bab iii analisis data dan pembahasan 3.1. · pdf file... perusahaan umum dan perusahaan ... rs...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
20
BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
3.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1.1. SEJARAH PERUSAHAAN
BUMN menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah
badan hukum privat yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui pernyataan secara langsung yang berasal
dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang modalnya terbagi dalam
saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh persen)
sahamnya dimiliki oleh pemerintah (atas nama negara) yang tujuan
utamanya mengejar keuntungan. Sejak tahun 2001 seluruh BUMN
dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang
dipimpin oleh seorang Menteri BUMN. BUMN di Indonesia
berbentuk perusahaan perseroan, perusahaan umum dan perusahaan
jawatan. Keempat BUMN Persero penyelenggara program jaminan
sosial yaitu. PT ASKES, PT ASABRI, PT JAMSOSTEK, PT
TASPEN. Empat badan privat yang terdiri dari persekutuan modal dan
bertanggung jawab kepada pemegang saham. Keempatnya bertindak
sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh dan sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
21
keputusan pemilik saham yang tergabung dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
PT Askes merupakan bagian dari BUMN yang melaksanakan
asuransi kesehatan di Indonesia. PT Askes yang berubah menjadi
BPJS Kesehatan melaksanakan beberapa asuransi kesehatan. Secara
garis besar jenis pelayanan ada dua jenis perawatan yang ditawarkan
perusahaan-perusahaan asuransi kesehatan yaitu rawat inap (in-patient
treatment) dan rawat jalan (out-patient treatment).
Tepat pada tanggal 1 Januari 2014, PT Askes (Persero) dan PT
Jamsostek (Persero) bergabung menjadi badan. PT Askes (Persero)
yang sekarang berubah nama menjadi Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan memegang peran penting dalam kesehatan.
Sedangkan PT Jamsostek (Persero) mengelola Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang merupakan program
publik yang melindungi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial
ekonomi tertentu dan menyelenggarakan mekanisme asuransi sosial.
Badan Penyelenggara jaminan sosial (BPJS) Kesehatan dijalankan
pada awal tahun 2014. BPJS menyelenggarakan program jaminan
sosial di Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011. Sebelum terbentuknya
BPJS, pemerintah menggunakanPT Askes dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Badan hukum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
22
privat milik negara ini yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh
rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS),
Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, veteran, perintis
kemerdekaan beserta keluarganya dan badan hukum privat lainnya
ataupun rakyat bisa.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mengatakan bahwa Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dalam TAP Nomor X/
MPR/ 2001 menugaskan Presiden untuk membentuk Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) dalam rangka memberikan perlindungan sosial
yang menyeluruh dan terpadu. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan memberi
kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila tejadi hal-hal
yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan,
karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan,
memasuki usia lanjut, atau pensiun.
Ketentuan dalam amanat Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004
tersebut mewajibkan setiap penduduk dan warga negara Indonesia,
serta Warga Negara Asing (WNA) yang bekerja paling singkat selama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
23
6 (enam) bulan di Indonesia harus mendaftar dan wajib menjadi
peserta jaminan kesehatan yang diselenggarakan BPJS Kesehatan.
Sesuai Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badang
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengatakan bahwa
mulai 1 Januari 2014 PT Askes (Persero) berubah baik nama, bentuk,
dan fungsinya menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan.
GAMBAR 3. 1
Perbandingan Peserta Baru BPJS Kesehatan
Sumber: bpjs-kesehatan.go.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
24
Berikut adalah perbandingan peserta BPJS sesuai dengan
ketentuan Undang-undang tersebut, maka pada tanggal 1 Januari 2014
BPJS memiliki peserta baru sebanyak 113, 4 (seratus tiga belas koma
empat) juta peserta disajikan sebagai berikut.
1. Peserta Jamkesmas oleh Kementrian Kesehatan sebanyak 86, 4
(delapan puluh enam koma empat) juta peserta.
2. Peserta PT Jamsostek (Persero) sebanyak kurang lebih 8 (delapan)
juta peserta.
3. Peserta dari Kementerian Pertahanan, TNI, dan Polri sebanyak
kurang lebih 8 (delapan) juta peserta.
4. Peserta Askes sosial (PT Askes) sebanyak 16, 4 (enam belas koma
empat) Juta peserta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
25
3.1.2. STRUKTUR ORGANISASI
GAMBAR 3. 2
Struktur Organisasi BPJS Kesehatan
Sumber: bpjs-kesehatan.go.id
Berikut adalah pembagian wewenang, tugas serta tanggung jawab
dari masing-masing unit kerja yang ada di BPJS Kesehatan sesuai
dengan struktur organisasi yang telah disajikan diatas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
26
A. Kepesertaan dan Pelayanan Pelanggan.
1. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peserta yang
berkaitan dengan kepesertaan dan pelayanan pelanggan.
2. Mengelola administrasi kepesertaan yang mencakup
pendaftaran, verifikasi, pencatatan dan pemutakhiran data.
3. Melaksanakan pendistribusian kartu peserta.
4. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan kepada peserta.
5. Berkoordinasi dengan kantor pusat atau regional dalam
memberikan masukan sebagai bahan penyusunan kebijakan
dan pedoman kepesertaan serta pelayanan pelanggan apabila
diperlukan.
6. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan mengenai aktivitas
kantor cabang.
B. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan (MPKR).
1. Merumuskan dan menyusun perencanaan kegiatan kemitraan
pelayanan kesehatan berdasarkan masukan dari kantor cabang.
