bab ii tinjauan pustaka ii.1. konsep dasar sistem
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
II.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk
manajemen dalam pengambilan keputusan dan juga untuk menjalankan kegiatan
operasional perusahaan. Dalam sistem informasi terdapat komponen-komponen
yang saling berintegrasi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
Komponen tersebut berupa teknologi, prosedur yang terorganisasi dan orang-orang
yang terlibat. Salah satu sistem informasi yang sangat berperan penting dalam
kelangsungan perusahaan adalah sistem informasi akuntansi. Akuntansi merupakan
pencatatan, dan penyajian informasi tentang keuangan.
Menurut Mujilan (2015:3) mengatakan bahwa:
“Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumberdaya, seperti manusia
dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.”.
Sementara menurut Krismiaji (2010:3) :
“Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data
dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk
merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis”
Dari kedua definisi di atas dapat dipahami bahwa sistem informasi akuntansi
adalah kegiatan mengumpulkan data transaksi, mengorganisasikan data transaksi,
lalu mengolah data-data tersebut menjadi informasi yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan manajemen dan membantu merencanakan tindakan
pengendalian operasional bisnis. Sistem informasi akuntansi juga memiliki fungsi
dan tujuan penting dalam kelangsungan proses bisnis perusahaan. Pemaparan
tentang fungsi dan tujuan sistem informasi akuntansi akan dibahas pada bahasan
selanjutnya.
7
II.1.2. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi melibatkan komponen-komponen yang saling
berintegrasi seperti orang-orang, prosedur terkait, dan data-data. Komponen-
komponen tersebut berintegrasi dan membentuk satu kesatuan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Menurut Romney (2000:34) sistem informasi akuntansi terdiri
dari Pelaku (orang), prosedur, dan teknologi informasi. Sistem informasi akuntansi
melaksanakan tiga fungsi penting dalam organisasi yaitu
1. Mengumpulkan dan menyimpan data kegiatan dan transaksi;
2. Memproses data menjadi informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan sehingga dapat membantu manajemen dalam merencanakan,
mengeksekusi, dan melaksanakan tindakan pengendalian;
3. Memberikan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset
organisasi termasuk data-data. Pengendalian bertujuan untuk
memastikan ketika data dibutuhkan, data tersebut tersedia, akurat, dan
dapat diandalkan.
Dari penjelasan di atas,dapat dipahami bahwa orang-orang, prosedur, data-
data, teknologi, dan hal lainnya terkait komponen sistem informasi akuntansi
berfungsi melaksanakan fungsi penting dalam kegiatan bisnis perusaahaan seperti
pengumpulan dan penyimpanan data, memproses data menjadi informasi, dan
memberikan pengendalian.
II.1.3. Tujuan Sistem Infomasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi memiliki fungsi penting dalam kelangsungan
proses bisnis perusahaan. Selain itu, sistem informasi akuntansi juga memiliki
tujuan melaksanakan tugas untuk mendukung kelancaran tercapainya tujuan
perusahaan. Menurut Mardi (2014:4) menjelaskan bahwa terdapat tiga tujuan
sistem informasi akuntansi yaitu:
1. Memenuhi kewajiban sesuai dengan otoritas yang diberikan kepada
seseorang. Pengelolaan perusahaan selalu mengacu kepada tanggung jawab
8
manajemen untuk menata secara jelas segala sesuatu yang berkaitan dengan
sumber daya yang dimiliki perusahaan
2. Setiap informasi yang dihasilkan merupakan bahan yang berharga bagi
pengambilan keputusan manajemen
3. Sistem informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional
perusahaan sehari-hari
Tujuan sistem informasi akuntansi adalah komponen-komponen sistem
informasi akuntansi wajib melaksanakan kewajiban sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan oleh manajemen. Hal tersebut berdampak pada pengambilan
keputusan oleh manajemen mengenai proses bisnis perusahaan.
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa tujuan sistem informasi
akuntansi menghasilkan informasi yang penting untuk kelangsungan proses bisnis
perusahaan sehingga perusahaan wajib memiliki sistem informasi akuntansi yang
baik dan sesuai dengan keadaan perusahaan. Sistem informasi akuntansi yang wajib
diterapkan salah satunya adalah sistem informasi akuntansi pembelian. Sistem
informasi akuntansi pembelian akan menghasilkan pertimbangan keputusan jangka
panjang dan jangka pendek perusahaan dalam pengadaan barang atau jasa pada
perusahaan. Penjelesan mengenai sistem informasi akuntansi pembelian akan
dibahas pada pembahasan selanjutnya.
