bab ii tinjauan pustaka a. lingkungan kerja 1.repository.ump.ac.id/8340/3/vina nathania bab...

26
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Kerja 1. Definisi Lingkungan kerja Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar karyawan dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang diembankan kepadanya misalnya dengan adanya air conditioner (AC), penerangan yang memadai dan sebagainya. (Nitisemito dalam Nuraini 2013:97). Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas- tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik, penerangan dan lain- lain (Danang Sunyoto, 2012:43). Sedangkan menurut Sedarmayati (2009:21) definisi lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. 2. Lingkungan Kerja Fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja dimana dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik sendiri dapat dibagi dalam dua kategori. Kategori yang pertama adalah HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Upload: others

Post on 12-Aug-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lingkungan Kerja

1. Definisi Lingkungan kerja

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar karyawan

dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang diembankan

kepadanya misalnya dengan adanya air conditioner (AC), penerangan yang

memadai dan sebagainya. (Nitisemito dalam Nuraini 2013:97).

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para

pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-

tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik, penerangan dan lain-

lain (Danang Sunyoto, 2012:43).

Sedangkan menurut Sedarmayati (2009:21) definisi lingkungan kerja

adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan

sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan

kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

2. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang

terdapat di sekitar tempat kerja dimana dapat mempengaruhi karyawan

baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik

sendiri dapat dibagi dalam dua kategori. Kategori yang pertama adalah

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

10

lingkungan yang berhubungan langsung dengan karyawan dan berada di

dekat karyawan(seperti meja,kursi dan sebagainya). Kategori yang kedua

adalahlingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut

lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya:

temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran

mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. (Sedarmayanti, 2009:26).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik

Menurut (Sedarmayanti dalam Wulan, 2011:21) Menyatakan bahwa faktor

lingkungan kerja fisik adalah sebagai berikut :

a. Pewarnaan

b. Penerangan

c. Udara

d. Suara bising

e. Ruang gerak

f. Keamanan

g. Kebersihan

B. Kelelahan

1. Definisi kelelahan

Kelelahan adalah proses yang mengakibatkan penurunan

kesejahteraan, kapasitas atau kinerja sebagai akibat dari aktivitas kerja

(Mississauga, 2012).

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

11

Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai penurunan

efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang dapat disebabkan oleh

kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual),

kelelahan fisik umum, kelelahan syaraf, kelelahan oleh lingkungan yang

monoton, dan kelelahan oleh lingkungan kronis terus-menerus sebagai

faktor secara menetap (Widyasari,2010).

Kelelahan adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa lelah secara

fisik dan/atau mental, yang dapat disebabkan oleh :

a. Jam kerja yang panjang tanpa intervensi istirahat/periode penyembuhan

b. Aktifitas fisik yang kuat dan berkelanjutan

c. Usaha mental yang kuat dan berkelanjutan

d. Bekerja selama beberapa atau semua waktu alami untuk tidur (sebagai

akibat dari shift atau bekerja untuk waktu yang panjang)

e. Tidur dan istirahat yang kurang cukup (WSHCouncil, 2010).

2. Jenis-jenis kelelahan

Silaban dalam Putri (2008) menerangkan mengenai jenis-jenis

kelelahan dapat diklasifikasi menjadi 3 yaitu: proses dalam otot, waktu

terjadi kelelahan, dan penyebabnya yaitu:

a. Berdasarkan waktu kejadian

1. Kelelahan akut

Kelelahan akut terjadi pada aktifitas tubuh terutama yang

banyak menggunakan otot. Hal ini disebabkan karena suatu organ

atau seluruh tubuh bekerja secara terus menerus dan berlebihan.

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

12

Kelelahan dengan jenis ini dapat hilang dengan beristirahat cukup

dan menghilangkan gangguan-gangguannya.

