang Jasa Pendidikan, Pengembangan dan Pelatihan Akuntansi, Manajemen,
Hukum, Pajak, Perbankan, Jasa Pembukuan, dan Jasa Konsultasi yang berpusat di
Yogyakarta. HTC merupakan jawaban dari keinginan masyarakat yang
membutuhkan pemahaman terutama dibidang Akuntansi dan Perpajakan. Dengan
memberikan layanan berupa pelatihan dan konsultansi maka HTC mengharapkan
wajib pajak dapat menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya secara mandiri
dengan menyiapkan karyawan yang professional dan mempunyai kemampuan
teknikal serta analisis atas laporan perpajakannya. Perkembangan dunia usaha dan
banyaknya peraturan perpajakan menjadikan wajib pajak harus selalu
memperbaharui peraturan perpajakan yang ada agar tidak terjadi kesalahan yang
berakibat pada sanksi atau denda perpajakan mulai dari 2%, 50%, 100%, 150%,
200%, bahkan 400%. Besarnya sanksi tersebut dapat mengakibatkan kesulitan
likuiditas perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk
31
menghindari sanksi tersebut maka wajib pajak dituntut untuk dapat menjalankan
hak dan kewajibannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3.1.2 Visi, Misi, dan Motto HTC Training & Consulting
Setiap perusahaan perlu menetapkan visi dan misi untuk mencapai tujuan
tertentu. Visi dan misi menjadi landasan dasar bagi sebuah perusahaan dalam
menjalankan tugasnya. Berikut adalah visi, misi, dan motto HTC Training &
Consulting.
a. Visi HTC Training & Consulting :
Menjadi perusahaan di bidang Jasa Pendidikan, Pengembangan dan
Pelatihan Akuntansi, Manajemen, Perpajakan, dan Perbankan yang terbesar dan
terpercaya.
b. Misi HTC Training & Consulting :
1. Menjadikan perusahaan mandiri dalam mengambil keputusan ekonomi
melalui laporan keuangan sesuai standar yang berlaku di Indonesia.
2. Mewujudkan kemandirian dalam menjalankan hak dan kewajiban
antara perusahaan dan pemerintah.
3. Membantu menumbuhkan kesadaran dan kepatuhan pajak di dalam
masyarakat.
4. Melakukan pendidikan, pengembangan, dan pelatihan bagi calon
profesional muda yang memiliki kompetensi praktik di bidang
akuntansi, manajemen, perpajakan, dan perbankan.
32
5. Menjadikan HTC sebagai Tax Agent di bidang perpajakan melalui
pembinaan berkelanjutan terhadap wajib pajak.
c. Motto HTC Training & Consulting :
“Menjadi Bijak dan Pintar Bayar Pajak”
3.1.3 Layanan HTC Training & Consulting
HTC Training & Consulting sebagai penyedia jasa yang kompeten di
bidang pendidikan, pengembangan serta pelatihan akuntansi dan pajak
menawarkan berbagai layanan akuntansi dan pajak, antara lain :
1. Layanan Pelatihan
Menyelenggarakan Workshop, pelatihan perpajakan baik untuk wajib
pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan guna meningkatkan keahlian dan
pengetahuan karyawan, dan memberikan informasi terkait dengan aturan
perpajakan terbaru.
a. Workshop & Pelatihan Akuntansi dan Pajak
Pelatihan Pajak Aplikatif Brevet A dan B
Workshop atau Pelatihan Penyusunan SPT Tahunan Orang Pribadi
Workshop atau Pelatihan Penyusunan SPT Tahunan Badan
Workshop atau Pelatihan Penyusunan SPT Masa
Workshop atau Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan
Workshop atau Pelatihan Software Akuntansi Berbasis Komputer
Pelatihan e-Faktur dan e-SPT
33
Workshop atau Pelatihan PPh 21 Masa Desember
Workshop atau Pelatihan Aspek Pajak Khusus Perbankan
Workshop atau Pelatihan Aspek Pajak Khusus Rumah Sakit
Workshop atau Pelatihan Pemeriksaan Pajak
Workshop atau Pelatihan e-Faktur
Workshop atau Pelatihan e-SPT
Workshop atau Pelatihan Bentuk Badan Usaha di Indonesia
Workshop atau Pelatihan Software Penyusunan Laporan Keuangan
Berbasis SAK
Workshop atau Pelatihan Software Akuntansi
b. Inhouse Training
Menyelenggarakan Inhouse Training Akuntansi dan Perpajakan di dalam
perusahaan guna meningkatkan keahlian dan pengetahuan karyawan, baik dalam
perpajakan umum untuk semua jenis pajak maupun topik khusus perpajakan untuk
industri khusus sesuai kebutuhan klien.
