bab ii tinjauan pustaka a. bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia bab ii.pdftinjauan...

30
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullying 1. Pengertian Bullying merupakan sebuah kondisi dimana telah terjadi penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh perseorangan ataupun kelompok. Penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan dilakukan pihak yang kuat tidak hanya secara fisik saja tetapi juga secara mental (SEJIWA, 2008). Istilah bullying merupakan suatu istilah yang masih terdengar asing bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia, walaupun pada kenyataannya perilaku tersebut telah terjadi dalam kurun waktu yang lama dan terjadi di berbagai segi kehidupan termasuk juga dunia pendidikan. Padahal tindakan bullying merupakan suatu fenomena yang tersebar di seluruh dunia (Sari Pedriatri, 2013) Bullying merupakan suatu pola perilaku yang bersifat negatif yang dilakukan secara berulang-ulang dan bertujuan negatif pula. Perilaku tersebut mengarah langsung dari anak yang satu ke anak yang lain karena adanya ketidakseimbangan kekuatan (Olweus dalam focus on bullying). Bullying is agresife, hurt full, and sometimes violent behavior that always involves an imbalance of power or strengeth” (Kathy, 2010). Bullying yaitu sebagai sebuah keinginan untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan dalam sebuah tindakan untuk membuat seseorang menderita dan dilakukan Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bullying

1. Pengertian

Bullying merupakan sebuah kondisi dimana telah terjadi

penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh

perseorangan ataupun kelompok. Penyalahgunaan kekuatan atau

kekuasaan dilakukan pihak yang kuat tidak hanya secara fisik saja tetapi

juga secara mental (SEJIWA, 2008). Istilah bullying merupakan suatu

istilah yang masih terdengar asing bagi kebanyakan masyarakat di

Indonesia, walaupun pada kenyataannya perilaku tersebut telah terjadi

dalam kurun waktu yang lama dan terjadi di berbagai segi kehidupan

termasuk juga dunia pendidikan. Padahal tindakan bullying merupakan

suatu fenomena yang tersebar di seluruh dunia (Sari Pedriatri, 2013)

Bullying merupakan suatu pola perilaku yang bersifat negatif yang

dilakukan secara berulang-ulang dan bertujuan negatif pula. Perilaku

tersebut mengarah langsung dari anak yang satu ke anak yang lain karena

adanya ketidakseimbangan kekuatan (Olweus dalam focus on bullying).

”Bullying is agresife, hurt full, and sometimes violent behavior that always

involves an imbalance of power or strengeth” (Kathy, 2010). Bullying

yaitu sebagai sebuah keinginan untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan

dalam sebuah tindakan untuk membuat seseorang menderita dan dilakukan

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

20

secara langsung oleh perorangan maupun kelompok yang lebih kuat, tidak

bertanggung jawab, berulang kali, dan disertai dengan perasaan senang

(Astuti, 2008).

Bullying adalah penyalahgunaan kekuatan yang disengaja dan

berulang-ulang oleh seorang anak atau lebih terhadap anak lain, dengan

maksud untuk menyakiti atau menimbulkan perasaan tertekan dan stres

(Soedjatmiko, 2013). Bullying adalah kekerasan fisik, verbal, atau

relational dilakukan berulang-ulang kepada seseorang yang tidak dapat

membela dirinya. Perilaku ini biasanya diarahkan secara langsung kepada

target dan dilakukan sepanjang waktu, ini melibatkan adanya perbedaan

kekuatan antara target dan pelaku (Olweus, 1993 dalam Sitasari, 2016).

Berdasarkan beberapa pengertian tentang bullying di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan suatu bentuk tindak

kekerasan yang bertujuan untuk menyakiti seseorang dengan unsur

kesengajaan yang dilakukan secara berulang-ulang dan dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan lebih kuat

terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih lemah.

2. Karakteristik Bullying

Adanya ketidakseimbangan kekuasaan dalam sekolah

memungkinkan menimbulkan tindakan bullying. Rigby (2007),

mengungkapkan beberapa alasan orang melakukan tindakan bullying,

antara lain:

a. Mereka merasa mampu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

21

b. Agresif dan impulsif, menganggap bullying adalah tindakan yang

“keren” dan menyenangkan.

c. Memiliki tingkat empati yang relatif rendah.

d. Berpikir bahwa beberapa orang (seperti kelompok yang berbeda etnis

atau ras) memang layak untuk diganggu.

e. Merasa tidak dihargai oleh orang lain dan terlalu dikekang oleh orang

tua.

f. Suasana yang membosankan di sekolah.

