bab ii tinjauan pustaka a. penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/42726/3/bab ii.pdfsementara menurut...
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Irianto (2011) dengan judul “Dampak kawasan wisata terhadap
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di Gili Trawangan Kecamatan
Pemenang Kabupaten Lombok Utara. “Penelitian dengan tujuan mengetahui
dampak pariwisata di Gili Trawangan terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat sekitarnya. Hasil penelitian ini yakni kegiatan pariwisata di Gili
Trawangan memberikan pengaruh pada lingkungan sekitar yakni pengaruh
positif ataupun negatif. Pengaruh positif terjadi pada segi ekonomi yang
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Dibandingkan yang
ada di tempat lain diluar Gili Trawangan dengan pendapatan bersih pedagang
juice rata-rata sebesar Rp. 180.000,00 sampai Rp.200.000,00 per hari dan
pendapatan masyarakat dengan pendidikan tidak tamat sekolah dasar namun
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa inggris
tersebut cukup tinggi karena mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
bahkan penghasilanya bisa ditabung. Kegiatan pengembangan pariwisata ini
juga membuat pendapatan pemerintah daerah setempat meningkat hingga
daerah wisata ini perlu dijaga kelestaraian dan keindahannya untuk lebih
menarik para wisatawan, khususnya wisatawan asing. Kegiatan pariwiwsata
ini juga menimbulkan dampak negatif pada lingkungan sekitar, dimana
menurunnya nilai-nilai budaya masyarakat, karena masyarakat melihat
9
perilau wisatawan asing dan bisa meniru perilaku tersebut yang sebenarnya
tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya kita.
Dengan menjaga kegiatan parawisata di Gili Trawangan ini mengingat
dampak pariwisata terhadap kehidupan sosial dan ekonomi cukup besar,
pemerintah harus memiliki ide atau inovsi tidak hanya melihat sisi positif
melainkan dapat mengambil langkah bagaimana meminimalkan dampak
negatif yang dimunculkan tersebut.
Penlitian Sidarta (2002) penelitian ini bertujuan pada aspek dalam hal
1) aspek sosial dan ekonomi meliputi perubahan pekerjaan dan pendapatan, 2)
aspek lingkungan meliputi perubahan fungsi lahan. Alat uji dalam penelitian
ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1)
dampak terhadap sosial dan ekonomi yaitu (a) perubahan pekerjaan dari jenis
non pariwisata ke pekerjaan yang berhubungan dengan pariwisata, (b) pola
pembagian kerja dalam mencari nafkah, mengelolah usaha, mengurus rumah
tangga, dan keterlibatan dalam kegiatan menyerap tenaga kerja adalah hotel-
hotel , losmen/wisma, penginapan sederhana dan yang lainnya.2) Dampak
penggunaan lahan yaitu berubahnya fungsi lahan dari persawahan,
tegalan/huma, perkebunan dan pekarangan menjadi pemukiman hotel,
restoran/rumah dan fasilitas pariwisata. 3) dampak Lainnya yaitu
meningkatnya sumber daya manusia secara kualitas dalam rangka
peningkatan pelayanan dan profesionalisme.
Penelitian-penelitian yang ada membahas hal yang sama dengan
penelitian yang dilakukan penulis. Dari penelitian yang ada dapat dijelaskan
10
tentang mengenai dampak pengembangan wisata terhadap perubahan
pendapatn, perubahan fungsi tata guna lahan, maupun kebersihan lingkungan.
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnyabahwa
kawasan ini merupakan hasil pengembangan sumber mata air yang dulunya
sepi kini menjadi obyek wisata yang menarik.
B. Landasan Teori
1. Teori Pariwisata
1.1 Pengertian Pariwisata
Seperti yang tercantum dalam UU No.10 Tahun 2009
pengertian wisata diberikan batasan sebagai: “kegiatan perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi
dalam jangka waktu sementara”.
Wahab (2003) menerangkan pengertian pariwisata sebagai
berikut: “Pariwisata merupakan salah satu bentuk industri baru yang
bisa membuka lapangan kerja baru, meningkatkan penghasilan,
standar hidup masyarakatnya dengan cepat. Pariwisata juga akan
mendongkrak sektor-sektor lainnya yang berkaitan, seperti
transportasi, penginapan (yang merupakan industri klasik), sehingga
nantinya akan menghasilkan suatu pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Dijelaskan pula pariwisata akan membawa pembangunan yang
berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan dan mempertahankan
11
eksistensi pariwisata itu sendiri. Seperti perbaikan jalan, penyediaan
air, pelabuhan dan sebagainya yang seluruhnya akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut”.
