bab ii - web viewbab ii . deskripsi teoritis, ... dapat dirumuskan pada tiga tingkatan, ... dapat...
TRANSCRIPT
BAB II DESKRIPSI TEORITIS,
KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. DESKRIPSI TEORITIS
1. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran SainsKonstruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan
kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas malalui konteks yang terbatas.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.1
Selanjutnya Sardiman mengungkapkan bahwa konstruktivisme
merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan
bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukan gambaran dari
dunia kenyataan yang ada. Tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat
dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang.2
Asumsi penting dari kontruktivisme adalah situated cognition
(kognisi yang ditempatkan). Konsep ini mengacu pada ide bahwa
pemikiran selalu ditempatkan atau disituasikan dalam konteks sosial dan
fisik, bukan dalam pikiran seseorang. Pengetahuan diletakkan dan
dihubungkan dengan konteks di mana pengetahuan tersebut
dikembangkan. 3
Selanjutnya mengatakan bahwa dalam konstruktivisme
pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan
1 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 113
2 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 37
3 Suprijono, Cooperatif Learnin, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 78
5
“menerima” pengetahuan. Dalam proses pembelajaran siswa membangun
sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar
dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru. Dalam
pandangan konstruktivisme “strategi memperoleh” lebih diutamakan
dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat
pengetahuan. Oleh karena itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses
tersebut dengan cara:
1) Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.
2) Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya
sendiri.
3) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam
belajar.4
Pada dasarnya aliran kontruktivisme menghendaki pengetahuan
dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama
dari belajar bermakana. Belajar bermakna tidak akan terwujud hanya
dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman
orang lain. Seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungan melalui
melihat, mendengar, mencium, menjamah, dan meraskannya. Hal ini
menampakkan bahwa pengetahuan lebih menunjuk pada pengalaman
seseorang akan dunia dari pada dunia itu sendiri.5
Menurut Kunandar, Ciri-ciri guru yang telah mengajar dengan
pendekatan konstruktivisme adalah:
1) Guru adalah salah satu dari berbagai macam sumber belajar, bukan satu-
satunya sumber belajar;
2) Guru membawa siswa masuk kedalam pengalaman-pengalaman yang
menentang konsepsi pengetahuan yang sudah ada dalam diri mereka;
3) Guru membiarkan siswa berpikir setelah mereka disuguhi beragam
pertanyaan-pertanyaan guru;
4 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 312
5 Trianto, Op Cit., h. 75
6
4) Guru menggunakan teknik bertanya untuk memancing siswa berdiskusi
satu sama lain;
5) Guru menggunakan istilah-istilah kognitif, seperti klasifikasikan,
analisislah, dan ciptakanlah ketika merancang tugas-tugas;
6) Guru membiarkan siswa untuk bekerja secara otonom dan berinisiatif
sendiri;
7) Guru menggunakan data mentah dan sumber primer bersama-sama
dengan bahan- bahan pelajaran yang dimanipulasi;
8) Guru tidak memisahkan antara tahap “mengetahui” dari proses
“menemukan”;
9) Guru mengusahakan agar siswa dapat mengkomunikasikan pemahaman
mereka karena dengan begitu mereka benar-benar sudah belajar. 6
2. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)Pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran dimana siswa didorong
untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip, dan mendorong guru siswa untuk memiliki
pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa untuk
menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri 7.
Proses pembelajaran berbasis inkuiri ada tiga tahap. Tahap
pertama, adalah belajar diskoveri, yaitu guru menyusun masalah dan
proses tetapi memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi hasil
alternatif. Tahap kedua, inkuiri terbimbing (Guided Inquiry), yaitu guru
mengajukan masalah dan siswa menentukan penyelesaian dan prosesnya.
Tahap ketiga, adalah inkuiri terbuka (Open Inquiry), yaitu guru hanya
memberikan konteks masalah sedangkan siswa mengindentifikasi dan
memecahkannya.8
6 Kunandar, Op Cit., h.313
7 Ibid., h.377
8 Surya Dharma, Strategi Pembelajaran MIPA (Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 24
7
Selanjutnya menurut Dimyati dan Mudjiono, Inkuiri merupakan
pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Model
pembelajaran inkuiri merupakan pengajaran yang berpusat pada siswa.
Dalam pengajaran ini siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama model
inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berfikir kritis,
dan mampu memecahkan masalah ilmiah.9
Menurut Sanjaya (2010b: 196), strategi pembelajaran inkuiri
adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang ditanyakan. Proses
berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan
siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic,
yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya
menemukan.
