bab ii tinjauan pustaka a. kinerja 1. pengertian...

30
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Hasil yang dicapai (prestasi) seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan pada suatu organisasi disebut kinerja. Kinerja menampakan kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang dikerjakan agar menghasilkan kinerja yang baik, seseorang harus memiliki kemampuan, kemauan, usaha serta dukungan dari lingkungan. Kemauan dan usaha menghasilkan motivasi, kemudian setelah ada motivasi seseorang akan menampilkan perilaku untuk bekerja. Pengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct) yang bersifat multidimensional, pengukurannya juga bervariasi tergantung pada kompleksitas faktor-faktor yang membentuk kinerja. Menurut pendapat penulis arti kinerja berdasarkan pendapat Mahmudi bahwa kinerja didefinisikan sebagai suatu bentuk yang hasil kerja itu sendiri (outcomes of work), karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat terhadap tujuan-tujuan strategic organisasi, kepuasan pelanggan, dan kontribusi ekonomi. Pengertian atau definisi kinerja menurut Moeheriono (2012:96) adalah sebagai berikut : “Kinerja berasal dari kata-kata job performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai oleh seseorang

Upload: phamdien

Post on 26-Jun-2018

261 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Hasil yang dicapai (prestasi) seorang karyawan dalam melakukan

suatu pekerjaan pada suatu organisasi disebut kinerja. Kinerja

menampakan kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk

menghasilkan apa yang dikerjakan agar menghasilkan kinerja yang baik,

seseorang harus memiliki kemampuan, kemauan, usaha serta dukungan

dari lingkungan. Kemauan dan usaha menghasilkan motivasi, kemudian

setelah ada motivasi seseorang akan menampilkan perilaku untuk bekerja.

Pengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu

konstruk (construct) yang bersifat multidimensional, pengukurannya juga

bervariasi tergantung pada kompleksitas faktor-faktor yang membentuk

kinerja. Menurut pendapat penulis arti kinerja berdasarkan pendapat

Mahmudi bahwa kinerja didefinisikan sebagai suatu bentuk yang hasil

kerja itu sendiri (outcomes of work), karena hasil kerja memberikan

keterkaitan yang kuat terhadap tujuan-tujuan strategic organisasi,

kepuasan pelanggan, dan kontribusi ekonomi.

Pengertian atau definisi kinerja menurut Moeheriono (2012:96)

adalah sebagai berikut :

“Kinerja berasal dari kata-kata job performance atau prestasi kerja

atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai oleh seseorang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

15

karyawan. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik

secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan

tugas tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan

sesuai dengan moral maupun etika.”

Menurut pendapat penulis definisi kinerja berdasarkan pendapat

Moeheriono adalah hasil kerja seseorang atau sekelompok orang di suatu

organisasi yang telah dicapai sesuai dengan kewenangan dan tanggung

jawab masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Keban (2004:191,192) Istilah kinerja diartikan sebagai

berikut :`

“Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering

diartikan oleh para cendekiawan sebagai “penampilan”, “unjuk

kerja”, atau “prestasi”. Kinerja ialah hanya mengacu pada

serangkaian hasil yang diperoleh seorang pegawai selama periode

tertentu dan tidak termasuk karakteristik pribadi pegawai yang

dinilai.”

Menurut Keban (2004:193) Pencapaian hasil kinerja sebenarnya

dapat dinilai menurut pelaku, yaitu hasil yang diraih oleh individu

(kinerja individu), oleh kelompok (kinerja kelompok), oleh institusi

(kinerja organisasi), dan oleh suatu program atau kebijakan (kinerja

program/kebijakan). Kinerja individu menggambarkan sampai seberapa

jauh seseorang telah melaksanakan tugas pokoknya sehingga dapat

memberikan hasil yang ditetapkan oleh kelompok atau institusi. Kinerja

kelompok menggambarkan sampai beberapa jauh suatu kelompok telah

melaksanakan kegiatan-kegiatan pokoknya sehingga mencapai hasil

sebagaimana ditetapkan institusi. Kinerja institusi berkenaan dengan

sampai beberapa jauh suatu institusi telah melaksanakan semua kegiatan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

16

pokok sehingga mencapai misi atau visi organisasi. Sedangkan kinerja

program atau kebijakan berkenaan dengan sampai seberapa jauh kegiatan-

kegiatan dalam program atau kebijakan telah dilaksanakan sehingga dapat

mencapai tujuan program atau kebijakan tersebut.

Menurut pendapat penulis definisi kinerja berdasarkan pendapat

Keban adalah serangkaian hasil yang diperoleh seorang pegawai selama

periode tertentu dan pencapaian hasil kinerja dinilai menurut pelaku, yaitu

hasil yang diraih oleh individu (kinerja individu), oleh kelompok (kinerja

kelompok), oleh institusi (kinerja organisasi), dan oleh suatu program

atau kebijakan (kinerja program/kebijakan).

Menurut Mahsun (2006:25) pengertian Kinerja adalah sebagai

berikut :

“Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang

dalam strategic planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering

digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan yang

telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau

target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau

target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat

diketahui karena tidak ada tolak ukurnya.”

Menurut pendapat penulis definisi kinerja berdasarkan pendapat

Mohamad Mahsun adalah suatu tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan dalam mewujudkan tujuan suatu organisasi.

Pengertian kinerja yang lain menurut Widodo (2005:78,79) adalah

sebagai berikut :

“Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya

sesuai dengan tanggungjawabnya dengan hasil seperti yang

diharapkan. Sementara itu, kinerja sebagai kata benda mengandung

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

17

arti “thing done”(suatu hasil yang telah dikerjakan). Kinerja dapat

dilihat sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi, visi, organisasi.”

