bab iii akuntabilitas kinerja dari berbagai piranti .... bab iii.pdf · bab iii - 49 laporan...

137
BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur, tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. A. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2016 Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap IndIkator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (peformance gap).. Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement). Adapun dalam memberikan penilaian tingkat Realisasi kinerja setiap sasaran, menggunakan rumus sebagai berikut : a. Tingkat Realisasi Positif Realisasi Capaian = x 100% Target

Upload: others

Post on 26-Dec-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi

perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Perjanjian Kinerja Pemerintah

Provinsi Jawa Timur, tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri

sebagai fungsi actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat

tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan

pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya.

Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur,

terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya.

Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan

sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran

dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah

dibuat.

A. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2016

Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target

setiap IndIkator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan

penghitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (peformance gap)..

Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna

mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa yang akan

datang (performance improvement). Adapun dalam memberikan penilaian tingkat

Realisasi kinerja setiap sasaran, menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Tingkat Realisasi Positif

Realisasi Capaian = x 100% Target

Page 2: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 50 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

b. Tingkat Realisasi Negatif

Adapun rincian pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2016

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja

1 Persentase penduduk yang bekerja

95,97 95,79 99,81

2 Tingkat Pengangguran Terbuka

4,04 4,21 95,80

2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis

3 Persentase penurunan kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial

20 21,40 93,00

3 Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas

4 Angka rata-rata lama sekolah

8,8 7,11 80,80

5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

97,96 98,56 100,61

6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/ Paket B

86,7 88,14 101,66

7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

62,11 68,21 109,82

8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A

112,84 112,84 100,00

9 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/ Paket B

102,45 103,42 100,95

10 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C

80,9 81,42 101,78

Target – (Realisasi-Target) Capaian = x 100% Target

Page 3: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 51 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 4 Meningkatnya

kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)

11 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD

86,64 97,28 112,28

5 Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan

12 Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana

67,34 95,46 141,57

6 Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga

13

Persentase pemuda berprestasi yang dibina

20,73 29,02 139,9

14 Persentase atlet berprestasi yang dibina

13,73 13,95 101,6

7 Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan, termasuk tenaga medis dan non-medis secara merata

15 Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk

18,00 17,04 94,67

8 Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan

16 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

97,19 91,00 106,37

17 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup

25,61 25,82 * (2015)

99,18

9 Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal

18 Angka Harapan Hidup (AHH)

70,82 70,68 * (2015)

99,80

10 Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan

19 Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

15,00 15,00 100,00

Page 4: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 52 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 11 Meningkatnya

akseptor Keluarga Berencana (KB)

20 Persentase cakupan peserta KB aktif

65 76,84 118,21

12 Menurunnya persentase penduduk miskin

21 Persentase penduduk miskin

11,72 11,85 98,89

13 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

22 Persentase penurunan PMKS

1,42 1,38 97,18

14 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan

23

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

20 14 70,00

24 Indeks Pembangunan Gender (IPG)

69 91,77* 133,00

25 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

71,02 68,64* 96,64

15 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi

26

Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB

54,85 – 54,93

54,98* 100,20

27 Persentase koperasi aktif

80,13 88,11 110,00

16 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB)

28 Pertumbuhan Wirausaha Baru

9,25

11 118,90

17 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan

29 Rasio perputaran modal Kopwan

2,2

2,23 101,40

18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan)

30 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)

1,96 2,82 143,00

31 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%)

2,1 2,01 95,71

32 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%)

4,38 2,45* 55,94

Page 5: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 53 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 33 Pertumbuhan sub-

sektor kehutanan terhadap PDRB (%)

6,9 -9,12 -132,17

34 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%)

4,8 5,06 105,42

19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility)

35 Ketersediaan pangan (ton)

- Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula -

7.780.579 6.474.225

490.417 362.861 352.216 415.521

1.465.727 1.316.966

7.497.526 5.425.180

316.390 377.220 367.174 449.661

1.453.398 1.195.501

96,36 83,79 64,51

103,95 104,24 108,21 99,15 90,77

20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)

36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

84,40 83,36 98,76

37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th)

85,00 87,77 103,25

38 Tingkat keamanan pangan (%)

81,00 88,00 108,64

21 Meningkatnya akses pangan (food access)

39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/CV)

<10 2,98 100,00

22 Meningkatnya volume ekspor dalam dan luar negeri

40 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%)

9,54 5,81 61,81

23 Meningkatnya kontribusi sektor industri

41 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%)

6,6 4,51 68,33

24 Meningkatnya kunjungan wisata

42 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

368.626 618.536 167,80

43 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara

45.824.051

54.565.006 119,07

Page 6: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 54 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 25 Meningkatnya

kuantitas dan kualitas seni budaya lokal

44

Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman

205

212 103,41

45 Indeks Kepuasan thd penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur

79

80 101,26

26 Meningkatnya jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah

46

Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)

61.72 24,09 39,67

47

Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)

49.38 37,34 75,61

48

Jumlah nilai realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)

41.40 26,57 64,17

49

Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)

42.92 46,33 107,94

50 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas (trilyun rupiah)

94.28 82,14 87,12

27 Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara

51 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%)

88,60 88,87 100,30

52 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan (%)

57,90 57,90 100,00

53 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan

47,00 47,36 100,76

54 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan

43,00 43,50 101,16

Page 7: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 55 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 55 Persentase kabupaten/

kota berpredikat Wahana Tata Nugraha

55 78,95 143,55

56 IKM terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang

81 77,91 96,19

28 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi

57 Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih

63,69 72,06 112,06

58

59

60

61

Persentase KK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah Persentase KK yang mendapatkan pelayanan drainase perkotaan Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan Persentase rusun terbangun

65,97

82,12

85,48

49,11

65,31

41,61

71,97

39,76

98,99

50,67

84,19

80,96

29 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air

62 Luas areal layanan irigasi (ha)

98,02 98,04 100,02

63 Rasio/ kinerja jaringan irigasi

68,40 68,50 100,15

64 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku

87,89 87,78 99,87

65 Persentase Penurunan luas genangan banjir

75,73 72,73 104,12

30 Meningkatnya infrastruktur & ketersediaan energi

66 Rasio ketersediaan listrik

72,53 88,79 122,00

67 Persentase rumah tangga pengguna listrik

99,61 99,87 100,26

31 Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi

68 Luas konservasi kawasan hutan (ha)

10.000 10.326 103,00

Page 8: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 56 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 32 Meningkatnya

sumber mata air terkonservasi

69 Jumlah sumber mata air yang terkonservasi (titik)

5 6 120,00

33 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut

70 Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air

33 39 118,18

34 Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

71 Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2)

4 4,29 107,23

35 Terwujudnya perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang

72

Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun Jumlah rencana rinci tata ruang Kabupaten/ Kota Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang

69,23 70,27 101,50

73

74

75

7

25

75

15

63,63

100

214,28

254,52

133,33

36 Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyeleng-garaan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik

76 Jumlah SKPD provinsi yang melaksanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)

71 99 139,00

Page 9: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 57 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 37 Meningkatnya

transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah

77 Hasil EKPPD ST ST Tercapai

38 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan

78 Penilaian SAKIP A A* Tercapai

39 Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya

79 Jumlah raperda inisiatif dewan

3 10 333,33

40 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah

80 Opini BPK

WTP WTP Tercapai

41 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas

81 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan

20 20,41 102,00

Page 10: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 58 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 42 Mewujudkan

sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana

82 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%)

100 100 100,00

43 Meningkatnya fasilitas layanan keagamaan

83 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk

5,46 4,11 75,27

44 Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama

84 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani

100 100 100,00

45 Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib

85 Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

100 100 100,00

46 Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial

86 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

100 100 100,00

47 Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM

87 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti

100 100 100,00

48 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum

88 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar

910 901 99,01

Page 11: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 59 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

B. EVALUASI DAN ANALISIS REALISASI KINERJA

Pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan

dan sasaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 disajikan sebagai berikut :

1. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan

Tujuan Pertama Meningkatkan Perluasan Lapangan Kerja.

Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan I

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI Th. 2015

(n-1) Th. 2016

(n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja

1 Persentase penduduk yang bekerja

95,97 95,53 95,79

2 Tingkat Pengangguran Terbuka

3,92 4,47 4,21

2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis

1 Persentase penurunan perkara perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial

20 15,11 21,40

Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI

Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja

1 Persentase penduduk yang bekerja

96,27 95,79 99,50

2 Tingkat Pengangguran Terbuka

3,73 4,21 83,06

Page 12: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 60 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis

1 Persentase penurunan perkara perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial

85,41 21,40 25,05

Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI

Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja

1 Persentase penduduk yang bekerja

95,79 94,40 + 1.39 (positif)

2 Tingkat Pengangguran Terbuka

4,21 5,61 + 1.40 (positif)

2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis

1 Persentase penurunan perkara perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial

21,40 - -

Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI

Salah satu Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah

penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka). Berdasarkan hasil Survey

Angkatan Kerja (Sakernas) BPS pada Tahun 2016, TPT Jawa Timur turun dari

semula 4,47% di tahun 2015 menjadi 4,21% di tahun 2016. Adapun kondisi-kondisi

yang menjadi penyebab turunnya TPT dan perkara perselisihan hubungan industrial

di Jawa Timur antara lain:

a. Jumlah angkatan kerja di Jawa Timur pada Agustus 2016 berkurang sebanyak

324.681 orang menjadi 19.950.000 orang dibandingkan jumlah angkatan kerja

pada Agustus Tahun 2015 yang mencapai 20.274.681 orang. Sedangkan jumlah

penduduk Jawa Timur yang bekerja pada Bulan Agustus 2016 juga turun

menjadi 19.110.000 orang atau berkurang 266.777 orang dibandingkan Agustus

Tahun 2015 yang mencapai 19.367.777 orang;

Page 13: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 61 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

b. Pekerja yang berstatus buruh/karyawan/pegawai meningkat dari 32,94 persen di

Agustus 2015 menjadi 34,13 persen pada Agustus 2016 sedangkan Proporsi

penduduk Jawa Timur yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu turun 2,93

persen menjadi 5,60 juta orang pada Agustus 2016 dibanding periode yang

sama di tahun 2015;

c. Terjadi kenaikan penduduk yang bekerja di 5 (lima) sector lapangan pekerjaan

utama, yaitu sector Industri, transportasi, keuangan, pertambangan dan sector

listrik, air serta gas. Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada 4 (empat)

sektor, yaitu sektor pertanian, konstruksi, perdagangan dan jasa

kemasyarakatan;

d. Secara umum Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan berbagai upaya

untuk menurunkan TPT, melalui pengaktifan program “AYO KERJA” berbasis

website, pelaksanaan rutin bursa kerja yang bekerja sama dengan perusahaan

dari Provinsi Jawa Timur maupun dengan Luar Provinsi, pendampingan lulusan

baru oleh Tenaga Suka Rela dari perusahaan, serta penyesuaian kurikulum BLK

yang berbasis kebutuhan daerah;

e. Untuk Perselisihan Hubungan Industrial, yang masuk pada Pengadilan

Hubungan Industrial pada PN Surabaya dan ke Pengadilan Hubungan Industrial

pada Pengadilan Negeri Gresik untuk tahun 2016 sebanyak 191 kasus dan

selesai diputus sejumlah 151 kasus. Sedangkan untuk tahun 2015 kasus yang

masuk sebanyak 243 kasus dan selesai diputus sejumlah 189 kasus. Sehingga

terjadi penurunan jumlah kasus sebesar 52 kasus (21,40%) dan peningkatan

keberhasilan penyelesaian kasus sebesar 1,06%;

f. Meningkatnya pemahaman para pihak pelaku hubungan industrial yaitu

pengusaha dan para pekerja terhadap peraturan perundang-undangan di bidang

ketenagakerjaan;

g. Digalakkannya upaya pembentukan Lembaga Kerjasama Bipartit, serta

penyelenggaraan bimbingan teknis, sosialisasi dan pelatihan-pelatihan yang

terkait dengan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, sehingga pekerja

dan pengusaha yang bermasalah dapat melalukan perundingan bipartite

sehingga tercapai kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian bersama (PB);

Page 14: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 62 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

h. Adanya forum komunikasi dan konsultasi mediator Hubungan Industrial dalam

rangka mendorong penyelesaian perselisihan hubungan industrial secara

musyawarah mufakat.

Terkait belum tercapainya kinerja penurunan pengangguran dan sebagai

langkah peningkatan capaian kinerja penyelesaian hubungan insdustrial pada tahun

yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Memperluas jejaring kerjasama informasi bursa kerja dengan pihak-pihak yang

berkontribusi tinggi terhadap penyediaan peluang kerja (dunia industri, asosiasi

profesi, satuan pendidikan menengah dan perguruan tinggi) secara online

sehingga info peluang kerja di sektor formal semakin terbuka, banyak dan

mudah diakses pencari kerja, serta mengoptimalkan inovasi pelayanan

penempatan “AYO KERJA”;

b. Meningkatkan pembinaan kepada Kab./Kota untuk lebih mengefektifkan

pelayanan dan pendataan penempatan tenaga kerja dari pencari kerja umum

maupun alumni dari dunia pendidikan/alumni pelatihan;

c. Penyelenggaraan Bursa Kerja Bulanan, Pekan Pasar Kerja di bulan September

(2 bulan pasca kelulusan), serta Bursa Kerja Bersama dengan Provinsi lain;

d. Revitalisasi UPT Pelatihan Kerja (BLK) melalui upgrading Instruktur, penyusunan

kurikulum berbasis kebutuhan, dan modernisasi peralatan pelatihan guna

mendukung program-program pelatihan kerja;

e. Mengoptimalkan penempatan tenaga kerja di sektor formal melalui AKL (Antar

Kerja Lokal), AKAD (Antar Kerja Antar Daerah), AKAN (Antar Kerja Antar

Negara) dan AKSUS (Antar Kerja Khusus) serta perluasan kerja di sektor

informal, termasuk penciptaan wirausaha baru;

f. Peningkatan koordinasi dan membangun mitra kerja melalui Forum Komunikasi

Jejaring Pemagangan (FKJP) di setiap Kabupaten/Kota untuk meningkatkan

pemagangan mandiri, dengan melibatkan unsur asosiasi perusahaan, industri,

lembaga pelatihan kerja, dinas yang menangani ketenagakerjaan ; termasuk

upaya untuk peningkatan program magang ke luar negeri (Jepang);

Page 15: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 63 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

g. Meningkatkan fungsi LKS Bipartit untuk menciptakan harmonisasi hubungan

industrial dan iklim ketenagakerjaan yang kondusif, menjamin keberlangsungan

usaha dan peningkatan kesejahteraan karyawan/buruh, serta mencegah

terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerja;

h. Membekali tenaga kerja ter-PHK melalui Program Alih Kerja atau Alih Profesi,

bimbingan kerja, serta orientasi kewirausahaan.

Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur, output-output

dari berbagai program/kegiatan tersebut saling mendukung dan harus dilaksanakan

secara terpadu/terintegrasi sehingga memberikan dampak secara langsung maupun

tidak langsung terhadap penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka). Indikator

kinerja yang meliputi penduduk yang bekerja dan penurunan TPT bukanlah

merupakan indikator khusus ketenagakerjaan, karena capaiannya dipengaruhi oleh

berbagai faktor penyebab maupun intervensi eksternal di luar sektor

ketenagakerjaan. Mengingat masalah pengangguran dan kesempatan kerja bukan

hanya merupakan masalah ketenagakerjaan dikarenakan penciptaan kesempatan

kerja berada pada seluruh sektor lapangan usaha, maka sumbangan dari intervensi

program/kegiatan di SKPD sektoral lainnya yang berkontribusi terhadap

penciptaan kesempatan kerja maupun pertumbuhan investasi sangat

diperlukan.

Page 16: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 64 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

2. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan

Tujuan Kedua Meningkatkan Pemerataan, dan Perluasan Akses

Pendidikan.

Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan II

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas

1. Angka rata-rata lama sekolah

8.8 8,7 7,11*

2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

97.96 98,35 98,56

3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B

86.7 87,64 88,14

4.

Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

62.11 65,83

68,21

5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A

112.84 112,79 112,84

6. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B

102.45 102,90 103,42

7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C

80,9 79,14 81,42

2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)

1. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD

86.64 79,58 97,28

3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan

1. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana

67.34 88,32 95.46

4. Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga

1.

Persentase pemuda berprestasi yang dibina

60,00 43,33 57,77

2. Persentase atlet berprestasi yang dibina

51,00 39,78 63,14

Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim

Page 17: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 65 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya

akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas

1. Angka rata-rata lama sekolah

9,1

7,11* 78,13

2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

98,1

98,56 100,25

3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B

87,36

88,14 100,32

4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

64,9

68,21 101,43

5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A

113,1

112,84 99,72

6.

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B

103,11

103,42 99,79

7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C

83,44 81,42 94,84

2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)

1. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD

86,97

97,28 91,50

3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan

1. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana

99,34 95.46 88,91

4. Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga

1.

Persentase pemuda berprestasi yang dibina

75 57,77 77,03

2. Persentase atlet berprestasi yang dibina

63

63,14 100,22

Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim

Page 18: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 66 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya

akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas

1. Angka rata-rata lama sekolah

7,11* 7,83 (-)

2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

98,56 93,38 (+)

3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B

88,14 81,01 (+)

4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

68,21 59,10 (+)

5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A

112,84 108,00 (+)

6. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B

103,42 100,72 (+)

7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C

81,42 76,45 (+)

2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)

1. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD

97,28 70,06 (+)

3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan

1. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana

95.46 85.60 (+)

4. Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga

1.

Persentase pemuda berprestasi yang dibina

57,77

2. Persentase atlet berprestasi yang dibina

63,14

Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim

Page 19: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 67 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang

mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi

penyebab antara lain :

a. Peningkatan akses dan pelayanan pendidikan melalui jalur formal, seperti

Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), dan bentuk lain yang

sederajat; juga jalur pendidikan non-formal berbentuk Kelompok Bermain, Taman

Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat; serta informal berbentuk

pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan,

dalam rangka membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi

anak secara optimal agar memiliki kesiapan memasuki jenjang pendidikan

selanjutnya;

b. Pemberian bantuan pendidikan tepat sasaran, baik Biaya Operasional Sekolah

(BOS) jenjang SD/MI dan SMP/MTs maupun Biaya Operasional Manajemen

Mutu (BOMM) dan Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM) pada jenjang

SMA/MA serta SMK yang memberikan dampak bertambahnya jumlah siswa

yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga dapat

mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan angka partisipasi kasar

maupun angka partisipasi murni;

c. Penyelenggaraan SMK Mini di Pondok Pesantren, penyelenggaraan kelas

wirausaha, praktek industri luar negeri merupakan upaya Pemerintah Provinsi

Jawa Timur dalam mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja terampil dan

memperhatikan kemampuan serta kondisi ekonomi masyarakat;

d. Adanya pemberian beasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

kepada guru dapat meningkatkan prosentase guru dengan kualifikasi lebih dari

atau sama dengan D4/S1. Sesuai dengan PP Nomor 19/2005 Pasal 28 ayat (1),

pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Ayat (2) kualifikasi akademik

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang

harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau

Page 20: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 68 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah

peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi

telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mendukung dan bekerjasama dengan pihak swasta baik tingkat pusat maupun

daerah untuk membangun pendidikan anak usia dini berupa bantuan dana,

supervisi, pembinaan guru dan sosialisasi acuan pembelajaran yang lebih

intensif di jenjang PAUD;

b. Meningkatkan dan mengembangkan secara bertahap Wajib Belajar Pendidikan

Menengah 12 Tahun sebagai kelanjutan dari Program Wajib Belajar Pendidikan

Dasar 9 Tahun;

c. Meningkatkan kualitas pendidikan pondok pesantren melalui progam Bantuan

Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta yang lebih dikenal

dengan BOSDA Madin;

d. Meningkatkan rasio jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dibanding

Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan perbandingan 70:30, untuk

menyiapkan tenaga kerja terampil berpendidikan menengah. Pengembangan

bidang keahlian SMK disesuaikan kebutuhan lapangan kerja, didukung

kerjasama dengan dunia usaha dan industry;

e. Menghilangkan hambatan administratif pemberian bantuan bagi sekolah umum,

sekolah agama, sekolah kejuruan dan sekolah khusus;

f. Meningkatkan dan mengembangkan penyediaan tambahan fasilitas dan program

antara (bridging program) bagi lulusan sekolah kejuruan untuk melanjutkan ke

jenjang pendidikan tinggi.

Page 21: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 69 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

3. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan

Tujuan Ketiga Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat.

Tabel 3.8 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan III

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya

sarana dan ketersediaan tenaga medis secara merata

1. Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk

18.00 17.14 17.04

2. Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan

1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

97.19 89.6 91.00

2. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup

25.61

25.82 25.82* (2015)

3. Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal

1. Angka Harapan Hidup (AHH)

70.82

70.68 70.68* (2015)

4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan

1. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

15.00 6.00 15.00

5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB)

1 Persentase cakupan peserta KB aktif

65 76,70 76,84

* Angka Perhitungan Tahun 2015 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim

Page 22: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 70 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tabel 3.9 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya sarana

dan ketersediaan tenaga medis secara merata

1. Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk

24 17,04 71

2.

Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan

2. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

97,10 91,00 106,28

3. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup

22,12 25,82* 83,27

3. Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal

1. Angka Harapan Hidup (AHH)

71,18 70,68 99,29

4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan

2. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

100 15 15

5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB)

1 Persentase cakupan peserta KB aktif

67 76,84 114,69

* Angka Perhitungan Tahun 2015 Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim

Tabel 3.10 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya

sarana dan ketersediaan tenaga medis secara merata

1. Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk

17,04 -* -*

2.

Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan

1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

91,00 -* -*

Page 23: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 71 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 2. Angka Kematian

Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup

25,82* -* -*

3. Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal

1. Angka Harapan Hidup (AHH)

70,68* -* -*

4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan

1. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

15 -* -*

5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB)

1 Persentase cakupan peserta KB aktif

76,84% 74,79% + 2,05%

* AKB dan AHH adalah data capaian Tahun 2015 dan data Realisasi Nasional belum tersedia Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim

Berdasarkan data capaian tersebut di atas, permasalahan utama dari urusan

kesehatan adalah:

1. Masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi;

2. Masih tingginya masalah kesehatan akibat penyakit menular dan tidak menular;

3. Belum optimalnya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;

4. Belum optimalnya pelaksanaan jaminan kesehatan;

5. Penyebaran tenaga kesehatan yang belum merata.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah

peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi

telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Dalam rangka menyeimbangkan penyebaran tenaga kesehatan yang belum

merata adalah dengan memastikan kembali implementasi Perda Provinsi Jawa

Timur No 7 Tahun 2014 dan Pergub Jawa Timur No 74 Tahun 2015;

Page 24: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 72 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui upaya

Kelembagaan forum Penakib di Provinsi, Pengembangan forum Penakib di

Kab/Kota, Pengembangan rumah tunggu lahiran, Penguatan jejaring sistem

rujukan maternal dan neonatal di Kab/Kota, Surveillans kesehatan anak dan

kematian ibu, melaksanakan Audit maternal perinatal, Penguatan keterlibatan

masyarakat pada program KIA melalui P4K dan menjamin ketersediaan buku

KIA, buku pintar KIA bagi Calon Pengantin;

3. Sebagai upaya meningkatkan Angka Harapan Hidup, untuk mengatasi masih

tingginya masalah kesehatan akibat penyakit menular dan tidak menular akan

dilaksanakan upaya Desentralisasi ARV ke Kab/kota dan implementasi layanan

ARV di Puskesmas, Aktivasi layanan tes HIV di seluruh UPT RSU dan

RSP/kusta, Penyediaan logistik untuk pengendalian Tuberkulosis, penguatan

keterlibatan UPT dalam program, peningkatan keterlibatasan semua stakeholder,

peningkatan mutu program dengan menjaga mutu Lab, penguatan jejaring lab

dan pendampingan RS Sub Rujukan TB MDR, Penguatan kapasitas petugas,

deteksi dini melalui penemuan secara aktif berbasis keluarga melalui Gerakan

Cinta Keluarga, Penguatan seluruh stakeholder untuk menghilangkan stigma

dengan melibatkan orang yang pernah menderita kusta, membentuk Posbindu di

masyarakat yang sampai saat ini sudah terbentuk 3884 Posbindu;

4. Terkait belum optimalnya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, Pemerintah

Provinsi Jawa Timur akan memberlakukan kebijakan akreditasi terhadap

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, untuk meningkatkan pelayanan yang

berkualitas kepada masyarakat;

5. Sebagai upaya pengoptimalan pelaksanaan jaminan kesehatan, akan dilakukan

release rencana pembiayaan yang baru pasca Pencabutan Perda No 4 Tahun

2009 dengan fokus Rencana Integrasi Oleh Daerah dan rencana Pembiayaan

Provinsi yang diatur dalam PERDA N0. 1 Th. 2016 tentang Sistem kesehatan

Provinsi;

Page 25: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 73 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

4. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan

Tujuan Ke-4 Mempercepat dan Memperluas Penanggulangan Kemiskinan.

Tabel 3.11 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan IV

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menurunnya

persentase penduduk miskin

1 Persentase penduduk miskin

11,72 12,28 11,85

2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

1 Persentase penurunan PMKS

1,42 1,35 1,8

3 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan

1

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

20 26 14

2

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

69 91,07 91,77*

3 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

71,02 68,41 68,64*

*) Realisasi IPG dan IDG tahun 2016 adalah estimasi dari rata-rata capaian periodik tahun 2011 s/d 2015 Sumber Data: BPS

Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menurunnya

persentase penduduk miskin

1 Persentase penduduk miskin

10,19 11,85 83,71

2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

1 Persentase penurunan PMKS

7,22 1,38 19,11

3

Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan

1

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

20 14 70

2

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

70,83 91,77* 129,56

3 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

72,89 68,64* 94,17

*) Realisasi IPG dan IDG tahun 2016 adalah estimasi dari rata-rata capaian periodik tahun 2011 s/d 2015 Sumber Data: BPS

Page 26: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 74 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tabel 3.13

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menurunnya

persentase penduduk miskin

1 Persentase penduduk miskin

11,85 10,7 (-)

2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

1 Persentase penurunan PMKS

1.38 -* -

3

Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan

1

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

14 - -

2

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

91.77* 91.03 (+ 2.79)

3 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

68.64* 70.83 (- 2.19)

*) Realisasi IPG dan IDG tahun 2016 adalah estimasi dari rata-rata capaian periodik tahun 2011 s/d 2015

Sumber Data: BPS

Berdasarkan data resmi statistik bahwa penduduk miskin di Jawa Timur

mencapai 4, 63 juta jiwa dari total jumlah penduduk yang mencapai 40 juta jiwa per

September 2016, secara persentase penduduk miskin turun dari 12,28 % per

September 2014 menjadi 12,05 % pada Maret 2016 dan turun kembali menjadi 11,85

% pada September 2016 atau turun sekitar 64,77 ribu jiwa dari 4,70 juta jiwa pada

Maret 2016 menjadi 4,63 juta jiwa pada September 2016.

Jumlah penduduk miskin Provinsi Jawa Timur terus menurun, walaupun masih di

bawah angka nasional, tetapi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang

memberikan kontribusi penurunan penduduk miskin terbesar kedua sebesar 72.670

jiwa atau sebesar 10,62% dari penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional.

Meskipun laju penurunan jumlah penduduk miskin Jawa Timur cenderung mulai

melambat. Perlambatan penurunan jumlah penduduk miskin sulit dihindari pada saat

persentase penduduk miskin mulai mendekati angka 10%, karena berhadapan

dengan hardcore poverty, atau disebut juga keraknya kemiskinan, ultra-poor, atau

extreme poor, yakni kelompok paling miskin di antara orang miskin (the poorest of

Page 27: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 75 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

the poor), paling tidak berdaya, dan sulit dijangkau. Culture of poverty yang

membangun hardcore poverty diduga sangat kuat bertahan di sebagian kelompok

masyarakat, dan ini sangat tidak mungkin hanya diselesaikan oleh pemerintah tanpa

keterlibatan kuat kelompok civil society.

Dalam rangka penurunan penduduk miskin di Jawa Timur, sebagai langkah

peningkatan capaian kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi

telah melakukan berbagai upaya program/kegiatan yang diarahkan pada kelompok

tersebut dan memastikan bahwa mereka inklusif dalam setiap proses pembangunan

yang dilakukan, menjamin bahwa rumah tangga miskin menjadi bagian dari

pelaksana pembangunan.

Salah satu kegiatan prioritas penanggulangan kemiskinan adalah Jalan Lain

Menuju Mandiri dan Sejahtera (Jalin Matra) yang mampu memberikan kontribusi

terhadap penurunan rumah tangga miskin, yaitu berdasarkan Basis Data Terpadu

PPLS 2011 dan PBDT Tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), telah terjadi penurunan jumlah rumah tangga

miskin yang berada pada tingkat kesejahteraan 10% terendah (Desil 1) sebesar

134.692 rumah tangga, yaitu dari sebesar 1.230.042 rumah tangga (berdasarkan

data PPLS 2011) menjadi sebesar 1.095.350 rumah tangga (berdasarkan data PBDT

2015).

Rancangan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2017 dilakukan secara

integral dengan melibatkan OPD terkait, Program Jalin Matra tidak hanya

memberikan bantuan uang untuk modal usaha kepada rumah tangga miskin tetapi

juga memberikan pelatihan-pelatihan pasca program agar rumah tangga miskin

dapat mengembangkan usaha, hal ini dilakukan melalui kerjasama dengan beberapa

OPD seperti Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta

beberapa Perguruan Tinggi seperti Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga dan

Universitas Negeri Malang.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur tetap memprioritaskan Program Pemberdayaan

Masyarakat di Perdesaan seperti Program Jalin Matra dimana selama Tahun 2014

s/d 2016 mampu memberikan lapangan pekerjaan baru bagi 312 Pendamping

Kabupaten dan 4.226 Pendamping Desa, memberdayakan 1.963 Kader PKK

sebagai Pendamping Desa sekaligus sebagai “Mother Care” layaknya sosok orang

Page 28: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 76 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

tua yang mampu melindungi dan memupuk semangat rumah tangga miskin untuk

berjuang bersama sama keluar dari kemiskinan, serta mampu menumbuhkan usaha

baru bagi 29.726 Kepala Rumah Tangga Perempuan (KRTP), 24.191 Rumah

Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang bergerak dibidang peternakan, perikanan,

perdagangan, pertanian, ketrampilan dan jasa. Oleh karena itu kebijakan Pemerintah

Provinsi Jawa Timur terhadap upaya percepatan penurunan kemiskinan tetap

dilakukan melalui alokasi APBD Pemerintah Prov. Jatim Tahun 2017 yang tetap

memprioritaskan Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan seperti Jalin

Matra yang mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan bantuan permodalan kepada UMKM serta mendorong urbanisasi

profesi bagi petani menuju industri primer.

Sedangkan tentang penurunan PMKS, diketahui hal-hal utama yang menjadi

penyebab ketidakberhasilan penurunan jumlah PMKS di Jawa Timur antara lain:

a. Kurang sinkronnya kebijakan Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah

Kabupaten / Kota dalam memberikan penanganan terhadap PMKS;

b. Lemahnya SDM Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan peningkatan Realisasi

kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Melakukan penguatan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam

penanganan terhadap PMKS;

b. Melakukan peningkatan koordinasi dengan Kementerian Sosial RI dalam

memperluas jangkauan pelayanan terhadap PMKS;

c. Mendorong Bidang dan UPT di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur

untuk membuat inovasi-inovasi pelayanan terhadap PMKS;

Berkaitan dengan Pemberdayaan Gender, diketahui beberapa hal berikut:

a. Lemahnya koordinasi lintas program dalam mewujudkan KB yang responsive

Gender;

b. Kurang adanya kemampuan perempuan untuk setara dengan laki-laki serta

kurangnya pemahaman terhadap arti, tujuan, dan arah pembangunan yang

responsif gender;

Page 29: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 77 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

c. Dengan adanya metodologi penghitungan yang baru, interpretasi angka IPG

berubah. Interpretasi angka IPG tidak lagi di perbandingkan dengan angka IPM.

Angka IPG berdiri sendiri. Semakin besar angka IPG, dan mendekati nilai 100

(seratus) maka capaian Pembangunan Gender semakin baik. Nilai 100

memberikan gambaran bahwa hasil pembangunan antara laki-laki dengan

perempuan sudah setara. Sebaliknya jika angka IPG semakin jauh dengan nilai

100, maka semakin terjadi ketimpangan pembangunan antara laki-laki dengan

perempuan. IPG metode baru merupakan perbandingan rasio capaian IPM

perempuan terhadap rasio capaian IPM Laki-laki, pada tahun 2015 IPM

perempuan Prov. Jatim sebesar 66,78 terhadap rasio capaian IPM Laki-laki

sebesar 73,31 (sumber: Buku Pembangunan Manusia Berbasis Gender Tahun

2016) sehingga Kesetaraan dan Keadilan Gender belum terwujud.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah

peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi

telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menggugah kesadaran dan komitmen stakedolder 38 Kab/Kota di Jawa Timur

sebagai upaya revitalisasi program KB di Jawa Timur.

b. Melakukan kegiatan review dan pendampingan pada SKPD Provinsi,

Kabupaten/Kota Jawa Timur agar mengoptimalkan integrasi gender kedalam

dokumen perencanaan, pengganggaran di semua sektor pembangunan hingga

menjadi Anggaran Responsif Gender sebagai upaya untuk mewujudkan

Kesetaraan dan Keadilan Gender.

c. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran perempuan melalui pendidikan dan

pelatihan agar dapat meningkatkan rasa percaya diri perempuan pada

kemampuan mereka sendiri untuk bersaing dengan laki-laki.

Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut,

program/kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung bagi pencapaian

kinerja organisasi adalah Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan

Gender dan Anak. Hal tersebut dikarenakan program/kegiatan tersebut dapat

memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat.

Page 30: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 78 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

5. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan

Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan

Tujuan ke-5 Meningkatkan Aktivitas Ekonomi dan Kualitas Kelembagaan

UMKM dan Koperasi. Tabel 3.14

Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan V 1. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi

1 2

Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%) Persentase koperasi aktif

54,85 – 54,93

80,13

54,98

88,10

54,98*

88,11

2 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB)

1 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%)

9,25

10,00 11,00

3 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan

1 Rasio perputaran modal Kopwan

2,20

2,10 2,23

*) data realisasi tahun 2015

Sumber Data: BPS diolah

Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi

1

2

Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%) Persentase koperasi aktif

55,11

81,03

54,98*

88,11

99,8

108,7

2 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB)

1 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%)

10 11 110

3 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan

1 Rasio perputaran modal Kopwan

2,5 2,23 89,2

*) data realisasi tahun 2015

Sumber Data: BPS diolah

Page 31: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 79 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi

1

Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%)

54,98* n/a n/a

2 Persentase koperasi akti

88,11 n/a n/a

2 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB)

1 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%)

11 n/a n/a

3 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan

1 Rasio perputaran modal Kopwan

2,23 n/a n/a

*) data realisasi tahun 2015

Sumber Data: BPS diolah

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja

yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang

menjadi penyebab keberhasilan antara lain :

a. Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengembangkan koperasi dan

UKM di berbagai sektor usaha melalui tiga strategi utama, yakni yaitu aspek

produksi, aspek pembiayaan, dan aspek pasar. Dari aspek produksi, strategi

yang ditempuh diantaranya adalah pengembangan Business Development

Centre (BDC) yang sampai sekarang menjangkau 13 layanan (menjadi salah

satu top 99 inovasi pelayanan publik Kemenpan RB tahun 2016) dan

peningkatan produktivitas UKM (magang ke profesional UKM ekspor). Lalu dari

aspek pembiayaan, strategi yang ditempuh salah satunya adalah dengan skim

pembiayaan linkage program model “loan agreement”. Kemudian dari aspek

pasar, strategi yang ditempuh antara lain melalui fasilitasi pemasaran melalui

Cooperative Trading House (CTH) yang bertujuan meningkatkan akses pasar

baik dalam negeri maupun pasar ekspor dan meningkatkan jaringan usaha

produk koperasi dan UMKM anggotanya yang berbasis agro industri serta

penguatan akses pasar melalui Gedung Galeri Batik dan Galeri Cinderamata.

Page 32: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 80 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

b. Dukungan alokasi anggaran bagi pengembangan koperasi dan UMKM di Jawa

Timur yang cukup besar, serta dukungan dari stakeholder (gerakan koperasi,

dekopin dan pihak perguruan tinggi, dsb) dan koordinasi yang baik antar

Kabupaten/Kota dalam pengembangan dan pemberdayaan Koperasi dan UMKM

di Jawa Timur.

Adapun hal-hal yang menjadi penyebab kekurangberhasilan yang merupakan

tantangan ke depan antara lain:

a. Pertumbuhan jumlah anggota koperasi tidak sesuai target karena pada tahun

2016 beberapa koperasi yang tidak aktif di jawa timur telah dibubarkan, sehingga

mengurangi jumlah anggota koperasi secara agregat.

b. Program pengembangan koperasi baru dari pemerintah daerah juga tidak terlalu

banyak bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

c. Produk KUKM yang kurang bersaing dengan produk industri besar, terutama dari

aspek packaging.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah

peningkatan capaian kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi

telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengoptimalkan peran Business Development Centre (BDC) dan Cooperative

Trading House (CTH) dalam meningkatkan aspek produksi dan pemasaran

produk KUKM.

b. Melakukan pendataan terhadap koperasi – koperasi yang kurang aktif, untuk

kemudian dilakukan pembubaran bagi koperasi yang benar – benar tidak aktif.

c. Menyesuaikan indikator kinerja serta target berkenaan dengan

diimplementasikannya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

yang berimplikasi pada pembagian kewenangan.

Page 33: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 81 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

6. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan

Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan

Tujuan ke-6 Meningkatkan Produktivitas Pertanian.

Tabel 3.17 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan VI

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan)

1 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)

1,96 3,39 2,82

2 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%)

2,1 2,12 2,01

3 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%)

4,38 2,01 2,45

4 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB (%)

6,9 4,43 -9,12

34 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%)

4,8 5,71 5,06

Sumber Data: BPS Tabel 3.18

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya nilai

tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan)

1 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)

2,05 2,82 137,5

2 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%)

3,1 2,01 64,83

3 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%)

4,58

2,45 53,49

Page 34: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 82 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6)

4 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB (%)

7,2 -9,12 -126,67

5 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%)

5,3 5,06 95,47

Sumber Data: BPS

Tabel 3.19

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya nilai

tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan)

1 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB

2,82 2,67 (-)

2 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB

2,01 n/a n/a

3 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB

2,45 4,33* (-)

4 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB

-9,12 n/a n/a

5 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB

5,06 n/a n/a

Sumber Data: Pusdatin Kementerian Pertanian

Pertumbuhan ekonomi kategori pertanian, kehutanan dan perikanan tahun 2015

adalah sebesar 3,44 persen di mana pada kategori lapangan usaha tersebut, Sub

sektor perikanan memiliki pertumbuhan tertinggi diantara sub sektor lainnya yakni

sebesar 5,58 persen atau mencapai 118,72 persen dari target yang telah ditetapkan

yakni 4,7 persen. Pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan pada tahun 2015

Page 35: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 83 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

sebesar 5,58 persen juga lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB Jawa Timur secara

umum yang besarnya 5,44 persen.

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang

mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi

penyebab antara lain :

a. Sub sektor tanaman bahan makanan, mengalami penurunan dibandingkan tahun

2015, yaitu menjadi 2,82, meskipun telah memenuhi target yang ditetapkan.

Adapun permasalahan utamanya adalah belum optimalnya produksi dan

produktivitas tanaman pangan karena beberapa permasalahan pokok yang

mengakibatkan gangguan capaian produksi dan produktivitas pertanian.

Gangguan tersebut meliputi:

1. Adanya isu pemanasan global yang berdampak terjadinya perubahan iklim;

2. Tingginya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian serta

terjadinya degradasi sumber daya alam;

3. Kelembagaan petani yang masih lemah;

4. Lemahnya akses petani terhadap permodalan, dan terbatasnya ketersediaan

sarana dan prasarana produksi pertanian (benih, pupuk, pestisida, alsintan)

pendukung pengembangan sistem agribisnis;

5. Belum optimalnya infrastruktur pertanian (jaringan irigasi dan pengairan yang

masih terbatas);

6. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil pertanian karena keterbatasan sarana

prasarana;

7. Daya saing produk pertanian relatif masih rendah karena kualitas sumber

daya manusia yang juga relatif masih rendah dan teknologi pertanian yang

masih terbatas;

8. Harga beberapa komoditas pertanian yang berfluktuatif yang relatif tidak stabil

yang salah satunya disebabkan oleh kebijakan import oleh Pemerintah.

b. Sub sektor perkebunan, pertumbuhan tahun 2016 mengalami penurunan, angka

pertumbuhan ekonomi sub sektor perkebunan sebesar 2,01 %. Adapun hal-hal

utama yang menjadi penyebab adalah tahun 2016 untuk tanaman perkebunan

semusim mengalami penurunan mulai dari areal tertanam sampai dengan areal

Page 36: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 84 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

terpanen, dikarenakan sepanjang tahun 2016 mengalami kemarau basah. Untuk

tanaman tebu walaupun bobot tebu terpanen meningkat dari tahun 2015

mencapai produksi sebesar 14.367.469 ton naik di 2016 sebesar 16.249.430 ton

namun rendemen tebu mengalami penurunan, dengan produksi gula di tahun

2015 sebesar 1.217.333 ton turun di 2016 dengan produksi gula sebesar

1.035.156 ton, sehingga mempengaruhi terhadap nilai produksi sub sektor

perkebunan. Di tanaman tembakau, dengan faktor adanya kemarau basah di

2016, diawal on farm sudah banyak terjadi kegagalan tanam di berbagai wilayah

Jawa Timur, dari total tertanam di tahun 2016 seluas 71.361 hektar, terpanen

seluas 53.011 hektar atau turun sebesar 25,71 %. hal mengakibatkan pengaruh

yang besar terhadap nilai produksi sub sektor perkebunan. Untuk tanaman

tahunan perkebunan di Jawa Timur khususnya kopi dan kakao dengan keadaan

kemarau basah di tahun 2016 tidak secara signifikan berpengaruh terhadap

produksi maupiun produktivitasnya.

c. Sub sektor Peternakan, Usaha peternakan masih dilakukan sebagai usaha

sampingan skala rumah tangga dengan kareteristik : modal kecil, cara beternak

konvensional, dan mudah sekali mengalihkan ternak untuk dijual, Kurang

tersedianya ternak bibit yang berkualitas dan mahalnya harga pakan ternak.

d. Sub-sektor kehutanan terhadap PDRB, Tahun 2016 sebesar -9,12 di bawah

target yang ditetapkan sebesar 6,9-7,0. Realisasi indikator dimaksud dipengaruhi

oleh penurunan produksi kayu dr hutan negara. Sebagaimana diketahui produksi

kayu dr hutan negara Tahun 2016 sebesar 311.371 m3 jauh dibawah Tahun 2015

sebesar 415.192 m3. Penurunan produksi kayu dari hutan negara Tahun 2016

disebabkan oleh faktor lesunya kondisi pasar log (kayu bulat) di Jawa Timur,

sehingga kayu yang telah ditebang Tahun 2015 masih menumpuk di Tempat

Penimbunan Kayu (TPk). Untuk meminimalisir kerusakan kayu di Tpk maka pada

Tahun 2016 dilakukan penundaan tebangan. Penundaan tebangan Tahun 2016

berdampak pada produksi kayu yang dihasilkan selama Tahun 2016. Penundaan

tebangan Tahun 2016 sesuai dengan Surat Direksi Perhutani No

122/053.4/PPHH-Prod/Dir tanggal 4 Mei 2016 perihal Kebijakan Produksi dan

Pemasaran 2016 dan Surat Kepala Perum Perhutani Divre Jawa Timur No

Page 37: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 85 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

263/053.4/Prod/Divre Jatim tanggal 24 Juni 2016 perihal Kebijakan Produksi

2016. Namun demikian sub sektor kehutanan memberikan kontribusi sebesar

0,48 % terhadap PDRB Jawa Timur.

e. Sub Sektor Perikanan, memiliki pertumbuhan tertinggi diantara sub sektor lainnya

yakni sebesar 5,06 persen atau mencapai 105,42 persen dari target yang telah

ditetapkan yakni 4,8 persen. Kontribusi sub sektor perikanan Jawa Timur atas

dasar harga berlaku tahun 2016 terhadap PDRB menunjukkan kontribusi yang

stabil yakni rata-rata 2,38 persen dalam kurun waktu 5 tahun, hal ini menunjukkan

kontinuitas peningkatan nilai tambah yang mencerminkan peningkatan income

para pelaku sub sektor perikanan dan kelautan. Pada tahun 2016 juga diwarnai

adanya penurunan laju implisit pada sub sektor perikanan. Laju ini akan

merefleksikan perubahan harga dan kualitas yang terjadi di sub sektor kelautan

dan perikanan atau mencerminkan perubahan harga yang terjadi di tingkat

produsen di sub sektor tersebut. Pada tahun 2016, laju implisit sub sektor

perikanan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 6,26 persen pada

tahun 2015 menjadi 3,94 persen di tahun 2016.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah

peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi

telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Sektor tanaman perkebunan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan upaya

Intensifikasi tebu seluas 4.550 hektar, pengembangan kopi arabika seluas 2000

hektar, Pengembangan kakao seluas 4.000 hektar dan Intensifikasi tembakau

seluas 7.000 hektar, Mengembangkan usaha peternakan berbasis kawasan,

sehingga dapat fokus pengembangan sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

b. Memfasilitasi aksesbilitas permodalan untuk mengembangkan usaha ternak, baik

melalui koperasi, bank pemerintah atau lembaga pembiayaan lainnya dan

memberikan penyuluhan good farming practise secara berkala kepada para

peternak, mendatangkan ternak indukan impor yang berkualitas,

mengembangkan lahan hijauan makanan ternak dan pemanfaatan alat mesin

Page 38: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 86 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

pengolah pakan skala kecil dan pelaksanaan rehabilitasi disesuaikan dengan

musim penghujan;

c. Pendampingan dan penyuluhan kepada masyarakat sebagai upaya

meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian hutan sehingga

masyarakat dapat berpartisipasi mengelola hutan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku dan Penerapan metode rehabilitasi hendaknya disesuaikan dengan

kondisi medan sehingga kegiatan rehabilitasi dapat berjalan secara efektif dan

efisien;

d. Melakukan perbaikan sumberdaya habitat dan stok sumberdaya ikan melalui

pembangunan rumah ikan serta pengkayaan ikan di laut dan perairan umum

darat (PUD) yang telah padat tangkap. Kinerja perikanan tangkap masih sangat

mungkin untuk ditingkatkan dengan memaksimalkan potensi Pantai Selatan

Jawa Timur yang masih relatif rendah tingkat eksploitasinya dan selain

melaksanakan kegiatan rehabilitasi juga dilakukan upaya konservasi dengan

melibatkan masyarakat melalui kegiatan bimtek dan sosialisasi konservasi

mangrove dan terumbu karang berkelanjutan;

e. Pemberian bantuan/hibah sarana penangkapan ikan berupa alat tangkap jaring

dan pancing serta alat bantu penangkapan ikan berupa GPS untuk

mempermudah mencari lokasi penangkapan (fishing ground), penyediaan modal

usaha melalui pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan dan Sosialisasi

dan alih teknologi baru kepada pembudidaya ikan yang dilakukan oleh UPT

maupun instalasi budidaya lingkup Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa

Timur dan juga dengan pemberian paket hibah untuk teknologi baru yang akan

diterapkan sebagai contoh budidaya lele sistem bioflok;

f. Intensifikasi produksi perikanan budidaya melalui kegiatan pemberian paket

hibah perikanan budidaya, pakan mandiri dan obat ikan; pelatihan teknis

perbenihan dan budidaya ikan; apresiasi kepada kelompok pembudidaya ikan

(pokdakan); perbaikan mutu induk dan benih, alih teknologi (adopsi teknologi

hasil penelitian); Intensifikasi, pemanfaatan lahan terbatas budidaya ikan dengan

memanfaatkan lahan di pekarangan, sekolah pondok pesantren/panti asuhan,

Lembaga Pemasyarakatan, Sistem Bioflok, pemanfaatan tambak porous dengan

pemlastikan HDPE;

Page 39: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 87 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

g. Peningkatan kuantitas, kualitas dan produktivitas usaha garam melalui

pembuatan unit pengolah garam, pelatihan teknis dan manajemen bagi

kelompok PUGAR serta pengembangan teknologi Geomembran.

h. Mendorong industri kecil dan menengah untuk meningkatkan kuantitas dan

kualitas produk olahan melalui pelaksanaan bimtek, pelatihan dan sosialisasi

terkait pengendalian mutu, keamanan hasil olahan, peningkatan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta peningkatan sumberdaya manusia.