II.2. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Pembelian adalah kegiatan memperoleh barang atau jasa pada proses bisnis
untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan. Kegiatan pembelian tidak luput proses
akuntansi. Menurut Mulyadi (2010:110) mengenai sistem informasi akuntansi
pembelian, sebagai berikut
“Sistem akuntansi pembelian adalah sistem yang digunakan dalam
perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan.
Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua: pembelian lokal dan
impor.”
9
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa sistem informasi akuntansi
pembelian adalah kegiatan untuk memperoleh informasi dan melaksanakan proses
bisnis dalam pengadaan barang atau jasa. Sistem informasi akuntansi pembelian
juga memiliki komponen yang saling terkait antara lain fungsi, penggunaan
dokumen pembelian, laporan yang digunakan, jaringan dan prosedur. Penjelasan
tentang komponen tersebut akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
II.2.1 Fungsi Terkait
Dalam sistem informasi akuntansi pembelian, terdapat beberapa fungsi
terkait baik dalam pembelian tunai ataupun kredit. Fungsi-sungsi yang terdapat
dalam sistem informasi akuntansi pembelian memiliki tanggung jawab masing-
masing guna menjalankan kegiatan dibagian pembelian. Mulyadi (2010:110)
menjelaskan menganai fungsi terkait dalam sistem pembelian.
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian adalah :
1. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab
untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi
persediaan yang ada di gudang dan untuk mentimpan barang yang telah
diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung
pakai (tidak ada persediaan barangnya di gudang), permintaan
pembelian diajukan oleh pemakai barang.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam
pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok
yang dipilih.
3. Fungsi Penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk
melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang
diterima dari pemasok guna menentukan apakah barang tersebut dapat
10
diterima atau tidak oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur
penjualan.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi
pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem akuntansi
pembelian, fungsi pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat
transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan untuk
menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang
berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggarakan kartu utang
sebagai buku pembantu utang. Dalam sistem akuntansi pembelian,
fungsi pencatat persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga
pokok persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.
Dari penjelesan di atas dapat dipahami bahwa fungsi terkait pada sistem
informasi akuntansi pembelian adalah fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi
penerimaan dan fungsi akuntansi yang semua memiliki tujuan menghasilkan
informasi penting terkait pembelian. Dokumen yang digunakan fungsi terkait
tersebut akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya
II.2.2. Dokumen yang digunakan
Salah satu penunjang dalam kegiatan pembelian adalah dokumen. Dokumen
mempunyai peran yang penting yaitu sebagai bukti transaksi. Karena sebuah
transaksi tanpa dokumen akan rentan terhadap kecurangan dan kesalahan. Menurut
Mulyadi (2010:110) adalah sebagai berikut :
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian adalah :
1. Surat Permintaan Pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau
fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan
pembelian barang dengan jenis, jumlah dan mutu seperti uang tersebut
dalam surat tersebut.
11
2. Surat Permintaan Penawaran Harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga barang yang
pengadaanya tidak bersifat berulang, yang menyangkut jumlah rupiah
pembelian yang besar.
3. Surat Order Pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok
yang telah dipilih.
4. Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukan bahwa
barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi,
mutu dan kuantitas.
5. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan
transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah
pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan yang
sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur
mengenai maksud pembayaran.
Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa dokumen dan fungsi terkait
pada kegiatan pembelian membentuk prosedur yang membentuk jaringan prosedur
sistem informasi akuntansi pembelian. Jaringan prosedur sistem informasi
akuntansi pembelian akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
II.2.3. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian
Jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi adalah
prosedur untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pada proses bisnis pembelian
perusahaan. Menurut Mulyadi (2010:110), jaringan prosedur yang membentuk
sistem informasi akuntansi pembeli adalah sebagai berikut :
1. Permintaan Pembelian
Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian melalui formulir
surat permintan pembelian kepada bagian pembelian.
12
2. Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok
Fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga
kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga
barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan
pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang
diperlukan oleh perusahaan.
3. Order Pembelian
Fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok
yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam
perusahaan mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh
perusahaan.
4. Penerimaan Barang
Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas,
dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat
laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari
pemasok tersebut.
