bab ii tinjauan pustaka a. swamedikasi 1. pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. bab...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian Swmaedikasi Dasar hukum swamedikasi adalah Peraturan Menteri Kesehatan No. 919 MenKes/Per/X/1993.Pengobatan sendiri atau kerap pula disebut sebagai swamedikasi” merupakan alternatif yang ditempuh oleh kebanyakan masyarakat guna meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pengobatan sendiri adalah pengobatan mengobaati segala bentuk keluhan pada diri sendiri dengan menggunakan obat-obat yang dibeli bebas di apotek tanpa harus menggunakan resep dari dokter maupun nasihat dari dokter(Zeenot, 2013:108) 2. Faktor Penyebab Swamedikasi Ada beberapa faktor penyebab swamedikasi yang keberadaannya hingga saat ini semakin mengalami peningkatan. Beberapa faktor penyebab tersebut berdasarkan dari hasil penelitian WHO antara lain sebagai berikut (Zeenot, 2013) a. Sosial Ekonomi Seiring dengan semakin meningkatnya pemberdayaan masyarakat, yang berdampak pada semakin tingginya tingkat pendidikan, sekaligus semakin mudahnya akses memperoleh untuk memperoleh informasi, maka semakin tinggi pula tingkat ketertarikan masyarakat terhadap kesehatan. Sehingga, hal itu kemudian mengakibatkan terjadinya peningkatan dalamupaya untuk berpartisipasi langsung terhadap pengambilan keputusan kesehatan oleh masing-masing individu tersebut. b. Gaya Hidup Kesadaran tentang adanya dampak beberapa gaya hidup yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan, mengakibatkan banyak orang yang memiliki kepedulian lebih untuk senantiasa menjaga kesehatannya daripada harus mengobati ketika sedang mengalami sakit pada waktu mendatang. 7

Upload: others

Post on 10-May-2020

29 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Swamedikasi

1. Pengertian Swmaedikasi

Dasar hukum swamedikasi adalah Peraturan Menteri Kesehatan No. 919

MenKes/Per/X/1993.Pengobatan sendiri atau kerap pula disebut sebagai

“swamedikasi” merupakan alternatif yang ditempuh oleh kebanyakan

masyarakat guna meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pengobatan

sendiri adalah pengobatan mengobaati segala bentuk keluhan pada diri sendiri

dengan menggunakan obat-obat yang dibeli bebas di apotek tanpa harus

menggunakan resep dari dokter maupun nasihat dari dokter(Zeenot, 2013:108)

2. Faktor Penyebab Swamedikasi

Ada beberapa faktor penyebab swamedikasi yang keberadaannya hingga

saat ini semakin mengalami peningkatan. Beberapa faktor penyebab tersebut

berdasarkan dari hasil penelitian WHO antara lain sebagai berikut (Zeenot,

2013)

a. Sosial Ekonomi

Seiring dengan semakin meningkatnya pemberdayaan masyarakat, yang

berdampak pada semakin tingginya tingkat pendidikan, sekaligus semakin

mudahnya akses memperoleh untuk memperoleh informasi, maka

semakin tinggi pula tingkat ketertarikan masyarakat terhadap kesehatan.

Sehingga, hal itu kemudian mengakibatkan terjadinya peningkatan

dalamupaya untuk berpartisipasi langsung terhadap pengambilan

keputusan kesehatan oleh masing-masing individu tersebut.

b. Gaya Hidup

Kesadaran tentang adanya dampak beberapa gaya hidup yang dapat

berpengaruh terhadap kesehatan, mengakibatkan banyak orang yang

memiliki kepedulian lebih untuk senantiasa menjaga kesehatannya

daripada harus mengobati ketika sedang mengalami sakit pada waktu

mendatang.

7

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

8

c. Kemudahan Memperoleh Produk Obat

Saat ini, tidak sedikit dari pasien atau pengguna obat lebih memilih

kenyamanan untuk membeli obat dimana saja diperoleh dibandingkan

harus mengantri lama dirumah sakit maupun klinik.

d. Ketersediaan Produk Baru

Produk baru yang sesuai dengan pengobatan sendiri atau swamedikasi

semakin mengalami peningkatan. Selain itu terdapat beberapa produk

lama yang keberadaannya sudah cukup populer dan semenjak lama sudah

memiliki indeks keamanan yang baik, juga telah dimasukan dalam

katagori obat bebas. Secara tidak langsung hal tersebut langsung

membuat pilihan produk obat untuk pengobatan sendiri atau swamedikasi

semakin banyak tersedia.