Menurut Rigby (2007), tindakan bullying mempunyai tiga

karakteristik yang terintegrasi, yaitu ada perilaku agresi yang

menyenangkan pelaku untuk menyakiti korban, tindakan itu dilakukan

secara tidak seimbang, sehingga menimbulkan perasaan tertekan pada

korban dan perilaku itu dilakukan secara berulang-ulang atau terus

menerus. Astuti (2008) mengatakan bahwa sekolah adalah tempat di mana

siswa dapat melakukan tindakan bullying dengan atau tanpa pengawasan

guru. Tempat yang umum terjadi tindakan bullying adalah di halaman

sekolah, di kelas, di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang jalan

antara sekolah dan rumah.

Astuti (2008) juga mencirikan sekolah yang mudah terdapat kasus

bullying pada umumnya berada dalam situasi sebagai berikut:

a. Sekolah dengan ciri perilaku diskriminatif baik dikalangan guru

maupun siswa.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

22

b. Kurangnya pengawasan dan bimbingan etika dari para guru dan

petugas sekolah.

c. Sekolah dengan kesenjangan besar antara siswa kaya dan miskin.

d. Adanya kedisiplinan yang sangat kaku atau yang terlalu lemah.

e. Bimbingan yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten.

3. Karakteristik Pelaku dan Korban Bullying

Pelaku bullying adalah anak-anak yang tidak memiliki rasa takut

atau perasaan takut mereka rendah. Adapun korban ialah anak-anak yang

tidak dapat melawan ketika diancam. Melalui tindakan bullying anak juga

dapat mengalihkan rasa dendam terhadap orang lain kepada korban (Jahja,

2011). Bully atau pelaku bullying adalah seseorang yang secara langsung

melakukan agresi baik fisik, verbal atau psikologis kepada orang lain

dengan tujuan untuk menunjukkan kekuatan atau mendemonstrasikan

kekuatan yang mereka miliki pada orang lain.

Khalsa (2008) mengatakan bahwa bullies lahir di rumah tetapi

korban sering muncul di sekolah. Bullies muda biasanya mempelajari cara

berperilaku terhadap orang lain yang tidak sehat sejak kecil. Bullies kecil

adalah anak hasil dari penurunan percaya diri awal, menganggap diri

mereka “besar” hanya jika dapat memperlihatkan penyalahgunaan

kekuatan mereka. Rasa percaya diri anak sering turun, sehingga

mnyebabkan agresi tersembunyi.

Astuti (2008) menyebutkan ciri-ciri pelaku dan korban bullying,

antara lain:

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

23

a. Ciri pelaku bullying, yaitu:

1) Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa di

sekolah.

2) Menempatkan diri di tempat tertentu di sekitar lingkungan sekolah.

3) Merupakan tokoh populer di sekolah.

4) Gerak-gerik seringkali dapat ditandai dengan: sering berjalan di

depan, sengaja menabrak, berkata kasar, menyepelekan atau

melecehkan.

b. Ciri korban bullying, yaitu:

1) Pemalu/pendiam/penyendiri.

2) Kurang unggul dalam bidang akademik.

3) Mendadak menjadi penyendiri/pendiam.

4) Sering tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak jelas.

5) Berperilaku aneh atau tidak biasa (takut/marah tanpa sebab,

mencoret-coret).

4. Bentuk Bullying

Menurut Rigby (2007), bullying yang dilakukan oleh sekelompok

orang maupun perseorangan dapat diklasifikasikan, sebagai berikut:

a. Bullying verbal adalah bentuk paling umum dari tindakan bullying,

cara yang dilakukan melalui bullying verbal dapat bermacam-macam

dari kata-kata secara halus sampai kasar, dari nama panggilan (name

calling) yang menghina, atau dengan penggunaan kata-kata kasar,

sindiran dan kritikan dari siswa yang lebih tua dan orang dewasa.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

24

b. Bullying nonverbal terjadi ketika pelaku berusaha untuk menyakiti

seseorang tanpa menampakkan diri atau mengungkapkan identitas diri.

Bullying gestural, dapat lebih bermacam-macam dari tanda jari dan

lidah yang dijulurkan kemudian melirikkan mata dengan wajah yang

sinis. Biasanya di dalam lingkungan sekolah, bullying secara fisik

paling umum dilakukan oleh anak laki-laki.

c. Bullying relasional lebih mengandalkan untuk membuat korban merasa

kurang nyaman dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasa senang

pada pelaku. Bullying dalam bentuk ini biasanya lebih sering dilakukan

oleh anak perempuan.

