bab ii · web viewmotivasi berfungsi sebagai daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi...
TRANSCRIPT
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH MOTIVASI DALAM
BIMBINGAN BELAJAR MATEMATIKA
Disusun guna memenuhi Tugas Bahasa Indonesia
Disusun oleh :
Nama : Arofah Novitasari
NIM : A410080111
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan karya tulis yang berjudul “PENGARUH
MOTIVASI DALAM BIMBINGAN BELAJAR MATEMATIKA”. Karya tulis ini
disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Jurusan
Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Penulis menyadari tanpa bantuan, dorongan dan bimbingan dari semua pihak,
penulis tidak dapat melaksanakan tugas ini dengan baik. Oleh karena itu dengan rasa
hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Bahasa
Indonesia.
2. Orang tua, yang selalu memberikan motivasi.
3. Adikku yang selalu memberikan motivasi.
4. Semua pihak yang telah ikut serta dalam penyelesaian karya tulis ini.
Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu segala kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis,
(Arofah Novitasari)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
ABSTRAK........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi....................................................................... 5
B. Jenis dan Sifat Motivasi................................................................. 7
C. Prinsip-prinsip Motivasi................................................................. 12
D. Fungsi Motivasi dalam Belajar...................................................... 15
E. Bentuk-Bentuk Motivasi dalam Belajar......................................... 17
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN.............................................................................. 21
B. SARAN.......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 22
ABSTRAK
Pengaruh Motivasi dalam Bimbingan Belajar MatematikaArofah Novitasari (A 410080111). Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tujuan dari penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum. Tugas penyusunan karya tulis ilmiah ini didiskripsikan tentang pengaruh motivasi dalam bimbingan belajar.
Motivasi merupakan sesuatu yang menjadi pendorong seseorang bertindak, di mana rumusan motivasi menjadi sebuah kebutuhan nyata dari suatu tindakan. Motivasi berhubungan dengan kebutuhan mempertahankan hidup. Motivasi dibedakan ke dalam motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Seorang siswa akan semangat belajar bila dalam dirinya ada motivasi untuk belajar. Dalam karya tulis ilmiah ini juga dijelaskan tentang prinsip-prinsip motivasi, fungsi motivasi, dan bentuk-bentuk motivasi dalam belajar. Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, penggerak tingkah laku.
Kata kunci : Motivasi, Belajar, Penggerak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengajaran tradisional menitikberatkan pada metode imposisi yakni
pengajaran dengan cara penuangan hal-hal yang dianggap penting oleh guru bagi
siswanya. Cara ini tidak mempertimbangkan kesesuaian bahan pelajaran dengan
kesanggupan, kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan serta pemahaman
siswa. Guru tidak memperhatikan motivasi siswa untuk mempelajari bahan-bahan
yang disampaikan. Teman-teman baru dalam bidang psikologi kepribadian dan
tingkah laku manusia, serta perkembangan dibidang ilmu pendidikan pada
gilirannya mengubah pandangan tersebut.
Faktor peserta didik dianggap sebagai sesuatu yang menentukan
pelaksanaan dan keberhasilan proses pembelajaran. Pandangan baru berpendapat
bahwa tingkah laku seseorang didorong oleh motivasi. Perbuatan belajar akan
berhasil bila ada motivasi dari dalam seseorang. Siswa mungkin dapat dipaksa
untuk melakukan suatu perbuatan, tetapi tidak mungkin dipaksa untuk
menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya. Guru dapat memaksakan bahan
pelajaran kepada siswa, tetapi tidak mungkin memaksanya untuk belajar dalam
arti sebenarnya. Ini berarti, tugas guru yang paling berat ialah berupaya agar
siswa mau belajar dan memiliki keinginan belajar terus-menerus. Guru harus
memberikan motivasi pada siswa untuk rajin belajar agar memperoleh hasil
belajar yang terbaik. Motivasi sangat diperlukan untuk mendorong minat belajar
siswa.
Siswa tidak akan kesulitan belajar matematika apabila dalam diri siswa
terdapat motivasi untuk belajar. Motivasi belajar mempunyai peran yang sangat
penting dalam proses belajar karena siswa yang mempunyai motivasi belajar
yang tinggi lebih giat belajar dibandingkan dengan siswa yang mempunyai
motivasi belajar rendah. Ini berarti keberhasilan siswa dapat ditunjang dari
seberapa besar motivasi belajar yang dimiliki.
