bab ii tinjauan pustaka - nenas

8
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Nanas Nanas merupakan anggota dari famili Bromeliaceae yang terdiri dari 45 genus serta 2000 spesies. Nanas dikenal dengan nama latin yaitu Ananas comosus L. Merr (syn. A. sativus Schult. f., Ananassa sativa Lindl., Bromelia ananas L., B. comosa L.). Nanas dikenal dengan beberapa nama lokal di berbagai negara, yaitu pina di Spanyol, abacaxi di Portugis, ananas di Belanda dan Perancis, nanas di Asia, po-lo-mah di Cina, sweet pine di Jamaika, dan pine di Guatemala (Morton 1987). Taksonomi Klasifikasi tanaman nanas menurut Collins (1960) yaitu sebagai berikut: Kingdom: Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi: Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Kelas: Angiosperma (berbiji tertutup) Ordo: Farinosae (Bromeliales) Famili: Bromiliaceae Genus: Ananas dan Pseudoananas Asal dan Distribusi Tanaman nanas berasal dari Amerika tropis, yakni Brazil, Argentina, dan Peru. Pada saat ini, nanas telah tersebar ke seluruh dunia, terutama di sekitar khatulistiwa antara 30° LU dan 30° LS (Sunarjono 2006). Kultivar Nanas Menurut Nakasone & Paull (1998), kultivar nanas dibagi dalam lima kelompok yaitu Cayenne, Queen, Spanish, Abacaxi, dan Maipure. Cayenne. Kultivar ini tersebar luas, banyak ditemukan di Filipina, Thailand, Hawai, Kenya, Meksiko, dan Taiwan. Nama lain dari kultivar ini yaitu

Upload: cicilyayuliana

Post on 02-Jan-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Tinjauan Pustaka - Nenas

3

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Nanas

Nanas merupakan anggota dari famili Bromeliaceae yang terdiri dari 45

genus serta 2000 spesies. Nanas dikenal dengan nama latin yaitu Ananas comosus

L. Merr (syn. A. sativus Schult. f., Ananassa sativa Lindl., Bromelia ananas L., B.

comosa L.). Nanas dikenal dengan beberapa nama lokal di berbagai negara, yaitu

pina di Spanyol, abacaxi di Portugis, ananas di Belanda dan Perancis, nanas di

Asia, po-lo-mah di Cina, sweet pine di Jamaika, dan pine di Guatemala (Morton

1987).

Taksonomi

Klasifikasi tanaman nanas menurut Collins (1960) yaitu sebagai berikut:

Kingdom: Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Kelas: Angiosperma (berbiji tertutup)

Ordo: Farinosae (Bromeliales)

Famili: Bromiliaceae

Genus: Ananas dan Pseudoananas

Asal dan Distribusi

Tanaman nanas berasal dari Amerika tropis, yakni Brazil, Argentina, dan

Peru. Pada saat ini, nanas telah tersebar ke seluruh dunia, terutama di sekitar

khatulistiwa antara 30° LU dan 30° LS (Sunarjono 2006).

Kultivar Nanas

Menurut Nakasone & Paull (1998), kultivar nanas dibagi dalam lima

kelompok yaitu Cayenne, Queen, Spanish, Abacaxi, dan Maipure.

Cayenne. Kultivar ini tersebar luas, banyak ditemukan di Filipina,

Thailand, Hawai, Kenya, Meksiko, dan Taiwan. Nama lain dari kultivar ini yaitu

Page 2: BAB II Tinjauan Pustaka - Nenas

4

“smooth cayenne.” Kultivar ini merupakan standarisasi nanas untuk processing

dan perdagangan buah segar, karena bentuknya yang silinder, bermata dangkal

(shallow eyes), daging buah berwarna kuning, rasanya tidak terlalu asam, dan

memiliki hasil produksi yang tinggi. Pilihan lokal biasanya dikenal dengan nama

asalnya, seperti “Serawak” di Malaysia, “Champaka” yang merupakan asli dari

India, namun banyak hidup di Hawaii. Kelemahan kultivar ini yaitu rentan

terhadap kutu putih dan nematoda (Nakasone & Paull 1998).

Ciri-ciri kultivar Cayenne yaitu tinggi batang dan tangkai buah 20-50 cm.

