bab ii tinjauan pustaka a. penelitian terdahulu tabel 2.1 ...eprints.umm.ac.id/41460/3/bab...
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan acuan dalam penelitian ini di jelaskan
pada tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Judul Peneliti Variabel Metpen Hasil
1. Analisis
faktor
terhadap
loyalitas
pengunjung
restoran
khusus
kawula
muda jalan
kaliurang
km. 5,6
yogyakarta
Siti Rokhmi
Fuadati.
(2009)
Persepsi
dan
Loyalitas
penelitian
exploratory
research
dengan teknik
analsis faktor
Faktor persepsi
terhadap makanan dan
minuman, Faktor
persepsi terhadap
pendukung fasilitas,
Faktor persepsi
terhadap kenyamanan,
Faktor persepsi
terhadap lokasi dan
Faktor persepsi
terhadap pelayahan
mempunyai pengaruh
terhadap loyalitas
pelanggan Restorasi
Dapur Resto
Kaliurang Yogyakarta
2. Persepsi
Wisatawan
terhadap
Produk
Kuliner
Di kawasan
Wisata
Istana Siak
Sri
Indrapura
Wulamnsari,
Achnes dan
Yusrizal
(2013)
Persepsi Penelitian Studi
Kasus dengan
teknis analisis
statistik
dekriptif
Persepsi wisatawan
terhadap kuliner yang
berada dikawasan
wisata Istana Siak Sri
Indrapura ini kurang
baik dimata para
responden, karena
menurut responden
harga kuliner yang
12
dijual tersebut mahal
atau berada diatas
standar dan kualitas
produk yang dijualkan
juga masih kurang
sesuai dengan yang
mereka harapkan, baik
dilihat dari segi
produk maupun
pelayanan yang
diberikan.
Bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi
persepsi wisatawan
terhadap kuliner yang
dijual di kawasan
wisata Istana Siak Sri
Indrapura ini adalah
pengalaman yang
dirasakan sebelumnya,
tampilan produk yang
menarik, harapan yang
diinginkan pada
produk kuliner, nilai-
nilai yang dianut dan
motif dari pembelian
produk kuliner
tersebut 3 Pengaruh
store
atmosphere
terhadap
loyalitas
konsumen
dengan
kepuasan
konsumen
sebagai
variabel
intervening
di libreria
eatery
surabaya.
(2015)
Sari listiono
dan Sugiarto
(2015)
Store
atmosphere,
kepuasan
konsumen
dan
loyalitas
pelanggan
Penelitian
kausal dengan
teknik analisis
SEM
Store Atmosphere
berpengaruh
signifikan positif
terhadap Kepuasan
Konsumen
Terdapat pengaruh
positif dan signifikan
dari kepuasan
konsumen terhadap
loyalitas konsumen.
Store atmosphere
memiliki pengaruh
yang signifikandan
positifterhadaployalita
s konsumen.
4 Pengaruh
Atmospheri
c
Experience
Soniawati
dan Abdullah
(2016)
Store
atmosphere
dan
Loyalitas
Penelitian
deskriptif dan
verifikatif
Sebagian besar
tanggapan responden
terhadap atmospheric
experiences di The
13
s Terhadap
Loyalitas
Pelanggan
Di The
Restaurant
Padma
Hotel
Bandung
dengan teknik
analisis rengersi
Restaurant Padma
Hotel Bandung yang
terdiri dari ambience,
interactions dan
design yang tersedia
mendapatkan
penilaian yang baik
dari responden
Sebagian besar
tanggapan responden
terhadap loyalitas
pelanggan di The
Restaurant Padma
Hotel Bandung
mendapatkan
penilaian yang baik
atmospheric
experiences The
Restaurant Padma
Hotel Bandung yang
terdiri dari ambience,
interactions dan
design berpengaruh
secara signifikan
terhadap loyalitas
pelanggan di The
Restaurant Padma
Hotel Bandung
B. Landasan Teori
1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh
perusahaan sehingga perlu dicari informasinya secara optimal dan semaksimal
mungkin. Banyak pengertian mengenai konsep perilaku konsumen yang
dikemukakan oleh banyak ahli. Berikut ini adalah beberapa pendapat
mengenai perilaku konsumen.
Menurut menurut Kotler dan Amstrong (2008, 179) mengartikan
perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu
14
maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal.
Sedangkan Schiffman dan Kanuk (2004, 6), studi perilaku
konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk
memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia yakni waktu, uang dan
usaha guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.
Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli,
kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka
membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya. Perilaku
konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertidak pasca konsumsi
produk, jasa, maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya.
2. Model Perilaku Konsumen
Proses kepuasan konsumen bisa diklasifikasikan secara garis besar
kedalam tiga tahap utama, yakni pra pembelian dan konsumsi, dan evaluasi
pembelian. Tahap pra pembelian mencakup semua aktifitas konsumen yang
terjadi sebelum terjadinya transaksi pembelian dan pemakaian jasa. Tahap ini
meliputi tiga proses, yakni identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, dan
evaluasi alternatif. Tahap konsumsi merupakan tahap proses kebutuhan
konsumen, dimana konsumen membeli dan menggunakan produk atau jasa.
Sedangkan tahap evaluasi pembelian merupakan tahap proses pembuatan
keputusan konsumen sewaktu konsumen menentukan apakah dia telah
membuat keputusan pembelian yang tepat (Tjiptono, 2005:43)
15
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
Sumber : Tjiptono ( 2005)
3. Store Atmosphere
Store atmosphere adalah lingkungan yang menciptakan atau
memperkuat pengetahuan pembeli akan suatu produk. Suatu tempat kuliner
harus membentuk suatu lingkungan yang terencana yang sesuai dengan
pasar sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli (Berman,
2004:545). Store atmosphere, yaitu meliputi hal-hal yang bersifat luas
seperti tersedianya pengaturan udara (AC) tata ruang toko, warna cat,
karpet, rak, dan hal-hal lain yang dapat menciptakan kenyamanan bagi
pelanggan (Sutisna, 2001:164).
Menurut Berman dan Evan (2004:545), Store atmosphere terdiri dari
4 (empat) elemen yaitu :
Identifikasi Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Pembelian dan Konsumsi
Evaluasi Purnabeli
TAHAP PRA-PEMBELIAN TAHAP KONSUMSI
TAHAP EVALUASI PURNABELI
Kebutuhan pelanggan
Nilai pelanggan
Evoked set
Sumber informasi
Persepsi terhadap risiko
Decision rule Emosi dan mood
Dramalurgi
Role theory dan script theory
Control theory
Customer compatibility
Cognitive dissonance
Kepuasan pelanggan
Loyalitas penlanggan
Kualitas jasa
16
1) Eksterior, Menurut Berman dan Evan (2004:545) eksterior adalah
bagian depan sebuah toko yang merupakan keseluruhan phsycal exterior
sebuah toko, dan konstruksi material lainnya yang meliputi :
a. Area depan tempat kuliner (store front) adalah keseluruhan eksterior
fisik (phsycal exterior) dari sebuah tempat kuliner. Area depan
tempat kuliner yang terlihat (visibility) secara fisik oleh konsumen
meliputi: papan nama tempat kuliner, pintu masuk, jendela hingga
ornamen secara keseluruhan yang ada di depan tempat kuliner.
b. Area parkir (parking) adalah luas area parkir hingga jarak tempuh
dengan berjalan kaki dari tempat parkir hingga tempat kuliner. Store
atmosphere dapat berkurang kenyamannya apabila tempat parkir
sempit dan padat.
c. Area sekitar tempat kuliner (surounding stores), lingkungan luar
tempat kuliner yang dapat berpengaruh terhadap citra serta
menunjukan keadaan demografi dan gaya hidup serta orang-orang
yang tinggal disekitar tempat kuliner
2) Interior, perasaan dan emosi konsumen di dalam sebuah tempat kuliner
dipengaruhi oleh general interior dari tempat kuliner tersebut, maka
hendaknya diciptakan kesan yang nyaman dan menyenangkan, yang
meliputi:
a. Warna dan penerangan (bright and ligthing), adalah penggunaan
warna cat ataupun kertas dinding serta penataan lampu secara khusus
yang digunakan oleh tempat kuliner.
17
b. Kebersihan (store clean), kebersihan tempat kuliner secara
keseluruham mulai dari ekterior hingga interior.
c. Suhu ruangan (store temperatures), suhu ruangan mempengaruhi
lamanya konsumen berada dalam sebuah tempat kuliner.
d. Musik, musik atau alunan melody dapat mempengaruhi suasana hati
konsumen.
e. Penampilan wiraniaga (well groomed personel), adalah penampilan
wiraniaga hingga kualitas pelayanan wiraniaga terhadap konsumen.
