bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan penelitian terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/bab ii.pdf ·...

26
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian terdahulu yang digunakan pada penelitian ini yang mana menjadi acuan bagi peneliti guna memperkaya teori yang digunakan dalam pengkaji penelitian yang dilakukan. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Judul Variabel Hasil 1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Warung Teh Susu Telur (Tst) Di Jalan Halat Medan(Satyawan, 2014) Kepemimpinan : efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, memiliki inspirasi, dan menjalankan visi Keberhasilan usaha : penjualan, hasil produksi, keun- tungan, kemajuan dan perkembangan usaha. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh kepemimpinan yang meliputi efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, memiliki inspirasi, menjalankan visi, perubahan dan dinamis sangat membantu dalam keberhasilan usaha warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan. Nilai yangpaling tertinggi ditemukan pada pengaruh kepemimpinan yang menjalankan visidengan nilai rata- rata 4,26.

Upload: others

Post on 25-Aug-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Terdapat 5 penelitian terdahulu yang digunakan pada penelitian ini

yang mana menjadi acuan bagi peneliti guna memperkaya teori yang

digunakan dalam pengkaji penelitian yang dilakukan.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

No Judul Variabel Hasil

1 Pengaruh

Kepemimpinan

Terhadap

Keberhasilan

Usaha

Pada Usaha Kecil

Warung Teh Susu

Telur (Tst)

Di Jalan Halat

Medan(Satyawan,

2014)

Kepemimpinan :

efektifitas,

pengambilan

keputusan,

kreatifitas,

memiliki inspirasi,

dan menjalankan

visi

Keberhasilan usaha

: penjualan, hasil

produksi, keun-

tungan, kemajuan

dan perkembangan

usaha.

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

pengaruh

kepemimpinan yang

meliputi efektifitas,

pengambilan

keputusan, kreatifitas,

memiliki inspirasi,

menjalankan visi,

perubahan dan

dinamis sangat

membantu dalam

keberhasilan usaha

warung teh susu telur

(TST) di jalan Halat

Medan. Nilai

yangpaling tertinggi

ditemukan pada

pengaruh

kepemimpinan yang

menjalankan

visidengan nilai rata-

rata 4,26.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

12

No Judul Variabel Hasil

2 Pengaruh

Kepemimpinan

Terhadap

Keberhasilan

Usaha Pada

Industri Pakaian

Di Jl. Denai

Medan.(Syaputra,

2010)

Kepemimpinan :

Komitmen,

Percaya Diri,

Tanggung Jawab

Serta Orientasi

Masa Depan

Dan Keberhasilan

Usaha

Hasil Penelitian

Menunjukkan Bahwa

Pengaruh Terhadap

Keberhasilan Usaha

Pada Industri Adalah

Penerapan Dan

Pengimplementasian

Dari Komitmen,

Percaya Diri,

Tanggung Jawab,

Serta Orientasi Masa

Depan. Pengaruh

Terhadap

Keberhasilan Usaha

Pada Industri Adalah

Tanggung Jawab. Ini

Berarti Hipotesis

Ditolak.

3 Pengaruh Jiwa

Kewirausahaan

Dan Kreativitas

Terhadap

Keberhasilan

Usaha Pada

Sentra Industri

Rajutan Binong

Jati

Bandung(Lestari,

2013)

Jiwa

Kewirausahaan :

percaya diri,

inisiatif, motif

berprestasi,

memiliki jiwa

kepemimpinan,

berani mengambil

resiko

Kreativitas :ingin

tau, optimis,

flexibel, mencari

solusi,

Keberhasilan

Usaha : modal,

pendapatan,

volume penjualan,

output produksi,

tenaga kerja

Jiwa Kewirausahaan

Dan Kreativitas

Secara Bersama-Sama

Memberikan

Kontribusi Atau

Pengaruh Terhadap

Keberhasilan Usaha

Sentra Industri

Rajutan Di

Binongjatibandung.

