bab ii tinjauan pustaka a. swamedikasi 1. pengertian ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/710/4/6. bab...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Swamedikasi
1. Pengertian Swmaedikasi
Dasar hukum swamedikasi adalah Peraturan Menteri Kesehatan No. 919
MenKes/Per/X/1993.Pengobatan sendiri atau kerap pula disebut sebagai
“swamedikasi” merupakan alternatif yang ditempuh oleh kebanyakan
masyarakat guna meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pengobatan
sendiri adalah pengobatan mengobaati segala bentuk keluhan pada diri sendiri
dengan menggunakan obat-obat yang dibeli bebas di apotek tanpa harus
menggunakan resep dari dokter maupun nasihat dari dokter(Zeenot, 2013:108)
2. Faktor Penyebab Swamedikasi
Ada beberapa faktor penyebab swamedikasi yang keberadaannya hingga
saat ini semakin mengalami peningkatan. Beberapa faktor penyebab tersebut
berdasarkan dari hasil penelitian WHO antara lain sebagai berikut (Zeenot,
2013)
a. Sosial Ekonomi
Seiring dengan semakin meningkatnya pemberdayaan masyarakat, yang
berdampak pada semakin tingginya tingkat pendidikan, sekaligus semakin
mudahnya akses memperoleh untuk memperoleh informasi, maka
semakin tinggi pula tingkat ketertarikan masyarakat terhadap kesehatan.
Sehingga, hal itu kemudian mengakibatkan terjadinya peningkatan
dalamupaya untuk berpartisipasi langsung terhadap pengambilan
keputusan kesehatan oleh masing-masing individu tersebut.
b. Gaya Hidup
Kesadaran tentang adanya dampak beberapa gaya hidup yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan, mengakibatkan banyak orang yang
memiliki kepedulian lebih untuk senantiasa menjaga kesehatannya
daripada harus mengobati ketika sedang mengalami sakit pada waktu
mendatang.
7
8
c. Kemudahan Memperoleh Produk Obat
Saat ini, tidak sedikit dari pasien atau pengguna obat lebih memilih
kenyamanan untuk membeli obat dimana saja diperoleh dibandingkan
harus mengantri lama dirumah sakit maupun klinik.
d. Ketersediaan Produk Baru
Produk baru yang sesuai dengan pengobatan sendiri atau swamedikasi
semakin mengalami peningkatan. Selain itu terdapat beberapa produk
lama yang keberadaannya sudah cukup populer dan semenjak lama sudah
memiliki indeks keamanan yang baik, juga telah dimasukan dalam
katagori obat bebas. Secara tidak langsung hal tersebut langsung
membuat pilihan produk obat untuk pengobatan sendiri atau swamedikasi
semakin banyak tersedia.
3. Risiko yang harus diketahui dalam swamedikasi
Pengobatan sendiri membawa beberapa risiko, yaitu gejala tersamarakan
dan tidak dikenali sebagai penyakit serius, selain penggunaan obat yang
kurang tepat (Tan, T & Rahardja, 2010).
a. Tidak mengenal keseriusan gangguan
Keluhan dapat dinilai keliru atau mungkin tidak dikenali sehingga
pengobatan sendiri tidak menunjukkan perbaikaan. Gangguan-gangguan
bisa menjadi lebih parah sehingga terlambat pengobatannya dan dokter
mungkin perlu menggunakan obat-obat yang lebih keras.
b. Penggunaan obat kurang tepat
Resiko lain adalah dapat terjadinya pemilihan obat yang keliru, terlampau
lama atau dalam takaran yang terlalu besa. Contoh-contoh terkenal adalah
pada obat tetes hidung dan obat sembelit (laksansia), yang bila digunakan
terlampau lama dapat memperburuk keluhan. Begitu pula apa yang
dinamakan obat-obat alamiah, yang mencangkup ramuan jamu dan
tumbuhan yang dikeringkan, seringkali dianggap lebih baik dan lebih
aman. Ini adalah suatu kesalahpahaman karena juga jamu-jamu sering kali
mengandung zat aktif dengan efek keras yang dapat menimbulkan efek
samping berbahaya.
