bab ii tinjauan pustaka - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/457/3/vera melia suci bab...
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan,
pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan
Property and Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia membutuhkan
beberapa kajian teori. Teori–teori struktur modal bertujuan sebagai landasan
berfikir untuk mengetahui struktur modal yang optimal. Peneliti menggunakan
beberapa teori yaitu Pecking Order Theory dan Trade-Off Theory.
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pecking Order Theory
Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961,
sedangkan penanaman pecking order theory dilakukan oleh Myers pada
tahun 1984 (Joni dan Lina, 2010). Dalam pecking order theory maka
perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang disukai. Brealey and
Myers (1991), Suad Husnan (2000) dalam Joni dan Lina (2010) Secara
ringkas teori tersebut menyatakan bahwa :
a. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi
berwujud laba ditahan).
b. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang
ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran dividen
secara drastis.
11
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
12
c. Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan
fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga,
mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebihi
kebutuhan dana untuk investasi, meskipun pada kesempatan yang lain,
mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari kebutuhan
investasi, maka perusahaan akan mengurangi saldo kas atau menjual
sekuritas yang dimiliki.
d. Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka
perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu,
yaitu mulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas
yang paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan
obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi
(seperti obligasi konversi), baru apabila masih belum mencukupi, saham
baru diterbitkan.
Perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal
internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan
depresiasi. Urutan penggunaan sumber pendanaan dengan mengacu pada
pecking order theory adalah internal fund (dana internal), debt (hutang)
dan equity (modal sendiri) (Nurrohim, 2008).
Dana internal lebih disukai dari pada dana eksternal karena dana
internal memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu “membuka diri
lagi” dari sorotan pemodal luar. Kalau bisa memperoleh sumber
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
13
danayang diperlukan tanpa memperoleh “sorotan dan publisitas publik”
sebagai akibat penerbitan saham baru.
Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang dari pada modal
sendiri karena dua alasan (Husnan, 1996) dalam Santika dan Sudiyatno
(2011), yaitu:
a. Perimbangan biaya emisi, biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya
saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan
menurunkan harga saham lama.
b. Manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan
sebagai kabar buruk (bad news) oleh para pemodal dan membuat
harga akan turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan
adanya asimetrik antara pihak manajemen dengan pihak pemodal.
2.1.2 Trade Off Theory
Trade Off Model Theory menggambarkan bahwa struktur modal
yang optimal dapat ditentukan dengan menyeimbangkan keuntungan
atas penggunaan utang dengan cost financial dan agency problems.
Teori ini merupakan keseimbangan antara keuntungan dan kerugian
atas penggunaan hutang, dimana dalam keadaan pajak nilai
perusahaan, yaitu adanya informasi yang dimiliki oleh pihak
manajemen. Trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal
perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
14
menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat
penggunaan hutang tersebut.
Trade Off Theory dalam struktur modal adalah
menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai
akibat penggunaan hutang (Putri, 2012). Sejauh manfaat lebih besar,
tambahan hutang masih diperkenankan.Apabila pengorbanan karena
penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah
tidak diperbolehkan. Trade off theory telah mempertimbangkan
berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan
personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih
struktur modal tertentu .
Trade of theory menyatakan bahwa tingkat profitabilitas
mengimplikasikan hutang yang lebih besar karena lebih tidak beresiko
bagi pemegang hutang. Kesimpulannya adalah penggunaan hutang
akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik
tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaaan hutang justru menurunkan
nilai perusahaan.
Walaupun model trade off theory tidak dapat menentukan
secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut
memberikan kontribusi penting yaitu :
1. Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya
menggunakan sedikit hutang.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
15
2. Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak
menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar
pajak rendah.
2.1.3 Struktur Modal
2.1.3.1 Pengertian Struktur Modal
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara
hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001).
Pengertian struktur modal dibedakan dengan struktur keuangan,
dimana struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang
mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri,
sedangkan struktur keuangan mencerminkan seluruh hutang baik
hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek.
Struktur modal dalam perusahaan berkaitan erat dengan
investasi sehingga dalam hal ini akan menyangkut sumber dana
yang akan digunakan untuk membiayai proyek investasi tersebut.
Dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan
perusahaan struktur modal merupakan masalah yang sangat
penting. Struktur modal tersebut tercermin pada hutang jangka
panjang dan unsur modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut
merupakan dana permanen atau jangka panjang. Untuk mengukur
struktur modal tersebut digunakan rasio struktur modal yang
disebut dengan leverage ratio.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
16
Leverage ratio adalah perbandingan yang dimaksudkan untuk
mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.
Dalam perhitungan Leverage ratio yang digunakan adalah long
term debt equity ratio menunjukkan persentase modal sendiri yang
dijadikan jaminan hutang jangka panjang yang dihitung dengan
membandingkan antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri (Pranbasari dan Kusuma, 2005).
