bab ii tinjauan pustaka dan landasan teorieprints.mercubuana-yogya.ac.id/1545/3/bab 2.pdf · salah...
TRANSCRIPT
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian yang berjudul “Aplikasi Chatting Rahasia Menggunakan
Algotirma Vigenere Cipher”, Kriptografi adalah seni dan ilmu pengetahuan untuk
memproteksi pengiriman data dengan mengubahnya menjadi kode tertentu dan
hanya ditujukan kepada pengguna (user) yang hanya memiliki sebuah kunci untuk
mengubah kode tersebut. Dalam kriptografi terdapat dua konsep utama yakni
enkripsi dan dekripsi. Enkripsi (cipher) adalah proses dimana informasi atau data
yang hendak dikirim dan diubah menjadi bentuk yang hampir tidak dikenali
sebagai informasi awal dengan menggunakan algoritma tertentu. Dekripsi
(plaintext) adalah kebalikan dari enkripsi (cipher) yaitu mengubah kembali bentuk
informasi atau data tersamar tersebut menjadi informasi awal. Kriptografi saat ini
telah menjadi salah satu syarat penting dalam keamanan teknologi informasi
terutama dalam pengiriman pesan rahasia. Pengiriman pesan rahasia sangat rentan
terhadap serangan yang dilakukan oleh pihak ketiga, seperti penyadapan,
pemutusan komunikasi, pengubahan pesan yang dikirim, dan lain-lain. Untuk
menghindari terjadinya penyadapan tersebut adalah dengan menyandikan pesan
sehingga bentuk pesan menjadi teracak dan tidak dimengerti lagi maknanya.
Salah satu metode penyandian untuk tujuan di atas adalah menggunakan teknik
penyandian dengan algoritma Vigenere Cipher (Yulianingsih, 2014).
Penelitian yang berjudul “Implementasi Algoritma Rijndael 128 Pada
Aplikasi Chatting Berbasis HTML5 Websocket” Komunikasi merupakan salah
satu kebutuhan vital bagi manusia untuk bertahan hidup. Telah banyak inovasi
dan terobosan untuk menciptakan layanan komunikasi yang bisa diandalkan.
Salah satu contoh terobosan dan inovasi yang telah tercipta adalah aplikasi
chatting berbasis web. Aplikasi chatting berbasis web saat ini menjadi media
komunikasi alternatif yang digemari oleh banyak orang. Seiring dengan
perkembangannya, aplikasi chatting berbasis web dituntut untuk mampu
5
mendistribusikan pesan instan dalam waktu yang sangat singkat. Aplikasi chatting
berbasis web juga memerlukan sistem keamanan yang baik untuk mengamankan
pesan instan bersifat rahasia dan eksklusif. Masalah penyadapan pesan instan pada
aplikasi yang berjalan di jaringan internet juga menjadi isu krusial yang harus
ditemukan solusinya. Sebagai usaha untuk mengatasi permasalahan di atas, pada
penelitian ini akan dibuat aplikasi chatting berbasis HTML5 websocket untuk
meningkatkan fleksibilitas, keandalan serta memenuhi kebutuhan komunikasi
realtime jarak jauh. Fitur transport dengan protokol websocket tersebut akan
diterapkan dengan menggunakan library Socket.IO. Sebagai solusi untuk
menghindari penyadapan data, distribusi pesan instan yang memiliki informasi
berharga pada aplikasi tersebut akan diamankan dengan menggunakan suatu
teknik penyandian yang biasa disebut dengan kriptografi. Teknik kriptografi
Rijndael 128 nantinya akan diterapkan untuk mengamankan distribusi pesan
instan pada aplikasi chatting berbasis HTML5 websocket yang akan dibuat
(Sularsono, 2014).