2. Kelelahan kronis

Kelelahan kronis adalah kelelahan akut yang bertumpuk-

tumpuk. Hal ini disebabkan oleh adanya tugas terus-menerus tanpa

pengaturan jarak tugas yang baik dan teratur. Menurut Grandjean

dalam bukunya yang berjudul Fitting The Task to The Human,

kelelahan kronis berlangsung setiap hari dan berkepanjangan, dan

bahkan telah terjadi sebelum memulai suatu pekerjaan. Kelelahan

yang diperoleh dari tugas-tugas terdahulu belum hilang dan disusul

lagi dengan tugas berikutnya. Dengan beristirahat biasa belum bisa

menghilangkan kelelahan jenis kronis ini. Pekerja yang mengalami

kelelahan kronis ini sudah merasa lelah sebelum memulai pekerjaan,

ketika bangun tidur perasaan lelah masih ada.

b. Berdasarkan proses dalam otot

1. Kelelahan otot

Kelahan otot yaitu menurunya kinerja setelah mengalami stress

tertentu yang ditandai dengan menurunya kekuatan dan kelambatan

gerak.

2. Kelelahan umum

Kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya keinginan

untuk bekerja yang disebabkan oleh persyarafan ataupun psikis.

Kelelahan umum ialah suatu perasaan yang menyebar dan disertai

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

13

dengan penurunan kesiagaan dan kelambatan pada setiap aktivitas.

Kelelahan umum dicirikan dengan menurunya perasaan ingin

bekerja. Kelelahan umum disebut juga kelelahan fisik dan juga

kelelahan syaraf.

c. Berdasarkan penyebabnya

1. Faktor fisik dan psikologi di tempat kerja.

2. Faktor fisiologis yaitu akumulasi dari substansi toksin (asam laktat)

dalam darah dan faktor psikologis yaitu konflik yang menyebabkan

stress emosional yang berkepanjangan.

3. Kelelahan fisik (kelelahan karena kerja fisik); kelelahan patologis

(kelelahan yang ada hubunganya dengan penyakit); dan kelelahan

psikologis yang ditandai dengan menurunnya prestasi kerja, rasa

lelah dan ada hubunganya dengan faktor psikososial.

Menurut Muchinsky dalam Putri (2008), menyatakan ada empat tipe

kelelahan yakni:

a. Kelelahan otot (muscular fatigue)

disebabkan oleh aktivitas yang membutuhkan tenaga fisik yang

banyak dan berlangsung lama. Tipe ini berhubungan dengan

perubahan biokimia tubuh dan dirasakan individu dalam bentuk sakit

yang akut pada otot.

b. Kelelahan mental (mental fatigue)

berhubungan dengan aktivitas kerja yang monoton. Kelelahan ini

dapat membuat individu kehilangan kendali akan pikiran dan

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

14

perasaan, individu menjadi kurang ramah dalam berinteraksi dengan

orang lain, pikiran dan perasaan yang seharusnya ditekan karena

dapat menimbulkan konflik dengan individu lain menjadi lebih

mudah diungkapkan.

c. Kelelahan emosional (emotional fatigue)

dihasilkan dari stres yang hebat dan umumnya ditandai dengan

kebosanan. Kelelahan ini berasal dari faktor-faktor luar di tempat

kerja, perusahaan dapat mengatasi kelelahan ini dengan memberikan

pelayanan konseling bagi karyawan agar kelelahan emosional yang

dirasakan karyawan dapat teratasi dan performansi kerja karyawan

meningkat.

d. Kelelahan keterampilan (skills fatigue)

Berhubungan dengan menurunnya perhatian pada tugas-tugas

tertentu. Pada kelelahan tipe ini standar akurasi dan penampilan

kerja menurun secara progresif. Penurunan ini diperkirakan menjadi

penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja, sehingga karyawan

harus selalu diawasi dan diupayakan agar terhindar dari kelelahan ini

dengan pemberian waktu istirahat yang cukup.

3. Penyebab Kelelahan

Menurut Suma’mur (2009) terdapat lima kelompok sebab kelelahan yaitu:

a. Keadaan monoton.

b. Beban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental.

c. Keadaan lingkungan seperti cuaca kerja, penerangan dan kebisingan.

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

15

d. Keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau konflik.

e. Penyakit, perasaan sakit dan keadaan gizi.

4. Gejala-gejala kelelahan

Gambaran mengenai gejala kelelahan (fatigue symptom) secara

subjektif dan objektif antara lain : perasaan lesu, mengantuk dan pusing,

berkurangnya konsentrasi, berkurangnya tingkat kewaspadaan, persepsi

yang buruk dan lambat, tidak ada/berkurangnya gairah untuk bekerja,

menurunnya kinerja jasmani dan rohani (Budiono, 2013).