3. Risiko yang harus diketahui dalam swamedikasi

Pengobatan sendiri membawa beberapa risiko, yaitu gejala tersamarakan

dan tidak dikenali sebagai penyakit serius, selain penggunaan obat yang

kurang tepat (Tan, T & Rahardja, 2010).

a. Tidak mengenal keseriusan gangguan

Keluhan dapat dinilai keliru atau mungkin tidak dikenali sehingga

pengobatan sendiri tidak menunjukkan perbaikaan. Gangguan-gangguan

bisa menjadi lebih parah sehingga terlambat pengobatannya dan dokter

mungkin perlu menggunakan obat-obat yang lebih keras.

b. Penggunaan obat kurang tepat

Resiko lain adalah dapat terjadinya pemilihan obat yang keliru, terlampau

lama atau dalam takaran yang terlalu besa. Contoh-contoh terkenal adalah

pada obat tetes hidung dan obat sembelit (laksansia), yang bila digunakan

terlampau lama dapat memperburuk keluhan. Begitu pula apa yang

dinamakan obat-obat alamiah, yang mencangkup ramuan jamu dan

tumbuhan yang dikeringkan, seringkali dianggap lebih baik dan lebih

aman. Ini adalah suatu kesalahpahaman karena juga jamu-jamu sering kali

mengandung zat aktif dengan efek keras yang dapat menimbulkan efek

samping berbahaya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

9

B. OBAT

1. Pengertian Obat

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau

keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk

manusia (Depkes RI, 2007)..

2. Tempat Mendapatkan Obat

a. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek

kefarmasian oleh apoteker (PP No.51/09, I:1).

b. Toko obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat

bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran (PP

No.51/09).

c. Depot Obat adalah toko obat yang menjual obat-obatan dan barang-

barang lainnya (Poerwadarminta, 1984).

d. Warung adalah tempat menjual makanan, minuman, obat bebas dan obat

bebas terbatas yang bisa dibeli tanpa resep dokter dan sebagainya

(Poerwadarminta, 1984).

3. Penggolongan obat berdasarkan swamedikasi

Obat yang lazim digunakan untuk pengobatan sendiri biasanya mencakup

Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, dan Obat Wajib Apotek (Zeenot, 2013).

Berikut adalah beberapa kelompok golongan obat, antara lain:

a. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa

resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Beberapa contoh golongan

obat ini: biodiar,

Gambar 2.1 Logo obat bebas(Depkes, 2007)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

10

P No.1Awas ! Obat Keras

Bacalah aturan pakai

P No.3Awas ! Obat Keras

Hanya untuk bagian dari luar badan

P No.5Awas ! Obat KerasTidak boleh ditelan

P No.2Awas ! Obat Keras

Hanya untuk kumur,jangan di telan

P No.4Awas ! Obat Keras

Hanya untuk dibakar

P No.6Awas ! Obat Keras

Obat wasir jangan ditelan

b. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras

tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai

dengan tanda peringatan.Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas

terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Beberapa

contoh golongan obat ini: paramex, inza, mixagrip flu, konidin, neozep forte,

ultraflu, sanaflu.

Gambar 2.2 Logo obat bebas terbatas(Depkes, 2007)

Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas,

berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima)

centimeter, lebar 2 (dua) centimeter dan memuat sebagai berikut.

Gambar 2.3 Peringatan obat bebas terbatas

c. Obat Wajib Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 347/MENKES/ SK/ VII/

1990 tentang obat wajib apotek (OWA) adalah jenis obat keras yang bisa

diserahkan tanpa harus menggunakan resep dari dokter. Sederhananya, selain

memproduksi obat generik guna memenuhi keterjangkauan pelayanan

kesehatan, utamanya dalam konteks akses obat, pemerintah juga mengeluarkan

kebijakan tentang obat wajib apotek (OWA), yang secara keseluruhan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

11

mengatur upaya meningkatkan peranan sekaligus fungsi apotek dan apoteker

dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat pada umumnya.