Tiga hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri yaitu:
1) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan
siswa sebagai subjek belajar.
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
3) Tujuan dari strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental (Sanjaya, 2010b: 197). 10
Gulo dalam Trianto (2012: 137) menyatakan, bahwa inkuiri tidak
hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang
9 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010) ,h. 173
10 Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010b) ,h. 196-197
8
ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan
proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan.11
Menurut Wena (2012: 69), terdapat empat langkah utama atau
tahapan didalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran inkuiri.
Langkah-langkah itu ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Biologi
NoTahap
PembelajaranKegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Investigasi Memberikan permasalahan
yang terkait dengan
pembelajaran pada siswa.
Membaca permasalahan
secara umum
Menganalisis masalah
Mengumpulkan data
Mendorong dan
membimbing siswa
melakukan
pengkajian/investigasi
terhadap permasalahan.
Melakukan
pengkajian/investigasi
terhadap permasalahan.
Mendorong siswa aktif
berfikir, belajar, dan
mencipta, serta
mengekplorasi.
Menciptakan dan
mengeksplorasi
Mendorong siswa
melakukan pengkajian
lebih lanjut terhadap
permasalahan yang ada,
mengumpulkan data,
mengkaji,
mengklasifikasikan data,
Melakukan pengkajian lebih
lanjut terhadap permasalahan
yang ada.
Mengumpulkan data,
mengkaji,
mengklasifikasikan data, dan
sejenisnya.
11 Trianto, Op Cit., h.137
9
dan sejenisnya.
2. Penentuan
Masalah
Membimbing dan
mengarahkan siswa untuk
menentukan, memetakan
masalah sesuai jenisnya.
Memverifikasi dan
memetakan data
Menentukan masalah sesuai
data yang ada
Membantu siswa untuk
melihat keterkaitan antara
kelompok/jenis masalah
serta membuat pohon
permasalahan yang
sejenisnya.
Melihat keterkaitan antara
kelompok/jenis masalah dan
membuat pohon
permasalahan dan
sejenisnya.
NoTahap
PembelajaranKegiatan Guru Kegiatan Siswa
3. Identifikasi Membantu siswa
melakukan identifikasi
dan verifikasi
permasalahan.
Melakukan identifikasi
permasalahan,
mengembangkan hipotesis,
mencari berbagai alternatif
pemecahan dan
mengembangkan
kesimpulan sementara.
Mendorong siswa
mengembangkan
hipotesis.
Mengembangkan hipotesis.
Mendorong siswa mencari
berbagai alternatif
pemecahan masalah.
Mencari berbagai alternatif
pemecahan masalah.
Mendorong siswa mencari
berbagai alternatif
pemecahan masalah
Mencari berbagai alternatif
pemecahan masalah.
4. Penyimpulan Mendorong siswa untuk
mencari pemecahan
masalah yang paling
Menyimpulkan pemecahan
masalah yang paling baik
dan tepat untuk
10
tepat/ sesuai. meyelesaikan soal yang
ada.
Membimbing siswa
menganalisis (kelemahan
dan kekuatan) berbagai
kesimpulan yang telah
dibuat.
Menganalisis (kelemahan
dan kekuatan) berbagai
kesimpulan yang telah
dibuat.
Membimbing dan
membantu siswa
menetapkan suatu
kesimpulan yang paling
tepat.
Menetapkan suatu
kesimpulan yang paling
tepat.
Sumber: Wena (2012: 69) 12
Menurut Sanjaya (2010a: 306), pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsife. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Kemudian guru merangsang
dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan siswa tergantung pada
kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam
memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tidak mungkin
proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
2) Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
12 Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 69
11
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam strategi inkuiri, oleh sebab melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui masalah dalam berpikir.
3) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu di uji kebenarannya.
Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah
dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan
setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu
permasalahan.
4) Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi
pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5) Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menemukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan
bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data
yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6) Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai
12
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan. 13
Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi siswa yang
belum mempunyai pengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Pada
tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak, yaitu
berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan
sendiri arah dan tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan
permasalahn yang disodorkan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan pengarah
selain dikemukakan langsung oleh guru juga diberikan melalui pertanyaan
yang dibuat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Oleh sebab itu, LKS
dibuat khusus agar dapat membimbing siswa dalam melakukan kegiatan
percobaan sehingga dapat menyimpulkan kegiatan percobaan dalam
rangka menjawab problem atau masalah (Kaniawati, 2010: 11).14
Menurut Trianto (2012: 167), pembelajaran inkuiri dirancang
untuk membentuk siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah pada
waktu yang relatif singkat.15 Selanjutnya Kunandar (2011: 315),
mengatakan bahwa inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan
pembelajaran berbasis kontekstual yang berpendapat bahwa pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.16
Wena (2012: 79), menyatakan bahwa agar model pembelajaran
inkuiri dapat berjalan lancar dan memberi hasil yang optimal, maka ada
dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
13 Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajara, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010a), h. 306
14 Kaniawati, I. 2010. Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Lesson Study. (online). http://cissl.scils.rutgers.edu/guided_inkuiry/introduction.html
15 Trianto, Op Cit., h.167
16 Kuanandar, Op Cit., h.135
13
1) Interaksi pengajar-siswa, model ini bisa sangat terstruktur, dalam arti
bahwa pengajar mengontrol interaksi dalam kelas serta mengarahkan
prosedur inkuiri.
2) Peran pengajar, dalam model ini pengajar mempunyai beberapa tugas
yang penting yaitu:
a. Mengarahkan pertanyaan siswa.
b. Menciptakan suasana kebebasan ilmiah dimana siswa tidak merasa
dinilai pada waktu mengemukakan pendapatnya.
c. Mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan teoritis yang lebih
jelas dengan mengemukakan bukti yang menunjang, dan
d. Meningkatkan interaksi antarsiswa.17
Menurut Sanjaya (2010b: 208), ada beberapa keunggulan dan
kelemahan strategi pembelajaran inkuiri. Beberapa keungggulan tersebut
adalah:
1) Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
3) Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
Disamping keunggulan strategi pembelajaran inkuiri juga memiliki
kelemahan, yaitu:
1) Digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
17 Wena, Op Cit., h.79
14
2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan-
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi
pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. 18
3. Hasil Belajar
Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern,
Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam definisi.
Pertama, belajar adalah The Process of Acquiring Knowledge, yakni
proses memperoleh pengetahuan. Kedua,
A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a
result of reinforced practice, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi
yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.19
Jadi menurut Reber belajar adalah suatu proses memperoleh
pengetahuan yang dapat mengubah kemampuan bereaksi seseorang yang
bersifat permanen jika dilakukan dengan suatu latihan.
Belajar merupakan suatu proses yang benar-benar bersifat internal.
Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata,
proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar.
Menurut Good dan Brophy bukan tingkah laku yang nampak, tetapi
terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri
individu dalam usahanya memperoleh hubunganhubungan baru.20
18 Sanjaya, Op Cit., h.208
19 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan pendekatan baru (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 91
20 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
15
Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa: antara perangsang-
perangsang, antara reaksi-reaksi, atau antara perangsang dan reaksi.
Faktor-faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses belajar
ialah: kematangan, penyesuaian diri/adaptasi, menghafal/mengingat,
pengertian, berpikir dan latihan. Para ahli mencoba membuat kategori
jenis-jenis belajar yang dikenal dengan taksonomi belajar salah satu yang
terkenal adalah taksonomi yang disusun oleh Benyamin S. Bloom.21
Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan, pertama,
tujuan umum pendidikan yang menentukan perlu tidaknya suatu program
diadakan. Kedua, tujuan yang didasarkan atas tingkah laku, yang
dimaksud berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah laku yang
dimaksud dengan taksonomi. Ketiga, tujuan yang lebih jelas yang
dirumuskan secara operasional. Kaum behavioris berpendapat bahwa
taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom dan kawan-kawan adalah
bersifat mental.22
Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru
untuk mengevaluasikan mutu tujuannya. Salah satu manfaat taksonomi
adalah bahwa guru didorong untuk bertanya adakah ia menekankan segi
tertentu atau tidak. Taksonomi Bloom terdiri dari tiga kategori yaitu yang
dikenal sebagai domain atau ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik. Yang dimaksud dengan ranah-ranah ini oleh Bloom adalah