Menurut Muizzudin (2013) ada beberapa gejala akibat kelelahan

kerja antara lain, terjadi pelemahan kegiatan gejalanya dapat terlihat

seperti perasaan berat di kepala, lelah seluruh badan, merasa kacau pikiran,

menjadi mengantuk, pergerakan menjadi kaku dan canggung, berdiri tidak

seimbang, ingin sekali berbaring, selanjutnya terjadi pelemahan motivasi

gejala yang dapat dilihat antara lain susah berpikir, lelah berbicara,

menjadi gugup, tidak berkonsentrasi, cenderung untuk lupa, kurang

kepercayaan, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak

dapat tekun dalam pekerjaan, terakhir akan terjadi gambaran kelelahan

fisik akibat keadaan umum gejalanya antara lain sakit kepala, kekakuan di

bahu, merasa nyeri di punggung, merasa pernapasan tertekan, haus, suara

serak, terasa pening, tremor pada anggota badan, merasa kurang sehat.

5. Faktor-faktor individu yang dapat mempengaruhi kelelahan

Beberapa faktor individu yang dapat mempengaruhi kelelahan yaitu :

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

16

a. Faktor Internal

1. Usia

Subjek yang berusia lebih muda mempunyai kekuatan fisik dan

cadangan tenaga lebeih besar daripada yang berusia tua. Akan tetapi

pada subjek yang lebih tua lebih mudah melalui hambatan

(Setyawati, 2010).

2. Jenis kelamin

Ukuran tubuh dan kekuatan otot tenaga kerja wanita relatif kurang

dibanding pria. Secara biologis wanita mengalami siklus haid,

kehamilan dan menopause, dan secara sosial wanita berkedudukan

sebagai ibu rumah tangga (Suma’mur, 2009).

3. Psikis

Tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis sangat mudah

mengalami suatu bentuk kelelahan kronis. Salah satu penyebab dari

reaksi psikologis adalah pekerjaan yang monoton yaitu suatu kerja

yang berhubungan dengan hal yang sama dalam periode atau waktu

tertentu dan dalam jangka waktu yang lama.

4. Kesehatan

Kesehatan dapat mempengaruhi kelelahan kerja yang dapat dilihat

dari riwayat penyakit yang diderita. Beberapa penyakit yang dapat

mempengaruhi kelelahan, yaitu penyakit jantung, gangguan ginjal,

asma, tekanan darah rendah, hipertensi (Suma’mur, 2009).

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

17

5. Status perkawinan

Pekerja yang sudah berkeluarga dituntut untuk memenuhi tanggung

jawab tidak hanya dalam hal pekerjaan melainkan juga dalam hal

urusan rumah tangga sehingga resiko mengalami kelelahan kerja

juga akan bertambah (Inta, 2012).

6. Sikap kerja

Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana

kerja akan menentukan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja.

Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya

sikap menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangan harus

dihindarkan.

b. Faktor Eksternal

1. Masa kerja

Seseorang yang bekerja dengan masa kerja yang lama lebih

banyak memiliki pengalaman dibandingkan dengan yang bekerja

dengan masa kerja yang tidak terlalu lama. Orang yang bekerja lama

sudah terbiasa dengan pekerjaan yang dilakukannya sehingga tidak

menimbulkan kelelahan kerja bagi dirinya (Setyawati, 2010).

2. Beban kerja

Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban

yang dimaksud fisik, mental atau sosial. Seorang tenaga kerja

memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya dengan beban

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

18

kerja. Diantara mereka ada yang lebih cocok untuk beban fisik,

mental ataupun sosial (Suma’mur, 2009).

3. Shift kerja

Salah satu penyebab kelelahan adalah kekurangan waktu tidur

dan terjadi gangguan pada cyrcardian rhythms akibat jet lag atau

shift work. Cyrcardian rhythms dapat terganggu apabila mengalami

pergeseran, sementara (acute shift work, jet lag), menetap (shift

worker). Tubuh manusia yang seharusnya istirahat, tetapi karena

diharuskan bekerja maka keadaan ini akan memberikan beban

tersendiri dalam mempengaruhi kesiagaan seorang pekerja yang

dapat berkembang menjadi kelelahan karena pada malam hari semua

fungsi tubuh akan menurun sehingga menyebabkan kelelahan.