Selain Kontribusi sektor pertanian melalui produksi dan produktivitas tanaman

pangan terhadap pendapatan domestik regional bruto, indikator lain untuk mengukur

tingkat kesejahteraan petani di daerah pedesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani

(NTP) yang juga merupakan salah satu indikator yang berpengaruh terhadap PDRB

Provinsi Jawa Timur. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan rasio antara indeks harga

yang diterima petani (lt) dengan indeks harga yang dibayar petani (lb) pada waktu

tertentu dan dinyatakan dalam persentase dengan tahun dasar 2012=100.

Perubahan indeks harga yang diterima petani disini menunjukkan fluktuasi harga

komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani.

Tabel 3.20 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016

No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

1. Indeks yang diterima petani (It) 147,27 151,12 117,67 125,77 131,82

2. Indeks yang dibayar petani (Ib) 144,15 146,57 112,34 119,96 125,99

3. NTP 102,16 103,05 104,75 104,83 104,63

Sumber Data: BPS Provinsi Jawa Timur, 2017

Rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Tahun 2016 sebesar

104,63 mengalami kenaikan sebesar 1,04 persen dari Tahun 2015 sebesar 104,83.

Kenaikan NTP ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (lt) lebih besar

dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani (lb). Perkembangan Nilai

Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Tahun 2016 terlihat cenderung berfluktuasi dengan

NTP terendah pada bulan Maret sebesar 103,77 yang disebabkan naiknya indeks

harga yang dibayar petani (lb) sedangkan indeks harga yang diterima petani (lt)

mengalami penurunan. Dibandingkan bulan Februari, NTP bulan Maret turun 0.98

Page 40: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 88 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

persen dari 105,32 menjadi 103,77, dimana indeks harga yang diterima (lt) sebesar

130,22 dan indeks harga yang dibayar (lb) sebesar 125,49. Sedangkan

perkembangan NTP Jawa Timur pada bulan-bulan berikutnya mengalami

peningkatan meski lamban dan mencapai posisi tertinggi pada bulan Januari 2016

mencapai 105,90. Hal tersebut terjadi karena peningkatan indeks harga yang

diterima (lt) lebih tinggi daripada peningkatan indeks harga yang dibayar petani (lb),

dimana indeks harga ini dipengaruhi oleh kenaikan sub sektor pertanian, yaitu

tanaman pangan yang selanjutnya diikuti hortikultura, peternakan, tanaman

perkebunan rakyat dan perikanan.

Page 41: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 89 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

7. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan

Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan

Tujuan Ke-7 Meningkatkan Ketahanan Pangan.

Tabel 3.21 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan VII

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1

Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility)

1 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula

7.780.579 6.474.225

490.417 362.861 352.216 415.521

1.465.727 1.316.966

7.439.770 5.342.606

321.056 454.440 285.567 671.520 742.393

1.195.501

7.497.526 5.425.180

316.390 377.220 367.174 449.661

1.453.398 1.195.501

2

Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)

1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

84,40 82,70 83,36

2 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th)

85,00 87,77 87,77

3 Tingkat keamanan pangan (%)

81,00 88,00 88,00

3 Meningkatnya akses pangan (food access)

1 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/CV)

< 10 3,40 2,98

Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim

Tabel 3.22 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1

Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility)

1 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula

7.897.877 6.769.955

520.434 390.762 384.876 444.856

1.724.478 1.376.378

7.497.526 5.425.180

316.390 377.220 367.174 449.661

1.453.398 1.195.501

94,93 80,14 60,79 96,53 95,40

101,08 84,28 86,86

Page 42: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 90 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2

Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)

1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

87,70 83,36 95,05

2 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th)

81,20 87,77 108.09

3 Tingkat keamanan pangan (%)

84,00 88,00 104,76

3 Meningkatnya akses pangan (food access)

1 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/ CV) (%)

8 2,98 37,25

Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim

Tabel 3.23 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1

Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility)

1 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula

7.497.526 5.425.180

316.390 377.220 367.174 449.661

1.453.398 1.195.501

2

Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)

1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

83,36

2 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th)

87,77

3 Tingkat keamanan pangan (%)

88,00

1 Meningkatnya akses pangan (food access)

1 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/ CV) (%)

2,98

Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim

Page 43: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 91 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa beberapa komoditi pangan masih di

bawah target yang telah ditetapkan tetapi beberapa komoditi lainya di atas target

yang telah ditetapkan. Namun berdasarkan angka sasaran dan data produksi Jawa

Timur Tahun 2016 (ARAM II). Ketersedian pangan pokok Provinsi Jawa Timur

Tahun 2011-2015 dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 3.24 Perkembangan Ketersediaan dan konsumsi pangan strategis

di Jawa Timur Tahun 2015-2016

NO. KOMODITAS/PANGAN 2015 2016 %

1. Beras

- Ketersediaan 7.637.107 7.497.526 98.17

- Konsumsi 3.472.975 3.474.526 100.04

- Surplus 4.164.132 4.022.526 96.60

2. Jagung

- Ketersediaan 5.495.348 5.425.180 98.72

- Konsumsi 163.160 168.598 103.33

- Surplus 5.332.188 5.256.582 98.58

3. Kedelai

- Ketersediaan 317.086 316.390 99.78

- Konsumsi 435.093 439.754 101.07

- Surplus -114.007 -123.364 108.21

4. Daging

- Ketersediaan 184.284 377.220 204.69

- Konsumsi 192.296 276.206 143.64

- Surplus 172.301 101.014 58.63

5. Telur

- Ketersediaan 323.221 367.174 113.60

- Konsumsi 229.913 261.056 113.55

- Surplus 93.308 106.119 113.73

6. Susu

- Ketersediaan 396.995 449.661 113.27

- Konsumsi 72.806 73.422 100.85

- Surplus 324.190 376.239 116.06

7. Ikan

- Ketersediaan 1.321.928 1.453.398 109.95

- Konsumsi 674.411 242.991 36.03

- Surplus 647.517 1.210.407 186.93

8. Gula - Ketersediaan 1.232.090 1.195.501 97.03

- Konsumsi 392.384 401.295 102.27

- Surplus 839.706 794.206 94.58

Jumlah Penduduk 37.812.200 38.610.200

Sumber : Data diolah BKP Jatim

Ketersediaan total energi untuk dikonsumsi penduduk Jawa Timur pada tahun

2016 sebesar 3.085 kkal/kap/hr atau 129% dari Angka Kecukupan Energi (AKE)

2.400 kkal/kap/hr (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2012). Ketersediaan energi

Page 44: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 92 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

tahun 2016 didominasi oleh pangan nabati 97,06% sedangkan pangan hewani

10,56%. Apabila dibandingkan dengan AKE tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar

1.189,25 kkal/kap/hr (49,54%).

Kondisi harga beras tahun 2016 tingkat konsumen di Jawa Timur cukup

stabil hal ini ditunjukkan dengan koefisien variasi (CV) kurang dari 5% yaitu : beras

premium 2,98%, beras medium 3,49%, dan beras termurah 3,50% hal ini disebabkan

selain sentra produksi, kondisi pasokan ke daerah-daerah di Jatim cukup stabil.

Sedangkan harga bawang merah dan cabai merah keriting sangat flukuatif dengan

CV masing-masing 25,98% dan 23,71% hal ini disebabkan permintaan cabai merah

dan bawang merah segar cukup banyak sedangkan produksinya tergantung cuaca

dan iklim daerah, seperti pada tabel di bawah:

Tabel 3.25 Tingkat Kestabilan Harga Pangan Strategis di Jawa Timur

No. Komoditas Max Min Rata2 Stdev CV

1 Beras Premium 10.850 9.937 10.420 310,33 2,98 2 Beras Medium 9.792 8.706 9.179 319,99 3,49 3 Beras Termurah 8.810 7.923 8.318 290,89 3,50 4 Jagung pipilan kering 5.625 3.764 4.432 668,75 15,09 5 Biji Kedelai Kering 11.000 7.121 8.538 1.077,25 12,62 6 Bawang Merah 24.942 12.200 17.663 4.588,42 25,98 7 Cabe merah keriting 27.092 12.200 17.838 4.229,39 23,71 8 Daging sapi 102.500 87.500 96.195 4.709,64 4,90 9 Daging ayam ras 29.600 24.331 27.343 1.654,97 6,05 10 Telur ayam ras 21.824 16.311 18.388 1.686,67 9,17 11 Gula Pasir Lokal 11.112 9.400 10.461 688,68 6,58 13 Minyak goring 10.939 9.204 10.264 473,11 4,61 Sumber data BKP diolah

Tingkat konsumsi dan kualitas pangan ditunjukkan oleh keragaman konsumsi

pangan penduduk yang dianalisis melalui pendekatan perhitungan Pola Pangan

Harapan ( Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) yang dicerminkan dengan nilai

skor PPH ideal 100 yang diproyeksikan akan tercapai pada tahun 2025.

Skor PPH Jawa Timur mencapai 83,36 pada tahun 2016, mencapai 98,76%

dari target 2016 sebesar 84,4. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin

memahami dan mempunyai kesadaran akan pentingnya kualitas konsumsi pangan

Page 45: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 93 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

untuk hidup sehat, namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk

mengoptimalkan dan mengumandangkan Panganku Beragam, Bergizi, Seimbang

dan Aman (B2SA), maka perlu didorong melalui sosialisasi, promosi dan kegiatan

yang dapat memberi wawasan dan pengetahuan untuk Percepatan

Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan.

Tabel 3.26 Rata-Rata Konsumsi Pangan Tingkat RumahTangga Penduduk Jawa Timur

Tahun 2015

No.

Kelompok Pangan

Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan Konsumsi Pangan Penduduk

Berat Pangan/g

/kap/hr

Energi (KKal)

% AKE *).

Skor AKE

Skor Maks

Skor PPH

1. Padi-padian 291,7 1,144,0 57.2 28,6 25,0 25,0

2. Umbi-umbian 33.7 44,6 2.2 1,1 2,5 1,1

3. Pangan Hewani 73.9 140.7 7.0 14,1 24 14,16

4. Lemak & Minyak 24.3 217.8 10.9 5,4 5,0 5,0 5. Buah/Biji Minyak 7.8 43.9 2.2 1,1 1,0 1,3 6. Kacang-

kacangan 33.0 85.2 4.3 8,5 10,0 8,6

7. Gula 32.3 117.0 5.9 2,9 2,5 2,7 8. Sayur & Buah 248.2 101.9 5.1 25,5 30,0 25,5 9. Lainnya 57,6 46.1 2.3 0 0 0,0

Jumlah 2.000 1,941.2 97.1 - 100 83,36 Ket : *). Angka Kecukupan Energi.

Sumber data BKP diolah

Keragaman ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk Jawa Timur

berdasarkan Neraca Bahan Makanan Tahun 2016 skor Pola Pangan Harapan yang

dicapai sebesar 83,36. Dari kelompok pangan yang sudah mencapai target pada

kelompok padi-padian, umbi-umbian, minyak dan lemak, kacang-kacangan, buah

dan biji berminyak, gula sayur dan buah – buahan sudah berlebih, sedang yang

belum mencapai target adalah pada kelompok pangan hewani sehingga perlu ada

peningkatan.

Permasalahan pangan mengalami perkembangan yang sangat cepat dan

kompleks, perkembangan lingkungan yang global, seperti global climate change,

meningkatnya harga minyak dunia, telah mendorong kompetisi penggunaan hasil

Page 46: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 94 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

petanian untuk pangan (food), bahan energy (fuel) dan pakan ternak (feed) yang

semakin tajam, disamping itu terjadi pengabaian terhadap good agricultural practices

dan sumber pangan lokal (biodiversitif) dikhawatirkan akan mengancam ketahanan

pangan regional maupun nasoinal.

Salah satu upaya mengurangi ketergantungan terhadap pangan impor dapat

dilakukan dengan pengembangan sumber karbohidrat non beras dan non terigu.

Sumber karbohidrat non beras dan non terigu ini mempunyai potensi dikembangkan,

untuk mengurangi ketergantungan terhadap import dengan memanfaatkan umbi-

umbian.

Mengingat tingginya laju pertumbuhan penduduk Jawa Timur (0,76%),

menyebabkan kompleksnya permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan pangan.

Sementara kapasitas produksi pangan pertumbuhannya masih lambat dan stagnan

yang disebabkan adanya kompetisi dalam pemanfaatan sumber daya lahan dan air

serta stagnannya pertumbuhan produktifitas lahan dan tenaga kerja pertanian.

Sedangkan konsumsi jagung, ubi kayu, ubi jalar dan umbi lainnya cenderung

mengalami fluktuasi. Upaya untuk meningkatkan konsumsi umbi-umbian dengan

penggunaan teknologi tepat guna dan mensosialisasikan program diversifikasi

pangan dan gizi guna masyarakat tidak bergantung pada beras dan terigu, serta

untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produk pangan olahan guna

menumbuhkan minat dan kecintaan untuk mengkosumsi pangan lokal.

Page 47: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 95 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

8. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan

Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan

Tujuan ke-8 Meningkatkan Net Ekspor Perdagangan Dalam dan Luar

Negeri.

Tabel 3.27 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan VIII

2. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

volume ekspor dalam dan luar negeri

1 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%)

9,54 6 5,81

Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim

Tabel 3.28 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

volume ekspor dalam dan luar negeri

1 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%)

9,98 5,81 58,22

Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim

Tabel 3.29 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

volume ekspor dalam dan luar negeri

1 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%)

5,81 3,93 *

Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2016, BPS Prov. Jatim

Nilai PDRB ADHB sektor perdagangan Jatim tahun 2016 mencapai Rp 334

trilyun memberikan kontribusi sebesar 20,4 persen terhadap PDB ADHB sektor

Page 48: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 96 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

perdagangan nasional yang mencapai nilai sebesar Rp 1636 trilyun pada tahun

2016. Berdasarkan data tersebut, hal utama yang menjadi penyebab antara lain:

a. Belum efisiennya sistem logistik dan konektivitas antar daerah;

b. Masih rendahnya pertumbuhan sub sektor perdagangan lebih disebabkan oleh

defisit migas dan jasa yang semakin membesar;

c. Belum optimalnya intensitas perdagangan antar daerah karena belum

tersedianya informasi pasar antar daerah;

d. Belum stabilnya harga produk agro dikarenakan panjangnya mata rantai

distribusi perdagangan;

e. Semakin tingginya persaingan di pasar internasional dan Belum lancarnya

proses ekspor serta masih belum optimalnya promosi perdagangan luar negeri

dikarenakan masih berfokus pada pasar tradisional.

Dalam rangka peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang,

Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Orientasi peningkatan volume perdagangan non migas;

b. Optimalisasi kinerja Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 26 Provinsi Mitra

melalui kegiatan misi dagang, temu bisnis, promosi dan pembentukan trading

house, Database Perdagangan Antar Daerah;

c. Monitoring perkembangan harga secara rutin melalui SISKAPERBAPO dan

optimalisasi pelaksanaan Operasi Pasar Bahan Pokok ;

d. Meningkatkan Perlindungan Konsumen melalui pengawasan barang beredar dan

Pelayanan Kemetrologian;

e. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN);

f. Fasilitasi kelancaran proses ekspor, melalui koordinasi dengan instansi sektoral

terkait kegiatan ekspor;

g. Pengembangan Jatim Mart, yaitu showroom produk dan jasa Jawa Timur (B2B)

di luar negeri, baik showroom secara fisik maupun secara online. Showroom

secara fisik akan dibangun di 10 negara ASEAN mulai tahun 2016 s.d 2020,

dimulai dengan Singapura dan Vietnam di tahun 2016. Juga di China dan Eropa;.

h. Meningkatkan promosi dan ekstensifikasi ekspor ke pasar non tradisional yang

salah satunya melalui pembentukan perwakilan dagang di negara-negara sister

province.

Page 49: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 97 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

9. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan

Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan

Tujuan ke-9 Meningkatkan Percepatan Kinerja Sektor Industri.

Tabel 3.30 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan IX

3. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

kontribusi sektor industri

1 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%)

9,54 5,30 4,51

Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim

Tabel 3.31 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

kontribusi sektor industri

1 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%)

7,2 4,51 62,64

Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim

Tabel 3.32 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

kontribusi sektor industri

1 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%)

4,51 4,29 -*

Sumber:Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim dan BPS-RI

*) Nilai PDRB ADHB sektor industri pengolahan Jatim tahun 2016 mencapai Rp 536 trilyun memberikan kontribusi sebesar 21,1 persen terhadap PDB ADHB sektor industri pengolahan nasional yang mencapai nilai sebesar Rp 2544,6 trilyun pada tahun 2016

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada kegagalan. Adapun hal-hal

utama yang menjadi penyebab antara lain :

Page 50: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 98 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

a. Adanya kenaikan UMK, BBM, TDL & Harga Tanah.

b. Masih sulitnya proses perijinan di daerah

c. Melambatnya realisasi investasi

d. Terbatasnya ketersediaan kawasan industri

e. Besarnya ketergantungan bahan baku / penolong impor

f. Masih rendahnya produktivitas & daya saing produk IKM

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah

peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah telah

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peningkatan daya saing produk unggulan Jawa Timur melalui fasilitasi

standardisasi, HKI & peningkatan teknologi;

b. Percepat realisasi investasi melalui fasilitasi kemudahan perijinan & pemberian

insentif, serta perbaikan iklim usaha / investasi;

c. Bangun industri hulu guna substitusi ketergantungan bahan baku impor &

penumbuhan industri hilir;

d. Percepatan pembangunan lahan kawasan industri di semua Kab. / Kota;

e. Pembinaan Industri Kecil Menengah (IKM) secara paripurna, berkesinambungan

dimulai dari stimulan bahan baku, proses pengolahan, sampai pemasarannya;

f. Pengembangan klaster industri produk-produk unggulan Jawa Timur potensial

ekspor;

g. Menjaga iklim usaha yang kondusif di Jawa Timur, untuk menarik investor asing

dalam Penanaman Modal Asing (PMA);

h. Pengembangan IKM Premier;

i. Fasilitasi dan Kemudahan Industri Besar;

j. Penumbuhan Populasi Industri.

Page 51: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 99 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

10. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan

Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan

Tujuan ke-10 Meningkatkan Kontribusi Sektor Pariwisata.

Tabel 3.33 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan X

4. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

Th. 2015 (n-1)

Th. 2016 (n)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

kunjungan wisata

1 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

368.626 521.933 618.536

2 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara

45.824.051

48.839.817 54.565.006

2 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal

1

Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman

205

202 212

2 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur

75

77 80

Sumber Data: Data Disbudpar Prov. Jatim

Tabel 3.34

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJUAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

kunjungan wisata

1 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

1.981.190 618.536 31,22

2 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara

243.692.863 54.565.006 22,39

2 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal

1

Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman

1.075 212 19,72

Page 52: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 100 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

2 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur

75 80 106,67

Sumber Data: Data Disbudpar Prov. Jatim

Tabel 3.35

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

kunjungan wisata 1 Jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara

618.536 8.362.963 7,3% dari total

wisatawan 2 Jumlah kunjungan

wisatawan nusantara

54.565.006 217.000.000 25,14% dari total

wisatawan 2 Meningkatnya

kuantitas dan kualitas seni budaya lokal

1

Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman

212 n/a n/a

2 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur

80 n/a n/a

Sumber Data: Data Disbudpar Prov. Jatim

Berdasarkan data hasil Realisasi kinerja, dapat diketahui indikator kinerja

secara keseluruhan menunjukan hasil Realisasi yang cukup baik. Namun masih

dijumpainya kendala dan tantangan di lapangan dalam pelaksanaan program dan

kegiatan di bidang Pariwisata dan Kebudayaan, yaitu:

a. Ketatnya persaingan dalam memasuki era pasar bebas (MEA);

b. Belum optimalnya kualitas pelayanan usaha pariwisata;

c. Belum optimalnya kualitas layanan pelaku pariwisata;

Page 53: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 101 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

d. Belum keseluruhan tenaga kerja usaha pariwisata yang memiliki legaliatas dan

tersertifikasi profesi;

e. Belum optimalnya pendokumentasian dan inventarisasi data seni budaya;

f. Belum optimalnya aktualisasi seni tradisional dan adat budaya lokal;

g. Masih diperlukannya kemampuan untuk mempertahankan tingkat kunjungan

wisatawan ke Jatim.

