bab iii
TRANSCRIPT
63
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Keperawatan
Pengumpulan Data
Tanggal MRS : 18 Juli 2012
Jam MRS : 15.00 Wita
Ruangan : NICU
Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum Propinsi NTB
Nomor Rekam Medis : 04 74 36
Tanggal Pengkajian : 19 Juli 2012
Jam Pengkajian : 07.45 Wita
3.1.1 Data Biografi
1. Identitas Pasien
Nama : By ”N”
Tempat/tanggal lahir : Rumah Sakit Umum Provinsi NTB
18 Juli 2012
Umur : 1 hari
Jenis Kelamin : Laki – laki
63
64
2. Identitas Penanggung Jawab
1) Ayah
Nama : Tn ”S”
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : Tamat SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Alamat : Lingsar Barat, Kec. Lingsar
2) Ibu
Nama : Ny ”N”
Umur : 25 Tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Alamat : Lingsar Barat, Kec. Lingsar
3.1.2 Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Sesak nafas.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke ruang NICU melalui ruang VK RSUP NTB
dengan keluhan sesak nafas dan pada saat lahir, klien tidak
65
langsung menangis serta APGAR SKOR 4 – 7 setelah dilahirkan
di ruang VK RSUP NTB pada tanggal 18 Juli 2012 pukul 14.45
wita, sebelum di bawa ke ruang NICU klien sempat dibersihkan
dan di hangatkan dengan kain yang dibawakan oleh keluarga
klien dan klien terlihat sesak dan adanya tarikan dinding dada,
setelah mengetahui itu bidan ruang VK langsung membawa
klien ke ruang NICU pada tanggal 18 Juli 2012 pukul 15.00
wita. Di ruang NICU klien dirawat dalam inkubator dengan
ekstra lampu penghangat.
3. Riwayat Penyakit / Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan ” saya dan suami saya tidak pernah
menderita penyakit yang serius seperti penyakit asma, TBC,
namun suami saya adalah seorang perokok.”
Genogram
Laki – Laki Pasien Garis Keturunan
Perempuan Garis Pernikahan Tinggal Serumah
Keterangan :
66
3.1.3 Riwayat Kehamilan dan Persalinan
1. Antenatal
Selama hamil, ibu memeriksakan kehamilannya secara teratur di
bidan Puskesmas Lingsar. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan
adanya kelaianan. Riwayat kesehatan selama kehamilan, ibu
mendapatkan suntikan TT (Tetanus Toxoid) sebanyak dua kali,
mendapatkan tablet Fe (Sulfat ferros), dan vitamin yang diberikan
oleh bidan puskesmas secara teratur. Selama kehamilan, ibu sudah
memeriksakan kandungannya (ANC) sebanyak 6 kali.
2. Intranatal
Usia kehamilan 40 Minggu, merupakan kehamilan persalinan
kedua. Bayi lahir spontan biasa dengan letak belakang kepala pada
tanggal 18 Juli 2012 Pukul 14.45 Wita di ruang VK RSUP NTB
dengan Berat badan lahir 2400 gram, panjang badan 47 Cm,
Lingkar kepala 33 Cm, lingkar dada 32 Cm, lingkar lengan atas 9
Cm dan terdapat lubang anus.
3. Postnatal
Pada saat lahir klien tidak langsung menangis, APGAR 4 – 7,
keadaan umum lemah, kemudian pasien dibawa ke ruang NICU
RSUP NTB untuk mendapatkan perawatan intensif lebih lanjut.
Pasien dipasangkan Oksigen intra nasal 2 liter/menit, NGT, Infus
dextrose 10% sebanyak 8 tetes (mikro) per menit dan sample darah
untuk pemeriksaan laboratorium.
67
3.1.4 Riwayat Tumbuh Kembang
1. Pertumbuhan
Pada pemeriksaan tanggal 19 Juli 2012 berat badan klien 2400
gram. Panjang badan 47 Cm, lingkar kepala 33 Cm, lingkar lengan
atas 9 cm dan lingkar dada 32 cm.
2. Perkembangan
a) Tahap perkembangan psikoseksual
Klien tampak belum percaya dengan orang tuanya karena
kondisi yang mengharuskan klien untuk dirawat di dalam
inkubator dan dipuasakan membuat kontak fisik antara klien
dengan orang tuanya terutama ibunya menjadi terbatas. Klien
tampak menangis saat digendong beberapa saat oleh ibunya.
b) Tahap bahasa
Klien belum mampu membentuk komunikasi yang efektif
melalui gerakan – gerakan aktif karena kondisinya yang lemah.
Klien hanya menangis walaupun kadang tersendat – sendat bila
merasa tidak nyaman, biasanya karena lapar atau karena BAB
atau BAK.
c) Motorik kasar
(1) Klien tidur terlentang dengan gerakan yang masih lemah.
(2) Klien dapat memutar kepalanya dari satu sisi ke sisi yang
lain walaupun kadang tampak kesulitan karena adanya
selang oksigen dan NGT di hidung dan mulutnya.
68
(3) Refleks mengenggam dan moro masih lemah.
(4) Refleks tonik otot leher simetris dan asimetris masih lemah
(5) Reflek menaiki tangga belum ada dan belum bisa
(6) Reflek rooting masih lemah
(7) Refleks sucking/menghisap masih sangat lemah
d) Motorik halus
(1) Klien mampu menggengam walaupun masih lemah
(2) Klien belum mampu merespon benda – benda berwarna
cerah yang digerakan didepannya.
3.1.5. Psikologi Keluarga
Melihat klien dirawat diruang intensif dengan berbagai macam alat
penunjang, suasana hati orang tua klien cemas. Ibu klien mengatakan
”saya khawatir dengan kondisi anak saya”. Keluarga selalu
menanyakan kondisi klien dan kapan klien bisa dibawa pulang dengan
kondisi yang baik. Ibu klien mengatakan ”kapan anak saya bisa pulang
pak?” Mekanisme koping dalam memecahkan masalah yang dihadapi
keluarga klien yaitu dengan cara musyawarah dan konsultasi dengan
keluarga lainnya. Keluarga selalu menanyakan kondisi klien dan apakah
klien bisa kembali normal. Ekspresi wajah keluarga tampak sedih
melihat keadaan klien.
