bab iii analisis basis data spasial pbb eksisting dan ... · pdf filedikelola menggunakan...

12
22 Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan III.1 Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting Basis data spasial PBB menggunakan model data spasial vektor non topologi yang dikelompokkan menjadi beberapa layer. Berdasarkan Keputusan DJP nomor 533/PJ/2000, basis data spasial untuk keperluan SIG PBB terdiri dari 10 layer yaitu: bidang, bangunan, jalan, sungai, simbol, text, blok, batas kelurahan, batas kecamaatan, batas kabupaten/kota. Kemudian sejak tahun 2000, basis data spasial PBB bertambah satu layer yaitu layer batas provinsi. Struktur layer basis data spasial PBB dapat dilihat pada tabel III.1. Sedangkan model konseptualnya dapat dilihat pada gambar III.1. Tabel III.1 Struktur layer basis data spasial PBB No Nama Layer Properti 1 Bidang Tipe: polygon Border style: garis penuh Color: hitam Width: 0,17 mm 2 Bangunan Tipe: polygon Fill Pattern: 5 Foreground: 7 Border Style: garis putus-putus Color: hijau Width: 0,17 mm 3. Jalan Tipe: polyline Color: merah Linestyle: garis penuh Width : 0,17 mm 4. Sungai Tipe: polyline Color: biru Linestyle: garis penuh Width: 0,17 mm 5. Text Tipe: - Color: merah Font type: italic Width : 0,17 mm 6. Batas Blok Tipe: polygon Border style: 13 Color: biru Width : 0,25 mm 7. Batas Kelurahan Tipe : polygon Border style : garis penuh Color : hijau Width : 0,25 mm

Upload: truongthuy

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan ... · PDF filedikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. ... cara, yaitu menggunakan ... tersebut dapat dilakukan melalui

22

Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan Solusi Pemecahan Permasalahan

III.1 Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting

Basis data spasial PBB menggunakan model data spasial vektor non topologi yang

dikelompokkan menjadi beberapa layer. Berdasarkan Keputusan DJP nomor

533/PJ/2000, basis data spasial untuk keperluan SIG PBB terdiri dari 10 layer

yaitu: bidang, bangunan, jalan, sungai, simbol, text, blok, batas kelurahan, batas

kecamaatan, batas kabupaten/kota. Kemudian sejak tahun 2000, basis data spasial

PBB bertambah satu layer yaitu layer batas provinsi. Struktur layer basis data

spasial PBB dapat dilihat pada tabel III.1. Sedangkan model konseptualnya dapat

dilihat pada gambar III.1.

Tabel III.1 Struktur layer basis data spasial PBB

No Nama Layer Properti 1 Bidang Tipe: polygon

Border style: garis penuh Color: hitam Width: 0,17 mm

2 Bangunan Tipe: polygon Fill Pattern: 5 Foreground: 7 Border Style: garis putus-putus Color: hijau Width: 0,17 mm

3. Jalan Tipe: polyline Color: merah Linestyle: garis penuh Width : 0,17 mm

4. Sungai Tipe: polyline Color: biru Linestyle: garis penuh Width: 0,17 mm

5. Text Tipe: - Color: merah Font type: italic Width : 0,17 mm

6. Batas Blok Tipe: polygon Border style: 13 Color: biru Width : 0,25 mm

7. Batas Kelurahan Tipe : polygon Border style : garis penuh Color : hijau Width : 0,25 mm

Page 2: Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan ... · PDF filedikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. ... cara, yaitu menggunakan ... tersebut dapat dilakukan melalui

23

Tabel III.1 Struktur layer basis data spasial PBB (lanjutan)

No Nama Layer Properti 8. Simbol Tipe : point

9. Batas Kecamatan Tipe : polygon Border style : garis putus-putus Color : hitam Width : 1 mm

10. Batas Kabupaten Tipe : polygon Border style : garis positif Color : hitam Width : 1 mm

Gambar III.1 Model konseptual basis data spasial PBB

kota

poligon G

kecamatan

poligon G

mengandung

kelurahan

poligon G

mengandung

blok

poligon G

mengandung

jalan

garis G

sungai

garis G

simbol

titik G

berada pada

berada pada

berada pada

bidang

poligon G

berada pada

bangunan

poligon G mengandung

Keterangan simbol :

Nama entiti

Indikator topologi

Indikator koordinat X,Y

Objek spasial

Hubungan spasial

propinsi

poligon G

mengandung

Page 3: Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan ... · PDF filedikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. ... cara, yaitu menggunakan ... tersebut dapat dilakukan melalui

24

Sejak awal pengembangan SIG PBB sampai saat ini, basis data spasial PBB

dikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. Basis data tersebut disimpan

dalam server SIG yang berada di bawah Seksi Pendataan dan Penilaian di KP

PBB. Pada server SIG PBB, basis data spasial diletakkan pada Folder SIGPBB di

dalam salah satu drive yang ada pada server tersebut. Selanjutnya folder tersebut

di-share, sehingga komputer-komputer klien dapat mengakses data spasial melalui

jaringan komputer lokal. Agar komputer klien bisa digunakan untuk

menampilkan data atau mengubah data spasial maka pada komputer klien harus

diinstal perangkat lunak MapInfo. Akses terhadap basis data spasial dan atribut

pada SIG PBB dapat dilihat pada gambar III.2.

