bab iirepository.unpas.ac.id/34512/1/bab ii.doc · web viewpendekatan ini menyarankan, jika...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perilaku Organisasi
Bidang pengetahuan perilaku organisasi yang sudah dikembangkan
sejak lama, nampaknya belakangan ini mulai dirasakan kepentingannya.
Kegiatan perilaku organisasi semakin mendapat perhatian khusus pada
kegiatan manajemen dalam berbagai organisasi baik organisasi pemerintah
maupun organisasi swasta, karena perilaku organisasi merupakan suatu konsep
kegiatan yang menyandang pandangan menyeluruh tentang orang-orang dalam
organisasi untuk memenuhi sebanyak mungkin faktor yang mempengaruhi
perilaku anggota organisasi.
Menurut Keith Davis dan John W. Newstrom yang dikutip oleh Agus
Dharma dalam bukunya Perilaku Dalam Organisasi menekankan bahwa:
Perilaku Organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang
bagaimana orang-orang bertindak didalam organisasi. (2003:5)
Definisi diatas menegaskan mengenai aktivitas semua orang dalam
organisasi yang berhubungan dengan upaya meningkatkan tercapainya
kebutuhan serta kertampilan pegawai dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, para pimpinan atau manager
cenderung memiliki tanggung jawab yang lebih besar, karena manajerlah atau
pimpinanlah yang mengambil keputusan di dalam organisasi. Pimpinan dapat
14
15
berperan untuk mendayagunakan perilaku organisasi sehingga dapat
meningkatkan hubungan pegawai dengan organisasi dan berusaha menciptakan
kerjasama yang sehat dan dinamis sehingga menjadikan pegawai yang
produktif dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang lebih efektif.
Perilaku organisasi yang ditekankan disini adalah dilihat dari suatu
tingkah laku dan cara bertindak orang-orang dalam suatu organisasi. W. Jack
Duncan mengemukakan pendapatnya mengenai perilaku organisasi yang
dikutip oleh Miftah Thoha dalam bukunya Perilaku Organisasi; Konsep
Dasar dan aplikasinya sebagai berikut:
Perilaku Organisasi adalah studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam studi organisasi atau suatu kelompok tertentu.(1998:4)
Berdasarkan pengertian diatas, perilaku organisasi meliputi aspek yang
ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek
yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Tujuan praktis
dari penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasikan bagaimanakah
perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Perilaku organisasi dapat pula dipahami menurut pendapat Joe Kelly
yang dikutip oleh Miftah Thoha dalam bukunya Perilaku Organisasi;
Konsep Dasar dan Aplikasinya yaitu:
Perilaku Organisasi adalah suatu penelaahan dari bagaimana organisasi itu dimulai, tumbuh dan berkembang, dan bagaimana pula struktur, proses dan nilai dari suatu sistem tumbuh bersama-sama yang memungkinkan mereka pelajari dan disesuaikan pada lingkungan.(1998:8)
16
Definisi diatas memperlakukan organisasi sebagai suatu sistem tempat
tinggal yang hidup ditempat tinggalnya sendiri. Titik berat dari pemahaman
perilaku organisasi ini adalah pada tingkah laku dari organisasi, dan bagaimana
perilaku dari anggota-anggota organisasi mempengaruhi organisasi.
Salah satu pendekatan perilaku organisasi yang dikemukakan oleh
James L. Gibson, Jhon M. Ivancevich, dan H. Donnelly yang di kutip oleh
Agus Dharma dalam bukunya Perilaku Organisasi yaitu memandang bahwa:
Perilaku Organisasi adalah suatu cara berfikir, yaitu perilaku dipandang sebagai bekerja pada tingkat individu, kelompok dan organisasi.(1996:8)
Pendekatan ini menyarankan, jika perilaku kita harus mengidentifikasi
dengan jelas tingkat analisis yang dipakai apakah perilaku individu, perilaku
kelompok atau perilaku organisasi.