9
B. OBAT
1. Pengertian Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia (Depkes RI, 2007)..
2. Tempat Mendapatkan Obat
a. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker (PP No.51/09, I:1).
b. Toko obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat
bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran (PP
No.51/09).
c. Depot Obat adalah toko obat yang menjual obat-obatan dan barang-
barang lainnya (Poerwadarminta, 1984).
d. Warung adalah tempat menjual makanan, minuman, obat bebas dan obat
bebas terbatas yang bisa dibeli tanpa resep dokter dan sebagainya
(Poerwadarminta, 1984).
3. Penggolongan obat berdasarkan swamedikasi
Obat yang lazim digunakan untuk pengobatan sendiri biasanya mencakup
Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, dan Obat Wajib Apotek (Zeenot, 2013).
Berikut adalah beberapa kelompok golongan obat, antara lain:
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah
lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Beberapa contoh golongan
obat ini: biodiar,
Gambar 2.1 Logo obat bebas(Depkes, 2007)
10
P No.1Awas ! Obat Keras
Bacalah aturan pakai
P No.3Awas ! Obat Keras
Hanya untuk bagian dari luar badan
P No.5Awas ! Obat KerasTidak boleh ditelan
P No.2Awas ! Obat Keras
Hanya untuk kumur,jangan di telan
P No.4Awas ! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
P No.6Awas ! Obat Keras
Obat wasir jangan ditelan
b. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai
dengan tanda peringatan.Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas
terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Beberapa
contoh golongan obat ini: paramex, inza, mixagrip flu, konidin, neozep forte,
ultraflu, sanaflu.
Gambar 2.2 Logo obat bebas terbatas(Depkes, 2007)
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas,
berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima)
centimeter, lebar 2 (dua) centimeter dan memuat sebagai berikut.
Gambar 2.3 Peringatan obat bebas terbatas
c. Obat Wajib Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 347/MENKES/ SK/ VII/
1990 tentang obat wajib apotek (OWA) adalah jenis obat keras yang bisa
diserahkan tanpa harus menggunakan resep dari dokter. Sederhananya, selain
memproduksi obat generik guna memenuhi keterjangkauan pelayanan
kesehatan, utamanya dalam konteks akses obat, pemerintah juga mengeluarkan
kebijakan tentang obat wajib apotek (OWA), yang secara keseluruhan
11
mengatur upaya meningkatkan peranan sekaligus fungsi apotek dan apoteker
dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat pada umumnya.
4. Obat Bahan Alam Indonesia (BPOM, 2004).
Yang dimaksud dengan Obat Bahan Alam Indonsia adalah obat bahan
alam yang diproduksi di Indonesia.Berdasarkan cara pembuatan serta jenis
klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat. Obat bahan alam Indoneisa
dikelompokkan menjadi:
a. Jamu
Jamu adalah obat tradisional Indonesia. (BPOM, 2005).
Contoh dari obat jamu adalah : Diapet, Woods Herbal Cough Medicine,
Tolak Angin.
harus memenuhi kriteria :
1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
2) Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
3) Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Gambar 2.4 Logo Jamu
b. Obat Herbal Terstandar
Obat Herbal Terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktika keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji
klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. (BPOM, 2005).
Contoh obat herbal terstandar adalah: StopDiar, Lelap, Mastin.
Harus memenuhi kriteria :
1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
2) Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah / pra klinik
3) Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam
produk jadi
4) Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
12
Gambar 2.5 Logo Obat Herbal Terstandar
c. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamaan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya
telah di standarisasinya. (BPOM, 2005).Contoh obat Fitofarmaka adalah:
Nodiar, Rheumanner, Stimuno Forte.
Harus memenuhi kriteria:
1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
2) Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik
3) Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam
produk jadi
4) Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Gambar 2.6 Logo Fitofarmaka
C. Obat Yang Digunakan Dalam Swamedikasi
Kriteria obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter yang digunakan dalam
swamedikasi berdasarkan Permenkes No. 919/MENKES/PER/X/1993 pasal 2
adalah sebagai berikut.
a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak
dibawah usia 2 tahun, dan orang tua di atas 65 tahun.
b. Pengobatan sendiri dengan obat tidak memberikan risiko pada kelanjutan
penyakit.
