ii. tinjauan pustaka 2.1. teori pertumbuhan ekonomi 2.1.1 ... · aspek yang paling menarik dari...

26
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1. Teori Pertumbuhan Neoklasik Tradisional Dalam argumen pasar bebas neoklasik merupakan keyakinan bahwa liberalisasi pasar-pasar nasional akan merangsang investasi, baik itu investasi domestik maupun yang berasal dari luar negeri, sehingga dengan sendirinya akan memacu tingkat akumulasi modal. Bila diukur berdasarkan satuan tingkat pertumbuhan Gross National Product (GNP), hal tersebut sama dengan penambahan tingkat tabungan domestik, yang pada gilirannya akan meningkatkan rasio modal- tenaga kerja (capital-labor ratios) dan pendapatan per kapita negara-negara berkembang yang pada umumnya miskin modal. Model-model pertumbuhan neoklasik tradisional sesungguhnya bertolak secara langsung dari model Harrod- Domar dan Solow. Model pertumbuhan Harrod-Domar menjelaskan mekanisme perekonomian yang mengandalkan peningkatan investasi dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Model ini menyarankan bahwa setiap perekonomian pada dasarnya harus senantiasa mencadangkan atau menabung sebagian tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal (gedung, alat- alat, dan bahan baku) yang telah susut atau rusak. Namun, untuk memacu pertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau stok modal (capital stock).

Upload: phamkhuong

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi

2.1.1. Teori Pertumbuhan Neoklasik Tradisional

Dalam argumen pasar bebas neoklasik merupakan keyakinan bahwa

liberalisasi pasar-pasar nasional akan merangsang investasi, baik itu investasi

domestik maupun yang berasal dari luar negeri, sehingga dengan sendirinya akan

memacu tingkat akumulasi modal. Bila diukur berdasarkan satuan tingkat

pertumbuhan Gross National Product (GNP), hal tersebut sama dengan penambahan

tingkat tabungan domestik, yang pada gilirannya akan meningkatkan rasio modal-

tenaga kerja (capital-labor ratios) dan pendapatan per kapita negara-negara

berkembang yang pada umumnya miskin modal. Model-model pertumbuhan

neoklasik tradisional sesungguhnya bertolak secara langsung dari model Harrod-

Domar dan Solow.

Model pertumbuhan Harrod-Domar menjelaskan mekanisme perekonomian

yang mengandalkan peningkatan investasi dalam mempercepat pertumbuhan

ekonomi. Model ini menyarankan bahwa setiap perekonomian pada dasarnya harus

senantiasa mencadangkan atau menabung sebagian tertentu dari pendapatan

nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal (gedung, alat-

alat, dan bahan baku) yang telah susut atau rusak. Namun, untuk memacu

pertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto

terhadap cadangan atau stok modal (capital stock).

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

12

Y s

Y k

............................................................................................. (2.1)

Persamaan diatas merupakan versi sederhana dari persamaan teori

pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar. Persamaan tersebut menjelaskan bahwa

tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (ΔY/Y) ditentukan secara bersama-sama

oleh tabungan nasional (s) serta rasio modal-output nasional (k).

Model pertumbuhan neoklasik selanjutnya yaitu model pertumbuhan

neoklasik Solow. Pada intinya, model ini merupakan pengembangan dari formulasi

Harrod-Domar dengan menambahkan faktor kedua, yakni tenaga kerja, serta

memperkenalkan variabel independen ketiga, yaitu teknologi ke dalam persamaan

pertumbuhan. Berbeda dengan model Harrod-Domar yang mengasumsikan skala

hasil tetap (constant return to scale) dengan koefisien baku, model pertumbuhan

neoklasik Solow berpegang pada konsep skala hasil yang terus berkurang

(diminishing returns) dari input tenaga kerja dan modal jika keduanya dianalisis

secara terpisah; jika keduanya dianalisis secara bersamaan atau sekaligus, Solow juga

memakai asumsi skala hasil tetap tersebut. Kemajuan teknologi ditetapkan sebagai

faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, dan

tinggi rendahnya pertumbuhan itu sendiri oleh Solow maupun para teoretisi lainnya

diasumsikan bersifat eksogen atau tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Dalam bentuk yang lebih formal, model pertumbuhan neoklasik Solow

memakai fungsi produksi agregat standar, yakni:

1

Y K AL

................................................................................. (2.2)

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

13

Pada persamaan tersebut Y adalah Produk Domestik Bruto (PDB), K adalah stok

modal fisik dan modal manusia, L adalah tenaga kerja, dan A adalah produktivitas

tenaga kerja, yang pertumbuhannya ditentukan secara eksogen. Adapun simbol α

melambangkan elastisitas output terhadap modal. Karena tingkat kemajuan teknologi

ditentukan secara eksogen, model neoklasik Solow terkadang juga disebut sebagi

model pertumbuhan “eksogen”.

