bab ii uraian teoritis 2.1 teori s -o-rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/chapter...

14
21 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S-O-R Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model S-O-R (Stimulus, Organism, Respon). Teori SOR sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek materialnya adalah manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Menurut model ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Asumsi dasar dari model ini adalah : media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S- R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol- simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif;misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula. Jadi unsur model ini adalah : d. Pesan (Stimulus,S) e. Komunikan (Organism,O) f. Efek (Response, R) Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa melebihi semula. Prof.Dr.mar’at dalam bukunya “Sikap Universitas Sumatera Utara

Upload: hathu

Post on 01-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

21

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 TEORI S-O-R

Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model S-O-R (Stimulus,

Organism, Respon). Teori SOR sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response.

Objek materialnya adalah manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen :

sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

Menurut model ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada

kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap

stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan

kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Asumsi dasar dari model ini adalah : media massa menimbulkan efek yang

terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-

R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi.

Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-

simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu.

Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif;misal jika orang

tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika

tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model

inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic

needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan

model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat

terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang

memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang

kuat pula.

Jadi unsur model ini adalah :

d. Pesan (Stimulus,S)

e. Komunikan (Organism,O)

f. Efek (Response, R)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya

jika stimulus yang menerpa melebihi semula. Prof.Dr.mar’at dalam bukunya “Sikap

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

22

Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis dan

Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel

penting, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan.

Respon atau perubahan sikap bergantung pada proses terhadap individu.

Stimulus yang merupakan pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat diterima

atau ditolak, komunikasi yang terjadi dapat berjalan apabila komunikan memberikan

perhatian terhadap stimulus yang disampaikan kepadanya. Sampai pada proses

komunikan tersebut memikirkannya sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau

mungkin sebaliknya. Perubahan sikap dapat terjadi berupa perubahan kognitid, afektif

atau behavioral.

Adapun keterkaitan model S-O-R dalam penelitian ini adalah :

1.Stimulus yang dimaksud adalah pesan yang disampaikan dalam rubrik fashion di

majalah Cosmogirl.

4. Organisme yang dimaksud adalah mahasiswi Ekonomi USU, Medan.

5. Respon yang dimaksud adalah opini khalayak pembaca di kalangan mahasiswi.

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada

hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut

menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :

Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima

atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak

berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan

berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti

ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima)

maka ia mengerti stimulus ini dilanjutkan kepada proses berikutnya.

Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi

kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya

(bersikap).

Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan

maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu

tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya

apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

23

semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang

diberikan harus dapat meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang

peranan penting.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima

atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian komunikan.

Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang

melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya,

maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan

perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan

organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas,

kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku

seseorang, kelompok atau masyarakat

2.2 KOMUNIKASI MASSA

2.2.1 Sejarah dan Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human

communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik,

yang mampu melipat-gandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam sejarah publisistik

dimulai satu setengah abad ditemukan mesin cetak oleh Johannes Guttenberg. Sejak

itu dimulai suatu zaman yang dikenal dengan zaman publisistik atau awal dari era

komunikasi massa. Sebaliknya dikenal sebagai zaman prapublisistik (Wiryanto,

2000:1).

Publisistik (publizistic) di Jerman, sebenarnya berkembang dari ilmu Pers

atau ilmu Persuratkabaran yang dikenal dengan nama zaitungswisswnschaft.Asalnya

dapat ditelusuri sampai abad ke-19 ketika surat kabar sebagai obyek studi ilmiah

mulai menarik perhatian para pakar di masa itu. Surat kabar sebagai salah satu hasil

dari pertumbuhan teknologi dan industri ternyata membawa berbagai implikasi sosial

yang sangat menarik bagi kajian ilmu kemasyarakatan dan kemanusiaan. Adalah

mengesankan karena kesadaran dan perhatian seperti itu, baru lahir dan berkembang

setelah dua ratus tujuh tiga tahun kemudian dari terbitnya Relation (1609) sebagai

surat kabar tercetak pertama di dunia (Arifin, 2003:4).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

24

Pada dekade sebelum abad ke-20, alat-alat mekanik yang menyertai lahirnya

publisistik atau komunikasi massa adalah alat-alat percetakan (press printed) yang

menghasilkan surat kabar, buku-buku, majalah, brosur dan materi cetakan lain. Gejala

ini makin meluas pada dasawarsa pertama abad ke-20, ketika film dan radio

digunakan secara luas. Kemudian disusul televisi pada dekade berikutnya. Kini kita

telah memasuki era telekomunikasi dengan digunakannya sistem satelit ruang angkasa

dan jaringan komputer (Wiryanto, 2000:2).

Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright,

dalam Liliweri, 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran

(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara missal,

berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan

menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004:3).

Agar tidak ada kerancuan dan perbedaan persepsi tentang massa, ada

baiknya kita membedakan arti massa dalam arti umum. Massa dalam komunikasi

massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa.

Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran

media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience,

penonton, pemirsa atau pembaca. Beberapa istilah ini berkaitan dengan media massa

(Nurudin, 2004:3).

Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner, yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media

massa pada sejumlah besar orang (mass communication is message communicated

through a mass medium to a large number of people) (Ardianto, 2004:3).

Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli

komunikasi yang lain, yaitu Gebner. Menurut Gebner (1967) yaitu: “Mass

communication is the technologically and institutionally based production and

distribution of the most broadly shared continuous flow of message in industrial

societis ".( Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan

teknologi dan lembaga dari arus dan pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki

orang dalam masyarakat industri ). (Rakhmat dalam Karlinah, dkk:1999)

Rakhmat merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa menjadi :

Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada

sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

25

elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat

(Rakhmat, dalam Karlinah, dkk:1999)

2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Defenisi-defenisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung suatu

makna yang sama, bahkan antara satu defenisi dengan defenisi lainnya dapat dianggap

saling melengkapi. Melalui defenisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik

komunikasi massa. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut (Ardianto,

2004:7-13) :

a. Komunikator Terlembagakan

Ciri komunikasi yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah

memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media

cetak maupun elektronik.

b. Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu

ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu.

Oleh karenanya pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa

dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang

terjadi disekeliling kita dapat dimuat media massa. Pesan komunikasi massa yang

dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau

penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan.

c. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam

komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikannya (anonim), karena

komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim,

komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai jenis

lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor :

usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat

ekonomi.

d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya

adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

26

terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang tersebut secara serempak pada waktu

yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus.

Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem

tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Secara singkat, komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan

menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka

komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.

Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan,

namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog. Dengan demikian

komunikasa massa itu bersifat satu arah.

g. Stimulus Alat indera Terbatas

Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu

kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang ‘terbatas’. Dalam komunikasi massa,

stimulus alat indera bergantung pada jenis media massa. Dalam media majalah, kita

menggunakan indera penglihatan.

h. Umpan Balik Tertunda

Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback

merupakan faktor penting dalam membentuk komunikasi apapun. Efektifitas

komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

Umpan balik dalam komunikasi massa tidak dapat secara langsung (direct feedback)

karena komunikator tidak dapat melihat langsung reaksi atau tanggapan dari

komunikan.

2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Harold D Lasswell yakni,

(1) Fungsi Pengawasan (2) Fungsi Koerelasi (3) Fungsi Pewarisan Sosial. Sama

seperti pendapat Lasswell, Charles Robert Wright (1988) menambah fungsi hiburan

dalam fungsi komunikasi massa (Nurudin, 2003:62-63)

Sedangkan fungsi komunikasi massa Dominick, dalam bukunya The

Dinamics of Mass Communications adalah sebagai berikut (Ardianto, 2004:16-18) :

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

27

a. Surveillance (Pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama :

Fungsi pengawasan peringatan yaitu jenis pengawasan yang dilakukan oleh

media untuk menyampaikan informasi berupa ancaman yang perlu diketahui

oleh khalayak.

Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran

informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Interpretation(Penafsiran)

Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberi penafsiran

kepada kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para

pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut.

c. Linkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga

membentuk Linkage (Pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama

tentang sesuatu. Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi

terpisah secara geografis diperhatikan atau dihubungkan oleh media.

d. Transmission of Value (Penyebaran Nilai-Nilai)

Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara,

dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang

mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa

memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan

mereka dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita

amati dan harapan untuk menirunya.

e. Entertainment (Hiburan)

Sulit dibantah lagi, bahwa kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi

hiburan. Majalah banyak memuat hiburan, bahkan ada beberapa majalah yang hanya

menampilkan berita seperti Time dan News Week, Tempo, Gatra dan Garda.

