bab iii analisis deskriptif 3.1 data umum 3.1.1 overview

32
30 BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum Data umum terkait HTC Training & Consulting yang dapat diperoleh selama pelaksanaan magang antara lain sebagai berikut : 3.1.1 Overview HTC Training & Consulting HTC Training & Consulting (HTC) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Pendidikan, Pengembangan dan Pelatihan Akuntansi, Manajemen, Hukum, Pajak, Perbankan, Jasa Pembukuan, dan Jasa Konsultasi yang berpusat di Yogyakarta. HTC merupakan jawaban dari keinginan masyarakat yang membutuhkan pemahaman terutama dibidang Akuntansi dan Perpajakan. Dengan memberikan layanan berupa pelatihan dan konsultansi maka HTC mengharapkan wajib pajak dapat menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya secara mandiri dengan menyiapkan karyawan yang professional dan mempunyai kemampuan teknikal serta analisis atas laporan perpajakannya. Perkembangan dunia usaha dan banyaknya peraturan perpajakan menjadikan wajib pajak harus selalu memperbaharui peraturan perpajakan yang ada agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat pada sanksi atau denda perpajakan mulai dari 2%, 50%, 100%, 150%, 200%, bahkan 400%. Besarnya sanksi tersebut dapat mengakibatkan kesulitan likuiditas perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

30

BAB III

ANALISIS DESKRIPTIF

3.1 Data Umum

Data umum terkait HTC Training & Consulting yang dapat diperoleh

selama pelaksanaan magang antara lain sebagai berikut :

3.1.1 Overview HTC Training & Consulting

HTC Training & Consulting (HTC) merupakan perusahaan yang bergerak

di bidang Jasa Pendidikan, Pengembangan dan Pelatihan Akuntansi, Manajemen,

Hukum, Pajak, Perbankan, Jasa Pembukuan, dan Jasa Konsultasi yang berpusat di

Yogyakarta. HTC merupakan jawaban dari keinginan masyarakat yang

membutuhkan pemahaman terutama dibidang Akuntansi dan Perpajakan. Dengan

memberikan layanan berupa pelatihan dan konsultansi maka HTC mengharapkan

wajib pajak dapat menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya secara mandiri

dengan menyiapkan karyawan yang professional dan mempunyai kemampuan

teknikal serta analisis atas laporan perpajakannya. Perkembangan dunia usaha dan

banyaknya peraturan perpajakan menjadikan wajib pajak harus selalu

memperbaharui peraturan perpajakan yang ada agar tidak terjadi kesalahan yang

berakibat pada sanksi atau denda perpajakan mulai dari 2%, 50%, 100%, 150%,

200%, bahkan 400%. Besarnya sanksi tersebut dapat mengakibatkan kesulitan

likuiditas perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk

Page 2: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

31

menghindari sanksi tersebut maka wajib pajak dituntut untuk dapat menjalankan

hak dan kewajibannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3.1.2 Visi, Misi, dan Motto HTC Training & Consulting

Setiap perusahaan perlu menetapkan visi dan misi untuk mencapai tujuan

tertentu. Visi dan misi menjadi landasan dasar bagi sebuah perusahaan dalam

menjalankan tugasnya. Berikut adalah visi, misi, dan motto HTC Training &

Consulting.

a. Visi HTC Training & Consulting :

Menjadi perusahaan di bidang Jasa Pendidikan, Pengembangan dan

Pelatihan Akuntansi, Manajemen, Perpajakan, dan Perbankan yang terbesar dan

terpercaya.

b. Misi HTC Training & Consulting :

1. Menjadikan perusahaan mandiri dalam mengambil keputusan ekonomi

melalui laporan keuangan sesuai standar yang berlaku di Indonesia.

2. Mewujudkan kemandirian dalam menjalankan hak dan kewajiban

antara perusahaan dan pemerintah.

3. Membantu menumbuhkan kesadaran dan kepatuhan pajak di dalam

masyarakat.

4. Melakukan pendidikan, pengembangan, dan pelatihan bagi calon

profesional muda yang memiliki kompetensi praktik di bidang

akuntansi, manajemen, perpajakan, dan perbankan.