5. Pencatatan Utang
Fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang,
dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau
mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.
6. Permintaan Cek
Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas mengajukan permintaan
pengeluaran kas dengan mengisi permintaan cek. Dokumen ini
dimintakan otorisasi dari kepala fungsi yang bersangkutan dan
dikirimkan ke fungsi akuntansi (Bagian Utang) sebagai dasar fungsi
yang terakhir ini dalam pembuatan bukti kas keluar.
7. Pembuatan Bukti Kas Keluar
Berdasarkan dokumen pendukung yang dikumpulkan melalui sistem
pembelian atau berdasarkan permintaan cek yang diterima oleh fungsi
akuntansi (Bagian Utang), dalam prosedur pembuatan bukti kas keluar,
13
Bagian Utang membuat bukti kas keluar. Bukti kas keluar ini berfungsi
sebagai perintah kepada fungsi kas untuk mengisi cek sebesar jumlah
rupiah yang tercantum pada dokumen tersebut dan mengirimkan cek
tersebut kepada kreditur yang namanya ditulis dalam dokumen tersebut.
8. Pembayaran Kas
Dalam prosedur ini, fungsi kas mengisi cek, meminta tanda tangan atas
cek kepada pejabat yang berwenang, dan mengirimkan cek tersebut
kepada kreditur yang namanya tercantum pada bukti kas keluar
9. Pencatatan Pengeluaran Kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas di dalam
jurnal pengeluaran kas atau register cek. Dalam onetime voucher system
dengan cash basis disamping fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas
di dalam jurnal pengeluaran kas, pendebitan yang timbul dari transaksi
pengeluaran dicatat dalam buku pembantu
Penjelasan mengenai jaringan dan prosedur sistem informasi akuntansi
pembelian juga akan dijelaskan melalui flowchart pembelian dan pembayaran
pembelian :
Gambar II. 1 Bagan Jaringan dan Prosedur Pembelian
14
Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa jaringan dan prosedur sistem
informasi akuntansi pembelian terdiri dari prosedur-prosedur yang melibatkan
tugas-tugas komponen terkait untuk melaksanakan proses bisnis pembelian pada
perusahaan. Sistem informasi akuntansi pembelian agar lebih berjalan efektif dan
efisien sebaiknya menggunakan sistem informasi yang sudah terkomputerisasi.
Melalui aplikasi komputer yang sudah dirancang khusus, proses bisnis pembelian
dapat berjalan lebih teratur dan terkomputerisasi untuk meminimalisir kesalahan
yang mungkin terjadi pada proses manual. Sebelum melaksanakan penerapan
aplikasi sistem informasi akuntansi pembelian, perlu dilakukan adanya
perancangan aplikasi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai perancangan aplikasi
tersebut akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
II.3. Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Aplikasi adalah media yang dibuat untuk mengerjakan dan melaksanakan
tugas khusus dari pengguna. Aplikasi juga disebut sarana untuk mempermudah
kegiatan menjadi lebih terstuktur dan terorganisir. Menurut Dhanta (2009: 32)
aplikasi adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk
mengerjakan tugas-tugas tertentu yang berkaitan dengan pengolahan data.
Penerapan aplikasi dalam suatu kegiatan tidak terlepas dari adanya
perancangan. Penerapan aplikasi pada suatu kegiatan harus direncanakan dan
disesuaikan dengan keadaan kegiatan tersebut. Menurut Jogiyanto (2017:35-36)
perancangan aplikasi adalah penyusunan sistem yang baru untuk perbaikan pada
sistem yang sebelumnya. Sistem yang lama perlu diperbaiki karena beberapa hal,
yaitu, adanya permasalahan (problems) yang timbul karena ada ketidaksesuaian
atau adanya perkembangan pada organisasi. Adapun tahapan dari perancangan
aplikasi yang akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
II.3.1. Tahap Perancangan Aplikasi
Menurut Robertson (2004:2-3), metode tahap pengembangan aplikasi
terdiri dari:
15
1. Mendefinisikan Permasalahan
Dalam tahap ini perancangan aplikasi melakukan analisis terhadap masalah
yang akan dirancang atau diprogram hingga perancang memahami apa yang
diperlukan. Untuk membantu menganalisis permasalahan perlu dibagi
menjadi tiga bagian yaitu input, output dan processing.