perilaku-perilaku yang memang diniatkan untuk ditunjukkan oleh peserta
didik atau pelajar dalam cara-cara tertentu, misalnya bagaimana mereka
h. 85
21 A. Suhaenah Suparno, Membangun Kompetensi Belajar (Jakarta: Dirjen Pendidikan
Tinggi Depdiknas, 2001), h. 6
22 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 115
16
berpikir (kognitif), bagaimana mereka bersikap dan mereka merasakan
sesuatu (afektif), dan bagaimana mereka berbuat (psikomotorik).23
Dalam mengukur kemampuan seorang siswa maka para guru harus
memperhatikan ketiga ranah tersebut. Ranah kognitif memiliki enam taraf
mulai pengetahuan sampai evaluasi.24
1. Menghapal mencakup ingatan dan pengenalan,
2. Pemahaman mencakup interpretasi, pemberian contoh, klasifikasi,
meringkas, menyimpulkan, membandingkan, menjelaskan,
3. Aplikasi mencakup melakukan, implementasi,
4. Analisis mencakup membedakan, mengorganisasikan dan memberikan
atribut,
5. Mengevaluasi mencakup pengecekan, memberi kritik,
6. Mencipta mencakup membangkitkan, merencanakan, memproduksi.
Ranah afektif dibagi menjadi lima taraf, yaitu:25
1. Memperhatikan, taraf ini mengenai kepekaan siswa terhadap
fenomena-fenomena
2. dan perangsang-perangsang tertentu, yaitu menyangkut kesediaan
siswa untuk memperhatikannya,
3. Merespons, Pada taraf ini siswa memiliki motivasi yang cukup untuk
merespon,
4. Menghayati nilai, siswa sudah menghayati nilai tertentu,
5. Mengorganisasikan, siswa menghadapi situasi yang mengandung lebih
dari satu
6. nilai,
23 A. Suhaenah Suparno. loc. cit.
24 W. James Popham dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, terjemahan:
Amirul Hadi. Dkk (Jakarta: Februari, 2001), h. 29-30
25 Ibid, h. 31-32
17
7. Memperhatikan nilai atau seperangkat nilai, siswa sudah dapat
digolongkan
8. sebagai orang yang memegang nilai atau seperangkat nilai tertentu.
Ranah Psikomotorik, meliputi hal-hal:26
1. Persepsi, langkahnya melakukan kegiatan yang bersifat motoris ialah
menyadari
2. objek, sifat atau hubungan-hubungan melalui indera, Persiapan,
kesiapan untuk melakukan suatu tindakan atau bereaksi terhadap suatu
kejadian menurut
3. Respon terbimbing, pada tahap ini penekanan pada kemampuan-
kemampuan
4. yang merupakan bagian dari keterampilan yang lebih kompleks.
5. Respons mekanis, siswa sudah yakin akan kemampuannya dan sedikit
banyak
6. terampil melakukan suatu perbuatan,
7. Respons kompleks, taraf ini individu dapat melakukan perbuatan
motoris yang dianggap kompleks, karena pola gerakan yang dituntut
sudah kompleks.
Dalam kehidupan sehari-hari tak ada seseorang berbuat tanpa
melibatkan pikiran dan perasaan walaupun kecil porsinya. Setiap orang
merespon dalam berbagai bentuk aktivitas sebagai makhluk yang utuh.
Kategori jenis belajar ini disusun untuk menentukan cara-cara pendidik
mengevaluasi hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
pembelajaran yang mereka lakukan.
Tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
biologi di sekolah dapat diukur dalam bentuk skor yang diperoleh dari
hasil tes, ini nantinya dapat digunakan untuk menilai hasil proses belajar
26 Ibid, h. 32-33
18
mengajar dalam jangka waktu tertentu. Pemberian tes dilakukan dengan
mengacu pada indikator dan keterampilan berpikir tertentu.
Selanjutnya Slameto (2010: 54) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi dua golongan yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah
faktor yang ada diluar individu.27
1) Faktor internal (faktor yang ada dalam individu yang sedang
belajar) meliputi faktor jasmani dan psikologi:
a. Faktor jasmani terdiri dari kesehatan dan cacat tubuh
b. Faktor psikologi terdiri dari inteligensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan (jasmani dan rohani).
2) Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar individu) yakni:
a. Faktor keluarga, berupa cara orang tua mendidik,
interaksi antara anggota keluarga, rumah dan keadaan
ekonomi keluarga.
b. Faktor sekolah, mencakup metode mengajar, kurikulum,
reaksi guru dengan siswa, reaksi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, pelajaran, dan alat pembelajaran.
c. Faktor masyarakat, pengaruh terjadi karena keberadaan
siswa itu sendiri dimasyarakat.
4. Hubungan model pembelajaran Inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa
Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar
ialah proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang
optimal pula. Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang
27 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 54
19
dicapai. Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pengajaran,
makin tinggi pula hasil atau produk dari pengajaran itu. Hasil belajar
ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan baik yang bersifat
pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif). 28
Hasil belajar yang optimal dalam belajar mengajar akan tercapai
apabila seorang guru dapat menguasai dan menerapkan suatu model
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa sehingga dapat menarik
minat, kreativitas, serta motivasi siswa dan nantinya akan berpengaruh
terhadap hasil belajar. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah
inkuiri terbimbing.