Struktur modal menunjukan proporsi atas penggunaan hutang
untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui
struktur modal, investor dapat mengetahui keseimbangan dan
tingkat pengembalian investasinya (Nurrohim, 2008). Struktur
modal merupakan kombinasi antara bauran segenap pos yang
masuk ke dalam sisi kanan neraca sumber modal perusahaan.
Struktur atau komposisi modal harus diatur sedemikian rupa
sehingga terjamin stabilitas finansial perusahaan, memang tidak
ada ukuran yang pasti mengenai jumlah dan komposisi modal dari
tiap-tiap perusahaan, tetapi pada dasarnya pengaturan terhadap
struktur modal dalam perusahaan harus berorientasi pada
tercapainya stabilitas finansial dan terjaminnya kelangsungan
hidup perusahaan.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
17
2.1.3.2 Komponen struktur modal
Menurut Riyanto (2001) struktur modal suatu perusahaan
secara umum terdiri atas beberapa komponen yaitu :
1. Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang
jangka waktunya umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang
jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk
membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi
dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan
tersebut meliputi jumlah yang besar.
Komponen-komponen hutang jangka panjang ini terdiri dari :
a. Pinjaman Obligasi (Bonds-payables)
Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan
pengakuan bahwa perusahaan meminjam uang dan
menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka
waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali
obligasi dari penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai
dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan.
b. Hutang Hipotik (mortage).
Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka
panjang yang dijamin dengan aktiva tidak bergerak (tanah
dan bangunan).
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
18
2. Modal Sendiri (Shareholder Equity)
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan dan tertanam dalam perusahaan dalam jangka
waktu tertentu. Modal sendiri berasal dari sumber intern
maupun extern. Sumber intern dari keuntungan yang dihasilkan
oleh perusahaan, sedangkan sumber extern berasal dari modal
yang berasal dari pemilik perusahaan.
Menurut Riyanto (2001) komponen Modal Sendiri terdiri
dari :
a. Modal Saham
Saham adalah tanda bukti kepemilikan suatu Perseroan
Terbatas (PT.) dimana saham terdiri dari :
1. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa, yaitu saham yang pemegang
sahamnya akan mendapat dividen pada akhir tahun
apabila perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan.
Sebaliknya jika perusahaan rugi, maka tidak
diperbolehkan membayar dividen.
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen, yaitu saham yang pemegang
sahamnya mempunyai beberapa preferensi tertentu di
atas pemegang saham biasa terutama dalam hal
pembagian dividen dan pembagian kekayaan.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
19
b. Laba Ditahan
Laba yang ditahan, yaitu keuntungan yang diperoleh
perusahaan yang ditahan (tidak dibayarkan sebagai
deviden), apabila kegunaannya belum ditentukan oleh
perusahaan.
Struktur modal sebuah perusahaan menunjukkan
nilai perusahaan itu sendiri. Suatu struktur modal yang
baik dan optimal akan memaksimalkan nilai perusahaan
tersebut dan meningkatkan harga saham dari sebuah
perusahaan. Sehingga struktur modal dapat dikatakan
mempengaruhi nilai perusahaan.
2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi sruktur modal
2.1.4.1 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan faktor yang dipertimbangkan
dalam menentukan struktur modal perusahaan. Hal ini
dikarenakan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi
cenderung menggunakan utang yang relatif kecil. Karena laba
ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian
besar kebutuhan pendanaan.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan profit atau laba (Priambodo dkk, 2014). Profit
(laba) adalah hasil bersih setelah pajak dan biaya-biaya
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
20
operasional perusahaan. Return on Asset (ROA) digunakan
sebagai tolak ukur profitabilitas dalam penelitian ini karena ROA
menunjukan kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh
aktiva untuk menghasilkan laba. ROA adalah perbandingan
antara laba bersih dengan total aktiva (Priambodo dkk, 2014).
Peningkatan profitabilitas akan meningkatkan laba
ditahan, sesuai dengan pecking order theory yang mempunyai
preferensi pendanaan pertama dengan dana internal berupa laba
ditahan, sehingga komponen modal sendiri semakin meningkat.
2.1.4.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan dalam menentukan berapa besar kebijakan
keputusan pendanaan (struktur modal) dalam memenuhi ukuran
atau besarnya asset perusahaan. Ukuran perusahaan
menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya
perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan.
Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan
berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat
penjualan dan rata-rata total aktiva (Seftiane, 2011). Jadi ukuran
perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
21
Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan
finansial dalam suatu periode tertentu. Semakin besar ukuran
perusahaan yang diindikatorkan oleh total asset, maka
perusahaan akan menggunakan hutang dalam jumlah besar pula.