2. Membuat Garis Besar Solusi
Selanjutnya adalah membagi permasalahan tersebut menjadi kegiatan yang
lebih kecil dan membuat garis besar dari permasalahan tersebut.
3. Mengembangkan Garis Besar Menjadi Detail Objek Aplikasi
Selanjutnya buat menjadi sebuah kesatuan langkah dan objek-objek yang
menjelaskan tentang tugas yang akan dilaksanakan sebagai perintah yang
digunakan
4. Melakukan Uji Coba Kesesuaian Objek Aplikasi
Melakukan uji coba kesesuaian aplikasi harus dilakukan untuk memastikan
setiap logika berjalan dan jika ditemukan ketidaksesuaian harus cepat
diperbaiki
5. Menjalankan Aplikasi pada Komputer
Dalam hal ini perancang aplikasi membuat data untuk menguji coba aplikasi
6. Mendokumentasikan dan Menjaga program
Pada proses mendokumentasi bukan hanya mendokumentasi dokumen
eksternal terkait program tapi juga mendokumenkan dokumen internal
seperti kode-kode di dalam aplikasi
Setelah perancangan aplikasi dilakukan, aplikasi perlu diterapkan sistem
pengendalian untuk mencegah dan meminimalisir kesalahan pada sistem informasi.
Adapun pembahasan tentang sistem pengendalian internal untuk aplikasi akan
dibahas pada pembahasan selanjutnya.
16
II.3.2 Sistem Pengendalian Internal Untuk Aplikasi
Pengendalian internal adalah penggunaan semua sumber daya perusahaan
untuk meningkatkan, mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasi berbagai
aktivitas perusahaan agar sesuai dengan tujuan yang dicapai. Menurut Krismiaji
(2010: 20) pengendalian intern (internal control) adalah rencana organisasi dan
metoda yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan
informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk
mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.
Menurut Mulyadi (2016:147) pengendalian aplikasi mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Menjamin semua transaksi yang telah terotorisasi telah diproses sekali
saja secara lengkap
2. Menjamin bahwa data transaksi lengkap dan teliti
3. Menjamin bahwa data pengolahan data transaksi benar dan sesuai
dengan keadaaan
4. Menjamin bahwa hasil pengolahan data dimanfaatkan untuk tujuan yang
sudah ditetapkan
5. Menjamin bahwa aplikasi terus menerus berfungsi
Sedangkan menurut Hall (2011:745) menjelaskan bahwa pengendalian
aplikasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Pengedalian Masukkan
Pengendalian masukan adalah prosedur yang mengoperasikan data
transaksi untuk memastikan data tersebut terbebas dari kesalahan. Data
transaksi seharusnya tidak digunakan untuk memperbaharui file master
hingga transaksi telah divalidasi, keakuratan dan kelengkapannya. Jika
sebuah data gagal pengendalian masukannya, data tersebut ditandai
sebagai kesalahan. Berikut ini adalah contoh dari pengendalian
masukan. Berikut adalah contoh dari pengendalian masukkan :
a. Pemeriksaan digit
b. Pemeriksaan data yang hilang
17
c. Pemeriksaan numerik dan alfabetik
d. Pemeriksaan batas
e. Pemeriksaan jarak
f. Pemeriksaan kebijakan
g. Pemeriksaan validitas
h. Pengendalian Proses
2. Pengendalian proses adalah tahap pemrosesan sistem. Pengendalian
proses adalah prosedur terprogram dan dibagi menjadi tiga kategori:
pengendalian tumpukkan, pengendalian run to run, dan pengendalian
audit trail
3. Pengendalian Keluaran
Pengendaliaan keluaran adalah kombinasi dari prosedur terprogram dan
prosedur lainnya untuk menjamin bahwa keluaran sistem tidak hilang,
atau rusak privasinya
Dari penjelasan tersebut penulis memahami bahwa pengendalian internal
pada aplikasi saat penting untuk menunjang keamanan dan kerahasiaan data pada
perusahaan. Data-data perusahaan selain memerlukan pengendalian internal juga
memerlukan normalisasi guna menghindari anomali data. Adapun penjelasan
mnegenai normalisasi pada aplikasi akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
II.3.3. Normalisasi pada Aplikasi
Normalisasi adalah suatu teknik mengorganisasikan data pada aplikasi agar
terhindar dari bentuk tidak normal suatu data atau yang disebut anomali data.
