bab ii tinjauan pustaka - · pdf filemendukung seluruh strategi bisnis. strategi teknologi...
TRANSCRIPT
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Konsep Sistem Informasi
Menurut Turban [17] Sistem informasi merupakan sistem yang mengumpulkan,
memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan data dan informasi untuk
tujuan yang spesifik.
Menurut UK Academy of Information Systems (UKAIS) sistem informasi adalah
penggunaan teknologi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan,
menggunakan dan menyebarkan informasi oleh orang dan organisasi [18].
Misi Sistem Informasi adalah menyediakan data yang berkualitas untuk
mendukung kebutuhan bisnis sedangkan misi substansial dari sistem informasi
berkaitan dengan critical success factor tujuan bisnis menurut Spewak (1992),
adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan akses yang efektif atas data dalam format yang berguna pada
waktu dan lokasi dibutuhkan.
b. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan bisnis
(fleksibel) serta mudah dan efisien dalam pemeliharannya.
c. Mengelola data sehingga memiliki integritas, konsistensi dan kesesuaian
dengan standar untuk skala seluruh enterprise.
d. Mengintegrasikan data dan aplikasi seluruh enterprise, sehingga baik data dan
aplikasi dapat digunakan oleh seluruh pihak (unit organisasi) terkait dalam
enterprise.
e. Memiliki aspek pembiayaan yang efektif, memberikan pertambahan nilai dan
return on investment (ROI) yang jelas dan terukur.
Komponen Sistem Informasi menurut Turban (2008) terdiri dari :
1. Hardware, merupakan kumpulan peralatan seperti prosesor, monitor,
keyboard, printer untuk mengumpulkan data dan informasi, memproses
dan menampilkannya.
2. Software, merupakan kumpulan program yang menginstruksikan hardware
untuk memproses data.
8
3. Database, merupakan kumpulan file, tabel, relasi dan sebagainya yang
menyimpan data dan menghubungkan antar data.
4. Network, merupakan sistem yang menghubungkan antar komputer yang
berbeda sehingga memungkinkan terjadinya sharing sumber daya.
5. Procedure, merupakan kumpulan instruksi tentang bagaimana
menggabungkan hardware, software, database, dan network untuk
memproses informasi dan menghasilkan output yang diinginkan.
6. People, merupakan individu yang bekerja dengan sistem, yang berinteraksi
dengan sistem atau yang menggunakan output dari sistem.
Kriteria informasi menurut COBIT [8] adalah sebagai berikut :
a. Efektivitas: informasi relevan dan dapat diterapkan pada proses bisnis, dan
disediakan secara tepat, konsisten, berguna, dan tepat waktu.
b. Efisiensi: penyediaan informasi dengan penggunaan sumber daya secara
optimal (produktif dan ekonomis).
c. Kerahasiaan: perlindungan atas informasi yang sensitif dari pengungkapan
yang tidak terotorisasikan.
d. Integritas: akurasi dan kelengkapan informasi serta validitasnya sesuai
dengan harapan dan nilai-nilai bisnis.
e. Ketersediaan: informasi tersedia ketika diperlukan oleh proses bisnis dan
juga dalam hal menjaga sumber dayanya.
f. Kepatuhan: sesuai, selaras dengan hukum, peraturan, dan pengaturan-
pengaturan kontraktual atas proses-proses bisnis.
g. Kehandalan Informasi: berkaitan dengan kehandalan sistem untuk
menyediakan informasi bagi manajemen, menyediakan pelaporan
informasi finansial bagi pengguna, dan menyediakan informasi bagi pihak-
pihak regulator dalam kaitannya dengan kepatuhan atas hukum dan aturan-
aturan.
9
II.1.1. Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Perencanaan strategis sistem informasi merupakan langkah awal dalam
metodologi kerekayasaan informasi yang dikemukakan oleh James Martin [10].
Perencanaan stretegis sistem informasi bertujuan untuk mempersiapkan rencana
bagi pengelolaan analisis, perancangan dan pengembangan sistem informasi
berbasis komputer.
Gambar II.1 Piramid metodologi kerekayasaan informasi
Metodologi kerekayasaan informasi direpresentasikan dalam bentuk sebuah
piramid seperti pada gambar II.1. Pada tiap langkahnya dilihat dari dua sisi yaitu
data dan aktivitas. Pada puncak piramid adalah perencanaan strategis sistem
informasi, yang jika dilihat dari sisi data merupakan tinjauan strategis terhadap
kebutuhan informasi untuk menjalankan enterprise secara efektif sedangkan dari
sisi aktivitas adalah tinjauan strategis bagaimana teknologi dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja enterprise. Pada lapis ke dua adalah analisis data dan proses
yang dibutuhkan untuk mengoperasikan perusahaan. Pada lapis ke tiga
berhubungan dengan perancangan sistem dan lapis yang terakhir adalah
konstruksi dari sistem informasi yang dibutuhkan.
10
Menurut Ward [18] Strategi dapat didefinisikan sebagai kumpulan aksi yang
terintegrasi bertujuan pada peningkatan kemajuan enterprise jangka panjang dan
merupakan kekuatan dari enterprise terhadap competitor. Perencanaan strategis
merupakan analisis secara sistematis dan komprehensif untuk mengembangkan
sebuah rencana kegiatan.
Secara esensial, strategi SI/TI dibagi menjadi dua bagian yaitu komponen sistem
informasi dan komponen teknologi informasi. Strategi sistem informasi
mendefinisikan kebutuhan organisasi akan informasi dan sistem untuk
mendukung seluruh strategi bisnis. Strategi teknologi informasi fokus pada visi
bagaimana kebutuhan organisasi akan informasi dan sistem dapat di dukung oleh
teknologi [18].
Perencanaan sistem informasi merupakan proses untuk menetapkan serangkaian
kegiatan pemanfaataan sistem informasi atau teknologi informasi untuk
mendukung bisnis suatu organisasi dan merupakan langkah awal dalam
pencapaian misi sistem informasi.
II.1.2. Sistem Informasi Terintegrasi
Sistem informasi terintegrasi sering direpresentasikan dengan Sistem Informasi
Enterprise (SIE), merupakan kumpulan sistem informasi yang terintegrasi dan
bertujuan mendukung kegiatan-kegiatan sebuah enterprise seperti Enterprise
Resource Planning (ERP), sistem-sistem legacy, dan sistem-sistem transaksional.