Penelitian yang berjudul “Implementasi Algoritma Caesar Cipher dan Hill
Cipher pada Database Sistem Inventori TB Mita Jepara” Perkembangan teknologi
informasi berkembang pesat, menyebabkan keamanan data membutuhkan
keamanan yang cukup baik. Sekarang setiap orang dapat dengan mudah bertukar
informasi dalam hal apapun, termasuk diantaranya adalah berbagi pengetahuan
untuk mengakses data secara ilegal. Gudang data dalam tabel database telah
dipasang sistem login dengan password, begitu pula dengan sistem inventori TB
Mita. Namun orang jahat mencari cara lain untuk mengakses data tersebut dengan
cara mengakses langsung pada tabel database tanpa melalui sistem aplikasi
tersebut. Dengan kemungkinan dari akses data ilegal yang mengakses langsung
pada tabel database tersebut, diperlukan keamanan yang lebih baik terhadap
database sistem inventori TB Mita. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan keamanan. Dalam penelitian ini akan menggunakan cara dengan
mengenkripsi database dengan algoritma Caesar cipher dan Hill cipher. Caesar
cipher dan Hill cipher merupakan bagian dari algoritma simetris, yang artinya
pada proses enkripsi dan dekripsi memiliki kunci yang sama. Proses enkripsi dan
6
dekripsi pada algoritma Caesar cipher dan Hill cipher masing-masing memiliki
satu kunci, gabungan dari kedua algoritma ini menghasilkan dua kunci sehingga
menjadi lebih kuat (Santosa, 2015).
Penelitian yang berjudul “Aplikasi Chatting Dengan Sistem Enkripsi
Menggunakan Algoritma Blowfish Berbasis Android” Pengiriman pesan dengan
menggunakan aplikasi chatting berbasis android merupakan metode komunikasi
yang bersifat real-time. Selama ini aplikasi tersebut belum bisa menjamin privasi
diantara pengirim dan penerima ketika melakukan obrolan. Adanya sistem
enkripsi pada aplikasi chatting dapat membantu user dalam merahasiakan pesan
yang akan dikirimkannya agar terjaga dari orang-orang yang ingin mengetahui isi
percakapan user. Untuk melakukan enkripsi digunakan algoritma blowfish.
Algoritma blowfish digunakan karena mempunyai kriteria desain yang cepat
dalam implementasinya, dan dapat berjalan pada memori kurang dari 5kb
(kilobyte) sehingga mengurangi penggunaan resource memori yang besar. Selain
itu, pada blowfish belum ditemukan kelemahan yang berarti. Dan mengapa
berbasis android? Alasannya karena android merupakan teknologi baru pada
waktu sekarang yang sedang merajai dunia telepon seluler baik di Indonesia
maupun diluar negeri. Selain itu android merupakan sistem operasi yang sifatnya
open source sehingga memudahkan bagi pengembang aplikasi yang hendak
menciptakan aplikasi untuk Android. Pengiriman dan penerimaan pesan yang
terenkripsi dilakukan dengan mengaktifkaan mode enkripsi terlebih dahulu.
Pemilihan kunci untuk proses enkripsi dan dekripsi akan diasumsikan bahwa
diatara penerima dan pengirim pesan sudah sama-sama tahu kunci yang
digunakan. Hasil dari uji coba dan analisa menunjukkan bahwa proses chat hanya
bias dilakukan oleh dua orang user (private chat) yang masing-masing telah
terdaftar dalam database system (Apriani, 2014).
Penelitian yang berjudul “Implementasi Algoritma Caesar Cipher ROT13
dan Base64 untuk Enkripsi dan Dekripsi esan SMS pada Handphone Berbasis
Android” Perkembangan teknologi informasi yang ada saat ini mampu
menghasilkan perangkat keras yang mempermudah komunikasi, telephone seluler
adalah salah satu dari sekian perangkat keras komunikasi yang sering digunakan.
7
Dalam menjalankan kinerjanya sebagai perangkat keras komunikasi, telephone
seluler mempunyai beberapa fungsi seperti Short Message Service (SMS),
Multimedia Message Service (MMS), video phone, transfer data, perangkat lunak
pemutar audio (mp3) dan lain – lain. Salah satu dari beberapa fungsi telephone
seluler adalah SMS. SMS merupakan fungsi dari telephone seluler yang
digunakan untuk mengirim atau menerima pesan teks. Pada proses pengiriman
dan penerimaan pesan, diperlukan suatu media transmisi, media transmisi
tersebut salah satunya berupa jalur komunikasi Global System for Mobile
Communication (GSM). Proses pengiriman dan penerimaan pesan sangat rentan
terhadap upaya pencurian, penyadapan, pembajakan, pemerasan dan banyak hal
lain terhadap suatu informasi. Banyak kasus penyadapan yang terjadi di
Indonesia, salah satu contoh nyata, adalah penyadapan yang dilakukan oleh pihak
kepolisian dan provider TELKOM kepada Metta Dharmasaputra dan Vincentius
Amin Sutanto selaku saksi kunci kasus penggelapan pajak dan pencucian uang
PT. ASIAN GIRI. Dari kasus tersebut disimpulkan, masih terdapatnya
kelemahan dalam menjaga kerahasiaan suatu pesan terutama dari pihak operator
selaku penyedia layanan komunikasi. Karena beberapa hal di atas, penerapan
kriptografi sangat dibutuhkan dalam menjaga kerahasiaan suatu pesan.