4. Obat Bahan Alam Indonesia (BPOM, 2004).

Yang dimaksud dengan Obat Bahan Alam Indonsia adalah obat bahan

alam yang diproduksi di Indonesia.Berdasarkan cara pembuatan serta jenis

klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat. Obat bahan alam Indoneisa

dikelompokkan menjadi:

a. Jamu

Jamu adalah obat tradisional Indonesia. (BPOM, 2005).

Contoh dari obat jamu adalah : Diapet, Woods Herbal Cough Medicine,

Tolak Angin.

harus memenuhi kriteria :

1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

2) Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris

3) Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

Gambar 2.4 Logo Jamu

b. Obat Herbal Terstandar

Obat Herbal Terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah

dibuktika keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji

klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005).

Contoh obat herbal terstandar adalah: StopDiar, Lelap, Mastin.

Harus memenuhi kriteria :

1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

2) Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah / pra klinik

3) Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam

produk jadi

4) Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

12

Gambar 2.5 Logo Obat Herbal Terstandar

c. Fitofarmaka

Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan

keamaan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya

telah di standarisasinya. (BPOM, 2005).Contoh obat Fitofarmaka adalah:

Nodiar, Rheumanner, Stimuno Forte.

Harus memenuhi kriteria:

1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

2) Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik

3) Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam

produk jadi

4) Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Gambar 2.6 Logo Fitofarmaka

C. Obat Yang Digunakan Dalam Swamedikasi

Kriteria obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter yang digunakan dalam

swamedikasi berdasarkan Permenkes No. 919/MENKES/PER/X/1993 pasal 2

adalah sebagai berikut.

a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak

dibawah usia 2 tahun, dan orang tua di atas 65 tahun.

b. Pengobatan sendiri dengan obat tidak memberikan risiko pada kelanjutan

penyakit.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

13

c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan/atau alat khusus yang harus

dilakukan oleh tenaga kesehatan.

d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di

Indonesia.

e. Obat dimaksudkan memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat

dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

D. Pengobatan Dismenorea

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengobati nyeri haid. Berikut

adalah pengobatannya:

1. Obat pereda nyeri yang dapat digunakan untuk rasa nyeri adalah/

a. Asam mefenamat

Asam mefenamat merupakan analgesik kelompok AINS tetapi sifat

antiinflamasinya rendah.

1) Kegunaan obat

Obat untuk nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi,

dismenorea primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot, dan nyeri pasca

operasi. Contoh obat: alfen, anastan, asimat, benostan, femisic, fenamin,

mefinal, mefix, omestan, pondex,ponsmed.

2). Aturan pemakaian

Dewasa : 500 mg setiap 8 jam sekali

b. Paracetamol/Asetaminofen

1). Kegunaan obat

Obat untuk nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi, cabut gigi,

pireksia. Contoh obat: parasetamol, acetram, afidol, analtom, biogesic.

2).Aturan pemakaian

Dewasa : 325 mg – 600 mg setiap 4 atau 6 jam

c. Ibuprofen

1) Kegunaan obat

Nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada penyakit gigi atau

pencabut gigi, nyeri pasca bedah, sakit kepala, gejala nyeri ringan sampai

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

14

sedang pada gejala reumatik tulang sendi dan non sendi, terkilir,

menurunkan demam pada anak-anak. Contoh obat: ibuprofen, anafen,

alaxan, arbupon, arfen, axofen, brufen, bufenol, fanatic.

2) Aturan pemakaian

Obat harus diminum setelah makan.

Dewasa : sehari 3-4 kali 200-250 mg

d. Asetosal / aspirin

Asetosal sejak lama digunakan sebagai analgesik anti inflamasi pilihan pertama

1) Kegunaan obat

Nyeri dan radang pada penyakit reumatik dan penyakit pada otot skelet

lainnya

2) Aturan pemakaian

Obat harus diminum sesudah makan

Dewasa: 0,3-1 g setiap 4 jam

2. Pengobatan herbal

a. Kayu manis

Rempah yang beraroma manis ini mengandung asam sinemik yang

bermanfaat untuk meredakan berbagai nyeri, termasuk nyeri haid. Caranya,

campurkan rempah kayu manis ke dalam air hangat, lalu minumlah untuk

mencegah dan mengatasi nyeri haid. Bisa juga ditambahkan the dan diberi

madu murni secukupnya. Biasakan meminum ramuan ini bila nyeri mulai

terasa.

