bab ii tinjauan pustaka a. pendidikan kesehatan 1. …repository.ump.ac.id/4172/16/lutfi latifah bab...
TRANSCRIPT
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian
Pendidikan secara umum menurut Notoadmodjo (2007) adalah
segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain sehingga
mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
Pengertian tersebut mengandung tiga unsur pendidikan yang meliputi
input (sasaran & pelaku pendidikan), proses (upaya yang direncanakan),
output (perilaku yang diharapkan).
Kesehatan menurut Maulana (2007) merupakan totalitas dari faktor
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang
saling mempengaruhi satu sama lain. Pelayanan kesehatan diberikan oleh
tenaga kesehatan, pelayanan tersebut berpusat dirumah sakit baik rumah
sakit umum maupun rumah sakit khusus.
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses intelektual psikososial dan
sosial yang berhubungan drngan aktivitas yang dapat meningkatkan
kemampuan individu, keluarga & masyarakat untuk hidup sehat. Sasaran
pendidikan kesehatan meliputi masyarakat umum, kelompok, dan
individu dengan teknik pendidikan kesehatan (Notoadmodjo, 2005).
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
15
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, baik secara fisik, mental, dan sosialnya,
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial, pendidikan kesehatan
di semua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular,
sanitasi, lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun
program kesehatan lainnya. Adapun menurut Notoadmodjo (2003)
adalah mengembangkan dan meningkatkan tiga domain perilaku yaitu
kognitif (cognitif domain), afektif (affective domain), dan psikomotor
(psychomotor domain).
Pendidikan kesehatan tentang penyakit scabiesdiberikan kepada
santrwati adalah untuk mengetahui apa itu penyakit scabies, tanda serta
gejala yang umum dari penyakit tersebut sehingga diharapkan nantinya
para santriwati dapat melakukan pengobatan dini juga pencegahan
penyebaran scabies itu sendiri. Selain itu diharapkan para santriwati
memperoleh peningkatan dalam kebersihan diri (personal hygiene) untuk
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental,
dan sosial.
3. Metode Pendidikan Kesehatan
Dalam menyampaikan pendidikan kesehatan menurut Notoadmodjo
(2009) harus menggunakan cara tertentu, agar materi dapat disampaikan
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
16
tepat pada sasaranya. Adapun beberapa metode pendidikan kesehatan
yaitu:
a. Metode Pendidikan Individu
Pendidikan kesehatan metode ini bersifat individual, metode ini
digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah
mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Bentuk
pendekatannya antara lain:
1) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and counseling)
Bentuk pendekatan ini lebih intensif, karena ada kontak langsung
antara klien dengan petugas, oleh karena itu masalah yang dihadapi
individu dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.
2) Interview (wawancara)
Bentuk pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perilaku
yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat.
b. Metode Pendidikan Kelompok
Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok
kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pada besarnya sasaran
pendidikan. Bentuk pendekatannya antara lain:
a) Kelompok besar, penyuluhan lebih dari 15 orang, dengan metode
antara lain:
1) Ceramah, metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan
tinggi maupun rendah
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
17
2) Seminar, seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu
ahli tentang suatu topik yang dianggap penting.
b) Kelompok kecil, apabila kelompok peserta kegiatan kurang dari 15
orang. Metode-metode yang cocok yaitu diskusi kelompok, curah
pendapat (brain strorming), dan permainan simulasi (simulation
game)
c. Metode Pendidikan masa
Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya
menggunakan atau melalu media masa. Beberapa contoh metodenya
antara lain: ceramah umum (public speaking), pidato-pidato atau
diskusi mengenai kesehatan melalui media elektronik baik TV
maupun radio, simulasi, tulisan-tulisan dimajalah atau koran.
4. Alat Bantu dan media pendidikan kesehatan
Menurut Sagala (2011) metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang
suatu proses satu benda sampai pada penampilan tingkah laku yang
dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta secara nyata
atau tiruan. Metode demonstrasi memiliki kekurangan dan kelebihan
antara lain:
a. Kelebihan metode demonstrasi
1) Dapat membuat pengajaran lebih jelas dan lebih konkrit
2) Peserta jauh lebih mudah memahami apa yang dipelajari
3) Proses pengajaran lebih menarik
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
18
b. Kekurangan metode demonstrasi
1) Fasilitas, seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik.
2) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang.
3) Metode ini memerlukan keterampilan oncerver secara khusus,
karena tanpa ditunjang dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi
akan tidak efektif.
Media promosi kesehatan berfungsi untuk membantu dalam proses
pendidikan atau pengajaran sehingga pesan kesehatan dapat disampaikan
lebih jelas, dan masyarakat atau sasaran dapat menerima pesan tersebut
dengan tepat dan jelas (Nursalam & Efendi, 2008). Media promosi
menggunakan leaflet. Pada garis besarnya hanya ada tiga macam alat
bantu pendidikan (alat peraga), antara lain:
a. Alat bantu melihat (visual) yang berguna dalam membantu
menstimulasi indra mata (penglihatan)
b. Alat-alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan
sebagainya.
c. Alat-alat yang tidak diproyeksikan:
1) Dua dimensi, gambar peta, bagan,
2) Tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
19
3) Alat-alat bantu dengar, yaitu alat yang dapat membantu untuk
menstimulasikan indra pendengaran pada waktu proses
penyampaian materi. misalnya, piring hitam, radio, dan sebagainya.
4) Alat bantu lihat dengar, seperti TV dan video Cassete. Alat bantu
pendidikan ini lebih dikenal dengan (AVA) Audio Visual Aids.
(Notoadmodjo, 2003).
B. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan menurut Notoatmodjo(2012) merupakan hasil “tahu”
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu setelah terjadinyapengindraan
terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pada waktu pengindraan sampai
menghasilkan pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
terhadap obyek, yang sebagian besar pengetahuan manusia dipengaruhi
oleh mata dan telinga. Pengetahuan erat hubunganya dengan pendidikan,
diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan semakin
luas pengetahuanya, tetapi bukan berarti seseorang yang berpendidikan
rendah mutlak berpengetahuan rendah.
Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan. Tingkatan ini adalah
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
20
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
materi yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja yang
mengukur bahwa orang tahu apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi menyatakan dan
sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginerprestasikan dengan benar. Seseorang yang telah paham suatu
obyek atau materi akan dapat menjelaskan, menyebutkan, atau
menyimpulkan obyek yang telah dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek di dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain.
Kemampuan analisis dapat dilihat dari kemampuan menjabarkan,
membebakan, mengelompokan dan memisahkan.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
21
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan suatu kemampuan melaksanakan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkas dan dapat menyesuaikan.
6) Evaluasi (evaluation)
Yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu obyek
atau materi. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Penilaian ini dapat
diukur melalui angket atau kuisioner jadi apabila perilaku seseorang
didasari pada pengetahuan dan kesadaran akan berlangsung lama.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Wawan dan Dewi,
2010).
1) Faktor Internal
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan tingkat pengetahuan
sehingga terjadi perilaku positif yang meningkat.
b) Pekerjaan
Menurut Thomas (2003) dalam Wawan dan Dewi (2010) pekerjaan
adalah hal yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupannya
dan kehidupan keluarga untuk memperoleh kehidupan yang lebih
layak.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
22
c) Umur
Menurut Elisabeth (2003) dalam Wawan dan Dewi (2010) usia
adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Menurut Huclok (1998) dalam Wawan dan Dewi,
(2010) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan semua kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.
b) Faktor Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap menerima informasi.
C. Scabies
1. Pengertian
Scabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infestasi
dan sensitasi Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Penyakit
ini disebut juga the itch, seven year itch, Norwegian itch, gudikan, gatal
agogo, budukan atau penyakit ampera (Harahap,2008).
2. Penyebab
Scabies disebabkan oleh kutu/tungau Sarcoptes scabiei.Sarcoptes
scabiei bersifat obligat parasit yang mutlak memerlukan induk semang
untuk berkembang biak. Sarcoptes scabiei tidak dapat dibiakkan secara
in vitro meskipun telah ditumbuhkan pada media yang terdiri dari tick
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
23
cell medium 25%, serum kambing 50% ekstrak epidermis 25%,
streptomisin 200 mg/ml dan fungizone 10mg/ml (Tarigan, 1999 dalam
Wardhana, 2006).
