nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1646/1/nur...

122
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: NUR LATIFAH NIM: 11112104 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017 i

Upload: others

Post on 29-Dec-2019

32 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH

KARYA TERE LIYE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

NUR LATIFAH

NIM: 11112104

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

i

ii

iii

iv

MOTTO

Artinya: “ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.(QS al-Hadid:20).

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya (bapak Munaji dan ibu Bibit) yang sangat saya cintai

dan sayangi terimakasih atas semuanya yang telah mendidik dan

membesarkan saya dengan kasih sayang dan cintanya sehingga seperti

sekarang ini dan mungkin tidak bisa membalas budi mu dengan apapun ,

sehingga saya bisa menyelesaikan study ku di IAIN Salatiga.

2. Kakak dan adik saya yang sangat aku sayangi (Siti Mariyam dan Lis mariatul

ulfa) dan kedua ponakan saya yang imut dan cantik (Alvi dan Dilla) kalian

semua adalah penyemangat untuk saya, dan semoga jalan menuju kesuksesan

selalu menyertai kita amin.

3. Bulek dan om saya (Parmi dan Daryono) terimakasih atas dukungaannyadan

nenek saya (Ngainah) terimakasih atas dukungannya selama ini.

4. Buat mas Akbar yang insyallah akan jadi imam ku kelak.

5. Teman-teman saya senasib seperjuangan khususnya PAI C angkatan 2012.

6. santri TPQ Al Ikhlas Ngesrep Tegalrejo yang saya sayangi, semoga mereka

menjadi anak yang sholeh dan sholikah agar kelak berguna bagi agama dan

negara.

vi

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحیم

Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta (Allah

‘Azza wa Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh

dari sempurna. Sholawat dan salam Allah SWT, semoga senantiasa

terlimpahkan kepada Sang Pemimpin hidupmanusia dan yang menjadi

cakrawala rindu para umatnya (Nabi Muhammad SAW).

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat

diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan PAI.

4. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd., selaku pembimbing yang telah

mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan

waktunya dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Muh, Irfan Helmy, Lc, M.A. selaku dosen pembimbing

akademik yang membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.

6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta

bantuan kepada penulis.

vii

7. Teman-teman senasib seperjuangan 2012, khususnya jurusan PAI. Terima

kasih atas dukungan dan bantuannya.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima

kasih atas bantuan dan motivasinya.

Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo’a semoga

Allah SWT menerima amalnya dan memberikan balasan yang lebih baik.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalimat

yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat Al-Hamdulillahi Robbil ‘Alamiin.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.

Salatiga, 28 Desember 2016 Penulis Nur Latifah NIM: 111 12 104

viii

ABSTRAK

Latifah, Nur. 2016.Nilai-nilai Pendidikan Akhlak pada Novel Moga Bunda Disayang Allah Kerya Tere Liye.Skripsi. JurusanPendidikan Agama Islam.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M. Pd.

Kata kunci: Nilai-nilai Pendidikan Akhlak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah nilai-nilai pendidikanAkhlak dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye? 2.Bagaimanakah karakter tokoh yang patut diteladani dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye? 3. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye dalam pendidikan?.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (liblary research), sedangkan dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumenter (bibliografis), analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi (content analysis).

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Nilai-nilai pendidikan Akhlakyang terkandung dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah diantaranya: Nilai pendidikan akhlak kepada Allah : percaya kepada Allah (tawakal, dan taqwa) , meyakini nama-nama Allah (asmaul husna) , meyakini qada dan qadarnya Allah. Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri : sabar, bersyukur, tidak mudah putus asa, optimis, malu, sederhana, jujur, dan berkerja keras. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga : hak, kewajiban dan kasih sayang suami istri, kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak, dan birrul walidain. Nilai pendidikan akhlak terhadap sesama : menerima tamu. (2) karakter tokoh utama diantaranya: Melati : periang, lucu, suka bercanda, dan keras kepala, Bunda HK : penyayang, sabar, dan taat pada suami, Tuan HK : tegas, pekerja keras, dan penyayang keluarga, Karang : penyayang anak-anak, Kinasih : ramah, lemah, lembut, dan penyayang, Salamah : pelupa, dan setia, Ibu-ibu gendut : lembut, sabar, dan kasih sayang, Dokter Riyan : pengagum dan tanggung jawab. (3) relevansi nilai pendidikan akhlak dalam pendidikan yaitu pendidikan akhlak dalam pendidikan sangat terkaitan erat. Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat dicapai dengan usaha pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh, tidak ada manusia yang mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila ia mendapatkan pendidikan dan pembinaan akhlaknya secara baik

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN

PUBLIKASI ......................................................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 9

E. Metode Penelitian ............................................................................... 10

F. Kajian pustaka .................................................................................... 13

G. Penegasan istilah ................................................................................ 16

H. Sistimatika penulisan.......................................................................... 18

BAB II. BIOGRAFI NOVEL

A. Biografi Tere Liye .............................................................................. 20

B. Karakteristik novel ............................................................................. 21

C. Karya-karya Tere Liye ....................................................................... 22

x

D. Unsur intrinsik novel .......................................................................... 25

E. Sinopsis novel Moga Bunda Disayang Allah ..................................... 31

F. Kelebihan novel Moga Bunda Disayang Allah .................................. 32

G. Kelemahan novel Moga Bunda Disayang Allah ................................ 33

BAB III. HASIL TEMUAN

A. Nilai akhlak ........................................................................................ 35

B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ........ 50

BAB IV. PEMBAHASAN

A. Nilai-nilai pendidikan akhlak ............................................................. 56

1. Nilai pendidikan akhlak kepada Allah ........................................ 56

2. Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri................................ 61

3. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga ................................... 73

4. Nilai pendidikan akhlak terhadap sesama ................................... 81

B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ........ 82

C. Relevansi nilai-nilai akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah

dalam pendidikan .............................................................................. 92

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 94

B. Saran ............................................................................................................ 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Sinopsis Novel Moga Bunda Disayang Allah

2. Nota Pembimbing

3. Lembar Konsultasi Skripsi

4. Surat Keterangan Kegiatan (SKK)

5. Daftar Riwayat Hidup

xii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan untuk mendidik

manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau

kemampuan sebagai mana mestinya. Dengan pendidikan manusia akan

mendapatkan berbagai macam pengetahuan, pengalaman dan wawasan yang

luas untuk bekal kehidupannya karena pendidikan merupakan kebutuhan

setiap manusia (Heri, 2005:14). Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan, baik kehidupan keluarga, diri sendiri maupun kehidupan

masyarakat dan negara. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang berisi pendidikan

adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Seperti yang ada dalam firman allah

QS An Nahl: 125.

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

1

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Pada ayat tersebut dengan tegas Allah memerintahkan (mewajibkan) kita

untuk mengajak sesama manusia ke jalan Allah dengan cara bijaksana dan

nasihat yang baik. Hal itu dapat dilakukan melalui pendidikan.

Pendidikan pada hakikatnya merupakan kasih sayang Allah yang

diturunkan kepada segenap makhluk terutama manusia. Dengan kasih

sayanglah suatu proses pendidikan dapat berjalan dengan baik, dengan kasih

sayang orang tua mendidik anak-anaknya, dengan kasih sayang guru mendidik

murid-muridnya, dengan kasih sayang pula ulama dan pemimipin mendidik

bangsa serta negaranya. pendidikan jangan hanya dipandang sebagai suatu

kewajiban tetapi kita juga harus pandai merencanakan, mengorganisir,

mengemas, melaksanakan, serta mengevaluasi serta menindaklanjutinya

secara bersinergi dan berkesinambungan. Pada prinsipnya, mendidik adalah

memberi tuntunan, bantuan, pertolongan kepada peserta didik.

Pada dasarnya pendidikan akhlak menempati posisi sangat penting dalam

Islam, karena kesempurnaan seseorang tergantung kepada kebaikan dan

kemuliaan akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia yang

memiliki akhlak yang mulia, manusia yang seperti inilah yang akan

mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Akhlak yang baik tidak akan

terwujud pada seseorang tanpa adanya pembinaan yang dilakukan. Oleh

karena itu perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konsep pendidikan akhlak segala sesuatu itu dinilai baik dan buruk,

terpuji atau tercela, semata-mata berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Ajaran

2

akhlak dalam Islam bersumber dari wahyu Allah SWT yang termaktub dalam

Al-Qur’an dan Hadits (Azmi, 2006: 75 ).

Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia. Akhlak

mulia ini sangat ditekankan karena di samping akan membawa kebahagiaan

bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada

umumnya. Dengan kata lain, akhlak utama yang ditampilkan seseorang ,

tujuannya adalah untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat (

Azmi, 2006: 60 )

Dalam lembaga pendidikan formal walaupun mata pelajaran umum lebih

banyak tetapi tetap diberikan Pendidikan Akhlak, karena pendidikan akhlak

yang akan membentuk tingkah laku sesorang. Sehingga dengan adanya mata

pelajaran Pendidikan Akhlak tersebut diharapkan dapat dijadikan pedoman

dalam setiap aktivitas kehidupan oleh peserta didik. Semua warga Negara

Indonesia berhak mendapat pendidikan tanpa terkecuali untuk anak

berkelainan. Hal itu dibuktikan dengan adanya program pendidikan khusus.

Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 23 disebutkan bahwa pendidikan

khusus (anak luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan

fisik, emosional, mental, sosial (Efendi, 2006:1). Pasal tersebut dapat

dijadikan landasan bagi anak berkebutuhan khusus karena dengan adanya

Undang- undang akan memberikan perlindungan bagi anak berkebutuhan

3

khusus bahwa semua mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan

pendidikan.

Realitas yang ada saat ini, anak yang berkelainan atau yang sekarang

disebut sebagai anak berkebutuhan khusus masih banyak yang belum

mendapatkan hak atas pendidikannya dan dipandang sebelah mata oleh

sebagian orang. Sebagai contoh membiarkan anak normal menikmati

pendidikan sampai tinggi namun melarang anak ABK untuk menempuh

pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan terkadang tak jarang ada orang tua yang

malu mengakui anaknya yang ABK. Mereka justru diumpatkan di rumah

tanpa memberi kesempatan untuk menikmati bangku pendidikan (sekolah).

Adapun pengertian anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka yang

memiliki kebutuhan khusus sementara atau permanen sehingga membutuhkan

pelayanan pendidikan yang lebih intens (Ilahi 2013 : 137). Anak berkebutuhan

khusus ini tidak bisa hanya diartikan sebagai anak cacat, tetapi anak yang

mempunyai karakteristik khusus. Karakteristik khusus di sini ada yang

memang cacat secara fisik, mental, emosional, sosial atau bahkan mempunyai

kelebihan dibanding anak normal. misalkan anak tunarungu secara fisik

memang ia anak ABK, namun diliat secara mental dan emosional belum tentu

ia tidak memiliki kelebihan lain yang dimiliki anak normal lain. Bisa saja

meskipun tunarungu namun memiliki kecerdasan matematik logis yang tinggi

atau kecerdasan lainnya. Siapa yang menduga dan begitulah kebesaran Tuhan,

meskipun di sisi lain memiliki keterbatasan, namun di lain pihak ada yang

diunggulkan (Ramadhan 2012: 10).

4

Anak dengan berkebutuhan khusus seperti mereka hidupnya sangat

tergantung pada orang lain. Melakukan segala sesuatu dengan bantuan orang

yang ada di sekelilingnya. Termasuk dalam hal sepele sekalipun. Misalnya

menyisir rambut, mengancingkan baju, memakai baju dan sebagainya, sampai

mereka mendapatkan pendidikan yang layak dengan cara pendampingan yang

khusus pula, karena anak yang berkebutuhan khusus berhak mendapatkan

pendidikan agar mereka bisa lebih hidup mandiri dan memiliki perilaku yang

baik yang salah satunya memberikan pendidikan akhlak kepada mereka sejak

dini dan ada banyak cara menyampaikan nilai-nilai pendidikan akhlak , salah

satunya yang digunakan oleh Tere-Liye lewat realits di atas melalui karya

sastranya berupa novel berjudul Moga Bunda Di Sayang Allah. Dimana novel

ini menceritakan seorang anak kecil yang memiliki kebutuhan khusus yaitu

tunanetra, tunarungu dan tunawicara. Melati anak yang yang riang lucu dan

mengemaskan tapi semua itu berubah sejak melati mengalami kecelakan dan

mengalami kecacatan tubuhnya, dan membuat kedua orang tuanya berubah

dalam kehidupannya. Seorang ibu tidak akan tega melihat buah hatinya seperti

orang yang tidak mempenyai arah kehidupan, seorang ibu akan selalu

berusaha demi buah hatinya karena kesulitan itu pasti ada kemudahan.

Seorang anak baik itu anak kandung ataupun anak tiri itu adalah tetap titipan

dari Allah sebagai orang tua harus wajib membingingnya,menyayanginya dan

mengajarinya,

Kutipan : “kau sudah bangun, sayang?” bunda bertanya lema, berusaha tersenyum, meski seluruh dunia tahu senyuman itu percuma. Sama percumaanya dengan menunggu jawaban atas pertanyaan barusan.(Liye, 2006:14)

5

“Kita sarpan, sayang!” bunda mendekatinya, gemetar meraih tangan Melati. Membimbingnya berjalan.(Liye, 2006:15)

Tere-Liye menggunakan media penyimpanan pesan-pesan yang ada di

dalam Islam, salah satunya melalui karya sastranya berupa novel Moga Bunda

Di Sayang Allah. Novel Moga Bunda DiSayang Allah karya Tere-Liye adalah

novel yang mengandung banyak sekali hikmah atau pesan pendidikan akhlak

yang dapat dipetik. Seperti ibu yang tidak pernah putus asa dalam

menghadapi permasalahan yang ada dalam putri semata wayangnya,

Kutipan : “ kami tak lelah mencari jalan untuk membantu keterbatasan Melati, Kinasih..... tapi ya Allah semuanya sia-sia. Benar-benar kesia-siaan besar. Bahkan dua hari lalu.... dua hari lalu....” bunda terdiam lama (Liye, 2006: 35). Tidak ada yang berbohong, nyonya demi Melati aku mohon. Berikan aku tambahan waktu 21 hari selama tuan HK pergi. Berikan aku waktu, nyonya. Tidak ada minuman keras. Tidak ada kekerasan tidak ada aku bersumpah (Liye, 2006: 173).

Pelajaran yang akan disampaikan kepada pembaca adalah tentang sabar,

ikhlas, bersyukur dan tidak putus asa dalam menghadapi masalah atau

tantangan hidup kita harus selalu optimis karena kesulitan itu pasti ada

kemudahannya.

Kutipan : Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu saat keajiban keajiban itu pasti akan datang. Suatu saat janji mu pasti akan tiba bukakankah...bukankah engkau sendiri yang mengurat kalimat indah dalam kitab suci? Sungguh! Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.... Tapi harapan itu hari-hari itu bagai kabut yang digantang matahari meninggi menguap (Liye, 2006:38).

Bahwa setelah kita berusaha, kita menyerahkan segala keputusan kepada

Allah yang Maha Esa. Seperti yang ada dalam firman allah QS Al Baqarah: 45

6

Artinya : “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.

Kisah-kisah tersebut diceritakan dengan bahasa yang menarik dan

menyentuh hati bagai pembaca dan tidak membosankan. Secara tidak

langsung dalam kisah-kisah novel tersebut mengisahkan seorang ibu yang

menyanyangi anaknya sepenuh hati tanpa ada balasan apapun, sesuai dengan

syair lagu kasih ibu berikut ini: “kasih ibu sepanjang betak tak terhingga

sepanjang masa hanya membeli tak harap kembali bagaikan surya menyinari

dunia”. Dan kisah tersebut bisa menjadi inspirasi dan motivasi karena terserat

dengan nilai-nilai pendidikan terutama pendidikan akhlak.

Dengan melihat realits diatas dari uraian tentang novel Moga Bunda Di

sayang Allah yang penuh dengan pelajaran dan makna kehidupan. Maka dari

itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai NILAI-NILAI

PENDIDIKAN AKHLAK PADA NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG

ALLAH KARYA TERE LIYE sebagai sebuah karya sastra yang sarat

dengan nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan akhlak.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang

hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup

keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi

dan pembatasan masalah (Maslikhah,2013:302).

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

7

1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel

Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye?

2. Bagaimanakah karakter tokoh yang patut diteladani dalam novel Moga

Bunda Di Sayang Allah karya Tere Liye?

3. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung

dalam novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye pada

pendidikan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berisi gambaran yang khusus atau spesifik mengenai

arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan

realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan apakah nilai-nilai pendidikan Akhlak yang

terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye.

2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah karakter tokoh utama pendidik

yang patut diteladani dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere

Liye.

3. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan

Akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya

TereLiye dalam pendidikan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi yaitu

secara teoretis dan praktis:

8

1. Manfaat Teoritik

Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya bagi

pengembangan nilai-nilai pendidikan baik umum maupun pendidikan

Islam melalui pemanfaatan seni sastra. Serta untuk menambah wawasan

tentang keberadaan seni sastra (novel) yang memuat tentang pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, efektifitas penyampaian pesan melalui karya sastra

ada 3 yatitu:

a. Bagi Peneliti, menambah wawasan peneliti mengenai pendidikan

akhlak yang terdapat dalam novel Moga Bunda Disayang Allah

untuk selanjutnya dijadikan sebagai pedoman dalam bersikap dan

berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan terhadap penggunaan media pembelajaran yang efektif dan

efisien dalam rangka melaksanakan pendidikan melalui media cerita

yang inspiratif dalam mendidik siswa.

E. Metode Penelitian

Pengertian metode, berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud

adalah cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang

berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu obyek

atau subjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat

9

dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan,

2010:24).

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kepustakan (library research) dengan

menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of analyze

research). Penelitian ini menggunakan literatur dan teks sebagai objek

utama analisis yaitu dalam penelitian ini adalah novel Moga Bunda

Disayang Allah karya Tere Liye yang kemudian dideskripsikan dengan

cara menggambarkan dan menjelaskan teks-teks dalam novel yang

mengandung pendidikan moral dengan menguraikan dan menganalisis

serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang dideskripsikan.

2. Metode pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan berbagai sumber

data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.

Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data

mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto,

2006:231).

Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian diperoleh dengan

cara menghimpun data dari berbagai literatur, baik artikel, jurnal, majalah,

maupun buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini guna

menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini.

10

3. Sumber Data

a. Sumber data primer

Sumber data primer yaitu sumber data utama yang digunakan

dalam penelitian ini berupa Novel Moga Bunda Disayang Allah karya

Tere Liye yang diterbitkan oleh Republik, Jakarta pada tahun 2014.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yaitu berbagai literatur yang berhubungan

dan relevan denagn objek penelitian. Peneliti mengambil dari

kumpulan berbagai artikel, buku dan internet dan karya tulis lain yang

berkaitan dengan penelitian ini demi memperkaya kajian dan analisis.

4. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan adalah analisis isi, dengan menguraikan dan

menganalisis serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang

dideskripsikan.

Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan

isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan

naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai

akibat komunikasi yang terjadi.

Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksanaan metode analisis isi

adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam metode kualitatif

memberikan perhatian pada situasi alamiah, maka dasar penafsiran dalam

metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan. Oleh karena

itulah, metode analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat

11

isi. Peneliti menekankan bagaimana memaknakan isi komunikasi,

memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa

komunikasi (Ratna, 2007:48-49).

Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan nilai-nilai tertentu yang

terkandung dalam sebuah karya sastra dengan memperhatikan konteks.

Analisis isi berfungsi mengungkap makna simbolik dalam sebuah karya

sastra. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis isi novel Moga

Bunda Disayang Allah karya Tere Liye.

Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data ini adalah

sebagai berikut:

a. Langkah deskriptif, yaitu menguraikan teks-teks dalam novel Moga

Bunda Disayang Allah yang berhubungan dengan nilai-nilai

pendidikan Akhlak.

b. Langkah interpretasi, yaitu menjelaskan teks-teks dalam novel Moga

Bunda Disayang Allah yang berhubungan dengan nilai-nilai

pendidikan Akhlak.

c. Langkah analisis, yaitu menganalisis penjelasan dalam novel Moga

Bunda Disayang Allah yang berhubungan dengan nilai-nilai

pendidikan Akhlak.

d. Langkah mengambil kesimpulan, yaitu mengambil kesimpulan dari

novel Moga Bunda Disayang Allah yang berhubungan dengan nilai-

nilai pendidikan Akhlak.

12

F. Kajian pustaka

Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan

menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-

teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka

merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal,

papers, artikel, tesis, dan lain-lain (Sukardi, 2003: 19).

Kajian pustaka digunakan sebagai perbandingan terhadap penelitian yang

sudah ada baik dari segi kekurangan maupun kelebihan yang telah ada

sebelumnya. Dengan kajian pustaka ini diharapkan dapat mempunyai andil

yang besar dalam mendapatkan suatu informasi tentang teori yang ada

kaitannya dengan judul dalam penelitian ini. Sebelum penulis menjabarkan

pembahasan tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Moga Bunda

Disayang Allah karya Tere Liye, maka penulis mencoba menelaah buku yang

ada untuk dijadikan sebagai perbandingan dan acuan dalam penulisnya.

Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa kajian

pustaka sebagai rumusan berfikir. Beberapa kajian pustaka tersebut

diantaranya:

Skripsi Siti Zulaicah (STAIN Salatiga) tahun 2012 yang berjudul “Nilai-

nilai Pendidikan Akhlak pada Novel Hapalan Shalat Delisa Karya Tere Liye”.

Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi tersebut antara lain:

meliputi nilai pendidikan akhlak terhadap Allah (shalat, dzikir, dan berdoa

kepada Allah, ikhlas menerima takdir Allah, tajut akan siksaan Allah dan takut

akan kehilangan rahmat Allah), nilainilai akhlak pada diri sendiri yang terdiri

13

dari akhlak mahmudah (sabar, ikhlas, syukur, optimis, tolong menolong, kerja

keras disiplin) dan akhlak madzmumah (jahil, bandel, berdusta dan

pencemburu), akhlak terhadap keluarga (hak kasih sayang suami istri, hak-hak

bersama suami istri, birulwalidain), serta pendidikan akhlak pada lingkungan

(memelihara serta merawat semua ciptaan Allah SWT dengan baik dan

bencana alam yang sering terjadi sebenarnya adalah disebabkan oleh ulah

manusia itu sendiri). persamaan peneliti ini dengan penelitian di atas adalah

sama-sama menggunakan novel Tere Liye, dan nilai-nilai akhlak, perbedaan

dalam penelitian ini adalah pada tema novel yaitu dalam penelitian di atas

mengunakan novel hapalan shalat Delisa sedangkan penulis menggunakan

novel Moga Bunda Disayang Allah.

Skripsi Muhamad Syukron Rofiq (STAIN Salatiga) tahun 2015 yang

berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Rantau 1 Muara karya

Ahmad Fuadi”. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi

tersebut antara lain: Nilai Akhlak kepada Allah yang berupa: aqidah /keimanan

(iman kepada Allah, meyakini sifat-sifat Allah, meyakini qodho dan qodarnya

Allah), Nilai pendidikan Akhlak kepada sesama manusia {akhlak mahmudah

dari diri sendiri (istiqomah, sabar, pantang menyerah, bersyukur, niat lurus,

bekerja keras, rendah hati, berlomba-lomba dalam kebaikan, jujur dan berbaik

sangka) akhlak terhadap orang lain {akhlak terhadap orang tua, akhlak

terhadap sesama). persamaan peneliti ini dengan penelitian di atas adalah

sama-sama menganalisis nilai-nilai akhlak, perbedaan dalam penelitian ini

adalah pada tema novel dan pengarangnya yaitu dalam penelitian di atas

14

mengunakan novel “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Rantau 1

Muara karya Ahmad Fuadi” sedangkan penulis menggunakan novel Moga

Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye.

Dian Adi Permana ( IAIN Salatiga) tahun 2016 yang berjudul “Nilai-nilai

pendidikan Akhlak dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya NH. Dini” Nilai-

nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi tersebut antara lain: akhlak

manusia terhadap Allah SWT (tawakal, khauf, dan raja, bertaubat, dan

bersyukur), akhlak manusia terhadap manusia (shidiq, amanah, sabar,

khusudzon, optimis, disiplin, tanggung jawab), akhlak manusia terhadap

lingkungan (menjaga dan tidak merusak, memanfaatkan dengan baik).

persamaan peneliti ini dengan penelitian di atas adalah sama-sama

menganalisis nilai-nilai akhlak, perbedaan dalam penelitian ini adalah pada

tema novel dan pengarangnya yaitu dalam penelitian di atas mengunakan novel

“Nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya NH.

Dini” sedangkan penulis menggunakan novel Moga Bunda Disayang Allah

Karya Tere Liye.

G. Penegasan istilah

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas untuk gambar diatas, maka perlu

dijelaskan tentang pengertian-pengertian yang yang terkandung dalam nilai-

nilai pendidikan Akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere

Liye, agar terhindar dari kesalahpahaman dalam menafsirkan judul diatas

diantaranya sebagai berikut :

15

1. Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya

batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai

bersumber pada budi yang bersumber mendorong dan mengarahkan sikap

dan perilaku manusia.

2. Pendidikan Akhlak

Pendidikan merupakan tonggak kuat untuk menuntaskan kemiskinan

pengetahuan, menyelesaikan persoalan kebodohan, dan menuntaskan

segala permasalahan bangsa yang selama ini terjadi. Peran pendidikan

jelas merupakan hal yang signifikan dan sentral karena pendidikan

memberikan pembukaan dan perluasan pengetahuan sehingga bangsa ini

betul-betul melek terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendidikan dihadirkan untuk mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa

yang beradab dan berbudaya. Pendidikan dilahirkan untuk memperbaiki

segala kebobrokan yang sudah menggumpal disegala sendi kehidupan

bangsa ini (Yamin, 2009:15).

Dilihat dari sudut bahasa (etimologi) perkatan akhlak (bahasa arab)

adalah bentuk jamak dari kata khulk , khulk di dalam kamus Al Munjid

berarti budi pekerti, perangi tingkah laku.

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat

yang di bawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu

ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik disebut akhlak

16

mulia, atau perbuatan buruk disebut akhlak yang tercela (Asmaran,

2002:1).

Jadi pengertian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak

adalah proses bimbingan oleh pendidik (guru, orang tua, masyarakat,

lingkungan) kepada peserta didik baik jasmani maupun rohani yang

dilakukan secara sadar dan sengaja agar terbentuk kepribadian atau

perilaku yang utama sebagai manusia seutuhnya( insan kamil).

3. Novel Moga Bunda Disayang Allah

Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek

kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus

(Maslikhah, 2013:126). Novel merupakan sebuah karya sastra berbentuk

prosa yang menceritakan tentang kehidupan manusia dalam interaksinya

dengan lingkungan dan sesamanya.

Dalam penelitian kali ini peneliti akan meneliti isi dari Novel

Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye yang diterbitkan oleh

Republika sebagai bahan penelitian yang mengandung nilai-nilai

pendidikan Akhlak dengan meneliti isi dan juga memperhatikan unsur-

unsur intrinsik pembangun novelnya.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal,

bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo,

halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan

kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan,

17

halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar

lampiran.

Bagian Inti atau Isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima

bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian, kajian pustaka, penegasan istilah, dan sistematika

penulisan penelitian.

BAB II BIOGRAFI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Biografi Tere

Liye, karakteristik Tere Liye, karya-karya Tere Liye, unsur-unsur

intrinsik novel, kelebihan novel, sinopsis novel Moga Bunda

Disayang Allah.

BAB III HASIL TEMUAN

Dalam bab ini akan diuraikan deskripsi pemikiran penulis

mengenai: Tentang nilai dalam novel Moga Bunda Disayang Allah

dan karakter tokoh utama dalam Novel Moga Bunda Di Sayang

Allah karya Tere Liye.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai: Nilai-

nilai pendidikan Akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah,

karakter tokoh utama dalam novel Moga Bunda Disayang Allah,

18

dan relevansi nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam novel Moga

Bunda Disayang Allah dalam pendidikan.

BAB V PENUTUP

Bab penutup berisi kesimpulan dan saran.

19

BAB II

BIOGRAFI

A. Biografi Tere Liye

Nama “Tere Liye” merupakan nama pena seorang penulis berbakat di

Indonesia. Nama sebenarnya Tere Liye adalah Darwis. Meskipun Tere Liye

adalah salah satu penulis yang telah banyak menghasilkan karya-karya best

seller. Akan tetapi sangat sulit sekali mencari biodata atau biografi Tere Liye

Karena Tere Liye tidak pernah sekalipun memasukkan foto atau biografi di

setiap karyanya. Berbeda dengan penulis lain yang selalu mencantumkan foto

dan biografinya di setiap akhir karyanya. Tere Liye memang sepertinya tidak

ingin di publikasikan kepada umum terkait kehidupan pribadinya. Itulah cara

yang Tere Liye pilih, hanya berusaha memberikan karya terbaik dengan tulus

dan sederhana.

Tere-liye adalah seorang penulis novel berbahasa Indonesia Lahir pada

tanggal 21 Mei 1979. Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman

Sumatera. Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini berasal dari keluarga

sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa. Meskipun begitu

tidak menghalangi Tere Liye untuk tumbuh menjadi pribadi luar biasa yang

hingga saat ini telah menghasilkan karya-karya yang sebagian besar menjadi

bestseller. Bahkan beberapa diantaranya telah diangkat ke layar lebar. Salah

satunya adalah novel Moga Bunda Di Sayang Allah ini yang menjadi bahan

dalam penelitian ini.

20

Tere Liye meyelesaikan masa pendidikan dasar sampai menengah pertama

di SD Negeri 2 dan SMP Negeri 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian

melanjutkan ke SMU Negeri 9 Bandar Lampung. Setelah selesai di Bandar

Lampung, kemudian meneruskan ke Universitas Indonesia dengan mengambil

fakultas Ekonomi. Saat ini telah menikah dengan Riski Amelia dan dikarunia

seorang putra bernama Abdullah Pasai. Aktivitasnya hingga saat ini masih

berusaha untuk menghasilkan karya-karya luar biasa yang dapat memotivasi

dan menginspirasi setiap pembacanya.

B. Karakteristik Novel Tere Liye

Ciri khas penulis bernama asli Darwis ini adalah selalu mengangkat hal-

hal sederhana yang mampu menggugah hati pembacanya. Bahkan, tak jarang

menguras air mata dan di dalam novel juga terdapat beberapa nilai pendidikan

yang bisa diambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sederhana namun

sarat pesan dan maknanya. Maka tidak mengherankan jika rata-rata karyanya

mampu mencapai penjualan puluhan ribu eksemplar. Cukup untuk membuat

beberapa Production House ternama meliriknya untuk dijadikan sebuah layar

lebar.

Dari karya-karyanya, Tere Liye tidak pernah mencantumkan biodata pada

karya-karyanya berbeda dengan yang lain yang selalu memberi biodatanya dan

sebagian besar novelnya adalah best seller dan berulang kali dicetak . Dalam

novel karya Tere Liye banyak nilai-nilai pendidikan yang bisa diambil

antaranya nilai moral, nilai agama, nilai sosial dan nilai akhlak. Isi dalam

novel kata-kata yang digunakan sangat Sederhana dan sangat menginspirasi

21

karena kesederhanaanlah yang mampu membuka hati, ketika hati sudah

terbuka maka akan sangat mudah setiap pesan-pesan positif itu sampai.

Begitulah karakteristik novel karya Tere Liye. Sederhana dan

menginspirasi sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan pesan yang ingin

disampaikan dalam novel dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca.

Sehingga dapat memberikan manfaat yang besar setelah membaca karya-

karyanya.

Salah satunya adalah novel Moga Bunda Disayang Allah yang menjadi

bahan penelitian ini, dalam novel ini diceritakan secara sederhana dengan

kalimat-kalimat yang menarik, lucu, ceria, mengharukan, penuh keteladanan,

menginspirasi dan sarat dengan nilai pendidikan khususnya pendidikan

Akhlak.

C. Karya-karya Tere Liye

Tere Liye adalah salah satu penulis di Indonesia yang sangat produktif

dalam menghasilkan karya sastra yang sebagian besar diantaranya adalah best

seller dan berulang kali dicetak termasuk novel yang menjadi bahan penelitian

ini.

Berikut ini penulis sedikit menuliskan karya-karya Tere liye yang telah

diterbitkan dan sudah tersebar di seluruh Indonesia yang mengandung nilai-

nilai pendidikan:

1. Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005).

Novel ini adalah karya Tere Liye yang sudah diangkat ke layar lebar

(difilmkan). Mengisahkan tentang perjuangan seorang anak dan

22

ketegarannya menghimpun kehidupannya kembali setelah kehilangan

segalanya dalam tragedi tsunami Aceh.

2. Moga Bunda Disayang Allah (Penerbit Republika, 2005).

Novel ini juga karya Tere Liye yang sudah diangkat ke layar lebar

(difilmkan). Mengisahkan tentang seorang anak yang memiliki

keterbatasan fisik yaitu buta, tuli, sekaligus bisu yang berjuang untuk

mendapatkan pendidikan. Perjuangan seorang ibu yang luar biasa

mendukung anak yang memiliki keterbatasan itu dengan sabar, tulus, dan

ikhlas. Kerja keras seorang guru untuk memberikan pendidikan dengan

cara dan metode terbaik yang bisa dilakukan agar mudah diterima oleh

siswanya yang sangat “spesial”.

3. Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo 2006 & Republika

2009).

Novel inspiratif seorang anak panti asuhan dalam membangun

kehidupannya sehingga menjadi seorang pengusaha sukses. Selalu

merasakan ketenangan dan perasaan bersyukur ketika melihat rembulan

sebagai salah satu ciptaan Sang Pencipta ketika dia sedang memiliki

masalah. Menceritakan tentang adanya hubungan sebab akibat dalam

setiap kehidupan manusia di dunia ini.

4. Bidadari Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008).

Novel yang mengisahkan ketulusan dan pengorbanan seorang kakak

perempuan yang menghidupi keluarga dan adik-adiknya. Yang

mengorbankan segenap hidupnya demi ibu dan adik-adiknya. Walaupun

23

dirinya tetap hidup dalam kesederhanaan. Namun dapat menghasilkan

adik-adik yang menjadi orang-orang sukses dan luar biasa.

5. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka

Umum, 2010).

Novel ini ingin menyampaikan pesan bahwa bagaimanapun

kehidupan ini kita tidak boleh menyalahkan kehidupan. Karena itu semua

telah diatur sedemikian baik oleh Allah SWT. Seperti daun yang jatuh tak

pernah membenci angin. Begitulah kita harus mensyukuri kehidupan.

6. Serial Anak-Anak Mamak yang terdiri dari empat serial yaitu

Burlian (Penerbit Republika, 2009), Pukat (Penerbit Republika,

2010), Eliana (Penerbit Republika, 2011), dan Amelia (Penerbit

Republika, 2013).

Keempat novel tersebut adalah bagian dari Novel Serial Anak-Anak

Mamak. Novel inspiratif yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan

khususnya pendidikan Islam. Yang menjadi bahan penelitian dalam

penulisan skripsi ini. Novel yang Mengisahkan tentang anak-anak mamak.

Kisah kehidupan mereka di pedalaman sumatera. Tentang kehidupan dan

perjuangan mendapatkan pendidikan di tengah keterbatasan. Dan berbagai

macam petualangan masa kanak-kanak yang terus melekat hingga mereka

tumbuh dewasa. Kisah anak-anak mamak yang meski dibesarkan dalam

kesederhanaan, keterbatasan dan berbaur dengan kepolosan dan kenakalan,

Mamak selalu menanamkan arti kerja keras, kejujuran, harga diri serta

perilaku terpuji. Dan disini kasih sayang keluarga adalah segalanya.

24

D. Unsur Intrinsik Novel Moga Bunda DiSayang Allah

Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra

dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam novel Serial Moga Bunda

Disayang Allah adalah sebagai berikut:

1. Tema

perjuangan seorang anak kecil yang tuna rungu, tuna netra, dan tidak

bisa berbicara, untuk bisa menjalani hidupnya dengan layak dan

perjuangan pemuda untuk memulihkan hidupnya seperti sedia kala.

2. Penokohan

Berikut ini adalah tokoh-tokoh utama dalam Novel Moga Bunda

Disayang Allah karya Tere Liye antara lain:

a. Melati

Melati merupakan tokoh utama dalam novel Moga Bunda

Disayang Allah, ia adalah sosok anak yang periang, lucu, dan suka

bercanda. Disebabkan melati kehilangan indra penglihatan dan

pendengarannya, maka aksesnya dengan dunia sekitar harus terputus

hal tersebut membuat Melati terlihat seperti menjadi keras kepala dan

sering memberontak.

Kutipan novel :

“Bunda, bangun! Sudah pagi.....” Melati berseru sambil melompat riang ke atas ranjang ukuran king size. Tertawa. (Liye, 2013:4)

25

b. Ibu Hk (ibu Melati)

Ibu Hk adalah sosok yang menjadi ibu dari Melati tokoh ibu

Hk ini sangat keibuan ia merawat Melati dengan penuh kasih sayang

dan kesabaran. Tokoh ibu Hk salah satu tokoh dominan, dan

merupakan tokoh protagonis yang sangat sabar, tabah, ikhlas, dan

tulus.

Kutipan:

“ Kau sudah bangun, Sayang?” Bunda bertanya lemah, berusaha tersenyum, meski seluruh dunia tahu senyuman itu percuma. (Liye, 2013: 14) “…. Aku juga tidak tahu kenapa datang pagi ini. Setiap hari mengirimkan surat-surat itu. Aku tidak tahu. Yang aku tahu, kami sudah tiba di batasnya. Sudah hampir berputus asa. Jadi, apa pun kemungkinan yang tersedia, meski itu hanya seujung kuku akan kami coba. Aku tidak tahu kenapa harus berharap padamu, Anakku….” (Liye, 2013: 83)

c. Tuan Hk (ayah Melati)

Tuan HK yang merupakan ayah dari Melati. Ia adalah sosok

yang sangat menyayangi keluarganya, tegas, pekerja keras, dan juga

pengusaha yang sukses. Berikut sajian data watak Tuan HK watak

tegas:

“APA YANG KAU LAKUKAN!” Tuan HK mendesis. Melangkah galak mendekati Karang. Tangannya mengepal. Rambutnya boleh jadi beruban. Otot-ototnya boleh jadi sudah dimakan usia tengah baya. Tapi pagi ini ia tidak akan segan-segan berkelahi dengan tamu yang tak tau diuntung ini. Baru lima menit diruang makannya, berani sekali membanting putrinya duduk. (Liye, 2013: 103)

26

d. Pak Karang

Tragedi tenggelamnya kapal yang telah menewaskan Qintan

dan tujuh belas anak-anak dari taman bacaannya, membuat Karang

berubah dan terlihat memiliki peran antagonis. Karang lebih suka

mabuk-mabukan. Pertemuan dengan Melati membuat Karang kembali

memiliki semangat dan rasa kasih sayang yang besar kepada anak-

anak. Pada saat itulah karang yang sebenarnya memiliki watak

protagonis terlihat ia merupakan pribadi yang sangat menyayangi

anak-anak dan tegas.

e. Kinasih

Kinasih adalah tokoh yang jarang muncul di dalam cerita

namun memiliki peran yang besar dalam merubah sosok karang.