Menurut teori pertumbuhan neoklasik tradisional pertumbuhan output

bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor, yaitu kenaikan kuantitas dan kualitas

tenaga kerja, penambahan modal, dan penyempurnaan teknologi. Kenaikan kuantitas

dan kualitas dari tenaga kerja dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk dan

juga perbaikan pendidikan. Faktor penambahan modal dapat dilihat melalui tabungan

dan investasi.

2.1.2. Model Pertumbuhan Endogen

Konsep pertumbuhan yang lainnya yaitu konsep pertumbuhan endogen.

Konsep ini sering pula disebut dengan teori pertumbuhan baru (new growth theory).

Model pertumbuhan endogen mempunyai kemiripan struktural dengan teori

pertumbuhan neoklasik, namun berbeda dalam hal asumsi yang mendasarinya dan

kesimpulan yang ditarik darinya. Teori ini berupaya untuk menjelaskan keberadaan

skala hasil yang semakin meningkat dan pola pertumbuhan jangka panjang yang

berbeda-beda antarnegara. Teori pertumbuhan endogen (theory of endogenous

growth) dirintis oleh Romer (1986) dan Lucas (1989). Salvatore (1997) mengatakan

bahwa teori ini mampu menyajikan suatu ulasan analitis yang lebih menyeluruh dan

meyakinkan mengenai hubungan antara perdagangan internasional dengan

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

14

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Secara spesifik,

teori baru pertumbuhan ekonomi endogen ini menyatakan bahwa pendapatan

penurunan hambatan-hambatan perdagangan dalam berbagai bentuk, baik tarif

maupun non-tarif, akan mempercepat tingkat pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan di suatu negara dalam jangka panjang.

Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa

model tersebut membantu menjelaskan keanehan aliran modal internasional yang

memperparah ketimpangan antara negara maju dengan negara berkembang. Potensi

tingkat pengembalian investasi yang tinggi yang ditawarkan oleh negara berkembang

yang mempunyai rasio modal-tenaga kerja yang rendah berkurang dengan cepat

dikarenakan rendahnya tingkat investasi komplementer (complementary investments)

dalam sumber daya manusia (pendidikan), infrastruktur, atau riset dan pengembangan

(R & D).

2.2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal merupakan satu instrumen dari kebijakan makroekonomi.

Kebijakan makroekonomi tersebut bertujuan untuk mencapai output yang tinggi

dengan laju pertumbuhan yang cepat, kesempatan kerja yang tinggi, stabilitas harga

serta keseimbangan dalam neraca pembayaran. Dalam literatur klasik, terdapat

beberapa perbedaan pandangan mengenai kebijakan fiskal, terutama menurut teori

Keynes dan teori klasik tradisional (Nopirin, 2000). Pada prinsipnya Keynes

berpendapat bahwa kebijakan fiskal lebih besar pengaruhnya terhadap output

daripada kebijakan moneter. Alasannya adalah kebijakan fiskal mampu

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

15

meningkatkan permintaan agregat secara langsung. Samuelson (1997),

mendefinisikan kebijakan fiskal sebagai salah satu proses pembentukan perpajakan

dan pengeluaran pemerintah atau publik. Proses tersebut merupakan upaya menekan

fluktuasi siklus ekonomi, dan ikut berperan menjaga ekonomi yang tumbuh dengan

penggunaan tenaga kerja penuh dimana tidak terjadi laju inflasi yang tinggi dan

berubah-ubah. Berdasarkan definisi tersebut terdapat dua instrumen pokok di

dalamnya, yaitu belanja negara dan perpajakan. Dengan kedua instrumen tersebut,

pemerintah dapat menetapkan program pengeluaran publik serta penerimaannya yang

sebagian besar adalah pajak.

Kondisi anggaran merupakan cerminan dari kebijakan fiskal yang dipilih

pemerintah pada periode tersebut. Pada saat anggaran defisit, ini berarti pemerintah

mengambil kebijakan fiskal ekspansif. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan

daya beli masyarakat. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami

resesi/depresi dan tingkat pengangguran tinggi. Sebaliknya, pada saat anggaran

surplus, ini berarti pemerintah mengambil kebijakan kontraktif.

Gambar 2.1. Kurva Kebijakan Fiskal Ekspansif

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

16

Kebijakan ekspansif dilakukan dengan cara menaikkan pengeluran

pemerintah (G) atau menurunkan pajak (T) untuk meningkatkan output (Y), adapun

mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah ataupun penurunan pajak (T)

terhadap output. Gambar 2.1. dapat dijelaskan bahwa pada saat pengeluaran

pemerintah (∆G) naik atau selisih pajak (∆T) turun makan akan menggeser kurva

pengeluaran agregat keatas sehingga pendapatan akan naik dari (Y1) menjadi

(Yf).Kebijakan Fiskal Kontraktif adalah kebijakan pemerintah dengan cara

menurunkan belanja negara dan menaikkan tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan

untuk menurunkan daya beli masyarakat dan mengatasi inflasi. Kebijakan anggaran

surplus sebaiknya dilaksanakn ketika perekonomian pada kondisi yang mulai

memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan. Pada saat munculnya

ekspansionary gap. Ekspansionary gap adalah suatu kondisi dimana output potensial

(Yf) lebih kecil dibandingkan dengan output aktual (Y1).