2. Melaksanakan analisa dan telah kebutuhan akan PPK
(Penyedia Pelayanan Kesehatan).
3. Menyusun direktori jaringan PPK yang berdomisili dalam
wilayah BPJS Kesehatan kabupaten atau kota yang
bersangkutan.
4. Mengidentifikasi calon PPK potensial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
27
5. Melaksanakan seleksi dari calon PPK potensial.
6. Melaksanakan negosiasi tarif dan bentuk pelayanan dengan
calon PPK.
7. Melaksanakan sosialisasi ke PPK mengenai ketentuan
pelayanan kesehatan bagi peserta.
8. Menjalin dan mengelola hubungan kemitraan dengan PPK.
9. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh PPK kepada peserta.
C. Pemasaran.
1. Bertindak sebagai pembentuk citra bagi perusahaan dan
memitigasi segala macam risiko yang dapat mengurangi citra
perusahaan di masyarakat.
2. Memperluas hubungan dengan pihak eksternal sesuai dengan
rencana kerja yang telah disusun.
3. Menjalin kerjasama dan berkordinasi dengan pihak eksternal
untuk mendukung pelaksanaan rencana kerja yang telah
dicanangkan.
4. Melaksanakan kegiatan pemasaran sesuai dengan program
yang disusun.
5. Melaksanakan pendataan peserta yang terjaring dalam program
pemasaran untuk kemudian dikoordinasikan kepada bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
28
kepesertaan dan pelayanan pelanggan untuk administrasi
kepesertaan.
D. Manajemen Pelayanan Rujukan Primer (MPRP)
1. Menyusun draft perjanjian kerjasama dan melaksanakan
perjanjian kerjasama dengan PPK Primer sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Melaksanakan analisa dan telaah kebutuhan akan PPK Primer.
3. Menyusun direktori jaringan PPK Primer yang berdomisili
dalam wilayah BPJS Kesehatan kabupaten atau kota yang
bersangkutan.
4. Mengidentifikasi, menyeleksi dan melakukan negosiasi tarif
dengan calon PPK Primer potensial.
5. Melaksanakan sosialisasi ke PPK Primer mengenai ketentuan
pelayanan kesehatan bagi peserta.
6. Menjalin dan mengelola hubungan kemitraan dengan PPK
Primer.
E. Umum danTeknologi Informasi
1. Melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa yang
diperlukan untuk mendukung aktivitas BPJS Kesehatan.
2. Melaksanakan pemeliharaan aset.
3. Melaksanakan inventarisasi aset.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
29
F. Keuangan dan penagihan
1. Mengelola penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Memastikan ketersediaan kas untuk melakukan operasional
harian.
3. Melakukan pencatatan akuntansi atas transaksi yang terjadi.
3.1.3. VISI DAN MISI
Visi dan misi BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut (bpjs-
kesehatan.go.id).
A. Visi BPJS Kesehatan.
Paling lambat 1 januari 2019, seluruh penduduk Indonesia
memiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diselenggarakan oleh
BPJS Kesehatan yang handal, unggul, dan terpercaya.
B. Misi BPJS Kesehatan.
Misi dalam pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan BPJS
Kesehatan.
1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan
mendorong masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
30
2. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan
kesehatan yang efektif, efisien dan bermutu kepada peserta
melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan.
3. Mengoptimalkan penglolaan dana program jaminan sosial dan
dana BPJS Kesehatan secara efktif, efisien, transparan dan
akuntabel untuk mendukung kesinambungan program.
4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan
prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik dan
meningkatkan kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja
unggul.
5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem
perencanaan dan evaluasi, kajian, manajemen mutu dan
manajemen risiko atas seluruh operasionalisasi BPJS
Kesehatan.
6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk me/ ndukung operasionalisasi BPJS
Kesehatan.
3.1.4. JARINGAN PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN
Jaringan pemberi pelayanan kesehatan merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan terdiri dari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
31
A. Pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama atau Faskes (fasilitas
kesehatan) tingkat pertama yaitu.
1. Puskesmas yang memiliki pelayan kedokteran keluarga
maupun puskesmas biasa.
2. Poliklinik induk milik TNI – POLRI.
3. Dokter keluarga, baik praktek perorangan maupun bersama.
4. Dokter gigi keluarga (Faskes gigi).
5. Klinik 24 jam.
B. Rawat inap tingkat pertama (RITP), Pemberi pelayanan kesehatan
(PPK) dan Puskesmas dengan tempat tidur (Puskesmas
Perawatan).
C. Pemberi pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yaitu.
1. Poli spesialis RSU pemerintah.
2. Poli spesialis RS TNI-POLRI.
3. Poli spesialis RS swasta yang bekerjasama.
4. Klinik spesialis yang bekerjasama.
5. Balai pengobatan khusus (BP-Paru, BP-Mata, BP-Indra).
6. Poli RS khusus.
7. RS jiwa, RS mata, RS paru, RS jantung, RS infeksi, RS
kanker, RS kusta dan PPK lain yang ditunjuk.