Dengan ciri-cirinya mempunyai tingkat keterpaduan (integrasi) yang tinggi untuk
mengakomodasi kebutuhan data/informasi yang terpadu pula [11].
Integrasi sistem informasi fungsional organisasi bertujuan untuk mendukung
tersedianya informasi yang berkualitas dan sharing informasi antar unit
organisasi. Integrasi sistem informasi dapat mengurangi hambatan-hambatan antar
departemen, mengurangi duplikasi effort, mengurangi biaya, meningkatkan
produktifitas pegawai dan memfasilitasi sharing informasi dan kolaborasi yang
penting untuk meningkatkan layanan customer [17].
11
Pendekatan dalam integrasi sistem informasi :
1. Pendekatan total dan homogen
Pendekatan ini dianut oleh vendor-vendor besar sepeti SAP dan Peoplesoft.
Integrasi dilakukan pada setiap aspek dalam organisasi/bisnis seperti personalia,
keuangan, produksi, pemasaran, inventory, dan lain-lain dan didorong oleh satu
kerangka pandang yang standar (standar bisnis atau penyediaan layanan). Dengan
pendekatan total dan serentak, diharapkan integrasi dapat dilakukan secara lebih
mudah karena homogenitas komponen-komponen sistem dapat terjaga. Tetapi
pendekatan ini tidak cocok untuk organisasi kecil atau tingkat kematangan
teknologi informasinya belum tinggi karena implementasinya memerlukan biaya
yang mahal serta memerlukan waktu lama.
2. Pendekatan bertahap (bottom-up)
Pendekatan ini dimulai bawah (bottom-up), dengan memperhatikan kondisi saat
ini (existing condition). Integrasi dimulai dengan “merangkai” sistem-sistem yang
ada menuruti pola/arsitektur integrasi yang juga bisa berkembang. Kelebihan dari
pendekatan ini adalah implementasinya lebih murah dan benar-benar berangkat
dari kondisi yang ada, sedangkan kelemahannya memerlukan waktu yang lama.
dan solusi yang diperoleh cenderung ad-hoc dan tidak mengikuti standar.
II.2. Konsep Arsitektur Enterprise
Untuk mengelola sebuah organisasi atau sebuah sistem yang kompleks diperlukan
arsitektur. Arsitektur menggambarkan struktur organisasi, proses bisnis, aplikasi
dan infrastruktur serta hubungannya dalam sebuah organisasi.
Menurut standar IEEE definisi arsitektur adalah organisasi fundamental dari
sebuah sistem yang terdiri atas komponen-komponennya, hubungannya satu sama
lain dan hubungannya dengan lingkungan serta panduan prinsip desain dan
evolusinya. Berdasarkan definisi di atas arsitektur mengakomodasi blueprint dan
prinsip-prinsip umum. Secara ringkas arsitektur dapat didefinisikan sebagai
12
“struktur dengan sebuah visi”. Sebuah arsitektur menyediakan cara pandang
sistem yang terintegrasi terhadap sistem yang akan dirancang atau dipelajari [9].
Arsitektur adalah sebuah proses juga sebuah produk. Sebagai sebuah produk
arsitektur memberikan panduan kepada manajer dalam perancangan proses bisnis
dan kepada pengembang sistem dalam membangun aplikasi-aplikasi yang selaras
dengan tujuan dan kebijakan bisnis. Sedangkan arsitektur sebagai sebuah proses
terdiri dari langkah-langkah yang dilakukan untuk mendefinisikan arsitektur
enterprise. Dalam setiap fase dari proses arsitektur memerlukan adanya
komunikasi yang jelas dengan para stakeholder [9].
Menurut The Open Group 2002, Enterprise didefinisikan sebagai kumpulan dari
organisasi yang mempunyai sekumpulan tujuan umum dan/atau sebuah single
bottom line. Arsitektur enterprise didefinisikan sebagai sebuah hubungan logis
yang menyeluruh dari prinsip-prinsip, metode, dan model yang digunakan dalam
merancang dan merealisasikan struktur organisasi, proses bisnis, sistem informasi
dan infastruktur sebuah enterprise. Arsitektur enterprise menyediakan cara
pandang yang menyeluruh dari sebuah enterprise [9].
Arsitektur Enterprise adalah kumpulan representasi deskriptif (model) yang
relevan untuk menjelaskan sebuah enterprise, dengan demikian dapat digunakan
untuk kebutuhan pengelolaan dan pemeliharaan enterprise. Arsitektur Enterprise
menyediakan sebuah gambaran umum dari sumber daya utama enterprise (orang,
proses dan teknologi) dan bagaimana mereka berintegrasi untuk menyediakan
driver utama bagi enterprise. Enterprise Architecture Framework menyediakan
sebuah kerangka kerja dimana semua informasi enterprise dapat diklasifikasikan
dan dihubungkan dalam bentuk yang tepat dan ditelusuri sehingga dapat
mengidentifikasi masalah-masalah integrasi. [1]
Arsitektur enterprise mempunyai dua fungsi utama yaitu:
1. Sesebagai engineering tools, arsitektur enterprise mendefinisikan
kebutuhan informasi dan komponen-komponenya serta metodologi yang
digunakan enterprise untuk menghasilkannya.
13
2. Sebagai management tools, seorang manajer dapat membayangkan
hubungan antar artifak pada level yang berbeda dalam arsitektur
enterprise (hubungan antar proses, sumber daya, informasi, strategi,
sistem informasi dan lainnya).
II.2.1. Zachman Framework
Zachman Framework merupakan sebuah kerangka kerja arsitektur enterprise
yang dikemukan oleh John Zachman pada tahun 1987. Framework ini melihat
sebuah enterprise dari berbagai perspektif terhadap berbagai aspek yang terdapat
dalam enterprise dan digambarkan dalam bentuk matriks yang terdiri atas baris
dan kolom.
Baris merepresentasikan sudut pandang dari berbagai perspektif orang-orang yang
terlibat dalam proses pengembangan sistem. Perspektif-perspektif tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Scope (Planner’s view)
Menetapkan arahan dan tujuan bisnis enterprise, menetapkan konteks dari
pengembangan sistem termasuk batasan pengembangan sistem dan proyek
pengembangannya.
2. Enterprise Model (owner’s view)
Menetapkan struktur organisasi dan model bisnis
3. System Model (designer’s view)
Mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan sistem secara logic seperti fungsi-fungsi
proses dan data.