Gambar 2.2. Kurva Kebijakan Fiskal Kontraktif

Pada Gambar 2.2. di atas ini dapat dijelaskan bahwa disaat pengeluaran

pemerintah (∆G) turun atau selisih pajak (∆T) naik maka akan menggeser kurva

pengeluaran agregat kebawah sehingga pendapatan akan turun dari (Y1) menjadi (Yf).

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

17

Adapun mekanisme penurunan pengeluaran pemerintah (G) ataupun kenaikan pajak

(T) terhadap output (Y).

2.2.1. Teori Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Salah satu instrumen kebijakan fiskal adalah pengeluaran pemerintah.

Pengeluaran pemerintah adalah seluruh pembelian atau pembayaran barang dan jasa

untuk kepentingan nasional. Pengeluaran pemerintah juga merupakan instrumen

pengukur dimana pemerintah menentukan seberapa besar peran sektor pemerintah

dan sektor swasta. Di samping itu, pengeluaran pemerintah dapat menjadi penentu

pokok jumlah pengeluaran agregat, dan penentu pertumbuhan GNP riil jangka

pendek. Teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah dikemukakan oleh

para ahli ekonomi dan dapat digolongkan menjadi tiga golongan (Mangkoesoebroto,

1997), yaitu:

2.2.2. Model Pembangunan tentang Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang menghubungkan

perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi

yang dibedakan antara tahap awal, tahap menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap

awal perkembangan ekonomi, prosentase investasi pemerintah terhadap total

investasi besar, sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana,

seperti pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya. Pada tahap

menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas, namun pada tahap ini

peranan investasi swasta sudah semakin membesar. Peranan pemerintah tetap besar

pada tahap menengah, karena peranan swasta yang semakin besar akan menimbulkan

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

18

banyak kegagalan pasar dan juga menyebabkan pemerintah harus menyediakan

barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih banyak.

Musgrave (1983) berpendapat bahwa dalam suatu proses pembangunan,

investasi pemerintah terhadap PDB akan semakin kecil. Pada tingkat ekonomi lebih

lanjut, Rostow mengatakan bahwa aktivitas pemerintah dalam pembangunan

ekonomi beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk

aktivitas sosial seperti program kesejahteraan hari tua dan pelayanan kesehatan

masyarakat, dan sebagainya.

2.2.3. Hukum Wagner

Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran

pemerintah yang semakin besar dalam prosentase terhadap PDB. Wegner

mengemukakan pendapatnya bahwa dalam suatu perekonomian apabila pendapatan

perkapita meningkat maka secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan

meningkat. Wagner mengemukakan pendapatnya dalam bentuk suatu hukum

Wagner, sebagai berikut : Dalam suatu perekonomian, apabila pendapatan perkapita

meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat. Hukum

Wagner dikenal dengan “ The Law of Expanding State Expenditure”. Dasar hukum

tersebut adalah pengamatan empiris di negara-negara maju yaitu, Amerika Serikat,

Jerman, Jepang. Wagner menerangkan mengapa peranan pemerintah menjadi

semakin besar, terutama disebabkab karena pemerintah harus mengatur hubungan

timbal balik dalam masyarakat. Kelemahan hukum Wagner adalah karena hukum

tersebut tidak didasarkan pada suatu teori mengenai pemlilihan barang-barang publik.

Wagner menadasarkan pandangannya dengan suatu teori organis mengenai

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

19

pemerintah (organic theory of the state) yang menganggap pemerintah sebagai

individu yang bebas bertindak, terlepas dari anggota masyarakat lainnya.

2.2.4. The Displacement Effect

Dari ketiga teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah tersebut,

teori Peacock & Wiseman dianggap sebagai teori dan model yang terbaik

(Mangkoesoebroto, 1993; 173). Teori mereka sering disebut sebagai The

Displacement Effect, dimana teori ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa

pemerintah senantiasa memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka

membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang

semakin besar tersebut. Dalam Mangkoesoebroto (1993; 173). Peacock dan

Wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai

suatu tingkat toleransi pajak, suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami

besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membiayai

pengeluaran pemerintah. Tingkat toleransi ini merupakan kendala bagi pemerintah

untuk menaikkan pungutan pajak. Teori Peacock dan Wiseman adalah sebagai

berikut: pertumbuhan ekonomi (PDB) menyebabkan pemungutan pajak semakin

meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah, dan meningkatnya penerimaan pajak

menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Peningkatan pada

PDB dalam keadaan normal menyebabkan penerimaan penerimaan pemerintah yang

semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran pemerintah. Apabila keadaan normal

tersebut terganggu, misalnya karena adanya perang, maka pemerintah harus

memperbesar pengeluarannya untuk membiayai perang. Salah satu cara umtuk

meningkatkan penerimaannya tersebut dengan menaikkan tarif paajk sehingga dana

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

20

swasta untuk investasi dan konsumsi menjadi berkurang. Keadaan ini disebut efek

pengalihan (Displacement effect) yaitu adanya gangguan sosial menyebabkan

aktivitas swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah.