8. Dokter spesialis gigi.
9. Labkesda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
32
10. Poli Unit Gawat Darurat (UGD) untuk kasus emergency.
3.1.5. PROSES TRANSFORMASI
Proses transformasi perubahan BPJS diatur dalam UU BPJS
mengenai seluruh ketentuan pembubaran dan pengalihan PT Askes
(Persero) dan PT Jamsostek (Persero). Ketentuan pembubaran BUMN
Persero tidak berlaku bagi pembubaran PT Askes (Persero) dan PT
Jamsostek (Persero). Karena pembubaran kedua Persero tersebut tidak
perlu diikuti dengan likuidasi dan tidak perlu ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah. Namun, UU BPJS jelas menjelaskan dalam
mengatur ketentuan untuk pembubaran dan transformasi PT Asabri
(Persero) dan PT Taspen (Persero).
Proses transformasi keempat BUMN Persero tersebut dilakukan
tidak sederajat. Ada tiga derajat transformasi dalam UU BPJS, sebagai
berikut.
A. Tingkat tertinggi adalah transformasi tegas.
UU BPJS dengan tegas mengubah PT Jamsostek (Persero)
menjadi BPJS Ketenagakerjaan, membubarkan PT Jamsostek
(Persero) dan mencabut UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
33
B. Tingkat kedua adalah transformasi tidak tegas.
UU BPJS tidak secara eksplisit mengubah PT Askes (Persero)
menjadi BPJS Kesehatan, maupun pencabutan peraturan
perundangan terkait pembentukan PT Askes (Persero). UU BPJS
hanya menyatakan pembubaran PT Askes (Persero) menjadi BPJS
Kesehatan sejak beroperasinya BPJS Kesehatan pada 1 Januari
2014. Perubahan PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan
tersirat dalam kata pembubaran PT Askes (Persero) dan
beroperasinya BPJS Kesehatan.
C. Tingkat ketiga adalah tidak bertransformasi.
UU BPJS tidak menyatakan perubahan maupun pembubaran
PT Asabri (Persero) dan PT Taspen (Persero). UU BPJS hanya
mengalihkan program dan fungsi kedua Persero sebagai pembayar
pensiun ke BPJS Ketenagakerjaan selambatnya pada tahun 2029.
Bagaimana nasib kedua Persero tersebut masih menunggu rumusan
peraturan Pemerintah yang didelegasikan oleh Pasal 66 UU BPJS.
Di samping terdapat tingkatan transformasi, UU BPJS
menetapkan dua kriteria proses transformasi BPJS. Berikut adalah
kriteria proses transformasi BPJS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
34
1. Kriteria pertama adalah transformasi simultan.
PT Askes (Persero) pada waktu yang sama bertransformasi
menjadi BPJS Kesehatan. Mulai 1 Januari 2014 PT Askes
(Persero) berubah menjadi BPJS Kesehatan dan pada saat yang
sama BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan
kesehatan sesuai ketentuan UU SJSN.
2. Kriteria kedua adalah transformasi bertahap.
PT Jamsostek (Persero) bertransformasi dan beroperasi
secara bertahap. Pada 1 Januari 2014, PT Jamsostek (Persero)
bubar dan berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan, namun
tetap melanjutkan penyelenggaraan tiga program. Tiga
program yang diselenggarakan PT Jamsostek (Persero) yaitu
berupa jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan
jaminan hari tua. BPJS Ketenagakerjaan diberi waktu 1, 5
tahun untuk menyesuaikan penyelenggaraan ketiga program
tersebut dengan ketentuan UU SJSN dan menambahkan
program jaminan pensiun ke dalam pengelolaannya. Selambat-
lambatnya pada 1 Juli 2015, BPJS Ketenagakerjaan telah
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun sesuai UU
SJSN.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
35
3.1.6. PESERTA BPJS KESEHATAN
Pengelolaan kesehatan pada BPJS Kesehatan yang termasuk
Peserta Bukan Penerima Iuran Jaminan Kesehatan (Bukan PBIJK/
Bukan PBI) ialah peserta yang bukan merupakan peserta tidak
tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.
Berikut mengelompokkan peserta Bukan PBI berdasarkan jaminan
kesehatannya menjadi beberapa golongan yaitu.
A. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya.
Dalam pengelompokan pekerja penerima upah terdiri dari.
1. Pekerja Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah.
2. Anggota TNI.
3. Anggota Polri.
4. Pejabat Negara.
5. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri.
6. Pegawai Swasta.
7. Pekerja penerima upah yang tidak termasuk daftar diatas.
B. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya.
Dalam pengelompokkan pekerja bukan penerima upah
merupakan pengelompokkan perkerja di luar hubungan kerja atau
pekerja mandiri yang memiliki usaha. Dalam hal ini pekerja bukan
penerima upah memiliki usaha ciri-ciri diantara lain.
Usaha yang berskala mikro dengan modal kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
36
1. Usaha yang menggunakan teknologi sederhana/ rendah.
2. Usaha yang menghasilkan barang dan/ atau jasa dengan
kualitas relatif rendah.
3. Usaha yang memiliki tempat tidak tepat.
4. Usaha yang memiliki mobilitas tenaga kerja sangat tinggi.
5. Usaha yang kelangsungan usahanya tidak terjamin.
6. Usaha yang jam kerja tidak teratur.
7. Usaha yang tingkat produktifitas/ penghasilannya relatif rendah
dan tidak tidak tetap.
Selain pekerja bukan penerima upah, untuk tenaga kerja di luar
hubungan kerja atau professional diantara lain seperti.
1. Pekerja yang melakukan pekerjaan bebas.
2. Olahragawan.
3. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan
moderator.
4. Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
5. Pengawas atau pengelola proyek.
C. Bukan pekerja dan anggota keluarganya.
Bukan pekerja merupakan peserta yang menerima jaminan
kesehatan terdiri atas sebagai berikut.