Didalam suatu organisasi terdapat tiga dimensi pokok yang dapat
menimbulkan suatu kegiatan organisasi berjalan efektif, tetapi hal tersebut akan
terjadi apabila ketiga dimensi tersebut saling berinteraksi. Dimensi manusia
adalah salah satu dimensi dalam organisasi yang amat penting, dan merupakan
salah satu faktor pendukung organisasi.
Robins, dalam bukunya Organizational Behavior yang dikutip oleh
Umar Nimran mengemukakan pengertian tentang Perilaku Organisasi
sebagai berikut:
Perilaku Organisasi adalah suatu bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku (manusia) didalam organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan yang didapat untuk meningkatkan aktivitas organisasi. (1986:3)
17
Senada dengan rumusan diatas, Robins, dalam bukunya
Organizational Behavior, yang dikutip oleh Umar Nimran menyatakan
pendapatnya tentang perlaku organisasi dibawah ini:
Perilaku Organisasi adalah suatu bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku (manusia) di dalam organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan yang didapat untuk meningkatkan aktivitas organisasi. (1986:3)
Dengan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa perrilaku itu
berkenaan dengan studi tentang apa yang dikerjakan oleh manusia dalam
organisasi dan bagaimana perilakunya mempengaruhi kinerja pegawai baik
terhadap pekerjaan maupun terhadap pencapaian hasil yang telah ditentukan
oleh suatu organisasi.
Menurut Gibson, Ivancevich, Donnely, alih bahasa Djoebran Wahid
dalam bukunya Organisasi dan Manajemen (Perilaku, Struktur dan
Proses) sebagai berikut:
Perilaku Organisasi merupakan studi tentang perilaku manusia, sikapnya, dan hasil karyanya dalam lingkungan keorganisasian; menarik dari teori, metode dan prinsip dari disiplin seperti psikologi, sosiologi dan antropologi kebudayaan, untuk mempelajari persepsi perseorangan, nilai, kemampuan belajar dan tindakan orang yang sedang bekerja dalam seluruh organisasi; menganalisis pengaruh lingkungan luar terhadap organisasi dan sumber-sumber manusiawinya, misi, sasaran dan strategi. (1992:6)
Larry L. Cumming mengemukakan pendapatnya mengenai perilaku
organisasi yang dikutip oleh Miftah Thoha dalam bukunya Perilaku
Organisasi; Konsep Dasar dan Aplikasinya sebagai berikut:
18
Perilaku organisasi adalah suatu cara berfikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan. (1998:7)
Pendapat Joe Kelly dalam bukunya Organizational Behavior,
anExistential-Systems Approach, yang diterjemahkan oleh Miftah Thoha
dalam bukunya Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya)
sebagai berikut:
Perilaku Organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu sistem studi dari sifat organisasi seperti misalnya: bagaimana organisasi dimulai, tumbuh dan berkembang, dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota sebagai individu, kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya, dan institusi yang lebih besar. (1996:8)
Manusia dan organisasi menyatu dan bila dua komponen pendukung
perilaku organisasi yang didalamnya terdapat perilaku organisasi yang meliputi
perilaku individu dan perilaku kelompok.
B. Unsur-unsur Pokok dan Konsep Dasar Perilaku Organisasi
a. Unsur-unsur Pokok Perilaku Organisasi
Didalam suatu organisasi, setiap pegawai mempunyai perbedaan
dalam banyak hal. Oleh karena itu tugas seorang pimpinan organisasi untuk
mengetahui bagaimana perbedaan tersebut mempengaruhi perilaku
bawahannya, sehingga pimpinan dapat merubah perilaku bawahannya ke
arah peningkatan kinerja pegawai. Perubahan perilaku tidaklah mudah tetapi
memerlukan diagnosis, keahlian, kesabaran dan pemahaman dari pimpinan
mengenai karakteristik pegawai dan unsur-unsur perilaku individu.
19
Keith Davis dalam bukunya Perilaku dalam Organisasi
mengemukakan unsur-unsur pokok dalam perilaku yaitu:
1. Sekelompok Orang. (orang-orang)Membentuk sistem sosial intern organisasi. Mereka terdiri dari orang-orang dan kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil. Selain itu ada kelompok tidak resmi dan informal, serta berbagai kelompok yang lebih resmi dan formal.
