bab ii tinjauan pustaka a. pertumbuhan dan …

38
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. anak menunjukkan ciri-ciri pertubuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes RI, 2012:4) Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan, disini menyangkut adanya proses diferensiensi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system oran yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2016). 1. Potensi Tinggi Badan (genetik) pada usia 18 tahun Laki = (tinggi badan ayah + tinggi badan ibu +13 cm) ±8,5 cm 2 Perempuan = (tinggi badan ayah + tinggi badan ibu 13 cm) ±8,5 cm 2

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang

sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak

dengan dewasa. anak menunjukkan ciri-ciri pertubuhan dan perkembangan yang

sesuai dengan usianya.

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes

RI, 2012:4)

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari

proses pematangan, disini menyangkut adanya proses diferensiensi dari sel-sel

tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system oran yang berkembang sedemikian

rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya (Soetjiningsih, 2016).

1. Potensi Tinggi Badan (genetik) pada usia 18 tahun

Laki = (tinggi badan ayah + tinggi badan ibu +13 cm) ±8,5 cm

2

Perempuan = (tinggi badan ayah + tinggi badan ibu – 13 cm) ±8,5 cm

2

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

7

2. Berat Badan

Berat badan dipengaruhi oleh beberapa hal berikut .

a. Genetik (keturunan)

b. Asupan nutrisi (makan ,minum dan lainnya)

c. Penyerapan dan pengeluaran usus

d. Aktivitas fisik

e. Metabolisme tubuh dan hormon

f. Penyakit kronik ,seperti jantung ,infeksi saluran kemih (ISK) ,dan TBC .

g. Kadar air dan lemak tubuh

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua

sistem organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi sistem

organ tubuh. (Vivian,2013:49)

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak alus, bicara dan bahasa serta

sosialisasi dan kemandirian. (Kemenkes RI, 2012:4)

a. Faktor-Faktor yang berperan dalam perkembangan seorang anak.

Keturunan (genetik) ,terutama orang tua ,ayah ,ibu ,nenek ,dan kakek.

Lingkungan (fisiko-bio-psiko-sosial) yang terdiri atas beberapa hal berikut.

1) Nutrisi/gizi

2) Paparan toksin /zat kimia /radiasi

3) Infeksi janin pascanatal

4) Kebersihan dan sanitasi

5) Sosial ekonomi

6) Obat-obatan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

8

7) Lingkungan pengasuhan

8) Pemberian stimulasi atau rangsangan

9) Kualitas pengasuh

10) Teman serta sekolah

b. Apa yang dibutuhkan anak ?

1) Kebutuhan fisik dan biomedis

Nutrisi yang adekuat dan seimbang atau gizi seimbang (4 sehat 5

sempurna) yang dibbutuhkan bayi adalah ASI eksklusif,MP-ASI,dan

makanan anak.Pemberian makan pada anak selain untuk mencukupi

kebutuhan fisiknya,juga untuk mendidik kebiasaan makan anak.

2) Nutrien yang penting

a) Zat pembangun terdiri atas protein hewani dan nabati. Protein

mengandung asam amino esensial. Zat ini berfungsi untuk mengganti

jaringan yang rusak.

b) Zat sumber tenaga atau energi.

c) Zat penunjang memberan sel yang bersumber dari lemak

(susu,keju,kuning telur dan lain-lain).

d) Zat pelindung yang terdiri atas vitamin dan mineral . Vitamin yang

larut dalam lemak (A,D,E dan K) .

(1) Vitamin A (Akseroftol) sumbernya dari jaringan hewan dan tidak

terdapat pada jaringan tanaman. Vit A diperlukan untuk

menyongsong pertumbuhan dan kesehatan,khususnya dalam proses

penglihatan,sekresi mukus ,metabolisme protein,pemeliharaan

epitel dan reproduksi.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

9

(2) Vitamin D (Kalsiferol) dapat dijumpai pada bahan makanan seperti

hati,minyak ikan,kuning telur,susu,dan mentega.

(3) Vitamin E (Tokoferol) adalah vitamin reproduksi,vitamin

kesuburan (fertilitasi),factor X,dan factor sterilitas. Sebagian besar

vitamin E terdapat pada minyak nabati,seperti minyak dari

lembaga biji gandum,minyak lembaga biji beras,minyak biji

kapas,minyak jagung, minyak kacang,minyak kedelai,minyak

bunga matahari dan lain-lainnya. Peranan pentingnya sebagai

antioksidan untuk mrncegah teroksidasinya asam lemak tak jenuh

menjadi proksida toksik di dalam membrane sel. Vitamin E juga

dapat membantu mencegah teroksidasinya karotena dan vitamin A

dalam saluran cerna.

(4) Vitamin K (Filokuinona) adalah kofaktor sistem enzim yang

struktur kimianya mengandung unit-unit asam glutamat.

(Vivian,2013:50-51)

3. Deteksi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Antopometri

Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering

digunakan di masyarakat (Almatsier, 2004). Pengukuran antropometri ini

dimaksudkan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan

menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran).

Ukuran antropometri ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

(Nursalam, 2005) :

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

10

a. Tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan umur. Dengan

demikian, dapat diketahui apakah ukuran yang dimaksud tersebut tergolong

normal untuk anak seusianya.

b. Tidak tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan

pengukuran lainnya tanpa memerhatikan berapa umur anak yang diukur.

c. Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak, normal,

kurus, kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan

dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran dan penilaian

BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

1) Pengukuran Berat badan/BB :

a) Menggunakan timbangan bayi.

(1) Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2

tahun atau selama anak masih bias berbaring/duduk tenang.

(2) Letakkan timbangan pada meja ang datar dan tidak mudah

bergoyang.

(3) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0

(4) Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaiki, sarung tangan.

(5) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.

(6) Lihat jarum timbangan sampai bhenti.

(7) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan.

(8) Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca

angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

11

b) Menggunakan timbangan injak.

(1) Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah

bergerak.

(2) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka 0.

(3) Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak

memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak

memegang sesuatu.

(4) Anak berdiri di atas timbangantanpa dipegangii.

(5) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

(6) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan.

(7) Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca

angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

2) Pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)

a) Cara mengukur dengan posisi berbaring

(1) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

(2) Bayi dibaringkan terlentang pada alas yang datar.

(3) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.

(4) Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap

menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala)

(5) Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki.

Petugas 2 membaca angka di tepi luar pengukur.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

12

Gambar 1

Pengukuran Panjang Badang Secara Terletang

b) Cara mengukur dengan posisi berdiri:

(1) Anak tidak memakai sandal/sepatu

(2) Berdiri tegak menghadap kedepan.

(3) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

(4) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

(5) Baca angka pada batas tersebut.

