bab iii metodologikc.umn.ac.id/10829/5/bab_iii.pdf · 26 bab iii metodologi 3.1. gambaran umum...

28
26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul “Light Up” berdasarkan buku, jurnal online, dan artikel yang berkaitan dengan topik penelitian. Penulis juga menggunakan film-film serupa sebagai acuan penelitian, serta color script.. Kemudian penulis meneliti aspek cahaya seperti, arah cahaya, key to fill ratio, dan warna. 3.1.1. Sinopsis Animasi 3D berjudul “Light Up” ini menceritakan tentang seorang perempuan disabilitas, yang orang tua nya meninggal akibat perang saudara. Aruna hidup sendirian, dan dikucilkan oleh masyarakat, kemudian dia mencoba untuk mengembalikan jadi dirinya yang hilang. 3.1.2. Posisi Penulis Dalam proyek ini penulis berperan sebagai lighting dan rendering artist yang bertanggung jawab dalam menentukan konsep visual, serta komposisi cahaya dalam setiap adegan. Penulis juga berperan sebagai 3D modeller dalam pembuatan environment di film ini.

Upload: others

Post on 18-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

26

BAB III

METODOLOGI

3.1. Gambaran Umum

Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek

berjudul “Light Up” berdasarkan buku, jurnal online, dan artikel yang berkaitan

dengan topik penelitian. Penulis juga menggunakan film-film serupa sebagai

acuan penelitian, serta color script.. Kemudian penulis meneliti aspek cahaya

seperti, arah cahaya, key to fill ratio, dan warna.

3.1.1. Sinopsis

Animasi 3D berjudul “Light Up” ini menceritakan tentang seorang perempuan

disabilitas, yang orang tua nya meninggal akibat perang saudara. Aruna hidup

sendirian, dan dikucilkan oleh masyarakat, kemudian dia mencoba untuk

mengembalikan jadi dirinya yang hilang.

3.1.2. Posisi Penulis

Dalam proyek ini penulis berperan sebagai lighting dan rendering artist yang

bertanggung jawab dalam menentukan konsep visual, serta komposisi cahaya

dalam setiap adegan. Penulis juga berperan sebagai 3D modeller dalam

pembuatan environment di film ini.

Page 2: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

27

3.1.3. Storyboard

Page 3: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

28

Page 4: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

29

Page 5: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

30

Page 6: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

31

Page 7: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

32

Page 8: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

33

Page 9: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

34

Page 10: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

35

Page 11: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

36

Gambar 3.1. Beberapa shot yang ada pada scene sore

(Dokumentasi Pribadi)

Pada scene sore, Aruna selesai menangis kemudian menemukan sebuah topeng,

setelah dia menggunakan topeng tersebut, tangannya pun muncul, hal itu

membuat dirinya senang, ditambah munculnya kostum yang indah menambah

kepercayaan diri Aruna, kemudian Aruna pun mulai memberanikan diri menari di

tengah kota.

Page 12: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

37

3.1.4. Konsep

Pada film animasi 3D berjudul “Light Up”, Aruna tinggal sendirian di sebuah

gedung yang tidak terpakai, banyak bagian bangunan yang rusak di gedung

tersebut. Film ini berlatar di sebuah kota yang mengalami kerusakan akibat perang

saudara. Banyak masyarakat yang rumahnya sudah tidak dapat di tinggali, akibat

dari perang yang baru berakhir selama beberapa hari tersebut, debu-debu yang

berasal dari bangunan yang hancur masih berterbangan, sehingga membuat jarak

pandang di kota tersebut terbatas.

Gambar 3.2. Konsep art

(Dokumentasi Pribadi)

Page 13: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

38

Gambar 3.3. Denah

(Dokumentasi Pribadi)

3.2. Tahapan Kerja

Penulis menggunakan metode observasi, dimana penulis menggunakan referensi

film animasi 3D yang sesuai dengan kondisi yang ada pada animasi 3D “Light

Up”, seperti : “Susano”(2017), “Uri” (2014), dan “Poilus” (2016). Setelah

melakukan observasi, penulis melakukan perancangan lighting dan rendering

dengan beberapa aspek yang akan diteliti, seperti:

Page 14: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

39

Gambar 3.4. Skema tahapan kerja

(Dokumentasi Pribadi)

Page 15: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

40

3.1.1. Penelitian Arah Cahaya

Penulis meneliti arah cahaya dari beberapa referensi film, dengan melihat arah

jatuhnya bayangan, untuk melihat dari mana cahaya tersebut berasal. Karena hal

tersebut mempengaruhi dalam meletakkan cahaya pada proses perancangan.

3.1.2. Penelitian Rasio Key to Fill

Penulis meneliti rasio key to fill dengan menganalisa perbedaan intensitas cahaya.

Penulis menggunakan histogram pada software adobe photoshop setelah

menghilangkan saturasi warna, kemudian menseleksi sisi terang dan gelap untuk

dibandingkan intensitasnya.