Secara khusus dalam kepariwisataan dapat menjadi suatu alat
untuk memperkecil kesenjangan, saling pengertian diantara negara-
negara yang sudah berkembang, yang biasanya adalah negara-
negarayang memilik banyak wisatawan atau negara ‘negara pengirim
wisatawan’.Pada dasarnya bagian-bagian dari gejala atau
fenomenadari pariwisata terdiri 3 (tiga) unsur yaitu: manusia (unsur
insani atau manusia yang melakukan kegiatan pariwisata), tempat
(unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri) dan
waktu (unsur tempo yang dinikmati serta dihabisk ketika perjalanan
maupun selama berdiam di tempat tujuan). Dari unsur waktu
mempunyai variasi berdasarkan dengan jarak di antara titik
pemberangkatan antara dengan negara atau daerah tujuan wisata,
lamanya menginap di tempat tujuan tersebut dan sebagainya.
Jadi pariwisata termasuk merupakan perjalanan yang
dimaksudkan bukan untuk berusaha dan mencari nafkah, melainkan
merupakan segala sesuatu perjalanan yang dilakukan untuk memenuhi
berbagai macam kebutuhan mereka dengan semata-mata menikmati
perjalanan dan berkunjung ke tempat-tempat yang mereka kehendaki
seperti rekreasi guna melepas segala rutinitas aktifitas dalam
pekerjaan.
12
1.2 Pengertian Objek Wisata
Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 tahun 1990 tentang
kepariwisataan pasal 1, menjelaskan objek wisata adalah segala
sesuatu yang menjadi tujuan untuk sasaran berwisata. Diperjelas
dengan, Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan pasal 1 dimana segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
kunjungan wisatawan.
1.3 Pengertian Wisatawan
Wisatawan (Tourism) adalah seorang atau sekelompok orang
yang sedang melakukan suatu perjalanan wisata, lama waktu
tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah yang dituju atau
negara yang dikunjungi dengan waktu kurang 24 jam maka mereka
disebut pelancong excurionist (Suwantoro,2004)
Menurut Spillane, wisatawan ialah pengunjung pada tahap
masih sementara dengan tinggal sekurang-kurangnya 24 jam dinegara
yang dikunjungi dan tujuan dari perjalanannya bisa dikategorikan
sebagai berikut (Spillane, 2001):
a. Pesiar merupakan kebutuhan ytang dijalankan untuk keperluan
rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan, dan olahraga.
b. Hubungan dagang, sanak keluarga, handai taulan, konferensi dan
misi.
13
Wisatawan pada umumnya yaitu sekelompok orang yang
berkunjung di suatu daerah untuk melakukan suatu perjalanan wisata,
namun tidak untuk tinggal di daerah tujuan tersebut maupun bekerja
untuk mendapatkan upah.
1.4 Wisata Yang Berkelanjutan
Ide dan gagasan tentang mengenai pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) berawal muala dari pemikiran yang
berusaha untuk mengintegrasikan tentang pada perspektif ekonomi
dan perspektif ekologi yang ada. Dalam Pembangunan yang
berkelanjutan dihadapkan dengan integrasi ekonomi dan ekologi pada
upaya perumusan paradigmauntuk menuju pada arah kebijakan yang
bertumpu pada kemitraan dan partisipasi para pelaku pembangunan
dalam mengelola sumber daya seoptimal mungkin (Baiquni,
2002:37).
Menurut Damanik dan Webber (2006:29)beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi dalam menjamin keberlanjutan di pariwisata,
yaitu:
1. Wisatawan akan dapat mempunyai kemampuan untuk
mengkonsumsi produk jasa dan jasa wisata secara kolektif,
dijelaskan bahwa bagian produk tersebut tidak bisa diperoleh
dengan mengeksploitasi secara eksesif sumberdaya pariwisata
setempat.
14
2. Produk wisata yang menunjang ke produk berbasis lingkungan
(green product).
3. Kegiatan wisata juga diharapkan mampu melestarikan lingkungan
dan peka kegiatan terhadap budaya lokal.
4. Masyarakat harus terlibat dalam perencanaan, implementasi, dan
monitoring pengembangan pariwisata uuntuk berkelanjutan.
5. Masyarakat juga harus mendapat keuntungan yang adil dengan
adanya kegiatan pariwisata.