Garis tengah batang yang terbesar termasuk daun berkisar 7,6-15 cm. Jumlah

daun berkisar antara 60-80 helai. Daun paling panjang kira-kira 101 cm, paling

lebar 6,5 cm. Daun berbentuk palung yang dangkal dengan tepi lurus, tidak

bergelombang. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua dengan tambahan

warna merah kecoklatan yang tidak teratur yang disebabkan adanya pigmen

antosianin dalam epidermis. Permukaan daun bagian bawah tidak memiliki

antosianin, bagian ini bewarna kelabu perak karena adanya trikome yang tebal.

Pada tangkai buah tumbuh cabang (slips) 0-10 buah. Jumlah dan besarnya

tergantung pada kesehatan tanaman. Tunas batang (shoots) berjumlah 0-3 buah.

Anakan (sucker) jumlahnya lebih sedikit dan bentuknya lebih ramping, daunnya

lebih panjang daripada tunas batang. Jumlah bunga dalam rangkaian bunga

berkisar 150 dan sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Warna daun

mahkota bunga biru pucat dengan sedikit warna ungu mengkilat.

Buah terdapat pada ujung tangkai buah dengan bagian bawah lebih besar

daripada bagian ujung. Buah dengan ukuran berat di atas rata-rata bentuknya

meruncing dari dasar ke ujung, sedangkan buah dengan berat di bawah rata-rata

bentuknya mendekati silinder. Sebelum buah masak warna kulit buahnya

kehitaman dan sesudah buah masak kulit buah tersebut berubah menjadi kuning

oranye tua dengan beberapa corak hijau. Daging buah berwarna kuning pucat

hingga kuning, hal ini tergantung pada keadaan iklim dan lingkungan sekitar.

Pada panen buah musim kemarau warna daging buah berwarna lebih kuning dan

jernih daripada ketika musim hujan (Hidayat 2006).

Queen. Kultivar ini memiliki jumlah tunas batang per tanaman adalah 0-3

dan ukurannya lebih kecil daripada tunas batang Cayenne. Tepi daun berduri

Page 3: BAB II Tinjauan Pustaka - Nenas

5

kecil-kecil, rapat, dan tajam. Tangkai buah pendek, dengan panjang berkisar 7-12

cm. Bentuk buah bagus dan berwarna kuning emas. Berat buah berkisar antara

0,9-1,3 kg. Apabila telah masak, daging buahnya juga berwarna kuning emas,

kurang berair, tidak berserat, tekstur rapuh, aroma dan rasa sangat baik, serta

rasanya pun manis. Kultivar “Z-Queen” atau “James Queen” dilaporkan menjadi

mutan dari “Natal Queen” dan merupakan tetraploid alami (Nakasone & Paull

1998; Ashari 1995).

Spanish. Menurut Nakasone & Paull (1998), nanas kultivar ini memiliki

ukuran kecil sampai medium, daun berduri, dan resisten terhadap kutu putih.

Namun, kultivar ini rentan terhadap serangan larva Batrachedra sp. Nanas

kultivar Spanish ini cocok dikonsumsi sebagai buah segar, tetapi tidak cocok

untuk canning (pengalengan).

Abacaxi. Kultivar ini banyak ditanam di Brazil, Amerika Latin dan

wilayah Caribbean untuk pasar lokal. Daun berduri dengan panjang berkisar

antara 60-65 cm. Tangkai buah kaku, buah berbentuk seperti piramid. Cawan

bunga dangkal, daging buah kuning pucat, kandungan serat rendah, cairan buah

banyak, dan rasanya baik. Kelebihan kultivar ini yaitu tahan terhadap penyakit

busuk hati dan busuk akar. Kultivar nanas ini tidak cocok untuk canning dan

buah segar untuk diekspor. Namun, nanas ini disukai di pasar lokal karena air dan

rasanya yang manis (Nakasone & Paull 1998).

Maipure. Nanas kultivar ini banyak ditanam di Amerika Utara dan

Tengah dan dimanfaatkan sebagai komoditas perdagangan buah segar pasar lokal

(Nakasone &Paull 1998).

