bab ii tinjauan pustaka - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/meilinda putri...

12
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bronkhitis Bronkhitis merupakan suatu peradangan pada bronkhus (saluran udara ke paru-paru) (Suryo, 2010). Bronkhitis terbagi menjnjadi 2 yaitu : Bronkhitis kronik dan bronkhitis akut. bronkhitis kronik adalah adanya sekresi mukus yang berlebihan pada saluran penafasan secara terus menerus (Kronik) disertai batuk (Djojodibroto, 2009) . Bronkhitis akut adalah kondisi umum yang disebabkan oleh infeksi dan inhalan yang mengakibatkan inflamasi lapisan mukosa percabangan trakeobronkial (Jan, 2000). Di Indonesia penyakit saluran penafasan (ISPA) menempati urutan kedua pada tahun 2007, menjadi urutan pertama pada tahun 2008 (DepKes RI, 2009) . 1. Etiologi Penyebab bronkhitis pada umumnya adalah virus , seperti : Rhinovirus,influenza A dan B,Coranavirus,Parainfluenza,dan Respiratory Syntical Virus (RSV).Ada pula pula bakteri atypical yang menjadi penyebab bronkhitis yaitu: Staphylococcus aureus, Sterptococcus sp, Klebsiella pneunomia, Pseudomonas aeruginosa, Chlamydia pneumonia ataupun Mycoplasma pneunomiae yang sering dijumpai pada anak-anak , raemaja, dan orang dewasa. Bakteri atypical ini sulit terdiagnosis , tetapi mungkin menginvasi pada sindroma yang lama yaitu lebih dari 10 hari (DEPKES RI, 2005). Penyebab utama pada penyakit bronkhitis adalah Respiratory Syntical Virus (60 % kasus) dan Parainfluenza (20 % kasus) (Mandal et,al, 2008) . 2. Manifestasi Klinik Batuk yang menetap yang bertambah parah pada malam hari serta biasanya disertai sputum. Rhinorrhea sering pula menyertai batuk dan ini biasanya disebabkan oleh rhinovirus Sesak napas bila harus melakukan gerakan eksersi (naik tangga, mengangkat beban berat) Lemah, lesu , Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Upload: vantuyen

Post on 03-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/MEILINDA PUTRI SULISTIYOWATI BAB II.pdf · dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bronkhitis

Bronkhitis merupakan suatu peradangan pada bronkhus (saluran udara

ke paru-paru) (Suryo, 2010). Bronkhitis terbagi menjnjadi 2 yaitu :

Bronkhitis kronik dan bronkhitis akut. bronkhitis kronik adalah adanya

sekresi mukus yang berlebihan pada saluran penafasan secara terus menerus

(Kronik) disertai batuk (Djojodibroto, 2009) . Bronkhitis akut adalah kondisi

umum yang disebabkan oleh infeksi dan inhalan yang mengakibatkan

inflamasi lapisan mukosa percabangan trakeobronkial (Jan, 2000). Di

Indonesia penyakit saluran penafasan (ISPA) menempati urutan kedua pada

tahun 2007, menjadi urutan pertama pada tahun 2008 (DepKes RI, 2009) .

1. Etiologi

Penyebab bronkhitis pada umumnya adalah virus , seperti :

Rhinovirus,influenza A dan B,Coranavirus,Parainfluenza,dan Respiratory

Syntical Virus (RSV).Ada pula pula bakteri atypical yang menjadi

penyebab bronkhitis yaitu: Staphylococcus aureus, Sterptococcus sp,

Klebsiella pneunomia, Pseudomonas aeruginosa, Chlamydia pneumonia

ataupun Mycoplasma pneunomiae yang sering dijumpai pada anak-anak ,

raemaja, dan orang dewasa. Bakteri atypical ini sulit terdiagnosis , tetapi

mungkin menginvasi pada sindroma yang lama yaitu lebih dari 10 hari

(DEPKES RI, 2005). Penyebab utama pada penyakit bronkhitis adalah

Respiratory Syntical Virus (60 % kasus) dan Parainfluenza (20 % kasus)

(Mandal et,al, 2008) .