Menurut pendapat penulis definisi kinerja berdasarkan pendapat

Widodo adalah suatu hasil kegiatan yang telah dikerjakan dan

disempurnakan sesuai dengan tanggungjawab masing-masing kelompok

organisasi demi mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi, organisasi.

Dalam Jurnal Roya Rashidi (2015) mengemukakan bahwa :

“Performance management system (PMS) defines m easurements

and develops performance in the most suitable and effective way to

enhance organization’s effectiveness. This effective system requires

managers to participate in a continuous process of planning,

coaching, assessing and reviewing.”

(Sistem manajemen kinerja mendefinisikan pengukuran dan

mengembangkan kinerja dalam yang paling cocok dan

cara yang efektif untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Sistem

yang efektif ini memerlukan manajer untuk berpartisipasi dalam

berkelanjutan proses perencanaan, pembinaan, menilai dan

meninjau).

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian kinerja menurut

penulis yaitu bahwa kinerja merupakan hasil kerja seseorang yang mampu

melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan usaha, kecakapan,

pengalaman dan kemampuannya baik dalam mengatur waktu maupun

menjalankan tugas itu sendiri dengan tanggungjawab untuk mencapai

tujuan tertentu. Kinerja juga merupakan suatu hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi,

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam

rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum, sesuai dengan moral dan etika. Dari bentuk

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

18

tanggungjawab dari suatu organisasi atau individu tertentu terhadap

wewenang yang telah diberikan agar dapat digunakan sebagaimana

mestinya dengan hasil sesuai yang diharapkan.

2. Pentingnya Kinerja

Definisi kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya

kinerja menurut Pasolong (2013 : 175-177) ialah :

(1) Tercapainya tujuan organisasi yang tidak bisa dilepaskan dari sumber

daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan

pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai

tujuan organisasi.

(2) Untuk mendorong tingkat kinerja pegawai yang paling efektif dan

produktif dalam interaksi sosial organisasi akan senantiasa terjadi

adanya harapan bawahan terhadap atasan atau sebaliknya.

(3) Upaya untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

(4) Untuk mengetahui kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu

dengan keahlian tertentu.

(5) Untuk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok

yang berkenaan melalui usaha-usaha yang sistemik dan meningkatkan

kemampuan organisasi secara terus-menerus untuk mencapai

kebutuhannya secara efektif.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

19

Dari lima pentingnya kinerja tersebut, maka betapa penting suatu

kinerja dalam organisasi untuk bisa mewujudkan tujuan-tujuan yang

dimiliki.

3. Penilaian Kinerja

Dari pengertian kinerja sebelumnya, dijelaskan bahwa kinerja

merupakan hasil pekerjaan yang dicapai dalam suatu organisasi, maka

selanjutnya penilaian kinerja yang merupakan kegiatan menilai atau

mengevaluasi hasil pekerjaan tersebut.

Penilaian kinerja menurut pendapat Pasolong (2013:182)

merupakan evaluasi keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam

menjalankan tugasnya. Jika penilaian kinerja terhadap birokrasi, berarti

evaluasi keberhasilan atau kegagalan birokrasi dalam menjalankan

tugasnya sebagai pelayan masyarakat.

Penilaian kinerja menurut pendapat Mahmudi (2005 : 14)

merupakan bagian penting dari proses pengendalian manajemen, baik

organisasi publik maupun swasta. Namun karena sifat dan karakteristik

organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta, penekanan, dan

orientasi penilaian kinerjanya pun terdapat perbedaan. Tujuan dilakukan

penilaian kinerja di sektor publik adalah :

a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

c. Memperbaiki kinerja periode berikutnya

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

20

d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam perbuatan keputusan

pemberian reward dan punishment.

e. Memotivasi pegawai

f. Menciptakan akuntabilitas publik

Pentingnya penilaian kinerja di sektor publik menurut Mahmudi

(2005 : 12) merupakan alat untuk menilai kesuksesan organisasi. Dalam

konteks organisasi sektor publik, kesuksesan organisasi itu akan

digunakan untuk menggunakan legitimasi dan dukungan publik.

Masyarakat akan menilai kesuksesan organisasi sektor publik melalui

kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan public yang relative

murah dan berkualitas. Pelayanan public tersebut yang menjadi bottom

line dalam organisasi sektor publik.

Menurut Mahmudi (2005: 21) ada 5 (lima) faktor yang

mempengaruhi dalam penilaian kinerja yaitu :

1) Faktor personal/individual, meliputi : pengetahuan, ketrampilan (skill),

kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu.

2) Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan

dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer

dan team leader.

3) Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,

kekompakan dan keeratan anggota tim.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

21

4) Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja, atau infrastruktur

yang diberikan oleg organisasi, dan kultur kinerja dalam organisasi.

5) Faktor kontekstual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal.

Menurut Jurnal Armediana Sukmarwati, diperoleh referensi bahwa:

“Kaitan antara administrasi publik dengan penilaian kinerja adalah

orientasi penilaian kinerja dalam konsep administrasi publik, yaitu

dalam pemerintahan mengikuti paradigma “reinventing govenment”

atau “post-bureaucratic”, yang mengutamakan pengukuran kinerja

pada hasil akhir atau tujuan serta visi organisasi, dan buan pada

kemampuan mandanai input dan menjalankan proses. Dan pada saat

ini tuntutan akan “good government” dalam standart penilaian

kinerja pemerintahan adalah mutlak.”