Dalam rangka meningkatkan dan meminimalisir timbulnya kegagalan berbagai

langkah dan upaya peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang,

langkah-langkah strategis dan inovatif yang diambil oleh Provinsi Jawa Timur

terutama oleh Dinas Kebudayan dan Pariwisata bidang Kebudayaan dan Pariwisata,

adalah:

a. Pemanfaatan tehnologi informasi sebagai sarana dan pengembanagn destinasi

pariwisata agar dapat lebih luas dan tanpa batas memanfaatkan sebagai sarana

promosi pariwisata;

b. Meningkatkan promosi dalam dan luar negeri dengan fokus pada pasar

potensial;

c. Peningaktan advokasi terhadap pelaku usaha pariwisata menuju standarisasi

usaha;

d. Mendorong pelaku usaha pariwisata menuju sertifikasi profesi;

e. Memfasilitasi uji kompetensi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi LSP bagi

tenaga kerja pariwisata agar mendapatkan legalitas dan sertifikasi profesi sesuai

keahliannya masing-masing;

f. Meningkatkan fasilitasi aktualisasi dengan menjalin kerjasama dengan

kabupaten/kota;

Page 54: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 102 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan

Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan

Tujuan ke-11 Meningkatkan Kinerja Penanaman Modal Dalam dan Luar

Negeri dan Investasi Daerah.

Tabel 3.36 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XI

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah

1 Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)

60.72 130,26 24,09

2 Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)

49.38 41,25 37,34

3 Jumlah nilai realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)

41.40 32,42 26,57

4 Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)

42.92 35,49 46,33

5 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas (trilyun rupiah)

94.28 95,63 82,14

Sumber Data: BPS

Tabel 3.37 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah

1 Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)

338,15 154,35 45,64

2 Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)

266,40 78,59 29,50

Page 55: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 103 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 3 Jumlah nilai realisasi

investasi PMA berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)

230,32 58,99 25,61

4 Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)

238,75 81.82 34,27

5 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas (trilyun rupiah)

524,15 177,77

33,91

Sumber Data: BPS

Tabel 3.38

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah

1 Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)

24,09 … …

2 Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)

37,34 … …

3 Jumlah nilai realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)

26,57 396,6 6,69

4 Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)

46,33 216,2 21,42

5 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas (trilyun rupiah)

82,14 - -

Sumber Data: BPS

Page 56: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 104 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Adapun hal-hal utama yang mempengaruhi nilai capaian ataupun realisasi

kinerja investasi, antara lain:

a. Masih banyaknya izin-izin lanjutan yang harus dipenuhi oleh penanam modal;

b. Belum optimalnya pelayanan perijinan dan prosedur perijinan sesuai SOP di

Kabupaten/Kota (Izin Lokasi, Izin Mendirikan Bangunan, HO, Izin Pemanfaatan

Ruang);

c. Masih banyaknya peraturan Daerah yang tidak pro Bisnis dalam pelaksanaan

penanaman modal;

d. Terbatasnya lahan sehingga belum seluruhnya di Kabupaten/Kota

mempersiapkan kawasan industri dalam mengantisipasi masuknya perusahaan

PMA/PMDN diluar kawasan dan perusahaan baru;

e. Masih adanya disparitas terhadap penyebaran pelaksanaan penanaman modal

di Daerah (Kabupaten/Kota);

f. Belum optimalnya realisasi terkait izin prinsip yang diterbitkan oleh BKPM, Dinas

Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota;

g. Tingginya UMK/UMSK pada Ring I sedang realisasi produksinya masih dibawah

target;

h. Kurang memadainya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia dan

banyaknya tuntutan yang kurang normatif;

i. Banyak perusahaan yang melakukan relokasi untuk menghindari UMK/UMSK

yang tinggi;

j. Masih banyaknya dokumen/lampiran berupa hardcopy yang diperlukan untuk

persyaratan mengurus izin lanjutan.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah

peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi

telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Terus melakukan inovasi untuk meminimalkan izin-izin yang harus dipenuhi oleh

penanam modal;

b. Melakukan Koordinasi dan Pembinaan yang lebih intensif dengan instansi

Pemerintah Kabupaten/Kota yang menangani Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu dalam rangka memperlancar pelaksanaan Penanaman Modal

Page 57: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 105 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

c. Mengusulkan pemberian insentif daerah kepada Kabupaten/ Kota dan

kemudahan investasi kepada Pemerintah bersama Kabupaten/Kota

d. Mendorong Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan lahan pembangunan di

sektor Kawasan Industri;

e. Meningkatkan daya saing Daerah dalam rangka menarik Penanaman Modal ke

Daerah;

f. Memacu para penanam modal yang telah memiliki Izin Prinsip untuk segera

merealisasikan investasinya melalui pemberian fasilitasi kemudahan perizinan,

pengadaan lahan usaha dan lainnya serta mediasi penyelesaian masalah yang

mungkin timbul;

g. Mendorong pemerataan lokasi investasi di semua wilayah Kabupaten/Kota se

Jawa Timur;

h. Menambah SDM yang kompeten di bidang penanaman modal dan

mengikutsertakan SDM yang ada untuk mengikuti Diklat dan Workshop yang

terkait dengan penanaman modal untuk meningkatkan kapasitas dan

kemampuan SDM yang ada di bidang penanaman modal;

i. Memperbaiki iklim investasi yang berdaya saing melalui peningkatan pelayanan

dan mempromosikan peluang investasi unggulan.

j. Mengusulkan pemberian insentif daerah kepada Kabupaten/ Kota dan

kemudahan investasi kepada Pemerintah bersama Kabupaten/Kota.

Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut,

program/kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung bagi pencapaian

kinerja organisasi adalah Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

dan Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi. Hal tersebut

dikarenakan program/kegiatan tersebut dapat memberikan konsekuensi kepada

pertumbuhan ekonomi daerah.

Page 58: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 106 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

12. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan

Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan

Tujuan Ke-12 Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur untuk

Mengembangkan Daya Saing Ekonomi untuk Kesejahteraan Rakyat.

Tabel 3.39 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XII

5. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1

Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara

1 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%)

88,60 89,43 88,87

2 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan (%)

57,90 56,87 57,90

3 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan

47,00 44,50 47,36

4 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan

43,00 43,69 43,50

5 Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha

55,00 71 78,95

6 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang

81,00 74,40 77,91

Page 59: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 107 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

5. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 2 Meningkatnya

akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi

1

Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih (%)

63,96 71,24 72,06

2 3 4 5

Persentase KK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah (%) Persentase pelayanan drainase perkotaan (%) Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan (%) Persentase rusun terbangun

63,97

82,12

85,48

49,11

63,38

80,07

84,14

26,33

65,31

41,61

71,97

39,76

3 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air

1 Persentase Luas areal layanan irigasi (ha)

98,02 98,00 98,04

2 Rasio/ kinerja jaringan irigasi

68,40 68,35 68,50

3 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku

87,89 87,45 87,78

4 Persentase Penurunan luas genangan banjir

75,73 71,42 72,73

4 Meningkatnya infrastruktur dan ketersediaan energi

1 Rasio ketersediaan listrik

72,53 86,68 88,79

2 Persentase rumah tangga pengguna listrik

99,61 99,69 99,87

Sumber: Data Hasil Survey dan Dokumentasi Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang, Pengairan Tahun 2015; Data Statistik PLN Jawa Timur Tahun 2015

Page 60: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 108 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tabel 3.40

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1

Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara

1 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%)

94,02 88,87 94,52

2 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan (%)

66,07 57,90 87,63

3

4

5

6

Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang

62,17

70,00

61

81

47,36

43,50

78,95

77,91

87,63

62,08

129,42

96,18

2 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi

1 Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih

66,96 72,06 107,61

2 Persentase KK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah

68,97 65,31 94,69

3 Persentase pelayanan drainase perkotaan

84,37 41,61 49,31

4 Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan

88,18 71,97 81,61

Page 61: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 109 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6)

5 Persentase rusun terbangun

63,65 39,76 62,46

3 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air

1 Persentase Luas areal layanan irigasi

100 98,04 98,04

2 Rasio/ kinerja jaringan irigasi

69,12 68,50 99,10

3 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku

89,82 87,78 97,72

4 Persentase Penurunan luas genangan banjir

60,11 72,73 120.99

4 Meningkatnya infrastruktur dan ketersediaan energi

1 Rasio ketersediaan listrik

74,03 88,79 119.93

2 Persentase rumah tangga pengguna listrik

99,64 99,87 100,23

Sumber: Data Hasil Survey dan Dokumentasi Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang, Pengairan Tahun 2015; Data Statistik PLN Jawa Timur Tahun 2015

Tabel 3.41 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1

Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara

1 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%)

88,87

2

3

Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan (%) Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan

57,90

47,36

- -

- -

Page 62: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 110 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

4 Persentase

penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan

43,50 - -

5 Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha

78,95

6 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang

77,91

2 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi

1 Persentase tingkat pelayanan air bersih (%)

72,06

2 Persentase Tingkat Pelayanan Air Limbah (%)

65,31

3

4

5

Persentase pelayanan drainase perkotaan (%) Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan (%) Persentase rusun terbangun

41,61

71,97

39,76

3 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air

1 Persentase Luas areal layanan irigasi

98,04

2 Rasio/ kinerja jaringan irigasi

68,50

3 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku

87,78

4 Persentase Penurunan luas genangan banjir

72,73

Page 63: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 111 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 4 Meningkatnya

infrastruktur dan ketersediaan energi

1 Rasio ketersediaan listrik

88,79

2 Persentase rumah tangga pengguna listrik

99,87

Sumber: Data Hasil Survey dan Dokumentasi Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang, Pengairan Tahun 2015; Data Statistik PLN Jawa Timur Tahun 2015

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang

mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi

penyebab antara lain:

a. Urusan Kebinamargaan, Belum tercapainya tingkat pelayanan jalan provinsi

disebabkan oleh:

1. Kewenangan penyelenggaraan jalan di Jawa Timur mengalami perubahan

sejak terbitnya SK Menteri PUPR no: 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan

ruas jalan menurut statusnya sebagai jalan nasional tanggal 5 Mei 2015 dan

SK Gubernur Jawa Timur No: 188/128/KPTS/013/2016 tentang Penetapan

ruas – ruas jalan menurut statusnya sebagai jalan provinsi tanggal 12

Februari 2016. Perubahan itu terkait adanya perubahan status beberapa

ruas jalan di Jawa Timur yang berubah dari status jalan provinsi menjadi

jalan nasional ataupu kabupaten/ kota dan status jalan kabupaten/ kota

menjadi jalan provinsi atau jalan nasional. Kewenangan Pemerintah Provinsi

Jawa Timur dalam menyelenggarakan Jalan provinsi di Jawa Timur sejak

diterbitkannya SK tersebut menjadi 1.421 Km. Persentase jalan provinsi

dalam kondisi mantap pada tahun 2015 adalah sebesar 89,43% dan pada

tahun 2016 adalah sebesar 88,87% mengalami penurunan kemantapan

sebesar 0,56%. Penurunan kemantapan ini dikarenakan adanya perubahan

panjang jalan provinsi yang mengalami perubahan fungsi dan status

jalannya.

2. Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan dalam

sistem jaringan jalan primer pada tahun 2015 adalah sebesar 56,87 % dan

pada tahun 2016 adalah sebesar 57,90 % mengalami peningkatan sebesar

Page 64: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 112 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

1,03 %. Peningkatan capaian sasaran 2 tersebut dikarenakan ada

peningkatan struktur dan kapasitas jalan sepanjang 27,49 km dengan lebar

jalan minimal 7 meter.

3. Panjang rencana Jalan Lintas Selatan pada tahun 2016 adalah 673,872 km

karena mengalami perubahan trase jalan sehingga menjadi 676,815 km,

demikian juga untuk panjang jembatan dari 7.742 m menjadi 8.404 m.

Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial

dan jalan lintas selatan pada tahun 2015 adalah sebesar 44,50 % dan pada

tahun 2016 adalah sebesar 47,36 % mengalami peningkatan sebesar 2,86

%. Peningkatan capaian sasaran 3 tersebut dikarenakan ada pembangunan

Jalan Lintas Selatan di ruas Bts. Kab. Lumajang – Mayangan (3,2 Km) dan

ruas Mayangan – Puger (2,8 Km) yang didanai oleh APBN. Pemerintah

provinsi pada tahun 2016 ini melaksanakan kegiatan pra konstruksi

pembangunan jalan alternatif Sukorejo Batu, yaitu penyusunan DED dan

direncanakan pada tahun 2017 dimulai pembebasan lahannya.

b. Urusan Perhubungan, Jawa Timur merupakan Provinsi pertama di Indonesia

yang menerima Wahana Tata Nugraha Wiratama Kencana, penghargaan ini

diberikan kepada provinsi yang telah lima kali berturut – turut memperoleh

penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Wiratama. Penghargaan WTN

adalah penghargaan yang diberikan Presiden Republik Indonesia kepada

Pemerintah Provinsi dan Kabupaten /Kota sebagai perwujudan pembinaan

pemerintah dalam menata transportasi perkotaan yang selamat, tertib, lancar,

efisien, handal dan berkelanjutan. Penilaian dilakukan atas kategori kota

metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Aspek penataan

transportasi yang berkelanjutan, dan berbasis kepentingan publik dan ramah

lingkungan mendapat pertimbangan terbesar dalam penilaiannya. Disamping

kemampuan daerah dan peran serta masyarakatnya dalam meningkatkan

penyelenggaraan kinerja sistem transportasi perkotaan.

c. Kurang tercapainya Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan

Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang sesuai target yang ditetapkan

karena penyusunan IKM pada tahun sebelumnya menggunakan dasar Peraturan

Page 65: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 113 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38

Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik yang

didalamnya terdapat 14 (Empat belas), sedangkan pada pengukuran IKM di

tahun 2015 terjadi perubahan dasar variabel dengan diterbitkannya Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16

Tahun 2014 Tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap

Penyelenggaraan Pelayanan Publik, dengan 9 (sembilan) unsur variabel

penilaian, pada tahun 2015 maklumat pelayanan terkait layanan Penimbangan

Kendaraan Angkutan Barang belum dipublikasikan, sehingga berpengaruh

terhadap variabel penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat. Maklumat pelayanan

dimaksud merupakan bentuk komitmen yang memberikan hak kepada

masyarakat pengguna layanan untuk mendapatkan akses pelayanan publik yang

sesuai dengan harapan dan kebutuhannya, kepastian biaya dan waktu

penyelesaian, pengaduan dan melakukan pengawasan.

d. Urusan Cipta Karya, rendahnya peningkatan pelayanan air bersih di perkotaan

dan perdesaan serta khususnya untuk penduduk miskin dan daerah kekeringan.

e. Rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum yang dilakukan oleh

PDAM, termasuk terjadinya stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air

(teknis maupun non teknis) dan permasalahan tarif air minum yang belum dapat

menutupi biaya produksi air. Pelayanan air bersih non perpipaan (sebagian

besar di perdesaan) belum teridentifikasi secara kuantitatif maupun kualitatif

berdasarkan kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri

f. Masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistem air limbah terpusat (sewage

system) di perkotaan dan belum memadainya pelayanan sanitasi yang hal itu

akan dapat memberikan kontribusi pencemaran terhadap air permukaan dan air

tanah serta pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya

pemanfaatan sarana IPLT yang sudah terbangun.

g. Tidak berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan, hal ini

disebabkan antara lain karena masyarakat membuang sampah ke saluran

drainase, akibat dari rendahnya penegakan hukum khususnya dalam

perambahan badan air termasuk saluran drainase di kawasan perkotaan.

Page 66: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 114 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

h. Terbatasnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memenuhi

kebutuhan perumahan yang layak.

i. Menurunnya kualitas lingkungan permukiman dan meningkatnya luasan

kawasan kumuh yang didukung dengan belum memadainya prasarana dan

sarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman.

j. Lemahnya pengawasan dan pengendalian alih fungsi lahan untuk pembangunan

perumahan dan permukiman.

k. Urusan Pengairan, pada Indikator Kinerja Persentase Ketersediaan dan

Kebutuhan Air Baku terdapat kendala pembebasan tanah dan masalah sosial

untuk pembangunan tampungan air skala kecil/embung geomembran. Masalah

pembebasan tanah dikarenakan status tanah milik perorangan bukan Tanah Kas

Desa (TKD), sedangkan masalah sosial diantaranya adanya pergantian Kepala

Desa.

l. Pada Indikator Kinerja Persentase Ketersediaan dan Kebutuhan Air Baku juga

terdapat kendala pengisian tampungan air skala besar/waduk. Waduk Nipah dan

Waduk Bajulmati yang ditargetkan dapat tergenangi Tahun 2015 belum dapat

digenangi dikarenakan sebagian masyarakat di daerah genangan menolak

tanahnya untuk dibebaskan. Dengan menurunkan elevasi sehingga memperkecil

luas genangan, pada awal Tahun 2016 Waduk Nipah sudah dapat digenangi

dengan kapasitas 3 juta m3.

m. Pada Indikator Kinerja Persentase Luas Tanam di Sawah yang Terpenuhi

Kebutuhan Airnya, Persentase Debit Air Rata-Rata pada Musim Tanam III

(Musim Kemarau II) di Daerah Irigasi Utama dan Persentase Kinerja Jaringan

Irigasi terdapat kendala peningkatan alih fungsi lahan dari lahan basah menjadi

lahan industri/perumahan.

n. Pada Indikator Kinerja Persentase Penurunan Luas Genangan Banjir terdapat

kendala luasnya penanganan ruas sungai kewenangan Provinsi sejumlah 372

ruas sungai pada orde 1.

o. Kapasitas listrik, terpasang di Jawa Timur pada tahun 2015 adalah sebesar

62.090.880,00 MWh, sedangkan sisi kebutuhan listrik di Jawa Timur sebesar

Page 67: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 115 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

30.824.807 MWh dengan demikian rasio ketersediaan listrik adalah 201%.

Artinya pasokan lebih besar daripada kebutuhan, ini menandakan bahwa potensi

pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur cukup besar, disamping itu ada beberapa

perusahaan menggunakan listrik sendiri. Adapun total kapasitas terpasang

nasional termasuk sewa dan IPP adalah 51.620,58 MW sedangkan beban

puncak mencapai 33.321,15 MW. Rasio Ketersediaan daya listrik nasional

sebesar 1,55. Sehingga Ratio Ketersediaan Listrik Jawa Timur lebih tinggi

dibandingkan dengan nasional. Jawa Timur adalah daerah yang mengalami

industrialisasi sehingga mengalami pertumbuhan ekonomi cukup tinggi akan

selalu membutuhkan energi (listrik) yang tinggi maka Jawa Timur mendorong

pihak swasta untuk mengembangkan penyediaan energi listrik baik yang

bersumber dari energi fosil maupun energi terbarukan.

p. Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik (PLN dan Non PLN) dari hasil

Susenas di Jawa Timur untuk Tahun 2015 sebesar 99,69 %. Sisanya adalah

sebesar 0,31% rumah tangga di Jawa Timur yang belum mendapatkan

penerangan dari listrik. Hal ini disebabkan oleh luasnya cakupan wilayah dan

distribusi penduduk yang tidak merata. Penduduk yang belum menikmati listrik

kebanyakan di daerah kepulauan dan daerah terpencil. Secara nasional

Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik (PLN dan Non PLN) sebesar

97,01%. Sehingga capaian Jawa Timur lebih tinggi dibanding nasional. Dalam

rangka meningkatkan persentase rumah tangga pengguna listrik, pemerintah

Jawa Timur membuat program penyediaan energi listrik dengan memanfaatkan

sumber energi setempat seperti pembangunan PLTS dan PLTMH di daerah

terpencil/kepulauan dan penyediaan Listrik bagi rumah tangga tidak mampu

dengan memberi bantuan Sambungan Listrik / Instalasi Listrik di daerah yang

terdapat jaringan distribusi listrik PLN.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah

peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi

telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 68: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 116 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

a. Tingkat capaian tahun 2016 ini masih memerlukan adanya peningkatan kinerja

terutama perencanaan program penyelenggaraan jalan, proses pengadaan,

pelaksanaan serta pengawasan jasa konstruksi maupun konsultansi;

b. Melakukan koordinasi yang intensif dalam mendukung isu - isu strategis yang

ada di daerah.

c. Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan

air bersih di perkotaan dan perdesaan serta menciptakan iklim yang kondusif

bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam meningkatkan pelayanan

air bersih untuk masyarakat.

d. Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan air bersih sebagai upaya

meningkatkan efisiensi pelayanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam

(air baku).

e. Meningkatkan kinerja pengelola air minum melalui restrukturisasi kelembagaan

dan meningkatkan kualitas SDM pengelola pelayanan air bersih.

f. Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan

air limbah yang layak di perkotaan dan perdesaan serta menciptakan iklim yang

kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam meningkatkan

pelayanan air limbah yang layak untuk masyarakat

g. Melaksanakan kerjasama antar instansi terkait maupun antar pemerintah daerah

dalam penanganan drainase khususnya pengurangan luas daerah genangan

atau banjir.

h. Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya

MBR

i. Pembangunan waduk/tampungan air skala besar dan kecil, normalisasi

waduk/rehabilitasi infrastruktur sumber daya air yang sudah ada.

j. Efisiensi penggunaan air irigasi melalui operasi dan pemeliharaan, rehabilitasi

jaringan irigasi dan pemberdayaan masyarakat/HIPPA.

k. Pembenahan/pemeliharaan jaringan irigasi dan infrastruktur sumber daya air

yang sudah ada.

l. Penerapan pola tanam dan alokasi air secara ketat.

m. Melakukan revitalisasi lahan tidur

Page 69: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 117 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

n. Perbaikan darurat kerusakan infrastruktur akibat bencana banjir.

o. Melakukan survei potensi energi di daerah terpencil/kepulauan untuk penyediaan

energi listrik dan menginventarisasi rumah tangga belum berlistrik bagi seluruh

kabupaten/kota se Jawa Timur.

p. Pengawasan terhadap pemanfaatan energi listrik di Jawa Timur dalam rangka

konservasi energi listrik untuk menjamin kesinambungan pemanfaatan energi

listrik.

Page 70: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 118 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

13. Misi Ketiga Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan penataan

ruang dengan Tujuan ke-13 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup dan

Pemeliharaan Kelestariannya.

Tabel 3.42 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XIII

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.

Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi

1. Luas konservasi kawasan hutan (ha)

10.000 24.660,4 10.326

2. Meningkatnya sumber mata air terkonservasi

1. Jumlah titik sumber mata air yang terkonservasi

5 5 6

3.

Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut

1. Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air

33,00 4,35 39,00

4. Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

1. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2)

4,00 4,48 4,29

Sumber: Dokumen Laporan Dinas Pengairan, Dinas Kehutanan dan Laporan SLHD BLH Tahun 2016

Page 71: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 119 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tabel 3.43 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.

Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi

1. Luas konservasi kawasan hutan (ha)

50.000 10.326 69,97

2. Meningkatnya sumber mata air terkonservasi

1. Jumlah titik sumber mata air yang terkonservasi

15 6 40

3.

Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut

1. Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air

36,00 39,00 108,33

4. Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

1. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2)

20 4,29 21,45

Sumber: Dokumen Laporan Dinas Pengairan, Dinas Kehutanan dan Laporan SLHD BLH Tahun 2016

Tabel 3.44 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya

kawasan hutan yang dikonservasi

1. Luas konservasi kawasan hutan (ha)

10.326 - -

2. Meningkatnya sumber mata air terkonservasi

1. Jumlah titik sumber mata air yang terkonservasi

6,00

3.

Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian

1. Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air

39,00

Page 72: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 120 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut

4.

Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

1.

Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2)

4,29

Sumber: Dokumen Laporan Dinas Pengairan, Dinas Kehutanan dan Laporan SLHD BLH Tahun 2016

Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab keberhasilan dan kegagalan

tercapainya target Indikator Kinerja adalah:

a. Capaian kinerja indikator luas konservasi kawasan hutan sebesar 103,26%.