Kriptografi adalah ilmu untuk menjaga kerahasiaan informasi dari aspek–aspek,
yang dapat mengancam keamanan suatu informasi dengan metode dan teknik
matematika tertentu. Dengan berprinsip pada definisi enkripsi super yaitu, suatu
konsep enkripsi yang menggunakan kombinasi dari dua atau lebih teknik subtitusi
dan permutasi kode, untuk mendapatkan suatu algoritma yang lebih handal (sulit
terpecahkan). Maka penulis mencoba untuk menggabungkan konsep kriptografi
klasik berupa fungsi yang menggunakan kode Caesar Cipher ROT13, ROT13
adalah subtitusi kode dengan melakukan pergeseran sebanyak k=13. Digabungkan
dengan teknik algoritma encoding karakter base64. Base64 adalah sebuah
encoding karakter yang mewakili data biner dalam format string ASCII dengan
menerjemahkannya kedalam representasi 64 (Nugroho, 2012).
Penelitian sejenis sudah pernah dibahas dalam beberapa penelitian yang
berkaitan dengan aplikasi chatting, hanya saja penelitian tersebut menggunakan
8
algotirma yang berbeda dengan penelitian ini, perbedaan dalam penelitian ini
adalah algotirma yang digunakan penulis pada saat implementasi di aplikasi
chatting yaitu menggunakan algoritma ROT13, algoritma tersebut digunakan
untuk melakukan proses enkripsi dan dekripsi pesan, dalam melakukan enkripsi
menggunakan algoritma ROT13 ini susah dipecahkan dikarenakan alfabet yang
telah menjadi ciphertext sudah dilakukan pengacakan jadi informasi yang sampai
dapat terjaga dengan aman dari pihak yang tidak bertanggungjawab yang ingin
mengubah atau mengganti informasi yang ingin disampaikan.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Android
Android merupakan sistem operasi yang berbasis Linux dan dirancang
untuk perangkat seluler layar sentuh seperti smartphone serta komputer tablet.
Android pada awalnya dikembangkan oleh perusahaan bernama Android, Inc.,
dengan dukungan finansial yang berasal dari Google, yang kemudian Google pun
membelinya pada tahun 2005. Sistem operasi android tersebut secara resmi dirilis
pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya sebuah perusahaan Open
Handset Alliance, konsorsium dari beberapa perusahaan-perusahaan perangkat
keras, perangkat lunak, serta telekomunikasi yang memiliki tujuan untuk
memajukan standar terbuka dari perangkat seluler. Ponsel yang berbasis sistem
operasi Android pertama dijual pada bulan Oktober 2008. Sejarah android pada
mulanya berasal dari perusahaan bernama Android, Inc. didirikan tempatnya di
Palo Alto, California, pada Oktober tahun 2003 oleh Andy Rubin (pendiri
Danger), Rich Miner seorang pendiri Wildfire Communications, Inc., Nick Sears
seorang mantan VP T-Mobile, dan Chris White seorang kepala desain dan
pengembangan antarmuka web TV untuk mengembangkan sebuah "perangkat
seluler pintar yang lebih sadar tentang lokasi dan preferensi penggunanya" (Yovi,
2015).
Tujuan awal dari perkembangan tersebut pada mulanya diperuntukkan
bagi kamera digital, namun disadari bahwa pasar dari kamera digital tidak besar
potensinya, dan pengembangan Android lalu dialihkan pada pasar telepon pintar
9
atau smartphone untuk menyaingi Symbian serta Windows Mobile (iPhone Apple
pada saat itu belum dirilis). Meskipun para pengembang Android tersebut
merupakan pakar-pakar teknologi yang berpengalaman, Android Inc. dijalankan
secara diam-diam dan hanya diungkapkan bahwa para pengembang tersebut
sedang berusaha menciptakan sebuah perangkat lunak yang dapat diperuntukkan
untuk telepon seluler. Masih pada tahun yang sama, Andy Rubin kehabisan uang.
