bab ii tinjauan pustaka dan hasil penelitian...menurut muhamad djumhana hukum perbankan (banking...

38
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Tinjauan Umum Tentang Bank 2.1.1.1. Pengertian Hukum Perbankan dan Dasar Hukum Perbankan Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi esensi, dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan yang lain. 23 Pembangunan di bidang ekonomi sudah sangat banyak dilakukan, namun tidak diiringi dengan pembangunan di bidang hukum. Liberalisasi dalam perdagangan semakin mengembangkan globalisasi ekonomi. Maka sudah selayaknya dilakukan pembenahan untuk mengahadapi pembangunan ekonomi yaitu globalisasi hukum mengikuti globalisasi ekonomi. Menurut Rachmadi Usman, unsur-unsur yang terkandung dalam hukum perbankan adalah : 23 Djoni S.Gozali dan Rachmadi Usman, Hukum Perbankan, Cet.3, Ed.1, Sinar Grafika, Jakarta, 2016, h.1.

Upload: others

Post on 15-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL

PENELITIAN

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Tinjauan Umum Tentang Bank

2.1.1.1. Pengertian Hukum Perbankan dan Dasar Hukum

Perbankan

Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law)

adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga

keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi esensi,

dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan yang

lain.23 Pembangunan di bidang ekonomi sudah sangat banyak

dilakukan, namun tidak diiringi dengan pembangunan di bidang

hukum. Liberalisasi dalam perdagangan semakin mengembangkan

globalisasi ekonomi. Maka sudah selayaknya dilakukan pembenahan

untuk mengahadapi pembangunan ekonomi yaitu globalisasi hukum

mengikuti globalisasi ekonomi.

Menurut Rachmadi Usman, unsur-unsur yang terkandung dalam

hukum perbankan adalah :

23 Djoni S.Gozali dan Rachmadi Usman, Hukum Perbankan, Cet.3, Ed.1, Sinar Grafika,

Jakarta, 2016, h.1.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

15

1. Serangkaian ketentuan hukum positif, dengan dikeluarkannya

berbagai Peraturan Perundang-undangan baik berupa Undang-

Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan

Bank Indonesia, Keputusan Direksi dan Surat Edaran Bank

Indonesia dan peraturan pelaksanaan yang lainnya

2. Hukum Positif tersebut bersumber ketentuan yang tertulis dan

tidak tertulis. Ketentuan tertulis adalah ketentuan yang

dibentuk badan pembentuk hukum dan perundang-undangan,

sedangkan ketentuan tidak tertulis adalah ketentuan yang

timbul dan terpelihara dalam praktik penyelengaraan

operasional perbankan.

3. Ketentuan hukum perbankan mengatur ketatalaksanaan

kelembagaan bank, mencakup perizinan, bentuk hukum,

kepengurusan, dan kepemilikan bank.

4. Secara umum fungsi utama bank berdasarkan Pasal 3 Undang-

Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai

penghimpun dana masyarakat dan disalurkan kembali dalam

bentuk kredit. Fungsi ini mencerminkan bank sebagai perantara

pihak-pihak yang kelebihan dana (surplus of founds) dengan

pihak yang kekurangan pajak (lacks of founds).

Selanjutnya tujuan dari perbankan Indonesia adalah untuk

menunjang pelaksanaan perkembangan Nasional dalam rangka

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

16

meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas

nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.24

2.1.1.2. Peranan Bank dalam Pembangunan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yag menyebabkan barang dan jasa yang di produksi

dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan dalam perekonomian

suatu Negara. Jika pada suatau periode perekonomian mengalami

pertumbuhan ekonomi yang baik atau positif, maka pada periode

tersebut mengalami peningkatan. Begitu juga sebaliknya, apabila

mengalami pertumbuhan ekonomi negatif, maka pada periode tersebut

mengalami penurunan.

Peningkatan kegiatan perekonomian harus didukung dari sisi

pendanaan guna meningkatkan kuantitas dan kualitas yang dihasilkan.

Salah satu sumber pendanaan yang dikenal dan dimanfaatkan

menunjang perekonomian yaitu dengan adanya sektor perbankan.

Perbankan sebagai lembaga keuangan yang dianggap mampu

mendukung pembangunan yang sedang digalakkan oleh Pemerintah,

yaitu dengan menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi

maka bank membantu dalam sektor riil dalam perekonomian untuk

meningkatkan tingkat ouput sehingga dapat membantu meningkatkan

24 Zainal Asikin, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, Cetakan 1, Edisi 1,Penerbit PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2015, h.17

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

17

pertumbuhan ekonomi, sehingga kemajuan Perbankan suatu negara

dapat dijadikan sebagai pedoman untuk kemajuan Negara tersebut.

Peranan Bank dalam Pembangunan Nasional yaitu dengan

menghimpun atau memobilisasi dana yang menganggur dana dari

masyarakat dan perusahaan-perusahaan kemudian disalurkan kedalam

usaha-usaha yang produktif untuk berbagai sektor ekonomi.

2.1.1.3. Sumber Hukum Perbankan dan Asas – asas Perbankan

Sumber hukum perbankan adalah tempat diketemukannya

ketentuan hukum dan perundang-undangan yang mengatur mengenai

perbankan, ketentuan hukum danperundang-undangan perbankan yang

dimaksud adalah hukum positif. Sumber hukum dapat dibedakan atas

sumber hukum dalam arti material dan sumber hukum dalam arti

formal. Dalam arti material adalah sumber hukum yang menentukan

isu hukum itu sendiri, dan tergantung dari sudut pandang ekonomi,

sejarah, sosiologi, filsafat, dan lain sebagainya. Sumber hukum dalam

arti material baru diperhatikan jika dianggap perlu untuk diketahui

akan asal usul hukum.

Dalam arti formal adalah tempat diketemukannya ketentuan hukum

dan perundang-undangan (tertulis) yang mengatur mengenai

perbankan. Ketentuan hukum dan perundang-undangan mulai dari

Undang-Undang Dasar 1945 terutama Pasal 33, Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat, terutama tentang GBHN, Undang-Undang

Pokok Perbankan sampai kepada peraturan pelaksana dari Undang-

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

18

Undang Perbankan tersebut. Terdapat faktor-faktor yang membantu

pembentukan hukum perbankan, diantaranya perjanjian-perjanjian

yang dibuat antara bank dan nasabah, dan kebiasaan-kebiasaan yang

berlaku di dunia perbankan.

Bank Indonesia dalam melaksanakan hubungan perbankan dengan

bank pelaksana dan nasabah bank harus dilandasi oleh beberapa asas

hukum di antaranya adalah25 :

1. Asas demokrasi ekonomi

Bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya

berasaskan demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945

2. Asas kepercayaan (fiduciary principle)

Bahwa bank dalam menjalankan usaha dilandasi oleh

hubungan kepercayaan antara bank dan nasabah

3. Asas kerahasiaan (confidential principle)

Bank wajib merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan

dengan keuangan dan lain-lain dari nasabah bank yang menurut

kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan.

