bab ii tinjauan pustaka -...

27
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peserta didik di setiap jenjang pendidikan bukan orang – orang yang tidak tahu apa – apa. Mereka itu datang dari berbagai kelompok di lapisan masyarakat dengan pengalaman empirik serta pengetahuan yang berbeda – beda. Keragaman pengalaman peserta didik akan mempengaruhi daya serap terhadap informasi yang diberikan oleh guru. Apabila seorang guru hanya menggunakan sumber bahan ajar secara terbatas maka ada murid yang di untungkan tetapi ada murid yag dirugikan. Kecuali itu, siswa tidak dirangsang untuk melacak secara proaktif informasi baru untuk memperkaya pemahaman dan sikap terhadap bahan ajar. Belajar menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh peserta didik sendiri. Maka peserta didik harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna sesuatu yang dipelajarinya. Maka para guru, perancang pembelajaran dan pengembang program – program pembelajaran ini berperan untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar. Artinya mereka perlu mengatur lingkungan agar peserta didik termotivasi untuk belajar (Budiningsih, 2005: 58 – 59). Dengan kata lain para guru perancang pembelajaran dan pengembang program – program pembelajaran ini berperan untuk membantu proses pengkonstruksian pengetahuan oleh

Upload: vukhue

Post on 31-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Peserta didik di setiap jenjang pendidikan bukan orang – orang

yang tidak tahu apa – apa. Mereka itu datang dari berbagai kelompok di

lapisan masyarakat dengan pengalaman empirik serta pengetahuan yang

berbeda – beda. Keragaman pengalaman peserta didik akan mempengaruhi

daya serap terhadap informasi yang diberikan oleh guru. Apabila seorang

guru hanya menggunakan sumber bahan ajar secara terbatas maka ada

murid yang di untungkan tetapi ada murid yag dirugikan. Kecuali itu,

siswa tidak dirangsang untuk melacak secara proaktif informasi baru untuk

memperkaya pemahaman dan sikap terhadap bahan ajar.

Belajar menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses

pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh peserta

didik sendiri. Maka peserta didik harus aktif melakukan kegiatan, aktif

berpikir, menyusun konsep dan memberi makna sesuatu yang

dipelajarinya. Maka para guru, perancang pembelajaran dan pengembang

program – program pembelajaran ini berperan untuk menciptakan

lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar. Artinya mereka perlu

mengatur lingkungan agar peserta didik termotivasi untuk belajar

(Budiningsih, 2005: 58 – 59). Dengan kata lain para guru perancang

pembelajaran dan pengembang program – program pembelajaran ini

berperan untuk membantu proses pengkonstruksian pengetahuan oleh

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

7

peserta didik agar berjalan lancar. Dengan demikian para guru ini tidak

hanya menstransferkan pengetahuan yang dimilikinya, tetapi membantu

peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri.

2.7 Keberadaan Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Sosial Pada Jurusan

IPS di SMA

Ilmu sosial (inggris:social science) atau ilmu pengetahuan sosial

(inggris:social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang

mempelajari aspek – aspek yang berhubungan dengan manusia dan

lingkungan sosialnya. Ilmu sosial ini berbeda dengan seni dan

humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam

mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah

ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas

dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada

masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS

tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan

memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.

Ilmu sosial dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara

subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya

dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun

sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan

metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-

disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor

sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

8

peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu

sosial. Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak

diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan

konsekuensinya.

Sifatnya yang berupa penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial,

di Indonesia IPS dijadikan sebagai mata pelajaran untuk siswa sekolah

dasar (SD), dan sekolah menengah tingkat pertama (SMP/SLTP).

Sedangkan untuk tingkat di atasnya, sekolah menengah tingkat

atas (SMA) dan perguruan tinggi, rumpun ilmu sosial dipelajari sesuai

cabang-cabang dalam ilmu tersebut khususnya pada jurusan atau

fakultas yang memfokuskan diri dalam mempelajari hal tersebut.

Sesuai dengan wikipedia. com, cabang-cabang utama dari ilmu

sosial adalah :

1. Antropologi, yang mempelajari manusia pada umumnya, dan

khususnya antropologi budaya, yang mempelajari

segi kebudayaan masyarakat.

