bab ii · web viewmotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi...

39
KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH MOTIVASI DALAM BIMBINGAN BELAJAR MATEMATIKA Disusun guna memenuhi Tugas Bahasa Indonesia Disusun oleh : Nama : Arofah Novitasari NIM : A410080111

Upload: buingoc

Post on 12-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH MOTIVASI DALAM

BIMBINGAN BELAJAR MATEMATIKA

Disusun guna memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Nama : Arofah Novitasari

NIM : A410080111

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Page 2: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

TAHUN 2009

Page 3: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyusun dan menyelesaikan karya tulis yang berjudul “PENGARUH

MOTIVASI DALAM BIMBINGAN BELAJAR MATEMATIKA”. Karya tulis ini

disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Jurusan

Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Penulis menyadari tanpa bantuan, dorongan dan bimbingan dari semua pihak,

penulis tidak dapat melaksanakan tugas ini dengan baik. Oleh karena itu dengan rasa

hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Bahasa

Indonesia.

2. Orang tua, yang selalu memberikan motivasi.

3. Adikku yang selalu memberikan motivasi.

4. Semua pihak yang telah ikut serta dalam penyelesaian karya tulis ini.

Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna

karena keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu segala kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Penulis,

(Arofah Novitasari)

Page 4: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

ABSTRAK........................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 2

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi....................................................................... 5

B. Jenis dan Sifat Motivasi................................................................. 7

C. Prinsip-prinsip Motivasi................................................................. 12

D. Fungsi Motivasi dalam Belajar...................................................... 15

E. Bentuk-Bentuk Motivasi dalam Belajar......................................... 17

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN.............................................................................. 21

B. SARAN.......................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 22

Page 5: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

ABSTRAK

Pengaruh Motivasi dalam Bimbingan Belajar MatematikaArofah Novitasari (A 410080111). Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tujuan dari penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum. Tugas penyusunan karya tulis ilmiah ini didiskripsikan tentang pengaruh motivasi dalam bimbingan belajar.

Motivasi merupakan sesuatu yang menjadi pendorong seseorang bertindak, di mana rumusan motivasi menjadi sebuah kebutuhan nyata dari suatu tindakan. Motivasi berhubungan dengan kebutuhan mempertahankan hidup. Motivasi dibedakan ke dalam motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Seorang siswa akan semangat belajar bila dalam dirinya ada motivasi untuk belajar. Dalam karya tulis ilmiah ini juga dijelaskan tentang prinsip-prinsip motivasi, fungsi motivasi, dan bentuk-bentuk motivasi dalam belajar. Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, penggerak tingkah laku.

Kata kunci : Motivasi, Belajar, Penggerak

Page 6: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengajaran tradisional menitikberatkan pada metode imposisi yakni

pengajaran dengan cara penuangan hal-hal yang dianggap penting oleh guru bagi

siswanya. Cara ini tidak mempertimbangkan kesesuaian bahan pelajaran dengan

kesanggupan, kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan serta pemahaman

siswa. Guru tidak memperhatikan motivasi siswa untuk mempelajari bahan-bahan

yang disampaikan. Teman-teman baru dalam bidang psikologi kepribadian dan

tingkah laku manusia, serta perkembangan dibidang ilmu pendidikan pada

gilirannya mengubah pandangan tersebut.

Faktor peserta didik dianggap sebagai sesuatu yang menentukan

pelaksanaan dan keberhasilan proses pembelajaran. Pandangan baru berpendapat

bahwa tingkah laku seseorang didorong oleh motivasi. Perbuatan belajar akan

berhasil bila ada motivasi dari dalam seseorang. Siswa mungkin dapat dipaksa

untuk melakukan suatu perbuatan, tetapi tidak mungkin dipaksa untuk

menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya. Guru dapat memaksakan bahan

pelajaran kepada siswa, tetapi tidak mungkin memaksanya untuk belajar dalam

arti sebenarnya. Ini berarti, tugas guru yang paling berat ialah berupaya agar

siswa mau belajar dan memiliki keinginan belajar terus-menerus. Guru harus

memberikan motivasi pada siswa untuk rajin belajar agar memperoleh hasil

belajar yang terbaik. Motivasi sangat diperlukan untuk mendorong minat belajar

siswa.