Gambar 2

Pengukuran Tinggi Badan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

13

3) Penggunaan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat 2012):

a) Ukur tinggi/panjang dan timbang berat badan anak, sesuai cara diatas.

b) Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil

pengukuran.

c) Pilih kolom berat badan untuklaki-laki (kiri) atau perempuan (kanan)

sesuai jenis kelamin, cari angka berat badan yang terdekat dengan

berat badan anak.

d) Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk

mengetahui angka Standar Deviasi (SD)

4. Indeks Antropometri

a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan merupakan salah satu parameter yang memberikan gambaran

massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan yang mendadak,

misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau

menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah ukuran

antropometri yang sangat labil (Supariasa, 2011).

Dalam keadaan normal dimana kesehatan baik, keseimbangan antara

konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin maka berat badan berkembang mengikuti

pertumbuhan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat dua

kemungkinan perkembangan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat.

(Supariasa, 2011).

Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan

menurut umur digunakan sebagai salah satu pengukuran status gizi. Mengingat

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

14

karakteristik berat badan, maka indeks BB/U menggambarkan status gizi

seseorang saat ini (Supariasa, 2011).

Kelebihan indeks berat badan menurut umur (BB/U) (Supariasa, 2011) :

1) Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum

2) Baik untuk status gizi akut maupun kronis

3) Berat badan dapat berfluktuasi

4) Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil

5) Dapat mendeteksi kegemukan

Kekurangan indeks berat badan menurut umur (BB/U) :

1) Interpretasi yang keliru jika terdapat edema atau esites

2) Umur sering sulit ditaksir dengan tepat

3) Sering terjadi kesalahan pengukuran seperti pengaruh pakaian atau gerakan

pada waktu penimbangan

4) Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya.

b. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan

umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relative kurang sensitif

terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi

zat gizi terhadap tinggi badan akan tampak dalam waktu yang relatif lama

(Supariasa, 2011).

Kelebihan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) (Supariasa, 2011) :

1) Baik untuk menilai status gizi masa lampau

2) Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

15

Kelemahan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) (Supariasa, 2011) :

1) Tinggi badan tidak cepat naik

2) Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga

diperlukan dua orang untuk melakukannya

3) Ketepatan umur sulit didapati

c. Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan mempunyai hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam

keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan kecepatan

tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi

saat ini/sekarang (Supariasa, 2011).

Kelebihan indeks berat badan menurut tinggi badan (Supariasa, 2011)

1) Tidak memerlukan data umur

2) Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, atau kurus)

Kelemahan indeks berat badan menurut tinggi badan (Supariasa, 2011) :

1) Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut cukup tinggi atau

kelebihan tinggi badan menurut umurnya

2) Sering mengalami kesulitan pengukuran tinggi badan

3) Membutuhkan dua macam alat ukur

4) Pengukuran relatif lama

5) Membutuhkan dua orang melakukannya

6) Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran terutama oleh

kelompok non-profesional.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

16

d. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan

Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan

pekerjaan tubuh memperoleh energi dari makanan yang dimakan dan energi yang

dimakan ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat diubah menjadi energi

bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-proses biologi adalah

energi kimia, energi mekanik, energi panas dan energi listrik (Budiyanto, 2004).

Angka Kecukupan Gizi (Recommended Dietary Allowance) merupakan

rekomendasi asupan berbagai nutrien esensial yang perlu dipertimbangkan

berdasarkan pengetahuan ilmiah agar asupan nutrien tersebut cukup memadai

untuk memenuhi kebutuhan gizi pada semua orang yang sehat. AKG

mencerminkan asupan rata-rata sehari yang harus dikonsumsi oleh populasi dan

bukan merupakan kebutuhan perorangan (Hartono, 2006).

Tabel 1

Angka Kecukupan Gizi (Energi dan Protein) Rata-Rata yang Dianjurkan Rata-

Rata Perorang Perhari Golongan Umur Berat Badan

Tinggi Badan Energi Protein

Golongan

Umur Berat Badan Tinggi Badan Energi Protein

0-6 bulan 5,5 60 560 12

7-12 bulan 8,5 71 800 15

1-3 tahun 12 90 1250 23

4-6 tahun 18 110 1750 32

Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia dalam Alamatsier. S (2007:253)

B. Pengertian Obesitas

Obesitas merupakan penyakit kronis yang terjadi akibat jalinan faktor

genetik dan lingkungan. Pengertian tentang mengapa dan bagaimana obesitas

terjalin, belum dipahami sepenuhnya. Namun keterlibatan faktor

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

17

sosial,budaya,perilaku, metabolik, dan genetik dalam jalinan ini tidak

terbantahkan lagi (Arisman, 2010).

Obesitas adalah akumulasi lemak yang berlebihan di dalam tubuh

manusia, obesitas terjadi akibat kelebihan asupan kalori anak dengan obesitas

belum tentu memiliki kecukupan gizi yang baik. Kecukupan gizi adalah

banyaknya zat gizi yang terpenuhi dari makanan bergantung pada usia, jenis

kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan, dan kondisi

tertentu(Prihaningtyas,dkk,2018:1)

Kecendrungan terjadinya obesitas dijumpai pada sebagian orang yang

umumnya berkaitan erat dengan pola makan, status social ketidakseimbangan

aktivitas tubuh dan konsumsi makanan. Masalah ini perlu dibahas karena

kepentingannya tidak terbatas hanya pada dampak medis, psikis maupun social,

tetapi erat pula hubungannya dengan kelangsungan hidup penderitanya .

(Misnadiarly,2007)

Perbedaan Obesitas dengan overweight, Obesitas merupakan kadar lemak

tubuh yang berlebihan dan dapat menyebabkan suatu penyakit sementara itu

overweight merupakan kelebihan berat badan diatas normal, Secara sederhana

dapat disimpulkan bahwa Overweight adalah kelebihan berat badan Sedangkan

obesitas adalah kelebihan berat badan yang lebih berat dan berisiko menimbulkan

penyakit. (Prihaningtyas,dkk,2018:1-2)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

18

1. Klasifikasi Obesitas

Tabel 2

Interpretasi Standar Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB)