Syarat Tumbuh

Menurut Sunarjono (2006), tanaman nanas menghendaki dataran rendah

hingga dataran tinggi 1.200 mdpl. Tanaman ini tidak tahan terhadap salju, tetapi

tahan sekali terhadap kekeringan. Namun, tanaman nanas lebih senang terhadap

tanah subur, daerah beriklim basah dengan curah hujan 1.000-2.500 mm per

tahun. Tanaman nanas tahan terhadap tanah asam yang mempunyai pH 3-5, tetapi

paling baik adalah pH tanah antara 5-6,5. Oleh karena itu, tanaman nanas bagus

pula dikembangkan di lahan gambut. Tanaman nanas dapat tumbuh di lahan

Page 4: BAB II Tinjauan Pustaka - Nenas

6

terbuka, tetapi dapat pula tumbuh subur di tempat yang ternaungi pohon besar.

Namun, di tempat terbuka yang mendapat sinar matahari terik, buahnya sering

hangus. Tanaman masih mampu berbuah di daerah beriklim kering (4-6 bulan

kering), asalkan kedalaman air tanah antara 50-150cm. Hal ini disebabkan

akarnya yang dangkal, tetapi tanaman mampu menyimpan air.

Budidaya Nanas

Nanas ditanam dengan sistem dua-dua baris. Tiap baris pada jarak 60 cm

x 60 cm dan jarak antar baris 150 cm. Namun, nanas dapat pula ditanam pada

jarak antara 30-40 cm. Semakin rapat jarak tanamnya, buah yang dihasilkan

semakin kecil. Untuk kebutuhan industri canning biasanya diperlukan buah

berukuran kecil (jarak tanam 30 cm x 40 cm) silindris.

Pupuk kandang yang diperlukan 5-10 kg per lubang tanam. Selain itu juga

digunakan pupuk buatan dengan dosis 300 kg urea, 600 kg TSP, dan 300 kg KCl

per hektar per tahun. Pupuk buatan diberikan dua kali, yaitu pada umur empat

minggu dan delapan minggu setelah tanam. Namun, pemberian pupuk urea yang

berlebihan dapat mendorong terjadinya mahkota ganda (multiple crown) dalam

satu buah sehingga menyebabkan buah menjadi kecil dan terbentuk buah ganda

(satu tangkai ada banyak buah yang berdempetan).

Pemeliharaan selanjutnya yaitu pembersihan gulma, terutama alang-alang

(Imperata cylindrica L.). Hal ini dilakukan karena keberadaan gulma dapat

menurunkan produksi nanas antara 20-42%. Tindakan pemeliharaan yang juga

dianjurkan adalah pembuatan saluran-saluran drainase untuk mencegah serangan

penyakit busuk akar dan busuk hati (titik tumbuh).

Untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi, titik tumbuh tanaman

disemprot dengan Ethrel 40 PGR dengan dosis 70-200 ppm (1 ppm = 1 mg/liter

air). Satu bulan kemudian tanaman akan berbunga. Sebaiknya penggunaan ethrel

dilakukan setelah tanaman berumur 6 bulan, yaitu pada saat jumlah daun tanaman

mencapai 20-30 helai. Cara ini bertujuan agar tanaman berbunga serempak

(Sunaryono 1981). Sebagai pengganti ethrel, dapat digunakan karbid 200-300 mg

yang dimasukkan ke titik tumbuh (Sunarjono 2006).

Page 5: BAB II Tinjauan Pustaka - Nenas

7

Panen

Buah harus dipanen seteleh tua benar atau matang pohon yaitu pada saat

matanya datar dan tampak jarang. Buah nanas yang mulai matang akan

mengeluarkan aroma khas dan bila dipukul (diketuk) akan mengeluarkan suara

menggema. Bulan-bulan panen besar nanas yaitu Desember, Januari, dan Juli.

Hama Tanaman Nanas

Permasalahan hama merupakan salah satu kendala dalam budidaya nanas.

Berikut ini merupakan beberapa hama penting yang menyerang tanaman nanas.