Siswa tidak akan kesulitan belajar matematika apabila dalam diri siswa

terdapat motivasi untuk belajar. Motivasi belajar mempunyai peran yang sangat

penting dalam proses belajar karena siswa yang mempunyai motivasi belajar

yang tinggi lebih giat belajar dibandingkan dengan siswa yang mempunyai

motivasi belajar rendah. Ini berarti keberhasilan siswa dapat ditunjang dari

seberapa besar motivasi belajar yang dimiliki.

Guru tidak boleh lepas tangan melihat siswa yang tidak atau kurang

berminat dalam belajar. Ia harus berusaha membangkitkan semangat atau

Page 7: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

motivasi yang kuat pada diri siswa. Maka dengan menciptakan iklim belajar

mengajar yang serasi diharapkan siswa dapat termotivasi belajar matematika

sehingga prestasi belajar dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Apakah pengertian motivasi menurut para ahli?

2. Bagaiman jenis dan sifat dari motivasi?

3. Apakah prinsip-prinsip motivasi dalam belajar?

4. Bagaimana fungsi motivasi dalam belajar?

5. Bagaimana bentuk-bentuk motivasi dalam belajar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini :

1. Untuk mengetahui pengertian motivasi.

2. Untuk menganalisis jenis dan sifat motivasi.

3. Untuk memaparkan prinsip-prinsip motivasi dalam belajar.

4. Untuk menjelaskan fungsi motivasi dalam belajar.

5. Untuk menganalisis bentuk-bentuk motivasi dalam belajar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan :

1. Dapat memberikan masukan bagi guru atau calon guru khususnya guru

matematika bahwa motivasi belajar siswa dapat menjadikan prestasi siswa

meningkat.

2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pada peningkatan mutu

pendidikan.

3. Dapat meningkatkan pengalaman sekaligus pengetahuan bagi penulis.

Page 8: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bagian ini akan dibahas beberapa hasil penelitian terdahulu yang ada

hubungannya dengan karya tulis ini.

Dalam teori drive yang dipelopori oleh Clarkleorard Hull dan kawan-kawan

berpendapat bahwa bila tubuh kekurangan zat tertentu, maka akan menimbulkan

sejumlah keadaan tidak seimbang seperti rasa lapar, haus dan lain-lain.

Elizabet Deffy dalam teori aurosal berpendapat bahwa organisme tidak selalu

berusaha menghilangkan ketegangan, akan tetapi justru sebaliknya organisme

seringkali berusaha meningkatkan ketegangan dalam dirinya.

Dari penelitian Bergson dengan teori Elanvitae mengakui adanya faktor yang

bersifat nonmaterial yang mengatur tingkah laku seseorang. Tingkah laku ditentukan

oleh hasrat, yang kerjanya analog dengan kenyataan dalam dunia ilmu alam dan

kimia.

Teori Aktualisasi dikembangkan oleh Carl Rogers dan Abraham H. Maslom

yang beranggapan bahwa manusia adalah makhluk rasional, oleh karena itu setiap

rangsangan terlebih dahulu akan mengalami proses kognitif sebelum terjadinya suatu

respons. Teori motif berprestasi dikembangkan oleh David Mc. Clelland menyatakan

bahwa perilaku atau tindakan manusia didasari oleh motivasi berikut :

a. Motivasi berprestasi (need of achievement) tercermin dari perilaku individu yang

selalu mengarah kepada tugas yang menantang tanggung jawab secara pribadi.

Terbuka untuk menerima umpan balik guna memperbaiki inovatif-kreatif.

b. Motivasi lain yaitu :

1. Kebutuhan kekuasaan atau need of power yang terlihat dari individu yang

selalu berusaha menanamkan pengaruh atas orang lain demi reputasinya

sendiri.

2. Kebutuhan berafiliasi need of affiliation yang terlihat pada perilaku individu

yang menyukai berkumpul dengan orang lain, membina hubungan dan

melakukan afilisasi baru.

Dari hasil-hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sebuah

dorongan yang bersifat non material berupa hasrat atau keinginan yang lahir dari

Page 9: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

individu itu sendiri. Motivasi merupakan sebuah proses perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai munculnya feeling yang kemudian terumuskan dalam satu

rumusan tujuan yang setelah seseorang memberikan tanggapan atau sikap.

Page 10: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi

Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan

berbagai sudut pandang mereka masing-masing. Namun intinya sama yakni

sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam

bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Mc. Donald mengatakan

bahwa “Motivation is energi change within the person characterized by affective

arousal and anticipatory goal reactions”. Motivasi adalah sebuah perubahan

energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif

(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam rumusan tersebut ada tiga

unsur yang saling berkaitan, ialah sebagai berikut:

1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan

tersebut terjadi disebabkan oleh perubahan tertentu pada sistem

neurofisiologis dalam organisme manusia, misalnya: karena terjadinya

perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Di samping itu

ada perubahan energi yang tidak diketahui.

2. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula

berupa ketegangan psikologis lalu berupa suasana emosi. Suasana emosi ini

menimbulkan tingkah laku yang bermotif. Perubahan ini dapat diamati pada

perbuatannya. Contoh: seseorang terlibat dalam diskusi, dia tertarik pada

masalah yang dibicarakan, karenanya dia berusaha mengemukakan

pendapatnya dengan kata-kata yang lancar dan tepat.

3. Motivasi ditandai oleh reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang

termotivasi memberikan respon ke arah suatu tujuan tertentu. Respon itu

berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi

dalam dirinya. Tiap respon merupakan suatu langkah mencapai ke arah

tujuan. Contoh: si A ingin mendapat hadiah, maka ia belajar dengan bertanya,

membaca buku, menempuh tes, dan sebagainya.

Dalam proses belajar motivasi sangat penting. Seseorang yang melakukan

aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan

Page 11: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang

yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya

merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi

ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang

sebagai subjek belajar.

Motivasi mempunyai dua komponen yaitu: komponen dalam (inner

component) dan komponen luar (outer component). Komponen dalam adalah

perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan

psikologis. Komponen luar ialah keinginan dan tujuan yang mengarahkan

perbuatan seseorang. Komponen dalam adalah kebutuhan yang ingin dipuaskan,

sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai.

Antara kebutuhan-motivasi-perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan

kepuasan terdapat hubungan dan kaitan yang erat. Adanya motivasi karena

seseorang merasakan adanya kebutuhan dan untuk mencapai tujuan tertentu pula.

Apabila tujuan tercapai, maka ia merasa puas. Tingkah laku yang memberikan

kepuasan terhadap suatu kebutuhan cenderung untuk diulang kembali sehingga

menjadi lebih kuat.

a. Motivasi dan kebutuhan

Kebutuhan adalah kecenderungan permanen dalam diri seseorang yang

menimbulkan dorongan melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan.

Kebutuhan timbul karena adanya perubahan dalam diri organisme atau

disebabkan oleh rangsangan kejadian di lingkungan organisme. Kebutuhan

tersebut memotivasi seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu.

b. Motivasi dan drive

Drive adalah suatu perubahan dalam struktur neurophysiologis yang menjadi

dasar organis dari pada perubahan energi yang disebut motivasi. Dengan kata

lain, motivasi timbul disebabkan oleh perubahan neurophysiologis. Hal ini

menunjukkan, hubungan antara motivasi dan drive sangat erat.

c. Motivasi dan tujuan

Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu perbuatan yang apabila

tercapai akan memuaskan individu. Tujuan yang jelas dan disadari akan

mempengaruhi kebutuhan yang pada gilirannya akan mendorong timbulnya

Page 12: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

motivasi. Ini berarti, bahwa suatu tujuan dapat juga membangkitkan motivasi

dalam diri seseorang.

d. Motivasi dan insentif

Insentif ialah hal-hal yang disediakan oleh lingkungan dengan maksud

merangsang siswa belajar lebih giat dan rajin. Insentif dapat berupa hadiah.

Lingkungan berupa guru atau orang lain yang berupaya mendorong motivasi

siswa. Insentif dapat menjadi identik dengan tujuan atau menjadi tujuan itu

sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara .motivasi dan insentif

sangat erat.

Guru sangat menyadari betapa penting motivasi untuk membimbing belajar

murid. Berbagai macam teknik misalnya kenaikan tingkat, penghargaan, peranan

dan celaan telah digunakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar. Ada

kalanya guru menggunakan teknik tersebut secara tidak tepat. Bukan hanya

sekolah-sekolah yang hanya berusaha memberi motivasi tingkah laku. Orang tua

atau keluarga juga harus memotivasi anaknya. Kelompok yang berkecimpung di

bidang “manajemen” yang membuat rencana insentif baru untuk meningkatkan

produksi, adalah usaha memotivasi perubahan-perubahan dalam tingkah laku.

Kaum pengusaha mengeluarkan biaya tiap tahun untuk memasang advertensi,

berarti memotivasi orang agar mau membeli dan menggunakan hasil usahanya.

