bab ii tinjauan pustaka - repository.uksw.edu · konteks analisis wacana. kritis mempertimbangkan...

21
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Wacana Kritis Analisis wacana menyerap sumbangan dari studi linguistik, dimana analisis wacana kritis tidak berhenti pada aspek tekstual tetapi juga pada konteks dan proses produksi dan konsumsi pada suatu teks yang mana sebuah bahasa dapat diproduksi serta ideologi di baliknya. Terdapat tiga pandangan dalam analisis wacana yaitu pandangan positivism-empris, kontruktivisme dan pandangan kritis. Dalam penelitian ini dimana lebih cenderung menggunakan pandangan kritis, atau yang sering disebut dengan analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis ini dimaksudkan dengan suatu cara atau proses untuk menganalisa atau membongkar sesuatu atau maksud-maksud dari makna tertentu dari sang pencerita yang mengemukan suatu pernyataan dalam suatu wacana tertentu (Eriyatno.2001 : 5). Analisa wacana dalam paradigma kritis merupakan suatu upaya untuk melihat secara dekat bagaimana makna pesan yang diorganisasikan, digunakan dan dipahami. Bahasa dalam wacana kritis dipandang sebagai representasi yang membentuk subjek, tema, maupun ideologi tertentu. Dalam analisi wacana kritis bahasa dan juga seperti yang lainnya seperti puisi, novel dan lirik lagu dan lain-lainnya tidak hanya digunakan dalam teks untuk dianalisis saja tetapi bahasa dan lain lainnya juga digunakan dalam praktik tertentu, termasuk praktik kekuasaan. Analisis wacana kritis melihat wacana pemakaian bahasa dalam urutan maupun tulisan sebagai pratik sosial. Analisis wacana kritis memilki arti dalam memandang sebuah bahasa, dimana bahasa sebagai factor yang sangt penting, bahasa dapat digunakan dalam melihat situasi yang ada dalam ketimpangan hidup, antara kekuasaan yang terjadi di masyarakat karateristing yang penting dari analisis wacana kritis sendiri dipaparkan

Upload: others

Post on 16-Feb-2020

18 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Wacana Kritis

Analisis wacana menyerap sumbangan dari studi linguistik, dimana analisis

wacana kritis tidak berhenti pada aspek tekstual tetapi juga pada konteks dan proses

produksi dan konsumsi pada suatu teks yang mana sebuah bahasa dapat diproduksi

serta ideologi di baliknya. Terdapat tiga pandangan dalam analisis wacana yaitu

pandangan positivism-empris, kontruktivisme dan pandangan kritis. Dalam penelitian

ini dimana lebih cenderung menggunakan pandangan kritis, atau yang sering disebut

dengan analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis ini dimaksudkan dengan suatu

cara atau proses untuk menganalisa atau membongkar sesuatu atau maksud-maksud

dari makna tertentu dari sang pencerita yang mengemukan suatu pernyataan dalam

suatu wacana tertentu (Eriyatno.2001 : 5). Analisa wacana dalam paradigma kritis

merupakan suatu upaya untuk melihat secara dekat bagaimana makna pesan yang

diorganisasikan, digunakan dan dipahami.

Bahasa dalam wacana kritis dipandang sebagai representasi yang membentuk

subjek, tema, maupun ideologi tertentu. Dalam analisi wacana kritis bahasa dan juga

seperti yang lainnya seperti puisi, novel dan lirik lagu dan lain-lainnya tidak hanya

digunakan dalam teks untuk dianalisis saja tetapi bahasa dan lain lainnya juga

digunakan dalam praktik tertentu, termasuk praktik kekuasaan. Analisis wacana kritis

melihat wacana pemakaian bahasa dalam urutan maupun tulisan sebagai pratik sosial.

Analisis wacana kritis memilki arti dalam memandang sebuah bahasa, dimana

bahasa sebagai factor yang sangt penting, bahasa dapat digunakan dalam melihat

situasi yang ada dalam ketimpangan hidup, antara kekuasaan yang terjadi di

masyarakat karateristing yang penting dari analisis wacana kritis sendiri dipaparkan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

7

oleh Teun A van Dijk, Fairclough, dan Wodak ( dalam Eriyanto.2001 :8-13)

merupakan tindakan, konteks, historis kekuasaan, dan ideologi.

Kelima karakteristik wacana kritis tersebut dijelaskan seperti pemaparan

sebagai berikut :

1. Tindakan

Wacana dipahami sebagai sebuah tindakan atau sebuah interaksi. Wacana

dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah mempengaruhi, mendebat,

membujuk, menyangga, bereaksi, dan sebagainya. Wacana dipahami sebagai sesuatu

yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di luar kendali

atau diekspresikan di luar kesadaran.