4. Technology Model (builder’ view)
Menjelaskan bagaimana teknologi dapat digunakan dalam pemrosesan
informasi seperti database model, interface, bahasa pemrograman dan lainnya.
5. Detailed Representation (sub-contractor’s view)
Menjelaskan komponen sistem secara terperinci seperti spesifikasi database
storage, network, yang bisa dialokasikan pada kontraktor untuk implementasi.
6. Functioning Enterprise
Merupakan gambaran presentasi organisasi dalam bentuk sistem yang baru.
14
Sedangkan kolom merepresentasikan aspek-aspek yang ada dalam proses
pengembangan sistem yaitu
1. Data (what)
2. Function (how)
3. Network (where)
4. People (who)
5. Time (when)
6. Motivation (why)
Keuntungan dari zachman framework adalah mudah dipahami dan menyediakan
kerangka kerja yang komprehensif untuk arsitektur enterprise.
VA Enterprise Architecture
DATAWhat
FUNCTIONHow
NETWORKWhere
PEOPLEWho
TIMEWhen
MOTIVATIONWhy
DATAWhat
FUNCTIONHow
NETWORKWhere
PEOPLEWho
TIMEWhen
MOTIVATIONWhy
SCOPE(CONTEXTUAL)
Planner
ENTERPRISEMODEL(CONCEPTUAL)
Owner
SYSTEM MODEL(LOGICAL)
Designer
TECHNOLOGYMODEL(PHYSICAL)
Builder
DETAILEDREPRESENTATIONS(OUT-OF-CONTEXT)
Sub-Contractor
FUNCTIONINGENTERPRISE
Things Important to the Business
Entity = Class of Business Thing
Processes Performed
Function = Class of Business Process
Semantic Model
Ent = Business Entity Rel = Business Relationship
Business Process Model
Proc = Business Process I/O = Business Resources
Business LogisticsSystem
Node = Business Location Link = Business Linkage
Work Flow Model
People = Organization Unit Work = Work Product
Master Schedule
Time = Business Event Cycle = Business Cycle
Business Plan
End = Business Objectiv e Means = Business Strategy
ImportantOrganizations
People = Major Organizations
Business locations
Node = Major Business Locations
Ev ents Significantto the Business
Time = MajorBusiness Event
Business Goalsand Strategy
Ends/Means =Major Business Goals
Logical DataModel
Ent = Data Entity Rel = Data Relationship
Application Architecture
Proc = Application Function I/O = User Views
Distributed SystemArchitecture
Node = IS Function Link = Line Characteristics
Human InterfaceArchitecture
People = Role Work = Deliv erable
ProcessingStructure
Time = System Event Cycle = Processing Cycle
Business RuleModel
End = Structural Assertion Means = Action Assertion
Physical DataModel
Ent = Segment/Table Rel = Pointer/Key
SystemDesign
Proc = Computer Function I/O = Data Elements/Sets
TechnologyArchitecture
Node = Hardware/Softw are Link = Line Specifications
PresentationArchitecture
People = User Work = Screen Format
ControlStructure
Time = Ex ecute Cycle = Component Cycle
RuleDesign
End = Condition Means = Action
DataDefinition
Ent = Field Rel = Address
Program
Proc = Language Statement I/O = Control Block
Netw orkArchitecture
Node = Addresses Link = Protocols
SecurityArchitecture
People = IdentityWork = Job
Timing Definition
Time = InterruptCycle = Machine Cycle
RuleDesign
End = Sub-Condition Means = Step
Data
Ent = Rel =
Function
Proc =I/O =
Netw ork
Node = Link =
Organization
People = Work =
Schedule
Time = Cycle =
Strategy
End = Means =
VA Enterprise Architecture
DATAWhat
FUNCTIONHow
NETWORKWhere
PEOPLEWho
TIMEWhen
MOTIVATIONWhy
DATAWhat
FUNCTIONHow
NETWORKWhere
PEOPLEWho
TIMEWhen
MOTIVATIONWhy
SCOPE(CONTEXTUAL)
Planner
ENTERPRISEMODEL(CONCEPTUAL)
Owner
SYSTEM MODEL(LOGICAL)
Designer
TECHNOLOGYMODEL(PHYSICAL)
Builder
DETAILEDREPRESENTATIONS(OUT-OF-CONTEXT)
Sub-Contractor
FUNCTIONINGENTERPRISE
Things Important to the Business
Entity = Class of Business Thing
Processes Performed
Function = Class of Business Process
Semantic Model
Ent = Business Entity Rel = Business Relationship
Business Process Model
Proc = Business Process I/O = Business Resources
Business LogisticsSystem
Node = Business Location Link = Business Linkage
Work Flow Model
People = Organization Unit Work = Work Product
Master Schedule
Time = Business Event Cycle = Business Cycle
Business Plan
End = Business Objectiv e Means = Business Strategy
ImportantOrganizations
People = Major Organizations
Business locations
Node = Major Business Locations
Ev ents Significantto the Business
Time = MajorBusiness Event
Business Goalsand Strategy
Ends/Means =Major Business Goals
Logical DataModel
Ent = Data Entity Rel = Data Relationship
Application Architecture
Proc = Application Function I/O = User Views
Distributed SystemArchitecture
Node = IS Function Link = Line Characteristics
Human InterfaceArchitecture
People = Role Work = Deliv erable
ProcessingStructure
Time = System Event Cycle = Processing Cycle
Business RuleModel
End = Structural Assertion Means = Action Assertion
Physical DataModel
Ent = Segment/Table Rel = Pointer/Key
SystemDesign
Proc = Computer Function I/O = Data Elements/Sets
TechnologyArchitecture
Node = Hardware/Softw are Link = Line Specifications
PresentationArchitecture
People = User Work = Screen Format
ControlStructure
Time = Ex ecute Cycle = Component Cycle
RuleDesign
End = Condition Means = Action
DataDefinition
Ent = Field Rel = Address
Program
Proc = Language Statement I/O = Control Block
Netw orkArchitecture
Node = Addresses Link = Protocols
SecurityArchitecture
People = IdentityWork = Job
Timing Definition
Time = InterruptCycle = Machine Cycle
RuleDesign
End = Sub-Condition Means = Step
Data
Ent = Rel =
Function
Proc =I/O =
Netw ork
Node = Link =
Organization
People = Work =
Schedule
Time = Cycle =
Strategy
End = Means =
Gambar II.2 Zachman framework
15
II.2.2. Enterprise Architecture Planning (EAP)
Enterprise Architecture Planning (EAP) adalah proses pendefinisian arsitektur
penggunaan informasi dalam mendukung bisnis dan rencana untuk
mengimplementasikannya. EAP merupakan metodologi yang dikembangkan
untuk membangun arsitektur enterprise dan bagian dari proses perencanaan sistem
informasi yang dapat mencapai misi sistem informasi dalam waktu jangka
panjang [13].