Jadi, pengertian penilaian kinerja menurut penulis berdasarkan

pendapat-pendapat para ahli di atas merupakan proses evaluasi kinerja

seseorang apakah berhasil atau gagal dengan tujuan untuk melihat

kemampuan pegawai dalam memberikan konstribusi pada fokus strategik

dari organisasi/birokrasi. Penilaian prestasi kerja meliputi dimensi

kinerja dan akuntabilitas pada setiap individu, unit organisasi maupun

keseluruhan unit-unit yang terkait baik di dalam organisasi maupun di

luar organisasi.

4. Indikator Kinerja

Menurut jurnal internasional Huner Sencan yang dikaji diperoleh

referensi bahwa:

“Monitoring of educational performance indicators for educators

(EPIE) has gained importance for those interested in designing

education processes appropriately, improving education, and

forming. these processes creatively and innovatively. The

importance of performance indicators which are mostly qualitative

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

22

yet sometimes quantitative, and she found that they are very

important tools for appraising education activities.”

(Pemantauan indikator kinerja pendidikan bagi pendidik (EPIE)

telah memperoleh pentingnya bagi mereka yang tertarik dalam

merancang proses pendidikan tepat, meningkatkan pendidikan, dan

membentuk. proses ini kreatif dan inovatif. Pentingnya indikator

kinerja yang sebagian besar kualitatif belum terkadang kuantitatif,

dan ia menemukan bahwa mereka adalah alat yang sangat penting

untuk menilai kegiatan pendidikan).

Pada dasarnya untuk mengoperasionalkan suatu konsep terdapat

beberapa indikator yang biasanya digunakan dalam mengukur kinerja

yaitu sebagai berikut :

Menurut Mahmudi (2005 : 159) indikator kinerja merupakan saran

atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas, kegiatan, atau

proses, dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends). Peran indikator

kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau

rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja

organisasi.

Beberapa syarat indikator kinerja yang baik menurut Mahmudi

(2005 : 161) antara lain : konsistensi, dapat diperbandingkan, jelas, dapat

dikontrol, kontinjensi, komprehensif, fokus, relevan, dan realistis.

Indikator kinerja menurut McDonald & Lawton dalam Ratminto

(2005 : 174) mengemukan bahwa kinerja dapat diukur dari output

oriented measures throughput (ukuran yang berorientasi pada hasil bukan

proses), efficiency (efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan

tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam

suatu penyelenggaraan pelayanan public), effectiveness (efektivitas adalah

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

23

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik itu dalam bentuk target,

sasaran jangka panjang maupun visi organisasi).

Sedangkan menurut Selim dan Woodward dalam Ratminto

(2005:174) kinerja dapat diukur dari beberapa indikator antara lain

workload/demand, economy, efficiency. effectiveness, dan equity. Dari

pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja dapat diukur dari beban

kerja/permintaan, ekonomi, efisien, efektivitas dan kewajaran.

Sementara dari Dwiyanto (2002:48-49) mengemukakan indikator-

indikator kinerja antara lain :

1) Produktivitas

Produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga

efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai

rasio antara input dan output. Konsep produktivitas dirasa terlalui sempit

dan kemudian mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang

lebih luas dengan memasukan seberapa besar pelayanan publik itu

memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja yang

penting. Indikator produktivitas secara luas digunakan untuk mengukur

dan mengetahui output atau keluaran yang dihasilkan oleh suatu

organisasi pada suatu periode waktu tertentu.

2) Kualitas Pelayanan

Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting

dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak

pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi muncul karena

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

24

ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari

instansi dinas pendidikan, pemuda dan olah raga.

3) Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali

kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan

mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan

kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukan ke dalam

salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung

menggambarkan kemampuan instansi dinas pendidikan, pemuda dan olah

raga dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat.

4) Responsibilitas

Lenvine dalam Dwiyanto (2002:49) menyatakan bahwa

responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan instansi dinas

pendidikan, pemuda dan olah raga itu dilakukan sesuai dengan prinsip-

prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi,

baik yang eksplisit maupun implisit. Oleh karena itu, responsibilitas bisa

saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.

5) Akuntabilitas

Akuntabilitas berhubungan dengan seberapa besar kebijakan dan

kegiatan instansi dinas pendidikan, pemuda dan olah raga tunduk pada

para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa

para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

25

akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat. Kinerja sebaiknya

harus dinilai dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang

berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan instansi dinas pendidikan,

pemuda dan olah raga memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan

itu dianggap benar dan sesuai dengan norma yang berkembang dalam

masyarakat.

Indikator kinerja menurut Kumorotomo (Pasolong, 2013 : 180)

yakni sebagai berikut :

1) Efisiensi

Efisiensi yaitu menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan

organisasi pelayanan publik mendapatkan laba, memanfaatkan faktor-

faktor produksi serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas

ekonomi.

2) Efektivitas

Efektivitas yaitu apakah tujuan yang didirikannya organisasi

pelayanan publik tersebut tercapai? Hal tersebut erat kaitannya dengan

rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi serta fungsi agen

pembangunan.

3) Keadilan

Keadilan yaitu mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang

diselenggarakan oleh organisasi pelayanan publik. Kriteria ini erat

kaitannya dengan konsep ketercukupan atau kepantasan.

4) Daya Tanggap

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

26

Daya tanggap yaitu berlainan dengan bisnis yang dilaksanakan oleh

perusahaan swasta, organisasi pelayanan publik merupakan bagian dari

daya tanggap Negara atau pemerintah akan kebutuhan masyarakat yang

mendesak.