Guru tidak boleh lepas tangan melihat siswa yang tidak atau kurang
berminat dalam belajar. Ia harus berusaha membangkitkan semangat atau
motivasi yang kuat pada diri siswa. Maka dengan menciptakan iklim belajar
mengajar yang serasi diharapkan siswa dapat termotivasi belajar matematika
sehingga prestasi belajar dapat meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian motivasi menurut para ahli?
2. Bagaiman jenis dan sifat dari motivasi?
3. Apakah prinsip-prinsip motivasi dalam belajar?
4. Bagaimana fungsi motivasi dalam belajar?
5. Bagaimana bentuk-bentuk motivasi dalam belajar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini :
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi.
2. Untuk menganalisis jenis dan sifat motivasi.
3. Untuk memaparkan prinsip-prinsip motivasi dalam belajar.
4. Untuk menjelaskan fungsi motivasi dalam belajar.
5. Untuk menganalisis bentuk-bentuk motivasi dalam belajar.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan :
1. Dapat memberikan masukan bagi guru atau calon guru khususnya guru
matematika bahwa motivasi belajar siswa dapat menjadikan prestasi siswa
meningkat.
2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pada peningkatan mutu
pendidikan.
3. Dapat meningkatkan pengalaman sekaligus pengetahuan bagi penulis.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bagian ini akan dibahas beberapa hasil penelitian terdahulu yang ada
hubungannya dengan karya tulis ini.
Dalam teori drive yang dipelopori oleh Clarkleorard Hull dan kawan-kawan
berpendapat bahwa bila tubuh kekurangan zat tertentu, maka akan menimbulkan
sejumlah keadaan tidak seimbang seperti rasa lapar, haus dan lain-lain.
Elizabet Deffy dalam teori aurosal berpendapat bahwa organisme tidak selalu
berusaha menghilangkan ketegangan, akan tetapi justru sebaliknya organisme
seringkali berusaha meningkatkan ketegangan dalam dirinya.
Dari penelitian Bergson dengan teori Elanvitae mengakui adanya faktor yang
bersifat nonmaterial yang mengatur tingkah laku seseorang. Tingkah laku ditentukan
oleh hasrat, yang kerjanya analog dengan kenyataan dalam dunia ilmu alam dan
kimia.
Teori Aktualisasi dikembangkan oleh Carl Rogers dan Abraham H. Maslom
yang beranggapan bahwa manusia adalah makhluk rasional, oleh karena itu setiap
rangsangan terlebih dahulu akan mengalami proses kognitif sebelum terjadinya suatu
respons. Teori motif berprestasi dikembangkan oleh David Mc. Clelland menyatakan
bahwa perilaku atau tindakan manusia didasari oleh motivasi berikut :
a. Motivasi berprestasi (need of achievement) tercermin dari perilaku individu yang
selalu mengarah kepada tugas yang menantang tanggung jawab secara pribadi.
Terbuka untuk menerima umpan balik guna memperbaiki inovatif-kreatif.
b. Motivasi lain yaitu :
1. Kebutuhan kekuasaan atau need of power yang terlihat dari individu yang
selalu berusaha menanamkan pengaruh atas orang lain demi reputasinya
sendiri.
2. Kebutuhan berafiliasi need of affiliation yang terlihat pada perilaku individu
yang menyukai berkumpul dengan orang lain, membina hubungan dan
melakukan afilisasi baru.
Dari hasil-hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sebuah
dorongan yang bersifat non material berupa hasrat atau keinginan yang lahir dari
individu itu sendiri. Motivasi merupakan sebuah proses perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai munculnya feeling yang kemudian terumuskan dalam satu
rumusan tujuan yang setelah seseorang memberikan tanggapan atau sikap.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan
berbagai sudut pandang mereka masing-masing. Namun intinya sama yakni
sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam
bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Mc. Donald mengatakan
bahwa “Motivation is energi change within the person characterized by affective
arousal and anticipatory goal reactions”. Motivasi adalah sebuah perubahan
energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam rumusan tersebut ada tiga
unsur yang saling berkaitan, ialah sebagai berikut:
1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan
tersebut terjadi disebabkan oleh perubahan tertentu pada sistem
neurofisiologis dalam organisme manusia, misalnya: karena terjadinya
perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Di samping itu
ada perubahan energi yang tidak diketahui.
2. Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula
berupa ketegangan psikologis lalu berupa suasana emosi. Suasana emosi ini
menimbulkan tingkah laku yang bermotif. Perubahan ini dapat diamati pada
perbuatannya. Contoh: seseorang terlibat dalam diskusi, dia tertarik pada
masalah yang dibicarakan, karenanya dia berusaha mengemukakan
pendapatnya dengan kata-kata yang lancar dan tepat.
3. Motivasi ditandai oleh reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang
termotivasi memberikan respon ke arah suatu tujuan tertentu. Respon itu
berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi
dalam dirinya. Tiap respon merupakan suatu langkah mencapai ke arah
tujuan. Contoh: si A ingin mendapat hadiah, maka ia belajar dengan bertanya,
membaca buku, menempuh tes, dan sebagainya.
Dalam proses belajar motivasi sangat penting. Seseorang yang melakukan
aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan
motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang
yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya
merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi
ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang
sebagai subjek belajar.
Motivasi mempunyai dua komponen yaitu: komponen dalam (inner
component) dan komponen luar (outer component). Komponen dalam adalah
perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan
psikologis. Komponen luar ialah keinginan dan tujuan yang mengarahkan
perbuatan seseorang. Komponen dalam adalah kebutuhan yang ingin dipuaskan,
sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai.
Antara kebutuhan-motivasi-perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan
kepuasan terdapat hubungan dan kaitan yang erat. Adanya motivasi karena
seseorang merasakan adanya kebutuhan dan untuk mencapai tujuan tertentu pula.
Apabila tujuan tercapai, maka ia merasa puas. Tingkah laku yang memberikan
kepuasan terhadap suatu kebutuhan cenderung untuk diulang kembali sehingga
menjadi lebih kuat.
a. Motivasi dan kebutuhan
Kebutuhan adalah kecenderungan permanen dalam diri seseorang yang
menimbulkan dorongan melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan.
Kebutuhan timbul karena adanya perubahan dalam diri organisme atau
disebabkan oleh rangsangan kejadian di lingkungan organisme. Kebutuhan
tersebut memotivasi seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu.
b. Motivasi dan drive
Drive adalah suatu perubahan dalam struktur neurophysiologis yang menjadi
dasar organis dari pada perubahan energi yang disebut motivasi. Dengan kata
lain, motivasi timbul disebabkan oleh perubahan neurophysiologis. Hal ini
menunjukkan, hubungan antara motivasi dan drive sangat erat.
c. Motivasi dan tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu perbuatan yang apabila
tercapai akan memuaskan individu. Tujuan yang jelas dan disadari akan
mempengaruhi kebutuhan yang pada gilirannya akan mendorong timbulnya
motivasi. Ini berarti, bahwa suatu tujuan dapat juga membangkitkan motivasi
dalam diri seseorang.
d. Motivasi dan insentif
Insentif ialah hal-hal yang disediakan oleh lingkungan dengan maksud
merangsang siswa belajar lebih giat dan rajin. Insentif dapat berupa hadiah.
Lingkungan berupa guru atau orang lain yang berupaya mendorong motivasi
siswa. Insentif dapat menjadi identik dengan tujuan atau menjadi tujuan itu
sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara .motivasi dan insentif
sangat erat.
Guru sangat menyadari betapa penting motivasi untuk membimbing belajar
murid. Berbagai macam teknik misalnya kenaikan tingkat, penghargaan, peranan
dan celaan telah digunakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar. Ada
kalanya guru menggunakan teknik tersebut secara tidak tepat. Bukan hanya
sekolah-sekolah yang hanya berusaha memberi motivasi tingkah laku. Orang tua
atau keluarga juga harus memotivasi anaknya. Kelompok yang berkecimpung di
bidang “manajemen” yang membuat rencana insentif baru untuk meningkatkan
produksi, adalah usaha memotivasi perubahan-perubahan dalam tingkah laku.
Kaum pengusaha mengeluarkan biaya tiap tahun untuk memasang advertensi,
berarti memotivasi orang agar mau membeli dan menggunakan hasil usahanya.
Dari uraian di atas, ternyata kesadaran tentang pentingnya motivasi bagi
perubahan tingkah laku manusia telah dimiliki, baik oleh para pendidik, orang tua
murid maupun masyarakat.