Kinasih digambarkan sebagai sosok gadis yang ramah, lemah lembut,

dan penyayang.

Kutipan:

“Melati akan baik-baik saja, Bun…. Jika Bunda tetap yakin, maka ia pasti akan baik-baik saja.” Kinasih berbisik pelan. Tersenyum. Memotong cerita dua hari lalu. Mencoba membesarkan hati. (Liye, 2013: 39). “Kau pergi tanpa bilang. Meninggalkan Taman Bacaan meninggalkan anak-anak, meninggalkan...” Kinasih menggigit bibirnya. Ia sebenarnya ingin bilang: meninggalkan aku. (Liye, 2013: 216).

f. Salman

Salamah adalah salah satu tokoh yang juga selalu muncul

dalam cerita. Sosok Salamah digambarkan sebagai seorang pembantu

yang setia terhadap majikannya. Ia sangat menyayangi keluarga HK.

27

Salamah yang memiliki watak protagonis juga digambarkan sebagai

seorang pembantu yang pelupa, namun sangat cekatan dalam bekerja.

g. Ibu Gendut

Ibu gendut adalah sosok yang telah membesarkan Karang.

Karang selalu diajarkan oleh suaminya yang membuka rumah

singgah. Sosoknya digambarkan sebagai seorang yang sangat lembut,

penuh kasih sayang, dan penyabar, dan ia juga berperan penting dalam

merubah sifat dan sikap Karang.

h. Dokter Ryan

Tokoh Dokter Ryan dalam cerita merupakan ayah dari

Kinasih, sosoknya juga hanya sekali muncul dalam cerita. Sosoknya

digambarkan sebagai seorang pengagum, bertanggung jawab penuh

atas keluarganya.

3. Alur

Alur cerita dalam novel ini adalah alur maju (progresif) yaitu apabila

peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju

alur cerita dan alur mundur yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa

yang sedang berlangsung. Jadi alur dalam novel ini adalah alur maju dan

mundur atau campuran.

a) Awal

Di suatu kota terdapat sebuah keluarga kaya raya.

Yaitu,keluarga HK. Mereka mempunyai seorang anak yang cantik,

bola matanya hitam legam seperti buah lecy, rambutnya

28

bergelombang seperti ombak. Namanya Melati. Sayang Melati tidak

dapat melihat dan mendengar. Setiap hari Melati selalu mengamuk

terutama saat sarapan. Ia melempar semua barang yang ada di

depannya.

b) Tengah

Masih tenggelam dalam rasa penyesalan dan masa lalunya,

saat dimana Bunda HK tidak tega melihat anak sematawayangnya

setiap hari mengamuk. Bunda HK diberitahu ada seseorang yang

dapat membantunya yaitu Karang. Sayang membujuk Karang tidak

lah mudah, awalnya karang menolak tawaran Bunda HK. Karang

kecelakaan itu terjadi dan merenggun 18 anak taman baca dan satu

orang murid kesayangannya, Qintan. Namun akhirnya hati Karangpu

luluh. Karang mau menerima tawaran Bunda HK untuk mendidik

Melati. Ternyata mendidik Melati tidak semudah yang dibayangkan

Karang. Sikap Melati memaksa Karang untuk bersikap keras.

Perlakuan karang tentu saja membuat Tuan HK geram. Ia tidak terima

Melati di perlakukan secara kasar. Berulangkali terjadi pertikaian

antara Tuan HK dan Karang.

c) Akhir

Karena ketabahan dan kesabaran Bunda HK dan ketekunan

Karang mendidik Melati serta perjuangan Melati, akhirnya Melati bisa

mengenal tuhannya, Melati bisa mengontrol emosinya serta melati

bisa mengenal kembali bundanya.

29

4. Sudut Pandang

Orang ke tiga serba tahu. penulis menceritakan orang lain dan

mengetahui semua perasaan dan keadaan dalam tokoh tersebut.

Sebagaimana kutipan di bawah ini:

"Ibu-ibu gendut itu berdiri dari kursi rotannya. menatap prihatin. meski tidak berkata-kata lagi. hanya memperhatikan." (Liye, 2013: 21)

5. Gaya bahasa

Gaya bahasa yang digunakan penulis dalam novel ini sederhana,

inspiratif, dan sarat dengan makna. Sehingga dari setiap kalimat-

kalimatnya, pembaca dapat memahami, merasakan makna yang

terkandung dalam novel yang dapat memotivasi dan membangkitkan

semangat.

6. Latar atau setting

a. Latar tempat : diperkotaan khas pelabuhan pesisir selatan, dan dirumah

Tuan HK.

b. Latar waktu : pagi, siang dan malam.

c. Latar suasana : menyedihkan, mengharukan dan tegang.

7. Amanat

Didalam hidup ini kita pasti mempunyai masalah. Masalah dan ujian

yang Allah berikan kepada kita melainkan untuk menguji keimanan kita

dalam beribadah. Novel ini mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa

dalam menghadapi segala ujian, karena setiap ujian pasti ada jalan

keluarnya. Allah tidak akan memberikan ujian kepada umatnya melampaui

batas kemampuannya. Kita juga harus senantiasa bersyukur atas segala

30

nikmat yang telaah Allah berika kepada kita, harus menghargai orang lain

dan saling percaya.

E. Sinopsis novel Moga Bunda Disayang Allah

Novel ini menceritakan seorang anak bernama Melati penderita buta dan

tuli untuk bisa mengenali dunia, dan juga perjuangan seorang pemuda bernama

Karang untuk bisa keluar dari perasaan bersalah setelah kematian 18 anak

didiknya dalam kecelakaan kapal. Melati bocah berusia 6 tahun yang buta dan

tuli sejak dia berusia 3 tahun. Selama 3 tahun ini dunia melati gelap. Dia tidak

memiliki akses untuk bisa mengenal dunia dan seisinya. Mata, telinga semua

tertutup baginya. Melati tidak pernah mendapatkan cara untuk mengenal apa

yang ingin dikenalnya. Rasa ingin tahu yang dipendam bertahun tahun itu

akhirnya memuncak, menjadikan Melati menjadi frustasi dan sulit

dikendalikan. Melati hanya bisa mengucap Baa dan Maa. Orang tuanya

berusaha berbagai macam cara untuk bisa mengendalikan Melati. Bahkan tim

dokter ahli yang diundang oleh orang tuanya tidak berhasil mengendalikan

Melati. Pak Guru Karang, seorang pemuda yang suka mabuk dan sering

bermurung diri di kamar rumah ibu gendut yang akhirnya menjadi guru Melati.

Karang sebenarnya hampir kehilangan semangat hidupnya setelah 18 anak

didiknya tewas dalam kecelakaan perahu. Perasaan bersalahnya hampir setiap

hari menghantuinya selama 3 tahun terakhir. Dia bahkan hampir tidak berminat

ketika ibunya Melati memintanya untuk membimbing Melati. Tapi demi

cintanya terhadap anak-anak Karang akhirnya datang memenuhi permintaan

ibunya Melati.

31

Semua itu tidak mudah untuk menemukan metode pengajaran bagi Melati.

Bagaimana caranya Melati bisa mendengar apa yang dikatakan Karang ?

Bagaimana caranya Melati bisa melihat? Bahkan untuk menangis saja Melati

tidak bisa menemukan kosakata yang benar. Dunia Melati benar-benar gelap.

Melati tidak mempunyai akses untuk tahu. Tidak mempunyai cara untuk

mengenal apa yang ingin dia kenal. Setiap kali ada yang menyentuh tubuh

Melati maka dia akan marah, mengamuk dan melempar apa saja yang tercapai

oleh tangannya.

Karang hampir putus asa. Lalu keajaiban datang ketika air mancur

membasuh lembut telapak tangan Melati. Melati merasakan aliran air di sela

jemarinya. Saat itulah untuk pertama kalinya Karang melihat Melati tertawa.

Karang akhirnya mengerti, melalui telapak tangan itulah karang menuliskan

kata Air, dan meletakkan telapak tangan Melati kemulutnya dan berkata A-I-R.

Melati akhirnya mengerti benda yang menyenangkan itu bernama air. Melalui

telapak tangan Melati, air mancur yang mengalir di tangan dan sela-sela jarinya

berhasil mencukilnya. Melalui telapak tangan itulah semua panca indera disitu.

Akhirnya dunia Melati tidak lagi gelap. Dia bisa mengenali orang tuanya, dia

bisa mengenali kursi, sendok, pohon dan sebagainya.

F. Kelebihan Novel Moga Bunda Dsayang Allah

Pengarang menciptakan karakter Melati, Bunda dan Karang dalam sosok

masing-masing yang tidak bisa dibedakan mana yang lebih pantas disebut

sebagai tokoh utama di sini benar-benar terasa adanya tokoh tiga tokoh utama

yang memiliki kedudukan sama sebagai agen penderita, agen perubahan, dn

32

agen pencerahan. Menyadarkan kita bahwa manusia dalam kedudukannya

sendii-sendiri sebenarnya sedang melakoni peran penting dalam kehidupan

nyata.

Cerita ini menyuguhkan perjuangan hidup yang tidak mudah yang di alami

oleh anak yang berkebutuhan khusus, baik Karang yang yatim piatu maupun

Melati dengan segala kekurangannya. Namun ada satu kesamaan antara

mereka, anak-anak selalu punya janji masa depan yang lebih baik. Penulis

berulang kali mengungkapkan kalimat yang mengingatkan pembaca untuk

bersabar, bersyukur, optimis dan tidak boleh putus asa dengan masalah yang

kita hadapi karena Allah menjelaskan dalam Al Qur’an bahwa kesulitan pasti

ada kemudahan, dalam novel ini juga banyak terdapat nilai-nilai agama yang

bisa diambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

G. Kelemahan Novel Moga Bunda Dsayang Allah

Cerita ini ditulis dalam gaya bahasa sehari-hari yang tidak baku.

Penggunaan berulang-ulang kosakata yang tidak baku serta kalimat tambahan

yang tidak perlu mengganggu kenyamanan dalam membaca. Seperti

penggunaan kata “ibu-ibu gemuk” yang artinya menunjuk pada seorang ibu

yang bertubuh subur dan kata “anak-anak” untuk penunjukan kata benda

seorang anak.Pilihan penulis dalam penempatan setting dan kegiatan

pendukung dalam novel terasa kurang tepat. Dalam novel semua tokoh

digambarkan sebagai orang-orang muslim dengan segala aktivitas dan atribut

mereka, namun pada ending cerita penulis menciptakan suasana pesta

33

kembang api yang dirayakan pada tahun baru Imlek oleh masyarakat termasuk

para tokoh novel. Alih-alih menyebutkan secara jelas kota atau negara

terjadinya peristiwa dalam novel, sejak awal penulis hanya menyebutkan

tempat-tempat semu: “rumah di atas bukit”, “daerah jauh dari ibukota”, “Tuan

dan Bunda HK”.

Jadi tidak terlihat jelas keberagaman budaya atau mayoritas budaya

penduduk yang ada di daerah tempat tinggal tokoh Melati, sehingga kurang

ada alasan tepat jika penulis dengan tiba-tiba memasukkan salah satu kegiatan

tahunan keluarga Melati adalah merayakan tahun baru China

34

BAB III

HASIL TEMUAN

A. Nilai Akhlak

Nilai adalah ukuran untuk menghukum atau memilih tindakan dan tujuan

tertentu. Tidak terletak pada barang atau peristiwa, tetapi manusia

memasukkan nilai kedalamnya. Karena nilai adalah cita, ide, bukan fakta.

Sebab itulah tindakan ada ukuran-ukuran yang obyektif tentang nilai dan

karenanya ia tidak dapat dipastikan secara kaku (Rosyadi, 2004: 114).

Nilai merupakan bagian penting dari pengalaman yang mempengaruhi

perilaku individu. Nilai meliputi sikap individu , sebagai setandar bagi tindakan

dan keyakinan. Nilai dipelajari dari keluarga, budaya dan orang-orang disekitar

individu. Nilai dapat menyatakan pada orang lain apa yang penting bagi

individu dan menentukan individu dalam mengambil keputusan (Lestari, 2012:

77).

Pendidikan Akhlak merupakan bagian terpenting dalam dunia pendidikan.

karena akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, tanpa akhlak

agama menjadi tidak sempurna. Pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat

dari berbagai sunnah Rasulullah saw, akhlak Nabi Muhammad yang diutus

menyempurnakan akhlak manusia, karena bersumber dalam al Qur’an yang

menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam (Ali, 2008: 349) sebagimana

salah satu firman Allah dalam Q.S Al Hasyr ayat 7 sebagai berikut:

35

...........

Artinya: “apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya”.

Akhlak bukan hanya sekedar sopan santun, tata krama yang bersifat

lahiriah dari seseorang terhadap orang lain melainkan lebih daripada itu, akhlak

yang mulia dalam Islam adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban, menjauhi

segala larangan-larangan, memberikan hak kepada yang mempunyainya baik

yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan makhluk,

dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya.

Merujuk dari uraian diatas, maka penulis akan menjabarkan nilai-nilai

pendidikan akhlak dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye

antara lain akhlak kepada Allah, akhlak pada diri sendiri, akhlak pada keluarga,

dan akhlak pada sesama.

Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah

karya Tere Liye , di jabarkan sebagai berikut:

1. Nilai akhlak kepada Allah

a. Percaya kepada Allah

1) Sholat Tahajud

Kutipan : 1 Bunda menggeliat, membuka mata. Pelan menyadari

pagi. Kemudian tersenyum lebar demi menatap sang putri yang tengah bersiap dengan “rencana jahat”, memainkan bulu ayam itu ke lubang hidungnya. Bunda sebenarnya sudah bangun sejak shubuh. Malah sejak pukul dua tadi malam, disepertiga akhir waktu

36

terbaik yang dijanjikan. Menghabiskan sisa malam dengan bersimpuh menangis di atas sepotong sajadah. Membuat basah ujung-ujung mukena. Berharap Tuhan berbaik hati memberikan jalan keluar baginya (Liye, 2006: 5).

2) Berdoa

kutipan : 2 Ya Allah, berikanlah keajaiban itu.... ibu-ibu gendut

itu mendesis lirih ke langit-langit ruangan. Berdoa doa dengan tulus. Kemudian sambil menghela napas panjang, pelan melanjutkan merajut sweater biru (Liye, 2006: 44).

b. Meyakini Qodho dan Qodarnya Allah

Kutipan : 3 “Biarlah ya Allah, kalau itu sudah menjadi takdirmu.

Kami akan bersiap menerima apa adanya” (Liye, 2006: 170).

4 “.....atau kami sungguh keliru. Harapan itu sama sekali tak pantas. Jangan-jangan di kehidupan ini memang ada takdir seseorang yang digariskan untuk tidak pernah mengenal siapa penciptanya. Jangan-jangan kamilah yang keliru, melati memang ditakdirkan tidak akan pernah mengenal dunia dan seisinya” (Liye, 2006: 86).

2. Nilai pendidikan Akhlak kepada diri sendiri

Akhlak manusia dapat bernilai baik dan buruk atas semua tingkah laku

manusia di dunia. Secara umum akhlak merupakan gambaran perilaku

kehidupan manusia.

Menurut Zuriah (2007: 30) mengatakan bahwa setiap manusia harus

mempunyai jati diri, seseorang mampu menghargai dirinya sendiri,

mengetahui kekurangan dan kelebihannya.

37

Di dalam novel Moga Bunda Disayang Allah penulis menemukan

beberapa nilai akhlak terpuji di antaranya:

a. Sabar

Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah nilai sabar sebagai

berikut:

Kutipan : 5 Bunda tak sempat berpikir panjang. Menatap gelas

yang dipegang putri semata wayangnya. Uap mengepul perlahan dari cangkir besar. Jeruk panas? Ya bunda selalu memberikan secangkir jeruk panas untuk Melati kalau gadis kecilnya sedang flu. Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar.... sekarang? Melatinya yang segelas jeruk panas. Hati-hati sekali, takut tumpah. Ia mengenggam erat piring tatakannya, bahkan dengan kedua belah telapak tangan (Liye, 2006: 8).

6 Ibu-ibu gendut dengan wajah sabar keibuan itu sekali lagi menatap sekilas pemuda di atas ranjang sebelum keluar dari kamar. Menyeka ujung-ujung matanya yang selalu sembab. Berbisik pelan di pengapnya langit-langit, “ semoga engkau berbaik hati Tuhan..... lihatlah, dalam tidurnya, dalam mabuknya dalam kondisi seperti ini, wajahnya tetap terlihat amat teduh.... semoga engkau akhirnya berbaik hati....” (Liye, 2006: 13).

7 Sabar, yang! Sabar...” bunda bergegas memegang lengan suaminya. Berbisik bingung. Berkata bingung. Entahlah ia sedang membujuk suaminya atau membujuk hatinya yang juga bingung. Setengah marah. Setengah panik. Setengah tidak mengerti. Semuanya setengah-setengah. Bunda kalut melihat keributan ini (Liye, 2006: 105).

8 Sabar, yang. Sabar..... Aku mohon-“ bunda segera mencengkram lengan suaminya, panik, gentar, bingung, entahlah (Liye, 2006: 166).

9 Karang mengangguk. Bunda melangkah masuk. Wajah wanita setengah baya itu terlihat begitu lelah, meski tetap berusaha tersenyum. Rambutnya yang

38

beruban, kerut di dahi membuatnya terlihat lebih tua dari seharusnya. Matanya yang hitam bening keibuan ditelan semua oleh perasaan “sabar” selama ini. Bunda menyelimuti Melati menciumi dahi putrinya. Menatap lamat-lamat. Lihatlah, Melati seperti malaikat dalam tidurnya. Begitu lucu menggemaskan (Liye, 2006: 198).

10 Seminggua ini, dengan pecahnya simpul komunikasi itu, pekerjaan karang meski masih sulit tapi sudah kelihatan titik terangnya. Masih butuh waktu yang panjang, kesabaran, dan kerja keras untuk membuat Melati sempurna mengerti dan bisa berkomunikasi seperti anak normal lainnya. Tapi Melati memiliki keinginan yang kuat itu (Liye, 2006: 283).

11 Kalau menurutkan hatinya, tuan HK ingin pulang saat itu juga. Tapi ia berusaha menyabarkan diri. Bahkan berpikir, persiapan yang baik untuk melakukan pembicaraan sepenting ini akan membantunya. Ia tidak ingin menyakiti perasaan istrinya, meski bodo amat pemuda sialan itu tersinggung sampai mampus. Maka tuan Hk menunggu jadwal pulang seperti biasanya. Sambil menunggu tak sabaran, dia menyuruh salah satu stafnya untuk mencari tahu siapa pemuda itu (Liye, 2006: 157).