Holloway (Pasolong, 2013 : 181) menyebutkan bahwa indikator

kinerja dapat berupa akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, dan equity

(keadlian). Dijelaskan lebih jauh bahwa ada juga indikator konvensional

kinerja yang berupa tingkat profitabilitas, kepuasan stakeholder, kepuasan

pelanggan.

Dalam Jurnal Mario Plebani (2015) mengemukakan bahwa : “The

acceptability of a performance indicator should be based on observed

and/or expected outcomes in relation to the purpose for which it is to be

used.” (Penerimaan indikator kinerja harus berdasarkan hasil pengamatan

dan / atau diharapkan dalam kaitannya untuk tujuan yang akan

digunakan).

B. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

1. Pengertian Program BOS

Pemerintah membuat suatu kebijakan yaitu menciptakan program

BOS yang merupakan realisasi dari Undang- Undang Sistem Pendidikan

Nasional (UUSPN) yaitu UU No. 20 Tahun 2003 yang mulai berlaku

pada tanggal diundangkan yaitu pada tanggal 8 Juli 2003. Isi UUSPN ini

menyatakan bahwa semua negara diwajibkan memberikan pendidikan

dasar yang bermutu secara gratis kepada semua warga negaranya. Dalam

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

27

Bab VIII mengenai Wajib Belajar Pasal 34 UUSPN dinyatakan bahwa

pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib

belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.

Oleh karena itu biaya/dana pendidikan sangat mempengaruhi kualitas

suatu pendidikan di samping adanya ketersediaan tenaga pendidik.

Karena dengan dana tersebut sekolah dapat melengkapi sarana dan

prasarana yang menunjang bagi proses kegiatan belajar mengajar.

Pengertian program menurut Arikunto (1988 : 1) program adalah

sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

BOS atau Bantuan Operasional Sekolah adalah program

pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya

operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana

program wajib belajar.

Maka dapat disimpulkan bahwa Program BOS adalah sederetan

kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah yang pada dasarnya adalah

untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan

pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar untuk

mencapai suatu tujuan tertentu secara umum yaitu untuk meringankan

beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang

Pendanaan Pendidikan, biaya non personalia adalah biaya untuk bahan

atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

28

daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang

lembur, transportasi, konsumsi, pajak dll. Namun demikian, ada beberapa

jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai

dengan dana BOS.

Sumber : Petunjuk teknis program bantuan operasional sekolah 2015

Menurut Peraturan Mendiknas nomor 69 Tahun 2009 tentang

standar biaya operasi nonpersonalia tahun 2009, standar biaya operasi

nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai

kegiatan operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari

keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan

kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai Standar

Nasional Pendidikan. Program BOS adalah program pemerintah yang

pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi

nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program

wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi

dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.

Sumber : http://bos.kemdikbud.go.id/home/about tanggal akses 9 Oktober

2015

2. Kinerja Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Sebelumnya penulis telah membahas pengertian Kinerja dan

pengertian program BOS. Maka dapat disimpulkan bahwa Kinerja

Program BOS adalah hasil kerja sederetan kegiatan yang telah dilakukan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

29

oleh pemerintah yang pada dasarnya merupakan program pemerintah

untuk penyediaan pendanaan bagi satuan pendidikan dasar yaitu standar

biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi non personalia

selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan.

Program BOS juga sebagai pelaksana program wajib belajar 9 tahun,

untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara umum yaitu untuk

meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan agar

satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur

dan berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan. Satuan pendidikan

yang dimaksud adalah pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib

belajar 9 tahun. Melalui Kinerja Program BOS yang terkait pendidikan

dasar 9 tahun tersebut, setiap pengelola program pendidikan harus

memperhatikan salah satunya yang paling utama ialah BOS harus menjadi

sarana penting untuk meningkatkan akses pendidikan dasar 9 tahun yang

bermutu.

Pelaksanaannya sesuai dengan yang mampu melaksanakan tugas-

tugas yang diberikan dengan usaha, kecakapan, pengalaman dan

kemampuannya baik dalam mengatur waktu maupun menjalankan tugas

itu sendiri dengan tanggungjawab masing-masing untuk mencapai tujuan

tertentu. Sehingga Kinerja Program BOS dapat dilihat dari pelaksanaan

dan hasil kerja yang sesuai, tepat sasaran dan tercapai tujuan yang

dikehendaki.

3. Tujuan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

30

Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban

masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar

9 tahun yang bermutu, serta berperan dalam mempercepat pencapaian

Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada sekolah-sekolah yang belum

memenuhi SPM, dan pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP)

pada sekolah-sekolah yang sudah memenuhi SPM.

Secara khusus program BOS bertujuan untuk:

1. Membebaskan pungutan bagi seluruh peserta didik SD/SDLB negeri dan

SMP/SMPLB/SD-SMP Satap/SMPT negeri terhadap biaya operasi

sekolah;

2. Membebaskan pungutan seluruh peserta didik miskin dari seluruh

pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta;

3. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi peserta didik di sekolah

swasta.

