bab ii tinjauan pustaka a. pendidikan kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/lutfi latifah bab...

26
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan secara umum menurut Notoadmodjo (2007) adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pengertian tersebut mengandung tiga unsur pendidikan yang meliputi input (sasaran & pelaku pendidikan), proses (upaya yang direncanakan), output (perilaku yang diharapkan). Kesehatan menurut Maulana (2007) merupakan totalitas dari faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pelayanan kesehatan diberikan oleh tenaga kesehatan, pelayanan tersebut berpusat dirumah sakit baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus. Pendidikan kesehatan adalah suatu proses intelektual psikososial dan sosial yang berhubungan drngan aktivitas yang dapat meningkatkan kemampuan individu, keluarga & masyarakat untuk hidup sehat. Sasaran pendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan individu dengan teknik pendidikan kesehatan (Notoadmodjo, 2005). Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Upload: dinhthien

Post on 31-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian

Pendidikan secara umum menurut Notoadmodjo (2007) adalah

segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain sehingga

mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Pengertian tersebut mengandung tiga unsur pendidikan yang meliputi

input (sasaran & pelaku pendidikan), proses (upaya yang direncanakan),

output (perilaku yang diharapkan).

Kesehatan menurut Maulana (2007) merupakan totalitas dari faktor

lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang

saling mempengaruhi satu sama lain. Pelayanan kesehatan diberikan oleh

tenaga kesehatan, pelayanan tersebut berpusat dirumah sakit baik rumah

sakit umum maupun rumah sakit khusus.

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses intelektual psikososial dan

sosial yang berhubungan drngan aktivitas yang dapat meningkatkan

kemampuan individu, keluarga & masyarakat untuk hidup sehat. Sasaran

pendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan

individu dengan teknik pendidikan kesehatan (Notoadmodjo, 2005).

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

15

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992adalah

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan, baik secara fisik, mental, dan sosialnya,

sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial, pendidikan kesehatan

di semua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular,

sanitasi, lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun

program kesehatan lainnya. Adapun menurut Notoadmodjo (2003)

adalah mengembangkan dan meningkatkan tiga domain perilaku yaitu

kognitif (cognitif domain), afektif (affective domain), dan psikomotor

(psychomotor domain).

Pendidikan kesehatan tentang penyakit scabiesdiberikan kepada

santrwati adalah untuk mengetahui apa itu penyakit scabies, tanda serta

gejala yang umum dari penyakit tersebut sehingga diharapkan nantinya

para santriwati dapat melakukan pengobatan dini juga pencegahan

penyebaran scabies itu sendiri. Selain itu diharapkan para santriwati

memperoleh peningkatan dalam kebersihan diri (personal hygiene) untuk

kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental,

dan sosial.

3. Metode Pendidikan Kesehatan

Dalam menyampaikan pendidikan kesehatan menurut Notoadmodjo

(2009) harus menggunakan cara tertentu, agar materi dapat disampaikan

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

16

tepat pada sasaranya. Adapun beberapa metode pendidikan kesehatan

yaitu:

a. Metode Pendidikan Individu

Pendidikan kesehatan metode ini bersifat individual, metode ini

digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah

mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Bentuk

pendekatannya antara lain:

1) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and counseling)

Bentuk pendekatan ini lebih intensif, karena ada kontak langsung

antara klien dengan petugas, oleh karena itu masalah yang dihadapi

individu dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.

2) Interview (wawancara)

Bentuk pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perilaku

yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar

pengertian dan kesadaran yang kuat.

b. Metode Pendidikan Kelompok

Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok

kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pada besarnya sasaran

pendidikan. Bentuk pendekatannya antara lain:

a) Kelompok besar, penyuluhan lebih dari 15 orang, dengan metode

antara lain:

1) Ceramah, metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan

tinggi maupun rendah

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

17

2) Seminar, seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu

ahli tentang suatu topik yang dianggap penting.

b) Kelompok kecil, apabila kelompok peserta kegiatan kurang dari 15

orang. Metode-metode yang cocok yaitu diskusi kelompok, curah

pendapat (brain strorming), dan permainan simulasi (simulation

game)

c. Metode Pendidikan masa

Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya

menggunakan atau melalu media masa. Beberapa contoh metodenya

antara lain: ceramah umum (public speaking), pidato-pidato atau

diskusi mengenai kesehatan melalui media elektronik baik TV

maupun radio, simulasi, tulisan-tulisan dimajalah atau koran.