2.2.4 Komponen Komunikasi Massa

Komunikasi massa pada dasarnya merupakan proses komunikasi satu arah,

artinya komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada

komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam prosesnya bersifat satu

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

28

arah, namun dalam operasionalnya memerlukan komponen lain yang turut

menentukan lancarnya proses komunikasi. Komponen dalam komunikasi massa

ternyata tidak sesederhana komponen komunikasi yang lainnya. Proses komunikasi

massa lebih kompleks, karena setiap komponennya mempunyai karakteristik tertentu

adalah sebagai berikut : (Ardianto, 2004:36-42)

a. Komunikator

Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung

seseorang, tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisasikan dari beberapa

partisipan, diproduksi secara missal dan didistribusikan kepada massa.

b. Pesan

Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat

umum, maka pesan harus diketahui oleh setiap orang. Penataan pesan bergantung

pada sifat media yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

c. Media

Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa

yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak

secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous).

d. Khalayak

Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah

besar khalayak. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan

heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak.

e. Filter dan Regulator Komunikasi Massa

Dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada umumnya

ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen ini

akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,

pendidikan, agama, usia, budaya.Oleh karena itu, pesan tersebut akan difilter

(disaring) oleh khalayak yang menerimanya.

f. Gatekeeper(Penjaga Gawang)

Dalam proses perjalanan sebuah pesan dari sumber media massa kepada

penerimanya, gatekeeper ikut terlibat didalamnya. Gatekeeper dapat berupa seseorang

atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalanannya dari sumber kepada

penerima.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

29

2.3 Media Massa Majalah

Majalah adalah sebuah penerbitan berkala (buku harian) yang terbit secara

teratur dan sifat isinya tidak menampilkan pemberitaan atau sari berita, melainkan

berupa artikel, atau bersifat pembahasan yang menyeluruh dan mendalam. Junaedhi

menggolongkan majalah berdasarkan pangsa pembacanya yaitu jenis kelamin : pria

dan wanita, usia : anak-anak, remaja dan dewasa, hobi dan minat :interior, psikologi,

otomotif, arsitektur dan lain sebagainya. Ia juga menambahkan penggolongannya

berdasarkan sifat atau misinya yaitu : majalah berita, majalah hiburan, majalah

berbahasa daerah dan majalah agama (Junaedhi, 1995:xiv)

Majalah didefenisikan sebagai kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan

sebagainya, yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio dan dijilid

dalam bentuk buku, serta diterbitkan secara berkala, seperti seminggu sekali, dua

minggu sekali atau sebulan sekali. Adapula yang membatasi pengertian majalah

sebagai media cetak yang terbit secara berkala, tapi bukan terbit setiap hari. Media

cetak itu harus bersampul, setidak-tidaknya punya wajah, dan dirancang secara

khusus.(http://duamata.blogspot.com/2006/02/pasang-surut-majalah.html)

Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel

dalam subyek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan

atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik populer yang

ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah

dimengerti oleh banyak orang. Publikasi akademis yang menulis artikel padat ilmu

disebut jurnal.(http://id.wikipedia.org/wiki/Majalah)

2.3.1 Sejarah Majalah

Edisi perdana majalah yang diluncurkan di Amerika pada pertengahan 1930-

an memperoleh kesuksesan besar. Majalah telah membuat segmentasi pasar tersendiri

dan membuat fenomena baru dalam dunia media massa cetak di Amerika. Keberadaan

majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Sebagaimana

surat kabar, majalah diawali dari negara-negara Eropa dan Amerika (Karlinah,

dkk:1999). Majalah di Inggris (London) adalah Review yang diterbitkan oleh Daniel

Depoe pada tahun 1704. bentuknya adalah antara majalah dan surat kabar, hanya

halaman kecil, serta terbit tiga kali satu minggu.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

30

Tahun 1790, Richard Steele membuat majalah The Tatler, kemudian bersama-

sama dengan Joseph Addison ia menerbitkan The Spectator. Majalah tersebut

berisikan masalah politik, berita-berita internasional, tulisan yang mengandung unsur-

unsur moral, berita-berita hiburan dan gosip. Sedangkan di Amerika pada pertengahan

abad 20 tidak ada majalah yang sesukses Reader’s Digest yang diterbitkan oleh suami

istri Dewitt Wallace dan Lila, pada tahun 1922 ketika mereka masih berusia 20 tahun.

Pada tahun 1973 Reader’s Digest dapat mencapai pelanggan sebanyak 18 juta untuk

pembaca di Amerika saja, dan pembaca lainnya di dunia.