2. Ekonomi, yang mempelajari produksi dan pembagian kekayaan

dalam masyarakat.

3. Geografi, yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas

fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi.

4. Hukum, yang mempelajari sistem aturan yang telah

dilembagakan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

9

5. Linguistik, yang mempelajari aspek kognitif dan sosial dari

bahasa.

6. Pendidikan, yang mempelajari masalah yang berkaitan dengan

belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan moral.

7. Politik, yang mempelajari pemerintahan sekelompok manusia

(termasuk negara).

8. Psikologi, yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.

9. Sejarah, yang mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan

umat manusia.

10. Sosiologi, yang mempelajari masyarakat dan hubungan antar

manusia di dalamnya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran di SMA sesuai dengan

kurikulum, tidak semua disiplin ilmu itu dijadikan mata pelajaran

tersendiri melainkan di batasi pada ekonomi, geografi, sejarah dan

sosiologi. Walaupun demikian, mengingat kehidupan sosial

kemasyarakatan sudah menyatu sebagai sebuah kenyataan / fenomena

sosial, maka dalam pengembangan bahan ajar tiap mata pelajaran perlu

diperkaya dengan materi dari cabang – cabang ilmu sosial sepanjang ada

kaitannya. Itu berarti guru harus selalu melacak bahan ajar dari berbagai

sumber bahan ajar dan disesuaikan dengan dinamika masyarakat itu

sendiri.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

10

2.8 Peran Guru Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Sosial Dalam Meramu

Bahan Ajar

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang bersumber

dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan

konsep-konsep ilmu sosial yang digunakan untuk kepentingan

pembelajaran. Oleh karena itu, segala gejala, masalah, dan peristiwa

tentang kehidupan manusia di masyarakat, dapat dijadikan sumber dan

materi IPS. Kejadian – kejadian tadi baik yang langsung kita jumpai

dimasyarakat maupun yang diberitakan di radio, surat kabar, TV, dan yang

ditulis pada buku – buku pelajaran, dapat dijadikan bahan untuk dipelajari.

Dengan demikian, sumber dan materi IPS ini dapat dikatakan tidak

terbatas.

Salah satu masalah penting yang sering dihadapi guru dalam

kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi

pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa

memenuhi kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam

kurikulum atau tuntutan KTSP, silabi di susun sendiri oleh guru atau

kelompok guru mata pelajaran dan itupun terbatas pada materi pokok saja.

Menjadi tugas guru mata pelajaran untuk menjabarkan materi pokok

tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana

cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan

dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru,

dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak murid.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

11

Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah

dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup,

urutan penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran, dan

sebagainya. Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah

memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Mengingat bahwa

masyarakat itu sangat majemuk dan sangat dinamis maka keragaman

sumber bahan ajar menjadi keharusan, mulai dari yang memuat catatan

peristiwa lama seperti pada sejarah sampai pada prediksi kecenderungan

sosial ke depan seperti pada ekonomi dan sebagainya. Padahal banyak

sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan. Bukupun tidak harus

satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini.

Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.

Termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan

bahan ajar adalah guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran

terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal,

urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa. Berkenaan

dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun

ganti buku.

Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat

diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk

mencarinya. Misalnya, siswa ditugasi untuk mencari koran, majalah, hasil

penelitian, dsb. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

12

(CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi

pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Berbagai sumber-sumber dimaksud menurut Nana Sanjaya (2001: 86)

antara lain :

1. Buku Teks

Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih

untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang

digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata

pelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari

satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku

teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas. Buku-buku atau

terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya,tidaklah

tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-

satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti

buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian

tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari

untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan

materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah

menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai

kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak

sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi

pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

13

Kelemahan dari buku teks itu adalah bahwa data dan informasi

tidak aktual lagi, sebab informasi yang ada di dalam buku itu tidak

mengikuti perubahan masyarakat. Misalnya saja buku teks yang

terbit tahun 2011 di mungkinkan data – data yang ada di dalam

buku tersebut adalah data – data tahun sebelumnya.

Kelebihan buku teks adalah pesan atau informasi dapat dipelajari

oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-

masing ; dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah

dibawa.

2. Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian

atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber

bahan ajar yang aktual atau mutakhir. Laporan penelitian ini

mempunyai data – data yang relevan dengan perubahan sosial

masyarakat yang dinamis.