Diantara Variabel

Independen,

Kreativitas

Memberikan Pengaruh

Yang Lebih Besar

Terhadap

Keberhasilan Usaha

Sentra Industri

Rajutan Di Binongjati

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

13

Bandung Dibanding

Jiwa Kewirausahaan.

No Judul Variabel Hasil

4 Pengaruh

Kemampuan

Wirausaha Dan

Kreativitas

Terhadap

Keberhasilan

Usaha Pada

Restoran Sindang

Reret Cabang

Surapati

Bandung(Nurzam

an, 2013)

Kemampuan

Wirausaha:inisiatif

dan proaktif, berani

mengambil resiko,

berorientasi pada

prestasi, komitmen

pada berbagai

pihak

Kreativitas : ingin

tahu, optimis,

mencari solusi,

berimajinasi.

Keberhasilan

Usaha :

kemampuan

dan kemauan,

tekad yang

kuat dan

kerja keras,

kesempatan

dan peluang

Kemampuan

wirausaha dan

kreativitas secara

bersama-sama

berpengaruh terhadap

keberhasilan usaha.

5 Pengaruh

Kreativitas Dan

Motivasi Usaha

Terhadap

Keberhasilan

Usaha Pada Ukm

Pakaian Anak

Pagarsih Bandung

Kreativitas : ingin

tahu ,optimis,

fleksible mencari

solusi,

berimajinasi.

Motivasi Usaha :

Motif, Harapan,

Insentif

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

pengaruh yang paling

dominan terhadap

Keberhasilan usaha di

UKM Pakaian Anak

Pagarsih Bandung

adalah kreativitas

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

14

(Setiawan, 2017) Keberhasilan

Usaha: modal,

pendapatan,

volume, tenaga

kerja

dengan kontribusi

68%.

B. Tinjauan Teori

1. Konsep Keberhasilan Usaha

a.) Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis dalam

mencapai tujuanya, pengertian lain keberhasilan usaha adalah suatu

keadaan dimana usaha mengalami peningkatan dari hasil yang

sebelumnya (Suryana, 2013). Keberhasilan usaha merupakan tujuan

utama dari sebuah perusahaan, dimana segala aktivitas yang ada

didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan (Rinaldi,

2017). Sesuai dengan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

suatu usaha dikatakan berhasil apabila memiliki suatu kelebihan

dibandingkan dengan periode sebelumnya atau dengan perusahaan

sekelasnya. Suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba,

walaupun laba bukan merupakan satu-satunya aspek yang di nilai

dari keberhasilan sebuah usaha.tetapi alas an laba yang menjadi

faktor penting adalah karena laba merupakan tujuan dari orang yang

melakukan bisnis. Jika terjadi penurunan laba atau ketidak stabilan

laba, maka perusahaan akan kesulitan untuk mengoprasikan

kegiatan usahanya dan menjaga kertahanan usahanya.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

15

b.) Keberhasilan dan Kegagalan Usaha

Seorang wirausaha harus mampu membuat rencana usaha

(Bussiness Plan). Rencana usaha merupakan dokumen yang

disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari

usaha yang akan digeluti. Adapun langkah untuk menuju

keberhasilan usaha meliputi: kemauan dan keberanian untuk

menghadapi resiko baik waktu maupun uang, mengembangkan

hubungan, baik dengan mitra usaha maupun dengan semua pihak

yang terkait dengan kepentingan perusahaan, memiliki ide atau visi

bisnis yang jelas, membuat perencanaan usaha,

mengorganisasikan, dan menjalankannya

Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya:

1.) Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam

manajerial sertakurangnya pengalaman ketika menjalankan

strategi perusahaan. Strategi baikyang dibuat tidak dapat

dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial.

Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten di tempat

yang sangat strategisakan memperburuk jalannya usaha.

Kompetensi dalam manajerial sangatmembantu keberhasilan

perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai dengan

kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan

mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk

dilaksanakan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

16

2.) Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak

dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan digeluti.

Seorang wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan

dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar

pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha

yang diambil secara kontekstual dan riel sangat membantu arah,

tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang

telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah

mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat.