<-3 SD atau gizi buruk Kurus Sekali

-3 SD s/d <-2 SD atau gizi kurang Kurus

-2 SD s/d 2 SD atau gizi baik Normal

>2 SD s/d SD atau gizi lebih Gemuk

>3 SD atau obesitas Gemuk Sekali

2. Faktor Risiko Obesitas

Faktor risiko terjadinya obesitas sangat kompleks mulai dari faktor

genetik, individual hingga lingkungan fisik dan sosial. Berbagai penelitian telah

dilakukan untuk mengurai permasalahan obesitas pada anak. Dua pandangan yang

menjadi penyebab utama obesitas adalah dari faktor genetika dan keseimbangan

energi positif. Review saat ini terhadap penyebab primer terjadinya peningkatan

prevalensi obesitas pada remaja adalah difokuskan pada ketidakseimbangan

energi kronis yang disebabkan karena kelebihan asupan energi dan/atau

ketidakcukupan pengeluaran energi. Jadi pada dasarnya keseimbangan energi

positif menurut beberapa hasil penelitian terhadap penyebabnya mengarah pada

dua bidang utama yaitu asupan makanan yang berlebih dan tidak adekuatnya

aktivitas fisik. Namun dibalik kedua faktor tersebut, masih banyak faktor yang

memengaruhinya terutama terkait dengan faktor sosial budaya. Karena

sebagaimana terjadinya suatu kelainan dalam tubuh atau penyakit bukan hanya

karena penyebab tunggal namun disebabkan karena penyebab yang majemuk

(multi factorial). Penelitian-penelitian epidemiologis dengan pendekatan kohort

dan kasus kontrol menunjukkan tren makanan (fast food), gaya hidup sedentary,

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

19

penurunan aktivitas fisik, stres psikologis, dan budaya merupakan contributor

terhadap epidemi obesitas pada anak dan remaja (Lenders & Hoppin, 2003).

a. Faktor Genetik

Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar.

Bilakedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu

orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak

obesitas, prevalensi menjadi 14% (Syarif, 2003).

Hipotesis Barker menyatakan bahwa perubahan lingkungan nutrisi

intrauterin menyebabkan gangguan perkembangan organ-organ tubuh terutama

kerentanan terhadap pemrograman janin yang dikemudian hari bersama-sama

dengan pengaruh diet dan stress lingkungan merupakan predisposisi timbulnya

berbagai penyakit dikemudian hari. Mekanisme kerentanan genetik terhadap

obesitas melalui efek pada resting metabolic rate, thermogenesis non exercise,

kecepatan oksidasi lipid dan kontrol nafsu makan yang jelek. Dengan demikian

kerentanan terhadap obesitas ditentukan secara genetik sedang lingkungan

menentukan ekspresi fenotipe (Kopelman, 2000;Newnham, 2002).

b. Faktor lingkungan

Lingkungan dalam hal ini termasuk perilaku/gaya hidup. Hal ini

menyangkut tentang bagaimana lingkungan memengaruhi apa yang dimakan,

berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya (Adriani &

Wiratmadi,2013).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

20

Adapun faktor lingkungan dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Gizi dan Makanan

Kenaikan berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama

kali mendapat makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak

serta kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung energi tinggi

(Heird,2002b).

2) Aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan massa otot dan

mengurangi massa lemak tubuh. Sedangkan aktivitas fisik yang tidak adekuat

dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan peningkatan adipositas

(Patschan & Scholze, 2007). Aktivitas fisik cenderung menurun pada anak

perempuan umur 10-12 tahun, sementara pada anak laki-laki tetap lebih aktif

meskipun tingkat aktivitas fisiknya lebih rendah daripada mereka yang berumur

15-18 tahun (More, 2014).

3) Sosial ekonomi

Status sosial ekonomi dapat diperkirakan dari pendapatan

keluarga.Semakin baik sosial ekonomi suatu keluarga maka ketersediaan bahan

pangan dan makanan keluarga tersebut lebih terjamin. Namun apabila tidak

diimbangi dengan pengetahuan yang cukup tetang makanan sehat maka keluarga

dengan sosial ekonomi yang tinggi juga memiliki potensi yang besar untuk

menderita obesitas. Disisi lain keluarga dengan penghasilan rendah juga

cenderung memiliki kemampuan membeli bahan makanan yang tinggi

karbohidrat, selain itu apabila anak-anak mereka mengalami obesitas penurunan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

21

berat badan pada kelompok ini dianggap bukan suatu hal yang penting (Cobb,

2013).

3. Dampak Obesitas pada Anak

a. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler

Faktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin, trigliserida, LDL-

kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL-kolesterol.

Risiko penyakit Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak obesitas sebesar 1,7-

2,6. IMT mempunyai hubungan yang kuat (r = 0,5) dengan kadar insulin. Anak

dengan IMT > persentile ke 99, 40% diantaranya mempunyai kadar insulin tinggi,

15% mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan 33% dengan kadar

trigliserida tinggi(Freedmanet al., 2001). Anak obesitas cenderung mengalami

peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30% menderita

hipertensi (Syarif, 2003).

b. Diabetes Mellitus tipe-2

Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas. Prevalensi

penurunan glukosa toleran test (GTT) pada anak obesitas adalah 25% sedang

diabetes mellitus tipe-2 hanya 4%. Hampir semua anak obesitas dengan diabetes

mellitus tipe-2 mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT)> + 3SD atau > persentile

ke 99 (Syarif, 2003;Freedmanet al., 2001;Bluher,2004).

c. Obstruktive sleep apnea

Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala

mengorok (Syarif, 2003). Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak didaerah

dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan

diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

22

serta meningkatkan beban kerja otot pernafasan. Saat tidur terjadi penurunan

tonus otot dinding dada yang disertai penurunan saturasi oksigen dan peningkatan

kadar CO2, serta penurunan tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang

menyebabkan lidah jatuh ke arah dinding belakang faring yang mengakibatkan

obstruksi saluran nafas intermiten dan menyebabkan tidur gelisah, sehingga

keesokan harinya anak cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini

berkurang seiring dengan penurunan berat badan (Syarif, 2003;Kopelman, 2000).

d. Gangguan ortopedik

Anak yang obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan ortopedik

yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya epifisis kaput femoris

yang menimbulkan gejala nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan

panggul (Syarif, 2003).

e. Pseudotumor serebri

Pseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial pada

obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-paru yang menyebabkan

peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit kepala, papil

edema,diplopia, kehilangan lapangan pandang perifer dan iritabilitas (Syarif,

2003).

4. Persepsi Kerentanan terhadap Obesitas

Kerentanan terhadap obesitas adalah pada anak- anak lebih banyak

beraktivitas diam selama di rumah, seperti menonton televisi, bermain HP/gadget

dan bermain komputer (Suiraoka, 2016b). Anak-anak yang kurang aktivitas

fisiknya menunjukkan hubungan yang kuat dengan peningkatan berat badannya

(Cooper et al., 2003). Sebanyak 19% anak -anak yang menghabiskan lebih dari

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

23

2jam per hari menonton televisi atau di depan layar mengalami overweight

(Fisher et al., 2006). Riskesdas tahun 2007 menunjukkan sebanyak 43,1%

penduduk Denpasar kurang aktivitas fisiknya (Anonim, 2008). Anak-anak

obesitas cenderung susah untuk diberi tahu untuk beraktivitas fisik ataupun

melakukan kegiatan- kegiatan yang tidak diam. Bahkan menjadi salah satu

keluhan orangtua yaitu anak susah bangun pagi dan susah bergerak.