Sumber : Petunjuk teknis program bantuan operasional sekolah 2015

4. Indikator Kinerja Program BOS

Indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur Kinerja Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga dalam Program Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) Sekolah Menengah Pertama Negeri Tahun Anggaran 2015

di Kota Surakarta adalah efektivitas, responsivitas, responsibilitas dan

akuntabilitas menurut Agus Dwiyanto (2002:48-49) dan Kumorotomo

(Harbani, 2013 : 180). Alasan pemilihan keempat indikator tersebut

adalah dengan alasan keempat indikator tersebut banyak disebutkan oleh

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

31

para tokoh sebagai indikator kinerja dan relevan atau berhubungan

dengan penelitian yang digunakan sebagai tolak ukur dalam kinerja

organisasi publik. Berikut uraian indikator-indikator yang dipilih :

1) Efektivitas

Efektivitas merupakan indikator untuk menilai kinerja organisasi

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa.

Efektivitas menurut Kumorotomo (Harbani, 2013 : 180) yaitu apakah

tujuan yang didirikannya organisasi pelayanan publik tersebut tercapai?

Hal tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan

organisasi serta fungsi agen pembangunan.

Menurut Sutrisno (2010 : 176) Proses terjadinya efektivitas

organisasi, dikatakan efektif bila mencapai tujuan artinya efektivitas dari

kelompok (organisasi) bila tujuan kelompok tersebut dapat dicapai sesuai

dengan kebutuhan yang direncanakan. Efektivitas dalam Mahmudi

(2005:92) merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Semakin

besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif

organisasi, program, atau kegiatan. Henry, Brian, dan White (S.A.

Wibowo, 1994:65), mengemukakan beberapa kriteria untuk mengukur

efektivitas, yaitu:

a) Waktu pencapaian.

b) Tingkat pengaruh yang diinginkan.

c) Perubahan perilaku masyarakat.

d) Pelajaran yang diperoleh para pelaksana proyek.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

32

e) Tingkat kesadaran masyarakat akan kemampuan dirinya.

Berdasarkan uraian tentang konsep efektivitas di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa efektivitas Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

(Dikpora) Kota Surakarta merupakan tingkat keberhasilan Dikpora dalam

melaksanakan tugas atau kegiatannya sehingga tujuan yang telah

ditetapkan atau direncanakan dapat tercapai.

2) Responsivitas

Menurut Dwiyanto (2002:48-49) Responsivitas adalah kemampuan

organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan

prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan

publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Responsivitas adalah daya tanggap penyedia layanan terhadap

harapan, keinginan, aspirasi masyarakat maupun tuntutan pengguna

layanan. Zeithaml, Parasuraman dan Berry dalam Ratminto dan Atik

(2007;175-176) memberi batasan responsivitas adalah kerelaan untuk

menolong pengguna layanan dan menyelenggarakan pelayanan secara

ikhlas.

Hal tersebut seperti yang ungkapkan Dwiyanto (2006 : 63) bahwa

dalam operasionalisasinya responsivitas pelayanan publik dijabarkan

menjadi beberapa kriteria yaitu :

a. Terdapat tidaknya keluhan dari pengguna jasa selama satu tahun

terakhir.

b. Sikap aparat birokrasi dalam merespon keluhan dari pengguna jasa.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

33

c. Penggunaan keluhan dari pengguna jasa sebagai referensi bagi

perbaikan penyelenggaraan pelayanan pada masa mendatang.

d. Berbagai tindakan aparat birokrasi untuk memberikan kepuasan

pelayanan kepada pengguna jasa.

e. Penempatan penggunaan jasa oleh aparat birokrasi dalam sistem

pelayanan yang berlaku.

Respon yang diharapkan masyarakat dalam program BOS, adalah

daya tanggap (Dikpora) dalam melayani dan memenuhi semua kebutuhan

masyarakat dengan cepat dan tanpa prosedur yang berbelit-belit serta tepat

waktu sesuai SPM (Standar Pelayanan Minimal). Sehingga sikap responsif

(Dikpora) dapat dilihat dari sikap para pegawai (Dikpora) dalam

menanggapi kebutuhan masyarakat; kesesuaian antara tanggapan

(Dikpora) terhadap kebutuhan dengan harapan dan aspirasi dari

masyarakat; upaya-upaya yang dilakukan (Dikpora) dalam menanggapi

keluhan-keluhan masyarakat dan fasilitas yang dapat menunjang

responsivitas Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota

Surakarta.

3) Responsibilitas

Lenvine dalam Dwiyanto (2002:49) menyatakan bahwa

responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan instansi dinas

pendidikan, pemuda dan olah raga (Dikpora) itu dilakukan sesuai dengan

prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan

organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

34

Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu

dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan-ketentuan

administrasi dan organisasi yang benar dan telah ditetapkan.

Responsibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar

proses penyelenggaraan pelayanan sesuai norma-norma yang berkembang

dalam masyarakat.

Responsibilitas berkenaan dengan pelayanan Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Surakarta dalam melaksanakan

program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bersifat melayani dan

mengayomi untuk melaksanakan pemenuhan kebutuhan masyarakat

diharapkan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau

sesuai dengan kebijakan organisasi yang telah ditetapkan sehingga tidak

ada penyimpangan maupun penyalahgunaan wewenang.

4) Akuntabilitas

Menurut Moeheriono (2012: 99) Akuntabilitas berasal dari kata

bahasa Inggris, Acountability yang mempunyai arti pertanggung jawaban.

Akuntabilitas merupakan suatu hubungan antara pihak yang

mengendalikan dengan pihak pengelola entitas, secara formal, memiliki

hak atau kekuasaan masing-masing tersebut. Pada hakikatnya,

akuntabilitas adalah kewajiban pemberian pertanggung jawaban kepada

pihak yang memberi, untuk menjelaskan dan memberikan alasan atas

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

35

tindakan-tindakan yang telah dilakukan atas hasil upayanya dalam

melaksanakan tugas atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Widodo (2005) kriteria Akuntabilitas ialah :

a. Tepat Sasaran

b. Penerapan Skala Prioritas

c. Sistem Kontrol yang Ketat

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Surakarta

dalam melaksanakan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dapat

dipertanggungjawabkan karena menyangkut beberapa stakeholder

terutama kepada masyarakat sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat

tercapai.