3.1.6 Peranan Hubungan Keluarga
Keluarga yang lain selalu memberikan dorongan moral supaya orang
tua klien tabah dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha
69
Esa dengan disertai do’a dan usaha agar anaknya yang kini sedang
dirawat mendapatkan kemajuan dan perkembangan kondisi yang baik.
3.1.7 Persepsi Orang Tua Terhadap Penyakit Klien
Orang tua klien tabah dan menerima kelahiran bayinya dengan ikhlas
sebagai ujian dari Allah SWT. Ibu dan ayah klien selalu berdoa untuk
kemajuan perkembangan bayinya.
3.1.8 Riwayat imunisasi
Sejak lahir sampai dengan dirawat di NICU RSUP NTB, klien belum
diberikan imunisasi karena keadaan yang tidak memungkinnya untuk
diberikan imunisasi.
3.1.9 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Keadaan umum klien lemah dengan kesadaran compos metis
2. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : Tidak dapat diukur
Suhu : 36,3°C
Denyut Jantung : 138x/menit
Respirasi : 54x/menit
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 2400 gram
Panjang Badan : 47 Cm
Lingkar Kepala : 33 Cm
Lingkar Dada : 32 Cm
70
Lingkar Lengan atas : 9 Cm
4. Body system
a) Pernafasan (B1 = Breating)
1) Hidung
(a) Inspeksi
Simetris, tidak tampak adanya polip, terpasang selang
NGT dengan residual lendir campur kotoran berwarna
hijau sebanyak 3cc yang di hisap dari lambung, tampak
terpasang selang kanul oksigen dengan kecepatan 2
liter/menit.
(b) Palpasi
Hidung teraba lunak
2) Thoraks
(a) Inspeksi
Bentuk simetris, tidak cekung, kecepatan nafas tidak
teratur, retraksi dinding dada ada tapi tidak terlalu
dalam, frekuensi pernafasan 54x/menit
(b) Palpasi
Tidak teraba adanya massa dan pembesaran pada
jantung
(c) Auskultasi
Tidak ada suara tambahan seperti wheezing atau ronchi
71
b) Kardiovaskuler (B2 = Bleeding)
Tidak terdapat tanda – tanda pembesaran vena jugularis, pada
palpasi dada tidak teraba pembesaran jantung dan frekuensi
denyut jantung 138x/menit.
c) Persyarafan (B3 = Brain)
1) Kesadaran : Composmetis dengan GCS E4V5M6
2) Refleks
(a) Refleks mengenggam dan moro masih lemah.
(b) Refleks tonik otot leher simetris dan asimetris masih
lemah
(c) Reflek menaiki tangga belum ada dan belum bisa
(d) Reflek rooting masih lemah
(e) Refleks sucking/menghisap masih sangat lemah
d) Perkemihan (B4 = Blader)
Klien BAK 3 – 4x/hari dengan warna kuning dan bau khas urine
serta popok diganti bisa sampai 3 – 4 kali sehari.
e) Pencernaan (B5 = Bowel)
Klien dipuasakan, untuk sementara terpasang selang NGT, klien
BAB 1x/hari dengan konsistensi berampas, warna kehijauan dan
bau yang khas, terdapat pengeluaran lendir warna hijau campur
kotoran yang disedot dari selang NGT dan pada pemeriksaan
abdomen tidak ada teraba massa serta tidak tampak kembung.
72
f) Tulang, otot dan kulit (B6 = Bone)
1) Ektremitas atas
(a) Inspeksi
Gerakan tangan tampak aktif walaupun masih terlihat
lemah, lingkar lengan atas 9 cm ekstremitas simetris,
tidak ada kelainan, terdapat sianosis perifer serta refleks
genggam dan moro masih lemah
(b) Palpasi
Tangan teraba dingin, tidak teraba adanya massa
2) Ekstremitas bawah
(a) Inspeksi
Kedua kaki tidak ada kelainan, gerakan aktif walaupun
masih lemah, terdafat sianosis perifer, terpasang infus
dextrose 10% pada kaki kanan sebanyak 8 tetes/menit
dan refleks babinski ada dengan adanya pergerakan jari
kaki walaupun masih lemah
(b) Palpasi
Tidak teraba massa, kaki teraba dingin
3) Kulit tampak putih kemerahan, kuku pendek bersih, tidak
ada kulit yang terkelupas
73
3.1.10 Pemeriksaan Penunjang
Pemeiksaan Laboratorium berupa pemeriksaan darah lengkap pada
tanggal 18 Juli 2012
(1) Eritrosit : 4,5 m/uL ( Normal : 4,00 – 6,60 m/uL )
(2) Hematokrit : 46,9 % ( Normal : 45,0% - 47% )
(3) Leukosit : 20,5 k/uL ( Normal : 10,0 – 26,0 k/uL )
(4) Hemoglobin : 15,6 g/dl ( Normal : 14,5 – 22,5 g/dl )
(5) Trombosit : 209 k/uL ( Normal : 100 – 400 k/uL )
(6) Analisa Gas Darah berupa pemeriksaan Saturasi oksigen ditemukan
hasil SpO2 klien 70% ( Normal 80 – 100% )
4 Rekam Pemberian Terapi tanggal 18 – 22 juli 2012
1. Oksigen 2 Liter/menit intranasal
2. Infus dextrose 10% sebanyak 8 tetes/menit
3. Ampicilin 120 mg 3x/hari Intravena
4. Gentamicin 10 mg 1x/hari Intravena
5. Vitamin K 1 mg 1x Intramuskular sesaat setelah lahir
74
Analisa Data
Tabel 3.1 : Analisa Data
No Symtom Etiologi Problem1. DS : -
DO :1. Terdapat sianosis perifer. 2. Klien tampak sesak. 3. Terdapat tarikan dinding
dada tapi tidak terlalu dalam
4. Kecepatan napas tidak teratur.
5. Terpasang O2 dengan kecepatan 2 liter / Menit intranasal.
6. Frekuensi pernapasan 54x /menit.
7. SpO2 : 70% (Normal 80 – 100%)
Asfiksia Neonatorum
Adanya cairan pada alveoli
Tidak efektifnya
suplai oksigen
Kekurangan O2 & Kesulitan mengeluarkan
CO2
Gangguan pertukaran gas
No Symtom Etiologi Problem2 DS : -
DO :1. Klien dirawat di dalam
inkubator dengan ekstra lampu penghangat.