12 “ aku tahu, tembok yang kita hadapi tinggi sekali. Tidak ada cara untuk melewatinya. Tidak ada celah. Sama sekali tidak. Kecuali dengan menghancurkannya berkeping-keping. Kau harus terus berjuang! Terus bersabar (Liye, 2006: 245).

13 “ gadis kecil itu bisa bersabar dengan situasi buruk itu..... meski ia tidak pernah kunjung mengerti mengapa iglo lainnya terlihat terang dengan caranya api, sedangkan iglo mereka tidak (Liye, 2006: 249).

14 “ sabar, yang..... aku mohon. Berikan akau kesempatan untuk menjelaskan-“ bunda berusaha menarik tangan suaminya (Liye, 2006: 267).

Nilai kesabaran yang terdapat pada tabel di atas dikutip secara

langsung oleh penulis dengan kalimat “sabar”.

39

b. Bersyukur

Bersyukur dapat diartikan berterimakasih atas semuanya yang

Allah berikan. Tanda bersyukur dalam novel Moga Bunda Disayang

Allah terdapat kata “syukur”. Adapun nilai syukur telah dirangkum

penulis diantaranya yaitu:

Kutipan :

15 Bunda ikut tertawa, menatap lamat-lamat wajah suaminya. Untuk ke sejuta kalinya mengucap syukur dalam hati. Ia benar-benar beruntung memiliki suami, lelaki yang sedang berdiri di hadapannya. Tuan HK, lelaki separuh baya dua tahun lebih tua darinya. Wajahnya yang gagah dan tampan, meski gurat lelah, sedih, penat dan sesak itu tak bisa dihilangkan. Dan semakin terlihat kalau ia sedang di rumah (Liye, 2006: 45).

16 Menukarnya demi anak-anak. Membangun belasan taman bacaan, mengajarkan anak-anak kecil betapa indahnya berbagi, betapa indah merasa cukup, betapa indah berkerja keras kemudian bersyukur atas apa pun hasilnya. Ya Tuhan ia pernah mengenali perasaan ini. Dulu ia tidak mengerti, ketika kuasa langit menukar seluruh janji jual beli itu dengan kekuatan itu. Jual beli yang mengutungkan (Liye, 2006: 116).

17 Bunda yang menyimak dari pembatas anak tangga pualam untuk sekian kalinya menangis. Tersedu jatuh terduduk memegangi pembatas. Sama seperti saat pertama kali melihat Melati makan dengan sendok, bunda berbisik rasa syukur berkali-kali kelangit-langit ruangan. Karang hanya menatap lemah. Menghela napas panjang, perhatian. Siapa pun tahu, kemajuan Melati amat lamban. Terlalu lamban malah. Jika bukan karena waktu, suatu saat jangan-jangan justru ia dan keluarga ini yang menyerah. Tapi bagi bunda lihatlah baginya kemajuan ini tetap seperti terobosan hebat dunia. Seperti ketika puluhan ribu pekerjan kasar, ribuan teknisi, dan ratusan insiyur yang berhasil membuat terusan suez. Luar biasa! (Liye, 2006: 193-194).

40

18 Karang mendesah pelan, tadi ia hanya ingin mendekap kepala Melati. Ia ingin mengajak gadis kecil itu berhenti sejenak. Ia tahu energi besar yang akhirnya terlepaskan itu membuatnya tak sabaran. Membuat Melati ingin tahu segalanya. Tapi selalu ada waktu untuk berhenti sejenak. Berhenti untuk berbisik tentang rasa terima kasih. Berbisik rasa syukur ke langit-langit kamar. Karang ingin mengajarinya makan kata-kata itu. Mengajarinya tentang hakikat kata-kata itu. Tapi Melati kembali sibuk dengan rasa ingin tahu. Karang mencium rambut ikal Melati. Berbisik, “Terima kasih, Tuhan! Kau sunggu bermurah hati.” (Liye, 200: 179)

19 Di lantai bawah, ibu-ibu gendut meneruskan rajutan. Tersenyum tipis mendengar suara ketukan mesin ketika. Berkata lirih, “terima kasih Tuhan” ia tau dirinya tidak akan bisa membujuk Karang untuk berubah. Tidak dengan kalimat-kalimatnya. Bukan karena percakapan mereka. Tuhan pasti melibatkan diri dalam urusan ini. Dan memang begitulah urusan ini (Liye, 2006: 113).

20 Melati menggeliat lagi, tanpa sadar menyingkapkan selimut yang menutupi tubuhnya. Bunda tersenyum, meski getir, dengan lembut kembali menyelimuti putrinya. Lihatlah, hari ini, putri cantiknya sudah berumur enam tahun. Hari ini, putri cantiknya sudah bisa belajar makan dengan sendok, sudah bisa duduk di atas kursi, ya Allah, seberapa pun berat kesedihan itu, hari ini sungguh ia sama bahagianya seperti saat ia tahu hamil enam tahun silam. Lihatlah, malaikat kecilnya sudah bisa makan dengan baik, duduka di kursi pula. Terima kasih, Tuhan (Liye, 2006: 204).

21 Karang sudah menyeka matanya. Berbisik: terima kasih, Tuhan! (Liye, 2006: 276).

22 Terima kasih, ya Allah! Terima kasih. Mungkin kami tidak akan pernah mengerti dimana letak keadilanmu dalam hidup. karena mungkin kami terlalu bebal untuk mengerti. Terlalu ‘bodoh’. Tapi kami tahu satu hal, malam ini kami meyakini satu hal, engkau sungguh bermurah hati. Engakau sungguh maha pemurah atas seluruh hidup dan kehidupan” (Liye, 2006: 303).

41

Tanda bersyukur dalam novel Moga Bunda Disayang Allah

terdapat pada kalimat “terima kasih Tuhan” yang menunjukkan rasa

syukur dengan menggunakan lafal “terima kasih Tuhan” terdapat pada

tabel nomor: 22, 21,19 dan 20. Sedangkan rasa syukur yang

ditunjukkan melalui kalimat “syukur” yaitu terdapat pada tabel nomor:

15, 16, 17 dan 18.

c. Tidak mudah putus asa

Tidak mudah putus asa adalah lawan dari putus asa. Dalam Islam

kita dilarang putus asa dalam menghadapi masalah atau takdir yang

ditentukan oleh Allah SWT kepada hambanya.

Kutipan :

23 Aku tahu, kau sama frustasinya denganku. Sama sebalnya. Sama marahnya. Tapi kita tidak boleh putus asa, sayang. Tidak boleh!” Karang menelan ludah, terdiam sejenak (Liye, 2006: 245).

d. Optimis

Orang yang giat bekerja dan berjuang kemudian melandasinya

dengan optimis, mereka akan mampu meraih apa yang dicita-citakan.

Kutipan :

24 “suatu saat Kinasih percaya, bahkan Melati bisa memanggil ‘bunda’ dengan sempurna. Memeluk dan menyatakan cintanya kepada bunda dengan utuh-“ (Liye, 2006: 39).

25 “ maafkan aku, Salamah. Melati mustahil sembuh, itu kenyataan. Menyakitkan memang “ Karang berkata pelan, Tapi tetap akan bisa melihat meski tanpa mata, Salamah ia tetap akan bisa mendengar tanpa telinga. Ia bahkan melalukan hal-hal hebat yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh kita. Yakinlah! Itu pasti akan

42

terjadi (Liye, 2006: 216). 26 Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu saat keajaiban

itu pasti akan datang. Suatu saat janji-mu pasti akan tiba. Bukankah... bukankah engkau yang menggurat kalimat indah itu dalam kitab suci? Sungguh! Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.... tapi harapan itu hari-hari ini bagai kabut yang digantang matahari meninggi, menguap. Bagai sisa-sisa air dalam ember bocor menghilang. Bagai rambutnya yang berlahan memutih.... lelah sekali ditunggu, meski hanya menyisakan sedikit asa bahwa janji kemudahan itu akhirnya tiba! (Liye, 2006: 38-39).

27 Semoga janji kemudahan Tuhan akhirnya datang. Semoga keajaiban itu akhirnya tiba (Liye, 2006: 139).

Tanda optimis dalam novel Moga Bunda Disayang Allah terdapat

pada kalimat “suatu saat Kinasih percaya, yakin, dan berharap” yang

menunjukkan optimis dengan menggunakan lafal “suatu saat Kinasih

percaya” terdapat pada tabel nomor: 24. Lebih lanjut pada nomor: 25

pada cuplikan itu di ceritakan pada kalimat “Yakinlah! Itu pasti akan

terjadi”. Pada cuplikan kalimat “Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu

saat keajaiban itu pasti akan datang. “Suatu saat janji-mu pasti akan

tiba...” pada nomor 26. Dan pada kutipan nomor 27 “semoga janji

kemudahan tuhan akhirnya datang”.

e. Malu

Malu adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan keengganan

melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik.

Kutipan :

28 Bunda mengangguk. Balas menatap wajah suaminya. Itu pertanyaan transisi. Ia lebih dari siapa pun mengenal tabiat suaminya. Sejak mereka masih

43

pacaran dulu. Sejak masa remaja yang penuh lirikan tersipu malu.... ia tahu, jika ingin membicarakan sesuatu yang penting suaminya akan memulainya dengan pertanyaan transisi (Liye, 2006: 47).

29 “ boleh.... boleh Salamah pinjam mesin ketik pak guru untuk menulis surat, eee, menulis surat buat, buatnya.....” Salamah menggigit bibir, tersipu malu. Sudah kadung ketahuan, kan? (Liye, 2006: 259).

30 Semalam suntu. Jalanan ramai oleh pengunjung. Riang saling menyapa satu sama lain. Riang bertegur sapa dengan kerabat lama, Teman lama, tetangga lama dan pacar lama. Itulah yang dilakukan salamah sekarang. Sejak tadi sudah pamit. Tersipu malu bilang ingin bertemu seseorang bunda tertawa kecil, mengangguk. Mang Jeje dan pembantu lainnya juga sudah memisahkan diri. Mereka juga ingin bertemu dengan teman-teman dan kerabat lama. Saling bertanya kabar (Liye, 2006: 293).

Dari kutipan cerita di atas dikutip secara langsung oleh penulis

dengan kalimat “malu” mengajarkan kita untuk mempunyai rasa malu

karena malu merupakan salah satu dari akhlak yang mulia,

f. Sederhana

Nilai kesederhana dalam novel Moga Bunda Disayang Allah

dapat dilihat pada waktu bunda HK datang kerumah karang, dan bunda

Hk bisa memadu padankan hingga tidak terlihat terlalu mencolok.

Kutipan :

31 Karang menatap lamat-lamat. Tidak merasa perlu menjawab sapaan itu. Pakaian mahal, tas mahal semuanya mahal. Tapi ia bisa menerimanya proporsional tidak menyebutnya sederhana untuk ukuran orang kaya. Ibu ini terlihat “sederhana” dengan semua kemewahan miliknya. Ia bisa memadu padankan hingga tidak terlihat mencolok (Liye, 2006: 80).

44

Nilai sederhana yang terdapat pada tabel di atas dikutip secara

langsung oleh penulis dengan kalimat “sederhana”.

g. Jujur

Jujur adalah mengatakan dan membuat pernyataan yang

sebenarnya, lawan dari jujur adalah dusta.

Kutipan :

32 “ tidak nyonya tunggu dulu untuk pertama kalinya

Karang mengeluarkan ekspresi “panik” yang jujur (Liye, 2006: 173).

h. Berkerja keras

Bekerja keras merupakan syarat utama bagi seorang meraih

kesuksesan, bekerja keras adalah suatu proses di mana seorang meraih

mimpinya. Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah tuan HK yang

mempunyai sifat bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya.

Kutipan :

33 “Aku dua minggu lagi ke Frankurt, yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana mungkin dua atau tiga minggu” tuan HK diam sejenak, menatap lembut istrinya, “ mempelajari banyak hal disana, tidak apa-apa, kan?” (Liye, 2013: 46).

3. Nilai pendidikan Akhlak kepada keluarga

a. Hak, kewajiban dan kasih sayang suami istri

Salah satu tujuan perkawinan dalam Islam adalah untuk mencari

ketentraman atau sakinah, dalam keluarga juga harus memiliki rasa

sayang dan cinta terhadap pasanganya. Bisa di lihat dalam novel Moga

45

Bunda Disayang Allah bahwa tuan HK sangat mennyayangi istrinya

dan anaknya.

Kutipan :

34 “ Maaf, aku baru bisa pulang sekarang!” tuan HK mengecup lembut dahi istrinya (Liye, 2006: 44).

35 Tidak usaha, yang! Malam ini kau istirahat saja, biar aku yang menyiapkan keperluanku sendiri!” Tuan HK tersenyum, memberi tanda agar istrinya tetap berbaring di ranjang (Liye, 2006: 45)

36 “Apa ku bilang? Terlalu lelah, bukan? Kau sudah seharusnya banyak istirahat, nyonya! Dasar anak nakal!” tuan HK tertawa lebih lebar, bergurau sambil melepas jas hitam mahalnya (Liye, 2006: 45)

37 Diam sejenak. Tuan HK beranjak duduk pinggir ranjang. Meraih tangan istrinya. Mencium lembut jemari yang dilingkari cincin pernikahan mereka. Untuk ukuran mereka yang sudah beruban, pemandangan itu terlihat amat romantis (Liye, 2006: 46-47).

38 Terdiam sejenak. Tuan HK mengelus pipi istrinya, “kau tahu, kita sudah bertahan dengan baik atas segala kesuitan ini. Aku bahkan sedikit pun tidak bisa membayangkan harus melaluinya sendirian tanpa kau. Kau ibu yang baik bagi Melati, bagi keluarga ini. Aku sungguh mencintaimu, yang!” (Liye, 2006: 119).

39 Saat Karang melangkah ke anak tangga pualam, tuan HK menelepon dari bandara. Bergetar bunda bilang kalau Karang sdang berbenah. Tuan HK berseru puas di seberang gagang. Mengucap beberapa kalimat. Mengucap beberapa pengingat. Lantas menutup pembicaraan dengan kalimat, “ aku mencintaimu, yang.” “ Aku juga mencintaimu,” bunda menjawab lirih. Meletakkan handset telepon di atas meja. Menghela napas pelan. Beranjak menuju kamar Melati. Tadi pagi, putrinya masih tertidur. Makanya ia urung menyuapinya. Bunda hanya meletakkan mangkuk sup jagung itu di meja kecilnya. Putrinya sekarang pasti sudah bangun. Saatnya ia menyuapi Melati sarapan (Liye, 2006: 176).

40 Tuan HK mencium kening bunda. Mengangguk ke arah Krang, tersenyum. Tidak. Tentu saja tuan HK tidak marah-marah lagi. Bahkan sebenarnya, kalau

46

karang masih suka mabuk-mabukan sekalipun, tuan HK mungkin bisa menerimanya. Seminggu terakhir, hatinya juga buncah melihat kemajuan Melati. Tidak, pernah terbayangkan putrinya yang tuli, bisu, dan buta akan memeluknya, menggerung pelan memanggil namanya (Liye, 2006: 282).

b. Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak

Kasih sayang adalah suatu ungkapan perasaan jiwa secara

naluriah yang dimiliki oleh setiap manusia sebenarnya tidak hanya

manusia saja hewan pun mempunyai perasaan kasih sayang seperti

yang manusia rasakan terutama seorang ibu kepada anaknya.

Kutipan :

41 “Terima kasih sudah membangunkan bunda sayang!” bunda lembut meraih tangan putri semata wayangnya. Tertatih mencoba berdiri. Menghela napas pelan. Bunda tahu persis tak ada siapa yang membangunkan siapa. Ini hanyalah ritual pagi Melati (Liye, 2006: 15).

42 “Pelan-pelan, sayang!” bunda yang duduk di sebelahnya membantu membenarkan posisi piring. “Ayo dimakan, sayang!” bunda sekali lagi membantu membenarkan posisi piring yang hampir jatuh tersenggol gerakan jemari Melati (Liye, 2006: 55).

43 “Jangan teriak-teriak, sayang!” bunda tersenyum menenangkan (Liye, 2006: 56).

44 “Anak yang berani kemari sayang! Peluk bunda!” (Liye, 2006: 64).

45 “Ayo sayang, dimakan!” bunda tersenyum, membenarkan posisi piring untuk kelima kalinya dua menit terakhir (Liye, 2006: 88).

46 Bunda pelan membimbing Melati naik ke tempat tidur. Birunya. Melati menurut. Mulutnya terus mengeluarkan suara. Merangkak menuju sudut ranjang, posisi favoritnya. Memeluk lutut. Bunda seperti biasa akan menemani hingga Melati sedikit tenang. Hingga mata hitamnya mulai tertutup. Melati tidak suka ditepuk-tepuk seperti anak lainnya. Ia akan berteriak marah. Jadi bunda berbaring di sebelahnya.

47

Hanya menatap lamat-lamat wajah putrinya (Liye, 2006: 89-90).

47 Setengah jam, suara gerungan Melati melemah. Matanya mulai terkatup satu dua. Meski jemari tangannya di balik selimut terus mengetuk-ngetuk dinding. Bunda memperbaiki posisi selimut Melati. Tersenyum. Sudah saatnya meninggalkan putrinya. Ia ingin sekali mencium putrinya. Teramat ingin mengecup dahinya dan bilang, “selamat bobo, sayang.” Tapi Melati tidak suka dicium. Ia akan berteriak-teriak. Terjaga seketika. Langsung mengamuk (Liye, 2006: 90).

48 “Makannya pelan-pelan sayang!” bunda tersenyum, memperbaiki posisi meangkuk yang hampir jatuh di tepi meja (Liye, 2006: 99).

49 “Waktunya tidur, sayang” bunda berbisik serak, merengkuh tubuh Melati yang terlipat. Penuh kasih sayang. Dan bunda seketika menangis menatap wajah mengadu Melati. Ia menciumi wajah putrinya, seperti tidak pernah berjumpa berpuluh-puluh tahun. Bertahanlah anakku..... bertahanlah! Bunda tersedu. Semoga janji kemudahan Tuhan akhirnya datang. Semoga keajaiban itu akhirnya tiba. Bunda berbisik di tangan sedannya. Putri kecilnya menggerung lemah. Kepalanya terkulai di leher bunda (Liye, 2006: 139).

50 Bunda menghela napas pelan. Ah, lima hari terakhir banyak sekali kejadian seru yang dialami putri semata wayangnya. Bunda pelan menyelimuti Melati. Mengecup lembut dahinya. Putrinya sudah jatuh tertidur. Seperti malaikat kecil. Hari-hari terakhir meski di sana sini banyak hal mengharukan, membuat panik, tegang, susah, tapib semuanya berjalan penuh harapan dan janji masa depan yang lebih baik. perubahan-perubahan.....(Liye, 2006: 302).

51 “Apa, apa yang kau lakukan, sayang...” bunda berseru amat cemas, “ hujan! Di luar sedang hujan, Melati kau bisa kedinginan (Liye, 2006: 270).

52 Bunda sudah menangis haru memeluk putrinya. Ya Tuhan, ia belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Tapi demi melihat senyum putrinya. Senyum pertama anak semata wayangnya. Merasakan jemari pitrinya itu lembut menyentuh wajahnya. Gerungan pelannya. Gerungan putrinya seperti sedang

48

memenggil lembut. Bunda tergugu, tersedu haru (Liye, 2006: 275).