2. Konteks

Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar,

situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada

suatu konteks tertentu. Bahasa dipahami dalam konteks secara keseluruhan. Guy

Cook menyebutkan ada tiga hal yang sentral dalam pengertian wacana, yaitu teks,

konteks, dan wacana.

3. Historis

Wacana diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa

menyertakan konteks yang menyertainya. Salah satu aspek penting untuk dapat

mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana itu dalam konteks

historis tertentu. Pemahaman mengenai wacana teks hanya akan diperoleh jika

terlebih dahulu memberikan kontek historis dimana kontek tersebut diciptakan.

4. Kekuasaan

Analysis wacana kritis mempertimbangkan elemen elemen kekuasaan (power).

Wacana muncul dalam bentuk teks tidak dipandang sebagai yang alamiah atau

bersifat netral tetapi merupakan suatu bentukan dengan campur tangan kekuasaan.

Analisis wacana kritis tidak membatasi diri pada detail teks maupun struktur saja

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

8

tetapi juga menghubungkan dengan kekuatan kekuasaan sosial, politik, ekonomi

maupun budaya tertentu.

5. Ideologi

Konsep sentral yang juga sangat berperan dalam analisi wacana kritis

adalah ideologi. Hal ini dikarenakan teks maupun bentuk lainnya tersebut adalah

bentuk dari praktek ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu. Ideologi

dibangun oleh kelompok yang diminati dengan tujuan untuk memproduksi dan

melegitimasi dominasi mereka. Wacana dalam pandangan Van Djik sebagai medium

melalui kelompok yang dominan mempersuasi dan mengkomunikasikan kepada

khlayak produksi kekuasaan dan dominasi yang dimiliki.

Analinsis wacana diketahui mempunyai alasan atau bertujuan untuk

melihat makna-makna yang tersembunyi dari suatu teks atau yang lannya (Sobur,

2006 : 68) sehingga pada penelitian ini penulis memilih untuk menggunakan model

analisi wacan kritis Teun Van Djik. Menurut Van Dijk sebuah teks berdiri dari

beberapa elemen yaitu struktur makro, supertruktur, dan struktur mikro yang tidak

dapat dipisahkan dalam kesatuan sebuah teks atau sebuah tulisan.

Dengan menggunakan analisis model Vand Dijk keseluruhan teks dapat

di analisis berdasarkan ketiga elemen tersebut sehingga dapat diketahui bagaimana

suatu wacana dapat dikembangkan. Selain itu dengan menggunakan analisis wacana

model Van Dijk ini, dapat dilihat bagaimana suatu teks diproduksi sehingga

mendapatkan suatu pengetahuan mengapa sebuah teks bisa semacam itu dan

bermakna seperti itu.

2.2 Analisis Wacana Kritis Teun A Vand Dijk

Dari begitu banyak model analisis wacana yang dikembangkan oleh beberapa

ahli, model van Dijk adalah model yang paling banyak dipakai. Hal ini mungkin

disebabkan karena van Dijk menformulasikan elemen-elemen wacana, sehingga bisa

dipakai secara praktis. Model yang dipakai oleh van Dijk ini sering disebut sebagai

“kognisi sosial” (Eriyanto 2001:221). Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

9

cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu

praktik produksi yang harus juga diamati. Di sini harus dilihat juga bagaimana suatu

teks diproduksi. Proses produksi itu melibatkan suatu proses yang disebut sebagai

kognisi sosial. Teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik wacana. Di

sini ada dua bagian, yaitu teks yang mikro yang merepresentasikan suatu topik

permasalahan dalam berita, dan elemen besar berupa struktur sosial. Van Dijk

membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen besar berupa struktur sosial

tersebut dengan elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang dinamakan

kognisi sosial. Kognisi sosial tersebut mempunyai dua arti. Di satu sisi ia

menunjukkan bagaimana proses teks tersebut diproduksi oleh wartawan/ media, di

sisi lain ia menggambarkan nilai-nilai masyarakat itu menyebar dan diserap oleh

kognisi wartawan dan akhirnya digunakan untuk membuat teks berita (Eriyanto

2001:222).

Dalam buku Eriyanto, Van Dijk melihat bagaimana struktur sosial, dominasi,

dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/ pikiran

dan kesadaran membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Wacana oleh van

Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/ bangunan : teks, kognisi sosial, dan

konteks sosial. Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana

tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks yang pertama, yang

diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk

menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi

teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga

mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu

masalah. Ketiga dimensi ini merupakan bagian yang integral dan dilakukan secara

bersama-sama dalam analisis Van Dijk (Eriyanto 2001:225).

2.2.1 Teks

Van Dijk membagi struktur teks ke dalam tiga tingkatan.

Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global/ umum dari suatu teks

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

10

yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam

suatu berita. Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang

berhubungan dengan kerangka atau skema suatu teks, bagaimana bagian-

bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur

mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu

teks yakni kata, kalimat, parafrase dan lain-lain.

Meskipun terdiri atas berbagai elemen, semua elemen tersebut

merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama

lainnya. Makna global dari suatu teks (tema) didukung oleh kerangka teks dan

baru kemudian pilihan kata dan kalimat yang dipakai. Kita bisa membuat

pemberitaan tentang bermunculannya band baru di Indonesaia. Misalnya, di

media cetak A mengatakan bahwa munculnya band-band baru di Indonesaia

bakal menggeser band band yang dulu atau band-band lama yang masih tetap

berkarya semata mat ada urusan tersendiri dalam media cetak tersebut.

Tema ini akan didukung dengan skematik tertentu. Misalnya dengan

menyusun cerita yang mendukung gagasan dalam media cetak tersebut. Media

tersebut juga akan menutupi fakta tertentu dan hanya memberikan informasi

yang sekedar menjelaskan tentang informasi mengenai band-band baru yang

sedang bermunculan dalam industri musik. Semua teks dipandang Van Dijk

mempunyai suatu aturan yang dapat dilihat sebagai sebuah piramida. Makna

global dari suatu teks didukung oleh kata, kalimat, dan proposisi yang dipakai.

Pernyataan atau tema pada level umum didukung oleh pilihan kata, kalimat,

atau retorika tertentu. Pemakaian kata, kalimat, proposisi, retorika tertentu

oleh media dipahami Van Dijk sebagai bagian dari strategi wartawan.

1. Struktrur makro (thematic structure)

Struktur makro merupakan makna global sebuah teks yang dapat

dipahami melalui tematik. Tematik direpresentasikan ke dalam suatu atau

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

11

beberapa kalimat yang merupakan gagasan utama/ide pokok wacana.

Tematik sesuatu hal yang menunjukan pada gambaran umum dari suatu

teks, bisa juga disebut gagasan inti atau yang utama dari sebuah teks

(Eriyanto 2001 : 229). Kata tema sering disandingan dengan apa yang

disebut dengan topik. Topik secara teoritis dapat digambarkan sebagai dalili

(proposisi), sebagai bagian dari informasi penting suatu wacana dan

memaikan peran penting sebagai pembentuk kesadaran. Topik menunjukan

informasi yang paling penting atau inti pesan yang ingin disampaikan oleh

komunikator.

2. Superstruktur (superstructure)

Superstruktur merupakan struktur yang digunakan untuk

mendeskripsikan sesuatu, di mana keseluruhan topik diselipkan.

Superstruktur ini mengorganisikan topik dengan cara menyusun kalimat

beritanya berdasarkan urutan yang diinginkan. Teks atau wacana umumnya

mempunyai alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan

bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga

membentuk suatu arti. Meskipun mempunyai bentuk dan skema yang

beragam, berita umumnya mempunyai dua kategori skema besar. Pertama,

biasanya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead. Elemen skema

ini merupakan elemen yang dipandang penting. Judul umumnya

menunjukkan tema yang ingin ditampilkan oleh wartawan dalam

pemberitaannya. Lead umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang

ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara lengkap.

Kedua, story yakni isi berita secara keseluruhan. Isi berita ini juga

mempunyai dua sub kategori. Yang pertama berupa situasi yang kedua

komentar yang ditampilkan dalam teks.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

12

3. Struktur Mikro

Struktur mikro adalah struktur wacana yang terdiri atas beberapa

elemen, yaitu:

1. Elemen Skemantik

Sebuah teks atau wacana umumnya memiliki sebuah skema atau alur dari

pendahualan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-

bagian dalam teks disusun sehingga terangkai sebuah kesatuan arti. Bentuk

wacana umumnya dibentuk dalam sejumlah katagori atau pembagian umum

seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup dan lain

sebagainnya. Dengan urutan tertentu skematik memberikan tekanan mana

yang di dahulukan dan bagian mana yang menjadi strategi untuk

menyembunyikan informasi penting. Karena dengan menampilkan dibagian

tertentu suatu bagian merupakan proses penonjolan tertentu dan

menyembunyikan bagian yang lain. Upaya penyembunyian informasi

penting itu dilakukan dengan menempatkan dibagian akhir agar tidak

terkesan menonjol. Semua bagian dan skema ini dipandang sebagai strategi

bukan saja bagaimana bagian dalam teks itu hendak disusun tetapi juga

bagaimana membentuk pengertian sebagaimana atau pemaknaan

komunikator atas suatu peristiwa.( Eriyanto, 2001 : 232 )

Skematik merupakan strategi dari komunikator untuk mendukung makna

umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung, informasi penting

disampaikan diawal atau pada kesimpulan beergantung pada makna yang

didistribusikan dalam wacana. Struktur skematik dengan kata lain

memberikan sebuah tekanan pada bagian mana yang didahulukan atau bagian

mana yang dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan

informasi penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menekankan

dibagian akhir agar terkesan kurang menonjol. ( Sobur, 2009 : 76)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

13

2) Elemen Semantik

Elemen semantik ini sangat erat hubunganya dengan elemen leksikon

dan sintaksis sebab penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu dalam

berita dapat memunculkan makna tertentu. Berikut ini adalah unsur-unsur

wacana yang tergolong ke dalam elemen semantik.