4. Alat Bantu dan media pendidikan kesehatan

Menurut Sagala (2011) metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang

suatu proses satu benda sampai pada penampilan tingkah laku yang

dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta secara nyata

atau tiruan. Metode demonstrasi memiliki kekurangan dan kelebihan

antara lain:

a. Kelebihan metode demonstrasi

1) Dapat membuat pengajaran lebih jelas dan lebih konkrit

2) Peserta jauh lebih mudah memahami apa yang dipelajari

3) Proses pengajaran lebih menarik

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

18

b. Kekurangan metode demonstrasi

1) Fasilitas, seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak

selalu tersedia dengan baik.

2) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang

disamping memerlukan waktu yang cukup panjang.

3) Metode ini memerlukan keterampilan oncerver secara khusus,

karena tanpa ditunjang dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi

akan tidak efektif.

Media promosi kesehatan berfungsi untuk membantu dalam proses

pendidikan atau pengajaran sehingga pesan kesehatan dapat disampaikan

lebih jelas, dan masyarakat atau sasaran dapat menerima pesan tersebut

dengan tepat dan jelas (Nursalam & Efendi, 2008). Media promosi

menggunakan leaflet. Pada garis besarnya hanya ada tiga macam alat

bantu pendidikan (alat peraga), antara lain:

a. Alat bantu melihat (visual) yang berguna dalam membantu

menstimulasi indra mata (penglihatan)

b. Alat-alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan

sebagainya.

c. Alat-alat yang tidak diproyeksikan:

1) Dua dimensi, gambar peta, bagan,

2) Tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka.

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

19

3) Alat-alat bantu dengar, yaitu alat yang dapat membantu untuk

menstimulasikan indra pendengaran pada waktu proses

penyampaian materi. misalnya, piring hitam, radio, dan sebagainya.

4) Alat bantu lihat dengar, seperti TV dan video Cassete. Alat bantu

pendidikan ini lebih dikenal dengan (AVA) Audio Visual Aids.

(Notoadmodjo, 2003).

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan menurut Notoatmodjo(2012) merupakan hasil “tahu”

pengindraan terhadap suatu obyek tertentu setelah terjadinyapengindraan

terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pada waktu pengindraan sampai

menghasilkan pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

terhadap obyek, yang sebagian besar pengetahuan manusia dipengaruhi

oleh mata dan telinga. Pengetahuan erat hubunganya dengan pendidikan,

diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan semakin

luas pengetahuanya, tetapi bukan berarti seseorang yang berpendidikan

rendah mutlak berpengetahuan rendah.

Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan. Tingkatan ini adalah

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

20

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

materi yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja yang

mengukur bahwa orang tahu apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi menyatakan dan

sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginerprestasikan dengan benar. Seseorang yang telah paham suatu

obyek atau materi akan dapat menjelaskan, menyebutkan, atau

menyimpulkan obyek yang telah dipelajari.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek di dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain.

Kemampuan analisis dapat dilihat dari kemampuan menjabarkan,

membebakan, mengelompokan dan memisahkan.

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

21

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan melaksanakan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkas dan dapat menyesuaikan.

6) Evaluasi (evaluation)

Yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu obyek

atau materi. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Penilaian ini dapat

diukur melalui angket atau kuisioner jadi apabila perilaku seseorang

didasari pada pengetahuan dan kesadaran akan berlangsung lama.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Wawan dan Dewi,

2010).

1) Faktor Internal

a) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan tingkat pengetahuan

sehingga terjadi perilaku positif yang meningkat.

b) Pekerjaan

Menurut Thomas (2003) dalam Wawan dan Dewi (2010) pekerjaan

adalah hal yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupannya

dan kehidupan keluarga untuk memperoleh kehidupan yang lebih

layak.

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

22

c) Umur

Menurut Elisabeth (2003) dalam Wawan dan Dewi (2010) usia

adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Menurut Huclok (1998) dalam Wawan dan Dewi,

(2010) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan semua kondisi yang ada disekitar manusia

dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

b) Faktor Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap menerima informasi.

C. Scabies

1. Pengertian

Scabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infestasi

dan sensitasi Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Penyakit

ini disebut juga the itch, seven year itch, Norwegian itch, gudikan, gatal

agogo, budukan atau penyakit ampera (Harahap,2008).