13
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan/atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
e. Obat dimaksudkan memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
D. Pengobatan Dismenorea
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengobati nyeri haid. Berikut
adalah pengobatannya:
1. Obat pereda nyeri yang dapat digunakan untuk rasa nyeri adalah/
a. Asam mefenamat
Asam mefenamat merupakan analgesik kelompok AINS tetapi sifat
antiinflamasinya rendah.
1) Kegunaan obat
Obat untuk nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit gigi,
dismenorea primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot, dan nyeri pasca
operasi. Contoh obat: alfen, anastan, asimat, benostan, femisic, fenamin,
mefinal, mefix, omestan, pondex,ponsmed.
2). Aturan pemakaian
Dewasa : 500 mg setiap 8 jam sekali
b. Paracetamol/Asetaminofen
1). Kegunaan obat
Obat untuk nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi, cabut gigi,
pireksia. Contoh obat: parasetamol, acetram, afidol, analtom, biogesic.
2).Aturan pemakaian
Dewasa : 325 mg – 600 mg setiap 4 atau 6 jam
c. Ibuprofen
1) Kegunaan obat
Nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada penyakit gigi atau
pencabut gigi, nyeri pasca bedah, sakit kepala, gejala nyeri ringan sampai
14
sedang pada gejala reumatik tulang sendi dan non sendi, terkilir,
menurunkan demam pada anak-anak. Contoh obat: ibuprofen, anafen,
alaxan, arbupon, arfen, axofen, brufen, bufenol, fanatic.
2) Aturan pemakaian
Obat harus diminum setelah makan.
Dewasa : sehari 3-4 kali 200-250 mg
d. Asetosal / aspirin
Asetosal sejak lama digunakan sebagai analgesik anti inflamasi pilihan pertama
1) Kegunaan obat
Nyeri dan radang pada penyakit reumatik dan penyakit pada otot skelet
lainnya
2) Aturan pemakaian
Obat harus diminum sesudah makan
Dewasa: 0,3-1 g setiap 4 jam
2. Pengobatan herbal
a. Kayu manis
Rempah yang beraroma manis ini mengandung asam sinemik yang
bermanfaat untuk meredakan berbagai nyeri, termasuk nyeri haid. Caranya,
campurkan rempah kayu manis ke dalam air hangat, lalu minumlah untuk
mencegah dan mengatasi nyeri haid. Bisa juga ditambahkan the dan diberi
madu murni secukupnya. Biasakan meminum ramuan ini bila nyeri mulai
terasa.
Gambar 2.7 kayu manis
15
b. Kedelai
Kacang kedelai yang banyak manfaatnya ini kaya kandungan
phytoestrogens. Zat tersebut sangat membantu menyeimbangkan hormon
tubuh terutama saat haid. Rebus setangkup kacang kedelai dengan air yang
sudah diberi sedikit garam. Cukup rebus lima menit, lalu makanlah kedelai
rebusnya.
c. Cengkeh
Gambar 2.8 kedelai
Campuran bunga cengkeh kering, ketumbar, kunyit, dan bubuk pala bisa
membantu mengatasi nyeri haid. Seduh bahan tersebut dengan air panas.
Saring ampasnya, lalu minum selagi hangat.
Gambar 2.9 cengkeh
d. Kunyit
Ambil 30 gram kunyit, kupas, cuci bersih, kemudian potong tipis-tipis.
Tambahkan asam dan gula aren secukupnya. Seduh ketiga bahan tersebut
dengan 1 gelas air panas (200 cc) dan aduk-aduk hingga rasanya asam manis.
Minum ramuan tersebut setiap pagi dan petang. Ramuan ini dapat
mengurangi nyeri haid.