1. Investor.
2. Pemberi kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
37
3. Penerima pensiun.
4. Veteran.
5. Perintis kemerdekaan.
6. Janda, duda atau anak yatim piatu dari veteran.
7. Bukan pekerja yang tidak termasuk huruf 1 sampai dngan
huruf 6 yang mampu membayar iuran.
D. Penerima pensiun yang dijelaskan pada poin C huruf 3 terdiri atas.
1. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun.
2. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak
pensiun.
3. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun.
4. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
sebagaimana dimaksudkan pada huruf 1, huruf 2, dan huruf 3
yang mendapat hak pensiun.
5. Penerima pensiun selain huruf 1, huruf 2, dan huruf 3.
6. Janda, dudaatau anak yatim piatu dari penerima pensiun
sebagaimana dimaksud pada huruf 5 yang mendapat hak
pensiun.
E. Pekerja yang sebagaimana dimaksudkan pada poin A dan poin B
termasuk Warga Negara Asing (WNA) yang bekerja di Indonesia
paling singkat 6 (enam) bulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
38
3.1.7. HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
Setelah mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, peserta akan
mendapatkan hak dan kewajiban. Berikut adalah hak dan kewajiban
yang didapat peserta BPJS Kesehatan.
A. Hak peserta
1. Mendapatkan kartu peserta BPJS Kesehatan sebagai bukti sah
untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
2. Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban
serta prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
4. Menyampaikan keluhan atau pengaduan, kritik dan saran
secara lisan atau tertulis ke kantor BPJS Kesehatan.
B. Kewajiban peserta
1. Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran
yang besarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan,
perceraian, kematian, kelahiran ,pindah alamat atau pindah
Faskes tingkat pertama.
3. Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau
dimanfaatkan oleh orang yang tidak berhak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
39
4. Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.
3.1.8. PEMISAHAN KELAS PELAYANAN
Dalam melayani peserta, BPJS Kesehatan memisahkan kelas
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit berdasarkan pemberian
pelayanan Rawat Inap. BPJS Kesehatan membagi peserta menjadi 3
(tiga) kelas dalam pelayanan.
Pembagian pelayanan dibagi sebagai berikut.
A. Ruang perawatan kelas III bagi.
1. Peserta PBI jaminan kesehatan.
2. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan
Pekerja dengan iuran untuk manfaat pelayanan di ruang perawat
kelas III.
B. Ruang perawatan kelas II bagi.
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan penerima pensiun Pegawai
Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta
anggota keluarga.
2. Anggota TNI dan penerima pensiun anggota TNI yang setara
Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan ruang I dan golongan
ruang II beserta anggota keluarganya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
40
3. Anggota Polri dan penerima pensiun anggota Polri yang setara
Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan ruang I dan golongan
ruang II beserta anggota keluarganya.
4. Peserta pekerja penerima upah dan pegawai pemerintah non
pegawai negeri dengan gaji atau upah sampai dengan 1, 5 (satu
setengah) kalau penghasilan tidak kena pajak dengan status
kawin dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya.
5. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja
dengan iuran untuk manfaat pelayanan di ruang kelas II.
C. Ruang Perawatan kelas I bagi.
1. Pejabat Negara dan anggota keluarganya.
2. Pegawai Negara Sipil dan penerima pensiunPegawai Negeri
Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta
anggota keluarganya.
3. Anggota TNI dan penerima pensiun anggota TNI yang setara
Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang
IV beserta anggota keluarganya.
4. Anggota Polri dan penerima pensiunanggota Polri yang setara
Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang
IV beserta anggota keluarganya.
5. Veteran dan perintis kemerdekaan beserta anggota
keluarganya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
41
6. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari veteran atau perintis
kemerdekaan.
7. Peserta pekerja penerima upah bulanan dan pegawai
pemerintah nonpegawainegeri dengan gaji atau upah diatas 1, 5
(satu setengah) sampai dengan 2 (dua) kali penghasilan tidak
kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta
anggota keluarganya. dan
8. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja
dengan iuran manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I.
3.2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3. 2. 1. BAGIAN PELAKSANAAN KESEHATAN TERKAIT
PENDAFTARAN PESERTA
Berikut adalah pelaksanan sistem kesehatan yang penulis
temukan dalam pelaksanaan BPJS Kesehatan. Pelaksanaan
sistem kesehatan dimulai dari palaksanaan pendaftaran dan
diakhiri dengan pelayanan kesehatan. Pendaftaran dapat
dilakukan melalui pendaftaran sebagai peserta badan usaha
atau peserta mandiri.
A. Fungsi yang terkait
1. Bagian kepesertaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
42
Bagian kepesertaan bertugas untuk melayani calon
peserta maupun badan usaha yang akan mengajukan
pendaftaran BPJS Kesehatan.
2. Bagian keuangan
Bagian keuangan bertugas untuk mencatat dalam
memo dan mengkonfirmasi bahwa badan usaha telah
aktif menjadi peserta BPJS Kesehatan.
3. Pihak bank
Pihak bank bertugas sebagai mencatat pembayaran
wajib peserta dan memberikan keterangan bahwa peserta
masih aktif/telah melakukan pembayaran iuran
menggunakan kartu BPJS Kesehatan. Pihak bank yang
dimaksud ialah bank BNI, bank BRI dan bank Mandiri.
B. Dokumen yang digunakan
1. Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP)
Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) adalah formulir
aplikasi untuk calon peserta berisikan data singkat calon
peserta.