Realisasi indikator luas kawasan hutan yang dikonservasi Tahun 2016 seluas

10.326 Ha melampaui target yang ditetapkan seluas 10.000 Ha. Luas kawasan

hutan yang dikonservasi pada Tahun 2015 sebesar 24.660,40 Ha dan pada

Tahun 2016 sebesar 10.326 Ha (mengalami penurunan). Konservasi kawasan

hutan dilaksanakan berdasarkan luas lahan hutan yang mengalami penurunan

fungsi/terdegradasi yang umumnya disebabkan oleh kebakaran hutan, pencurian

kayu dll. Pada Tahun 2014 terjadi kebakaran hutan yang cukup besar seluas

10.876,7 Ha di kawasan hutan Jawa Timur sehingga pada Tahun 2015

dibutuhkan konservasi lahan hutan seluas 24.660,40 Ha untuk meningkatkan

fungsi lahan hutan akibat kebakaran, pencurian kayu dll. Kebakaran hutan pada

Tahun 2015 seluas 1.950 Ha mengalami penurunan dibanding angka kebakaran

hutan Tahun 2014, sehingga luas lahan hutan yang dikonservasi pada Tahun

2016 seluas 10.326 Ha mengalami penurunan dibanding angka konservasi lahan

hutan Tahun 2015;

b. Jumlah titik sumber mata air yang terkonservasi. Meningkatnya peran

serta/partisipasi masyarakat setempat didalam pengelolaan dan pelestarian

Sumber Daya Alam (SDA). Meningkatnya partisipasi masyarakat tersebut

Page 73: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 121 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

merupakan indikator berhasilnya kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan oleh

Badan Lingkungan Hidup yang ditujukan kepada masyarakat setempat sebagai

pemanfaat SDA. Materi sosialisasi yang sering disampaikan kepada masyarakat

diantaranya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa

tanggung jawab pengelolaan lingkungan bukan hanya menjadi tanggungjawab

pemerintah tetapi merupakan tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat;

c. Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air, terjadinya musim

kemarau yang sangat panjang selama tahun 2015, yang menyebabkan debit air

sungai menurun, sementara debit air limbah dari industri maupun kegiatan

domestik tetap;

d. Belum terkontrolnya buangan air limbah hasil kegiatan domestik karena sampai

sekarang belum ada pengolahan limbah domestik yang terpusat sebelum limbah

tersebut dibuang kedalam badan air/ sungai;

e. Masih rendahnya anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan pengendalian

pencemaran di seluruh DAS yang ada di Jawa Timur;

f. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2), Program/kegiatan yang

telah dilakukan Pemerintah Provinsi jawa Timur melalui instansi-instansi terkait

untuk memenuhi target penurunan GRK pada taun 2015 cukup berhasil. Namun

di samping keberhasilan pencapaian target penurunan GRK masih ada beberapa

permasalahan yang harus dicarikan solusinya, di antara permasalahan tersebut

adalah bahwa aksi mitigasi telah banyak dilakukan di daerah tetapi tidak tercatat

secara detail setiap aktifitas yang dilakukan, sehingga jumlah data yang

diperoleh sangat sedikit sehingga menyebabkan banyak dilakukan asumsi-

asumsi dalam perhitungan emisi. Adapun solusi yang bisa dilakukan adalah:

Peningkatan kapasitas perhitungan emisi GRK sehingga meningkatkan jumlah

dan kualitas data aktivitas yang diperlukan dalam perhitungan emisi GRK.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah

peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi

Jawa Timur melalui Dinas Kehutanan dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa

Timur akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 74: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 122 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

a. Memperbaiki metode penanaman sesuai dengan kondisi medan lapangan;

b. Melakukan koordinasi dan kerjasama lintas daerah serta lintas sektoral dalam

pengelolaan sumber daya air agar lebih terintegrasi dan lebih baik sehingga

program/kegiatan yang dilakukan akan lebih efektif dan mampu menghemat

anggaran (efisiensi anggaran).

c. Lebih mengintensifkan kegiatan sosialisasi yang ditujukan terhadap seluruh

lapisan masyarakat terutama mereka yang berinteraksi dan pemanfaat langsung

sumber daya air yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka

mengenai pentingnya pelestarian sumber daya alam (air) demi keberlangsungan

kehidupan, tujuan dari kegiatan sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan

pemahaman dan kesadaran masyarakat sehingga turut berperan serta/

partisipasi dalam menjaga dan mengelola sumber daya alam (air), memberikan

pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa kewajiban/ tanggung

jawab untuk menjaga dan mengelola sumber daya alam (air) merupakan

tanggung jawab bersama bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata

seperti persepsi yang berkembang selama ini. Dengan demikian kerja

pemerintah dalam melestarikan dan mengelola sumber daya alam ini menjadi

lebih ringan dan lebih efektif serta efisien.

Page 75: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 123 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

14. Misi Ketiga Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan penataan

ruang dengan Tujuan ke-14 Meningkatkan Penataan Ruang Wilayah Provinsi

yang Berkelanjutan.

Tabel 3.45 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XIV

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terwujudnya

perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang

1. Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun

69,23 53,58 70,27

2. Jumlah rencana rinci tata ruang Kabupaten/ Kota

7 16 15

3. Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang

25 10 63,63

4. Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang

75 100 100

Sumber: Dokumen NSPK Prov. Jatim Tahun 2016

Tabel 3.46 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terwujudnya

perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang

1. Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun

100 70,27 70,27

2. Jumlah rencana rinci tata ruang Kabupaten/ Kota

40 15 37,5

3. Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang

100 63,63 63,63

4. Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang

75 100 133,33

Sumber: Dokumen NSPK Prov. Jatim Tahun 2016

Page 76: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 124 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tabel 3.47 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terwujudnya

perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang

1. Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun

70,27 n/a n/a

2. Jumlah rencana rinci tata ruang Kabupaten/ Kota

15 n/a n/a

3. Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang

63,63 n/a n/a

4. Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang

100 n/a n/a

Sumber: Dokumen NSPK Prov. Jatim Tahun 2016

Pada tahun 2016 Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang mengajukan 5

persetujuan substansi RTR Kawasan Strategis Provinsi dalam rangka penetapan

Perda RTR KSP yaitu:

1. Agropolitan Regional Bromo-Tengger-Semeru;

2. Kaki Jembatan Suramadu Sisi Surabaya (KKJSS), Kaki Jembatan Suramadu Sisi

Madura (KKJSM), dan Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) Tanjung Bulu

Pandan;

3. Agroindustri Gresik Lamongan (Gelang);

4. Segitiga Emas Unggulan Kab. Tuban – Kab. Bojonegoro – Kab. Lamongan;

5. Agropolitan Madura.

Semua kelengkapan dan persyaratan teknis telah terpenuhi, namun untuk

mendapatkan persetujuan substansi RTR KSP memerlukan waktu yang cukup lama

karena beberapa kendala diantaranya Direktur Jenderal Tata Ruang dalam proses

Persetujuan Substansi memberikan persyaratan tambahan berupa Status

Page 77: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 125 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Kepemilikan Lahan, untuk menghindari konflik yang timbul setelah peraturan /perda

ditetapkan (Nomor Surat 530/200/V/2016, tanggal 6 Juni 2016). Selain itu

munculnya peraturan pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyusunan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang mewajibkan adanya persyaratan tambahan

berupa validasi terhadap dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

Sebagai upaya optimalisasi kinerja, pada tanggal 23 November 2016

dilaksanakan upaya sinkronisasi melalui overlay peta bidang BPN dengan peta

Rencana Pola Ruang KSP, yang kemudian dikoordinasikan dengan masing-masing

Kabupaten di lokasi perencanaan KSP. Selain itu, telah dilaksanakan konsultasi

KLHS kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang telah ditanggapi

dengan surat pada Tanggal 6 September 2016, dengan Nomor:

S.165/PDLKWS/PKLHWS/PLA.3/9/2016. Sehingga diharapkan pada tahun yang

akan datang 5 RTR KSP tersebut telah mendapatkan persetujuan substansi.

Page 78: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 126 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

15. Misi Keempat Meningkatkan Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik dengan

Tujuan ke-15 Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good

Governance) dan Bersih (Clean Government) serta Profesionalisme Pelayanan

Publik

Tabel 3.48 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XV

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI Th. 2015

(n-1) Th. 2016

(n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya

kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik

1. Jumlah SKPD provinsi yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)

71 0 99

2. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah

2. Hasil EKPPD ST ST ST

3. Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan

3. Penilaian SAKIP A A A*

4. Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya

4. Jumlah raperda inisiatif dewan

3 7 10

5. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah

5. Opini BPK

WTP WTP WTP*

6. Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas

6. Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan

20 20,41 20,41

Page 79: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 127 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI Th. 2015

(n-1) Th. 2016

(n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 7. Mewujudkan sistem

penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana

7. Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%)

100 100 100

* hasil Opini BPK Tahun 2015 belum keluar Sumber:Data Dokumentasi Inspektorat Tahun 2016; Hasil EKPPD Kemendagri Tahun 2016; LHE

KemenPANRB Tahun 2016, Hasil Opini BPK-RI, Dokumentasi Baperpus dan BPBD.

Tabel 3.49 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyeleng-garaan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik

1 Jumlah SKPD provinsi yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)

71 99 139,43

2 Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah

1 Hasil EKPPD ST ST TERCAPAI

3 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan

1 Penilaian SAKIP A A TERCAPAI

4 Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya

1 Jumlah raperda inisiatif dewan

31 17 54,83

Page 80: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 128 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 5 Meningkatnya

kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah

1 Opini BPK

WTP WTP* TERCAPAI

6 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas

1 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan

100 20,41 20,41

7 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana

1 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%)

100 100 100

* hasil Opini BPK Tahun 2016 belum dikeluarkan oleh BPK-RI Sumber:Data Dokumentasi Inspektorat Tahun 2016; Hasil EKPPD Kemendagri Tahun 2016; LHE

KemenPANRB Tahun 2016, Hasil Opini BPK-RI, Dokumentasi Baperpus dan BPBD.

Tabel 3.50 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

REALISASI Th. 2016

REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyeleng-garaan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik

1 Jumlah SKPD provinsi yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)

99 n/a n/a

Page 81: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 129 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

NO. SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

REALISASI Th. 2016

REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 2 Meningkatnya

transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah

1 Hasil EKPPD ST n/a n/a

3 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan

1 Penilaian SAKIP A* n/a n/a

4 Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya

1 Jumlah raperda inisiatif dewan

10 n/a n/a

5 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah

1 Opini BPK

WTP n/a n/a

6 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas

1 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan

20,41 n/a n/a

7 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana

1 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran

100 n/a n/a

* hasil Opini BPK Tahun 2016 belum keluar Sumber:Data Dokumentasi Inspektorat Tahun 2016; Hasil EKPPD Kemendagri Tahun 2016; LHE

KemenPANRB Tahun 2016, Hasil Opini BPK-RI, Dokumentasi Baperpus dan BPBD.

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja

yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang

menjadi penyebab antara lain:

Page 82: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 130 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

a. Pelaksanaan Sistim Pengendalian Intern Pemerintah Daerah pada Pemerintah

Provinsi Jawa Timur masih belum maksimal, hal ini disebabkan karena masih

disusunnya Peraturan Gubernur Jawa Timur terkait Petunjuk Pelaksanaan dan

Petunjuk Teknis Sistim Pengendalian Intern Pemerintah Daerah. Sebagai

perwujudan pelaksanaan pengendalian intern, dalam pemeriksaan reguler yang

dilakukan oleh auditor Inspektorat dilakukan juga pengendalian SPI, yang

bertujuan pembinaan dan perbaikan serta pengawasan melekat, diharapkan

bahwa pelaksanaan SPI dapat dilakukan oleh masing – masing Organisasi

Perangkat Daerah sebagai pembinaan awal;

b. Perolehan predikat SAKIP Provinsi Jawa Timur merupakan hasil kerja sama Tim

SAKIP yang telah dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari

unsur Bappeda, Inspektorat, BPKAD dan Biro Organisasi. Keberadaan Tim

SAKIP tersebut mampu mendorong seluruh Perangkat Daerah untuk menyajikan

akuntabilitas kinerja yang semakin baik dari tahun ke tahun. Adapun masyarakat

bisa mengakses www.siakip.jatimprov.go.id untuk mengetahui gambaran singkat

dari akuntabilitas kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur;

c. Pengelolaan aset daerah yang belum tertib (sertifikasi aset tanah, pengelolaan

kendaraan dinas dan pencatatan ke dalam buku inventaris) dan adanya

pengadaan barang dan jasa yang kurang sesuai dengan spesifikasi dan tidak

sesuai ketentuan serta masih dijumpai laporan pertanggungjawaban

penggunaan APBD yang kurang tertib;

d. Bidang Kearsipan masih dianggap kurang penting oleh beberapa Perangkat

Daerah, sehingga banyak arsip PD yang tidak diperhatikan penanganannya dan

kurangnya jumlah Jabatan Fungsional Arsiparis sehingga banyak PD yang

belum mendapatkan bimbingan secara intensif oleh fungsional arsiparis serta

adanya keterbatasan sarana dan prasarana penyimpanan arsip (depo arsip)

dimana masih belum memenuhi standar;

e. Masih terdapat beberapa Kabupaten/Kota yang belum membentuk kelembagaan

Penanggulangan Bencana sehingga upaya pengembangan desa tangguh

bencana di daerah rawan bencana juga belum optimal.

Page 83: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 131 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Sebagai langkah peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang,

Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melaksanakan Implementasi System Development Life Cycle (Pengembangan

Sistem Aplikasi berkelanjutan) dalam pengelolaan teknologi informasi, antara lain

sosialisasi Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 93 Tahun 2014 tentang

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, No. 96 Tahun 2014

tentang Bagan Akun Standar, No. 97 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur dan Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem

Akuntansi Berbasis Akrual (SIBAKU) yang dikawal oleh BPKAD Provinsi Jawa

Timur.

b. Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2017 akan menjalankan system

data tunggal dan akan mengintegrasikan keseluruhan aplikasi yang telah ada,

baik dari sisi perencanaan kinerja maupun keuangan. Selain itu pada tahun 2017

juga akan melaksanakan penguatan kepada masing-masing Kabupaten/Kota

melalui penguatan evaluator SAKIP;

c. Memberikan sosialisasi dan penilaian tentang kearsipan bagi SKPD di

lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan menambah jumlah SDM

Jabatan Fungsional Arsiparis baik melalui diklat fungsional arsiparis bagi

pegawai maupun melalui penambahan pegawai untuk formasi arsiparis serta

membangun depo arsip yang sesuai dengan standar dari ANRI;

d. Melaksanakan deseminasi atau sosialisasi pengembangan desa tangguh

bencana kepada aparatur dan tokoh masyarakat arti pentingnya desa tangguh di

daerah rawan bencana agar masyarakat di daerah rawan bencana tanggap &

tangguh menghadapi bencana yang secara otomatis korban harta bencana dan

jiwa dapat diminimalisir serta meningkatkan SDM aparatur dalam penanganan

bencana (pelatihan gladi posko, manajemen logistik, pemasangan tenda).

Koordinasi lintas sektoral di intensifkan antara BPBD, SAR, TNI / POLRI dan

lembaga teknis lain untuk penanganan bencana;

Page 84: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 132 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

16. Misi Kelima Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial dan Harmoni Sosial

dengan Tujuan ke-16 Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama dan

Kerukunan Antar Umat Beragama.

Tabel 3.51 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XVI

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

fasilitas layanan keagamaan

1 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk

5,46 3,96 4,11

2 Meningkatnya komunikasi antar- umat beragama

2 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani

100 100 100

Sumber: BPS dan Laporan Tim FKUB

Tabel 3.52 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya

fasilitas layanan keagamaan

1. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk

5,63 4,11 73,00

2. Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama

2. Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani

100 100 100

Sumber: BPS dan Laporan Tim FKUB

Tabel 3.53 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya

fasilitas layanan keagamaan

1. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk

4,11 n/a n/a

2. Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama

2. Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani

100 n/a n/a

Sumber: BPS dan Laporan Tim FKUB

Page 85: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 133 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja

yang mengalami kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebabnya

adalah kurang optimalnya peran unsur-unsur dalam masyarakat untuk mengurangi

konflik SARA. Akan tetapi apabila dilihat dari capaian tahun sebelumnya, angka

konflik SARA mengalami penurunan, hal itu berhubungan dengan peran dan

sinergitas dari lintas sektoral terkait dengan keagamaan mampu menciptakan situasi

dan kondisi yang kondusif melalui tindakan deteksi dini dan cegah dini terhadap

permasalahan di masyarakat agar tidak berkembang menjadi konflik yang

berkepanjangan dan sulit diselesaikan.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah

peningkatan capaian kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi

telah berupaya meningkatkan peran Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dalam

menjalin komunikasi antar dan inter umat beragama, meningkatkan kualitas

pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan berbangsa pada masyarakat

Jawa Timur, meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agamanya

masing-masing agar tidak mudah terjebak pada eksklusivisme negatif dalam

beragama, dan meningkatkan hubungan dan dialog antar kelompok masyarakat

yang berdimensi Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).

Page 86: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 134 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

17. Misi Kelima Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial dan Harmoni Sosial

dengan Tujuan ke-17 Meningkatkan Kehidupan Masyarakat yang Aman dan

Tertib.

Tabel 3.54 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XVII

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terciptanya

situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib

1. Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

100 100 100

Sumber Data: Data Pengamanan Satpol PP

Tabel 3.55 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terciptanya situasi

kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib

1. Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

100 100 100

Sumber Data: Data Pengamanan Satpol PP

Tabel 3.56 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Terciptanya situasi

kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib

1. Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

100 n/a n/a

Sumber Data: Data Pengamanan Satpol PP

Page 87: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 135 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Penanganan gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

tersebut meliputi pengamanan unjuk rasa, pengawalan pejabat penting,

pengamanan pemilihan kepala daerah serta kegiatan patrol yang bersifat rutin.

Page 88: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 136 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

18. Misi Kelima Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial dan Harmoni Sosial

dengan Tujuan ke-18 Meningkatkan Penguatan Kearifan Lokal (Local

Wisdom).

Tabel 3.57 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XVIII

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Menguatnya

budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial

1. Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

100 100 100

Sumber: Data Dokumentasi Disbudpar Tahun 2016

Tabel 3.58

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menguatnya

budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial

1 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

100 100 100

Sumber: Data Dokumentasi Disbudpar Tahun 2016

Tabel 3.59

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menguatnya

budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial

1 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

100 n/a n/a

Sumber: Data Dokumentasi Disbudpar Tahun 2016

Page 89: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 137 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

19. Misi Kelima Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial dan Harmoni Sosial

dengan Tujuan ke-19 Meningkatkan Penegakan Supremasi Hukum dan

Penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM) yang Berkeadilan.

Tabel 3.60 Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan XIX

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM

1 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti

100 100 100

2 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum

2 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar

910 889 901

Sumber Data: Laporan Tim RANHAM Tahun 2016 dan Rekapitulasi Data Ormas/LSM Tahun 2016

Tabel 3.61 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD

REALISASI Th. 2016

TINGKAT KEMAJU

AN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM

1 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti

100 100 100

2 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum

2 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar

1273 901 70,77

Sumber Data: Laporan Tim RANHAM Tahun 2016 dan Rekapitulasi Data Ormas/LSM Tahun 2016

Page 90: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 138 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tabel 3.62 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA REALISASI

Th. 2016 REALISASI NASIONAL

KET. (+/-)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya

pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM

1 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti

100 n/a n/a

2 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum

2 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar

901 n/a n/a

Sumber Data: Laporan Tim RANHAM Tahun 2016 dan Rekapitulasi Data Ormas/LSM Tahun 2016

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja

yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang

menjadi penyebab antara lain:

a. Kejadian terkait HAM, Hal ini karena melalui RANHAM telah terjadi harmonisasi

antara pemerintah dengan masyarakat, peningkatan pemahaman mengenai

penghormatan, pemajuan, perlindungan, pemenuhan dan penegakan HAM,

sehingga ada efektivitas penyelenggaraan diskusi dan kegiatan HAM, dan

perlunya konsistensi dalam komunikasi dan koordinasi antar elemen pemerintah

dan elemen masyarakat. Dengan berbagai kegiatan RANHAM dimaksud, secara

langsung atau tidak langsung telah berpengaruh terhadap penurunan kejadian

Hak Asasi Manusia, karena masyarakat dan aparatur saling memahami

kedudukan dan fungsinya dalam mengawal aplikasi hak asasi manusia di daerah

dan masyarakat diajak untuk berperan dalam pengembangan dan aplikasi HAM

dalam perumusan dan perencanaan pembangunan di Jawa Timur;

b. Ormas/LSM yang terdaftar, Hal tersebut berkaitan dengan perundang-

undangan dan peraturan-peraturan yang diterbitkan. Adanya putusan MK

terhadap Undang-Undang 17 Tahun 2013 pada akhir Desember 2014,

mengakibatkan peraturan Ormas mengalami perubahan guna menyesuaikan

dengan hasil putusan MK atas uji materi UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang

Ormas nomor 82/PUU-XI/2013/2013 tanggal 23 Desember 2014. Menindaklanjuti

Page 91: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 139 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

hal tersebut Dirjen Kesbangpol Kemendagri mengeluarkan surat tanggal 16

Januari 2015 Nomor 220/0109/Kesbangpol perihal penjelasan Putusan MK

terhadap Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 yang intinya menyebutkan

bahwa :

1. Pada intinya Ormas tidak berbadan hukum dapat terdaftar atau tidak

terdaftar pada pemerintah.

2. Pendaftaran cukup dilakukan oleh Pengurus Pusat sesuai dengan domisili

sekretariat.

Pada perkembangan selanjutnya, pada Mei 2015 Dirjen Kesbangpol kembali

menerbitkan surat tanggal 13 Mei 2015 Nomor 220/0904/Kesbangpol perihal

Tambahan Penjelasan Pustusan MK terhadap Undang-Undang 17 Tahun 2013

yang menyatakan bahwa ormas tidak berbadan hukum dapat mendaftarkan

kepengurusannya pada 2 (dua) atau lebih pada Provinsi dan/atau

Kabupaten/Kota yang berbeda, hanya nama struktur kepengurusan organisasi

kemasyarakatan yang didaftarkan tersebut harus berbeda. Apabila semua

pengurus Ormas di tingkat pusat cukup mendaftarkan sesuai domisili

sekretariatnya di Kabupaten/Kota, maka sekarang Pengurus Ormas Cabang

baik di tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten/kota boleh mendaftarkan

kepengurusannya di Bakesbangpol setempat. Hal tersebut mengakibatkan

sepanjang Mei 2015 s/d Tahun 2016 Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur

kembali mensosialisasikan aturan di atas baik melalui kegiatan ataupun ketika

diundang menjadi Narasumber di berbagai kegiatan bahwa ormas yang memiliki

kepengurusan di tingkat Provinsi Jawa Timur dapat mendaftar di Bakesbangpol

Provinsi Jawa Timur serta dapat mendaftar di Kabupaten/Kota lain apabila

memiliki cabang kepengurusan di tempat tersebut.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah

peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi

telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kejadian terkait HAM, Optimalisasi sinkronisasi kegiatan RANHAM dengan

SKPD sesuai Tupoksinya agar lebih berperan dan membantu peningkatan

wawasan sadar hukum dan HAM kepada aparatur dan masyarakat secara

Page 92: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 140 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

menyeluruh, serta mampu menciptakan harmonisasi dan kerjasama dengan

pihak terkait dan melaksanakan sosialisasi tentang keberadaan RANHAM dan

peduli HAM dengan tujuan meningkatkan wawasan serta mendorong kesadaran

hukum, sehingga masyarakat memahami hak dan kewajibannya sebagai pelaku

sosial di masyarakat.

b. Ormas/ LSM yang terdaftar, Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur akan

melakukan langkah konstruktif dan kongkrit melalui peningkatan peran serta

Ormas/LSM, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Elemen Masyarakat dalam

mewujudkan Visi Jawa Timur, yaitu terwujudnya masyarakat Jawa Timur yang

partisipatif, demokratis, aman dan damai dalam wadah NKRI.