Menurut jurnal Hetti F. Manurung yang dikaji sebagai acuan,

diperoleh referensi bahwa:

“Pemerintah secara terus menerus melakukan upaya, antara lain

melalui penanganan penuntasan terhadap Wajib Belajar Pendidikan

Dasar 9 Tahun. Kebijakan pembangunan bidang pendidikan dalam

kurun waktu 2004-2009 diprioritaskan pada peningkatan akses

masyarakat terhadap pendidikan dasar yang lebih berkualitas.

Program BOS dikembangkan terkait hal tersebut seperti Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS), adanya pengurangan subsidi BBM.

Dikarenakan dana BOS langsung disalurkan ke sekolah, maka peran

kepala sekolah dalam manajemen BOS menjadi penting terutama

dalam perancangan dan implementasi Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).”

Menurut Jurnal Taufiq Rahman Ilyas, yakni sebagai berikut :

“Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi instrument utama

dalam terselenggarakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Pelaksanaan program BOS setelah sekian lama dari tahun ketahun

mendapatkan evaluasi tetapi kenyataannya keefektifan dari tujuan

sasaran yang dituju masih belum maksimal, banyaknya tantangan

dan kendala dalam transparansi serta akuntabilitas dari berbagai

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

36

lembaga yang menangani masih banyak perlu dievaluasi, baik oleh

lembaga sekolah maupun lembaga lain sehingga setidaknya sedikit

banyak dapat mengetahui seberapa besarkah manfaat dan cakupan,

pemerataan dari anggaran BOS bagi siswa/siswi miskin atau kurang

mampu.”

C. Penelitian Terdahulu

Ignatia Rumajar, 2014, Universitas Sariputera Indonesia Tomohon,

meneliti tentang ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG

MEMENGARUHI KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS

KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TOMOHON.

Penelitian ini di lakukan di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Tomohon, yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa faktor

– faktor yang memengaruhi kinerja pegawai pada Kantor Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tomohon. Masalah Utama penelitian

adalah faktor yang memengaruhi kinerja pegawai. Metode penelitian yang

digunakan adalah deskriptif analitis dengan alat pengumpulan data berupa

angket dan wawancara dengan responden seluruh pegawai Pada Kantor

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tomohon. Dari hasil penelitian

dan analisis data menunjukan bahwa faktor pendidikan dan pengalaman

kerja sangat berpengaruh pada kinerja pegawai.

Fatimatuz Zahro, 2012, Universitas Diponegoro, meneliti tentang

ANALISIS KINERJA PEGAWAI DALAM PENYALURAN DANA

BOS TAHUN 2011 DI DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG

Pelaksanaan program BOS di Dinas Pendidikan Kota Semarang dilakukan

oleh suatu bidang yaitu sering dikenal dengan sebutan MONBANG

(Monitoring dan Pengembangan). Kinerja pegawai yang belum optimal

terlihat dari pegawai yang tidak tepat waktu dalam menyelesaikan

pekerjaannya, kurangnya kemandirian pegawai dalam menyelesaikan

pekerjaan, kurangnya pemerataan pembagian beban kerja antar pegawai,

serta minimnya kompensasi. Hal tersebut mengindikasikan rendahnya

kinerja pegawai kemungkinan berasal dari motivasi dan kemampuan

pegawai. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Keith Davis

bahwa kinerja merupakan fungsi dari kemampuan dan motivasi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Metode ini digunakan untuk menganalisis kinerja pegawai, menjelaskan

faktor penghambat dan pendorong kinerja serta untuk mengetahui upaya-

upaya dalam peningkatan kinerja pegawai. Penulis menemukan

permasalahan yang dapat menghambat kinerja pegawai yaitu kuantitas

kerja, fasilitas kantor, imbalan serta ketrampilan pegawai. Sedangkan

faktor pendorong kinerja yaitu kualitas kerja, kemandirian, ketepatan

waktu, lingkungan kerja, tingkat pendidikan serta pengalaman kerja.

Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja

pegawai khususnya pada Tim Manajemen BOS Tahun 2011 yaitu

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

37

memperbaiki aturan pembagian beban kerja pegawai agar lebih merata,

memperbaiki jaringan komputer yaitu dengan cara meningkatkan

kecepatan jaringan sehingga komputer yang ada bisa beroperasi dengan

baik, memberikan pelatihan kemampuan serta bimbingan yang lebih

intens khususnya kepada pegawai yang berusia >50 tahun agar bisa

mengoperasikan komputer dengan baik.

1. Matriks Kajian Terdahulu

Judul Penulis Jenis dan Metode

Penelitian Isi Penelitian Relevansi

1. A Review of

Performance

Management

System

Roya

Rashidi

Jenis dan metode

penelitian yang

digunakan adalah

objektif.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

Manajemen Kinerja

telah menjadi pusat

perhatian dalam

organisasi selama

bertahun-tahun karena

ada hubungan langsung

antara dirancang dengan

baik manajemen kinerja,

pertumbuhan kinerja

karyawan, dan

efektivitas organisasi.

Perbedaan

pada jenis

dan metode

penelitian

objektif.

Persamaan

pada kinerja

organisasi.