Secara morfologik Sarcoptes scabiei merupakan tungau kecil,
berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata,
tunggau ini transient, berwarna putih dan tidak bermata. Tungau betina
panjangnya 330-450 mikron, sedangkan tungau jantan lebih kecil kurang
lebih setengahnya yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron bentuk
dewasa mempunyai 4 pasang kaki dan bergerak dengan kecepatan 2,5 cm
permenit di permukaan kulit (Asra, 2010).
Sarcoptes scabiei betina setelah dibuahi mencari lokasi yang tepat
di permukaan kulit untuk kemudian membentuk terowongan, dengan
kecepatan 0,5mm–5mm per hari. Terowongan pada kulit dapat sampai ke
perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum. Di dalam
terowongan ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang
lebih 30 hari dan bertelur sebanyak 2-3 butir telur sehari. Telur akan
menetas setelah 3-4 hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan
kulit untuk kemudian masuk kulit lagi dengan menggali terowongan,
biasanya sekitar folikel rambut untuk melindungi dirinya dan mendapat
makanan. Setelah beberapa hari, menjadi bentuk dewasa melalui bentuk
nimfa. Waktu yang diperlukan dari telur hingga bentuk dewasa sekitar
10-14 hari. Tungau jantan mempunyai masa hidup yang lebih pendek
dari pada tungau betina, dan mempunyai peran yang kecil pada
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
24
patogenesis penyakit. Biasanya hanya hidup dipermukaan kulit dan akan
mati setelah membuahi tungau betina (Asra, 2010).
3. Patogenesis
Kelainan kulit ini tidak hanya disebabkan oleh tungau scabies saja,
tetapi juga oleh penderita sendiri kibat garukan. Gatal yang terjadi
disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang
memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul,
vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,
ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. (Djuanda, 1993)
Dalam beberapa hari pertama, antibodi dan sel sistem imun spesifik
lainnya belum memberikan respon. Namun, terjadi perlawanan dari
tubuh oleh sistem imun non spesifik yang disebut inflamasi. Tanda dari
terjadinya inflamasi ini antara lain timbulnya kemerahan pada kulit,
panas, nyeri dan bengkak. Hal ini disebabkan karena peningkatan
persediaan darah ke tempat inflamasi yang terjadi atas pengaruh amin
vasoaktif seperti histamine, triptamin dan mediator lainnya yang berasal
dari selmastosit. Mediator- mediator inflamasi itu juga menyebabkan rasa
gatal di kulit. Molekul- molekul seperti prostaglandin dan kinin juga ikut
meningkatkan permeabilitas dan mengalirkan plasma dan protein plasma
melintasi endotel yang menimbulkan kemerahan dan panas
(Baratawidjaja, 2007).
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
25
4. Gejala
4 tanda kardinal menurut Djuanda (1993) adalah:
1) Gatal-gatal terutama pada malam hari (pruritus nokturna). Ini
terjadi karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih
lembab dan panas, dan pada saat hospes dalam keadaan tenang atau
tidak beraktivitas sehingga dapat mengganggu ketenangan ketika
tidur (Cahyaningsih, 2012).
2) Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok.
3) Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang
berwarna putih keabu-abuan, berbentuk garis lurus/ berkelok, rata-
rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul/
vesikel.
4) Menemukan tungau.
Diagnosa dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal.
5. Penularan
Penularan scabies pada manusia sama seperti cara penularan
scabies pada hewan, yaitu secara kontak langsung dengan penderita.
Disamping itu kontak secara tidak langsung seperti melalui pakaian,
handuk, seprai, dan barang-barang lain yang pernah dipakai oleh
penderita, juga merupakan sumber penularan yang harus dihindari
(Wardhana, 2006).
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
26
6. Faktor resiko scabies
Faktor resiko scabies adalah:
1) Sistem imun tubuh
Semakin rendah imuntas seseorang, maka akan semakin besar
kemungkinan orang tersebut untuk terjangkit atau tertular penyakit
scabies. Namun diperkirakan terjadi kekebalan setelah terinfeksi.