Semakin besar ukuran perusahaan menunjukan bahwa
perusahaan tersebut memiliki jumlah aktiva yang semakin tinggi
pula (Sari dan Haryanto, 2013). Ketika ukuran perusahaan
diproksikan dengan total aset yang dimiliki semakin besar,
perusahan dapat dengan mudah mendapatkan jaminan dengan
asumsi pemberi pinjaman percaya bahwa perusahan mempunyai
tingkat likuiditas yang tinggi.
2.1.4.3. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan jumlah
penjualan dari tahun ketahun atau dari waktu kewaktu (Kesuma,
2009). Tingkat pertumbuhan penjualan merupakan suatu
kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan dalam mendapatkan
suatu keuntungan yang telah ditentukan oleh suatu target. Bagi
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi
kecenderungan penggunaan hutang sebagai sumber dana
eksternal yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan penjualannya
tergolong rendah.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
22
Tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan menjadi
salah satu pertimbangan dalam struktur modal. Perusahaan yang
penjualannnya relatif stabil dapat lebih aman dalam memperoleh
banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
Jadi perusahaan yang penjualan atau tingkat pertumbuhannya
tinggi lebih cenderung menggunakan hutang lebih besar daripada
perusahan yang tingkat pertumbuhannya tidak stabil. Hal ini
disebabkan karena kebutuhan dana yang digunakan suatu
perusahaan untuk pertumbuhan penjualannya semakin besar atau
tinggi.
2.1.4.4. Struktur Aktiva
Struktur aktiva merupakan rasio yang menggambarkan
proporsi total aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dengan total
aktiva perusahaan (tangibility) (Joni dan lina, 2010). Struktur
ativa adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan memberikan
manfaat dimasa yang akan datang (Kesuma, 2009).
Struktur aktiva dibagi menjadi dua bagian utama yaitu
aktiva lancar yang meliputi kas, investasi jangka pendek, piutang,
wesel, piutang dagang, persediaan, persekot dan aktiva tetap
tidak berwujud. Perusahaan yang asetnya mencukupi untuk
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
23
digunakan sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup
banyak menggunakan hutang. Hal ini disebabkan, perusahaan
dengan skala besar akan lebih mudah mendapatkan akses
kesumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Teori trade off menjelaskan apabila manfaat yang
diperoleh perusahaan dalam menggunakan hutang lebih besar
daripada pengorbanannya, maka sebaiknya perusahaan
melakukan pendanaan secara internal. Penggunaan hutang dalam
jumlah besar kana meningkatkan resiko financial bagi
perusahaan, sementara itu asset tetap dalam jumlah besar tentu
juga mengakibatkan risiko bisnis yang semakin besar yang pada
akhirnya meningkatkan total resiko. Dengan demikian, semakin
tinggi struktur aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka
akan memudahkan perusahan dalam mendapatkan hutang.
2.2. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang terkait mengenai
Profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualandan struktur
aktivaterhadap struktur modal.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
24
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian Alat Analisis Hasil
1. Joni dan
Lina
(2010)
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
struktur modal
Leverage,
profitability,
firm size, assets
growth,
dividend, asest
structure,
business risk
Regresi
Berganda
assets growth, dan
asest structure
memiliki pengaruh
positif terhadap
leverage.
2 Santika
dan
Sudiyatno
(2011)
Menentukan
struktur modal
perusahaan
manufaktur di
BEI
Pertumbuhan
penjualan,
struktur aktiva,
profitabilitas
Regresi
Berganda
Pertumbuhan
penjualan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap struktur
modal, struktur
aktiva memiliki
pengaruh positif
tidak signifikan
terhadap struktur
modal,
profitabilitas
berpengaruh
negatif signifikan
terhadap struktur
modal.
3 Putri
(2012)
Pengaruh
profitabilitas,
struktur
aktiva, dan
ukuran
perusahaan
terhadap
struktur modal
perusahaan
manufaktur
sekor industry
makanan dan
minuman yang
terdaftar di
BEI
Profitabilitas,
struktur aktiva,
ukuran
perusahaan,
Regresi
Berganda
Profitabilitas
berpengaruh positif
dan tidak
signifikan terhadap
struktur modal,
struktur aktiva
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap struktur
modal, ukuran
perusahaan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap struktur
modal.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
25
No. Peneliti Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian Alat Analisis Hasil
4 Damayanti
(2013)
Pengaruh
struktur
aktiva, ukuran
perusahaan,
peluang
bertumbuh
dan
profitabilitas
terhadap
struktur
modal.
Struktur aktiva,
Firm size,
Growth,
profitabilitas
Regresi
Berganda
Struktur aktiva,
Ukuran perusahan
secara parsial
berpengaruh
negatif signifikan
terhadap struktur
modal, ukuran
perusahaan
berpengaruh
negatif terhadap
struktur modal,
GROWTH
berpengauh positif
signifikan terhadap
struktur modal,
profitabilitas
berpengaruh
negative signifikan
terhadap struktur
modal.