Tidak jauh berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Rigby,

Astuti (2008) juga mengklasifikasikan bentuk bullying menjadi dua jenis,

yaitu:

a. Bullying Fisik

Bullying fisik adalah jenis bullying yang kasat mata, siapapun bisa

melihat karena terjadi sentuhan atau kontak fisik antara pelaku dan

korban (Sugiariyanti, 2010). Contoh: menggigit, menarik rambut,

memukul, menendang, mengunci dan mengintimidasi korban di

ruangan atau dengan mengitari, memelintir, menonjok, mendorong,

mencakar, meludahi, mengancam, merusak kepemilikan.

b. Bullying Non-Fisik

Terbagi dalam bentuk verbal dan nonverbal, yaitu:

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

25

1) Verbal: bullying verbal adalah bentuk bullying yang juga bisa

terdeteksi karena melalui kata-kata dan bisa tertangkap indera

pendengaran (Sugiariyanti, 2010). Contoh: meledek, memaki,

menghina, menuduh, mengejek, mengancam atau mengintimidasi,

menghasut, berkata tidak sopan pada korban, menyebarluaskan

kejelekan korban.

2) Non-Verbal: disebut pula bullying psikologis, adalah jenis bullying

yang berbahaya karena tidak tertangkap mata atau telinga kita jika

tidak cukup peka untuk mendeteksi. Bentuk bullying seperti ini

terjadi secara diam-diam dan di luar pemantauan guru

(Sugiariyanti, 2010). Terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Langsung: gerakan (tangan, kaki, atau anggota badan lain)

kasar atau mengancam, menatap, muka mengancam,

memandang sinis, menggeram, hentakan mengancam,

mencibir, dan menakuti.

b) Tidak Langsung: diantaranya adalah mengasingkan, tidak

mengikutsertakan, mendiamkan, mengucilkan, curang, dan

sembunyi-sembunyi.

5. Faktor Penyebab Terjadi Bullying

Banyak faktor penyebab mengapa seseorang melakukan bullying.

Umumnya siswa yang melakukan tindakan bullying karena merasa

tertekan, terancam, terhina, dendam, dan sebagainya. Menurut Sugiariyanti

(2010), penyebab terjadinya tindakan bullying bisa dari berbagai faktor,

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

26

seperti budaya sekolah, sikap guru yang mengabaikan, memaafkan atau

bahkan mendukung agresi.

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh McCord & McCord

(Berkowitz dalam Astuti, 2008), menyebutkan bahwa penolakan,

pelecehan, kesalahan mendidik dan sikap keras orang tua pada anak

cenderung menyebabkan anak bertindak agresif, termasuk melakukan

tindakan bullying. Kebanyakan perilaku bullying berkembang dari

berbagai faktor tunggal yang menjadi penyebab munculnya tindakan

bullying. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Astuti (2008) bahwa

tindakan bullying terjadi karena beberapa faktor, yaitu:

a. Lingkungan sekolah yang kurang baik.

b. Senioritas tidak pernah terselesaikan.

c. Guru memberikan contoh kurang baik pada siswa.

d. Ketidakharmonisan di rumah.

e. Karakter anak.

6. Dampak Bullying

Menurut Elliot (2008), bullying memiliki dampak negatif bagi

perkembangan karakter anak, baik bagi si korban maupun pelaku.

Sementara kegagalan untuk mengatasi tindakan bullying akan

menyebabkan agresi lebih jauh. Akibat tindakan bullying pada diri korban

tidak hanya secara fisik namun bisa berdampak secara psikologis,

sehingga dapat timbul perasaan tertekan karena pelaku menguasai korban.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

27

Menurut Rigby (2007) kondisi ini menyebabkan korban mengalami

kesakitan fisik dan psikologis, kepercayaan diri (self-esteem) yang

merosot, malu, trauma, tak mampu menyerang balik, merasa sendiri, serba

salah dan takut sekolah (school phobia) karena anak merasa tidak ada

yang menolong. Dalam kondisi selanjutnya, korban mengasingkan diri

dari sekolah, menderita ketakutan sosial (social phobia), bahkan menurut

Field (dalam Astuti, 2008) korban bullying cenderung ingin bunuh diri.

Dampak yang paling ekstrim adalah secara psikologis, seperti timbulnya

rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri dan

gejala gejala gangguan stres pasca trauma (post-traumatic stress disorder).

Anak yang menjadi korban bullying atau tindakan kekerasan fisik, verbal

ataupun psikologis di sekolah akan mengalami trauma besar dan depresi

yang akhirnya bisa menyebabkan gangguan mental dimasa yang akan

datang. Gejala-gejala kelainan mental yang biasa muncul pada masa

kanak-kanak secara umum terbukti anak tumbuh menjadi orang yang

pencemas, sulit berkonsentrasi, mudah gugup dan takut, hingga tak bisa

bicara.

Di sisi lain menurut Field (dalam Astuti, 2008), apabila tindakan

bullying dibiarkan terjadi begitu saja, pelaku bullying akan belajar bahwa

tidak ada risiko apapun bagi mereka bila mereka melakukan kekerasan,

agresi maupun mengancam anak lain. Hal tersebut terjadi karena sikap

guru yang tidak peduli dengan tindakan bullying, sehingga siswa akan

semakin melancarkan agresi dan korban akan semakin terpuruk dengan

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

28

kondisi yang dialami jika tidak ada penanganan yang diberikan kepada

kedua pihak (pelaku dan korban bullying).