3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)

Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil

pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan

ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan

pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah

dikaji kebenarannya.

Pemakaian jurnal sebagai sumber bahan ajar memang sangat

mutakhir karena informasi yang ada mengikuti perubahan sosial

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

14

masyarakat yang dinamis. Data – data yang adapun juga relevan

dengan perkembangan yang ada. Tetapi data – data tersebut harus di

uji atau di kritisi kembali.

4. Pakar bidang studi

Pakar atau ahli bidang studi digunakan sebagai sumber bahan ajar.

Pakar tadi dapat dijadikan konsultan mengenai kebenaran materi

bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan dan sebagainya. Pakar

ini sangat mahir dengan teori – teori yang ada. Mereka dapat

memakai teori sesuai dengan keadaan yang ada.

5. Profesional (sumber nara)

Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada

bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang

ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar yang

berkenaan dengan ekonomi dan keuangan dapat ditanyakan pada

orang-orang yang bekerja di perbankan. Mereka ini ahli dalam

praktek.

6. Buku kurikulum

Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar.

Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi

dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang

tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi.

Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar

yang terperinci. Data –data yang ada buku kurikulum kurang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

15

relevan dengan keadaan sosial masyarakat yang dinamis karena data

– data yang ada biasanya merupakan data – data tahun sebelumnya.

7. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan

Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang

berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran. Penyajian dalam

koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang

mudah dipahami. Karena itu baik sekali apabila penerbitan tersebut

digunakan sebagai sumber bahan ajar. Data – data atau informasi

yang adapun juga relevan dengan sosial masyarakat yang dinamis.

Karena data di dapat kemari atau hari ini langsung bisa

dipublikasikan kepada masyarakat. Sehingga data – data yang ada

merupakan data yang benar – benar baru.

8. Internet

Bahan ajar dapat diperoleh melalui jaringan internet. Internet

dengan jaringan kerjanya (network) merupakan sumber untuk

mendapatkan segala macam bahan ajar. Bahan ajar tersebut bisa

dicetak atau dicopy.Di internet dapat diperoleh segala macam bahan

ajar. Pemafaatan internet dalam pembelajaran ilmu sosial pada

jurusan IPS mengkondisikan siswa untuk dapat belajar sendiri. Para

siswa dapat mengakses secara on line dari berbagai perpustakaan,

museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang

berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data

statistik,atau kutipan yang berkaitan dengan ilmu sosial.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

16

Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran

Ilmu sosial dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan

nyatanya (real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di

kelas (classroom meeting),karena siswa dapat mempelajari bahan

ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan

cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara

online. Siswa juga dapat belajar bekerja sama (collaborative) satu

sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic mail)

untuk mendiskusikan bahan ajar IPS

Manfaat internet dalam dunia pendidikan tidak diragukan lagi

dengan tersedianya informasi dalam berbagai bidang dalam jumlah

yang melimpah. Kekayaan akan informasi yang sekarang tersedia di

internet harus benar-benar dimanfaatkan oleh para penentu

kebijakan dalam pendidikan, kepala sekolah, guru dan staf

administrasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di

Indonesia

Dalam kaitannya dengan kelebihan internet bagi guru, internet

sangat potensial untuk mendukung pengembangan profesional guru

karena internet menawarkan beberapa kesempatan untuk diraih,

yakni (a) meningkatkan pengetahuan; (b) berbagi sumber diantara

rekan sejawat; (c) bekerjasama dengan guru-guru dari luar negeri;

(d) kesempatan untuk menerbitkan/mengumumkan gagasan yang

dimiliki secara online; (e) mengatur komunikasi secara teratur; dan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

17

(f) berpatisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik lokal

maupun internasional.

Dalam kaitannya dengan sumber bahan mengajar, guru dapat (a)

mengakses rencana belajar mengajar & metodologi baru, (b)

memperoleh bahan baku & bahan jadi yang cocok untuk segala

bidang pelajaran.

9. Media audio visual (TV, Video, VCD, kaset audio).

Berbagai jenis media audio visual berisikan pula bahan ajar untuk

berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung

berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi.

