bab iii

5
BAB III METODE EVALUASI A. Tolok ukur penilaian Evaluasi dilakukan pada program cakupan kunjungan ibu hamil dengan resiko tinggi di Puskesmas Satelit. Adapun sumber rujukan tolok ukur penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut : Panduan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Kesehatan Ibu dan Anak, Departemen Kesehatan RI Kewenangan Wajib Standar Pelayanan Minimal, Departemen Kesehatan RI B. Pengumpulan data Pengumpulan data yang dilakukan berupa: 1. Sumber data primer

Upload: hilman-fachri

Post on 21-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III

BAB III

METODE EVALUASI

A. Tolok ukur penilaian

Evaluasi dilakukan pada program cakupan kunjungan ibu hamil dengan

resiko tinggi di Puskesmas Satelit. Adapun sumber rujukan tolok ukur

penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Panduan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Kesehatan Ibu

dan Anak, Departemen Kesehatan RI

Kewenangan Wajib Standar Pelayanan Minimal, Departemen

Kesehatan RI

B. Pengumpulan data

Pengumpulan data yang dilakukan berupa:

1. Sumber data primer

Wawancara dengan koordinator pelaksana Program KIA di

Puskesmas Satelit

Pengamatan di Puskesmas Satelit.

2. Sumber data sekunder

Laporan tahunan Program Cakupan ibu hamil dengan resiko

tinggi Puskesmas Satelit pada periode Januari-Desember 2011

Page 2: BAB III

Masyarakat

Petugas kesehatan di masing-masing kelurahan

C. Cara analisis

Evaluasi Program cakupan kunjungan ibu hamil dengan resiko tinggi di

Puskesmas Satelit dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Menetapkan beberapa tolak ukur dari unsur proses

Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari proses

pelaksanaan adalah dengan menetapkan beberapa standar prosedur

pelaksanaan yang ingin dicapai.

2. Menentukan satu tolak ukur yang akan digunakan

Dari beberapa tolak ukur yang ada, dipilih satu tolak ukur yang akan

digunakan.

3. Membandingkan proses pelaksanaan program yang telah dilakukan

dengan tolak ukur yang telah ditetapkan. Bila terdapat kesenjangan,

ditetapkan sebagai masalah.

4. Menetapkan prioritas masalah

Masalah-masalah pada komponen proses tidak semuanya dapat

diatasi secara bersamaan mengingat keterbatasan kemampuan

Puskesmas. Selain itu adanya kemungkinan masalah-masalah

tersebut berkaitan satu dengan yang lainnya dan bila diselesaikan

salah satu masalah yang dianggap paling penting, maka masalah

lainnya dapat teratasi pula. Oleh sebab itu, ditetapkanlah prioritas

masalah yang akan dicari solusi untuk memecahkannya.

44

Page 3: BAB III

5. Identifikasi penyebab masalah

Berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep

selanjutnya akan diidentifikasi. Identifikasi penyebab masalah

dilakukan dengan membandingkan antara tolak ukur atau standar

komponen-komponen input, proses, lingkungan dan umpan balik

dengan pencapaian di lapangan. Bila terdapat kesenjangan, maka

ditetapkan sebagai penyebab masalah yang diprioritaskan tadi.

6. Membuat alternatif pemecahan masalah

Setelah diketahui semua penyebab masalah, dicari dan dibuat

beberapa alternatif pemecahan masalah. Alternatif-alternatif

pemecahan masalah tersebut dibuat untuk mengatasi penyebab-

penyebab masalah yang telah ditentukan. Alternatif pemecahan

masalah ini dibuat dengan memperhatikan kemampuan serta situasi

dan kondisi Puskesmas.

7. Menentukan prioritas cara pemecahan masalah

Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat,

maka akan dipilih satu cara pemecahan masalah (untuk masing-

masing penyebab masalah) yang dianggap paling baik dan

memungkinkan.

45