bab iii

3
BAB III KESIMPULAN - Reaksi hipersensitivitas adalah reaksi inflamasi, dapat humoral atau selular - Reaksi tipe 1 diperankan oleh IgE yang diikat oleh Fce-R pda sel mast atau basofil. Ikatan silang antara IgE pada sel mast atau basofil dan alergen yang melepas sejumlah mediator farmakologis aktif. Efek utama mediator tersebut adalah kontraksi otot polos dan vasodilatasi. Manifestasi klinis reaksi I antara lain berupa anafilaksis yang mengancan nyawa dan respons lokal seperti rinitis alergi, asma , dan dermatitis atopi - Reaksi cepat terjadi dalam hitungan detik, menghilang dalam 2 jam, ditimbulkan oleh ikatan silang antar alergen dan IgE pada permukaan sel mast yang menginduksi penglepasan mediator vasoaktif. - Reaksi intermediate terjadi setelah beberapa jam dan menghilang dalam 24 jam, melibatkan pembentukan komples imun IgG dan kerusakan jaringan melalui komplemen dan atau NK/ADCC 17

Upload: muhammad-azmi-agung

Post on 25-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dd

TRANSCRIPT

BAB IIIKESIMPULAN

Reaksi hipersensitivitas adalah reaksi inflamasi, dapat humoral atau selular Reaksi tipe 1 diperankan oleh IgE yang diikat oleh Fce-R pda sel mast atau basofil. Ikatan silang antara IgE pada sel mast atau basofil dan alergen yang melepas sejumlah mediator farmakologis aktif. Efek utama mediator tersebut adalah kontraksi otot polos dan vasodilatasi. Manifestasi klinis reaksi I antara lain berupa anafilaksis yang mengancan nyawa dan respons lokal seperti rinitis alergi, asma , dan dermatitis atopi Reaksi cepat terjadi dalam hitungan detik, menghilang dalam 2 jam, ditimbulkan oleh ikatan silang antar alergen dan IgE pada permukaan sel mast yang menginduksi penglepasan mediator vasoaktif. Reaksi intermediate terjadi setelah beberapa jam dan menghilang dalam 24 jam, melibatkan pembentukan komples imun IgG dan kerusakan jaringan melalui komplemen dan atau NK/ADCC Reaksi lambat terlihat sampai sekitar 48 jam setelah terjadi pajanan dengan antigen yang terjadi oleh aktivasi sel Th yangh mengangktifkan sel efektor makrofag yang menimbulkan kerusakan jaringan Histamin merupakan komponen utama granul sel mast yang merupakan mediator primer , meunjukan efek melalui reseptornya (H1, H2, H3, H4) dengan distgribusi dan efek yang berbeda Reaksi tipe II terjadi bila antibodi bereaksi dengan determinen antigen pad apermukaan sel yang menimbulkan kerusakan sel atau kematian melalui lisis dengan bantuan komplemen atau ADCC. Reaksi transfusi dan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir merupakan reaksi Tipe II Reaksi Tipe III terjadi melalui pembentukan kompleks imun yang mengaktifkan komplemen. Aktivasi komplemen mengahasilkan molekul efektor yang menimbulan vasodilatasi lokal dan menarik neutrofil. Endapan ompleks imun di deat antigen masuk dapat menginduksi reaksi Arthus ; akumulasi neutrofil yan gmelepas enzim litik, aktivasi komplemen yang menimbulkan kerusakan jaringan setempat. Dewasa ini reaksi hipersensitivitas telah dibagi dalam DTH yang terjadi melalui sel CD4+ dan T Cell Mediated Cytolysis yang terjadi melalui sel CD8+ Reaksi Tipe IV merupakan hipersensitivitas Tipe lambat yang dikontrol sebagian besar oleh reaktivitas sel T terhadap antigen Dalam T Cell Mediated Cytolysis, kerusakan terjadi melalui sel CD8+/CTL/Tc yang langsung membunuh sel sasaran dan penyait yang ditimbulkannya cenderung terbatas kepada beebrapa organ saja dan biasanya tidak sistemik Pada banyak penyakit autoimun yang terjadi melalui mekanisme selular, biasanya ditemukan baik sel CD4+ maupun CD8+ spesifik untuk selfantigen dan kedua jenis sel tersebut dapat menimbulkan kerusakan

18