3.) Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan

(modal dan kendali kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan

keuangan yang apadanya akan mempersulit majunya

perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara

sembarang akan semakin memperburuk kondisi usaha karena

tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi.

Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang,

jumlah pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak

dapat terselesaikan dengan baik. Penangan modal dan kredit

dari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan

alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi

keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu

berpedoman “Segala yang telah dikerjakan harus dicatat dan

segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

17

sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya.

4.) Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan

rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan

pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah

diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama

sekali kondisi atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor

yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau

menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri.

5.) Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha

dan lokasi sangat menentukan kelancaran bisnis yang digeluti.

Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang

harapannya dapat memperbesar usaha justru kandas karena

kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu

kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial,

pendapatan, selera, keamanan masyarakatdi sekitarnya.

6.) Kurangnya pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan

pengawasan bahan baku dan sarana peralatan. Kemampuan

dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan

peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak

memiliki kemapuan dalam bidang ini akan membuat biaya

operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

18

7.) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi

perubahan teknologi. Seorang yang berwirausaha harus berani

melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu

perubahan yang dapat membantunya adalah perubahan

teknologi yang sedang berkembang. Ketidakmampuan

mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati

begitu saja tetapi pergerakan organisasinya berlahan-lahan

lambat dan berangsur-angsur ketinggalan dengan organisasi

yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan teknologi.

8.) Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam

kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi

sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan

memperlambat laju kinerja organsiasi.

9.) Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan

diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi ketika

seseorang merencanakan bidang usaha.Akan tetapi keuntungan

yang diperolah di luar dari jangkauan biaya yang telah

dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh sebelumnya

akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat berhenti.

Motivasi karena bayangan keuntungan yang diperoleh sangat

tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila belum

mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal

yang paling penting sebelum memperoleh laba yang tinggi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

19

adalah cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai

operasional awal.

10.) Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan

berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama

karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi

maupun perbaikan produk mereka untuk tampil dipasar.

Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang

kreatifmaupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya.

Hal ini terjadi karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor

yang telah mengeluarkan produk baru dan menarik perhatian

pasar.

c.) Indikator Keberhasilan Usaha

Menurut Suryana di kutip dalam (Rinaldi, 2017) terdapat

tiga indikator Keberhasilan Usaha yang meliputi pendapatan,

volume penjualan dan yang terakhir adalah output produksi.

Keberhasilan usaha dapat di ukur dari berbagai segi diantaranya

laba usaha yang berhasil dicapai oleh para pengusaha (waktu

tertentu). Keberhasilan usaha didentikan dengan perkembangan

perusahaan istilah itu diartikan sebagai suatu proses peningkatan

kuantitas dari dimensi prusahaaan.perkembangan perusahaan

adalah proses dalam pertambahan akumulasi modal, jumlah

karyawan volum penjualan dll.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

20

Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha

adalah Laba merupakan tujuan utama dari bisnis laba usaha

adalah selisih antara pendapatan dan biaya. pendapatan suatu

perusahaan berasal dari penjualan barang dan jasa yang

dihasilkan atau diproduksinya.

Kedua adalah produktivitas dan efisiensi besar kecilnya

produktifitas suatu usaha akan sangat mennentukan besar

kecilnya suatu produksi. Hal ini akan memepengaruhi besar

kecilnya suatu penjualan dan pada akhirnmya menentukan besar

kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya

yang diperoleh. Sementara itu, biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa yang menjadi

bisnisnya tergantung dari tingkat efisien produk yang dihasilkan

semakin tinggi efisiensinya maka semakin rendah biaya produksi

yang dikeluarkan, begitupun sebaliknya.

Yang ketiga adalah daya saing atau kemampuan atau

ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan

loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila

dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan

menghadapi pesaing. Perhatian dan loyalitas konsumen dapat di

rebut bila suatu perusahaan dapat memuaskan suatu kebutuhan

serta keinginan konsumen. Tanpa memiliki daya saing yang

memadai, sulit bagi perusahaan untuk dapat bertahan hidup di

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

21

tengah persaingan yang makin ketat ini. Oleh karena itu, maka

inti dari daya saing yang harus dimiliki perusahaan adalah

kemampuan dalam berinovasi untuk menciptakan dan merebut.