Bentuk tidak normal pada data tersebut menyebabkan data-data transaksi menjadi
rawan terhadap manipulasi data oleh pengguna yang akan menyebabkan juga pada
ketidakakuratan pada saat pelaporan. Normalisasi dapat membantu permasalahan
ketidaknormalan bentuk data pada aplikasi berbasis database dengan
mengorganisasikan data tersebut menjadi beberapa tahapan bentuk penormalan.
Adapun menurut Jogianto (2017:403-404), normalisasi adalah proses untuk
pengorganisasian data untuk menghilangkan elemen berulang-ulang. Normalisasi
juga banyak digunakan untuk mengubah bentuk database dari stuktur pohon atau
18
stuktur jaringan menjadi stuktur hubungan. Dalam normalisasi terdapat beberapa
tingkatan yaitu:
1. First Normal Form
Pada tingkatan ini, tabel harus berisi memenuhi syarat yaitu tidak ada data
berulang
2. Second Normal Form
Setelah memenuhi syarat pertama, untuk mendapatkan desain yang efisien
maka data dipecah dengan tidak bergantung langsung terhadap primary key
di tabel maka harus dipindahkan ke tabel lain
3. Third Normal Form
Pada tingkatan ini, semua field harus berasal dari data atau value yang
berada pada tabel lain.
Adapun konsep-konsep pada normalisasi adalah sebagai berikut:
1. Key Field / Key Atribute / Atribut Kunci
Suatu kunci filed yang dapat mewakili record/tuple
2. Kandidat Key / Kunci Kandidat
Suatu atribut / satu set atribut yang mengidentifikasikan secara unik dari
suatu entity
3. Primary Key / Kunci Primer
Suatu atribut / satu set atribut yang mengidentifkasikan secara unik dan
mewakili setiap kejadian pada suatu entity
4. Alternate Key / Kunci Alternatif
Kunci yang tidak dipakai sebagai kunci primer
5. Foreign Key / Kunci Tamu
Suatu atribut / satu set atribut dan melengkapi hubungan yang menunjukan
ke induknya (Hubungan 1 ke banyak)
Perancangan aplikasi sistem informasi akuntansi pembelian pada Wahab
Copy Center dilakukan normalisasi sampai tahap 3NF, karena penerapan aturan
19
normalisasi sampai dengan tahap tersebut sudah memadai untuk menghasilkan
tabel yang terbebas dari bentuk data yang tidak normal.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa perancangan aplikasi sistem
informasi pembelian pada Wahab Copy Center akan laksanakan dengan tahap-
tahap perancangan aplikasi, serta akan diterapkan normalisasi dan sistem
pengendalian internal pada aplikasi guna mencegah keamanan data-data pembelian
pada perusahaan. Aplikasi sistem informasi akuntansi pembelian yang disarankan
untuk diterapkan pada Wahab Copy Center adalah aplikasi berbasis database
dengan menggunakan Microsoft Access 2016. Pembahasan tentang Microsoft
Access 2016 akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
II.4. Microsoft Access 2016
Aplikasi berbasis database saat ini sudah mengalami perkembang yang
pesat terutama dalam mendukung aktivatas pencatatan suatu organisasi atau
perusahaan. Aplikasi berbasis database juga memiliki fitur yang userfriendly atau
mudah dipahami dalam pengoperasiannya. Menurut Krismiaji (2010: 105):
“Sistem manajemen database (Database Management System/DBMS)
adalah software paket yang mengelola dan mengendalikan database dan
interface (antara data dan program aplikasi)”.
Sedangkan menurut Menurut Sarosa (2009: 1) Database Mangement
Systems (DBMS) atau aplikasi berbasis database adalah suatu software untuk
pengelolaan berkas elektronik yang dapat menyimpan dan mengelola berbagai
macam tipe data dalam suatu sistem yang terintegrasi.
Dari kedua definisi di atas dapat dipahami bahwa Aplikasi berbasis
database adalah suatu software pengolahan data secara elektronik dengan
terintegrasi sistem informasi yang diterapkan. Salah satu aplikasi berbasis database
yang sudah banyak dikenali dan memiliki kemudahan dalam pengoperasiannya
adalah Microsoft Access 2016. Microsoft Access 2016 adalah bagian dari
seperangkat aplikasi pengolahan data dan angka dari Microsoft Office. Menurut
Suarna (2008 :3) Micorsoft Access adalah sebuah software paket database
20
management system untuk membuat dan mengolah aplikasi database model
realsional karena terdiri dari lajur kolom dan lajur baris.
