bab iii

13

Click here to load reader

Upload: panji-pandu-sukma

Post on 04-Jul-2015

351 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III

19

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wangunharja Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat, dengan ketinggian tempat 1.200 meter di atas

permukaan laut (dpl). Suhu udara rata-rata 17°C - 25ºC, ordo tanah Andisol

(Balitsa), dengan pH tanah 4,8 dan tipe curah hujan (Schmidt dan Ferguson, 1951)

adalah tipe B yaitu basah (Lampiran 1). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Oktober 2010 sampai November 2010.

3.2 Bahan dan Alat Percobaan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih selada krop

Varietas Brando (Lampiran 2), pupuk kascing, pupuk cair kotoran ayam, tanah top

soil, air, pupuk kandang, Urea, SP-36, KCl, Rizotin 100 EC, dan Antracol 70 WP.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, polybag,

meteran, timbangan, oven, handsprayer, tali plastik, plastik, bambu, beaker glass,

pisau, kawat, paku, palu, golok, thermometer, pengukur kelembaban, plang nama,

kalkulator, label, dan alat alat lain yang mendukung penelitian ini.

3.3 Rancangan Percobaan

3.3.1 Rancangan Lingkungan

Rancangan lingkungan yang digunakan dalam percobaan ini adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 16 kombinasi perlakuan dan

diulang sebanyak 2 kali.

19

Page 2: Bab III

20

3.3.2 Rancangan Perlakuan

Rancangan perlakuan kombinasi dosis pupuk kascing dan dosis pupuk cair

kotoran ayam yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

A = 0 g polybag-1 + 0 ml tanaman-1

B = 0 g polybag-1 + 6 ml tanaman-1

C = 0 g polybag-1 + 12 ml tanaman-1

D = 0 g polybag-1 + 18 ml tanaman-1

E = 150 g polybag-1 + 0 ml tanaman-1

F = 150 g polybag-1 + 6 ml tanaman-1

G = 150 g polybag-1 + 12 ml tanaman-1

H = 150 g polybag-1 + 18 ml tanaman-1

I = 300 g polybag-1 + 0 ml tanaman-1

J = 300 g polybag-1 + 6 ml tanaman-1

K = 300 g polybag-1 + 12 ml tanaman-1

L = 300 g polybag-1 + 18 ml tanaman-1

M = 450 g polybag-1 + 0 ml tanaman-1

N = 450 g polybag-1 + 6 ml tanaman-1

O = 450 g polybag-1 + 12 ml tanaman-1

P = 450 g polybag-1 + 18 ml tanaman-1

Jumlah kombinasi perlakuan 16 yang diulang 2 kali, sehingga jumlah

petak dalam percobaan ini ada 32. Jumlah tanaman per petak 10 tanaman, jumlah

tanaman sampel per petak 4 tanaman. Jadi jumlah seluruh tanaman adalah 320

tanaman dan jumlah seluruh tanaman sampel 128 tanaman. Jarak tanam 50 cm ×

20 cm. Penempatan perlakuan pada tiap ulangan dilakukan secara acak. Tata letak

percobaan dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.

3.3.3 Rancangan Respon

Page 3: Bab III

21

Rancangan respon yang diamati dalam percobaan ini meliputi pengamatan

penunjang dan pengamatan utama. Pengamatan penunjang adalah pengamatan

yang datanya tidak di analisi secara statistik dan berguna untuk membantu dalam

pembahasaan hasil penelitian, yaitu analisis tanah sebelum percobaan, analisis

pupuk kascing, analisis pupuk cair kotoran ayam, suhu, kelembaban udara, hama

dan penyakit yang menyerang tanaman, serta gulma yang tumbuh di lapangan.

Pengamatan utama adalah pengamatan yang datanya di uji secara statistik

pada tiap petak percobaan yang ditentukan secara acak. Pengamatan utama

meliputi :

1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman (cm) merupakan rata-rata tinggi dari 4 tanaman contoh.

Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai ujung daun tanaman yang

terpanjang. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 21 Hari Setelah

Tanam (HST), 28 HST, 35 HST, dan 42 HST.

2. Jumlah Daun per Tanaman

Jumlah daun per tanaman (helai), yaitu rata-rata jumlah daun dari 4

tanaman contoh dengan kriteria daun yang telah mekar sempurna. Pengamatan

dilakukan pada saat tanaman berumur 21 HST, dan 28 HST.