2. Kreativitas

a.) Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-

kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara

unsur variabel data variabel yang sudah ada sebelumnya

(Setiawan, 2017) Sedangkan menurut Suryana dikutip dari

(Nurzaman, 2013) menyatakan bahwa kreativitas adalah:

“Berpikir sesuatu yang baru”. Kreativitas sebagai kemampuan

untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan

cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam

menghadapi peluang”. Kreativitas merupakan suatu topik yang

relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi

juga bagi bisnis dan kegiatan bisnis pada umumnya.

Setiap orang sesunguhnya kreatif namun tingkatanya

berbeda-beda, tetapi orang mempunyai kemampuan dan bakat

dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif daripada orang lain.

Seorang pengusaha adalah pemikiran yang kreatif,mereka tidak

mengikuti cara pemikiran yang telah menjadi kebiasaan dan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

22

dilakukan pada orang lain umumnya. Oleh karena beragamnya

pendapat para ahli akan pengertian kreativitas maka dapat

disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang

untuk menghasilkan sesuatu produk yang baru ataupun

kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya yang

berguna serta dapat dimengerti.

b.) Indikator Kreativitas

Menurut suryana 2006:42 dikutip dari (Nurzaman, 2013)

indicator kreativitas ada 4 yaitu : ingin tau yaitu suatu emosi

yang berkaitan dengan perilaku ingin tahu seperti eksplorasi,

investigasi, dan belajar, terbukti dengan pengamatan pada

spesies hewan manusia dan banyak, kedua optimis merupakan

perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik akan terjadi yang

memberi harapan positif serta menjadi pendorong untuk

berusaha ke arah kemajuan atau kejayaan.ysng ketiga

berimajinasi yaitu daya pikir untuk membayangkan (di angan-

angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dsb)

kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang,

yang terakhir adalah mencari solusi dari masalah yaitu dengan

mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang sedang

terjadi.

c.) Sumber Kreativitas

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

23

Dalam konteks manajemen, peran fungsi kreativitas dalam

proses inovasi merupakan pembangkitan ide yang

menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada

suatu sistem. Aspek penting dalam kreativitas adalah proses dan

manusia. Proses berorientasi pada tujuan yang di desan untuk

mencapai solusi suatu problem manusia merupakan sumber

daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama namun

pendekatan yang digunakan dapat bervariasi misalnya, pada

suatu problem mereka mengadaptasikan suatu solusi, tetapi

pada kesempatan yang berbeda meraka menerapkan solusi

inovasi.

1.) Imajinasi dan ide

Berdasarkan fungsinya, kapasitas mental manusia

dapat dikelompokan menjadi empat bagian, yaitu absortive,

retentive, reasoning, creative. imajinasi yang kreatif

merupakan kekuatan yang tidak terbatas, misalnya mekipun

seseorang yang tidak pernah keluar rumah tetapi dengan

menggunakan imajinasinya ia dapat melalang buana

kedunia sekitar imajinasi jauh lebih penting dari pada ilmu

pengetahuan dan kekuatan murni dari pikiran manusia.

2.) Sifat proses kreatif

Kreatif adalah suatu proses yang dapat

dikembangkan dan ditingkatkan setiap orang kreatif pada

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

24

tingkat tertentu orang mempunyai kemampuan dan bakat

dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif dari pada orang

lain. Hal yang sama juga dialami oleh orang yang dilatih

dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang

mendukung pengembangan kreativitas, mereka diajari

untuk berfikir dan bertindak secara kreatif. Bagi pihak lain

proses kreatif lebih sukar karena tidak dikembangkan

secara positif dan jika mereka ingin menjadi kreatif, mereka

harus belajar. Cara mengimplementasikan proses kreatif

ada tiga tahap dalam proses kreatif yaitu Absortive,

Retentive dan Reasonin.