EAP mengadopsi dua baris dan tiga kolom pertama dari Zachman Framework dan
menghasilkan blue-print dari data, aplikasi dan teknologi pada aras tinggi. EAP
merupakan sebuah metodologi yang didasarkan pada dorongan bisnis dan
dorongan data karena :
1. Model bisnis yang stabil (bebas dari batasan organisasi, sistem dan
prosedur) adalah pondasi untuk arsitektur enterprise.
2. Data didefinisikan terlebih dahulu sebelum mendefinisikan aplikasi.
3. Ketergantungan data menentukan rangkaian dalam mengimplementasikan
sistem aplikasi.
Gambar II.3 Metodologi EAP dalam zachman framework
16
EAP berfokus pada pendefinisian arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur
teknologi untuk keseluruhan enterprise bukan perancangan untuk tujuan yang
spesifik.
Gambar II.4 Tahapan dalam metodologi EAP
Metodologi EAP seperti pada gambar II.4 terdiri atas empat lapis kegiatan yaitu:
1. Lapisan pertama merupakan inisiasi perencanaan untuk mempersiapkan
pelaksanaan proyek perencanaan arsitektur enterprise.
2. Lapisan ke dua merupakan pendefinisian dari organisasi saat ini, terdiri atas
dua kegiatan yaitu:
a. Pemodelan bisnis, merupakan kegiatan mengumpulkan informasi dan
pengetahuan mengenai proses bisnis yang dilakukan oleh organisasi.
b. Sistem informasi dan teknologi yang digunakan saat ini, mendefinisikan
sistem aplikasi dan dukungan platform teknologi yang digunakan oleh
organisasi dalam mendukung proses bisnisnya.
3. Lapisan ke tiga, menentukan posisi yang diinginkan dimasa depan, terdiri atas
tiga kegiatan yaitu:
a. Pembangunan arsitektur data, merupakan kegiatan untuk menentukan jenis
data utama yang dibutuhkan untuk mendukung kelangsungan bisnis.
b. Pembangunan arsitektur aplikasi merupakan kegiatan untuk menentukan
aplikasi-aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan
mendukung fungsi bisnis.
c. Pembangunan arsitektur teknologi, merupakan kegiatan untuk menentukan
platform teknologi yang dibutuhkan guna menyediakan sebuah lingkungan
17
agar aplikasi-aplikasi yang mengelola data dan mendukung fungsi bisnis
dapat berjalan.
Tanda panah pada lapisan ini menunjukkan bahwa arsitektur data
didefinisikan terlebih dahulu sebelum arsitektur aplikasi dan arsitektur
teknologi.
4. Lapisan ke empat merupakan rencana implementasi atau migrasi, yaitu
mendefinisikan tahapan-tahapan kegiatan untuk migrasi dari sistem yang lama
ke sistem yang diinginkan seperti kegiatan implementasi aplikasi, jadwal
untuk implementasi, analisis biaya dan manfaat dan lain-lain.
Output yang dihasilkan dari masing-masing tahapan dapat dilihat pada tabel II.1
berikut:
Tabel II.1 Hasil Setiap Tahapan dalam EAP
No Tahapan Hasil
1. Planning Initiation Lingkup, tujuan, visi, metodologi, tools, team, persentasi, workplan
2. Business Modeling Struktur organisasi, Model fungsi bisnis
3. Enterprise Survey Model fungsi bisnis
4. Current System & Technology
Information Resource Catalog (IRC), skema sistem
5. Arsitektur Data Entitas, E-R Diagram, Matriks entitas-Fungsi, Laporan arsitektur data.
6. Arsitektur Aplikasi Definisi aplikasi, Matriks aplikasi, analisis pengaruh aplikasi, Laporan arsitektur aplikasi
7. Arsitektur Teknologi Distribusi data/aplikasi, Laporan arsitektur teknologi
8. Perencanaan implementasi
Rangkaian aplikasi, perencanaan migrasi, cost dan benefit, success factor dan rekomendasi
18
II.3. Pemodelan bisnis
Pemodelan bisnis merupakan proses pendefinisian bisnis, bertujuan untuk
menyediakan pengetahuan yang lengkap, menyeluruh dan konsisten yang dapat
digunakan untuk mendefinisikan arsitektur enterprise dan rencana implementasi.
Pemodelan bisnis akan mengidentifikasi fungsi-fungsi bisnis, mendeskripsikan
setiap fungsi dan mengidentifikasi unit organisasi yang melakukan setiap fungsi
tersebut.
Tahap ini terdiri atas tiga langkah :
1. Mendokumentasikan struktur organisasi.
2. Mengidentifikasi dan menentukan fungsi bisnis
3. Mendokumentasikan model bisnis dan mengkomunikasikannya pada
komunitas bisnis untuk mendapatkan pendapat mereka.
II.3.1. Model Rantai Nilai
Model rantai nilai dikemukan oleh Porter tahun 1985. Berdasarkan Model rantai
nilai Porter, kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi dibagi menjadi dua
bagian yaitu kegiatan utama dan kegiatan pendukukung. Kegiatan utama
merupakan kegiatan bisnis yang menghasilkan barang dan menciptakan value
untuk customer. Value adalah nilai produk/layanan yang diterima oleh customer.
Kegiatan utama meliputi pembelian material, pemrosesan material menjadi
produk, dan pengiriman produk ke customer. Kegiatan utama terdiri dari lima
kegiatan yaitu:
1. Logistik masukan, merupakan aktivitas yang berhubungan dengan
penerimaan, penyimpanan dan menyebarkan masukan.
2. Operasional, merupakan aktivitas yang mentranformasikan masukan
menjadi keluaran atau menjadi produk akhir.
3. Logistik keluaran, merupakan aktivitas yang berhubungan dengan
penyimpanan dan distribusi produk/jasa ke pelanggan
4. Pemasaran dan penjualan, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pemasaran dan penjualan seperti penelitian pasar, promosi dan sebagainya
19
5. Layanan, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyedia layanan
untuk meningkatkan pemeliharaan produk seperti instalasi, pelatihan,
perbaikan, supply bahan dan perawatan.