Menurut Herdian (2010), Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu
pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan
dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi.
Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-
tahap pemecahannya.
Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang
kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan
pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan
petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep
pelajaran. Model inkuiri merupakan pengajaran yang berpusat pada siswa.
Dalam pengajaran ini siswa jadi aktif belajar. Tujuan model inkuiri adalah
mengembangkan keterampilan intelektual, berfikir kritis, dan mampu
memecahkan masalah secara ilmiah.29
Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberi
kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan mengalami sendiri
kemudian member makna pada pengetahuan itu, pada proses pembelajaran
28 Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 2
29 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 173
20
ini, siswa aktif dalam membangun pengetahuanya. Adapun cara yang
dilakukan guru untuk mengaktifkan siswa adalah: memberikan
kesempatan yang luas kepada siswa untuk bertanya dan memberi
kesempatan untuk mengemukakan ide. Hal ini akan memungkinkan
bertambahnya wawasan yang dimiliki siswa dan akan menimbulkan minat
yang tinggi dalam diri siswa terhadap pelajaran. Belajar dengan minat
akan mendorong siswa belajar lebih baik dari pada tanpa minat. 30
Dengan demikian, siswa mampu menerapkan pengalamanya
belajarnya dalam memecahkan masalah yang dihadapkan kepadanya dan
dapat meningkatkan minat belajar biologi siswa. Sehingga, siswa akan
mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Namun minat tanpa adanya
usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil. Berdasarkan hal di
atas faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa baik itu
faktor dari dalam, luar, maupun instrumen yang paling utama adalah
minat, motivasi, dan guru .31
Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan
siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan
masalah yang dihadapi kelak dimasyarakat. Untuk menghasilkan siswa
yang memiliki kompetensi yang andal dalam pemecahan masalah, maka
diperlukan serangkaian strategi pembelajaran pemecahan masalah. Salah
satu model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk aktif dan
juga menyenangkan dalam proses belajar mengajar adalah dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri ini
khusus dirancang hanya untuk mata pelajaran biologi dan dalam beberapa
hasil penelitian telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa
(Joice dan Weil dalam Wena, 2012: 52).32
30 Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 33
31 Aritonang, 2008. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur. 10 (7). h. 14
32 Wena, Op Cit., h. 52
21
5. Konsep sistem pernapasana) Alat pernapasan
Bernapas adalah salah satu ciri makhluk hidup. Bernapas
merupakan upaya makhluk hidup untuk memasukkan gas oksigen kedalam
tubuh dan mengeluarkan karbondioksida (udara sisa pembakaran) ke luar
tubuh. Alat pernafasan manusia terdiri dari: hidung, pangkal tenggorokan,
batang tenggorokan, cabang batang tenggorokan, dan paruparu.
1) Hidung
Hidung merupakan alat pertama yang dilalui udara dari luar. Di
dalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir. Rambut dan
selaput lendir berguna untuk menyaring udara, mengatur suhu udara yang
masuk agar sesuai dengan suhu tubuh, dan mengatur kelembapan udara.
2) Laring (pangkal tenggorokan)
Setelah melewati hidung, udara-udara masuk ke pangkal
tenggorokan (laring) melalui faring. Faring adalah hulu kerongkongan.
Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan
dan rongga hidung ke tenggorokan. Dari pangkal tenggorokan (laring)
udara masuk ke batang tenggorokan (trakea).
3) Trakea (batang tenggorokan)
Batang tenggorokan terletak di daerah leher, di depan
kerongkongan. Batang tenggorokan merupakan pipa yang terdiri dari
gelang tulang rawan.
4) Bronkus (cabang batang tenggorokan)
Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus
sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju ke paru-paru. Di
dalam paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus
sebelah kanan bercabang lagi menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus
sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. cabang-cabang yang
paling kecil masuk kedalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding
alveolus mengandung kapiler darah. Melalui kapiler-kapiler darah
dialveolus inilah oksigen dari udara akan berdifusi ke dalam darah.
22
5) Paru-paru
Paru-paru merupakan kumpulan gelembung alveolus. Paru-paru
terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat
rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. 33
b) Proses Pernapasan
Bagaimanakah cara paru-paru memasukkan dan mengeluarkan
udara? Proses pernapasan terdiri dari dua kegiatan, yaitu menghirup udara
atau menarik napas dan mengembuskan udara atau mengeluarkan napas.