3.) Latar belakang atau Akumulasi Pengetahuan

Kreasi yang berhasil biasanya didahului dengan

penelitian dan pengumpulan informasi yang meliputi

membaca dan percakapan dengan orang lain yang bekerja

dalam bidangnya mengikuti pertemuan profeional dan

lokakarya. Ada beberapa cara mengembangkan daya fikir

kreatif dapat disebutkan sebagai berikut yaitu membaca

informasi tenang berbagai hal, menjadi anggota

penghimpun profesional, mengikuti rapat dan seminar

profesional membicarakan subyek yang diminati dengan

setiap orang, mengamati majalah surat kabar jurnal untuk

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

25

mencari artikel yang berhubungan dengan subyek yang

diminati dan mencatat setiap informasi yang berguna.

4.) Proses Inkubasi

Alam bawa sadar yang kreatif memunkinkan mereka

untuk dapat merinci dengan seksama informasi yang

mereka dapatkan selama tahap persiapan. proses inkubasi

ini sering terjadi pada saat mereka terlibat dalam aktivitas

yang tidak sepenuhnya berhubungan dengan subjek atau

pokok permasalahan menjauhkan diri dari suatu

permasalahan dan membiarkan pikiran bawah sadar

menyelesaikanya dan memberikan kesempatan kepada

kereativitas untuk berkembang. Langkah langkah yang

penting adalah: melakukan aktivitas yang tida memerlukan

energi fikir, melakuan latihan secara rutin bermain, berdoa

dan melakukan meditasi bersantai.

5.) Pengalaman

Ide tahap proses kreatif ini sering kali dianggap

sebagai tahap yang menyenangkan karena merupakan saat

diteukannya solusi atau ide yang dicari dengan memikirkan

impian tentang suatu rencana atau dengan mengembangkan

hobi dan mengatur waktu istirahat ketika melakukan

pekerjaan.

6.) Latihan Kreatif

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

26

Analisi dan kembangkan bagaimana pasangan

pasangan objek berikut ini berhubungan sambil melengkapi

antara yang satu dengan yang lain.

7.) Lingkungan kreatif

Kreativitas dapat berkembang dalam suatu

lingkungan yang tepat tidak ada perusahaan yang

mempunyai manajer dan pemilik kreatif jika lingkungan

yang mendukung berkembangnya kreativitas.

8.) Berfikir Kreatif

Hasil penelitian terhadap otak manusia menunjukan

bahwa fungsi otak manusia di bagi menjadi dua bagian

yaitu otak bagian kanan dan kiri. Setiap bagian otak emiliki

fungsi yang spesifik dan menangkap informasi yang

berbeda.

3. Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam

a.) Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan

mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisasikan visi dan

tujuan, kegiatan mempengaruhi adalaha daya atau kekuatan

agen yang dipergunakan mengubah sikap, prilaku, pendapat,

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

27

tujuan, kebutuhan, nilai-nilai, kemampuan dan tindakan untuk

bergerak kearah tertentu dari target. Mempengaruhi adalah

proses interaksi sosial antara agen dan target dimana kedua

belah pihak secara sistematis berupaya saling mempengaruhi

yaitu saling mengubah sikap, perilaku, nilai-nilai, norma,

kepercayaan, tujuan dan sebagainya (Wirawan, 2013)

Lebih jauh lagi, Kepemimpinan menurut (Tjiharjadi, 2012)

adalah pengaruh, tidak lebih, tidak kurang, kapasitas

menerjemahkan visi ke dalam realitas, sebagai kesadaran

dankeinginginan untuk mempengaruhi orang lain, yang

selanjutnya memberikan tanggapan atas keinginan sendiri untuk

mengikutinya, serta penyebab berbagai tindakan yang digerakan

orang secara cermat dengan terencanan yang bertujuan untuk

penyelesaian agenda pemimpin, juga sarana komunikasi kepada

orang tentang nilai dan potensinya kemudian dengan sangat

jelas datang untuk menemukannya dalam diri sendiri. Menurut

Gary Yukl dalam (Ali, 2013) menyatakan bahwa sebagian besar

definisi kepemimpinan merefleksikan suatu proses, dimana

seseorang mempengaruhi yang lain atau kelompok dengan

memberikan petunjuk dan memfasilitasi kegiatan serta

hubungan dalam suatu kelompok.