Sullivan (dalam Astuti, 2008) menyebutkan beberapa hal yang bisa

menjadi indikasi awal bahwa anak sedang mengalami bullying di sekolah,

antara lain:

a. Anak malas pergi ke sekolah.

b. Anak menunjukkan gejala kekhawatiran, sehingga ia sakit panas,

mengigau, pusing, sakit perut, terutama di pagi hari menjelang

berangkat ke sekolah.

c. Anak pulang sekolah dengan baju kotor atau ada yang rusak.

d. Anak terlihat tidak sabar meminta sejumlah uang.

e. Anak marah atau berperilaku aneh pada orang tua karena sebab yang

tidak jelas.

f. Anak terlihat cemas, sedih, depresi, mengancam.

g. Anak menghindar dari orang tua ketika ditanyai atau diajak berbicara.

h. Anak mulai mengerjakan suatu hal yang tidak biasa dikerjakan atau

aneh, seperti menyembunyikan sesuatu.

7. Masalah Bullying di Sekolah

Kasus bullying di sekolah ini bisa saja terjadi di semua jenjang

pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Pembagian jenjang pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya

pada Bab IV pasal 14 menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

29

yang berlaku di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar yang mencakup

tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), lalu

pendidikan menengah yang mencakup Sekolah Menengah Atas (SMA)

ataupun Kejuruan, dan terakhir pendidikan tinggi yang mencakup tingkat

Diploma, Strata Satu, dan seterusnya (Depdiknas, 2003).

Beberapa permasalahan anak yang sangat memungkinkan terjadi

bullying dengan berbagai bentuk dan tipologi bullying yang ada di sekolah

yaitu, memukul, mendorong, mencubit, mengancam, mempermalukan,

merendahkan, melihat dengan sinis, menjulurkan jari tengah, mendiamkan

seseorang, dan bentuk-bentuk lain dengan tipologi berbeda-beda yang

dilakukan antar siswa. Kekerasan bullying seperti ini bisa saja dilakukan

secara perorangan atau kelompok, mereka yang melakukan secara mandiri

biasanya memiliki kekuatan (power) berupa kekuatan fisik, ekonomi.

Sementara, mereka yang melakukan tindak kekerasan bullying yang

dilakukan secara kelompok, mereka melakukan tindakan tersebut karena

motif menunjukan rasa solidaritas. Misalnya, tawuran antar pelajar dapat

dilatarbelakangi karena siswa merasa menjadi satu golongan yang

membela teman. Fenomena ini disadari adanya seperti disebut Durkheim

sebagai “kesadaran kolektif” dalam kelompok siswa tersebut (Martono,

2012).

Terdapat beberapa alasan kasus bullying di sekolah ini kurang

banyak mendapatkan perhatian hingga akhirnya jatuh korban menurut

Prasetyo (2011) yaitu:

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

30

a. Efeknya tidak tampak secara langsung, kecuali bullying dalam bentuk

kekerasan fisik. Akan tetapi, ini pun tidak terendus karena banyak

korban yang tidak mau melaporkan kekerasan yang dialaminya, entah

karena takut, malu, diancam atau karena alasan-alasan lain.

b. Banyak kasus bullying yang secara kasat mata tampak seperti

bercandaan biasa khas anak-anak sekolah atau remaja yang dikira tidak

menimbulkan dampak serius. Ejekan-ejekan dan olok-olokan verbal

termasuk dalam kategori ini. banyak orangtua dan guru yang mengira

bahwa teguran saja mungkin sudah cukup untuk menyelesaikan

bercandaan bocah-bocah itu. Padahal luka psikis dan emosional yang

dialami korban kekerasan verbal itu jauh lebih dalam dan

menyakitkan.

c. Sebagian orangtua dan guru masih belum memiliki pengetahuan yang

memadai mengenai bullying dan dampaknya bagi kehidupan anak.

Sehingga sebagian orangtua dan guru benar-benar tidak tahu bahwa

ada masalah serius disekitar mereka.

Perlu adanya mekanisme penyelesaian khusus kasus bullying yang

terjadi di sekolah, seperti menyelenggarakan semacam konferensi

komunitas, membuat bentuk penalti nonfisik atau sanksi seperti menarik

hak-hak atau fasilitas yang diterima siswa atau skorsing dan pemecatan.