3. Diameter Kanopi

Page 4: Bab III

22

Diameter kanopi (cm), yaitu mengukur diameter bagian ujung daun luar

dari sisi sebelah kiri dan kanan tanaman contoh sebanyak 4 tanaman. Pengamatan

dilakukan pada saat tanaman berumur 21 HST, 28HST, 35 HST, dan 42 HST.

4. Nisbah Pupus Akar

Nisbah pupus akar adalah perbandingan antara bobot kering tanaman

bagian atas (pupus) dengan bobot kering tanaman bagian bawah (akar) dari

tanaman contoh. Bagian yang akan diukur bobot keringnya adalah akar dan

pupus. Penimbangan dilakukan setelah dekeringkan di oven sampai bobot konstan

pada temperatur 80°C. Pengukuran diulangi lagi setelah 3 jam, apabila bobot tidak

berkurang setelah 3 kali penimbangan maka sudah mencapai bobot konstan.

Selanjuntnya dilakukan perhitungan rasio bobot pupus akar. Pengamatan

dilakukan pada saat panen (50HST).

Bobot kering bagian atas tanaman NPA = Bobot kering akar tanaman

5. Bobot Segar per Tanaman

Bobot segar per tanaman adalah rata-rata bobot segar dari 4 tanaman

contoh pada setiap petak percobaan, dilakukan dengan cara menimbang seluruh

bagian tanaman menggunakan timbangan manual. Pengamatan dilakukan pada

saat panen (50HST).

6. Bobot per Krop

Bobot per krop adalah rata-rata bobot per krop dari 4 tanaman contoh

setelah pangkal akar dan daun yang tidak dapat dikonsumsi dipisahkan dari

tanaman contoh. Pengamatan dilakukan pada saat panen (50 HST).

3.3.4 Rancangan Analisis

Page 5: Bab III

23

Rancangan analisis yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok

(RAK) dengan model linier :

Xij = µ + ri + tj + eij

Keterangan :

Xij = Hasil pengamatan dari ulangan ke-i pada perlakuan ke-jµ = Rata-rata umumri = Pengaruh kelompok ulangan ke-itj = Pengaruh perlakuan ke-jeij = Pengaruh faktor random terhadap perlakuan ke-j pada ulangan ke-i

Berdasarkan model linier tersebut dapat disusun daftar sidik ragam

terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Daftar Sidik RagamSumber ragan DB JK KT Fhit F,05

Ulangan (r) 1 (∑ Xi.2/t)-(X..2/rt) JKr/Dbr KTr/KTg 4.54Perlakuan (t) 15 (∑ X.j

2/r)-(X..2/rt) JKt/Dbt KTt/KTg 2.41Galat(g) 15 JKT – JKU – JKP JKg/DbgTotal 31 (∑ Xij

2)-(X..2/rt)

Sumber : Toto Warsa dan Cucu S. A (1982)

Keterangan : ∑Xi.2 = Total ulangan ke-i∑ X.j 2 = Total perlakuan ke-j∑Xij 2 = pengamatan perlakuan ke-j dalam kelompok ulangan ke-iX = Total umumr = Banyaknya uangant = Banyaknya perlakuanDB = Derajat bebasJK = Jumlah kuadratKT = Kuadrat tengahFhit = Nilai F hitungF,05 = Nilai F,05 pada taraf 5 %

Apabila hasil analisis ragam menunjukkan F hitung perlakuan lebih besar

dari F tabel perlakuan (Fhit > F,05) terdapat keragaman perlakuan yang nyata,

maka untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara perlakuan dilakukan uji

lanjutan Scott-Knott pada taraf nyata 5 %.

Page 6: Bab III

24

Langkah pertama dalam uji Scott-Knott ini adalah menyusun nilai rata-rata

perlakuan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, kemudian dicari nilai Bo

atau jumlah kuadrat antara semua pasangan gugus nilai dengan persamaan :

Bo =

(T 1 )2

K 1 +

(T 2 )2

K 2

-

(T 1 +¿T 2)2

K 1 + K 2¿

Keterangan :Bo = Jumlah kuadrat antara pasangan gugus nilaiT1 dan T2 = Jumlah dua gugus rata-rataK1 dan K2 = Banyaknya rataan pada masing-masing gugus.

Setelah ditemukan nilai Bo-Maks, kemudian dihitung nilai So2

dengan

persamaan :

So2

=

Σ (Y i - Y )2+a .S y2

t+a

Keterangan :

Yi = Nilai rata-rata perlakuan ke-iY = Nilai rata-rata umumt = Banyaknya nilai rata-rata yang diperbandingkan

Sy2

= Variansi galat rata-rata = √KTGr

a = Derajat bebas galat

Kemudian tentukan nilai λ (lamda) dengan persamaan :

λ =

π×Bo Maksimum 2 So² (π−2 ) dimana π = 3.141

Sebaran didekati oleh sebaran X² dengan derajat bebas :

a0

=

t ( π−2 )

Page 7: Bab III

25

Apabila :

λ < X² tabel, maka gugus nilai rata-rata yang diuji dianggap seragam.