Gambar III.2 Akses terhadap basis data spasial dan atribut pada SIG PBB

Perubahan (entri) basis data spasial PBB baik penambahan, pemutakhiran ataupun

penghapusan data dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu menggunakan

aplikasi SIG PBB dan menggunakan MapInfo. Aplikasi SIG PBB digunakan

untuk melakukan perubahan data yang sifatnya rutin dan itensitasnya tinggi yaitu

data spasial bidang dan bangunan. Sedangkan MapInfo biasanya digunakan untuk

pembentukan basis data spasial baru dalam wilayah tertentu atau perubahan data

spasial lainnya selain bidang dan bangunan. Akan tetapi cara ini juga bisa

digunakan untuk melakukan perubahan data spasial bidang dan bangunan.

Page 4: Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan ... · PDF filedikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. ... cara, yaitu menggunakan ... tersebut dapat dilakukan melalui

25

MapInfo sebagai perangkat lunak pengelola basis data spasial PBB mempunyai

banyak kelemahan karena kurangnya fasilitas pada perangkat lunak tersebut.

Kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya:

tidak dapat melakukan kontrol terhadap kewenangan pemakai;

tidak ada mekanisme akses untuk banyak pemakai;

tidak mampu mengontrol kebenaran ID dan keberadaan objek data

spasial;

tidak mampu menjaga konsistensi hubungan spasial antar objek

dalam layer dan antar layer;

tidak bisa mencegah kesalahan pemilihan datum dan sistem proyeksi.

Beberapa kelemahan diatas dapat mengakibatkan berbagai permasalahan yang

dapat menganggu kegiatan operasional SIG PBB. Beberapa permasalahan diatas

terkait dengan permasalahan integritas data pada basis data spasial. Sebagian

integritas data pada basis data spasial PBB saat ini dijaga melalui aplikasi dan

pemakai SIG PBB.

III.2 Permasalahan Yang Ada

Permasalahan-permasalahan yang diakibatkan beberapa kelemahan perangkat

lunak pengelola basis data spasial PBB yang saat ini terjadi adalah:

(1). Kesalahan ID Data Spasial

Proses entri data spasial menggunakan MapInfo dilakukan melalui dua

tahapan yaitu entri objek data spasial dan entri ID-nya. Proses entri objek data

spasial biasanya dilakukan terlebih dahulu. Selanjutnya dilakukan entri ID-nya

dengan menggunakan perintah update kolom untuk mengisi bagian nilai

kolom yang sama secara bersamaan, setelah itu dilakukan perbaikan tiap-tiap

baris datanya. Contohnya untuk mengisi kolom NOP yang merupakan ID

objek pada layer bidang dilakukan update kolom sampai dengan kode

kelurahan (10 digit), setelah itu dilakukan perbaikan tiap-tiap baris dengan

menambahkan kode blok, nomor urut dan kode jenis objek pajak. Pada proses

entri ID tersebut sering terjadi pengguna SIG tidak mengisi NOP dengan

lengkap bahkan ada juga NOP yang kosong. Kejadian ini juga mungkin terjadi

Page 5: Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan ... · PDF filedikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. ... cara, yaitu menggunakan ... tersebut dapat dilakukan melalui

26

untuk entri ID data spasial lainnya, diantaranya: nomor bangunan, nama jalan,

nama sungai, kode kelurahan. Contoh kesalahan ID data spasial dapat dilihat

pada gambar III.3.

Gambar III.3 Contoh kesalahan ID data spasial (NOP < 18 digit)

(2). Objek data spasial tidak ada (null)

Proses entri data spasial menggunakan menggunakan Map Info

memungkinkan terjadinya objek data spasial yang kosong (tidak ada/null),

walaupun ID datanya sudah dientri. Hal ini terjadi ketika pengguna SIG

melakukan entri ID data terlebih dahulu tetapi tidak melakukan entri objek

data spasial. Kemungkinan lainnya adalah pengguna SIG dengan sengaja

hanya melakukan entri ID datanya saja supaya SPPT (Surat Pemberitahuan

Pajak Terhutang) bisa dicetak. Contoh data spasial yang objeknya tidak ada

(null) dapat dilihat pada gambar III.4.