Departemen pendidikan harus memeperbaiki kinerja pendidikan di

Indonesia baik dari kurikulum maupun sarana-prasarana agar para siswa

tidak lagi menjadi tertekan secara psikologis berkaitan dengan pendidikan

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

31

di sekolah. Selain itu juga harus mempunyai kebijakan tentang bullying di

sekolah. Masalah bullying dianggap belum menjadi masalah sosial, maka

penanganan kekerasan di sekolah saat ini menjadi subyek hukum kriminal

biasa yang penangannya disamakan dengan kriminal umumnya (Martono,

2012).

Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disiapkan cara untuk

mengurangi kemungkinan atau pencegahan agar tidak menjadi sasaran

tindakan bullying, diantaranya menurut Coloroso (2007):

a. Membantu anak kecil dan remaja menumbuhkan self esteem (harga

diri) yang baik. Anak ber-self esteem baik akan bersikap dan berpikir

positif, menghargai dirinya sendiri, menghargai orang lain, percaya

diri, optimis, dan berani mengatakan haknya.

b. Mempunyai banyak teman, bergabung dengan group yang memiliki

kegiatan positif atau berteman dengan siswa yang sendirian.

c. Kembangkan ketrampilan sosial untuk menghadapi bullying, baik

sebagai sasaran atau sebagai bystander (saksi), dan bagaimana mencari

bantuan jika mendapat perlakuan bullying.

B. Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008) kata “tahu” memiliki beberapa pengertian, antara lain

yaitu mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dan

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

32

sebagainya), mengenal, dan mengerti. Kata “pengetahuan” itu sendiri

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) juga memiliki arti, yaitu

segala sesuatu yang diketahui, kepandaian atau segala sesuatu yang

diketahui berkenaan dengan hal tertentu. Seseorang dikatakan tahu

terhadap sesuatu hal, apabila orang tersebut telah mengetahui dan mengerti

tentang sesuatu hal tersebut (Depdiknas, 2008).

Menurut kamus psikologi (Reber & Reber, 2010), pengetahuan

(knowledge) memiliki makna kolektif, yaitu kumpulan informasi yang

dimiliki sesorang atau kelompok atau budaya tertentu. Pengertian lain

menyebutkan bahwa pengetahuan adalah komponen-komponen mental

yang dihasilkan dari semua proses apa pun, sejak lahir dari bawaan atau

dicapai melalui pengalaman. Istilah ini digunakan di dua pengertian

dengan implikasi yang jelas kalau pengetahuan memang dalam atau

mendalam, dan bahwa pengetahuan lebih dari sekedar ringkasan disposisi

untuk merespon atau sekumpulan respons yang dikondisikan.

Menurut Tafsir (2009), pengetahuan adalah semua yang diketahui.

Tafsir (2009) membagi pengetahuan menjadi tiga macam yaitu,

pengetahuan sains, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan mistik.

Pengetahuan sains adalah pengetahuan yang logis dan didukung oleh bukti

empiris. Pengetahuan filsafat adalah pengetahuan yang abstrak logis, dan

dapat dipertanggung jawabkan kepada semua orang. Pengetahuan mistik

adalah pengetahuan yang didasarkan pada bukti empiris tetapi tidak logis

dan tidak ilmiah.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

33

Endraswara (2012), menyatakan bahwa pengetahuan (knowledge)

adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan

pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pengetahuan masih

pada tataran indrawi dan spontanitas, belum di tata melalui metode yang

jelas. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif, dan intuitif.

Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara

pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek.

Notoatmodjo (2007) berpendapat bahwa pengetahuan merupakan

hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt

behavior). Pengetahuan seseorang dikumpulkan dan diterapkan mulai dari

tahap-tahap, yaitu; (1) kesadaran (awarnes), (2) ketertarikan (interest) (3)

pertimbangan (evaluation), (4) percobaan (trial), di mana subjek mulai

mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh

stimulus, dan (5) adopsi (adoption), di mana subjek telah berperilaku baru

sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan

secara umum definisi pengetahuan, yaitu segala sesuatu yang diketahui,

dikenal dan diingat berkenaan dengan hal tertentu yang ditangkap melalui

pengindraan berdasarkan pada kebenaran atau kondisi yang sebenarnya.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

34

2. Sumber Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh melalui proses kognitif, di mana seseorang

harus mengerti atau mengenali terlebih dahulu suatu ilmu pengetahuan

agar dapat mengetahui pengetahuan tersebut. Rachman (2008)

mengemukakan beberapa sumber dari pengetahuan, yaitu:

a. Pengetahuan Wahyu (Revealed Knowledge)

Manusia memperoleh pengetahuan dan kebenaran atas dasar wahyu

yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Pengetahuan wahyu

bersifat eksternal, artinya pengetahuan tersebut berasal dari luar

manusia.

b. Pengetahuan Intuitif (Intuitive Knowledge)