2. StrukturMenentukan hubungan resmi orang-orang dalam organisasi. Berbagai pekerjaan yang berbeda diperlukan untuk melakukan semua aktivitas organisasi, ada manajer dan pegawai.
3. TeknologiMenyediakan sumber daya yang digunakan orang-orang untuk bekerja dan daya sumber itu mempengaruhi tugas yang mereka dapat menghasilkan banyak hal dengan tangan kosong, jadi mereka mendirikan bangunan, merancang mesin, menciptakan proses kerja dan merakit sumber daya.
4. LingkunganSemua organisasi beroperasi didalam lingkungan luar, organisasi tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari sistem yang lebih besar yang banyak memuat unsur lain, seperti pemerintah, keluarga dan organisasi lainnya. Semua unsur ini saling mempengaruhi sistem yang rumit yang menjadi corak hidup (1996 : 4-5)
b. Konsep Dasar Perilaku Organisasi
Menurut Keith Davis yang diterjemahkan oleh Agus Dharma
dalam bukunya Perilaku dalam Organisasi mengemukakan konsep dasar
perilaku manusia yaitu:
1. Perbedaan IndividuOrang-orang memiliki banyak kesamaan tetapi setiap orang dalam dunia berada secara individual. Perbedaan individu berarti bahwa manajemen memperoleh motivasi terbesar dikalangan para pegawai dengan memperlakukan pegawai secara berbeda.
20
Oleh sebab itu diterapkan standar tertentu yang berlaku untuk semua orang dalam mengelola pegawai dan mengisyaratkan bahwa keadilan dan kepantasan prlakukan terhadap para pegawai seyogyanya bersifat individu.
2. Orang SeutuhnyaUsaha pimpinan selain ingin mengembangkan pegawai lebih baik, juga ingin mengembangkan pegawai lebih baik, juga ingin orang dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan pemenuhan organisasi, karena pekerjaan akan membentuk orang-orang ketika pegawai melaksanakan pekerjaan pekerjaan sehingga pimpinan perlu memperhatikan dampaknya atas diri orang itu secara keseluruhan dengan menilai dan memeriksa hasil kerja pegawai secara rutin.
3. Perilaku TermotivasiDari psikologi kita mengetahui bahwa perilaku normal memiliki sebab tertentu. Sebab itu mungkin berkaitan degan kebutuhan seseorang yang timbul dari tindakan. Dalam hal kebutuhan, orang-orang tidak termotivasi oleh hal-hal yang mereka inginkan. Bagi hal lain kebutuhan seseorang mungkin tidak realistik tapi mereka masih bisa mengendalikannya. Kenyataan ini menimbulkan dua cara pokok memotivasi orang.
4. Nilai Orang (martabat manusia)Konsep ini lebih mengandung filsafat etis ketimbang kesimpulan semantik dan menegaskan bahwa orang-orang perlu dibedakan dari faktor produksi lainnya karena mereka ingin dihormati sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia. Setiap pekerjaan betapapun sederhananya memberikan hak kepada orang yang melakukannya untuk memperoleh penghormatan dan pengakuan selayaknya atas aspirasi dan kemampuan mereka.
5. Sistem SosialDari sosiologi diketahui bahwa organisasi adalah sistem sosial, konsekuensinya, aktivitas organisasi diatur dan terikat oleh peraturan-peraturan hukum sosial dan hukum psikologi, memiliki peran-peran dan status sosial. Perilaku organisasi dipengaruhi oleh dorongan kelompok dan individu di dalam organisasi. Nyatanya terdapat dua jenis sistem sosial yang tegak berdampingan dalam organisasi. Satu
21
diantaranya adalah sistem sosial formal atau resmi dan sistem sosial informal.
