bab ii tinjauan pustaka a. sadari (pemeriksaan...

Download BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SADARI (Pemeriksaan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-desyanggit... · Tujuan dilakukannya skrining kanker payudara adalah untuk deteksi

If you can't read please download the document

Upload: buiquynh

Post on 07-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

    1. Definisi

    SADARI adalah pemeriksaan/ perabaan sendiri untuk menemukan

    timbulnya benjolan abnormal pada payudara (Otto, S, 2005).

    2. Tujuan SADARI

    Tujuan dilakukannya skrining kanker payudara adalah untuk deteksi

    dini. Wanita yang melakukan SADARI menunjukan tumor yang kecil dan

    masih pada stadium awal, hal ini memberikan prognosis yang baik.

    SADARI hanya untuk mendeteksi dini adanya ketidak normalan pada

    payudara, tidak untuk mencegah kanker payudara. Sebagian wanita berfikir

    untuk apa melakukan SADARI, apalagi yang masih berusia dibawah 30

    tahun, kebanyakan berangapan bahwa kasus kanker payudara jarang

    ditemukan pada usia dibawah 30 tahun. Dengan melakukan SADARI sejak

    dini akan membantu deteksi kanker payudara pada stadium dini sehingga

    kesempatan untuk sembuh lebih besar (Otto,S, 2005).

    Mayo Fundation for Medical Education and Research (2005)

    mengemukakan bahwa beberapa penelitian memang menunjukan SADARI

    tidak menurunkan angka kematian akibat kanker payudara, namun

    kombinasi antara SADARI dan mamografi masih dibutuhkan untuk

    menurunkan resiko kematian akibat kanker payudara. Kearney dan Murray

  • (2006) mengemukakan bahwa keunggulan SADARI adalah dapat

    menemukan tumor/benjolan payudara pada saat stadium awal, penemuan

    awal benjolan dipakai sebagai rujukan melakukan mamografi untuk

    mendeteksi interval kanker, mendeteksi benjolan yang tidak terlihat saat

    melakukan mamografi dan menurunkan kematian akibat kanker payudara.

    3. Target dan waktu pelaksanaan

    SADARI dianjurkan dilakukan secara intensif pada wanita mulai usia

    20 tahun, segera ketika mulai pertumbuhan payudara sebagai gejala

    pubertas. Pada wanita muda, agak sedikit sulit karena payudara mereka

    masih berserabut (fibrous), sehingga dianjurkan sebaiknya mulai melakukan

    SADARI pada usia 20 tahun karena pada umumnya pada usia tersebut

    jaringan payudara sudah terbentuk sempurna.

    Wanita sebaiknya melakukan SADARI sekali dalam satu bulan. Jika

    wanita menjadi familiar terhadap payudaranya dengan melakukan SADARI

    secara rutin maka dia akan lebih mudah mendeteksi keabnormalan pada

    payudaranya sejak awal atau mengetahui bahwa penemuanya adalah normal

    atau tidak berubah selama bertahun - tahun. Wanita yang belum

    menopouse sebaiknya melakukan SADARI setelah menstruasi sebab

    perubahan hormonal meningkatkan kelembutan dan pembengkakan pada

    payudara sebelum menstruasi. SADARI sebaiknya dilakukan sekitar satu

    minggu setelah menstruasi. Satelah menopouse SADARI sebaiknya

    dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan sehingga aktifitas rutin

    dalam kehidupan wanita tersebut (Burroughs, 1997).

  • 4. Pedoman melakukan SADARI

    Berikut ini langkah langkah melakukan SADARI menurut

    Smeltzer(1996):

    Langkah 1 :

    a. Berdirilah di depan cermin.

    b. Periksa kedua payudara dari sesuatu yang tidaknormal.

    c. Perhatikan adanya rabas pada puting susu, keriput, dimpling atau kulit

    mengelupas

    Dua tahap berikutnya dilakukan untuk memeriksa adanya kontur

    pada payudara. Jadi ketika melakukan SADARI, anda harus mampu

    merasakan otot otot anda yang menegang.

    Langkah 2 :

    a. Perhatikan dengan baik di depan cermin ketika melipat tangan anda

    dibelakang kepala anda ke arah depan.

    b. Perhatikan setiap perubahan kontur pada payudra anda.

    Langkah 3 :

    a. Selanjutnya tekan tangan anda ke arah pinggang anda dan agak

    membungkuk ke arah cermin sambil menarik bahu dan siku ke arah

    depan.

    b. Perhatikan setiap perubahan kontur pada payudara anda.