Page 6: Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan ... · PDF filedikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. ... cara, yaitu menggunakan ... tersebut dapat dilakukan melalui

27

(a)

(b)

Gambar III.4 Contoh data spasial tidak ada: (a). Objek kosong (null) pada layer bidang. (b). Objek kosong (null) pada layer jalan

(3). Kesalahan jenis representasi objek

Basis data spasial PBB saat ini terdiri dari 11 layer yang masing-masing

mempunyai jenis representasi objek tertentu yaitu point (titik), polyline (garis)

dan polygon (area). Pada perangkat lunak MapInfo tidak ada fasilitas untuk

menjaga objek-objek satu layer mempunyai jenis representasi objek yang

sama. Kekurangan tersebut menyebabkan data yang dientri oleh pengguna

Page 7: Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan ... · PDF filedikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. ... cara, yaitu menggunakan ... tersebut dapat dilakukan melalui

28

SIG tidak dilakukan validasi jenis representasi objeknya, hal tersebut

memungkinkan adanya objek pada layer yang salah jenis representasi

objeknya. Misalnya representasi objek pada layer bidang yang seharusnya

polygon bisa dientri polyline karena terdapat gap/undershoot atau adanya

missing segment. Contoh kesalahan jenis representasi objek data spasial PBB

dapat dilihat pada gambar III.5.

Gambar III.5 Contoh kesalahan representasi objek bidang (terdapat duplicate line)

(4). Kesalahan penempatan objek pada layer

Kesalahan ini terjadi karena kesalahan penempatan objek pada layer saat entri

data spasial. Kesalahan penempatan objek pada layer akan sulit dideteksi

apabila terjadi pada objek-objek layer dengan jenis representasi objek yang

sama. Contoh yang saat ini masih terjadi pada basis data spasial PBB

diantaranya:

Objek jalan dan sungai berada pada layer bidang (Gambar III.6)

objek jalan berada pada layer sungai

objek bidang berada pada layer bangunan atau sebaliknya.

Page 8: Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan ... · PDF filedikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. ... cara, yaitu menggunakan ... tersebut dapat dilakukan melalui

29

Gambar III .6 Contoh kesalahan penempatan objek pada layer (jalan dan sungai berada pada layer bidang)

(5). Kesalahan hubungan spasial objek dalam satu layer dan antar layer

Objek-objek pada layer dalam basis data spasial PBB seharusnya mempunyai

hubungan spasial tertentu, baik dalam satu layer maupun antar layer. Terdapat

7 layer dalam basis data spasial PBB yang seharusnya mempunyai hubungan

spasial berupa mengandung (contain) dengan model hirarki (bertingkat).

Layer-layer tersebut adalah layer provinsi sampai dengan kelurahan diikuti

area blok, bidang dan bangunan. Contoh lain hubungan spasial yang

seharusnya terjadi pada objek-objek dalam basis data spasial PBB adalah:

objek pada layer bidang mempunyai hubungan tidak boleh berpotongan

(overlap) dengan objek pada layer bidang itu sendiri dan objek pada layer

lainnya, objek pada layer jalan dengan objek pada layer bangunan mempunyai

hubungan terpisah (disjoint) atau bersebelahan (touch).

Pada basis data spasial PBB banyak ditemukan objek-objek pada layer dengan

hubungan spasial yang tidak seharusnya, diantaranya: overlap antar objek

pada layer bidang, overlap antara objek pada layer bangunan dengan objek

pada layer bidang, objek pada layer layer bidang berpotongan dengan objek

pada layer jalan atau objek pada layer sungai. Kesalahan hubungan spasial

bisa disebabkan oleh kondisi geometri dan topologi objek, dan kesalahan

penerapan hubungan spasial objek pada satu layer atau antar layer (hubungan

spasialnya tidak logis). Contoh kesalahan hubungan spasial pada data spasial

PBB dapat dilihat pada gambar III.7.

Page 9: Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan ... · PDF filedikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. ... cara, yaitu menggunakan ... tersebut dapat dilakukan melalui

30

(a). overlap antar objek pada layer bidang

(b). Objek pada layer blok berada di luar area kelurahan

Page 10: Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan ... · PDF filedikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. ... cara, yaitu menggunakan ... tersebut dapat dilakukan melalui

31

(c). Objek pada layer bangunan melewati batas bidangnya

Gambar III.7 Contoh kesalahan hubungan spasial objek layer dalam dan antar layer

(6). Kesalahan Pemilihan Sistem Proyeksi

Sistem Proyeksi yang digunakan dalam SIG PBB adalah Universal Transverse

Mercator/UTM dengan datum DGN 1995 yang diadopsi dari WGS '84 dengan

zona sesuai lokasinya (DJP, 2000). Seringkali terjadi pengguna SIG tidak

memilih sistem proyeksi yang telah ditetapkan. Selain itu juga banyak terjadi

kesalahan penentuan zona dari sistem proyeksi UTM.