2.3. Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan makro

melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut

dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output

keseimbangan. Kebijakan moneter berlangsung melalui mekanisme transmisi untuk

menggeser permintaan agregat, sehingga akan mengubah keseimbangan tingkat

pendapatan nasional. Kenaikan JUB (Jumlah Uang Beredar) bersifat ekspansif,

sedangkan penurunan JUB bersifat kontraktif dan besarnya pergeseran permintaan

agregat sebagai reaksi atas kenaikan JUB tergantung pada besarnya kenaikan

investasi dan perubahan JUB akan menyebabkan perubahan yang besar pula pada

pengeluaran untuk investasi. Ahli ekonomi klasik mempunyai pendapat bahwa

kebijakan moneter lebih efektif dibandingkan dengan kebijakan fiskal. Pada

perkembangannya, dengan munculnya kaum monetarist yang pada dasarnya beraliran

klasik, perbedaan pendapat dengan neo-keynesian tidak lagi berkisar pada kemiringan

kurva IS dan LM. Demikian kebijakan fiskal dapat mempengaruhi pendapatan

nasional, hanya saja kebijakan moneter lebih besar serta dapat diperkirakan lebih

cepat efeknya.

Para ahli ekonomi sepakat tentang penting dan sentralnya uang dalam

perekonomian modern. Tidaklah mengherankan jika studi tentang dampak perubahan

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

21

jumlah uang beredar terhadap kinerja perekonomian makro mendapat perhatian yang

sangat besar. Dewasa ini studi-studi dalam bidang keterkaitan jumlah uang beredar

dengan kinerja makro sudah semakin luas dan dalam. Bidang studi yang mempelajari

tentang pengaruh jumlah uang beredar (dan juga tingkat bunga) terhadap kinerja

perekonomian makro dikenal sebagai bidang kajian moneter atau lebih sering disebut

dengan teori ekonomi moneter.

2.3.1. Jenis Kebijakan Moneter

Dari sudut ekonomi makro maka kebijakan moneter dapat dibedakan menjadi

dua yaitu kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif. Kebijakan

moneter ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang

beredar. Pada saat munculnya kontraksional gap. Berikut grafik kebijakan moneter

ekspansif. Dari Gambar 2.3. dibawah ini dapat dilihat kondisi awal penawaran uang

(MS1) dan tingkat suku bunga adalah kurva (R1). Pada kurva R1 tingkat suku bunga

yang peka terhadap pengeluaran adalah I, rencana pengeluaran agregat menjadi AE1

dan produk domestik bruto adalah (Y1).

Selain itu kurva PDB pada Y1 membantu menentukan posisi kurva permintaan

uang pada kurva L(R, Y1) dimana bersama-sama dengan kurva (MS1) menentukan

tingkat suku bunga (R1). Ketika MS1 meningkat menjadi MS2 maka tingkat suku

bunga turun karena pendapatan dan pengeluaran naik menjadi (R1), AE1 (R1) dan Y1.

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

22

Gambar. 2.3. Kurva Kebijakan Moneter Ekspansif

Kebijakan moneter kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka

mengurangi jumlah beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money

policy). Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan

moneter, yaitu antara lain Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation), Fasilitas

Diskonto (Discount Rate), Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio),

Himbauan Moral (Moral Persuasion).

2.3.2. Teori Kuantitas Uang

Teori kuantitas uang dikembangkan oleh Irving Fisher pada awal abad ke 20.

Teori kuantitas uang disampaikan dalam bukunya The Purchasing Power of Money

pada tahun 1911. Teori ini berpandangan bahwa uang hanya sebagai alat tukar, uang

akan berputar atau berpindah-pindah tangan dari satu pihak ke pihak lainnya selama

satu periode tertentu (biasanya satu tahun) dikenal dengan sebutan velositas uang

beredar (velocity of money). Faktor yang mempengaruhi velositas uang adalah faktor

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

23

kelembagaan, utamanya mekanisme pembayaran yang digunakan (tunai atau cek).

Dalam jangka pendek aspek kelembagaan sulit berubah, karena itu dalam jangka

pendek velositas uang akan konstan. Dalam persamaan matematis yang sederhana,

dapat dinyatakan sebagai:

M.V = P.T………………………………….…………………………………(2.3)

dimana:

M = Jumlah uang beredar untuk transaksi, dalam praktik dapat dinyatakan

M2,

V = Velositas uang, dalam jangka pendek diasumsikan konstan,

P = Harga rata-rata output, dalam praktik merupakan tingkat harga umum,

T = Jumlah output yang ditransaksikan pada tingkat full employment

Berdasarkan persamaan di atas, dapat dikatakan bahwa perubahan jumlah

uang beredar dikalikan denga velositasnya akan sama dengan jumlah produksi

dikalikan harga jualnya. Karena output yang dihasilkan adalah pada kondisi full

employment dan velositas uang diasumsikan tidak berubah, maka dalam jangka

pendek jumlah uang beredar untuk transaksi berubah, maka harga rata-rata output

akan berubah juga. Konsekuensinya adalah perubahan harga rata-rata output karena

perubahan jumlah uang beredar mempunyai hubungan searah dan proposional.