2. Adanya cairan warna hijau campur kotoran yang yang disedot dari NGT
3. Ekstremitas teraba dingin4. Tanda – Tanda Vital :
Suhu : 36,3°CDJ : 138x/menitRR : 54x/menit
kebutuhan nutrisi tidak
terpenuhi
Metabolisme di tingkat seluler
terganggu
Respon imun menurun
Resiko Infeksi
75
3 DS : -DO :1. Kondisi umum lemah2. BB saat lahir 2400 gram,
panjang badan 47 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32 cm dan lingkar lengan atas 9 cm.
3. Klien diberikan nutrisi lewat cairan infus dextrosa 10% sebanyak 8 tetes / menit ( mikro )
4. Terpasang NGT 5. Residual lendir campur
kotoran berwarna hijau 3cc yang dihisap dari lambung.
Asfiksia Neonatorum
Kebutuhan O2
seluler tidak terpenuhi
Tonus otot menurun
Keadaan umum lemah
Refleks menghisap
lemah
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
4 DS :1. ibu klien mengatakan
”saya khawatir dengan kondisi anak saya”.
2. Ibu klien mengatakan ”kapan anak saya bisa pulang pak?”
DO :1. Suasana hati orang tua
klien cemas. 2. Keluarga selalu
menanyakan kondisi klien dan kapan klien bisa dibawa pulang dengan kondisi yang baik.
Asfiksia Neonatorum
MRS
Stresor Hospitalisasi
Cemas pada orang tua
3.1 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tidak efektifnya suplay
oksigen ditandai dengan terdapat sianosis perifer, klien tampak sesak,
terdapat tarikan dinding dada simetris, kecepatan napas tidak teratur,
ada retraksi subcostae tapi tidak terlalu dalam, terpasang O2 dengan
76
kecepatan 2 liter/Menit intranasal, frekuensi pernapasan 54x /menit,
SpO2 klien 70% (Normal : 80 – 100%).
2. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun yang menurun yang
ditandai dengan Klien dirawat di dalam inkubator dengan ekstra lampu
penghangat, adanya pengeluaran cairan warna hijau yang disedot dari
NGT, ekstremitas teraba dingin, tanda – tanda vital : S : 36,3°C, DJ :
138x/menit, RR : 54x/menit.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan refleks
menghisap lemah yang ditandai dengan kondisi umum lemah, BB saat
lahir 2400 gr, klien dipuasakan, klien diberikan nutrisi lewat cairan
infus dextrosa 10% sebanyak 8 tetes/menit (mikro), terpasang NGT
, residual lendir campur kotoran berwarna hijau 3cc yang dihisap dari
lambung.
4. Cemas pada orang tua berhubungan dengan penyakit atau hospitalisasi
anak yang ditandai dengan Ibu klien mengatakan ”saya khawatir
dengan kondisi anak saya”, ibu klien mengatakan ”kapan anak saya
bisa pulang pak?”, suasana hati orang tua klien cemas, keluarga selalu
menanyakan kondisi klien dan kapan klien bisa dibawa pulang dengan
kondisi yang baik.
77
3.2 Rencana Keperawatan
Nama : By ” N ” Jenis Kelamin : L
No. RM : 04 74 36 Ruangan : NICU
Tabel 3.2 : Rencana Keperawatan
Hari/Tgl
No.Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil
Rencana Tindakan Rasional
kamis19/07/2012
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Jam di - harapkan suplai oksigen klien lancar sehingga pertukaran gas lancar dengan kriteria hasil :- Tidak terdapat
retraksi dinding otot dada
- Klien tidak sesak
- Tidak terdapat sianosis
- RR dalam batas normal (30-60x/menit)
- Nilai Analisa Gas Darah berupa saturasi oksigen dalam batas normal yaitu SpO2 (80 – 100%)
a. Mengkaji frekuensi pernapasan dalam, adanya otot bantu pernapasan.
b. Posisikan untuk ekspansi paru yang optimal dengan cara kepala bayi diatur dengan posisi mengendus, tidak terlalu menengadah atau terlalu menunduk karena dapat menutupi jalan napas, periksa posisi dengan sering.
c. Kaji denyut nadi, melakukan monitoring sistem jantung, dan paru dengan melakukan resusitasi.
d. Monitor dan observasi keadaan kulit dan perubahan warna membran mukosa.
Mengevaluasi berat atau tidak distres pernapasan dan proses penyakit kronis.Mencegah adanya penyempitan jalan napas, memperhati - kan posisi dengan sering karena bila anak merosot kebawah, abdomen menekan diafragma dan menyebabkan penurunan ekspansi paru.
Supaya jantung dan paru berfungsi kembali dan jantung menyuplai darah keseluruh tubuh dengan jumlah yang berbeda sehingga pemberian nutrisi dan oksigen keseluruh tubuh juga berbeda.Sianosis biasa terjadi pada daerah parifer yaitu pada kuku atau sentral terlihat sekitar bibir/telinga. Keabu-abuan dan sianosis sentral
78
e. Monitor pemeriksaaan AGD berupa SpO2
f. lakukan pemberian oksigen sesuai indikasi.
mengidentifikasi berat hipoksia.Hasil pemeriksaan AGD yang diluar batas normal merupakan indikasi gangguan distribusi O2 tingkat seluler.Pemberian terapi oksigen dapat mengoreksi adanya hipoksia.
kamis19/07/2012
2 Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil:TTV dalam batas normal- Suhu
(36,5°C - 37,5°C)
- Nadi ( 120 – 140 x/menit )
- RR ( 30 – 60x/menit )
- DJ (120-160x/menit)
a. Kaji TTV pada bayi
b. Berikan kompres hangat menggunakan handuk kecil atau kasa steril jika suhu tubuh meningkat.
c. Pastikan bahwa semua pemberi perawatan mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan pada bayi.
d. Pastikan semua alat yang akan kontak dengan bayi sudah dibersihkan.
e. Cegah personal dengan infeksi saluran pernapasan atas infeksi menular agar tidak mengadakan kontak langsung dengan bayi.
f. Batasi pengunjung sesuai indikasi.
g. Dorong keseimbangan
Peningkatan TTV dapat terjadi karena adanya proses infeksi Membantu menurunkan kenaikan suhu tubuh.
Dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi dapat meminimalkan pemanjaan pada organisme infektif.Untuk menghindari infeksi maksimal pada bayi.
Mencegah infeksi pernapasan yang dibawa personal ke bayi, karena bayi memiliki sistem imun yang masih rendah.
Menurunkan pemanjaan patogen infeksi lain.Memudahkan proses
79
istirahat yang adekuat, dan tingkatkan masukan nutrisi yang adekuat.
h. Anjurkan pada ibu/ keluarga untuk memakaikan pakaian yang menyerap keringat dan memakaikan pakaian yang tebal
i. Menciptakan lingkungan tenang dan nyaman
j. Lakukan perawatan bayi dalam inkubator
k. Berikan antibiotik sesuai intruksi.
penyembuhan dan peningkatan tahanan alamiah.
Pakaian yang tebal akan menghangatkan bayi sedangkan pakaian yang menyerap keringat akan mengurangi ketidaknyamanan bayi.Lingkungan yang tenang dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan pada klien.Inkubator dapat membantu menurunkan resiko infeksi karena paparan, pengaturan suhu lingkungan dan memonitoring kondisi umum bayi.Untuk menghambat atau mengurangi proses terjadinya infeksi.
kamis19/07/2012
3 Setelah di – lakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam diharapkan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil:- Klien
mendapatkan nutrisi yang adekuat sesuai
a. Pertahankan cairan parenteral/nutrisi parenteral sesuai instruksi.
b. Kaji kesiapan bayi untuk menyusui pada payudara ibu.
c. Susukan bayi pada payudara ibu dengan penghisapan kuat serta menelan dan refleks muntah ada.
Dengan mempertahankan cairan parenteral kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.Untuk mengetahui kemampuan bayi untuk mengkoordi - nasikan menelan dan pernapasan.Biasanya pada usia gestasi ±28 hari sampai 35 minggu untuk meminimalkan
80
dengan kebutuhan.
- Menunjukan berat badan yang tepat
- Refleks menghisap positif
- Retensi lambung berkurang (dibawah 3 cc)
d. Bantu ibu menge -luarkan ASI atau menyusui bayinya bila mungkin dan diinginkan.
e. Menimbang berat badan bayi setiap hari.
resiko aspirasi.Menciptakan dan mempertahankan laktasi sampai bayi dapat menyusui ASI.Menimbang berat badan bayi setiap hari diharapkan dapat mengetahui perkembangan keadaan bayi
.kamis19/07/2012
4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keluarga mengalami penurunan ansietas dengan kriteria hasil:- Keluarga
tampak rileks- Keluarga
mendemon-strasikan kecemasan yang ber-kurang
- Keluarga kooperatif dalam setiap tindakan medis yang dilakukan
- Orang tua mengajukan pertanyaan yang tepat, diskusi kondisi anak dan
a. Kenali kekhawatiran dan kebutuhan orang tua akan informasi dan dukungan.
b. Menjelaskan terapi dan perilaku anaknya.
c. Beri dukungan kepada keluarga klien.
d. Dorong keluarga agar terlibat dalam perawatan anak.
Dengan mengenali kekhawatiran dan informasi serta dukungan, keluarga akan merasa tenang dan terlihat secara positif dalam perawatan.Agar keluarga mengetahui tindakan apa yang diberikan dan mengetahui perkembangan anaknya.Dengan memberikan dukungan kepada keluarga klien terutama kepada ibunya, ibu tidak merasa sedih dan takut dengan keadaan anaknya.Dengan melibatkan keluarga dalam perawatan anak, membantu kelancaran dalam pemberian asuhan keperawatan anak
81
perawatan dengan tenang dan terlihat secara positif dalam perawatan anak.
82
3.3 Implementasi
Nama : By”N” Diagnosa Medis : Asfiksia sedang
Umur : 1 hari No. RM : 04 74 36
Tabel 3.3 : Implementasi
Hari/Tgl/Jam
Dx Tindakan Keperawatan
Respon Hasil Paraf
Kamis,19/07/201208.0008.10
08.15
10.00
12.00
12.30
15.30
I a. Mengkaji pola dan frekuensi pernafasan.
b. Membebaskan jalan nafas dengan cara memposisikan klien pada posisi terlentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap ke atap dengan posisi mengendus (head til)
c. Menghindari hiperekstensi pada leher
d. Mempertahankan oksigen intra nasal sesuai dengan kebutuhan
e. Memonitor pemeriksaan AGD
f. Melakukan pemberian oksigen sesuai indikasi
g. Membebaskan jalan nafas dengan cara memposisikan klien pada posisi telentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap ke atas dengan posisi
- Pola nafas klien tidak teratur dengan frekuensi 54x/menit.
- Bayi tampak masih sesak
- Keadaan umum lemah
- Tampak sianosis perifer
- Keadaan bayi terlentang dengan posisi sedikit ekstensi dan hidung meghadap ke atap.
- Masih terpasang selang oksigen intranasal 2L/menit.