Dari uraian di atas, ternyata kesadaran tentang pentingnya motivasi bagi

perubahan tingkah laku manusia telah dimiliki, baik oleh para pendidik, orang tua

murid maupun masyarakat.

B. Jenis dan Sifat Motivasi

1. Jenis Motivasi

Para ahli membagi motivasi menurut teorinya masing-masing. Dari

kesuluruhan teori motivasi, dapat diajukan pendekatan untuk menentukan

jenis-jenis motivasi, yakni: pendekatan kebutuhan, pendekatan fungsional,

dan pendekatan deskriptif.

Pendekatan kebutuhan. Abraham H. Maslow melihat motivasi dari

kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia sifatnya bertingkat-tingkat.

Pemuasan terhadap tingkat kebutuhan tetentu dapat dilakukan jika tingkat

Page 13: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

kebutuhan sebelumnya telah mendapat pemuasan. Kebutuhan-kebutuhan itu

ialah:

a. Kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan primer yang harus

dipuaskan terlebih dahulu, yang terdiri dari kebutuhan sandang, pangan,

dan tempat berlindung.

b. Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun

keamanan barang atau benda.

c. Kebutuhan sosial yang terdiri atas kebutuhan perasaan untuk

diterima orang lain, perasaan dihormati, kebutuhan untuk berprestasi, dan

kebutuhan perasaan berpartisipasi.

d. Kebutuhan berprestise yaitu kebutuhan yang erat kaitannya

dengan status seseorang.

Jenis-jenis kebutuhan tersebut dapat menjadi dasar dalam upaya

menggerakan motivasi belajar siswa. Upaya untuk memenuhi kebutuhan

tersebut melalui proses pembelajaran hanya dapat dilakukan guru dalam

batas-batas tertentu.

Pendekatan fungsional. Pendekatan ini berdasarkan pada konsep-

konsep motivasi, yakni penggerak, harapan, dan insentif.

Penggerak adalah yang memberi tenaga tetapi tidak membimbing,

seperti mesin tapi tidak mengemudikan kegiatan. Organisme berada dalam

keadaan tegang, responsive, dan penuh kesadaran. Pada diri manusia terdapat

dua sumber tenaga yaitu: sumber eksternal ialah stimulasi yang diberikan

oleh lingkungan, stimulasi yang masuk dari luar sampai pada korteks melalui

mekanisme persyarafan sehingga timbul tenaga penggerak. Sumber internal

yakni alur pikiran, simbol-simbol dan fantasi dari pada konteks, misalnya

mimpi di siang bolong.

Harapan, adalah keyakinan sementara bahwa suatu hasil akan diperoleh

setelah dilakukannya suatu tindakan tertentu. Harapan-harapan merupakan

rentang antara ketentuan subjektif bahwa sesuatu akan terjadi atau tidak

terjadi. Ada jurang antara apa yang kita amati dan yang kita harapkan dalam

melakukan pengamatan. Salah satu jenis harapan ialah motif berprestasi, ialah

harapan untuk memperoleh kepuasan dalam penguasaan perilaku yang

Page 14: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

menantang dan sulit (Mc Clleland,1955). Berdasarkan hasil penelitiannya

terhadap program latihan yang dirancang bagi para pengusaha tentang

pengembangan motif-motif baru di kalangan orang dewasa. Preposisi tersebut

sebagai berikut :

a. Upaya-upaya pendidikan untuk mengembangkan suatu

motif baru akan berhasil dengan baik, bila individu memiliki alasan-alasan

yang kuat dan percaya, bahwa dia dapat, akan, dan harus mengembangkan

suatu motif.

b. Upaya pendidikan akan berhasil dengan baik bila individu

memahami bahwa pengembangan motif baru bersifat realistik dan

beralasan.

c. Individu mau mengembangkan motif jika dia mampu

menentukan dengan jelas aspek-aspek suatu motif.

d. Perubahan dalam pikiran dan tindakan akan terjadi jika

individu dapat mengkaitkan motif dengan perbuatan tertentu.

e. Motif baru akan mempengaruhi pikiran dan tindakan

individu jika dia dapat mengkaitkannya dengan peristiwa dalam kehidupan

sehari-hari.

f. Motif baru akan mempengaruhi pikiran dan perbuatan jika

individu melihat motif itu sebagai suatu perbaikan dalam citranya sendiri.

g. Motif akan mempengaruhi pikiran dan tindakan bila

individu melihat dan mengalami motif baru sebagai perbaikan dari nilai-

nilai kultural.

h. Motif akan mempengaruhi pikiran dan perbuatan bila

individu terlibat dalam upaya mencapai tujuan-tujuan yang konkrit dalam

kehidupan yang berhubungan dengan motif tersebut.

i. Motif akan mempengaruhi pikiran dan tindakan bila

individu merasa ada kemajuan pada dirinya ke arah pencapaian tujuan.

j. Perubahan-perubahan dalam motif akan terjadi dalam

suasana yang menggairahkan dan dia dipandang sebagai orang yang

mampu membimbing dan mengarahkan tingkah lakunya.