Kegiatan utama membentuk serangkaian proses yang memberikan pertambahan
value terhadap produk dalam setiap kegiatan. Kegiatan utama didukung dan
dilanjutkan dengan beberapa kegiatan pendukung berikut ini:
1. Infrastruktur perusahaan, merupakan aktivitas, biaya aset yang
berhubungan dengan manajemen umum, accounting dan keuangan,
keamanan dan keselamatan sistem informasi dan fungsi lainnya.
2. Manejemen sumber daya manusia, terdiri dari aktivitas yang terlibat dalam
pengelolaan sumber daya manusia seperti penerimaan, administrasi,
pelatihan, pengembangan dan kompensasi untuk semua pegawai dan
mengembangkan tingkat keahlian pekerja.
3. Pengembangan teknologi, merupakan aktivitas yang terkait dengan biaya
yang berhubungan dengan produk, perbaikan proses, perencanaan
peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem
telekomunikasi, kapabilitas basis data baru dan pengembangan dukungan
sistem berbasis komputer.
4. Pengadaan, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan berbagai
sumber daya yang diperoleh seperti pembelian input yang digunakan
dalam rantai nilai organisasi.
Infrastruktur perusahaan
Manajemen Sumber daya Manusia
Pengadaan
Pengembangan teknologi
Logistik Masukan Operasi
Logistik Keluaran
Pemasaran&Penjualan
Layanan
Aktivitas
Utam
aA
ktivitas P
endukung
Gambar II.5 Model rantai nilai Porter
20
Istilah margin mengisyaratkan bahwa organisasi mendapat suatu margin
keuntungan melalui kinerja yang efektif dan efisien yang tergantung pada
kemampuan untuk mengatur keterkaitan antar semua aktivitas di dalam rantai
nilai tersebut. Keterkaitan tersebut dapat berupa arus informasi, barang dan jasa
serta sistem dan prosedur untuk menjalankan aktivitas.
II.3.2. Siklus Hidup Sumber Daya
Business System Planning IBM [7] mengemukakan empat langkah siklus hidup
produk atau layanan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengelompokkan proses bisnis secara logik seperti pada gambar II.6. Siklus
hidup tersebut adalah sebagai berikut:
1. Requirement (kebutuhan), merupakan kegiatan yang menentukan berapa
banyak produk atau layanan yang dibutuhkan, rencana untuk mendapatkan
produk atau sumber daya tersebut serta ukuran dan kontrol terhadap
penyimpangan rencana.
2. Acquistion (akuisisi), merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan sebuah produk dan layanan atau untuk mendapatkan
sumber daya yang akan digunakan dalam pengembangan produk atau
layanan. Seperti proses pengadaan dan pabrikan dalam perusahaan
manufaktur atau pengembangan kurikulum dan pendaftaran pelajar pada
bidang pendidikan.
3. Stewardship (pengelolaan), merupakan kegiatan untuk membentuk,
menyeleksi, memodifikasi, atau mengelola sumber daya pendukung dan
untuk menyimpan produk atau layanan.
4. Retirement (disposisi), merupakan aktivitas dan keputusan yang
menghentikan tanggung jawab dari sebuah organisasi untuk suatu produk
atau layanan atau berakhirnya penggunaan suatu sumber daya.
21
Gambar II.6 Siklus hidup sumber daya/produk
II.3.3. Fungsi dan Proses Bisnis
Fungsi bisnis merupakan sebuah pekerjaan atau departemen yang berkonsentrasi
pada keahlian. Sebuah fungsi merupakan bagian dari pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan berulang-ulang dan melibatkan keahlian atau tools. Customer service,
pabrikan, pemasaran, penjualan, sumber daya manusia, keuangan merupakan
fungsi bisnis[12].
Proses Bisnis adalah kumpulan tugas-tugas atau kegiatan yang saling
berhubungan, diawali untuk merespon sebuah event, dan bertujuan untuk
mencapai hasil yang spesifik untuk customer dan stakeholder lainya yang terlibat
dalam proses [12].
Proses bisnis adalah serangkaian tugas atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, yang dapat diselesaikan baik secara sekuensial maupun paralel
oleh orang-orang atau sistem baik di dalam maupun di luar organisasi [3].
Proses bisnis yang berjalan dalam sebuah organisasi dapat dimodelkan dengan
menggunakan beberapa tools berikut :
1. Diagram swimlane
Merupakan diagram yang menggambarkan aliran proses bisnis dari awal
hingga akhir dengan notasi yang sederhana dan mudah dipahami. Dapat
digunakan untuk menunjukkan aliran proses saat ini (as-is workflow) ataupun
22
untuk merancang aliran proses yang akan datang (to-be workflow) mulai dari
level umum sampai ke level terperinci. Elemen diagram ini teridiri atas:
a. Roles, merupakan aktor atau pelaku proses,
b. Responsibilities, merupakan tugas individual yang menjadi tanggung
jawab aktor tersebut, dan
c. Routes, merupakan workflow dan keputusan yang menghubungkan
aktivitas.
2. Diagram ASME (American Society of Mechanical Engineers)
Merupakan diagram yang menunjukkan runtutan aktivitas dalam proses.
Elemen-elemennya terdiri atas:
a. Aktivitas dalam proses,
b. Jenis aktivitas terdiri atas :
- Operation, langkah-langkah dalam proses, yaitu: value-adding steps
dan non value-adding steps
- Inspection, pengecekan kualitas/kuantitas
- Transport, perpindahan orang, material, kertas, informasi, dan lain
sebagainya.
- Delay, penyimpanan sementara, penundaan atau waktu tunggu antar
operasi
- Storage, penyimpanan atau pengarsipan yang bukan delay.
c. Waktu, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah
proses.
Diagram ASME menggunakan notasi-notasi seperti tabel II.2
Tabel II.2 Notasi Diagram ASME
Notasi Keterangan Value-adding operation
Non-value-adding operation
Inspection
Transport
Delay
Storage
23
II.3.4. Business Process Engineering (BPR)
Menurut Hammer dan Champy (1993) BPR adalah berfikir ulang secara mendasar
dan merancang ulang secara radikal proses bisnis untuk mencapai perbaikan yang
signifikan dalam ukuran-ukuran performansi seperti biaya, kualitas, layanan dan
kecepatan [2].