2. Layanan Konsultasi
Jasa konsultasi pajak merupakan penyedia layanan jasa yang ditujukan
kepada wajib pajak untuk membantu dalam memahami pengetahuan di bidang
perpajakan, serta membangun manajemen pajak yang baik. Beberapa jasa
konsultasi pajak, antara lain :
34
a. Konsultasi Perpajakan (Tax Consultation Services)
Melakukan diskusi secara lisan maupun tertulis, memberikan solusi yang
tepat terkait dengan persoalan perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
b. Pemenuhan Perpajakan (Tax Compliance Services)
Memberikan jasa berupa bantuan dalam memenuhi kewajiban perpajakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, mulai dari
mendaftar, menghitung, menyiapkan, membayar jumlah pajak yang terutang, dan
melaporkannya ke KPP dimana wajib pajak tersebut terdaftar baik SPT Masa
maupun SPT Tahunan.
c. Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Penyusunan rencana pada bidang perpajakan agar wajib pajak dapat
membayar pajak sebagaimana mestinya tidak terlalu besar dan kecil sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Penelaahan Pajak (Tax Review)
Mereview dan menganalisa laporan keuangan wajib pajak ditinjau dari
aspek perpajakan, serta menghitung pajak yang terutang dari hasil temuan (tax
exposure).
35
e. Asistensi Perpajakan (Tax Assessment Assistance)
Mendampingi proses pemeriksaan sampai selesai, termasuk memberikan
bantuan untuk menyusun tanggapan atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
(SPH) dan menjelaskan secara rinci terkait hasil pemeriksaan sampai
mendapatkan Surat Ketetapan Pajak (SKP).
f. Keberatan Pajak (Tax Objection)
Memberikan pendampingan saat proses pengajuan keberatan atas pajak
yang terutang, termasuk membantu menyiapkan surat yang diperlukan dalam
proses pengajuan keberatan, pendampingan QA (Quality Assurence) sampai
memperoleh hasil putusan berupa Surat Keputusan Keberatan (SKK).
g. Banding Pajak (Tax Appeal)
Mendampingi wajib pajak saat persidangan proses banding di pengadilan,
termasuk membantu menyiapkan surat yang diperlukan dalam proses pengajuan
banding dan bantahan banding, menyusun matrik, dan memberikan penjelasan
kepada majelis hakim sampai memperoleh hasil berupa Putusan Banding.
h. Tax Refund (Restitution)
Memberikan pendampingaan saat proses pengembalian pajak yang
merupakan hak dari wajib pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku sampai memperoleh hasil Surat Perintah Pembayaran Kelebihan Pajak.
36
i. Sistem dan Design Pajak (Tax System and Procedure Design)
Menyusun sistem dan prosedur perpajakan sesuai dengan kebutuhan dan
jenis usaha sebagai pedoman menjalankan hak dan kewajiban perpajakan
perusahaan.
j. Administrasi Perpajakan (Tax Administration Services)
Memenuhi kelengkapan administrasi perpajakan sesuai Undang-Undang
Perpajakan, meliputi permohonan NPWP pusat maupun cabang, mengajukan E-
FIN, Surat Pengukuhan dan Pencabutan PKP, pindah alamat KPP domisili atau
lokasi usaha, Surat Keterangan Bebas Pajak, Sentralisasi PPN, dan lainnya.