λ > X² tabel , maka gugus nilai rata-rata yang diuji tidak seragam,

lanjutkan pengujian serupa untuk tiap anak gugus. Pengujian dihentikan

apabila antara gugus nilai rata-rata sudah dianggap homogen.

3.4 Pelaksanaan Percobaan

3.4.1 Persiapan Media Tanam

Untuk media tanam digunakan tanah lapisan atas (top soil) yang telah

diayak terlebih dahulu. Polybag yang digunakan berukuran 20 cm × 30 cm.

Kemudian disusun pada petak penelitian.

3.4.2. Aplikasi Pupuk Kascing

Apliksi pupuk kascing dilakukan 1 minggu sebelum benih ditanam di

polybag dengan dosis sesuai dengan perlakuan masing-masing. Aplikasi

dilakukan dengan cara mengaduk pupuk kascing dengan media (top soil) yang

telah diisi pada polybag.

3.4.3. Aplikasi Pupuk Cair Kotoran Ayam

Pupuk cair kotoran ayam diaplikasikan dengan cara disiram. Dosis pupuk

cair kotoran ayam yang diberikan adalah 0 ml tanaman-1, 6 ml tanaman-1, 12 ml

tanaman-1, dan 18 ml tanaman-1. Aplikasi pupuk cair kotoran ayam dilakukan 3

kali, aplikasi pertama saat tanaman berumur 2 Minggu Setelah Tanam (MST)

Page 8: Bab III

26

dengan takaran 0 ml tanaman-1, 2 ml tanaman-1, 4 ml tanaman-1, dan 6 ml tanaman-

1. Selanjutnya diberikan dengan interval 1 minggu.

3.4.4. Penyemaian

Sebelum ditanam, benih selada disemaikan dahulu agar diperoleh benih

tanaman yang baik dan seragam.Penyemaian benih selada dilakukan dengan cara

disebar pada campuran media tanah lapisan atas dan pupuk kandang dengan

perbandingan 1:1. Tempat persemaian benih dibuat berupa petak dengan ukuran 1

m x 2 m.

3.4.5. Penanaman

Penanaman dilakukan setelah benih berumur 2 minggu atau telah tumbuh

empat helai daun pada persemaian. Penanaman dilakukan dengan memindahkan

benih dari persemaian ke polybag yang telah diberi perlakuan.

3.4.6. Pemeliharaan

a). Penyiraman

Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman

dilakukan dengan cara menyiramnya sampai tanah dalam kondisi kapasitas lapang

dengan menggunakan gembor.

b). Penyulaman

Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman yang mati atau

pertumbuhannya abnormal dengan tanaman cadangan. Waktu penyulaman

dilakukan sampai batas waktu tanaman umur 7 HST.

Page 9: Bab III

27

c). Pemupukan

Pemupukan dilakukan agar tanaman tumbuh dengan baik. Pupuk yang

diberikan yaitu pupuk kascing, pupuk organik cair kotoran ayam, Urea, SP-36,

dan KCl.

Pupuk kascing dan pupuk organik cair yang diberikan sesuai dengan

perlakuan. Pupuk urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (58% K2O)

diberikan pada saat tanam sebagai pupuk dasar. Dosis masing-masing pupuk

setengah dari kebutuhan pupuk tanaman selada, yaitu Urea 100 kg ha-1, SP-36 50

kg ha-1, KCl 50 kg ha-1 (Rukmana, 1994). Untuk lebih jelasnya perhitungan

kebutuhan pupuk dapat dilihat pada Lampiran 5.

d). Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada gulma yang tumbuh di dalam polybag maupun

petak. Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang ada

dalam polybag maupun pada petak.

e). Pengendalian Hama dan Penyakit

Pencegahan hama dan penyakit dilakukan secara kimiawi dengan

menggunakan pestisida sesuai sasaran. Pestisida yang digunakan adalah

insektisida Rizotin 100 EC dengan konsentrasi 2 ml L-1 air dan fungisida Antracol

70 WP dengan konsentrasi 2 mg L-1 air.

3.4.7. Panen

Selada dipanen pada umur 50 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan

dengan cara mencabut semua bagian tanaman.