1. Latar

Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin

ditampilkan. Latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan

dalam suatu teks (Eriyanto, 2006.235). oleh karena itu, latar teks merupakan

elemen yang berguna karena dapat membongkar apa maksud yang ingin

disampaikan oleh wartawan. Latar peristiwa itu dipakai untuk menyediakan

dasar hendak ke mana teks dibawah.

2. Detil

Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan

seseorang (Eriyanto, 2006: 238). Detil yang lengkap dan panjang merupakan

penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan citra tertentu

kepada khalayak. Detil yang lengkap itu akan dihilangkan kalau berhubungan

dengan sesuatu yang menyangkut kelemahan atau kegagalan komunikator

3. Maksud

Elemen wacana maksud hampir sama dengan detil, hanya saja elemen maksud

meliat informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara

jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara

tersembunyi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

14

4. Pranggapan

Elemen wacana pranggapan merupakan pertanyaan yang digunakan untuk

mendukung makna suatu teks. Pranggapan adalah upaya mendukung pendapat

dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya. Pranggapan hadir

dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu

dipertanyakan lagi.

3) Elemen sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen penting yang

dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Dengan kata lain, melalui

struktur sintaksis tertentu, pembaca dapat menangkap maksud yang ada

dibalik kalimat-kalimat dalam berita. Melalui struktur sintaksis, wartawan

dapat menggambarkan aktor atau peristiwa tertentu secara negafit maupun

posifit.

a. Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antara kata, atau kalimat dalam teks,

Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat

dihubungkan sehingga tampak koheren.

b. Koherensi Kondisional

Koherensi Kondisianal diantaranya ditandai dengan pemakian anak kalimat

sebagai penjelas. Di sini ada dua kalimat,di mana kalimat kedua adalah

penjelas atau keterangan dari kalimat pertama, yang dihubungkan dengan kata

hubung konjungsi, seperti “yang” atau “dimana”. Kalimat kedua fungsinya

hanya sebagai penjelas sehingga ada atau tidak anak kalimat itu,tidak akan

mengurangi arti kalimat.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

15

c. Koherensi Pembeda

Jika koherensi kondisional berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua

peristiwa dihubungkan/dijelaskan. Koherensi pembeda berhubungan dengan

pertanyaan, bagaimana dua buah peristiwa atau fakta itu hendak dibedakan.

d. Pengingkaran

Elemen wacana pengingkaran adalah bentuk praktik wacana yang

menggambarkan bagai mana wartawan menyembunyikan apa yang ingin

diekpresikan secara jelas. Penginakaran ini menunjukkan seolah wartawan

menyetujui sesuatu, padahal ia tidak setuju dengan memberikan argumentasi

atau fakta yang menyangkal persetujuannya tersebut.

e. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah suatu cara berpikir logis. Di mana ia menyatakan

apakah A yang menjelaskan B, atau B yang menjelaskan A. Dalam hal ini jika

dipertemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan objek (diterangkan) dan

predikat Bentuk lain adalah dengan pemakian urutan kata-kata yang

mempunyai dua fungsi sekaligus. Pertama menekankan atau menghilangkan

dengan penempatan dan pemakian kata yang mencolok dengan menggunakan

pemakian semantik.

f. Kata Ganti

Elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan

menciptakan suatu komunitas imanjinatif. Kata ganti merupakan alat yang

dipakai oleh komunikator untuk menujukkan di mana posisi seseorang dalam

wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, seseoarang dapat menggunakan

“kami” atau “saya” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan

sikap resmi komunikator.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

16

4) Elemen Retorik

Elemen ritorik menyangkut penggunaan repetisi, alitersi, metafora

yang dapat berfungsi sebagai “idiologi control” manakalah sebuah informasi

yang kurang baik tentang aktor tertentu dibuat kurang mencolok sementara

informasi tentang aktor lain ditekankan. Dengan kata lain, retorik ini

digunakan untuk memberi penekanan posifif atau negatif terhadap aktor atau

peristiwa dalam berita.