6. Posisi tawar terhadap masyarakat lokal dalam pengelolahan
sumberdaya pariwisata semakin meningkat.
2. Industri Pariwisata
a. Menurut GA. Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion (Yoeti,
1985:43)
Industri pariwisata lebih terfokuskan pada orientasi dengan
menganalisa cara-cara melakukan pemasaran dan promosi hasil
produk industri pariwisata. Industri pariwisata bukanlah suatu industri
yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari
serangkaian perusahaan yang dapat menghasilkan jasa atau produk
yang berbedaantara satu dengan lainnya. Perbedaan itu tidak hanya
dalam jasa yang dihasilkan, tetapi juga dalam besarnya perusahaan,
lokasi tempat kedudukan , letak geografis, fungsi, bentuk organisai
yang mengelola dan metdoe atau cara pemasarannya.
b. Menurut Darmaji (Yoeti , 1996:154)
15
Industri pariwisata adalah sebuah rangkuman dari berbagai
bidang usaha yang secara bersama-sama bisa menghasilkan produk-
produk dan servis yang kedepannya secara langsung akan dibutuhkan
oleh setiap wisatawan dalam perjalanan.
Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha yang saling terkait
dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemerintahan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata (Undang-
undang Pariwisata no 10. Tahun 2009).
3. Teori Pendapatan
3.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan secara umum merupakan sejumlah uang yang
diterima oleh seseorang atau badan sebagai akibat dari suatu
kegiatan usaha. Sementara menurut (Sadono Sukirno:47)
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a. Pendapatan Pribadi
Dapat diartikan semua jenis pendapatan, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan
apa pun, yang diterima oleh penduduk suatu negara (Sadono
Sukirno:47).
b. Pendapatan Disposebel
Apabila suatu pendapatan dikurangi oleh pajak yang
harus dibayar oleh penerima pendapatan, maka nantinya nilai
yang tersisa itulah dinamakan pendapatan disposebel. Yang
16
berarti bahwa hakikatnya pendapatan disposebel adalah
pendapatan yang bisa digunakan oleh penerimanya, yaitu
rumah semua tangga yang berada dalam perekonomian, untuk
membeli barang dan jasa yang mereka inginkan.
Tetapibiasanya tidak semua pendapatan disposebel itu
digunakan untuk tujuan konsumsi, namun sisa dari yang ada
untuk ditabung dan sebagian lainya digunakan untuk ketentuan
membayar bungamaupun pinjaman yang digunakan untuk
membeli barang-barang secara mencicil ( Sadono Sukirno:47).
3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Menurut Boediono (2002:150) Terdapat beberapa faktor-
faktor yang mempengaruhi pendapatan antara lain:
1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber
pada hasil-hasil ini dan warisan atau pemberian.
2. Harga per unit berdasarkan masing-masing faktor produksi,
harga tersebut ditentukan oleh penawaran dan permintaan di
pasar faktor produksi.
3. Kegiatan yang menimbulkan hasil oleh anggota keluarga
sebagai pekerjaan sampingan.
4. Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata diperlukan bila akan menjadikan wisata
tersebut menjadi daya tarik yang lebih bagi wisatawan. Pengembangan
dilakukan baik di dalam obyek wisatanya maupun fasilitas-fasiltas yang
17
ada di kawasan obyek wisata tersebut. Pengembangan wisata terbagi
dalam empat tahap (Frandelli, 2000) yaitu: tahap pengenalan ditandai
dengan mulai meningkatnya pengunjung, kemudian dengan tahap
pengunjung meningkat dengan tajam, tahap selanjutnya perkembangan
pengunjung tidak meningkat, dan pada tahap akhir adalah jumlah
pengunjung menurun. Usaha pengembangan pariwisata diharapkan
mampu mempertahankan dan memperpanjang kondisi ekosistem yang ada
agar tetap diminati oleh para wisatawan.
Di pihak sektor lain pun dapat memanfaatkan pariwisata sebagai
energik pengerak secara positif sehingga saling mendukung dan saling
menguntungkan.. Dengan kreativitas dan inovasi perencanaan, pariwisata
dapat dikembangkan seiring dengan sektor lainnya tanpa harus
memunculkan konflik. Pada pengembangan pariwisata pada obyek dan
daya tarik wisata menurut Yoeti (1997:2) syarat dari suatu obyek wisata
menggunakan sudut pandang something to see, something to do dan
something to buy.
5. Dampak Industrialisasi
Dalam istilah ekonomi, industri mempunyai dua pengertian.