2. Manifestasi Klinik

Batuk yang menetap yang bertambah parah pada malam hari serta

biasanya disertai sputum. Rhinorrhea sering pula menyertai batuk dan ini

biasanya disebabkan oleh rhinovirus Sesak napas bila harus melakukan

gerakan eksersi (naik tangga, mengangkat beban berat) Lemah, lesu ,

Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/MEILINDA PUTRI SULISTIYOWATI BAB II.pdf · dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada

5

nyeri saat menelan, sakit kepala Demam pada suhu tubuh yang rendah

yang dapat disebabkan oleh virus influenza, adenovirus ataupun infeksi

bakteri (DEPKES , 2005).

3. Patofisiologi

Asap mengiritasi jalan napas, mengakibatkan hipersekresi lender

dan inflamasi. karena iritasi yang konstan ini kelenjar-kelenjar yang

mensskresi lendir dan sel-sel goblet meningkat jumlahnya,fungsi silia

menurun dan lebih banyak lendir yang dihasilkan. Akibat bnya

bronkiolus menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang berdekatan

dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan membentuk fibrosis,

mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar,yang berperan

penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri.

Kemudian pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernafasan.

Penyempitan bronkial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan

fibrotic yang terjadi dalam jalan nafas. Pada waktunya,mungkin terjadi

perubahan paru yang intervesibel kemungkinan mengakibatkan emfisema

dan bronkiektasis (Smeltzer, Bare ,2004).

4. Penatalaksanaan

Objektif utama pengobatan adalah untuk menjaga agar

bronchioles terbuka dan berfungsi,untuk memudahkan pembuangan

sekresi bronchial,untuk mencegah infeksi, dan untuk mencegah

kecacatan. Perubahan dalam pola sputum (sifat, warna, jumlah,

ketebalan) dan dalam pola batuk adalah tanda yang penting untuk dicatat.

Infeksi bakteri kambuhan diobati dengan terapi antibiotic berdasarkan

hasil pemeriksaan kultur dan sensitivitas. Untuk membantu membuang

sekresi bronchial, diresepkan bronchodilator untuk menghilangkan

bronchospasme dan mengurangi obstruksi jalannapas sehinggga lebih

banyak oksigen didistribusikan ke seluruh bagian paru, dan ventilasi

alveolar diperbaiki. Postural drainage dan perkusi dada setelah

Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/MEILINDA PUTRI SULISTIYOWATI BAB II.pdf · dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada

6

pengobatan biasanya sangat membantu, terutama bila terdapat

bronchiectasis. Cairan (yang diberikan per oral atau parenteral jika

bronchospasme berat) adalah bagian penting dari terapi, karena hidrasi

yang baik membantu untuk mengencerkan sekresi sehingga dapat dengan

mudah dikeluarkan dengan membatukannya. Terapi kortikosteroid

mungkin digunakan ketika pasien tidak menunjukkan keberhasilan

terhadap pengukuran yang lebih konservatif. Pasien harus menghentikan

merokok karena menyebabkan bronchoconstrictor, melumpuhkan sillia,

yang penting dalam membuang partikel yang mengiritasi, dan

menginaktivasi surfactants, yang memainkan peran penting dalam

memudahkan pengembangan paru-paru. Perokok juga lebih rentan

terhadap infeksi bronchial (Smeltzer & Bare, 2004)

Standar terapi bronkhitis (DepKes RI, 2005).

Kondisi Klinik Patogen Terapi Awal

Bronkhitis akut Biasanya virus Lini I: Tanpa antibiotika

Lini II:Amoksisilin,amoksi-klav,

Makrolida

Bronkhitis Kronik H.influenzae,

Moraxella catarrhalis,

S. pneumoniae

Lini I: Amoksisilin, quinolon

Lini II: Quinolon, amoksi-klav,

azitromisin, kotrimoksazol

Bronkhitis Kronik dg

Komplikasi

s.d.a,K. Pneumoniae,

P. aeruginosa, Gram

(-) batang lain

Lini I: Amoksisilin, quinolon

Lini II: Quinolon, amoksi-klav,

azitromisin, kotrimoksazol

Bronkhitis Kronik dg

infeksi bakteri

s.d.a. Lini I: Quinolon oral atau

parenteral, Meropenem atau

Ceftazidime/Cefepime+Ciprofloks

asin oral.

B. Antibiotik

Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungidan bakteri,

yang memiliki khasiat memetikan atau menghambat pertumbuhan kuman,

sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil .Turunan zat-zat yang

Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/MEILINDA PUTRI SULISTIYOWATI BAB II.pdf · dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada

7

dibuat secara semi sintesis, juga termasuk kelompok ini begitu pula semua

senyawa sintesis dengan khasait antibakteri (Tjay& Raharja, 2007)

Melihat 20 rekam medik pasien secara acak pada tahun 2015 adalah

Azitromisin,Cefixime,Ciprofloxacin.