Sedangkan Menurut Kusleika (2016:9):
“Software Microsoft Access 2016 sebagai sebuah Aplikasi Database
Management System bukan hanya menyimpan data di dalam tabel-tabel dan
menghubungkan objek-objek.”.
Dari kedua definisi di atas dapat dipahami bahwa Microsoft Access
2016 adalah sebuah program aplikasi basis data komputer relasional yang
ditujukan untuk kalangan rumahan dan perusahaan kecil hingga menengah.
Aplikasi ini merupakan anggota dari beberapa aplikasi Microsoft Office, selain
tentunya Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Microsoft PowerPoint. Aplikasi ini
menggunakan mesin basis data Microsoft Jet Database Engine, dan juga
menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga memudahkan pengguna.
Microsoft Access 2016 memiliki objek-objek aplikasi yang memudahkan dalam
pengolahan data-data pada aplikasi. Penjelasan mengenai objek-objek pada
Microsoft Access 2016 akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
II.4.1. Objek dalam Microsoft Access 2016
Microsoft Access 2016 terdiri dari beberapa objek yaitu tables, queries,
forms, reports, macros, dan kode modules. Berikut adalah penjelasan dari masing-
masing objek tersebut:
1. Objek Tables
Tables hanyalah sebuah kontainer atau wadah untuk menyimpan informasi
mentah (data), mirip dengan sebuah foldr di dalam proses database manual.
Dalam Microsoft Access 2016 sebuah tabel merupakan suatu entitas, dalam
mendesain Access Database, programmer harus memikirkan bagaiman
tables dan objek lain dapat merepresentasikan entitas yang diatur oleh
database dan bagaimana tables dan objek database lain saling berhubungan.
Setelah membuat tables, tables tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk
seperti spreadsheet, yang disebut datasheet, masing masing baris dan kolom
21
dikenal sebagai record (baris) dan field (kolom). Sebuah record terdiri dari
beberapa field yang berhubungan dengan record tersebut. Berikut adalah
format objek tabel pada Microsoft Access 2016
Gambar II. 2 Objek Tabel
2. Objek Queries,
Queries berguna untuk mengekstrak informasi dari database. Queri
memilih dan memunculkan records yang memenuhi kondisi tertentu.
Hampir setiap forms dan reports berdasarkan queries yang menggabungkan,
memfilter, dan mensortir data sebelum ditampilkan. Queries juga biasanya
dimunculkan menggunakan macros dan prosedur VBA untuk mengubah,
menambah dan menghapus records di database. Berikut format objek Query
pada Microsoft Access 2016
Gambar II. 3 Objek Query
22
3. Objek Forms
Objek Forms biasa digunakan sebagai media input data dan memasukan
transaksi. Berikut adalah format objek form pada Microsoft Access 2016
Gambar II. 4 Objek Form
4. Objek Reports
Reports memungkinkan pengguna untuk membuat dan menampilkan
informasi dalam bentuk mirip seperti tampilan file pdf. Microsoft Access
2016 memberikan keleluasaan dalam membuat laporan reports sesuai
kebutuhan, reports sering kali menggabungkan beberapa tables untuk
mempresentasikan kumpulan data yang berbeda bahkan yang sangat
kompleks sekalipun. Berikut adalah format objek report pada Microsoft
Access 2016
Gambar II. 5 Objek Report
23
5. Objek Macros
Objek macro adalah serangkaian perintah otomatis yang tidak memerlukan
pemrogramman. Macros bertujuan untuk memastikan konsistensi dalam
aplikasi yang dirancang. Berikut adalah format objek macros pada
Microsoft Access 2016
Gambar II. 6 Objek Macro
II.4.2. Keunggulan Microsoft Access 2016
Hal-hal yang menjadi keunggulan dari penggunaan Microsoft Access
adalah:
1. Tersedia di setiap PC (Personal Computer) yang telah di install Microsoft
Office.
2. Dapat diintegrasikan dengan bahasa pemrograman, misalnya Visual Basic.
3. Untuk diterapkan pada pembangunan suatu program aplikasi, akan mudah
dalam melakukan koneksi dengan computer client yang pembangunan
aplikasinya menggunakan software yang sama platform dengan MS-SQL,
misalnya Microsoft Visual Basic.