Anak-anak tersebut jarang mau bermain karena mereka lebih senang di

rumah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nelson bahwa waktu yang

digunakan oleh anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik semakin berkurang

dengan semakin meningkatnya waktu yang digunakan untuk aktivitas sedentary

(Nelson et al., 2006).

5. Pengaturan Berat Badan Pada Anak

Energi merupakan salah satu bentuk hasil metabolisme karbohidrat,

protein, dan lemak. Energi yang dikonsumsi oleh manusia dan mahkluk hidup

lainnya dikenal dalam bentuk ATP . Energi berfungsi sebagai zat tenaga untuk

metabolisme, pertumbuhan, pengaturan suhu tubuh, dan kegiatan fisik. Kelebihan

energi akan disimpan dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi jangka

pendek(IOM,2002). Energi, baik yang dikonsumsi ataupun yang di keluarkan, erat

kaitanya dengan berat badan seseorang. Berdasarkan hukum keseimbangan

energi, ketika seseorang mengonsumsi energi makanan dari jumlah sama dengan

yang dikeluarkan, maka akan menghasilkan berat badan konstan, sedangkan

ketika energi dikonsumsi lebih besar dari yang dikeluarkan atau pengeluaran

energi lebih sedikit dibandingkan energi yang dikonsumsi dan mengakibatkan

keseimbangan positif dan mengakibatkan bertambahnya berat badan . Turunnya

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

24

berat badan terjadi ketika asupan energi kurang dari yang dikeluarkan atau

pengeluaran energi lebih besar dibandingkan energi yang dikonsumsi dan

mengakibatkan keseimbangan enrgi negatif.

a. Mekanisme Pelaksanaan Diet

Diet bisa dipahami sebagai salah satu seleksi makanan untuk orang

tertentu. Diet untuk alasan medis, yaitu untuk menyeimbangkan, membatasi

bahkan untuk meningkatkan nutrisi tertentu. Sementara dalam nutrisi, diet adalah

jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu.

Uniknya, berbeda dalam penyebutan di beberapa negara, bagi kebanyakan orang

Indonesia, kata “diet” lebih sering ditujukan untuk menyebut supaya upaya

menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi tertentu. Padahal diet

merupakan pola makan yang bertujuan menjadikan seseorang lebih sehat, dimana

menurunkan berat badan hanyalah merupakan salah satu motif dari menjalankan

diet selain untuk meningkatkan massa badan ataupun pantangan terhadap

makanan tertentu. Kita perlu melakukan diet karena dengan menjalankan diet

seseorang bisa mengontrol, menyeleksi, dan mengatur pola makan yang

dijalaninya dengan tujuan untuk menjadikan tubuh lebih sehat dan berkualitas.

Persoalannya, setiap orang dengan latar belakang berbeda-beda, baik itu usia,

golongan darah, hingga faktor genetika yang dibawanya ternyata mempunyai

kebutuhan gizi yang berbeda pula dan karena itulah pengatruran pola makan jelas

berbeda untuk tiap individu dengan berbagai tujuan yang berbeda pula. Diet

sangat baik untuk kesehatan. Dengan pola konsumsi makanan yang sehat dan

seimbang secara teratur, maka tubuh akan menjadi lebih segar karena

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

25

metabolisme tubuh lancar. Diet menjadikan tubuh mengalamai kelebhan berat

badan yang membuatnya rentan terkena suatu penyakit.

Diet sehat adalah diet seimbang yang mengandung :

1) Banyak serat sayuran

2) Karbohidrat kompleks

3) Vitamin, mineral

4) Enzim

5) Minyak tidak jenuh yang dapat menjaga keseimbangan level kolesterol dalam

darah

Ada halnya dengan diet bagi anak-anak :

Tentu saja diet sehat juga sangat penting untuk dilakukan anak-anak

terutama agar bisa terbebas dari risiko kegemukan, kolesterol, hingga risiko sakit

berbahaya seperti jantng, diabetes, hingga kanker yang bisa mengintip mereka

saat nant berusia dewasa ataupun lanjut usia kanak-kanak. Dengan diet sehat

rendah lemak kaya sehat sayuran misalnya, orang bisa menurunkan tingkat

kolesterol dalam darah mereka yang jelas berbahaya bagi kesehatan. Terlebih

pada orang yang sudah terkena penyakit tertentu, pembatasan makanan tertentu

jelas harus dilakukan. Pembatasan konsumsi buah yang banyak serat dan

menimbulkan banyak gas seperti jambu biji, nanas, kedondong, durian, nangka,

dan buah yang dikeringkan misalnya, dilakukan pada seorang penderita sakit

maag agar dinding mukosa pada lambungnya tidak sakit dan menyebabkan sakit

maagnya tidak kambuh.

Anak balita (1-5 tahun)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

26

Anak usia balita memiliki kekhususan, yaitu mempunyai tingkat

pertumbuhan yang sangat pesat sehingga membutuhkan zat gizi yang relatif lebih

tinggi daripada orang dewasa, sementara pemberian makanan juga akan lebih

sering. Di sisi lain, alat pencernaan pada usia ini belum berkembang sempurna.

Walaupun anak balita sudah bisa diberi makanan yang sama seperti orang dewasa,

namun perlu diingat bahwa makanan yang diberikan hendaknya gampang dicerna

dan tidak merangsang. Alat pencernaan anak-anak juga belum bisa menerima

makanan yang mengandung gas dan alkohol, karena bisa menyebabkan perut

kembung dan diare. Anak balita sangat rawan terhadap berbagai penyakit gizi

seperti kurang protein, zat besi, vitamin A, yodium, dan berbagai penyakit infeksi.

Selain itu, anak balita sangat rentan terhadap penyakit gigi sehingga menyulitkan

makannya. Gigi susu telah lengkap pada umur 2-2,5 tahun, tetapi belum dapat

digunakan untuk mengerat dan mengunyah makanan yang keras. Oleh karena itu,

pengarturan makanan dan perencanaan menu harus hati-hati dan sesuai dengan

kebutuhan kesehatannya. Pada periode ini pemberian ASI tetap di teruskan sampa

anak berusia dua tahun. Berat badan anak rata-rata bertambah 2 kg/tahun dan

tinggi badan 6-8 cm per tahun. Perkiraan berat badan dan tinggi bada anak pada

usia tertentu dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :

Berat badan = (8+2n) kg

Tinggi badan = (80+5n)cm, untuk anak diatas usia 3 tahun

b. Kandungan Nutrisi Makanan yang Dibutuhkan Anak-anak

Berdasarkan angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia, anak-anak usia 1-3

tahun membutuhkan sekitar 1000 kkal, usia 4-9 tahun membutuhkan 1550 hingga

1800 kkal. Sedangkan usia 10-12 tahun, baik wanita maupun laki-laki

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

27

membutuhkan 2050 kkal. Untuk gizi anak harus memenuhi komposisi 15%

protein, 35% lemak, 50% karbohidrat, vitamin, dan mineral. Bentuk dan

susunannya tergantung dari jenis kelamin, usia, aktivitas, dan kondisi fisik anak.