Page 93: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 141 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN 1. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran

a. Alokasi per sasaran pembangunan

Pada dasarnya pembagian alokasi anggaran pada suatu Pemerintah Daerah

disesuaikan dengan prioritas pembangunan. Pada tabel di bawah ini disajikan

alokasi anggaran untuk masing-masing sasaran ataupun urusan:

Tabel 3.63 Persentase Alokasi Anggaran

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN

(Rp) ANGGARAN

(%)

1 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja

1 Persentase penduduk yang bekerja

201.342.896.357 6,09

2 Tingkat Pengangguran Terbuka

2

Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis

3 Persentase penurunan kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial

3 Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas

4 Angka rata-rata lama sekolah

154.292.141.100 4,67

5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B

7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A

9 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B

Page 94: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 142 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN

(Rp) ANGGARAN

(%)

10 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C

4

Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)

11 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD

5 Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan

12 Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana

6 Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga

13

Persentase pemuda berprestasi yang dibina

8.377.788.160 0,25

14 Persentase atlet berprestasi yang dibina

15.401.512.000

0,47

7 Meningkatnya ketersediaan tenaga medis secara merata

15 Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk

1,025,824,880 0,03

8 Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan

16 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

2,800,000,000

0,08

17 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup

9 Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM

18 Angka Harapan Hidup (AHH)

2,185,684,750

0,07

10 Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan

19 Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

39,403,979,642 1,19

11 Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB)

20 Persentase cakupan peserta KB aktif

453.170.000 0,01

Page 95: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 143 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN

(Rp) ANGGARAN

(%)

12 Menurunnya persentase penduduk miskin

21 Persentase penduduk miskin

13 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial

22 Persentase penurunan PMKS

92.071.169.000 2,79

14 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan

23

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

718.280.000 0,02

24

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

1.049.393.000

0,03

25 Indeks Pemberdayaan Gender

15 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi

26

Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%)

3.575.270.575 0,11

29 Persentase koperasi aktif

27.940.439.276

0,85

16 Meningkatnya jumlah wirausaha baru

27 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%)

22.165.642.654

0,67

17 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan

28 Rasio perputaran modal Kopwan

26.675.736.495

0,81

18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan)

30 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)

248.310.677.408 7,52

31 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%)

111.300.806.000 3,37

32 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%)

127.393.870.700 3,86

33 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB (%)

9.382.668.605 0,28

Page 96: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 144 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN

(Rp) ANGGARAN

(%)

34 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%)

471.584.920.000 14,27

19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility)

35 Ketersediaan pangan - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula

81.187.700.441 2,46

20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)

36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th)

38 Tingkat keamanan pangan (%)

21 Meningkatnya akses pangan (food access)

39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/CV) (%)

22 Meningkatnya volume ekspor dalam dan luar negeri

40 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%)

66.828.371.500

2,02

23 Meningkatnya kontribusi sektor industri

41 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%)

52.352.927.149

1,58

24 Meningkatnya kunjungan wisata

42 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

5.539.009.824

0,17

43 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara

25 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal

44

Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman

31.769.921.703 0,96

Page 97: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 145 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN

(Rp) ANGGARAN

(%)

45 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur

26 Meningkatnya jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah

46 Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)

5.478.340.653

0,17

47 Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)

5.478.340.653 0,17

48 Jumlah nilai realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM

4.639.975.860

0,14

49 Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM

4.639.975.860

0,14

50 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas

4.639.975.860

0,14

27 Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara

51 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%)

416.811.517.585

12,61

52 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan

189.923.302.800 5,75

53 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan

1.103.960.000

0,03

54 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan

55 Persentase Kab./ Kota berpredikat Wahana Tata Nugraha

37.496.359.000 1,13

Page 98: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 146 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN

(Rp) ANGGARAN

(%)

56 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang

103.042.628.289 3,12

28 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi

57 Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih

32.485.581.400

0,98

58 Persentase KK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah

1.352.263.700 0,04

59 Persentase pelayanan drainase perkotaan

2.689.610.900

0,08

60 Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan

176.550.000

0,01

61 Persentase rusun terbangun

32.607.140.000

0,99

29 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air

62 Luas areal layanan irigasi (ha)

4.834.581.667

0,15

63 Rasio/ kinerja jaringan irigasi

123.503.203.211

3,74

64 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku

6.323.988.150

0,19

65 Persentase Penurunan luas genangan banjir

9.004.094.725

0,27

30 Meningkatnya infrastruktur dan ketersediaan energi

66 Rasio ketersediaan listrik

2.881.650.000 0,09

67 Persentase rumah tangga pengguna listrik

31 Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi

68 Luas konservasi kawasan hutan (ha)

531.743.520

0,02

Page 99: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 147 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN

(Rp) ANGGARAN

(%)

32 Meningkatnya sumber mata air terkonservasi

69 Jumlah titik sumber mata air yang terkonservasi

425.000.000 0,01

33 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut

70 Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air

818.024.500

0,02

34 Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

71 Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2)

1.116.537.000

0,03

35 Terwujudnya perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang

72 Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun

1.546.247.505

0,05

73 Jumlah rencana rinci tata ruang Kab/ Kota

396.049.000 0,01

74 Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang

517.706.000

0,02

75 Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTR

147.362.000

0,004

36 Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyeleng-garaan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik

76 Jumlah SKPD provinsi yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)

32.642.522.702 0,99

Page 100: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 148 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN

(Rp) ANGGARAN

(%)

37 Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah

77 Hasil EKPPD

38 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan

78 Penilaian SAKIP 111.596.293.250

3,38

39 Meningkatnya peran DPRD sesuai dengan fungsinya

79 Jumlah raperda inisiatif dewan

150.285.606.351

4,55

40 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah

80 Opini BPK

131.841.914.928

3,99

41 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas

81 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan

531.741.600

0,02

42 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana

82 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%)

8.357.671.540 0,25

43 Meningkatnya fasilitas layanan keagamaan

83 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk

33.983.739.434 1,03

44 Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama

84 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani

82.314.150 0,002

Page 101: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 149 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ANGGARAN

(Rp) ANGGARAN

(%)

45 Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib

85 Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum Dan Ketentraman Masyarakat

25.548.411.695 0,77

46 Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial

86 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

9.135.604.200 0,28

47 Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM

87 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti

160.000.000 0,005

48 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum

88 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar

250.000.000 0,01

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat beberapa urusan yang

menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Akan tetapi belum bisa diambil

kesimpulan secara langsung, karena masing-masing kinerja utama dan indikator

kinerja utama merupakan hasil dari multiplier effect yang diakibatkan oleh

penganggaran untuk kinerja lainnya.

Page 102: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 150 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

b. Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas keuangan, maka diperlukan juga perbandingan antara kinerja dan anggaran. Berikut

ini disajikan perbandingan antara pencapaian kinerja dan anggaran.

Tabel 3.64 Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI

(6-9) Target Realisasi Capaian (%)

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Capaian (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja

1 Persentase penduduk yang bekerja

95,97 95,79 99,81 201.342.896.357 190.287.602.681 94,51 + 1,69

2 Tingkat Pengangguran Terbuka

4,04 4,21 95,80

2

Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis

3 Persentase penurunan kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial

20 21,40 93,00

3

Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas

4 Angka rata-rata lama sekolah

8,8 7,11 80,80 154.292.141.100 147.879.976.981 95,84 + 9,66

5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

97,96 98,56 100,61

6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B

86,7 88,14 101,66

7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

62,11 68,21 109,82

Page 103: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 151 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI

(6-9) Target Realisasi Capaian (%)

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Capaian (%)

8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A

112,84 112,84 100,00

9 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B

102,45 103,42 100,95

10 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C

80,9 81,42 101,78

4

Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)

11 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD

86,64 97,28 112,28

5 Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan

12 Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana

67,34 95,46 141,57

6 Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga

13

Persentase pemuda berprestasi yang dibina

20,73 29,02 139,9 8.377.788.160 8.328.926.859 95.55 + 44,35

14 Persentase atlet berprestasi yang dibina

13,73 13,95 101,6 15.401.512.000 14.387.891.111 93.42 + 8,18

7 Meningkatnya ketersediaan tenaga medis secara merata

15 Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk

18,00 17,04 94,67 1,025,824,880 953,988,361 93.00 n/a

8 Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan

16 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

97,19 91,00 106,37 2,800,000,000 2,281,226,943 81.47 21,30

17 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup

25,61 25,82 * (2015)

99,18

Page 104: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 152 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI

(6-9) Target Realisasi Capaian (%)

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Capaian (%)

9 Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM

18 Angka Harapan Hidup (AHH)

70,82 70,68 * (2015)

99,80 2,185,684,750

1,941,032,037 88.81 n/a

10 Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan

19 Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

15,00 15,00 100,00 39,403,979,642

34,448,996,316 87.43 12,57

11 Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB)

20 Persentase cakupan peserta KB aktif

65 76,84 118,21 Rp 453.170.000 Rp 449.827.310 99,26% 18,95

12 Menurunnya persentase penduduk miskin

21 Persentase penduduk miskin

11,72 11,85 98,89

13 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial

22 Persentase penurunan PMKS

1,42 1,38 97,18 92.071.169.000 88.796.316.792 96,44 % n/a

14 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan

23

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

20 14 70,00 Rp 718.280.000 Rp 707.828.354 98,54% n/a

24

Indeks Pembangunan Gender (IPG)

69 91,77* 133,00 1.049.393.000 1.030.350.134 98,19 16,63

25 Indeks Pemberdayaan Gender

71,02 68,64* 96,64

Page 105: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 153 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI

(6-9) Target Realisasi Capaian (%)

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Capaian (%)

15 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi

26 Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%)

54,85 – 54,93

54,98* 100,20 3.575.270.575 3.544.050.709 99,13 1,07

27 Persentase koperasi aktif 80,13 88,11 110,00 27.940.439.276 27.444.614.583 98,23 11,77

16 Meningkatnya jumlah wirausaha baru

28 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%)

9,25

11 118,90 22.165.642.654 21.782.728.322 98,27 20,67

17 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan

29 Rasio perputaran modal Kopwan

2,2

2,23 101,40 26.675.736.495 25.370.411.512 95,11 6,29

18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan)

30 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%)

1,96 2,82 143,00 248.310.677.408 235.812.767.988 94,97 48,03

31 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%)

2,1 2,01 95,71 111.300.806.000 104.642.988.350 94,02 n/a

32 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%)

4,38 2,45* 55,94 127.393.870.700 120.698.738.133 94,74 n/a

33 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB (%)

6,9 -9,12 -132,17 9.382.668.605 8.984.593.971 95,76% n/a

34 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%)

4,8 5,06 105,42 471.584.920.000 454.983.881.309 96,48 8,94

Page 106: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 154 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI

(6-9) Target Realisasi Capaian (%)

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Capaian (%)

19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility)

35 Ketersediaan pangan Beras Jagung Kedelai Daging Telur Susu Ikan Gula

7.780.5796.474.225

490.417362.861352.216415.521

1.465.7271.316.966

7.497.5265.425.180

316.390377.220 367.174449.661

1.453.3981.195.501

96,3683,7964,51

103,95104,24108,2199,1590,77

81.187.700.441 80.042.746.719 98,59 n/a

20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)

36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

84,40 83,36 98,76

37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th)

85,00 87,77 103,25

38 Tingkat keamanan pangan (%)

81,00 88,00 108,64

21 Meningkatnya akses pangan (food access)

39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/CV) (%)

<10 2,98

22 Meningkatnya volume ekspor dalam dan luar negeri

40 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%)

9,54 5,81 61,81 66.828.371.500

61.883.172.343 92,6 n/a

23 Meningkatnya kontribusi sektor industri

41 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%)

6,6 4,51 68,33 52.352.927.149 48.901.225.148 93,4 n/a

24 Meningkatnya kunjungan wisata

42 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

368.626 618.536 167,80 5.539.009.824 5.539.009.824 99.84% 43,59

Page 107: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 155 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI

(6-9) Target Realisasi Capaian (%)

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Capaian (%)

43 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara

45.824.051

54.565.006 119,07

25 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal

44

Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman

205

212 103,41 31.769.921.703 31.539.192.211 99.27% + 3,06

45 Indeks Kepuasan terhadap penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur

79

80 101,26

26 Meningkatnya jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah

46

Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)

61.72 24,09 39,67 5.478.340.653 5.251.686.669 95,86 n/a

47

Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah)

49.38 37,34 75,61 5.478.340.653 5.251.686.669 95,86 n/a

48 Jumlah nilai realisasi investasi PMA berdasarkan LKPM

41.40 26,57 64,17 4.639.975.860 4.412.271.071 95,09 n/a

49 Jumlah nilai realisasi investasi PMDN berdasarkan LKPM

42.92 46,33 107,94 4.639.975.860 4.412.271.071 95,09 12,85

50 Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas

94.28 82,14 87,12 4.639.975.860 4.412.271.071 95,09 n/a

Page 108: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 156 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI

(6-9) Target Realisasi Capaian (%)

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Capaian (%)

27 Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara

51 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%)

88,60 88,87 100,30 416.811.517.585 401.686.217.477 96,37 3,93

52 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan

57,90 57,90 100 189.923.302.800 188.409.699.735 99,20

0,80

53 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan

- 47,36 * 1.103.960.000 1.103.960.000 100,00 *

54 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju kawasan potensial dan jalan lintas selatan

- 43,50 *

55 Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha

55 78,95 143,55 37.496.359.000,- 36.954.931.485,- 98,56 % 44,99

56 IKM terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang

81 77,91 96,19 103.042.628.289,-

101.014.297.346,- 98,03 % n/a

28 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi

57 Persentase KK yang mendapatkan pelayanan air bersih

63,69 72,06 112,06 32.485.581.400

31.179.893.647 95,98%

16,08

Page 109: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 157 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI

(6-9) Target Realisasi Capaian (%)

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Capaian (%)

58 PersentaseKK yang mendapatkan Pelayanan Air Limbah

65,97 65,31 98,99 1.352.263.700 1.309.493.809 96,83%

n/a

59 Persentase pelayanan drainase perkotaan

82,12

41,61

50,67

2.689.610.900

2.440.096.834 90,72% n/a

60 Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan

85,48

71,97

84,19

176.550.000

126.836.650 71,84% n/a

61 Persentase rusun terbangun

49,11 39,76 80,96 32.607.140.000

30.821.630.005 94,52% n/a

29 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta pengendalian daya rusak air

62 Persentase Luas areal layanan irigasi

98,02 98,04 100,02 4.834.581.667

4.430.445.348 91,64

9,38

63 Rasio/ kinerja jaringan irigasi

68,40 68,50 100,15 123.503.203.211

118.590.937.220 96,02 4,13

64 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku

87,89 87,78 99,87 6.323.988.150

6.063.352.235 95,88

n/a

65 Persentase Penurunan luas genangan banjir

75,73 72,73 104,12 9.004.094.725 8.392.061.232 93,20 10,92

30 Meningkatnya infrastruktur dan ketersediaan energi

66 Rasio ketersediaan listrik 72,53 88,79 122 2.881.650.000 2.650.784.354 92,00 19,13

67 Persentase rumah tangga pengguna listrik

99,61 99,87 100,26

31 Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi

68 Luas konservasi kawasan hutan (ha)

10.000 10.326 103 531.743.520 489.421.100 92,04% 10,96

Page 110: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 158 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI

(6-9) Target Realisasi Capaian (%)

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Capaian (%)

32 Meningkatnya sumber mata air terkonservasi

69 Cakupan penghijauan (konservasi) sumber mata air

5 6 120 425.000.000 421.388.000 99,15% 20,85

33 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut

70 Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air

33 39 118,18 818.024.500 815.451.143 99,69% 18,49

34 Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

71 Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2)

4 4,29 107,23 1.116.537.000 1.083.440.504 97,04% 10,19

35 Terwujudnya perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang

72 Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun

69,23 70,27 101,50 1.546.247.505

1.476.525.081 95,49%

6,01

73 Jumlah rencana rinci tata ruang Kab/ Kota

7 15

214,28 396.049.000 374.333.958 94,52% 119,76*

74 Persentase ketersediaan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan tata ruang

25

63,63

254,52

517.706.000 511.322.240 98,77% 155,75*

75 Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTR

75 100 133,33 147.362.000

138.210.625 93,79% 39,54

Page 111: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 159 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI

(6-9) Target Realisasi Capaian (%)

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Capaian (%)

36 Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik

76 Jumlah SKPD provinsi yang melakasanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)

71 99 139 32.642.522.702 31.330.435.3677 95,98 23,52

37 Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah

77 Hasil EKPPD ST ST Tercapai

38 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan

78 Penilaian SAKIP A A* Tercapai 111.596.293.250 104.907.774.421 94,01% 5,99

39 Meningkatnya peran DPRD sd fungsinya

79 Jumlah raperda inisiatif dewan

3 10 333,33 150.285.606.351 136.091.490.356 90,56 242,77

40 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah

80 Opini BPK

WTP WTP Tercapai 131.841.914.928 121.952.455.693 92,50 7,50

41 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan

81 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan

20 20,41 102 531.741.600 531.123.300 99,88 2,20

Page 112: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 160 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI

(6-9) Target Realisasi Capaian (%)

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Capaian (%)

handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas

42 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana

82 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%)

100 100 100 8.357.671.540 8.232.258.925 98,50 1,50

43 Meningkatnya fasilitas layanan keagamaan

83 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk

5,46 4,11 75,27 33.983.739.434 31.958.489.951 94,04 n/a

44 Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama

84 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani

100 100 100 82.314.150 81.612.665 99 1,00

45 Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib

85 Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum Dan Ketentraman Masyarakat

100 100 100 25.548.411.695 23.927.298.101 93,65% 6,35

Page 113: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 161 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

KINERJA ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI

(6-9) Target Realisasi Capaian (%)

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Capaian (%)

46 Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial

86 Persentase benda situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

94,50 100 105,82 9.135.604.200 9.057.284.442 99.14 6,68

47 Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM

87 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti

100 100 100 160.000.000 154.812.285 96,76% 3,24

48 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum

88 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar

910 901 99,01 250.000.000 242.210.435 96,88% n/a

Adapun perbandingan antara pencapaian kinerja dan anggaran pada tabel di atas, tidak bisa serta merta ditetapkan tingkat

efisiensinya, dikarenakan pada masing-masing indikator bisa jadi dibiayai oleh anggaran pada SKPD lain yang justru tidak

bersentuhan secara langsung. Karena pada dasarnya ada beberapa alokasi anggaran yang bersifat multiplier effect bagi indikator

lainnya. Misalnya capaian kinerja yang cukup tinggi pada sektor pariwisata, tentunya meupakan efek samping dari pembangunan

sarana prasarana jalan dan jembatan di Provinsi Jawa Timur dan publikasi tempat pariwisata yang dilakukan oleh Dinas

Komunikasi dan Informatika melalui website Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta pengaruh lainnya.

Page 114: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 162 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

2. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana

amanah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, berdampak positif terhadap hak dan

kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang sehingga perlu dikelola dalam

suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah

dimaksud merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan

merupakan elemen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Selain kedua Undang-undang tersebut, juga terdapat beberapa peraturan

perundang-undangan yang menjadi dasar dan acuan dalam melakukan pengelolaan

keuangan daerah yang diterbitkan lebih dahulu, yaitu :

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara ;

b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara ;

c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ;

d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional.

Dalam paket peraturan perundang-undangan keuangan negara nampak bahwa

terdapat perubahan fundamental dengan memasukkan kerangka ilmu manajemen

kinerja dan ilmu akuntansi keuangan. Dengan perubahan tersebut maka entitas

pemerintahan melakukan pengelolaan keuangannya harus berdasarkan pada

perencanaan kinerja (performance planning) yang sudah disusun dengan sebaik-

baiknya, anggaran kinerja (performance budget) yang merupakan penjabaran dari

perencanaan kinerja dan disetiap periode entitas pemerintahan harus menyajikan

laporan kinerja (performance report) dan laporan keuangan (financial statement).

Page 115: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 163 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Anggaran kinerja sangat memperhatian time value of money, yang mengandung arti

bahwa sumberdaya keuangan harus dikelola secara ekonomis, efisien dan efektif.

Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja penetapan target kinerja dari setiap

aktifitas pengelolaan sumber daya keuangan merupakan suatu keharusan, yang

terdiri dari input, output dan out comes.

Untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi dan otonomi tersebut, sesuai

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah sebagai pemegang

kekuasaan pengelolaan keuangan daerah diberikan wewenang untuk mengelola

keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan

daerah yang dipisahkan. Berdasarkan ketentuan tersebut, untuk menunjang

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat,

diperlukan adanya sumber daya dan dana yang cukup berasal dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dijabarkan dalam bentuk program dan

kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi

Jawa Timur secara transparan dan akuntabel, maka pengelolaan keuangan daerah

mulai perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD harus mengacu dan memperhatikan beberapa undang-undang

dan peraturan pelaksanaan yang komprehensif dan terpadu (omnibus regulation)

dari berbagai Undang-undang tersebut, dalam bentuk Peraturan Pemerintah Nomor

58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang memiliki tujuan

mempermudah dalam pelaksanaan dan tidak menimbulkan multi tafsir dalam

implementasinya.

Berdasarkan Pasal 155 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, untuk menjelaskan teknis dan guide line

pengelolaan keuangan daerah Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri

menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Untuk

mensinkronkan dengan kebijakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

Page 116: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 164 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

dengan karakter dan kebutuhan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2007

Nomor 1 Seri E) serta Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2015

tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2016

sebagaimana diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 17 Tahun

2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun

2015 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran

2016 yang mengatur, antara lain :yang mengatur, antara lain Sistem dan Prosedur

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Kode Rekening Aset,

Kewajiban, Ekuitas Dana, Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan, Sistem dan

Prosedur Penyusunan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,

Sistem dan Prosedur Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD, Sistem dan Prosedur

Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah serta Bagan Akun Standar.

a. Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Tahun Anggaran 2016.