Page 3: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

32

5. Menjadikan HTC sebagai Tax Agent di bidang perpajakan melalui

pembinaan berkelanjutan terhadap wajib pajak.

c. Motto HTC Training & Consulting :

“Menjadi Bijak dan Pintar Bayar Pajak”

3.1.3 Layanan HTC Training & Consulting

HTC Training & Consulting sebagai penyedia jasa yang kompeten di

bidang pendidikan, pengembangan serta pelatihan akuntansi dan pajak

menawarkan berbagai layanan akuntansi dan pajak, antara lain :

1. Layanan Pelatihan

Menyelenggarakan Workshop, pelatihan perpajakan baik untuk wajib

pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan guna meningkatkan keahlian dan

pengetahuan karyawan, dan memberikan informasi terkait dengan aturan

perpajakan terbaru.

a. Workshop & Pelatihan Akuntansi dan Pajak

Pelatihan Pajak Aplikatif Brevet A dan B

Workshop atau Pelatihan Penyusunan SPT Tahunan Orang Pribadi

Workshop atau Pelatihan Penyusunan SPT Tahunan Badan

Workshop atau Pelatihan Penyusunan SPT Masa

Workshop atau Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan

Workshop atau Pelatihan Software Akuntansi Berbasis Komputer

Pelatihan e-Faktur dan e-SPT

Page 4: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

33

Workshop atau Pelatihan PPh 21 Masa Desember

Workshop atau Pelatihan Aspek Pajak Khusus Perbankan

Workshop atau Pelatihan Aspek Pajak Khusus Rumah Sakit

Workshop atau Pelatihan Pemeriksaan Pajak

Workshop atau Pelatihan e-Faktur

Workshop atau Pelatihan e-SPT

Workshop atau Pelatihan Bentuk Badan Usaha di Indonesia

Workshop atau Pelatihan Software Penyusunan Laporan Keuangan

Berbasis SAK

Workshop atau Pelatihan Software Akuntansi

b. Inhouse Training

Menyelenggarakan Inhouse Training Akuntansi dan Perpajakan di dalam

perusahaan guna meningkatkan keahlian dan pengetahuan karyawan, baik dalam

perpajakan umum untuk semua jenis pajak maupun topik khusus perpajakan untuk

industri khusus sesuai kebutuhan klien.

2. Layanan Konsultasi

Jasa konsultasi pajak merupakan penyedia layanan jasa yang ditujukan

kepada wajib pajak untuk membantu dalam memahami pengetahuan di bidang

perpajakan, serta membangun manajemen pajak yang baik. Beberapa jasa

konsultasi pajak, antara lain :

Page 5: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

34

a. Konsultasi Perpajakan (Tax Consultation Services)

Melakukan diskusi secara lisan maupun tertulis, memberikan solusi yang

tepat terkait dengan persoalan perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

b. Pemenuhan Perpajakan (Tax Compliance Services)

Memberikan jasa berupa bantuan dalam memenuhi kewajiban perpajakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, mulai dari

mendaftar, menghitung, menyiapkan, membayar jumlah pajak yang terutang, dan

melaporkannya ke KPP dimana wajib pajak tersebut terdaftar baik SPT Masa

maupun SPT Tahunan.

c. Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Penyusunan rencana pada bidang perpajakan agar wajib pajak dapat

membayar pajak sebagaimana mestinya tidak terlalu besar dan kecil sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Penelaahan Pajak (Tax Review)

Mereview dan menganalisa laporan keuangan wajib pajak ditinjau dari

aspek perpajakan, serta menghitung pajak yang terutang dari hasil temuan (tax

exposure).

Page 6: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

35

e. Asistensi Perpajakan (Tax Assessment Assistance)

Mendampingi proses pemeriksaan sampai selesai, termasuk memberikan

bantuan untuk menyusun tanggapan atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan

(SPH) dan menjelaskan secara rinci terkait hasil pemeriksaan sampai

mendapatkan Surat Ketetapan Pajak (SKP).

f. Keberatan Pajak (Tax Objection)

Memberikan pendampingan saat proses pengajuan keberatan atas pajak

yang terutang, termasuk membantu menyiapkan surat yang diperlukan dalam

proses pengajuan keberatan, pendampingan QA (Quality Assurence) sampai

memperoleh hasil putusan berupa Surat Keputusan Keberatan (SKK).

g. Banding Pajak (Tax Appeal)

Mendampingi wajib pajak saat persidangan proses banding di pengadilan,

termasuk membantu menyiapkan surat yang diperlukan dalam proses pengajuan

banding dan bantahan banding, menyusun matrik, dan memberikan penjelasan

kepada majelis hakim sampai memperoleh hasil berupa Putusan Banding.

h. Tax Refund (Restitution)

Memberikan pendampingaan saat proses pengembalian pajak yang

merupakan hak dari wajib pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku sampai memperoleh hasil Surat Perintah Pembayaran Kelebihan Pajak.