2. Form regristrasi badan usaha
Form registrasi badan usaha berfungsi sebagai
formulir persetujuan bahwa badan usaha secara aktif
mengikuti BPJS Kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
43
3. Data karyawan
Data karyawan berisikan dokumen pelengkap data
peserta, data anggota keluarga dan faskes tingkat
pertama yang dipilih.
4. Data Peserta
Data karyawan berisikan dokumen pelengkap data
peserta, data anggota keluarga dan faskes tingkat
pertama yang dipilih.
5. Nomor Virtual Account
Nomor virtual account berfungsi sebagai rekening
badan usaha maupun peserta yang telah disediakan oleh
BPJS.
6. Bukti pembayaran
Bukti pembayaran berfungsi sebagai bukti bahwa
Badan usaha dan peserta mandiri yang telah melakukan
pembayaran wajib.
C. Mekanisme dan Tata Cara Sistem Pendaftaran Badan
Usaha (Prosedur Pendaftaran Badan Usaha)
1. Bagian kepesertaan menerima dokumen dari penerima
kerja/badan usaha berupa form registrasi badan usaha,
data karyawan, dan form daftar isian peserta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
44
2. Bagian kepesertaan akan mengecek kelengkapan,
keaslian, dan pengisian. Jika telah sesuai maka form
registrasi badan usaha, data karyawan, dan form isian
peserta akan di-input. Jika tidak sesuai maka dokumen
akan dikembalikan ke badan usaha.
3. Bagian kepesertaan akan mengarsipkan form registrasi
badan usaha, data karyawan, dan form daftar isian
peserta sesuai dengan abjad dan memberikan nomor
virtual account ke pihak bank.
4. Pihak bank menerima nomor virtual account dan
pembayaran iuran wajib badan usaha, kemudian
membuat bukti pembayaran 2 rangkap.
5. Pihak bank kemudian memberikan nomor virtual
account, bukti pembayaran rangkap pertama ke bagian
keuangan dan mengarsipkan bukti pembayaran rangkap
kedua.
6. Bagian keuangan menerima nomor virtual account dan
bukti pembayaran serta mengaktifkan badan usaha
sebagai peserta aktif.
7. Bagian keuangan memberikan nomor virtual account
dan bukti pembayaran ke bagian kepesertaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
45
8. Bagian kepesertaan menerima nomor virtual account
dan bukti pembayaran.
9. Bagian kepesertaan akan melakukan pengecekan jika
badan usaha telah diaktifkan maka bagian kepesertaan
akan membuat kartu BPJS dan menyerahkan nomor
virtual account dan bukti pembayaran kepada Badan
usaha. Jika badan usaha belum diaktif maka dokumen
akan dikembalikan ke bagian keuangan untuk diperiksa
ulang.
D. Mekanisme dan Tata Cara Sistem Pendaftaran Peserta
Mandiri.
1. Bagian kepesertaan menerima dokumen dari penerima
peserta mandiri berupa data peserta, dan form daftar
isian peserta.
2. Bagian kepesertaan akan mengecek kelengkapan,
keaslian, dan pengisian jika telah sesuai maka data
peserta, dan form isian peserta akan di-input. Jika tidak
sesuai maka dokumen akan dikembalikan ke peserta.
3. Bagian kepesertaan akan mengarsipkan data peserta,
dan form daftar isian peserta sesuai dengan abjad. Dan
memberikan nomor virtual account ke pihak bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
46
4. Pihak bank menerima nomor virtual account dan
pembayaran iuran wajib badan usaha, kemudian
membuat bukti pembayaran 2 rangkap.
5. Pihak bank kemudian memberikan nomor virtual
account, bukti pembayaran rangkap pertama ke bagian
keuangan dan mengarsipkan bukti pembayaran rangkap
kedua.
6. Bagian kepesertaan menerima nomor virtual account
dan bukti pembayaran.
7. Bagian kepesertaan akan melakukan pengecekan jika
peserta telah melakukan pembayaran maka bagian
kepesertaan akan membuat kartu BPJS dan
menyerahkan nomor virtual account dan bukti
pembayaran kepada peserta. Jika peserta belum diaktif
maka dokumen akan dikembalikan ke peserta untuk
melakukan pengecekan pembayaran di bank.