Majalah lainnya yang sukses adalah Playboy yang diterbitkan Hugh Hefner

tahun 1953. Playboy adalah majalah khusus untuk pria yang pada tahun 1970-an

sirkulasinya mencapai enam juta eksemplar. Kemudian keberadaan majalah sebagai

media massa di Indonesia dimulai pada masa menjelang awal kemerdekaan Indonesia.

Di Jakarta pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja

pimpinan Djojohadisoeparto dengan prakata dari Ki Hadjar Dewantoro selaku

Menteri Pendidikan pertama RI. Di Ternate, pada bulan Oktober 1945, Arnold

Monoutu dan Dr.HassanMissouri menerbitkan majalah mingguan Menara Merdeka

yang memuat berita-berita yang disiarkan RRI.

Majalah untuk kaum wanita dengan nama Wanita terbit di Solo dibawah

pimpinan Sutia Surjohadi. Sedangkan majalah Soera Parkis dan Bulan Sabit

diterbitkan oleh gerakan Pemuda Islam Indonesia cabang Solo (Karlinah, dkk:1999)

2.3.2 Karakteristik Majalah

Majalah merupakan media yang paling simpel organisasinya, relatif lebih

mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah juga

dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dapat dengan

leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis dan sasaran khalayak. Meskipun sama-

sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena

majalah memiliki karakteristik tersendiri yaitu sebagai berikut :

1. Penyajian lebih lama

Frekwensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, selebihnya dwi

mingguan, bahkan bulanan (sekali sebulan).

2. Nilai aktualitas lebih lama

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

31

Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai

aktualitas majalah bisa satu minggu.

3. Gambar/Foto lebih banyak

Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya

yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar/foto yang

lengkap, dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas

kertas yang digunakannya pun lebih baik. Foto-foto yang ditampilkan

majalah memiliki daya tarik tersendiri, apalagi foto tersebut sifatnya

eksklusif.

4. Cover (sampul) sebagai daya tarik

Disamping cover atau sampul, majalah juga merupakan daya tarik tersendiri.

Cover adalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia. Cover majalah

biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang

menarik pula. Menarik tidaknya cover suatu majalah sangat bergantung pada

tipe majalahnya, serta konsitensi atau keajengan majalah tersebut dalam

menampilkan ciri khasnya (Ardianto, 2004:113-114)

2.3.3 Klasifikasi Majalah

Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama

yakni:

1. General consumer magazine (Majalah konsumen umum)

Konsumen majalah ini siapa saja, dapat membeli majalah tersebut di

sudut-sudut outlet, mall, supermall atau took buku local. Majalah

konsumen umum ini menyajikan informasi tentang produk dan jasa yang

diiklankan pada halaman-halaman tertentu.

2. Business publication (Majalah bisnis)

Majalah bisnis ini melayani secara khusus informasi bisnis, industri atau

profesi. Media ini tidak dijual di mall atau supermall, pembacanya

terbatas pada kaum profesional atau pelaku bisnis.

2. Literacy reviews and academic (Kritik sastra dan majalah ilmiah)

Terdapat ribuan nama majalah kritik sastra dan majalah ilmiah, yang

pada umumnya memiliki sirkulasi di bawah 10 ribu, dan banyak

diterbitkan oleh organisasi-organisasi nonprofit, universitas, yayasan

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

32

atau organisasi profesional. Majalah ini menerbitkan empat edisi atau

kurang dari itu setiap tahunnya, dan kebanyakan tidak menerima iklan.

3. Newsletter (Majalah khusus terbitan berkala)

Media ini dipublikasikan dengan bentuk khusus, 4-8 halaman dengan

perwajahan khusus pula. Media ini didistribusikan secara gratis atau

dijual secara berlangganan. Belakangan penerbitan newsletter telah

menjadi lahan bisnis basar.

4. Public relations magazine (Majalah humas)

Majalah PR ini diterbitkan oleh perusahaan, dan dirancang untuk

sirkulasi pada karyawan perusahaan, agen, pelanggan atau pemegang

saham. Jenis publikasi penerbitan ini berbeda sedikit dengan periklanan,

kendati menjadi bagian dari peomosi organisasi atau perusahaan yang

mensponsori penerbitan (Ardianto, 2004:107-108).

