bab ii tinjauan pustaka a. peran pembelajaran pendidikan ...repository.ump.ac.id/4233/3/eka prastia...
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peran Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab X kurikulum Pasal 37 ayat 1
dan ayat 2 bahwa pendidikan kewarganegaraan, dinyatakan sebagai
berikut:
Ayat 1 menyatakan: Kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat: pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan,bahasa,matematika,ilmu pengetahuan
alam,ilmu pengetahuan sosial,seni dan
budaya,pendidikan jasmani dan
olahraga,keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal.
Ayat 2. Menyatakan: Kurikulum pendidikan tinggi wajib
memuat: pendidikan agama,pendidikan
kewarganegaraan, dan bahasa.
Pendidikan Kewarganegaraan menurut Zamroni (dalam
Taniredja, 2013:2) Pendidikan Kewarganegaraan adalah “Pendidikan
demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat
berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktifitas menanamkan
kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk
kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga
masyarakat.
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
9
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang wajib dipelajari dari
pendidikan dasar sampai menengah. Sejalan dengan penyataan tersebut
maka pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
mempersiapkan para generasi muda agar dapat memahami apa saja hak
dan kewajiban yang dimiliki tiap-tiap individu dalam kehidupan
bermasyarakat.
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan masyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan
dunia secara langsung atau tidak langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
(Permendiknas No 22 tahun 2006).
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
10
3. Pendidikan Kewarganegaraan Tingkat Sekolah Tahun 2006
Berdasar Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) diartikan sebagai mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi
warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki dan sejalan dengan tiga fungsi pokok
pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana pengembangan warga
negara yang demokratis, yakni mengembangkan kecerdasan warga
negara (civic intelligence), membina tanggung jawab warga negara
(civic responsibillity) dan mendorong partisipasi warga negara (civic
participation).
Tiga kompetensi warga negara ini sejalan dengan tiga
komponen kewarganegaraan yang baik, yaitu pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan
(civic skills), dan karakter kewarganegaraan (civic dispositions).
(Branson dalam Winarno, 2014:19). Warga negara yang memiliki
pengetahuan kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang
cerdas. Warga negara yang memiliki keterampilan kewarganegaraan
akan menjadi warga negara yang partisipatif sedangkan warga negara
yang memiliki karakter kewarganegaraan akan menjadi warga negara
yang bertanggung jawab.
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
11
Pendidikan Kewarganegaraan sekolah juga mengembangkan
misi sebagai pendidikan bela negara, pendidikan HAM, pendidikan
multikultural, pendidikan lingkungan hidup, pendidikan hukum dan
pendidikan anti korupsi. Sebagai pendidikan bela negara, Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai salah satu bentuk keikutsertaan warga
negara dalam upaya bela negara. Sebagai pendidikan HAM,
Pendidikan Kewarganegaraan adalah proses menyiapkan peserta didik
untuk menghormati dan menegakkan hak asasi manusia sebagai
sarana mencapai kesejahteraan hidup. Sebagai pendidikan
multikultural, Pendidikan Kewarganegaraan bertugas membina
peserta didik memiliki kesadaran akan kemajemukan sosial bangsa
Indonesia. Sebagai pendidikan lingkungan hidup, Pendidikan
Kewarganegaraan menanamkan kesadaran akan pentingnya
kelestarian lingkungan sebagai daya dukung kehidupan. Sebagai
pendidikan hukum, Pendidikan Kewarganegaraan menanamkan
kesadaran untuk taat pada hukum dan menyiapkan warga negara yang
taat membayar pajak. Sebagai pendidikan anti korupsi, Pendidikan
Kewarganegaraan menanamkan pentingnya kesadaran untuk tidak
bersikap dan bertindak korupsi, kolusi dan nepotisme dikehidupan
berbangsa dan bernegara. (Winarno, 2014:22).