B. Jenis dan Sifat Motivasi
1. Jenis Motivasi
Para ahli membagi motivasi menurut teorinya masing-masing. Dari
kesuluruhan teori motivasi, dapat diajukan pendekatan untuk menentukan
jenis-jenis motivasi, yakni: pendekatan kebutuhan, pendekatan fungsional,
dan pendekatan deskriptif.
Pendekatan kebutuhan. Abraham H. Maslow melihat motivasi dari
kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia sifatnya bertingkat-tingkat.
Pemuasan terhadap tingkat kebutuhan tetentu dapat dilakukan jika tingkat
kebutuhan sebelumnya telah mendapat pemuasan. Kebutuhan-kebutuhan itu
ialah:
a. Kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan primer yang harus
dipuaskan terlebih dahulu, yang terdiri dari kebutuhan sandang, pangan,
dan tempat berlindung.
b. Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun
keamanan barang atau benda.
c. Kebutuhan sosial yang terdiri atas kebutuhan perasaan untuk
diterima orang lain, perasaan dihormati, kebutuhan untuk berprestasi, dan
kebutuhan perasaan berpartisipasi.
d. Kebutuhan berprestise yaitu kebutuhan yang erat kaitannya
dengan status seseorang.
Jenis-jenis kebutuhan tersebut dapat menjadi dasar dalam upaya
menggerakan motivasi belajar siswa. Upaya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut melalui proses pembelajaran hanya dapat dilakukan guru dalam
batas-batas tertentu.
Pendekatan fungsional. Pendekatan ini berdasarkan pada konsep-
konsep motivasi, yakni penggerak, harapan, dan insentif.
Penggerak adalah yang memberi tenaga tetapi tidak membimbing,
seperti mesin tapi tidak mengemudikan kegiatan. Organisme berada dalam
keadaan tegang, responsive, dan penuh kesadaran. Pada diri manusia terdapat
dua sumber tenaga yaitu: sumber eksternal ialah stimulasi yang diberikan
oleh lingkungan, stimulasi yang masuk dari luar sampai pada korteks melalui
mekanisme persyarafan sehingga timbul tenaga penggerak. Sumber internal
yakni alur pikiran, simbol-simbol dan fantasi dari pada konteks, misalnya
mimpi di siang bolong.
Harapan, adalah keyakinan sementara bahwa suatu hasil akan diperoleh
setelah dilakukannya suatu tindakan tertentu. Harapan-harapan merupakan
rentang antara ketentuan subjektif bahwa sesuatu akan terjadi atau tidak
terjadi. Ada jurang antara apa yang kita amati dan yang kita harapkan dalam
melakukan pengamatan. Salah satu jenis harapan ialah motif berprestasi, ialah
harapan untuk memperoleh kepuasan dalam penguasaan perilaku yang
menantang dan sulit (Mc Clleland,1955). Berdasarkan hasil penelitiannya
terhadap program latihan yang dirancang bagi para pengusaha tentang
pengembangan motif-motif baru di kalangan orang dewasa. Preposisi tersebut
sebagai berikut :
a. Upaya-upaya pendidikan untuk mengembangkan suatu
motif baru akan berhasil dengan baik, bila individu memiliki alasan-alasan
yang kuat dan percaya, bahwa dia dapat, akan, dan harus mengembangkan
suatu motif.
b. Upaya pendidikan akan berhasil dengan baik bila individu
memahami bahwa pengembangan motif baru bersifat realistik dan
beralasan.
c. Individu mau mengembangkan motif jika dia mampu
menentukan dengan jelas aspek-aspek suatu motif.
d. Perubahan dalam pikiran dan tindakan akan terjadi jika
individu dapat mengkaitkan motif dengan perbuatan tertentu.
e. Motif baru akan mempengaruhi pikiran dan tindakan
individu jika dia dapat mengkaitkannya dengan peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari.
f. Motif baru akan mempengaruhi pikiran dan perbuatan jika
individu melihat motif itu sebagai suatu perbaikan dalam citranya sendiri.
g. Motif akan mempengaruhi pikiran dan tindakan bila
individu melihat dan mengalami motif baru sebagai perbaikan dari nilai-
nilai kultural.
h. Motif akan mempengaruhi pikiran dan perbuatan bila
individu terlibat dalam upaya mencapai tujuan-tujuan yang konkrit dalam
kehidupan yang berhubungan dengan motif tersebut.
i. Motif akan mempengaruhi pikiran dan tindakan bila
individu merasa ada kemajuan pada dirinya ke arah pencapaian tujuan.
j. Perubahan-perubahan dalam motif akan terjadi dalam
suasana yang menggairahkan dan dia dipandang sebagai orang yang
mampu membimbing dan mengarahkan tingkah lakunya.
k. Perubahan motif lebih banyak terjadi jika dia lebih banyak
belajar sendiri dan berlatih dari kehidupannya yang bersifat rutin.
l. Perubahan motif akan terjadi jika motif baru dijadikan
sebagai syarat untuk menjadi anggota kelompok baru.