Pengetahuan intuitif diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri,

pada saat ia mengahayati sesuatu. Intuisi secara umum merupakan

metode untuk memperoleh pengetahuan tidak berdasarkan penalaran

rasio, pengalaman, dan pengamatan indera.

c. Pengetahuan Rasional (Rational Knowledge)

Pengetahuan rasional merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan

latihan rasio/akal semata, tidak disertai dengan observasi terhadap

peristiwa-peristiwa faktual.

d. Pengetahuan Empiris (Empirical Knowledge)

Pengetahuan empiris diperoleh atas bukti penginderaan dengan

penglihatan, pendengaran, dan sentuhan-sentuhan indera lainnya,

sehingga memiliki konsep dunia di sekitar kita.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

35

e. Pengetahuan Otoritas (Authoritative Knowledge)

Pengetahuan otoritas diperoleh bukan karena kita telah mengeceknya

di luar dari diri kita, melainkan telah dijamin oleh otoritas (suatu

sumber yang berwibawa, memiliki wewenang, memiliki hak) di

lapangan.

3. Tingkatan Pengetahuan

Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa pengetahuan yang

dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik terhadap

suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab

itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

Pengukuran bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari, antara lain:

menyebutkan, menguraikan, menyatakan.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan

materi objek yang diketahui secara benar. Orang yang telah paham

terhadap suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

36

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (riil).

Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dilihat dari penggunaan kata-kata kerja; dapat

menggunakan (membuat bagian), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk melakukan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

37

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada dua faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu

faktor internal yang meliputi status kesehatan, intelegensi, perhatian,

minat, dan bakat. Sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga,

masyarakat, dan metode pembelajaran (Notoatmodjo, 2007).

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

menurut Wawan dan Dewi (2010) antara lain :

a. Faktor internal

1) Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat untuk mencapai keselamatan

dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan

informasi yang akhirnya dapat mempengaruhi seseorang. Pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga

3) Umur

Semakin cukup umur individu, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja

4) Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak

akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

38

b. Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

5. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subyek

penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat tersebut di atas.

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2007):

a. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar > 75% dari seluruh

pernyataan.

b. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari

seluruh pernyataan.

c. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar < 56% dari

seluruh pernyataan

C. Guru

1. Pengertian

Pengertian guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008),

yaitu orang yang pekerjaan (mata pencaharian, profesi) mengajar. Guru

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

39

tidak hanya memiliki tugas mengajar, guru juga memiliki tugas untuk

mendidik, membimbing, memotivasi, serta mengawasi perilaku siswa.

Guru memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam menjaga siswa

saat melakukan kegiatan di dalam kelas maupun di luar kelas dan

mencontohkan hal yang baik pada siswa.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 6, pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,

widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai

dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pendidikan. Sedangkan dalam pasal 1 UU No. 14 tahun 2005 tentang guru

dan dosen, yaitu guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Usman (2008), guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih,

dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar menarik, aman,

nyaman, dan kondusif di kelas, keberadaannya di tengah-tengah siswa

dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan, dan kejenuhan belajar

yang serasa berat diterima oleh siswa.

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

secara umum bahwa guru merupakan suatu profesi atau pekerjaan

seseorang yang memiliki tugas, yaitu bertanggung jawab sebagai

fasilitator, motivator dan evaluator dalam memberikan pengajaran,

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

40

pengarahan, bimbingan, serta ilmu pengetahuan kepada siswa sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai dalam semua tingkat jenjang pendidikan

(tingkat dasar, menengah, dan tinggi) baik formal maupun nonformal.

2. Karakteristik Kepribadian Guru

Kepribadian dalam arti sederhana yaitu sifat hakiki individu yang

tercermin pada sikap dan perbuatan yang membedakan dirinya dari yang

lain. McLeod (dalam Syah, 2008) mengartikan kepribadian (personality)

sebagai sifat khas yang dimiliki seseorang. Dalam hal ini, kata lain yang

sangat dekat artinya dengan kepribadian adalah karakter dan identitas.

Menurut tinjauan psikologi, kepribadian pada prinsipnya adalah susunan

antara aspek perilaku mental (pikiran dan perasaan) dengan aspek perilaku

behavioral (perbuatan nyata). Aspek-aspek ini berkaitan secara fungsional

dalam diri seorang individu, sehingga membuat individu bertingkah laku

secara khas dan tetap (Reber dalam Syah, 2008).

Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru

dalam menggeluti profesinya, meliputi (Syah, 2008):

a. Fleksibilitas Kognitif Guru

Fleksibilitas kognitif merupakan kemampuan berpikir yang diikuti

dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu.

Guru yang fleksibel ditandai dengan keterbukaan berpikir dan

beradaptasi. Seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis ketika

mengalami dan mengenali suatu objek atau situasi tertentu.