a. Grafis

Elemem ini merupakan bagian untuk memberikan apa yang berarti

dianggap penting leh seseorang yang dapat diamati dari teks. Dalam elemen

grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat berbeda

dibandingkan tulisan lain, seperti pemakian huruf tebal, huruf miring, garis

bawah, huruf dengan ukuran lebih besar,termasuk pemakian caption, raster,

grafik, gambar, foto dan tabel untuk mendukung pesan. Pemakian angka-

angka dalam berita diantaranya digunakan untuk menyugestikan kebenaran,

ketelitian, dan posisi dara suatu laporan. Pemakian jumlah, ukuran statistik

menurut Van Dijk (dalam Eriyanto, 2006:258) bukan semata bagian dari

standar jurnalistik, melainkan juga menyugestikan presisi dari apa yang

hendak dikatakan dalam teks.

b. Metafora

Dalam suatu wacana, seorang wartawan tidak hanya menyampaikan

pesan pokok lewat teks, tetapi juga kiasan,ungkapan, metafora yang

dimaksudkan sebagia bumbu dari suatu berita. Akan tetapi, pemakian

metafora tertentu bisa jadi pakian oleh wartawan secara strategi sebagai

landasan berfikir, alasan pembenar atas pendapat tertentu kepada publik.

Penggunaan ungkapan sehari-hari, peribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

17

kata kuno, bahkan ungkapan ayat suci dipakai untuk memperkuat pesan

utama.

5) Elemen Stilistik

Sudjiman dalam Sobur ( 2009 : 82 ) menyatakan, bahwa pusat

perhatian stilistika adalah style yaitu cara yang digunakan seorang pembicara

atau penulis untuk menyatakan dengan menggunakan bahasa sebagai sarana.

Dengan demikian style dapat di terjemahkan sebagai gaya bahasa.

- Pada dasarnya leksikon menandakan bagaimana seorang melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yag tersedia. Suatu

fakta umumnya terdiri atas beberapa kata yang merujuk pada fakta.

Misalanya pada kata “ ayam kampus” memiliki kata lain adalah

mahassiswa yang sering atau bisa di pakai dan juga mahasiswa

panggilan. Di antara kata-kata itu seseorang bisa memilih diantara

pilihan yang tersedia itu, dengan demikian plihan kata yang

digunakan tidak semata mata hanya kebetulan, akan tetapi juga

secara ideologis menunjukan bagaimana pemaknaan sesorang

terhadap fakta / realitas (Eriyanto, 2001 : 255)

6) Elemen leksikon

Elemen leksikom menyangkut pemilihan diksi. Pemilihan diksi telah

diketahui dapat mengeskspresikan idiologi maupun persuasi, sebagaimana

yang terjadi pada “terrorist” dan “freedomfighter”. Bagaimana aktor yang

sama digambarkan dengan dua diksi yang berbeda berimplikasi pada

pemahaman pembaca tenteng aktor tersebut.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

18

2.2.2 Kognisi Sosial

Kognisi sosial merupakan sebuah cara untuk menjelaskan tentang

sebuah teks yang diproduksi oleh individu atau kelompok dengan cara

memandang realitas sosial yang ada di sekitar kita, hal itu yang menghasilkan

sebuah teks. Dalam suatu realita yang ada di sekitar kita dimana selalu muncul

sebuah pemberitaan yang bisa menyudutkan sebuah kelompok atau yang

lainnya sehingga mengubah cara pandang sebuah teks menjadi berbeda.

Pendekatan kognisi sosial ini didasarkan pada sebuah asumsi dimana

sebuah teks itu tidak mempunyai sebuah makna dimana teks dianggap sebagai

sebuah tulisan saja, melainkan bahasa atau pemakaian sebuah bahasa yang

mempunyai makna yang lebih besar. Kelompok atau perseorangan harus

meneliti dalam membuat sebuah teks, meneliti dari segi tulisan dan juga

bahasa, karena sebuah teks pada dasarnaya dihasilkan lewat kesadaran

prasangka dalam suatu kejadian. Pada intinya kognisi sosial menjelaskan

bagaimana pembuat teks mempresentasikan kepercayaan atau prasangka

dalam pengetahuan sebagai suatu strategi dalam langkah pembentukan sebuah

teks.

2.2.3 Konteks Sosial

Konteks, teks dan wacana merupakan kesatuan yang tak terpisahkan.