16
Gambar 2.10 kunyit
e. Jahe
Jahe (ginger) sama efektifnya dengan asam mefenamat (mefenamic acid)
dan ibuprofen untuk mengurangi nyeri pada wanita dengan dismenorea
primer. Dosis maksimal adalah 6 gram pada perut yang kosong.
Gambar 2.11 jahe
3. Penggunaan suplemen
a. Minyak Ikan
Asam lemak omega 3 sangat bermanfaat untuk mencegah efek peradangan
saat haid. Zat ini juga mengurangi rasa sakit saat terjadi kram.
b. Vitamin E
Selain baik untuk kesehatan kulit dan mencegah penuaan dini sel tubuh,
vitamin E juga bisa mengurangi nyeri haid. Vitamin E bisa membantu
mengatasi efek peningkatan produksi hormone prostaglandin.
E. Sumber Informasi Obat
Informasi obat mempunyai arti yang sangat besar bagi masyarakat. Pasien
harus memahami dalam memilih obat sebagai upaya pengobatan sendiri.Informasi
obat bisa kita dapatkan dimana saja, salah satunya melalui iklan baik dari media
17
cetak maupun elektronik, dan itu merupakan jenis media informasi paling
berkesan, mudah ditangkap, serta sifatnya yang komersial. Masyarakat pada
umumnya tidak akan mengetahui informasi lengkap tentang obat yang mereka
minum tanpa adanya informasi dari seorang dokter maupun apoteker. Karena itu,
seorang apoteker diharapkan mampu memberikan informasi dan stimulasi tentang
obat terhadap masyarakat atau pasien guna bisa berperan aktif dalam pengobatan
sendiri untuk mempercepat kesembuhan (Zeenot, 2013).
Media cetak adalah sarana media massa yang dicetak dan diterbitkan
secara berkala seperti surat kabar, majalah. Sedangkan media elektronik adalah
sarana media massa yang mempergunakan alat-alat elektronik modern seperti
radio, televisi dan film (Poerwadarminta, 1984).
F. Penyakit Dismenorea
1. Gangguan Haid
Pada saat atau akan haid, sering muncul keluhan, khususnya para wanita muda
usia produktif. Keluhan ini tidak merupakan masalah kesehatan reproduksi saja,
tetapi dapat juga mengganggu produktivitas wanita sehari-hari.
Secara garis besar, ada empat jenis gangguan haid yang sering dialami
wanita, yaitu amenorea, dismenorea, menoragia, dan metroragia. Berikut
penjelasan jenis-jenis gangguan haid (kasdu,2008)
a. Jenis dan Penyebab
1). Amenorea
Amenorea merupakan keadaan ketika menstruasi berhenti pada masa
menstruasi teratur. Sebelum akil baligh, normal jika haid tidak datang.
Biasanya, seorang wanita akan mengalami haid pertama sekitar usia 12 tahun
hingga 16 tahun. Jika usia menginjak 16 tahun dan belum haid, perlu
mendapat perhatian. Dimungkinkan karena fungsi indung telur, hormon tidak
normal, kesehatan atau masalah tekanan jiwa dan emosi. Namun, pada wanita
hamil, menyusui, dan menopause wajar jika wanita tersebut tidak mengalami
haid.
18
2). Dismenorea
Dismenorea merupakan menstruasi yang disertai rasa sakit yang hebat dan
kram. Dismenorea terdiri dari dua jenis, yaitu dismenorea primer dan
sekunder. Pada dismenorea primer kasusnya sering terjadi, kemungkinannya
lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri
yang hebat. Biasanya, dismenorea primer timbul pada masa remaja, yaitu
sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dan tidak ada penyakit yang
menyebabkannya. Namun, dengan berjalannya waktu, tepatnya saat hormone
tubuh stabil atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan
gangguan ini akan berkurang, penyebab dari dismenorea primer diduga
berasal dari kontarksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin, nyeri
dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan
rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviks nya
sempit.
Pada dismenorea sekunder, gangguan haid disebabkan adanya gejala
penyakit yang berhubungan dengan kandungan. Misalnya, endometriosis,
infeksi rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan
rahim yang dapat mengganggu organ, dan jaringan disekitarnya. Dismenorea
sekunder lebih jarang ditemuvan. Hanya sekitar 25% wanita yang
mengalaminya dan banyav ditemukan pada wanita usia 20 tahunan.