53 “Sayang…. Ja-ngan—“ Bunda sambil tersenyum, berusaha menahan gerakan tangan putrinya yang berusaha mengangkat keramik lainnya, lenih besar dari yang tadi (Liye, 2013: 191).

54 ”Nanti sore Ayah pulang jam lima, sayang! Kita akan sama-sama pergi ke festival. Ayah, Bunda, Pak Guru Karang, Salamah, Mang Jeje, semuanya ikut….” (Liye, 2013: 282).

c. Birrul walidain

Birrul walidain adalah perilaku berbakti dan berbuat baik yang

harus dilakukan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya, menaati

perintah orang tua, menghormatinya, mendoakan, dan membantu tugas

dan pekerjaan keduanya. Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah

terdapat beberapa nilai birrul walidain seperti yang dilakukan gadis

kecil yang rela mengambil alih pekerjaan rumah demi ibunya yang

sedang hamil.

Kutipan :

55 “Tapi ia tidak ingin rasa sedihnya menambah kesedihan ibunya. Lihatlah, ibunya yang hamil tua terbaring lemah di atas ranjang. Sebulan terakhir jatuh sakit. Membuat semakin sulit situasi. Ibunya tidak bisa melakukan apa pun, bergerak saja susah. Maka gadis kecil itu mulai mengambil alih pekerjaan rumah. Menyelimuti ibunya yang setiap malam menggigil. Membersihkan salju yang menumpuk di depan pintu. Memetik dedaunan yang tersisa. Memandang sedih perut buncit ibunya yang mengandung adik yang selalu diharap-harapkannya (Liye, 2006: 250).

Dari uraian di atas bisa di liahat apa yang dilakukan seorang

gadis kecil yang rela mengambil pekerjaan ruamh demi membantu

49

ibunya yang sedang hamil tua dan sakit. Jadi gadis kecil itu merupakan

anak yang benar-benar menghormati orang tua, menyayangi orang

tuanya.

4. Nilai akhlak terhadap sesama

a. Menerima tamu

Dalam novel Moga Bunda Disayang allah juga di ceritakan

menjamu tamu dengan baik dan sopan satun terhadap tamu yang datang

kerumah. Tuan HK menyalami Karang yang datang kerumahnya.

Kutipan :

56 Tuan HK demi sopan santun berdiri, menyalami tangan dingin tanpa ekspresi itu. Berpikir sejenak. Bergumam dalam hati. Ia agak tidak menyukai penampilan “misterius” tamu di depannya. Tapi apa mau bilang? Istrinya sendiri menyambut dengan hangat (Liye, 2006: 98).

57 Bunda tersenyum, menarikkan kursi untuk Karang, dekat Melati. Lantas memanggil Salamah mendekat, memintanya membawakan piring tambahan, “Karang akan makan pagi bersama kita, tolong tambahkan makanannya, sala” (Liye, 2006: 98-99).

B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah

1. Melati

Dia adalah tokoh utama dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, ia

merupakan anak yang periang, lucu dan suka bercanda. Disebabkan Melati

kehilangan indera penglihatan dan pendengarannya, maka aksesnya dengan

dunia sekitar pun harus terputus. Hal tersebut membuat Melati menjadi

keras kepala.

50

a. Periang, lucu, dan suka bercanda

“Bunda, bangun! Sudah pagi….” Melati berseru sambil melompat riang ke atas ranjang ukuran king-size. Tertawa. (Liye, 2013:4) ”Bunda, Bangun! Bunda Kesiangan, nih!” Jahil! Melati menarik selimut bundanya. Berteriak lagi. Tertawa lagi. Merangkak lebih dekat. Mengeluarkan sehelai bulu ayam (yang diperoleh kemaren dari Mang Jeje, tukang kebun). Jahil! (Liye, 2013:5)

b. Keras kepala

“BA …. BAAA…. MAAA” Berteriak lagi. Melati memukul-mukul meja dekat ranjang. Menaraik gagang telpon. Melemparnya sembarangan. Rambut ikalnya bergoyang-goyang. Baju tidurnya berantakan. Tangannya seperti moncong tapir yang mencari-cari semut di dalam lubang pohon, bergerak-gerak, menjalar tidak terkendali. (Liye, 2013: 14).

2. Bunda HK

Bunda HK adalah sosok yang menjadi ibu dari Melati, ia menjadi seorang

ibu yang penuh tanggung jawab dan menjadi istri yang setia, taat kepada

suaminya. Bunda HK merawat Melati dengan penuh kasih sayang, dan

kesabaran.

a. Penyayang

“Waktunya tidur, sayang” bunda berbisik serak, merengkuh tubuh Melati yang terlipat. Penuh kasih sayang. Dan bunda seketika menangis menatap wajah mengadu Melati. Ia menciumi wajah putrinya, seperti tidak pernah berjumpa berpuluh-puluh tahun. Bertahanlah anakku..... bertahanlah! Bunda tersedu. Semoga janji kemudahan Tuhan akhirnya datang. Semoga keajaiban itu akhirnya tiba. Bunda berbisik di tangan sedannya. Putri kecilnya menggerung lemah. Kepalanya terkulai di leher bunda (Liye, 2006: 139).

b. Sabar

Bunda tak sempat berpikir panjang. Menatap gelas yang dipegang putri semata wayangnya. Uap mengepul perlahan dari cangkir besar. Jeruk panas? Ya bunda selalu memberikan secangkir jeruk panas

51

untuk Melati kalau gadis kecilnya sedang flu. Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar.... sekarang? Melatinya yang segelas jeruk panas. Hati-hati sekali, takut tumpah. Ia mengenggam erat piring tatakannya, bahkan dengan kedua belah telapak tangan (Liye, 2006: 8).

c. Taat kepada suami

Bunda mengangguk. Tersenyum, berjanji. Membimbing tuan HK melangkah keluar dari ruang makan. Berseru kepada Salamah agar membawa koper kecil di dekat meja makan. Salamah yang tegang menyaksikan pertengkaran terlonjak. Buru-buru menurut (Liye, 2006: 168).

3. Tuan HK

Tuan HK adalah sosok yang menjadi ayah dari Melati, ia merupakan ayah

pekerja keras, tegas, dan menyayangi keluarganya.

a. Tegas

“APA YANG KAU LAKUKAN!” Tuan HK mendesis. Melangkah galak mendekati Karang. Tangannya mengepal. Rambutnya boleh jadi beruban. Otot-ototnya boleh jadi sudah dimakan usia tengah baya. Tapi pagi ini ia tidak akan segan-segan berkelahi dengan tamu yang tak tau diuntung ini. Baru lima menit di ruang makannya, berani sekali membanting putrinya duduk (Liye, 2013: 103).

b. Pekerja keras

“Aku dua minggu lagi ke Frankurt, Yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana. Mungkin dua atau tiga minggu –“ Tuan HK diam sejenak, menatap lembut istrinya, “Mempelajari banyak hal disana, tidak apa-apa, kan?” (Liye, 2013: 46).

c. penyayang keluarga

Tuan HK mencium kening Melati, berpamitan. ”Nanti sore Ayah pulang jam lima, sayang! Kita akan sama-sama pergi ke festival. Ayah, Bunda, Pak Guru Karang, Salamah, Mang Jeje, semuanya ikut….” (Tere-Liye, 2013: 282).

52

Tuan HK mencium kening bunda. Mengangguk ke arah Krang, tersenyum. Tidak. Tentu saja tuan HK tidak marah-marah lagi. Bahkan sebenarnya, kalau karang masih suka mabuk-mabukan sekalipun, tuan HK mungkin bisa menerimanya. Seminggu terakhir, hatinya juga buncah melihat kemajuan Melati. Tidak, pernah terbayangkan putrinya yang tuli, bisu, dan buta akan memeluknya, menggerung pelan memanggil namanya (Liye, 2006: 282).

4. Karang

Karang adalah orang yang membantu keluarga tuan HK untuk menatasi

keterbatasan Melati, dia adalah sosok yang menyayangi anak-anak sehingga

dia membuat taman baca. Tapi semuanya itu hilang setelah Tragedi

tenggelamnya kapal yang telah menewaskan Qintan dan tujuh belas anak-

anak dari taman bacaan, membuat Karang berubah dan terlihat memiliki

peran antagonis. Karang lebih suka mabuk-mabukan. Pertemuan dengan

Melati membuat Karang kembali memiliki semangat dan rasa sayang yang

besar kepada anak-anak.

“Dengarkan aku, Sayang…. Kita akan membuat keadilan itu terlihat! Kita akan membuatnya terlihat agar semua orang di dunia mengerti. Menjadi saksinya! Karena tidak setiap hari Tuhan berbaik hati menunjukkannya. Kita akan membuatnya terlihat, Melati. Pa-s-t-i….” Karang mengusap rambut ikal gadis kecil dalam dekapannya, menciumnya, lantas berdiri menggendong gadis kecil itu, melangkah menuju pintu ruang makan (Liye, 2013: 146).

5. Kinasih

Dia adalah sosok yang mengubah kehidupan karang menjadi orang yang

baik, dia merupakan gadis yang sholikah, setiap hari dia menggunakan

hijab. Kinasih digambarkan sebagai sosok gadis yang ramah, lemah lembut,

dan penyayang.

53

a. Ramah

“Sudah seminggu , Bun. Sebenarnya dua hari lalu aku sudah mau berkunjung, menjenguk… Tapi masih ada keperluan mengurus izin praktik. Kinasih kangen Bunda. Kangen Melati. Kangen Tuan HK. Bahkan aku juga kangen masakan Salamah!” Gadis berkerudung yang dipanggil Kinasih itu tertawa, menoleh ke Salamah yang masih sibuk melirik tarian kunang-kunang di luar sana (Liye, 2013: 34).

b. Lemah lembut dan penyayang

“Melati akan baik-baik saja, Bun…. Jika Bunda tetap yakin, maka ia pasti akan baik-baik saja.” Kinasih berbisik pelan. Tersenyum. Memotong cerita dua hari lalu. Mencoba membesarkan hati. (Liye, 2013: 39). “Kau pergi tanpa bilang. Meninggalkan Taman Bacaan meninggalkan anak-anak, meninggalkan...” Kinasih menggigit bibirnya. Ia sebenarnya ingin bilang: meninggalkan aku (Liye, 2013: 216).

6. Salamah

Salamah adalah seorang pembantu ruamh tangga yang setia terhadap

majikaannya, ia sangat menyayangi keluarga HK. Salamah digambarkan

sebagai pembantu yang pelupa, namun cekatan dalam berkerja.

a. Pelupa

“Aduh, maaf! Seharusnya Salamah letakkan gelasnya di tempat yang lebih tinggi! Aduh, Salamah lupa lagi…” Salamah mendekat rusuh . berusaha membereskan sisa “keributan.” (Liye, 2013: 15).

b. Setia

setia:“Apa Melati… apa Melati akan sembuh, Pak Guru?” Karang menghela napas. Terdiam. Berpikir. Lantas menggeleng pelan. Muka Salamah seketika kecewa. Raut wajahnya terlipat tiga. (Liye, 2013: 260).

54

7. Ibu-ibu gendut

Dia adalah sosok yang telah membesarkan Karang, dia merupakan sosok

seorang ibu yang sangat lembut, penuh kasih sayang, dan penyabar. Ibu-ibu

gendut merupakan berperan penting dalam merubah sifat dan sikap Karang.

a. Lembut dan sabar

Ibu-ibu gendut menelan ludah, berkata pelan, “ Kau tahu, ada anak yang memerlukan bantuanmu, Karang. Surat itu bilang. Mereka membutuhkanmu….” (Liye, 2013: 65).

b. Kasih sayang

“Kondisi kesehatanmu semakin memburuk, Karang! Sebaiknya malam ini kau beristirahat” Ibu-ibu itu berdiri. Melangkah mendekat. Berusaha mencegah. (Liye, 2013: 40).

8. Dokter Riyan

Dokter riyan merupakan ayah dari kinasih beliau sangat bertanggung

jawab dalam penuh atas keluarganya. Terbukti dengan Kinasih yang

merupakan anaknya juga menjadi seorang dokter. Sosoknya digambarkan

sebagai seorang pengagum dan tanggung jawab.

“Untuk ukuran seseorang yang tidak memiliki pendidikan akademis mendidik anak-anak, kau benar-benar hebat, Karang! Aku tersanjung bisa bertemu danganmu.” Dokter Ryan tersenyum. (Liye, 2013: 290). “Papa masih di China, Bun…. Ada pertemuan di Perfektur Hanjin. Seminar, symposium, entahlah, tentang pengobatan tradisional. (Liye, 2013: 33)

55

BAB IV

PPEMBAHASAN

A. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak

1. Nilai pendidikan akhlak kepada Allah

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuataan

yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan

sebagai Khalik (Nata, 2002: 147). Akhlak kepada Allah juga dapat

diartikan sebagai wujud seseorang dalam menanamkan aqidah dalam

bentuk percaya kepada Allah. Aqidah adalah proses manusia dalam

mempercayai Tuhannya, yang mana dalam setiap sikap dan perilaku

manusia selalu didasari kepercayaan akan Tuhannya. Orang berakidah

dapat diartikan sebagai orang yang beriman kepada akidahnya, dengan

beriman seseorang hamba akan selalu menjalankan dan melaksanakan

perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

Menurut Muhaimin (2003: 148), mengatakan bahwasanya iman juga

dapat diartikan sebagai sebuah potensi rohani atau fitrah manusia, yang

harus diaktualisasikan, dikembangkan dan ditingkatkan secara terus

menerus dengan cara melakukan amal saleh, sehingga dapat dicapai

prestasi rohani (iman) dalam bentuk taqwa.

Dari beberapa pemaparan di atas dapat diketahui bahwa akidah/iman

adalah sebuah hal yang wajib seorang muslim percayai guna menuju

muslim yang sesungguhnya. Adapun bentuk-bentuk iman diantaranya:

56

a. Percaya kepada Allah

Menurut Tatapangarsa (1980: 20), mengatakan bahwasannya

beriman kepada Allah ialah mengakui, mempercayai atau meyakini

bahwa Allah SWT itu ada, dan bersifat dengan segala sifat yang baik

dan maha suci dari segala sifat yang buruk.

Tetapi beriman kepada Allah tidak hanya mempercayai adanya

Allah SWT, melainkan juga harus diikuti dengan beribadah dalam

kehidupan sehari-hari berupa: diamalkannya segala perintah Allah dan

menjauhi segala larangan Allah dan semua ini harus dikerjakan

dengan setulus hati, semata-mata karena Allah SWT. Makna iman

kepada Allah juga dimaknai dalam kalimat syahadat yang berlafadz:

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah” Makna aku

bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allahialah, hendaknya kamu

mengetahui, mempercayai, beriman,dan membenarkan bahwa tiada

yang wajib disembah di alam wujud ini selain Allah yang maha Esa

(Anwar, 1992: 2).

1) Salat tahajud

Tahajjud diambil dari kata al-hujud yang diartikan tidak

tidur. Dikatakan untuk salat malam tahajjud. Dikatakan pula al-

hajid, artinya orang yang salat di malam hari (Al-Khuzaim,

2004:55). Salat tahajud adalah salat sunah yang dilakukan pada

malam hari setelah tidur. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-

Isra’:79 sebagai berikut:

57

Artinya : dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.

Disunahkan untuk melaksanakan salat tahajud di malam

hari. Allah akan mengangkat derajat hamba-Nya yang istiqomah

dalam mengerjakan salat tahajud. Salat tahajud merupakan salat

sunah sebagai ibadah tambahan.

“.......Malah sejak pukul dua tadi malam, disepertiga akhir waktu terbaik yang dijanjikan. Menghabiskan sisa malam dengan bersimpuh menangis di atas sepotong sajadah........” (Liye, 2006: 5).

Kutipan novel di atas mengajarkan kepada kita untuk

melaksanakan salat tahajud. Salat tahajud merupakan ibadah untuk

lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah mencintai

hamba-Nya yang selalu mendekatkan diri dan berdoa kepada-Nya.

Salat tahajud juga bisa digunakan untuk meminta agar permasalah

yang di hadapi manusia bisa cepat selesai, dalam kutipan di atas

menceritakan seorang ibu yang memohon kepada Allah agar anak

semata wayangnya yang memiliki keterbelakan mental agar Allah

memberikan keajaiban terhadap anaknya dan bisa sembuh seperti

semula.

58

2) Berdoa

Doa merupakan inti dari ibadah, yaitu muara semua ibadah

yang kita lakukan. Dengan berdoa, kita mengharap dengan

kerendahan hati untuk diterima amal yang telah kita lakukan dan

mendapat keridhaan dari-Nya (Al-Qudsy, 2011:5). Jadi doa adalah

permohonan sesuatu yang dilakukan oleh seorang hamba kepada

Tuhannya. Allah mencintai seorang hamba yang berdoa kepada-

Nya. Allah berfirman: (Q.S. Al-Mukmin:60).

Artinya : dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".

Orang yang merasa cukup dengan apa yang dia miliki,

sehingga enggan berdoa, maka bagi dia neraka jahanam dalam

keadaan terhinakan. Oleh karena itulah bagi muslim, doa harus

dijadikan kegiatan pokok yang tidak boleh ditinggalkan.

ibu-ibu gendut itu mendesis lirih ke langit-langit ruangan. Berdoa doa dengan tulus. Kemudian sambil menghela napas panjang, pelan melanjutkan merajut sweater biru (Liye, 2006: 44).

Kutipan di atas mengajarkan kita agar berdoa kepada Allah

harus dengan ketulusan hati, Kita harus selalu berdoa kepada Allah

agar segala sesuatu yang kita kerjakan mendapat ridha-Nya. Ketika

59

berdoa kita harus dengan khusyuk, memohon dengan tulus ikhlas

kepada Allah SWT.

b. Meyakini Qada dan Qadarnya Allah.

“.......kehidupan ini memang ada takdir seseorang yang digariskan untuk tidak pernah mengenal siapa penciptanya.....”

Kutipan novel di atas mengajarkan kita untuk menjalankan dan

menerima takdir yang diberikan oleh Allah kepada hambanya. Karena

hanya kekuasan Allah dalam menentukan ukuran, susunan, aturan dan

bentuk manusia itu semua sudah di gariskan oleh Allah SWT.

Sebagaimana disebutkan dalam Q.S Al Hijr ayat 21 sebagai berikut:

Artinya: dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.

Dari ayat tersebut yang dimaksud dengan qadar atau takdir ialah

suatu peraturan tertentu yang telah dibuat oleh Allah SWT untuk

segala yang ada dalam seluruh alam semesta ini (Supadie, 2012: 195-

197).

Demikian iman kepada qada dan qadar adalah beriman bahwa

setiap muslim diwajibkan beriman, dalam artian manusia diberi

kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib dirinya, dengan

segala usaha dan permohonan kepada Allah. Sebagaimana firman

Allah dalam Q.S Al Hadid ayat 22-23 sebagai berikut:

60

Artinya: tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Ayat di atas membuktikan bahwa segala yang terjadi pada alam

semesta dan jiwa manusia, yang baik maupun yang buruk semua itu

sudah ditakdirkan oleh Allah dan ditulis sebelum manusia diciptakan.

Sama halnya dengan anak yang paling istimewa yaitu anak

berkebutuhan khusus semua anak ingin di lahirkan secara normal atau

utuh tetapi semua hanya takdir, anak berkebutuhan khusus di

ibaratkan seperti permata yang bersinar secara berbeda dari permata-

permata yang lain. Keperbedaan ini bukan lebih baik atau buruk

melainkan sebagai anugrah yang diberikan dari sang penciptanya.

2. Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri adalah kemampuan untuk menghargai nilai

diri sendiri. Zuriah (2007: 30) mengatakan setiap manusia harus memiliki

jati diri. Dengan jati diri, seseorang mampu menghargai diri sendiri,

mengetahui kemampuannya dan mengetahui kelebihan dan

61

kekurangannya. Terlebih lagi beliau menjelaskan jika manusia masih

banyak memiliki kekurangan maka mulailah dari sekarang untuk mencoba

memperbaiki kekurangan itu, lakukan yang terbaik untuk diri sendiri,

agama, masyarakat, dan negara.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulannya bahwa

akhlak terhadap diri sendiri adalah mensyukuri segala sesuatu yang

diberikan Tuhan terhadap diri kita sendiri, menikmati dan menjalani

kehidupan dengan rasa kepuasan dalam diri.

Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa penulis telah merangkum

akhlak mahmudah di antaranya:

a. Sabar

Sikap sabar sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Karena semua

orang pasti merasakan pahit getirnya kehidupan. Kesabaran tidak

hanya dalam menghadapi kesusahan, tetapi juga dalam keadaan

menyenangkan sekalipun, agar tidak terlalu gembira hingga diluar

kontrol.

“ aku tahu, tembok yang kita hadapi tinggi sekali. Tidak ada cara untuk melewatinya. Tidak ada celah. Sama sekali tidak. Kecuali dengan menghancurkannya berkeping-keping. Kau harus terus berjuang! Terus bersabar (Liye, 2006: 245).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa apabila ingin mendapatkan

sesuatu harus penuh dengan perjuaangan dan kesabaran agar dapat

mendapatkan sesuatu dengan maksimal. Sebagai anak juga harus

62

memiliki kesabaran dalam kehidupan terutama bagi anak yang

berkebutuhan khusus harus sabar untuk belajar.

Bunda tak sempat berpikir panjang. Menatap gelas yang dipegang putri semata wayangnya. Uap mengepul perlahan dari cangkir besar. Jeruk panas? Ya bunda selalu memberikan secangkir jeruk panas untuk Melati kalau gadis kecilnya sedang flu. Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar.... sekarang? Melatinya yang segelas jeruk panas. Hati-hati sekali, takut tumpah. Ia mengenggam erat piring tatakannya, bahkan dengan kedua belah telapak tangan (Liye, 2006: 8).

Kutipan novel di atas menjelaskan bahwa seorang ibu merawat

anaknya yang memiliki keterbelakangan metal pada waktu sakit

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Menurut Smart (2010: 15)

mengatakan bahwa sabar dan ikhlas menerima apa yang sudah

dititipkan sang maha pencipta kepada manusia merupakan kunci

utama kebahagian hidup.

b. Bersyukur

“.......Hari ini, putri cantiknya sudah bisa belajar makan dengan sendok, sudah bisa duduk di atas kursi, ya Allah, seberapa pun berat kesedihan itu, hari ini sungguh ia sama bahagianya seperti saat ia tahu hamil enam tahun silam. Lihatlah, malaikat kecilnya sudah bisa makan dengan baik, duduka di kursi pula. Terima kasih, Tuhan (Liye, 2006: 204).

kutipan novel di atas mengajarkan kepada kita untuk selalu

bersyukur kepada Allah SWT dan selalu mengucapkan rasa terima

kasih kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan dan

kebahagiaan seoarang ibu yang melihat anak yang selama ini

bergantung pada orang lain akhirnya bisa makan dengan baik karena

sebuah usaha pasti akan ada keberhasilannya dan perjuangan seorang

63

ibu merawat anaknya dengan penuh kasih sayang dan akhirnya semua

bawakan hasil. Bersyukur ialah memuji Allah atas berbagai nikmat

yang telah Allah limpahkan. Syukur memiliki tiga penopang,

mengakui nikmat dengan hati, mengungkapkannya dengan lisan,

memanfaatkannya dalam ketaatan kepada Allah (Rusyah, 2009:565).

Sesuai dengan firman Allah Q.S Al-An’am 53 sebagai berikut:

Artinya: dan Demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang Kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?"

Ayat di atas menunjukkan pada kita bahwa Allah menciptakan

perbedaan sebagai ujian bagi hamba-Nya. Apakah mereka bersyukur

atau kufur atas nikmat-Nya. Lihatlah ke bawah jangan melihat ke atas.

Kita bersyukur dengan melihat keadaan orang yang ada di bawah kita.

Bunda ikut tertawa, menatap lamat-lamat wajah suaminya. Untuk ke sejuta kalinya mengucap syukur dalam hati. Ia benar-benar beruntung memiliki suami, lelaki yang sedang berdiri di hadapannya. Tuan HK, lelaki separuh baya dua tahun lebih tua darinya. Wajahnya yang gagah dan tampan, meski gurat lelah, sedih, penat dan sesak itu tak bisa dihilangkan. Dan semakin terlihat kalau ia sedang di rumah (Liye, 2006: 45).

64

Kutipa novel di atas menjelaskan bahwa seorang istri yang

bersyukur memiliki suami yang baik, berkerja keras, penyayang

keluarga, gagah dan tampan. Setiap manusia harus tetap bersyukur

dengan apa yang kita miliki karena dengan bersyukur kita bisa

merasakan nikmat yang Allah berikan kepada kita. Sama halnya

dengan anak yang berkebutuhan khusus harus tetap bersyukur dengan

keadaan yang mereka hadapi karena Allah menciptakan mereka

dengan berkeadan yang berbeda tetapi mereka memiliki keahlian yang

mungkin tidak di miliki oleh anak normal Allah menciptakan manusia

dengan berbeda-beda dan memiliki keahlian yang berbeda pula.

c. Tidak mudah putus asa

Tidak mudah putus asa adalah lawan dari putus asa. Dalam Islam

kita dilarang putus asa dalam menghadapi masalah atau takdir yang

ditentukan oleh Allah SWT kepada hambanya.

“......Tapi kita tidak boleh putus asa, sayang. Tidak boleh!” Karang menelan ludah, terdiam sejenak (Liye, 2006: 245).

Kutipan novel diatas mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus

asa dalam menghadapi ujian hidup, dan dalam cerita itu seorang guru

yang anak berkebutuhan khusus untuk tetap berjuang mengenal dunia

dan tidak boleh putus asa karena dalam agama islam bahwasannya

kita dilarang putus asa dalam mengahadapi masalah atau takdir yang

diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya. Kita menerima semua

ujian karena yakin bahwa semua sudah ditetapkan oleh Allah SWT.

Sikap sesorang yang tidak mudah putus asa merupakan sikap

65

seseorang manusia yang teguh dalam berjuang meraih apa yang

diinginkannya manusia tersebut. Di sisi lain Allah juga menuntun

hambanya untuk tidak berputus asa dalam menghadapi suatu masalah

dalam memperjuangkan hidup dan meraih rahmat Allah Seperti

firman Allah dalam Q.S Yusuf : 87 sebagai berikut:

Artinya: Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".

Maka dari ayat di atas menjelaskan bahwa berputus asa dari

rahmat Allah dan merasa jauh dari rahmat-Nya merupakan dosa besar.

Kewajiban seorang manusia adalah selalu berbaik sangka terhadap

Rabb-nya. Jika dia meminta kepada Allah, maka dia selalu

berprasangka baik bahwa Allah akan mengabulkan permintaannya.

Jika dia beribadah sesuai dengan syariat, dia selalu optimis bahwa

amalannya akan diterima, dan jika dia ditimpa suatu kesusahan dia

tetap berprasangka baik bahwa Allah akan menghilangkan kesusahan

tersebut.

66

d. Optimis

Dunia adalah tempat ujian bagi manusia, sekaligus sebagai

kesempatan untuk memperbanyak amal perbuatan sebagai bekal di

akhirat kelak. Manusia akan mendapatkan pahala atas perbuatan baik

yang dilakukannya, sebaliknya akan memperoleh hukuman atas

tindakan buruknya.

“suatu saat Kinasih percaya, bahkan Melati bisa memanggil ‘bunda’ dengan sempurna. Memeluk dan menyatakan cintanya kepada bunda dengan utuh-“ (Liye, 2006: 39).

Kutipan novel di atas dapat dilihat bahwa Kinasih meyakinkan kepada

Bunda bahwa Melati akan sembuh dan bisa memeluknya, memanggil

Bunda dengan sempurna.

Al-Quran mengingatkan manusia terutama orang-orang yang

beriman dan beramal saleh untuk optimis dalam mengaruhi bahtera

kehidupan. Sebab, Allah tidak pernah mengingkari janjinya. Dalam

surat Fushilat ayat 30 dan 31, Allah berfirman:

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka

67

Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.

e. Malu

“.....Salamah menggigit bibir, tersipu malu. Sudah kadung ketahuan,

kan? (Liye, 2006: 259).

Kutipan novel di atas mengajarkan kita untuk mempunyai rasa

malu karena malu merupakan salah satu dari akhlak yang mulia, dan

sifat malu itu tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga malu kepada

Allah dan malu kepada orang lain. Seseorang akan malu kepada Allah

apabila seorang hambanya tidak mengikuti segala perintahnya dan

menjahui larangannya. Orang yang malu terhadap Allah akan

sendirinya malu terhadap dirinya sendiri, ia malu mengerjakan

perbuatan salah sekalipun orang lain tidak melihatnya. Rasa malu

harus ditumbuhkan dan dipelihara terus menerus oleh seorang muslim,

lebih-lebih malu terhadap Allah SWT karena malu kepada Allah akan

menjadi sumber dari malu terhadap diri sendiri dan malu pada orang

lain. Malu kepada Allah adalah bersumber dari iman, dari keyakinan

bahwa Allah SWT selalu melihat apa yang umat muslim kerjakan, dan

maha mendengar. Menurut Ilyas (2007: 128) mengatakan bahwa

Orang yang memiliki rasa malu,apabila melakukan hal yang tidak

patut, rendah atau tidak baik dia akan terlihat gugup atau mukanya

68

merah. Sebaliknya orang yang tidak punya rasa malu, akan

melakukannya dengan tenang tanpa ada rasa gugup sedikitpun.

Sifat malu adalah akhlak terpuji yang menjadi keistimewaan

ajaran agama islam. Rasulullah saw bersabda:

إ ن لكل د ین خلقا و خلق ا إل سال م ا لحیا ء (روا ه ما لك)

Artinya: “Sesungguhnya semua agama itu mempunyai akhlaq dan ahklaq Islam itu adalah sifat malu.”(HR.Malik).

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa semua gama itu memiliki

akhlak dan dalam agama islam akhlaknya adalah sifat malu, malu

merupakan perasaan yang tidak mau melakukan sesuatu yang rendah

atau tidak baik.

f. Sederhana

“.......Ibu ini terlihat “sederhana” dengan semua kemewahan miliknya. Ia bisa memadu padankan hingga tidak terlihat mencolok (Liye, 2006: 80).

Kutipan novel di atas mengajarkan kita untuk hidup sederhana

seperti yang dilakukan oleh Bunda HK pada waktu berkujung keruma

Karang ia berpakaian yang sangat sederhana walaupun Bunda HK

adalah dari keluarga berada tetapi Bunda HK tidak memperlihatkan

kekayaannya.

Sederhana merupakan salah satu sifat akhlak terpuji mengajarkan

Kita sebagai orang muslim tidak boleh memperlihatkan atau

memamerkan kekayaan kepada orang lain, kita harus bisa berpakaian

69

yang tidak berlebih-lebihan agar tidak menimbulkan rasa

kesombongan. Sesuai dengan firman Allah Q.S Al Furqaan ayat 67:

Artinya: dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

Agama Islam menganjurkan agar umatnya sentiasa hidup sederhana

dalam semua tindakan, sikap dan amal. Islam adalah agama yang

berteraskan nilai kesederhanaan yang tinggi. Kesederhanaan adalah satu ciri

yang umum bagi Islam dan salah satu perwatakan utama yang membedakan

dari umat yang lain.

Rasulullah SAW dan Nabi-nabi yang lain menyukai hidup

sederhana dan wajar, Beliau menikmati ketenangan hidup secara

sederhana bukan berlebih-lebihan dan berfoya-foya. Meskipun

Rasulullah mempunyai sumber kekayaan yang banyak, beliau tetap

hidup secara sederhana yaitu berdasarkan keperluan-keperluan yang

sederhana saja. Ini adalah suatu keteladanan yang sangat berharga

untuk dicontoh dan diikuti oleh seluruh umatnya.

g. Jujur

“ tidak nyonya tunggu dulu untuk pertama kalinya Karang mengeluarkan ekspresi “panik” yang jujur (Liye, 2006: 173).

Kutipan novel di atas mengajarkan kita untuk berkata jujur,

dengan kejujuran kita akan dipercaya oleh oeang lain. Menurut

70

tatapangarsa (1980: 149) mengatakan bahwa benar atau jujur termasuk

golongan akhlak mahmudah, benar artinya sesuainya sesuatu dengan

kenyataannya yang sesungguhnya dan ini tidak saja berupa perkataan

tetapi juga perbuataan. Dalam bahasa Arab, benar atau jujur disebut

sidiq lawan dari kizib yaitu bohong atau dusta.

Dalam akhlak jujur termasuk akhlak yang sangat terpenting dalam

sifat-sifat baik diri seseorang. Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S

At-Taubah ayat 119 sebagai berikut:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.

Dari ayat tersebut Allah menganjurkan kepada kita agar selalu

berbuat benar, berkata benar juga selalu bersama orang yang benar

perkataan dan perbuatanya. Jujur merupakan suatu hal yang sangat

mahal dan sulit namun sebenarnya semua akan terasa mudah jika

dibiasakan dan ditanamkan semenjak dini. Sebab-sebab utama

seseorang berlaku jujur karena mampu berfikir sehat serta

kesungguhan dalam beragama dan keberanian untuk mengatakan

kebenaran. Kejujuran juga harus ditanamkan pada diri manusia

terutama pada anak-anak pada usia dini dan kejujuran juga ajarkan

pada anak berkebutuhan khusus agar kelak menjadi anak yang baik

dan tidak suka berbohong walaupun dengan keadaan keterbatasaan.

71

h. Berkerja keras

Kerja keras dapat diartikan melakukan sesuatu dengan sungguh-

sungguh untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau yang dicita-

citakan. Islam menganjurkan umatnya untuk selalu bekerja keras

untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Hal ini sebagaimana

ditegaskan dalam firman Allah Swt yang berbunyi:

Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S Al Qashash: 77).

Ayat di atas mengajarkan kita untuk tidak hanya mencari akhirat,

namun juga mencari kenikmatan di dunia, karena diantara keduanya

harus seimbang baik dunia dan akhirat. Bekerja keras merupakan

syarat utama bagi seorang meraih kesuksesan, bekerja keras adalah

suatu proses di mana seorang meraih mimpinya.

Kerja dalam arti luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan

manusia, baik dalam hal materi atau non materi maupun hal-hal yang

berkaitan dengan masalah keduniaan atau akhirat (sofyan, 2010:

72

76).Jadi sebagai manusia harus berjuang secara maksimal agar apa

yang kita inginkan di dunia maupun di akhirat bisa terwujud kita harus

berkerja kersa untuk mendapatkan semuanya. Karena Allah pasti akan

mewmberikan jalan bagi orang yang ingin berusaha. Dalam novel

Moga Bunda Disayang Allah mengajarkan kita untuk bekerja keras.

Tuan HK sebagai ayah dari Melati mempunyai sifat yang bersungguh

sungguh dalam mengembangkan usahanya, dia rela mengorbankan

keluarganya sesaat hanya untuk mengerjakan pekerjaan, adapun

kutipan dalam novelnya yaitu:

“Aku dua minggu lagi ke Frankurt, yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana mungkin dua atau tiga minggu” tuan HK diam sejenak, menatap lembut istrinya, “ mempelajari banyak hal disana, tidak apa-apa, kan?” (Liye, 2013: 46).

Dari kutipan cerita di atas telah diceritakan bahwasanya tuan HK

rela mengorbankan kebersamaan istri dan anaknya untuk kepentingan

pekerjaan agar usaha yang dijalaninya berjalan dengan mulus.

Berkerja keras juga bisa dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus

untuk berjuang melawan ketergantungan pada orang lain agar bisa

hidup mandiri.

3. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga

a. Hak, kewajiban dan kasih sayang suami istri

Salah satu tujuan perkawinan dalam Islam adalah untuk mencari

ketentraman atau sakinah. Selain itu yang berperan membuat keluarga

73

menjadi sakinah ada dua faktor, pertama mawaddah, kedua rahmah.

Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Ar. Rum ayat 21 sebagai

berikut:

Artinya: dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Dalam ayat di atas Allah SWT menjelaskan bahwa yang

berperan membuat keluarga menjadi sakinah ada dua faktor yaitu

mawaddah dan rahmah. Dalam bahasa Indonesia padanan kedua kata

itu adalah kasih sayang sebagaimana terlihat dalam terjemahan ayat di

atas. Tapi kalau ada yang bertanya apa beda antara kasih sayang

mungkin tidak semua kita bisa dengan tepat dan cepat bisa

menjelaskannya. Menurut hemat penulis-merujuk beberapa sumber-

mawaddah, lahir dari sesuatu yang bersifat jasmani (kecantikan,

kegagahan), sedangkan rahmah lahir dari sesuatu yang bersifat rohani

(berhubungan batin).

Adapun menurut penulis yang menunjukan nilai Hak,

kewajiban dan kasih sayang suami istri pada novel ini sebagai berikut:

74

1) “ Maaf, aku baru bisa pulang sekarang!” tuan HK mengecup lembut dahi istrinya (Liye, 2006: 44).

2) Tidak usaha, yang! Malam ini kau istirahat saja, biar aku yang menyiapkan keperluanku sendiri!” Tuan HK tersenyum, memberi tanda agar istrinya tetap berbaring di ranjang (Liye, 2006: 45)

3) “Apa ku bilang? Terlalu lelah, bukan? Kau sudah seharusnya banyak istirahat, nyonya!....”(Liye, 2006: 45)

4) “........Mencium lembut jemari yang dilingkari cincin pernikahan mereka. Untuk ukuran mereka yang sudah beruban, pemandangan itu terlihat amat romantis (Liye, 2006: 46-47).

5) Terdiam sejenak. Tuan HK mengelus pipi istrinya, “kau tahu, kita sudah bertahan dengan baik atas segala kesuitan ini. Aku bahkan sedikit pun tidak bisa membayangkan harus melaluinya sendirian tanpa kau. Kau ibu yang baik bagi Melati, bagi keluarga ini. Aku sungguh mencintaimu, yang!” (Liye, 2006: 119).

6) “............ aku mencintaimu, yang.”Aku juga mencintaimu,”.........(Liye, 2006: 176).

7) Tuan HK mencium kening bunda........”(Liye, 2006: 282).

Kutipan dari beberapa kutipan di atas menujukan bahwa tuan Hk

sangat menyayangi istrinya dengan penuh kasih sayang dan memenuhi

semua sebagai seorang suami, dengan kalimat“mencium, mencintaimu,

mengelus pipi istrinya,mengecup lembut dahi istrinya”. Kutipan tersebut

mengajarkan bahwa antara suami istri harus saling menyayangi satu sama

lainnya karena untuk menjadi keluarga yang sakinah dan mawaddah

warahmah harus memiliki rasa sayang dan cinta terhadap pasangannya.