Menurut Peppard dan Rowland (1995) BPR merupakan sebuah filosofi perbaikan
yang bertujuan untuk mencapai tindakan perbaikan terhadap performansi dengan
merancang ulang proses yang dioperasikan sebuah organisasi, memaksimalkan
kegiatan yang value-added dan meminimalkan yang lainnya. Pendekatan ini dapat
diaplikasikan pada masing-masing proses atau keseluruhan proses organisasi [2].
BPR merupakan sebuah tools strategis yang dapat digunakan ketika organisasi
menginginkan perbaikan performansi bisnis yang signifikan.
Perbaikan proses bisnis dengan pendekatan BPR terdiri atas beberapa tahapan
proses yaitu :
1. Planning, fokus pada proyek BPR yang dipilih, pembentukan tim proyek
dan penetapan tujuan.
2. Reengineering
Berdasarkan pada proses yang telah ada, menggunakan sekumpulan teknik
untuk merancang ulang proses pada setiap level yang akan menghasilkan
perbaikan yang signifikan.
3. Tranformation
Menetapkan bagaimana proses yang sudah dirancang ulang dapat
diimplementasikan dengan memperhatikan proses-proses yang sudah ada,
membutuhkan investasi, pelatihan dan lainnya.
4. Implementation
Solusi yang dihasikan dan disetujui pada fase-fase sebelumnya
diimplementasikan dan proses diubah.
Fase reengineering pada BPR bertujuan untuk merancang ulang proses bisnis
untuk perbaikan performansinya. Salah satu teknik yang dapat digunakan pada
24
fase ini adalah systematic reengineering. Dengan teknik ini proses yang ada dapat
dipahami, didokumentasikan dan dianalisis untuk menentukan proses baru yang
lebih baik secara sistematis. Dalam BPR teknik ini dikenal dengan model ESIA
(Eliminate, Simplify, Integrate, Automate), merupakan teknik yang dirancang
untuk mengerjakan empat langkah utama secara sistematis dari proses yang ada
yaitu :
1. Eliminate
Eliminasi dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan value
(non-value-added). Beberapa area yang dapat dieliminasi adalah sebagai
berikut :
a. Kelebihan produksi
b. Waktu tunggu
c. Perpindahan atau pergerakan orang dan dokumen
d. Proses yang tidak efisien
e. Duplikasi kegiatan
f. Pencatatan dokumen (paperwork)
2. Simplify
Setelah mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak penting, langkah
berikutnya adalah menyederhanakan tugas-tugas yang ada. Beberapa area
tugas yang dapat disederhanakan adalah :
a. Formulir
b. Prosedur
c. Komunikasi antar customer dan staff
d. Teknologi
e. Aliran material atau paperwork
f. Proses
3. Integrate
Tugas-tugas yang telah disederhanakan, diintegrasikan agar aliran proses
dalam menghasilkan kebutuhan dan layanan customer berjalan dengan baik
dan lancar. Berberapa area yang dapat diintegrasikan adalah :
25
a. Pekerjaan
b. Team
c. Customer
d. Supplier
4. Automate
Teknologi informasi merupakan tools yang sangat handal untuk mempercepat
proses dan menghasilkan layanan yang berkualitas kepada customer. Setelah
melakukan eliminasi, menyederhanakan dan mengintegrasikan tugas-tugas
dalam proses, penting untuk melakukan otomatisasi peroses dengan dukungan
teknologi informasi dalam memberikan layanan yang berkualitas kepada
customer. Beberapa area yang dapat diotomatisasi adalah :
a. Tugas-tugas yang berulang
b. Penangkapan data (data capture)
c. Transfer data
d. Analisis data
e. Proses-proses yang memerlukan kontrol.
II.4. Katalog Sumber daya Informasi
Katalog sumber daya informasi digunakan untuk menganalisis SI/TI yang sedang
digunakan oleh enterprise saat ini. Semua sistem informasi dan platform
teknologi yang digunakan dalam sebuah enterprise didokumentasikan dan
didefinisikan dalam sebuah katalog sumber daya informasi atau Information
Resource Catalog (IRC). IRC menyediakan referensi untuk semua sumber daya
informasi, berisi definisi dan deskripsi semua sistem aplikasi (termasuk personal
komputer yang digunakan, aplikasi lokal, dan spreadsheet), data (input, output
dan file/database) dan platform teknologi (hardware, software dan komunikasi).
IRC digunakan sebagai dasar untuk perencanaan sistem informasi jangka panjang.
26
II.5. Arsitektur Data
Arsitektur data bertujuan untuk mengidentifikasi dan menentukan data-data utama
yang mendukung fungsi-fungsi bisnis yang telah didefinisikan pada model bisnis.
Pendefinisian arsitektur data merupakan langkah pertama dari tiga arsitektur
sistem informasi yang akan ditentukan karena kualitas data merupakan dasar dari
produk fungsi sistem informasi. Arsitektur data berisi entitas data yang
mempunyai atribut dan berelasi dengan entitas data lainnya. Arsitektur data juga
dikenal sebagai model data konseptual. Beberapa istilah yang berhubungan
dengan arsitektur data adalah sebagai berikut:
a) Entitas adalah orang, tempat, konsep ,benda, atau kejadian yang mempunyai
arti (informasi) dalam konteks bisnis dan data-datanya dapat disimpan.
b) Atribut adalah nama karakteristik dari sebuah entitas yang menjelaskan
mengenai entitas tersebut.
c) Relasi adalah hubungan antara sebuah entitas dengan entitas lainnya.
d) ERD (Entity Relationship Diagram), merupakan diagram yang
menggambarkan entitas data dan hubungan antar entitas.
Langkah-langkah dalam membangun arsitektur data :
1. Membuat daftar kandidat entitas data.
Bertujuan untuk mengidentifikasi semua entitas data potensial yang dibutuhkan
untuk mendukung bisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan
kebutuhan data dari masing-masing fungsi atau proses bisnis yang telah
didefinisikan dan sumber informasi yang ada dalam organisasi.
2. Membuat diagram hubungan antar entitas data.
Suatu entitas data bisa mendukung lebih dari satu area fungsi dan tidak berdiri
sendiri, tetapi memiliki ketergantungan dan hubungan dengan entitas data lainnya.