3.1.4. Penelitian Warna

Penulis meneliti warna yang digunakan pada referensi film dan acuan color script,

sebagai referensi pemilihan warna dari sumber cahaya matahari.

3.3. Acuan

Penulis menggunakan referensi film yang memiliki adegan sore yang berlatar

belakang perang, dan color script sehingga memudahkan penulis dalam meneliti

beberapa aspek yang diperlukan.

Page 16: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

41

3.2.1. Acuan Foto Kota Tua

Gambar 3.5. Kondisi Kota Tua sore hari

https://www.youtube.com/watch?v=NILAYAHuTvU

Arah cahaya Kota Tua di sore hari datang dari samping, sehingga bayangan yang

dihasilkan menjadi panjang. Warna cahaya matahari berwarna kuning, dengan

pantulan cahaya dari langit berwarna biru, sehingga bayangan cenderung

berwarna biru. Penulis menggunakan histogram pada software photoshop dengan

menseleksi sisi terang dan gelap, nilai rata-rata dari key light sebesar 203.30,

sementara fill light 105,41

Page 17: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

42

Gambar 3.6. Kiri hasil dari histogram key light, kanan fill light

(Dokumentasi pribadi)

3.2.2. Acuan Short Film “Susano”

Short film animasi 3D “Susano” menceritakan tentang seorang samurai yang

tersisa dari perang melawan sekelompok robot di sebuah kota, sehingga membuat

kota tersebut sangat hancur, kemudian samurai itu akhirnya mati setelah dibunuh

oleh sekelompok robot tersbut. Dengan adanya kesamaan kondisi dengan film

“Light Up” maka penulis memilih film ini.

Arah cahaya dalam film ini datang dari arah kanan, sebagian cahaya

tertutup gedung menandakan matahari mendekati titik horizon sehingga membuat

sedikit cahaya yang masuk mengenai bangunan. Bangunan terlihat di penuhi oleh

debu yang berterbangan. Ketika di ukur menggunakan histogram, didapat nilai

rata-rata dari key 161,92, dan fill 75,68.

Page 18: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

43

Gambar 3.7. Referensi film “Susano”

https://www.youtube.com/watch?v=vugAOphHr-Q

Gambar 3.8. Kiri hasil dari histogram key light, kanan fill light

(Dokumentasi pribadi)

Page 19: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

44

3.2.3. Acuan Short Film “Uri”

Short film “Uri” bercerita tentang seorang anak kecil yang baru bangun dari

tidurnya, kemudian melihat kondisi rumah dan lingkungan tempat tinggalnya

hancur, dan orang tuanya pun menjadi korban. Arah cahaya dalam film ini datang

dari arah kanan, membuat cahaya terhalang bangunan lain. Sedikitnya cahaya

yang datang mengenai jalan maupun gedung-gedung, membuat adegan di

dominasi oleh bayangan.

Gambar 3.9. Referensi film “Uri”

https://www.youtube.com/watch?v=-r_AsYGwRHw

Warna yang dihasilkan dari cahaya matahari berwarna kuning, dapat

dilihat dari pancaran sinar yang mengenai puing rumah anak kecil itu. Penulis

meneliti rasio key to fill di software photoshop dengan menggunakan histogram.

Penulis menseleksi bagian gedung di luar ruangan karena cahaya tidak langsung

dari langit tidak terhalang oleh bangunan disekitarnya. Hasilnya, nilai rata-rata

dari key light yaitu 143, sementara fill light 76.25.

Page 20: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

45

Gambar 3.10. Kiri hasil dari histogram fill light, kanan key light

(Dokumentasi pribadi)

3.3.3. Acuan Short Film “Poilus”

Short film ini bercerita tentang sekelompok kelinci yang sedang berperang,

namun karena ketakutan yang mendalam dengan musuhnya, sekeor kelinci

berhalusinasi dan menembak temannya sendiri. Film ini dipilih karena memiliki

suasana perang dan terdapat latar tempat yang berdebu akibat perang. Debu yang

ada pada adegan tersebut membuat jarak pandang menjadi terbatas ketika melihat

objek yang ada di kejauhan. Penulis meneliti rasio key to fill light pada software

adobe photoshop menggunakan histogram, sample di ambil pada bagian terang

dan gelap di kelinci tersebut, dengan nilai rata-rata dari key 163,88, dan fill 62,75.

Page 21: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

46

Gambar 3.11. Referensi film “Poilus”

https://www.youtube.com/watch?v=Cwn3Ru0o8Io

Gambar 3.12. Kiri hasil dari histogram fill light, kanan key light

(Dokumentasi pribadi)

Page 22: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

47

3.2.5. Acuan Color Script

Gambar 3.13. Color script

(Dokumentasi pribadi)

Dari acuan color script, terlihat cahaya matahari berwarna kuning, dapat dilihat

dari jalan yang terkena pancaran sinar matahari. Cahaya datang dari samping,

ditandai dengan adanya bayangan yang jatuh ke arah kiri.