4. Penerangan

Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat

objek yang dikerjakan secara jelas dan cepat. Lebih dari itu,

penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang

lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan (Suma’mur,

2009). Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata

dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja, keluhan pegal di

daerah mata, dan sakit kepala, kerusakan indera mata, dan kelelahan.

5. Iklim kerja

Suhu yang terlalu rendah dapat menimbulkan keluhan kaku

dan kurangnya koordinasi sistem tubuh, sedangkan suhu yang terlalu

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

19

tinggi akan menyebabkan kelelahan akibat menurunnya efisiensi

kerja, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, aktivitas organ-

organ pencernaan menurun, suhu tubuh meningkat, dan produksi

keringat meningkat (Inta, 2012).

6. Dampak kelelahan

Dampak bagi pekerja yang mengalami kelelahan kerja adalah

menurunnya perhatian, perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan

sulit berfikir, penurunan motivasi untuk bekerja, penurunan kewaspadaan,

menurunnya konsenterasi dan ketelitian, performa kerja menjadi rendah,

kualitas kerja menurun, dan menurunnya kecepatan reaksi. Hal-hal

tersebut akan mengakibatkan banyak terjadi kesalahan sehingga pekerja

mengalami cedera, stres kerja, penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja, dan

akhirnya dapat mempengaruhi berkurangnya produktivitas (Budiono,

2003, Marif, 2013).

7. Pengendalian kelelahan

Penyebab kelelahan harus dikurangi dengan :

a. Kepemimpinan, yang menimbulkan motivasi dan semangat kelompok

serta efisiensi yang tinggi atas dasar kemampuan, keahlian, dan

ketrampilan.

b. Manajemen yang meningkatkan keserasian individu dan seluruh

masyarakat tenaga kerja

c. Perhatian terhadap keluarga tenaga kerja untuk mengurangi

permasalahan yang mungkin timbul.

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

20

d. Pengorganisasian kerja yang menjamin istirahat, rekreasi, variasi kerja,

dan volume kerja yang serasi dengan keperluan kerja.

e. Peningkatan kesejahteraan dan kesehatan kerja termasuk upah dan gizi

kerja.

C. Sistem Kerja Shift

1. Pengertian Kerja Shift

Pada umumnya yang dimaksudkan dengan kerja bergilir (Shift

work) adalah semua pengaturan jam kerja, sebagai pengganti atau

sebagai tambahan kerja siang hari sebagaimana yang biasa dilakukan.

Kerja shift disebutkan sebagai pekerjaan yang secara permanen, atau

sering pada jam kerja yang tidak biasa atau bekerja pada jam yang

berubah-ubah termasuk jam kerja yang tidak teratur (Depkes, 2008).

Shift kerja adalah pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga

kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi

atas kerja pagi, sore dan malam (Suma’mur, 2009).

2. Jenis-jenis Kerja Shift

Ada dua kelompok besar kerja shift, yaitu permanen dan rotasi.

Namun demikian dipandang dari sudut kesehatan yang penting ialah

apakah kerja shift itu mengandung unsur kerja malam atau tidak.

Pembagian berikutnya ialah sistem kerja shift terputus dan sistem shift

terus menerus. Sistem shift terputus berlangsung antara hari senin sampai

dengan jum’at atau antara hari senin sampai dengan hari sabtu. Sistem

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

21

shift terus-menerus berlangsung selama tujuh hari seminggu termasuk

hari-hari libur.

Menurut awal dan akhir jam kerja shift, lama satu shift, dan

keteraturannya sistem dapat dibagi sebagai berikut:

a. Sistem 3 shift biasa

Masing-masing pekerja akan mengalami 8 jam kerja yang sama

selama 24 jam: dinas pagi antara pukul 06.00-14.00, dinas sore antara

pukul 14.00-22.00 dan dinas malam antara pukul 22.00- 06.00.

b. Sistem Amerika

Menurut sistem ini dinas pagi mulai pukul 08.00-16.00, dinas sore

antara pukul 16.00-24.00 dan dinas malam antara pukul 24.00- 08.00.