Faktor lain yang bisa memperburuk dismenorea adalah rahim yang
menghadap ke belakang (retroversi), kurang berolah raga, dan stress psikis
atau stres social. Kekurangan zat besi sangat berpengaruh pada kesehatan
reproduksinya.
3). Menoragia
Menoragia adalah pendarahan yang berlebihan dan terlalu lama pada
menstruasi yang teratur. Ada beberapa penyebab dari menoragia yang dapat
diketahui
a). Tumor uterus (baik yang jinak atau yang ganas) seperti kanker serviks atau
rahim, polip dalam serviks atau rahim seperti “fibroid” atau
“adenomiosis”. Jika gangguan haid seperti ini terjadi pada wanita berusia
30 tahun hingga 50 tahun ke atas, bisa saja menandakan adanya penyakit
19
berupa benjolan atau tumbuh jaringan yang bukan kanker pada pangkal
rahim, seperti miom.
b).Gangguan keseimbangan hormonal misalnya, jenis penyakit kelenjar
gondok.
c). Benda asing dalam raihim
d). Seperti IUD/AKDR ( Alat Kontrasepsi dalam rahim). Biasanya, hal ini
terjadi pada wanita yang menggunakan suntikan atau susuk/implant
sebagai cara mencegah kehamilan.
Adanya kelainan atau gangguan kehamilan keadaan ini menandakan
kandungan yang mengalami masalah, seperti pendarahan sedikit demi
sedikit dan berpanjangan sehingga terancam terjadi keguguran, atau hamil
diluar rahim.
4). Metroragia
Metroragia merupakan keadaan pendarahan yang terjadi antara dua siklus haid
atau pendarahan yang tidak berhubungan dengan siklus haid dan jumlahnya
bisa sedikit atau banyak. Keadaan ini dipengaruhi oleh ketidakseimbangan
hormone tubuh, yaitu kadar hormone progesterone yang rendah atau hormone
esterogen yang tinggi. Penderita hipotiroid (kadar hormon tiroid yang rendah)
atau hipertiroid (kadar hormone tiroid yang tinggi) fungsi adrenal yang rendah
juga bisa menyebabkan gangguan ini.. beberapa gangguan organ reproduksi
juga dapat menyebabkan metroragia, seperti infeksi vagina atau rahim,
endometriosis, kista ovarium, kanker endometrium, dan
endometriosis.penggunaan kontrasepsi spiral yang mengalami infeksi juga
dapat menyebabkan metroragia (Kasdu,2005).
2. Pengertian Dismenorea
Nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit.istilah
dismenorea biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat.dalam kondisi ini,
penderita harus mengobati nyeri tersebut dengan analgesik atau memeriksakan
diri ke dokter dan mendapatkan penanganan, perawatan, atau pengobatan yang
tepat.
Desminorea berat adalah nyeri haid yang disertai mual, muntah, diare,
pusing, nyeri kepala, dan kadang-kadang pingsan. Jika sudah demikian
20
penderita tidak boleh menganggap remeh dan harus segera memeriksakan diri
ke dokter. Penanganannya pun akan dilakukan secara menyeluruh dengan
memeriksa kondisi kesehatan dan latar belakang, serta riwayat penyakit dalam
keluarga. Bisa jadi, kondisi nyeri tersebut dipicu oleh penyakit lain. (Anurogo
& wulandari, 2011).
3. Klasifikasi dan patofisiologi Dismenorea
Secara klinis, dismenorea dibagi menjadi dua, yaitu: (Anurogo &
wulandari, 2011).
1) Dismenorea primer
Nyeri haid yang di jumpai tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata.
Dismenorea primer biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah haid
pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur di tentukan.
2) Dismenorea Sekunder
Nyeri haid yang dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama, tetapi yang
sering muncul di usia 20-30 tahunan, setelah tahun-tahun normal dengan
siklus tanpa nyeri.