1. Azitromisin

Azitromisin merupakan senyawa dengan cincin macrolide lactone

15-atom yang diturunkan dari eritromisin dengan penembahan suatu

nitrogen yang di metilasi kedalam cincin lactone eritomisin. Azitromisin

aktif terhadap kompleks M.avium dan T gondii. Azitromisin sedikit

kurang aktif terhdap Staphylococcus dan Streptococcus,namun sedikit

lebih aktif terhadap H.influenza, Azitromisin sangat aktif terhadap

Chlamydia (Katzung,2004) . Indikasi azitromicin yaitu infeksi saluran

atas dan bawah ,kulit dan penyakit hubungan seksual . Dosis

pemakaiannya adalah orang dewassa dan Lansia 500mg perhari selama 3

hari , sedangkan anak dengan usia > 6 bulan 10 mg/kg BB selama 3 hari .

Efek samping dari obat azitromicin adalah rasa tidak nyaman ,mual

,gangguan ginjal akut ,muntah ,gangguan pendengaran ,diare,pusing atau

vertigo , rasa tidak nyaman pada perut .Kontra indiakasi obat antibiotik

azitromicin adalah hipersensitif terhadap azitromicin atau golongan

makrolida lainnya (ISO, 2010).

2. Sefiksim

Sefiksim merupakan antibiotik sefalosporin generasi ketiga yang

stabil terhadap enzim β-Lactamase yang di produksi oleh

mikroorganisme seperti (Goodman & Gilman ,2001). Aktivitas cefixime

menurun terhadap Staphylococcus aerus, Listeria monocytogenes dan

Pseudomonas spp. Insiden bakteri yang resistensi cefixime di laporkan

sangat rendah. Mekanisme kerjanya adalah menghambat sintesis dinding

sel (Katzung, 2004). Indikasi sefiksim untuk mengobati infeksi yang

disebabkan oleh mikroorganisme yang rentan yaitu seperti infeksi saluran

kemih,otitis media ,bronkhitis akut dan bronkhitis kronik faringitis dan

Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/MEILINDA PUTRI SULISTIYOWATI BAB II.pdf · dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada

8

tonsillitis. Dosis sefiksim untuk orang dewasa adalah 200-400 mg per

hari .kontraindikasi cefixime penderita dengan riwayat shock dan

hipersensitifitas akibat dari berapa bahan dari sediaan ini. efek samping

dari penggunaan obat cefixime adalah sakit kepala,syok,gangguan

gastrointestinal,gangguan pencernaan (ISO, 2010).

3. Siprofloksasin

siprofloksasin merupakan golongan fluorokuinolon yang terikat

pada sub unit β enzim DNA girase dan mengeblok aktivitas enzim yang

esensial dalam menjaga supercoiling DNA dan penting dalam proses

replikasi DNA. Mutasi pada gen pengkode DNA girase menyebabkan

diproduksinya enzim yang aktif namun tidak dapat diikat oleh

fluorokuinolon (Pratiwi, 2008). Dosis ciprofloxacin untuk orang dewasa

adalah 500mg tiap 12 jam .efek samping dari ciprofloxacin mual ,muntah

,pusing,diare ,sakit kepala (ISO, 2010) .

C. Resistensi

Resistensi adalah suatu keadaan karena pengaruh obat antiinfeksi

terhadap kuman berkurang khasiatnya atau kuman tersebut tidak sensitive

oleh perlakuan obat anti infeksi. Resistensi merupakan kegagalan pengobatan

dengan suatu antibiotika dengan dosis terapi (Gran, 1983).

Franklin dan Snow (1985) serta Brander et al., (1991) mengatakan

bahwa mekanisme resistensi bakteri terhadap antibiotik terjadi dengan cara

penginaktifan obat, perubahan target atau sirkulasi enzim, berkurangnya

akumulasi obat oleh adanya sel resisten, variasi jalur metabolisme.

Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan

sel mikroba. Sifat ini merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan

hidup (Setyabudy dan Gan, 1995). Beberapa bakteri mempunyai kemampuan

alami untuk kebal atau resisten terhadap efek pengobatan, misal dengan

antibiotik, meskipun tidak berinteraksi secara langsung. Hal ini dapat terjadi

karena bakteri mempunyai enzim yang dapat merusak obat (Brander et al.,

Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/MEILINDA PUTRI SULISTIYOWATI BAB II.pdf · dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada

9

1991). Bakteri yang resistensi tidak peka lagi terhadap antibiotik atau seng

anti mikrobial (Brander et al., 1991). Resistensi sel mikroba atau alat sifat

tidak tergantung kehidupan sel mikroba oleh anti mikroba. Sifat ini

merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup (Gran, 1983).

Sebab-sebab terjadinya resistensi dapat dibagi menjadi :

1. Non Genetik

Penggunaan antimikroba yang tidak sesuai aturan menyebabkan

tidak seluruh mikroba dapat terbunuh. Beberapa mikroba yang masih

bertahan hidup kemungkinan akan mengalami resistensi saat digunakan

antimikroba yang sama. Proses ini dinamakan dengan seleksi (Jawetz et

al., 2001).

2. Genetik

Terjadinya resistensi kuman terhadap antibiotika umumnya

terjadi karena perubahan genetik. Perubahan genetik bisa terjadi secara

kromosomal maupun ekstra kromosomal, dan perubahan genetik tersebut

dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada spesies

kuman lain melalui berbagai mekanisme (Anonim, 1994).

a. Resistensi kromosomal

Resistensi kuman terhadap antibiotik yang mempunyai

sebab genetik kromosomal terjadi misalnya karena terjadinya mutasi

spontan pada lokus DNA yang mengontrol susceptibility terhadap

obat tertentu (Anonim, 1994).

b. Resistensi ekstrakromosomal

Bakteri mengandung unsur-unsur genetic ekstrakromosomal

yang dinamakan plasmid (Sudarmono, 1993). Faktor R adalah

kelompok plasmid yang membawa gen resistensi terhadap satu atau

beberapa obat antimikrobia dan logam berat. Gen plasmid untuk

resistensi antimikrobia mengontrol pembentukan enzim yang mampu

merusak antimikrobia (Jawetz et al., 2001).

Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/MEILINDA PUTRI SULISTIYOWATI BAB II.pdf · dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada

10

c. Resistensi silang

Suatu populasi kuman yang resisten terhadap suatu obat

tertentu dapat pula resisten terhadap obat yang lain yang dapat

mempunyai mekanisme kerja obat yang mirip satu sama lain. Hal ini

misalnya terjadi pada obat-obatan yang komposisi kimianya hampir

sama misalnya antara polimiksin B dengan kolistin, eritromisin

dengan oleandromisin meskipun demikian adakalanya terjadi pula

resistensi silang pada dua obat yang berlainan strukturkimianya sama

sekali, misalnya eritromisin dengan linkomisin (Anonim, 1994).

Mekanisme resistensi bakteri terhadap antibiotic

diantaranya melalui mekanisme mikroorganisme menghasilkan

enzim dan merusak obat yang aktif, mikroorganisme merubah

permeabilitasnya terhadap obat, mikroorganisme mengubah struktur

target untuk obat, mikroorganisme mengembangkan jalur

metabolisme baru menghindari jalur yang biasa dihambat oleh obat,

dan mikroorganisme mengembangkan enzim baru yang masih dapat

melakukan fungsi metaboliknya tapi sedikit dipengaruhi oleh obat

(Jawetz, et al., 2001).

D. Bakteri

Bakteri adalah domain yang terdiri dari mahluk hidup yang tidak

memiliki membran inti (prokariota) (Postlethwait dan Hopson, 2006) .

Bakteri merupakan organisme bersel tunggal yang berkembang biak dengan

pembelahan menjadi dua sel (Gibson, J.M., 1996) .

Penyebab bronkhitis pada umumnya adalah virus , seperti : Rhinovirus,

Influenza A dan B, Coranaviru, Parainfluenza, dan Respiratory Syntical

vVirus (RSV).Ada pula pula bakteri atypical yang menjadi penyebab

bronkhitis yaitu : Chlamydia pneumonia, Streptococcus sp, Kisabella,

Mycoplasma pneunomiae yang sering dijumpai pada anak-anak,raemaja, dan

orang dewasa. Bakteri atypical ini sulit terdiagnosis,tetapi mungkin

Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/MEILINDA PUTRI SULISTIYOWATI BAB II.pdf · dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada

11

menginvasi pada sindroma yang lama yaitu lebih dari 10 hari (DEPKES RI ,

2005) .