4. Asas kehati-hatian (prudential principle)

Bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib

menerapkan prinsip kehati-hatian dalam rangka melindungi

dana masyarakat yang dipercayakan padanya.

5. Asas Mengenal Nasabah ( know your customer)

25 Djoni S. Gozali dan Rachmadi Usman, Op.Cit., h.26.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

19

Sebelum nasabah melakukan hubungan hukum dengan bank,

maka bank wajib mengerti dan memahami karakter nasabah

tersebut.

2.1.2. Tinjauan Umum Kerahasiaan Bank

2.1.2.1. Rahasia Bank

Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran,

karena kepercayaan masyarakat kepada bank merupakan unsur paling

pokok dari eksistensi suatu bank, dalam hal ini kepercayaan

masyarakat kepada perbankan adalah kepentingan masyarakat

banyak.26

Kepentingan masyarakat untuk menjaga eksistensi suatu bank

menjadi sangat penting. Apabila bank ambruk atau hancur, maka akan

mempunyai akibat rantai atau domino effect yaitu menular kepada

bank-bank yang lain dan tidak mustahil dapat mengganggu fungsi

sistem keuangan dan sistem pembayarannya dari negara lain atau yang

bersangkutan.

Konsep rahasia bank bermula timbul dari tujuan untuk melindungi

nasabah bank yang bersangkutan. Timbulnya pemikiran untuk

perlunya merahasiakan keadaan keuangan nasabah bank sehingga

melahirkan ketentuan hukum mengenai kewajiban rahasia bank

semula bertujuan untuk melindungi kepentingan nasabah secara

individual.

26 Sutan Remy Syahdeini, Rahasia Bank Suatu Dilema, Jakarta, 1997, hlm.2.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

20

Namun dalam perkembangannya, sehubungan dengan keadaan

politik dalam negeri dan keadaan sosial, terutama yang menyangkut

timbulnya kejahatan-kejahatan dibidang money laundering dan

kebutuhan akan adanya stabilitas ekonomi, terutama stabilitas

moneter, timbul kebutuhan akan perlunya pelonggaran terhadap

kewajiban rahasia bank yang mutlak. Artinya, apabila kepentingam

negara, bangsa, dan masyarakat umum harus didahulukan daripada

kepentingan nasabah secara pribadi, maka kewajiban bank untuk

melindungi kepentingan nasabah secara individual itu, dalam arti tidak

boleh mengungkapkan keadaan keuangan nasabah, harus dapat

dikesampingkan.

2.1.2.2. Pengertian Rahasia Bank

Hubungan antara bank dengan masyarakat ternyata tidaklah seperti

hubungan kontraktual biasa, tetapi dalam hubungan tersebut terdapat

pula kewajiban bagi bank untuk tidak membuka rahasia dari

nasabahnya kepada pihak lain mana pun kecuali jika ditentukan lain

oleh perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Pasal 1 angka 28 Undang-Undang Perbankan, yang

dimaksud dengan rahasia bank adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan

simpanannya. Jadi, Undang-Undang Perbankan mempertegas dan

mempersempit pengertian rahasia bank dibandingkan dengan

ketentuannya dalam pasal-pasal dari undang-undang sebelumnya,

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

21

yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang

tidak khusus menunjukkan bank kepada nasabah deposan saja.

Ada beberapa teori mengenai sifat rahasia Bank, yaitu:27

1. Teori Mutlak (Absolute Theory)

Dari teori ini, rahasia bank bersifat mutlak. Semua keterangan

mengenai nasabah dan keuangannya yang tercatat di wajib

dirahasiakan tanpa pengecualian dan pembatasan. Apabila

terjadi pelanggaran terhadap kerahasiaan tersebut, maka bank

yang bersangkutan wajib bertanggung jawab atas segala akibat

yang ditimbulkannya. Menurut teori ini, sifat mutlak rahasia

bank sangat sukar untuk diterobos dengan alasan apa pun dan

oleh hukum dan undang-undang sekalipun.

2. Teori Relatif (Relative Theory)

Dari teori ini, rahasia bank bersifat relatif (terbatas). Semua

keterangan mengenai nasabah dan keuangannya yang tercatat

di bank wajib dirahasiakan. Apabila ada alasan yang

dibenarkan oleh Undang-Undang, rahasia nasabah yang

bersangkutan boleh dibuka kepada pejabat yang berwenang.

Teori ini sesuai dengan rasa keadilan (senseof justice), artinya

kepentingan negara atau kepentingan masyarakat yang sesuai

dengan prosedur hukum maka rahasia keuangan nasabah dapat

dibuka.

27 Zainal Asikin, Op.Cit., h. 176.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

22

Sebagaimana diketahui bahwa di satu pihak kepentingan

masyarakat menghendaki supaya kewajiban rahasia bank dipegang

teguh oleh perbankan, namun agar kepentingan masyarakat lainnya

tidak tersisihkan, dalam hal-hal tertentu beberapa kewajiban rahasia

bank itu dapat dikecualikan. Pengecualian terhadap rahasia bank

meliputi28 :

1. Kepentingan Perpajakan

Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan Menteri Keuangan

berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada bank agar

memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti tertulis serta

surat-surat mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan

tertentu kepada pejabat pajak

2. Penyelesaian piutang Bank yang diserahkan ke Pejabat

Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara atau Panitia

Urusan Piutang Negara

Pimpinan Bank Indonesia memberikan izin kepada BUPLN

atau PUPN untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai

simpanan nasabah debitur, dan pihak bank wajib memberikan

keterangan yang diminta

3. Kepentingan Peradilan dalam Perkara Pidana

Dapat diberikan pengecualian kepada Polisi, Jaksa, atau Hakim

atas izin Pimpinan Bank Indonesia

4. Perkara Perdata antara Bank dengan nasabah

28 Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencuian Uang, Merger, Likuidasi,

dan Kepailitan, cet.1, ed.1, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, h.13.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

23

Dapat diberikan pengecualian tanpa harus memperoleh izin

Pimpinan Bank Indonesia

5. Tukar – menukar informasi antar bank

Tukar-menukar informasi antar bank dimaksudkan untuk

memperlancar dan mengamankan kegiatan usaha bank, antara

lain guna mencegah kredit rangkap serta mengetahui keadaan

dan status dari suatu bank yang lain.

6. Atas permintaan, persetujuan, atau kuasa dari nasabah

penyimpanan yang dibuat secara tertulis.

Bank wajib memberikan keterengan mengenai simpanan

nasabah penyimpan pada bank yang bersangkutan kepada

pihak yang ditunjuk oleh nasabah penyimpan tersebut atas

dasar permintaan, persetujuan, atau kuasa dari nasabah

penyimpanan yang dibuat secara tertulis.

7. Dalam hal nasabah penyimpan telah meninggal dunia

Bila nasabah penyimpan telah meninggal dunia, maka ahli

waris yang sah dari nasabah penyimpan yang bersangkutan

berhak memperoleh keterangan mengenai simpanan nasabah

penyimpan tersebut.