- Hasil pemeriksaan AGD berupa SpO2 70%
- Oksigen diberikan sebanyak 2 liter/menit
- Keadaan bayi dalam posisi terlentang dengan posisi sedikit ekstensi dan hidung menghadap ke atas
Hendri
Perawat ruangan
83
15.35
16.30
h. Memonitor pemeriksaan AGD
i. Mempertahankan oksigen intra nasal sesuai dengan kebutuhan
- Hasil pemeriksaan AGD berupa SpO2 75 %
- Terpasang selang oksigen intranasal 2L/menit
kamis,19/07/201208.0008.10
08.20
08.30
08.45
08.50
09.45
10.15
11.00
2 a. Mengukur TTV
b. Melakukan perawatan bayi dalam inkubator dengan mebersikan badan bayi menggunakan lap basah hangat bersama ibunya.
c. Melakukan perawata pusar.
d. Anjurkan pada ibu/ keluarga untuk memakaikan pakaian yang menyerap keringat.
e. Memastikan bahwa semua pemberi perawatan mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan pada bayi.
f. Memastikan semua alat yang akan kontak dengan bayi sudah dibersihkan.
g. Memastikan bahwa semua pemberi perawatan mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan pada bayi.
h. Memastikan semua alat yang akan kontak dengan bayi sudah dibersihkan.
i. Memberikan injeksi
- S : 36,2 C, RR :54x/menit, DJ : 154x/menit.
- Tubuh klien tampak bersih.
- Ibu klien merasa lebih senang
- Ibu klien mengatakan sudah biasa merawat bayi.
- Perawat tampak mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
- Alat – alat yang digunakan merawat bayi tampak sudah di sterilisasi dengan baik.
- Perawat tampak mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
- Alat yang digunakan untuk melakukan tindakan kepada klien diambil di tempat yang steril.
- Injeksi ampicilin 120 mg intravena
- Gentamicine 10 mg intravena.
- Kedua orang tua
Hendri
84
11.30
12.0012.30
13.00
13.30
15.45
17.5518.00
sesuai instruksi dokter
j. Mencegah personal dengan infeksi saluran pernapasan atas infeksi menular agar tidak mengadakan kontak langsung dengan bayi.
k. Mengukur TTVl. Membatasi
pengunjung sesuai indikasi.
m. Mendorong keseimbangan istirahat yang adekuat.
n. Menciptakan lingkungan tenang dan nyaman dengan selalu mengganti popok atau kain jika basah atau lembab.
o. Memastikan semua pemberian perawatan mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan pada bayi
p. Mengukur TTVq. Memberikan injeksi
sesuai instruksi dokter
klien tidak mengalami penyakit pernafasan,
- Pengunjung hanya dibatasi satu orang untuk satu bayi.
- Bayi tampak tertidur lelap walaupun kadang – kadang terbangun karena sesak yang dideritanya.
- S : 36,0 C, RR : 56x/menit, DJ : 152x/menit
- Ibu klien tampak sedih melihat kondisi anaknya.
- Klien tampak nyaman
- Klien tidak rewel lagi.
- Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan pada bayi
- S : 36,1 C, RR : 56x/menit, DJ : 154x/menit
- Injeksi ampicillin 120 mg IV, gentamicin 10 mg intravena.
Perawat ruangan
85
kamis,19/07/201208.15
08.20
08.25
08.30
08.45
10.30
15.30
18.00
3 a. Mengobservasi lokasi dan tetesan infus
b. Menimbang berat badan bayi
c. Melakukan pemasangan Naso Gastro Tube (NGT).
d. Mengeluarkan residual lendir dan kotoran dalam lambung dengan spuit 10cc melalui selang NGT dan di spool dengan cairan PZ (NaCl) 5cc.
e. Mengobservasi intake dan output.
f. Mendiskusikan kondisi pasien dengan tim medis tentang indikasi dimulainya pemberian ASI.
g. Mengeluarkan residual lendir dalam lambung dengan spuit 10cc melalui selang NGT
h. Mengobservasi intake dan output
- Infus terletak di kaki kanan klien dengan jumlah 8 tetes/menit.
- BB Bayi 2400 gram
- NGT terpasang di mulut.
- Residual lendir berwarna hijau kental dengan jumlah 3cc.
- Klien masih dipuasakan untuk mencegah terjadinya aspirasi.
- Intake hanya diberikan melalui cairan infus.
- Tim dokter belum mengizinkan masukan oral dalam bentuk apapun.
- Residual lendir berwarna hijau campur kotoran
- Intake masih di berikan melalui infus
Hendri
Perawat ruangan
kamis,19/07/201213.15
13.30
4 a. Mengkaji tingkat pengetahuan orang tua tentang penyakit yang diderita klien.
b. Menjelaskan keadaan klien kepada keluarga
- Orang tua klien mengatakan ”saya tidak tau apa yang terjadi dengan anak saya.
- Keluarga tampak bersedih dan cemas.
Hendri
86
13.45
13.45
14.00
c. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang hal – hal yang belum dimengerti.
d. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kontak dengan bayi.
e. Memberikan pendidikan kesehatan kepada kedua orang tua.
- Keluarga tidak bertanya
- Ibu klien mengerti tentang apa yang dianjurkan.
- Kedua orang tua antusias ingin mendapatkan penjelasan lebih lengkap.
jumat,20/07/201214.0014.05
14.10
14.15
14.30
21.00
21.30
1 a. Mengkaji frekuensi dan pola nafas.
b. Mengobservasi dan mempertahankan selang oksigen dan spinometer.
c. Mengobservasi ada tidaknya tanda – tanda kekurangan oksigen seperti sianosis.
d. Mempertahankan posisi bayi terlentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap ke atap dengan posisi mengendus.
e. Melakukan pemeriksaan SpO2
f. Mempertahankan posisi bayi terlentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap atas
g. Melakukan
- Pola nafas klien belum teratur dengan frekuensi 52x/menit.
- Selang oksigen masih terpasang dengan jumlah oksigen 2 liter/ menit.
- Tidak ditemukan bagian tubuh yang berwarna biru/pucat.
- Klien masih tampak sesak
- Kondisi umum klien lemah.
- SpO2 klien 85%- SpO2 klien 80%- Posisi klien dalam
posisi terlentang
Hendri
Perawat ruangan
87
pemeriksaan SpO2
jumat,20/07/201215.0016.00
17.00
18.0018.00
22.30
06.0006.00
2 a. Memandikan bayi dengan lap menggunakan air hangat.
b. Mengganti selimut bayi dengan selimut yang bersih dan kering.
c. Mengukur TTVd. Memberikan injeksi
sesuai instruksi dokter
e. Mengganti selimut bayi dengan selimut yang bersih dan kering
f. Mengukur TTVg. Memberikan injeksi
sesuai instruksi dokter
- Klien tampak bersih dan nyaman.