Fleksibilitas guru dalam PBM terdiri atas 3 dimensi, yakni dimensi

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

41

karakteristik pribadi guru, dimensi sikap kognitif guru terhadap siswa,

dan dimensi sikap kognitif guru terhadap materi pembelajaran dan

metode mengajar.

b. Keterbukaan Psikologis Guru

Guru yang terbuka secara psikologis ditandai dengan kesediaan yang

relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor

ekstern seperti siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan

tempat bekerja. Disamping itu, guru menerima kritik dengan ikhlas

dan juga memiliki empati. Keterbukaan psikologis sangat penting bagi

guru sebagai panutan siswa. Ada beberapa signifikansi yang

terkandung dalam keterbukaan psikologis guru, antara lain:

1) Keterbukaan psikologis merupakan prasyarat penting yang perlu

dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain.

2) Keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana

hubungan antar pribadi guru dan siswa yang harmonis, sehingga

mendorong siswa untuk mengembangkan diri secara bebas dan

tanpa ganjalan.

3. Kompetensi Profesionalisme Guru

Menurut Syah (2008), pengertian dasar kompetensi adalah

kemampuan atau kecakapan. Kompetensi guru merupakan kemampuan

seorang guru dalammelaksanakan kewajiban-kewajiban seorang guru

secara bertanggung jawab dan layak. Jadi, kompetensi profesionalisme

guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

42

menjalankan profesi keguruan. Guru dalam menjalankan kewenangan

profesional dituntut untuk memiliki keanekaragaman kecakapan

(competencies), yang meliputi:

a. Kompetensi kognitif guru (kecakapan ranah cipta)

Kompetensi ranah cipta merupakan kompetensi utama yang wajib

dimiliki oleh setiap guru profesional. Baik pengetahuan yang bersifat

deklaratif maupun yang bersifat prosedural.

b. Kompetensi afektif guru (kecakapan ranah rasa)

Kompetensi ranah afektif guru bersifat tertutup dan abstrak, meliputi

seluruh fenomena perasaan dan emosi, seperti: cinta, senang, sedih,

dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain. Sikap dan

perasaan diri, meliputi: self-concept dan self-esteem, self efficacy dan

contextual efficacy, attitude of self-acceptance dan others acceptance.

c. Kompetensi psikomotor guru (kecakapan ranah karsa)

Kompetensi psikomotor guru meliputi segala keterampilan atau

kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaanya berhubungan

dengan tugas-tugas selaku pengajar.Kompetensi ranah karsa guru

terdiri atas kecakapan fisik umum dan kecakapan fisik khusus. Selain

itu, ada pula kecakapan ranah karsa guru yang khusus, yaitu

keterampilan ekspresi verbal (pernyataan lisan) dan keterampilan

ekpresi nonverbal (pernyataan tindakan).

D. Sekolah Dasar

1. Konsep Sekolah Dasar

Pendidikan dapat berlangsung di sekolah sebagai institusi

pendidikan formal, yang diselenggarakan melalui proses belajar mengajar.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

43

Suparlan (2008) menyatakan bahwa “menurut pendekatan dari sudut

pandang sempit, pendidikan merupakan seluruh kegiatan yang

direncanakan serta dilaksanakan secara teratur dan terarah di lembaga

pendidikan sekolah”. Suharjo (2006) menyatakan bahwa “sekolah dasar

pada dasarnya merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan

program pendidikan enam tahun bagi anak-anak usia 6-12 tahun.”

Hal senada juga diungkapkan Ihsan (2008) bahwa “sekolah dasar

sebagai satu kesatuan dilaksanakan dalam masa program belajar selama 6

tahun.” Mencermati pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa sekolah

dasar merupakan jenjang pendidikan yang berlangsung selama enam

tahun. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa “jenjang pendidikan dasar dan menengah

adalah jenis pendidikan formal untuk peserta didik usia 7 sampai 18 tahun

dan merupakan persyaratan dasar bagi pendidikan yang lebih tinggi”. Jika

usia anak pada saat masuk sekolah dasar, merujuk pada definisi

pendidikan dasar dalam undang-undang tersebut, berarti pengertian

sekolah dasar dapat dikatakan sebagai institusi pendidikan yang

menyelenggarakan proses pendidikan dasar selama masa enam tahun yang

ditujukan bagi anak usia 7-12 tahun. Batasan usia 7-12 tahun inilah yang

digunakan peneliti dalam melakukan penelitian.