6. Kepentingan bersamaKepentingan bersama diungkapkan melalui pernyataan “organisasi memerlukan orang-orang dan orang-orang juga memerlukan organisasi”. Organisasi memiliki tujuan yang manusiawi, dibentuk dan dipertahankan atas dasar kebersamaan kepentingan dikalangan anggotanya. Orang-orang memandang organisasi sebagai sarana untuk membantu mencapai tujuan. Apabila tidak ada kebersamaan tidak masuk akal mencoba membentuk kelompok dan membinakerjasama, karena tidak ada landasan yang sama untuk membangun. Hasilnya mereka terdorong untuk mengulangi masalah organisasi dan bukan sebaliknya saling menjegal satu sama lain. (1996:10-12)
Berdasarkan uraian diatas mengenai unsur-unsur pokok perilaku
organisasi, maka dapat diketahui tujuan dari perilaku organisasi yaitu, guna
membentuk sistem sosial intern dalam organosasi, untuk menciptakan
hubungan yang dinamis dan harmonis diantara orang-orang atau kelompok
didalam organisasi, menentukan pekerjaan yang berstruktur agar mereka
dapat bekerja secara efektif dan saling bekerja sama, menentukan
sumberdaya yang akan digunakan. Dapat bekerja sama dengan lingkungan
luar dalam pencapaian tujuan organisasi. Dibawah ini beberapa pendekatan
yang dikemukakan oleh Keith Davis dan John W. Newstrom yang di
terjemahkan oleh Agus Dharma dalam bukunya Perilaku dalam
Organisasi, yang dapat membantu pimpinan organisasi memahami Konsep
Dasar Perilaku Organisasi, sebagai berikut:
1. Pendekatan antar DisiplinPemanduan berbagai disiplin ilmu sehingga akan mudah dipahami.
22
2. Pendekatan Sumber Daya ManusiaMenekankan pada segi pertumbuhan serta upaya orang-orang untuk mencapai tingkat kemampuan, kreativitas serta pemenuhan yang lebih tinggi, membntu pegawai untuk berprestasi yang lebih baik, lebih bertanggung jawab dan lebih menekankan kemampuan secara optimal
3. Pendekatan KontingentifPendekatan ini mempunyai arti bahwa suatu lingkungan yang berbeda mengharuskan adanya perilaku organisasi yang berbeda pula.
4. Pendekatan ProduktivitasSeringkali di ukur dengan masukan dan keluaran yang bersifat ekonomis, tetapi masukan manusia dan sosial sebenarnya juga merupakan hal yang penting untuk diperhitungkan oleh organisasi.
5. Pendekatan SistemYaitu interaksi semua bagian organisasi dalam hubungan yang rumit. (1996:13)
C. Pengertian Kinerja Pegawai
1. Pengertian Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang individual, karena setiap
individu memiliki tingkat kinerja yang berbeda-beda, sesuai dengan
penilaian yang berlaku di organisasi. Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan pada masing-masing individu.
Berikut peneliti akan mengemukakan pendapat Moh, As’ad dalam
bukunya yang berjudul Psikologi Industri, yaitu sebagai berikut: Kinerja
adalah hasil yang di capai oleh seseorang menurut ukuran yang
berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.(1998:48)
Henry Simamora dalam bukunya Manajemen Sumber Daya
Manusia, mengemukakan sebagai berikut: Kinerja pegawai adalah
23
tingkat dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan
pekerjaan.(1995:325)
Selanjutnya pengertian kinerja pegawai menurut Agus Dharma
dalam bukunya Manajemen Supervisi, yaitu sebagai berikut:
Kinerja adalah sesuatu yang di capai oleh pegawai, prestasi kerja yang diperlihatkan oleh pegawai dan kemampuan kerja yang berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor. (2001:105)
2. Pengukuran Kinerja Pegawai
Mengamati beberapa pendapat para ahli di atas, dapatlah kiranya
ditafsirkan bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan
seseorang di dalam organisasi, sehingga hasil pekerjaan tersebut dapat
menyangkut kualitas, kuantitas dan hasil produksi. Namun yang menjadi
masalah saat ini yaitu apa yang menjadi alat ukur suatu kinerja pegawai itu
sendiri. Berikut ini ukuran kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Husein
Umar(1998:266) dalam bukunya yang berjudul Riset Manajemen Sumber
Daya Manusia Dalam Organisasi, sebagai berikut:
1. Mutu pekerjaan2. Kejujuran pegawai3. Inisiatif4. Kehadiran5. Sikap6. Keandalan7. Kerjasama8. Pengetahuan tentang pekerjaan9. Tanggung jawab10. Pemanfaatan waktu.