2.Performance

Criteria and

Quality

Indicators for

the pre-

analytical phase

(Kriteria Kinerja

dan Indikator

Kualitas untuk

Tahap Pra-

analitis)

Mario

Plebani,

Laura

Sciacovelli,

Ada Aita,

Michela

Peloso, and

Maria

Laura

Chiozza

Jenis dan metode

penelitian yang

digunakan adalah

menetapkan tujuan

objektif dalam

praktek rutin, dan

khususnya dalam

mengukur,

mencatat dan

meningkatkan

kinerja

laboratorium.

Hasil penelitian ini

menunjukkan adanya

implementasi dan

monitoring dari

spesifikasi yang

berharga kualitas

analitis telah

memainkan peranan

penting dalam

meningkatkan kualitas

pelayanan kinerja

laboratorium dan

mengurangi tingkat

kesalahan analitis.

Perbedaan

pada jenis

dan metode

penelitian

objektif.

Persamaan

pada kinerja.

3. Monitoring of

Educational

Performance

Indicators in

Higher

Education: A

Comparison of

Huner

Sencana

dan A.

Tugba

Karabulutb

Jenis dan metode

penelitian yang

digunakan adalah

menentukan

indikator objektif

yang mengukur

tingkat kinerja

Hasil penelitian ini

menunjukkan tidak ada

hubungan yang

signifikan secara

statistik ditemukan

antara skor komponen

rata-rata administrator

Perbedaan

pada jenis

dan metode

penelitian

objektif.

Persamaan

pada kinerja

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

38

Perceptions

(Indikator

Kinerja

Pemantauan

Pendidikan

Pendidikan

Tinggi: Sebuah

Perbandingan

Persepsi)

guru diperlukan

untuk menjaga

jaminan kualitas.

Penelitian ini pada

dasarnya

deskriptif, tetapi

juga dapat

didefinisikan

sebagai penelitian

inferensial, yang

meliputi pengujian

hipotesis tertentu.

keanekaragaman uni dan

anggota fakultas, dan

tidak ada hubungan

yang signifikan secara

statistik ditemukan

antara skor komponen

rata-rata universitas

negeri dan swasta.

Namun, hubungan yang

signifikan secara

statistik yang ditemukan

antara dua faktor dari

skor penilaian diri EPIE

ini.

pendidikan.

4.Pelaksanaan

Program Dana

Bantuan

Operasional

Sekolah (BOS)

Hetti F.

Manurung

dan

Achmad

Hidir

Penelitian ini

menggunakan

metode deskriptif

kualitatif. Data

dikumpulkan

dengan wawancara

dan selanjutnya

dikategorisasikan

menurut

kategorisasi

tahapan

implementasi.

Hasil penelitian ini

menunjukkan

implementasi program

BOS pada tahap

pelaksanaan secara

umum diwarnai oleh

beberapa praktik yang

kurang sesuai dengan

ketentuan dalam

Panduan Pelaksanaan

BOS 2009. Selain itu

secara administratif

pengelolaan BOS di

sekolah belum

transparan dan sikap

yang kurang positif dari

pengelola sekolah.

Perbedaan

pada

implementasi

program

BOS tahun

2009.

Persamaan

pada metode

penelitian

deskriptif

kualitatif dan

program

BOS.

5. Evaluasi

Implementasi

Program

Bantuan

Operasional

Sekolah Dasar

Taufiq

Rahman

Ilyas,

Tjahjanulin

Domai,

Muhammad

Shobaruddi

n

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kilas

Hasil penelitian ini

menunjukkan masih

saja terdapat

permasalahan pada

implementasi

penyelenggaraan

program Bantuan

Operasional Sekolah

(BOS) di Sekolah Dasar

(SD), sehingga apa yang

menjadi visi misi dari

sasaran program tersebut

belum mencapai

keberhasilan.

Perbedaan

pada lokasi

penelitian di

sekolah dasar

(SD).

Persamaan

pada metode

penelitian

deskriptif

kualitatif dan

program

BOS.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

39

peristiwa pada masa sekarang.

6. Analisis

Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Kinerja Pegawai

pada Kantor

Dinas

Kebudayaan dan

Pariwisata Kota

Tomohon.

Ignatia

Rumajar,

Dr. Joost

Rumampu,

Dolvie

Tutu

Metode penelitian

yang digunakan

adalah deskriptif

analitis dengan

alat pengumpulan

data berupa

angket dan

wawancara

dengan

responden seluruh

pegawai Pada

Kantor Dinas

Kebudayaan dan

Pariwisata Kota

Tomohon.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

faktor pendidikan dan

pengalaman kerja

sangat berpengaruh pada

kinerja pegawai.

Perbedaan

pada lokasi

penelitian.

penelitian

Persamaan

pada kinerja.

7. Analisis

Kinerja Pegawai

dalam

Penyaluran Dana

BOS Tahun

2011 di Dinas

Pendidikan Kota

Semarang.

Fatimatuz

Zahro

Penelitian ini

menggunakan

metode penelitian

kualitatif

deskriptif. Metode

ini digunakan

untuk

menganalisis

kinerja pegawai,

menjelaskan faktor

penghambat dan

pendorong kinerja

serta untuk

mengetahui upaya-

upaya dalam

peningkatan

kinerja pegawai.

Hasil penelitian

menemukan

permasalahan yang

dapat menghambat

kinerja pegawai yaitu

kuantitas kerja, fasilitas

kantor, imbalan serta

ketrampilan pegawai.

Sedangkan faktor

pendorong kinerja yaitu

kualitas kerja,

kemandirian, ketepatan

waktu, lingkungan kerja,

tingkat pendidikan serta

pengalaman kerja.