III.3 Dampak Permasalahan

Permasalahan-permasalahan diatas dapat mengakibatkan informasi yang

dihasilkan dari analisis data spasial PBB menjadi salah. Analisis tersebut bisa

dilakukan terhadap data spasial saja atau gabungan data spasial dan atribut PBB.

Beberapa contoh dampak kesalahan informasi yang dihasilkan dari basis data

spasial PBB yang saat ini terjadi, diantaranya:

1. Program geocoding (pencetakan SPPT berdasarkan data spasial) tidak

dapat dilaksanakan dengan benar.

Page 11: Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan ... · PDF filedikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. ... cara, yaitu menggunakan ... tersebut dapat dilakukan melalui

32

2. Kesalahan penentuan ZNT (Zona Nilai Tanah) terhadap bidang tertentu

yang mengakibatkan kesalahan penghitungan NJOP. Hal ini bisa terjadi

karena data spasial bidang tidak berada pada blok yang seharusnya.

3. Kesalahan penghitungan luas bidang atau bangunan berdasarkan data

spasial pada suatu wilayah tertentu karena adanya objek data spasial

yang tidak ada (null), kesalahan bentuk geometri atau kesalahan

representasi objek dari layer bidang atau bangunan.

4. Kesalahan output berbagai peta tematik (peta tematik ZNT, peta tematik

kelas tanah dan bangunan, peta tematik jenis penggunaan tanah)

5. Kemungkinan kegagalan penggabungan basis data spasial PBB mulai

dari tingkat kelurahan sampai dengan tingkat nasional karena kesalahan

registrasi sistem proyeksi dan datum yang digunakan serta kesalahan

penempatan objek pada layer.

III.4 Solusi Pemecahan Permasalahan

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada harus segera dilakukan

tindakan yang dapat menjadi solusi agar kegiatan operasional SIG PBB dapat

berjalan dengan baik. Dalam penelitian ini dicoba tindakan penerapan enterprise

rule pada basis data spasial PBB sebagai alternatif solusi pemecahan.

Pada basis data atribut enterprise rule digunakan untuk membuat model data

konseptual. Kemudian model data konseptual ditransformasikan menjadi model

data fisikal sesuai SMBD yang akan digunakan. Sehingga enterprise rule basis

data atribut bisa diterapkan ke dalam SMBD. Penerapannya secara benar dan

konsisten akan dapat menjaga semua data dalam SMBD sesuai dengan aturan-

aturannya sehingga kualitas dan integritasnya dapat terjaga (Elmasri dan Navathe,

2000).

Sampai saat ini belum ada aturan dari DJP yang secara tegas menjelaskan aturan-

aturan penanganan data spasial PBB. Aturan-aturan yang dimaksud diantarannya

mengenai definisi entitas data spasial, hubungan-hubungan entitas data spasial

dan aturan operasional terhadap entitas-entitas data spasial yang ada. Aturan-

aturan tersebut sering dikenal dengan Enterprise Rule (Prahasta, 2002). Aturan-

Page 12: Bab III Analisis Basis Data Spasial PBB Eksisting dan ... · PDF filedikelola menggunakan perangkat lunak MapInfo. ... cara, yaitu menggunakan ... tersebut dapat dilakukan melalui

33

aturan yang akan disusun dalam penelitian ini difokuskan pada basis data bukan

pada prosedur operasional penanganan data spasialnya.

Penggunaan enterprise rule terhadap basis data spasial dilakukan dalam 2 tahap

yaitu:

(1). Penyusunan enterprise rule

Berdasarkan analisis basis data spasial PBB dan permasalahan-permasalahan

yang ada dapat dibuat peraturan penanganan data spasial PBB yang baik.

Kemudian dari peraturan tersebut dilakukan penyusunan enterprise rule data

spasial PBB.

(2). Transformasi Enterprise Rule ke dalam basis data spasial

Enterprise rule yang telah disusun harus dapat diterapkan dalam pengelolaan

basis data spasial. Transformasi enterprise rule harus dapat menjaga data

sesuai aturannya pada saat proses insert, update dan delete data. Transformasi

tersebut dapat dilakukan melalui kode program pada aplikasi, pendefinisian

pada SMBD atau gabungan kedua cara tersebut. Dalam penelitian ini

penterjemahan enterprise rule dilakukan melalui pendefinisian pada SBMD

sehinga diperlukan perancangan ulang basis data spasial PBB. Alasan

pemilihan cara ini adalah (Silberschatz et. al., 2001):

memudahkan pemeliharaan basis data;

tidak tergantung dengan bahasa pemrograman tertentu;

dapat mempersingkat waktu pembangunan aplikasi.