bab ii tinjauan teori a. pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/dhani indrawan...

19
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan maupun perabaan (yosep,2011). Menurut stuart (2007) halusinasi adalah kesan,respon dan pengamalan sensori yang salah. Halusinasi juga dinyatakan sebagai persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa rangsangan dari luar (direja 2011). halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien terganggu terhadap suara atau bunyi tersebut.( Stuart, 2007). Dari beberapa pengertian yang ditemukan oleh para ahli mengenai halusinasi diatas disimpulkan bahwa halusinasi adalah suatu kejadian tidak nyata pada pancra indra tanpa adanya stimulasi dari luar. B. Etiologi 1. Faktor predisposisi halusinasi menurut stuart (2007) a. Faktor perkembangan Perkembangan klien yang terganggu misalnya kurangnya mengontrol emosi dan keharmonisan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah prustasi dan hilang percaya diri. Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Upload: dinhtram

Post on 16-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang

sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,

pengecapan maupun perabaan (yosep,2011).

Menurut stuart (2007) halusinasi adalah kesan,respon dan pengamalan sensori yang

salah. Halusinasi juga dinyatakan sebagai persepsi klien terhadap lingkungan tanpa

stimulus yang nyata,artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa

rangsangan dari luar (direja 2011).

halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari

suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien terganggu

terhadap suara atau bunyi tersebut.( Stuart, 2007).

Dari beberapa pengertian yang ditemukan oleh para ahli mengenai halusinasi diatas

disimpulkan bahwa halusinasi adalah suatu kejadian tidak nyata pada pancra indra tanpa

adanya stimulasi dari luar.

B. Etiologi

1. Faktor predisposisi halusinasi menurut stuart (2007)

a. Faktor perkembangan

Perkembangan klien yang terganggu misalnya kurangnya mengontrol emosi

dan keharmonisan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil,

mudah prustasi dan hilang percaya diri.

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

b. Faktor sosial kultural

Seseorag yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan

membekas diingatannya sampai dewasa dan ia akan merasakan disingkirkan,

kesepian dan tidak percaya pada lingkungan.

c. Faktor biokimia

Adanya stress yang berlebihan yang dialami oleh seseorang maka didalam

tuibuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia

buffofenon dan dimetytranforuse sehingga terjadi ketidak seimbangan acetylcolin.

d. Faktor psikologis

Tipe kepribadian yang lemah dan tidak bertanggung jawab akan mudah

terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif, klien lebih memilih kesenangan sesaat

dan lari dari alam nyata menuju alam khayal.

e. Faktor genetik dan pola asuh

Hasil study menunjukan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan

yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

2. Faktor presipitasi

Menurut stuart, (2007) faktor presipitasi terjadinya gangguan sensori persepsi

halusinansi adalah :

a. Biologis

Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses

informasi serta obnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang

menyebabkan ketidak mampuan untuk secara selektif menaggapi stimulasi yang

diterima oleh otak untuk di interpretasikan.

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

b. Stress lingkungan

Ambang toleransi terhadap stress terhadap stress yang berinteraksi terhadap

stresor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

c. Sumber koping

Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stresor.

C. Jenis-jenis halusinasi

Menurut stuart (2007) jenis halusinasi antara lain :

1. Halusinasi pendengaran

Karakteristik ditandai dengan mendengarkan suara, terutama suara-suara

orang. Biasanya klien mendengarkan suara yang sedang apa yang sedang

dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.

2. Halusinasi pengelihatan

Karakteristik dengan adanya stimulus pengelihatan dalam bentuk panca cahaya.

Gambaran geometric, gambaran kartun dan atau / panorama yang luas dan kompleks.

Pengelihatan bias menyenangkan dan menakutkan.

3. Halusinasi penghidungan

Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis atau bau yang

menjijikkan seperti darah,urine atau feses. Kadang-kadang terhirup bau harum.

Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang, dan dementie.