3. Layanan Pembukuan
a. Memberikan jasa penyusunan pembukuan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku di Indonesia.
b. Memberikan jasa penyusunan pembukuan berbasis komputer
menggunakan aplikasi Zahir Accounting.
4. Layanan aplikasi atau software
a. Aplikasi software Zahir Accounting
Software Zahir Accounting berguna untuk memudahkan penyusunan
laporan keuangan berbasis komputer dan analisisnya sehingga membantu
perusahaan melihat kondisi keuangan dan membantu dalam pengambilan
keputusan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
37
b. Aplikasi KOMPAK 21
Aplikasi yang digunakan untuk membantu wajib pajak dalam melakukan
kewajiban PPh Pasal 21 dengan menngunakan prinsip entry sekali jadi pajak
setahun.
c. Aplikasi Penyusutan
Aplikasi ini digunakan untuk membantu wajib pajak dalam menyusun
penyusutan sesuai dengan peraturan perpajakan.
5. Layanan Pendirian Badan Usaha
Memberikan jasa pembuatan akte pendirian badan usaha (PT dan CV).
3.1.4 Struktur Organisasi
HTC Training & Consulting membentuk suatu struktur organisasi untuk
memudahkan dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak, sehingga dalam
melaksanakan tugasnya dapat terorganisir dengan baik.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi HTC Training & Consulting
Direktur
Supervisor Accounting
Supervisor Consulting
Staff Consulting
Supporting Staff
Admin / Finance Training
38
3.1.5 Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Bagian
Setiap bagian di HTC Training & Consulting memiliki tugas dan tanggung
jawab masing-masing. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Direktur
a. Mengkoordinir agenda pelatihan HTC Training & Consulting..
b. Merencanakan anggaran pelatihan fungsional/ per kegiatan biaya-biaya
peramalan (forecast) dan angka-angka peserta training seperti yang
diperlukan oleh sistem perencanaan dan anggaran organisasi.
c. Membuat strategi dan rencana organisatoris untuk memenuhi
kebutuhan pelatihan dan pengembangan, dan mengatur pelaksanaan
pelatihan, pengukuran, dan tindak lanjut yang diperlukan.
d. Mengidentifikasi, memilih, dan mengatur lembaga pelatihan dan
akreditasi eksternal para agensi serta penyedia jasa training untuk
melaksanakan training yang diperlukan sesuai dengan standar yang
sudah ditentukan.
e. Mengorganisir tempat pelaksanaan pelatihan, logistik, pengangkutan,
pemondokan seperti yang diperlukan untuk mencapai pengadaan dan
pelaksanaan pelatihan secara efisien.
f. Merencanakan dan melaksanakan kursus latihan secara pribadi sebagai
supplement (tambahan) dari training yang disediakan secara external
maupun internal oleh pihak lain.
g. Memastikan setiap aktivitas dan bahan-bahan pelatihan mempunyai
benang merah kebijakan-kebijakan.
39
2. Staff Consulting
a. Membuat SPT PPh dan SPT PPN bulanan berikut admintrasi dan
dokumentasinya.
b. Melakukan komunikasi terhadap klien terkait dengan perubahan-
perubahan dalam penyusunan SPT.
c. Memberikan informasi kepada tax manager bahwa pengerjaan SPT
telah selesai dilakukan untuk direview.
d. Membuat daftar klien yang telah disusun pelaporannya.
e. Mengikuti seluruh aktivitas peningkatan kompetensi HTC.
3. Supporting Staff
a. Bertanggung jawab atas kebersihan dan kenyamanan kantor.
b. Mengajukan anggaran rumah tangga kantor.
c. Memberikan usulan-usulan pengembangan dan perbaikan atas
kebutuhan kantor.
d. Memastikan semua perlengkapan dan peralatan dalam keadaan bersih
dan nyaman.
e. Menyiapkan sarana dan prasarana pelatihan.