- Selimut klien tampak diganti oleh ibunya
- Klien tidak rewel lagi.
- Klien tampak nyaman.
- RR : 52x/menit, S : 36,4 C, DJ : 134x/menit.
- Injeksi ampicillin 120 mg/IV
- RR : 54x/menit, S : 36,2 C, DJ : 132x/menit
- Injeksi ampicillin 120 mg/IV
Hendri
Perawat ruangan
jumat,20/07/201214.3014.45
14.50
15.10
20.30
3 a. Menimbang berat badan bayi
b. Mengobservasi tetesan infus
c. Mengeluarkan residual lendir dan kotoran dalam lambung dengan spuit 10cc melalui selang NGT dan di spool dengan cairan PZ (NaCl) 5cc.
d. Mengobservasi intake dan output.
e. Mengobservasi tetesan infus
- BB klien 2060 gram
- Klien tampak lebih kurus dari sebelumnya.
- Tetesan infus D 10% sebanyak 9 tetes/menit.
- Residual lendir berwarna hijau kental dengan jumlah 4cc.
- Klien masih dipuasakan.
- Intake hanya melalui cairan infus.
- Output tidak
Hendri
Perawat ruangan
88
06.00 f. Mengobservasi intake dan output
terkaji.- Infus D 10%
sebanyak 10 tpm- Intake dari infus
jumat,20/07/201219.00
19.15
19.45
20.00
20.10
4 a. Mengkaji tingkat kecemasan orang tua
b. Menjelaskan perkembangan keadaan klien kepada keluarga
c. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertanya tentang hal – hal yang belum dimengerti.
d. Menjelaskan keadaan klien secara jujur.
e. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu melakukan kontak dengan bayi dan turut serta dalam perawatan bayi.
- Ibu klien tampak cemas dan gelisah melihat kondisi anaknya.
- Ibu klien selalu bertanya setiap tindakan yang dilakukan petugas kesehatan.
- Ibu klien sering bertanya kepada petugas kesehatan tentang kondisi anaknya.
- Ibu klien tampak belum puas dengan penjelasan yang diberikan.
- Ibu klien mengatakan ” bagaimana kondisi anak saya?kapan bisa pulang?”
- Ibu klien mengatakan ”saya akan selalu menjaga anak saya”
Hendri
Sabtu21/07/201208.0008.15
08.45
1 a. Mengkaji frekuensi dan pola nafas.
b. Mengobservasi ada tidaknya tanda – tanda kekurangan oksigen seperti sianosis.
c. Posisi bayi terlentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung
- Pola Nafas klien teratur dengan frekuensi 42x/menit.
- Klien tidak menunjuukan tanda – tanda sianosis.
- Kondisi umum klien sedang.
- Klien sudah dapat
Hendri
89
09.30
15.30
menghadap ke atap dengan posisi mengendus.
d. Membuka selang oksigen
e. Mengobservasi frekuensi dan pola nafas klien.
menangis keras- Klien tidak sesak- Pola nafas klien
teratur dengan frekuensi 44x/menit. Perawat
ruangan
Sabtu21/07/201208.00
08.20
08.25
08.30
09.00
12.0015.00
18.00
2 a. Mengganti selimut bayi
b. Mempertahankan suhu dalam inkubator.
c. Melakukan perawatan tali pusar.
d. Melakukan pemeriksaan SpO2
e. Melakukan injeksi sesuai dengan instruksi.
f. Mengukur TTVg. Mengganti selimut
klienh. Mengukur TTV
- Klien tampak lebih nyaman.
- Klien berhenti menangis.
- Suhu inkubator dipertahankan antara 36 – 37 C.
- Tali pusar tampak bersih
- SpO2 klien 90%
- Injeksi Ampicilin 120mg dan Gentamicine 10mg intravena.
- Bayi tidak menangis lagi.
- RR : 42x/menit, S : 36,2 C, DJ : 132x/menit.
- Klien tampak lebih nyaman
- RR : 46x/menit, S : 36,4 C, DJ : 134x/menit
Hendri
Perawat ruangan
Sabtu21/07/201208.2008.30
08.35
09.00
3. a. Menimbang berat badan bayi.
b. Mengganti cairan infus sesuai instruksi dokter.
c. Mengobservasi tetesan infus.
d. Diskusikan kondisi bayi agar dapat mendapatkan
- BB bayi 2000 gram.
- Infus D 10% sebanyak 9 tetes/menit.
- Tetesan infus lancar.
- ASI sudah dapat diberikan melalui oral tanpa mencabut NGT
Hendri
90
09.20
09.30
09.45
09.55
10.00
10.10
masukan ASI.
e. Mengeluarkan residual lendir dan kotoran dalam lambung dengan spuit 10cc melalui selang NGT dan di spool dengan cairan PZ (NaCl) 5cc.
f. Menginstruksikan kepada ibu klien agar memeras ASI nya untuk diberikan kepada bayi melalui Spuit sebanyak kurang lebih 10 cc secara berlahan.
g. Ajarkan ibu memberikan ASI menggunakan spuit 1 cc melalui oral.
h. Berikan ASI menggunakan spuit 1 cc melalui oral.
i. Observasi ada tidaknya muntah.
j. Lakukan perawatan mulut pada bayi.
yang terpasang dengan masukan pertama 10 cc.
- Residual lendir cair kecoklatan sebanyak 4 cc.
- Ibu klien mengerti dan melaksanakan instruksi perawat.
- Ibu klien tampak membawa ASI yang telah diperas menggunakan gelas kecil.
- Ibu klien dapat mengerti tentang apa yang diajarkan.
- Ibu klien tampak memberikan ASI menggunakan spuit melalui mulut secara perlahan.
- Klien tidak muntah
- Mulut klien tampak bersih.
- Klien tampak nyaman.