4. Halusinasi peraba

Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus

yang terlihat. Contoh merasakan semsasi listrik yang datang dari tanah, benda mati

atau orang lain.

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

5. Halusinasi pengecapan

Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis, dan

menjijikkan. Merasa, mengecap rasa seperti darah, urine, atau feses.

6. Halusinasi kenestik

Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir

melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

7. Halusinasi kinestetik

Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak

D. Tanda dan gejala

Menurut direja (2011) :

1. Halusinasi pendengaran

Ds : bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mengasahkan telinga

kearah tertentu, menutup telinga

Do : mendengar suara atau kegaduhan , mendengarkan suara yang bercakap-

cakap, suara yang menyuruh melakukan hal yang berbahaya.

2. Halusinasi penglihatan

Ds : menunjuk-nunjuk kearah tertentu ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas

Do : melihat bayangan hantu atau monster

3. Halusinasi penghidungan

Ds : menghidung seperti sedang membaui bau-bau tertentu, menutup hidung

Do : membaui bau-bauan seperti bau darah urine, feses(kadang kadang bau itu

menyenangkan)

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

4. Halusinasi mengecap

Ds : sering meludah dan muntah

Do : merasa rasa seperti darah,urine,feses

5. Halusinasi perabaan

Ds : menggaruk-garuk permukaan kulit

Do : mengatakan ada sertangga di permukaan kulit, merasa tersengat listrik

E. Psikopatologi

Proses terjadinya halusinasi diawali dengan seseorang yang mengalami

halusinasi akan menganggap sumber dari halusinasinya berasal dari lingkungannya /

stimulasi eksternal. Padahal sumber itu berasal dari stimulus internal yang berasal dari

dalam dirinya tanpa ada stimulus eksternal yosep (2011). Pada fase awal masalah itu

menimbulkan pningkatan kecemasan yang terus-menerus dan sistem pendukung yang

kurang akan membuat persepsi untuk membeda-bedakan apa yang dipikirkan dengan

perasaan sendiri menurun, klien sulit tidur sehingga terbiasa menghayal dan klien biasa

menganggap lamunan itu sebagai pemecahan masalah.

Meningkat pula pada fase comforting, klien menglami emosi yang berlanjut

seperti adanya cemas, kesepian, perasaan berdosa dan sensoriknya dapat diatur. Pada

fase ini klien cenderung merasa nyaman dengan halusinasinya.

Halusinasi menjadi sering dating. Klien tidak mampu lagi mengontrolnya dan

berupaya menjaga jarak dengan obyek yang di persesikan. Pada fase condemning klien

mulai menarik diri dari orang lain. Pada fase controlling klien bisa merasakan kesepian

bila halusinasinya berhenti. Pada fase conquering lama-kelamaan pengalaman

sensorisnya terganggu,klien merasa terancam dengan halusinasinya terutama bila tidak

menuruti perintah yang ia dengar dari halusinasinya.

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

Halusinasi menjadi sering dating, klien tidak lagi mampu mengontrolnya dan

berupaya menjaga jarak dengan obyek yang dipersepsikan. Pada fase codeming klien

mulai menarik diri dari orang lain. Pada fase controlling klien dapat merasakan kesepian

bila halusinansinya berhenti. Pada fase conquaering lama kelamaan pengalaman

sesnsorinya terganggu,klien merasa terancam dengan halusinasinya terutama bila tidak

menuruti perintah yang ia dengar dan halusinasinya.

F. Rentang Respon

Faktor predisposisi

Biologi psikologi sosial budaya

Stressor halusinasi

Biologi tekanan lingkungan gejala

Penilaian terhadap stresor

Penurunan koping

Mekanisme koping

Menarik diri proyeksi regresi

Konstruktif restruktif

Adaptif mal adaptif

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

Pikiran logis Proses pikir terganggu Gangguan proses piker

Persepsi tepat Ilusi Halusinasi

Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

Interaksi sosial

harmonis

Menarik diri Isolasi social

Sumber ; Stuart (2007)

G. Pohon Masalah

Resiko perilaku kekerasan Akibat

Gangguan sensori persepsi : halusinasi Core Problem

Isolasi sosial Penyebab

Gangguan konsep diri : HDR

(Keliat, 2005)

H. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi

2. Isolasi sosial

3. Gangguan konsep diri : HDR

4. RPK

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

I. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi

Tujuan Umum : klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi

halusinasi.