Kedua faktor antara sakinah dan mawaddah warahmah kita tidak boleh

mengabaikan salah satu dari dua faktor tersebut. Idealnya memang

kedua faktor tersebut harus berjalan bersama-sama, tetapi kondisi itu

tidak bisa dipertahankan terus, karena kondisi fisik tidak bisa

dipertahankan terus menerus seperti waktu muda, dia akan tunduk

kepada sunnatullah, yang muda akan tua, yang kencang akan keriput,

yang hitam jadi putih dan seterusnya. Berbeda dengan hubungan

75

batin, sikap saling menghormati dan saling menghargai tentu bisa

dipertahankan terus sepanjang kehidupan. Beberapa kutipan novel

diatas bisa diambil manfaatnya bahwa selain memiliki cinta dan kasih

sayang dalam satu keluarga harus saling pengertian satu sama yang

lainya seperti yang dilakukan tuan HK selain dia mencintai istrinya,

juga menunjukkan sebagai seorang suami yang penuh dengan

pengertian terhadap istrinya yang sedang kelelahan sehingga tuan HK

menyiapkan keperluannya sendiri.

b. Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak

Kasih sayang adalah suatu ungkapan perasaan jiwa secara

naluriah yang dimiliki oleh setiap manusia sebenarnya tidak hanya

manusia saja hewan pun mempunyai perasaan kasih sayang seperti

yang manusia rasakan terutama seorang ibu kepada anaknya.

Pemberian kasih sayang sangatlah penting bagi perkembangan

anak. Rasa kasih sayang orang tua sayang diperlukan pada anak

terutama pada anak berkebutuhn khusus karena kasih sayang orang

tua akan berpengaruh pada pembentukan mental dan watak anak

kelak. Adapun menurut penulis yang menunjukan Kasih sayang dan

tanggung jawab orang tua terhadap anak pada novel ini sebagai

berikut:

1) “Terima kasih sudah membangunkan bunda sayang!” bunda lembut meraih tangan putri semata wayangnya.........”(Liye, 2006: 15).

2) “Pelan-pelan, sayang!...........”(Liye, 2006: 55). 3) “Jangan teriak-teriak, sayang!........”(Liye, 2006: 56).

76

4) “Anak yang berani kemari sayang! Peluk bunda!” (Liye, 2006: 64).

5) “Ayo sayang, dimakan!” bunda tersenyum, membenarkan posisi piring untuk kelima kalinya dua menit terakhir (Liye, 2006: 88).

6) Bunda pelan membimbing Melati naik ke tempat tidur. Birunya. Melati menurut......” (Liye, 2006: 89-90).

7) “................Bunda memperbaiki posisi selimut Melati. Tersenyum. Sudah saatnya meninggalkan putrinya. Ia ingin sekali mencium putrinya. Teramat ingin mengecup dahinya dan bilang, “selamat bobo, sayang.............”(Liye, 2006: 90).

8) “Makannya pelan-pelan sayang!..........” (Liye, 2006: 99). 9) “Waktunya tidur, sayang” bunda berbisik serak, merengkuh tubuh

Melati yang terlipat. Penuh kasih sayang......”(Liye, 2006: 139). 10) “........Bunda pelan menyelimuti Melati. Mengecup lembut

dahinya............”(Liye, 2006: 302). 11) “Apa, apa yang kau lakukan, sayang...........”(Liye, 2006: 270). 12) Bunda sudah menangis haru memeluk putrinya........” (Liye, 2006:

275). 13) “Sayang…. Ja-ngan—“ Bunda sambil tersenyum,..........” (Liye,

2013: 191). 14) ”Nanti sore Ayah pulang jam lima, sayang! Kita akan sama-sama

pergi ke festival. .....….” (Liye, 2013: 282).

Kutipan di atas mengajarkan kita untuk menyayangi anak kita

karena Anak merupakan amanah yang diberikan oleh Allah kepada

manusia, yang harus dipertanggungjawabkan oleh orang tua kepada

Allah SWT. Di mana anak sebagai tempat orang tua mencurahkan

kasih sayangnya dan anak juga investasi masa depan untuk

kepentingan orang tua di akhirat kelak. Oleh sebab itu orang tua harus

memelihara, membesarkan, merawat, menyantuni dan mendidik anak-

anaknya dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang. Anak

merupakan tempat orang tua mencurahkan kasih sayang, setiap

manusia yang normal secara fitri pasti mendambakan kehadiran anak-

anak di rumahnya. Kehidupan rumah tangga sekalipun bergelimang

harta benda, belum lengkap kalau belum mempunyai seorang anak.

77

Dalam Al Qur’an menyebut seorang anak adalah perhiasan hidup di

dunia:

Artinya: harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.(Q.S Al Kahfi ayat 46)

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa seorang anak adalah

perhiasan kehidupan di dunia, dan seorang anak yang soleh atau

sholikah bisa menjadi harapan orang tua di akhirat nanti. Karena

apabila seorang anak yang soleh dan sholikah bisa membawa orang

tuanya ke dalam surga Allah dan sebaliknya apabila anaknya menjadi

seorang yang menyimpang dalam agama dan selalu meninggalkan

perintah Allah maka orang tua lah yang menjadi tanggung jawab atas

perbuatan anaknya dan bisa membawa orang tuanya ke dalam neraka.

Seorang anak di lahirkan kedunia dengan segala kelebihan dan

kekurangan, lengakap dengan bakat, potensi, dan rezeki yang sudah

digariskan untuknya. Tuagas orang tua adalah menggali bakat tersebut

dengan perhatian dan kasih sayang tepat. Setiap belaian dan ciuman

lembut yang diberikan kepada anak akan membawa arti penting dalam

perkembangan mental anak. Kehadiran orang tua di tengah-tengah

anak spesial (anak berkebutuhan khusus) sangat diperlukan agar

penanganan seorang anak berkebutuhan khusus dapat mencapai hasil

78

yang baik terutama pada pendidikan salah satunya penanaman

pendidikan akhlak. Kekuatan cinta dan kasih sayang orang tua di

hadapan anak berkebutuhan khusus turut mempercepat pemulihan

anak.

c. Birrul walidain

Birrul walidain terdiri dari kata birru dan al walidain. Birru atau

al birru artinya kebajikan, sedangkan Al walidain artinya dua orang

tua tau ibu bapak. Jadi birrul walidain adalah berbuat kebajikan

kepada kedua orang tua (Ilyas, 2007: 147-148). Birrul walidain

mempunyai kedudukan yang paling istimewa dalam ajaran islam.

“Tapi ia tidak ingin rasa sedihnya menambah kesedihan ibunya. Lihatlah, ibunya yang hamil tua terbaring lemah di atas ranjang. Sebulan terakhir jatuh sakit. Membuat semakin sulit situasi. Ibunya tidak bisa melakukan apa pun, bergerak saja susah. Maka gadis kecil itu mulai mengambil alih pekerjaan rumah. Menyelimuti ibunya yang setiap malam menggigil. Membersihkan salju yang menumpuk di depan pintu. Memetik dedaunan yang tersisa. Memandang sedih perut buncit ibunya yang mengandung adik yang selalu diharap-harapkannya (Liye, 2006: 250).

Kutipan novel di atas bisa kita lihat apa yang dilakaukan seorang

gadis kecil yang rela mengambil pekerjaan ruamh demi membantu

ibunya yang sedang hamil tua dan sakit. Jadi gadis kecil itu

merupakan anak yang benar-benar menghormati orang tua, dan

menyayangi orang tuanya. Tidak seperti anak-anak zaman sekarang

yang sering berani membantah orang tua. Sehinggah kita bisa ambil

pelajarannya dari kutipan di atas bahwa membantu kedua orang tua

adalah wajib bagi orang muslim. Karena Allah SWT menciptakan kita

79

di dunia ini melalui orangtua kita (ayah dan ibu). Dengan segala

pengorbanannya, kita harus selalu berbuat baik kepada mereka.

Terutama kepada ibu yang telah susah payah mengandung,

melahirkan, dan menyusui kita. Allah berfirman:

.........

Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, (Q.S. Al-Ahqaaf:15).

Ayat di atas menunjukkan betapa besar pengorbanan orangtua

khususnya seorang ibu. Tanpa mengesampingkan peran seorang ayah

yang telah berjuang memberi nafkah kepada keluarga. Ibu telah susah

payah mengandung, dengan kepayahan yang bertambah,

mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan buah hatinya, dan

menyapihnya selama tiga puluh bulan. Oleh karena itu, Allah

memerintahkan kepada kita untuk selalu berbuat baik kepada kedua

orangtua.

Demikianlah Allah menempatkan orang tua pada posisi yang

sangat istimewa sehingga berbuat baik kepada kedua orang tua

menempati posisi yang sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada

kedua orang tua akan menempati posisi yang sangat hina. Secara

khusus Allah juga mengingatkan kepada kita betapa besar jasa dan

80

perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat dan

mendidik.

4. Nilai pendidikan akhlak terhadap sesama

a. Menerima tamu

Adapun menurut penulis yang menunjukan nilai menerima tamu

pada novel ini sebagai berikut:

1) Tuan HK demi sopan santun berdiri, menyalami tangan dingin tanpa ekspresi itu......”(Liye, 2006: 98).

2) Bunda tersenyum, menarikkan kursi untuk Karang, dekat Melati. Lantas memanggil Salamah mendekat, memintanya membawakan piring tambahan, “Karang akan makan pagi bersama kita, tolong tambahkan makanannya, sala” (Liye, 2006: 98-99).

Kutipan di atas mengajarkan kita untuk menghormati tamu yang

datang kerumah dan salah satu cara menghormati tamu yaitu dengan

menyambut tamu dengan sopan santun dan berjabat tangan dengan

tamu yang datang kerumah kita dan apa yang di lakukan oleh bunda

HK patut untuk kita contoh karena Rasulullah SAW mengaitkan sifat

memuliakan tamu itu dengan keimanan terhadap Allah dan hari akhir

Rasulullah bersabdda:

ل خیرا أ و لیصمت, و من كا ن یؤ من من كان یؤمن با ہلل و الیو م اآل خر فلیق

با ہلل وا لیو م ا آلخر فلیكرم جا ره, ومن كا ن یؤ من با ہلل وا لیوم اآل خر فلیكر

ھ (رواه ا لبخا رى ومسلم) ضیف م

Artinya: “barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

81

Dari hadits di atas bahawa siapa tyang beriman kepada Allah

harus berbicara yang baik atau diam, dan siapa yang beriman pada

hari akhir maka Allah menyuruk kita untuk memulikan tamu.

Memuliakan tamu dilakukan antara lain dengan menyambut

kedatangannya dengan muka manis, sopan santu terhadap tamu,

berjabat tangan dan bertutur kata yang lemah lembut, mempersilahkan

duduk di tempat yang baik. kalau perlu disediakan ruangan khusus

untuk menerima tamu yang selalu dijaga kerapian dan keasriannya.

B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah

Karakteristik manusia dan kehidupan telah banyak menjadi objek

pembahasan. Al- Quran menerangkan bahwa manusia adalah mahkluk

paradoksal. Sifat yang melekat pada manusia ada dua macam yaitu sifat baik

dan sifat buruk.

1. Melati

Dia adalah tokoh utama dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, ia

merupakan anak yang periang, lucu dan suka bercanda. Disebabkan Melati

kehilangan indera penglihatan dan pendengarannya, maka aksesnya dengan

dunia sekitar pun harus terputus. Hal tersebut membuat Melati menjadi

keras kepala. Berikut cuplikannya:

a. Periang, lucu dan suka bercanda

“Bunda, bangun! Sudah pagi….” Melati berseru sambil melompat riang ke atas ranjang ukuran king-size. Tertawa. (Liye, 2013:4) ”Bunda, Bangun! Bunda Kesiangan, nih!” Jahil! Melati menarik selimut bundanya. Berteriak lagi........”(Liye, 2013:5)

82

“Bunda, mikir apa?” Melati menyeringai. Memutus lamunan. (Liye, 2013: 6).

Periang, lucu, dan bercanda merupakan sifat yang di miliki

seorang anak kecil sehingga membuat orang tua senang melihatnya.

Seperti Melati yang masih lucu dan menggemaskan, dan ia juga anak

yang periang yang suka bercanda pada bundanya.

b. Keras kepala

“BA …. BAAA…. MAAA” Berteriak lagi. Melati memukul-mukul meja dekat ranjang. Menaraik gagang telpon. Melemparnya sembarangan........” (Liye, 2013: 14).

Keras kepala merupakan perilaku yang tidak baik. Apalagi jika ketika

seorang anak dibiarkan memiliki sifat demikian maka, ia akan menjadi anak

yang tidak patuh ketika dinasehati. Seorang anak yang keras kepala memang

susah untuk di nasehati tetapi sebagai orang tua harus bersabar dan

menyanyangi anaknya agar anak tersebut tidak keras kepala.

2. Bunda HK

Bunda HK adalah sosok yang menjadi ibu dari Melati, ia menjadi seorang

ibu yang penuh tanggung jawab dan menjadi istri yang setia, taat kepada

suaminya. Bunda HK merawat Melati dengan penuh kasih sayang, dan

kesabaran. Berikut ini cuplikannya:

a. Penyayang

“Waktunya tidur, sayang” bunda berbisik serak, merengkuh tubuh Melati yang terlipat. Penuh kasih sayang......” (Liye, 2006: 139).

Dari cuplikan cerita di atas yang menggambarkan karakter bunda

HK sangat cocok sekali dengan nilai-niai kasih sayang terhadap anaknya

83

dalam islam. Memang menjadi seorang ibu dengan anak berkebutuhan

khusus sangat tidak mudah, bahkan terkadang menerima predikat itu saja

akan menjadi begitu berat bagi sebagian orang, namun berbeda dengan

bunda HK yang begitu menyayangi anaknya karena anak merupakan

amanah terbesar yang harus kita rawat, pelihara dan dididik dengan

sebaik-baiknya. Sebagai seorang ibu harus menyayangi anaknya dengan

sepenuh hati walaupun anak itu terlahir tidak sempurna kita sebagai

orang tua wajib memberikan kasih sayang yang penuh agar seorang anak

itu tumbuh dengan baik dan memiliki akhlak yang terpuji.

b. Sabar

“............Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar...........”(Liye, 2006: 8).

Dari cuplikan cerita di atas bahwa selain seorang ibu harus

memiliki sifat penyayang, juga seorang ibu harus memiliki kesabaran

dalam merawat dan mendidikan anaknya. Agar menjadi seorang anak

yang berguna bagi Bangsa dan Agama, seperti yang di lakukan oleh

bunda HK yang begitu sabar merawat anaknya yang memiliki

keterbatasan fisik dia tidak mengenal lelah untuk merawat putri semata

wayangnya, karena keterbatasan fisik yang dialami seorang anak itu

adalah ketetapan dari Allah sehingga kita harus bersabar dalam

mengahadapinya sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al Insaan ayat

24 sebagai berikut:

84

Artinya: Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.

c. Taat pada suami

Bunda mengangguk. Tersenyum, berjanji. Membimbing tuan HK melangkah keluar dari ruang makan.........” (Liye, 2006: 168).

Dari cuplikan cerita di atas menggambarkan bunda Hk sebagai

seorang istri yang mematuhi apa yang di minta suaminya yaitu tuan HK.

Dengan apa yang di lakukan bunda HK, kita sebagai seorang istri wajib

taat pada suaminya selama tidak dibawa ke maksiatan. Apabila suami

mengajak istrinya untuk mmeninggalkan kewajiban, maka istri berhak

menentangnya dengan cara yang bijaksana dan berusaha menyadarkan

kembali ke jalan yang benar.

Suami mendapatkan hak istimewa untuk dipatuhi istri mengingat

posisi suami adalah pemimpin dalam keluarga yang berkewajiban

menafkahi keluarganya.

3. Tuan HK

Tuan HK adalah ayah dari Melati, dia menjadi seorang ayah dan

pemimpin keluarga yang luar bisa, seorang ayah berkerja keras demi

menafkahi anak dan istrinya selain tegas tuan Hk sosok yang tegas dalam

mengambil keputusan dan seorang ayah yang menyayangi keluarga berikut

kutipannya:

85

a. Tegas

“APA YANG KAU LAKUKAN!” Tuan HK mendesis. Melangkah galak mendekati Karang............” (Liye, 2013: 103).

Dari cuplikan di atas bahwa kita harus memiliki sifat tegas dalam

menghadapi sesuatu masalah dihadapan kita. Seperti yang di lakukan

oleh tuan Hk terhadap karang yang berani membanting anaknya dan

seketika tuan HK marah dengan tangan mengepal dia tidak berfikir

panjang dia hanya ingin melindungi anaknya.

b. Pekerja keras

“Aku dua minggu lagi ke Frankurt, Yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana. Mungkin dua atau tiga minggu...........“ (Liye, 2013: 46).

Sepanggalan cerita di atasmengajarkan kita bahwa untuk

melakukan sesuatu itu harus dengansungguh-sungguh untuk mencapai

sesuatu yang diinginkan atau yang dicita citakan walaupun harus

meninggalkan keluarga demi menjalankan apa yang dikerjakan. Islam

menganjurkan umatnya untuk selalu bekerja keras untuk mencapai

sesuatu yang diinginkan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman

Allah Swt. Yang berbunyi:

Artinya: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (At Taubah : 105)

86

Ayat di atas mengajarkan kita untuk berkerja maka Allah,

rasulullah dan orang mukmin akan melihat perkerjan kita, dan apa yang

kita kerjakan akan dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT.

c. Penyayang keluarga

Tuan HK mencium kening Melati, berpamitan. ”Nanti sore Ayah pulang jam lima, sayang! .............….” (Tere-Liye, 2013: 282).

Dari cuplikan cerita di atas mengajarkan kita bahwa sebagai

seorang kepala rumah tangga harus menyayangi keluarganya dengan

sepenuh hati hingga menciptakan rasa aman dan kasih sayang dalam

keluarga agar perahu kehidupan mereka berlayar dengan baik dan jauh

dari ombak yang membuatnya bergocang begitu hebat. Seperti cuplikan

cerita di atas bahwa tuan HK sangat menyayangi anaknya dan keluarga

dengan cara mengajak mereka ke festival kembang api.

4. Karang

Karang adalah orang yang membantu keluarga tuan HK untuk menatasi

keterbatasan Melati, dia adalah sosok yang menyayangi anak-anak sehingga

dia membuat taman baca. Tapi semuanya itu hilang setelah Tragedi

tenggelamnya kapal yang telah menewaskan Qintan dan tujuh belas anak-

anak dari taman bacaan, membuat Karang berubah dan terlihat memiliki

peran antagonis. Karang lebih suka mabuk-mabukan. Pertemuan dengan

Melati membuat Karang kembali memiliki semangat dan rasa sayang yang

besar kepada anak-anak. Berikut kutipannya:

87

“Dengarkan aku, Sayang…. Kita akan membuat keadilan itu terlihat!.........”(Liye, 2013: 146).

Dari cuplukan cerita di atas bahwa Karang sangat menyayangi Melati,

sehingga menyakinkan Melati pasti bisa dan membuat keadilan itu terlihat,

Sehingga membuat Melati yang suka memberontak akhirnya luluh

didekapan Karang. jadi Seorang pendidik harus bisa menyayangi peserta

didiknya. Karena dengan begitu, ketika mereka berbuat hal yang tidak

menurut pada kita, pendidik akan sabar menasehati dengan penuh kasih

sayang. Peserta didik yang dididik dengan kekerasan tidak akan menjadi

lebih baik, karena sebenarnya mereka tertekan dengan perlakuan itu.