4. Penyebab Dismenorea
Secara umum, nyeri haid muncul akibat kontraksi disritmik miometrium
yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai
berat diperut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodic di sisi medial paha.
Berikut adalah penyebab nyeri haid berdasarkan lasifikasinya. (Anurogo
& wulandari, 2011).
a. Penyebab dismenorea primer
1). Endokrin.
Rendahnya kadar progesterone pada ahir fase corpus luteum.
Hormone progesteron menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus
sedangkan hormone estrogen merangsang kontraktilitas uterus.
2). kelainan organik.
Seperti refrofleksia uterus (kelainan letak-arah anatomis
rahim), perembangan rahim yang tak lengkap, obstruksi kanalis
servikalis (sumbatan saluran jalan lahir), mioma submukosa bertangkai
(tumor jinak yang terdiri dari jaringan otot),dan polip endometrium.
21
3). Faktor kejiwaan atau gangguan psikis.
Seperti rasa bersalah, ketakutan seksual,takut hamil, hilangnya
tempat berteduh, konflik dengan masalah jenis kelaminnya.
4). Faktor konstitusi.
Seperti anemia dan penyakit menahun juga dapat
mempengaruhi timbulnya dismenorea
5). Faktor alergi.
Penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada
hubungan antara dismenorea dengan urtikaria (biduran), migraine, dan
asma.
b. Penyebab Dismenorea sekunder
Beberapa penyebab dismenorea sekunder antara lain:
1). Intrauterine contraceptive devices (alat kontrasepsi dalam rahim)
2). Adenomyosis (adanya endometrium selain di rahim)
3). Uterine myoma (tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan
otot),terutama mioma submukosum (bentuk mioma uteri)
4). Uterine polyps (tumor jinak di rahim)
5). Adhesions (pelekat)
6). Ovarian cysts (kista ovarium)
7). Ovarian torsion (sel telur terpuntir atau terpelintir)
8). Gangguan atau sumbatan di panggul
9). Nyeri psikogenik
10). Tumor jinak otot rahim
11). Nyeri saat pertengahan siklus ovulasi)
12). Jaringan endometrium yang berada di panggul)
13). Penyakit radang panggul kronis
14). Tumor ovarium, polip endometrium
15). Kelainan letak uterus seperti retrofleksi, hiperantefleksi, dan
retrofleksi terfiksasi
16). Factor psikis,seperti takut tidak punya anak, konflik dengan
pasangan, gangguan libido.
22
5. Faktor Resiko Dismenorea
Faktor-faktor risiko berikut ini berhubungan dengan episode dismenorea
yang berat: (Anurogo & wulandari, 2011).
a. Haid pertama pada usia amat dini
b. Periode haid yang lama
c. Aliran darah haid yang hebat
d. Merokok
e. Riwayat keluarga yang positif terkena penyakit
f. Kegemukan
g. Mengonsumsi alkohol
Ativitas fisik dan lamanya siklus haid tampaknya tidak berhubungan
dengan nyeri haid yang meningkat.
1). Faktor Resiko Dismenorea Primer .
a). Usia saat menstruasi pertama kurang dari 12 tahun
b). Belum pernah melahirkan anak
c). Haid memanjang atau dalam waktu lama
d). Merokok
f). Riwayat keluarga positif terkena penyakit
g). Kegemukan
2). Faktor Resiko Dismenorea Sekunder
a) Endometriosis (suatu kelainan dimana adanya rahim atau
endometrium yang berada di luar dari rahim).
b) Adenomyosis (suatu kondisi dimana jaringan endometrium
tumbuh ke dalam dinding otot rahim).
c) IUD (sebuah alat kontrasepsi)
d) Pelvic inflammatory disease (penyakit radang panggul)
e) Endometrial carcinoma (kanker endometrium)
f) Ovarian cysts (kista ovarium)
23
Table 2.1 Perbedaan Dismenorea Primer Dan Dismenorea Sekunder
(Anurogo & wulandari, 2011).