b.) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

28

Menurut (Rinaldi, 2017) dalam melaksanakan tugas

kepemimpinan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor

yang mempengaruhi kepemimpinan adalah yang pertama yaitu

faktor kemampuan personal, pengertian kemampuan personal

adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke

dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan.

Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan,

ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari

lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang

biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan

potensi kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif

dari lingkungan yang akan menjadi pemimpin dengan

kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara potensi

bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak

terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang

pemimpin.

Yang kedua yaitu Faktor jabatan adalah struktur kekuasaan

yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih

dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan

terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan

kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan

yang lain tidak maka akan kalah pengaruh karena sama-sama

mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidaksama maka akan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

29

mempunya pengarauh yang berbeda. Ketiga yaitu faktor Situasi

dan Kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan.

Disaatsituasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika

hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan

organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi

yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin

transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan organisasi

adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai

kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat

signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah

danmemilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat

yang tepat atau tidak.

c.) Kepemimpinan dalam perspektif Islam

Istilah kepemimpinan di dalam perspektif Islam dapat

dirujuk dari Al-Qur’an, antara lain: Pertama, Khalifah,

merupakan pemimpin yang memikul amanah dan tanggung

jawab untuk melaksanakan pemerintahan dan menegakkan

kebenaran (Mohamad, Abdullah, & Mohamed Adnan, 2012),

seperti dijelaskan Allah di dalam firman-Nya, kedua, Imam,

sebagai pemimpin yang menjalankan tugas berdasarkan

petunjuk Allah isyarat ini dapat dilihat di dalam Al-Qur’an,

ketiga, Malik sebagai pemimpin yang berperang dan berjuang

menegakkan agama Allah dan keempat, Tankin, perkataan ini

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

30

digunakan oleh Al-Qur’an untuk menunjukkan bahwa

kekuasaan dan pengaruh telah diberikan kepada para pemimpin

seperti Zulkarnain, Nabi Yusuf di Mesir, Nabi Muhammad

SAW, golongan ulama dan sebagainya.

Kepemimpinan Islam menurut para penulis merupakan suatu

proses yang dapat menggerakkan sekumpulan manusia untuk

memenuhi kehendak Islam bagi jangka masa pendek dan

panjang yang mampu menghasilkan suatu wawasan untuk

mencapai tujuan Islam. Dengan kata lain kepemimpinan Islam

adalah pemikul amanah Allah SWT untuk melaksanakan segala

perintahnya dalam Negara atau dalam sistem pemerintahan.

Dari situlah para ulama Islam memberikan tafsiran mereka

dengan berbagai takrif untuk membantu masyarakat lebih

memahami maksud kepemimpinan (Mohamad et al., 2012).

Kepemimpinan mempunyai fungsi yang sangat penting

termasuk juga di dalam Islam. Fungsi kepemimpinan dapat

dijabarkan dalam dua fungsi utama, yakni fungsi pemecahan

masalah (pemberi solusi) dan fungsi sosial (fasilitator)

(Yusanto, M. I., & Widjajakusuma, 2002). Pertama, fungsi

pemecahan masalah. Cakupannya meliputi pemberian pendapat,

informasi, dan solusi dari suatu permasalahan yang selalu

disandarkan pada syariat, yakni dengan didukung oleh adanya

dalil, argumentasi atau hujjah yang kuat. Fungsi inidiarahkan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

31

juga untuk memberikan motivasi rohaniah kepada para anggota

organisasi. Kedua, fungsi sosial, yang berhubungan dengan

interaksi antara anggota komunitas dalam menjaga suasana

kebersamaan tim agar tetap kondusif dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi. Kebersamaan tersebut dapat diringkas dalam

Formula three in one, yakni kebersamaan seluruh anggota

dalam kesatuan bingkai ide atau pemikiran, perasaan dan aturan

bermain (Yusanto, M. I., & Widjajakusuma, 2002).

