bab iii
DESCRIPTION
konsultanTRANSCRIPT
BAB IIIKAJIAN TEORI
3.1 Konsep Umum Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Kinerja memiliki banyak pengertian, menurut pendapat Rue dan Byars
(1981:275), kinerja adalah tingkat pencapaian penyelenggaraan organisasi
(the degree of accomplishment). Penilaian dan evaluasi kinerja bagi setiap
organisasi atau konsultan merupakan kegiatan yang sangat penting terutama
untuk penilaian ukuran keberhasilan dalam batas waktu tertentu. Berbagai
pendapat menyamakan kinerja (performance) dengan prestasi kualitas
pelaksanaan tugas atau aktifitas pencapaian tujuan dan misi. Disamping itu
ada pendapat yang menyamakan pengertian kinerja dengan efisiensi dan
efektifitas (Miles dan Snow (1978: 77-78). Sementara menurut ninterplan
(1969 : 15), kinerja berkaitan dengan operasi, aktivitas, program dan misi
konsultan atau organisasi.
Atmosudirjo, (1997 : 11) berpendapat bahwa kinerja dapat berarti prestasi
kerja, prestasi penyelenggaraan sesuatu. Sementara Rummler dan Brache
(1995 : 16) membagi kinerja pada tiga paramaeter yaitu :
Pertama : Tingkat organisasi, dengan variabel kinerjanya adalah strategi,
tujuan dan pengukuran organisasi secara luas, struktur dan penyebaran
sumber daya;
Kedua : Tingkat proses, yaitu bagaimana pekerjaan itu dilakukan,dengan
variabel kinerjanya proses pelayanan kebutuhan pelanggan dan organisasi;
10
Ketiga : Tingkat pekerja atau pelaksana, variabel kinerjanya adalah promosi
jabatan, pertanggungjawaban kerja, standar pekerjaan, umpan balik,
penghargaan, dan peningkatan kemampuan/pelatihan.
Kinerja juga berarti kualitas perilaku yang berorientasi pada tugas atau
pekerjaan (Murphy dan Cleveland, 1995 ; 113). Beberapa pendapat lain
menyatakan bahwa kinerja sebagai prestasi kerja atau tingkat keberhasilan,
atau prestasi penyelenggaraan organisasi (Rue dan Byars, 1981;275;Wibawa,
1962;64; Atmosudirjo, 1997;11).
2. Konsep Dasar Penilaian Kinerja
Penilaian dan evaluasi kinerja adalah suatu upaya sistematis dan mandiri
untuk mengumpulkan data dan informasi yang bersifat obyektif terhadap
hasil, manfaat dan dampak dari suatu kegiatan menejemen tertentu yang telah
selesai dilaksanakan ataupun yang telah beberapa tahun berfungsi, yang akan
menghasilkan kesimpulan-kesimpulan dan rekomendasi, untuk dijadikan
bahan pertimbangan dan masukan bagi otoritas mengambil kebijakan dalam
merusmuskan strategi dan pendekatan dasar dalam penyelenggaraan
menejemen dimasa mendatang. Secara umum, evaluasi kinerja bermakna
bahwa analisis dan penilaian dalam proses evaluasi lebih diorientasikan pada
tingkat keberhasilan atas pencapaian dari sasaran dan tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan.
Penilaian dan evaluasi kinerja personil profesional dan sub profesional
staf konsultan pengawas (Supervisi), tergolong dalam jenis evaluasi kinerja
atas masing-masing posisi staf dalam suatu institusi bisnis dalam
melaksanakan/menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi)
11
utamanya untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi yang dituju.
3.2 Kompotensi dan Profesionalisme
Dalam rangka meningkatkan Profesionalisme jajaran SDM konsultan,
tentunya penangannya tidak dapat dilakukan secara parsial, namun proses ini
menuntut pembenahan secara menyeluruh. Upaya peningkatan
Profesionalismenya harus didasarkan pada visi, misi, strategi dan tujuan
organisasi itu sendiri.
Terdapat 2 (dua) kata kunci yang sering diperlukan dalam menilai
kemampuan seorang dalam jabatan tugasnya. Kompotenkah tenaga kerja
tersebut? atau Profesionalkah tenaga kerja tersebut? Dalam setiap proses
peningkatan Profesionalitas SDM apakah itu melalui pendidikan dan latihan,
atau trainingatau “Penyegaran” atau apapun namanya, kata Profesional dan
kompetensi selalu tersisip diantara peningkatan “Kepiawaian” seseorang
dalam jabatan tertentu.
1. Kompotensi
Secara sederhana pengertian kata kompotensi dapat diuraikan sebagai
berikut
“Kompotensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
aspek, pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan “.
Terdapat 5 (lima) karakteristik yang mendasari kompotensi, yaitu :
12
a. Motif, sebagai penggerak
Dalam menekuni/bekerja di bidang infrastruktur jalan dan jembatan,
apalagi pada posisi sebagai konsultan pengawas, apakah mempunyai
motivasi sesuai dengan cita-cita dan kecintaan pada prefesi yang digeluti
sejak awal kerjanya. Sebab tidak aneh lagi bahwa seorang yang mempunyai
latar belakang pendidikan tertentu, kenyataannya bekerja pada bidang yang
berbeda.
b. Sikap, Kecepatan, Bereaksi dan Konsistensi merespon berbagai
situasi/informasi
Saat ini dimana situasi dunia telah mengglobal dan situasi berkehidupan
sudah semakin kompleks, integritas seseorang dalam menyikapi suatu
perubahan situasi yang mendadak dan informasi yang terus berkembang dan
berubah, sangat diperlukan.
Konsistensi dalam memegang teguh prinsip-prinsip etos kerja yang baik
perlu dipertahankan. Di sisi lain dalam menyikapi perubahan situasi yang
akan mempengaruhi kinerja pelayanan masyarakat, seseorang harus dapat
mengambil sikap dan tindakan yang tepat agar apa yang dilakukan
merupakan yang terbaik bagi pengguna jasa serta publik yang dilayaninya.
2. Profesionalisme
Pengertian kata Profesionalisme adalah kemampuan melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan tuntutan profesinya, dengan ciri-ciri penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi, akurasi dan tepat waktu, disiplin dan
keteraturan kerja, sikap yang rasional dan tidak emosional, dedikasi, loyalitas
pada tugas, semangat, kesabaran, ketekunan, kreativitas dan sebagainya.
13