Insentif, ialah objek tujuan yang aktual. Ganjaran dapat diberikan
dalam bentuk konkrit atau dalam bentuk simbolik. Insentif menimbulkan dan
menggerakan perbuatan, jika diasosiakan dengan stimulus tertentu dalam
bentuk tanda-tanda akan mendapatkan sesuatu, misalnya siswa dimotivasi
dengan cara-cara atau tanda-tanda tertentu, bahwa dia akan memperoleh
uang. Kita mengharapkan siswa berupaya lebih keras dengan cara
merangsang mereka dengan kemungkinan mendapat hadiah. Dalam hal ini,
individu melakukan antisipasi dan mengharapkan sesuai.
Pendekatan deskriptif. Masalah motivasi ditinjau dari pengertian-
pengertian deskriptif yang menunjuk pada kejadian-kejadian yang dapat
diamati dan hubungan-hubungan matematik. Masalah motivasi dilihat
berdasarkan kegunaannya dalam rangka mengendalikan tingkah laku
manusia. Dengan pendekatan ini, motivasi didefinisikan sebagai stimulus
control (Evan R. Keislar,1960).
2. Jenis Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud motivasi intrinsik ialah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri
seorang individu ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh:
seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau
mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku untuk dibaca. Kemudian
kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan (misalnya kegiatan
belajar), maka yang dimaksud motivasi intrinsik ini adalah ingin
mencapai tujuan yang terkandung di dalam tujuan belajar itu. Sebagai
contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar karena betul-betul
ingin mendapat pengetahuan, nilai, atau ketrampilan agar dapat berubah
tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain.
“Intrinsik motivations are inherent in the learning situation and meet pupil
needs and purpose”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan
secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi
dicontohkan bahwa seorang belajar, memang betul-betul ingin
mengetahui segala sesuatunya bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh: seseorang itu belajar
karena tahu besok pagi akan ujian dengan harapan akan mendapat nilai
yang baik sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Jadi yang
penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu atau ingin
mendapat nilai yang baik atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat
dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan, secara tidak langsung bergayut
dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi
ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar
yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Kemunculan sifat motivasi, apakah motivasi intrinsik atau motivasi
ekstrinsik bergantung dan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
a. Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah
laku/ perbuatannya dan kesadarannya atas tujuan belajar yang hendak
dicapai.
b. Sikap guru terhadap kelas; guru yang bersikap bijak dan merangsang
siswa untuk berbuat ke arah suatu tujuan yang jelas dan bermakna
bagi kelas, akan menumbuhkan sifat intrinsik itu, tetapi bila guru lebih
menitikberatkan pada rangsangan-rangsangan sepihak maka sifat
ekstrinsik lebih dominan.
c. Pengaruh kelompok siswa. Bila kelompok lebih kuat maka
motivasinya lebih condong ke sifat ekstrinsik.
d. Suasana kelas juga berpengaruh terhadap sifat tertentu pada motivasi
belajar siswa. Suasana kebebasan yang bertanggung jawab tentunya
lebih merangsang munculnya motivasi intrinsik dibandingkan dengan
suasana penuh tekanan dan paksaan.
C. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan yang terlepas dari
faktor lain. Aktifitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan
raga. Balajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat dari
dalam maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah penting. Faktor lain
yang mempengaruhi aktifitas belajar seseorang adalah motivasi. Motivasi adalah
gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang baik
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang
atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal,
maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga
harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.
Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
1. Motivasi Sebagai Dasar Penggerak Yang Mendorong Aktivitas
Belajar
Seseorang melaksanakan aktivitas belajar karena ada yang mendorong.