Steve Perlman adalah seorang teman dekat Andy Rubin dan meminjaminya
$10.000 tunai serta menolak tawaran saham di perusahaan. Google mengakuisisi
perusahaan Android Inc. pada tanggal 17 Agustus 2005 dan menjadikannya
sebagai anak perusahaan yang dimiliki oleh Google. Pendiri Android Inc. yaitu
Rubin, Miner, serta White tetap bekerja pada perusahaan tersebut setelah
diakuisisi oleh Google. Di Google, tim yang dipimpin oleh Andy Rubin mulai
untuk mengembangkan sebuah platform perangkat seluler dengan menggunakan
kernel Linux. Sejak tahun 2008, Android mulai secara bertahap melakukan
sejumlah pembaruan atau update untuk meningkatkan kinerja dari sistem operasi
tersebut dengan menambahkan fitur baru, memperbaiki bug pada versi android
yang sebelumnya. Setiap versi yang dirilis dinamakan secara alfabetis dengan
berdasarkan nama sebuah makanan pencuci mulut, seperti cupcake, donut, dan
sebagainya (Yovi, 2015). Berikut nama-nama versi android pada Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Versi Android
VERSI NAMA RILIS
Beta 5 November 2007
1.0 Astro 23 September 2008
1.1 Bender 9 Februari 2009
1.5 Cupcake 30 April 2009
1.6 Donut 15 September 2009
2.0 – 2.1 Eclair 26 Oktober 2009
2.2 Froyo 20 Mei 2010
2.3 Gingerbread 6 Desember 2010
3.0 – 3.2 Honeycomp 10 Mei 2011
4.0 Ice Cream Sandwich 16 Desember 2011
4.1 – 4.3 Jelly Bean 9 Juli 2012
10
VERSI NAMA RILIS
4.4 Kitkat 31 Oktober 2013
5.0 Lollipop 15 Oktober 2014
6.0 Marshmallow 19 Agustus 2015
7.0 Nougat 2016
2.2.2 Chatting
Chatting dapat diartikan dalam kesehari-harian dengan melakukan
perbincangan antar muka bersama teman, keluarga, dan beberapa orang,
sedangkan chatting dalam internet kita juga bisa mengobrol dengan teman,
keluarga atau mungkin mencari teman baru yang berada di seluruh dunia dengan
bantuan perangkat yaitu smartphone. Smartphone memiliki Aplikasi chatting
yang memungkinkan kita untuk melakukan komunikasi secara Real time dalam 24
jam non-stop. Chatting adalah suatu program dalam smartphone yang
menggunakan koneksi jaringan internet untuk melakuakn berkomunikasi dan
bersosialisasi langsung sesama pemakai internet yang sedang online secara
bersama-sama. Komunikasi ini bisa berupa teks, gambar atau suara (Putra, 2011).
2.2.3 Kriptografi
Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua
suku kata yaitu kripto dan graphia. Kripto artinya menyembunyikan, sedangkan
graphia artinya tulisan. Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik
matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi, seperti
kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, serta autentikasi data. Tetapi
tidak semua aspek keamanan informasi dapat diselesaikan dengan kriptografi
(Andrias, 2012).
2.2.3.1 Sejarah Kriptografi
Sejak 4000 tahun lalu kriptografi telah dikenal oleh orang-orang Mesir
lewat hieroglyph walaupun bukan dalam bentuk tulisan standard. Pada zaman
Rumawi Kuno, Julius Caesar mengirimkan pesan rahasia kepada panglima perang
11
di medan perang dengan mengganti semua susunan alfabet yang asli dari: a b c d e
f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z, menjadi: d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w
x y z a b c. Pada zaman Rumawi Kuno, telah ada alat untuk mengirim pesan
rahasia dengan nama Scytale yang digunakan oleh tentara Sparta. Scytale
merupakan alat yang memiliki pita panjang dari daun papirus dan sebatang
silinder. Pesan ditulis di atas pita yang dililitkan pada sebatang silinder, setelah itu
pita dilepas dari batang silinder lalu dikirim. Untuk membaca pesan, pita tersebut
dililitkan kembali pada sebatang silinder yang diameternya sama sehingga yang
menjadi kunci pada Scytale adalah diameter silinder (Ariyus, 2008).
Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, kriptografi
mengalami pengembangan untuk menjaga kerahasiaan pesan (informasi) agar
orang tidak dapat melihat/membaca pesan tersebut sehingga metode penyadian
pesan semakin berkembang. Perkembangan teknologi yang begitu pesat
memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi/data
secara jarak jauh. Antar kota antar wilayah antar negara bahkan antar benua bukan
merupakan suatu kendala lagi dalam melakukan komunikasi dan pertukaran data.
Seiring dengan itu tuntutan akan sekuritas (keamanan) terhadap kerahasiaan
informasi yang saling dipertukarkan tersebut semakin meningkat. Begitu banyak
pengguna seperti departemen pertahanan, suatu perusahaan atau bahkan individu-
individu tidak ingin informasi yang disampaikannya diketahui oleh orang lain atau
kompetitornya atau negara lain. Oleh karena itu dikembangkanlah cabang ilmu
yang mempelajari tentang cara-cara pengamanan data atau dikenal dengan istilah
Kriptografi (Ariyus, 2008).
2.2.3.2 Konsep Kriptografi
Kriptografi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara menjaga
agar data atau pesan tetap aman saat dikirimkan, dari pengirim ke penerima tanpa
mengalami gangguan dari pihak ketiga. Menurut Bruce Scheiner dalam bukunya
"Applied Cryptography", kriptografi adalah ilmu pengetahuan dan seni menjaga
pesan (informasi) agar tetap aman (secure). Konsep kriptografi sendiri telah lama
12
digunakan oleh manusia misalnya pada peradaban Mesir dan Romawi walau
masih sangat sederhana. Prinsip-prinsip yang mendasari kriptografi yakni:
1. Confidelity (kerahasiaan) yaitu layanan agar isi pesan yang dikirimkan
tetap rahasia dan tidak diketahui oleh pihak lain (kecuali pihak pengirim,
pihak penerima/pihak-pihak memiliki ijin). Umumnya hal ini dilakukan
dengan cara membuat suatu algoritma matematis yang mampu mengubah
data hingga menjadi sulit untuk dibaca dan dipahami.
2. Data integrity (keutuhan data) yaitu layanan yang digunakan untuk
mampu mengenali/mendeteksi adanya manipulasi (penghapusan,
pengubahan atau penambahan) data yang tidak sah (oleh pihak lain).
3. Authentication (keaslian) yaitu layanan yang berhubungan dengan
identifikasi. Baik otentikasi pihak-pihak yang terlibat dalam pengiriman
data maupun otentikasi keaslian data/informasi.
4. Non-repudiation (anti-penyangkalan) yaitu layanan yang dapat mencegah
suatu pihak untuk menyangkal aksi yang dilakukan sebelumnya
(menyangkal bahwa pesan tersebut berasal dirinya).
Kriptografi itu sendiri terdiri dari dua proses utama yakni proses enkripsi
dan proses dekripsi. Seperti yang telah dijelaskan di atas, proses enkripsi
mengubah plaintext menjadi ciphertext (dengan menggunakan kunci tertentu)
sehingga isi informasi pada pesan tersebut bisa dimengerti (Ariyus, 2008). Berikut
adalah proses enkrpsi dan dekripsi pada Gambar 2.1.
Gambar 2. 1 Proses Enkripsi dan Dekripsi
Sumber : http://ondigitalforensics.weebly.com/uploads/1/5/0/2/15025262/6788419_1_orig.jpg
13
Peranan kunci sangatlah penting dalam proses enkripsi dan dekripsi
(disamping pula algoritma yang digunakan) sehingga kerahasiaannya sangatlah
penting, apabila kerahasiaannya terbongkar, maka isi dari pesan dapat diketahui.
Secara matematis, proses enkripsi merupakan pengoperasian fungsi E (enkripsi)
menggunakan e (kunci enkripsi) pada M (plaintext) sehingga dihasilkan C
(ciphertext), notasinya: Ee (M) – C, Sedangkan untuk proses dekripsi, merupakan
pengoperasian fungsi D (dekripsi) menggunakan d (kunci dekripsi) pada C
(ciphertext) sehingga dihasilkan M (plaintext), notasinya: Dd (C) = M. Sehingga
dari dua hubungan di atas berlaku: Dd (Ee(M)) = M (Ariyus, 2008).
2.2.3.3 Tujuan Kriptografi
Ada empat tujuan mendasar dari ilmu kriptografi ini yang juga merupakan
aspek keamanan informasi yaitu :
1. Kerahasiaan, layanan yang ditujukan untuk menjaga agar pesan tidak dapat
dibaca oleh pihak yang tidak berhak. Di dalam kriptografi layanan ini
direalisasikan dengan menyandikan plaintext menjadi ciphertext.