Menghirup udara disebut inspirasi dan mengembuskan udara disebut
ekspirasi. Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang kempisnya
paruparu, pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada (pernapasan
tulang rusuk) dan pernapasan perut (pernafasan diafragma).
1) Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi karena gerakan otot-otot antar tulang
rusuk. Jika otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat
naik. Akibatnya volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara
dalam rongga dada turun dan paru-paru mengembang. Pada saat paru-paru
mengembang, tekanan udara di dalam paru-paru lebih rendah dari pada
tekanan udara atmosfer (lingkungan)
2) Pernapasan perut
Pernapasan perut terjadi akibat gerakan diafragma. Jika otot
diafragma kontraksi, diafragma yang semula cembung ke atas bergerak
turun menjadi agak rata. Akibatnya rongga dada membesar dan perut
mengembung. Ketika otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke
keadaan semula (cembung). Akibatnya rongga dada menyempit.34
c) Kapasitas paru
Merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di
dalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut:
33 Istamar Syamsuri, Biologi Untuk SMP Kelas VIII (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 85
34 Istamar Syamsuri, Op Cit., h. 89
23
1) Kapasitas total, yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada
inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang dapat kita
tergantung pada beberapa hal: kondisi paru-paru, umur, sikap, dan bentuk
seseorang.
2) kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah
ekspirasi maksimal.35 Dalam keadaan normal pada paru-paru dapat
menampung udara sebanyak ± 5 liter.
d) Penyakit pada sistem pernafasan
1) Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala
yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan
tenggorokan terasa gatal.
2) Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran
pernapasan yang disebabkan alergi rambut, bulu, atau debu.
3) Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen terganggu karena
adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus.
4) Difteri, adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh
lendir yang dihasilkan oleh kuman difteri.
5) Pneumonia, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh
darahnya kemasukan udara.
1. Pernapasan pada Hewan Invertebrata36
Hewan-hewan Invertebrata ada yang belum memiliki system
pernapasan khusus, seperti Porifera dan sebagian cacing (Vermes).
Umumnya hewan-hewan tersebut melakukan pernapasan langsung, yaitu
secara difusi melalui permukaan tubuhnya. Namun, pada hewan-hewan
yang lebih tinggi, seperti Mollusca dan Arthropoda sudah memiliki sistem
pernapasan khusus, walaupun masih sederhana. Misalnya Insecta dan
35 Syaifudin, AMK, Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan (Jakarta: EGC,
2006), h. 197
36 Purnomo, Biologi (Jakarta: Bse KEMENDIKBUD, 2009), h. 239-249
24
Myriapoda beranapas menggunakan trakea, hewan-hewan Arachnida,
misalnya laba-laba bernapas menggunakan paruparu buku. Hewan-hewan
yang hidup di air misalnya Crustacea (golongan udang-udangan) dan
Mollusca (siput dan kerang) bernapas menggunakan insang.
a. Porifera
Porifera bernapas dengan cara memasukkan air melalui pori-pori
(ostium) yang terdapat pada seluruh permukaan tubuhnya, masuk ke dalam
rongga spongocoel. Proses pernapasan selanjutnya dilakukan oleh sel leher
(koanosit), yaitu sel yang berbatasan langsung dengan rongga spongocoel.
b. Vermes (Cacing)
Sebagian besar Vermes bernapas menggunakan permukaan
tubuhnya, misalnya anggota filum Platyhelminthes yaitu Planaria dan
anggota filum Annelida yaitu cacing tanah (Pheretima sp.). Namun, pada
beberapa Annelida bernapas dengan insang, misalnya Annelida yang
hidup di air yaitu Polychaeta (golongan cacing berambut banyak) ini
bernapas menggunakan sepasang porapodia yang berubah menjadi insang.
c. Mollusca
Hewan bertubuh lunak (Mollusca) yang hidup di air, seperti siput,
cumi-cumi, dan kerang (Bivalvia) bernapas menggunakan insang.
d. Arthropoda
1) Insecta
Insecta bernapas menggunakan sistem trakea. Sistem trakea pada
serangga, misalnya belalang terdiri atas spirakel, saluran (pembuluh
trakea), dan trakeolus. Spirakel atau stigma merupakan jalan keluar
masuknya udara dari dan ke dalam sistem trakea, terdapat di kerangka luar
(eksoskeleton), berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin,
terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh, dan merupakan tempat
bermuaranya pembuluh trakea. Trakeolus merupakan cabang-cabang
terkecil berukuran 0,1 mμ dari saluran pembuluh trakea yang berhubungan
langsung dengan jaringan tubuh dan tidak berlapis zat kitin. Trakeolus ini
merupakan tempat terjadinya pertukaran udara pernapasan. Mekanisme
25
pernapasan pada belalang diatur oleh otot perut (abdomen). Ketika otot
perut (abdomen) berelaksasi, volume trakea normal sehingga udara masuk.