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengenal halusinasi

c. Klien dapat mengontrol halusinasi

d. Klien dapat memilih cara mengatasi seperti yang telah didiskusikan

e. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi

f. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

Intervensi :

a. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik

b. Sapa klien dengan ramah

c. Perkenalkan diri dengan sopan

d. Tanyakan nama lengkap klien

e. Jelaskan tujuan pertemuan

f. Jujur dan tepat janji

g. Tunjukan sikap empati

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

h. Beri perhatian kepada klien

i. Observasi tingkah laku keterkaitan dengan halusinasi

j. Bantu klien mengenal halusinasi

k. Diskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan halusinasi

l. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi

m. Diskusikan manfaat yang dilakukan klien dan beri pujian pada klien.

n. Diskusikan cara lain untuk memutuskan mengontrol halusinasi

o. Bantu klien melatih cara memutus halusinasi

p. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dilatih

q. Ajarkan klien untuk memberi tahu keluarga jika mengalami halusinasi

r. Diskusikan dengan keluarga pada saat berkunjung tentang gejala halusinasi yang

dialami

s. Cara yang dapat dilakukan klien untuk memutuskan halusinasi

t. Cara merawat halusinasi dirumah , beri kegiatan , jangan biarkan sendiri.

u. Beri reinforcement karena sudah berinteraksi

v. Diskusikan dengan klien keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat.

w. Anjurkan klien minta obat sendiri pada perawat dan merasakan manfaat.

x. Anjurkan klien bicara minta pada dokter tentang manfaat , efek samping obat.

y. Bantu klien minum obat. (Yosep, 2011)

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

2. Resiko Perilaku Kekerasan

TujuanUmum : Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

Tujuan Khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan:

1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan

jelaskan tujuan interaksi.

2) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.

Tindakan:

1) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.

2) Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.

3) Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap

tenang.

c. Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.

Tindakan :

1) Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.

2) Observasi tanda perilaku kekerasan.

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

3) Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami klien.

d. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

Tindakan:

1) Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

2) Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

3) Tanyakan “apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?”

e. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

Tindakan:

1) Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.

2) Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.

3) Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.

f. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.

Tindakan :

1) Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.

2) Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal,

berolah raga, memukul bantal / kasur.

3) Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung

4) Secara spiritual : berdoa, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi

kesabaran.

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

g. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.

Tindakan:

1) Bantu memilih cara yang paling tepat.

2) Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.

3) Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.

4) Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.

5) Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.

h. Klien mendapat dukungan dari keluarga.

Tindakan :

1) Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan

keluarga.

2) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

i. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).

Tindakan:

1) Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek

samping).

2) Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis,

cara dan waktu).

3) Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Tujuan Umum : Klien tidak melakukan kekerasan

Tujuan Khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan:

1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan

jelaskan tujuan interaksi.

2) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

Tindakan:

1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2) Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien

3) Utamakan pemberian pujian yang realitas

c. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan

keluarga

Tindakan:

1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

d. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang

dimiliki

Tindakan :

1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai

kemampuan.

2) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.

3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Tindakan :

1) Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan

2) Beri pujian atas keberhasilan klien

3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

4) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

(Yosep, 2011)

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

4. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tujuan umum : Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tujuan khusus :

a. Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya

b. Pasien mampu mengungkapkan perasaannya

c. Pasien mampu meningkatkan harga dirinya

d. Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik

Tindakan :

a. Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang laain dan

lingkungan

b. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :

1) Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya

2) Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang positif

3) Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting

4) Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien

5) Merencanakan yang dapat pasien lakukan

c. Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :

1) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya

2) Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara penyelesian masalah

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

3) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik

(Yosep, 2011)

5. Isolasi Sosial.

Tum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.