3) Tata letak (lay out), penataan penempatan ruang untuk mengisi luas
lantai yang tersedia termasuk pengelompokan produk (product
groupings) berdasarkan planogram yang disiapkan oleh tempat kuliner
ataupun perusahaan. Termasuk juga pengaturan lebar lorong yang
dibutuhkan untuk menyusun produk yang ditawarkan secara individu,
meliputi :
a. Alokasi ruangan, pembagian ruang terbagi menjadi dua yaitu ruang
khusus karyawan dan ruang untuk konsumen.
b. Arus lalu lintas tempat kuliner (traffics flow pattern) adalah lalu
lintas konsumen untuk mengitari tempat kuliner hingga melakukan
pembayaran di kasir.
Beranjak dari definisi dan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa store atmosphere tidak hanya terpaku pada pengertian sebuah toko
dengan tatanan sedemikian rupa. Store atmospher adalah sebuah konsep
fisik ruang yang memberikan suatu dampak psikologis yang menyebabkan
konsumen tertarik pada produk yang ditawarkan. Store atmosphere
18
merupakan bagian dari citra ruangan sebagai salah satu bentuk dari
komunikasi pemasaran, di mana perusahaan berusaha menginformasikan,
membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak
langsung tentang produk dan merek yang dijual.
4. Persepsi
Banyak ahli yang sudah mengungkapkan pendapat mengenai
persepsi secara definitif dimana dari satu sumber atau ahli akan berbeda satu
sama lain. Salah satunya adalah menurut Kotler (2004 : 193) yang
menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses di mana seseorang
dapat memilih, mengatur, dan mengartikan informasi menjadi suatu gambar
yang sangat berarti di dunia. Ada juga menurut Triato dan TiTik Triwulan,
T. (2006:53) dimana persepsi diartikan sebagai suatu proses pengenalan
atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Kesan yang
diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah
diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor
yang berasal dari dalam diri individu.
Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005:807)
persepsi didefinisikan sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari
sesuatu, atau merupakan proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal
melalui panca inderanya.
Menurut Manahan (2008:63-64) persepsi sebagai gambaran
seseorang tentang sesuatu objek yang menjadi fokus permasalahan yang
sedang terjadi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah
sebagai berikut :
19
1. Faktor Individu.
Individu dalam membuat suatu persepsi akan dilatarbelakangi oleh
kemampuan individu untuk mempelajari sesuatu (attitude), motivasi
individu untuk membuat persepsi tentang sesuatu tersebut, kepentingan
individu terhadap sesuatu yang dipersepsikan, pengalaman individu
dalam menyusun persepsi, serta harapan individu dalam menentukan
persepsi tersebut.
2. Faktor Situasi.
Situasi dalam menyusun suatu persepsi ditentukan momen yang
tepat, bangunan atau struktur dari objek yang dipersepsikan, serta
kebiasaan yang berlaku dalam sosial masyarakat dalam merumuskan
persepsi.
3. Faktor Target.
Gangguan yang ada dalam menyusun persepsi sebagai gangguan
dalam menentukan target atau persepsi, biasanya adalah objek yang akan
dipersepsikan merupakan perihal yang benar - benar baru (novelty),
adanya gambaran hidup yang mempengaruhi dalam membentuk persepsi
(motion), suara - suara yang timbul pada saat membentuk persepsi
(sounds), ukuran dari bentuk persepsi (size), yang melatarbelakangi
pembentuk persepsi tersebut (background), dan kedekatan persepsi
dengan objek lain yang dapat membentuk persepsi yang hampir sama
(proximity), serta kesamaan (similarity) dari persepsi yang akan
dibangun dengan persepsi lain.
20
5. Loyalitas Pelanggan
a. Pengertian Loyalitas Pelanggan
Kotler (2005:18) menyebutkan bahwa customer loyality suatu
pembelian ulang dilakukan oleh seorang pelanggan karena komitmen
pada suatu merk atau perusahaan. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi suatu konsumen untuk loyal, antara lain adalah faktor
harga / tarif. Selain itu juga ada faktor kebiasaan, seseorang yang telah
terbiasa menggunakan merk atau perusahaan tertentu maka kemungkinan
untuk berpindah ke pilihan yang lain akan semakin kecil.
Adapun pengertian loyalitas menurut Tjiptono (2005:111), yaitu
: “ situasi dimana konsumen bersikap positif terhadap produk atau
produsen (penyedia jasa) diikuti pola pembelian ulang yang konsisten”.