Berikut ini kandungan nutrisi makanan yang seharusnya ada dalam menu

makanan harian anak :

1) Karbohidrat

Karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber kalori. Setiap 1 g karbohidrat bila

dipecah menghasilkan 4 kkal. Pada ASI dan sebagian besar makanan formula bayi

mengandung 40-50% karbohidrat dalam bentuk laktosa, berfungsi membantu

pembentukan flora usus besar yang bersifat asam guna meningkatkan absorpsi

kalsium.

2) Protein

Protein merupakan sumber asam amino esensial, diperlukan sebagai zat

pembangun yang digunakan untu pertumbuhan dan pembentukan protein dalam

serum, enzim, hormon, dan antibodi. Protein juga untuk proses regenerasi sel,

memelihara keseimbangan cairan tubuh, dan sebagai cadangan sumber energi.

Berbagai sumber protein misalnya daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging

putih (ayam,ikan, kelinci), susu dan hasil olahannya (keju, mentega, yoghurt),

kedelai, dan hasil olahannya (tempe, tahu), kacang-kacangan, dan lain-lain.

3) Lemak

Lemak merupakan sumber kalori karena setiap 1 g lemak bila dipecah

akan menghasilkan 9 kkal. Lemak juga dibutuhkan sebagai pelarut vitamin A, D,

E, K serta sebagai sumber lemak esensial yang dibutuhkan untuk memelihara

kesehatan kulit.

4) Kalsium

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

28

Kalsium adalah mineral yang diperlukan dalam pertumbuhan tulang.

Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan oahannya. Sumber kalsium

lainnya adalah ikan, kacang-kacangan sayuran hijau, dan lain-lain.

5) Zat besi

Zat yang dapat meningkatkan penyerapan besi dari sumber nabati adalah

vitamin C dan sumber protein hewani tertentu (daging dan ikan). Sedangkan zat

yang dapat menghambat penyerapan besi antara lain kafein, tannin, fitat, zinc, dan

lain-lain. Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah hati, daging merah

(sapi, kambing, domba), daging putih (ayam, ikan), kacang-kacangan, sayuran

hijau.

6) Seng (zinc)

Zinc atau seng merupakan unsur penting yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan tubuh, sekalipun dalam jumlah keci. Seng

berpera dalam respons imun, fungsi otak, dan kemampuan reproduksi. Karenanya

unsur ini bermanfaat, misalnya untuk membantu penyembuhan luka, berperan

dalam indera perasa dan penciuman, memperkuat sistem kekebalan tubuh,

membantu pertumbuhan sel, serta mengurangi karbohidrat. Unsur ini dibutuhkan

untuk pembelahan dan kemampuan membran sel-sel otak sehingga berperan

penting dalam pertumbuhan kecerdasan anak. Anak-anak ang kekurangan zat seng

bisa mengalami gangguan pertumbuhan kecerdasan. Makanan sumber seng adalah

daging, kacang-kacangan dan produk olahanya, bahan makanan yang berasal dari

laut (seafood), keju dan susu.

7) Vitamin

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

29

Vitamin sangat diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dan tumbuh secara

normal. Vitamin paling penting yang di butuhkan oleh tubuh adalah Vitamin A,B-

kompleks, C, dan vitamin D. Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk

dan berbagai sayuran. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi. Mereka

yang kekurangan vitamin C bisa menderita kelemahan tuang, anemia, dan

gangguan kesehatan lainnya. Vitamin D sangat penting karena membantu kalsium

masuk ke tulang. Vitamin A membantu perkembangan daya lihat anank dan juga

berperan dalam proses kerja sel tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A

akan menderita rabun senja serta gangguan pertumbuhan. Mereka juga retan

terhadap infeksi. Sumber vitamin A, antara lain telur, keju, hati, dan sayuran.

Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan,

enemia, gangguan penglihatan, kerusakan saraf, dan gangguan jantung. Makanan

seperti roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin B-kompleks.

Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu, misalnya

B1 dari kacang buncis dan daging babi, B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.

Tabel 3

Takaran Konsumsi Makanan Anak Per Hari Berdasarkan Angka

Kecukupan Gizi dan Kelompok Umur

Umur

(tahun)

Nasi/

Pengganti

(piring)

Lauk

Hewani

(potong)

Lauk

Nabati

(potong)

Sayur

(mangkuk)

Buah

(potong)

Susu

(gelas)

1-3 1-1,5 2-3 1=2 0,5 2=3 1

4-6 1-3 2-3 1-3 1-1,5 2=3 1-2

7-9 2-3 2-4 2-4 1-1,5 2-3 1-2

10-12 2-4 2-4 2-4 1-1,5 2-3 2

13-15 2-4 3-4 3-4 1,5-2 2-3 2

16-19 3-5 3-4 3-4 1,5-2 2-3 2

Tabel 4

Takaran Konsumsi Makanan Sehari

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

30

Kelompok umur Bentuk Makanan Frekuensi makanan

0-4 bulan ASI eksklusif Sesering mungkin

4-6 bulan Makanan Lumat 2x sehari

2 sndok makan

Setiap hari

6-12 bulan Makanan Lembek 3x sehari

Plus 2x makanan

selingan

1-3 tahun Makanan Keluarga

1- ½ piring nasi/ pengganti

2-3 potong lauk hewani

1-2 lauk nabati

½ mangkuk sayur

2-3 potong buah-buahan

1 gelas susu

3x sehari

4-6 tahun 1-1 piring nasi/pengganti

2-3 potong lauk hewani

1-2 potong lauk nabati

1-1 ½ mangkuk sayur

2-3 potong buah-buahan

1-2 gelas susu

3x sehari

c. Penerapan Diet pada Anak-anak

Menerapkan program diet pada anak-anak tak dapat disamakan dengan

program umtuk orang dewasa diet pada anak-anak harus dilakukan dengan sangat

hati-hati karena anak-anak berada dalam masa pertumbuhan yang tentu saja

banyak membutuhkan asupan gizi yang cukup. Bila tidak hati-hati diet justru bisa

menghambat perkembangannya, baik dalam perkembanga fisik, perkembangan

kognitif maupun perkembangan kepribadian dan sosialnya. Diet pada anak bisa

saja dengan mengurangi porsi makannya. Jika porsi dikurangi, maka kebutuhan

nutrisi anak harus tetap dilengkapi sebab dalam masa pertumbuhan, anak

membutuhkan banyak asupan kalori, vitamin, dan mineral unuk menjaga

kesehatan tubuh. Melakukan diet berarti membatasi dengan cermat konsumsi

kalori atau jenis makanan tertentu sehingga dalam satu hari sesuai Angka

Kecukupan Gizi 2004, seorang anak usia 6-12 tahun mendapatkan kalori antara

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

31

1.550 sampai 2.550 kkal. Selama dilakukan secara proporsional dengan

memperhatikan kriteria pola gizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh anak, diet bisa