Gambaran umum Tren realisasi APBD Provinsi Jawa Timur dari tahun ke tahun

seperti yang terlihat pada grafik di bawah yang menunjukkan tren Realisasi realisasi

APBD. Tren realisasi pendapatan daerah selalu berada di atas 100% artinya secara

keseluruhan selama 5 (lima) tahun terakhir realisasi pendapatan selalu melebihi

anggaran pendapatan itu sendiri. Bahkan terdapat tren fluktuatif jumlah nominal

pelampauan realisasi pendapatan dari tahun ke tahun, yaitu penurunan pada tahun

2015 sehingga realisasinyanya dibawah target namun pada tahun 2016 mengalami

kenaikan. Sedangkan tren realisasi belanja daerah berkebalikan dari realisasi

pendapatan daerah. Belanja APBD Provinsi Jawa Timur terhadap anggarannya

cenderung pada level yang sama selama selama 5 (lima) tahun berjalan dan pada

tahun 2016 hanya mengalami peningkatan yang relatif sedikit atau peningkatan tipis

dari tahun sebelumnya. Demikian juga dengan realisasi pembiayaan, dari tahun ke

tahun realisasi pembiayaan Provinsi Jawa Timur mengalami hampir sama, namun

terjadi penurunan yang relatif sedikit dari tahun sebelumnya untuk tahun 2015 dari

yang dianggarkan.

Page 117: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 165 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Grafik 3.1 Tren Capaian Realisasi APBD Provinsi Jawa Timur

Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)

Sedangkan pada Tahun Anggaran 2016, berdasarkan Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016,

struktur dan komposisi APBD Provinsi Jawa Timur Tahun, dapat dirinci sebagai

berikut (* data un-audited) :

a. Pendapatan Daerah, sebesar 23 trilyun 928 milyar 543 juta 492 ribu 679 rupiah,

terdiri dari :

1. Pendapatan Asli Daerah, sebesar 14 trilyun 624 milyar 118 juta 8 ribu 516

rupiah ;

2. Dana Perimbangan, sebesar 9 trilyun 237 milyar 37 juta 405 ribu 163 rupiah ;

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah, sebesar 67 milyar 388 juta 79 ribu

rupiah ;

Dari target yang telah ditetapkan sebesar 23 trilyun 928 milyar 543 juta 492 ribu

679 rupiah, dalam pelaksanaannya terealisasi sebesar 25 trilyun 45 milyar 26

juta 112 ribu 329 rupiah atau 104,67 persen, diatas dari target sebesar 1 trilyun

116 milyar 482 juta 619 ribu 650 rupiah 78 sen atau lebih 4,67 persen berasal

dari :

Page 118: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 166 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

a) Pendapatan Asli Daerah, terealisasi sebesar 15 trilyun 900 milyar 698 juta

660 ribu 57 rupiah 20 sen atau 108,73 persen dari target sebesar 14

trilyun 624 milyar 118 juta 8 ribu 516 rupiah, atau secara kumulatif

terdapat pelampauan sebesar 1 trilyun 276 milyar 580 juta 651 ribu 541

rupiah 22 sen, berasal dari :

- Pajak Daerah, sebesar 12 trilyun 772 milyar 227 juta 117 ribu 584

rupiah 90 sen;

- Retribusi Daerah, sebesar 133 milyar 587 juta 973 ribu 919 rupiah 68

sen;

- Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, sebesar 364

milyar 325 juta 988 ribu 476 rupiah;

- Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, sebesar 2 trilyun 630

milyar 557 juta 580 ribu 76 rupiah 68 sen;

b) Dana Perimbangan, terealisasi sebesar 9 trilyun 39 milyar 3 juta 358 ribu

881 rupiah atau 97,86 persen dari target sebesar 9 trilyun 237 milyar 37

juta 405 ribu 163 rupiah atau secara kumulatif kurang dari target sebesar

198 milyar 34 juta 46 ribu 282 rupiah, berasal dari :

- Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, sebesar 1 trilyun 849

milyar 884 juta 362 ribu 367 rupiah ;

- Dana Alokasi Umum, sebesar 1 trilyun 672 milyar 878 juta 372 ribu

rupiah ;

- Dana Alokasi Khusus, sebesar 5 trilyun 516 milyar 240 juta 624 ribu

514 rupiah

c) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 105 milyar 324 juta 93

ribu 391 rupiah 56 sen atau 156,29 persen dari target sebesar 67 milyar

388 juta 79 ribu rupiah atau secara kumulatif melebihi target sebesar 37

milyar 936 juta 14 ribu 391 rupiah 56 sen, berasal dari :

- Pendapatan hibah, sebesar 42 milyar 958 juta 979 ribu 806 rupiah;

- Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, sebesar 62 milyar 365 juta

113 ribu 585 rupiah 56 sen;

Page 119: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 167 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

b. Belanja Daerah, sebesar 24 trilyun 616 milyar 511 juta 471 ribu 689 rupiah,

terdiri dari :

a) Belanja Tidak Langsung, sebesar 16 trilyun 847 milyar 302 juta 868 ribu

128 rupiah 90 sen ;

b) Belanja Langsung, sebesar 7 trilyun 769 milyar 208 juta 603 ribu 560

rupiah 11 sen, APBD Provinsi Jawa Timur tersebut bersumber dari

Pendapatan Daerah.

Dari target yang telah ditetapkan sebesar 24 trilyun 616 milyar 511 juta

471 ribu 689 rupiah, terealiasi sebesar 23 trilyun 874 milyar 751 juta 773

ribu 851 rupiah 10 sen atau 94,15 persen,dengan rincian :

1) Belanja Tidak Langsung, sebesar 16 trilyun 380 milyar 714 juta 233

ribu 611 rupiah 30 sen atau 97,23 persen dari alokasi belanja sebesar

16 trilyun 847 milyar 302 juta 868 ribu 128 rupiah 90 sen;

2) Belanja Langsung, sebesar 7 trilyun 494 milyar 37 juta 540 ribu 239

rupiah 77 sen atau 96,46 persen dari alokasi sebesar 7 trilyun 769

milyar 208 juta 603 ribu 560 rupiah 11 sen.

b. Kinerja Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah, meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas

umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu

tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan Daerah,

adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan

bersih. Pendapatan daerah tersebut merupakan perkiraan yang terukur secara

rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

Aspek kinerja pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2016

yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-

Lain Pendapatan Yang Sah, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar

Rp 2,82 triliun, dan Pendapatan daerah pada tahun 2016 ini mengalami pelampauan

dibandingkan pendapatan pada tahun 2015, sehingga secara kumulatif realisasinya

lebih dari target yang telah ditetapkan atau terdapat pelampauan sebesar 1 trilyun

116 milyar 482 juta 619 ribu 650 rupiah 78 sen atau 4,67, secara rinci dapat dilihat

pada tabel 3.65 :

Page 120: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 168 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tabel : 3.65

Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016*

Nomor Urut

Jumlah (Rp) Bertambah /(Berkurang)

Uraian Anggaran Setelah Perubahan

Realisasi ( Rp ) %

1 2 3 4 5(=4-3) 6

1 PENDAPATAN DAERAH 23.928.543.492.679,00 25.045.026.112.329,80 1.116.482.619.650,78 4,67

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 14.624.118.008.516,00 15.900.698.660.057,20 1.276.580.651.541,22 8,73

1.1.1 PAJAK DAERAH 11.934.000.000.000,00 12.772.227.117.584,9 838.227.117.584,86 7,02

1.1.2 RETRIBUSI DAERAH 119.652.928.940,00 133.587.973.919,68 13.935.044.979,68 11,65

1.1.3 HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN

364.325.988.476,00 364.325.988.476,00 0 0,00

1.1.4 LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 2.206.139.091.100,00 2.630.557.580.076,68 424.418.488.976,68 19,24

1.2 DANA PERIMBANGAN 9.237.037.405.163,00 9.039.003.358.881,00 (198.034.046.282,00) (2,14)

1.2.1 DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL BUKAN PAJAK 1.959.782.256.163,00 1.849.884.362.367,00 (109.897.893.796,00) (5,61)

1.2.2 DANA ALOKASI UMUM 1.672.878.372.000,00 1.672.878.372.000,00 0,00 0,00

1.2.3 DANA ALOKASI KHUSUS 5.604.376.777.000,00 5.516.240.624.514,00 (88.136.152.486,00) (1,57)

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 67.388.079.000,00 105.324.093.391,56 37.936.014.391,56 56,29

1.3.1 PENDAPATAN HIBAH 33.500.000.000,00 42.958.979.806,00 9.458.979.806,00 28,24

1.3.4 DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI KHUSUS 33.888.079.000,00 62.365.113.585,56 28.477.034.585,56 84,03

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 23.928.543.492.679,00 25.045.026.112.329,80 1.116.482.619.650,78 4,76

Sumber: Data diolah dari Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)

Komposisi realisasi pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran

2012-2016 seperti tampak dalam grafik di bawah, menunjukkan bahwa Pendapatan

Asli Daerah masih merupakan pendapatan yang berkontribusi paling besar rata-rata

66,24%. Kondisi ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur tidak tergantung pada

transfer dari Pemerintah Pusat. Di urutan kedua adalah Dana Perimbangan rata-rata

20,92% dan yang ketiga Lain-Lain Pen dapatan Yang Sah 12,84%.

Berdasarkan data perkembangan beberapa tahun terakhir proporsi Pendapatan

Asli Daerah (PAD) terhadap APBD Provinsi Jawa Timur masih memberikan

kontribusi dan memiliki peran besar untuk menunjang kemampuan belanja daerah

dalam rangka mendukung tercapainya penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang diwujudkan dalam program

kegiatan SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Page 121: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 169 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Grafik 3.2 Komposisi Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

2012 2013 2014 2015 2016*

Pro

sen

tase

PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2011-2014 dan

Laporan Realisasi Anggaran TA. 2015 Un-Audited (*)

. Berikut ini disampaikan rekapitulasi proporsi dan kontribusi PAD terhadap

kekuatan APBD sebagaimana tabel berikut.

Tabel : 3.66 Proporsi PAD Terhadap Total Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur

Tahun 2012- 2016

NO TAHUN PAD

Pendapatan Daerah

Proporsi PAD thd

Pendapatan Daerah (%)

1 2 3 4 5

1 2012 9.584.081.971.227,10 15.401.493.951.238,10 62,23

2 2013 11.579.340.719.022,00 17.372.768.543.850,90 66,65

3 2014 14.442.216.534.958,94 20.772.483.892.730,94 69,53

4 2015 15.402.647.674.502,60 22.228.450.227.974,40 69,29

5 2016* 15.900.698.660.057,20 25.045.026.112.329,80 63,49

Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)

Khusus terkait dengan target dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu 2012-2016 diprediksi

mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2 % per tahun. Sedangkan, untuk pajak

daerah mengalami kenaikan secara bertahap rata-rata sebesar 1% per tahun

dengan asumsi bahwa kondisi sosial, politik dan perekonomian baik internasional,

nasional maupun regional stabil dan tidak adanya perubahan peraturan perundang-

Page 122: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 170 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

undangan yang lebih tinggi yang mengatur tentang pengelolaan pendapatan pajak

dan retribusi daerah yang sebagian diserahkan kepada Kabupaten/Kota, antara lain

Pajak Air Bawah Tanah, Retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Retribusi Ijin

Pengambilan Air bawah Tanah. Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli

Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel : 3.67

Realisasi/Prediksi PAD dan Pajak Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016

NO TAHUN PAD

PAJAK DAERAH

Kontribusi Pajak Daerah

Terhadap PAD (%)

1 2 3 4 5 1 2012 9.584.081.971.227,10 7.816.590.831.387,00 81,56

2 2013 11.579.340.719.022,00 9.404.933.622.356,69 81,22

3 2014 14.442.216.534.958,94 11.517.684.926.168,60 79,75

4 2015 15.402.647.674.502,60 12.497.148.704.551,00 81,14

5 2016* 15.900.698.660.057,20 12.772.227.117.584,90 80,32

Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)

c. Kinerja Belanja Daerah

Selanjutnya, dari sisi Belanja Daerah, yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung

sebesar 16 trilyun 847 milyar 302 juta 868 ribu 128 rupiah 90 sen terealisasi sebesar

16 trilyun 380 milyar 714 juta 233 ribu 611 rupiah 30 sen atau 97,23 persen dan

Belanja Langsung dari alokasi sebesar 7 trilyun 769 milyar 208 juta 603 ribu 560

rupiah 11 sen terealisasi sebesar 7 trilyun 494 milyar 37 juta 540 ribu 239 rupiah 77

sen atau 96,46 persen.

Page 123: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 171 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Grafik 3.3 Struktur Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur

-

5,000,000,000,000.00

10,000,000,000,000.00

15,000,000,000,000.00

20,000,000,000,000.00

25,000,000,000,000.00

30,000,000,000,000.00

2012 2013 2014 2015 2016*

BELANJA LANGSUNG BELANJA TIDAK LANGSUNG

Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan

Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)

Grafik di atas menggambarkan bahwa struktur belanja daerah Provinsi Jawa

Timur sebagian besar realisasinya adalah belanja tidak langsung jika dibandingkan

dengan belanja langsungnya. Adapun komposisi belanja daerah Provinsi Jawa Timur

didominasi oleh Belanja Lain-lain yaitu rata-rata selama tahun 2012-2016 sebesar

54,92%. Selanjutnya diikuti oleh Belanja Barang dan Jasa rata-rata sebesar 22,45%

lalu Belanja Pegawai yaitu rata-rata sebesar 14,40% dan ditutup oleh Belanja Modal

yaitu rata-rata sebesar 8,23%, sebagaimana terlihat dalam grafik berikut:

Grafik 3.4 Komposisi Realisasi Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

2012 2013 2014 2015 2016*

Pro

se

nta

se

Belanja Pegawai Belanja Barang&Jasa Belanja Modal Belanja Lain-lain

Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan

Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)

Page 124: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 172 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Persentase realisasi belanja provinsi yang terbesar adalah untuk Belanja

Lainnya, yaitu berupa transfer Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten

dan Kota. Hal ini wajar mengingat pelampauan pendapatan yang tertinggi untuk

provinsi Jawa Timur adalah dari pajak daerah, sehingga memang harus

dibagihasilkan. Selain itu pada Belanja Lainnya di APBD provinsi juga terdapat pos

Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial. Persentase realisasi Belanja Barang dan

Jasa serta Belanja Modal memiliki tren meningkat sedangkan realisasi Belanja

Pegawai memiliki tren menurun.

Realisasi belanja daerah merupakan realisasi penyerapan belanja daerah yang

dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mendanai seluruh program/ kegiatan yang

berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap pelayanan publik.

Pengelolaan belanja daerah untuk mendukung capaian target kinerja utama

sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2014 dengan menganut sistem primsip

akuntabilitas, efektif dan efisien dalam rangka mendukung penerapan anggaran

berbasis kinerja.

Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan

Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana

ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan, anggaran dan realisasi belanja

daerah seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.68

Realisasi Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Kode

Urusan Pemerintahan

Daerah

Belanja

Anggaran Setelah Perubahan Realisasi ( Rp )

Sisa Realisasi

Rp %

1 2 3 4 5 6

0 0,00 (17.571.434.759,00) 17.571.434.759,00 0,00

0 Pemerintah Provinsi Jatim 0,00 (17.571.434.759,00) 17.571.434.759,00 0,00

101 Pendidikan 275.068.124.350,00 256.196.822.661,00 18.871.301.689,00 6,86

0100 Dinas Pendidikan Prov. Jatim

275.068.124.350,00 256.196.822.661,00 18.871.301.689,00 6,86

102 Kesehatan 4.015.888.724.804,11 3.907.083.731.801,29 108.804.993.002,82 2,71

0101 Dinas Kesehatan Prov. Jatim 126.242.930.250,00 112.938.646.303,00 13.304.283.947,00 10,54

Page 125: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 173 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Kode

Urusan Pemerintahan

Daerah

Belanja

Anggaran Setelah Perubahan Realisasi ( Rp )

Sisa Realisasi

Rp %

1 2 3 4 5 6

0102 Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu Prov. Jatim

196.540.629.980,00 189.962.798.369,00 6.577.831.611,00 3,35

0103 Rumah Sakit Paru Jember Prov. Jatim

75.243.661.861,15 69.997.656.700,00 5.246.005.161,15 6,97

0104 Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Prov. Jatim

29.063.239.365,67 25.331.667.798,00 3.731.571.567,67 12,84

0105 Rumah Sakit Kusta Kediri Prov. Jatim

21.288.431.262,06 17.430.128.809,00 3.858.302.453,06 18,12

0106 Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto Prov. Jatim

43.820.219.022,02 39.699.894.720,00 4.120.324.302,02 9,40

0107 Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur

83.223.158.242,06 76.544.502.739,00 6.678.655.503,06 8,02

0108 Rumah Sakit Paru Surabaya Prov. Jatim

47.305.327.753,71 40.931.991.941,00 6.373.335.812,71 13,47

0109 Rumah Sakit Umum Asy - Syaafi Pamekasan Prov. Jatim

33.777.587.048,23 31.978.990.576,00 1.798.596.472,23 5,32

0110 Rumah Sakit Paru Manguharjo Madiun Prov. Jatim

27.559.400.784,64 26.459.677.739,00 1.099.723.045,64 3,99

0111 UPT- Akademi Keperawatan Madiun

11.199.082.341,15 10.011.282.544,00 1.187.799.797,15 10,61

0112 UPT- Akademi Gizi Surabaya 9.984.851.462,59 9.405.307.427,00 579.544.035,59 5,80

0113 UPT- Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang

18.792.372.919,33 16.749.877.742,00 2.042.495.177,33 10,87

0200 Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya Prov. Jatim

1.595.661.781.867,20 1.593.585.834.527,94 2.075.947.339,26 0,13

0300 Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang Prov. Jatim

911.828.945.129,32 919.973.894.838,35 (8.144.949.709,03) (0,89)

0400 Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun Prov. Jatim

423.692.697.642,09 381.008.430.706,00 42.684.266.936,09 10,07

0500 Rumah Sakit Haji Surabaya Prov. Jatim

281.407.097.922,86 268.837.438.463,00 12.569.659.459,86 4,47

0600 Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Prov. Jatim

79.257.309.950,03 76.235.709.859,00 3.021.600.091,03 3,81

103 Pekerjaan Umum 1.184.460.060.331,00 1.132.938.303.780,00 51.521.756.551,00 4,35

0200 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Prov. Jatim

792.644.452.385,00 762.616.148.888,00 30.028.303.497,00 3,79

0300 Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Prov. Jatim

231.753.531.036,00 220.116.936.972,00 11.636.594.064,00 5,02

0500 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jatim

160.062.076.910,00 150.205.217.920,00 9.856.858.990,00 6,16

106 Perencanaan Pembangunan 97.904.345.000,00 91.632.873.115,00 6.271.471.885,00 6,41

0100 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Prov. Jatim

97.904.345.000,00 91.632.873.115,00 6.271.471.885,00 6,41

107 Perhubungan 634.284.010.950,00 618.538.678.752,00 15.745.332.198,00 2,48

0100 Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan

634.284.010.950,00 618.538.678.752,00 15.745.332.198,00 2,48

108 Lingkungan Hidup 56.330.314.200,00 43.243.980.360,00 13.086.333.840,00 23,23

0200 Badan Lingkungan Hidup Prov. Jatim

56.330.314.200,00 43.243.980.360,00 13.086.333.840,00 23,23

Page 126: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 174 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Kode

Urusan Pemerintahan

Daerah

Belanja

Anggaran Setelah Perubahan Realisasi ( Rp )

Sisa Realisasi

Rp %

1 2 3 4 5 6

111 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

18.112.063.200,00 17.161.876.184,00 950.187.016,00 5,25

0100 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Prov. Jatim

18.112.063.200,00 17.161.876.184,00 950.187.016,00 5,25

113 Sosial 208.431.422.700,00 199.952.361.793,00 8.479.060.907,00 4,07

0100 Dinas Sosial Prov. Jatim 208.431.422.700,00 199.952.361.793,00 8.479.060.907,00 4,07

114 Ketenagakerjaan 315.393.337.057,00 295.407.047.412,00 19.986.289.645,00 6,34

0100 Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jatim

315.393.337.057,00 295.407.047.412,00 19.986.289.645,00 6,34

115 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

110.556.096.075,00 106.882.504.720,00 3.673.591.355,00 3,32

0100 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah ( UMKM ) Prov. Jatim

110.556.096.075,00 106.882.504.720,00 3.673.591.355,00 3,32

116 Penanaman Modal Daerah 53.407.430.000,00 50.350.747.135,00 3.056.682.865,00 5,72

0100 Badan Penanaman Modal Prov. Jatim

53.407.430.000,00 50.350.747.135,00 3.056.682.865,00 5,72

117 Kebudayaan 120.907.978.800,00 117.111.641.009,00 3.796.337.791,00 3,14

0100 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim

120.907.978.800,00 117.111.641.009,00 3.796.337.791,00 3,14

118 Kepemudaan dan Keolahragaan

51.213.742.270,00 47.436.572.832,00 3.777.169.438,00 7,38

0100 Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Prov. Jatim

51.213.742.270,00 47.436.572.832,00 3.777.169.438,00 7,38

119 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

61.472.103.625,00 57.095.112.926,00 4.376.990.699,00 7,12

0100 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov. Jatim

20.780.989.790,00 18.905.749.561,00 1.875.240.229,00 9,02

0300 Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Jatim

25.548.411.695,00 23.927.298.101,00 1.621.113.594,00 6,35

0400 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. Jatim

15.142.702.140,00 14.262.065.264,00 880.636.876,00 5,82

120 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

15.857.071.432.506,90 15.453.562.305.307,80 403.509.127.199,10 2,54

0100 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Prov. Jatim

51.395.999.000,00 50.062.172.550,00 1.333.826.450,00 2,60

0200 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

18.525.677.200,000 18.498.495.520,00 27.181.680,00 0,15

0301 Biro Administrasi Pemerintahan Umum Setda Prov. Jatim

11.174.266.202,00 10.294.914.875,00 879.351.327,00 7,87

0302 Biro Administrasi Kerjasama Setda Prov. Jatim

17.465.475.700,00 16.733.314.296,00 732.161.404,00 4,19

0303 Biro Hukum Setda Prov. Jatim 12.140.548.250,00 11.285.422.180,00 855.126.070,00 7,04

0304 Biro Administrasi Perekonomian Setda Prov. Jatim

26.793.726.600,00 25.384.498.709,73 1.409.227.890,27 5,26

0305 Biro Administrasi Pembangunan Setda Prov. Jatim

21.114.871.875,00 18.411.148.531,00 2.703.723.344,00 12,80

Page 127: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 175 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Kode

Urusan Pemerintahan

Daerah

Belanja

Anggaran Setelah Perubahan Realisasi ( Rp )

Sisa Realisasi

Rp %

1 2 3 4 5 6

0306 Biro Administrasi Sumber Daya Alam Setda Prov. Jatim

8.935.878.400,00 8.352.773.293,00 583.105.107,00 6,53

0307 Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat Setda Prov. Jatim

11.897.220.800,00 11.141.937.483,00 755.283.317,00 6,35

0308 Biro Administrasi Kemasyarakatan Setda Prov. Jatim

33.983.739.434,00 31.958.489.951,00 2.025.249.483,00 5,96

0309 Biro Humas dan Protokol Setda Prov. Jatim

21.789.568.400,00 20.148.394.112,00 1.641.174.288,00 7,53

0310 Biro Organisasi Setda Prov. Jatim

13.691.948.250,00 13.274.901.306,00 417.046.944,00 3,05

0311 Biro Umum Setda Prov. Jatim 140.371.128.500,00 131.824.245.622,00 8.546.882.878,00 6,09

0400 Sekretariat DPRD Prov. Jatim 150.285.606.351,00 136.091.490.356,00 14.194.115.995,00 9,44

0500 Badan Penelitian dan Pengembangan Prov. Jatim

30.555.785.041,00 29.712.395.907,00 843.389.134,00 2,76

0600 Inspektorat Provinsi Jatim 36.052.122.500,00 34.066.156.725,00 1.985.965.775,00 5,51

0700 Dinas Pendapatan Prov. Jatim 538.894.125.861,00 481.859.817.753,84 57.034.308.107,16 10,58

0800 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (SKPD)