Gambar 2.7 kayu manis

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

15

b. Kedelai

Kacang kedelai yang banyak manfaatnya ini kaya kandungan

phytoestrogens. Zat tersebut sangat membantu menyeimbangkan hormon

tubuh terutama saat haid. Rebus setangkup kacang kedelai dengan air yang

sudah diberi sedikit garam. Cukup rebus lima menit, lalu makanlah kedelai

rebusnya.

c. Cengkeh

Gambar 2.8 kedelai

Campuran bunga cengkeh kering, ketumbar, kunyit, dan bubuk pala bisa

membantu mengatasi nyeri haid. Seduh bahan tersebut dengan air panas.

Saring ampasnya, lalu minum selagi hangat.

Gambar 2.9 cengkeh

d. Kunyit

Ambil 30 gram kunyit, kupas, cuci bersih, kemudian potong tipis-tipis.

Tambahkan asam dan gula aren secukupnya. Seduh ketiga bahan tersebut

dengan 1 gelas air panas (200 cc) dan aduk-aduk hingga rasanya asam manis.

Minum ramuan tersebut setiap pagi dan petang. Ramuan ini dapat

mengurangi nyeri haid.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

16

Gambar 2.10 kunyit

e. Jahe

Jahe (ginger) sama efektifnya dengan asam mefenamat (mefenamic acid)

dan ibuprofen untuk mengurangi nyeri pada wanita dengan dismenorea

primer. Dosis maksimal adalah 6 gram pada perut yang kosong.

Gambar 2.11 jahe

3. Penggunaan suplemen

a. Minyak Ikan

Asam lemak omega 3 sangat bermanfaat untuk mencegah efek peradangan

saat haid. Zat ini juga mengurangi rasa sakit saat terjadi kram.

b. Vitamin E

Selain baik untuk kesehatan kulit dan mencegah penuaan dini sel tubuh,

vitamin E juga bisa mengurangi nyeri haid. Vitamin E bisa membantu

mengatasi efek peningkatan produksi hormone prostaglandin.

E. Sumber Informasi Obat

Informasi obat mempunyai arti yang sangat besar bagi masyarakat. Pasien

harus memahami dalam memilih obat sebagai upaya pengobatan sendiri.Informasi

obat bisa kita dapatkan dimana saja, salah satunya melalui iklan baik dari media

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

17

cetak maupun elektronik, dan itu merupakan jenis media informasi paling

berkesan, mudah ditangkap, serta sifatnya yang komersial. Masyarakat pada

umumnya tidak akan mengetahui informasi lengkap tentang obat yang mereka

minum tanpa adanya informasi dari seorang dokter maupun apoteker. Karena itu,

seorang apoteker diharapkan mampu memberikan informasi dan stimulasi tentang

obat terhadap masyarakat atau pasien guna bisa berperan aktif dalam pengobatan

sendiri untuk mempercepat kesembuhan (Zeenot, 2013).

Media cetak adalah sarana media massa yang dicetak dan diterbitkan

secara berkala seperti surat kabar, majalah. Sedangkan media elektronik adalah

sarana media massa yang mempergunakan alat-alat elektronik modern seperti

radio, televisi dan film (Poerwadarminta, 1984).

F. Penyakit Dismenorea

1. Gangguan Haid

Pada saat atau akan haid, sering muncul keluhan, khususnya para wanita muda

usia produktif. Keluhan ini tidak merupakan masalah kesehatan reproduksi saja,

tetapi dapat juga mengganggu produktivitas wanita sehari-hari.

Secara garis besar, ada empat jenis gangguan haid yang sering dialami

wanita, yaitu amenorea, dismenorea, menoragia, dan metroragia. Berikut

penjelasan jenis-jenis gangguan haid (kasdu,2008)

a. Jenis dan Penyebab

1). Amenorea

Amenorea merupakan keadaan ketika menstruasi berhenti pada masa

menstruasi teratur. Sebelum akil baligh, normal jika haid tidak datang.