2. Integritas data layanan yang menjamin bahwa pesan masih asli/utuh atau
belum pernah dimanipulasi selama pengiriman.
3. Otentikasi layanan yang berhubungan dengan identifikasi, baik
mengidentifikasi kebenaran pihak yang melakukan komunikasi.
4. Non-repudiasi atau nir penyangkalan usaha untuk mencegah terjadinya
penyangkalan terhadap pengiriman/terciptanya suatu informasi oleh yang
mengirimkan/membuat.
2.2.3.4 Kriptografi Klasik
Kriptografi klasik merupakan teknik kriptografi yang sudah digunakan
pada zaman dahulu sebelum komputer ditemukan atau sudah ditemukan namun
belum secanggih sekarang. Kriptografi klasik ini melakukan pengacakan huruf.
Kriptografi ini hanya melakukan pengacakan pada huruf A-Z, kriptografi
14
semacam ini sangatlah tidak disarankan untuk mengamankan informasi-informasi
penting karena dapat dipecahkan dalam waktu singkat.
Pada dasarnya, algoritma kriptografi klasik dapat dikelompokkan ke dalam
dua macam cipher (Ariyus, 2008), yaitu:
1. Cipher substitusi (substitution cipher)
Di dalam cipher substitusi setiap unit plaintext diganti dengan satu unit
ciphertext. Satu “unit” berarti satu huruf pasangan, atau dikelompokkan
lebih dari dua huruf. Algoritma substitusi tertua yang diketahui adalah
Caesar cipher yang digunakan oleh kaisar Romawi, Julius Caesar
(sehingga dinamakan juga casear cipher), untuk mengirimakan pesan yang
dikirimkan kepada gubernurnya.
2. Cipher transposisi (transposition cipher)
Pada cipher transposisi, huruf-huruf di dalam plainteks tetap saja, hanya
saja urutannya diubah. Dengan kata lain algoritma ini melakukan transpose
terhadap rangkaian karakter di dalam teks. Nama lain untuk metode ini
adalah permutasi atau pengacakan (scrambling) karena transpose setiap
karakter di dalam teks sama dengan mempermutasikan karakter-karkater
tersebut.
2.2.3.5 Kriptografi Modern
Kriptografi modern merupakan algoritma yang beroperasi dalam mode bit
ketimbang mode karakter (seperti yang dilakukan pada cipher substitusi atau
cipher transposisi dari algoritma kriptografi klasik). Kriptografi modern ini
berbasis bit didorong oleh penggunaan komputer digital yang merepresentasikan
data dalam bentuk biner.
Kriptografi modern dibuat sedemikian kompleks sehingga kriptanalis
sangat sulit untuk memecahkan cipherteksnya tanpa mengetahui kunci. Operasi
dalam mode bit berarti semua data dan informasi (baik kunci, plaintext, maupun
ciphertext) dinyatakan dalam rangkaian (string) bit biner, 0 dan 1. Algoritma
15
enkripsi dan dekripsi memproses semua data dan informasi dalam bentuk
rangkaian bit. Rangkaian bit yang menyatakan plaintext dienkripsi menjadi
ciphertext dalam bentuk rangkaian bit, demikian sebaliknya (Munir, 2004).
2.2.3.6 Algoritma ROT13
ROT13 merupakan salah satu jenis kriptografi cipher abjad-tunggal yang
masuk dalam kategori Ceaser Cipher, ROT13 sendiri adalah program enkripsi
sederhana yang terdapat di dalam sistem UNIX. ROT13 ini menggunakan cipher
abjad-tunggal untuk proses enkrpsi dengan melakuakan pergeseran k = 13 (jadi,
huruf A diganti dengan N, B diganti dengan O, dan seterusnya) (Andi, 2012).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2. 2 Rumus ROT13
Sumber: http://images.slideplayer.com/32/9901985/slides/slide_1.jpg
Secara sistematis algoritma ROT13 dapat didefinikan menjadi dua,
pertama untuk enkripsi menggunakan rumus: C ROT13 = (M) atau C = (P + key)
mod 26, dan kedua untuk dekripsi menggunakan rumus: M = ROT13
(ROT13(M)) atau P = (C + key) mod 26.