Sistem ini memberikan keuntungan fisiologik dan sosial. Kesempatan

tidur akan banyak terutama pada pekerja pagi dan sore.

c. Sistem 12-12

Selama 12 jam dinas pagi dan selama 12 jam dinas malam. Jadwal

antara pukul 07.00-19.00 dan 19.00-07.00. Satu minggu kerja siang

dan satu minggu kerja malam. Bila pekerjaan shift dilakukan selama

ini, masing-masing baik siang atau malam, harus diikuti dengan

istirahat dua hari. (Kalbe, 2008).

3. Pembagian waktu sistem shift kerja

Berdasarkan Pasal 79 ayat 2 huruf a UU No.13/2003 shift kerja

diatur menjadi 3 (tiga) shift. Pembagian setiap shift adalah maksimum 8

jam per-hari, termasuk istirahat antar jam kerja. Jumlah jam kerja secara

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

22

akumulatif masing-masing shift tidak boleh lebih dari 40 jam per minggu

(Pasal 77 ayat 2 UU No.13/2003).

Dalam penerapannya, terdapat pekerjaan yang dijalankan

terusmenerus yang dijalankan dengan pembagian waktu kerja ke dalam

shift-shift. Menurut Kepmenakertrans No.233/Men/2003, yang dimaksud

dengan pekerjaan yang dijalankan secara terus menerus disini adalah

pekerjaan yang menurut jenis dan sifatnya harus dilaksanakan atau

dijalankan secara terus menerus. Tidak ada keseragaman waktu

shiftkerja, bermacam-macam perusahaan menggunakan shift yang

berbeda. Biasanya dalam sehari dibagi menjadi tiga shift masing-masing

selama delapan jam (Muchinsky,2007), yaitu Shift pagi pukul 07.00-

15.00, Shift siang pukul 15.00-23.00, dan shift malam pukul 23.00-07.00.

4. Dampak shift kerja

Disamping memiliki segi positif yaitu memaksimalkan sumber

daya yang ada, shift kerja akan memiliki resiko dan mempengaruhi

pekerja pada :

a. Aspek Fisiologis

Circadian rhythms adalah proses-proses yang saling

berhubungan yang dialami tubuh untuk menyesuaikan dengan

perubahan waktu selama 24 jam ( Tayyari dan smith 1997 dalam

Maurits, 2008). Circadian rhythms menjadi dasar fisiologis dan

psikologis pada siklus tidur dan bangun harian. Sehingga circadian

rhythms seseorang akan terganggu jika terjadi perubahan jadwal

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

23

kegiatan seperti perubahan shift kerja. Dengan terganggunya circadian

rhythms pada tubuh pekerja akan terjadi dampak fisiologis pada

pekerja seperti gangguan gastrointstinal, gangguan pola tidur dan

gangguan kesehatan lain.

b. Aspek Psikologis

Stress akibat shift kerja akan menyebabkan kelelahan (fatigue)

yang dapat menyebabkan gangguan psikis pada pekerja, seperti

ketidakpuasan dan stress.

c. Aspek Kinerja

Dari beberapa penelitian baik di Amerika maupun Eropa, shift

kerja memiliki pengaruh pada kinerja pekerja (Tayyari & Smith, 1997

dalam Maurits L.K, 2008). Kinerja pekerja, termasuk tingkat

kesalahan, ketelitian dan tingkat kecelakaan lebih banyak pada waktu

siang hari dari pada malam hari, sehingga dalam menentukan shift

kerja harus diperhatikan kombinasi dari tipe pekerjaan, sistem shift

dan tipe pekerja.

d. Domestik dan Sosial

Shift kerja akan berpengaruh negatif terhadap hubungan

keluarga seperti tingkat berkumpulnya anggota keluarga dan sering

berakibat pada konflik keluarga. Secara sosial, shift kerja juga akan

mempengaruhi sosisalisasi pekerja karena interaksinya terhadap

lingkungan menjadi terganggu.

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

24

D. Gangguan Tidur

Gangguan tidur merupakan masalah yang dialami seseorang terhadap

pemenuhan kebutuhan tidurnya. Kurang tidur dapat menimbulkan efek

negatif seperti menurunnya kemampuan berfikir dan bekerja, membuat

kesalahan, dan sulit untuk mengingat sesuatu (Amran dan Handayani, 2012).