membuat kelebihan berat badan ank berkurang namun tubuh tetap sehat. Sebagai

contoh, karbohidrat (makanan pokok) tetap harus ada, sementara protein dipilih

dalam jumlah yang cukup dan dengan kandungan lemk yang jauh lebih rendah.

Misalnya, pilihlah daging tanpa lemak atau ayam tanpa kulit. Kurangi pemakaian

lemak dengan memodifikasi menu masakan sehari-hari. Hindari memasak dengan

cara menggoreng, kuah santan, dan terlalu banyak gula. Sementara itu, perbanyak

makan sayur-sayuran. Susu tetap diberikan, namun pilih susu rendah lemak. Pada

prakriknya, diet yang dilakuka misalnya dengan membatsi porsi makannya

dengan mengurangi ¼ atau 1/3 dari kebiasaan sehari-hari. Orangtua juga harus

mengawasi dan mengurangi kebiasaan ngemilnya. Termasuk pula dengan

memilih susu non-fot tanpa gula, juga memperbanyak pemberian sayur dan buah-

buahan segar yang banyak mengandung air, seperti jeruk, apel, pir, kiwi, dan lain-

lain. Selain itu, diet pada anak juga disempurnakan dengan porsi aktivitas

olahraga yang makin diperbanyak dan dilakukan secara rutin.

6. Pencegahan Anak yang mengalami Obesitas (Overweight)

Prinsip menjaga berat badan normal lebih mudah daripada mengurangi

berat badan, orang tua dapat mengontrol berat badan anak mereka untuk

mencegah terjadinya overweight. Berikut ini beberapa cara untuk mencegah

overweight/obesitas pada anak (kemenkes RI,2012)

Pencegahan dilakukan melalui pendekatan kepada anak sekolah beserta

orang-orang terdekatnya (orang tua, guru, teman, dll) untuk mempromosikan gaya

hidup sehat melalui pola dan prilaku makan serta aktivitas fisik, Strategi

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

32

pendekatan dilakukkan pada semua anak sekolah baik yang beresiko menjadi

kegemukan dan obesitas maupun tidak. (Kemenkes RI,2011)

Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat

dan fasilitas pelayanan kesehatan, lingkungan sekolah merupakan tempat yang

baik untuk pendidikan kesehatan yang dapat memberikan pengetahuan,

keterampilan serta dukungan social dari warga sekolah pengetahuan, keterampilan

serta dukungan social ini memberikan perubahan perilaku makan sehat yang dapat

diterapkan dalam jangka waktu lama, Tujuan pencegahan ini ialah terjadinya

perubahan pola dan prilaku makan meliputi meningkatkan kebiasan konsumsi

buah dan sayur, mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis, mengurangi

konsumsi makanan tinggi energy dan lemak, mengurangi konsumsi junk food,

Serta peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi sedentary life style . (Kemenkes

RI ,2011)

POLA HIDUP SEHAT CEGAH KEGEMUKAN DAN OBESITAS

1. Konsumsi buah dan sayur ≥ 5 porsi per hari

2. Membatasi menonton tv ,bermain computer ,game / playstation < 2 jam/hari

3. Tidak menyediakan tv di kamar anak

4. Mengurangi makan dan minuman manis

5. Mengurangi makanan berlemak dan gorengan

6. Kurangi makan diluar

7. Biasakan makan pagi dan membawa makanan bekal ke sekolah

8. Biasakan makan bersama keluarga minimal 1x sehari

9. Makanlah makanan sesuai dengan waktunya

10. Tingkatkan aktivitas fisik minimal 1 jam/hari

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

33

11. Melibatkan keluarga untuk perbaikan gaya hidup untuk pencegahan gizi

lebih .

12. Target penurunan BB yang sehat

(Kemenkes RI,2011)

7. Penyebab Obesitas

Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu, lebih banyak kilokalori

yang masuk melalui makanan daripada yang digunakan untuk menunjang

kebutuhan energi tubuh, dengan kelebihan energi tersebut disimpan sebagai

trigliserida di jaringan lemak(Sherwood, 2012).

Menurut Fauci, et al., (2009), obesitas dapat disebabkan oleh peningkatan

masukan energi, penurunan pengeluaran energi, atau kombinasi keduanya.

Obesitas disebabkan oleh banyak faktor, antara lain genetik, lingkungan, psikis,

kesehatan, obat-obatan, perkembangan dan aktivitasfisik (Sherwood, 2012).

a. Faktor genetik

Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab

genetik. Selain faktor genetik pada keluarga, gaya hidup dan kebiasaan

mengkonsumsi makanan tertentu dapat mendorong terjadinya obesitas. Penelitian

menunjukkan bahwa rerata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33%

terhadap berat badan seseorang (Farida, 2009).

b. Faktor lingkungan

Lingkungan, termasuk perilaku atau gaya hidup juga memegang peranan

yang cukup berarti terhadap kejadian obesitas(Farida, 2009).

c. Faktor psikis

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

34

Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.

Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif (Farida,

2009). Ada dua pola makan abnormal yang dapat menjadi penyebab obesitas,

yaitu makan dalam jumlah sangat banyak dan makan di malam hari (Shils, 2006).

d. Faktor kesehatan

Terdapat beberapa kelainan kongenital dan kelainan neuroendokrin yang

dapat menyebabkan obesitas, diantaranya adalah Down Syndrome, Cushing

Syndrome, kelainan hipotalamus, hipotiroid, dan polycystic ovary syndrome

(Shils, 2006).

e. Faktor obat-obatan

Obat-obatan merupakan sumber penyebab signifikan dari terjadinya

overweight dan obesitas. Obat-obat tersebut diantaranya adalah golongan steroid,

antidiabetik, antihistamin, antihipertensi, protease inhibitor (Shils, 2006).