5 Hadianto,
dkk (2013)
Pengaruh
Risiko
Sistematik,
Struktur
Aktiva,
Profitabilitas,
dan Jenis
Perusahaan
Terhadap
Struktur
Modal Emiten
Sektor
Pertambangan:
Pengujian
Hipotesis
Static-Trade
Off
Risiko
Sistematik,
Struktur Aktiva,
Profitabilitas,
dan Jenis
Perusahaan
Regresi
Berganda
Risiko sistematik,
profitabilitas, dan
jenis perusahaan
secara parsial
berpengaruh positif
terhadap struktur
modal. struktur
aktiva yang negatif
terhadap struktur
modal.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
26
2.3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu. Dapat ditentukan variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Aktiva sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini adalah Struktur Modal.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.4. Hipotesis Penelitian
2.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan profit atau laba Priambodo dkk (2014). Pada umumnya,
perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi
menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat keuntungan yang
Struktur Modal
(Y)
-
+
+
+
Profitabilitas (X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Pertumbuhan Penjualan (X3)
Struktur Aktiva (X4)
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
27
tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar
pendanaan dari laba ditahan. Dalam hal ini perusahaan akan
cenderung memilih laba ditahan untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan.
Pecking Order theory menyatakan bahwa ”Perusahaan
dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya
rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi
memiliki sumber dana internal yang berlimpah”. Perusahaan dengan
tingkat keuntungan yang tinggi mempunyai dana internal yang tinggi
yang dapat digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan tersebut,
sehingga hutangnya rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) yang
menguji pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal yang
hasilnya menyatakan bahawa profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap struktur modal. Hasil yang sama ditemukan pula pada
penelitian Santika dan Sudiyatno (2011), Damayanti (2013), Nofriani
(2015), Kanita (2014), yang menyatakan hasil bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut.
H1 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur
modal
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
28
2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang telah
dipertimbangkan dalam menentukan berapa besar kebijakan
keputusan pendanaan (struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau
besarnya asset suatu perusahaan. Semakin tinggi ukuran perusahaan
maka semakin tinggi kebutuhan dana yang diperlukan. Perusahaan
cenderung menggunakan dana eksternal untuk memenuhi kebutuhan
dananya tersebut. Apabila perusahaan membutuhkan dana eksternal
untuk memenuhi kebutuhanya, ukuran perusahaan mempengaruhi
berapa besar dana yang diperlukan dan bagaimana perusahaan
memperoleh dana tersebut.
Trade off teory mengemukakan, perusahaan yang besar
memiliki resiko kebangkrutan yang lebih kecil dibandingkan
perusahaan yang kecil. Hal ini membuat perusahaan besar mudah
untuk memperoleh hutang. Pernyataan tersebut diperkuat dalam
penelitian Putri (2012), yang menyatakan ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal. Dan didukung
oleh penelitian Seftianne (2011), yang menyatakan ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut.
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
29
2.4.3 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang
tinggi memiliki kecenderungan penggunaan hutang sebagai sumber
dana eksternal yang lebih besar dibandingkan perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan penjualan yang rendah. Pertumbuhan penjualan
yang tinggi selalu diikuti dengan peningkatan dana yang digunakan
untuk pembiayaan ekspansi.
Menurut Santika dan Sudiyatno (2011) pertumbuhan
penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Artinya jika
pertumbuhan penjualan naik, maka struktur modalnya juga naik
seacara signifikan. Hasil yang sama ditemukan oleh Yusfarita (2010),
Sawitri dan Lestari (2015) yang menyatakan hasil bahwa tingkat
pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut.
H3 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016
30
2.4.4 Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
Struktur aktiva merupakan komposisi relatif aktiva tetap yang
dimiliki oleh perusahaan. Struktur aktiva merupakan rasio yang
menggambarkan proporsi total aktiva tetap yang dimiliki perusahaan
dengan total aktiva perusahaan (tangibility) (Joni dan lina, 2010).
Menurut trade off theory, struktur aktiva diprediksikan
memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Baik Ooi (1999)
maupun Sartono (2008) dalam Hadianto (2013) menjelaskan bahwa
semakin besar aktiva tetap yang digunakan maka perusahaan dapat
menjaminkan aktiva tetapnya untuk mendapat pinjaman.
Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012) menyatakan
bahwa struktur aktiva memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap struktur modal. Hasil penelitian yang sama pada penelitian
yang dilakukan Santika dan Sudiyatno (2011), dan (Kanita, 2014)
yang manyatakan hasil bahwa struktur aktiva memiliki perngaruh
yang positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut.
H4: Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran..., Vera Melia Suci, FE UMP, 2016