Bakteri berkembang biak membelah diri karena begitu kecil maka

hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Bakteri mempunyai beberapa

organel yang dapat melaksanakn beberapa fungsi hidup (Waluyo, 2004).

1. Ukuran Bakteri

Ukuran bakteri sangat kecil,umumnya bentuk tubuh bakteri dapat

dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1000x atau

lebih. Satuan ukuran tubuh bakteri adalah micrometer atau micron .satu

micron sama dengan 1/1000 mm. Lebar tubuh umumnya antara 1-2

micron sedangkan panjangnya antara 2-5micron.

Bakteri berbentuk kokus mempunyai diameter 0,5 micro ada pula

yang berdiameter 2,5 micro .Sedangkan bakteri bentuk basil mempunyai

diameter 0,2-2 micro (Waluyo, 2004).

2. Bentuk bakteri

Bakteri memiliki baragam variasi bentuk seperti coccus, basil,

dan spiral. Bakteri dapat hidup soliter maupun berkoloni dan berkembang

biak dengan cara membelah diri.Bakteri memiliki habitat yang

bervariasi,dari air,anah ,udarahingga dalam tubuh hewan. Bakteri ada

yang hidup secara anaerob murni dan akan mati dengan adanya

oksigen,ada yang bersifat aerob dan memerlukan oksigen untuk

memetabolismenya. Ada yang bersifat aerob fakultatif yaitu dapat hidup

pada kondisi anaerob,tetapi bila ada oksigen metabolitnya bersifat aerob

(Betsy dan Keogh , 2005).

a. Klebsiella Pneunomia

Klebsiella pneumonia merupakan bakteri Gram negatif

berukuran 2,0 – 3,0 x 0,6 μm, merupakan flora normal pada saluran

usus dan pernafasan, hidup fakultatif anaerob. Klebsiella pneumonia

mempunyai kapsul yang besar sehingga pada kultur koloninya

terlihat sangat mukoid (Brooks et al., 2005).

Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/MEILINDA PUTRI SULISTIYOWATI BAB II.pdf · dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada

12

Klebsiella Pneunomiae merupakan bakteri gram negative

berbentuk batang berpasangan atau membentuk rantai pendek dan

non motil . Terdapat dalam saluran nafas dan fesessekitar 5%

individual normal .klebsiella pneumonia dapat menimbulkan

konsolidasi luas diserti nekrosis hemorogik pada paru . Organisme ini

kadang menyebabkan infeksi saluran kemih dan bacteremia yang di

sertai dengan infeksi fokal pada pasien yang sangat lemah (Jawetz et

al ,2001).

b. Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif

berbentuk bulat berdiameter 0,7-1,2 μm, tersusun dalam kelompok-

kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur, fakultatif anaerob,

tidak membentuk spora, dan tidak bergerak .Bakteri ini tumbuh pada

suhu optimum 37 ºC, tetapi membentuk pigmen paling baik pada

suhu kamar (20-25 ºC). Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-

abu sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol,

dan berkilau. Lebih dari 90% isolat klinik menghasilkan S. aureus

yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis yang berperan

dalam virulensi bakteri (Jawetz et al., 2008).

Klasifikasi

Dari Rosenbach (1884) klasifikasi Staphylococcus aureus yaitu:

Domain : Bacteria

Kerajaan : Eubacteria

Filum : Firmicutes

Kelas : Bacilli

Ordo : Bacillales

Famili : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : S. aureus

Nama binomial : Staphylococcus aureus

Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/MEILINDA PUTRI SULISTIYOWATI BAB II.pdf · dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada

13

c. Streptococcus pneumonia

Streptococcus pneumoniae adalah sel gram positif berbentuk

bulat telur atau seperti bola, secara khas terdapat berpasangan atau

rantai pendek. Bagian ujung belakang tiap pasangan sel secara khas

berbentuk tombak (runcing tumpul), tidak membentuk spora dan

tidak bergerak tetapi galur yang ganas berkapsul, menghasilkan α-

hemolisis pada agar darah dan akan terlisis oleh garam empedu dan

deterjen..Streptococcus pneumoniae adalah penghuni normal pada

saluran pernapasan bagian atas manusia dan dapat menyebabkan

pneumonia, sinusitis, otitis, bronchitis, bakteremia, meningitis, dan

proses infeksi lainnya.

