bab ii tinjauan pustaka a. tidur 1....

20
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertian Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan ketidaksadaran yang bersifat sementara dan dapat dibangunkan dengan memberikan rangsangan sensori atau rangsangan lain yang tepat (Guyton, 2007). Tidur diyakini dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas. Tidur juga diyakini dapat mengurangi stres dan menjaga keseimbangan mental serta emosional, serta meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat melakukan berbagai aktivitas (Saputra, 2012). Dengan demikian, keadaan tidur yang sebenarnya adalah saat pikiran dan tubuh berbeda dengan keadaan terjaga, yakni ketika tubuh beristirahat secara tenang, aktivitas metabolisme tubuh menurun, dan pikiran menjadi tidak sadar terhadap dunia luar (Putra, 2011). 2. Fisiologis Tidur Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Bagian otak yang mengendalikan

Upload: vukhue

Post on 01-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tidur

1. Pengertian

Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan ketidaksadaran

yang bersifat sementara dan dapat dibangunkan dengan

memberikan rangsangan sensori atau rangsangan lain yang

tepat (Guyton, 2007).

Tidur diyakini dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik

setelah seharian beraktivitas. Tidur juga diyakini dapat

mengurangi stres dan menjaga keseimbangan mental serta

emosional, serta meningkatkan kemampuan dan konsentrasi

saat melakukan berbagai aktivitas (Saputra, 2012).

Dengan demikian, keadaan tidur yang sebenarnya adalah

saat pikiran dan tubuh berbeda dengan keadaan terjaga, yakni

ketika tubuh beristirahat secara tenang, aktivitas metabolisme

tubuh menurun, dan pikiran menjadi tidak sadar terhadap dunia

luar (Putra, 2011).

2. Fisiologis Tidur

Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral

yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak

agar dapat tidur dan bangun. Bagian otak yang mengendalikan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

8

aktivitas tidur adalah batang otak, tepatnya pada sistem

pengaktifan retikularis atau Reticular Activating System (RAS)

dan Bulbular Synchonizing Regional (BSR). RAS terdapat di

batang otak bagian atas dan diyakini memiliki sel-sel khusus

yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran.

Sedangkan BRS berfungsi untuk memberikan rangsangan

visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan serta dapat menerima

stimulus dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan

proses berpikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin

untuk mempertahankan kesadaran dan tetap terjaga.

Pengeluaran serotonim dari BRS menimbulkan rasa kantuk yang

selanjutnya menyebabkan tidur. Terbangun atau terjaganya

seseorang tergantung pada keseimbangan implus yang diterima

di pusat otak dan sistem limbik (Saputra, 2012).

3. Ritme Sirkadian

Ritme sirkadian merupakan salah satu ritme tubuh yang

diatur oleh hipotalamus. Ritme ini termasuk bioritme atau jam

biologis. Ritme sirkadian mempengaruhi perilaku dan pola fungsi

biologis utama, misalnya suhu tubuh, siklus tidur-bangun, denyut

jantung, tekanan darah, sekresi hormon, kemampuan sensorik

dan suasana hati. Pada manusia, ritme sirkadian dikendalikan

oleh tubuh dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, misalnya

cahaya, kegelapan, gravitasi, dan faktor eksternal (misalnya

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

9

aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan). Ritme sirkadian menjadi

sinkron jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti

pola jam biologisnya, yaitu akan terjaga pada saat ritme fisiologis

dan psikologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada

saat ritme fisiologis dan psikologisnya paling rendah (Saputra,

2012).

