bab iii

4
Bab III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Bahaya Kesehatan akibat Paparan Bensin Bensin dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai rute paparan, yang paling umum adalah melalui hidung atau terhirup/terinhalasi. Bensin dapat menimbulkan iritasi ringan pada kulit, mata, dan saluran pernafasan. Efek sistemik akibat paparan akut bensin yang terutama adalah depresi sistem saraf pusat. Kebanyakan efek berbahaya dari bensin berasal dari bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya, terutama senyawa BTEX (benzen, etilbenzen, toluen, dan xylene), yang ada dalam jumlah kecil. Berdasarkan rute paparannya, gejala yang dapat timbul akibat paparan bensin adalah: a. Inhalasi Jalur inhalasi merupakan jalur paparan yang umum untuk masuknya bensin ke dalam tubuh. Umumnya, bau bensin memberikan peringatan akan adanya konsentrasi yang berbahaya. Ambang batas bau bensin adalah 0,025 ppm. Paparan akut uap bensin dapat menyebabkan iritasi, telinga berdenging, mual, muntah, dada terasa perih, sukar bernafas, denyut jantung tidak normal, sakit kepala, lemah, mabuk, disorientasi, penglihatan terganggu, bendungan paru, gangguan darah, kelumpuhan, kejang, dan koma. Uap bensin juga dapat menimbulkan depresi sistem saraf pusat, hidung, dan tenggorokan.

Upload: pspduntanduaribusebelas

Post on 16-Jul-2016

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

asd

TRANSCRIPT

Page 1: bab iii

Bab III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Bahaya Kesehatan akibat Paparan Bensin

Bensin dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai rute paparan,

yang paling umum adalah melalui hidung atau terhirup/terinhalasi. Bensin dapat

menimbulkan iritasi ringan pada kulit, mata, dan saluran pernafasan. Efek sistemik

akibat paparan akut bensin yang terutama adalah depresi sistem saraf pusat.

Kebanyakan efek berbahaya dari bensin berasal dari bahan-bahan kimia yang

terkandung di dalamnya, terutama senyawa BTEX (benzen, etilbenzen, toluen, dan

xylene), yang ada dalam jumlah kecil.

Berdasarkan rute paparannya, gejala yang dapat timbul akibat paparan bensin

adalah:

a. Inhalasi

Jalur inhalasi merupakan jalur paparan yang umum untuk masuknya bensin ke

dalam tubuh. Umumnya, bau bensin memberikan peringatan akan adanya konsentrasi

yang berbahaya. Ambang batas bau bensin adalah 0,025 ppm. Paparan akut uap

bensin dapat menyebabkan iritasi, telinga berdenging, mual, muntah, dada terasa

perih, sukar bernafas, denyut jantung tidak normal, sakit kepala, lemah, mabuk,

disorientasi, penglihatan terganggu, bendungan paru, gangguan darah, kelumpuhan,

kejang, dan koma. Uap bensin juga dapat menimbulkan depresi sistem saraf pusat,

hidung, dan tenggorokan. Menghirup bensin dengan kadar tinggi dalam jangka waktu

pendek (akut) juga dapat menimbulkan efek buruk terhadap sistem saraf. Efek yang

ditimbulkan akan bertambah berat seiring dengan meningkatnya jumlah bensin yang

terhirup. Menghirup bensin dalam jumlah besar dapat mengakibatkan kematian.

Kadar bensin yang dapat menimbulkan kematian adalah sekitar 10000 – 20000 ppm

jika terhirup. Paparan kronik uap bensin dapat menyebabkan hilangnya pendengaran,

kerusakan ginjal, kerusakan hati, kerusakan saraf, gangguan reproduktif, dan kanker.

b. Terkena mata

Jika terpapar uap bensin dalam jangka waktu pendek (akut) dapat timbul iritasi

mata. Pada sukarelawan yang terpapar uap bensin dengan konsentrasi serendah-

rendahnya 164 ppm selama 30 menit dilaporkan terjadinya iritasi. Bensin juga dapat

menimbulkan nyeri temporer jika terpercik ke mata, tetapi hal itu tidak menimbulkan

Page 2: bab iii

kerusakan permanen. Paparan kronik bensin dapat menyebabkan kerusakan kornea,

retina, dan badan silier pada mata.

c. Kontak kulit

Pada paparan akut, bensin dapat mengiritasi kulit dan meyebabkan kulit melepuh.

Jika bensin terperangkap di kulit, misalnya pada kejadian pakaian terendam dalam

bensin atau kulit kontak dengan genangan bensin, dapat menimbulkan luka bakar.

Paparan berulang atau berkepanjangan (kronik) dapat menyebabkan kulit kering

(akibat hilangnya lemak dari kulit), iritasi dan dermatitis. Efek terhadap sistem saraf

juga dapat terjadi pada orang yang terpapar uap bensin untuk jangka panjang, baik itu

karena pekerjaannya atau karena mereka menghirup bensin untuk memperoleh efek

halusinasi. Orang yang bidang pekerjaannya memungkinkan terpapar bensin setiap

hari kemungkinan juga dapat mengalami gangguan ingatan dan gangguan fungsi otot.

Pada kadar tinggi, beberapa bahan kimia dalam bensin, seperti benzen, diketahui

bersifat karsinogenik.

3.2. Masalah Kesehatan yang dipilih

Masalah yang dipilih oleh kelompok mengenai paparan yang tersering di

perusahaan yaitu gangguan pada saluran napas. Uap bahan bakar dapat mengiritasi

membran mukosa saluran napas. kongesti pulmonal, edema pulmona, trakeobronkitis

eksudatif akut, dan perdarahan intrapulmonal telah dilaporkan pada paparan yang berat.

Aspirasi pulmona akibat terhirup uap bahan bakar dalam jangka waktu panjang dapat

menyebabkan pneumonitis. paparan bahan kimia tertentu dapat berlajut pada Reactive

Airway Dysfunction Syndrome (RADS), bahan kimia yang mengiritasi dapat menginduksi

asma.

3.3. Potensi Bahaya/Pajanan yang dipilih

Bensin adalah campuran hidrokarbon minyak bumi mengandung rantai lurus,

bercabang, dan sikloalkana, yang mengandung 5 sampai 18 atom karbon, olefin (alkena),

dan hidrokarbon aromatik, termasuk benzena, toluena, dan xilena. Uap bensin

mengandung sekitar 90% alkana dan 2% aromatik (0,9% benzena). Berbagai aditif yang

dicampur dan dapat mempengaruhi sifat dan toksisitas bensin tertera pada tabel 1.

Page 3: bab iii

3.4. Hubungan penyakit dengan faktor pajanan terpilih

Bensin merupakan zat iritan bagi kulit, mata, dan saluran napas. Paparan

berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, paru, dan saluran napas.

3.5. Program K3 yang seharusnya dilaksanakan