Media elektronik, khususnya radio dan TV bukan lagi barang baru

bagi para siswa. Hampir setiap saat mereka dapat mendengar siaran

radio dan menonton tayangan TV. Pada umumnya berita di radio

berisi tentang kejadian-kejadian dibidang ekonomi, politik,

pendidikan dan sosial budaya di lingkungan setempat, lingkungan

nasional dan dunia. Sedangkan siaran di TV berisi berita yang

menyangkut hal yang sama yang dilengkapi dengan gambar

bergerak. Acara TV juga terdapat juga siaran hiburan. TV memiliki

keunggulan dibandingkan dengan radio. TV tidak hanya

menyiarkan audio (suara) yang dimiliki oleh radio melainkan juga

rekaman video atau gambar bergerak. Oleh karena itu media TV

lebih menarik dibandingkan dengan radio. Namun demikian, tidak

semua siaran TV dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran. Banyak

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

18

acara TV yang tidak sesuai dengan tingkat usia siswa. Demikian

juga acara tayangan iklan berbagai produk sering mendorong para

siswa untuk mengkonsumsi barang yang ditawarkan sehingga hal

itu dapat mengajak mereka ke arah pola hidup boros atau konsumtif.

Oleh karena itu dalam pembelajaran diperlukan pelatihan tentang

cara menyeleksi siaran TV, waktu menonton dan sikap kritis

terhadap tayangan TV agar siaran tersebut benar-benar menjadi

sumber belajar bagi para siswa yang sedang belajar IPS.

10. Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi)

Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial,

lingkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi

dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Mempelajari abrasi

atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya

kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai

sumber sebagai contoh yang berkaitan dengan lingkungan sosial, Di

Desa Leles, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, sejak sepuluh

tahun lalu sebagian warga telah membuka usaha baru untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebanyakan dari mereka

memproduksi aneka macam dodol. Ada yang memproduksi dodol

dari kacang hijau atau dari buah-buahan dan lain sebagainya. Hasil

produksi mereka tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat sekitar,

tetapi juga didistribusikan ke masyarakat luas di sekitar Kabupaten

Garut. Oleh karena itu, mereka terus berusaha meningkatkan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

19

kualitas dan kuantitas hasil produksi. Salah satu cara meningkatkan

kualitas dan kuantitas tersebut, selain memilih bahan baku yang

berkualitas mereka juga harus menentukan lay out mesin-mesin dan

tata ruang yang benar. Hal tersebut kemudian diangkat dalam

pembelajaran di kelas untuk mata pelajaran IPS, yang dikemas

dengan tema Home Industry. Model pembelajaran ini mengarah

pada pembelajaran kontekstual, yaitu mengaitkan materi

pembelajaran dengan situasi dunia nyata, sehingga siswa dapat

menggali informasi secara langsung dari sumber dan media

pembelajaran yang ada di lingkungan sekitarnya. Tujuan dari

pembelajaran ini adalah agar siswa dapat memahami tentang

kegiatan home industry. Selain itu, siswa dapat melakukan

pemetaan tata ruang yang benar untuk kegiatan home industry.

Lain dari pada itu, kehidupan sosial kemasyarakatan tidak

terkotak – kotak menurut disiplin ilmu. Sehingga ramuan bahan

ajar harus mencakup kehidupan itu sendiri.

2.9 Prinsip – Prinsip Pemilihan Bahan Ajar

Dalam mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan

prinsip-prinsip pembelajaran. Gafur (1994) menjelaskan bahwa

beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar

atau materi pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi,

konsistensi, dan kecukupan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

20

1. Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran

hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan

pencapaian SK dan KD. Cara termudah ialah dengan mengajukan

pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.

Misalnya, apakah kompetensi dasar yang diharapkan dikuasai

siswa berupa mengingat nama suatu objek, waktu dan lokasi suatu

peristiwa seperti nama-nama ibu kota propinsi atau nama-nama

tokoh pahlawan? Jika ”ya” maka materi pembelajaran yang

diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan. Atau apakah

berupa kemampuan menyatakan suatu pengertian/definisi,

mengidentifikasi ciri-ciri/karakteristik sesuatu, membandingkan

dan mengklasifikasi beberapa contoh objek seperti mendefinisikan

apa itu gunung, apa ciri-ciri yang dimiliki gunung, apa bedanya

gunung dengan pegunungan?Jika “ya” berarti materi yang harus

diberikan berupa konsep. Dengan memperhatikan prinsip dasar ini,

guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan

tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau

aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar dari

kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan

pencapaian SK dan KD.

2. Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang

harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus

diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya, siswa

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

21

diminta menyebutkan masing-masing empat contoh alat

transportasi yang ada di daratan, perairan dan udara. Dengan

memperhatikan prinsip ini, guru akan mengetahui seberapa banyak

rincian materi yang harus diajarkan serta melakukan kriteria

pengukuran dan penilaian dari kemampuan siswa.

3. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup

memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar

yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh

terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu

mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan

membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk

mempelajarinya

2.10 Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)

SMA/MA/SMALB/Paket C

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23

Tahun 2006, menyebutkan standar kompetensi lulusan satuan

pendidikan (SKL-SP) SMA/MA/SMALB/Paket C adalah sebagai

berikut :

1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan

perkembangan remaja.

2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan

kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

22

3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas

perilaku, perbuatan dan pekerjaannya.

4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan – aturan sosial.

5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan

sosial ekonomi dalam lingkup global.

6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara

logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan

inovatif dalam pengambilan keputusan.

8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk

pemberdayaan diri.

9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatka hasil

terbaik.

10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah

kompleks.

11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.

12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung

jawab.

13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.

15. Mengapresiasi karya seni dan budaya.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

23

16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.

17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta

kebersihan lingkungan.

18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.

19. Memahami hak dan kewajiban diri da orang lain dalam pergaula di

masyarakat.

20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap

orang lain.

21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara

sistematis dan estetis.

22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis dan

berbicara dalam bahasa indonesia dan Inggris.

23. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti

pendidikan tinggi.

2.11 Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)

untuk masing – masing satuan pendidikan khususnya mata

pelajaran ilmu Pengetahuan dan tehkhnologi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23

Tahun 2006, menyebutkan standar kompetensi kelompok mata

pelajaran (SK-KMP) untuk masing – masing satuan pendidikan

khususnya mata pelajaran ilmu Pengetahuan dan tehkhnologi adalah

sebagai berikut :

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

24

1. Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, dan

tekhnologi secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

2. Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

secara mandiri.

3. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk

pemberdayaan diri.

4. Menunjukkan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk

mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang iptek.

5. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memcahkan masalah

kompleks.

6. Menunjukkan kemampuan menganalisis fenomena alam dan sosial

sesuai dengan kekhasan daerah masing – masing.

7. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung

jawab.

8. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui

berbagai cara termasuk pemanfaatan tekhnologi informasi.

9. Menunjukkan kegemaran mwmbaca dan menulis.

10. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis dan

berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

11. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti

pendidikan tinggi,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

25

2.12 Tinjaun IPS SMA dan MA dalam Kaitannya dengan

KTSP

Menurut Akbar dan Hadi Wijaya (2010) dalam bukunya

mengemukakan bahwa ruang lingkup mata pelajaran ilmu sosial

pada jurusan IPS adalah :

1) Sosiologi SMA/MA

a. Latar Belakang Masalah

Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai ilmu

pengetahuan murni (pure science) bukan ilmu pengethauan

terapan (applied science). Sosiologi dimaksudkan untuk

memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam

memahami konsep – konsep sosiologi seperti sosialisasi,

kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan

sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial.

Pembelajaraan sosiologi dimaksudkan untuk

mengembangkan kemampuan pemahaman fenomena kehidupan

sehari – hari. Materi pelajaran mencakup konsep – konsep

dasar, pendekatan, metode, dan tekhnik analisis dalam

pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui

dalam kehidupan nyata di masyarakat. Mata pelajaran sosiologi

sebagai bagian integral dari IPS, sedangkan pada tingkat

pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran

tersendiri.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

26

b. Tujuan.

Mata pelajaran sosiologi bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Memahami konsep – konsep sosiologi seperti sosialisasi,

kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial,

perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya

integrasi sosial;

• Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan

bermasyarakat;

• Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial

dalam kehidupan bermasyarakat.

c. Ruang Lingkup.

Ruang lingkup mata pelajaran sosiologi meliputi aspek –

aspek sebagai berikut :

• Struktur Sosial.