Page 15: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

k. Perubahan motif lebih banyak terjadi jika dia lebih banyak

belajar sendiri dan berlatih dari kehidupannya yang bersifat rutin.

l. Perubahan motif akan terjadi jika motif baru dijadikan

sebagai syarat untuk menjadi anggota kelompok baru.

Insentif, ialah objek tujuan yang aktual. Ganjaran dapat diberikan

dalam bentuk konkrit atau dalam bentuk simbolik. Insentif menimbulkan dan

menggerakan perbuatan, jika diasosiakan dengan stimulus tertentu dalam

bentuk tanda-tanda akan mendapatkan sesuatu, misalnya siswa dimotivasi

dengan cara-cara atau tanda-tanda tertentu, bahwa dia akan memperoleh

uang. Kita mengharapkan siswa berupaya lebih keras dengan cara

merangsang mereka dengan kemungkinan mendapat hadiah. Dalam hal ini,

individu melakukan antisipasi dan mengharapkan sesuai.

Pendekatan deskriptif. Masalah motivasi ditinjau dari pengertian-

pengertian deskriptif yang menunjuk pada kejadian-kejadian yang dapat

diamati dan hubungan-hubungan matematik. Masalah motivasi dilihat

berdasarkan kegunaannya dalam rangka mengendalikan tingkah laku

manusia. Dengan pendekatan ini, motivasi didefinisikan sebagai stimulus

control (Evan R. Keislar,1960).

2. Jenis Motivasi

a. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud motivasi intrinsik ialah motif-motif yang menjadi

aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri

seorang individu ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh:

seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau

mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku untuk dibaca. Kemudian

kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan (misalnya kegiatan

belajar), maka yang dimaksud motivasi intrinsik ini adalah ingin

mencapai tujuan yang terkandung di dalam tujuan belajar itu. Sebagai

contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar karena betul-betul

ingin mendapat pengetahuan, nilai, atau ketrampilan agar dapat berubah

tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain.

“Intrinsik motivations are inherent in the learning situation and meet pupil

Page 16: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

needs and purpose”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga

dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan

secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi

dicontohkan bahwa seorang belajar, memang betul-betul ingin

mengetahui segala sesuatunya bukan karena ingin pujian atau ganjaran.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi

karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh: seseorang itu belajar

karena tahu besok pagi akan ujian dengan harapan akan mendapat nilai

yang baik sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Jadi yang

penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu atau ingin

mendapat nilai yang baik atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat

dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan, secara tidak langsung bergayut

dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi

ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya

aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar

yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Kemunculan sifat motivasi, apakah motivasi intrinsik atau motivasi

ekstrinsik bergantung dan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :

a. Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah

laku/ perbuatannya dan kesadarannya atas tujuan belajar yang hendak

dicapai.

b. Sikap guru terhadap kelas; guru yang bersikap bijak dan merangsang

siswa untuk berbuat ke arah suatu tujuan yang jelas dan bermakna

bagi kelas, akan menumbuhkan sifat intrinsik itu, tetapi bila guru lebih

menitikberatkan pada rangsangan-rangsangan sepihak maka sifat

ekstrinsik lebih dominan.

c. Pengaruh kelompok siswa. Bila kelompok lebih kuat maka

motivasinya lebih condong ke sifat ekstrinsik.

d. Suasana kelas juga berpengaruh terhadap sifat tertentu pada motivasi

belajar siswa. Suasana kebebasan yang bertanggung jawab tentunya

Page 17: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

lebih merangsang munculnya motivasi intrinsik dibandingkan dengan

suasana penuh tekanan dan paksaan.

C. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan yang terlepas dari

faktor lain. Aktifitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan

raga. Balajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat dari

dalam maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah penting. Faktor lain

yang mempengaruhi aktifitas belajar seseorang adalah motivasi. Motivasi adalah

gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang baik

sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang

atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai

tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar

seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada

motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal,

maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga

harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.

Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:

1. Motivasi Sebagai Dasar Penggerak Yang Mendorong Aktivitas

Belajar

Seseorang melaksanakan aktivitas belajar karena ada yang mendorong.

Motivasilah sebagai dasar penggerak yang mendorong seseorang untuk

belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar sampai pada tataran motivasi

belum menunjukkan aktivitas nyata. Minat merupakan kecenderungan

psikologis yang menyenangi suatu objek belum sampai melakukan kegiatan.

Namun, minat adalah motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi

psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Bila seseorang

sudah termotivasi untuk belajar maka dia melakukan aktivitas belajar dalam

Page 18: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

rentang waktu tertentu. Oleh karena itu, motivasi diakui sebagai dasar

penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.

2. Motivasi Intrinsik Lebih Utama dari pada Motivasi Ekstrinsik dalam

Belajar

Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan

memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Tidak pernah

ditemukan guru memberikan motivasi intrinsik dalam pengajaran. Anak didik

yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh

guru supaya dia rajin belajar.

Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah

kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu dari luar

dirinya. Selain kurang percaya diri, anak juga bermental pengharapan dan

mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi intrinsik lebih utama dalam

proses belajar.

Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit

terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat. Dia belajar bukan

karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mendapatkan pujian dari orang

lain, atau mengharapkan hadiah berupa benda tetapi karena ingin memperoleh

ilmu sebanyak-banyaknya. Tanpa diberikan janji-janji muluk-muluk pun anak

didik rajin belajar sendiri. Perintah tidak diperlukan, karena tanpa diperintah

anak sudah taat jadwal belajar yang dibuatnya sendiri.

3. Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada Hukuman

Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar

anak didik tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang

senang dihargai dan tidak senang dihukum dalam bentuk apapun juga.

Memuji orang lain berarti memberi penghargaan atas prestasi kerja orang

lain. Hal ini memberikan semangat kepada seseorang untuk meningkatkan

prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap tidak asal ucap, harus pada

tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.

4. Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan dalam Belajar

Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan

untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik

Page 19: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

belajar. Apabila tidak belajar berarti anak didik tidak akan mendapat ilmu

pengetahuan. Bagaimana bisa mengembangkan diri dengan memanfaatkan

potensi yang dimiliki bila potensi-potensi itu tidak ditumbuh kembangkan

melalui penguasaan ilmu pengetahuan. Jadi, belajar adalah santapan utama

anak didik.

5. Motivasi Dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar

Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin

dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa

belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak

hanya untuk sekarang tetapi juga untuk masa yang akan datang. Setiap ujian

yang diberikan oleh guru tidak dihadapi dengan pesimisme dan hati yang

resah gelisah. Tetapi dia hadapi dengan tenang dan percaya diri. Biarpun ada

anak didik lain yang membuka catatan ketika ulangan, dia tidak terpengaruh

dan tetap tenang menjawab semua soal.

6. Motivasi Melahirkan Prestasi dalam Belajar

Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi

mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan

indikator baik buruknya prestasi belajar anak didik. Anak didik menyenangi

pelajaran tertentu dengan senang hati dan mempelajari mata pelajaran itu.

Selain memiliki bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap. Setiap ada

kesempatan, anak didik selalu membaca materi yang disenangi. Wajarlah bila

materi itu dikuasai dalam waktu yang relatif singkat.

Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya yang mendorong motivasi

belajar siswa, khususnya pada sekolah yang menganut demokrasi pendidikan dan

yang mengacu pada pengembangan self motivation. Kenneth H. Hoover

mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

1. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.

Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat

menghargai apa yang telah dilakukan.

2. Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis yang perlu mendapat

kepuasan. Kebutuhan itu berwujud dalam bentuk yang berbeda-beda. Siswa

Page 20: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan belajar

hanya memerlukan sedikit bantuan motivasi dalam belajar.

3. Motivasi yang bersumber dari dalam diri individu lebih efektif dari

pada motivasi yang berasal dari luar. Motivasi dari dalam memberi kepuasan

kepada individu sesuai dengan ukuran yang ada pada diri siswa itu.

4. Motivasi mudah menjalar kepada orang lain.

5. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang

motivasi belajar.

6. Kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat belajar bagi siswa

yang lamban, ternyata tidak bermakna bagi siswa yang pandai karena adanya

perbedaan tingkat kemampuan.