Tuk 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Kriteria Hasil : Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata,

mau berjabat tangan, mau menyebut nama, mau menjawab salam, klien

mau duduk berhadapan dengan perawat, mau mengutarakan masalah

yang dihadapi.

Intervensi :

a. Sapa Klien dengan ramah.

b. Perkenalkan diri dengan sopan.

c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai.

d. Jelaskan tujuan pertemuan kepada klien.

e. Jujur dan menepati janji.

f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

Tuk 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

Kriteria Hasil : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari diri

sendiri, orang lain, dan lingkungan.

Intervensi :

a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri, dan tanda-tandanya.

b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri.

c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, dan tanda-tandanya.

d. Beri pujian kepada klien tentang ungkapan perasaannya.

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

Tuk 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan

kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Kriteria Hasil : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain

misalnya banyak teman, tidak sendiri, dan 24emb diskusi. Klien dapat

menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain misalnya

sendiri, tidak memiliki teman, dan sepi.

Intervensi :

a. Kaji pengetahuan klien tentang keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan

orang lain.

b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan dan

kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

c. Diskusikan dengan klien tentang keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan

orang lain.

d. Beri pujian positif tentang kemampuan klien mengungkapkan perasaannya tentang

keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Tuk 4 : Klien dapat berhubungan 24ember secara bertahap.

Kriteria Hasil : Klien dapat mendemonstrasikan berhubungan dengan orang lain (klien-

perawat)

Intervensi :

a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.

b. Ajarkan klien berkenalan antara :

1) Klien-perawat

2) Klien-perawat-perawat lain

3) Klien-perawat-klien lain

c. Beri pujian positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

d. Bantu klien untuk mengevaluasi keuntungan berhubungan dengan orang lain dan

kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

e. Motivasi klien untuk berhubungan dengan orang lain.

Tuk 5 : Klien dapat berhubungan dengan orang lain (klien-perawat lain).

Kriteria Hasil : Klien dapat mendemonstrasikan berhubungan dengan orang lain (klien

perawat lain).

Intervensi :

a. Beri kesempatan klien untuk berkenalan dengan seorang perawat.

b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan bila berhubungan dengan orang lain.

c. Beri pujian positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan tentang manfaat

berhubungan dengan orang lain.

Tuk 6 : Klien dapat berhubungan dengan orang lain (klien-kelompok perawat/klien

lain).

Kriteria Hasil : Klien dapat mendemonstrasikan berhubungan dengan orang lain (klien-

perawat-klien lain).

Intervensi :

a. Beri kesempatan klien untuk berhubungan dengan orang lain (klien-kelompok

perawat/klien lain).

b. Beri pujian positif atas kemampuan klien berhubungan dengan orang lain (klien-

kelompok perawat/klien lain).

c. Motivasi klien untuk berhubungan dengan orang lain.

Tuk 7 : Klien dapat memberdayakan 25ember pendukung atau keluarga mampu

mengungkapkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1963/3/DHANI INDRAWAN BAB II.pdf · Emosi konsisten Perilaku yang tidak bias Kesukaran proses piker

Kriteria Hasil : Keluarga dapat menjelaskan perasaannya, cara merawat klien menarik

diri, mendemonstrasikan perawatan klien menarik diri, berpartisipasi

dalam perawatan klien.

Intervensi :

a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga.

b. Diskusikan dengan keluarga tentang perilaku menarik diri, penyebab menarik diri,

dan cara menghadapi klien menarik diri.

c. Dorong keluarga untuk 26ember dorongan kepada klien untuk berhubungan dengan

orang lain.

d. Anjurkan anggota keluarga secara rutin atau bergantian untuk menjenguk klien di

rumah sakit, minimal 1 minggu sekali.

e. Beri pujian positif atas hal yang telah dicapai keluarga.

(Yosep, 2011)

Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014