• Proses Sosial.

• Perubahan Sosial.

• Tipe – tipe Lembaga Sosial.

2) Ekonomi SMA/MA.

Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasai,

dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan –

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

27

pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya

ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat

standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan

difokuskan pada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar

peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi

disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupan

yang lebih baik.

Akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan

dagang. Peserta didik dituntut memahami transaksi keuangan

perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam suatu sistem

akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman

pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan

perusahaan jasa dan dagang.

a. Tujuan.

Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk

mengakaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan

kehidupan sehari – hari, terutama yang terjadi

dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan

negara;

• Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep

ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi;

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

28

• Membentuk sikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab

dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu

ekonomi, manajemen dan akuntansi yang bermanfaat bagi

diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara;

• Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai

nilai – nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang

majemuk, baik dalam skala nasional maupun

internasional.

b. Ruang Lingkup.

Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan

ksesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang

terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan

terjauh, meliputi aspek – aspek sebagai berikut :

• Perekonomian,

• Ketergantungan,

• Spesialisasi dan pembagian kerja,

• Perkoperasian, dan

• Kewirausahaan,

• Akuntansi dan manajemen.

3) Sejarah SMA/MA.

Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang

menelaah tentang asal usul dan perkembangan serta peranan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

29

masyarakat di masa lampau berdasarkan metode dan metodologi

tertentu.

a. Tujuan

Mata pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya

waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari

masa lampau, masa kini dan masa depan,

• Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta

sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan

ilmiah dan metodologi keilmuan,

• Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik

terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban

bangsa indonesia di masa lampau,

• Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses

terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang

panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa

yang akan datang,

• Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai

bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga

dan cinta tanah air yang dapat diimpelemantasikan dalam

berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun

internasional.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

30

b. Ruang Lingkup.

Mata pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas

meliputi aspek – aspek sebagai berikut :

• Prinsip dasar ilmu sejarah;

• Peradaban awal masyarakat dunia dan Indonesia;

• Perkembangan negara – negara tradisional di Indonesia;

• Indonesia pada masa penjajahan;

• Pergerakan kebangsaan; dan

• Proklamasi dan perkembangan negara kebangsaan

Indonesia.

4) Geografi SMA/MA.

Mata pelajaran geografi membangun dan mengembangkan

pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial

masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. Peserta didik

didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk

pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di

permukaan bumi. Selain itu peserta didik di motivasi secara aktif

dan kreatif untuk menalaah bahwa kebudayaan dan pengalaman

mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah.

Pengetahuan, keterampilan, dan nilai – nilai yang diperoleh

dalam mata pelajaran geografi diharapkan dapat membangun

kemampuan peserta didik untuk bersikap, bertindak cerdas, arif,

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

31

dan bertanggung jawab dalam menghadapi masalah sosial,

ekonomi, dan ekologis.

a. Tujuan.

Mata pelajaran geografi bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan

serta proses yang berkaitan.

• Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data

dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan

pengetahuan geografi.

• Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup

dan memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta

memiliki toleransi terhadap keragaman budaya

masyarakat.

b. Ruang Lingkup.

Ruang lingkup Geografi meliputi aspek –aspek sebagai

berikut :

• Konsep dasar, pendekatan, dan prinsip dasar geografi.

• Konsep dan karakteristik dasar serta dinamika unsur –

unsur geosfer mencakup litosfer, pedosfer, atmosfer,

hidrosfer, biosfer, dan antroposfer serta pola persebaran

spasialnya.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1830/3/T1_162008020_BAB II.pdfIlmu sosial ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan

32

• Jenis, karakteristik, potensi, persebaran spasial, Sumber

Daya Alam (SDA) dan pemanfaatannya.

• Karakteristik, unsur – unsur, kondisi (kualitas) dan

variasi spasial lingkungan hidup, pemanfaatan dan

pelestariannya.

• Kajian wilayah negara – negara maju dan sedang

berkembang.

• Konsep wilayah dan perwilayahan, kriteria dan

pemetaannya serta fungsi dan manfaatnya dalam analisis

geografi.

• Pengetahuan dan keterampilan dasar tentag seluk beluk

dan pemanfaatan peta, sistem informasi geografis (SIG)

dan citra pengindraan jauh.