Uraian paragraf di atas dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan yang sangat

sederhana, seperti di bawah ini:

M = kPY.............................................................................................................(2.4)

Karena velositas uang dianggap konstan, maka pendapatan nasional dalam jangka

pendek ditentukan oleh jumlah jumlah uang beredar. Hubungan antara jumlah uang

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

24

beredar dengan tingkat produksi adalah proporsional. Pertumbuhan jumlah uang

beredar akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2.4 Efektivitas Relatif pada Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal beroperasi secara langsung terhadap pengeluaran agregat.

Kebijakan moneter mempengaruhi pengeluaran agregat hanya secara tidak langsung,

dengan cara mengubah jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga. Jika bank

sentral mengubah jumlah uang beredar, maka sama saja dengan menggeser kurva

permintaan agregat melalui mekanisme transmisi. Pandangan-pandangan yang

mempelajari hubungan perilaku utama diubah menjadi pandangan mengenai kekuatan

relatif yang ada pada kebijakan moneter dan fiskal. Akibat dari kedua kebijakan

tersebut akan tergantung pada sudut kemiringan kurva SRAS dan bagaimana

pengaruh kebijakan tersebut pada kurva AD. Bagaimanapun bentuk sudut kemiringan

kurva SRAS, hal itu berlaku bagi kedua kebijakan ini. Perbedaan antara kedua

kebijakan ini dapat dilihat dari kemampuannya dalam menggeser kurva AD.

Dalam melihat efektivitas kebijakan kita membandingkan pada tiga daerah yaitu

daerah klasik, intermediate range, dan daerah Keynes . Daerah liquidity trap

merupakan daerah yang idenya pertama sekali dikemukakan oleh Keynes. Keynes

menganggap ada satu daerah pada kurva LM yang memiliki tingkat bunga yang

sangat rendah dan tidak mungkin turun lagi. Daerah ini yang disebut daerah liquidity

trap. Daerah klasik memiliki kurva LM yang tegak lurus. Hal ini dikarenakan

pemahaman kaum klasik bahwa teori permintaan uang, permintaan uang tidak

dipengaruhi oleh pendapatan. Karena tidak ada hubungannya dengan suku bunga,

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

25

maka kurva LM bentuknya tegak lurus. Intermediate range adalah daerah yang

menunjukkan kurva LM dipengaruhi oleh suku bunga. Gambar 2.4. menunjukkan

apabila kurva IS bergeser ke kanan berarti kebijakan fiskal ekspansif. Jika kita

perhatikan pada masing-masing daerah, kebijakan fiskal sangat efektif pada daerah

Keynesian dan efektif pada daerah intermediate. Hal ini terlihat dari besarnya

perubahan keseimbangan pendapatan nasional didaerah keynesian. Sementara itu,

kebijakan fiskal sama sekali tidak efektif pada daerah klasik. Ketika ada kebijakan

fiskal, keseimbangan pendapatan nasional tidak berubah.

Gambar 2.4. Kurva Efektivitas Kebijakan Fiskal

Kebijakan moneter yang ekspansif ditandai dengan bergesernya kurva LM

dari LM0 ke LM1. Apabila dibandingkan pada ketiga daerah maka kebijakan moneter

sangat efektif di daerah klasik dan efektif pada daerah intermediate. Sementara itu,

kebijakan moneter sama sekali tidak efektif pada daerah keynesian.

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

26

.

Gambar 2.5. Kurva Efektivitas Kebijakan Moneter

2.5. Teori Perdagangan Internasional

Keterbukaan perdagangan merupakan indikator untuk memperlihatkan

seberapa besar tingkat ekspor impor suatu negara. Keterbukaan perdagangan dapat

diartikan pula sebagai volume perdagangan internasional. Keterbukaan perdagangan

dapat dijelaskan dengan penjumlahan nilai ekspor dan impor. Perdagangan

internasional memiliki sejumlah argumen yang mendukung serta menolaknya,

dengan beragam alasan yang mendasarinya. Namun argumen yang mendukung

ataupun menolak tidak ada yang memiliki kebenaran absolut. Manfaat yang diperoleh

suatu negara dengan adanya perdagangan internasional bergantung pada struktur

perekonomian negara itu sendiri (Lindert dan Kindleberger, 1986).

Teori pertumbuhan ekonomi dalam hubungannya dengan perdagangan dapat

ditelusuri kembali pada teori keunggukan absolut oleh Adam Smith pada tahun 1776

dan teori keunggulan komparatif oleh David Ricardo pada tahun 1817 (Salvatore,

1997). Menurut teori keunggulan absolut (absolut advantage theory), jika sebuah

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

27

negara lebih efisien daripada negara lain dalam memproduksi sebuah komoditas

(memiliki keunggualan absolut), namun kurang efisien dibanding negara lain dalam

memproduksi komoditas lainnya (memiliki kerugian absolut) maka kedua negara

tersebut dapat memperoleh keuntungan dengan cara masing-masing melakukan

spesialisasi pada komoditas yang memiliki kerugian absolut.