Sedangkan menurut Griffin (2005: 31), menyatakan bahwa loyalitas
konsumen adalah komitmen yang kuat dari konsumen sehingga bersedia
melakukan pembelian ulang terhadap produk atau jasa yang disukai
secara konsisten dan dalam jangka panjang, tanpa terpengaruh oleh
situasi dan usaha-usaha marketing produk lain yang berusaha membuat
mereka beralih untuk membeli produk lain tersebut.
Secara umum loyalitas dapat diartikan kesetiaan seseorang atas
suatu produk, baik berupa barang ataupun jasa tertentu sebagai
kelanjutan respon dari kepuasan konsumen dalam menggunakan fasilitas
atau pelayanan yang diberikan oleh pihak perusahaan, agar menjadi
konsumen tetap. Loyalitas adalah bukti positif sebagai yang diberikan
21
oleh konsumen kepada perusahaan dengan masing-masing dasar yang
berbeda tergantung dari objektivitas dan sudut pandang pelanggan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa loyalitas konsumen
adalah tingkat kepuasan dan keyakinan konsumen terhadap suatu produk
atau jasa yang digunakan. Kepuasan dan keyakinan tersebut dapat
digambarkan dengan pelanggan merasa rugi bilamana berpindah produk
dari perusahaan lain, walaupun dengan alasan kualitas yang hampir
sama. Dari situ dapat diasumsikan pelanggan akan menghargai produk
serta akan membela atas produk yang digunakan sebagai penunjang
kepuasannya.
b. Karakteristik Loyalitas Pelanggan
Kotler (2004:84) mengemukakan karakteristik pelanggan yang loyal
adalah sebagai berikut :
1) Akan tetap setia dalam waktu yang lebih lama
2) Membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk
dan memperbaharui produk – produk yang udah ada
3) Membicarakan hal-hal yang baik tentang perusahaan dan produknya
4) Memberi perhatian yang lebih sedikit pada merk dan iklan para
pesaing
5) Kurang peka terhadap harga
6) Menawarkan gagasan tentang jasa atau produk kepada perusahaan
7) Membutuhkan biaya pelayanan yang lebih kecil dibandingkan biaya
pelayanan pelanggan baru karena tansaksinya rutin
22
Jika konsumen yang dalam pembeliannya berperilaku seperti diatas,
maka dapat dikatakan konsumen tersebut sangat loyal terhadap merek
pilihannya dan itulah yang dinamakan loyalitas pelanggan. Indikator dari
loyalitas pelanggan menurut Kotler & Keller (2004:57) adalah:
1) Repeat Purchase
Seorang pelanggan yang melakukan pembelian yang berulang-ulang
(kesetiaan terhadap pembelian produk). Konsumen yang loyal adalah
mereka yang berkomitmen tinggi untuk membeli kembali dan
berlangganan suatu produk atau jasa secara konsisten dimasa yang
akan datang, sehingga dapat menyebabkan pengulangan pembelian
merek yang sama.
2) Retention
Seorang pelanggan yang menunjukkan ketahanan dari daya tarik
pesaing (tidak tertarik dengan produk yang sama dari perusahaan lain).
Pelanggan yang loyal akan melakukan pembelian produk perusahaan
secara berulang dan tidak tertarik dengan produk perusahaan pesaing
yang sejenis.
3) Referrals
Merekomendasikan kepada orang lain (mereferensikan secara total
esistensi perusahaan). Pelanggan dengan loyalitas yang tinggi, selain
akan membawa keuntungan dalam hal ini pendapatan jangka
23
panjang, mereka juga berfungsi sebagai penasehat bagi orang lain
untuk turut menjadi pelanggan.
c. Jenis - Jenis Loyalitas
Menurut Jill Griffin (2002) terdapat empat jenis loyalitas berbeda
yang dimiliki oleh pelanggan, yaitu :
1) Tanpa Loyalitas (No Loyality)
Pada tingkat ini pelanggan belum mempunyai loyalitas
tehadap brand ataupun produk yang digunakan. Pelanggan
menganggap bahwa tidak ada value yang didapat dari proses
penggunaan. Pelanggan dengan mudah akan bepindah dari satu brand
ke brand lainnya. Pelanggan pada level ini tidak akan memberikan
profit yang signifikan bagi perusahaan
2) Loyalitas yang Lemah (Inertia Loyaity)
Dapat diartikan ketertarikan yang lemah digabungkan dengan
pembelian yang tinggi, dimana konsumen menggunakan produk
hanya karena kebiasaan. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan
pelanggan dalam menikmati satu produk yang dibeli secara berulang
dan tidak ada alternatif lainnya. Dimungkinkan produk yang dinikmati
adalah produk yang memang belum ada brand pesaing lain dari
perusahaan lain pula. Pada tipe ini pelanggan akan berpindah bila ada
perusahaan atau provider lain yang menawarkan produk atau jasa
yang sama tapi memiliki nilai tambah bagi pelanggan tersebut.