Selain itu, tidur yang tidak adekuat juga dapat berdampak pada aspek

fisiologi seperti penurunan aktivitas sehari-hari, rasa capai, lemah, proses

penyembuhan lambat, daya tahan menurun, dan ketidakstabilan tanda-tanda

vital (Nurlela, 2009). Penting sekali mengetahui gangguan tidur apa yang

diderita seseorang. Hal ini dikarenakan gangguan tidur dapat memberikan

dampak negatif baik terhadap keselamatan maupun kesehatan. Pengetahuan

yang memadai mengenai gangguan tidur dapat menghindarkan diri dari efek

negatif serta dapat dilakukan upaya yang tepat untuk mengatasinya.

1. JENIS GANGGUAN TIDUR

Beberapa jenis gangguan tidur diantaranya berikut penjelasan

tentang beberapa gangguan tidur :

a. Insomnia Primer

Insomnia adalah salah satu gangguan tidur paling banyak

dijumpai (Durand & Barlow, 2007) yang terjadi selama paling sedikit

satu bulan dan tidak ada sebab yang jelas. Adapun identifikasi polanya :

Kesulitan pada waktu masuk tidur (insomnia onset), kesulitan untuk

tetap tidur (sering terbangun), bangun tidur terlalu awal (insomnia

terminal). Insomnia terdiri dari tiga jenis yaitu:

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

25

1. Jangka Pendek

Berakhir beberapa minggu dan muncul akibat pengalaman

stres yang bersifat sementara seperti kehilangan orang yang dicintai,

tekanan di tempat kerja, atau takut kehilangan pekerjaan. Biasanya

kondisi ini dapat hilang tanpa intervensi medis setelah orang tersebut

beradaptasi terhadap stresor (Stanley, 2007).

2. Sementara

Episode malam gelisah yang tidak sering terjadi yang

disebabkan oleh perubahan-perubahan lingkungan seperti jet lag,

suara bising, atau pengalaman yang menimbulkan ansietas (Stanley,

2007).

3. Kronis

Berlangsung selama 3 minggu atau lebih. Kondisi ini dapat

disebabkan oleh kebiasaan tidur yang buruk, masalah psikologis,

penggunaan obat tidur berlebihan, gangguan jadwal tidur bangun,

dan masalah keadaan lainnya.

b. Hipersomnia Primer

Insomnia melibatkan tidur yang tidak cukup, sedangkan

hipersomnia adalah masalah terlalu banyak tidur. Banyak orang yang

tidur sepanjang malam dan beberapa kali tidur di siang hari berikutnya

(Durad & Barlow, 2007). Seseorang dengan hipersomnia primer tidur

selama 10-12 jam pada malam hari dan tampak mengantuk dan tidur

disiang hari. Tidur sering kali merupakan suatu bentuk pelarian stres.

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

26

c. Narkolepsi Narkolepsi

Merupakan suatu gangguan yang lama/kronis (syarat minimum

untuk mendiagnosis adalah 3 bulan) dari suatu episode tidur disiang

hari yang singkat, sering dan menyegarkan, dan biasanya timbul

menjelang pubertas.

d. Apnea tidur

Terhentinya pernapasan selama tidur. Gangguan ini diidentifikasi

dengan gejala”mendengkur”, berhenti pernapasan minimal 10 detik,

dan rasa kantuk di siang hari yang luar biasa. Selama tidur, pernapasan

dapat berhenti. Pria dewasa dengan riwayat mendengkur yang keras dan

intermiten, yang juga obesitas dengan leher yang pendek dan besar

biasanya berisiko mengalami apnea tidur. Gejala apnea tidur antara lain

adalahdengkuran yang keras dan periodik, aktifitas malam hari yang

tidak biasa, seperti duduk tegak, berjalan dalam tidur, terjatuh dari

tempat tidur, gangguan tidur dengan sering terbangun di malam hari

(noctural waking), perubahan memori, depresi, rasa kantuk yang

berlebihan di siang hari, nocturia, sakit kepala di pagi hari, ortopnea

akibat apnea tidur (Stanley, 2007).

e. Gangguan Tidur Ritme Sirkadian

1. Irama Sirkadian

Irama sirkadian adalah siklus biologi tubuh selama 24 jam

yang mengerjakan fungsi-fungsi fisiologis, secara alami, tubuh

hendaknya beraktivitas disiang hari dan beristirahat di malam hari

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

27

jika pekerjaan mengharuskan bekerja di malam hari, perhatikan

irama tubuh anda sebisa mungkin berikan keseimbangan kerja dan

istirahat (Nindita, 2010).