Sebaliknya, ketika otot abdomen berkontraksi, volume trakea mengecil
sehingga udara keluar. Jalur yang dilalui udara pernapasan, yaitu udara
luar → stigma/spirakel → saluran/pembuluh trakea → trakeolus →
jaringan tubuh. Jadi, sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan
mengedarkannya ke seluruh tubuh, serta sebaliknya mengangkut CO2
hasil pernapasan untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah
pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk
mengangkut udara pernapasan.
2. Pernapasan pada Hewan Vertebrata
Hewan Vertebrata telah memiliki sistem sirkulasi yang fungsinya
antara lain untuk mengangkut gas pernapasan (O2) dari tempat
penangkapan gas menuju sel-sel jaringan. Begitu pula sebaliknya, untuk
mengangkut gas buangan (CO2) dari selsel jaringan ke tempat
pengeluarannya. Mekanisme pernapasan pada hewan Vertebrata beragam.
Simaklah uraian di bawah ini agar Anda lebih memahami mekanisme
pernapasan pada hewan Vertebrata.
a. Pisces
Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-
lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar
dari insang berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan
erat dengan kapilerkapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari
sepasang filamen dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis
(lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak
kapiler, sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi
keluar. Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi
dengan tutup insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan
(Chondrichthyes) insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain
bernapas dengan insang, ada pula kelompok ikan yang bernapas dengan
gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan paru-paru (Dipnoi). Insang tidak
26
hanya berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi juga berfungsi sebagai alat
ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan
osmoregulator.
1) Pernapasan pada ikan bertulang sejati
Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Insang ikan
mas tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang
(operkulum). Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang tersusun
atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk
menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran
insang. Di tempat inilah pertukaran gas CO dan O2 berlangsung. Gas O2
diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi. Dari
insang, O 2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan
tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari
jantung menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi
secara terus-menerus dan berulang-ulang. Mekanisme pernapasan ikan
bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme inspirasi dan ekspirasi.
a) Fase inspirasi
Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap
menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar,
sebaliknya celah belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara
dalam rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut
membuka sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.
b. Amphibia
Katak muda (berudu) menggunakan insang untuk mengambil O2
yang terlarut dalam air. Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar
diganti dengan insang dalam. Setelah dewasa, katak bernapas
menggunakan selaput rongga mulut, paru-paru, dan kulit. Selaput rongga
mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak
terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan
rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup,
sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui
27
selaput rongga mulut yang tipis. Pernapasan dengan kulit dilakukan secara
difusi. Hal ini karena kulit katak tipis, selalu lembap, dan mengandung
banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit berlangsung secara efektif
baik di air maupun di darat. Oksigen (O2) yang masuk lewat kulit akan
diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena pulmo kutanea) menuju ke
jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida
(CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit
dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea).
Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di kulit.
Katak juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru
Mammalia. Paruparu katak berupa sepasang kantung tipis yang elastis
sehingga udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak
dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan.
Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
Seperti pada ikan, pernapasan pada katak meliputi proses inspirasi dan
ekspirasi yang berlangsung pada saat mulut dalam keadaan tertutup.
Mekanisme pernapasan ini diatur oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot
rahang bawah (submandibularis), sternohioideus, geniohioideus, dan otot
perut.
c. Reptilia
Paru-paru Reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh
tulang rusuk.. Paruparu Reptilia hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding
yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas.. Reptilia
bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2dalam udara masuk melalui
lubang hidung → rongga mulut→ anak tekak → trakea yang panjang →
bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah menuju
seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah
menuju jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru → bronkiolus →
trakea yang panjang → anak tekak → ronggamulut → lubang hidung.
Pada Reptilia yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika
menyelam.
28
d. Aves
Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-
paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga
dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan (masuknya udara
ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut.
1) Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah
atas dan pada langit-langit rongga mulut.
2) Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring
yang menghubungkan rongga mulut dengan trakea.
e. Mammalia
Mammalia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2 masuk ke
dalam tubuh melalui lubang hidung → faring → laring → trakea →
bronkus → paru-paru. Kemudian gas O2 dari paru-paru diangkut darah ke
jantung. Dari jantung, gasO2 diedarkan ke seluruh jaringan tubuh oleh
darah. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut menuju jantung →
paruparu, dan keluar melalui organ-organ yang sama pula.