(1998:266)
24
Alat ukur tersebut di atas, dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai
berikut:
1. Mutu Pekerjaan
Sebaik apa yang harus dikerjakan, kriteria kualitatif menyangkut
pengukuran keberhasilan suatu proses atau keluaran. Kriteria ini
mengukur baik tidaknya pelaksanaan kegiatan, terutama dalam
kaitannya dengan keluaran.
2. Kejujuran Pegawai
Merupakan ketulusan hati seorang pegawai dalam melaksanakan
pekerjaannya dan mampu untuk tidak menyalah gunakan
wewenang yang di berikan. Pegawai tersebut harus jujur terutama
pada dirinya sendiri juga bawahannya.
3. Inisiatif
Kemampuan untuk bertindak tidak tergantung pada atasan,
mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara
baru atau inovasi.
4. Kehadiran
Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pegawai dalam setiap
pekerjaan dimana kehadiran merupakan hal yang utama dalam
setiap pekerjaan.
5. Sikap
Suatu kesediaan untuk bereaksi dan berinteraksi didalam
menghadapi suatu situasi atau keadaan tertentu secara normal.
25
6. Keandalan
Total dari semua keahlian yang dimiliki pegawai yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang bisa dipertanggungjawabkan.
7. Kerjasama
Kemampuan seorang pegawai untuk bekerja bersama-sama
dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang
ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang
sebesar-besarnya. Kesediaan pegawai dalam berpartisipasi dan
bekerjasama dengan pegawai lainnya secara vertikal maupun
horizontal di dalam maupun di luar pekerjaan sehingga hasil
pekerjaan akan meningkat.
8. Pengetahuan Tentang Pekerjaan
Pengetahuan yang di miliki oleh setiap pegawai dalam
melaksanakan suatu pekerjaan sehingga dapat berjalan secara
efektif dan efisien.
9. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan
sebaik-baiknya serta berani memikul resiko atas keputusan yang
diambilnya.
26
10. Pemanfaatan Waktu
Pemanfaatan waktu menyangkut bagaimana pegawai
mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya dalam
melaksanakan pekerjaannya.
D. Hubungan Perilaku Organisasi dengan Kinerja Pegawai
Jalannya roda organisasi akan lebih lancar apabila dalam organisasi
tersebut terdapat kepemimpinan yang berhasil, sehingga terwujud suatu
perilaku bawahan yang sesuai dengan apa yang di harapkan, yaitu untuk
mengarahkan segala kemampuan yang ada di dalam diri masing-masing
anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Perilaku organisasi merupakan pegangan atau pedoman yang dijadikan
acuan oleh seorang pemimpin untuk lebih mengetahui sifat-sifat atau
karakteristik dari setiap pegawainya karena setiap diri pegawai mempunyai
perbedaan-perbedaan masing-masing baik dilihat dari sifat, sikap maupun
dilihat dari tingkat kebutuhannya sehingga perlakuan terhadap pegawai yang
satu dengan pegawai yang lainnya pun tidak dapat di sama ratakan, karena
dengan perlakuan yang demikian pada akhirnya akan menimbulkan
ketidakpuasan dari para pegawai di dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.
Aktivitas organisasi dan perilaku individu, digambarkan dalam
hubungan keempat dimensi organisasional, yaitu: rancangan organisasi,
perencanaan dan pengendalian(pengawasan), proses-proses perilaku dan
pengambilan keputusan.
27
Di Organisasi manapun baik aktivitas manajerial maupun non
manajerial keduanya senantiasa dalam kerangka ke empat dimensi tersebut.
Karenanya, sudut pandang dari ke empat modal yang dimaksud adalah sudut
pandangan keseluruh organisasi daripada didasarkan pada sudut pandang
individual. Bagaimanapun, kiranya sangatlah jarak untuk individu terlibat
dalam kegiatan – kegiatan yang berada dalam ke empat dimensi pada waktu
yang bersamaan. Contohnya, seorang pimpinan tidak selalu secara terus-
menerus mengurusi masalah yang berkaitan dengan rancangan organisasi,
walaupun manajemen secara keseluruhan sangat berkepentingan dengan
dimensi ini.