2.1.2.3. Dasar Hukum Rahasia Bank

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan telah

mencantumkan aturan tentang rahasia bank dalam Bab I Pasal 1 Butir

16 dan Bab II Pasal 40, 41A, 42, 42A, 44A, 47, 47A, dan 48. Aturan

mengenai rahasia bank ini kemudian dirubah seperti tercantum dalam

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

24

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992.

Mekanisme dan prosedur permintaan untuk pembukaan rahasia

bank, yaitu :29

1. Pemohonan ditujukan kepada Pimpinan Bank Indonesia Urusan

Hukum Bank Indonesia

2. Atas permintaan ini Pimpinan Bank Indonesia membahasnya

dan kemudian memberikan keputusannya apakah memberikan

atau menolaknya

3. Apabila permintaan tersebut tidak memenuhi persyaratan

dilakukan penolakan begitu juga sebaliknya apabila telah

memenuhi persyaratan maka diijinkan pembukaan rahasia bank

tersebut.

Secara lebih rinci Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengatur rahasia bank

sebagai berikut :

1. Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

keterangan mengenai nasabah penyimpanan dan simpanannya

2. Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah

penyimpanan dan simpanannya

3. Ketentuan tersebut berlaku bagi pihak terafiliasi

29 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2000, h. 168

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

25

2.1.2.4. Sanksi Pelanggaran Rahasia Bank

Secara eksplisit ada dua jenis tindak pidana yang ditentukan oleh

Pasal 47 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang berkaitan

dengan rahasia bank.30

1. Ditentukan oleh Pasal 47 ayat (1), yaitu tindak pidana yang

dilakukan oleh mereka yang tanpa membawa perintah atau izin

dari Pimpinan Bank Indonesia dengan sengaja memaksa bank

atau pihak lain yang terafiliasi untuk memberikan keterangan

yang harus dirahasiakan oleh Bank.

2. Ditentukan oleh Pasal 47 ayat (2), yaitu tindak pidana yang

dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai

Bank, atau pihak terafiliasi lainnya dipidana sekurang-

kurangnya 2 (dua) tahun yang paling lama 4 (empat) tahun

serta denda sekurang-kurangnya Rp 4.000.000.000,00 (empat

miliar rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan

miliar rupiah).

Menurut sistem Undang-Undang Perbankan, maka sanksi pidana

atas pelanggaran prinsip kerahasiaan bank bervariasi. Ada 3 (tiga) ciri

khas dalam hal sanksi pidana terhadap pelanggaran rahasia bank

dalam Undang-Undang Perbankan, sebagaimana juga terhadap sanksi-

sanksi pidana lainnya dalam Undang-Undang Perbankan yang

bersangkutan.

30 Ibid., h. 15.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

26

Ciri khas dalam sanksi pidana terhadap pelanggaran prinsip rahasia

bank, sebagai berikut :

1. Terhadap ancaman hukuman minimal disamping ancaman

hukuman maksimal

2. Antara ancaman hukuman penjara dengan hukuman denda

bersifat kumulatif, bukan alternatif

3. Tidak ada korelasi antara berat ringannya ancaman hukuman

penjara dengan hukuman denda.

Dalam kaitannya dengan pengecualiannya terhadap ketentuan

rahasia bank ini, membawa konsekuensinya kepada bank untuk wajib

memberikan keterangan yang diminta. Hal tersebut ditegaskan dalam

Pasal 42A Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan,

bahwa bank wajib memberikan keterangan sebagaiman dimaksud

dalam Pasal 41, Pasal 41A, dan Pasal 42. Dengan demikian, bank

wajib memberika keterangan yang diminta demi hukum dalam rangka

pemeriksaan perpajakan, penyelesaian piutang bank, untuk

pemeriksaan peradilan pidana.

2.1.3. Tinjauan Umum Pajak

2.1.3.1. Ketaatan dan Kesadaran Pajak Masyarakat / Wajib

Pajak

Pembangunan Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

betujuan untuk memakmurkan seluruh rakyat Indonesia yang merata

dan berkeadilan, memerlukan pendanaan besar yang bersumber utama

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

27

dari penerimaan pajak. Untuk memenuhi kebutuhan penerimaan pajak

yang terus menerus meningkat, diperlukan kesadaran dan kepatuhan

masyarakat dengan mengoptimalkan semua potensi dan sumber daya

yang ada.31

Pajak dipungut dari masyarakat untuk kemudian dikembalikan dan

atau digunakan untuk pembangunan masyarakat itu sendiri, melalui

fungsi pengelolaan dari Pemerintah. Ketaatan dan ketertiban

pelaporan dan penyetoran pajak dari wajib pajak baik wajib pajak

pribadi maupun wajib pajak badan hukum sangat mempengaruhi

kelancaran pembangunan, karena pajak-pajak tersebut merupakan

sumber dana dalam pembangunan nasional, contohnya pembangunan

sarana pendidikan, sarana kesehatan dan transportasi, dan

pembangunan lainnya.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan dari

waktu kewaktu adalah rendahnya kesadaran dan ketaatan masyarakat

dibidang perpajakan dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Bukan rahasia umum jika tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia

tidaklah baik. Fakta yang ada dilapangan memaparkan bahwa, tidak

semua wajib pajak patuh dan membayar pajak sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Ada berbagai motif yang dilakukan oleh

31 Konsideran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 tentang

Pengampunan Pajak.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

28

wajib pajak, dari keengganan mendatangi kantor pelayanan pajak

dalam rangka pemenuhan kewajiban pelaporan perpajakan mereka.32

Minimnya pemahaman terhadap peraturan perpajakan, ketegasan

pelaksanaan sanksi dan denda, kurangnya kualitas pelayanan, hingga

sisi manfaat pajak yang tidak dapat dirasakan langsung oleh wajib

pajak, merupakan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya

tingkat kepatuhan wajib pajak. Lebih dari 70 (tujuh puluh) persen

APBN yang berasal dari penerimaan pajak. Pemanfaatan APBN yang

meliputi berbagai bidang, seperti kesehatan, infrastruktur daerah,

hingga subsidi BBM.

2.1.3.2. Peran Pajak dalam Pembangunan Nasional

Seperti negara berkembang lainnya, Indonesia mempunyai masalah

dengan proverty vicious circle (lingkaran setan kemiskinan). Dengan

besarnya penerimaan pajak yang diterima oleh negara, diharapkan

negara dapat memutar roda perekonomian dengan cara penyertaan

modal pada perusahaan-perusahaan milik negara dan melakukan

pembangunan, sehingga negara dapat melakukan peningkatan

pembelanjaan barang modal dan belanja rutin yang dampaknya akan

32 Hasan, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak dalam tulisannya di

http://www.pajak.go.id/content/article/slogan-merakyat-pajak-meningkat dengan judul SloganMerakyat, Pajak Meningkat pada di publikasikan pada hari Senin, 18 Nopember 2013 - 18:19, dikunjungi pada tanggal 29 Maret 2019 pukul 23.45 WIB

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

29

dirasakan oleh sektor swasta sebagai rekanan pemerintah. Untuk

menjadi negara maju, kita memerlukan dana yang besar.33

Dalam APBN yang dibuat oleh Pemerintah, terdapat tiga sumber

penerimaan yaitu :34

a. Penerimaan sektor pajak,

b. Penerimaan dari sektor migas,

c. Penerimaan dari sektor bukan pajak.