Dalam konteks terdapat semua situasi yang dapat mempengaruhi pemakaian

sebuah bahasa yang akan digunakan atau di produksi. Jika tujuan dari analisis

wacana secara keseluruhan meenggambarkan masalah yang terdapat dalam

sebuah teks yang dapat dilihat dari sekitar kita atau lingkungan sosial

masyarakat yang ada, maka konteks sangat berperan penting dalam hal ini

menentukan sebuah permasalahan atau sebuah wacana. Jika sebuah konteks

berubah maka akan terjadi perubahan juga pada makna yang ada.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

19

2.3 Teori Feminisme

Menurut Friederich Engel Pada mulanya perempuan bukan dianggap sebagai

subordinat laki-laki karena perempuan memainkan peran vital ketika menghasilkan

barang material seperti pakaian dan peralatan masak. Hal tersebutlah yang

menyebabkan masyarakat berpasangan secara matrilineal sedangkan laki-laki

mendapatkan keuntungan dari kegiatan itu. Laki-laki menjadi semakin kuat dengan

kemampuan ekonomi yang dimilikinya, sedangkan perempuan semakin lemah karena

pekerjaan yang dilakukannya di rumah tidak mampu menghasilkan seperti pekerjaan

yang laki-laki kerjakan. Dengan kondisi seperti itu maka akhirnya posisi matrilineal

berubah menjadi patrilineal karena laki-laki yang menjadi pihak yang menurunkan

kekayaan yang ada pada dirinya kepada anak. Hal tersebut membuat perempuan

menjadi representasi kelas proletar. Dengan kekuatan yang dimiliki laki-laki mereka

lebih bebas dalam melakukan berbagai hal, akan tetapi perempuan jam sekarang tidak

hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga melainkan juga pekerjaan yang sama

dengan pekerjaan laki-laki bahkan bisa melebihi laki-laki seperti dalam bidang politik

dan lain-lain.

2.4 Lirik Lagu Dalam Tinjauan Analisis Wacana Kritis

Dalam analisis wacana kritis, wacana disini tidak hanya di sebagai studi

bahasa melainkan yang lainnya. pada akhirnya analisis wacana kritis memang

menggunakan bahasa dalam bentuk teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang

dianalisis disini berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional.

Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan saja

tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks disini berarti bahasa itu dipakai

untuk bertujuan dan praktek tertentu. Maka dalam hal ini adalah ciri dari analisis

wacana kritis seperti yang ungkapkan oleh Teun A.Van Djik, dan Wodak (Eriyanto.

2001 : 8-13)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

20

2.5 Musik Sebagai Media Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting di kehidupan sehari-

hari, komunikasi bisa terjalin bagi setiap individu, kelompok, organisasi bahkan

masyarakat. Komunikasi merupakan suatu sarana yang menghubungkan manusia

dengan dunia, komunikasi juga sarana manusia mengekspresikan diri dan

mempengaruhi orang lain. Sehingga tanpa adanya komunikasi seseorang individu

tidak bisa menjalin hubungan dengan individu yang lainnya. proses komunikasi

meliputi respon terhadap pesan yang di terima dan kemudian menciptakan pesan

baru, karena setiap orang berkomunikasi dengan sesamanya dengan menciptakan dan

mengintegrasi pesan pesan yang dikemas dalam simbol yang bermakna serta berguna.

(Liliweri,2012 : 35). Ada banyak hal yang dapat kita komunikasikan, termasuk

melalui karya seni, dimana karya seni membutuhkan media dalam menyampaikan

pesannya.

Komunikasi merupakan suatu penyampaian sebuah pesan dari komunikan

kepada komunikator bisa individu bisa juga masal kepada orang lain atau orang

banyak. Komunikasi juga mmenggunakan media dalam penyampaian pesannya untuk

menghubunan komunikator dan juga komunikannya sehingga dapat merespon

komunikasi apa yang sedang berlangsung. Dalam hal ini lirik lagu merupakan pesan

yang disampaikan penciptanya kepada khalayak melalui media tertentu.

Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian yang menggunakan

instrument atau bunyi secara terarah dengan jelas. Musik dapat mencerminkan sifat

seseorang dan juga musit dapat memainkan peran dalam masyarakat, memiliki

sejumlah besar gaya dan setiap gaya tersebut merupakan ciri dari masing-masing. Di

dalam musik terkandung nilai dan norma yang menjadi bagian dari proses dari sebuah

budaya, baik dalam bentu formal maupun non formal. Musik itu memiliki bentuk

khas baik dari sudut pandang structural maupun jenisnya dalam kebudayaan tertentu.

(Danesi, 2010 :242)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

21

Musik merupakan tempat atau media yang mana manusia bisa mencurahkan

perasaan seseorang, dimana dengan musik seseorang dapat memberikan apa yang

seseorang rasakan atau yang seseorang resahkan dan tertuang dalam musik dan juga

tertuang dalam kata-kata atau sebuah lirik lagu yang sedang menggambarkan

perasaan yang sangat mendalam dari penciptannya. Selain indentik dengan lagu

musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang mana terdapat melodi dan

irama yang menimbulkan harmonisasi.