3.2 Data Khusus
Data khusus merupakan data yang diperoleh penulis selama pelaksanaan
magang, yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan magang
berdasarkan objek penulisan. Data yang diperoleh penulis akan dijabarkan sesuai
dengan batasan masalah yang akan dijelaskan. Berikut data khusus yang dapat
dilampirkan penulis :
40
3.2.1 Prosedur Penyusunan Surat Pemberitahuan Elektronik (e-SPT)
Tahunan PPh Orang Pribadi di Kantor HTC Training & Consulting.
Prosedur penyusunan e-SPT Tahunan PPh OP ini mengacu pada Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2010 Tantang Bentuk Formulir Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib
Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2014.
Selain itu juga mengacu pada praktik pelatihan yang diberikan oleh HTC Training
& Consulting dalam mengaplikasikan e-SPT Tahunan PPh OP. Berikut prosedur
penyusunan e-SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi :
1. Buka aplikasi e-SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang sudah
diinstal, lalu klik Menu dan pilih Koneksi Database. Selanjutnya buka
Folder Database Kosong yang sebelumnya disimpan.
Gambar 3.2 Cara Mengkoneksikan Database e-SPT Tahunan PPh OP
41
Gambar 3.3 Cara Mencari Database Kosong yang Telah Disimpan
2. Untuk Login gunakan Username: Administrator dan Password: 123.
Gambar 3.4 Cara Login pada e-SPT Tahunan PPh OP
3. Berikutnya akan diminta untuk mengisi Profil atau Identitas Wajib
Pajak yang bersangkutan. Data ini akan terekam pada Informasi Profil
dalam e-SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
42
Gambar 3.5 Cara Mengisi Profil Wajib Pajak pada e-SPT Tahunan PPh OP
4. Sebelum membuat SPT Baru, terlebih dahulu masuk ke setting untuk
mengupdate PTKP. Cara untuk mengubah PTKP yaitu pilih menu Utility
=> Setting => PTKP. Maka akan muncul tampilan seperti gambar
dibawah ini.
Gambar 3.6 Tampilan Nominal PTKP Sebelum Dilakukan Perubahan
43
Selanjutnya ubah PTKP Lama (Rp 36.000.000 dan Rp 3.000.000)
menjadi PTKP Baru (Rp 54.000.000 dan Rp 4.500.000). Tanggal Awal
Berlaku 01/01/2018 dan Tanggal Akhir Berlaku 31/12/9999. Tahun awal
berlaku disesuaikan dengan Tahun Pajak. Lalu pilih Simpan.
Gambar 3.7 Tampilan Nominal PTKP Sesudah Dilakukan Perubahan
5. Setelah setting PTKP telah berhasil disimpan, selanjutnya membuat SPT
Baru. Cara membuat SPT Baru yaitu masuk ke menu Surat
Pemberitahuan (SPT) => Buat SPT Baru. Maka muncul pilihan SPT
yang akan dibuat.
SPT Tahunan OP 1770 => Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang
merupakan pegawai dengan tambahan peghasilan dari usaha lain.
Ketentuan ini berlaku untuk yang memiliki gaji lebih besar atau
lebih rendah dari Rp 60.000.000 per tahun. Formulir 1770 juga
berlaku bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang bukan berstatus
pegawai atau usahawan.
44
SPT Tahunan OP 1770 S => Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
yang merupakan pegawai dengan gaji per tahun lebih rendah atau
sama dengan Rp 60.000.000.
SPT Tahunan OP 1770 SS => Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi
yang merupakan pegawai dengan gaji per tahun lebih besar atau
sama dengan Rp 60.000.000.
Gambar 3.8 Tampilan Pilihan SPT yang akan Dibuat
Jika sebelumnya sudah membuat SPT baru bagi wajib pajak yang
bersangkutan dan akan melakukan penambahan data, maka untuk masuk
ke SPT yang sudah ada yaitu dengan memilih menu Surat
Pemberitahuan (SPT) => Buka SPT yang Ada. Maka akan muncul data
SPT yang pernah dibuat. Lalu pilih buka untuk membuka SPT tersebut.