4. Tahapan Tidur

Menurut Saputra (2012), tidur dapat dibagi menjadi dua

tahapan, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye

movement (REM).

a. Tidur NREM

Tidur NREM disebabkan oleh penurunan kegiatan dalam

sistem pengaktifan retikularis. Tahapan tidur ini disebut juga

tidur gelombang lambat (slow wave sleep), karena gelombang

otak bergerak dengan sangat lambat. Tidur NREM ditandai

dengan penurunan sejumlah fungsi fisiologis tubuh termasuk

juga metobolisme, kerja otot dan tanda-tanda vital. Hal lain yang

terjadi pada saat tidur NREM adalah pergerakan bola mata

melambat dan mimpi berkurang. Tidur NREM dibagi menjadi

empat tahap, yaitu sebagai berikut:

1) Tahap I

Tahap I merupakan tahapan paling dangkal dari tidur dan

merupakan tahap transis antara bangun dan tidur. Tahap ini

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

10

ditandai dengan individu cenderung rileks, masih sadar

dengan lingkungan sekitarnya, merasa mengantuk, bola

mata bergerak, frekuensi nadi dan napas sedikit menurun,

serta mudah dibangunkan. Tahap ini normalnya berlangsung

sekitar 5 menit atau sekitar 5% dari total tidur.

2) Tahap II

Tahap II merupakan tahap ketika individu masuk pada tahap

tidur, tetapi masih dapat dengan mudah dibangunkan. Tahap

I dan tahap II termasuk dalam tahap tidur ringan (light sleep).

Pada tahap II, otot mulai relaksasi, mata pada umumnya

menetap, terjadi penurunan denyut jantung, frekuensi napas,

suhu tubuh dan metabolisme. Tahap II normalnya

berlangsung selama 10-20 menit dan merupakan 50-55%

dari total tidur

3) Tahap III

Tahap III merupakan awal dari tahap tidur dalam atau tidur

nyenyak (deep sleep). Tahap ini dicirikan dengan relaksasi

otot menyeluruh serta pelambatan denyut nadi, frekuensi

napas, dan proses tubuh lainnya. Pelambatan tersebut

disebabkan oleh dominasi sistem saraf parasimpatetik.

Tahap III, individu cenderung sulit dibangunkan dan

normalnya berlangsung selama 25-30 menit dan merupakan

10% dari t0tal tidur.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

11

4) Tahap IV

Tahap IV tidur semakin dalam (delta sleep) yang ditandai

dengan perubahan fisiologis, yaitu gelombang otak melemah

serta penurunan denyut jantung, tekanan darah, tonus otot,

metabolisme, dan suhu tubuh. Pada tahap ini individu sulit

dibangunkan dan normalnya berlangsung selama 15-30

menit dan merupakan 10% dari total tidur.

b. Tidur REM

Tidur REM disebut juga tidur paradoks. Tahapan ini

biasanya terjadi rata-rata 90 menit dan berlangsung selama 5-

20 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM karena pada

tahap ini biasanya terjadi mimpi. Tidur REM penting untuk

keseimbangan mental dan emosi. Selain itu, tahapan tidur ini

juga berperan dalam proses belajar, memori dan adaptasi.

Selama tidur individu mengalami siklus tidur yang berulang

antara tahap tidur NREM dan REM.

5. Pola Tidur

Pola tidur berubah seiring dengan berkembangnya usia.

Pertambahan umur seseorang dapat menyebabkan total waktu

tidur menurun sedangkan waktu terjaga tetap. Pada orang tua,

tidur seringkali terlihat gelisah dan waktu terjaganya menjadi

lebih lama. Sedangkan pada orang muda, sekitar 15% waktu

tidurnya dihabiskan pada fase keempat. Fase keempat biasanya

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

12

tidak ditemukan pada orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa

tidur menjadi lebih singkat sehingga menyebabkan

berkurangnya kesegaran sesuai bertambahnya usia (Putra,

2011).

Adapun waktu tidur yang dibutuhkan oleh manusia

berdasarkan usianya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1: Kebutuhan tidur manusia berdasarkan usia (Putra,

2011)

Umur

Tingkat

Perkembangan

Jumlah

Kebutuhan

Tidur

0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari

1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari

18 bulan-3 tahun Masa kanak-kanak 11-12 jam/hari

3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari

6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari

12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari

18-40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jam/hari

40-60 tahun Masa dewasa tengah 7-8 jam/hari

60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/hari

6. Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur.

kualitas tidur mencakup kuantitas dan kualitas tidur (Daniel et al,

1998; Buysse, 1998). Kualitas tidur yang baik adalah bagaimana

seseorang mempersiapkan pola tidurnya pada malam hari

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

13

seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan

kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis (Lai (2001)

dalam Wavy (2008)). Sedangkan kualitas tidur yang buruk dapat

ditandai dengan tanda fisik dan psikologis, seperti dijelaskan di

bawah ini (Hidayat, 2006):

a) Tanda Fisik

Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di

kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat

cekung), kantuk yang berlebihan (sering menguap), tidak

mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat

tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan

pusing.

b) Tanda Psikologis

Menarik diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak

enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang,

bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau

pendengaran, kemampuan memberikan pertimbangan atau

keputusan menurun.