Penerimaan dari sektor pajak merupakan salah satu sumber

penerimaan terbesar negara. Penerimaan dari migas, yang dahulu

selalu menjadi andalan penerimaan negara, sekarang sudah tidak bisa

diharapkan sebagai sumber penerimaan keuangan negara karena

sifatnya tidak dapat diperbaharui.

2.1.3.3. Pajak untuk Kesejahteraan Rakyat

Negara Republik Indonesia adalah negara Hukum yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam

perkembangannya telah menghasilkan pembangunan yang pesat

dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan

Pemerintah dan seluruh potensi masyarakat.

33 http://www.pajak.go.id/content/news/peran-pajak-terhadap-pembangunan-

nasional-dan-daerah/ Kamis, 22 Mei 2014 - 11:06 ,dikunjungi pada tanggal 30 Maret pukul 00.01 WIB.

34 http://kangom.blogspot.co.id/2013/10/peran-pajak-dan-fungsi-pajak-dalam.html, disuntung pada tanggal 31 Maret 2017, dikunjungi pada tanggal 30 Maret 2019 pukul 00.30 WIB.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

30

Pajak dipungut Pemerintah berdasarkan peraturan perundang-

undangan untuk menutup biaya yang harus dikeluarkan oleh

pemerintah untuk mencapai kesejahteraan bersama. Pajak dipungut

untuk dikembalikan ke rakyat melalui pengeluaran-pengeluaran dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Manfaat pajak sangat

strategis sebagai urat nadi kehidupan bangsa. Sekitar 70 (tujuh puluh)

persen dari penerimaan negara dalam negeri untuk memenuhi

kebutuhan nasional, baik berupa barang atau jasa. Perekonomian

negara sama halnya dengan perekonomian rumah tangga.

2.1.3.4. Implementasi Transparansi Perpajakan di Dalam

Negeri

Di dalam negeri, seiring dengan kesepakatan AEoI ini, Pemerintah

dan DPR mengesahkan Undang-Undang Keterbukaan untuk

Kepentingan Perpajakan. Sehingga, wajib pajak kini tidak dapat lagi

menyembunyikan infor masi kekayaannya di luar negeri. Hingga

2017, Direktur Jendral Pajak telah memiliki kewenangan pertukaran

data keuangan dengan 50 negara lain. Di 2018, jumlah tersebut

bertambah sampai 50 negara lainnya, sehingga terdapat 100 negara

mitra yang memiliki perjanjian pertukaran data.

Tak hanya itu, Pemerintah juga semakin mempersempit ruang

gerak Wajib Pajak yang ingin menyembunyikan kekayaannya. Pada

Maret 2017 lalu, Direktur Jendral Pajak dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) meluncurkan sistem aplikasi keuangan nasabah yang

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

31

terintegrasi, yaitu Aplikasi Usulan Buka Rahasia Bank (AKASIA)

bagi kalangan internal Direktur Jendral Pajak dan Aplikasi Buka

Rahasia Bank (AKRAB) untuk kalangan internal OJK. Melalui

aplikasi ini Direktur Jendral Pajak dapat mengakses informasi

keuangan nasabah yang disetorkan perbankan kepada OJK.

Pembukaan data dan informasi keuangan melalui aplikasi ini juga

akan menyingkat waktu pemeriksaan secara signifikan, dari 6 (enam)

bulan menjadi 2 (dua) minggu.

Upaya lain yang dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan

transparansi perpajakan adalah dengan meluncurkan PMK No.

213/PMK.03/2016 yang mengatur Dokumentasi Transfer Pricing (TP

Doc) dengan tiga tipe pendekatan yaitu master file, local file, dan

Country by Country Report (CbCR). Sehingga, seluruh perusahaan

yang melakukan transaksi afiliasi baik domestik maupun internasional

harus mengungkapkan struktur grupnya, aset tiap entitas, termasuk

jumlah karyawan tiap entitas.

Peraturan yang merupakan bagian dari Rencana Aksi Anti BEPS

(Base Erosion and Profit Shifting) ini juga digagas OECD

(Organization for Economic Coorperation and Development) sebagai

upaya melawan praktik penghindaran pajak yang biasanya dilakukan

oleh perusahaan multinasional. Pemerintah juga memiliki Rencana

Anti-BEPS, ini juga digagas oleh OECD (Organization for Economic

Coorperation and Development) sebagai upaya melawan praktik

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

32

penghindaran pajak yang biasanya dilakukan oleh perusahaan

multinasional.

Pemerintah juga membuat dan memiliki Rencana Aksi Anti-BEPS

lainnya yaitu Mandatory Disclosure Rule (MDR) yang mengatur

wajib pajak dan promotornya, konsultan pajak, akuntan, lembaga

investasi atau perbankan, wajib melaporkan perencanaan pajak klien

mereka. Perencanaan pajak ini juga perlu dilaporkan karena banyak

perusahaan menerapkan perencanaan pajak agresif (aggressive tax

planning) yang cenderung mengeksploitasi celah hukum semaksimal

mungkin, agar mereka dapat membayar pajak lebih sedikit dengan

cara tidak wajar.

2.2. Hasil Penelitian dan Analisa

2.2.1. AEoI (Automatic Exchange of Information)

Transaksi antar kedua negara atau beberapa negara dapat

menimbulkan aspek perpajakan, hal ini perlu disepakati oleh kedua

negara atau seluruh dunia guna meningkatkan perekonomian dan

perdagangan kedua negara, agar tidak menghambat investasi

penanaman modal asing akibat pengenaan pajak yang memberatkan

wajib pajak yang berkedudukan di kedua negara yang mengadakan

transaksi tersebut.

Untuk itu diperlukan adanya kebijakan perpajakan internasional

untuk mengatur hak pengenaan pajak yang berlaku disuatu negara,

dimana setiap negara dipastikan mengatur adanya pajak di wilayah

kedaulatan negara tersebut. Kebijakan perpajakan internasional

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

33

tersebut yaitu AEoI (Auotomatic Exchange of Information). Pajak

internasional merupakan salah satu bentuk hukum internasional,

dimana setiap negara mau tidak mau harus tunduk pada kesepakatan

dunia internasional yaitu Konvensi Wina.