Masing-masing orang mempunyai jam biologis sendiri-sendiri,

kehidupan mereka diatur menjadi sama dan seragam dalam daur

hidup 24 jam sehari. Pengaturan itu dilakukan oleh penangguh waktu

yang ada diluar tubuh seperti : Perubahan antara gelap dan terang,

kontak sosial, jadwal kerja dan adanya jam weker.

2. Macam-macam Gangguan Tidur Sirkadian

Gangguan tidur ritme sirkadian ini ditandai oleh tidur terusik

(baik insomnia atau perasaan mengantuk yang eksesif di siang hari

bolong) yang disebabkan oleh ketidakmampuan otak untuk

mensinkronkan pola tidurnya dan pola malam yang berlaku saat ini.

Kesinkronan dengan sirklus terjaga dan tidur yang normal

menyebabkan tidur orang terinterupsi ketika mereka benar-benar

berusaha untuk tidur dan merasa lelah di siang harinya.

Macam-macam Gangguan Tidur Sirkadian adalah sebagai

berikut :

a. Tipe jet lag

Sesuai namanya, disebabkan oleh penyebrangan beberapa

zona waktu dalam waktuyang relatif singkat. Orang-orang yang

mengalami jet lag biasanya melaporkan kesulitan tidur di waktu

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

28

yang tepat dan merasa kelelahan di siang harinya (Durand &

Barlow, 2007).

b. Tipe shift work

Berhubungan dengan jadwal kerja yang tidak teratur.

Akibatnya, mereka mungkin mengalami masalah tidur atau

mengalami perasaan mengantuk yang eksesif selama jam-jam

terjaga. Orang dengan gangguan tidur ritme sirkadian memiliki

resiko yang lebih besar untuk memiliki satu macam gangguan

keperibadian atau lebih (Durand & Barlow, 2007).

c. Tipe fase tidur terlambat

Ditandai oleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang

diinginkan. Gangguan ini sering ditemukan dewasa muda, anak

sekolah atau pekerja sosial. Orang-orang tersebut sering tertidur

(kesulitan jatuh tidur) dan mengantuk pada siang hari (insomnia

sekunder).

d. Tipe fase terlalu cepat tidur

Tipe ini sangat jarang, lebih sering ditemukan pada usia

lanjut,Gambaran tidur tampak normal tetapi penempatan jadwal

irama tidur sirkadian yang tidak sesuai.

e. Tipe bangun-tidur beraturan

f. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

29

2. Faktor-faktor Penyebab Gangguan Tidur

Beberapa faktor yang menjadi penyebab gangguan tidur menurut

beberapa ahli seperti Potter & Perry, 2010; Asmadi, 2008yaitu:

a. Obat dan substansi

Kantuk, insomnia dan kelelahan sering terjadi sebagai akibat

langsung dari obat umum yang diresepkan. Obat ini mengubah pola

tidur dan menurunkan kewaspadaan di siang hari, yang kemudian

menjadi masalah bagi individu. Obat-obatan yang dikonsumsi

seseorang ada yang berefek menyebabkan tidur, ada pula yang

sebaliknya menggangu tidur. Misalnya, obat golongan amfetamin akan

menurunkan tidur REM (Asmadi, 2008).

b. Gaya Hidup

Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan

tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyeyak. Sedangkan pada

kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih

pendek (Asmadi, 2008).

c. Pola tidur yang lazim

Kantuk patologis terjadi ketika individu perlu atau ingin terjaga.

Orang yang mengalami kurang tidur sementara sebagai hasil dari

aktifitas malam yang aktif atau jadwal kerja yang diperpanjang,

biasanya merasa mengantuk keesokan harinya. Kurang tidur yang

kronik jauh lebih seram dari gangguan tidur sementara dan

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

30

menyebabkan perubahan pada kemampuan untuk melakukan fungsinya

(Potter & Perry, 2010).

d. Stres emosional

Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan

sering menyebabkan frustasi ketika tidak dapat tidur. Stres juga

menyebabkan seseorang berusaha terlalu keras untuk dapat tertidur,

sering terbangun selama sirklus tidur, atau tidur terlalu lama. Hal ini

disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norefinefrin

darah melalui sistem saraf simpatik. Zat ini mengurangi tahap IV

NREM dan REM (Asmadi, 2008).

e. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang

untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang

dapat tidur nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan

gaduh akan menghambat seseorang tidur (Asmadi, 2008).

f. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih

banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien

kurang tidur atau tidak dapat tidur.

g. Diet

Makanan yang banyak mengandung L-Trifton seperti keju, susu,

daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur.