Penggunaan obat antidiabetes (insulin, sulfonylurea, thiazolidinepines),

glukokortikoid, agen psikotropik, mood stabilizers (lithium), antidepresan

(tricyclics, monoamine oxidase inibitors, paroxetine, mirtazapine) dapat

menimbulkan penambahan berat badan. Selain itu, Insulin-secreting tumorsjuga

dapat menimbulkan keinginan makan berlebihan sehingga menimbulkan obesitas

(Fauci, et al., 2009).

f. Faktor perkembangan

Penambahan ukuran, jumlah sel-sel lemak, atau keduanya, terutama yang

terjadi pada pada penderita di masa kanak-kanaknya dapat memiliki sel lemak

sampai lima kali lebih banyak dibandingkan orang yang berat badannya normal

(Farida, 2009).

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

35

g. Aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab

utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas pada masyarakat. Orang yang

tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung

mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang

seimbang akan mengalami obesitas (Farida, 2009).

8. Penanganan Obesitas pada Anak

Mengingat penyebab obesitas bersifat multifaktor, maka

penatalaksanaanobesitas seharusnya dilaksanakan secara multidisiplin dengan

mengikut sertakankeluarga dalam proses terapi obesitas. Prinsip dari penanganan

obesitas adalahmengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi,

dengan carapengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik, dan mengubah /

modifikasi pola hidup(Syarif, 2003;Kiess,etal.,2004).

a. Menetapkan target penurunan berat badan

Penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan 3 aspek yaitu: umur anak,

yusia 2-7 tahun dan diatas 7 tahun, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit

penyerta/komplikasi. Target penurunan berat badan sebesar 1-2 kg per

bulan(AsDI, IDAI, & Persagi, 2014).

b. Pengaturan diet

Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai

dengan AKG, karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan

(AsDI, IDAI, & Persagi,2014). Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia

anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang

dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

36

pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT >

97persentile) dan jika penyakit penyerta, diberikan diet kalori sangat rendah

(Kiess,etal.,2004)

Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang (Syarif, 2003):

1) Menurunkan berat badan dengan tetap memertahankan pertumbuhan normal.

2) Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan

lemak jenuh <10% dan protein 15-20% energi total serta kolesterol <300

mgper hari.

3) Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan

penghitungandosis menggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per

hari.

c. Mengubah pola hidup/perilaku

Untuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai

komponen intervensi, dengan cara:

1) Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan dan aktifitas fisik

serta mencatat perkembangannya.

2) Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat

menyingkirkan rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan

untuk makan.

3) Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yang

dikonsumsi dan mengurangi makanan camilan.

4) Memberikan penghargaan dan hukuman.

5) Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada

umumnya lezat dan memilih makanan berkalori rendah (Syarif, 2003).

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

37

d. Peran serta orangtua, anggota keluarga, teman dan guru.

Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan

sesuaipetunjuk ahli gizi. Anggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi

dalam program diet, mengubah perilaku makan dan aktifitas yang mendukung

program diet (Kiess,et al. 2004).

1) Terapi intensif (Syarif, 2003),(Kiess,et al.,2004).

Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang

disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi konvensional,

terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very low calorie diet), farmakoterapi dan

terapi bedah.

a) Indikasi terapi diet

Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah bila berat badan > 140%

BB Ideal atau IMT > 97 persentile, dengan asupan kalori hanya 600-800 kkal

perhari dan protein hewani 1,5-2,5 gram/kg BB Ideal, dengan suplementasi

vitamin dan mineral serta minum > 1,5 L per hari. Terapi ini hanya diberikan

selama 12 hari dengan pengawasan dokter.

b) Farmakoterapi

Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu: memengaruhi asupan

energi dengan menekan nafsu makan, contohnya sibutramin; memengaruhi

penyimpanan energi dengan menghambat absorbsi zat-zat gizi contohnya orlistat,

leptin,octreotide dan metformin; meningkatkan penggunaan energi. Farmakoterapi

belum direkomendasikan untuk terapi obesitas pada anak, karena efek jangka

panjang yang masih belum jelas.

c) Terapi bedah

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

38

Diindikasikan bila berat badan > 200% BB Ideal. Prinsip terapi ini adalah

untuk mengurangi asupan makanan atau memerlambat pengosongan lambung

dengan cara gastric banding, dan mengurangi absorbsi makanan dengan cara

membuat gastric bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus. Sampai saat ini

belum banyak penelitian tentang manfaat dan bahaya terapi ini pada anak. The

Expert Committee Of American Academy Of Pediatrics merekomendasikan 4

langkah penanganan obesitas pada anak. Langkah pertama adalah mengonsumsi 5

porsi atau lebih sayur dan buah per hari, mengurangi/menghentikan konsumsi

minuman yang manis, mengurangi menonton televisi atau bermain video game

(<2 jam per hari), dan melakukan aktivitas fisik minimal 1 jam sehari. Apabila

dalam waktu 6 bulan tidak ada perbaikan IMT maka lakukan langkah kedua yaitu

membatasi asupan energi, pengaturan pola makan (3 kali makan utama dan 2 kali

selingan), melakukan aktivitas fisik lebih dari 1 jam sehari,membatasi menonton

televisi atau sejenisnya <1 jam sehari dan melakukan monitoring yang ketat

terhadap perilaku anak dan menentukan target IMT. Apabila dalam waktu 3-6

bulan tidak ada perbaikan IMT maka lakukan langkah ketiga yaitu intervensi

multidisiplin dengan melibatkan psikolog, nutrisionis dan fisiolog; target asupan

energi dan aktivitas seperti pada langkah kedua namun pelaksanaan lebih ketat

dengan target IMT<persentil-85. Langkah keempat jarang dilakukan pada anak-

anak, biasanya dikerjakan pada remaja dengan obesitas berat. Penanganan ini

meliputi penggunaan obat-obatan atau pembedahan (Spear et al., 2007)

9. Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan

obesitas dewasa, karena tujuannya hanya menghambat laju kenaikan berat badan

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

39

yang pesat dan tidak boleh dilakukan diet terlalu ketat, sehingga pengaturan

dietnya harus mempertimbangkan bahwa anak masih berada dalam masa

pertumbuhan, sesuai tingkat pertumbuhan pada usia anak tersebut. Olahraga atau

aktivitas tubuh yang teratur sangat penting dalam upaya penatalaksanaan obesitas

pada anak. Pada prinsipnya, pengobatan anak obesitas adalah sebagai berikut :

a. Memperbaiki factor penyebab Misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun

factor kejiwaan

b. Memotivasi remaja penderita obesitas, tentang perlunya pengurusan berat

badan. Sementara itu, orang tua bayi / anak obesitas harus dimotivasi tentang

pentingnya memperlambat kenaikan berat badan bayi / anaknya

c. Memberikan diet rendah kalori yang seimbang untuk menghambat kenaikan

berat badan. Kemudian membimbing pengaturan makanan yang sesuai untuk

mempertahankan gizi yang ideal sesuai dengan pertumbuhan anak,

ditambahkan pula vitamin dan mineral

d. Menganjurkan penderita untuk berolahraga secara teratur atau anak bermain

secara aktif, sehingga banyak energi yang dikeluarkan.