E. Bagian alir/ flowchart
Bagan alir sistem/ flowchart sistem pembayaran wajib
pada BPJS Kesehatan pada gambar berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
47
Bagian Kepesertaan
Gambar 3.3 Bagan Alir Pendaftaran Badan Usaha
Form daftar isian
Data karyawan
Mulai
From registrasi
badan usaha
Kelangkapan,
keaslian dan
pengisian
Form daftar isian
pesera
Form daftar isian
Data karyawan
From registrasi
badan usaha
Input data peserta dan
membuat nomor VA
Data karyawan
From registrasi
badan usaha
Nomor Virtual
Account
A 2
Ya
Tidak
Peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
48
Pihak Bank
Gambar 3.4 Lanjutan Bagan Alir Pendaftaran Badan Usaha
2
Bukti pembayaran
2
Nomor Virtual
Account
Nomor Virtual
Account
3
1
D
Mencatat
pembayaran dan
membuat bukti
pembayaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
49
Bagian Keuangan
Gambar 3.5 Lanjutan Bagan Alir Pendaftaran Badan Usaha
Bukti pembayaran
Bukti pembayaran
Nomor Virtual
Account
3
Mengecek dan
mengaktifkan badan
usaha
Nomor Virtual
Account
4
1
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
50
Bagian Kepesertaan
Gambar 3.6 Lanjutan Bagan Alir Pendaftaran Badan Usaha
Bukti pembayaran 1
4
Sudah
aktif
3
Ya
Tidak
Nomor Virtual
Account
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Bukti pembayaran 1
Nomor Virtual
Account
Membuat kartu
BPJS
Bukti pembayaran 1
Nomor Virtual
Account
Peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
51
Bagian Kepesertaan
Gambar 3.7 Bagan Alir Pendaftaran Peserta Mandiri
A
Form daftar isian
Form daftar isian
Form daftar isian
Data peserta
Mulai
Kelangkapan,
keaslian dan
pengisian
Data peserta
Data peserta
Nomor Virtual
Account
1 Peserta
Ya
Tidak
Input data peserta dan
membuat nomor virtual
account
Peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
52
Pihak Bank
Gambar 3.8 Lanjutan Bagan Alir Pendaftaran Peserta Mandiri
1
Nomor Virtual
Account
Mencatat pembayaran
dan membuat bukti
pembayaran
2
Bukti pembayaran
Nomor Virtual
Account
3
1
D
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
53
Bagian Kepesertaan
Gambar 3.9 Lanjutan Bagan Alir Pendaftaran Peserta Mandiri
Bukti pembayaran 1
Bukti pembayaran 1
Bukti pembayaran 1
Nomor Virtual
Account
3
Pengecekan
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Peserta
Peserta
Ya
Tidak
Peserta
Peserta
Data peserta
Nomor Virtual
Account
Input data peserta dan
membuat nomor virtual
account
Peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
54
3. 2. 2. BAGIAN PELAKSANAAN KESEHATAN TERKAIT
PELAYANAN PESERTA
Berikut adalah pelaksanan sistem kesehatan yang penulis
temukan dalam pelayanan BPJS Kesehatan. Pelayanan sistem
kesehatan yang diberikan berupa pelayanan rawat jalan, rawat
inap, rujuk tingkat lanjut dan emergency/UGD.
A. Fungsi yang terkait
1. Faskes tingkat pertama
Faskes tingkat pertama berfungsi sebagai faskes
dasar untuk melayani peserta yang mengalami sakit.
Faskes tingkat pertama memiliki hak untuk
memberikan peserta pelayanan awat jalan dan
pelayanan tingkat lanjut dengan membuat surat perintah
atau dokumen pengantar.
2. Fasilitas rawat jalan
.Fasilitas rawat jalan berfungsi sebagai pemberi
pelayanan rawat jalan atau pelayanan tempat tidur dan
keperluan peserta untuk penyembuhan peserta.
3. Fasilitas pelayanan tingkat lanjut
Fasilitas pelayanan tingkat lanjut berfungsi sebagai
pemberi pelayanan tingkat lanjut dalam pelayanan
kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
55
4. Fasilitas pelayanan emergency
Fasilitas pelayanan emergensi berfungsi sebagai
pemberi pelayanan emergency jika peserta mengalami
sakit darurat yang tidak tertahankan.
B. Dokumen yang digunakan
1. Identitas peserta/ kartu BPJS
Merupakan kartu BPJS yang peserta dapatkan
setelah melakukan pendaftaran dan berfungsi sebagai
kartu identitas bahwa peserta aktif sebagai peserta
BPJS.
2. Resep obat
Merupakan dokumen yang digunakan oleh faskes
tingkat pertama untuk mencatat obat yang diberikan
kepada peserta dan catat oleh kasir.
3. Surat perintah rawat inap
Merupakan dokumen yang digunakan oleh peserta
untuk menerima pelayanan rawat inap sesuai rujuk dari
faskes tingkat pertama.
4. Surat rujukan
Merupakan dokumen yang digunakan oleh faskes
tingkat pertama ataupun fasilitas rawat inap untuk
memberikan pelayanan tingkat lanjut kepada peserta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
56
5. Surat egibilitas
Merupakan dokumen yang digunakan oleh failitas
tingkat lanjut sebagai bukti bahwa fasilitas tingkat
lanjut telah memberikan pelayanan tingkat lanjut
kepada peserta.
6. Resume UGD
Merupakan dokumen yang digunakan oleh fasilitas
pelayanan emergency jika peserta termasuk kriteria
emergency.
C. Prosedur Pelayanan Rawat Jalan
1. Faskes tingkat pertama menerima kartu BPJS serta
memeriksa peserta
2. Faskes tingkat pertama akan memutuskan jika peserta
perlu diberi obat maka faskes tingkat pertama akan
menyerahkan kartu BPJS dan resep obat ke kasir. Jika
peserta tidak perlu diberi obat maka faskes tingkat
pertama akan memberikan kartu BPJS dan
memulangkan peserta.
3. Kasir menerima kartu BPJS serta resep obat,
memberikan obat, mengembalikan kartu BPJS dan
memperbolehkan peserta pulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
57
D. Prosedur Pelayanan Rawat Inap
1. Faskes tingkat pertama menerima kartu BPJS serta
memeriksa keadaan peserta.
2. Faskes tingkat pertama akan memberikan pelayanan
rawat inap jika faskes tingkat pertama memiliki fasilitas
rawat inap maka faskes tingkat pertama akan
memberikan kartu BPJS dan surat perintah rawat inap
ke fasilitas rawat inap. Jika faskes tingkat pertama
memiliki fasilitas rawat inap maka faskes tingkat
pertama akan merujuk peserta ke faskes tingkat pertama
yang memiliki fasilitas rawat inap.