Sebaliknya, mereka akan lebih nyaman ketika diperlakukan dengan kasih

sayang. Ketika peserta didik merasa nyaman dengan perlakuan yang

diberikan, pendidik akan lebih mudah untuk memahami peserta didik.

Dengan memahami peserta didik, akan membantu memperlancar proses

pembelajaran.

5. Kinasih

Kinasih adalah sosok yang mengubah kehidupan karang menjadi orang

yang baik, dia merupakan gadis yang sholikah, setiap hari dia menggunakan

hijab. Kinasih digambarkan sebagai sosok gadis yang ramah, lemah lembut,

dan penyayang. berikut kutipannya:

a. Ramah

“Sudah seminggu , Bun. Sebenarnya dua hari lalu aku sudah mau berkunjung, menjenguk… Tapi masih ada keperluan mengurus izin praktik. Kinasih kangen Bunda. Kangen Melati. Kangen Tuan HK. Bahkan aku juga kangen masakan Salamah!............” (Liye, 2013: 34).

88

Dari cuplikan cerita di atas memgajarkan kita harus memiliki sifat

ramah terhadap semua orang terutama kelurga kita sendiri, seperti yang

di lakukan oleh Kinasih terhadap keluarga tuan HK yang sangat lemah

lembut dalam berkata.

b. Lemah, lembut dan penyayang

“Kau pergi tanpa bilang. Meninggalkan Taman Bacaan meninggalkan anak-anak, meninggalkan...” Kinasih menggigit bibirnya. Ia sebenarnya ingin bilang: meninggalkanaku (Liye, 2013: 216).

“Melati akan baik-baik saja, Bun…. Jika Bunda tetap yakin, maka ia pasti akan baik-baik saja.” Kinasih berbisik pelan. Tersenyum. Memotong cerita dua hari lalu. Mencoba membesarkan hati. (Liye, 2013: 39).

Kinasih merupakan sosok seorang muslim yang patut untuk

diteladani ia merupakan wanita yang sholikah, ramah, lemah, lembut dan

penyayang terhadap keluarganya. Tata bicara yang lemah lembut

membuat banyak orang menyukai dirinya, kita sebagai orang muslim

harus berbicara seopan terhadap siapa saja terutama pada orang yang

lebih tua dari kita.

6. Salamah

Salamah adalah seorang pembantu ruamh tangga yang setia terhadap

majikaannya, ia sangat menyayangi keluarga HK. Salamah digambarkan

sebagai pembantu yang pelupa, namun cekatan dalam berkerja. Berikut

kutipannya:

a. Pelupa

“..........Aduh, Salamah lupa lagi…..........” (Liye, 2013: 15).

89

Setiap manusia memang tidak bisa dipungkiri bahwa manusia

memiliki sifat pelupa, tapi dengan memperbanyak atau sering

membaca Al Qur’an daya ingat kita akan kuat. Daya ingat itu akan

menurun pada waktu kita memulai umur senja.

b. Setia

setia:“Apa Melati… apa Melati akan sembuh, Pak Guru?........” (Liye, 2013: 260).

Setia merupakan komitmen seseorang untuk tetap berada di

keputusannya, seperti yang di lakukan Salamah yang setia terhadap

keluarga tuan HK untuk menjadi pembantu rumah tangganya dan

merawat anak mereka yaitu Melati.

7. Ibu-ibu gendut

Ibu gendut merupakan sosok yang telah membesarkan Karang, dia adalah

sosok seorang ibu yang sangat lembut, penuh kasih sayang, dan penyabar.

Ibu-ibu gendut merupakan berperan penting dalam merubah sifat dan sikap

Karang.

a. Lembut dan sabar

Ibu-ibu gendut menelan ludah, berkata pelan, “ Kau tahu, ada anak yang memerlukan bantuanmu, Karang. Surat itu bilang. Mereka membutuhkanmu….” (Liye, 2013: 65).

Dengan apa yang di lakukan ibu gendut dalam merawat dan

menasehati Karang dengan penuh kelembutan dan kesabaran,

mengajarkan kita untuk bersikap lembut dan bersabar terhadap anak.

Karena anak merupaka titipan dari Allah yang harus kita jaga dengan

90

sebaik mungkin karena nanti di akhirat kelak akan menjadi pertanggung

jawaban orang tua terhadap anaknya di hadapan Allah.

b. Kasih sayang

“Kondisi kesehatanmu semakin memburuk, Karang! Sebaiknya malam ini kau beristirahat............” (Liye, 2013: 40).

Kasih sayang seorang ibu itu tidak akan terhenti sampai ibu

menutup mata menghadap sang kholik, seperti yang di lakukan oleh ibu

gendut terhadap Karang. Yang kondisinya lagi tidak sehat dan ibu gendut

dengan kasih sayang seorang ibu berusaha menyuruh Karang untuk

beristirahat.

8. Dokter Riyan

Dokter riyan merupakan ayah dari kinasih beliau sangat bertanggung

jawab dalam penuh atas keluarganya. Terbukti dengan Kinasih yang

merupakan anaknya juga menjadi seorang dokter. Sosoknya digambarkan

sebagai seorang pengagum dan tanggung jawab. Berikut kutipannya:

“Untuk ukuran seseorang yang tidak memiliki pendidikan akademis mendidik anak-anak, kau benar-benar hebat.......” (Liye, 2013: 290). “Papa masih di China, Bun…. Ada pertemuan di Perfektur Hanjin. Seminar, symposium, entahlah, tentang pengobatan tradisional. (Liye, 2013: 33)

Dari kutipan di atas bahwa dokter Riyan sangat terlihat bahwa dokter

Riyan sangat mengagumi sosok Seorang Karang yang tidak memiliki

pendidikan akademis mendidik anak tetapi bisa mengajar anak-anak.

Mengagumi sesuatu yang begitu hebat bisa memberi motivasi pada diri kita

91

untuk lebih maju dan berkembang. Selain dokter Riyan pengagum dia juga

seorang ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya.

C. Relevansi Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam pendidikan

pendidikan akhlak merupakan bagian dari pendidikan Islam, bahwasanya

tujuan utama pendidikan akhlak adalah menjadikan manusia yang bertakwa,

menyeimbangkan antara hubungan kepada Allah dan manusia serta

keseimbangan dunia akhirat. Islam merupakan agama yang sempurna, sehingga

setiap ajaran yang ada dalam Islam memiliki dasar pemikiran, begitu pula

dengan pendidikan akhlak. Adapun yang menjadi dasar pendidikan akhlak

adalah al-Qur.an dan al-Hadits, dengan kata lain dasar-dasar yang lain

senantiasa dikembalikan kepada al-Qur.an dan al-Hadits.

Pendidikan akhlak selalu memiliki relevansi dalam dunia pendidikan baik

pendidikan formal maupun non formal karena akhlak adalah hal yang

terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala

pengertian tingkah laku, tabi’at, karakter manusia yang baik maupun yang

buruk dalam hubungannya dengan sang Khaliq atau dengan sesama rnakhluk.

Semua aspek pendidikan ditujukan pada tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan

pendidikan ini dalam pandangan Islam banyak berhubungan dengan kualitas

mansuia yang berakhlak.

Jika rumusan dari tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan antara satu

dengan yang lainnya. Maka dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam

adalah terbentuknya seorang hamba Allah yang patut dan tunduk

melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya serta

92

memiliki sifat-sifat dan akhlak yang mulia. Rumusan ini menggambarkan

bahwa antara Pendidikan Islam dan Akhlak ternyata sangat berkaitan erat.

Pendidikan Islam merupakan sarana yang mengantarkan anak didik agar

menjadi orang yang berakhlak.

Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat dicapai dengan usaha

pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh, tidak ada manusia yang

mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila ia mendapatkan

pendidikan dan pembinaan akhlaknya secara baik. Pendidikan di RA, MI, MTS

dan MAN itu selalu berhubungan dengan nilai-nilai akhlak misalkan pada

ulangan akhir semester siswa harus mengerjakan dengan hati-hati agar

jawabannya tidak salah. Semua itu harus dikerjakan dengan penuh kesabaran,

optimis, tanggung jawab, dan jujur srhingga akan mendapatkan nilai yang

maksimal. Sehingga penanaman nilai-nilai akhlak harus ditanamkan sejak dini

agar pada waktu ada tugas dari sekolah mempunyai rasa tanggungjawab untuk

mengerjakannya.

Melalui novel Moga Bunda Disayang Allah ini, diharapkan nilai-nilai

pendidikan akhlak dapat tersampaikan dengan baik. Dengan metode bercerita

akan lebih mudah menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak, terutama pada

anak-anak. Agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dan

berakhlak mulia.

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian terhadap Novel Moga Bunda

Disayang Allah karya Tere Liye dengan kajian berupa nilai-nilai

pendidikan Akhlak, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Realitas yang ada saat ini, anak yang berkelainan atau yang sekarang

disebut sebagai anak berkebutuhan khusus masih banyak yang belum

mendapatkan hak atas pendidikannya dan dipandang sebelah mata

oleh sebagian orang. Sebagai contoh membiarkan anak normal

menikmati pendidikan sampai tinggi namun melarang anak ABK

untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan terkadang tak

jarang ada orang tua yang malu mengakui anaknya yang ABK.

Mereka justru diumpatkan di rumah tanpa memberi kesempatan untuk

menikmati bangku pendidikan (sekolah).

Anak dengan berkebutuhan khusus seperti mereka hidupnya sangat

tergantung pada orang lain. Melakukan segala sesuatu dengan bantuan

orang yang ada di sekelilingnya. Termasuk dalam hal sepele

sekalipun. Misalnya menyisir rambut, mengancingkan baju, memakai

baju dan sebagainya, sampai mereka mendapatkan pendidikan yang

layak dengan cara pendampingan yang khusus pula, karena anak yang

94

berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan agar mereka

bisa lebih hidup mandiri dan memiliki perilaku yang baik yang salah

satunya memberikan pendidikan akhlak kepada mereka sejak dini

2. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang diambil dalam novel Moga Bunda

Disayang Allah karya Tere Liye diantara lain: Nilai pendidikan akhlak

kepada Allah : percaya kepada Allah (tawakal, dan taqwa) , meyakini

nama-nama Allah (asmaul husna) , meyakini qada dan qadarnya

Allah, Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri : sabar, bersyukur,

tidak mudah putus asa, optimis, malu, sederhana, jujur, dan berkerja

keras. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga : hak, kewajiban dan

kasih sayang suami istri, kasih sayang dan tanggung jawab orang tua

terhadap anak, dan birrul walidain dan Nilai pendidikan akhlak

terhadap sesama : menerima tamu

3. Karakteristik tokoh yang ada dalam novel Moga Bunda Disayang

Allah diantaranya adalah: Melati (periang, lucu, suka bercanda, dan

keras kepala), Bunda HK ( penyayang, sabar, dan taat pada suami),

Tuan HK (tegas, pekerja keras, dan penyayang keluarga), Karang

(penyayang anak-anak), Kinasih (ramah, lemah, lembut, dan

penyayang), Salamah (pelupa, dan setia), Ibu-ibu gendut (lembut,

sabar, dan kasih sayang), Dokter Riyan (pengagum dan tanggung

jawab).

95

4. Relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Moga Bunda

Disayang Allah dalam pendidikan

Pendidikan akhlak selalu memiliki relevansi dalam dunia

pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal karena akhlak

adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak

mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, karakter manusia

yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan sang

Khaliq atau dengan sesama rnakhluk. Semua aspek pendidikan

ditujukan pada tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini

dalam pandangan Islam banyak berhubungan dengan kualitas mansuia

yang berakhlak.

Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat dicapai dengan

usaha pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh, tidak ada

manusia yang mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila

ia mendapatkan pendidikan dan pembinaan akhlaknya secara baik.

Pendidikan di RA, MI, MTS dan MAN itu selalu berhubungan dengan

nilai-nilai akhlak misalkan pada ulangan akhir semester siswa harus

mengerjakan dengan hati-hati agar jawabannya tidak salah. Semua itu

harus dikerjakan dengan penuh kesabaran, optimis, tanggung jawab,

dan jujur srhingga akan mendapatkan nilai yang maksimal. Sehingga

penanaman nilai-nilai akhlak harus ditanamkan sejak dini agar pada

waktu ada tugas dari sekolah mempunyai rasa tanggungjawab untuk

mengerjakannya.

96

Melalui novel Moga Bunda Disayang Allah ini, diharapkan

nilai-nilai pendidikan akhlak dapat tersampaikan dengan baik. Dengan

metode bercerita akan lebih mudah menanamkan nilai-nilai

pendidikan akhlak, terutama pada anak-anak. Agar anak-anak tumbuh

menjadi pribadi yang berkarakter dan berakhlak mulia.

B. Saran

Setelah mengadakan kajian tentang nilai-nilai pendidikan akhlak

dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye ada beberapa

saran yang peneliti sampaikan:

1. Bagi Orang tua

Hendaknya lebih bisa mengawasi putra-putri mereka. Ajarilah anak

melaksanakan ibadah sejak dini. Berilah perhatian dan kasih sayang.

Jadikanlah keluarga sebagai tempat berkembangnya ahklaqul karimah.

Serta mendorong anak untuk mencari ilmu dunia dan ilmu agam agar

mampu merealisasikan dirinya (self realization) serta mengamalkan

ajaran islam.

2. Bagi Perguruan Tinggi:

Dengan adanya pendidikan karakter dewasa ini di sekolah-sekolah,

hendaknya penerapan pendidikan karakter juga dapat berkembang

kedalam perguruan tinggi, terlebih lagi IAIN sebagai induk dalam

mengajari calon pendidik bangsa khususnya dibidang agama. Dengan

adanya para pendidik yang memiliki aqidah dan ahklaq yang semakin

97

matang maka diharapkan mampu menjadi benteng bagi arus

globalisasi yang semakin merusak moral para generasi muda.

3. Bagi Dunia Penelitian:

Banyak hal yang masih perlu dikaji tidak hanya melalui

lingkungan sekitar akan tetapi kita juga dapat mengkaji karya-karya

yang hebat yang diciptakan seseorang seperti novel misalnya. Semoga

karya literatur ini dapat berguna bagi penulis akan tetapi juga para

siswa,mahasiswa maupun para pendidik.

98

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Nur latifah Fakultas : Tarbiyah dan keguruan

Nim : 111-12-104 Progdi : PAI

P.A : MUH. Irfan Helmy, Lc. M.A.

No Jenis Kegiatan

Pelaksanaan

Jabatan

Nilai

1. Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) STAIN Salatiga

05-07 September 2012

Peserta 3

2. Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) Jurusan Tarbiyah Stain Salatiga oleh mahasiswa HMJ Tarbiyah

08-09 September 2012

Peserta 3

3. Seminar Nasional “peran lembaga perbankan syariah dengan adanya otoritas jasa keuangan oleh mahasiswa HMJ Syariah

29 November 2012

Peserta 8

4. Seminar Nasional “urgensi media dalam pergulatan politik” oleh mahasiswa Dinamika

29 September 2012

Peserta 8

5. Achievment motivation training dengan AMT, bangun karakter raih perstasi oleh mahasiswa JQH Dan LDK

12 September 2012

Peserta 2

6. Pra youth leadership training “surat cinta pembasmi galau” oleh mahasiswa KAMMI

06 Oktober 2012 Peserta 2

7. Seminar Regional “indonesia satu” oleh mahasiswa Sat 953 “KALIMOSODO”

29 Oktober 2012 Peserta 4

8. Orientasi dasar keislaman “membangun karakter keislaman bertaraf internasional di era globalisasi bahasa” oleh mahasiswa ITTAQO

10 September 2012

Peserta 2

9. Seminar entrepreneurship dan perkoperasian 2012 “explore your entrepreneurship talent” oleh mahasiswa MAPALA MITAPASA dan KSEI

11 September 2012

Peserta 2

10. Bedah buku “24 cara mendongkrak ipk” oleh UPT Perpustakan IAIN SALATIGA

5 Desember 2012 Peserta 2

11. Tabligh akbar bertanjuk “tafsir tematik dalam upaya menjawab persoalan israel dan palestina landasan QS Al Fath: 26-27”

1 Desember 2012 Peserta 2

12 UPT PERPUSTAKAAN OLEH Perpustakan IAIN SALATIGA

13 September 2012

peserta 2

13 Seminar Nasional “menumbuhkan jiwa entrepreneur generasi muda” oleh mahasiswa KOPMA FTAWA

27 Mei 2013 Peserta 8

14. Bedah buku “berhenti kerja semakin kaya” oleh rumah keluarga indonesia kota Salatiga

05 April 2013 Peserta 2

15. Ibtida LDK Darul Amal “mahasiswa rabbani pembangun peradaban negeri” oleh mahasiswa LDK

19-20 Oktober 2013

Peserta 2

16. Penerimaan anggota baru (PAB) JQH 2013 “kristalisasi nilai Qur’an menuju insan yang penuh hikmah” oleh mahasiswa JQH

23-24 November 2013

Peserta 2

17. Seminar kewirausahaan 21 Desember 2014 Peserta 2

“meraih kesuksesan dengan berwirausaha” oleh mahasiswa KAMMI

18. Tafsir tematik “konsep pemimpin ideal menurut Al Qur’an” oleh mahasiswa JQH

17 Mei 2014 Peserta 2

19. “mempertegas peran pendidikan dalam mencerahkan masa depan anak bangsa” HMI Cabang Salatiga

19 November 2014

Peserta 2

20. Talkshow pra nika “menjemput jodoh impian” oleh rumah keluarga indonesia salatiga

09 November 2014

Peserta 2

21. Seminar Nasional kewirausahan “ jiwa muda, berani berwirausaha” oleh DISPERINDAGKOP dan UMKM

30 Oktober 2015 Peserta 8

22. Seminar Nasional “ peran media massa terhadap kelestarian lingkungan hidup” oleh mahasiswa HMJ KPI IAIN SALATIGA

19 November 2015

Peserta 8

23. Seminar dan Bedah film “menggugah jiwa nasionalisme pemuda di era moderenitas” oleh mahasiswa HMI cabang Salatiga

14 November 2015

Peserta 2

24. Seminar regional pendidikan “menciptakan metode pendidikan agama islam yang ideal dalam proses membebaskan dan memerdekakan manusia” oleh mahasiswa HMJ PAI IAIN SALATIGA

12 November 2015

Peserta 2

25. Sk kepala perpustakaan. Di Madrasah Tahdibul Banin Tegalrejo.

07 Juli 2015 Kepala 12

26. Seminar Nasional “pembangunan karakter

9 April 2016 Peserta 8

Salatiga, 04 Januari 2017

Mengetahui

Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan kerjasama

Achmad Maimun, M.Ag.

NIP. 1970510 199803 1003

bangsa upaya mewujudkan generasi muda yang berbudaya untuk indonesia bermartabat” oleh mahasiswa HMI Cabang Salatiga

27. SEMINAR NASIONAL “Indonesia budayaku Indonesia warisanku (Salatiga Kota Pusaka)” oleh mahasiswa HMJ PGMI.

02 Juni 2016 Peserta 8

38 Pelantikan dan Dialog Interaktif oleh mahasiswa LDMI

21 September 2016

Peserta 2

TOTAL 112