7. Kecemasan yang serius akan menimbulkan kesulitan belajar dan

mengganggu perbuatan belajar anak didik.

8. Tugas yang terlampau sulit dikerjakan dapat menyebabkan frustasi

pada siswa.

9. Pengaruh kelompok umumnya lebih efektif dalam motivasi belajar

dibandingkan dengan paksaan orang dewasa.

10. Motivasi yang kuat erat kaitannya dengan kreativitas.

D. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan anak didik yang malas

berpartisipasi dalam belajar. Sementara anak didik yang lain aktif berpartisipasi

dalam kegiatan, seorang atau dua orang anak didik duduk dengan santainya di

kursi mereka dengan alam pemikiran yang entah jauh kemana. Sedikitpun tidak

tergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan mendengarkan penjelasan

guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Ketidakminatan suatu mata pelajaran menjadi penyebab kenapa anak didik

tidak bergeming untuk mencatat apa yang disampaikan guru. Itulah sebagai

pertanda bahwa anak didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Kemiskinan

motivasi intrinsik ini merupakan masalah yang memerlukan bantuan yang tidak

bisa ditunda-tunda. Guru harus memberikan suntikan berupa motivasi ekstrinsik

sehingga dengan bantuan ini anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.

Page 21: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

Bila motivasi ekstrinsik dapat membantu anak didik keluar dari kesulitan

belajar, maka motivasi dapat diperankan dengan baik oleh guru. Peranan yang

dimainkan guru dengan mengandalkan fungsi-fungsi motivasi merupakan

langkah yang akurat untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi anak

didik. Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai

pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam

sikap dan terimplikasi dalam perbuatan.

Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat

untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang dilakukan. Karena itulah baik

dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi

dalam setiap perbuatan dalam mengajar.

Untuk jelasnya ketiga fungsi motivasi dalam belajar, akan diuraikan dalam

pembahasan sebagai berikut:

1. Motivasi Sebagai Pendorong kegiatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena

ada sesuatu yang dicari maka muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu

yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam

rangka mencari tahu. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini

mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka

belajar.

2. Motivasi Sebagai Penggerak Perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu

merupakan suatu kekuatan yang tidak terbendung, yang kemudian terjelma

dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktifitas

belajar dengan segenap raga dan jiwa. Akal pikiran berproses dengan sikap

yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada

dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang

terpatri dalam wacana prinsip, dalil, dan hukum sehingga mengerti betul isi

yang dikandung.

3. Motivasi Sebagai Pengarah Perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana

perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang

Page 22: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu,

tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti

anak didik akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuatu yang

akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar

yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang

memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.

E. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar

Dalam proses belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi

ekstrinsik diperlukan untuk mendorong anak didik agar rajin belajar. Motivasi

ekstrinsik sangat diperlukan bila diantara anak didik ada yang kurang berminat

mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu. Peranan motivasi ekstrinsik

cukup besar untuk membimbing anak didik dalam belajar. Untuk itu seorang guru

biasanya memanfaatkan motivasi ekstrinsik untuk untuk meningkatkan minat

anak didik agar lebih bergairah belajar meski terkadang tidak tepat.

Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat

merugikan prestasi belajar anak didik dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar

mengajar menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaran tidak

akan tercapai dalam waktu yang relatif singkat dan sesuai dengan target yang

dirumuskan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai konsep psikologis anak didik

sangat diperlukan guna mengetahui segala apa yang sedang dihadapi anak didik

sehingga gairah belajarnya menurun.

Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka

mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut:

1. Memberi Angka

Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas

belajar anak didik. Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar

untuk memberikan motivasi kepada anak didik lainnya. Namun, guru harus

menyadari bahwa angka/ nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang sejati,

hasil belajar yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu lebih menyentuh

aspek kognitif. Penilaian juga harus diarahkan kepada aspek kepribadian anak

Page 23: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

didik dengan cara mengamati kehidupan anak didik di sekolah dan tidak

hanya berpedoman pada hasil ulangan di kelas.

2. Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan.

Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah

dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi. Dalam pendidikan

modern, anak didik yang berprestasi tinggi memperoleh predikat sebagai anak

didik teladan dan untuk perguruan tinggi disebut sebagai mahasiswa teladan.

Hadiah berupa uang beasiswa supersemar diberikan untuk memotivasi anak

didik atau mahasiswa agar selalu mempertahankan prestasi belajar.

3. Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong anak didik agar mereka belajar. Bila iklim belajar yang kondusif

terbentuk, maka setiap anak didik terlihat dalam kompetisi untuk menguasai

bahan pelajaran yang diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik sebagian

individu melibatkan diri mereka masing-masing ke dalam aktivitas belajar.

Kondisi inilah yang dikehendaki dalam pendidikan modern, yakni Cara

Belajar Siswa Aktif (CBSA), bukan catat buku sampai akhir pelajaran.

4. Ego Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya

tugas dan menerima sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan

mempertahankan harga diri, adalah sebagai bentuk motivasi yang cukup

penting. Seseorang akan berusaha segenap tenaga untuk mencapai prestasi

yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas yang baik

adalah simbol kebanggaan dan harga diri.

5. Memberi Ulangan

Ulangan bisa dijadikan sebagai motivasi. Anak didik biasanya

mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh untuk menghadapi ulangan.

Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk

memotivasi anak didik agar lebih rajin belajar. Namun, ulangan tidak

selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan

Page 24: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

setiap hari dengan tak terprogram, hanya karena selera akan membosankan

anak didik.

6. Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Bagi anak didik

yang menyadari betapa besarnya sebuah nilai prestasi belajar akan

meningkatkan intensitas belajarnya untuk mendapatkan prestasi belajar yang

melebihi prestasi belajar sebelumnya. Prestasi belajar yang rendah

menjadikan anak didik giat belajar untuk memperbaikinya.

7. Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat

motivasi. Pujian adalah bentuk apresiasi positif dan merupakan motivasi yang

baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik

dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Pujian diberikan sesuai hasil kerja

bukan dibuat-buat.

8. Hukuman

Meski hukuman sebagai apresiasi yang negatif tetapi bila dilakukan dengan

tepat dan bijak akan berfungsi sebagai alat motivasi yang baik dan efektif.

Hukuman akan merupakan motivasi bila dilakukan dengan pendekatan

edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif yang dimaksud di sini

sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan

perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang

diberikan itu anak didik tidak akan mengulangi kesalahan.

9. Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa aktivitas. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan tertarik

pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Anak didik yang

berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih

besar terhadap sesuatu yang diminati itu. Minat besar pengaruhnya terhadap

aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran

akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik

baginya. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat

Page 25: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

membangkitkan gairah belajar anak didik dalam rentang waktu tertentu. Oleh

karena itu, guru perlu membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang

diberikan mudah dipahami.

Page 26: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Motivasi merupakan keadaan internal organisme yang mendorong untuk

berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan ke dalam motivasi intrinsik dan

ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan keadaan yang berasal dari dalam diri

sendiri yang dapat mendorong untuk belajar, misal perasaan menyenangi materi

dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Motivasi ekstrinsik merupakan

keadaan yang datang dari individu siswa yang juga mendorong kegiatan belajar.

Contoh konkret motivasi ekstrinsik yaitu : pujian, hadiah, peraturan, tata tertib,

keteladanan ortu dan guru.

Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik yang intrinsik maupun ekstrinsik

akan menyebabkan siswa kurang bersemangat untuk melakukan kegiatan belajar

baik di sekolah maupun di rumah. Dampak lanjutnya adalah pencapaian hasil

belajar yang memuaskan.

Motivasi atau keinginan untuk berprestasi sangat menentukan prestasi

yang dicapainya dengan demikian seseorang atau siswa untuk berhasil dalam

belajar harus memiliki motivasi yang kuat. Motivasi erat hubungannnya dengan

tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai suatu tujuan perlu dibuat sesuatu yang

menyebabkan seseorang berbuat adalah motivasi. Motivasi berfungsi sebagai

daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran

akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi hasil belajar.

B. Saran

1. Kepada guru matematika agar memperhatikan perkembangan prestasi belajar

matematika siswa dengan memberikan motivasi.

2. Guru dapat memilih metode mengajar yang sesuai dengan materi yang

diajarkan.

3. Siswa harus mempunyai motivasi untuk bertanya apabila ada materi yang

belum jelas.

Page 27: BAB II · Web viewMotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sadirman, Muhammad. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Megasari, Witur. 2005. “Efektivitas Belajar dengan Menciptakan Iklim Belajar Mengajar yang serasi ditinjau dari Motivasi Belajar pada Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Persegi di SMP N 1 Karang Malang Sragen Tahun Ajaran 2004/ 2005. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Skripsi Tidak Diterbitkan).