    Beberapa wanita melakukan pemeriksaan payudara berikut ketika

    sedang mendi dengan shower. Jari jari akan meluncur dengan mudah

  • diatas kulit yang bersabun, sehingga anda dapat berkonsentrasi dan

    merasakan setiap perubahan yang terjadi pada payudara anda.

    Langkah 4 :

    a. Angkat tangan kiri anda.

    b. Gunakan 3 atau 4 jari anda untuk meraba payudara kiri anda dengan kuat,

    hati hati dan menyeluruh.

    c. Mulailah pada tepi luar, ttekan bagian datar dari jari tangan anda dalam

    lingkaran kecil, bergerak melingkar dengan lambat di sekitar payudara.

    d. Secara bertahap lakukan ke arah puting susu.

    e. Pastikan untuk melakukanya pada seluruh payudara.

    f. Beri perhatian khusus pada area diantara payudara dan bawah lengan,

    termasuk bagian di bawah lengan itu sendiri.

    g. Rasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim di bawah kulit.

    Langkah 5 :

    a. Dengan perlahan remas puting susu dan perhatikan adanya rabas.

    b. Jika anda menemukan adanya rabas dari puting susu dalam sebulan yang

    terjadi ketika anda sedang atau tidak melakukan SADARI, temuilah

    dokter anda.

    c. Ulang pemeriksaan pada payudara kanan anda.

    Langkah 6 :

    a. Tahab 4 sebaiknya diulangi dalam posisi berbaring.

  • b. Berbaringlah mendatar, terlentang dengan lengan kiri anda di bawah

    kepala anda dengan sebuah bantal atau handuk yang dilipat di bawah

    bahu kiri.

    c. Gunakan gerakan sirkuler yang sama seperti yang diuraikan diatas.

    d. Ulangi pada payudara kanan anda.

    B. Kanker Payudara

    1. Definisi

    Kanker payudara adalah segolongan penyakit sebagai akibat

    pertumbuhan tidak normal dari sel sel jaringan tubuh pada payudara yang

    bila tidak cepat ditangani dan diobati akan menyebabkan kematian (Otto, S,

    2005)

    2. Etiologi

    Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara belum diketahui

    namum data epidemologik mengisyaratkan bahwa faktor genetik, endokrin

    dan lingkungan mungkin sangat berperan inisiasi dan/atau promosi

    pertumbuhan kanker payudara (Suddarth dan Brunner, 2003).

    a. Genetik

    Semua saudara dari penderita kanker payudara memiliki

    peningkatan resiko mengalami kanker payudara namun saudara tingkat

    pertama (saudara kandung, orang tua, anak) memiliki peningkatan resiko

    dua sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan populasi umum. Hampir

    5% dari semua pasien kanker payudara memiliki kelainan genetik

  • spesifik yang berperan dalam pembentukan kanker payudara mereka.

    Para peneliti menemukan gen dengan nama BRC-1 (Breast Cancer 1) dan

    BRC-2 (Breast Cancer 2). BRC-1 dapat dideteksi pada 1 dari 400 wanita

    dan mutasi BRC-2 memyababkan 5% dari kanker payudara yang

    disebabkan karena faktor keturunan.

    b. Lingkungan

    Radiasi dalam bentuk terapi radiasi yang intensif pada penderita

    tuberculosis atau kanker lain diketahui meningkatkan resiko terkena

    kanker payudara (radiasi yang disebabkan sinar X pada payudara atau

    mamogram tidak dapat diperbandingkan dengan terapi radiasi

    tuberculosis atau kanker lain dan tidak menyebabkan kanker fan tidak

    perlu dikhawatirkan). Pestisida seperti DDT juga perlu diperhatikan.

    c. Endokrin

    Banyak faktor yang meningkatkan resiko kanker payudara.

    Menstruasi yang mulai pada usia terlalu muda, menopouse yang

    datangnya terlambat (usia lebih dari 51 tahun), mempunyai anak pertama

    di atas usia 30 tahun atau tidak sama sekali mempunyai anak akan

    meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Semua faktor tersebut

    berhubungan dengan hormon estrogen. Kanker payudara juga

    berhubungan dengan penggunaan hormon estrogen yang digunakan

    sebagai terapi menopouse.

  • d. Diet

    Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa diet tinggi lemak dapat

    meningkatkan resiko terkena kanker payudara, tetapi penelitian lain tidak

    memperlihatkan hasil tersebut. Karena mengkonsumsi makanan berlemak

    tinggi dihunungkan dengan resiko terkena kanker payudara dan penyakit

    hati maka lebih baik apabila membatasi konsumsi makanan berlemak.

    e. Alkohol

    Beberapa penelitian memperlihatkan adanya hubungan yang

    bermakna antara intake alkohol dengan resiko kanker payudara. Data

    additional dari studi prospektif menunjukan dampak intake alkohol yang

    berhubungan dengan peningkatan level esterogen.