Jurnal Gunawati menegaskan bahwa pendidikan
kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai memiliki esensi dan makna
sebagai pendidikan moral, pendidikan akhlak atau pendidikan budi
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
12
pekerti yang semua itu bertujuan membentuk pribadi anak, agar
menjadi warga negara yang baik. Pendidikan kewarganegaraan
merupakan salah satu bahan ajar yang mengembangkan nilai-nilai
demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup. Tujuan dari
pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan wargan negara yang
sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik serta kepekaan
mengembangkan jati diri moral dan bangsa dengan menjaga dan
peduli lingkungan.
4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
a) Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran menurut Winkel (dalam Sutikno, 2013:31)
mengartikan bahwa pembelajaran sebagai seperangkat tindakan
yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik
dengan memperhitungkan kejadian-kejadian internal yang
berlangsung di dalam peserta didik. Sedangkan menurut Sadiman
(dalam Sutikno, 2013:31) pembelajaran adalah usaha-usaha yang
terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi
proses belajar dalam diri peserta didik.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses belajar yang disusun dan direncanakan
oleh guru untuk mendukung proses belajar agar kegiatan belajar
tersebut dapat tercapai sesuai dengan tujuan tertentu.
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
13
Menurut Skinner (dalam Dimyati, 2009:9) guru perlu
memperhatikan dua hal penting yaitu 1) pemilihan stimulus yang
diskriminatif dan 2) penggunaan penguatan.
b) Langkah-Langkah Pembelajaran
Berdasarkan teori kondisioning langkah pembelaharan
sebagai berikut :
1. Mempelajari keadaan kelas, guru mencari dan
menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif.
Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif
diperlemah atau dikurangi.
2. Membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku
yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena
hukuman dan kegiatan luar sekolah yang dijadikan
penguat.
3. Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang
dipelajari serta jenis penguatnya.
4. Membuat program pembelajaran. Program
pembelajaran ini berisi urutan perilaku dan evaluasi.
Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru
mencatat perilaku dan penguat yang berhasil atau tidak
berhasil.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
peranan yang sangat penting dalam meningkatkan tanggung jawab
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
14
peserta didik untuk itu pendidikan kewarganegaraan hendaknya
diarahkan dengan tujuan untuk mencapai target hingga terjadinya
artikulasi proses “belajar tentang, melalui proses, dan untuk
menumbuhkan demokrasi konstitusional Indonesia sesuai dengan
UUD 1995.
c) Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Cogan (dalam Winarno, 2014:71) menyatakan pembelajaran
PKn merupakan proses pendidikan secara utuh dan meyeluruh
terhadap pembentukan karakter individu sebagai warga negara
yang cerdas dan baik. Pembelajaran mencakup kegiatan yang
mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses manusia ,
juga mencakup kejadian-kejadian yang diturunkan oleh bahan-
bahan cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide maupun
kombinasi dari bahan-bahan itu.
Masalah klasik yang dihadapi dalam pembelajaran PKn
adalah guru memang sulit untuk melepaskan diri dari metode
ceramah, ekspositori dan metode yang berbau indoktrinatif. Selain
karena metode ini mudah dijalankan, bahan ajar PKn pada
umumnya lebih bersifat hafalan dan lebih menekankan pada
pengetahuan kewarganegaraan. Dalam Standar Isi 2006 dijelaskan
bahwa Pkn atau mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami
dam mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
15
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Dalam
hal tujuan, PKn di sekolah memiliki tujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta anti-korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
d) Komponen Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Komponen utama pendidikan kewarganegaraan yang perlu
diajarkan kepada peserta didik mencakup pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan atau kecakapan
kewarganegaraan (civic skills), dan sikap atau watak
kewarganegaraan (civic disposition). (Branson dalam Winatraputra
dan Budimansyah, 2012:199) :
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
16
1. Pembelajaran PKn untuk Civic Knowledge
Penting bagi guru untuk memahami bagaimana
menentukan dan mendesain model pembelajaran yang mampu
mengembnagkan pengetahuan dan wawasan kewarganegaraan
(civic knowledge). Atau dengan kata lain bagaimana
merancang pendekatan, strategi, metode, maupun teknik yang
dapat mengembangkan ranah kognitif siswa.