3.4. Proses Perancangan Scene sore

Setelah penulis melakukan observasi terhadap beberapa referensi, scene sore ada

pada shot 21-49, namun penulis hanya menggunakan 1 shot yaitu shot 41 sebagai

perancangan karena tidak adanya perubahan cahaya di dalam cerita pada waktu

sore hari. Shot 41 dipilih karena di dalam shot ini, Aruna pertama kali berani

menari di tengah kerumunan orang banyak, shot ini menjadi awal ketika Aruna

berani tampil di depan orang banyak.

Penulis melakukan percobaan terhadap directional light, dan redshift sun

karena kedua jenis lighting tersebut tidak memiliki decay, dan bersifat sama

seperti layaknya sinar matahari. Penulis juga melakukan proses multi pass

rendering untuk menghasilkan pass yang dapat mempermudah compositor dalam

Page 23: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

48

melakukan proses compositing sesuai dengan hasil yang diinginkan. Untuk

eksperimen awal, penulis menghasilkan render pass berupa, diffuse filter, shadow,

diffuse lighting, global illumination, sub surface scattering, depth, namun ketika

dilakukan proses compositing, adegan terlihat memiliki lebih banyak area yang

gelap serta pantulan cahaya pada kaca yang ada di gedung tidak terlihat serta

dirasa render pass terlalu banyak. Kemudian penulis menemukan cara yang lebih

sederhana dengan menambah beberapa render pass lagi seperti reflection,

refraction, hasil itu pun sesuai dengan konsep yang diinginkan, beberapa elemen

yang dihasilkan adalah:

Tabel 3.2. Beberapa render pass yang digunakan

Elemen Keterangan Contoh gambar

Global

illumination

Sebagai warna dasar

dan pantulan cahaya

tidak langsung

Diffuse lighting Sebagai sumber

cahaya

Subsurface

Scattering

Untuk mensimulasikan

pembiasan cahaya

yang mengenai kulit

karakter

Page 24: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

49

Reflection Merefleksikan cahaya

yang ada pada kaca

Refraction Mensimulasikan

refraksi yang ada pada

kaca

Depth Memberikan kesan

kedalaman

Diffuse filter Sebagai warna dasar

Page 25: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

50

Shadow Memberikan bayangan

3.4.1. Metode Directional Light

Penulis melakukan percobaan menggunakan directional light, pertama penulis

menggunakan acuan warna dalam short film “Uri” dimana cahaya matahari

berwarna kuning. Kemudian penulis menggunakan directional light sebagai

sumber cahaya matahari, pada percobaan pertama hasilnya terlalu terang untuk

kondisi sore hari yang berdebu, dan Aruna kurang terlihat dengan jelas. Maka

penulis coba menurunkan intensitas yang ada pada pengaturan directional light.

Gambar 3.14. Percobaan pertama metode directional light

(Dokumentasi pribadi)

Setelah penulis menurunkan intensitas cahaya directional light, dan

menambahkan key light dan fill light yang keduanya berupa area light, hasilnya

membuat Aruna terlihat lebih jelas. Namun, sinar yang dihasilkan dari directional

Page 26: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

51

light masih cukup cerah, sehingga berbeda dengan kondisi yang ada setelah

perang, dimana pada acuan film “Uri” cahaya matahari lebih keruh / redup.

Gambar 3.15. Percobaan kedua metode directional light

(Dokumentasi pribadi)

3.4.2. Metode Redshift Sun

Penulis mencoba metode sunlight, pada percobaan pertama, cahaya sudah sesuai

dengan kondisi sore dengan perbandingan rasio yang sesuai dengan acuan short

film “Uri”, namun, sinar yang datang masih cukup cerah, belum adanya

kekeruhan yang diakibatkan oleh debu yang ada di sekitar. Sehingga penulis

melakukan percobaan kedua menggunakan metode redshift sun.

Page 27: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

52

Gambar 3.16. Percobaan pertama metode redshift sun

(Dokumentasi pribadi)

Di percobaan kedua, penulis melakukan perubahan pada parameter

turbidity, parameter ini dapat mensimulasikan tingkat kekeruhan cahaya akibat

banyaknya partikel di udara, sehingga sinar matahari menjadi lebih redup, terlihat

sinar matahari menjadi kurang intens. Penulis juga menggunakan three point

lighting untuk membuat Aruna menjadi lebih terekspos oleh cahaya sehingga

lebih menonjol dibanding yang lain.

Gambar 3.17. Penggunaan turbidity pada redshift sun

(Dokumentasi pribadi)

Page 28: BAB III METODOLOGIkc.umn.ac.id/10829/5/BAB_III.pdf · 26 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Penulis merancang lighting dan rendering untuk scene sore dalam film pendek berjudul

53

Gambar 3.18. Parameter yang ada pada redshift sun

(Dokumentasi pribadi)

Gambar 3.19. Denah peletakan lighting

(Dokumentasi pribadi)