Motivasilah sebagai dasar penggerak yang mendorong seseorang untuk
belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar sampai pada tataran motivasi
belum menunjukkan aktivitas nyata. Minat merupakan kecenderungan
psikologis yang menyenangi suatu objek belum sampai melakukan kegiatan.
Namun, minat adalah motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi
psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Bila seseorang
sudah termotivasi untuk belajar maka dia melakukan aktivitas belajar dalam
rentang waktu tertentu. Oleh karena itu, motivasi diakui sebagai dasar
penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.
2. Motivasi Intrinsik Lebih Utama dari pada Motivasi Ekstrinsik dalam
Belajar
Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan
memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Tidak pernah
ditemukan guru memberikan motivasi intrinsik dalam pengajaran. Anak didik
yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh
guru supaya dia rajin belajar.
Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah
kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu dari luar
dirinya. Selain kurang percaya diri, anak juga bermental pengharapan dan
mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi intrinsik lebih utama dalam
proses belajar.
Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit
terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat. Dia belajar bukan
karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mendapatkan pujian dari orang
lain, atau mengharapkan hadiah berupa benda tetapi karena ingin memperoleh
ilmu sebanyak-banyaknya. Tanpa diberikan janji-janji muluk-muluk pun anak
didik rajin belajar sendiri. Perintah tidak diperlukan, karena tanpa diperintah
anak sudah taat jadwal belajar yang dibuatnya sendiri.
3. Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada Hukuman
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar
anak didik tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang
senang dihargai dan tidak senang dihukum dalam bentuk apapun juga.
Memuji orang lain berarti memberi penghargaan atas prestasi kerja orang
lain. Hal ini memberikan semangat kepada seseorang untuk meningkatkan
prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap tidak asal ucap, harus pada
tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
4. Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan dalam Belajar
Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan
untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik
belajar. Apabila tidak belajar berarti anak didik tidak akan mendapat ilmu
pengetahuan. Bagaimana bisa mengembangkan diri dengan memanfaatkan
potensi yang dimiliki bila potensi-potensi itu tidak ditumbuh kembangkan
melalui penguasaan ilmu pengetahuan. Jadi, belajar adalah santapan utama
anak didik.
5. Motivasi Dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar
Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin
dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa
belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak
hanya untuk sekarang tetapi juga untuk masa yang akan datang. Setiap ujian
yang diberikan oleh guru tidak dihadapi dengan pesimisme dan hati yang
resah gelisah. Tetapi dia hadapi dengan tenang dan percaya diri. Biarpun ada
anak didik lain yang membuka catatan ketika ulangan, dia tidak terpengaruh
dan tetap tenang menjawab semua soal.
6. Motivasi Melahirkan Prestasi dalam Belajar
Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi
mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan
indikator baik buruknya prestasi belajar anak didik. Anak didik menyenangi
pelajaran tertentu dengan senang hati dan mempelajari mata pelajaran itu.
Selain memiliki bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap. Setiap ada
kesempatan, anak didik selalu membaca materi yang disenangi. Wajarlah bila
materi itu dikuasai dalam waktu yang relatif singkat.
Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya yang mendorong motivasi
belajar siswa, khususnya pada sekolah yang menganut demokrasi pendidikan dan
yang mengacu pada pengembangan self motivation. Kenneth H. Hoover
mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
1. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.
Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat
menghargai apa yang telah dilakukan.
2. Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis yang perlu mendapat
kepuasan. Kebutuhan itu berwujud dalam bentuk yang berbeda-beda. Siswa
yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan belajar
hanya memerlukan sedikit bantuan motivasi dalam belajar.
3. Motivasi yang bersumber dari dalam diri individu lebih efektif dari
pada motivasi yang berasal dari luar. Motivasi dari dalam memberi kepuasan
kepada individu sesuai dengan ukuran yang ada pada diri siswa itu.
4. Motivasi mudah menjalar kepada orang lain.
5. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang
motivasi belajar.
6. Kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat belajar bagi siswa
yang lamban, ternyata tidak bermakna bagi siswa yang pandai karena adanya
perbedaan tingkat kemampuan.
7. Kecemasan yang serius akan menimbulkan kesulitan belajar dan
mengganggu perbuatan belajar anak didik.
8. Tugas yang terlampau sulit dikerjakan dapat menyebabkan frustasi
pada siswa.
9. Pengaruh kelompok umumnya lebih efektif dalam motivasi belajar
dibandingkan dengan paksaan orang dewasa.