Dismenorea Primer Dismenorea SekunderOnset (serangan pertama)secara mendadak terjadi setelahmenstruasi pertama
Onset dapat terjadi di waktuapapun setelah menarch(umumnya setelah usia 25 tahun)
Nyeri perut atau panggul bawahbiasanya berhubungan denganonset aliran menstruasi danberlangsung selama 8-72 jam.
Wanita dapat mengeluhmengalami perubahan waktuserangan pertama nyeri selamasiklus haid atau dalam intensitasnyeri.
Dapat terjadi nyeri pada pahadan punggung sakit / nyerikepala, diare (mencret), nausea(mual), dan vomiting (muntah)
Gejala ginekologis (kelainankandungan) lainnya dapat terjadi,misalnya nyeri saat bersenggama(dyspareunia) dan siklus haidmemanjang (menorrhagia).
Tidak di jumpai kelainan padapemeriksaan fisik.
Ada kelainan panggung (pelvic)pada pemeriksaan fisik.
24
F. Kerangka teori
Gangguan Menstruasi
Amenorea Dismenorea Menoragia Metriragia
Dismenorea
Pengobatan Dismenorea
Swamedikasi Dengan Resep
Obat Sintetik Obat Tradisional
Obat WajibApotek
Obat Bebas Obat Bebas Terbatas
Jamu Obat Herbal Terstandar Fitomafarmaka
Gambar 2.12 Kerangka teori
(sumber: Anurogo & wulandari, 2011; Kasdu,dini. 2008; Depkes RI, 2007)
25
G. Kerangka konsep
Swamedikasi Dismenorea
1. Presentase yang melakukanswamedikasi
2. Alasan swamedikasi3. Lamanya penggunaan obat4. Sarana atau tempat
mendapatkan obat5. Berdasarkan pemilihan obat
(nama obat, kandunganobat, golongan obat).
6. Sumber Informasi obat7. Sikap selanjutnya bila sakit
berlanjut
Gambar 2.13 Kerangka konsep
26
H. Definisi Operasional
Tabel 2.2Definisi operasional
No VariabelDefinisi
Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
1 Alasanswamedikasi
Alasan yangmendukungresponden untukmelakukanpengobatan sendiriterhadap keluhanyang dialami.
Wawancara Kuisioner 1. Praktis dari segiwaktu
2. Biaya lebihmurah
3. Jarak yang jauhke pelayanankesehatan
4. Kurang puasterhadappelayanankesehatan
5. Lainnya…
Nominal
2 Lamanyapenggunaanobat dalamswamedikasi
jangka waktuPenggunaan Obatyang digunakanresponden dalamswamedikasi
Wawancara Kuisioner 1. Hari pertamahaid2. Selama haid3. lainnya…
Nominal
3 Sarana atautempatmendapatkanobat
Sarana atau tempatrespondenmendapatkan obat
Wawancara Kuisioner 1. Warung2. swalayan3. Apotek4. Toko Obat5. Klinik6. Lainnya…
Nominal
4 Penggolonganobat
Golongan obatuntuk swamedikasinyeri haid
Wawancara Kuisioner 1. Obat Bebas2. Obat Bebas
terbatas3.Obat Wajib
apotek
Nominal
5 KandunganObat
Zat aktif yang ada didalam obat nyerihaid
Wawancara Kuisioner 1. Paracetamol2. Aspirin3. Antalgin4.Asam mefenamat5. Ibuprofen6. lainnya…
Nominal
6 SumberInformasiobat
Media informasiyang mempengaruhimahasiswi memilihobat dismenorea
Wawancara Kuisioner 1. Koran2. Televisi3. Teman atau
saudara4. Tenaga
kesehatan5. medsos6. lainnya…
Nominal
27
7 Tindak lanjutpengobatan
Tindakan yangdilakukanmahasiswi ke tenagakesehatan ataufasilitas kesehatanapabila kesehatantidak membaiksetelah melakukanswamedikasidismenorea.
wawancara Kuisioner 1. Menggunakanobat lain.2. Melakukantindakan yang sama3.Pergi ke dokter4. lainnya…
Nominal