Klasifikasi bakteri Streptococcus pneumonia menurut Jawetz et al

(1986)

Kingdom : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Diplococcic

Ordo : Lactobacillales

Family : Streptoccoceae

Genus : Streptococcus

Spesies : Streptococcus pneumonia

E. Isolasi dan Identifikasi Bakteri

Isolasi mikroba adalah memisahkan suatu mikroba dengan mikroba

lain yang berasal dari beberapa campuran mikroba (Waluyo,2004). Isolasi

bakteri adalah proses pengambilan bakteri dari lingkunasn asalnya dan

menumbuhkannya di medium buatan sehingga di peroleh biakan yang murni

(Singleton dan Sainsbury, 2006) . Bakteri di pindahkan dari satu tempat

ketempat lainnya harus secara aseptic , aseptic di sini berarti bebas dari sepsis

, sepsis adalah kondisi kondisi terkontaminasi oleh mikroorganisme lain.

Teknik aseptis ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri ada beberapa

alat yang digunakan yaitu Bunsen dan laminar air flow, bila tidak lakukan

Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/MEILINDA PUTRI SULISTIYOWATI BAB II.pdf · dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada

14

dengan cara yang tepat ada kemungkinan terkontaminasi oleh

mikroorganisme lain sehingga akan menggangu hasil yang di harapkan.

Teknik aseptic juga aakan melindungi laboran dari kontaminasi bakteri

(Singleton dan Sainsbury ,2006). Dalam mengisolasi mikroba ada beberapa

hal yang haruss di perhatikan yaitu sifat spesies bakteri atau mikroba yang

akan di isolasi , tempat hidup atau asal mikroba ,medium untuk pertumbuhan

yang sesuai,cara mengokulasi mikroba,lama inkubasi mikroba,cara menguji

mikroba bahwa yang diisolasi berupa biakkan murni,dan cara memellihara

agar mikroba yang telah diisolasi tetep merupakan biakkan murni

(Waluyo,2008).

Identifkasi mikroorganisme dapat secara langsung atau tidak

langsung . Identifikasi langsung yaitu mikroorganisme dibiakan pada media

kultur yang sesuai, di isolasi kemudian di bawah mikroskop . Identifikasi

secara tidak langsung: identitas mikroorganisme di simpulkan dari hasil tes

pada darah (metode serologi),tes biokimia,dan sebagainya (Gibson,1996).

Identifikasi dan determinasi suatu biakkan murni yang di peroleh dari hasil

isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni serta

pengujian sifat-sifat fisiologi dan biokimianya . Bakteri dapat diindentifikasi

dengan mengetahui reaksi biokimia dari bakteri tersebut dengan menanamkan

bakteri pada medium maka akan di ketahui sifat-sifat suatu koloni suatu

koloni bakteri .sifat metabolismeb akteri dalanm uji biokimia biasanya dilihat

dari interaksi metaboli-metabolit yang dihasilkan dengan reagen kimia. Selain

itu dilihat dari kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai

sumber karbon dan sumber energy (Waluyo, 2004).

Ada 3 prosedur pewarnaan yaitu pewarnaan sederhana (simple train),

pewarnaan diferensial (diferential stain),dan pewarnaan khusus (special

strain) (Pratiwi,2008)

1. Pewarnaan sederhana

Hanya digunakan satu macam warna dan bertujuan mewarnai

seluruh sel mikroorganisme sehingga bentuk seluler dan struktur

dasarnya terlihat . Biasanya suatu bahan kimia di tambahkan kedalam

Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3788/4/MEILINDA PUTRI SULISTIYOWATI BAB II.pdf · dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies kuman kepada

15

larutan pewarna untuk mengintensifkan warna dengan cara meningkatkan

afinitas pewarna pada spesimen biologi .

2. Pewarnaan diferensial

Menggunakan lebih dari 1 warna dan memiliki reaksi yang

berbeda untuk setiap bakteri .Pewarnaan gram ini mampu membedakan

dua kelompok besar bakteri yaitu gram positif dan gram negatif.

3. Pewarnaan Khusus

Digunakan untuk mewarnai dan mengisolasi bagian spesifik dari

mikroorganisme , misalnya endospore ,kapsul dan flagella .Endospora

bekteri tidak dapat di warnai dengan pewarnaan sederhana seperti pada

pewarnaan gram . hal ini di sebabkan karena endosporam memiliki

selubung yang kompak sehingga zat warna sulit mempenetrasi dinding

endospora.

Identifikasi Dan Uji..., Meilinda Putri Sulistiyowati, Fakultas Farmasi UMP, 2017