Menurut Saputra (2012), kualitas dan kuantitas tidur

seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu sebagai

berikut:

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

14

a. Penyakit

Banyak penyakit dapat meningkatkan kebutuhan tidur,

misalnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama

infeksi limpa, yang mana penderita membutuhkan lebih

banyak tidur untuk mengatasi keletihan. Sebagian penyakit

juga dapat menyebabkan kesulitan tidur, misalnya penyakit

yang menyebabkan nyeri atau distres fisik.

b. Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.

Kelelahan akibat aktivitas yang tinggi umumnya

memerlukan lebih banyak tidur untuk memulihkan kondisi

tubuh. Makin lelah seseorang, makin pendek siklus REM

yang dilaluinya. Setelah beristirahat, biasanya siklus REM

akan kembali memanjang.

c. Lingkungan

Lingkungan dapat berpengaruh terhadap pola tidur

seseorang, misalnya suhu yang tidak nyaman, ventilasi

yang buruk dan suara bising. Stimulus tersebut dapat

memperlambat proses tidur. Namun, seiring waktu individu

dapat beradapasi terhadap lingkungan sekitar.

d. Stres Psikologis

Stres psikologis pada seseorang dapat menyebabkan

ansietas atau ketegangan dan depresi. Akibatnya, pola tidur

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

15

dapat terganggu. Ansietas dan depresi dapat meningkatkan

kadar norepinefrin pada darah melalui stimulus sistem saraf

simpatis. Akibatnya, terjadi pengurangan siklus tidur NREM

tahap IV dan tidur REM serta sering terjaga pada saat tidur.

e. Gaya Hidup

Rutinitas seseorang dapat mempengaruhi pola tidur.

contohnya individu yang sering berganti jam kerja harus

mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang tepat

f. Motivasi

Motivasi dapat mendorong seseorang untuk tidur sehingga

mempengaruhi proses tidur. Motivasi juga dapat mendorong

seseorang untuk tidak tidur, misalnya keinginan untuk tetap

terjaga.

g. Stimulan, Alkohol, dan Obat-obatan

Stimulan yang paling umum ditemukan adalah kafein dan

nikotin. Kedua zat tersebut dapat merangsang sistem saraf

pusat sehingga menyebabkan kesulitan tidur. Konsumsi

alkohol berlebihan juga dapat mengganggu siklus tidur

REM. Sedangkan untuk obat-obatan golangan diuretik,

antidepresan, dan golongan beta bloker (misalnya

meperidin hidroklorida dan morfin) dapat menyebabkan

kesulitan tidur.

h. Diet dan Nutrisi

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

16

Asupan nutrisi yang adekuat dapat mempercepat proses

tidur, misalnya asupan protein. Asupan protein yang tinggi

dapat mempercepat proses tidur karena adanya triptofan

(asam amino) hasil pencernaan protein yang dapat

mempermudah proses tidur.

7. Manfaat Tidur

Tidur memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh. Manfaat

tidur bagi anak-anak dan orang dewasa adalah meregenerasi

sel-sel tubuh yang rusak menjadi sel-sel yang baru,

memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh,

mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian,

meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit,

menambah konsentrasi dan kemampuan fisik sehingga dapat

beraktivitas dengan baik (Siregar, 2011).

B. Gangguan Tidur

Gangguan tidur pada dasarnya beragam bentuknya dan

beragam pula penyebabnya. Gangguan tidur, secara langsung atau

tidak langsung telah mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Tidur

menjadi tidak nyenyak, mudah terjaga (bangun), hingga

menyebabkan seseorang menjadi kurang tidur. Itulah efek yang

disebabkan oleh gangguan tidur. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

17

akan dijelaskan mengenai macam-macam gangguan tidur (Siregar,

2011).