Biasanya, seorang wanita akan mengalami haid pertama sekitar usia 12 tahun

hingga 16 tahun. Jika usia menginjak 16 tahun dan belum haid, perlu

mendapat perhatian. Dimungkinkan karena fungsi indung telur, hormon tidak

normal, kesehatan atau masalah tekanan jiwa dan emosi. Namun, pada wanita

hamil, menyusui, dan menopause wajar jika wanita tersebut tidak mengalami

haid.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

18

2). Dismenorea

Dismenorea merupakan menstruasi yang disertai rasa sakit yang hebat dan

kram. Dismenorea terdiri dari dua jenis, yaitu dismenorea primer dan

sekunder. Pada dismenorea primer kasusnya sering terjadi, kemungkinannya

lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri

yang hebat. Biasanya, dismenorea primer timbul pada masa remaja, yaitu

sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dan tidak ada penyakit yang

menyebabkannya. Namun, dengan berjalannya waktu, tepatnya saat hormone

tubuh stabil atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan

gangguan ini akan berkurang, penyebab dari dismenorea primer diduga

berasal dari kontarksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin, nyeri

dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan

rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviks nya

sempit.

Pada dismenorea sekunder, gangguan haid disebabkan adanya gejala

penyakit yang berhubungan dengan kandungan. Misalnya, endometriosis,

infeksi rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan

rahim yang dapat mengganggu organ, dan jaringan disekitarnya. Dismenorea

sekunder lebih jarang ditemuvan. Hanya sekitar 25% wanita yang

mengalaminya dan banyav ditemukan pada wanita usia 20 tahunan.

Faktor lain yang bisa memperburuk dismenorea adalah rahim yang

menghadap ke belakang (retroversi), kurang berolah raga, dan stress psikis

atau stres social. Kekurangan zat besi sangat berpengaruh pada kesehatan

reproduksinya.

3). Menoragia

Menoragia adalah pendarahan yang berlebihan dan terlalu lama pada

menstruasi yang teratur. Ada beberapa penyebab dari menoragia yang dapat

diketahui

a). Tumor uterus (baik yang jinak atau yang ganas) seperti kanker serviks atau

rahim, polip dalam serviks atau rahim seperti “fibroid” atau

“adenomiosis”. Jika gangguan haid seperti ini terjadi pada wanita berusia

30 tahun hingga 50 tahun ke atas, bisa saja menandakan adanya penyakit

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

19

berupa benjolan atau tumbuh jaringan yang bukan kanker pada pangkal

rahim, seperti miom.

b).Gangguan keseimbangan hormonal misalnya, jenis penyakit kelenjar

gondok.

c). Benda asing dalam raihim

d). Seperti IUD/AKDR ( Alat Kontrasepsi dalam rahim). Biasanya, hal ini

terjadi pada wanita yang menggunakan suntikan atau susuk/implant

sebagai cara mencegah kehamilan.

Adanya kelainan atau gangguan kehamilan keadaan ini menandakan

kandungan yang mengalami masalah, seperti pendarahan sedikit demi

sedikit dan berpanjangan sehingga terancam terjadi keguguran, atau hamil

diluar rahim.

4). Metroragia

Metroragia merupakan keadaan pendarahan yang terjadi antara dua siklus haid

atau pendarahan yang tidak berhubungan dengan siklus haid dan jumlahnya

bisa sedikit atau banyak. Keadaan ini dipengaruhi oleh ketidakseimbangan

hormone tubuh, yaitu kadar hormone progesterone yang rendah atau hormone

esterogen yang tinggi. Penderita hipotiroid (kadar hormon tiroid yang rendah)

atau hipertiroid (kadar hormone tiroid yang tinggi) fungsi adrenal yang rendah

juga bisa menyebabkan gangguan ini.. beberapa gangguan organ reproduksi

juga dapat menyebabkan metroragia, seperti infeksi vagina atau rahim,

endometriosis, kista ovarium, kanker endometrium, dan

endometriosis.penggunaan kontrasepsi spiral yang mengalami infeksi juga

dapat menyebabkan metroragia (Kasdu,2005).

2. Pengertian Dismenorea

Nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit.istilah

dismenorea biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat.dalam kondisi ini,

penderita harus mengobati nyeri tersebut dengan analgesik atau memeriksakan

diri ke dokter dan mendapatkan penanganan, perawatan, atau pengobatan yang

tepat.

Desminorea berat adalah nyeri haid yang disertai mual, muntah, diare,

pusing, nyeri kepala, dan kadang-kadang pingsan. Jika sudah demikian

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

20

penderita tidak boleh menganggap remeh dan harus segera memeriksakan diri

ke dokter. Penanganannya pun akan dilakukan secara menyeluruh dengan

memeriksa kondisi kesehatan dan latar belakang, serta riwayat penyakit dalam

keluarga. Bisa jadi, kondisi nyeri tersebut dipicu oleh penyakit lain. (Anurogo

& wulandari, 2011).