45
Gambar 3.9 Cara Masuk ke SPT yang Sudah Ada
6. Jika SPT sudah berhasil dibuat atau dibuka, selanjutnya mengisi lampiran-
lampiran yang tersedia. Formulir yang terlebih dahulu diinput yaitu Daftar
Jumlah Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final berdasarkan PP 46
Tahun 2013 sebesar 1%. Namun Peraturan Pemerintah tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak yang memiliki Peredaran Bruto tertentu telah dilakukan
perubahan menjadi PP 23 Tahun 2018 sebesar 0,5%. Perubahan tarif yang
efektif diberlakukan mulai 1 Juli 2018. Cara untuk mengisi lampiran ini
yaitu masuk ke menu Surat Pemberitahuan (SPT) => 1770 => Daftar
Pembayaran PPh Final untuk Jumlah Peredaran Bruto Tertentu.
Lalu pilih Tambah.
46
Gambar 3.10 Cara Mengisi Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final
Berikutnya masukkan Jumlah Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh
Final dalam setahun berdasarkan PP 46 Tahun 2013 dan PP 23 Tahun
2018.
Gambar 3.11 Tampilan Pengisian Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final
47
7. Setelah jumlah Penghasilan Bruto dan pembayaran PPh Final selesai
diinput, selanjutnya mengisi lampiran mulai dari Lampiran IV ke
Lampiran I. Lampiran IV (Formulir 1770 – IV) ini digunakan untuk
mengisikan/ melaporkan Harta dan Kewajiban/ Utang Usaha serta Harta
dan Kewajiban/ Utang Non Usaha pada akhir Tahun Pajak yang dimiliki
atau dikuasai Wajib Pajak sendiri dan anggota keluarganya. Daftar Harta
pada Akhir Tahun (Bagian A), Daftar Kewajiban/ Utang pada Akhir
Tahun (Bagian B), dan Daftar Susunan Anggota Keluarga (Bagian C).
Pada bagian A, Wajib Pajak dapat membuat skema impor harta sesuai
dengan format pengisian data yang telah ditentukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) untuk melakukan proses impor harta dari data yang
dibuat oleh Wajib Pajak ke dalam aplikasi e-SPT. Hal ini mempermudah
sekaligus efisien dalam waktu untuk menginput harta WP.
Impor Daftar Harta pada Akhir Tahun (Bagian A)
Bagian ini untuk penyampaian total harta pada akhir tahun pajak.
Gambar 3.12 Langkah Pertama dalam Melakukan Impor Harta
48
Gambar 3.13 Langkah Kedua dalam Melakukan Impor Harta
Gambar 3.14 Langkah Ketiga dalam Melakukan Impor Harta
Gambar 3.15 Tampilan Daftar Harta (Bagian A) pada Lampiran IV
49
Daftar Kewajiban/ Utang pada Akhir Tahun (Bagian B)
Bagian B pada Lampiran IV untuk menginput semua daftar
kewajiban/ utang Wajib Pajak kepada pihak-pihak yang
bersangkutan pada akhir tahun.
Gambar 3.16 Tampilan Daftar Kewajiban (Bagian B) pada Lampiran IV
Daftar Susunan Anggota Keluarga (Bagian C)
Bagian C untuk menginput daftar anggota keluarga yang
sepenuhnya masih menjadi tanggung jawab dari Wajib Pajak.
Gambar 3.17 Tampilan Anggota Keluarga (Bagian C) pada Lampiran IV
50
8. Lampiran III (Formulir 1770 – III)
Data yang telah diinput pada lampiran-lampiran sebelumnya akan terinput/
terisi secara otomatis ke lampiran-lampiran berikutnya yang berhubungan,
seperti Penghasilan Lain yang Dikenakan Pajak Final dan/ atau Bersifat
Final. Wajib pajak juga dapat menambahkan data-data yang akan diinput
secara manual. Pada Lampiran III terdapat tiga bagian, antara lain :
Penghasilan yang Dikenakan Pajak Final dan/ atau Bersifat
Final (Bagian A)
Bagian A pada Lampiran III digunakan untuk menghitung jumlah
penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak beserta anggota
keluarganya dalam suatu tahun pajak yang bersangkutan dan telah
dikenai Pajak Penghasilan Final dan/ atau Bersifat Final.