2. Penyebab

Scabies disebabkan oleh kutu/tungau Sarcoptes scabiei.Sarcoptes

scabiei bersifat obligat parasit yang mutlak memerlukan induk semang

untuk berkembang biak. Sarcoptes scabiei tidak dapat dibiakkan secara

in vitro meskipun telah ditumbuhkan pada media yang terdiri dari tick

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

23

cell medium 25%, serum kambing 50% ekstrak epidermis 25%,

streptomisin 200 mg/ml dan fungizone 10mg/ml (Tarigan, 1999 dalam

Wardhana, 2006).

Secara morfologik Sarcoptes scabiei merupakan tungau kecil,

berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata,

tunggau ini transient, berwarna putih dan tidak bermata. Tungau betina

panjangnya 330-450 mikron, sedangkan tungau jantan lebih kecil kurang

lebih setengahnya yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron bentuk

dewasa mempunyai 4 pasang kaki dan bergerak dengan kecepatan 2,5 cm

permenit di permukaan kulit (Asra, 2010).

Sarcoptes scabiei betina setelah dibuahi mencari lokasi yang tepat

di permukaan kulit untuk kemudian membentuk terowongan, dengan

kecepatan 0,5mm–5mm per hari. Terowongan pada kulit dapat sampai ke

perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum. Di dalam

terowongan ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang

lebih 30 hari dan bertelur sebanyak 2-3 butir telur sehari. Telur akan

menetas setelah 3-4 hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan

kulit untuk kemudian masuk kulit lagi dengan menggali terowongan,

biasanya sekitar folikel rambut untuk melindungi dirinya dan mendapat

makanan. Setelah beberapa hari, menjadi bentuk dewasa melalui bentuk

nimfa. Waktu yang diperlukan dari telur hingga bentuk dewasa sekitar

10-14 hari. Tungau jantan mempunyai masa hidup yang lebih pendek

dari pada tungau betina, dan mempunyai peran yang kecil pada

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

24

patogenesis penyakit. Biasanya hanya hidup dipermukaan kulit dan akan

mati setelah membuahi tungau betina (Asra, 2010).

3. Patogenesis

Kelainan kulit ini tidak hanya disebabkan oleh tungau scabies saja,

tetapi juga oleh penderita sendiri kibat garukan. Gatal yang terjadi

disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang

memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu

kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul,

vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,

ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. (Djuanda, 1993)

Dalam beberapa hari pertama, antibodi dan sel sistem imun spesifik

lainnya belum memberikan respon. Namun, terjadi perlawanan dari

tubuh oleh sistem imun non spesifik yang disebut inflamasi. Tanda dari

terjadinya inflamasi ini antara lain timbulnya kemerahan pada kulit,

panas, nyeri dan bengkak. Hal ini disebabkan karena peningkatan

persediaan darah ke tempat inflamasi yang terjadi atas pengaruh amin

vasoaktif seperti histamine, triptamin dan mediator lainnya yang berasal

dari selmastosit. Mediator- mediator inflamasi itu juga menyebabkan rasa

gatal di kulit. Molekul- molekul seperti prostaglandin dan kinin juga ikut

meningkatkan permeabilitas dan mengalirkan plasma dan protein plasma

melintasi endotel yang menimbulkan kemerahan dan panas

(Baratawidjaja, 2007).

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

25

4. Gejala

4 tanda kardinal menurut Djuanda (1993) adalah:

1) Gatal-gatal terutama pada malam hari (pruritus nokturna). Ini

terjadi karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih

lembab dan panas, dan pada saat hospes dalam keadaan tenang atau

tidak beraktivitas sehingga dapat mengganggu ketenangan ketika

tidur (Cahyaningsih, 2012).

2) Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok.

3) Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang

berwarna putih keabu-abuan, berbentuk garis lurus/ berkelok, rata-

rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul/

vesikel.

4) Menemukan tungau.

Diagnosa dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal.

5. Penularan

Penularan scabies pada manusia sama seperti cara penularan

scabies pada hewan, yaitu secara kontak langsung dengan penderita.

Disamping itu kontak secara tidak langsung seperti melalui pakaian,

handuk, seprai, dan barang-barang lain yang pernah dipakai oleh

penderita, juga merupakan sumber penularan yang harus dihindari

(Wardhana, 2006).