2. Tujuan Sekolah Dasar

Proses pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan atau

bagian integral dari pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai

subjek sekaligus objek pembangunan. Dengan demikian, pendidikan harus

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

44

mampu melahirkan SDM yang berkualitas dan tidak menjadi beban

pembangunan dan masyarakat, yaitu SDM yang menjadi sumber kekuatan

atau sumber pengerak (driving forces) bagi seluruh proses pembangunan

dan kehidupan masyarakat. Sekolah memainkan peran yang sangat penting

sebagai dasar pembentukan sumber daya manusia yang bermutu. Melalui

sekolah, anak belajar untuk mengetahui dan membangun keahlian serta

membangun karakteristik mereka sebagai bekal menuju kedewasaan.

Suharjo (2006) mengemukakan tujuan pendidikan sekolah dasar

sebagai berikut:

a. Menuntun pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, bakat

dan minat siswa.

b. Memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang

bermanfaat bagi siswa.

c. Membentuk warga negara yang baik.

d. Melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan di SLTP.

e. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar bekerja di

masyarakat.

f. Terampil untuk hidup di masyarakat dan dapat mengembangkan diri

sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.

Tujuan pendidikan sekolah dasar lainnya dikemukakan oleh Eka

(2014) yaitu:

a. Memberikan bekal kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

45

b. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat

bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya.

c. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan di SLTP.

Jika dicermati, tujuan pendidikan SD yang dikemukakan oleh Suharjo dan

Eka memiliki kesamaan yaitu bahwa sekolah dasar diselenggarakan untuk

mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan

dan keterampilan dasar bagi anak yang diperlukan untuk hidup dalam

masyarakat. Selain itu, pendidikan sekolah dasar bertujuan

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tingkat

menengah.

3. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

a. Perkembangan Fisik dan Kognitif

Masa sekolah dasar berlangsung antara usia 6 – 12 tahun. Masa

ini sering disebut juga masa sekolah, yaitu masa matang untuk belajar

atau sekolah. Pada masa ini anak-anak lebih mudah diarahkan, diberi

tugas yang harus diselesaikan, dan cenderung mudah untuk belajar

berbagai kebiasaan seperti makan, tidur, bangun, dan belajar pada

waktu dan tempatnya dibandingkan dengan masa pra sekolah. Dilihat

dari karateristik anak pertumbuhan fisik dan psikologisnya anak

mengalami pertumbuhan jasmaniah maupun kejiwaannya.

Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak berlangsung secara teratur

dan terus menerus kearah kemajuan. “Anak SD merupakan anak

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

46

dengan katagori banyak mengalami perubahan yang sangat drastis baik

mental maupun fisik” (Sugiyanto, 2010).

b. Hubungan Orang Tua dan Anak SD

Ihsan (2008) menyatakan bahwa tanggung jawab pendidikan

yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak

antara lain:

1) Memelihara dan membesarkannya.

2) Melindungi dan menjamin kesehatannya.

3) Mendidik dengan berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang

berguna bagi hidupnya.

4) Membahagiakan anak dunia dan akhirat dengan memberikannya

pendidikan anak. Dari penyataan ini, dapat dijelaskan bahwa orang

tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak.

Pendidikan yang diberikan oleh orang tua adalah bentuk perhatian

orang tua terhadap anaknya untuk memasuki masa depan yang

lebih baik.

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

47

E. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi : Notoatmodjo (2007), Astuti (2008), SEJIWA (2008), Usman

(2008), Sugiariyanti (2010), Wawan dan Dewi (2010)

Sekolah Dasar

Perilaku Bullying

Rendahnya pengawasan

dan sikap guru yang tidak

peduli pada tindakan

bullying di lingkungan

sekolah

Sumber: Sugiariyanti (2010)

Faktor yang menyebabkan terjadinya

perilaku bullying :

1. Lingkungan sekolah yang kurang

baik

2. Senioritas tidak pernah

terselesaikan

3. Guru memberikan contoh kurang

baik pada siswa

4. Ketidakharmonisan di rumah

5. Karakter anak

Sumber: Astuti (2008), SEJIWA (2008)

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan :

1. Faktor Internal

a. Tingkat pendidikan

b. Pekerjaan

c. Umur

d. Informasi

2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan

b. Sosial Budaya

Sumber: Wawan & Dewi (2010)

Pengetahuan Guru Tentang

Perilaku Bullying

Sumber: Notoatmodjo

(2007), Usman (2008)

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bullyingrepository.ump.ac.id/4430/3/devi kurnia BAB II.pdfTINJAUAN PUSTAKA . A. Bullying 1. Pengertian . ... di kamar mandi sekolah, di kantin, dan sepanjang

48

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan dasar pemikiran yang memberikan

penjelasan tentang dugaan yang tercantum dalam hipotesa (Saryono, 2010).

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Pengertian Bullying

Pengetahuan Guru: Kurang

Cukup

Baik

Karakteristik Bullying

Bentuk Bullying

Penyebab Bullying

Dampak Bullying

Gambaran Tentang Pengetahuan..., Devi Kurnia, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017