Model pembelajaran PKn harus disesuaikan dengan
tujuan mata pelajaran PKn, yaitu agar siswa mampu berpikir
secara kritis, rasional, dan kreatif; berpartisipasi secara aktif
dan bertaggung jawab dan bertindak secara cerdas;
berkembang secara positif dan demokratis dan mampu
berinterkasi dalam hubungan antar warga. Menganalisis tujuan
di atas, maka mempertegas pemahaman kita bahwa hakikat
pembelajaran PKn adalah wahana pengembangan berpikir
kritis, artinya pembelajaran dimaknai sebagai proses
pengembangan berpikir kritis peserta didik bukan
pembelajaran yang berisi hafalan.(Winarno, 2013:125-126)
2. Pembelajaran PKn untuk Civic Skills
Kecendurungan pembelajaran PKn yang hanya
berorientasi pada pemahaman akan civic knowledge perlu
diubah, apalagi sebatas mengajarkan konsep-konsep keilmuan
PKn yang sifatnya hafalan. Oleh karena itu, orientasi pada
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
17
civic knowledge harus dilanjutkan pada pengembangan sub
ranah intellectual civic skills sebab pada dasarnya
cognitive/intellectual civic skills tidak dapat dipisahkan dengan
civic knowledge. Contohnya jika guru PKn ingin
membelajarkan cara-cara memengaruhi kebijakan publik,
maka peserta terlebih dahulu perlu dipahamkan konsep
kebijakan publik. Akan tetapi jika guru hanya memberikan
pengertian dan pemahaman tentang apa itu kebijakan belum
tentu siswa memliki intellectual civic skills.
Keterampilan kewarganegaraan bukanlah hanya
keterampilan fisik, tetapi lebih pada keterampilan
berpartisipasi pada kehidupan publik sebagai bentuk dari
tanggung jawab kewarganegaraannya. Untuk mengembangkan
keterampilan tersebut maka memuat tahap-tahap : pertama ,
merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai ; kedua ,
merumuskan materi PKn yang nantinya akan dijadikan bahan
belajar ; ketiga , merumuskan model sekaligus didalamnya
metode pembelajaran yang sesuai ; keempat, mengembangkan
media pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi dan
mengarah pada pencapaian tujuan ; kelima , mengembangkan
alat evaluasi yang mampu mengukur ketercapaian civic skills
peserta didik. (Winarno, 2013:166-168).
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
18
3. Pembelajaran PKn untuk Civic Disposition
Civic Disposition atau watak kewarganegaraan
menunjuk pada karakter public maupun karakter privat yang
penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi
konstitusional. Watak kewarganegaraan berkembang secara
perlahan sebagai akibat dari apa yang telah dipelajari dan
dialami oleh seseorang di rumah, sekolah, komunitas, dan
organisasi-organisasi civil society. Karakter privat seperti
tanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan terhadap
hsrkat dan martabat manusia dari setiap individu adalah wajib.
Karakter publik juga tidak kalah penting yaitu kepedulian
sebagai warga negara, kesopanan, mengindahkan aturan main,
berpikir kritis dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi
dan berkompromi merupakan karakter yang sangat diperlukan
agar demokrasi berjalan sukses. Kegiatan seperti dibawah ini
dapat mengarahkan pada peningkatan karakter publik dan
privat peserta didik secara efektif :
(a) Kegiatan belajar yang koperatif di dalam pertemuan kelas
(class meeting), dewan pelajar (student council), simulasi
dengar pendapat publik, simulasi pemilu, simulasi sidang
pengadilan, dan muktamar pelajar dapat mengembangkan
karakter yang sopan santun, keperwiraan, disiplin pribadi,
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
19
ketekunan, kepedeulian terhadap kepentinga umum, dan
menghormati orang lain.