Gambar 3.18 Tampilan Bagian A pada Lampiran III
51
Penghasilan yang Tidak Termasuk Objek pajak (Bagian B)
Bagian ini digunakan untuk menghitung besarnya penghasilan
yang tidak termasuk objek pajak yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak sendiri dan anggota keluarganya dalam Tahun Pajak
yang bersangkutan.
Penghasilan Istri atau Suami yang Dikenakan Pajak Secara
Terpisah (Bagian C)
Bagian ini diisi apabila suami istri telah sepakat dalam pengenaan
pajaknya dilakukan secara masing-masing, karena :
a. Adanya keputusan dari hakim (HB) yang menjelaskan
bahwa suami istri telah hidup berpisah;
b. Secara tertulis suami istri sepakat mengenai pemisahan
harta dan penghasilan (PH) tanpa adanya paksaan;
c. Keinginan pribadi istri untuk memenuhi hak dan kewajiban
perpajakannya sendiri (MT).
Penghasilan neto suami istri pada bagian b dan c dikenai pajak
berdasarkan penggabungan penghasilan neto suami istri. Jumlah
pajak yang terutang pada suatu tahun pajak yang bersangkutan
harus dipenuhi oleh masing-masing pihak (suami istri) dan besaran
pajaknya ditentukan sesuai dengan perbandingan penghasilan neto
suami istri.
52
Gambar 3.19 Tampilan Bagian B dan C pada Lampiran III
9. Lampiran II (Formulir 1770 – II)
Lampiran ini berisi Daftar Pemotongan/ Pemungutan PPh Oleh Pihak
Lain, PPh yang Dibayar/ Dipotong di Luar Negeri dan PPh
Ditanggung Pemerintah. Bagian ini merupakan rincian angsuran PPh
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri dan
anggota keluarganya berupa pemotongan/ pemungutan oleh pihak lain dan
PPh yang ditanggung pemerintah yang diperhitungkan sebagai kredit
pajak. Namun apabila tidak ada data pemotong oleh pihak lain maka
Lampiran II ini bisa langsung disimpan pada e-SPT.
Pasal 28 Undang-Undang PPh, Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun
2010 tentang Tarif Pemotongan dan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal
21 atas Penghasilan yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2003 tentang Pajak
53
Penghasilan yang Ditanggung Oleh Pemerintah atas Penghasilan Pekerja
dari Pekerjaan.
Gambar 3.20 Tampilan pada Lampiran II
10. Lampiran I (Formulir 1770 –I – 1 dan Formulir 1770 – I – 2)
Lampiran ini terdiri dari :
Perhitungan Penghasilan Netto Dalam Negeri dari Usaha dan/
atau Pekerjaan Bebas Bagi Wajib Pajak yang
Menyelenggarakan Pembukuan (Form 1770 – I – 1, Bagian A)
Formulir ini digunakan Wajib Pajak untuk menghitung besarnya
seluruh penghasilan neto dalam negeri yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak sendiri dan anggota keluarganya dari usaha
dan/ atau pekerjaan bebas. Lampiran I Halaman 1 diisi bagi Wajib
Pajak yang menyelenggarakan pembukuan, apabila menggunkan
cara perhitungan pencatatan maka Lampiran I Halaman 1 tidak
perlu diisi.
54
Perhitungan Penghasilan Netto Dalam Negeri dari Usaha dan/
atau Pekerjaan Bebas Bagi Wajib Pajak yang
Menyelenggarakan Pencatatan (Form 1770 – I – 2, Bagian B)
Bagian B digunakan untuk perhitungan total penghasilan bersih
bersumber dari dalam negeri (usaha dan/ atau pekerjaan bebas)
yang diterima oleh Wajib Pajak beserta anggota keluarganya yang
menyelenggarakan pencatatan. Yang berhak memilih untuk
menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto dalam suatu
tahun pajak yang bersangkutan yaitu Wajib Pajak yang peredaran
usahanya atau perolehan brutonya lebih kecil dari Rp
4.800.000.000 dalam setahun dan telah memberitahukan untuk
menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto kepada
Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam jangka waktu 3 (tiga)
bulan pertama dari Tahun Pajak yang bersangkutan.