131.841.914.928,00 121.952.455.693,00 9.889.459.235,00 7,26

0900 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (PPKD)

14.335.458.177.453,90 14.051.908.029.028,10 283.550.148.425,82 1,98

1200 Kantor Perwakilan Prov. Jatim 36.245.478.000,00 35.272.683.489,00 972.794.511,00 2,68

1300 Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim I Madiun

11.150.711.771,00 10.750.846.697,00 399.865.074,00 3,59

1400 Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim II Bojonegoro

9.385.246.500,00 8.821.588.199,15 563.658.300,85 6,01

1500 Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim III Malang

10.106.304.600,00 9.264.755.313,00 841.549.287,00 8,33

1600 Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jatim IV Pamekasan

9.516.119.100,00 9.080.442.634,00 435.676.466,00 4,58

1700 Badan Kepegawaian Daerah Prov. Jatim

34.891.010.000,00 32.683.115.347,00 2.207.894.653,00 6,33

1800 Badan Pendidikan dan Pelatihan Prov. Jatim

119.879.382.540,00 111.578.340.894,00 8.301.041.646,00 6,92

1900 Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Prov. Jatim

13.529.399.250,00 13.149.478.843,00 379.920.407,00 2,81

121 Ketahanan Pangan 110.724.647.641,00 107.543.480.182,00 3.181.167.459,00 2,87

0100 Badan Ketahanan Pangan Prov. Jatim

110.724.647.641,00 107.543.480.182,00 3.181.167.459,00 2,87

122 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

53.299.728.037,00 50.689.144.918,00 2.610.583.119,00 4,90

0100 Badan Pemberdayaan Masyarakat Prov. Jatim

53.299.728.037,00 50.689.144.918,00 2.610.583.119,00 4,90

125 Komunikasi dan Informatika 50.822.294.084,00 47.919.280.743,00 2.903.013.341,00 5,71

0100 Dinas Komunikasi dan Informatika

44.617.627.884,00 42.072.355.616,00 2.545.272.268,00 5,70

Page 128: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 176 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Kode

Urusan Pemerintahan

Daerah

Belanja

Anggaran Setelah Perubahan Realisasi ( Rp )

Sisa Realisasi

Rp %

1 2 3 4 5 6

0200 Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah

6.204.666.200,00 5.846.925.127,00 357.741.073,00 5,77

126 Perpustakaan 52.923.504.250,00 51.239.629.480,00 1.683.874.770,00 3,18

0100 Badan Perpustakaan dan Kearsipan

52.923.504.250,00 51.239.629.480,00 1.683.874.770,00 3,18

201 Pertanian 475.703.708.508,00 450.408.909.435,00 25.294.799.073,00 5,32

0100 Dinas Pertanian Prov. Jatim 248.310.677.408,00 235.815.922.788,00 12.494.754.620,00 5,03

0200 Dinas Perkebunan Prov. Jatim 99.999.160.400,00 93.894.248.514,00 6.104.911.886,00 6,10

0300 Dinas Peternakan Prov. Jatim 127.393.870.700,00 120.698.738.133,00 6.695.132.567,00 5,26

202 Kehutanan 55.871.629.300,00 51.675.122.729,00 4.196.506.571,00 7,51

0100 Dinas Kehutanan Prov. Jatim 55.871.629.300,00 51.675.122.729,00 4.196.506.571,00 7,51

203 Energi dan Sumberdaya Mineral

35.286.370.300,00 32.266.321.295,00 3.020.049.005,00 8,56

0200 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov. Jatim

35.286.370.300,00 32.266.321.295,00 3.020.049.005,00 8,56

205 Kelautan dan Perikanan 523.881.918.800,00 503.998.864.320,00 19.883.054.480,00 3,80

0100 Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Jatim

523.881.918.800,00 503.998.864.320,00 19.883.054.480,00 3,80

207 Perindustrian 197.496.484.900,00 184.416.888.244,00 13.079.596.656,00 6,62

0100 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jatim

197.496.484.900,00 184.416.888.244,00 13.079.596.656,00 6,62

TOTAL 24.616.511.471.689,00 23.874.752.201.134,10 741.759.270.554,92 3,01

Sumber: Data diolah dari Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)

d. Analisis Rasio Keuangan Kaitannya dengan Pencapaian Kinerja

Dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah di era otonomi daerah

yaitu terkait dengan pengelolaan APBD perlu ditetapkan standar atau acuan

kapan suatu daerah dikatakan mandiri, efektif dan efisien serta akuntabel.

Untuk itu diperlukan suatu pengukuran kinerja keuangan pemerintah daerah

sebagai tolak ukur dalam penetapan kebijakan keuangan pada tahun anggaran

selanjutnya. Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas

pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah.

Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukan bagaimana uang publik

dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan yang menunjukan bahwa uang publik

tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efektif dan efisien.

Page 129: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 177 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Pengukuran kinerja keuangan daerah secara umum mencakup 3 (tiga) bidang

yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya, meliputi :

1) Analisis penerimaan, yaitu analisis mengenai kemampuan pemerintah daerah

dalam menggali potensi sumber-sumber pendapatan ;

2) Analisis pengeluaran, yaitu analisis mengenai seberapa besar biaya-biaya dari

suatu pelayanan kepada masyarakat dan faktor-faktor yang menyebabkan biaya-

biaya tersebut meningkat ;

3) Analisis anggaran, yaitu analisis mengenai hubungan antara pendapatan,

belanja dan proyeksi tahun mendatang.

Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam

mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio

terhadap APBD yang telah dilaksanakan. Analisis rasio terhadap APBD

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah de.gan

membandingkan hasil yang dicapai suatu periode dibandingkan periode sebelumnya

sehingga dapat diketahui kecenderungannya. Beberapa analisis rasio yang

digunakan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) mengindikasikan

kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan

pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang telah membayar

pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan daerah. Kemandirian daerah

ditunjukkan oleh besar kecilnya Rasio Kemandirian yang menggambarkan

ketergantungan daerah terhadap sumber dana eksternal. Rasio ini ditunjukan

oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah (PAD) dibandingkan dengan

pendapatan daerah yang berasal dari sumber lainnya misalnya bantuan

pemerintah pusat (transfer pusat) maupun dari pinjaman. Semakin tinggi rasio

kemandirian daerah, tingkat ketergantungan terhadap bantuan pihak eksternal

semakin rendah, dan sebaliknya.

Rasio Kemandirian Daerah = Pendapatan Asli Daerah x 100 (Dana Perimbangan + Pinjaman Daerah)

Page 130: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 178 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Untuk menilai tinggi rendahnya rasio kemandirian pemerintah daerah,

bisa mengacu pada Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996, sebagai berikut :

Tabel 3.69

Kriteria Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah

Kemampuan Keuangan

Kemandirian (%)

Pola Hubungan

Rendah sekali

Rendah Sedang Tinggi

0 – 25

> 25 – 50 > 50 – 75 > 75

Instruktif

Konsultatif Partisipatif Delegatif

Sumber : Kepmendagri No. 690.900.327 /1996

Tabel 3.70

Perhitungan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2012-2016

Tahun PAD Dana Perimbangan Pinjaman Ratio

Kemandirian (%)

2012 9.584.081.971.227,10 3.069.016.101.831,00 2.057.688.020,00 312,08

2013 11.579.340.719.021,90 3.092.884.299.095,00 0.00 374,39

2014 14.442.216.534.958,90 3.485.336.767.166,00 0.00 414,37

2015 15.402.647.674.502,60 3.115.619.118.152,00 0.00 494,37

2016* 15.900.698.660.057,20 9.039.003.358.881,00 0.00 175,91 Jumlah 66.908.985.559.767,70 21.801.859.645.125,00 2.057.688.020,00 306,87 Rata-Rata

13.381.797.111.953,50 4.360.371.929.025,00 411.537.604,00 354,22

Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)

Berdasarkan tabel diatas, nampak bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur

tingkat kemandiriannya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang

menggambarkan tingkat kemandirian keuangan Provinsi Jawa Timur tinggi sekali

terhadap bantuan transfer dana perimbangan dan pinjaman atau dengan kata lain

ketergantungan terhadap pihak eksternal rendah. Hal ini bisa di lihat dari rasio

yang melebihi 100 % tiap tahunnya. Hasil rasio kemandirian dibandingkan dengan

pedoman tingkat kemandirian dan kemampuan keuangan dari Kepmendagri

tahun 1996, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk tahun 2012 sampai 2016

Page 131: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 179 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

tingkat kemampuan keuangannya tinggi sekali dengan pola hubungan delegatif yaitu

peranan kemampuan keuangan asli daerah lebih dominan daripada peran

pemerintah pusat. Pola ini dari sisi finansial menunjukkan tidak adanya

ketergantungan dari dana perimbangan sehingga peran pemerintah Provinsi Jawa

Timur hanya delegasi dari pemerintah pusat.

2. Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah

Rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam

merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan

target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Pemerintah daerah

dikatakan mampu menjalankan tugasnya bila rasio yang dicapai minimal sebesar 1

atau 100 persen. tetapi semakin tinggi rasio efektivitas berarti kemampuan

daerah semakin baik. Pemerintah telah menyusun pedoman penilaian tingkat

efektivitas keuangan daerah, melalui Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996

berikut ini.

Tabel 3.71 Kriteria Efektivitas Keuangan Daerah

Kriteria Efektivitas

Persentase Efektifitas (%)

Sangat Efektif

Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif Tidak Efektif

>100

>90 – 100 >80 – 90 >60 – 80 ≤60

Sumber :Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996

Rasio Efektivitas = Realisasi Penerimaan PAD

X 100 Target Penerimaan PAD yang ditetapkan berdasarkan

potensi Riil Daerah

Page 132: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 180 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tabel 3.72 Perhitungan Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah Prov Jatim

Tahun Anggaran 2011 – 2016

Tahun Target PAD PAD

Rasio

Efektifitas

(%)

2012 9.385.804.028.713,00 9.584.081.971.227,10 102.11

2013 10.382.698.220.551,00 11.579.340.719.021,90 111.53

2014 13.091.500.947.341,00 14.442.216.534.958,90 110.32

2015 14.900.073.456.574,00 15.402.647.674.502,60 103,37

2016* 14.624.118.008.516,00 15.900.698.660.057,20 108,73 Rata-Rata 12.476.838.932.339.00 13.381.797.111.953.50 107,25

Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2016 dan Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)

Berdasarkan tabel diatas nampak bahwa rasio efektifitas Pemerintah

Provinsi Jawa Timur cukup fluktuatif selama 5 tahun kebelakang dengan puncak

kenaikan tertinggi pada tahun 2013, namun kondisi tahun 2015 telah terjadi

penurunan yang cukup signifikan dikarenakan terjadinya pelampauan yang relative

kecil dari pajak daerah. Meskipun demikian berdasarkan kriteria efektifitas

Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih selalu diatas 100% tiap tahunnya. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun

2012-2016 telah sangat efektif dalam mengelola Pendapatan Asli Daerahnya.

3. Rasio Aktivitas (Keserasian)

Rasio keserasian merupakan rasio yang mendeskripsikan aktivitas

Pemerintah Daerah dalam memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin

dan belanja pembangunan secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang

dialokasikan untuk belanja rutin berarti persentase belanja investasi yang

dipakai untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat semakin kecil

(Abdul Halim, 2012). Sampai saat ini belum ada pedoman yang ideal tentang

besarnya rasio belanja rutin maupun rasio belanja modal, karena sangat

dipengaruhi dinamika pembangunan dan kebutuhan investasi yang diperlukan

untuk mencapai pertumbuhan yang ditargetkan.

Page 133: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 181 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Nama akun belanja rutin adalah sama dengan belanja operasi sedangkan

belanja pembangunan sendiri adalah belanja modal. Hal ini sesuai dengan yang

tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Selanjutnya rasio keserasian dapat di formulasikan sebagai berikut :

a) Rasio aktivitas belanja rutin/operasi = Belanja rutin/operasi X 100

Total APBD

b) Rasio aktivitas belanja modal = Belanja Pembangunan/ Modal X 100

Total APBD

Tabel 3.73 Perhitungan Rasio Aktifitas (Keserasian) Belanja Operasi dan Belanja Modal Pemerintah

Provinsi Jawa Timur Tahun anggaran 2012-2016

Tahun Belanja

Total Pendapatan Rasio Aktivitas

Belanja (%)

Operasi Modal Operasi Modal

2012 9.873.859.626.875,30 1.057.365.183.808,50 15.401.493.951.238,10 64,11 6,87

2013 11.434.703.038.403,80 1.175.751.046.134,00 17.372.768.543.850,90 65,82 6,77

2014 11.408.153.823.454,10 1.207.456.633.373,80 20.772.483.892.730,90 54,92 5,81

2015 12.842.601.930.376,80 2.258.320.071.661,60 22.228.450.227.974,40 57,78 10,16

2016* 14.901.291.072.962,80 2.150.723.418.760,00 25.045.026.112.329,80 59,50 8,59

Rata-rata 60,42 7,64 Sumber:

Dari perhitungan rasio keserasian di atas nampak bahwa sebagian besar

dana yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih digunakan untuk

kebutuhan belanja operasi walaupun terjadi penurunan rasio aktivitas belanja

Provinsi Jawa Timur, rata-rata rasio aktivitas belanja operasi (belanja rutin)

sebesar 60,42% sedangkan rasio aktivitas belanja modal (belanja pembangunan)

sebesar 7,64%. Namun pada tahun 2015 terjadi peningkatan rasio cukup signifikan

atau hamper dua kali lipat dari tahun sebelumnya dikarenakan adanya penambahan

realisasi belanja pembangunan atau modal. Rasio aktivitas belanja operasi Provinsi

Jawa Timur sangat tinggi dibandingkan dengan rasio aktivitas belanja modal.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa pemerintah Provinsi Jawa Timur

lebih memperioritaskan belanjanya pada belanja operasi daripada belanja modal

Page 134: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 182 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

(pembangunan). Semakin tinggi presentase dana yang dialokasikan untuk belanja

rutin berarti presentase belanja investasi (belanja pembangunan) yang

digunakan untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat

cenderung semakin kecil. Pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur perlu

menekan belanja operasi seperti belanja pegawai dan belanja barang yang

terlalu besar guna dialokasikan untuk belanja modal. Hal ini dianggap perlu

untuk diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur walaupun patokan

untuk besarnya belanja operasi dan belanja modal terhadap APBD belum ada.

Namun sebagai daerah yang berada di negara berkembang pemerintah daerah

seharusnya meningakatkan belanja modal (pembangunan) dalam menyediakan

sarana prasarana yang mendukung untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan pelayanan publik. Hal ini telah dilaksanakan dengan meningkatkan

proporsi belanja pembangunan atau modal sehinggal diharapkan dapat memberikan

efek multiplier yang berkepanjangan.

4. Rasio Pengelolaan Belanja

Rasio ini menggambarkan kegiatan belanja yang dilakukan oleh pemerintah

daerah memiliki ekuitas antara periode yang positif, yaitu belanja daerah yang

direncanakan idealnya tidak lebih besar dari pendapatan daerah yang diterima

pemerintah daerah. Rasio ini menunjukan adanya surplus atau defisit anggaran,

yaitu selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode

laporan. Penghitungan secara pasti besaran surplus atau defisit anggaran pada

suatu pemerintah daerah sulit untuk ditentukan karena sangat dipengaruhi beberapa

faktor, antara lain :

a. Keterlambatan penetapan besaran alokasi anggaran Dana Perimbangan;

b. Adanya program kegiatan yang dibiayai dari APBN pada SKPD yang memerlukan

dana pendamping dari APBD dan penyusunannya tidak melibatkan pemerintah

daerah;

c. Penerimaan pendapatan daerah tidak sebanding dengan belanja daerah.

Rasio pengelolaan belanja = Total Pendapatan Daerah X 100

Total Belanja Daerah

Page 135: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 183 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tabel : 3.74 Surplus/Defisit Anggaran dan Perhitungan Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Jawa

Timur Tahun Anggaran 2012-2016

Tahun Pendapatan Daerah Belanja Daerah Surplus/Defisit Rasio

Pengelolaan Belanja (%)

2012 15.401.493.951.238,10 15.161.976.515.887,30 239.517.435.350,80 101.58 2013 17.372.768.543.850,90 16.738.657.227.158,80 634.111.316.692,10 103,79 2014 20.772.483.892.730,90 20.006.881.302.740,90 765.602.589.990,00 103,83 2015 22.228.450.227.974,40 22.946.307.569.745,80 (717.857.341.771,40) 96,87 2016* 25.045.026.112.329,80 23.874.751.773.851,10 1.170.274.338.478,70 104,90

Rata-Rata 102.19 Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan

Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)

Rasio pengelolaan belanja Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tabel diatas

dapat dilihat bahwa rata-rata rasio pengelolaan belanja sebesar 102,19%. Pada

tahun 2015 sebesar 96,87 % mengalami defisit anggaran. Hal ini disebabkan

karena penurunan realisasi pendapatan Provinsi Jawa Timur pada tahun tersebut.

Penurunan pendapatan ini disertai dengan kemampuan pemerintah Provinsi Jawa

Timur dalam menekan realisasi atas belanja. Sehingga total belanja pemerintah

Provinsi Jawa Timur masih lebih rendah bila dibandingkan dengan total pendapatan

Provinsi Jawa Timur. Dapat dilihat pula bahwa kinerja pengelolaan belanja yang

paling baik terjadi pada tahun 2016 yang menunjukkan adanya surplus sebesar

Rp. 1.170.274.338.478,70 dimana Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengalami

peningkatan rasio pengelolaan belanja melebihi 100% yaitu 104,90%. Dengan

demikian kinerja pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jawa Timur baik jika dilihat

berdasarkan rasio pengelolaan belanja.

5. Rasio Pertumbuhan

Rasio Pertumbuhan, mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah

daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah

dicapai dari periode ke periode berikutnya. Pertumbuhan untuk masing-masing

komponen sumber pendapatan dan pengeluaran, dapat dijadikan dasar untuk

melakukan evaluasi terhadap potensi-potensi penerimaan dan prioritas belanja pada

tahun-tahun mendatang, dalam arti lain mengukur kemampuan Pemerintah Daerah

dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai

Page 136: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 184 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

selama beberapa periode. Jika pertumbuhan untuk masing-masing komponen

sumber pendapatan dan pengeluaran sudah diketahui, maka dapat digunakan

untuk menilai potensi mana yang perlu mendapat perhatian.

Rasio Pertumbuhan :

a. Realisasi Penerimaan PAD =

b. Rasio Pertumbuhan Σ Pendapatan =

c. Rasio Pertumbuhan Belanja Operasi =

Realisasi Pengeluaran ∑ Belanja Operasi Xn − Xn-1 X 100

Pengeluaran ∑ Belanja Operasi Xn-1

d. Rasio Pertumbuhan Belanja Modal

Realisasi Pengeluaran ∑ Belanja Modal Xn − Xn-1 X 100

Pengeluaran ∑ Belanja Modal Xn-1

Tabel: 3.75 Perhitungan Rasio Pertumbuhan Provinsi Jawa Timur

Tahun Anggaran 2012-2016

Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016* Rata-rata

PAD 9.584.081.971.227,10 11.579.340.719.021,90 14.442.216.534.958,90 15.402.647.674.502,60 15.900.698.660.057,20 13.381.797.111.953,50

Rasio Pertumbuhan

PAD 7,70% 20,82% 24,72% 6,65% 3,23% 12,63%

Total Pendapatan 15.401.493.951.238,10 17.372.768.543.850,90 20.772.483.892.730,90 22.228.450.227.974,40 25.045.026.112.329,80 20.164.044.545.624,80

Rasio Pertumbuhan Pendapatan

34,00% 12,80% 19,57% 7,01% 12,67% 17,21%

Belanja Operasi 9.873.859.626.875,30 11.434.703.038.403,80 11.408.153.823.454,10 12.842.601.930.376,80 14.901.291.072.962,80 12.092.121.898.414,60

Rasio Pertumbuhan

Belanja Operasi 47,73% 15,81% -0,23% 12,57% 16,03% 18,38%

Belanja Modal 1.057.365.183.808,50 1.175.751.046.134,00 1.207.456.633.373,80 2.258.320.071.661,60 2.150.723.418.760,00 1.569.923.270.747,58

Rasio Pertumbuhan Belanja Modal

1,15% 11,20% 2,70% 87,03% -4,76% 19,46%

Sumber: Data diolah dari Perda ttg Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2012-2015 dan Laporan Realisasi Anggaran TA. 2016 Un-Audited (*)

Page 137: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA dari berbagai piranti .... BAB III.pdf · BAB III - 49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III - 185 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Rasio pertumbuhan PAD dan pertumbuhan pendapatan Pemerintah Provinsi

Jawa Timur dari tahun 2012-2016 menunjukkan pertumbuhan yang positif. Rata-rata

rasio pertumbuhan PAD dan pendapatan selama 5 tahun sebesar 12,63% dan

17,21% menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi yang menunjukkan kinerja

pengelolaan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur baik karena setidaknya

pemerintah Provinsi Jawa Timur mampu mempertahankan penerimaan PAD dan

pendapatan tetap mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Berdasarkan tabel di

atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2016 PAD Pemerintah Provinsi Jawa

Timur mengalami penurunan pertumbuhan cukup tinggi yakni sebesar 3,23 % jika

dibanding dengan pertumbuhan tahun sebelumnya .

Pertumbuhan belanja Pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu belanja operasi

mengalami pertumbuhan yang positif dengan rata-rata selama 5 tahun sebesar

18,38% dan pertumbuhan belanja operasi pada tahun 2016 telah bergerak positif

yang berarti terjadi kenaikan yang menandakan adanya pertumbuhan positif yang

disebabkan adanya terealisasinya beberapa belanja terutama belanja jasa dikaitkan

dengan naiknya inflasi daerah, sedangkan rasio pertumbuhan belanja modal positif

dengan rata-rata 5 tahun sebesar 19,46%. Namun pada tahun 2016 mengalami

penurunan pertumbuhan jika dibanding dengan tahun 2015. Hal ini diakibatkan

karena belanja modal pada tahun 2016 lebih kecil dibandingkan dengan belanja

modal tahun 2015 disebabkan adanya penurunan realisasi pembangunan fisik.

Berdasarkan rata-rata rasio pertumbuhan belanja operasi sebesar 18,38% dan

belanja modal sebesar 19,46%, terlihat bahwa pertumbuhan rata-rata rasio

belanja operasi lebih kecil dibandingkan dengan belanja modal berkebalikan

dengan tahun sebelumnya sehingga menunjukkan pengelolaan keuangan yang lebih

berorientasi pada belanja yang manfaatnya jangka panjang dalam rangka

pengeluaran investasi yang manfaatnya dapat dirasakan untuk beberapa tahun

sepanjang masa manfaat atas belanja modal tetap terjaga dan memberikan multiplier

effect yang dapat mendukung perekonomian.