(b) Proyek belajar pelayanan masyarakat, seperti membantu
mengajari peserta didik yang lebih muda, merawat lingkungan
sekolah, partisipasi dalam kepanitian pemilu dapat
mengembangkan karakter disiplin pribadi, tepat waktu,
menghargai orang lain, santun dan sebagainya.
(c) Kegiatan hari besar nasional dan perayaan atas prestasi teman
dapat mengembangkan karakter pengenalan nilai-nilai bersama
dan kepedulian terhadap masyarakat sekitar.
(d) Diskusi-diskusi yang teratur mengenai masalah aktual dapat
meningkatkan karakter kepedulian terhadap masyarkat sekitar.
(e) Kerjasama sekolah dengan institusi lain, mendatangkan tokoh
masyarakat ke sekolah dan sejenisnya dapat mengembangkan
kepekaan kewarganegaraan. (Winarno, 2013:177,183).
B. Tinjauan Tentang Karakter Peduli Lingkungan
1. Pengertian Karakter
Beberapa pengertian karakter yang diungkapkan oleh beberapa
tokoh. (Samani: 2012: 41) mengungkapkan bahwa:
“Karakter dianggap sebagai nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan,
dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya,
adat istiadat, dan estetika”.
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
20
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud
dengan karakter adalah tingkah laku, akhlak dan watak yang
membedakan seseorang dengan yang lain. Menurut Samani dan
Hariyanto (2012:43) karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang
membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh
hereditas maupun pengaruh lingkungan yang membedakannya dengan
orang lain serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut (Kesuma, Dharma dkk; 2011: 11) karakter berasal dari
nilai tentang sesuatu. Suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku anak itulah yang disebut karakter. Jadi suatu karakter melekat
dengan nilai dari perilaku tersebut.
Menurut (Salahudin: 2013: 44) mengungkapkan bahwa:
“Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan
bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang
berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap
akibat dari keputusan yang dibuat.”
Jadi dari pernyataan tentang karakter diatas dapat disimpulkan
bahwa ciri khas yang berbeda antar invidu satu dengan lainnya yang
diterapkan dalam perilakunya sehari-hari untuk kehidupan dalam
lingkungan masyarakat.
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
21
2. Pengertian Lingkungan
Istilah lingkungan hidup terdapat pada pasal 1 ayat 1 Undang-
undang No.32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
dirumuskan sebagai berikut :
“Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.”
Menurut Soemartono (2004:17) Lingkungan hidup adalah ruang
dimana baik makhluk hidup maupun tak hidup berada dalam satu
kesatuan, dan saling berinterkasi baik secara fisik maupun non fisik,
sehingga mempengaruhi kelangsungan kehidupan makhluk hidup
tersebut, khususnya manusia. Berdasarkan beberapa pengertian
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan merupakan segala
sesuatu yang berada di sekitar kita yang saling mempengaruhi baik
untuk benda hidup maupun mati. Lingkungan juga harus senantiasa
dilestarikan untuk menciptakan keseimbangan dalam kehidupan.
3. Pentingnya Karakter Peduli Lingkungan Peserta Didik di Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan dalam masyarakat yang
memiliki tanggung jawab memberikan pendidikan yang baik bagi
peserta didik, hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan
oleh Listyarti (2012:2) bahwa pendidikan adalah proses untuk
mengubah jati diri seseorang peserta didik untuk lebih maju. Untuk itu
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
22
pembentukan karakter merupakan salah satu tanggung jawab sekolah
sebagai sebuah lembaga pendidikan. Jurnal Rahmelia,dkk mengatakan
bahwa pendidikan pada hakikatnya harus dimaknai sebagai proses
belajar mengajara yang lebih dari sekedar kegaitan guru dan siswa di
kelas secara tertutup. Pembelajaran yang ideal dewasa ini mencakup
kegiatan belajar mengajar yang turut serta menanamkan aspek moral
ke dalam jiwa peserta didik dalam rangka pembentukan watak
kewarganegaraa.