Pertama, industri merupakan himpunan perusahaan-perusahaan penghasil
kertas. Kedua, industri adalah sektor ekonomi yang didalamnya terdapat
kegiatan produktif yang mengolah barang mentah menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi (Arsyad, 2004).
18
Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1981 tentang industri
adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai
yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perkayasaan industri (pasal 1 ayat 2).
a. Dampak-dampak Industrialisasi
Pembangunan dan pengembangan industri mengakibatkan
terjadimya suatu perubahan-perubahan di berbagai aspek sosial
ekonomi masyarakat, dimana perubahan itu meliputi perubahan
mata pencaharian, perubahan jumlah kesempatan, perubahan tingkat
pendapatan, dan perubahan sarana dan prasarana. Perubahan tersebut
kemudian menimbulkan suatu gejala atau dampak positif dan
dampak negatif.
1) Dampak Positif
a) Penciptaan peluang usaha dan Pekerjaan
Kehadiran industri membawa pengaruh terhadap mata
pencaharian penduduk dimana sebelum adanya industri
sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani
dan dan sebagian lagi terbagi dalam beberapa mata
pencaharian. Dengan dibangun dan berkembangnya industri,
masyarakat mempunyai peluang usaha yang lebih luas.
19
b) Ketersediaan sarana dan prasarana
Bertambahnya jumlah sarana dan prasarana setelah
berkembangnya industri telah memberikan kemudahan-
kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Aktivitas masyarakat sebelum berkembang industri
lebih banyk dilakukan untuk pergi ke sawah atau ke pasar
untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau menjual hasil
pertaniannya, namun saat ini masyarakat dapat dengan mudah
melakukan berbagai kegiatan dengan adanya sarana dan
prasarana yang memadai baik yang disediakan oleh pemerintah
daerah atau perusahaan.
2) Dampak Negatif
a) Potensi Konflik
Perkembangan jumlah industri yang yang cukup pesat secara
langsung memberikan peluang kesempatan kerja yang lebih
luas, hal ini yang kemudian menarik pendatang untuk
berusaha mendapatkan pekerjaan di sektor industri, seiring
perkembangan industri jumlah pendatang yang berada di
wilayah-wilayah tersebut bertambah.
b) Perubahan Sosial Ekonomi
• Mata Pencaharian
Perubahan penggunaan lahan dari pertanian menjadi industri
dan pemukiman penduduk. Perubahan penggunaan lahan
20
secara langsung juga ikut berpengaruh terhadap perubahan
mata pencaharian penduduk. Berkurangnya lahan pertanian
dan pembebasan tanah penduduk oleh industri akan
mengakibatkan terjadinya pergeseran jenis pekerjaan
kesempatan pekerjaan. Berkembangnya industri di pedesaan
memberikan berbagai alternatif peluang pekerjaan yang lebih
luas dimana sebelum berkembangnya industri, peluang kerja
sangat terbatas baik jenis pekerjaan maupun kesempatan
kerjanya. Tetapi setelah berkembangnya industri, peluang
untuk memperoleh pekerjaan lebih tersedia baik pekerjaan
bidang usaha maupun jasa.
• Tingkat Pendapatan
Dampak pembangunan pada aspek sosial ekonomi yang lain
adalah ekonomi rumah tangga yang salah satunya meliputi
tingkat pendapatan. Setelah berkembangnya industri tingkat
pendapatan meningkat.
• Sarana dan Prasarana
Jumlah sarana dan prasarana berkembang industri terlihat
dengan bertambahnya fasilitas seperti jalan, angkutan umum
dan lain-lain. Sarana dan prasarana tersebut merupakan
fasilitas umum yangdapat dirasakan oleh semua penduduk
desa. Sebelum industri berkembang sarana dan prasarana
belum banyak yang melintas ataupun tersedia. Setelah
21
industri berkembang sarana dan prasarana seperti transportasi
lebih memadai.
6. Dampak Lingkungan Terhadap Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata menciptakan lapangan pekerjaan dan
kesempatan berusaha, mempertahankkan dan meningkatkan kualitas
lingkungan, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Akan
tetapi pengembangan pariwisata juga dapat menjadi hal yang sangat
merugikan, terutama jika berhubungan dengan penurunan nilai
lingkungan.
Menurut Yoeti (2008) dalam Harahap (2015:18) beberapa dampak
negatif yang dihasilkan pariwisata terhadap lingkungan, yaitu:
1. Pembuangan sampah sembarangan selain menyebabkan bau tidak
sedap, juga membuat tanaman di sekitarnya mati.