Menurut Damanhuri (2010), perdagangan luar negeri memiliki peranan yang

sangat penting bagi pertumbuhan dan pembangunan di suatu negara. Model

pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan oleh Keynes, perdagangan internasional

merupakan salah satu determinan bagi pendapatan suatu negara. Secara sederhana,

pemikiran Keynes tersebut dapat dijelaskan dalam persamaan di bawah ini:

Y C I G N X .................................................................................. (2.5)

Dalam persamaan tersebut, Y adalah pendapatan sebuah negara, C merupakan

pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga, I adalah simbol untuk investasi

atau pengeluaran modal yang dilakukan oleh sektor produsen, G adalah pengeluaran

yang dikeluarkan oleh pemerintah, X merupakan ekspor yang dilakukan oleh negara,

sementara M adalah simbol untuk impor yang dilakukan oleh sebuah negara. Dalam

persamaan tersebut, perdagangan internasional disimbolkan dengan (X-M).

Perdagangan internasional mempunyai dua hal penting yang berperan dalam

membantu proses pembangunan ekonomi sebuah negara, khususnya negara

berkembang, yaitu:

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

28

a. Adanya pergerakan modal dari negara maju ke negara berkembang. Dengan

adanya perdagangan internasional tersebut, diharapkan terjadi perpindahan

modal dari negara maju ke negara berkembang yang kekurangan modal.

Mengingat salah satu faktor utama rendahnya produktivitas di negara

berkembang adalah kurangnya modal yang dimiliki mereka.

b. Transfer of technology and know how lewat perusahaan multinasional (Multi

National Corporation/MNC).

Perdagangan internasional sering pula dikatakan sebagai “mesin

pertumbuhan” (engine of growth). Menurut Salvatore (1997), sekalipun perdagangan

internasional tidak bisa menjadi “mesin pertumbuhan” yang efektif bagi negara-

negara berkembang, namun bukan berarti perdagangan internasional tidak ada

kegunaannya. Para ekonom seperti Haberler mengatakan keuntungan-keuntungan

yang bisa diperoleh dari perdagangan internasional, diantaranya:

1. Perdagangan dapat meningkatkan pendayagunaan sumber-sumber daya

domestik di suatu negara berkembang.

2. Perdagangan internasional dapat menciptakan pembagian kerja dan skala

ekonomi (economies of scale) yang lebih tinggi, melalui peningkatan ukuran

pasar.

3. Perdagangan internasional juga berfungsi sebagai wahana transmisi gagasan-

gagasan baru, teknologi yang lebih baik, serta kecakapan manajerial, dan

bidang-bidang keahlian lainnya yang diperlukan bagi kegiatan bisnis.

4. Perdagangan antar negara juga merangsang dan memudahkan mengalirnya

arus modal internasional dari negara maju ke negara berkembang.

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

29

5. Impor produk-produk baru dapat merangsang permintaan domestik serta dapat

memberikan inspirasi dan membuka lahan bisnis baru yang menguntungkan

bagi para produsen setempat.

6. Perdagangan internasional merupakan instrumen yang efektif untuk mencegah

monopoli karena perdagangan pada dasarnya dapat merangsang peningkatan

efisiensi setiap produsen domestik agar mampu menghadapi persaingan dari

negara lain.

2.6. Penelitian Terdahulu

Ajisafe dan Folorunso (2002) menguji secara empiris perbandingan efektivitas

kebijakan fiskal dan kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi di Nigeria

pada periode tahun 1970-1998. Dengan menggunkan variabel penelitian narrow

money, board money, pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah, dan budget

deficit dengan metode estimasi yang digunakan adalah kointegrasi dan Error

Correction Model (ECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan moneter

lebih efektif daripada kebijakan fiskal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Nigeria.

Rahman (2005) meneliti efektivitas relatif antara kebijakan moneter dan

kebijakan fiskal dalam pertumbuhan output riil di Bangladesh pada tahun 1973-2005.

Hasil penelitian menunjukkan kebijakan moneter secara tunggal berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan output ril di Bangladesh. Hal ini

memperkuat temuan Model St. Louis bahwa kebijakan moneter relatif lebih efektif

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

30

daripada kebijakan fiskal yang disimulasikannya. Variabel yang digunakan dalam

penelitian terdiri dari Real Government Expenditure, Real Money, Real Interest Rate,

Real GDP dengan menggunakan metode estimasi SVAR. Hsing (2005) melakukan

penelitian tentang pengaruh kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan penurunan nilai

mata uang terhadap output di Venezuela. Penelitian ini menggunakan metode IS-LM

model dan Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasiticity (GARCH).

Dengan menggunakan data tahunan selama tahun 1959-2001. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa output riil berhubungan positif dengan jumlah uang beredar

(M2), pengeluaran pemerintah, depresiasi mata uang Bolivar, tingkat inflasi dan

harga minyak.