Penghasilan yang dimasukan dalam bagian ini tidak termasuk
penghasilan yang telah dikenakan PPh bersifat final dan
penghasilan yang tidak termasuk objek pajak.
55
Gambar 3.21 Tampilan Bagian B pada Lampiran I
Penghasilan Neto Dalam Negeri Sehubungan dengan
Pekerjaan (Tidak Termasuk Penghasilan yang Dikenakan PPh
Bersifat Final) (Form 1770 – I – 2, Bagian C)
Bagian C digunakan untuk mengisi penghasilan bersih yang
bersumber dari dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan yang
diterima oleh Wajib Pajak beserta anggota keluarganya.
Gambar 3.22 Tampilan Bagian C pada Lampiran I
56
Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya (Tidak Termasuk
Penghasilan yang Dikenakan PPh Bersifat Final) (Form 1770 –
I – 2, Bagian D)
Bagian D berisi penyampaian total penghasilan bersih yang berasal
dari dalam negeri lainnya seperti bunga, royalti, sewa, dan
penghasilan lainnya yang diterima oleh Wajib Pajak beserta
anggota keluarganya dalam suatu tahun pajak yang bersangkutan.
Penghasilan yang diinput pada bagian ini tidak termasuk dengan
penghasilan yang telah dikenakan PPh bersifat final serta
penghasilan yang tidak termasuk objek pajak.
Gambar 3.23 Tampilan Bagian D pada Lampiran I
11. Setelah semua data Wajib Pajak terinput pada masing-masing Lampiran,
selanjutnya yaitu mengisi Formulir 1770 Induk. Bagian yang perlu
diperhatikan dalam pengisian e-SPT Form Induk adalah pada bagian B
(Status Tanggungan), bagian G (Berkas yang akan Dilampirkan), dan
57
Kuasa (Tanggal Pembuatan e-SPT, dan Identitas yang Berhak
Menandatangani SPT).
Gambar 3.24 Tampilan Bagian B pada Formulir Induk
Gambar 3.25 Tampilan Bagian G pada Formulir Induk
58
Gambar 3.26 Tampilan Kuasa pada Formulir Induk
3.2.2 Pengaruh dari Penerapan e-SPT Terhadap Efisiensi Pengisian Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Penerapan e-SPT berpengaruh terhadap efisiensi dalam pengisian Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi menurut persepsi
Kantor Konsultan Pajak HTC Training & Consulting. Hal ini dapat dilihat dari :
1. Diterapkannya e-SPT Tahunan PPh OP memberikan kecepatan dalam
pengisian/ pelaporan SPT. Seperti halnya dalam penginputan daftar harta
yang bisa dilakukan dengan menggunakan skema impor harta.
Penggunaan skema impor harta mempermudah dalam penginputan daftar
harta dan efisien dalam waktu bagi Wajib Pajak yang memiliki daftar harta
terbilang cukup banyak.
2. Keakuratan dalam pengisian/ pelaporan SPT setelah diterapkannya e-SPT
Tahunan PPh OP. Perhitungan pajak yang terutang dilakukan secara cepat,
59
tepat, dan akurat karena menggunakan sistem komputer sehingga
meminimalisir kesalahan dalam perhitungan secara manual.
3. Wajib Pajak dapat melakukan pelaporan SPT dimana saja dan kapan saja.
Sistem pelaporan atau penyampaian SPT dilakukan secara elektronik
melalui sistem online yang real time, sehingga memberikan kemudahan
bagi Wajib Pajak dalam melakukan pelaporan SPT.
4. Efisien dalam penggunaan kertas. Dengan menggunakan aplikasi e-SPT,
Formulir yang perlu dicetak hanya bagian SPT Induk saja. Lampiran-
lampiran lainnya disimpan dan dilaporkan dalam bentuk media CD/ disket
dan menggunakan jaringan internet.