Musik juga dapat berperan sebagai bagian dari sebuah sistem sosial dan

khususnya remaja ataupun semua penikmat musik. Musik berguna sebagai iringan

dalam melakukan segala aktifitas kerja, belajar, bermain dan lain-lainnya. ( Harry

Sulastiono 2006 :26). Musik merupakan bentuk dari ekspresi diri yang mana

menggambarkan tentang, alam, poltik, cinta, agama dan lain lainnya. para remaja

harus mengenali dirinya sendiri tentang apapun sehingga bisa menjadikan suatu yang

bisa di contoh bagi orang banyak dalam bidang seni.

Dalam sebuah musik proses penggarapannya melibatkan banyak orang

didalamnya. Penyanyi, pengarang lagu, pemainnya dan bahakan banayak orang di

dalammnya dalam sebuah penggrapan musik. Selain pemaian musik, pengarang lagu,

didalammnya juga ada peruhaan yang bakalan menaungi dalam proses pembuatan

musik. Dari tangan-tanga orang hebat yang ada di belakangnya terciptalah musik

yang kemudian diproduksi secara masal dan dapat dinikmati oleh khalayak umum.

2.6 Gaya Hidup

Gaya hidup berkembang karena ada kebutuhan, tuntutan dan penguatan,

adalah mahzab behavioristik yang menyatakan bahwa suatu perilaku akan diulangi

bila perilaku tersebut membawa kepuasan atau kenikmatan dan tidak ada hukuman

yang menyertainya. Gaya hidup menurut Kotler (2009) adalah pola hidup seseorang

di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

22

menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan

lingkungannya, seperti halnya yang terkandung dalam lirik lagu Putri dimana gaya

hidup di gambarkan dengan segala cara, aktivitasnya dengan mabuk-mabukan keluar

malam ke diskotik hingga seks bebas hal itu yang menggmabarkan tentang gaya

hidup seorang perempuan dalam lagu “Putri”

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dalam tijauan pustaka berguna untuk membantu peneliti

dalam menentukan lankah-langkah sistematis dari teori dalam melakukan analisis

wacana kritis. Penelitian terdahulu dijadikan referensi dalam menggunaka analisis

wacana sehingga peneliti dapat menggunakannya dengan tepat pada objek yang akan

di teliti. Berikut adalah penelitaian terdahulu yang saya gunakan sebagai refrensi

dalam analisi wacana kritis :

1. Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu Maluku dan Patimura Muda

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa yang bernama Klaasvakumok

Jehezkielomi Kamuri merupakan mahasiswa di Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga. Pada penelitian ini peneliti terdahulu menggunakan metode

penelitian kualitatif diskriptif.. Pada penelitian terdahulu ini penulis lebih

fokus kepada sesuatu hal yang menggambarkan tentang nilai patriotisme

dalam realitas kehidupan sosial masyrakat Maluku yang ada dan terkandung

dalam lirik lagu Maluku dan Patimura Muda tersebut. Selain itu penelitian

terdahulu juga fokus dengan generasi muda Maluku dalam membentuk suatu

persatuan bagi kehidupan bermasyarakat tanpa memandang perdedaan satu

sama lain di Maluku. Dalam penelitian ini perbedaan yang peneliti sekarang

dengan peneliti terdahulu adalah Pada intinya dimana penelitian terdahulu

menceritakan atau menggambarkan tentang bagaimana keadaan masyarakat,

bagaimana nilai-nilai patriotisme dan juga persatuan yang ada, agar generasi

muda lebih berani sebagai pelopor dalam persatuan dan kesatuan demi

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

23

mengatasi permasalahan atau konflik yang ada seperti dulu. Hal tersebut telah

tertera di lirik lagu Maluku dan Patimura Muda. Sedangkan penulis sekarang

menggunakan lirik lagu Putrid milik group band Jamrud dan lebih fokus

terhadap gaya hidup perempuan dan juga menyoroti situasi sosialnya yang

terkandung dalam lagu itu. Mafaat dari penelitian terdahulu adalah sebagai

refrensi atau gamabaran dan juga perbandingan tentang bagaimana meneliti

sebuah teks atau lirik lagu dengan menggunakan metode Analisis Wacana

Kritis pada sebuah lagu.

2. Analisis Wacana Kritis lirk lagu Eminem yang berjudul Brian Damage dari

albumnya The Slim Shady Show.

Penelitian ini dilakuakan oleh Nadya Nurfadilah Delima yang merupakan

mahasiswi Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Inggris di Universitas

Indonesia Depok. Pada penelitian ini peneliti terdahulu menggunakan metode

penelitian kualitatif study pustaka. Pada penelitian terdahulu ini peneliti

terfokus pada kata-kata yang digunakan dan ragama bahasa yang digunakan

Black Englis dan slang Amerika yang terdapat pada lirik lagu Brian Damage.