    3. Faktor resiko

    Menurut Gale dan Charette (1999), faktor resiko terjadinya kanker

    peyudara adalah :

    a. Usia diatas 40 tahun.

    b. Ada riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga.

    c. Menstruasi pada usia muda/usia dini.

    d. Menopouse pada usia lanjut.

    e. Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pada usia lanjut.

    f. Pendidikan lebih tinggi dan atau status sosial ekonomi yang lebih tinggi.

    g. Penggunaan eksogen esterogen jangka panjang dan progestin.

    h. Terpajan pada radiasi pengionisasi berrlebihan.

  • i. Riwayat penyakit fibrokistik.

    j. Kanker edometrial, ovarium atau kanker kolon.

    4. Tanda dan gejala

    Fase awal kanker payudara asimtomatik (tanpa ada tanda dan gejala).

    Tanda dan gejala yang paling umum adalah adanya benjolan atau penebalan

    pada payudara, sedangkan tanda dan gejala lanjut kanker payudara meliputi

    kulit cekung, retraksi atau deviasi puting susu dan nyeri, nyeri tekan atau

    rabas khususnya berdarah dari puting. Kulit tebal dengan pori pori

    menonjol sama dengan kulit jaruk dan atau ulserasi pada payudara

    merupakan tanda lanjut dari penyakit. Jika ada keterlibatan nodul, mungkin

    menjadi keras, pembesaran nodul limfa aksilaris membesar dan ataunodus

    supraklavikula teraba pada daerah leher. Tanda dan gejala dari metastase

    yangluas meliputi nyeri pada bahu, pinggang, punggung bagian bawah atau

    pelvis; batu menetap; anoreksia atau berat badan menurun; gangguan

    penceernaan; pusing; penglihatan kabur dan sakit kepala (Gale dan

    Charette, 1999).

    5. Tingkatan klinik kanker payudara

    a. Stadium I

    Tumor kurang dari 2 cm, terbatas pada payudara, tidak ada nodul

    limfa positif dan belum ada penyebaran.

    b. Stadium II

    Tumor kurang dari 2 cm dengan adanya nodul limfa positif, tidak

    ada penyebaran atau tumor 2-5 cm dengan atau tanpa nodul limpa positif,

  • tidak ada penyebaran atau tumor lebih besar dari 5 cm dengan nodul

    limfa negatif, tidak ada penyebaran yang nyata.

    c. Stadium III

    Tumor lebih besar dari 5 cm dengan nodul limfa positif dan belum

    ada penyebaran atau tumor menyebar ke dinding dada atau kulit, terdapat

    nodul positif pada payudara tanpa ada penyebaran yang nyata.

    d. Stadium IV

    Beberapa metastase jauh ke otak, paru paru, hati atau tulang;

    dengan atau tanpa nodul limfa positif.

    6. Pencegahan, penapisan dan deteksi dini

    Beberapa cara yang dipakai untuk scrining kanker payudara adalah :

    a. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), merupakan pemeriksaan

    payudara sendiri yang dilakukan sendiri tiap bulan setelah menstruasi

    pada wanita yang telah berusia 20 tahun.

    b. Pemeriksaan klinis payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

    misalnya dokter spesialis bedah, dokter umum atau perawat terlatih.

    c. Pemeriksaan imaging, seperti mamografi dan ultrasonografi. Mamografi

    merupakan pemeriksaan radiodiagnostik khusus dengan menggunakan

    teknik foto soft issue pada payudara. Pemeriksaan ini digunakan pada

    program skrining karena mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang

    tinggi sekitas 80-90%.

  • C. Pengetahuan, praktik dan simulasi

    1. Pengetahuan

    Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

    orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

    ini terjadimelalui panca indra manusia. Sebagian besar pengetahuan

    manusia diperoleh melalui mata dan telingga. Pengetahuan atau kognitif

    merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan

    seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

    daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,

    2007).

    Pengetahuan tentang kanker payudara meliputi pengertian,

    epidemologi, penyabab, faktor resiko, tanda gejala, tingkatan klinik dan

    pencegahan serta deteksi dini kanker payudara. Pengetahuan menganai

    kanker payudara pada Mahasiswi diperoleh dari berbagai sumber,

    diantaranya dari kuliah, buku dan literataur, interrnet dan berbagai sumber

    lainya yang berisi informasi mengenai kanker payudara.