B. KAJIAN PENELITIAN RELEVANUntuk memperkuat penelitian ini, penulis merujuk beberapa
referensi yaitu berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh:
Dyah Ayu Fajarianingtyas, “penerapan inkuiri terbimbing melalui
implementasi lessonstudy untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa
kelas xi ipa-2 man gondanglegi kabupaten malang” yang disimpulkan
Terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar kognitif pada
siswa kelas XI IPA-2 MAN Gondanglegi Malang.37
Selanjutnya penelitian yang di lakukan oleh Mariani Natalina,
Imam Mahadi, Anisa Carolina Suzane yang berjudul “penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) untuk meningkatkan
sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa kelas xi ipa5 sma negeri 5
37 Dyah Ayu Fajarianingtyas, “penerapan inkuiri terbimbing melalui implementasi lessonstudy untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas xi ipa-2 man gondanglegi kabupaten malang, dalam jurnal program studi pasca sarjana Biologi tahun 2012, h. 7
29
pekanbaru tahun ajaran 2011/2012.” Yang disimpulkan Dari hasil
penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sikap
ilmiah siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus II. Rata-rata
sikap ilmiah pada siklus 1 yaitu 65.65 % (cukup) dan pada siklus II
meningkat menjadi 82.04 % (baik). Daya serap pada siklus I adalah 75.81
% (kurang) dan pada siklus II dari nilai ulangan harian meningkat menjadi
adalah 81.83 % (cukup). Ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 52.78
% dengan nilai rata-rata 75,81% dan pada siklus II meningkat menjadi 75
% dengan nilai ratarata 81.83%. Model pembelajaran inkuiri terbimbing
dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa kelas XI
IPA5 SMAN 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012.38
selanjutnya Narni Lestari Dewi, Nyoman Dantes, I Wayan Sadia
dengan judul penelitian “pengaruh model pembelajaran inkuiri
terbimbingterhadap sikap ilmiah dan hasil belajar ipa.” Yang
disimpulkan terdapat perbedaan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA antara
siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas
IV SD Negeri di kelurahan Kaliuntu. Sikap ilmiah dan hasil belajar IPA
yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik
daripada kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran
konvensional.39
C. KERANGKA PIKIRPelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan
memahami alam semesta secara sistematis, dalam pembelajaran biologi
38 Mariani Natalina, Imam Mahadi, Anisa Carolina Suzane yang berjudul “penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa kelas xi ipa5 sma negeri 5 pekanbaru tahun ajaran 2011/2012, dalam Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013, h. 9
39 Narni Lestari Dewi, Nyoman Dantes, I Wayan Sadia dengan judul penelitian “pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbingterhadap sikap ilmiah dan hasil belajar ipa, dalam e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013), h. 9
30
siswa tidak hanya diharapkan mampu menguasai fakta-fakta, konsep-
konsep maupun prinsip-prinsip saja melainkan merupakan suatu proses
penemuan, sehingga dalam mengembangkan pembelajaran biologi dikelas
hendaknya ada keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran untuk
menemukan sendiri pengetahuan melalui interaksinya dalam lingkungan.
Berpijak dari hal tersebut di atas kelebihan model inkuiri
terbimbing adalah guru mampu membimbing siswa melakukan kegiatan
dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi.
Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap
Tahap pemecahannya. Inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang
kurang berpengalaman dalam pembelajaran inkuiri. Melalui pembelajaran
model inkuiri siswa berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru
hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran, dengan model
tersebut siswa tidak mudah bingung dan tidak akan gagal karena guru
terlibat penuh (Suparno, 2007: 68).
Dalam inkuiri terbimbing ini juga teradpat proses-proses mental
seperti menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis,
merancang percobaan, melakukan percobaan utnuk memperoleh nformasi,
mengumpulkan dan menganalisis data dan menarik kesimpulan memlalui
proses ini dapat membiasakan diri siswa dalam kegiatan pelajaran yang
berpusat pada siswa. Dengan demikian,model pembelajaran inkuiri
terbimbing diduga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada
konsep sistem pernapasan.
D. PERUMUSAN HIPOTESISHipotesis penelitian yang diperoleh dari kajian teori dan kerangka
pikir adalah sebagai berikut: “ model pembelajaran Inkuiri Terbimbing
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem
pernapasan.”
31