3. Klasifikasi dan patofisiologi Dismenorea

Secara klinis, dismenorea dibagi menjadi dua, yaitu: (Anurogo &

wulandari, 2011).

1) Dismenorea primer

Nyeri haid yang di jumpai tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata.

Dismenorea primer biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah haid

pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur di tentukan.

2) Dismenorea Sekunder

Nyeri haid yang dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama, tetapi yang

sering muncul di usia 20-30 tahunan, setelah tahun-tahun normal dengan

siklus tanpa nyeri.

4. Penyebab Dismenorea

Secara umum, nyeri haid muncul akibat kontraksi disritmik miometrium

yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai

berat diperut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodic di sisi medial paha.

Berikut adalah penyebab nyeri haid berdasarkan lasifikasinya. (Anurogo

& wulandari, 2011).

a. Penyebab dismenorea primer

1). Endokrin.

Rendahnya kadar progesterone pada ahir fase corpus luteum.

Hormone progesteron menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus

sedangkan hormone estrogen merangsang kontraktilitas uterus.

2). kelainan organik.

Seperti refrofleksia uterus (kelainan letak-arah anatomis

rahim), perembangan rahim yang tak lengkap, obstruksi kanalis

servikalis (sumbatan saluran jalan lahir), mioma submukosa bertangkai

(tumor jinak yang terdiri dari jaringan otot),dan polip endometrium.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

21

3). Faktor kejiwaan atau gangguan psikis.

Seperti rasa bersalah, ketakutan seksual,takut hamil, hilangnya

tempat berteduh, konflik dengan masalah jenis kelaminnya.

4). Faktor konstitusi.

Seperti anemia dan penyakit menahun juga dapat

mempengaruhi timbulnya dismenorea

5). Faktor alergi.

Penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada

hubungan antara dismenorea dengan urtikaria (biduran), migraine, dan

asma.

b. Penyebab Dismenorea sekunder

Beberapa penyebab dismenorea sekunder antara lain:

1). Intrauterine contraceptive devices (alat kontrasepsi dalam rahim)

2). Adenomyosis (adanya endometrium selain di rahim)

3). Uterine myoma (tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan

otot),terutama mioma submukosum (bentuk mioma uteri)

4). Uterine polyps (tumor jinak di rahim)

5). Adhesions (pelekat)

6). Ovarian cysts (kista ovarium)

7). Ovarian torsion (sel telur terpuntir atau terpelintir)

8). Gangguan atau sumbatan di panggul

9). Nyeri psikogenik

10). Tumor jinak otot rahim

11). Nyeri saat pertengahan siklus ovulasi)

12). Jaringan endometrium yang berada di panggul)

13). Penyakit radang panggul kronis

14). Tumor ovarium, polip endometrium

15). Kelainan letak uterus seperti retrofleksi, hiperantefleksi, dan

retrofleksi terfiksasi

16). Factor psikis,seperti takut tidak punya anak, konflik dengan

pasangan, gangguan libido.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

22

5. Faktor Resiko Dismenorea

Faktor-faktor risiko berikut ini berhubungan dengan episode dismenorea

yang berat: (Anurogo & wulandari, 2011).

a. Haid pertama pada usia amat dini

b. Periode haid yang lama

c. Aliran darah haid yang hebat

d. Merokok

e. Riwayat keluarga yang positif terkena penyakit

f. Kegemukan

g. Mengonsumsi alkohol

Ativitas fisik dan lamanya siklus haid tampaknya tidak berhubungan

dengan nyeri haid yang meningkat.

1). Faktor Resiko Dismenorea Primer .

a). Usia saat menstruasi pertama kurang dari 12 tahun

b). Belum pernah melahirkan anak

c). Haid memanjang atau dalam waktu lama

d). Merokok

f). Riwayat keluarga positif terkena penyakit

g). Kegemukan

2). Faktor Resiko Dismenorea Sekunder

a) Endometriosis (suatu kelainan dimana adanya rahim atau

endometrium yang berada di luar dari rahim).

b) Adenomyosis (suatu kondisi dimana jaringan endometrium

tumbuh ke dalam dinding otot rahim).

c) IUD (sebuah alat kontrasepsi)

d) Pelvic inflammatory disease (penyakit radang panggul)

e) Endometrial carcinoma (kanker endometrium)

f) Ovarian cysts (kista ovarium)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

23

Table 2.1 Perbedaan Dismenorea Primer Dan Dismenorea Sekunder

(Anurogo & wulandari, 2011).