Interaktif edukatif berbasis moralitas sangat dibutuhkan peserta
didik. Hal ini mengingat kebutuhan kompetensi masa depan peserta
didik sebagaimana diperinci dalam permendikbud No 81A Tahun
2013 tenteng implementasi Kurikulum, sebagai berikut:
“Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu
antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis
dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral
Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab, toleran dalam keberagaman,
mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat
luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja,
kecerdasan sesuai dengan bakat/minat dan peduli
terhadap lingkungan.”
Pusat Kurikulum dalam (Samani dan Haryanto, 2012: 9)
menyarankan implementasi pendidikan karakter hendaknya dimulai
dari nilai esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan seseuai kondisi
masing-masing sekolah misalnya bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan
dan santun. Selain itu, agar sikap peduli lingkungan dapat terbentuk,
maka anak perlu dilatih melalui pembiasaan, mandiri, sopan santun,
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
23
kreatif, tangkas, rajin bekerja dan punya tanggung jawab. Oleh karena
itu, sikap peduli lingkungan yang dilakukan secara terus-menerus
dapat membentuk karakter peduli lingkungan.
Jurnal Al-Anwari menegaskan bahwa pendidikan lingkungan
adalah sebuah kebutuhan yang tak terelakan bila kita ingin
mewujudkan masyarakat madani seperti yang dicita-citakan. Dan yang
paling penting digaris bawahi bahwa pendidikan lingkungan memiliki
misi untuk membentuk karakter manusia dimuka bumi. Sesuai
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa peduli lingkungan perlu
diterapkan dalam masyarakat terutama kepada peserta didik karena
guna menciptakan generasi yang dapat menjaga kelestarian
lingkungan hidup.
4. Indikator Peduli Lingkungan
Adanya deskripsi dan indikator nilai peduli lingkungan akan
mempermudah menyusun kegiatan yang akan disusun dalam
pelaksanaan nilai peduli lingkungan di sekolah. (Samani dan
Hariyanto, 2012 : 41) membagi sikap dan perilaku menjadi lima
jangkauan sebagai berikut : (i) sikap dan perilaku dalam hubungannya
dengan Tuhan, (ii) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan diri
sendiri, (iii) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan keluarga,
(iv) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan masyarakat dan
bangsa, dan (v) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam
sekitar.
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
24
. Samani dan Hariyanto. (2012 : 41) mengemukakan bahwa
sikap peduli lingkungan adalah sikap berhubungan dengan alam
sekitar sehingga jika dikaitkan dengan jangkauan tersebut dapat
digolongkan menjadi jangakaun poin kelima (v) yaitu sikap dan
perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar. . (Samani dan
Hariyanto, 2012 : 114) juga mengelompokkan nilai-nilai dengan
melihat hubungan nilai-nilai tersebut dengan kewajiban terhadap
Tuhan Sang Maha Pencipta, dengan kewajiban terhadap diri sendiri,
dengan kewajiban terhadap keluarga, dengan kewajiban terhadap
masyarakat dan bangsa, dan juga dengan kewajiban terhadap alam
lingkungan. Sikap peduli lingkungan merupakan kewajiban terhadap
alam lingkungan. Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki
kewajiban terhadap alam lingkungan untuk terus menjaga,
melestarikan dan mencegah adanya kerusakan dan pencemaran
lingkungan.
Adapun nilai-nilai terhadap alam lingkungan adalah perhatian
(attentiveness), kesediaan (availability), kepedulian (careness),
kewarganegaraan (citizenship or civic), komitmen (commitment),
keberanian (courage), keingintahuan (courisity), kritis (critical), dapat
diandalkan (dependability), kerajinan (diligence), daya upaya atau
usaha (effort), keadilan (justice), kelembutan hati (meekness),
moderasi atau suka hal yang sedang-sedang (moderation), kerapian
(oderliness), sifat menghormat/menghargai, menghargai lingkungan
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
25
(respect for environment), menghargai kesehatan (respect for healt),
pertanggungjawaban (responsibility), amanah atau dapat dipercaya
(trusworthiness), kearifan atau kebijakan (wisdom). Penanaman nilai-
nilai tersebut dapat diimplementasikan dalam pembelajaran. Namun
nilai-nilai tersebut tidak semuanya dapat diimplemetasikan dalam
kegiatan pembelajaran.