10. Motivasi yang kuat erat kaitannya dengan kreativitas.
D. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan anak didik yang malas
berpartisipasi dalam belajar. Sementara anak didik yang lain aktif berpartisipasi
dalam kegiatan, seorang atau dua orang anak didik duduk dengan santainya di
kursi mereka dengan alam pemikiran yang entah jauh kemana. Sedikitpun tidak
tergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan mendengarkan penjelasan
guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Ketidakminatan suatu mata pelajaran menjadi penyebab kenapa anak didik
tidak bergeming untuk mencatat apa yang disampaikan guru. Itulah sebagai
pertanda bahwa anak didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Kemiskinan
motivasi intrinsik ini merupakan masalah yang memerlukan bantuan yang tidak
bisa ditunda-tunda. Guru harus memberikan suntikan berupa motivasi ekstrinsik
sehingga dengan bantuan ini anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.
Bila motivasi ekstrinsik dapat membantu anak didik keluar dari kesulitan
belajar, maka motivasi dapat diperankan dengan baik oleh guru. Peranan yang
dimainkan guru dengan mengandalkan fungsi-fungsi motivasi merupakan
langkah yang akurat untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi anak
didik. Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai
pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam
sikap dan terimplikasi dalam perbuatan.
Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat
untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang dilakukan. Karena itulah baik
dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi
dalam setiap perbuatan dalam mengajar.
Untuk jelasnya ketiga fungsi motivasi dalam belajar, akan diuraikan dalam
pembahasan sebagai berikut:
1. Motivasi Sebagai Pendorong kegiatan
Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena
ada sesuatu yang dicari maka muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu
yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam
rangka mencari tahu. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini
mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka
belajar.
2. Motivasi Sebagai Penggerak Perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu
merupakan suatu kekuatan yang tidak terbendung, yang kemudian terjelma
dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktifitas
belajar dengan segenap raga dan jiwa. Akal pikiran berproses dengan sikap
yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada
dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang
terpatri dalam wacana prinsip, dalil, dan hukum sehingga mengerti betul isi
yang dikandung.
3. Motivasi Sebagai Pengarah Perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang
anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu,
tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti
anak didik akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuatu yang
akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar
yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang
memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.
E. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar
Dalam proses belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi
ekstrinsik diperlukan untuk mendorong anak didik agar rajin belajar. Motivasi
ekstrinsik sangat diperlukan bila diantara anak didik ada yang kurang berminat
mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu. Peranan motivasi ekstrinsik
cukup besar untuk membimbing anak didik dalam belajar. Untuk itu seorang guru
biasanya memanfaatkan motivasi ekstrinsik untuk untuk meningkatkan minat
anak didik agar lebih bergairah belajar meski terkadang tidak tepat.
Kesalahan dalam memberikan motivasi ekstrinsik akan berakibat
merugikan prestasi belajar anak didik dalam kondisi tertentu. Interaksi belajar
mengajar menjadi kurang harmonis. Tujuan pendidikan dan pengajaran tidak
akan tercapai dalam waktu yang relatif singkat dan sesuai dengan target yang
dirumuskan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai konsep psikologis anak didik
sangat diperlukan guna mengetahui segala apa yang sedang dihadapi anak didik
sehingga gairah belajarnya menurun.
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut:
1. Memberi Angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas
belajar anak didik. Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar
untuk memberikan motivasi kepada anak didik lainnya. Namun, guru harus
menyadari bahwa angka/ nilai bukanlah merupakan hasil belajar yang sejati,
hasil belajar yang bermakna, karena hasil belajar seperti itu lebih menyentuh
aspek kognitif. Penilaian juga harus diarahkan kepada aspek kepribadian anak
didik dengan cara mengamati kehidupan anak didik di sekolah dan tidak
hanya berpedoman pada hasil ulangan di kelas.
2. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan.
Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah
dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi. Dalam pendidikan
modern, anak didik yang berprestasi tinggi memperoleh predikat sebagai anak
didik teladan dan untuk perguruan tinggi disebut sebagai mahasiswa teladan.
Hadiah berupa uang beasiswa supersemar diberikan untuk memotivasi anak
didik atau mahasiswa agar selalu mempertahankan prestasi belajar.
3. Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong anak didik agar mereka belajar. Bila iklim belajar yang kondusif
terbentuk, maka setiap anak didik terlihat dalam kompetisi untuk menguasai
bahan pelajaran yang diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik sebagian
individu melibatkan diri mereka masing-masing ke dalam aktivitas belajar.
Kondisi inilah yang dikehendaki dalam pendidikan modern, yakni Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA), bukan catat buku sampai akhir pelajaran.
4. Ego Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya
tugas dan menerima sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertahankan harga diri, adalah sebagai bentuk motivasi yang cukup
penting. Seseorang akan berusaha segenap tenaga untuk mencapai prestasi
yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas yang baik
adalah simbol kebanggaan dan harga diri.
5. Memberi Ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai motivasi. Anak didik biasanya
mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh untuk menghadapi ulangan.
Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk
memotivasi anak didik agar lebih rajin belajar. Namun, ulangan tidak
selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan
setiap hari dengan tak terprogram, hanya karena selera akan membosankan
anak didik.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Bagi anak didik
yang menyadari betapa besarnya sebuah nilai prestasi belajar akan
meningkatkan intensitas belajarnya untuk mendapatkan prestasi belajar yang
melebihi prestasi belajar sebelumnya. Prestasi belajar yang rendah
menjadikan anak didik giat belajar untuk memperbaikinya.
7. Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat
motivasi. Pujian adalah bentuk apresiasi positif dan merupakan motivasi yang
baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik
dalam mengerjakan pekerjaan sekolah. Pujian diberikan sesuai hasil kerja
bukan dibuat-buat.
8. Hukuman
Meski hukuman sebagai apresiasi yang negatif tetapi bila dilakukan dengan
tepat dan bijak akan berfungsi sebagai alat motivasi yang baik dan efektif.
Hukuman akan merupakan motivasi bila dilakukan dengan pendekatan
edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif yang dimaksud di sini
sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan
perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang
diberikan itu anak didik tidak akan mengulangi kesalahan.
9. Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan tertarik
pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Anak didik yang
berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih
besar terhadap sesuatu yang diminati itu. Minat besar pengaruhnya terhadap
aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran
akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik
baginya. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat
membangkitkan gairah belajar anak didik dalam rentang waktu tertentu. Oleh
karena itu, guru perlu membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang
diberikan mudah dipahami.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Motivasi merupakan keadaan internal organisme yang mendorong untuk
berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan ke dalam motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan keadaan yang berasal dari dalam diri
sendiri yang dapat mendorong untuk belajar, misal perasaan menyenangi materi
dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Motivasi ekstrinsik merupakan
keadaan yang datang dari individu siswa yang juga mendorong kegiatan belajar.
Contoh konkret motivasi ekstrinsik yaitu : pujian, hadiah, peraturan, tata tertib,
keteladanan ortu dan guru.
Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik yang intrinsik maupun ekstrinsik
akan menyebabkan siswa kurang bersemangat untuk melakukan kegiatan belajar
baik di sekolah maupun di rumah. Dampak lanjutnya adalah pencapaian hasil
belajar yang memuaskan.
Motivasi atau keinginan untuk berprestasi sangat menentukan prestasi
yang dicapainya dengan demikian seseorang atau siswa untuk berhasil dalam
belajar harus memiliki motivasi yang kuat. Motivasi erat hubungannnya dengan
tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai suatu tujuan perlu dibuat sesuatu yang
menyebabkan seseorang berbuat adalah motivasi. Motivasi berfungsi sebagai
daya penggerak perhatian, minat, bakat, dan motivasi siswa terhadap pelajaran
akan membentuk sikapnya dalam belajar dan akan mempengaruhi hasil belajar.
B. Saran
1. Kepada guru matematika agar memperhatikan perkembangan prestasi belajar
matematika siswa dengan memberikan motivasi.
2. Guru dapat memilih metode mengajar yang sesuai dengan materi yang
diajarkan.
3. Siswa harus mempunyai motivasi untuk bertanya apabila ada materi yang
belum jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sadirman, Muhammad. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Megasari, Witur. 2005. “Efektivitas Belajar dengan Menciptakan Iklim Belajar Mengajar yang serasi ditinjau dari Motivasi Belajar pada Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Persegi di SMP N 1 Karang Malang Sragen Tahun Ajaran 2004/ 2005. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Skripsi Tidak Diterbitkan).