2.3.4 Fungsi Majalah

Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media

berbeda dengan yang lainnya. Majalah berita berfungsi sebagai media informasi

tentang berbagai peristiwa dalam dan luar negeri, dan fungsi berikutnya adalah

hiburan. Majalah wanita isinya relatif menyangkut berbagai informasi dan tips

masalah kewanitaan, lebih bersifat menghibur, fungsi informasi dan mendidik

mungkin menjadi prioritas berikutnya. Majalah pertanian fungsi utamanya adalah

memberi pendidikan mengenai cara bercocok tanam, sedangkan fungsi berikutnya

mungkin informasi (Ardianto, 2004:112)

Majalah Wanita

Majalah merupakan refleksi dari masyarakat atau keadaan zamannya, maka

dari sana pula, pembaca diharapkan akan mendapat gambaran utuh mengenai segala

sesuatu. Maraknya penerbitan majalah wanita, misalnya, memberikan gambaran

menyeluruh betapa pesatnya kemajuan yang dicapai kaum wanita saat ini.

Majalah wanita, majalah yang mempunyai tugas khusus menciptakan dunia

yang khas untuk wanita (Ibrahim dan suranto, 1988:117). Selain itu, pengertian lain

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

33

dari majalah wanita adalah majalah yang khusus menyajikan masalah kewanitaan atau

dunia wanita seperti mode, resep makanan, keluarga dan sebagainya dilengkapi

dengan foto-foto (Salim, 2002:910).

` Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa majalah

wanita adalah majalah yang memang khusus membahas tentang kehidupan dunia

wanita.

Tentang profil dan daya tarik majalah-majalah wanita saat ini, Toeti H.

Noerhadi, menyebutkan :

5. Halaman muka menampilkan wanita muda, menarik, terawat.

6. Wanita yang ditampilkan ialah wanita yang patuh pada tugas kewanitaan tapi

juga terbuka terhadap kehidupan masyarakat luas berpartisipasi, sedikitnya

mengikuti perkembangannya.

7. Majalah wanita hadir pada saat yang tepat sewaktu dunia usaha membuka

pintu lebar ke luar industri konsumsi.

8. Sasaran yang hendak dicapai majalah wanita adlah masyarakat luas kalangan

menengah sambil menawarkan daya dan selera yang tadinya dianggap hanya

terbatas menjadi prerogatif kalangan tinggi (Junaedhie, 1995:75).

2.4 Pengetahuan Fashion

Fashion merupakan mode atau cara berpakaian seseorang yang selalu

mengikuti trend dan perkembangan zaman. Fashion adalah suatu gambaran seseorang

dari luar. Jika seseorang menggunakan fashion dengan gayanya dan terlihat bagus

maka orang itu sudah memahami gaya fashion yang ada. Fashion yang ada dalam

majalah wanita dipakai para model – model cantik ataupun artis – artis terkenal.

Fashion yang digunakan oleh model ataupun artis nantinya akan menjadi trendsetter

(orang yang menciptakan mode yang kemudian dicontoh oleh orang lain). Mode –

mode terbaru lengkap disajikan dengan keterangan merk, harga, dan tempat

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 TEORI S -O-Rrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28642/3/Chapter II.pdf · Teori SOR sebagai singkatan dari ... Kelebihan komunikasi massa dibandingkan

34

penjualan. Ada unsur kebudayaan asing dan modern di dalamnya. Globalisasi

kebudayaan terjadi melalui majalah ini. Budaya barat dimasukkan melalui cara

penyampaian pesan dan contoh gambar. Sikap para pembaca terhadap kebudayaan ini

bervariasi. Hal ini tergantung dari penilaian masing – masing pembacanya.

Selain itu fashion juga semakin mendukung eksplotasi bagi perempuan.

Terlihat, saat ini perempuan dan remaja juga semakin ketularan perilaku majalah

fashion yang sangat mengumbar adegan perempuan yang menantang pria untuk

berlaku agresif. Setelah diekspos secara ekplisit seksual dalam suatu iklan

mengindikasikan stereotipe peran berdasarkan gender yang menerima, pemerkosaan

dan perilaku agresif terhadap perempuan. Hal ini semakin menjadikan perempuan

hanya sebagai objek untuk dinikmati sebagaimana sex roles-nya. Serta untuk

mendukung keberlanjutan industri yang saling diuntungkan.

Sementara itu, pengetahuan fashion yang dimaksud disini meliputi gaya hidup,

cara berbusana dan mode pakaian. Sedangkan pengetahuan diartikan sebagai

pengenalan akan suatu fakta yang disusun atas dasar-dasar perilaku manusia.

Universitas Sumatera Utara