bab iii

Upload: hana-fachir

Post on 08-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ikm

TRANSCRIPT

BAB III

PEMBAHASAN

Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi. Pengertian Keluarga berencana antara lain sebagai berikut :101. Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).2. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.3. WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.Kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha-usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Upaya menurunkan tingkat kelahiran dilakukan dengan mengajak pasangan usia subur/PUS (25-35 tahun) untuk berkeluarga berencana. Sementara itu penduduk yang belum memasuki usia subur (Pra-PUS) diberikan pemahaman dan pengertian mengenai keluarga berencana.26Sasaran dari program KB terdiri dari sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsung yaitu pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsung adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.27Perkembangan penduduk tanpa disertai dengan kontrol untuk mengukur jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menumbuhkan masalah sosial ekonomis dengan segala pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun ketahun memerlukan tambahan investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal itu tentu saja merupakan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usahanya untuk membangun dan meningkatkan taraf hidup negaranya. Oleh karena diperlukan suatu program untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah program KB.6Dari data laporan Puskesmas Alalak Selatan periode Januari April 2012, jumlah pengguna KB baru memiliki angka pencapaian hanya sebesar 65.85%, angka pencapaian ini masih belum mencapai target dibandingkan dengan jumlah pengguna KB lama. Hal ini kemungkinan salah satunya disebabkan oleh kurangnya optimalisasi kader dalam mempromosikan program KB dan kurangnya promosi kesehatan tentang KB di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan.Pada data yang disajikan dalam grafik 3 dapat dilihat jumlah pengguna KB baru pada laporan Puskesmas Alalak Selatan periode Januari November 2012 yang terbanyak adalah KB suntik (55,9 %), implant (33,3%), IUD (6%) dan KB pil (3,57%). Sedangkan Pengguna KB lama terbanyak adalah KB Suntik (130,6%) dan KB Pil (120,8%). Dari data tersebut, metode kontrasespsi yang lebih banyak dipakai menggunakan adalah metode kontrasepsi jangka pendek yaitu suntik mencapai >50% yakni 55,9%. Hal ini terkait dengan cara penggunaan kontrasepsi yang lebih mudah dibandingkan beberapa kontrasepsi lainnya.Dari data yang disajikan juga terlihat bahwa permasalahan yang juga tidak kalah penting adalah mengenai kader dan peranan promosi kesehatan, khususnya untuk mensosialisasikan program keluarga berencana (KB). Hanya ada 4 kali pertemuan yang digalakkan oleh promosi kesehatan kepada masyarakat dan kader berdasarkan data pada tabel 1.14 yang didapatkan di wilayah kerja puskesmas Alalak Selatan.Berdasarkan permasalahan tersebut perlu peningkatan mutu kader mengenai program KB sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengguna KB sehingga dapat menurunkan angka kepadatan penduduk dan pada akhirnya masyarakat akan lebih sejahtera kehidupannya. Selain itu perlu juga ditingkatkan peranan promosi kesehatan agar dapat lebih aktif lagi dalam mensosialisasikan program KB.Kader merupakan tenaga yang berasal dari masyarakat. Kader adalah para relawan warga masyarakat yang mempunyai kemauan dan kemampuan bekerja secara sukarela, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu dan telah mengikuti latihan kader di bidang kesehatan untuk membantu program kesehatan. Dalam satu posyandu idealnya memiliki minimal 5 orang kader aktif. Yang dimaksud dengan kader aktif adalah kader yang masih ikut serta dalam kegiatan posyandu dan menjalankan tugas dan fungsinya.Adapun kriteria kader Posyandu antara lain sebagai berikut:31. Latar belakang pendidikan kader kalau mungkin tamat SLTP, minimal bisa membaca dan menulis.2. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan3. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat4. Mempunyai waktu yang cukup5. Bertempat tinggal di wilayah Posyandu6. Berpenampilan ramah dan simpatik7. Diterima masyarakat setempatKader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, khususnya dalam hal ber-KB. Selain itu peran kader ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang dilakukan dengan cara mengajak dan memberikan informasi melalui konseling kepada masyarakat sehingga diharapkan bisa meningkatkan peserta KB aktif di puskesmas.4