Perbedaan

pada BOS

tahun 2011.

Persamaan

pada metode

penelitian

kualitatif

dan program

BOS di dinas

pendidikan.

8. Analisis

Kinerja Pegawai

di Kecamatan

Gunungpati

Kota Semarang

Armediana

Sukmarwat,

Dra.

Margarerha

Suryaningsi

h, MS. , Dr.

Ida Hayu

DM, MM

Penelitian ini

menggunakan

penelitian

kualitatif.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

kinerja pegawai

kecamatan gunung pati

termasuk unggul, ini

dapat dilihat dari

beberapa fenomena

yang menunjukkan

kinerja unggul.

Perbedaan

pada lokasi

penelitian di

kecamatan.

Persamaan

penelitian

pada kinerja.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

40

D. Kerangka Berpikir

Sesuai ketentuan realisasi dari Undang- Undang Sistem Pendidikan

Nasional (UUSPN) yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yang mulai berlaku pada tanggal

diundangkan yaitu pada tanggal 8 Juli 2003. Isi UUSPN ini menyatakan

tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa semua negara diwajibkan

memberikan pendidikan dasar yang bermutu secara gratis kepada semua

warga negaranya. Departemen Pendidikan Nasional berkewajiban untuk

mencapai Visi Pendidikan Nasional yaitu terwujudnya sistem pendidikan

sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan

semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang

berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman

yang selalu berubah. Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut,

Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025 menghasilkan Insan

Indonesia Cerdas dan Kompetitif.

Program BOS diadakan oleh pemerintah pusat sejak tahun 2005

untuk mengurangi beban biaya pendidikan di Indonesia, khususnya bagi

siswa miskin. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tujuan secara

umum program BOS ialah untuk meringankan beban masyarakat terhadap

pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang

bermutu, serta berperan dalam mempercepat pencapaian Standar

Pelayanan Minimal (SPM) pada sekolah-sekolah yang belum memenuhi

SPM, dan pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada sekolah-

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

41

sekolah yang sudah memenuhi SPM. Dalam rangka wajib belajar 9 tahun

tersebut maka BOS disalurkan ke tingkat Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah Pertama dan sampai tingkat Sekolah Menengah Atas. Tujuan

secara khusus program BOS ialah untuk : 1) Membebaskan pungutan bagi

seluruh peserta didik, 2) Membebaskan pungutan seluruh peserta didik

miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, dan 3) Meringankan

beban biaya operasi sekolah bagi peserta didik di sekolah swasta.

Di tahun 2015 program BOS mengalami perubahan mekanisme

penyaluran langsung diterima dari pemerintah pusat oleh sekolah melalui

rekening. Perubahan tersebut tentu membutuhkan bantuan dari Dinas

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta, sebagai induk dari

sekolah. Pada perubahan mekanisme ini, adanya masalah penyalahgunaan

dana BOS. Dalam pelaksanaan program BOS peneliti memilih di tingkat

Sekolah Menengah Pertama Negeri karena dalam rangka wajib belajar 9

tahun pendidikan terakhir miminal di tingkat Sekolah Menengah Pertama

dan sekolah Negeri merupakan sekolah pemerintah atau sektor publik.

Dalam pelaksanaan program BOS tentu tidak terlepas dari adanya

kesulitan maupun keluhan dari pihak sekolah yang juga merupakan salah

satu faktor penghambat dalam pelaksanaan program BOS. Untuk

mengetahui kemampuan aparat Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kota Surakarta dalam mengatasi kesulitan dan keluhan tersebut, maka

peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana kinerja Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

42

Sesuai dengan indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur

Kinerja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dalam Program Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) Sekolah Menengah Pertama Negeri Tahun

Anggaran 2015 di Kota Surakarta, yaitu Efektivitas, Responsivitas,

Kualitas Pelayanan, dan Akuntabilitas.

Pemerintah telah menetapkan kebijakan Peraturan Menteri

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 161 Tahun 2014

Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dan Pertanggungjawaban

Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2015

bahwa untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan

pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 (sembilan) tahun yang bermutu,

pemerintah mengalokasi Bantuan Dana Operasional Sekolah (BOS)

Tahun anggaran 2015. Dengan adanya petunjuk bertujuan untuk :

a. Penggunaan dana BOS tepat sasaran dalam mendukung

penyelenggaraan wajib belajar 9 tahun secara efektif dan efisien; dan

b. Pertanggungjawaban keuangan dana BOS dilaksanakan dengan tertib

administrasi, transparan, akuntabel, tepat waktu, serta terhindar dari

penyimpangan.

Dengan adanya Petunjuk Teknis (Juknis) 2015, maka tiap sekolah-

sekolah terutama pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

dinas pendidikan di kota Surakarta dapat meningkatkan kinerja dalam

program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada tahun 2015.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1113024_bab2.pdfPengertian kinerja menurut Mahmudi (2005:6) merupakan suatu konstruk (construct)

43

Gambar 1.1

Kerangka Berpikir

Kinerja Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga di

Kota Surakarta :

1. Efektivitas

2. Responsivitas

3. Responsibilitas

4. Akuntabilitas

Pelaksanaan Program BOS di

SMP Negeri Kota Surakarta

Masalah penggunaan dana

BOS disalah gunakan

Kebijakan Peraturan Pemerintah

Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 161 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Penggunaan

dan Pertenggungjawaban

Keuangan Dana Bantuan

Operasioanal Sekolah (BOS)

Tahun Anggaran 2015.