Sabtu21/07/201214.00
14.45
4 a. Menjelaskan perkembangan keadaan klien kepada keluarga
b. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertanya tentang hal – hal yang
- Keluarga bersyukur dengan perkembangan kondisi anaknya.
- Ibu klien mengatakan ”kapan anak saya bisa pulang?”
- Ibu klien tampak rajin merawat dan
Hendri
91
14.35belum dimengerti.
c. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu melakukan kontak dengan bayi dan turut serta dalam perawatan bayi.
menjaga anaknya.
Minggu22/07/201208.0009.0009.30
09.45
10.00
10.20
10.25
3 a. Mengobservasi cairan infus.
b. Menimbang berat badan bayi.
c. Mengeluarkan residual lendir dan kotoran dalam lambung dengan spuit 10cc melalui selang NGT dan di spool dengan cairan PZ (NaCl) 5cc.
d. Menginstruksikan kepada orang tua agar memeras ASI nya untuk diberikan kepada bayi melalui Spuit sebanyak kurang lebih 10 cc.
e. Membantu ibu klien untuk memberikan ASI menggunakan spuit 1 cc melalui oral sebanyak 10 cc.
f. Observasi ada tidaknya muntah.
g. Membantu ibu melakukan perawatan mulut kepada bayinya.
- Cairan infus D 10% dengan jumlah 8 tetes/menit.
- BB bayi 2050 gram.
- Residual lendir berwarna coklat encer sebanyak 2 cc.
- Ibu klien mengerti dan melaksanakan instruksi perawat.
- Ibu klien tampak membawa ASI dalam gelas sebanyak kurang lebih 10cc.
- Ibu klien sudah mengerti cara memberikan ASI menggunakan spuit 1 cc melalui oral.
- Klien tidak muntah
- Ibu klien merasa senang.
- Mulut klien tampak bersih.
Hendri
92
3.5 Evaluasi
Nama : By”N” Diagnosa Medis : Asfiksia
Umur : 1 hari No. RM : 04 74 36
Tabel 3.4 : Evaluasi
Hari/tanggal No.Dx
Catatan Perkembangan Paraf
Kamis, 19/07/201215.10 Wita
Kamis, 19/07/201215.20 Wita
I
II
S : - Ibu klien mengatakan ”kondisi anak
saya tampak masih lemah dengan jari – jari tangan dan kaki masih biru”
O :- Kondisi umum bayi lemah- Bayi tampak sesak- Pernafasan agak cepat- Nafas tidak teratur dan terdapat
tarikan dinding dada tapi tidak terlalu dalam
- Terdapat sianosis perifer- Frekuensi pernafasan 54x/menit.- Pada klien terpasang oksigen
intranasal dengan kecepatan 2 liter/ menit.
- SpO2 klien 70% ( normal 80 – 100% )A : Masalah belum teratasiP : Intervensi dilanjutkan
- Kaji frekuensi dan pola nafas.- Observasi dan mempertahankan
selang oksigen dan spinometer.- Observasi ada tidaknya tanda – tanda
kekurangan oksigen seperti sianosis.- Pertahankan posisi bayi terlentang
dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap ke atap dengan posisi mengendus.
- lakukan pemeriksaan SpO2
S : -O :
- TTV : Suhu : 36,2° C, RR : 52x/menit, DJ : 154x/menit.
- Klien dirawat dalam inkubator- Badan klien tampak bersih- Tali pusar tampak bersih
Hendri
93
Kamis, 19/07/201215.30 Wita
Kamis, 19/07/201215.40 wita
III
IV
A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan
- Pantau terus TTV.- Pertahankan perawatan dalam
inkubator- Ganti selimut bayi secara berkala- Lakukan perawatan tali pusar- Kolaborasi pemberian obat antibiotik
sesuai indikasi.S :
- Ibu klien mengatakan ”saya belum bisa memberikan anak saya ASI karena dokter belum mengizinkan ”
O :- BB tetap yaitu 2400 gram- Residual lendir berwarna hijau
sebanyak 3 cc- Klien dipuasakan- Terpasang NGT- Nutrisi dipenuhi melalui cairan infus
D 10% sebanyak 8 tetes/menit (mikro).
A : Masalah belum teratasiP : Intervensi dilanjutkan
- Timbang berat badan bayi- Observasi tetesan infus- Pertahankan cairan parenteral sesuai
dengan kebutuhan- Keluarkan residual lendir dan kotoran
dalam lambung dengan spuit 10cc melalui selang NGT dan di spool dengan cairan PZ (NaCl) 5cc.
- Observasi intake dan output.S :
- Orang tua klien mengatakan ”saya tidak tau apa yang terjadi dengan anak saya.
O :- Keluarga tampak bersedih dan cemas.- Kedua orang tua antusias ingin
mendapatkan penjelasan lebih lengkap dari perawat.
A : Masalah belum teratasiP : Intervensi dilanjutkan
- Kaji tingkat kecemasan orang tua- Jelaskan perkembangan keadaan klien
94
kepada keluarga- Berikan kesempatan kepada orang tua
untuk bertanya tentang hal – hal yang belum dimengerti.
- Jelaskan keadaan klien secara jujur.- Anjurkan kepada ibu untuk selalu
melakukan kontak dengan bayi dan turut serta dalam perawatan bayi.
Jumat,20/07/201220.10 Wita
Jumat,20/07/201220.20 Wita
I
II
S : - Ibu klien mengatakan ” kondisi anak
saya belum ada perubahan yang bebrarti”
O :- Kondisi umum bayi lemah- Bayi masih sedikit sesak- Nafas tidak teratur dan terdapat
tarikan dinding dada tapi tidak terlalu dalam
- Tidak terdapat sianosis perifer- Frekuensi pernafasan 52x/menit.- Pada klien terpasang oksigen
intranasal dengan kecepatan 2 liter/ menit.
A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan
- Kaji frekuensi dan pola nafas.- Observasi dan mempertahankan
selang oksigen dan spinometer.- Observasi ada tidaknya tanda – tanda
kekurangan oksigen seperti sianosis.- Pertahankan posisi bayi terlentang
dengan leher sedikit ekstensi dan hidung menghadap ke atap dengan posisi mengendus.