Page 7: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

36

i. Sistem dan Design Pajak (Tax System and Procedure Design)

Menyusun sistem dan prosedur perpajakan sesuai dengan kebutuhan dan

jenis usaha sebagai pedoman menjalankan hak dan kewajiban perpajakan

perusahaan.

j. Administrasi Perpajakan (Tax Administration Services)

Memenuhi kelengkapan administrasi perpajakan sesuai Undang-Undang

Perpajakan, meliputi permohonan NPWP pusat maupun cabang, mengajukan E-

FIN, Surat Pengukuhan dan Pencabutan PKP, pindah alamat KPP domisili atau

lokasi usaha, Surat Keterangan Bebas Pajak, Sentralisasi PPN, dan lainnya.

3. Layanan Pembukuan

a. Memberikan jasa penyusunan pembukuan sesuai dengan standar

akuntansi yang berlaku di Indonesia.

b. Memberikan jasa penyusunan pembukuan berbasis komputer

menggunakan aplikasi Zahir Accounting.

4. Layanan aplikasi atau software

a. Aplikasi software Zahir Accounting

Software Zahir Accounting berguna untuk memudahkan penyusunan

laporan keuangan berbasis komputer dan analisisnya sehingga membantu

perusahaan melihat kondisi keuangan dan membantu dalam pengambilan

keputusan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Page 8: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

37

b. Aplikasi KOMPAK 21

Aplikasi yang digunakan untuk membantu wajib pajak dalam melakukan

kewajiban PPh Pasal 21 dengan menngunakan prinsip entry sekali jadi pajak

setahun.

c. Aplikasi Penyusutan

Aplikasi ini digunakan untuk membantu wajib pajak dalam menyusun

penyusutan sesuai dengan peraturan perpajakan.

5. Layanan Pendirian Badan Usaha

Memberikan jasa pembuatan akte pendirian badan usaha (PT dan CV).

3.1.4 Struktur Organisasi

HTC Training & Consulting membentuk suatu struktur organisasi untuk

memudahkan dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak, sehingga dalam

melaksanakan tugasnya dapat terorganisir dengan baik.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi HTC Training & Consulting

Direktur

Supervisor Accounting

Supervisor Consulting

Staff Consulting

Supporting Staff

Admin / Finance Training

Page 9: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

38

3.1.5 Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Bagian

Setiap bagian di HTC Training & Consulting memiliki tugas dan tanggung

jawab masing-masing. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Direktur

a. Mengkoordinir agenda pelatihan HTC Training & Consulting..

b. Merencanakan anggaran pelatihan fungsional/ per kegiatan biaya-biaya

peramalan (forecast) dan angka-angka peserta training seperti yang

diperlukan oleh sistem perencanaan dan anggaran organisasi.

c. Membuat strategi dan rencana organisatoris untuk memenuhi

kebutuhan pelatihan dan pengembangan, dan mengatur pelaksanaan

pelatihan, pengukuran, dan tindak lanjut yang diperlukan.

d. Mengidentifikasi, memilih, dan mengatur lembaga pelatihan dan

akreditasi eksternal para agensi serta penyedia jasa training untuk

melaksanakan training yang diperlukan sesuai dengan standar yang

sudah ditentukan.

e. Mengorganisir tempat pelaksanaan pelatihan, logistik, pengangkutan,

pemondokan seperti yang diperlukan untuk mencapai pengadaan dan

pelaksanaan pelatihan secara efisien.

f. Merencanakan dan melaksanakan kursus latihan secara pribadi sebagai

supplement (tambahan) dari training yang disediakan secara external

maupun internal oleh pihak lain.

g. Memastikan setiap aktivitas dan bahan-bahan pelatihan mempunyai

benang merah kebijakan-kebijakan.