Orang yang pernah terinfeksi akan lebih tahan terhadap infeksi ulang
walaupun masih tetap bisa terkena infeksi dibandingkan mereka
(orang-orang) yang sebelumnya belum pernah terinfeksi scabies.
2) Lingkungan dengan hygiene sanitasi yang kurang
Lingkungan yang dimungkinkan sangat mudah terjangkit
scabies adalah lingkungan yang lembab, terlalu padat, dan dengan
sanitasi buruk.
3) Semua kelompok umur
Semua kelompok umur, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, dan
tua mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit scabies.
4) Kemiskinan
5) Seksual promiskuitas (berganti-ganti pasangan)
6) Diagnosis yang salah
7) Demografi
8) Ekologi
9) Derajat sanitasi individual
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
27
7. Pengobatan
Beberapa macam obat yang dapat dipakai pada pengobatan
scabies menurut Harahap (2008) dan Handoko (2008) yaitu:
1) Permetrin
Merupakan obat pilihan untuk saat ini, tingkat keamanannya cukup
tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit.
2) Malation
Malation 0,5 % dengan dasar air digunakan selama 24 jam.
Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian
3) Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %)
Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga
hari. Efek sampingnya sering terjadi iritasi dan kadang semakin gatal
setelah digunakan.
4) Sulfur
Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan
efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada
bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam.
5) Monosulfiran
Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus
ditambah 2 – 3 bagian dari air dan digunakan selam 2 – 3hari.
6) Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan)
Kadarnya 1 % dalam krim atau lotion, termasuk obat pilihan karena
efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
28
iritasi. Tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan wanita
hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup
sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.
7) Krotamiton
Krotamiton 10 % dalam krim atau losio, merupakan obat pilihan.
Mempunyai 2 efek sebagai anti scabies dan anti gatal.
8. Pencegahan
Pencegahan pada manusia dapat dilakukan dengan cara
menghindari kontak langsung dengan penderita dan mencegah
penggunaan barang-barang penderita secara bersama. Pakaian,handuk,
dan lainnya yang pernah digunakan penderita harus diisolasi dan dicuci
dengan air panas. Pakaian dan barang-barang asal kain, dianjurkan untuk
disetrika sebelum dipakai, seprai penderita harus sering diganti dengan
yang baru maksimal tiga hari sekali. Benda-benda yang tidak dapat
dicuci dengan air seperti bantal, guling, selimut disarankan dimasukkan
ke kantong plastic selama tujuh hari, selanjutnya dicuci kering atau
dijemur di bawah matahari, sambil dibolak-balik minimal dua puluh
menit sekali. Kebersihan tubuh dan lingkungan termasuk sanitasi serta
pola hidup yang sehat akan mempercepat kesembuhan dan memutus
siklus hidup Sarcoptes scabiei (Wardhana, 2006).
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
29
D. Perilaku Personal Hygiene
1. Perilaku
a. Pengertian
Perilaku atau tindakan yang berdasarkan pada pendirian,
keyakinan. Dalam arti preventif diartikan sebagai perbuatan seseorang
atau sekelompok yang bertujuan mencegah timbulnya atau
menularnya suatu penyakit (http://kbbi.web.id/).
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari
sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan,
binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka
mempunyai aktivitas masing-masing.
Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu
aksi dan reaksi Organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti
bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Dengan
demikian, maka tentu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi
atau perilaku tertentu. Dalam proses pembentukan dan atau
perubahan, perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal
dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor itu sendiri
antara lain: susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, proses
belajar, lingkungan, dan sebagainya. Susunan saraf pusat memegang
peranan penting karena merupakan sebuah bentuk perpindahan dari
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
30
rangsangan yang masuk menjadi perbuatan atau tindakan, perpindahan
ini dilakukan oleh susunan saraf pusat dengan unit-unit dasarnya,
neuron. Neuron memindahkan energi-energi dalam impuls-impuls
saraf. Impuls-impuls saraf indra pendengaran, penglihatan, pembauan,
pencicipan, dan perabaan disalurkan dari tempat terjadinya
rangsangan melalui impuls-impuls saraf ke susunan saraf pusat.
Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat
diketahui melalu persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang
dihasilkan melalui panca indra. Setiap orang mempunyai persepsi
yang berbeda, meskipun mengamati terhadap objek yang sama.
motivasi yang diartikan sebagai suatu dorongan untuk bertindak
mencapai suatu tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku.
perilaku juga dapat timbul karena emosi. Aspek Psikologis yang
mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, yang
pada hakikatnya merupakan faktor turunan (bawaan). Manusia dalam
mencapai kedewasaan semua aspek tersebut diatas akan berkembang
sesuai dengan hukum perkembangan.
Maka dapat disimpulkan bahwa perilaku itu dibentuk melalui suatu
proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan
lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya
perilaku dibedakan menjadi dua, yakni faktor-faktor intern dan
ekstern. Faktor intern mencakup: pengetahuan, kecerdasan, persepsi,
emosi, motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
31
rangsangan dari luar. Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan
sekitar, baik fisik maupun nonfisik seperti: iklim, manusia, sosial-
ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya.
Jadi perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar. Skinner (1938) dalam artikel sehat online,
seorang akhli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku
dapat dibedakan menjadi dua,yaitu :
1. Perilaku tertutup (covert behavior): Respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup, misalnya ibu
hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.
2. Perilaku terbuka (overt behavior): Respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk tindakan nyata, misalnya seorang ibu
memeriksakan kehamilannya
2. Personal Hygiene
a. Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Kebersihan
perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
32
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Tarwoto,
Wartonah, 2006)
Hygiene adalah istilah dari bahasa Inggris yaitu ”hygiene” yang
berarti : usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi
manusia (http://www.indonesian-publichealth.com/).
Di dalam undang-undang Nomor 2 Tahun 1996, Hygiene di
nyatakan sebagai kesehatan masyarakat yang meliputi semua usaha
untuk memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan
badan, jiwa, baik untuk umum maupun perorangan yang bertujuan
memberikan dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat, serta
mempertinggi kesehatan dalam perikemanusiaan.
Personal hygiene menurut Tarwoto (2004) adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Sehingga diperolehnya kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini
diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit.
b. Tujuan Perilaku personal hygiene
a) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b) Memelihara kebersihan diri seseorang
c) Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d) Pencegahan penyakit
e) Meningkatkan percaya diri seseorang
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
33
f) Menciptakan keindahan
(Potter & Perry, 2006).
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Sikap seseorang melakukan personal hygiene menurut Tarwoto
(2004) dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain :
a) Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan
mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh (Body Image)
individu, dan akan mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
b) Praktik sosial
Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan
air panas atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang
mempengaruhi perawatan personal hygiene.
c) Status sosio-ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Walau
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
34
demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Seseorang harus
memiliki motivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali
pembelajaran tentang penyakit atau kondisi yang mendorong
individu untuk meningkatkan personal hygiene.
e) Budaya
Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi
personal hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda
mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda. Disebagian
masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan/ terkena air.
f) Kebiasaan seseorang
Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi,
bercukur dan melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang
yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan shampo, dan lain-lain.
g) Kondisi fisik
Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
d. Dampak yang Timbul pada Masalah Personal Hygiene
Dampak yang sering timbul pada masalah personal
hygiene (Tarwoto & Wartonah, 2004) meliputi:
1. Dampak fisik
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
35
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan
fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan
gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan
dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan
gangguan interaksi sosial.
E. Pondok Pesantren
1. Pengertian
Pesantren adalah tempat belajar Agama Islam. Suatu lembaga
pendidikan Islam dikatakan pesantren apabila terdiri dari unsur-unsur
Kyai/Syekh/Ustadz yang mendidik dan mengajar, ada santri yang belajar,
ada mushola/masjid, dan ada pondok/asrama tempat santri bertempat
tinggal. Asrama adalah rumah pemondokan yang ditempati oleh para
santri, pegawai, dan sebagainya yang digunakan sebagai tempat
berlindung, beristirahat, dan bergaul dengan sesama teman (Dariansyah,
2006).
Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang
tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan model asrama
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
36
(komplek) dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui
sistem pengajaran atau madrasah sepenuhnya berada dibawah kedaulatan
dari leadership seorang atau beberapa orang Kyai dengan ciri-ciri khas
yang bersifat karismatik serta independent dalam segala hal (Qomar,
2005).
Pesantren merupakan “bapak” dari pendidikan Islam di Indonesia
didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan jaman. Hal ini bisa
dilihat dari perjalanan sejarah, bila di runut kembali sesungguhnya
pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiyah, yakni
menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam sekaligus mencetak
kader-kader ulama atau da‟i. (Hasbullah, 1999)
2. Jenis-jenis Pesantren
Menurut Departemen Agama (2003), bahwa jenis-jenis pesantren
yang ada di Indonesia, yaitu:
1) Pondok pesantren salaf (tradisional)
Pesantren salaf adalah lembaga pesantren yang mempertahankan
pengajaran kitab-kitab Islam klasik (salaf) sebagai inti pendidikan.
Sedangkan sistem madrasah ditetapkan hanya untuk memudahkan
sistem sorogan, yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian
bentuk lama, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan
umum.Sistem pengajaran pesantren salaf memang lebih sering
menerapkan model sorogan dan wetonan (waktu). Dimana pengajian
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
37
model ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang biasanya
dilaksanakan setelah mengerjakan shalat fardhu.
2) Pesantren khalaf (modern)
Pesantren khalaf adalah lembaga pesantren yang memasukkan
pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau
pesantren yang menyelenggarakan tipe sekolah-sekolah umum seperti;
RA/TK, MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/SMK dan bahkan PT dalam
lingkungannya. Dengan demikian pesantren modern merupakan
pendidikan pesantren yang diperbaharui atau dimodernkan pada segi-
segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.
3. Santri/ santriwati
Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan
sebuah pesantren karena langkah pertama dalam tahap-tahap membangun
pesantren adalah bahwa harus ada murid yang datang untuk belajar dari
seorang alim, dan santriwati merupakan sebutan untuk santri putri.
Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong dan
santri mukim. Santri kalong merupakan bagian santri yang tidak menetap
dalam pondok tetapi pulang ke rumah masing-masing sesuadah selesai
mengikuti suatu pelajaran di pesantren. Santri kalong biasanya berasal
dari daerah-daerah sekitar pesantren. Makna santri mukim ialah putera
puteri yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya berasal dari
daerah jauh.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
38
F. Kerangka Teori
Santriwati PonPes Al-Falah
Skabies Kebersihan Personal Hygiene
Faktor Internal
Pendidikan (Pendidikan
Kesehatan tentang
Scabies dan Personal
Hygiene)
Faktor Ekternal
Lingkungan
Sosial budaya
Faktor lain yang berpengaruh
Dukungan Pesantren
Kelembaban
Iklim
Ventilasi
Pengetahuan scabies dan
Perilaku Personal Hygiene
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Teori Simpul (Achmadi, 2012)
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
39
G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan dasar pemikiran yang memberikan
penjelasan tentang dugaan yang tercantum dalam hipotesa (Saryono, 2010).
Perlakuan
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Perbedaan Pengetahuan Dan Perilaku Personal Hygiene
Santriwati Sebelum Dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Scabies Di
Pondok Pesantren Salafi Al-Falah Jatilawang
H. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang kebenarannya
perlu diteliti lebih lanjut (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini
di duga adanya perbedaan pengetahuan dan perlaku Personal Hygiene
sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan scabies di Pondok
Pesantren Salafi Al-Falah Jatilawang.
Pengetahuan tentang Penyakit
Scabies dan Perilaku Pesonal
Hygiene Santriwati
(Pre Test)
Pemberian Penkes
tentang Penyakit
Skabies dan Perilaku
Personal Hygiene
Pengetahuan tentang
Penyakit Skabies dan
Perilaku Personal Hygiene
Santriwati
(Post test)
Dibandingkan
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Lutfi Latifah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017