Hastuti (2007) menganalisa dampak kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan

kebijakan nilai tukar terhadap pendapatan nasional, periode sebelum dan sesudah

krisis di Indonesia. Metode yang digunakan adalah VAR, dengan variabel yang

diteliti adalah jumlah uang beredar, pengeluaran pemerintah, nilai tukar, dan PDB.

Data merupakan data triwulanan dari triwulan I tahun 1990 sampai triwulan IV tahun

2006. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah uang beredar dan pengeluaran

pemerintah memiliki dampak positif terhadap PDB, sedangkan dampak nilai tukar

adalah negatif, dengan kata lain, kebijakan moneter dan kebijakan fisklal memiliki

dampak yang ekspansif, sedangkan dampak nilai tukar adalah kontraktif. Indrawati

(2007) melihat interaksi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter di Indonesia

menggunakan pendekatan VAR. Variabel yang digunakan adalah suku bunga,

pengeluaran pemerintah, IHK dan PDB. Data yang digunakan data tahunan dari

1970-2006. Hasilnya memperlihatkan shock kebijakan fiskal bersifat permanen dan

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

31

negative terhadpa inflasi dan direspon dengan kebijakan moneter yang ketat. Shock

kebijakan moneter menyebabkan pengaruh permanen negatif pada menrunnya

pertumbuhan ekonomi.

Katsimi dan Sarantidies (2008) meneliti dampak kebijakan fiskal pada 19

negara maju selama tahun 1975-2000. Penelitian ini menggunakan metode fixed

effect model (FEM). Hasil penelitian ini menunjukkan pengeluaran barang modal

mempunyai dampak yang positif terhadap keuntungan. Pajak langsung dan tidak

langsung menurunkan keuntungan. Penelitian yang dilakukan oleh Ali et al. (2008)

bertujuan untuk mengkaji dampak efektivitas relatif antara kebijakan fiskal dan

kebijakan moneter di negara-negara Asia Selatan. Dengan periode penelitian dari

tahun 1990 – 2007, hal ini dilakukan untuk membuktikan pandangan Monetarist dan

Keynesian serta untuk menemukan kebijakan yang lebih efektif dalam mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi. Uji Im, Pesaran, dan Shin serta Levin, Lin, dan Chu

digunakan untuk menguji integrasi. Hubungan jangka pendek dan jangka panjang

diestimasi dengan model Autoregressive Distributed Lag (ARDL) yaitu untuk

menguji kointegrasi pada panel dan Error Correction Method (ECM). Hasil

penelitian menunjukkan jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang signifikan baik

jangka pendek maupun jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya,

keseimbangan fiskal tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada jangka pendek

dan jangka panjang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan moneter lebih

memiliki kekuatan dibandingkan kebijakan fiskal dalam meningkatkan pertumbuhan

ekonomi di negara-negara Asia Selatan.

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

32

Kubo (2008) meneliti dampak shock dari kebijakan moneter terhadap

perekonomian, pengalaman Thaland. Variabel yang digunakan yaitu indeks Harga

Konsumen (IHK). Indeks Produksi, Indeks Harga Produsen (IHP), suku bunga

pinjaman dan agregat kredit swasta, dengan menggunakan metode VAR. dari

penelitian ini diperoleh bahwa mekanisme transmisi moneter di Thailand mempunyai

dampak terhadap dimensi internasional. Kontraksi moneter mempunyai efek yang

negative dan cukup kuat pada permintaan impor dalam jangka pendek walaupun

harga impor turun.

Afonso dan Sousa (2009) meneliti efek dari kebijakan fiskal menggunakan

metode Bayesian Structural Vector Autoregression (BSVAR) dengan menganalisis

Negara Inggris, Amerika, Jerman dan Italy. Secara umum dapat disimpulkan bahwa

shock pengeluaran pemerintah mempunyai pengaruh: (i) efek yang kecil terhadap

PDB, (ii) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap konsumsi swasta, (iii)

mempunyai efek negatif terhadap investasi swasta, (iv) mempunyai efek yang

bervariasi terhadap harga rumah, (v) mendorong jatuhnya harga saham, (vi) tidak

berdampak signifikan terhadap tingkat harga, (vii) efek positif dan kecil terhadap

pertumbuhan tingkat agregat moneter dan (viii) mempunyai pengaruh positif terhadap

produktivitas. Sementara itu shock penerimaan pemerintah berpengaruh pada (i) efek

positif terhadap PDB dan investasi, (ii) efek positif terhadap harga rumah dan harga

saham dan (iii) secara umum tidak ada dampak terhadap tingkat harga.

Chang et al. (2009) menyatakan bahwa dampak keterbukaan perdagangan

terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi berarti apabila disertai oleh perbaikan-

perbaikan pada infrastruktur publik, sektor finansial, kualitas modal manusia,

Page 23: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

33

fleksibilitas pasar tenaga kerja, serta stabilitas perekonmian dan harga. Perbaikan-

perbaikan tersebut akan menjadikan keterbukaan perdagngan dapat berlangsung

efektif sehingga meningatkan pengalokasian sumber daya, memungkinkan diseminasi

pengetahuan dan teknologi, serta mendorong persaingan di pasar domestik dan

internasional.