Page 10: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

39

2. Staff Consulting

a. Membuat SPT PPh dan SPT PPN bulanan berikut admintrasi dan

dokumentasinya.

b. Melakukan komunikasi terhadap klien terkait dengan perubahan-

perubahan dalam penyusunan SPT.

c. Memberikan informasi kepada tax manager bahwa pengerjaan SPT

telah selesai dilakukan untuk direview.

d. Membuat daftar klien yang telah disusun pelaporannya.

e. Mengikuti seluruh aktivitas peningkatan kompetensi HTC.

3. Supporting Staff

a. Bertanggung jawab atas kebersihan dan kenyamanan kantor.

b. Mengajukan anggaran rumah tangga kantor.

c. Memberikan usulan-usulan pengembangan dan perbaikan atas

kebutuhan kantor.

d. Memastikan semua perlengkapan dan peralatan dalam keadaan bersih

dan nyaman.

e. Menyiapkan sarana dan prasarana pelatihan.

3.2 Data Khusus

Data khusus merupakan data yang diperoleh penulis selama pelaksanaan

magang, yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan magang

berdasarkan objek penulisan. Data yang diperoleh penulis akan dijabarkan sesuai

dengan batasan masalah yang akan dijelaskan. Berikut data khusus yang dapat

dilampirkan penulis :

Page 11: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

40

3.2.1 Prosedur Penyusunan Surat Pemberitahuan Elektronik (e-SPT)

Tahunan PPh Orang Pribadi di Kantor HTC Training & Consulting.

Prosedur penyusunan e-SPT Tahunan PPh OP ini mengacu pada Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2010 Tantang Bentuk Formulir Surat

Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib

Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya sebagaimana telah diubah beberapa

kali terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2014.

Selain itu juga mengacu pada praktik pelatihan yang diberikan oleh HTC Training

& Consulting dalam mengaplikasikan e-SPT Tahunan PPh OP. Berikut prosedur

penyusunan e-SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi :

1. Buka aplikasi e-SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang sudah

diinstal, lalu klik Menu dan pilih Koneksi Database. Selanjutnya buka

Folder Database Kosong yang sebelumnya disimpan.

Gambar 3.2 Cara Mengkoneksikan Database e-SPT Tahunan PPh OP

Page 12: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

41

Gambar 3.3 Cara Mencari Database Kosong yang Telah Disimpan

2. Untuk Login gunakan Username: Administrator dan Password: 123.

Gambar 3.4 Cara Login pada e-SPT Tahunan PPh OP

3. Berikutnya akan diminta untuk mengisi Profil atau Identitas Wajib

Pajak yang bersangkutan. Data ini akan terekam pada Informasi Profil

dalam e-SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

Page 13: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

42

Gambar 3.5 Cara Mengisi Profil Wajib Pajak pada e-SPT Tahunan PPh OP

4. Sebelum membuat SPT Baru, terlebih dahulu masuk ke setting untuk

mengupdate PTKP. Cara untuk mengubah PTKP yaitu pilih menu Utility

=> Setting => PTKP. Maka akan muncul tampilan seperti gambar

dibawah ini.

Gambar 3.6 Tampilan Nominal PTKP Sebelum Dilakukan Perubahan

Page 14: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

43

Selanjutnya ubah PTKP Lama (Rp 36.000.000 dan Rp 3.000.000)

menjadi PTKP Baru (Rp 54.000.000 dan Rp 4.500.000). Tanggal Awal

Berlaku 01/01/2018 dan Tanggal Akhir Berlaku 31/12/9999. Tahun awal

berlaku disesuaikan dengan Tahun Pajak. Lalu pilih Simpan.

Gambar 3.7 Tampilan Nominal PTKP Sesudah Dilakukan Perubahan

5. Setelah setting PTKP telah berhasil disimpan, selanjutnya membuat SPT

Baru. Cara membuat SPT Baru yaitu masuk ke menu Surat

Pemberitahuan (SPT) => Buat SPT Baru. Maka muncul pilihan SPT

yang akan dibuat.

SPT Tahunan OP 1770 => Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang

merupakan pegawai dengan tambahan peghasilan dari usaha lain.

Ketentuan ini berlaku untuk yang memiliki gaji lebih besar atau

lebih rendah dari Rp 60.000.000 per tahun. Formulir 1770 juga

berlaku bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang bukan berstatus

pegawai atau usahawan.

Page 15: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

44

SPT Tahunan OP 1770 S => Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi

yang merupakan pegawai dengan gaji per tahun lebih rendah atau

sama dengan Rp 60.000.000.