1. Insomnia

Insomnia adalah kesukaran tidur dalam memulai dan

mempertahankan tidur sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan

tidur yang adekuat, baik kuantitas maupun kualitas tidur. Keadaan

ini merupakan keluhan tidur paling sering dijumpai, baik yang

bersifat sementara maupun persisten. Insomnia yang bersifat

sementara umumnya berhubungan dengan kecemasan dan

kegelisahan. Insomnia dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu

(Saputra, 2012):

a. Insomina inisial: ketidakmampuan untuk memulai tidur

b. Insomnia intermiten: ketidakmampuan untuk tetap tertidur

karena terlalu sering terbangun

c. Insomnia terminal: ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah

terbangun pada malam hari

2. Hipersomnia

Hipersomnia merupakan kebalikan dari insomnia. Hipersomnia

adalah gangguan tidur yang ditandai dengan tidur berlebihan,

terutama pada siang hari, walaupun sudah mendapatkan tidur yang

cukup. Gangguan ini dapat disebabkan kondisi medis tertentu,

misalnya gangguan pada sistem saraf, hati, ginjal, gangguan

metabolisme, dan masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan,

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

18

dan mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab pada

siang hari (Saputra, 2012).

3. Parasomnia

Parasomnia merupakan perilaku yang dapat mengganggu tidur

atau perilaku yang muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini

umumnya terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia

antara lain adalah sering terjaga (misalnya tidur berjalan dan night

teror), gangguan transisi bangun-tidur (misalnya mengigau),

parasomnia yang berkaitan dengan tidur REM (misalnya mimpi

buruk), dan lain-lainnya (misalnya bruksisme) (Saputra, 2012).

4. Narkolepsi

Narkolepsi merupakan gelombang kantuk yang tak tertahankan

yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut

juga serangan tidur (sleep attack). Narkolepsi diduga merupakan

suatu gangguan neurologis yang disebabkan oleh kerusakan

genetik sistem saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendalinya

periode tidur REM (Saputra 2012).

5. Apnea saat Tidur

Apnea saat tidur (sleep apnea) merupakan kondisi ketika napas

terhenti secara periodik pada saat tidur. Apnea saat tidur dapat

dibagi menjadi tiga jenis, yaitu apnea sentral, obstruktif, serta

campuran (sentral dan obstruktif). Apnea sentral melibatkan

disfungsi pusat pengendalian napas di otak. Sedangkan apnea

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

19

obstruktif terjadi ketika otot dan struktur rongga mulut relaks dan

jalan napas tersumbat. Apnea obstruktif dapat menyebabkan

mendengkur, mengatuk berlebihan pada siang hari, dan kematian

bayi secara mendadak. Apnea tipe ini dapat ditemukan pada

penderita penyakit kronis, misalnya penderita penyakit hati tahap

akhir (Saputra, 2012).

6. Somnabulisme

Somnabulisme merupakan keadaan ketika tengah tertidur,

tetapi melakukan kegiatan orang yang tidak tidur. Penderita

seringkali duduk dan melakukan tindakan motorik, misalnya

berjalan, berpakaian, pergi ke kamar mandi, berbicara, atau

mengemudikan kendaraan (Saputra, 2012).

7. Enuresa

Enuresa atau mengompol merupakan kegiatan buang air kecil

yang tidak disengaja pada waktu tidur. Enuresa dapat dibagi

menjadi dua jenis, yaitu noktural dan diurnal. Enuresa noktural

merupakan keadaan mengompol pada saat tidur dan umumnya

terjadi karena ada gangguan pada tidur NREM. Sedangkan

enuresa diurnal merupakan keadaan mengompol pada saat bangun

tidur (Saputra, 2012).

8. Gangguan Tidur Irama Sirkadian

Gambaran penting gangguan ritmik sirkadian yaitu pola

menetap dan berulang gangguan tidur akibat tidak sinkronnya jam

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

20

biologik sirkadian internal seseorang dengan siklus tidur-bangun.