24
3) Loyalitas Tersembunyi (Latent Loyality)
Pada tingkat ini pelanggan telah melakukan pembelian
berulang pada suatu merk namun pembelian masih berdasarkan
pandangan positif terhadap situasi yang diberikan oleh provider.
Tingkat preferensi lebih tinggi digabungkan dengan tingkat pembelian
yang masih rendah, jadi pelanggan sudah menyukai produk yang
diberikan tetapi intensitas dan volume pembelian belum terlalu tinggi.
Tipe pelanggan seperti ini akan menjadi target utama produsen untuk
meningkatkan nilai loyalitas yang diberikan kepada perusahaan.
4) Loyalitas Premium (Premium Loyality)
Dapat diartikan bahwa pelanggan mempunyai tingkat
pembelian yang tinggi, berulang dan membagi pengetahuan tersebut
kepada orang lain. Pelanggan dengan tingkat loyal seperti ini menjadi
cita-cita dan tujuan suatu perusahaa dimana akan memberikan
keuntungan yang sifatnya jangka panjang bagi kelangsungan hidup
suatu perusahaan.
d. Tahapan Terbntuknya Loyalitas Pelanggan
Konsumen yang loyal tentu tidak terbentuk begitu saja, namun
melalui beberapa proses tahapan, Griffin (2003) membagi tahapan
loyalitas sebagai berikut:
1) Suspect
25
Suspect adalah orang yang mungkin membeli produk atau jasa anda.
Kita menyebutnya suspect karena kita percaya, atau “menyangka”
mereka akan membeli, tetapi kita masih belum cukup yakin.
2) Prospect
Prospect adalah orang yang membutuhkan produk atau jasa anda dan
memiliki kemampuan membeli. Meskipun prospect belum membeli
dari anda, ia mungkin telah mendengar tentang anda, membaca
tentang anda, atau ada seseorang yang merekomendasikan anda
kepadanya. Prospect mungkin tahu siapa, di mana, dan apa yang anda
jual, tetapi mereka masih belum membeli dari anda.
3) Disqualified Prospect
Disqualified prospect adalah prospect yang telah cukup anda pelajari
untuk menetahui bahwa mereka tidak membutuhkan, atau tidak
memiliki kemampuan membeli produk anda.
4) First time Customer
First time customer adalah orang yang telah membeli dari anda satu
kali. Orang tersebut bisa jadi merupakan pelangan anda sekaligus juga
pelanggan pesaing anda.
5) Repeat Customer
Repeat customer adalah orang yang telah membeli dari anda dua kali
atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk yang sama dua kali
atau membeli dua produk tau jasa yang berbeda pada dua kesempatan
atau lebih.
26
6) Client
Client membeli apapun yang anda jual dan dapat ia gunakan. Orang
ini membeli secara teratur. Anda memiliki hubungan yang kuat dan
berlanjut, yang menjadikannya kebal tehadap tarikan pesaing.
7) Advocate
Seperti client, advocate membeli apapun yang anda jual dan dapat ia
gunakan serta membelinya secara teratur. namun Advocate juga
mendorong orang lain untuk membeli dari anda. Ia membicarakan
anda, melakukan pemasaran bagi anda, dan membawa pelanggan
anda.
C. Kerangka Pikir
Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam merumuskan
masalah ini adalah sebagai berikut :
Kerangka pikir ini di gunakan untuk memperjelas pola pikir dalam melakukan
penelitian mengenai persepsi atmosphere store terhadap loyalitas pelanggan.
Variabel terikat dalam penelitian yang saya lakukan ini adalah Loyalitas Pelanggan
(Y), sedangkan variabel bebas adalah Persepsi (X1) dan Store Atmosphere (X2).
Persepsi (X1)
- Individu
- Situasi
- Target
Atmosphere
Store (X2)
- Eksterior
- Interior
- Tata Letak
Loyalitas
Pelanggan (Y)
Gambar 1
Kerangka Pikir
27
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu dugaan sementara yang belum terbukti dan
digunakan untuk menerangkan suatu fakta. Pengembangan hipotesis dari penelitian
ini, di jelaskan seperti berikut ini :
1. Pengaruh Persepsi terhadap Loyalitas Pelanggan.
Pada dasarnya posisi suatu gerai atau toko yang terpenting adalah pada
benak konsumen yaitu pada persepsi pada konsumen. Perubahan sikap atau
penilaian konsumen dari sikap menolak, atau mendukung suatu pandangan atau
gagasan mengenai produk dan jasa, maka konsumen harus menerima informasi
berdasarkan pengalaman lingkungan sosial dan psikografisnya yang mampu
menghasilkan pengaruh persuasif.