SPT Tahunan OP 1770 SS => Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi

yang merupakan pegawai dengan gaji per tahun lebih besar atau

sama dengan Rp 60.000.000.

Gambar 3.8 Tampilan Pilihan SPT yang akan Dibuat

Jika sebelumnya sudah membuat SPT baru bagi wajib pajak yang

bersangkutan dan akan melakukan penambahan data, maka untuk masuk

ke SPT yang sudah ada yaitu dengan memilih menu Surat

Pemberitahuan (SPT) => Buka SPT yang Ada. Maka akan muncul data

SPT yang pernah dibuat. Lalu pilih buka untuk membuka SPT tersebut.

Page 16: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

45

Gambar 3.9 Cara Masuk ke SPT yang Sudah Ada

6. Jika SPT sudah berhasil dibuat atau dibuka, selanjutnya mengisi lampiran-

lampiran yang tersedia. Formulir yang terlebih dahulu diinput yaitu Daftar

Jumlah Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final berdasarkan PP 46

Tahun 2013 sebesar 1%. Namun Peraturan Pemerintah tentang Pajak

Penghasilan atas Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh

Wajib Pajak yang memiliki Peredaran Bruto tertentu telah dilakukan

perubahan menjadi PP 23 Tahun 2018 sebesar 0,5%. Perubahan tarif yang

efektif diberlakukan mulai 1 Juli 2018. Cara untuk mengisi lampiran ini

yaitu masuk ke menu Surat Pemberitahuan (SPT) => 1770 => Daftar

Pembayaran PPh Final untuk Jumlah Peredaran Bruto Tertentu.

Lalu pilih Tambah.

Page 17: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

46

Gambar 3.10 Cara Mengisi Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final

Berikutnya masukkan Jumlah Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh

Final dalam setahun berdasarkan PP 46 Tahun 2013 dan PP 23 Tahun

2018.

Gambar 3.11 Tampilan Pengisian Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final

Page 18: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

47

7. Setelah jumlah Penghasilan Bruto dan pembayaran PPh Final selesai

diinput, selanjutnya mengisi lampiran mulai dari Lampiran IV ke

Lampiran I. Lampiran IV (Formulir 1770 – IV) ini digunakan untuk

mengisikan/ melaporkan Harta dan Kewajiban/ Utang Usaha serta Harta

dan Kewajiban/ Utang Non Usaha pada akhir Tahun Pajak yang dimiliki

atau dikuasai Wajib Pajak sendiri dan anggota keluarganya. Daftar Harta

pada Akhir Tahun (Bagian A), Daftar Kewajiban/ Utang pada Akhir

Tahun (Bagian B), dan Daftar Susunan Anggota Keluarga (Bagian C).

Pada bagian A, Wajib Pajak dapat membuat skema impor harta sesuai

dengan format pengisian data yang telah ditentukan oleh Direktorat

Jenderal Pajak (DJP) untuk melakukan proses impor harta dari data yang

dibuat oleh Wajib Pajak ke dalam aplikasi e-SPT. Hal ini mempermudah

sekaligus efisien dalam waktu untuk menginput harta WP.

Impor Daftar Harta pada Akhir Tahun (Bagian A)

Bagian ini untuk penyampaian total harta pada akhir tahun pajak.

Gambar 3.12 Langkah Pertama dalam Melakukan Impor Harta

Page 19: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

48

Gambar 3.13 Langkah Kedua dalam Melakukan Impor Harta

Gambar 3.14 Langkah Ketiga dalam Melakukan Impor Harta

Gambar 3.15 Tampilan Daftar Harta (Bagian A) pada Lampiran IV

Page 20: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

49

Daftar Kewajiban/ Utang pada Akhir Tahun (Bagian B)

Bagian B pada Lampiran IV untuk menginput semua daftar

kewajiban/ utang Wajib Pajak kepada pihak-pihak yang

bersangkutan pada akhir tahun.

Gambar 3.16 Tampilan Daftar Kewajiban (Bagian B) pada Lampiran IV

Daftar Susunan Anggota Keluarga (Bagian C)

Bagian C untuk menginput daftar anggota keluarga yang

sepenuhnya masih menjadi tanggung jawab dari Wajib Pajak.