Upaya untuk meminimalkan beban pajak dilakukan dengan

membuat perencanaan pajak (tax planning). Tax planning adalah

upaya-upaya yang dilakukan dengan berbagai cara, baik yang masih

memenuji ketentuan perpajakan maupun yang melanggar peraturan

perpajakan. Istilah yang sering digunakan adalah tax avoidance

(penghindaran pajak) dan tax evasion (penggelapan pajak). Tax

avoidance dilakukan dengan cara-cara yang tidak melanggar

ketentuan yang berlaku, yaitu memanfaatkan kelemahan-kelemahan

yang terdapat dalam ketentuan perpajakan. Sedangkan tax evasion

dilakukan dengan cara-cara yang bersifat ilegal, yaitu melanggar

ketentuan perpajakan. Seringkali dalam praktik antara tax avoidance

dan tax avasion sulit dibedakan, namun secara ekonomis baik

perencamaan pajak melalui tax avoidance maupun tax avasion sama-

sama mengakibatkan berkurangnya penerimaan pajak.

Latar Belakang dari AEoI (Automatic Exchange of Information)

sendiri mengemuka pada tahun 2008 ketika terjadinya krisis keuangan

global yang menimbulkan dampak yang sangat besar pada hampir

seluruh negara di dunia termasuk Amerika Serikat dan negara-negara

Uni Eropa. Salah satu faktor penyebabnya adalah penghindaran pajak

dalam jumlah besar oleh warga negara Amerika Serikat yang memiliki

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

34

pendapatan luar negeri. Perekonomian di hampir seluruh negara

mengalami perlambatan dan ketidakpastian. Sehingga kondisi tersebut

mempengaruhi besarnya penerimaan pajak di setiap negara, karena

sebagian besar porsi penerimaan pajak berasal dari aktivitas ekonomi

yang pendapatannya sangat tergantung pada perekonomian dunia.

Pada tahun 2010 Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan FATCA

(Foreign Account Tax Compliance Act). FATCA merupakan peraturan

Pemerintah Amerika Serikat yang merujuk pada ketentuan dalam

Hiring Incentives to Restore Employment Act yang diundangkan pada

tanggal 18 Maret 2010 dan berlaku secara efektif 1 Januari 2013.

FATCA mewajibkan lembaga-lembaga keuangan yang ada di Amerika

Serikat untuk melakukan pelaporan kepada pemerintah mengenai

informasi terkait keuangan masyarakat Amerika Serikat atau entitas

lain dimana penduduk Amerika Serikat sendiri memiliki kepemilikan

yang signifikan. Kewajiban tersebut diiringi dengan pemberlakuan

non-compliance penalty berupa 30% withholding tax atas dana yang

dikeluarkan oleh Amerika Serikat.35

Dari adanya era keterbukaan informasi keuangan yang telah

dipioniri oleh Amerika Serikat dalam bentuk kebijakan FATCA ini

kemudian di respon dengan baik oleh negara lain, salah satunya adalah

negara Indonesia untuk melakukan hal yang serupa.

35 FMEI oleh BEM FEB UNS 2017 “Menakar Kesiapan Indonesia Menghadapi Era

Automatic Exchange of Information (AEoI),” 27 April 2017, http://www.fmeindonesia.org/menakar-kesiapan-indonesia-menghadapi-era-automatic-exchange-of-information-aeoi/ , dikunjungi pada tanggal 18 September 2018 pukul 10.32

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

35

Pada Tahun 2013, Menteri Keuangan serta Gubernur Bank Sentral

dari negara-negara anggota G-20 dan OECD melakukan pertemuan

guna memberikan dukungan atas pertukaran informasi secara otomatis

sebagai suatu standar pertukaran informasi global. Indonesia

melakukan caranya dengan memperkuat kerjasama Internasional yaitu

pertukaran informasi untuk tujuan perpajakan dengan memberikan

sanksi bagi masyarakat yang dianggap tidak kooperatif, seperti

penghindaran pajak atau pengelakan pajak. Salah satu modus tersebut

adalah dengan cara menggeser profit dan menyimpan uang dari hasil

kegiatan tersebut di negara-negara suaka pajak (tax havens) atau

Offshore Financial Center. Untuk menangkal praktik penyembunyian

aset keuangan tersebut, diperlukan suatu kerja sama internasional,

khususnya di bidang pertukaran informasi antar otoritas perpajakan,

yang disebut dengan Auotomatic Exchange of Information.

Pada Tahun 2014 negara-negara anggota G-20 dan OECD

menyetujui untuk memformulasikan kebijakan semacam FATCA

melalui Common Reporting Standard (CRS) untuk menjadi dasar

dalam pertukaran informasi secara global. Publikasi OECD per tanggal

14 April 2016 memberikan informasi bahwa sebanyak 94 yurisdiksi

telah memberikan komitmen untuk melaksanakan AEoI melalui

penerapan CRS.

Ketentuan Automatic Exchange of Information (AEoI) yang

direkomendasikan Organization for Economic Cooperation and

Development (OECD) dan negara-negara yang tergabung dalam G-20,

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

36

sebenarnya telah diterapkan dalam peraturan perundang-undangan di

Indonesia. Dalam rangka mendukung pelaksanaan adanya AEoI ini,

maka Indonesia membuat Perppu Nomor 1 Tahun 2017 tentang Akses

Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan. Dalam

pembuatan perppu tersebut hanya UU KUP yang masuk prioritas

legislasi pada tahun 2017.

Dampak jika Indonesia tidak memtuhi dapat berakibat fatal

kedepannya, karena Global Forum sudah

menetapkan defensive measures bagi negara-negara yang gagal

memenuhi komitmen waktunya. Kerugian yang akan diterima

Indonesia adalah menurunnya kredibilitas Indonesia sebagai anggota

G-20, menurunnya kepercayaan investor, dan berpotensi terganggunya

stabilitas ekonomi nasional, serta dapat menjadikan Indonesia sebagai

negara tujuan penempatan dana ilegal. Akhirnya Indonesia

menetapkan Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2017 tentang Akses

Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan menjadi Undang-

Undang pada tanggal 23 Agustus 2017.

2.2.2. Kerahasiaan Bank

2.2.2.1. Latar Belakang Rahasia Bank

Rahasia Bank merupakan salah satu unsur yang harus dimiliki oleh

setiap bank sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang mengelola

dana masyarakat, tetapi tidak seluruh aspek yang ditatausahakan bank

merupakan hal-hal yang dirahasiakan, Pemerintah telah menjamin

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

37

hak-hak nasabah dengan UU No 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

atas UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Bank mempunyai

kewajiban untuk menjaga kerahasiaan data nasabahnya kerhasiaan

tersebut adalah seluruh data dan informasi mengenai segala sesuatu

yang berhubungan dengan keuangan, dan hal-hal lain dari orang,

badan yang diketahui oleh bank karena kegiatan usahanya.36

Kewajiban bank untuk menjaga rahasia bank itu didasari oleh

adanya hak setiap orang ataupun badan usaha untuk tidak dicampuri

mengenai pribadi mereka, dengan adanya hubungan perikatan antara

bank dengan nasabah membuat bank memiliki fungsi sebagai kuasa

dari nasabah dengan itikad baik wajib melindungi kepentingan dari

nasabahnya. Kerahasiaan bank salah satu faktor untuk meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan

2.2.2.2. Pengaturan Rahasia Bank

Pengaturan rahasia bank di Indonesia pertama kali dilakukan pada

tahun 1960 yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1960 tentang Rahasia Bank

kemudian diganti dengan Undang-Undang No 14 Tahun 1967 tentang

Pokok-Pokok Perbankan. Pasca diberlakukannya UU No 21 Tahun

2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan maka konteks macro prudential

menjadi Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan.37

36 Sutan Remy Sjahdeini, Rahasia Bank dan Berbagai Masalah Disekitarnya, Jurnal

Hukum Bisnis, 1999, hlm.4. 37 Zulkarnan Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank, Suaru Gagasan tentang

Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan di Indonesia, Universitas Indonesia, Jakarta,2002, hlm.220.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

38

Dalam melaksanakan fungsinya, kedua lembaga ini bersifat

independen, namun koordinasi antar keduanya tetap dijalin karena

pengawasan secara mikro ikut mempengaruhi kinerja perekonomian

secara makro, khususnya bank-bank besar yang memiliki dampak

sistematik pada perekonomian. Kewenangan pengaturan dan

pengawasan yang dimiliki oleh Otoritas Jasa Keuangan, adalah

kewenangan memberikan izin, kewenangan untuk mengatur,

kewenangan untuk mengawasi, serta kewenangan untuk melakukan

penyidikan.38

2.2.2.3. Kerahasiaan Bank Terkait Perlindungan Data Nasabah

Pasca Diterbitkannya UU No 1 Prp Tahun 2017

Merujuk pada ketentuan Pasal 1 UU No 1 Prp Tahun 2017,

disebutkan bahwa akses informasi keuangan untuk kepentingan

perpajakan meliputi akses untuk menerima dan memperoleh informasi

keuangan dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang perpajakan dan pelaksanaan perjanjian

Internasional di bidang perpajakan.

Salah satu dasar pertimbangan diterbitkannya UU No 1 Prp Tahun

2017 adalah untuk memperkuat basis perpajakan guna merealisasikan

target penerimaan negara dari sektor pajak dan yang terpenting adalah

untuk meningkatkan pendapatan negara sehingga dapat berimbas pada

38 Otoritas Jasa Keuangan, 2014, Booklet Perbankan Indonesia, Jakarta, 2014, Ed 1 Maret

2014

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

39

tercapainya program-program Pemerintah dalam hal pembangunan

Nasional serta tercapainya pertumbuhan ekonomi yang maksimal.39

Dalam ketentuan Pasal 2 ayat (3) UU No 1 Prp Tahun 2017

disebutkan bahwa laporan yang disampaikan oleh Lembaga Keuangan

kepada otoritas perpajakan paling sedikit memuat :

1. Identitas pemegang rekening,

2. Nomor Rekening,

3. Identitas Lembaga Jasa Keuangan,

4. Saldo atau Nilai Rekening,

5. Penghasilan yang terkait dengan rekening keuangan.

Rumusan tersebut sama dengan rumusan yang diatur dalam Pasal

19 ayat (1) PMK No. 73/PMK.03/2017, dalam hal ini terkait dengan

Laporan Informasi Keuangan yang wajib disampaikan oleh Lembaga

Jasa Keuangan dalam satu tahun kalender. Rumusan dalam ketentuan

tersebut berlaku untuk subjek hukum berupa Pribadi Warga Negara

Indonesia, Pribadi Warga Negara Asing, dan Entitas yang

berkedudukan di Indonesia.

Merujuk pada ketentuan tersebut di atas, maka Otoritas Pajak tidak

dapat mengakses keseluruhan sistem keuangan yang dikelola oleh

perbankan secara langsung, tidak dapat melihat aliran dana masuk dan

keluar dari rekening nasabah, bahkan juga tidak dapat sewaktu-waktu

melihat saldo rekening nasabah karena adanya periodesasi waktu

39 Anonim, Kebijakan Keterbukaan Data Nasabah: Bias dan Rawan Diselewengkan,

PROBANK, No 128, 2017, Jakarta, h.3-5.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

40

pelaporan. Diluar dari pada itu, terdapat pula batasan lainnya

berkenaan dengan jumlah nilai rekening keuangan atau saldo

minimum yang wajib untuk dilaporkan, yakni rekening keuangan

yang dimiliki orang pribadi, saldo atau nilai dari satu rekening

keuangan atau lebih dengan jumlah paling sedikit Rp

1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) atau dengan mata uang asing

yang nilainya setara.

Berkenaan dengan dapat diaksesnya beberapa komponen informasi

keuangan nasabah perbankan yang juga sebagai wajib pajak oleh

otoritas perpajakan, sebagaimana diatur dalam UU No 1 Prp Tahun

2017 dan PMK No. 73/PMK.03/2017, tidak lain merupakan

penerapan dari asas hukum yang secara umum berlaku dalam sistem

hukum positif Indonesia, yakni : Lex Specialis Derogat Legi

Generalis. Asas tersebut menafsirkan bahwa peraturan atau norma

yang bersifat khusus akan mengesampingkan atau mengecualikan

peraturan/norma yang bersifat lebih umum.

Penerapan asas ini dapat dilakukan sepanjang kedua norma tersebut

(baik yang bersifat lebih khusus maupun lebih umum) berada dalam

satu derajat hierarki peraturan dan satu lingkungan hukum yang sama.

Mengingat 2 (dua) norma yang saling berkonflik tersebut (norma

hukum terkait kerahasiaan perbankan dalam Undang-Undang

Perbankan dan norma hukum terkait keterbukaan data nasabah

perbankan) berada dalam derajat hirarki dan lingkungan hukum yang

sama, maka asas hukum Lex Specialis Derogat Legi Generalis dapat

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

41

diterapkan guna mengedepankan pemberlakuaan norma-norma yang

diatur dalam UU No 1 Prp Tahun 2017 dan oleh karenanya

mengesampingkan norma terkait kerahasiaan perbankan yang diatur

dalam Undang-Undang Perbankan.

Maka meskipun Lex Specialis Derogat Legi Generalis diterapkan

dalam penyelesaian konflik antar norma tersebut, Perppu No 1 Tahun

2017 tidak sepenuhnya mengecualika norma terkait kerahasiaan

perbankan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perbankan

melainkan hanya membebankan kewajiban kepada lembaga keuangan

perbankan untuk membuka sebagian kecil data nasabahnya kepada

otoritas pajak. Dengan kata lain, meskipun peraturan tersebut telah

terbit, tidak semata-mata menghilangkan prinsip kerahasiaan

perbankan yang berlaku, sehingga diluar kepentingan pajak, pasal-

pasal terkait kerahasiaan bank masih berjalan dan berlaku sepanjang

diluar dari pada apa yang diatur baik dalam UU No 1 Prp Tahun 2017

dan PMK No.73/PMK.03/2017.