Dismenorea Primer Dismenorea SekunderOnset (serangan pertama)secara mendadak terjadi setelahmenstruasi pertama

Onset dapat terjadi di waktuapapun setelah menarch(umumnya setelah usia 25 tahun)

Nyeri perut atau panggul bawahbiasanya berhubungan denganonset aliran menstruasi danberlangsung selama 8-72 jam.

Wanita dapat mengeluhmengalami perubahan waktuserangan pertama nyeri selamasiklus haid atau dalam intensitasnyeri.

Dapat terjadi nyeri pada pahadan punggung sakit / nyerikepala, diare (mencret), nausea(mual), dan vomiting (muntah)

Gejala ginekologis (kelainankandungan) lainnya dapat terjadi,misalnya nyeri saat bersenggama(dyspareunia) dan siklus haidmemanjang (menorrhagia).

Tidak di jumpai kelainan padapemeriksaan fisik.

Ada kelainan panggung (pelvic)pada pemeriksaan fisik.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

24

F. Kerangka teori

Gangguan Menstruasi

Amenorea Dismenorea Menoragia Metriragia

Dismenorea

Pengobatan Dismenorea

Swamedikasi Dengan Resep

Obat Sintetik Obat Tradisional

Obat WajibApotek

Obat Bebas Obat Bebas Terbatas

Jamu Obat Herbal Terstandar Fitomafarmaka

Gambar 2.12 Kerangka teori

(sumber: Anurogo & wulandari, 2011; Kasdu,dini. 2008; Depkes RI, 2007)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

25

G. Kerangka konsep

Swamedikasi Dismenorea

1. Presentase yang melakukanswamedikasi

2. Alasan swamedikasi3. Lamanya penggunaan obat4. Sarana atau tempat

mendapatkan obat5. Berdasarkan pemilihan obat

(nama obat, kandunganobat, golongan obat).

6. Sumber Informasi obat7. Sikap selanjutnya bila sakit

berlanjut

Gambar 2.13 Kerangka konsep

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

26

H. Definisi Operasional

Tabel 2.2Definisi operasional

No VariabelDefinisi

Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Alasanswamedikasi

Alasan yangmendukungresponden untukmelakukanpengobatan sendiriterhadap keluhanyang dialami.

Wawancara Kuisioner 1. Praktis dari segiwaktu

2. Biaya lebihmurah

3. Jarak yang jauhke pelayanankesehatan

4. Kurang puasterhadappelayanankesehatan

5. Lainnya…

Nominal

2 Lamanyapenggunaanobat dalamswamedikasi

jangka waktuPenggunaan Obatyang digunakanresponden dalamswamedikasi

Wawancara Kuisioner 1. Hari pertamahaid2. Selama haid3. lainnya…

Nominal

3 Sarana atautempatmendapatkanobat

Sarana atau tempatrespondenmendapatkan obat

Wawancara Kuisioner 1. Warung2. swalayan3. Apotek4. Toko Obat5. Klinik6. Lainnya…

Nominal

4 Penggolonganobat

Golongan obatuntuk swamedikasinyeri haid

Wawancara Kuisioner 1. Obat Bebas2. Obat Bebas

terbatas3.Obat Wajib

apotek

Nominal

5 KandunganObat

Zat aktif yang ada didalam obat nyerihaid

Wawancara Kuisioner 1. Paracetamol2. Aspirin3. Antalgin4.Asam mefenamat5. Ibuprofen6. lainnya…

Nominal

6 SumberInformasiobat

Media informasiyang mempengaruhimahasiswi memilihobat dismenorea

Wawancara Kuisioner 1. Koran2. Televisi3. Teman atau

saudara4. Tenaga

kesehatan5. medsos6. lainnya…

Nominal

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. BAB II.pdf · klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005)

27

7 Tindak lanjutpengobatan

Tindakan yangdilakukanmahasiswi ke tenagakesehatan ataufasilitas kesehatanapabila kesehatantidak membaiksetelah melakukanswamedikasidismenorea.

wawancara Kuisioner 1. Menggunakanobat lain.2. Melakukantindakan yang sama3.Pergi ke dokter4. lainnya…

Nominal