Pendekatan EAP mengambil ketergantungan dan hubungan antar entitas data ini
untuk melandasi pembangunan arsitektur enterprise. Hal ini mempertimbangkan
bahwa aplikasi-aplikasi berkaitan erat dengan basis-basis data. Sedangkan suatu
27
basis data terdiri dari kumpulan entitas data dengan hubungan dan
ketergantungannya. Karena itu, entitas-entitas data perlu dirangkai sesuai dengan
ketergantungan dan hubungannya dalam konteks area fungsi yang didukungnya.
Pemodelan untuk menggambarkan hubungan antar entitas data dapat
menggunakan Entity-Relationship Diagram (ERD). Hasil pemodelan ERD untuk
tiap area fungsi melengkapi Zachman Framework pada baris perspektif pemilik
dan baris data.
3. Menghubungkan entitas data dengan fungsi bisnis
Setiap entitas data yang telah didefinisikan dihubungkan dengan area fungsi
bisnis. Hubungan antara area fungsi dan entitas data adalah dalam hal pembuatan,
pengolahan, dan penggunaan data untuk keperluan pemenuhan tujuan fungsi
bisnis. Hubungan ini didefinisikan melalui sebuah matriks hubungan antara entitas
data dan fungsi/proses bisnis. Masing-masing sel dalam matriks diisi dengan
huruf-huruf: “C” (create) untuk fungsi yang membuat data, U (update) untuk
fungsi yang mengolah atau meng-update data, dan R (reference) untuk fungsi
yang menggunakan data.
II.6. Arsitektur Aplikasi
Tujuan dari arsitektur aplikasi adalah untuk mendefnisikan aplikasi-aplikasi utama
yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis enterprise.
Arsitektur aplikasi bukanlah rancangan sebuah sistem secara terperinci tetapi
hanya mendefinisikan aplikasi apa yang digunakan untuk mengelola data dan
menyediakan informasi untuk orang-orang yang melakukan bisnis. Arsitektur
aplikasi juga dikenal sebagai model aplikasi konseptual.
Langkah-langkah dalam menentukan arsitektur aplikasi:
1. Membuat daftar kandidat aplikasi
Setelah fungsi-fungsi bisnis didefinisikan dan arsitektur data untuk masa depan
dibangun, maka dorongan bisnis dan dorongan data diarahkan untuk menentukan
dan mendefinisikan aplikasi-aplikasi. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi
28
setiap aplikasi yang mungkin yang dibutuhkan untuk mengelola data dan
mendukung fungsi bisnis.
Langkah awal dalam tahap ini adalah menginventarisasikan kandidat-kandidat
aplikasi yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis dan mengelola data
untuk masa depan. Kandidat-kandidat aplikasi dapat diperoleh dengan meninjau
katalog sumber daya informasi dan mengakomodasi berbagai masukan kebutuhan
aktual dari unit-unit organisasi maupun dengan mengadaptasi perkembangan
aplikasi sistem informasi.
2. Membuat definisi masing-masing aplikasi
Setelah mengidentifikasi semua kandidat aplikasi yang dibutuhkan, langkah
berikutnya adalah membuat definisi standar dari masing-masing aplikasi. Tahap
ini bertujuan untuk menyediakan definisi standar yang berisi tujuan, deskripsi,
kemampuan, dan manfaat dari aplikasi bagi bisnis untuk setiap aplikasi yang ada
dalam arsitektur aplikasi.
3. Analisis dampak aplikasi terhadap sistem legacy.
Analisis dampak bertujuan untuk menentukan pengaruh integrasi aplikasi secara
keseluruhan pada aplikasi yang sudah ada (aplikasi legacy) yang telah
didefinisikan pada katalog sumber daya informasi. Katalog sumber daya informasi
digunakan untuk menganalisis dampak penentuan aplikasi baru yang akan
dikembangkan terhadap sistem-sistem legacy. Hasil analisis adalah penentuan atas
pilihan-pilihan tetap menggunakan, memodifikasi, atau mengganti sistem legacy.
Hal ini dapat dilengkapi dengan catatan dan uraian dampak ataupun justifikasi
atas penentuan pilihan tersebut.
II.7. Arsitektur Teknologi
Arsitektur teknologi bertujuan untuk menentukan teknologi yang dibutuhkan
untuk menyediakan lingkungan agar aplikasi yang mengelola data dapat berjalan
dengan baik. Arsitektur teknologi bukan sebuah analisis atau rancangan terperinci
dari jaringan komputasi enterprise, tetapi merupakan sebuah definisi dari
teknologi yang merujuk pada sebuah platform yang akan mendukung bisnis
dalam lingkungan data yang dapat di-sharing. Platform teknologi menyediakan
29
alat untuk mengumpulkan data, menyalurkan, menyimpan, memproses data dan
mengirimkan data ke customer. Arsitektur teknologi didefinisikan setelah
arsitektur data dan arsitektur aplikasi ditentukan untuk menjamin bahwa platform
teknologi layak dan konsisten dengan kedua arsitektur tersebut dan juga dengan
model bisnisnya.
Langkah-langkah dalam menentukan arsitektur teknologi :
1. Mengidentifikasi dasar-dasar platform teknologi
Mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar platform teknologi dan platform potensial
yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah enterprise secara keseluruhan dan
sharing data.
2. Menentukan Konfigurasi Platform Teknologi
Tahapan ini bertujuan untuk menentukan konfigurasi platform teknologi yang
akan menjadi lingkungan bagi aplikasi dan data dalam mendukung fungsi bisnis
serta menentukan strategi distribusi aplikasi dan data diantara unit bisnis. Pada
tahap ini dibangun sebuah jaringan enterprise konseptual yang terdiri dari alat
komputasi, input, output, media penyimpanan dan fasilitas telekomunikasi. Dalam
jaringan enterprise konseptual semua elemen komputasi saling terhubung baik
secara langsung maupun tidak langsung dan juga harus bersifat fleksibel dan
adaptable sehingga dapat mengakomodasi perubahan tanpa mengganggu operasi.
Disamping itu juga dibangun arsitektur sistem bisnis, merupakan teknologi untuk
mengimplementasikan dan mengelola aplikasi dan database enterprise.
II.8. Perencanaan Implementasi
Tahapan ini bertujuan untuk memformulasikan dan mempersiapkan rencana untuk
mengimplementasikan arsitektur yang telah dibangun. Implementasi arsitektur
enterprise dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan sistem informasi atau
dengan kata lain implementasi terdiri dari kegiatan pengembangan aplikasi-
apalikasi yang telah dibangun sehingga urutan pengembangan aplikasi menjadi
bagian utama dalam strategi implementasi.