3. Fasilitas rawat inap menerima kartu BPJS dan surat
perintah rawat inap serta mengarsipkannya.
4. Fasilitas rawat inap memberikan pelayanan kepada
peserta. Jika peserta sudah sembuh maka kartu BPJS
dikembalikan ke peserta dan memperbolehkan peserta
pulang. Jika peserta belum sembuh maka fasilitas rawat
inap akan menerbitkan surat rujuk, serta memberikan
surat rujuk dan kartu BPJS ke faskes tingkat lanjutan
jika diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
58
E. Prosedur Pelayanan Tingkat Lanjutan
1. Faskes tingkat lanjutan menerima kartu BPJS dan surat
rujukan dari fasilitas rawat inap, surat rujuk ini dapat
diberikan juga melalui faskes tingkat pertama.
2. Faskes tingkat lanjutan membuat dokumen surat
eligibilitas peserta dan memberikan pelayanan kepada
peserta.
3. Setelah memberikan pelayanan kepada peserta faskes
tingkat lanjutan akan mencatat surat egibilitas, surat
rujukan, dan memberikan kartu BPJS kepada peserta
dan memperbolehkan peserta untuk pulang.
F. Prosedur Pelayanan Emergency
1. Penjamin pelayanan emergensi menerima kartu BPJS
dan melakukan pengecekan kriteria emergency, jika
peserta termasuk kriteria emergency maka penjamin
pelayanan emergency melakukan pemeriksaan kepada
peserta. Jika peserta tidak termasuk kriteria emergency
maka kartu BPJS dikembalikan ke peserta dan
memperbolehkan peserta pulang.
2. Setelah dilakukan pengecekan maka Penjamin
pelayanan emergency akan memutuskan peserta perlu
dirawat inap atau tidak. Jika peserta perlu dirawat inap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
59
maka penjamin pelayanan emergency akan
membuatkan dokumen resume UGS serta memberikan
kartu BPJS dan resume UGD ke fasilitas rawat inap
alur pelayanan rawat inap sesuai dengan alur fasilitas
rawat inap. Jika peserta tidak perlu dirawat inap maka
penjamin pelayanan emergensi akan memberikan kartu
BPJS ke peserta dan memperbolehkan peserta untuk
pulang.
G. Bagian alir/ flowchart
Bagan alir sistem/ flowchart sistem pelayanan rawat
jalan, rawat inap, rujuk tingkat lanjut dan emergensi/ UGD
pada BPJS Kesehatan pada gambar berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
60
Ya
Faskes tingkat pertama
Gambar 3.10 Bagan Alir Pelayanan Rawat Jalan
Mulai
Resep obat
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Pemeriksaan
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Resep obat
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
2
Pembuatan
resep
Peserta
Tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
61
Kasir
Gambar 3.11 Lanjutan Bagan Alir Pelayanan Rawat Jalan
pulang
Resep obat
Memberikan
obat
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
2
Resep obat
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
A
Bersama dengan
penyerahan obat
Peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
62
Ya
Faskes tingkat pertama
Gambar 3.12 Bagan Alir Pelayanan Rawat Rawat Inap
Pulang Peserta
Mulai
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Pemeriksaan
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Faskes
memiliki
fasilitas rawat
inap
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Surat perintah
rawat inap
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
2
Pembuatan surat
perintah rawat inap
Tidak
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
63
Ya
Fasilitas rawat inap
Gambar 3.13 Lanjutan Bagan Alir Pelayanan Rawat Inap
Tidak
Surat rujukan
Surat perintah
rawat inap
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
2
Meterbitkan
surat rujukan
A
sembuh
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
3 pulang
Member
pelayanan rawat
inap
Peserta
Surat perintah
rawat inap
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
64
Faskes tingkat lanjutan
Gambar 3.14 Bagan Alir Pelayanan Tingkat Lanjutan
pulang
Surat egibilitas
Surat rujukan
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
3
Pembuatan surat
eligibilitas
peserta
Surat rujukan
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Memberi pelayanan
tingkat lanjut
Surat egibilitas
Surat rujukan
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
A Peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
65
Ya
Penjamin pelayanan emergency
Gambar 3.15 Bagan Alir Pelayanan Emergensi
Pembuatan
resume UGD
Mulai
Tidak
Ya
Tidak
Resume UGD
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Cek criteria
emergensi
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Pemeriksaan
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Perlu
dirawat
inap
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
1
pulang pulang
Keterangan
UGD : Unit Gawat Darurat
Peserta Peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
66
Fasilitas rawat inap
Gambar 3.16 Lanjutan Bagan Alir Pelayanan Emergensi
Tidak
Ya
Resume UGD
Surat rujukan
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
2
Dalam
perawatan
Diterbitkan
surat rujukan
A
sembuh
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
3
pulang
Keterangan
UGD : Unit Gawat Darurat
Peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
67
Faskes tingkat lanjutan
Gambar 3.17 Lanjutan Bagan Alir Pelayanan Emergensi
Peserta
Surat egibilitas
Surat rujukan
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
3
Pembuatan surat
eligibilitas peserta
Surat rujukan
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
Member pelayanan
tingkat lanjut
Surat egibilitas
Surat rujukan
Identitas peserta
BPJS/ Kartu BPJS
pulang A
Peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
68
H. Pelayanan kesehatan yang ditanggung dan tidak ditanggung
oleh BPJS Kesehatan
1. Pelayanan kesehatan yang ditanggung BPJS Kesehatan
sebagai berikut.