2. Pembuangan limbah hotel, reestoran, dan rumah sakit yang merusak
air sungai, danau, dan laut.
3. Kerusakan terumbu karang akibat nelayan tidak lagi memiliki pantai
untuk mencari ikan, karena pantai telah dikavling untuk membangun
hotel dan restoran. Akibatnya, para nelayan membom terumbu karang
dan tidak ada lagi daya tarik pantai.
4. Perambahan hutan dimana-mana. Akibatnya, orangutan sukar hidup di
habitatnya sendiri, burung cendrawasih menjadi semakin langka,
akhirnya daya tarik wisata alam menjadi sirna.
22
5. Perusakan sumber-sumber hayati yang tidak terkendali, merambah
hutan baku untuk dijadikan tambak udang.
7. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Pengembangan Pariwisata
Menurut Yoeti (2008:273) pengembangan adalah suatu usaha atau
cara untuk memajukan serta mengembangkan sesuatu yang sudah ada.
Pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan
diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat yang ada
di sekitarnya. Pengembangan pariwisata harus sesuai dengan perencanaan
yang matang sehingga baik bagi masyarakat, baik juga dari segi ekonomi,
sosial, dan juga budaya. Pariwisata juga dapat memberikan keuntungan
bagi wisatawan maupun komunitas tuan rumah dan dapat menaikkan taraf
hidup melalui keuntungan secara ekonomi yang dibawa ke kawasan
tersebut (Mill, 2000:168-169).
Penduduk setempat mempunyai peran penting dalam upaya
pengembangan obyek wisata, karena penduduk setempat mau tidak mau
terlibat langsung dengan aktifitas yang berkaitan dengan kepariwisataan
di daerah tersebut, misalnya menjadi tuan rumah yang ramah, adanya
penyelenggaraan atraksi wisata dan budaya khusus (tarian adat, upacara-
upacara agama, ritual dan lain-lainnya). Dengan begitu turut menjaga
keamanan lingkungan agar terpandang baik terutama bagi wisatawan non
lokal yang akan datang.
23
Menurut Cohen dalam Waluya (2013:2) dampak pariwisata
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan
menjadi delapan kelompok, yaitu:
1. Dampak terhadap penerimaan devisa.
2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat.
3. Dampak terhadap kesempatan kerja.
4. Dampak terhadap harga-harga
5. Dampak terhadap distribusi
6. Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol
7. Dampak terhadap pada pembangunan pada umumnya
8. Dampak terhadap pembangunan pendapatan pemerintah
Menurut Waluya (2013:2-3) dampak positif dari pengembangan
pariwisata, yaitu:
1. Memperluas lapangan pekerjaan.
2. Bertambahnya kesempatan berusaha.
3. Meningkatkan pendapatan.
4. Terpeliharanya kebudayaan setempat.
5. Dikenalnya kebudayaan setempat oleh wisatawan
Sedangkan dampak negatif dari pengembangan pariwisata, yaitu:
1. Terjadinya tekanan tambahan penduduk akibat pendatang baru
dari luar daerah.
2. Timbulnya komersialisasi.
3. Berkembangnya pola hidup konsumtif.
24
4. Terganggunya lingkungan.
5. Semakin terbatasnya lahan pertanian.
6. Pencemaran budaya.
7. Terdesaknya masyarakat setempat.
C. Kerangaka Pemikiran
Berdasarkan kajian teoritis dan empirik yang telah diperkuat dengan
penelitian terdahulu, maka kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini
adalah obyek wisata Sumber Maron saat ini telah dikembangkan.Oleh karena
itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan perekonomian
masyarakat baik sebelum maupun sesudah adanya pengembangan obyek
wisata tersebut. Hasil yang tersaji diharapkan dapat mengungkapkan
perbedaan perekonomian, perubahan alih fungsi lahan, kebersihan lingkungan
kawasan wisata maupun perbaikan akses bagi masyarakat dilihat dari
aktivitas ekonomi terutama sesudah adanya pengembangan obyek wisata
tersebut.
25
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Kesimpulan
Penyerapan
tenaga kerja
Wisata Sumber Maron
Pengembangan Wisata
Sumber Maron
Dampak
Lingkungan
Dampak
Sosial
Kebersihan lingkungan
fisik
Analisis Deskriptif
Kualitatif
Dampak
Ekonomi
Perubahan
Pendapatan
Masyarakat