GAMBAR 1MODEL DARI EMPAT DIMENSI ORGANISASI YANG MANA
TERDAPAT KEGIATAN DAN PERILAKU
Sumber : Martin Gannon “Organization Of Human Behavior” (1990 : 20)
Perencanaan Organisasi
Perencanaan dan Pengendalian
Proses Perilaku
Analisa atas kinerja dan apabila perlu lakukan perubahan
Pengambilan Keputusan
28
Penjelasan :
Rancangan Organisasi. Rancangan dari organisasi membentuk struktur,
menyediankan kerangka kerja untuk kegiatannya, menggambarkan garis tanggung
jawab (orotitas). Kesesuaian rancangan untuk suatu organisasi tergantung kepada
factor-faktor pengaruh lingkungan luar yang berada dalam lingkup fungsinya.
Perencanaan dan pengendalian. Perencanaan organisasi menentukan
sasaran dan alat serta cara yang akan digunakan utuk mencapai sasaran yang
dimaksud. Sistem pengendalian (pengawasan) mengawasi pengimpletasian dari
rencana organisasi yang dimaksud dan secara tepat menunjukan deviasi dari
perencanaan. Pada situasi tertentu, system pengendalian mengandung suatu alat
aksi yang secara otomastis memperbaiki (meralat) deviasi-deviasi tersebut.di
situasi yang lain, individu harus menentukan sendiri langkah perbaikan apa yang
harus diambilnya.
Proses- proses perilaku. Proses perilaku dalam suatu organisasi,
pembelajaran, persepsi dan kemampuan berkomunikasi interpersonal, motivasi,
kepemimpinan dan perilaku kelompok mewakili pra kondisi untuk
penginteraksian dan interaksi yang sesungguhnya antara dan sesama anggota
organisasi yang dapat membuat organisasi bergerak menuju pencapain tujuan.
Pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan aktivitas
pemecahan masalah yang dimulakan dan diakhiri dengan menganalisa atas
performa (hasil kerja) dari para anggota organisasi, sub system organisasi dan
keseluruhan organisasi (baik terpisah maupun bersamaan). Untuk itu maka maka
29
perlu adanya pengakuan akan telah terjadinya jurang antara apa yang harus telah
dilakukan dan apa yang searusnya dilakukan, mengidentifikasi permasalahan dan
mencari solusi potensi, memilih alternative pilihan dan mengimplementasikan
pilihan.
Model organisasional dari perilaku ini tidak hanya mencakup keempat
dimensi dasar didalam setiap aktivitas yang berlangsung melainkan juga pada
hubungan yang berlangsung diantara mereka. Sebagaimana yang dapat kita lihat,
bahwa perencanaan seorang pimpinan akan sebuah organisasi mencakup
perancangan: metode pengendalian yang mempengaruhi proses perilaku dan
sebagiannya. Walaupun beberapa keputusan diambil sebatas pada tempat kerja
pimpinan, namun dampak dari keputusan tersebut dapat di rasakan keluar, kerap
kali meluas kepada beberapa bidang lainnya dari organisasi.
Model ini secara efektif menggambarkan setiap aktivitas yang berlangsung
pada keseluruhan atau sebagian besar organisasi. Sekali seseorang memahami ke
empat dimensi dan hubungan diantara mereka, individu tersebut dapat
menerapkan keterampilan dasar organisasional dan manajerial pada beragam
bentuk organisasi, dari perusahaan dagang sampai dengan badan pemerintahan
ataupun lembaga amal, walaupun berbagai segi dari setiap jenis organisasi
memiliki kekhasan yang memerlukan kajian tersendiri.