2.2.2.4. Pembukaan Rahasia Bank untuk Kepentingan

Perpajakan Sebelum dan Sesudah Adanya AEoI

Ketentuan mengenai pembukaan rahasia bank untuk kepentingan

perpajakan ini diatur dalam Pasal 41 Undang-Undang Perbankan

Tahun 1998 yang menyatakan bahwa “Untuk kepentingan perpajakan,

Pimpinan Bank Indonesia atas perintah Menteri Keuangan berwenang

mengeluarkan perintah tertulis kepada bank agar memberikan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

42

keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta Surat-Surat

mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu kepada

pejabat pajak.”40

Dalam pembukaan rahasia bank karena untuk keperluan

pemeriksaan dan penyidikan perpajakan, maka pembukaannya harus

ada permintaan tertulis dari Menteri Keuangan, adapun mengenai

keperluan untuk menjalankan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan lainnya maka tidak diperlukan permintaan. Hal

demikian didasarkan kepada ketentuan Pasal 35 ayat (1) dan (2)

berikut penjelasannya dari Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994,

yaitu untuk kepentingan menjalankan peraturan perundang-undangan

pajak, pihak pajak langsung dapat meminta keterangan atau bukti dari

bank mengenai keadaan keuangan nasabahnya sepanjang mengenai

perpajakannya.41

Perbedaan pembukaan kerahasiaan bank sebelum adanya AEoI ini

terlihat pada Pasal 41 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan dimana Direktur Jendral Pajak dapat mengakses ke data

informasi nasabah, akan tetapi harus meminta wewenang kepada

Menteri Keuangan. Menteri Keuangan akan meminta ke Bank

Indonesia untuk memberikan perintah kepada Bank terkait untuk

memeriksa akses data ke Pejabat Kantor Pajak yang meminta data

nasabah.

40 Pasal 41 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, h.25 41 Muhammad Djumhana, Op.Cit., h.169.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

43

Dalam Peraturan Gubernur Bank Indonesia No 2/19/PBI/2000

Pasal 5 dan Pasal 6 dalam kondisi tertentu Direktur Jendral Pajak bisa

mengakses data nasabah untuk kepentingan perpajakan akan tetapi,

harus mendapatkan izin tertulis untuk membuka rahasia bank dari

Pimpinan Bank Indonesia.

Pembukaan kerahasiaan bank setelah adanya AEoI adalah terlihat

dalam Pasal 2 UU No 1 Prp Tahun 2017 tentang Akses Informasi

Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan adalah dimana Direktur

Jendral Pajak memiliki akses secara langsung atau memiliki

wewenang penuh dalam mengakses data rekening nasabah tanpa

terlebih dahulu melakukan prosedur yang diatur dalam Undang-

Undang Perbankan.

2.2.3. Pengaruh AEoI terhadap Perpajakan

2.2.3.1. Akses Informasi

Sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah No 1 Tahun 2017

tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan,

Pemerintah telah membuat program Pengampunan Pajak (Amnesti

Pajak) yang merupakan fasilitas dimana Pemerintah memberikan

kepada Wajib Pajak, yang telah berakhir tanggal 31 Maret 2017.

Program Amnesti Pajak tersebut telah memberikan dampak positif

antara lain adalah meningkatkan penerimaan pajak dalam jangka

pendek, meningkatkan kepatuhan pajak, meningkatkan basis

pemajakan, mewujudkan rekonsiliasi perpajakan nasional, mendorong

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

44

pertumbuhan ekonomi, sebagai jembatan ke sistem perpajakan baru

yang lebih kuat dan adil.

Walaupun program Amnesti Pajak tersebut telah diikuti oleh

banyak Wajib Pajak dan mendeklarasikan hartanya di tiga periode,

beberapa target program pengampunan pajak ini tidak tercapai.

Pertukaran dan data informasi keuangan secara otomatis ( AEoI) antar

negara memiliki peranan penting dalam di bidang perpajakan,

terutama dalam meningkatkan penerimaan negara dari sektor

perpajakan.

Ada 6 (enam) elemen yang harus dipenuhi oleh Indonesia yaitu :

1. Tersedianya legislasi domestik, baik primer (peraturan

setingkat undang-undang) maupun sekunder (peraturan

dibawah undang-undang) sesuai dengan standar internasional,

yang dinilai dengan domestic legislative assessment dan Global

Forum on Transparancy and Exchange of Information for Tax

Purposes

2. Tersedianya perjanjian internasional yang memuat persetujuan

antar pejabat yang berwenang

3. Tersedianya sistem transmisi data, yang dapat memfasilitasi

pengiriman data dari lembaga keuangan ke Direktur Jendral

Pajak, serta Direktur Jendral Pajak kepada negara atau

yurisdiksi mitra atau sebaliknya

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

45

4. Terjaminnya kerahasiaan dan pengamanan data di Direktur

Jendral Pajak yang dinilai dengan confidentiality and data

safeguards assessment.

Era keterbukaan informasi keuangan akan membantu otoritas

pajak, dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Pajak menekan

penerimaan. Menekan penerimaan pajak dengan cara mengakses data

nasabah bank dan lembaga keuangan non bank. Data tersebut harus

memenuhi format dan lengkap sesuai standar baku common reporting

standard (CRS). Dengan adanya AEoI, data yang diperoleh bukan

hanya bersifat nasional, melainkan juga internasional.

Keberadaan Undang-Undang terkait keterbukaan akses informasi

keuangan tersebut merupakan kunci penting karena sebagai payung

hukum bagi otoritas perpajakan dalam mengakses informasi keuangan

untuk tujuan perpajakan. Disisi lain, suatu negara akan dianggap fail

to comply atau gagal di dalam memenuhi peraturan perundang-

undangan di mata Internasional. Direktur Perpajakan Internasional,

Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, dengan

diterapkannya AEoI di Indonesia akan menjadi pemicu pelaksanaan

reformasi perpajakan. Keterbukaan sistem pertukaran informasi pada

AEoI akan memicu perubahan yang mendasar di seluruh aspek

administrasi perpajakan. Tax Amnesty itu sebagai bridging antara

kondisi sekarang dan kondisi setelah tax amnesty.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

46

Akses informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan, menurut

UU No 1 Prp Tahun 2017 ini meliputi akses untuk menerima dan

memperoleh informasi keuangan dalam rangka pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dan pelaksanaan

perjanjian internasional di bidang perpajakan.

Lembaga Jasa Keuangan, Lembaga Jasa Keuangan lainnya,

dan/atau entitas lain sebagaimana dimaksud, wajib menyampaikan

kepada Direktor Jenderal Pajak :

1. Laporan yang berisi informasi keuangan sesuai standar

pertukaran informasi keuangan berdasarkan perjanjian

internasional di bidang perpajakan untuk setiap rekening

keuangan yang diindentifikasikan sebagai rekening keuangan

yang wajib dilaporkan

2. Laporan yang berisi informasi keuangan untuk kepentingan

perpajakan, yang dikelola oleh lembaga jasa keuangan,

lembaga jasa keuangan lainnya, dan/atau entitas lain dimaksud

selama satu tahun kalender.

