bab iii

6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Defenisi Sirosis merupakan konsekuensi dari penyakit hati kronis yang ditandai dengan penggantian jaringan hati oleh fibrosis, jaringan parut dan nodul regeneratif (benjolan yang terjadi hasil dari sebuah proses regenerasi jaringan yang rusak) akibat nekrosis hepatoselular, yang mengakibatkan penurunan hingga hilangnya fungsi hati. 1 3.2 Epidemiologi Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketiga pada pasien yang berusia 45 – 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskular dan kanekr). Di seluruh dunia, sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyait ini. 4

Upload: muhammad-azmi-agung

Post on 17-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1Defenisi Sirosis merupakan konsekuensi dari penyakit hati kronis yang ditandai dengan penggantian jaringan hati oleh fibrosis, jaringan parut dan nodul regeneratif (benjolan yang terjadi hasil dari sebuah proses regenerasi jaringan yang rusak) akibat nekrosis hepatoselular, yang mengakibatkan penurunan hingga hilangnya fungsi hati.13.2EpidemiologiDi negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketiga pada pasien yang berusia 45 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskular dan kanekr). Di seluruh dunia, sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyait ini.4Di Indonesia data prevalensi sirosis hati belum ada, hanya laporan laporan dari beberapa pusat perndidikan saja. Di RS Dr.Sardjito Yogyakarta jumlah pasien sirosis hati berkisar 4,1% dari pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam dalam kurun waktu 1 tahun (2004). Di medan dalam kurun waktu 4 tahun dijumpai pasien sirosis hati sebanyak 819 (4%) pasien dari seluruh pasien di Bagian Penyakit Dalam.2Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai pada kaum laki laki jika dibandingkan dengan ka um wanita sekitar 1,6 : 1 dengan umur rata rata terrbanyak antara golongan umur 30 tahun 59 ytahun dengan puncaknya sekitar 40 49 tahun.3.4KlasifikasiKlasifikasi sirosis dikelompokkan berdasarkan morfologi, secara fungsional, dan etiologisnya. Berdasaran morfologi , Sherlock membagi sirosis hati atas 3 jenis, yaitu :a. MikronodularDitandai dengan terbentuknya septal tebal teratur, di dalam septa parenkim hati mengandung nodul halus dan kecil merata di seluruh lobus. Pada sirosis mikronodular, besar nodulnya tidak melebihi 3 mm. Tipe ini biasanya disebabkan alkohol atau penyakit saluran empedu.4b. Makronodular.Ditandai dengan terbentuknya septa dengan ketebalan bervariasi , mengandung nodul yang besaranya juga bervariasi. Ada nodul besar didalamnya, ada daerah luas dengan parenkim yang masih baik atau terjadi regenerasi parenkim. Tipe ini biasanya tampak pada perkembangan hepatitis seperti infeksi virus hepatit B.2,4,5c. Campuran Yang memperlihatkan gambaran mikro dan makronodularSedangkan secara fungsional, sirosis hepatis dibagi menjadi kompensata dan dekompensata.1. Sirosis hati kompensataSiring disebut dengan sirosis hati laten atau dini. Pad astasdium kompensata ini belum terlihat gejala gejala yang nyata . biasanya stadium ini ditemukan pada saat pemeriksaan skrining52. Sirosis hati dekompensataDikenal dengan sirosis hati aktif, dan stadium ini biasanya gejala gejala sudah jelas. Misalnya asites, edema, dan ikterus.53.5Etiologi1. Alcoholic Liver DiseaseSirosis alkoholik terjadi pada sekitar 10 20 % peminum alkohol berat. Alkohol tampaknya melukai hati dengan menghalangi metabolisme normal protein, lemak, dan karbohidrat.2. Hepatitis C kronisInfeksi virus hepatittis C menyebabkan peradangan dan kerusakan hati yang selama beberapa dekade dapat mengakibatkan sirosis. Dapat didiagnosis dengan tes serologi yang mendegteksi antibodi hepatitis C atau RNA virus.3. Hepatitis B kronisVirus hepatitis B menyebabkan peradangan dan kerusakan hati yang selama beberapa dekade dapat mengakibatkan sirosis. Hepatitis B dapat didiagnosis dengan deteksi HBSAg > 6 bulan setelah infeksi awal. HbeAg dan HBV DNA bermanfaat untuk menilai apakkah pasien perlu terapi antiviral.2,34. Non Alcoholic Steatohepatitis (NASH)Pada NASH, terjadi penumpukan lemak dan akhirnya menjadi penyebab jaringan parut di hati. Hepatitis ini dihubungkan dengan diabetes, kekurangan gizi protein, obesitas, penyakit arteri koroner, dan pengobatan dengan obat kortikosteroid. Penyakit ini mirip dengan penyakit hati alkoholik tetapi pasien tidak memiliki riwayat alkohol. Biopsi diperlukan untuk diagnosis.65. Sirosis bilier primerMungkin tanpa gejala atau hanya mengeluh kelelahan, pruritus, dan nonikterik hiperpigmentasi dengan hepatomegali. Umumnya disertai elevasi alkali fosfatase serta peningkatan olesterol dan bilirubin. Hal ini lebih umum pada perempuan.2,36. Kolangitis Sklerosis PrimerKolangitis sklerosis primer adalah gangguan kolestasis progresif dengan gejala pruritus , steatorrhea, kekurangan vitamin larut lemak, dan penyakit tulang metabolik.2,3