Pengaturan diet maupun psikoterapi harus dijelaskan pada seluruh

keluarga, sehingga seluruh keluarga seolah – olah serta dalam usaha pencapaian

berat badan ideal tersebut (Soetjiningsih, 2012 )

C. Tata laksanaObesitas pada Anak

Tujuan tata laksanaobesitas pada anakharusdisesuaikandenganusia dan

perkembangananak ,penurunanberat badan mencapai 20 % diatasberat badan

ideal, sertapolamakan dan aktivitasfisik yang sehatdapatditerapkanjangka panjang

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

40

untukmempertahankanberat badan tetapitidakmenghambatpertumbuhan dan

perkembangan.

1. Pola Makan yang Benar

Pemberian diet seimbangsesuairequirement daily allowances (RDA)

merupakanprinsippengaturan diet pada anakkarenaanakmasihbertumbuh dan

berkembangdenganmetodefood rules,yaitu

a. Terjadwaldenganpolamakanbesar 3×/ hari dan cemilan 2×/ hari yang

terjadwal(camilandiutamakandalambentukbuahsegar), diberikan air

putihdiantarajadwalmaka terutama dan camilan , serta lama makan 30 menit /

kali.

b. Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk mengkonsumsi

makanan tertentu dan jumlah makanan yang ditentukan oleh anak .

c. Prosedur dilakukan dengan pemberian makanan sesuai dengan kebutuhan

kalori berdasarkan RDA menurut height agedengan berat badan ideal menurut

tinggi badan .

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan kalori dengan

metode food rules ,yaitu :

a. Kalori yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan normal pengurangan

kalori berkisar 200-500 kalori sehari dengan target penurunan berat badan 0,5

kg per minggu, Penurunan berat badan ditargetkan sampai mencapai kira-kita

20% di atas berat badan ideal atau cukup dipertahankan agar tidak bertambah

karena pertumbuhan linear masih berlangsung .

b. Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 30%, dan

protein cukup untuk tumbuh kembang normal (15-20%) Bentuk dan jenis

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

41

makanan harus dapat diterima anak,serta tidak dipaksa mengonsumsi makanan

yang tidak disukai.

c. Diet tinggi serat dapat membantu pengaturan berat badan melalui jalur

intrinsic hormonal dan colonic, Ketiga mekanisme tersebut selain menurunkan

asupan makanan akibat efek serat yang cepat mengenyangkan (meskipun

kandungan energinya rendah) serta mengurangi rasa lapar juga meningkatkan

oksidasi lemak sehingga mengurangi jumlah lemak yang disimpan, Pada anak

di atas usia 2 tahun dianjurkan pemberian serat dengan rumus (umur dalam

tahun + 5) g per hari . (IDAI,2014)

Sebagai alternative pilihlah jenis makanan dapat menggunakan the traffic

light diet dan satuan bahan makanan penukar ( lampiran3 ) the traffic light diet

terdiri dari green food yaitu makanan rendah kalori ( <20 kalori per porsi ) dan

lemak yang boleh dikonsumsi bebas, yellow food artinya makanan rendah lemak

namun dengan kandungan kalori yang sedang yang boleh dimakan namun

terbatas, dan red food yaitu mengandung lemak dan kalori tinggi agar tidak

dimakan atau hanya sekali dalam seminggu (IDAI, 2014)

2. Pola AktivitasFisik yang Benar

Pola aktivitas fisik yang benar pada anak dan remaja obesitas dilakukan

dengan melakukan latihan dan meningkatkan aktivitas hari anak aktivitas fisik

berpengaruh terhadap penggunaan energi, peningkatan aktivitas pada anak gemuk

dapat menurunkan napsu makan dan meningkatkan laju metabolisme.

Contoh latihan fisik aerobic dengan intensitas sedang dan bugar serta

aktivitas otot dan tulang untuk anak.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

42

Tabel 5

Contoh Latihan Fisik Aerobic

Tipe Latihan Fisik Anak

Aerobik dengan intensitas sedang Rekreasi aktif, seperti mendaki bermain

skateboard atau sepatu roda

Aerobik dengan intensitas bugar a. Bermain aktif seperti berlari dan

mengejar

b. Bersepeda

c. Melompat tali

d. Bela diri, seperti karate

e. Berlari

f. Olahraga senam, berenang dll

Penguatan otot a. Bermain tarik tambang

b. Memanjat tali atau pohon

c. Berayun pada peralatan bermain atau

palang

Penguatan tulang a. Melompat tali

b. Berlari

c. Olahraga seperti senam dll

Sumber : IDAI, 2014

Ilyas El menyatakan bahwa latihan fisik yang diberikan pada anak

disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik,kemampuan fisik dan

umurnya. Pada anak 6-12 tahun atau usia sekolah lebih tepat untuk memulai

latihan fisik dengan keterampilan otot seperti bersepeda ,berenang, menari, karate,

senam, sepak bola, dan basket, sedangkan anak diatas 10 tahun lebih menyukai

olahraga dalam bentuk kelompok. Aktivitas fisik sehari-hari dioptimalkan seperti

berjalan kaki atau bersepeda kesekolah, naik turun tangga, mengurangi menonton

TV terlalu lama, mengajak bermain di luar (IDAI, 2014)

3. Memodifikasi Perilaku

Tatalaksana diet dan latihan fisik merupakan komponen yang efektif untuk

pengobatan, serta menjadi perhatian paling besar bagi ahli fisiologi untuk

memperoleh perubahan makanan dan aktivitas perilakunya. Prioritas utama adalah

perubahan perilaku, maka perlu mengahdirkan peran orang tua sebagai komponen

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan …

43

intervensi. Beberapa cara pengubahan terhadap perilaku berdasarkan metode food

rules diantaranya adalah :

a. Pengawasan sendiri terhadap berat badan,masukan makanan dan aktifitas

fisik, serta mencatat perkembangannya

b. Kontrol terhadap rangsangan / stimulasi, misalnya pada saat menonton

televisi diusahakan untuk tidak makan karena menonton televisi dapat menjadi

pencetus makan

c. Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jumlah

makanan yang dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan

d. Penghargaan, yaitu orang tua dianjurkan untuk memberikan dorongan, pujian

terhadap keberhasilan atau perilaku sehat yang diperlihatkan anaknya,

misalnya makanan menu baru yang sesuai dengan program gizi yang

diberikan, berat badan turun, dan mau melakukan olahraga (IDAI , 2014 )