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi
pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup.
1) Administrasi pelayanan.
2) Pelayanan promotif dan preventif.
3) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis.
4) Tindakan medis non spesialistik, baik operatif
maupun non operatif.
5) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai.
6) Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis.
7) Pemeriksaan penunjang diagnosa laboratorium
tingkat pertama.
8) Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi
medis.
b. Pelayanan kesehatan rujuk tingkat lanjut, meliputi
pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap yang
mecakup.
1) Administrasi pelayanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
69
2) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik
oleh dokter spesialis dan subspesialis.
3) Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun
non bedah sesuai dengan indikasi medis.
4) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai.
5) Pelayanan penunjang diagnostic lanjut sesuai
dengan indikasi medis.
6) Rehabilitasi medis.
7) Pelayanan darah.
8) Pelayanan kedokteran forensic klinik.
9) Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal
setelah dirawat inap di fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, berupa
pemilasaran jenazah tidak termasuk peti mati dan
mobil jenazah.
10) Perawatan inap non intensif.
11) Perawatan inap di ruang intensif.
c. Persalinan yang ditanggung BPJS Kesehatan di Faskes
tingkat pertama maupun tingkat lanjutan adalah
persalinan sampai dengan anak ketiga, tanpa melihat
anak hidup/ meninggal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
70
d. Ambulan yang digunakan pasien rujuk dari fasilitas
kesehatan satu ke fasilitas lainnya, dengan tujuan
menyelamatkan nyawa pasien.
e. Pelayanan kesehatan Faskes gigi namun untuk saat ini
belum dapat digunakan dan menunggu keterangan lebih
lanjut dari BPJS pusat.
2. Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin
Pelayanan yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan
dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut.
a. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui
prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang
berlaku.
b. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas
kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat.
c. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program
jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera
akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja sampai
nilai yang ditanggung oleh program jaminan
kecelakaan kerja.
d. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program
jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
71
sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas.
e. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri.
f. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik.
g. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas.
h. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi).
i. Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan
obat dan/atau alkohol.
j. Gangguang kesehatan akibat sengaja menyakiti diri
sendiri, atau akibat melakukan hobi yang
membahayakan diri sendiri.
k. Pengobatan komplementer, alternative dan tradisional,
termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum
dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi
kesehatan (health technology assessment).
l. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan
sebagai percobaan (eksperiment).
m. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi dan susu.
n. Perbekalan kesehatan rumah tangga.
o. Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap
darurat, kejadian luar biasa/ wabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
72
p. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan
dengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikan.
q. Klaim perorangan.
3. 2. 2. EVALUASI SISTEM BPJS KESEHATAN
BPJS Kesehatan dalam pelaksanaannya sudah
mengusahakan semaksimal mungkin untuk dapat memberikan
pelayanan kepada peserta BPJS Kesehatan. Dari penelitian
yang penulis lakukan, penulis mendapati bahwa sistem yang
dilaksanakan dilapangan sudah berjalan. Namun dalam
pelaksanaannya masih terdapat beberapa kekurangan serta
kelebihan pada sistem BPJS Kesehatan. Berikut adalah
kelebihan dan kekurangan dari sistem BPJS Kesehatan.
A. Kelebihan sistem BPJS Kesehatan
Sistem BPJS Kesehatan yang menggadopsi sistem PT
Askes memiliki beberapa kelebihan yang mendukung
pelaksanaanya. Berikut adalah kelebihan dari penggunaan
sistem BPJS Kesehatan.
1. Setiap formulir atau dokumen yang digunakan untuk
pengambilan kartu hanya perlu menggunakan bukti
pembayaran mempermudah bagian kepesertaan untuk
melakukan pengecekan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
73
2. Sistem pelayanan kesehatan PT Askes lebih fleksibel,
sudah teruji dan dapat digunakan sebagai sistem
pelayanan kesehatan dalam melayani peserta BPJS
Kesehatan.
3. Sistem BPJS Kesehatan dapat diterapkan pada
masyakat biasa, tidak hanya peserta PNS seperti yang
diterapkan PT Askes.
4. BPJS Kesehatan dapat mempersingkat waktu dalam
melakukan adaptasi terhadap sistem yang baru.
5. Penerbitan dokumen dalam pelayanan kesehatan
diarsipkan sesuai dengan nomor urut cetak sehingga
mempermudah apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
B. Kelemahan pelaksanaan sistem BPJS Kesehatan
Dalam masa transfomasi, BPJS Kesehatan sudah
berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin
kepada peserta, namun tetap saja masih ada kelemahan
yang dialami dalam pelaksanaannya. Berikut adalah
kelemahan yang dialami oleh BPJS Kesehatan.
1. Dalam prosedur pelaksanaan pendaftaran, BPJS
mengalami kurangan staff dalam pelaksanaannya. Hal
ini membuat pelaksanaan pendaftaran menjadi
terhambat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
74
2. Bagian kepesertaan tidak dapat mengecek jumlah
pembayaran yang harus dibayar oleh peserta badan
usaha.
3. Dalam prosedur pelayanan faskes tingkat pertama
(dokter keluarga) yang melakukan pelayanan belum
cukup untuk memlayani peserta yang baru.
4. Dalam pelaksanaan prosedur pendaftaran sosialisasi
mengenai pendaftaran peserta BPJS belum merata.