4. Memiliki tingkat pengamanan / security data yang baik.
II.4.3 Kelemahan Microsoft Access 2016
Adapun kelemahan dalam microsot access 2016 adalah sebagai berikut
1. Orientasi database lebih kepada penggunaan lokal dan jaringan berskala
kecil menengah, dan bukan client-server
24
2. Kemungkinan terjadinya collision atau redundancy data bisa saja terjadi
3. Pemrosesan data tidak secepat web-based database
4. Arsitektur keamanan yang ada belum sebaik aplikasi sekelas SQL Server
atau MySQL
Dari penjelasan di atas Microsoft acces adalah program aplikasi yang memiliki
kemudahan dalam pembuat aplikasi serta penggunaannya yang user friendly,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa Microsoft access 2016 menemui kelemahan-
kelemahan dalam keamanan penyimpanan database yang sangat terbatas.
Perancangan aplikasi berbasis database sistem informasi akuntansi pembelian
dengan menggunakan Microsoft Access 2016 membutuhkan alat bantu
pengembangan sistem. Penjelasan mengenai alat bantu pengembangan sistem akan
dibahas pada pembahasan selanjutnya.
II.5. Alat Bantu Pengembangan Sistem
Seorang perancang atau analis sistem menggunakan alat bantu dalam
mengembangkan sistem yang sedang dikembangkan. Alat bantu tersebut membantu
perancang dalam merancang, memodifikasi, dan memelihara sistem. Terdapat dua
alat bantu pengembangan sistem yaitu, Data Flow Diagram (DFD), dan Flowchart.
1. Data Flow Diagram (DFD)
Kristanto (2008:101) menjelaskan bahwa DFD adalah suatu model
logika data atau proses yang dibuat untuk menggabarkan darimana asal
data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data
disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi
antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data
tersebut
Sesuai dengan penjelasannya, Kristanto (2008:101) menjelaskan
simbol-simbol DFD menurut teknik De Marco dalam bukunya sebagai
berikut:
25
Tabel II. 1 Simbol-Simbol DFD
Simbol Keterangan
Simbol entitas luar,
merupakan sumber atau
tujuan dari aliran data dari
atau ke sistem.
Simbol aliran data,
menggambarkan aliran data
dari satu proses ke proses
lainnya.
Simbol proses, merupakan
fungsi yang
mentransformasikan data
secara umum.
Simbol penyimpanan,
merupakan komponen yang
berfungsi untuk menyimpan
data atau file.
2. Dokumen Flowchart
Menurut Mulyadi (2016: 60) flowchart adalah bagan yang menggambarkan
aliran dokumen dalam suatu sistem informasi. Sedangkan menurut Jogianto
(2017:795-803) menjelaskan bahwan bagan alir sebagai bagan yang
menggambarkan aliran secara logika yang ada di dalam suatu program atau
sistem prosedur.
Menurut Jogianto berikut adalah simbol-simbol dalam flowchart yang
sering digunakan :
26
Tabel II. 2 Simbol-Simbol Flowchart
Simbol Keterangan
Menunjukan dokumen input dan output
Proses atau pekerjaan manual.
Menunjukan kegiatan proses dari operasi
atau kegiatan komputer.
Menggambarkan simpanan offline (pada
bagian bawah diberi tanda sesuai dengan
urutan. “N” untuk numerical “A” untuk
Alphabetical, dan “C” untuk
Chronological.
Data Peyimpanan (data storage).
Simbol proses terdefinisi. Digunakan
untuk menunjukan operasi yang
rinciannya ditunjukan di tempat lain.
Terminasi yang mewakili symbol tertentu
untuk digunakan pada aliran lain pada
halaman yang lain.
Terminasi yang mewakili symbol tertentu
untuk digunakan pada aliran lain pada
halaman yang sama.
27
Simbol Keterangan
Terminasi yang menandakan awal dan
akhir dari suatu aliran.
Pengambilan keputusan (decision).
Digunakan untuk suatu penyeleksian
kondisi di dalam program.
Simbol Display. Layar komputer
(monitor)
Simbol Keyboard. Pemasukan data secara
manual ke komputer oleh keyboard.
Multi dokumen.
Menunjukan penjelasan dari suatu proses
Simbol persiapan (preparation symbol),
digunakan untuk memberi nilai awal suatu
besaran.
Simbol garis alir.
Simbol input/output.
input/output symbol digunakan untuk
mewakili data input/output.
28