1. Kutu putih Dysmicoccus brevipes (Cockerell) (Hemiptera: Pseudococcidae)

2. Uret (Pineapple white grubs) Lepidiota grata, Rhopaea magnicornis, dan

lain-lain (Coleoptera: Scarabaeidae)

3. Onion or yellow spot thrips, Thrips tabaci (Thysanoptera: Thripidae)

4. Kutu sisik (Pineapple scale), Diaspis bromeliae (Hemiptera: Diaspididae)

(Kerner)

5. Tikus Rattus tiomanicus, R. argentiventer, R. exulans (Rodentia: Muridae)

Kutu putih, Dysmicoccus brevipes (Cockerell) (Hemiptera:

Pseudococcidae). Serangga ini merupakan vektor Pineapple Mealybug Wilt

associated Virus (PMWaV) yang sering menyerang pertanaman nanas. Ciri-ciri

pada serangga dewasa tungkainya terlihat pendek dan membengkok. Pada tibia

terdapat pori translusen. Bentuknya oval dan melebar, tersklerotisasi pada daerah

lobusanal dan ruas ke-2 dari belakang. Ciri khasnya yaitu terdapat 2 seta yang

besar pada bagian lobus anal, 2 porus disciodal dekat mata, dan di ruas ke-8

bagian dorsal terdapat seta-seta panjang yang diantaranya terdapat pori granular

(Nainggolan 2006). Serangga ini lebih banyak menginfestasi nanas kultivar

Smooth Cayenne (Samson 1992).

Uret (Pineapple white grubs) Lepidiota grata, Rhopaea magnicornis,

dan lain-lain (Coleoptera: Scarabaeidae). Hama ini merusak bagian perakaran.

Larva berbentuk C (scarabaeiform) dan berpupa di dalam tanah (Pena et al. 2002;

Sunarjono 2006).

Onion or yellow spot thrips, Thrips tabaci (Thysanoptera: Thripidae).

Serangga ini merupakan vektor Tomatto Spotted Wilt Virus (TSWV) yang

Page 6: BAB II Tinjauan Pustaka - Nenas

8

menyerang tanaman muda dan dapat meyebabkan kematian tanaman (Pena et al.

2002).

Kutu sisik (Pineapple scale), Diaspis bromeliae (Kerner) (Hemiptera:

Diaspididae). Hama ini menyerang bagian daun. Bagian buah juga banyak yang

terinfestasi, terutama ratoon fruits (Pena et al. 2002). Tanaman yang terserang

kutu ini daunnya akan keriput dan pucat.

Tikus Rattus tiomanicus, R. argentiventer, R. exulans (Rodentia:

Muridae). Menurut Priyambodo (2003), pada umumnya serangan tikus terjadi di

pertanaman nanas yang terletak dekat pemukiman warga atau sawah dan ladang.

Penyakit pada Tanaman Nanas

Selain hama, penyakit juga menjadi kendala dalam budidaya tanaman

nanas, sehingga menurunkan hasil baik kualitas maupun kuantitas. Beberapa

penyakit penting pada tanaman nanas adalah:

1. Busuk pangkal (base rot) atau busuk lunak (soft rot)

2. Penyakit layu (Mealybug Wilt of Pineapple/MWP)

3. Busuk hati (titik tumbuh)

4. Busuk akar

5. Tomatto Spotted Wilt Virus (TSWV)

6. Nematoda Pratylenchus brachyurus (Lesion nematodes)

7. Busuk buah bakteri

Busuk pangkal (base rot) atau busuk lunak (soft rot). Penyakit ini

disebabkan oleh cendawan Ceratocytis paradoxa dengan gejala yang dapat

diamati pada batang, pangkal daun, buah dan bibit. Gejala yang tampak pada

bibit nanas yaitu terjadi busuk lunak yang berwarna coklat pada pangkalnya yang

meluas ke atas (daun-daun) sebelum atau sesudah bibit dipindah ke lapangan.

Serangan pada daun ditandai dengan timbul bercak-bercak putih kekuningan atau

coreng-coreng (streak) yang melebar dan pendek. Buah matang yang terinfeksi

membusuk, berwarna kuning yang akhirnya berubah menjadi hitam, biasanya

mulai dari bidang potongan tangkai dan mengeluarkan bau yang khas. Kerugian

terbesar yang diakibatkan yaitu saat buah setelah dipetik. Patogen penyakit ini

hanya dapat mengadakan infeksi melalui luka, baik luka karena pemotongan

Page 7: BAB II Tinjauan Pustaka - Nenas

9

maupun karena penanganan yang kasar. Bibit-bibit yang mempunyai bidang

potongan yang cukup besar pada pangkalnya, sangat rentan terhadap penyakit,

terutama jika banyak hujan (Semangun 2007).