3.2.3 Hambatan yang Dihadapi Oleh Konsultan Pajak dalam Penyusunan
SPT Tahunan PPh OP Melalui Sistem e-SPT di Kantor HTC
Hambatan yang terkadang muncul saat penginputan e-SPT adalah gagal
dalam proses pengimporan data ke aplikasi e-SPT. Adanya impor data dengan
tujuan untuk memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam mengisi data harta
pada e-SPT, namun terkadang terdapat beberapa data yang menyebabkan gagal
dalam impor harta. Berikut beberapa kesalahan yang menyebabkan gagalnya
impor harta, antara lain :
1. File CSV yang akan diimpor masih dalam keadaan terbuka. Sebelum
melakukan impor data pada e-SPT, file harta yang telah dibuat dalam
bentuk CSV harus ditutup terlebih dahulu.
60
2. Ketidaksesuaian antara file CSV yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan
format yang ditentukan oleh DJP. Jika format yang dibuat tidak sesuai
dengan format yang diminta e-SPT, maka file tersebut tidak dapat terbaca
oleh e-SPT. Penyimpanan data dengan format CSV (Comma Delimited).
3. E-SPT tidak dapat membaca data yang terdapat tanda petik satu (‘) dan
semicolon (“). Biasanya kesalahan ini muncul pada penulisan keterangan
harta atau penulisan nama harta. Minimalkan penggunaan tanda baca yang
dapat menimbulkan tidak terbacanya data pada file CSV, seperti koma (,),
titik koma (;), dan tanda baca lainnya.
4. E-SPT tidak menerima dan membaca data yang sama, sehingga data yang
terdeteksi sama hanya dapat dilakukan impor 1 kali. Jika ingin mengimpor
data baru, namun data yang akan diimpor sama dengan data yang sudah
berhasil diimpor sebelumnya, maka data tersebut tidak dapat diimpor
kembali. Sehingga Wajib Pajak harus mengganti atau menambahkan
sedikit perbedaan dengan data sebelumnya yang sudah berhasil diimpor.
5. Pada skema impor di kolom harga perolehan harus diisi dengan
menggunakan satuan penuh, tanpa adanya pemisah ribuan.
3.2.4 Kendala yang Dihadapi Oleh Klien HTC dalam Pemenuhan
Kewajiban Pelaporan SPT Tahunan PPh OP Melalui Sistem e-SPT
Aplikasi e-SPT merupakan aplikasi yang secara khusus disediakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk memudahkan setiap Wajib Pajak dalam
pelaporan SPT setiap tahunnya. Namun tidak sedikit Wajib Pajak yang lebih
memilih menggunakan jasa konsultan pajak dalam pemenuhan kewajibannya.
61
Beberapa alasan yang mendasari Wajib Pajak tidak melakukan pemenuhan
kewajiban perpajakannya sendiri, antara lain :
1. Wajib pajak masih mengalami kesulitan dalam melakukan kewajiban
pajak melalui aplikasi e-SPT, seperti kesulitan dalam melakukan entry
data dokumen perpajakan karena kurangnya pemahaman Wajib Pajak
mengenai mekanisme pelaporan SPT secara elektronik.
2. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penginputan data tidaklah
sedikit, sehingga terdapat sebagian Wajib Pajak yang lebih memilih
menggunakan jasa konsultan pajak untuk membantu dalam pemenuhan
kewajiban perpajakannya dikarenakan memiliki kesibukan yang cukup
tinggi.
3. Untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan pajak yang terutang.
Lewat penggunaan jasa konsultan pajak, berbagai kekeliruan terkait
dengan perhitungan dan pelaporan pajak dapat diminimalisir. Penggunaan
jasa konsultan juga bisa membantu Wajib Pajak saat menghadapi masalah/
pemeriksaan terkait dengan kewajiban pajaknya. Sehingga tidak sedikit
Wajib Pajak yang lebih memilih menggunakan jasa konsultan pajak untuk
membantu dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.