Akibat tidak samanya siklus sirkadian, seseorang dapat mengeluh

insomnia pada waktu tertentu (misalnya malam hari) dan tidur

berlebihan pada siang hari (Brooker, 2008).

Gangguan irama sirkadian dapat dikategorikan menjadi dua

bagian, yaitu sementara (acut work shift, jet lag) dan menetap (shift

worker) (Klerman, 2006). Keduanya dapat mengganggu irama

sirkadian yang berakibat pada pemendekan waktu tidur dan

perubahan pada fase REM. Menurut The International Classification

Of Sleep Disorder (2001) gangguan tidur irama sirkadian terbagi

menjadi:

1) Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type) yaitu

ditandai oleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat dari yang

diinginkan. Gangguan ini sering ditemukan dewasa muda, anak

sekolah atau pekerja sosial. Orang-orang tersebut sering

tertidur (kesulitan jatuh tidur) dan mengantuk pada siang hari

(insomnia sekunder).

2) Tipe Jet lag ialah mengantuk dan terjaga pada waktu yang tidak

tepat menurut jam setempat, hal ini terjadi setelah berpergian

melewati lebih dari satu zona waktu. Gambaran tidur

menunjukkan sleep laten panjang dengan tidur yang terputus-

putus.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

21

3) Tipe pergeseran kerja (shift work type). Pergeseran kerja terjadi

pada orang yang tidak secara teratur dan cepat mengubah

jadwal kerja sehingga akan mempengaruhi jadwal tidur. Gejala

ini sering timbul bersama-sama dengan gangguan somatik

seperti ulkus peptikum. Gambarannya berupa pola irreguler atau

mungkin pola tidur normal dengan onset tidur fase REM.

4) Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome).

Tipe ini sangat jarang, lebih sering ditemukan pada pasien usia

lanjut, dimana onset tidur pada pukul 6-8 malam dan terbangun

antara pukul 1-3 pagi. Walaupun pasien ini merasa cukup waktu

untuk tidurnya. Gambaran tidur tampak normal tetapi

penempatan jadwal irama tidur sirkadian yang tidak sesuai.

5) Tipe bangun-tidur beraturan

6) Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam

C. Shift Kerja

1. Pengertian

Shift kerja sendiri dapat didefinisikan sebagai kerja yang

dilakukan di luar jam siang hari biasa dan dapat bervariasi dari

satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain, (Occupational

Health Clinics for Ontario Workers Inc, 2008).

Shift kerja berbeda dengan kerja reguler. Pada kerja reguler

pekerjaan dilakukan secara teratur pada waktu yang telah

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

22

ditentukan sebelumnya, sedangkan shift kerja dapat dilakukan

lebih dari satu kali untuk memenuhi jadwal 24 jam per hari

(Nurmianto, 2004).

2. Karakteristik dan Pembagian Jadwal Shift

a. Karakteristik Jadwal Shift

Shift kerja terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1) Sistem rotasi adalah sistem shift yang dilakukan secara

bergilir dan jadwal shiftnya pun cenderung berubah-

ubah. Tenaga kerja secara bergilir bekerja dengan

periode rotasi kerja 2-3 hari. Sistem ini lebih banyak

disukai karena mengurangi kebosanan kerja.

Kerugiannya menyebabkan waktu tidur terganggu

sehingga diperlukan 2-3 hari libur setelah kerja malam.

2) Jadwal shift permanen adalah biasanya setiap individu

bekerja hanya satu bagian dari tiga shift kerja setiap 8

jam.

b. Pembagian Jadwal Shift

Dalam pembagian shift yang perlu diperhatikan adalah

jenis shift (pagi, siang, malam), panjang waktu tiap shift,

waktu mulai dan berakhir dalam satu shift, distribusi waktu

istirahat dan arah transisi shift. Pembagian jadwal shift

tergantung dari masing-masing instansi pengguna sistem

shift (Kuswadji, 1997).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

23

3. Dampak dari Shift Kerja

Shift kerja memberikan efek yang kurang baik bagi

kesehatan tubuh manusia. Beberapa dampak yang timbul akibat

dari shift kerja adalah sebagai berikut (Fish dalam Puteri, 2009):

a. Efek Fisiologis

1) Kualitas tidur: tidur siang tidak seefektif tidur malam,

banyak gangguan dan biasanya diperlukan waktu

istirahat untuk menembus kurang tidur selama kerja

malam.