Penyakit layu/Mealybug Wilt of Pineapple (MWP). Penyakit ini

disebabkan oleh PMWaV (Pineapple Mealybug Wilt-associated Virus). Gejala

yang terjadi yaitu daun berwarna kuning hingga kemerahan, melengkung ke

bawah dan layu mulai dari ujungnya. Ujung daun mengalami nekrotik. Jika

diperhatikan tidak ada perbedaan gejala yang signifikan, jika dibedakan menurut

stadia tanaman (Nainggolan 2006; Damanik 2008). Tingkat keparahan penyakit

sangat tergantung kepada konsentrasi virus di tanaman tersebut. Infeksi kutu

putih berpengaruh terhadap kemunculan gejala (Juarsa 2005).

Menurut Amalia (2008) berdasarkan penelitian di Subang, akibat penyakit

ini petani mengalami kerugian ekonomi yang nyata (signifikan). Ketika tingkat

serangan kurang dari 37%, keuntungan petani berkurang 5%. Sedangkan pada

tingkat serangan di atas 40% mengakibatkan kerugian yang lebih besar, yaitu

mencapai 45%. Ambang tindakan yang disebabkan oleh MWP adalah pada saat

kejadian penyakit (KP) sebesar 32,59%.

Novianti (2008) menyatakan bahwa, penyakit layu dapat menyebabkan:

(a) penurunan bobot akar sebesar 39,49%, (b) penurunan kualitas buah, seperti

penurunan bobot buah mencapai 62,11%, serta (c) penurunan diameter buah

17,65%, dan panjang buah sebesar 26,90%. Namun, buah dari tanaman yang

terserang MWP ini tetap manis seperti buah tanaman yang sehat.

Busuk hati (titik tumbuh). Penyakit ini disebabkan oleh cendawan

Phytophthora cinnamomi. Tanaman muda yang terserang penyakit ini

mempunyai daun yang klorosis denganujung nekrotik, daun-daun muda mudah

dicabut dan pangkalnya busuk. Bagian daun yang membusuk mempunyai batas

yang berwarna coklat. Pembusukan dapat meluas ke bagian batang tanaman.

Bagian yang busuk berbau tidak sedap. Pada tanaman tua jarang terjadi infeksi,

jika hal ini terjadi, umumnya hanya sebatas pada jaringan sukulen pada bagian

atas batang dan terbatas pada petak kecil di lapang. Tanaman yang terserang

penyakit ini tidak selalu mati, hanya rebah dan membentuk tunas-tunas baru dan

secara perlahan melanjutkan pertumbuhannya. Patogen penyebab penyakit busuk

Page 8: BAB II Tinjauan Pustaka - Nenas

10

hati ini dibantu oleh curah hujan yang tinggi dan memberikan kerugian yang lebih

besar di tanah yang basah dan sejuk (±25°C) (Semangun 2007).

Busuk akar. Penyakit busuk akar disebabkan oleh cendawan

Phytophthora parasitica. Penyakit ini menyebabkan pembusukan pada sebagian

besar sistem perakaran. Tanaman yang sakit pertumbuhannya terhambat,

sehingga pematangan buahnya juga tertunda. Penyakit ini akan berkembang

dengan baik pada kondisi pertanaman nanas yang drainasenya tidak baik atau

tergenang air. Penyebaran patogen dibantu oleh curah hujan yang tinggi.

Penyakit ini memberikan kerugian yang lebih besar di tanah yang lebih kering dan

lebih panas (30°C) (Semangun 2007).

Tomatto Spotted Wilt Virus (TSWV). TSWV disebarkan oleh vektor

Thrips tabaci Lind. Menurut Pena et al. (2002), patogen ini menyebabkan daun

nanas mengecil dan bergaris kuning.

Nematoda Pratylenchus brachyurus (Lesion nematodes). Gejala yang

ditimbulkannya yaitu bintil-bintil pada akar. Nematoda ini merupakan nematoda

migratori endoparasit. Nematoda dewasa meletakkan telur di jaringan akar dan

tanah, namun semua stadia nematoda dapat bermigrasi ke dalam dan keluar akar.

Gejalanya sangat sulit diidentifikasi di lapangan, tetapi terdapat lesio berwarna

kegelapan dan merusak bagian akar (Pena et al. 2002).

Busuk buah bakteri. Patogen dari penyakit ini yaitu Erwinia

chrysanthemi (Sunarjono 2006). Gejala yang ditimbulkan yaitu pembusukan pada

bagian buah dan tercium bau yang tidak sedap.