30
Langkah-langkah dalam membuat rencana implementasi
1. Membuat rangkaian prioritas aplikasi
Menetapkan prioritas dan memformulasikan rangkaian aplikasi yang seharusnya
diimplementasikan dari sekian banyak aplikasi yang telah didefinisikan dengan
menggunakan prinsip aplikasi yang menciptakan (create) data seharusnya
diimplementasikan terlebih dahulu sebelum aplikasi yang mengubah (update) atau
menggunakan data. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat matriks aplikasi
terhadap entitas data.
2. Membuat estimasi sumber daya, dan jadwal.
Langkah ini bertujuan untuk menentukan estimasi sumber daya yang dibutuhkan
untuk proses implementasi termasuk sumber daya manusia (analyst, programmer,
user, data analyst dan lain-lain), software tools, dan platform teknologi serta
menyusun jadwal yang diperlukan untuk kegiatan implementasi.
3. Membuat estimasi rencana biaya dan manfaat.
Langkah ini bertujuan untuk membuat estimasi biaya yang dibutuhkan untuk
kegiatan implementasi dan melakukan analisis biaya dan manfaat.
4. Menentukan success factors
Langkah ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor sukses yang dibutuhkan
dalam mengimplementasikan arsitektur enterprise agar implementasi dapat
berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
II.9. Portofolio Aplikasi
II.9.1. Model Portofolio Aplikasi
Dalam metodologi EAP pemilihan kandidat aplikasi pada pembangunan arsitektur
aplikasi hanya berdasarkan pada peran dari aplikasi tersebut terhadap pengelolaan
data dan masukan dari personil kunci.
Untuk melengkapi proses penentuan aplikasi dalam hubungannya dengan fungsi-
fungsi bisnis, maka digunakan model portofolio aplikasi yang diajukan oleh Ward
[18]. Model portofolio aplikasi berbentuk matriks yang mempertimbangkan
31
kontribusi SI/TI terhadap bisnis saat ini dan pada masa mendatang. Model ini
mengusulkan sebuah analisis dari semua aplikasi yang ada, aplikasi yang
direncanakan dan aplikasi potensial untuk masa depan dan mengelompokkannya
ke dalam empat kategori berdasarkan pengukuran pentingnya aplikasi terhadap
bisnis saat ini dan masa mendatang seperti pada gambar II.7. Empat katagori
aplikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aplikasi strategis, merupakan aplikasi kritis untuk kesuksesan bisnis di
masa depan. Aplikasi ini mendukung perubahan bagaimana organisasi
melakukan bisnisnya dengan tujuan menyediakan keuntungan yang
kompetitif.
2. Aplikasi operasional kunci merupakan aplikasi yang mempertahankan
operasional bisnis saat ini dan membantu untuk menghindari kerugian-
kerugian bisnis.
3. Aplikasi dukungan, merupakan aplikasi yang meningkatkan efisiensi
bisnis dan efektifitas manejemen tetapi tidak menyediakan keuntungan
yang kompetitif.
4. Aplikasi berpotensi tinggi, merupakan aplikasi yang inovatif yang dapat
menciptakan kesempatan-kesempatan untuk keuntungan bisnis di masa
depan.
STRATEGIS BERPOTENSI TINGGI
Aplikasi yang kritikal untuk menopang strategi bisnis di
masa depan
Aplikasi yang penting untuk mencapai kesuksesan di
masa depan
Aplikasi yang digunakan saat ini untuk kesuksesan
organisasi.
Aplikasi yang bernilai tapi tidak kritikal untuk
kesuksesan organisasi
OPERASIONAL KUNCI PENDUKUNG
Gambar II.7 Portofolio aplikasi sistem informasi
32
II.9.2. Framework Portofolio Aplikasi
Tujuan utama penentuan strategi sistem informasi adalah untuk mengidentifikasi
aplikasi yang dibutuhkan dan prioritasnya sehingga dapat di gunakan sumber daya
yang tepat untuk dapat mencapainya dengan sukses.
Strategi sistem informasi dapat ditentukan dengan menggunakan framework
pengelolaan portofolio aplikasi yang diajukan oleh Ward [18]. Framework ini
digunakan karena alur untuk membangun portofolio aplikasi didasarkan pada
keselarasan antara strategis bisnis dan perencanaan strategis sistem informasi.
Langkah-langkah yang diusulkan Ward memiliki banyak keterkaitan dengan
langkah-langkah di dalam EAP. Framework portofolio aplikasi membagi
portofolio aplikasi menjadi tiga komponen yaitu:
1. Aplikasi yang telah ada, pengembangan aplikasi sistem informasi berdasarkan
portofolio aplikasi saat ini (current); yang akan dikembangkan atau diinstal
dalam waktu dekat biasanya 6-12 bulan. Aplikasi ini harus diukur
kontribusinya terhadap proses dan performansi bisnis yang ada, dan seberapa
baik aplikasi ini mendukung pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Kekuatan dan kelemahan dari setiap aplikasi ini perlu di pahami
2. Aplikasi yang dibutuhkan, pengembangan aplikasi sistem informasi
berdasarkan portofolio aplikasi yang dibutuhkan (required); aplikasi ini
penting untuk mencapai strategi dan tujuan bisnis dalam perencanaan bisnis
mendatang dan dapat ditunjukkan kontribusinya yang spesifik terhadap bisnis.
3. Aplikasi potensial, pengembangan aplikasi sistem informasi berdasarkan
portofolio aplikasi masa depan (future); aplikasi yang bernilai pada masa
mendatang, menghasilkan keuntungan-keuntungan yang relevan dengan
strategi dan berpengaruh terhadap peningkatan performansi bisnis.
Gambar II.8 mendeskripsikan framework pengelolaan aplikasi yang disarankan
oleh Ward [18]. Kolom kiri adalah langkah-langkah untuk menentukan rencana
investasi dan pengembangan jangka pendek, sedangkan kolom kanan adalah
untuk mengantisipasi perubahan bisnis dengan investasi jangka panjang. Kolom
33
tengah adalah langkah-langkah untuk menghasilkan portofolio aplikasi pada saat
ini. Masing-masing langkah di kolom kiri dan kanan saling terkait dengan
langkah-langkah di kolom tengah. Kolom tengah berfungsi untuk menyelaraskan
hasil-hasil dari kolom kiri dan kanan, agar dapat selalu mendukung tujuan dan
strategi bisnis.
Gambar II.8 Framework pengelolaan portofolio aplikasi