Persepsi adalah bagaimana kita melihat dunia sekitar kita, ada sebuah
objek, dan objek tersebut kita lihat atau dalam bahasa ilmiah kita mendapat
stimuli tentang objek tersebut. Berdasarkan stimulti itu, kita memberikan
gambaran tentang objek. Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dengan mana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan dan menginterprestai
stimuti ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Stimuli
adalah setiap input yang dapat ditangkap oleh indera, seperti produk, kemasan,
merek, iklan, harga, dan lain-lain. Stimuli tersebut diterima oleh panca indera,
seperti mata, telinga mulut, hidung dan kulit (Simamora, 2002, : 102).
Penelitian Siti Rokhmi Fuadati (2009) menemukan bahwa Faktor
persepsi terhadap makanan dan minuman, Faktor persepsi terhadap pendukung
fasilitas, Faktor persepsi terhadap kenyamanan, Faktor persepsi terhadap lokasi
dan Faktor persepsi terhadap pelayahan mempunyai pengaruh terhadap loyalitas
pelanggan Restorasi Dapur Resto Kaliurang Yogyakarta.
28
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan diatas, maka dapat
disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H1: Persepsi berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan
2. Pengaruh Store Atmosphere terhadap Loyalitas Pelanggan
Orth dan Green (2008) mengatakan bahwa Store Atmosphere
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Loyalty, dimana pentingnya store
Atmosphere menentukan suatu toko itu menarik perhatian dan minat konsumen
untuk berbelanja disuatu toko tertentu dibandingkan toko sejenis lainnya dengan
membentuk citra toko yang baik menyebabkan konsumen mempunyai persepsi
yang baik tentang suatu toko dan akhirnya menjadi pelanggan toko yang setia.
Gutieerez (2004:201) menyatakan suasana toko (store atmosphere)
mempengaruhi loyalitas pelanggan dalam melakukan pembelian. Hal ini terjadi
apabila adanya penataan barang dan kelengkapan barang yang disajikan.
Kelengkapan ini biasanya disertai katalog yang berguna bagi konsumen yang
akan membeli. Selain itu adanya kejelasan penempatan barang dalam melakukan
kegiatan pembelian. Kelengkapan atau hal-hal yang berkaitan dengan toko
berdampak pada citra yang dibangun oleh toko yang bersangkutan. Apabila citra
toko yang dibangun bagus, keuntungan bagi perusahaan akan lebih mudah
didapatkan. Sebaliknya, apabila citra yang dibangun memiliki kesan yang buruk
bagi konsumen, maka akan mendapatkan kerugian bagi perusahaan yang
bersangkutan. Dalam penelitian Muhamad Arifan Khamardi, Lindawati,
Dahliana Kamener. (2012) menyatakan hasil dari penelitiannya Variabel
eksterior, general interior, store layout dan interior display berpengaruh positif
dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada. Penelitian Sari listiono dan
29
Sugiarto (2015) menemukan bukti Store atmosphere memiliki pengaruh yang
signifikandan positifterhadaployalitas konsumen.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan diatas, maka
dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H2: Atmopshere Store berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
3. Variabel yang berpengaruh Dominan Terhadap Loyalitas Pelanggan
Store atmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana lingkungan
pembelian yang menyenangkan saja, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah
terhadap produk yang dijual. Selain itu, store atmosphere juga akan menentukan
citra toko itu sendiri. Atmosphere toko yang baik dapat menjamin kelangsungan
hidup perusahaan untuk bertahan terhadap persaingan dalam membentuk
pelanggan yang loyal. Hasil penelitian Siti Rokhmi Fuadati (2009) menujukkan
bahwa faktor keunikan merupakan faktor terpenting dalam bisnis restoran diikuti
faktor makanan dan minuman itu sendiri, fasilitas pendukung, lokasi, kenyamanan,
pelayanan serta yang terakhir adalah faktor iklan.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan diatas, maka dapat
disimpulkan hipotesis sebagai berikut
H3 : Store Atmosphere berpengaruh dominan terhadap Loyalitas Pelanggan