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

31

Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan

menganggu tidur (Asmadi, 2008).

E. Karyawan

Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa

keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan

berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang

ingin dicapai.

Menurut Malayu Hasibuan (2009) dalam buku Manajemen sumber

daya manusia, karyawan adalah ”penjual jasa (pikiran dan tenaga) dan

mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka

wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak

memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian”.

F. Mini Market

Mini market adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan

barang-barang kebutuhan sehari-hari secara eceran langsung kepada pembeli

akhir dengan cara swalayan yang luas lantai usahanya kurang dari 400 m2.

(Perda No.02/2009 Bab I mengenai Toko Modern). Jumlah item barang yang

dijual di mini market antara 3000 sanpai 5000 macam barang.

Pengertian Mini market Secara Kata merupakan gabungan dari kata,

“mini” dan “market”. Mini berarti “kecil” sedangkan market berarti

“pasar”. Jadi mini market adalah sebuah pasar yang kecil, atau diperjelas

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

32

menjadi sebuah tempat yang kecil tapi menjual barang-barang bervariatif dan

lengkap seperti di dalam pasar.

Mini market menerapkan sebuah sistem mesin kasir point of sale untuk

penjualannya, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket.

Berbeda dengan toko kelontong, Mini market menerapkan sistem swalayan,

dimana pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-rak mini

market dan membayarnya di meja mesin kasir. Sistem ini juga membantu

agar pembeli tidak berhutang.

Store Retailing juga bisa diklasifikasikan berdasarkan jumlah pelayanan

yang ditawarkan (amount of services) yaitu:

1. Swalayan (Self Service Retailing) Pelanggan melakukan sendiri proses

menemukan, membandingkan dan memilih barang yang akan dibeli.

2. Swapilih (Self Selection Retailing) Kategori ini pelayan dilibatkan dalam

proses menemukan suatu barang, meskipun pelayan tidak melakukan

pelayanan secara penuh.

3. Pelayanan Terbatas (Limited Services Retailing) Kategori ini lebih banyak

memberikan bantuan penjualan, karena para pengecer jenis ini mempunyai

lebih banyak informasi.

4. Pelayanan Penuh (Full Service Retailing) Memberikan pelayanan penuh

kepada konsumen. Pramuniaga siap membantu setiap proses menemukan,

membandingkan dan memilih produk yang akan dibeli.

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

33

G. Kerangka Teori Penelitian

Sumber : (Amran dan Handayani, 2012), (Sedarmayanti, 2009), (Muchinsky,

1997), (Suma’mur, 2009).

Lingkungan kerja Fisik

a. Pewarnaan

b. Penerangan

c. Udara

d. Suara

e. Ruang gerak

f. Keamanan

g. Kebersihan

Ritme Sirkadian

Kelelahan Kerja:

1. Masa kerja

2. Beban kerja

3. Shift kerja

4. Iklim kerja

Gangguan Tidur

Sistem kerja Shift :

1. Pagi : 07.00-15.00 WIB

2. Siang : 15.00-23.00 WIB

3. Malam : 23.00-0700 WIB

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

34

H. Kerangka Konsep

Variabel Bebas VariabelTerikat

I. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan dan kerangka konsep, maka hipotesis penelitian yang

ditetapkan yaitu :

Ha : Ada hubungan lingkungan kerja fisik dan kelelahan sistem kerja shift

dengan gangguan tidur pada karyawan mini market 24 Jam di

Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.

Ho :Tidak ada hubungan lingkungan kerja fisik dan kelelahan sistem kerja

shift dengan gangguan tidur pada karyawan mini market 24 Jam di

Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.

Gangguan Tidur Lingkungan Kerja fisik

dan Kelelahan

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA..., Vina Nathania, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018