Agar mampu melaksanakan peran penting kepemimpinan

seperti di atas, seorang pemimpinan di dalam organisasi Islam

memerlukan beberapa persiapan, yaitu yang pertama pemimpin

harus fleksibel dan mempunyai pengalaman yang luas kedua

Menganggap tanggung jawab seremonial atau spiritual sebagai

kepala organisasi menjadi suatu fungsi yang diperlukan, bukan

suatu hal yang remeh yang harus dialami atau didelegasikan

kepada orang lain 3. Pembuatan tidak dibuat secara efektif

terpusat di puncak organisasi (Rivai, Bachtiar, & Amar, 2014).

Untuk mendukung aktivitas kepemimpinan seperti itu, seorang

pemimpin minimal berpijak kepada nilai-nilai Islam sebagai

berikut: keyakinan, keberanian, kebijaksanaan, kearifan,

kredibilitas, integritas, pengetahuan dan wawasan, ketakwaan,

kebenaran dan kekuatan (Dwikomentari, 2005). Nilai-nilai

kepemimpinan Islam dalam pendapat lain yaitu: pertama

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

32

Siddiq/jujur, Amanah/terpercaya, Tablig/komunikatif,

Fathonah/cerdas (Ali, 2013). Nilai-nilai kepemimpinan Islam

juga mengandung ciri-ciri yaitu berpegang kepada kebenaran,

adil terhadap musuh, tidak berdendam, bersifat amanah, bersifat

belas kasihan, menganjurkan ketaatan sebenarnya, muhasabah

diri, menghormati sesama, rendah hati, berperikemanusiaan,

peka terhadap permasalahan, bijak dan tegas, tidak bersifat

tamak dan lemah lembut (Rasdi, 2002).

Berdasarkan nilai-nilai kepemimpinan Islam diatas

semuanya memaknai bahwa nilai-nilai kepemimpinan Islam

adalah kepemimpinan yang selalu menggapai suatu tujuan yaitu

mengharap Keridhaan Allah SWT. Sifat-sifat dalam Islam yang

harus dimiliki sorang pemimpin yaitu Siddiq (benar) benar

dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Orang yang siddiq

memiliki keutamaan adalah jujur. Kejujuran hidupan walau

dalam keadaan bagaimanapun, setiap perkataannya akan selalu

sesuai dengan realitas yang ada, baik pada saat beliau

berkhutbah, serius atau bercanda, bercerita ataupun meramalkan

sesuatu. Jika sifat dan kejujuran ini tidak ada maka pengakuan

Rasullan menjadi gugur dengan sendirinya, karena umat

manusia tidak akan percaya dengan orang yang tidak jujur.

kedua Amanah (dapat dipercaya) menyampaikan sesuatu sesuai

dengan apa yang diajarkan atau diinformatikan. Rasulullah

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

33

selalu amanah dalam menyampaikan pesan atau informasi yang

dititipkan kepadanya, baik itu berasal dari Allah SWT maupun

dari sesama umat. Yang ketiga adalah Tabliq (mendakwahkan),

yaitu menyampaikan secara utuh dan berkelanjutan kandungan

risalah. Dalam melaksanakan kewajiban tabliq ini, beliau tidak

memperdulikan kemungkaran, gangguan dan tipu daya dari

orang-orang yang memusuhinya. Rasulullah akan tetap

istiqomah terhadap perintah Allah. Dan yang terakhir adalah

Fathanah (cerdas) Rasulullah memiliki tingkat kecerdasan yang

cemerlang. Tanpa kecerdasannya seorang Rasul tidak akan bisa

meyakinkan orang lain, terutama orang orang-orang yang

memiliki wawasan luas dan akal yang cerdas, tentang kebenaran

yang terkandung dalam risalahnya.