S : -O :
- RR : 52x/menit, S : 36,4 C, DJ : 134x/menit.
- Klien dirawat dalam inkubator- Badan klien tampak bersih- Tali pusar tampak bersih
A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan
- Pantau terus TTV.- Pertahankan perawatan dalam
inkubator
95
Jumat,20/07/201220.30 Wita
Jumat,20/07/201220.40 Wita
III
IV
- Ganti selimut bayi secara berkala- Lakukan perawatan tali pusar- Kolaborasi pemberian obat antibiotik
sesuai indikasi
S : -O :
- BB turun yaitu 2060 gram- Residual lendir berwarna hijau kental
sebanyak 4 cc- Klien dipuasakan- Terpasang NGT- Nutrisi dipenuhi melalui cairan infus
D 10% sebanyak 9 tetes/menit (mikro).
A : Masalah belum teratasiP : Intervensi dilanjutkan
- Timbang berat badan bayi.- Ganti cairan infus sesuai instruksi
dokter.- Observasi tetesan infus.- Diskusikan kondisi bayi agar dapat
mendapatkan masukan ASI.- Keluarkan residual lendir dan kotoran
dalam lambung dengan spuit 10cc melalui selang NGT dan di spool dengan cairan PZ (NaCl) 5cc.
- Instruksikan kepada ibu klien agar memeras ASI nya untuk diberikan kepada bayi melalui Spuit sebanyak kurang lebih 10 cc secara berlahan.
- Ajarkan ibu memberikan ASI menggunakan spuit 1 cc melalui oral.
- Berikan ASI menggunakan spuit 1 cc melalui oral.
- Observasi ada tidaknya muntah.- Lakukan perawatan mulut pada bayi.
S :- Ibu klien mengatakan ” bagaimana
kondisi anak saya?kapan bisa pulang?”
O :
96
- Keluarga tampak bersedih dan cemas.- Orang tua selalu bertanya – tanya
kepada petugas kesehatan.- Orang tua selalu bertanya tentang
tindakan yang dilakukan ke bayinya.A : Masalah belum teratasiP : Intervensi dilanjutkan
- Kaji tingkat kecemasan orang tua- Jelaskan perkembangan keadaan klien
kepada keluarga- Berikan kesempatan kepada orang tua
untuk bertanya tentang hal – hal yang belum dimengerti.
- Jelaskan keadaan klien secara jujur.- Anjurkan kepada ibu untuk selalu
melakukan kontak dengan bayi dan turut serta dalam perawatan bayi.
Sabtu,21/07/2012
15.10 Wita
Sabtu,21/07/201215.20 Wita
I
II
S : -O :
- Kondisi umum bayi sedang- Bayi tampak tidak sesak- Pernafasan normal- Nafas teratur dan tidak terdapat
tarikan dinding dada.- Tidak terdapat sianosis perifer- Frekuensi pernafasan 42x/menit.- Selang oksigen bagi klien dilepas.- SpO2 klien 90% ( Normal 80-100%)
A : Masalah teratasiP : Intervensi dihentikan
S : -O :
- TTV : RR : 42x/menit, S : 36,2 C, DJ : 132x/menit.
- Klien dirawat dalam inkubator- Badan klien tampak bersih- Tali pusar tampak bersih- Klien tidak rewel
A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan
- Pantau terus TTV- Rawat bayi dalam inkubator- Lakukan perawatan tali pusar.- Batasi pengunjung
97
Sabtu,21/07/201215.30 Wita
Sabtu,21/07/201215.40 Wita
III
IV
S : -O :
- BB turun yaitu 2000 gram- Residual lendir berwarna hijau kental
sebanyak 4 cc- Klien sudah diberi ASI- Terpasang NGT- Nutrisi dipenuhi melalui cairan infus
D 10% sebanyak 8 tetes/menit (mikro) dan ASI dari ibunya.
- Bayi tidak muntah A : Masalah teratasi sebaginP : Intervensi dilanjutkan
- Timbang berat badan bayi.- Ganti cairan infus sesuai instruksi
dokter.- Observasi tetesan infus.- Diskusikan kondisi bayi agar dapat
mendapatkan masukan ASI.- Keluarkan residual lendir dan kotoran
dalam lambung dengan spuit 10cc melalui selang NGT dan di spool dengan cairan PZ (NaCl) 5cc.
- Instruksikan kepada ibu klien agar memeras ASI nya untuk diberikan kepada bayi melalui Spuit sebanyak kurang lebih 10 cc secara berlahan.
- Ajarkan ibu memberikan ASI menggunakan spuit 1 cc melalui oral.
- Berikan ASI menggunakan spuit 1 cc melalui oral.
- Observasi ada tidaknya muntah.- Lakukan perawatan mulut pada bayi.
S :- Ibu klien mengatakan ”kapan anak
saya bisa pulang?”O :
- Keluarga tampak lebih rileks- Orang tua klien kooperatif dalam
setiap tindakan.- Orang tua klien bersyukur dengan
perkembangan kondisi anaknya.A : Masalah teratasiP : Intervensi dihentikan.
Minggu,22/07/2012
III S : -O :
98
15.00 Wita - Kondisi umum sedang- BB naik menjadi 2050 gram- Residual lendir berwarna hijau kental
sebanyak 2 cc- Klien sudah diberi ASI- Terpasang NGT- Nutrisi dipenuhi melalui cairan infus
D 10% sebanyak 8 tetes/menit (mikro) dan ASI dari ibunya.
- Bayi tidak muntah A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan - Timbang berat badan bayi.- Ganti cairan infus sesuai instruksi
dokter.- Observasi tetesan infus.- Keluarkan residual lendir dan kotoran
dalam lambung dengan spuit 10cc melalui selang NGT dan di spool dengan cairan PZ (NaCl) 5cc.
- Instruksikan kepada ibu klien agar memeras ASI nya untuk diberikan kepada bayi melalui Spuit sebanyak kurang lebih 10 cc secara berlahan.
- Lakukan perawatan mulut pada bayi.