Hasil penelitan terhadulu ini adalah untuk membuktikan bahwa terdapat

hubungan antara latar belakang kehidupan Eminem dengan penggunaan kata-

kata tertentu. Dalam penelitian ini perbedaan yang peneliti sekarang dengan

peneliti terdahulu adalah dimana peneliti terdahulu lebih fokus kata-kata yang

digunakan dan ragama bahasa yang digunakan Black Englis dan slang

Amerika yang terdapat pada lirik lagu Brian Damage, sedangkan penulis

sekarang menggunakan lirik lagu Putrid milik group band Jamrud dan lebih

fokus terhadap gaya hidup perempuan dan juga menyoroti situasi sosialnya

yang terkandung dalam lagu itu. Mafaat dari penelitin terdahulu adalah

sebagai refrensi atau gamabaran dan juga sebagai pembeda tentang

bagaimana meneliti tentang Analisis Kacana Kritis pada sebuah lirik lagu.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

24

3. Analisis Wacana Kritis pada lirik Tohoshinki : Wasurenaide dan Kiss The

Baby Sky

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswI yang bernama Fitri Astuti yang

merupakan mahasiswi Ilmu Budaya Universitas Diponegoro semarang. Pada

penelitian ini peneliti terdahulu menggunakan metode penelitian kualitatif

diskriptif.. Dalam penelitian terdahulu ini penulis lebih fokus untuk

mengetahui analisis teks yang terkandung dalam lagu yang berjudul

Wasurenaide dan Kiss The Baby Sky . Lalu juga mengetahui kognisi

sosialnya pada lagu Wasurenaide yang di ciptakan oleh Kim Jae Joong dan

Kiss The Baby Sky yang diciptakan oleh Park Yoochun , serta kontek sosial

juga pada lagu itu, selain itu juga mengetahu tentang hal-hal yang lainnya

juga, seperti tentang budaya-budaya yang terkandung dalam lirik lagu itu.

Dalam penelitian ini perbedaan yang peneliti sekarang dengan peneliti

terdahulu adalah dimana peneliti terdahulu lebih fokus , mengetahui analisis

teks, kognisi sosial, konteks sosial, dan juga budaya-budaya pada lirik lagu

Tohoshinki : Wasurenaide dan Kiss The Baby Sky sedangkan penulis

sekarang menggunakan lirik lagu Putrid milik group band Jamrud dan lebih

fokus terhadap gaya hidup perempuan dan juga menyoroti situasi sosialnya

yang terkandung dalam lagu itu. Mafaat dari penelitin terdahulu adalah

sebagai refrensi atau gamabaran dan juga sebagai pembeda tentang

bagaimana meneliti tentang Analisis Kacana Kritis pada sebuah lirik lagu

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

25

2.8 Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penulisan

Dalam kerangka pikir diatas bagaimana peneliti memaparkan konsep-konsep

yangdituangkan dalam penulisan ilmiah, yang mana penulisan tersebut

menggambarkan dari latara belakang lagu Putri tersebut dan dijabarkan menjadi

beberapa bagian dan menghasilkan sebuah wacana tentang perempuan.

Lirik lagu Putri

Groub band Jamrud

Analisis Wacana

Kritis Teun A Van

Dijk

Wacana gaya hidup

perempuan dalam lirik

lagu Putri

Teks Kognisi Sosial Konteks

Sosial

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edu · Konteks Analisis wacana. kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana diproduksi,

26

Konsep pemikiran pertama, penulis menjelaskan tentang isi dalam lirik lagu putri

groub band Jamrud, yang mana menceritakan tentang seorang perempuan yang masih

belia akan tetapi berperilaku mengacu ke pergaulan-pergaulan anak-anak di USA,

mabok-mabokan, pergi ke diskotik sampai lupa dengan dirinya sendiri dan juga

sampai membiarkan dirinya untuk diperlakukan semaunya oleh orang lain, sampai

ujungnya melakukan sesk.

Konsep pemikiran kedua, penulis menjelaskan tentang teori untuk membantu

penulis menganalisa tentang apa yang penulis teleiti dalam hal ini penulis mejelaskan

teori analisis wacana kritis Teun A van Dijk sebagai menganalisa tentang lirik lagu

Putri dari groub band Jamrud.

Konsep pemikiran ketiga, penulis menjelaskan mengenai teks, kognisi sosial dan

juga ideologi dimana ketiganya terkandung dalam lirik lagu Putri tersebut, dan mudah

untuk menganalisa hal tersebut.

Konsep pemikiran keempat penulis menjelaskan tentang bagaimana wacana

perempuan dalam lirik lagu jamrud, pandangan perempuan seperti apa yang

digambarkan pada lagu Putri tersebut.