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

26

6. Faktor resiko scabies

Faktor resiko scabies adalah:

1) Sistem imun tubuh

Semakin rendah imuntas seseorang, maka akan semakin besar

kemungkinan orang tersebut untuk terjangkit atau tertular penyakit

scabies. Namun diperkirakan terjadi kekebalan setelah terinfeksi.

Orang yang pernah terinfeksi akan lebih tahan terhadap infeksi ulang

walaupun masih tetap bisa terkena infeksi dibandingkan mereka

(orang-orang) yang sebelumnya belum pernah terinfeksi scabies.

2) Lingkungan dengan hygiene sanitasi yang kurang

Lingkungan yang dimungkinkan sangat mudah terjangkit

scabies adalah lingkungan yang lembab, terlalu padat, dan dengan

sanitasi buruk.

3) Semua kelompok umur

Semua kelompok umur, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, dan

tua mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit scabies.

4) Kemiskinan

5) Seksual promiskuitas (berganti-ganti pasangan)

6) Diagnosis yang salah

7) Demografi

8) Ekologi

9) Derajat sanitasi individual

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

27

7. Pengobatan

Beberapa macam obat yang dapat dipakai pada pengobatan

scabies menurut Harahap (2008) dan Handoko (2008) yaitu:

1) Permetrin

Merupakan obat pilihan untuk saat ini, tingkat keamanannya cukup

tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit.

2) Malation

Malation 0,5 % dengan dasar air digunakan selama 24 jam.

Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian

3) Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %)

Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga

hari. Efek sampingnya sering terjadi iritasi dan kadang semakin gatal

setelah digunakan.

4) Sulfur

Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan

efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada

bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam.

5) Monosulfiran

Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus

ditambah 2 – 3 bagian dari air dan digunakan selam 2 – 3hari.

6) Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan)

Kadarnya 1 % dalam krim atau lotion, termasuk obat pilihan karena

efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

28

iritasi. Tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan wanita

hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup

sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.

7) Krotamiton

Krotamiton 10 % dalam krim atau losio, merupakan obat pilihan.

Mempunyai 2 efek sebagai anti scabies dan anti gatal.

8. Pencegahan

Pencegahan pada manusia dapat dilakukan dengan cara

menghindari kontak langsung dengan penderita dan mencegah

penggunaan barang-barang penderita secara bersama. Pakaian,handuk,

dan lainnya yang pernah digunakan penderita harus diisolasi dan dicuci

dengan air panas. Pakaian dan barang-barang asal kain, dianjurkan untuk

disetrika sebelum dipakai, seprai penderita harus sering diganti dengan

yang baru maksimal tiga hari sekali. Benda-benda yang tidak dapat

dicuci dengan air seperti bantal, guling, selimut disarankan dimasukkan

ke kantong plastic selama tujuh hari, selanjutnya dicuci kering atau

dijemur di bawah matahari, sambil dibolak-balik minimal dua puluh

menit sekali. Kebersihan tubuh dan lingkungan termasuk sanitasi serta

pola hidup yang sehat akan mempercepat kesembuhan dan memutus

siklus hidup Sarcoptes scabiei (Wardhana, 2006).

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

29

D. Perilaku Personal Hygiene

1. Perilaku

a. Pengertian

Perilaku atau tindakan yang berdasarkan pada pendirian,

keyakinan. Dalam arti preventif diartikan sebagai perbuatan seseorang

atau sekelompok yang bertujuan mencegah timbulnya atau

menularnya suatu penyakit (http://kbbi.web.id/).

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari

sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan,

binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka

mempunyai aktivitas masing-masing.

Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu

aksi dan reaksi Organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti

bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Dengan

demikian, maka tentu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi

atau perilaku tertentu. Dalam proses pembentukan dan atau

perubahan, perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal

dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor itu sendiri

antara lain: susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, proses

belajar, lingkungan, dan sebagainya. Susunan saraf pusat memegang

peranan penting karena merupakan sebuah bentuk perpindahan dari

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

30

rangsangan yang masuk menjadi perbuatan atau tindakan, perpindahan

ini dilakukan oleh susunan saraf pusat dengan unit-unit dasarnya,

neuron. Neuron memindahkan energi-energi dalam impuls-impuls

saraf. Impuls-impuls saraf indra pendengaran, penglihatan, pembauan,

pencicipan, dan perabaan disalurkan dari tempat terjadinya

rangsangan melalui impuls-impuls saraf ke susunan saraf pusat.

Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat

diketahui melalu persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang

dihasilkan melalui panca indra. Setiap orang mempunyai persepsi

yang berbeda, meskipun mengamati terhadap objek yang sama.

motivasi yang diartikan sebagai suatu dorongan untuk bertindak

mencapai suatu tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku.

perilaku juga dapat timbul karena emosi. Aspek Psikologis yang

mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, yang

pada hakikatnya merupakan faktor turunan (bawaan). Manusia dalam

mencapai kedewasaan semua aspek tersebut diatas akan berkembang

sesuai dengan hukum perkembangan.

Maka dapat disimpulkan bahwa perilaku itu dibentuk melalui suatu

proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan

lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya

perilaku dibedakan menjadi dua, yakni faktor-faktor intern dan

ekstern. Faktor intern mencakup: pengetahuan, kecerdasan, persepsi,

emosi, motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

31

rangsangan dari luar. Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan

sekitar, baik fisik maupun nonfisik seperti: iklim, manusia, sosial-

ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya.

Jadi perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas

manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat

diamati oleh pihak luar. Skinner (1938) dalam artikel sehat online,

seorang akhli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku

dapat dibedakan menjadi dua,yaitu :

1. Perilaku tertutup (covert behavior): Respon seseorang terhadap

stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup, misalnya ibu

hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.

2. Perilaku terbuka (overt behavior): Respon seseorang terhadap

stimulus dalam bentuk tindakan nyata, misalnya seorang ibu

memeriksakan kehamilannya

2. Personal Hygiene

a. Pengertian

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang

artinya perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Kebersihan

perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

32

kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Tarwoto,

Wartonah, 2006)

Hygiene adalah istilah dari bahasa Inggris yaitu ”hygiene” yang

berarti : usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya

kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi

manusia (http://www.indonesian-publichealth.com/).

Di dalam undang-undang Nomor 2 Tahun 1996, Hygiene di

nyatakan sebagai kesehatan masyarakat yang meliputi semua usaha

untuk memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan

badan, jiwa, baik untuk umum maupun perorangan yang bertujuan

memberikan dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat, serta

mempertinggi kesehatan dalam perikemanusiaan.

Personal hygiene menurut Tarwoto (2004) adalah suatu tindakan

untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikis. Sehingga diperolehnya kenyamanan

individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini

diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit.

b. Tujuan Perilaku personal hygiene

a) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

b) Memelihara kebersihan diri seseorang

c) Memperbaiki personal hygiene yang kurang

d) Pencegahan penyakit

e) Meningkatkan percaya diri seseorang

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

33

f) Menciptakan keindahan

(Potter & Perry, 2006).

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Sikap seseorang melakukan personal hygiene menurut Tarwoto

(2004) dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain :

a) Citra tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang

penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan

mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh (Body Image)

individu, dan akan mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena

adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap

kebersihannya.

b) Praktik sosial

Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan

air panas atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang

mempengaruhi perawatan personal hygiene.

c) Status sosio-ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,

pasta gigi, sikat gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya

memerlukan uang untuk menyediakannya.

d) Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Walau

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

34

demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Seseorang harus

memiliki motivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali

pembelajaran tentang penyakit atau kondisi yang mendorong

individu untuk meningkatkan personal hygiene.

e) Budaya

Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi

personal hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda

mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda. Disebagian

masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh

dimandikan/ terkena air.

f) Kebiasaan seseorang

Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi,

bercukur dan melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang

yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti

penggunaan shampo, dan lain-lain.

g) Kondisi fisik

Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri

berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

d. Dampak yang Timbul pada Masalah Personal Hygiene

Dampak yang sering timbul pada masalah personal

hygiene (Tarwoto & Wartonah, 2004) meliputi:

1. Dampak fisik

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

35

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena

tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan

fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan

membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan

gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal

hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan

dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan

gangguan interaksi sosial.

E. Pondok Pesantren

1. Pengertian

Pesantren adalah tempat belajar Agama Islam. Suatu lembaga

pendidikan Islam dikatakan pesantren apabila terdiri dari unsur-unsur

Kyai/Syekh/Ustadz yang mendidik dan mengajar, ada santri yang belajar,

ada mushola/masjid, dan ada pondok/asrama tempat santri bertempat

tinggal. Asrama adalah rumah pemondokan yang ditempati oleh para

santri, pegawai, dan sebagainya yang digunakan sebagai tempat

berlindung, beristirahat, dan bergaul dengan sesama teman (Dariansyah,

2006).

Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang

tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan model asrama

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

36

(komplek) dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui

sistem pengajaran atau madrasah sepenuhnya berada dibawah kedaulatan

dari leadership seorang atau beberapa orang Kyai dengan ciri-ciri khas

yang bersifat karismatik serta independent dalam segala hal (Qomar,

2005).

Pesantren merupakan “bapak” dari pendidikan Islam di Indonesia

didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan jaman. Hal ini bisa

dilihat dari perjalanan sejarah, bila di runut kembali sesungguhnya

pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiyah, yakni

menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam sekaligus mencetak

kader-kader ulama atau da‟i. (Hasbullah, 1999)

2. Jenis-jenis Pesantren

Menurut Departemen Agama (2003), bahwa jenis-jenis pesantren

yang ada di Indonesia, yaitu:

1) Pondok pesantren salaf (tradisional)

Pesantren salaf adalah lembaga pesantren yang mempertahankan

pengajaran kitab-kitab Islam klasik (salaf) sebagai inti pendidikan.

Sedangkan sistem madrasah ditetapkan hanya untuk memudahkan

sistem sorogan, yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian

bentuk lama, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan

umum.Sistem pengajaran pesantren salaf memang lebih sering

menerapkan model sorogan dan wetonan (waktu). Dimana pengajian

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

37

model ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang biasanya

dilaksanakan setelah mengerjakan shalat fardhu.

2) Pesantren khalaf (modern)

Pesantren khalaf adalah lembaga pesantren yang memasukkan

pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau

pesantren yang menyelenggarakan tipe sekolah-sekolah umum seperti;

RA/TK, MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/SMK dan bahkan PT dalam

lingkungannya. Dengan demikian pesantren modern merupakan

pendidikan pesantren yang diperbaharui atau dimodernkan pada segi-

segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.

3. Santri/ santriwati

Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan

sebuah pesantren karena langkah pertama dalam tahap-tahap membangun

pesantren adalah bahwa harus ada murid yang datang untuk belajar dari

seorang alim, dan santriwati merupakan sebutan untuk santri putri.

Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong dan

santri mukim. Santri kalong merupakan bagian santri yang tidak menetap

dalam pondok tetapi pulang ke rumah masing-masing sesuadah selesai

mengikuti suatu pelajaran di pesantren. Santri kalong biasanya berasal

dari daerah-daerah sekitar pesantren. Makna santri mukim ialah putera

puteri yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya berasal dari

daerah jauh.

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

38

F. Kerangka Teori

Santriwati PonPes Al-Falah

Skabies Kebersihan Personal Hygiene

Faktor Internal

Pendidikan (Pendidikan

Kesehatan tentang

Scabies dan Personal

Hygiene)

Faktor Ekternal

Lingkungan

Sosial budaya

Faktor lain yang berpengaruh

Dukungan Pesantren

Kelembaban

Iklim

Ventilasi

Pengetahuan scabies dan

Perilaku Personal Hygiene

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Teori Simpul (Achmadi, 2012)

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/LUTFI LATIFAH BAB II.pdfpendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan ... Dalam menyampaikan

39

G. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan dasar pemikiran yang memberikan

penjelasan tentang dugaan yang tercantum dalam hipotesa (Saryono, 2010).

Perlakuan

Gambar 2.2

Kerangka Konsep Perbedaan Pengetahuan Dan Perilaku Personal Hygiene

Santriwati Sebelum Dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Scabies Di

Pondok Pesantren Salafi Al-Falah Jatilawang

H. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang kebenarannya

perlu diteliti lebih lanjut (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini

di duga adanya perbedaan pengetahuan dan perlaku Personal Hygiene

sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan scabies di Pondok

Pesantren Salafi Al-Falah Jatilawang.

Pengetahuan tentang Penyakit

Scabies dan Perilaku Pesonal

Hygiene Santriwati

(Pre Test)

Pemberian Penkes

tentang Penyakit

Skabies dan Perilaku

Personal Hygiene

Pengetahuan tentang

Penyakit Skabies dan

Perilaku Personal Hygiene

Santriwati

(Post test)

Dibandingkan

Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017