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Antara Kreativitas terhadap Keberhasilan Usaha

Kreativitas memiliki hubungan terhadap keberhasilan usaha hal itu

dikarenakan saat ini dalam mengahadapi persaingan yang semakin

kompetitif seorang pelaku usaha haruslah lebih kreatif agar dapat

membuka peluang usaha. Menurut (Setiawan, 2017) Kreativitas

berpengaruh terhadap Keberhasilan usaha. Hasil penelitian sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Retno Kurnia Nurzaman (2013)

yang menyatakan kreativitas berpengaruh signifikan terhadap

keberhasilan usaha.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

34

2. Hubungan Antara Kepemimpinan dalam Perspektif Islam terhadap

Keberhasilan Usaha

Kepemimpinan memiliki hubungan tehadap keberhasilan usaha

yang mana sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rinaldi, 2017)

yang menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap keberhasilan usaha hasil penelitian juga sesuai

dengan penelitian yang dilakukan (Satyawan, 2014) yang menyatakan

Kepemimpinan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.

Kepemimpinan yang menerapkan nilai-nilai Islam didalamnya juga

berpengaruh terhadap keberhasilan juga berpengaruh terhadap

keberhasilan seperti yang dilakukan oleh Rasullulah SAW yang diusia

muda sudah menjadi pedagang sukses yang dipercaya serta berhasil

memimpin khallifah dagang hingga ke luar negeri karna reputasinya

yang baik sebagai pedangang yang jujur dan amanah.(Heri, 2013)

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir penelitian menggambarkan hubungan dari variabel

bebas, dalam hal ini adalah kreativitas dan kepemimpinan dalam perspektif

Islam terhadap variabel terikat yaitu keberhasilan usaha. Adapun kerangka

pemikiran yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Kreativitas (X1)

Kepemimpinan

Keberhasilan

usaha (Y)

a

H1

H2

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

35

\

3. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dikatakan sementara karena jawabannya yang diberikan baru

berdasarkan teori yang relevan dan belum berdasarkan fakta-fakta emperis

pada pengolahan data, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiono, 2014). Berdasarkan rumusan

penelitian ini dan landasan penelitian terdahulu maka, peneliti

mengemukakan hipotesis atau kesimpulan sementara seperti dibawah ini:

H1: Kreativitas berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha

pada IPAS

Kreativitas menjadi salah faktor yang mempengaruhi keberhasilan

karna saat ini dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif,

kreativitas sendiri mengandung arti yaitu proses yang melibatkan

pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan

dan konsep yang sudah ada, dalam arti kata lain kreativitas ini

memunculkan ide ide yang baru untuk kemajuan usaha atau bisnis yang

sedang berjalan, pernyataan ini diperkuat dengan adanya pendapat dari

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...eprints.umm.ac.id/49011/3/BAB II.pdf · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Terdapat 5 penelitian

36

(Setiawan, 2017) Kreativitas berpengaruh terhadap Keberhasilan usaha.

Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Retno Kurnia

Nurzaman (2013) yang menyatakan kreativitas berpengaruh signifikan

terhadap keberhasilan usaha.

H2: Kepemimpinan dalam perspektif Islam berpengaruh signifikan

terhadap keberhasilan usaha.

Kepemimpinan sendiri memiliki artian sebagai proses mengarahkan

dan mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisasikan visi dan tujuan

(Wirawan, 2013). Kepemimpinan menjadi faktor yang sangat penting karna

menentukan tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan, didalam Islam

kepemimpinan Kepemimpinan dalam Prerpektif Islam merupakan kegiatan

menuntun, membimbing, dan memandu agar sesuai dengan syariat Islam

untuk mencapai 2 tujuan yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.

Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari

kegiatan yang akan dilaksanakan dalam keberhasilan suatu usaha

pernyataan ini diperkuat dengan adanya pendapat dari Menurut (Tjiharjadi,

2012), pengaruh kepemimpinan yang diterapkan dalam perusahaan

mengindikasikan tanda keberhasilan pada masing-masing usaha.