Laporan yang berisi informasi keuangan sebagaimana dimaksud

menurut Pasal 2 ayat 8 Perppu No 1 Tahun 2017 adalah :

1. Identitas pemegang rekening keuangan

2. Nomor rekening keuangan

3. Identitas lembaga jasa keuangan

4. Saldo atau nilai rekening keuangan

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

47

5. Penghasilan yang terkait dengan rekening keuangan

Perppu No 1 Tahun 2017 menegaskan bahwa, lembaga jasa

keuangan, lembaga jasa keuangan lainnya, dan/atau entitas lain tidak

diperboleh melayani :

1. Pembukaan rekening keuangan baru bagi nasabah baru, atau

2. Transaksi baru terkait rekening keuangan bagi nasabah lama,

yang menolak untuk mematuhi ketentuan identifikasi rekening

keuangan sebagaimana dimaksud

Menurut UU No 1 Prp Tahun 2017, selain menerima laporan

sebagaimana dimaksud, Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk

meminta informasi dan/atau bukti atau keterangan dari lembaga jasa

keuangan, lembaga jasa keungan lainnya, dan/atau entitas lain.

Informasi keuangan yang tercantum dalam laporan, dan informasi

dan/atau bukti atau keterangan sebagaimana dimaksud, digunakan

sebagai basis data pepajakan Direktur Jenderal Pajak.

Pasal 5 UU No 1 Prp Tahun 2017 tentang Akses Informasi

Keungan untuk Kepentingan Perpajakan “Berdasarkan perjanjian

internasional dibidang perpajakan, Menteri Keuangan berwenang

melaksanakan pertukaran informasi keuangan dan/atau informasi

dan/atau bukti atau keterangan sebagaimana dimaksud dengan otoritas

yang berwenang di negara atau yurisdiksi lain.”

UU No 1 Prp Tahun 2017 memberikan ancaman sanksi bagi

pimpinan dan/atau pegawai lembaga jasa keuangan, pimpinan

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

48

dan/atau pegawai jasa keuangan lainnya, dan pimpinan dan/atau

pegawai entitas lain :

1. Tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud

2. Tidak melaksanakan prosedur identifikasi rekening keuangan

secara benar, dan/atau

3. Tidak memberikan informasi dan/atau bukti atau keterangan

dipidana paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar

rupiah).

Terbitnya Perppu No 1 Tahun 2017 memberi kewenangan kepada

Direktorat Jendral Pajak untuk mendapat akses informasi keuangan

dari lembaga perbankan demi kepentingan perpajakan nasional. Hal

ini secara tidak langsung menimbulkan akibat hukum sebagai

konsekuensi logis dari pemberlakuan aturan tersebut.

Sejumlah akibat hukum yang berpotensi muncul sebagai akibat dari

pemberlakuan Perppu No 1 Tahun 2017 tersebut, antara lain adalah :

1. Direktorat Jendral Pajak Kementerian Keuangan mempunyai

kewenangan dan keleluasaan dalam melakukan upaya-upaya

mengakses informasi keuangan nasabah perbankan yang

merupakan wajib pajak.

2. Persaingan bisnis antar lembaga keuangan di sektor perbankan

memiliki koridor hukum baru, sehingga akan berdampak pada

kebijakan perusahaan dalam pelayanannya terhadap nasabah.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

49

3. Perppu No 1 Tahun 2017 secara tidak langsung mengarah pada

reformasi sistem perbankan yang berbasis pada teknologi

informasi, sehingga ke depannya dibutuhkan pengaturan lebih

komprehensif terkait manajemen sistem perbankan berbasis

elektronik (electronic banking system)

4. Aktivitas perbankan menjadi terbuka dan transparan.

Keterbukaan dan transparasi aktivitas perbankan dalam hal ini

merujuk pada kemudahan otoritas pajak dalam turut serta

mengawasi dan mengakses informasi keuangan nasabah yang

juga merupakan wajib pajak.

2.2.3.2. Perluasan Basis Pajak

2.2.3.2.1. Ekstensifikasi Wajib Pajak

Menurut Surat Edaran Direktorat Jendral Pajak Nomor SE –

06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah

kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah wajib pajak

terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat

Jendral Pajak. Indikator Ekstensifikasi Perpajakan adalah :

1. Wajib Pajak terdaftar,

2. Penambahan jumlah wajib pajak terdaftar setiap tahun,

3. Peningkatan dengan adanya kegiatan pendapatan objek pajak

Ekstensifikasi dimulai dari proses pendataan dan pengawasan serta

melakukan sosialisasi peraturan dan ketentuan yang berlaku terkait

pajak daerah kepada para pelaku usaha yang usahanya menjadi objek

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

50

pajak dan belum terdaftar dan tentunya belum melaksanakan

kewajiban pajaknya ini dilakukan bertujuan agar pelaku usaha segera

mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari ekstensifikasi pajak

adalah kegiatan untuk mencari informasi terkait objek dan subjek

pajak yang telah memenuhi syarat atau belum memenuhi syarat

sebagai wajib pajak lalu dilakukan pengawasan serta pembinaan

melalui media sosialisasi sampai terdaftar sebagai wajib pajak.

Ekstensifikasi pajak bertujuan untuk memperbanyak wajib pajak

baik wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak badan usaha untuk

menambah jumlah pembayaran pajak atau wajib pajak yang terutama

memiliki nomor pokok wajib pajak.

2.2.3.2.2. Intensifikasi Pajak

Menurut Surat Edaran Direktorat Jendral Pajak Nomor SE –

06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Intensifikasi Pajak menyatakan

bahwa Intensifikasi Pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian

penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat

atau terdaftar dalam administrasi Direktorat Jendral Pajak, dan dari

hasil pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak.

Indikator Intensifikasi Perpajakan adalah :

1. Penyuluhan pembayaran administrasi pajak daerah,

2. Penambahan unit-unit pembantu,

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HASIL PENELITIAN...Menurut Muhamad Djumhana hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank

51

3. Peningkatan pelayanan pembayaran pajak secara jabatan.

Dalam intensifikasi pajak, terdapat 3 (tiga) istilah terkait

intensifikasi yaitu, mapping atau pemetaan, profiling atau pembuatan

profil dan benchmarking atau pembandingan. Ketiga kegiatan ini

didukung dengan kegiatan pengumpulan data baik dari Internal

Direktorat Jendral Pajak maupun dari eksternal Direktorat Jendral

Pajak.

Maka dapat disimpulkan bahwa intensifikasi pajak adalah kegiatan

yang dilakukan untuk menambah jumlah penerimaannya dari wajib

pajak yang sudah terdaftar sebagai wajib pajak. Dan pelaksanaannya

dimulai dengan pembinaan, sosialisasi, pengawasan, sekaligus

melakukan pemerikasaan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan

kepatuhan wajib pajak dalam melakukan kewajiban perpajakan sesuai

dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Manfaat intensifikasi adalah untuk memperbaiki sistem yang

terbengkalai dan hal ini dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu

dengan memperbaiki administrasi juga pengawasan pegawai dan

perbaikan pada Undang-Undang.