Selain dipengaruhi oleh kondisi dari setiap negara, pola interaksi yang terjadi

antarvariabel dalam suatu perekonomian juga tidak seragam. Sebagaimana penelitian

oleh Miankhel et al. (2009) tentang keterkaitan PMA, ekspor, dan pertumbuhan

ekonomi di enam negara berkembang yang memiliki tahap pertumbuhan berbeda-

beda, yaitu India dan pakistan di Asia Selatan, Malaysia dan Thailand di Asia

Tenggara, serta Mexico dan Chile di Amerika lain. Hasil penelitiannya mendukukng

hipotesis bahwa ekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi (exsport led growth),

khususnya di Asia Selatan. Dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi akan

mendorong perkembangan variabel-variabel lainnya, yaitu mendorong ekspor di

Pakistan dan mendorong PMA di India. Hubungan yang berbeda terlihat dalam

jangka pendek di Amerika Latin, yaitu PMA memengaruhi pertumbuhan melalui

ekspor (PMA Ekspor PDB) di Chile dan PMA memengaruhi pertumbuhan

secara langsung di Mexico.Ekspor memengaruhi pertumbuhan dan PMA di kedua

negara tersebut dalam jangka panjang. Sementara itu, kasus di Asia Tenggara

ditemukan hubungan kausalitas dua arah antara PDB dan PMA di Thailand, dan

sebaiknya keduanya tidak memiliki hubngan sebab-akibat di Malaysia.

Mobolaji dan Adefeso (2010) melakukan penelitian mengenai efektivitas

relatif kebijakan fiskal dan kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi di

Page 24: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

34

Nigeria dengan menggunakan data tahunan dari 1970-2007. Error Correction

Mechanism (ECM) dan teknik kointegrasi dilakukan untuk mengestimasi data

penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan dan konsisten dengan penelitian

sebelumnya bahwa kebijakan moneter lebih memiliki kekuatan dibandingkan

kebijakan fiskal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Nigeria. Penelitian ini

merekomendasikan kebijakan moneter sebagai alat stabilitas perekonomian.

Jawaid, Qadri, dan Ali (2011) meneliti pengaruh kebijakan moneter, fiskal,

dan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi Pakistan dengan menggunakan data

tahunan dari 1981-2009. Dengan menggunakan metode estimasi VECM dimana

variabel penelitiannya adalah money supply (proksi kebijakan moneter), government

expenditure (proksi kebijakan fiskal), share ekspor dan impor terhadap GDP (proksi

kebijakan perdagangan). Hasilnya adalah kebijakan moneter dan kebijakan fiskal

berimplikasi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka

pendek dan jangka panjang, sebaliknya untuk kebijakan perdagangan . Dimana

kebijakan moneter lebih efektif daripada kebijakan fiskal.

2.7. Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan ekonomi merupakan tolak ukur kinerja perekonomian suatu

negara. Integrasi ekonomi dan keuangan akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi di

kawasan ASEAN+6. Integrasi ekonomi dapat membuat pertumbuhan ekonomi

menjadi konvergen maupun divergen. Untuk mencapai tujuan pendapatan nasional

yang tinggi dan selaras di kawasan ASEAN+6 diperlukan serangkaian kebijakan

khususnya kebijakan makroekonomi oleh pemerintah di masing-masing negara. Ada

Page 25: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

35

tiga alternatif utama dalam mencapai tujuan kebijakan yaitu, kebijakan fiskal,

kebijakan moneter dan kebijakan perdagangan. Kawasan integrasi ekonomi

ASEAN+6 yang terdiri dari negara berkembang dan negara maju. Masing-masing

kelompok negara tersebut memiliki perbedaan karakteristik yang mendasar sehingga

tidak dapat diterapkan perlakuan yang sama diantara keduanya. Selanjutnya, analisis

pertumbuhan ekonomi ASEAN+6 akan dilakukan dengan memisahkan antara negara

berkembang dan negara maju untuk melihat dampak dari kebijakan fiskal, kebijakan

moneter dan keterbukaan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi. Berikut

adalah gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini:

Page 26: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 ... · Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa ... mekanisme peningkatan pengeluaran pemerintah

36

Gambar 2.6. Kerangka Pemikiran

ASEAN (Indonesia,Malaysia,

Singapore,Thailand,Philipina)

China, Jepang, Korea Selatan,

India, Australia, New Zealand

Integrasi Ekonomi

ASEAN+6

Pertumbuhan Ekonomi

ASEAN+6

Negara

Berkembang

Negara

Maju

Kebijakan Makroekonomi

Kebijakan Fiskal

Pengeluaran

Pemerintah

Kebijakan Moneter

Jumlah Uang

Beredar (M2)

Kebijakan

Perdagangan

Keterbukaan

Perdagangan

Metode Panel Data Dinamis dengan Pendekatan

GMM (Generalized Method of Moments)