Gambar 3.17 Tampilan Anggota Keluarga (Bagian C) pada Lampiran IV

Page 21: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

50

8. Lampiran III (Formulir 1770 – III)

Data yang telah diinput pada lampiran-lampiran sebelumnya akan terinput/

terisi secara otomatis ke lampiran-lampiran berikutnya yang berhubungan,

seperti Penghasilan Lain yang Dikenakan Pajak Final dan/ atau Bersifat

Final. Wajib pajak juga dapat menambahkan data-data yang akan diinput

secara manual. Pada Lampiran III terdapat tiga bagian, antara lain :

Penghasilan yang Dikenakan Pajak Final dan/ atau Bersifat

Final (Bagian A)

Bagian A pada Lampiran III digunakan untuk menghitung jumlah

penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak beserta anggota

keluarganya dalam suatu tahun pajak yang bersangkutan dan telah

dikenai Pajak Penghasilan Final dan/ atau Bersifat Final.

Gambar 3.18 Tampilan Bagian A pada Lampiran III

Page 22: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

51

Penghasilan yang Tidak Termasuk Objek pajak (Bagian B)

Bagian ini digunakan untuk menghitung besarnya penghasilan

yang tidak termasuk objek pajak yang diterima atau diperoleh

Wajib Pajak sendiri dan anggota keluarganya dalam Tahun Pajak

yang bersangkutan.

Penghasilan Istri atau Suami yang Dikenakan Pajak Secara

Terpisah (Bagian C)

Bagian ini diisi apabila suami istri telah sepakat dalam pengenaan

pajaknya dilakukan secara masing-masing, karena :

a. Adanya keputusan dari hakim (HB) yang menjelaskan

bahwa suami istri telah hidup berpisah;

b. Secara tertulis suami istri sepakat mengenai pemisahan

harta dan penghasilan (PH) tanpa adanya paksaan;

c. Keinginan pribadi istri untuk memenuhi hak dan kewajiban

perpajakannya sendiri (MT).

Penghasilan neto suami istri pada bagian b dan c dikenai pajak

berdasarkan penggabungan penghasilan neto suami istri. Jumlah

pajak yang terutang pada suatu tahun pajak yang bersangkutan

harus dipenuhi oleh masing-masing pihak (suami istri) dan besaran

pajaknya ditentukan sesuai dengan perbandingan penghasilan neto

suami istri.

Page 23: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

52

Gambar 3.19 Tampilan Bagian B dan C pada Lampiran III

9. Lampiran II (Formulir 1770 – II)

Lampiran ini berisi Daftar Pemotongan/ Pemungutan PPh Oleh Pihak

Lain, PPh yang Dibayar/ Dipotong di Luar Negeri dan PPh

Ditanggung Pemerintah. Bagian ini merupakan rincian angsuran PPh

atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri dan

anggota keluarganya berupa pemotongan/ pemungutan oleh pihak lain dan

PPh yang ditanggung pemerintah yang diperhitungkan sebagai kredit

pajak. Namun apabila tidak ada data pemotong oleh pihak lain maka

Lampiran II ini bisa langsung disimpan pada e-SPT.

Pasal 28 Undang-Undang PPh, Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun

2010 tentang Tarif Pemotongan dan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal

21 atas Penghasilan yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2003 tentang Pajak

Page 24: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

53

Penghasilan yang Ditanggung Oleh Pemerintah atas Penghasilan Pekerja

dari Pekerjaan.

Gambar 3.20 Tampilan pada Lampiran II

10. Lampiran I (Formulir 1770 –I – 1 dan Formulir 1770 – I – 2)

Lampiran ini terdiri dari :

Perhitungan Penghasilan Netto Dalam Negeri dari Usaha dan/

atau Pekerjaan Bebas Bagi Wajib Pajak yang

Menyelenggarakan Pembukuan (Form 1770 – I – 1, Bagian A)

Formulir ini digunakan Wajib Pajak untuk menghitung besarnya

seluruh penghasilan neto dalam negeri yang diterima atau

diperoleh Wajib Pajak sendiri dan anggota keluarganya dari usaha

dan/ atau pekerjaan bebas. Lampiran I Halaman 1 diisi bagi Wajib

Pajak yang menyelenggarakan pembukuan, apabila menggunkan

cara perhitungan pencatatan maka Lampiran I Halaman 1 tidak

perlu diisi.