    Tingkatan pengetahuan meliputi :

    a. Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai memgingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebalumnya. Termasuk kedalam tingkat ini adalah mengingat kembali

    sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Oleh sebab itu

    tahu ini merupakan tingkat pprngatahuan yang paling rendah. Kasta kerja

    untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari.

  • b. Memahami (komprehension)

    Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar

    tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

    tersebut secara benar. Orangg yang telah paham terhadap objek atau

    materi hatus dapat menjelaskan, menyebutkan terhadap objek yang

    dipelajari.

    c. Aplikasi (aplication)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan materi yang telah dipelajari

    pada situasi riil. Aplikasi disini dapat diartikan sebaggai aplikasi atau

    hukumhukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainyadalam konteks

    atau situasiyang lain. Misalnya dengan menggunakan rumus statistik

    dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan

    prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah dari kasus kesehatan yang

    diberikan.

    d. Analisis (analysis)

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materri atau

    suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu

    struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain.

    e. Sintesis (syntesis)

    Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

    baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemempuan untuk menyusun

    formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

  • f. Evaluasi (evaluation)

    Evaluasi berkaita dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

    atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian suatu kriteria

    yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah

    ada.

    Penelitian yang dilakukan oleh Rahman et al (2006) dengan judul Self

    examination of the breast for early detection of breast : The role of medical

    student in the Faculty of Medicine University of Gezira Sudan

    menunjukan bahwa pendidikan di Fakultas Kedokteran mempengaruhi

    pengetahuan, pengalaman dan sikap mahasiswi Fakultas Kedokteran

    Universitas Gezira terhadap deteksi dini kanker payudara dengan

    malakukan SADARI secara rutin (Sudan. J. Public Healt 2006; 1 (1): 36-

    42)

    2. Praktik atau tindakan

    Terbentuknya praktik terutama pada orang dewasa dimulai pada

    domain kognitif (pengetahuan) dalam arti subjek tahu terlebih dahulu

    terhadap stimulus yang berupa objek diluarnya, sehingga menimbulkan

    pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan

    respon batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahui.

    Secara lebih operasional praktik dapat diartiakan sebagai suatu respon

    organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulasi) dari luar objek

    tersebut. Respons manusia tersebut dapat bersifat pasif yang meliputi

    pengetahuan, persepsi dan sikap, sedangkan yang bersifat aktif merupakan

  • tindakan yang nyata atau practice. Stimulus atau rangsangan terdiri dari 4

    unsur pokok yakni sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan dan

    lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap

    merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih

    bersifat terselubung dan sering disebut convert behaviour (Notoatmodjo,

    2007). Pengetahuan dan sikap merupakan faktor yang sangat penting untuk

    terbentuknya praktik. Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik individu

    dalam bekerja adalah karakteristik demografi berupa usia, jenis kelamin,

    status kawin, banyaknya tanggungan dan masa kerja.

    Menurut Notoadmodjo (2007), Praktik memiliki beberapa tingkatan,

    yaitu :

    a. Persepsi

    Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

    akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

    b. Respon terpimpin

    Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan

    contoh adalah merupakan indicator praktik tingkat dua.

    c. Mekanisme

    Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

    otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka dia sudah

    mencapai praktik pada tingkat tiga.

  • d. Adaptasi

    Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

    dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa

    mengurangi kebenaran tingkatannya tersebut.

    Secara lebih terperinci praktik manusia sebenarnya merupakan refleksi

    dari berbagai gajala kajiwaan, seperti pengetahuan, dukungan, fasilitas,

    keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya.

    Beberapa faktor yang menyebabkan wanita tidak rutin melakukan

    SADARI atau bahkan menghindarinya adalah rasa malas, takut,

    beranggapan bahwa dirinya tidak beresiko, malu, tidak tahu cara/ terniknya,

    merasa tidak perlu lagi setelah menopouse, lupa dan tabu (Reeder, 1997).

    3. Simulasi

    Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau

    berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan

    cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan

    untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu

    (Yazan, 2009).

    Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang

    membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan

    sekelilingnya (state of affaris) atau proses. Model pembelajaran ini

    dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan

    kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh

    konsep keterampilan pembuatan keputusan.

  • Model pembelajaran ini diterapkan didalam dunia pendidikan dengan

    tujuan mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan dengan proses

    sibernetika. Pendekatan simulasi dirancang agar mendekati kenyataan

    dimana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya,

    dalam proses simulasi ini dilakukan dengan menggunakan simulator.