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Sekolah dan Kelas Dalam
Pengembangan Nilai Peduli Lingkungan
Nilai Deskripsi Indikator Sekolah Indikator Kelas
Peduli
Lingkungan
Sikap dan tindakan
yang selalu
berupaya
mencegah
kerusakan pada
lingkungan alam di
sekitarnya, dan
mengembangkan
upaya-upaya untuk
memperbaiki
kerusakan alam
yang sudah terjadi
a. Pembiasaan
memelihara
kebersihan
dan
kelestarian
lingkungan
sekolah.
b. Tersedianya
tempat
pembuangan
sampah dan
tempat cuci
a. Memelihara
lingkungan
kelas.
b. Tersedianya
tempat
pembuangan
sampah di
dalam kelas.
c. Pembiasaan
hemat energi.
d. Memasang
stiker
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
26
tangan.
c. Menyediakan
kamar mandi
dan air
bersih.
d. Pembiasaan
hemat energi.
e. Membuat
biopori di
area sekolah.
f. Terdapat
saluran
pembuangan
air limbah
dengan baik.
g. Melakukan
pembiasaan
memisahkan
jenis sampah
organik dan
anorganik.
h. Menyediakan
peralatan
perintah
mematikan
lampu dan
menutup
kran air pada
setiap
ruangan
apabila
selesai
digunakan.
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
27
kebersihan.
i. Membuat
tendon
penyimpanan
air
j. Memprogam
kan cinta
bersih
lingkungan.
Sumber : Kemendiknas
k. Kerangka Berpikir
Banyak peserta didik yang masih kurang peduli terhadap lingkungan
sekolah SMP Negeri 3 Kalibagor
Peran pembelajaran PKn dalam meningkatkan peduli lingkungan peserta
didik SMP Negeri 3 Kalibagor melalui komponen-komponen PKn :
Civic
Disposittion
Civic
Skills
Civic
Knowledge
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
28
Hasil yang diharapkan adalah peserta didik SMP Negeri 3 Kalibagor
lebih peduli terhadap lingkungannya, dalam hal ini adalah lingkungan
sekolah.
l. Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian Indry Permana (2012) dengan judul Pengaruh
Penggunaan Model Project Citizen dalam Pendidikan Kewarganegaraan
terhadap kesadaran lingkungan siswa (Studi Ekperimen Kuasi di SMPN 2
Manggar Belitung Timur) jika dikaitkan dengan penelitian ini maka
kesimpulannya bahwa lingkungan merupakan sumber belajar yang paling
efektif dan efisien dalam meningkatkan motivasi peserta didik. Hal ini
juga sudah diamanatkan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Namun dalam kenyataanya pada saat
ini di lingkungan pendidikan masih mengutamakan pencapaian tujuan
untuk menjadikan peserta didik pintar secara akademik yang menekankan
pada kecerdasaan intelegensia. Penilaian peserta didik hanya lebih
diutamakan pada angka-angka akademik saja.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata
pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan kepribadian
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017
29
serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi bagian
integral dalam menunaikan tugasnya sehari-hari untuk mengembangkan
rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pembelajaran PKn dalam
pelaksanaanya perlu diadakan strategi baru yang memanfaatkan
lingkungan sekolah dalam proses pembelajaran agar pembelajaran lebih
menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran PKn untuk meningkatkan
kesadaran lingkungan dapat tercapai.
Peran Pembelajaran Pendidikan..., Eka Prastia Nurliano, FKIP UMP, 2017