Page 25: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

54

Perhitungan Penghasilan Netto Dalam Negeri dari Usaha dan/

atau Pekerjaan Bebas Bagi Wajib Pajak yang

Menyelenggarakan Pencatatan (Form 1770 – I – 2, Bagian B)

Bagian B digunakan untuk perhitungan total penghasilan bersih

bersumber dari dalam negeri (usaha dan/ atau pekerjaan bebas)

yang diterima oleh Wajib Pajak beserta anggota keluarganya yang

menyelenggarakan pencatatan. Yang berhak memilih untuk

menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto dalam suatu

tahun pajak yang bersangkutan yaitu Wajib Pajak yang peredaran

usahanya atau perolehan brutonya lebih kecil dari Rp

4.800.000.000 dalam setahun dan telah memberitahukan untuk

menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto kepada

Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam jangka waktu 3 (tiga)

bulan pertama dari Tahun Pajak yang bersangkutan.

Penghasilan yang dimasukan dalam bagian ini tidak termasuk

penghasilan yang telah dikenakan PPh bersifat final dan

penghasilan yang tidak termasuk objek pajak.

Page 26: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

55

Gambar 3.21 Tampilan Bagian B pada Lampiran I

Penghasilan Neto Dalam Negeri Sehubungan dengan

Pekerjaan (Tidak Termasuk Penghasilan yang Dikenakan PPh

Bersifat Final) (Form 1770 – I – 2, Bagian C)

Bagian C digunakan untuk mengisi penghasilan bersih yang

bersumber dari dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan yang

diterima oleh Wajib Pajak beserta anggota keluarganya.

Gambar 3.22 Tampilan Bagian C pada Lampiran I

Page 27: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

56

Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya (Tidak Termasuk

Penghasilan yang Dikenakan PPh Bersifat Final) (Form 1770 –

I – 2, Bagian D)

Bagian D berisi penyampaian total penghasilan bersih yang berasal

dari dalam negeri lainnya seperti bunga, royalti, sewa, dan

penghasilan lainnya yang diterima oleh Wajib Pajak beserta

anggota keluarganya dalam suatu tahun pajak yang bersangkutan.

Penghasilan yang diinput pada bagian ini tidak termasuk dengan

penghasilan yang telah dikenakan PPh bersifat final serta

penghasilan yang tidak termasuk objek pajak.

Gambar 3.23 Tampilan Bagian D pada Lampiran I

11. Setelah semua data Wajib Pajak terinput pada masing-masing Lampiran,

selanjutnya yaitu mengisi Formulir 1770 Induk. Bagian yang perlu

diperhatikan dalam pengisian e-SPT Form Induk adalah pada bagian B

(Status Tanggungan), bagian G (Berkas yang akan Dilampirkan), dan

Page 28: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

57

Kuasa (Tanggal Pembuatan e-SPT, dan Identitas yang Berhak

Menandatangani SPT).

Gambar 3.24 Tampilan Bagian B pada Formulir Induk

Gambar 3.25 Tampilan Bagian G pada Formulir Induk

Page 29: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

58

Gambar 3.26 Tampilan Kuasa pada Formulir Induk

3.2.2 Pengaruh dari Penerapan e-SPT Terhadap Efisiensi Pengisian Surat

Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Penerapan e-SPT berpengaruh terhadap efisiensi dalam pengisian Surat

Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi menurut persepsi

Kantor Konsultan Pajak HTC Training & Consulting. Hal ini dapat dilihat dari :

1. Diterapkannya e-SPT Tahunan PPh OP memberikan kecepatan dalam

pengisian/ pelaporan SPT. Seperti halnya dalam penginputan daftar harta

yang bisa dilakukan dengan menggunakan skema impor harta.

Penggunaan skema impor harta mempermudah dalam penginputan daftar

harta dan efisien dalam waktu bagi Wajib Pajak yang memiliki daftar harta

terbilang cukup banyak.

2. Keakuratan dalam pengisian/ pelaporan SPT setelah diterapkannya e-SPT

Tahunan PPh OP. Perhitungan pajak yang terutang dilakukan secara cepat,

Page 30: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

59

tepat, dan akurat karena menggunakan sistem komputer sehingga

meminimalisir kesalahan dalam perhitungan secara manual.

3. Wajib Pajak dapat melakukan pelaporan SPT dimana saja dan kapan saja.

Sistem pelaporan atau penyampaian SPT dilakukan secara elektronik

melalui sistem online yang real time, sehingga memberikan kemudahan

bagi Wajib Pajak dalam melakukan pelaporan SPT.