    Model pembelajaran simulasi menurut Menurut Joyce dan Weil (1980)

    dalam Udin (2001:66), bertujuan untuk:

    a. melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi

    kehidupan sehari-hari.

    b. memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.

    c. melatih memecahkan masalah.

    d. meningkatkan keaktifan belajar.

    e. memberikan motivasi belajar.

    f. melatih untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok.

    g. menumbuhkan daya kreatif.

    h. melatih untuk mengembangkan sikap toleransi.

    D. Keterkaitan pengetahuan tentang kanker payudara dengan simulasi

    praktik SADARI

    Kanker payudara merupakan penyakit keganasan pada perempuan yang

    paling sering dijumpai di negara-negara barat. Tahun 1994 American Cancer

    Society (ACS) memperkirakan rata-rata wanita Amerika yang beresiko terkena

    kanker payudara adalah 1:8. Tahun 2004, di Amerika Serikat diperkirakan

  • terdapat 215.900 kasus kanker payudara baru pada wanita dan 40.110 wanita

    meninggal akibat penyakit ini.

    Faktor resiko terjadinya kanker payudara adalah usia diatas 40 tahun,

    ada riwayat kanker payudara, menstruasi usia dini, menopouse pada usia

    lanjut, tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pada usia lanjut,

    pendidikan lebih tinggi dan atau status sosial ekonominya lebih tinggi,

    penggunaan eksogen esterogen, riwayat penyakit fibrokistik, kanker

    endometrial, ovarium atau kanker colon (Gale dan Charette, 1999)

    Untuk mendeteksi adanya kanker payudara dapat dilakukan dengan

    pemeriksaan payudara sendiri. SADARI dianjurkan dilakukan segera ketika

    remaja putri mulai mengalami pertumbuhan payudara sebagai gejala pubertas.

    Pada wanita muda sedikit sulit karena payudara mereka masih sangat

    berserabut (fibrous), sehingga dianjurkan sebaiknya mulai melakukan

    SADARI pada usia 20 tahun karena pada usia tersebut umumnya jaringan

    payudara pada wanita telah terbentuk dengan sempurna.

    Pengetahuan tentang kanker payudara meliputi definisi, etiologi,

    epidemologi, tanda dan gejala, faktor resiko serta pencegahan dan deteksi dini

    kanker payudara. Pengetahuan ini dapat diperoleh dari kuliah, membaca

    literatur, surat kabat, internet dan sumber lainya.

    Simulasi praktik dipengaruhi oleh pengetahuan, keinginan, kehendak,

    minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Beberapa faktor yang

    menyebabkan wanita tidak rutin melakukan SADARI atau bahkan

    menghindarinya adalah rasa malas, takut, berangapan bahwa dirinya tidak

  • beresiko, malu, tidak tahu cara/ tekniknya, merasa tidak perlu lagi setelah

    menopouse, lupa dan tabu (Reeder, 1997). Simulasi praktik SADARI

    merupakan kebiasaan dalam melakukan SADARI meliputi alasan, waktu,

    frekuensi dan ketepatan dalam melakukan teknik SADARI sesuai pedoman

    pelaksanaan SADARI.

    Pengetahuan banyak dipengaruhi oleh pengalaman, keyakinan, sarana

    fisik dan sosio budaya masyarakat. Pengetahuan merupakan faktor

    predisposisi terbentuknya perilaku. Pengetahuan tentang kanker payudara

    akan mempengaruhi simulasi praktik SADARI. Pengetahuan yang baik

    tentang kanker payudara dari wanita akan membentuk simulasi praktik

    SADARI yang baik pula.

  • E. Kerangka Teori

    Genetik

    Ada riwayat kanker payudara

    pada Induvidu atau keluarga

    Lingkungan Pelayanan kesehatan

    - Fisik - promosi

    - Sosio kultur Kualitas Hidup - pencegahan

    - pendidikan - pengobatan

    - pandangan - rehabilitasi

    Simulasi

    Praktrik SADARI

    - Pengetahuan

    - Sikap

    - Fasilitas

    - Dukungan

    (Kerangka Teori HL Blum diadopsi dari Purnama 2006)

    Gambar 1. Kerangka Teori

  • F. Kerangka Konsep

    Pengetahuan tentang simulasi praktik SADARI

    kanker payudara

    Variabel independen Variabel Dependen

    Gambar 2. Kerangka Konsep

    G. Variabel penelitian

    1. Variabel Independen

    Variabel independen penelitian ini adalah pengetahuan tentang kanker

    payudara.

    2. Variabel dependen

    Variabel dependen dalam penelitian ini adalah simulasi praktik SADARI.

    H. Hipotesis Penelitian

    Ada hubungan antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan

    simulasi praktik SADARI pada Mahasiswi UNIMUS.