MASUKANPerilaku organisasi dengan kinerja pegawai yang didukung oleh:a. Man (manusia)b. Mechine (mesin)c. Money (biaya)d. Methode (teknik)e. Material (materi)f. Market (lingkungan)
30
Lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara perilaku organisasi
dengan kinerja pegawai akan peneliti gambarkan bentuk pendekatan sistem
sebagai berikut:
GAMBAR 2MODEL PENDEKATAN SISTEM PERILAKU ORGANISASI DENGAN
KINERJA PEGAWAI
Sumber : Keith Davis dan John W. Newstrom “Perilaku Dalam Organisasi (1996 : 10)Husein Umar “Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi (1998 : 266)
UMPAN BALIKDapat mengembangkan pegawaiDapat meningkatkan perilaku organisasiDapat meningkatkan kinerja pegawai
KELUARAN
Meningkatkan kinerja pegawai diantaranya terlihat dari: a. Mutu perkerjaanb. Kejujuran pegawai c. Inisiatifd. Kehadiran e. Sifatf. Keandalang. Kerjasamah. Kepengetahuan
pekerjaan
PROSES
Proses pelaksanaan perilaku dalam meningkatkan kinerja pegawai dentgan didasarkan pada konsep dasar perilaku organisasi:a. Perbedaan individub. Orang seutuhnyac. Perilaku termotivasid. Nilai orange. Sistem socialf. Kepenringan bersama
31
Penjelasan:
1. MASUKAN
Adalah suatu masukan dalam suatu system pendekatan yang dapat
dijadikan suuatu bahan yang berguna untuk tercapainya tujuan yang
dikehendaki dalam suatu system tidak terlepas dari the six m “ tools of
management”. Merupakan unsure manajemen untuk mengatur proses
pemanfaatan sumber-sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan, diantaranya:
a. Manusia
Manusia merupakan unsur penentu dalam pencapaian tujuan organisasi,
karena manusia adalah motor penggerak dalam suatu organisasi, baik
organisasi pemerintah maupun organisasi swasta.
b. Mesin
Mesin merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menunjang
kelancaran pekerjaan didalam organisasi.
c. Biaya
Biaya merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan
organisasi, karena tanpa biaya roda organisasi tidak akan berjalan.
d. Metode
Faktor ini tidak kalah pentingnya dengan faktor lainnya dalam usaha
pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Karena metode
merupakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan atau sasaran
organisasi.
32
e. Materi
Merupakan fasilitas atau sumber daya yang akan digunakan untuk
menunjang pelaksanaan organisasi, seperti alat tulis, meja, kursi,
transportasi, gedung kantor.
f. Market
Merupakan pasar dalam hal ini lingkungan masyarakat atau lingkungan
publik sebagai pemasaran antara organisasi dengan lingkungan
masyarakat. Karena tanpa adanya pasar atau lingkungan luar yang
mendukungnya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya tidak akan
tercapai.
2. PROSES
Proses ini, sumber-sumber dalam input diupayakan untuk dapat
dimanfaatkan dalam melaksanaka perilaku organisasi yang berdasarkan
konsep dasar perilaku organisasi yang terdiri dari: perbedaan individu,
orang seutuhnya, perilaku termotivasi, nilai orang (martabat manusia),
sistem sosial, kepentingan bersama. Pelaksanaan perilaku organisasi dalam
meningkatkan kinerja pegawai tidak terlepas dari pemanfaatan input.
3. KELUARAN
Apabila konsep dasar perilaku organisasi telah dilaksanakan dengan
memanfaatkan input yang ada maka kinerja pegawai diharapkan
meningkat. Hal ini sangat ditentukan oleh pemanfaatan input tersebut
dalam pelaksanaan perilaku organisasi. Peningkatan kinerja pegawai
tersebut dapat dinilai dengan adanya peningkatan mutu pekerjaan,
kehadiran, inisiatif, kehadiran, sikap, keandalan, kerjasama, pengetahuan
33
tentang pekerjaan, tanggung jawab, pemanfaatan waktu, dalam
pelaksanakan pekerjaan yang menjadi indikator dari kinerja pegawai.
4. UMPAN BALIK
Peningkatan kinerja pegawai diharapkan untuk dapat memberikan umpan
balik terhadap input yang berupa kesinambungan unsur-unsur yang
terdapat dalam input, sehingga dapat diupayakan agar lebih berdaya guna.
Dimana umpan balik yang diharapkan adalah memperbaiki kekurangan
yang terjadi.