bab iii

3
BAB III RESUME Gangguan motilitas mencakup gangguan pada saat menelan atau dikenal dengan disfagia. Disfagia sendiri berarti sulit menelan yang dapat berhubungan dengan penelanan makanan padat maupun cair. Sesuai dengan fisiologi menelan dibagi menjadi fase faringal dan fase esophagus, gangguan motilitas pada faring dapat menyebabkan disfagia orofaring. Disfagia orofaring merupakan kesulitan dalam memindahkan bolus makanan dari mulut ke esophagus. Gangguan motilitas faring diklasifikasikan berdasarkam perspektif fungsional, yaitu gangguan motilitas yang disebabkan oleh efek dari gangguan neuromuskular pada jalur menelan yang tidak dapat mempertahankan transport dan pengolahan makanan bolus normal. Gangguan yang disebabkan perspektif fungsional biasanya berhubungan dengan usia. Klasifikasi kedua menggunakan perspektif patofisiologi untuk mengklasifikasikan gangguan pada motilitas orofaringeal berdasarkan etiologi dan patogenesis dari gangguan neuromuskuler. Etiologi dibagi berdasarkan letak lesi.

Upload: nuralitarp

Post on 14-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tes

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III

BAB III

RESUME

Gangguan motilitas mencakup gangguan pada saat menelan atau dikenal

dengan disfagia. Disfagia sendiri berarti sulit menelan yang dapat berhubungan

dengan penelanan makanan padat maupun cair. Sesuai dengan fisiologi menelan

dibagi menjadi fase faringal dan fase esophagus, gangguan motilitas pada faring

dapat menyebabkan disfagia orofaring. Disfagia orofaring merupakan kesulitan dalam

memindahkan bolus makanan dari mulut ke esophagus.

Gangguan motilitas faring diklasifikasikan berdasarkam perspektif fungsional,

yaitu gangguan motilitas yang disebabkan oleh efek dari gangguan neuromuskular

pada jalur menelan yang tidak dapat mempertahankan transport dan pengolahan

makanan bolus normal. Gangguan yang disebabkan perspektif fungsional biasanya

berhubungan dengan usia. Klasifikasi kedua menggunakan perspektif patofisiologi

untuk mengklasifikasikan gangguan pada motilitas orofaringeal berdasarkan etiologi

dan patogenesis dari gangguan neuromuskuler. Etiologi dibagi berdasarkan letak lesi.

Lesi pada batang otak seperti stroke merupakan penyebab tersering.

Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis biasanya pasien mengeluhkan kesulitan

memulai menelan, air liur yang menetes, sensasi adanya benda asing (globus), bolus

terjepit,tercekik, batuk dan lainnya. Pemeriksaan fisik diperlukan untuk memastikan

ada tidaknya massa yang menghalangi proses menelan dan melihat ada tidaknya

kelemahan pada otot-otot menelan. Gold standar dalam pemeriksaan pada pasien

dengan disfagia yaitu Videofluoroskopi Swallow Assesment (VFSS) dan FEES

( Flexible Endoscopy Evaluation of Swallowing) yaitu suatu pemeriksaan penunjang

evaluasi fungsi menelan menggambarkan struktur dan fisiologi menelan pada rongga

mulut, faring, laring dan esophagus bagian atas. Pemeriksaan dilakukan dengan

menggunakan bolus kecil dengan berbagai konsistensi yang dicampur dengan barium.

Page 2: BAB III

Penatalaksanaan pada pasien dengan gangguan motilitas faring yaitu dengan

mengobati penyebab utamanya. Ketika proses tatalaksana pada penyakit yang

mendasari tidak bisa dilakukan, maka pencegahan aspirasi,dan mempertahankan

cara makan per oral adalah tujuan utama dari terapi.

Gangguan motilitas faringeal pada saat menelan membuat seseorang menjadi

sangat lumpuh dan dapat menyebabkan penderita beresiko mengalami kematian

akibat obstruksi aliran nafas atas oleh bolus makanan yang besar atau pneumonia

aspirasi. Ketidakmampuan untuk menelan makanan juga menyebabkan terjadinya

dehidrasi dan kelaparan dalam jangka waktu singkat serta penurunan berat badan dan

malnutrisi pada jangka waktu yang lebih lama.