2) Menurunnya kapasitas fisik untuk bekerja akibat

timbulnya rasa mengantuk dan kelelahan.

3) Kehilangan konsentrasi yang dapat berakibat terhadap

kesalahan dan kecelakaan kerja.

4) Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.

b. Efek Psikososial

Efek ini menunjukkan masalah yang lebih besar dari pada

efek fisiologis, antara lain: waktu berkumpul dengan keluarga

sangat kurang dan kecil kesempatan untuk berinteraksi dan

mengikuti aktivitas kelompok dalam masyarakat.

c. Efek Kinerja

Kinerja menurun selama kerja malam yang diakibatkan oleh

efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat

mengakibatkan kemampuan mental menurun yang

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

24

berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti

kualitas kendali dan pemantauan.

d. Efek terhadap Kesehatan

Kerja malam menyebabkan gangguan kesehatan seperti:

gangguan ganstrointestinal yang cenderung terjadi pada usia

40-45 tahun, gangguan pada keseimbangan kadar gula dalam

darah bagi penderita diabetes, gangguan fungsi jantung,

hipertensi dan alergi serta kanker. Shift kerja juga dapat

menunurunkan kekebalan tubuh sehingga orang mudah

terkena penyakit yang cenderung lama masa penyembuhannya

(Rini, 2002).

D. Perawat

1. Pengertian

Perawat adalah tenaga kesehatan yang memiliki

kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan

berdasarkan ilmu yang diperoleh melalui pendidikan

keperawatan. (Hidayat dalam Puteri 2009). Profesi keperawatan

merupakan profesi yang kompleks dan beragam. Perawat

dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan dimana pun

mereka bekerja. Seseorang dapat menjadi perawat ketika

mampu melalui berbagi jalur pendidikan keperawatan dan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

25

berbagai kesempatan mengembangkan karier yang ada.

(Potter, 2005).

2. Fungsi dan Peran Perawat

Profil perawat profesional berarti tampilan perawat secara

utuh, dalam melakukan aktivitas keperawatan yang berdasarkan

ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional yang

sesuai dengan kode etik keperawatan. Aktivitas keperawatan

mencakup perannya sebagai pelaksana, pengelola, pendidik,

dan peneliti dalam bidang keperawatan. Dari keempat peran di

atas, perawat diharapkan dapat melaksanakan fungsi dan

kompetensinya. Fungsi dan kompetensi perawat profesional

sesuai dengan tingkat pendidikan yang diikutinya. Fungsi dan

kompetensi yang diharapkan adalah perawat berfungsi untuk

mengkaji kebutuhan perawatan pasien, keluarga, kelompok dan

masyarakat, merencanakan tindakan keperawatan,

melaksanakan rencana keperawatan, mengevaluasi tindakan

keperawatan dan mendokumentasikan tindakan-tidakan

keperawatan yang telah diberikan kepada pasien (Ismani,

2001).

3. Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu metode sistematis dan

ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan

klien dalam mencapai atau mempertahankan keadaan yang

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2741/3/T1... · Aktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang ... kerja otot dan

26

holistic (biologis, psikologis, sosial, dan spiritua) yang optimal,

melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis, penentuan

rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan,

serta evaluasi tindakan keperawatan (Suarli, 2009). Tujuan dari

penetapan proses keperawatan ini adalah untuk memberikan

asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien,

sehingga tercapai mutu pelayanan keperawatan yang optimal.

(Ismani, 2009).

E. Kerangka Konseptual

Gambar 1. Kerangka konseptual gangguan tidur pada perawat

pekerja shift

Keterangan:

: area yang diteliti

: variabel pendukung

Karakteristik

Perawat

Shift Kerja

Kualitas Tidur

Gangguan Tidur

Gangguan

Kesehatan