4. Efisien dalam penggunaan kertas. Dengan menggunakan aplikasi e-SPT,

Formulir yang perlu dicetak hanya bagian SPT Induk saja. Lampiran-

lampiran lainnya disimpan dan dilaporkan dalam bentuk media CD/ disket

dan menggunakan jaringan internet.

3.2.3 Hambatan yang Dihadapi Oleh Konsultan Pajak dalam Penyusunan

SPT Tahunan PPh OP Melalui Sistem e-SPT di Kantor HTC

Hambatan yang terkadang muncul saat penginputan e-SPT adalah gagal

dalam proses pengimporan data ke aplikasi e-SPT. Adanya impor data dengan

tujuan untuk memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam mengisi data harta

pada e-SPT, namun terkadang terdapat beberapa data yang menyebabkan gagal

dalam impor harta. Berikut beberapa kesalahan yang menyebabkan gagalnya

impor harta, antara lain :

1. File CSV yang akan diimpor masih dalam keadaan terbuka. Sebelum

melakukan impor data pada e-SPT, file harta yang telah dibuat dalam

bentuk CSV harus ditutup terlebih dahulu.

Page 31: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

60

2. Ketidaksesuaian antara file CSV yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan

format yang ditentukan oleh DJP. Jika format yang dibuat tidak sesuai

dengan format yang diminta e-SPT, maka file tersebut tidak dapat terbaca

oleh e-SPT. Penyimpanan data dengan format CSV (Comma Delimited).

3. E-SPT tidak dapat membaca data yang terdapat tanda petik satu (‘) dan

semicolon (“). Biasanya kesalahan ini muncul pada penulisan keterangan

harta atau penulisan nama harta. Minimalkan penggunaan tanda baca yang

dapat menimbulkan tidak terbacanya data pada file CSV, seperti koma (,),

titik koma (;), dan tanda baca lainnya.

4. E-SPT tidak menerima dan membaca data yang sama, sehingga data yang

terdeteksi sama hanya dapat dilakukan impor 1 kali. Jika ingin mengimpor

data baru, namun data yang akan diimpor sama dengan data yang sudah

berhasil diimpor sebelumnya, maka data tersebut tidak dapat diimpor

kembali. Sehingga Wajib Pajak harus mengganti atau menambahkan

sedikit perbedaan dengan data sebelumnya yang sudah berhasil diimpor.

5. Pada skema impor di kolom harga perolehan harus diisi dengan

menggunakan satuan penuh, tanpa adanya pemisah ribuan.

3.2.4 Kendala yang Dihadapi Oleh Klien HTC dalam Pemenuhan

Kewajiban Pelaporan SPT Tahunan PPh OP Melalui Sistem e-SPT

Aplikasi e-SPT merupakan aplikasi yang secara khusus disediakan oleh

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk memudahkan setiap Wajib Pajak dalam

pelaporan SPT setiap tahunnya. Namun tidak sedikit Wajib Pajak yang lebih

memilih menggunakan jasa konsultan pajak dalam pemenuhan kewajibannya.

Page 32: BAB III ANALISIS DESKRIPTIF 3.1 Data Umum 3.1.1 Overview

61

Beberapa alasan yang mendasari Wajib Pajak tidak melakukan pemenuhan

kewajiban perpajakannya sendiri, antara lain :

1. Wajib pajak masih mengalami kesulitan dalam melakukan kewajiban

pajak melalui aplikasi e-SPT, seperti kesulitan dalam melakukan entry

data dokumen perpajakan karena kurangnya pemahaman Wajib Pajak

mengenai mekanisme pelaporan SPT secara elektronik.

2. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penginputan data tidaklah

sedikit, sehingga terdapat sebagian Wajib Pajak yang lebih memilih

menggunakan jasa konsultan pajak untuk membantu dalam pemenuhan

kewajiban perpajakannya dikarenakan memiliki kesibukan yang cukup

tinggi.

3. Untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan pajak yang terutang.

Lewat penggunaan jasa konsultan pajak, berbagai kekeliruan terkait

dengan perhitungan dan pelaporan pajak dapat diminimalisir. Penggunaan

jasa konsultan juga bisa membantu Wajib Pajak saat menghadapi masalah/

pemeriksaan terkait dengan kewajiban pajaknya. Sehingga tidak sedikit

Wajib Pajak yang lebih memilih menggunakan jasa konsultan pajak untuk

membantu dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.